after care tu mamae

31
BAB I STATUS PASIEN I.1. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. N Usia : 48 tahun Pendidikan : SD Status pernikahan: Menikah Pekerjaan : Swasta Agama : Islam Alamat : Kupang Lor 07/03 Ambarawa, Semarang Tanggal Masuk : 16 Oktober 2013 Tanggal Pulang : Oktober 2013 I.2. DATA DASAR I.2.1. Anamnesis (Subjektif) Autoanamnesis Keluhan Utama : Benjolan di payudara kanan Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh terdapat benjolan di payudara kanan sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan terasa kemeng hilang timbul, timbul saat capek. Nyeri (-), cairan dari puting (-), nyeri kepala (-), epilepsi (-), paralisis (-), sesak nafas (-), mual (-), muntah (-), kekuningan (-), nyeri tulang (-), penurunan berat badan disangkal. 1

Upload: rizki-rahmiana-harahap

Post on 23-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

medis

TRANSCRIPT

BAB I

STATUS PASIEN

I.1. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. N

Usia : 48 tahun

Pendidikan : SD

Status pernikahan: Menikah

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Alamat : Kupang Lor 07/03 Ambarawa, Semarang

Tanggal Masuk : 16 Oktober 2013

Tanggal Pulang : Oktober 2013

I.2. DATA DASAR

I.2.1. Anamnesis (Subjektif)

Autoanamnesis

Keluhan Utama : Benjolan di payudara kanan

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluh terdapat benjolan di payudara kanan sejak 3 bulan

yang lalu. Benjolan terasa kemeng hilang timbul, timbul saat capek. Nyeri

(-), cairan dari puting (-), nyeri kepala (-), epilepsi (-), paralisis (-), sesak

nafas (-), mual (-), muntah (-), kekuningan (-), nyeri tulang (-), penurunan

berat badan disangkal.

Riwayat Peyakit Dahulu :

- Pasien pernah mengalami keluhan yang sama sudah dioperasi 10 bulan yang

lalu tapi asien tidak membawa jaringan yang sudah di eksisi untuk diperiksa

ke patologi anatomi apakah jinak atau ganas.

- Usia menarche <12 tahun (-)

- Terapi hormonal (+), pasien rutin menggunakan kb suntik sudah 21 tahun

lamanya

- Ca payudara kontralateral (-)

1

- Siklus haid terhadap ukuran tumor (-)

- Pasien sudah tidak menstruasi sejak 20 tahun lalu

- Riw. Kehamilan: G0P2A0

- Radiasi daerah dada (-)

- Kontrasepsi : suntik KB/3 bulan

- Riw. hipertensi dan diabetes disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :

- Ibu (-)

- Saudara perempuan (-)

- Ca lain (-)

Riwayat Sosio Ekonomi & Pribadi

- Pasien kelas III, sudah menikah, kesan ekonomi cukup

- Merokok (-)

- Konsumsi alkohol (-)

- Pola makan seimbang

- Olahraga (-)

- Pasien sering makan gorengan

RPO : belum pernah diobati

I.2.2. PEMERIKSAAN FISIK (Obyektif)

Tanggal 16 Oktober 2013

Keadaan umum : sakit ringan

Kesadaran : E4V5M6

Tanda vital :

- TD : 140/90 mmHg

- Nadi : 72 x/menit

- Suhu : 36,60C

- RR : 24 x/menit

Kepala

- Bentuk : Mesocephal

- Rambut : distribusi merata, warna abu-abu dan hitam, tidak mudah

dicabut

- Mata : konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

2

- Hidung : deviasi septum (-), discharge (-/-), nafas cuping hidung (-)

- Telinga : discharge (-/-), kelainan bentuk (-/-)

- Mulut : mukosa (n), lidah (n), tonsil T1/T1

Leher

- KGB : dbn

- Thyroid : dbn

Thorax

- Pulmo

I : Normochest, simetris statis dan dinamis, retraksi intercostae(-)

P : Fremitus taktil kanan = kiri

P : Sonor di seluruh lapang paru

A : Vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

- Cor

I : simetris statis dan dinamis, iktus kordis tidak tampak

P : Iktus cordis tidak kuat angkat

P : batas jantung normal

A : BJ I/II (n), regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

- I : bentuk perut datar, distensi (-)

- A : Bising usus (+) 8x/menit (normal)

- P : supel, NT (-), hepar (n), lien (n)

- P : timpani seluruh lapang abdomen kecuali pada regio hypocondrium

dextra (hepar pekak)

Ekstremitas:

Akral hangat, edema tungkai (-), sianosis (-),capilary refill <2detik

Status lokalis (mamae dextra et sinistra)

a. Posisi duduk (tangan menggantung dan tangan diangkat) dan posisi

berbaring

Inspeksi:

Bentuk mamae dextra lebih kecil dibandingkan yang kiri. Adanya

bekas luka operasi di payudara kanan. kelainan papilla (-), retraksi

3

puting susu (-), kelainan kulit (permukaan sedikit tidak rata), ulserasi

(-), tanda-tanda radang (-).

Palpasi:

Terdapat benjolan di bawah areola mamae, ukuran d ± 5 cm,

konsistensi keras, batas tegas, bentuk tidak beraturan, imobile, nyeri

tekan (-).

b. KGB aksila, supraclavicula dan infraclavicula tidak teraba (dbn)

c. T2 N0 MO

I.2.3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Hb 12,5 g/dl 12 - 16

Leukosit 7,6 ribu 4,5 – 10,3

Eritrosit 4,95 juta 4 - 6,2

Hematokrit 38,2 % 37 - 43

Trombosit 310 ribu 150 - 400

MCV 77,5 mikro 80 - 90

MCH 25,3 pg 27 - 34

MCHC 32,7 g/dl 32 - 36

RDW 13,5 % 10 - 16

MPV 8,1 mikro 7 - 11

Limfosit 2,0 x 103 mikro L 1,7 - 3,5

Monosit 0,6 x 103 mikro L 0,2 - 0,6

Granulosit 5,0 x 103 mikro L 2,5 - 7

Limfosit 26,3 % 25 - 35

Monosit 7,6 % 4 - 6

Granulosit 66,1 % 50 - 80

PCT 0,251 % 0,2 - 0,5

PDW 14,7% 10 - 18

Golongan Darah B A B O

Clotting Time 3 : 00 3 - 5

4

Bleeding Time 1 : 00 1 - 3

Gula Darah

Sewaktu

96 70 - 100

Ureum 20,8 10 - 50

Kreatinin 0,90 0,62 – 1,1

SGOT 16 U/ L 6 - 21

SGPT 22 IU/ L 4 - 20

HBsAg Non Reaktif Non Reaktif

Tabel 1. Pemeriksaan laboratorium

I.3. RESUME

S (Subjective)

Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan di payudara kiri sejak

3 bulan yang lalu. Pasien mengeluh terdapat benjolan di payudara kanan

sejak 3 bulan yang lalu. Benjolan terasa kemeng hilang timbul, timbul saat

capek. Nyeri (-), cairan dari puting (-), nyeri kepala (-), epilepsi (-), paralisis

(-), sesak nafas (-), mual (-), muntah (-), kekuningan (-), nyeri tulang (-),

penurunan berat badan disangkal. Tidak ada riwayat tumor payudara di

keluarga.

O (Objective)

Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tampak sakit ringan dengan

kesadaran compos mentis. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan

darah 140/90 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu: 36,60C dan respirasi rate 24

x/menit. Pada pemeriksaan status generalis pemeriksaan lainnya dalam batas

normal. Pada pemeriksaan status lokalis pada regio mamae dextra et sinistra

didapatkan dari inspeksi bentuk mamae dextra lebih kecil dibandingkan

yang kiri. Adanya bekas luka operasi di payudara kanan. kelainan papilla

(-), retraksi puting susu (-), kelainan kulit (permukaan sedikit tidak rata),

ulserasi (-), tanda-tanda radang (-). Pada palpasi terdapat benjolan di bawah

areola mamae, ukuran d ± 5 cm, konsistensi keras, batas tegas, bentuk tidak

5

beraturan, imobile, nyeri tekan (-). Hal ini menunjukkan tanda tumor

payudara suspek ganas.

A (Assesment)

Tumor mamae dextra suspek ganas.

P (Planning)

Infuse RL 20 tpm

Ringer laktat merupakan larutan isotonis. Komposisi ringer laktat

adalah Na (130 mEq/L), Cl (109 mEq/L), Ca (3 mEq), dan laktat (28

mEq/L). Pasien di berikan RL untuk maintenance cairan tubuh.

Cefotaxim 3 x 1 gr

Efotax atau cefotaxim merupakan antibiotik sefalosporin generasi

ketiga. Obat ini sangat aktif terhadap berbagai kuman Gram positif

maupun Gram negatif aerobik. Waktu paruh plasma sekitar 1 jam dan

diberikan tiap 6 samapai 12 jam. Metabolitnya ialah desasetilsefotaksim

yang kurang aktif. Sefotaksim tersedia dalam bentuk bubuk obat suntik

1,2 dan 10 g. Dosis pada orang dewasa 1-2g/ 12 jam. Dosis pada anak

50-200 mg/kg/h dalam 3-4 dosis.3

Ketorolak 3 x 30 mg

Ketorolak merupakan analgesik poten dengan efek anti-inflamasi

sedang. Ketorolak merupakan satu dari sedikit AINS yang tersedia untuk

pemberian parenteral. Absorpsi oral dan intramuskular berlangsung cepat

mencapai puncak dalam 30-50 menit. Bioavailabilitas oral 80% dan

hampir seluruhnya terikat protein plasma. Ketorolak IM sebagai

analgesik pascabedah memperlihatkan efektivitas sebanding morfin /

meperidin dosis umum; masa kerjanya lebih panjang dan efek

sampingnya lebih ringan. Obat ini juga dapat diberikan peroral. Dosis

intramuscular 30-60 mg; IV 15-30 mg dan oral 5-30 mg. Efek

sampingnya berupa nyeri di tempat suntikan, gangguan saluran cerna,

kantuk, pusing dan sakit kepala yang dilaporkan terjadi kira-kira 2 kali

plasebo. Karena ketorolak sangat selektif menghambat COX-1, maka

6

obat ini hanya dianjurkan dipakai tidak lebih dari 5 hari karena

kemungkinan tukak lambung dan iritasi lambung besar sekali.3

Ranitidin 3 x 1 gr

Ranitidin menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversible.

Melalui obat ini sekresi asam lambung akan di hambat. Bioavailabilitas

ranitidine yang diberikan secara oral sekitar 50% dan meningkat pada

pasien penyakit hati. Masa paruhnya kira-kira 1,7-3 jam pada orang

dewasa, dan memanjang pada orang tua dan gagal ginjal.3

I.4. PENELUSURAN (FOLLOW UP)

TANGGAL S O A P

16 Oktober

2013

Benjolan

payudara

kanan

KU: sakit ringan

Kesadaran : E4 V5

M6

Tanda vital

TD : 140/90 mmHg

Nadi: 76x/menit

RR: 24x/menit

Suhu: 36 0C

Tu mamae

dextra suspe

ganas

- Terapi

lanjut

17 Oktober

2013

- Benjolan

payudara

kanan

disertai

rasa cekit-

cekit di

benjolan

- pusing (-),

mual (-),

muntah (-)

KU: sakit ringan

Kesadaran : E4 V5

M6

Tanda vital

TD : 140/90 mmHg

Nadi: 76x/menit

Suhu: 360C

Tu mamae

dextra suspek

ganas

Persiapan

preoperasi

-

Ciprofloxa

cin 2x1

-Asam

mefenamat

3x1

-Konsul

penyakit

dalam

18 Oktober

2013

- Benjolan

di

payudara

KU: sakit ringan

Kesadaran : E4 V5

M6

Tu mamae

dextra suspek

ganas

- Terapi

lanjut

- Senin

7

kanan

- Pusing (-),

mual (-),

muntah (-)

Tanda vital

TD : 140/90 mmHg

Nadi: 76x/menit

Suhu: 370C

Progra

m

19 Oktober

2013

- Benjolan

payudara

kanan

- Pusing (-),

mual (-)

- BAB dan

BAK

normal

KU: sakit ringan

Kesadaran : E4 V5

M6

Tu mamae

dextra suspek

ganas

- Terapi

lanjut

20 Oktober

2013

- Benjolan

payudara

kanan

- Pusing (-),

mual (-),

muntah (-)

KU: baik

Kesadaran : E4 V5

M6

Tanda vital

TD:130/80 mmHg

Nadi:84x/menit

Suhu: 360C

Tu mamae

dextra suspek

ganas

- Terapi

lanjut

21 Oktober

2013

- Benjolan

payudara

kanan

- Pusing (-),

mual (-),

muntah (-)

KU: baik

Kesadaran : E4 V5

M6

Tanda vital

TD:130/80 mmHg

Tu mamae

dextra suspek

ganas

- Operas

i

22 Oktober

2013

Keluhan tidak

ada

KU: sakit ringan

Kesadaran :

compos mentis

Tanda vital

TD:130/80 mmHg

Nadi:80x/menit

Post eksisi

tumor mamae

dextra suspek

ganas

Boleh

pulang

8

Suhu: 36,70C

Laporan operasi Ny. N (Senin, 21 Oktober 2013)

- Anestesi : General anestesi

- Proses : pasien tidur terlentang Pasien asepsis mamae dextra dan

sekitarnya pemasangan doek steril insisi di atas benjolan setiap ada

perdarahan (klem) cutter untuk insisi jaringan lemak subkutis

suction/kassa/koagulan sampai tidak ada perdarahan buka lapangan OP

menggunakan langen hak eksisi PA jahit setiap lapisan tutup (kassa

+ plester).

- Diagnose pre-OP : Tumor mamae dextra suspek ganas

- Diagnose post-OP : Tumor mamae dextra suspek ganas

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Tumor Ganas Payudara

II.1.1. Epidemiologi

Karsinoma payudara pada wanita menduduki tempat nomor dua

setelah karsinoma serviks uterus.1 Kanker payudara merupakan salah satu

kanker yang ditemukan terbanyak di Indonesia.2 Di Amerika Serikat

karsinoma payudara merupakan 28% kanker pada wanita kulit putih, dan

25% pada wanita kulit hitam.1 Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 40

– 49 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas.2

II.1.2. Etiologi dan faktor risiko

Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun ada

beberapa faktor risiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker

payudara, yaitu:

Umur > 30 tahun

Melahirkan anak pertama pada usia >35 tahun

Tidak kawin dan nulipara

Usia menarche < 12 tahun

Usia menopause > 55 tahun

Pernah mengalami infeksi, trauma, atau operasi tumor jinak payudara

Terapi hormonal lama

Mempunyai kanker payudara kontralateral

Pernah menjalani operasi ginekologis misalnya tumor ovarium

Ada riwayat keluarga dengan kanker payudara pada ibu, saudara perempuan

ibu, saudara perempuan, adik atau kakak

Kontrasepsi oral pada pasien tumor payudara jinak seperti kelainan

fibrokistik yang ganas.

II.1.3. Diagnosa

Diagnosa pasti hanya ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis

yang dilakukan dengan biopsy eksisi, dengan mengangkat seluruh jaringan

tumor beserta sedikit jaringan sehat disekitarnya bila tumor <5cm atau

10

biopsy insisi dengan mengangkat sebagian jaringan tumor dan sedikit

jaringan sehat dilakukan untuk tumor-tumor yang inoperable atau > 5cm.2

A. Anamnesa

Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan atau massa di

payudara, rasa sakit, keluar cairan dari putting susu, timbulnya kelainan

kulit (dimpling, kemerahan, ulserasi, peau d’orange), pembesaran kelenjar

getah bening, atau tanda metastasis jauh. Setiap kelainan pada payudara

harus dipikirkan ganas sebelum dibuktikan tidak. Dalam anamnesis juga

ditanyakan adanya faktor-faktor risiko pada pasien, dan pengaruh siklus

haid terhadap keluhan atau perubahan ukuran tumor.2

B. Pemeriksaan Fisik

Dalam pemeriksaan fisik waktu pemeriksaan sebaiknya dilakukan

kurang lebih 1 minggu dihitung dari hari pertama haid hal ini bertujuan

untuk meminimalkan pengaruh hormone estrogen dan progesteron.2

Teknik pemeriksaan pada posisi duduk pertama lakukan inspeksi pada

pasien dengan posisi tangan jatuh bebas ke samping dan pemeriksa berdiri

di depan dalam posisi lebih kurang sama tinggi. Perhatikan keadaan

payudara kiri dan kanan, simetris atau tidak; adakah kelainan papilla, letak

dan bentuknya, retraksi puting susu, kelainan kulit berupa peau d’orange,

dimpling, ulserasi, atau tnda-tanda radang. Lakukan juga dalam keadaan

kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor di

bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal,

dimpling, dan lain-lain.2

Pemeriksaan dilanjutkan pada posisi berbaring sebaiknya dengan

punggung diganjal bantal, lakukan palpasi mulai dari cranial setinggi costa

ke-2 sampai distal setinggi costa ke-6, serta daerah subaerolar dan papila

atau dilakukan secara sentrifugal, terakhir dilakukan penekanan daerah

papilla untuk melihat apakahh ada cairan yang keluar atau tidak.2

Dari hasil pemeriksaan ditetapkan keadaan tumornya, yaitu lokasi

tumor berdasarkan kuadrannya, ukuran, konsistensi, batas tegas atau tidak,

mobilitas terhadap kulit, otot pektoralis, atau dinding dada.2

11

Pemeriksaan KGB regional juga dilakukan. Pada daerah aksila yang

ditentukan kelompok kelenjar mamaria eksterna di ante ior, di bawah tepi

otot pektoralis, subkapslaris di posterior aksila, sentral di pusat aksila, apical

di ujung atas fasia aksilaris. Di supra dan infraklavikula serta KGB leher

utama.2

Pemeriksaan organ lain juga dilakukan untuk megetahui adanya

metastasis yaitu hepar, lien, tulang vertebra, dan paru. Metastasis jauh dapat

bergejala seperti pada otak terdapat nyeri kepala, mual, muntah, epilepsi,

ataksia, paresis, paralisis. Pda paru dapat terjadi efusi dan sesak nafas. Pada

hati terkadang bisa tanpa gejala atau adanya massa ikterus obstruksi. Pada

tulang bisa terdapat nyeri tulang dan fraktur patologis.2

C. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu ultrasonografi

(USG) payudara, mamografi, dan aspirasi jarum halus (FNAB). Untuk

menentukan metastasis dapat dilakukan foto thoraks, bone survey, USG

abdomen atau hepar.2

Pemeriksaan USG hanya dapat membedakan lesi atau tumor yang

solid atau kistik. Pemeriksaan mamografi terutama berperan pada payudara

yang mempunyai jaringan lemak yang dominan serta jaringan

fibroglandular yang relative lebih sedikit. Pada mamografi keganasan dapat

memberikan tanda-tanda primer dan sekunder. Tanda primer berupa fibrosis

rektif, comet sign (stelata), adanya perbedaan nyata antara ukuran linis dan

radiologis, adanya mikrokalsifikasi, adanya spikulae, dan distorsi pada

struktur arsitektur payudara. Tanda papilla dan areola, adanya bridge of

tumor, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular tidak teratur,

infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mamae, dan adanya metastasis

kelenjar (gambaran ini tidak khas). Pemeriksaan USG dan mamografi

memberikan ketetapan diagnosa lebih tinggi.2

II.1.4. Klasifikasi TNM Kanker Payudara

Pada kanker payudara terdapat klasifikasi TNM kanker payudara

berdasarkan AJCC 1992.

12

Tumor

Tx : Tumor primer tidak dapat ditentukan

T0 : Tidak terbukti adanya tumor primer

Tis : Kanker in situ

Kanker intraduktal atau lobular insitu

Penyakit paget pada papilla tanpa teraba tumor

T1 : Tumor < 2 cm

T1a tumor < 0,5 cm

T1b tumor 0,5 – 1 cm

T1c tumor 1 – 2 cm

T2 : Tumor 2 – 5 cm

T3 : Tumor > 5 cm

T4 : Berapapun ukuran tumor, dengan penyebaran langsung ke

dinding dada atau kulit. Dinding dada termasuk kosta. Otot

seratus anterior. Tidak termasuk otot pektoralis.

T4a : Melekat pada dinding dada

T4b : Edema, peau d’orange, ulserasi kulit, nodul satelit pada

daerah payudara yang sama

T4c : T4a dan T4b

T4d : Karsinoma inflamatoir

Nodul

Nx : Pembesaran kelenjar regional tidak dapat ditentukan

N0 : Tidak teraba kelenjar aksila

N1 : Teraba pembesaran kelenjar aksila homolateral yang tidak

melekat

N2 : Teraba pembesaran kelenjar aksila homolateral yang

melekat satu sama lain atau melekat pada jaringan

sekitarnya

N3 : Terdapat pembesaran kelenjar mamaria interna homolateral

13

Metastasis

Mx : Metastasis jauh tidak dapat ditentukan

M0 : Tidak ada metastasis jauh

M1 : Terdapat metastasis jauh, termasuk ke kelenjar

supraklavikula

II.1.5. Stadium Kanker Payudara

Kanker payudara memiliki beberapa stadium. Stadium I yaitu tumor

terbatas pada payudara dengan ukuran < 2 cm, tidak terfiksasi pada kulit

atau otot pektoralis, tanpa dugaan metastasis aksila. Stadium II yaitu tumor

dengan diameter < 2 cm dengan metastasis aksila atau tumor dengan

diameter 2 - 5 cm dengan atau tanpa metastasis aksila. Stadium IIIa yaitu

tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dari jaringan sekitarnya

dengan atau tanpa metastasis aksila yang masih bebas satu sama lain; atau

tumor dengan metastasis aksila yang melekat. Stadium IIIb yaitu tumor

dengan metastasis infra atau supraklavikula atau tumor yang telah

menginfiltrasi kulit atau dinding toraks. Stadium IV yaitu tumor yang telah

mengadakan metastasis jauh.2

II.1.6. Diagnosis Banding

Terdapat beberapa diagnosis banding dari kanker payudara.2

1. Fibroadenoma mamae (FAM), merupakan tumor jinak payudara yang biasa

terdapat pada usia muda ( 15 – 30 tahun), dengan konsistensi padat kenyal,

batas tegas, tidak nyeri, dan mobile. Terapi pada tumor ini adalah eksisi.2

2. Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yangtidak berbatas tegas, konsistensi

padat kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran

membesar, biasanya bilateral atau multipel. Terapi tumior ini dengan

medikamentosa simptomatis.2

3. Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat

lonjong, berbatas tegas, moblile, dengan ukuran dapat mencapai 20 – 30 cm.

Terapi tumor ini dengan mastektomi simple.2

4. Galaktokel, merupakan massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya

saluran atau duktus laktiferus. Tumor ini terdapat pada ibu yang baru atau

sedang menyusui.2

14

5. Mastitis, yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap, bahkan

dapat berkembang menjadi abses. Biasanya terdapat pada ibu yang

menyusui.2

II.1.7. Penatalaksanaan

Batasan stadium yang masih operabel atau kurabel adalah stadium

IIIa. Sedangkan terapi pada stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi,

melainkan pengobatan paliatif. Tindakan operatif tergantung pada stadium

kanker.2

1. Pada stadium I dan II dilakukan mastektomi radikal atau modifikasi

mastektomi radikal. Kemudian periksa KGB, bila ada metastasis dengan

radiasi regional dan kemoterpi ajuvan. Selain itu juga dapat dilakukan

mastektomi simpleks yang harus diikuti radiasi tumor bed dan daerah KGB

regional. Pada T2N1 dilakukan mastektomi radikal dan radiasi lokal di

daerah tumor bed dan KGB regional. Untuk setiap tumor yang terletak pada

kuadran sentral atau medial payudara harus silakuakan radiasi pada rantai

KGB regional.2

2. Pada stadium IIIa dilakukan mastektomi radikal ditambah kemoterapi

ajuvan, atau mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor bed dan

KGB regional.2

3. Pada stadium IIIb dilakukan biopsy insisi, dilanjutkan radiasi. Bila residu

tidak ada, tunggu. Bila relaps, tambahkan dengan pengobatan hormonal dan

kemoterapi. Namun, bila residu setelah radiasi tetap ada, langsung berikan

pengobatan hormonal. Pada pasien premenopause dilakukan ooforektomi

bilateral. Pada pasien yang sudah 1 – 5 tahun menopause periksa efek

estrogen. Bila positif lakukan seperti yang premenopause bila negatif

lakukan terapi hormonal atau aditif. Observasi selama 6 – 8 minggu. Bila

respon baik, teruskan terapi, tetapi bila respon negative dilakukan

kemoterapi dengan CMF atau CAF minimal 12 siklus selama 6 minggu.

Pada pasien pasca menopause lakukan terapi hormonal inhibitif atau aditif.2

4. Pada stadium IV pada pasien yang premenopause dilakukan ooferoktomi

bilateral. Bila respon positif, berikan aminoglutetimid atau temofen. Bila

relaps atau respon negatif, berikan kemoterapi CMF atau CAF. Pada pasien

15

yang sudah 1 – 5 tahun menopause, periksa efek estrogen. Efek estrogen

dapat diperiksa dengan estrogen atau progesterone reseptor (ER atau PR).

Bila positif, lakukan seperti pasien premenopause. Bila negatif, lakukan

pengobatan hormonal seperti tamoksifen, estrogen, progesterone, atau

kortikosteroid hal ini dilakukan juga pada pasien pascamenopause.2

16

BAB III

AFTER CARE PATIENT

III.1. Definisi After Care Patient (ACP)

After Care Patient (ACP) merpakan pelayanan yang terintegritas

dengan meninjau ke lingkungan demi menjamin kesembuhan pasien dengan

melihat permasalahan yang ada pada pasien dan mengidentifikasi fungsi

dalam anggota keluarga serta memberikan edukasi kepada pasien mengenai

hidup sehat.

III.2. Tujuan After Care Patient (ACP)

After care patient dilakukan dengan tujuan untuk melihat

perkembangan pasien dalam pengelolaan pengobatan pasien dan

kesembuhan pasien.

III.3. Permasalahan Pasien

III.3.1. Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga

a. Fungsi Biologis dan Reproduksi

Dari hasil wawancara didapatkan informasi bahwa saat ini semua

anggota keluarga kecuali pasien dalam keadaan sehat. Anggota keluarga lain

tidak memiliki riwayat penyakit khusus. Pasien adalah seorang wanita

berusia 48 tahun dan sudah menikah dan memiliki 2 anak. Saat ini pasien

tinggal bersama suami dan anaknya.

b. Fungsi Psikologis

Hubungan pasien dengan anggota keluarganya baik. Pasien sehari-hari

melakukan kegiatan sebagai ibu rumah tangga dan penjual bubur.

c. Fungsi Pendidikan

Pendidikan terakhir pasien adalah lulusan SD.

d. Fungsi Sosial

Pasien tinggal di daerah yang cukup padat. Pergaulan umumnya

berasal dari kalangan menengah kebawah dan hubungan sosial dengan

warga cukup erat. Pasien dikenal dilingkungan rumahnya.

17

e. Fungsi Religius

Agama yang dianut pasien adalah Islam.

III.3.2. Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan

a. Faktor Perilaku

Jika ada anggota keluarga yang sakit, pasien dan keluarga langsung

berobat ke rumah sakit. Pendanaan kesehatan melalui biaya Jamkesda

(Jaminan Kesehatan Daerah).

b. Faktor Non Perilaku

Sarana kesehatan di sekitar rumah cukup dekat . Rumah sakit dapat

ditempuh dengan angkutan umum.

III.3.3. Identifikasi Lingkungan Rumah

Pasien tinggal di kawasan pemukiman penduduk. Pasien tinggal

bersama suami dan anaknya. Kawasan perumahan pasien merupakan

kawasan biasa. Kebersihan dan kerapian rumah relatif kurang.

III.3.4. Diagnosis Fungsi-Fungsi Keluarga

a. Fungsi Biologis

Pasien wanita usia 48 tahun dengan keluhan benjolan payudara kanan.

b. Fungsi Psikologis

Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga cukup baik.

c. Fungsi sosial dan budaya

Pasien dapat bersosialisasi terhadap lingkungan sekitar dengan baik.

d. Faktor perilaku

Apabila ada anggota keluarga yang sakit, pasien berobat ke sarana

kesehatan terdekat.

e. Faktor nonperilaku

Sarana pelayanan kesehatan dekat dari rumah.

18

III.4. Diagram Realita yang Ada Pada Keluarga

Diagram 1. Diagram realita yang terdapat pada keluarga

III.5. Risiko, Permasalahan dan Rencana Pembinaan Kesehatan Keluarga

Risiko dan Masalah

KesehatanRencana pembinaan Sasaran

Tumor mamae

dextra

Memberikan edukasi mengenai cara

perawatan bekas OP, memberitahu

kemungkinan genetik yang dapat

diturunkan.

Pasien

dan

keluarga

III.6. Hasil Kegiatan

Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning

27/10/13 - Keluhan (-)

- Setiap hari

ganti

- KU : sakit

ringan

- Kes : CM

Tumor

mamae

dextra

Memberikan

edukasi untuk

menjaga

19

LINGKUNGAN

Kebersihan dan kerapian rumah kurang

YANKESPelayanan kesehatan terjangkau

GENETIK(-)

PERILAKUApabila ada anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan

DERAJAT

KESEHATANNy.N

Tumor mamae dextra suspek ganas

balutan ke

bidan

-

- TD : 130/80

mmHg

- N : 88

x/menit

- RR : 28

x/menit

- S : 35,5°C

- Luka OP

masih

ditutup

suspek

ganas

kebersihan

diri dan

lingkungan

dengan baik

untuk

menghindari

terjadinya

infeksi

ataupun

penyakit

lainnya

Kontrol

sesuai

tanggal

surat ketika

pulang atau

saat

mengalami

keluhan.

III.7. Kesimpulan Pembinaan Keluarga

1. Tingkat pemahaman

Pemahaman terhadap edukasi yang dilakukan cukup baik.

2. Faktor penyulit

Tidak ada

3. Indikator keberhasilan

Pasien rajin kontrol untuk mengganti balut sehingga luka bekas OP

cepat sembuh.

20

DAFTAR PUSTAKA

1. De Jong Wim, Sjamsuhidajat R. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2 .

Jakarta: EGC.

2. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani,W.I, Setiowulan, W. 2000. Kanker

Payudara. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke-3. Jakarta: Media

Aesculapius.

3. Syarif Amir, Estuningtyas Ari, Setiawati Arini, Muchtar Armen, Arif

Azalia, Bahry Bahroelim dkk. 2009. Farmakologi dan terapi. Edisi ke-5.

Jakarta: Balai penerbit FKUI.

21