referat ca mamae

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma mamae atau kanker payudara merupakan salah satu masalah utama kesehatan perempuan di dunia, terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) Th. 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh kanker pada wanita (insidens rate 38 per 100.000 wanita), kasus baru yang ditemukan sebesar 22,7% dengan jumlah kematian 14% per tahun dari seluruh kanker pada wanita di dunia. 1 Menurut Martin dkk (1999) dari National Center for Health Statistics, keganasan adalah penyebab kematian nomor dua terbanyak pada wanita usia 25 sampai 44 tahun, dan yang tersering adalah keganasan pada sistem darah dan 1

Upload: siti-muawanah

Post on 12-Jan-2016

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kanker Payudara

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Ca Mamae

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karsinoma mamae atau kanker payudara merupakan salah satu masalah

utama kesehatan perempuan di dunia, terutama di negara berkembang seperti

Indonesia. Berdasarkan data Globocan, International Agency for Research on

Cancer (IARC) Th. 2002, kanker payudara menempati urutan pertama dari

seluruh kanker pada wanita (insidens rate 38 per 100.000 wanita), kasus baru

yang ditemukan sebesar 22,7% dengan jumlah kematian 14% per tahun dari

seluruh kanker pada wanita di dunia.1

Menurut Martin dkk (1999) dari National Center for Health Statistics,

keganasan adalah penyebab kematian nomor dua terbanyak pada wanita usia 25

sampai 44 tahun, dan yang tersering adalah keganasan pada sistem darah dan

getah bening, tiroid, payudara, serviks ovarium, dan kolon, serta melanoma.2,3

Karsinoma mamae adalah neoplasma maligna yang paling sering dijumpai

pada wanita, dengan angka insidens semakin meningkat sesuai umur sejak tahun

1940. Hampir 1 dari setiap 10 wanita Amerika akhirnya akan terkena. 2,4,5

Belakangan ini insiden karsinoma mamae seluruh dunia cenderung

meningkat, sedangkan mortalitas cenderung menurun. Penyebab pasti

1

Page 2: Referat Ca Mamae

meningkatnya insiden belum jelas, ada yang berpendapat berkaitan dengan

meningkatnya taraf hidup dan perubahan pola hidup. Penyebab utama

menurunnya mortalitas karsinoma mamae mencakup intervensi terhadap faktor

risiko karsinoma mamae, meluasnya penapisan masal dengan foto mamae serta

kemajuan terapi karsinoma mamae.6

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui gejala klinis,

diagnosis, penatalaksanaan serta prognosis karsinoma mamae.

2

Page 3: Referat Ca Mamae

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak terkontrol dari sel-sel

pada payudara. Munculnya sel kanker tersebut terjadi sebagai hasil dari mutasi

atau perubahan yang tidak normal pada gen yang bertanggungjawab menjaga

pertumbuhan sel dan menjaganya tetap normal (sehat).7

2.2 Anatomi

Kelenjar susu merupakan sekumpulan kelenjar kulit. Pada bagian lateral

atasnya, jaringan kelenjar ini keluar dari bulatannya ke arah aksilla, disebut

penonjolan Spence atau ekor payudara.8

Kelenjar mamae wanita sebagian besar terletak anterior otot pektoralis

mayor, sebagian kecil dari bagian latero-inferiornya terletak di depan otot seratus

anterior. Batas superior, inferior terletak di antara sela iga ke 2-6 atau 3-7, batas

medial adalah linea parasternal, batas lateral adalah linea aksilaris anterior,

kadang kala mencapai linea aksilaris media. Beberapa kelenjar mamae memiliki

kutub latero-superior berekstensi hingga fossa aksila, membentuk kauda aksilar

dari kelenjar mamae, disebut juga ‘eminensia aksilaris’.6

3

Page 4: Referat Ca Mamae

Sentrum dari kelenjar mamae adalah papilla mamae, sekelilingnya terdapat

lingkaran areola mamae. Kelenjar mamae memiliki 15-20 lobuli, tiap lobules

merupakan satu system tubuli laktiferi. System tubuli laktiferi dapat di bagi

menjadi sinus laktiferi, ampula duktus laktiferi, duktus laktiferi besar, sedang,

kecil, terminal dan asinus serta bagian lainnya.6

Gambar 1. Anatomi payudara pada wanita

Pasokan arteri dari rami perforantes medial arteri mamaria interna (pertama

melalui ruang interkostal keempat), arteri torakalis lateral cabang dari arteri

aksilaris di sebelah lateral dari otot pektoralis mayor, dan cabang pektoral dari

arteri akromiotorakalis sebelah medial otot.4

Vena dapat di bagi menjadi dua kelompok, superficial dan profunda. Vena

superficial terletak di subkutis, mudah tampak, bermuara ke vena mamaria 4

Page 5: Referat Ca Mamae

interna atau vena superficial leher. Vena dalam berjalan seiring dengan arteri

yang senama.6

Persarafan kulit payudara diatur oleh cabang pleksus servikalis dan n.

interkostalis. Jaringan kelenjar payudara sendiri dipersarafi oleh saraf simpatik.

Ada beberapa saraf lagi yang perlu diingat sehubungan dengan penyulit paralisis

dan mati rasa pasca bedah, yakni n.interkostobrakialis dan n.kutaneus brakius

medialis yang mengurus sensibilitas daerah aksila dan bagian medial lengan atas.

Pada diseksi aksila, saraf ini sedapat mungkin disingkirkan sehingga tidak terjadi

mati rasa di daerah tersebut.8

Saraf n. pektoralis yang memberikan persarafan pada m.pektoralis mayor

dan minor, n.torakodorsalis yang mensarafi m.latisimus dorsi dan n.torakalis

longus yang mensarafi m.serratus anterior sedapat mungkin dipertahankan pada

mastektomi dengan diseksi aksila.8

Penyaluran limfe dari payudara kurang lebih 75% ke aksila, sebagian lagi

ke kelenjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial dan adapula

penyaliran yang ke kelenjar interpektoralis. Pada aksila terdapat rata-rata 50

(berkisar dari 10 sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada di

sepanjang arteri dan vena brakhialis. Saluran limfe dari seluruh payudara

menyebar ke kelompok anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila

bagian dalam, yang lewat sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke

kelenjar servikal bagian kaudal dalam fossa supraklavikuler.8

5

Page 6: Referat Ca Mamae

Jalur limfe yang lainnya berasal dari daerah sentral dan medial yang selain

menuju ke kelenjar sepanjang pembuluh mammaria interna, juga menuju ke

aksila kontralateral, ke m.rektus abdominis lewat ligamentum falsiparum hepatis

ke hati, pleura, dan payudara kontralateral.8

2.3 Etiologi dan Faktor Resiko

Jenis Kelamin

Jenis kelamin wanita adalah salah satu faktor predisposisi. Insiden

karsinoma mamae pada lelaki hanya 1% dari kejadian pada perempuan.8

Usia

Seperti pada banyak jenis kanker, insidens menurut usia naik sejalan

dengan bertambahnya usia. Semakin lanjut usia, resiko semakin tinggi. Selain

itu, kehamilan pertama pada usia lanjut juga merupakan faktor resiko karsinoma

mamae.8

Genetika molekular

Gen dominan autosomal BRCA-1 dan BRCA-2 terdapat pada 2% dari

keseluruhan kanker payudara tetapi pada pasien usia muda berusia <40 tahun

dengan riwayat keluarga yang kuat (lebih dari satu anggota keluarga derajat

pertama yang terkena) terhadap kanker payudara atau ovarium, gen-gen tersebut

ditemukan pada 50-80%. Dari pasien-pasien kanker payudara, 10% memiliki

bentuk heterozigot untuk gen ataksia-teleangiektasia (A-T), sebuah gen reparasi

DNA resesif autosomal yang ditemukan pada 0,5-15% dari populasi umum.9

6

Page 7: Referat Ca Mamae

Riwayat keluarga dan pribadi

Dari epidemiologi tampak bahwa kemungkinan untuk menderita kanker

payudara dua sampai tiga kali lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara

kandungnya menderita kanker payudara. Kemungkinan ini lebih besar bila ibu

atau saudara kandung itu menderita kanker bilateral atau kanker pada

premenopause. Selain itu, wanita yang pernah ditangani karsinoma mamaenya,

memang mempunyai resiko tinggi mendapat karsinoma di payudara lain.8,9

Hormon

Pertumbuhan kanker payudara sering dipengaruhi oleh perubahan

keseimbangan hormon. Hal ini terbukti pada hewan coba dan pada penderita

karsinoma mamae. Perubahan pertumbuhan tampak setelah penambahan atau

pengurangan hormone yang merangsang atau menghambat pertumbuhan

karsinoma mamae. Misalnya, pada wanita yang diangkat ovariumnya di usia

muda lebih jarang ditemukan kanker payudara. Akan tetapi, hal itu tidak

membuktikan bahwa hormone seperti estrogen dapat menyebabkan karsinoma

mamae pada manusia. Namun, menarke yang cepat dan menopause yang lambat

ternyata disertai dengan peninggian resiko. Resiko terhadap karsinoma mamae

lebih rendah pada wanita yang melahirkan anak pertama pada usia lebih muda.

Laktasi tidak mempengaruhi resiko. Kemungkinan resiko meninggi terhadap

adanya kanker payudara pada wanita yang menelan pil KB dapat disangkal

berdasarkan penelitian yang dilakukan selama puluhan tahun.8

7

Page 8: Referat Ca Mamae

Virus

Pada air susu ibu ditemukan (partikel) virus yang sama dengan yang

terdapat pada air susu tikus yang menderita karsinoma mamae. Akan tetapi,

peranannya sebagai faktor penyebab pada manusia tidak dapat dipastikan.8

Sinar ionisasi

Pada hewan coba terbukti adanya peranan sinar ionisasi sebagai faktor

penyebab kanker payudara. Dari penelitian epidemiologi setelah ledakan bom

atom atau penelitian pada orang setelah pajanan sinat Rontgen, peranan sinar

ionisasi sebagai faktor penyebab pada manusia lebih jelas.8

Diet dan gizi

Berbagai studi kasus menunjukkan diet tinggi lemak dan kalori berkaitan

langsung dengan timbulnya karsinoma mamae. Terdapat data menunjukkan diet

tinggi lemak dan kalori berkaitan langsung dengan timbulnya karsinoma mamae.

Terdapat data menunjukkan orang yang gemuk sesudah usia 50 tahun berpeluang

lebih besar terkena kanker mamae. Terdapat laporan, bahwa minum bir dapat

meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh, wanita yang setiap hari bir 3 kali ke

atas berisiko karsinoma mamae meningkat 50-70%. Penelitian lain menunjukkan

diet tinggi selulosa, vitamin A dan protein kedele dapat menurunkan insiden

karsinoma mamae.6

2.4 Tanda dan Gejala

8

Page 9: Referat Ca Mamae

Benjolan di payudara biasanya mendorong penderita untuk ke dokter.

Benjolan ganas yang kecil sukar dibedakan dengan benjolan tumor jinka, tetapi

kadang dapat diraba benjolan ganas yang melekat pada jaringan sekitarnya. Bila

tumor telah besar, perlekatan lebih jelas. Konsistensi kelainan ganas biasanya

keras. Pengeluaran cairan dari puting biasanya mengarah ke papiloma atau

karsinoma intraduktal, sedangkan nyeri lebih mengarahke kelainan fibrokistik.8

Adanya retraksi puting dan cekungan kulit (skin dimpling), perubahan kulit

jeruk (peau d’orange) karena edem kulit akibat obstruksi limfatik serta KGB

aksila yang teraba juga merupakan gambaran klinis karsinoma mamae.10

2.5 Klasifikasi stadium

Pada klasifikasi TNM, T artinya tumor, N = nodule (kelenjar yang

membesar regional), M = metastase jauh, dibedakan TIS, T1, T2, T3 dan

seterusnya.

T

TX : Tumor primer tidak dapat ditentukan

TIS adalah tumor in situ, ialah tumor sebelum invasi (tanpa infiltrasi).

T0 Tumor primer tidak di jumpai

T1 Tumor 2 cm atau kurang

T1a tidak ada perlengketan/infiltrasi ke fascia pektoralis/otot

pektoralis.

9

Page 10: Referat Ca Mamae

T1b dengan perlengketan/infiltrasi ke fascia pektoralis/otot

pektoralis.

T2 Tumor 2cm - 5cm

T2a tidak ada perlengketan ke fascia pektoralis/otot pektoralis.

T2b dengan perlengketan ke fascia pektoralis/otot pektoralis.

T3 Tumor lebih besar dari 5cm

T3a tanpa perlengketan ke fascia pektoralis/otot pektoralis.

T3b dengan perlengketan ke fascia pektoralis/otot pektoralis.

Perlengketan sedikit ke kulit (dimpling) atau retraksi puting susu bisa saja timbul

pada T1, T2, T3.

T4 Tumor dengan besar berapa saja dengan infiltrasi ke dinding toraks

atau kulit

T4a dengan fiksasi ke dinding dada

T4b dengan edema, infiltrasi atau ulserasi kulit, atau kulit yang

berbiji-biji.

N

NX Kelenjar regional tidak bisa di ditentukan

N0 tidak teraba kelenjar limfe yang dapat digerakkan

N1 teraba di ketiak homolateral kelenjar limfe yang dapat digerakkan.

N1a kelenjar limfe yang diduga bukan metastase

10

Page 11: Referat Ca Mamae

N2b kelenjar limfe yang diduga metastase

N2 kelenjar limfe ketiak homolateral, berlekatan satu sama lain (paket)

atau melekat ke jaringan sekitarnya.

N3 kelenjar limfe infra – dan supraklavikular homolateral.

M

M X Tidak dapat ditentukan metastasis jauh

M0 Tidak ada metastase jauh.

M1 ada metastase jauh ditambah infiltrasi kulit sekitar payudara.

Tingkat T N M

Stadium I T1a N0 (N1a) M0

T1b N0 (N1a) M0

Stadium II T0 N1b M0

T1a N1b M0

T1b N1b M0

T2a N0 (N1a) M0

T2b N0 (N1a) M0

T2a N1b M0

Stadium III Setiap T3 dengan N apa saja, M0

T4 dengan N apa saja, M0

T dengan N2, M0

Stadium IV T dengan N apa saja, M1

11

Page 12: Referat Ca Mamae

Klasifikasi klinik apa pun yang akan dipakai kira-kira semua sama, tetapi

klasifikasi T M N lebih terinci. Pengukuran yang paling akurat tentang besarnya

tumor ialah dengan limfografi, karena dengan perabaan tumor selalu lebih besar

dari sebenarnya.8,11

2.6 Diagnosis

Anamnesa

Anamnesa didahului dengan pencatatan identitas penderita secara lengkap.

Adanya tumor ditentukan sejak berapa lama, cepat atau tidak pembesarannya,

disertai rasa sakit atau tidak. Biasanya tumor pada proses keganasan mempunyai

ciri dengan batas yang ireguler dan umumnya tanpa rasa nyeri serta dapat

tumbuh progresif.12

Anamnesa yang lain adalah menyangkut faktor resiko dan status hormonal

penderita. Adanya faktor resiko pada seseorang diharapkan agar lebih waspada

terhadap kelainan yang ada pada payudara.12

Pemeriksaan fisik

Mencakup pemeriksaan fisik menyeluruh (sesuai pemeriksaan rutin) dan

pemeriksaan kelenjar mamae.

1. Inspeksi

Amati ukuran, simetri kedua mamae, perhatikan apakah ada benjolan tumor

atau perubahan patologik kulit (misal cekungan, kemerahan, udem, erosi,

12

Page 13: Referat Ca Mamae

nodul satelit dll). Perhatikan kedua papilla mamae apakah simetri, ada

retraksi, distorsi, erosi, dan kelainan lain.

2. Palpasi

Umumnya dalam posisi baring, juga dapat kombinasi duduk dan baring.

Waktu periksa rapatkan keempat jari, gunakan ujung dan perut jari

berlawanan arah jarum jam atau searah jarum jam palpasi lembut, dilarang

meremas mamae. Kemudian dengan lembut pijat areola mamae, papilla

mamae, lihat apakah keluar sekret. Jika terdapat tumor, harus secara rinci

periksa dan catat lokasi ukuran, konsistensi, kondisi batas, permukaan,

mobilitas, nyeri tekan, dari massa itu. Ketika memeriksa apakah tumor

melekat ke dasarnya, harus meminta lengan pasien sisi lesi bertolak pinggang,

agar m.pektoralis mayor berkerut. Jika tumor dan kulit atau dasar melekat,

mobilitas terkekang, kemungkinan kanker sangat besar. jika terdapat sekret

papilla mamae, harus buat sediaan apus untuk pemeriksaan sitologi.

Pemeriksaan kelenjar limfe regional baik posisi duduk. Ketika memeriksa

aksila kanan, dengan tangan kiri topang siku kanan pasien, dengan ujung jari

kiri palpasiseluruh fosa aksila secara berurutan. Waktu memeriksa fosa aksila

secara berurutan. Waktu memeriksa fosa aksila kiri sebaliknya. Setelah itu,

periksa kelenjar supraklavikular.6

13

Page 14: Referat Ca Mamae

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan rasiologis: mamografi. Gambaran pada mamografi: irregular,

berspikula, massa radioopak dengan mikrokalsifikasi.

Penilaian sitologis: FNAC atau core biopsy.

Biopsi payudara; biopsi eksisi kadang dibutuhkan untuk diagnosis.

Pemeriksaan penunjang stadium untuk kasrsinoma yang telah terbukti:

rontgen toraks, DPL, fosfatase alkali, -glutamil traspeptidase, kalsium

serum-(menunjuk adanya metastasis ke hati atau tulang); jika secara klinis ada

indikasi: scan isotop tulang (isotop bone scan), scan ultrasonografi hati, CT

scan otak.10

2.7 Diagnosis banding.6,13

1. Fibroadenoma mamae

2. Hyperplasia kistik kelenjar mamae

3. Kistosarkoma filoides

4. Galaktokel

5. Mastitis

2.8 Penatalaksanaan

Sebelum merencanakan terapi kanker payudara, diagnosa klinis dan

histopatologik serta tingkat penyebarannya harus dipastikan terlebih dahulu.

14

Page 15: Referat Ca Mamae

Diagnosa klinis harus sama dengan diagnosa histopatologik. Atas dasar diagnosis

tersebut, termasuk tingkat penyebaran penyakit, disusunlah rencana terapi

dengan mempertimbangkan manfaat dan resiko setiap tindakan yang diambil.

Bila bertujuan kuratif, tindakan radikal yang berkonsekuensi mutilasi harus

dikerjakan demi kesembuhan. Aka tetapi, bila tindakannya paliatif, alasan non

kuratif menentukan terapi yang di pilih.8

Pembedahan

Pada karsinoma mamae dini (tidak terdapat bukti penyebaran jauh saat di

diagnosis), terapi lokal: lumpektomi + radioterapi payudara atau mastektomi

sederhana. Sedangkan pada karsinoma mamae lanjut (terdapat penyebaran jauh

saat di diagnosis), terapi lokal bertujuan untuk mengontrol rekurensi lokal-

lumpektomi/mastektomi/radioterapi.10

Pasien yang pada awal terapi termasuk stadium 0, I, II dan sebagian

stadium III disebut kanker mamae operabel. Pola operasi yang sering di pakai

adalah:

1. Mastektomi radikal: tahun 1980 Halsted pertama kali merancang dan

memopulerkan operasi radikal kanker mamae, lingkup reseksinya

mencakup kulit berjarak 3 cm dari tumor, seluruh kelenjar mamae,

m.pektoralis mayor, m.pektoralis minor dan jaringan limfatik dan lemak

subskapular, aksilar secara kontinu enblok direseksi. Konsep dari operasi

15

Page 16: Referat Ca Mamae

radikal ini telah menjadi tonggak penting dalam bidang bedah tumor,

meletakkan fondasi bagi konsep operasi radikal terhadap tumor padat

lainnya.

2. Mastektomi radikal modifikasi: lingkup reseksi sama dengan teknik

radikal, tapi mempertahankan m.pektoralis mayor dan minor (model

Auchincloss) atau mempertahankan m.pektoralis mayor, mereseksi

m.pektoralis minor (model Patey). Pola operasi ini memiliki kelebihan

antara lain memacu pemulihan fungsi pasca operasi, tapi sulit

membersihkan kelenjar limfe aksilar superior. Dewasa ini, mastektomi

radikal modifikasi disebut sebagai mastektomi radikal standar, luas

digunakan secara klinis.

3. Mastektomi total: hanya membuang seluruh kelenjar mamae tanpa

membersihkan kelenjar limfe. Model operasi ini terutama untuk karsinoma

mamae in situ atau pasien usia lanjut.

4. Mastektomi segemental plus diseksi kelenjar limfe aksilar: secara umum

ini disebut dengan operasi konservasi mamae (BCT). Biasanya dibuat dua

insisi terpisah di mamae dan aksila. Mastektomi segmental bertujuan

mereseksi sebagian jaringan kelenjar mamae normal tepi tumor, di bawah

mikroskop tak ada invasi tumor di tempat irisan. Lingkup diseksi kelenjar

16

Page 17: Referat Ca Mamae

limfe aksilar biasanya juga mencakup jaringan aksila dan kelenjar limfe

aksilar kelompok tengah.

5. Mastektomi segmental plus biopsi kelenjar limfe sentinel: metode reseksi

segmental sama dengan di atas. Kelenjar limfe sentinel adalah terminal

pertama metastasis limfogen dari karsinoma mamae, saar operasi dilakukan

insisi kecil di aksila dan secara tepat mengangkat kelenjar limfe sentinel,

dibiopsi, bila patologik negatif maka dilakukan diseksi kelenjar limfe

aksilar.6

Untuk terapi karsinoma mamae terdapat banyak pilihan pola operasi, yang

mana yang terbaik masih kontroversial. Secara umum dikatakan harus

berdasarkan stadium penyakit dengan syarat dapat mereseksi tuntas tumor,

kemudian baru memirkan sedapat mungkin konservasi dan kontur mamae.6

Bila dilakukan pengangkatan mamae, pertimbangkan kemungkinan

rekonstruksi mamae dengan implantasi prostesis atau cangkok flap

muskulokutan. Implantasi prostesis atau rekonstruksi mamae secara cangkok

dapat dilakukan sekaligus dengan bedah kuratif atau beberapa waktu setelah

penyinaran, kemoterapi adjuvan, atau rehabilitasi penderita selesai. Jika hal ini

tidak mungkin atau tidak dipilih, usahakan prostesis eksterna, yaitu prosteisi

buatan yang disangga kutang. Bentuk dan beratnya disesuaikan dengan bentuk

dan berat payudara di sisi lain.8

17

Page 18: Referat Ca Mamae

Pada stadium I dan II selain dapat dilakukan mastektomi radikal atau

modifikasi mastektomi radikal. Bila terdapat metastasis dilanjutkan dengan

radiasi regional dan kemoterapi adjuvan. Dapat pula dilakukan mastektomi

simpleks (seluruh jaringan payudara diangkat tetapi otot dibawah payudara

dibiarkan utuh dan disisakan kulit yang cukup untuk menutup luka bekas operasi)

yang harus diikuti dengan radiasi. Pada T2N1 dilakukan mastektomi radikal dan

radiasi lokal di daerah tumor dan KGB regional. Untuk setiap tumor yang

terletak pada kuadran sentral atau medial payudara harus dilakukan radiasi pada

rantai KGB regional. Alternatif lain pada tumor yang kecil dapat dilakukan

teknik breast conserving therapy, berupa satu paket yang terdiri dari

pengangkatan tumor saja, ditambah diseksi aksila dan radiasi kuratif (ukuran

tumor < 3 cm). Metode ini dilakukan dengan eksisi, reseksi segmental, reseksi

parsial, kwadranektomi, atau lumpektomi biasa, diikuti dengan diseksi KGB

aksila secara total. Syarat teknik ini adalah:

Tumor primer tidak lebih dari 2 cm

N1b kurang dari 2 cm

Belum ada metastasis jauh

Tidak ada tumor primer lainnya

Payudara kontralateral bebas kanker

Payudara bersangkutan belum pernah mendapat pengobatan sebelumnya

(kecuali lumpectomi)

18

Page 19: Referat Ca Mamae

Tidak dilakukan pada payudara yang kecil karena hasil kosmetiknya tidak

terlalu menonjol

Tumor primer tidak terlokasi di belakang puting susu.

Pada stadium IIIa dilakukan mastektomi radikal ditambah kemoterapi

adjuvan, atau mastektomi simpleks ditambah radioterapi pada tumor dan KGB

regional.13

Pada stadium yang lebih lanjut , lakukan tindakan paliatif dengan tujuan:

1. Mempertahankan kualitas hidup pasien agar tetap baik

2. Tidak mempercepat atau menunda kematian

3. Menghilangkan rasa nyeri dan keluhan lain yang mengganggu.

Perawatan paliatif pun dilakukan berdasarkan stadium, yaitu Pada stadium

IIIb dilakukan biopsi insisi, dilanjutkan dengan radiasi. Bila relaps, tambahkan

dengan pengobatan hormonal dan kemoterapi.13

Pada stadium IV; (1) pada pasien premenopouse dapat dilakukan

ooforektomi bilateral. Bila respon positif, berikan aminoglutetimid atau tamofen.

Bila relaps/ respon negatif, berikan kemoterapi.13

Radioterapi

Radioterapi untuk kanker payudara bisa digunakan sebagai terapi kuratif

dengan mempertahankan payudara, dan sebagai terapi tambahan atau terapi

paliatif.8

19

Page 20: Referat Ca Mamae

Radioterapi kuratif sebagai terapi tunggal lokoregional tidak begitu efektif,

tetapi sebagai terapi tambahan untuk tujuan kuratif pada tumor yang relatif besar

berguna.8

Radioterapi paliatif dapat dilakukan dengan hasil baik untuk waktu terbatas

bila tumor sudah tak mampu angkat (nonoperable) secara lokal. Tumor disebut

tak mampu angkat bila mencapai tingkat T4, misalnya ada perlekatan pada

dinding dada atau kulit. Pada penyebaran di luar daerah lokoregional, yaitu diluar

lokasi payudara dan aksila, bedah payudara tidak berguna karena penderita

payudara tidak dapat sembuh.8

Biasanya seluruh payudara dan kelenjar aksila dan supraklavikula di

radiasi. Akan tetapi, penyulitnya adalah pembengkakan lengan karena limfudem

akibat rusaknya kelenjar supraklivikula. Jadi radiasi harus dipertimbangkan pada

karsinoma mamae yang tak mampu angkat atau jika ada metastase.8

Kemoterapi

Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada

penyebaran sistemik, dan sebagai terapi adjuvan.8

Kemoterapi adjuvan diberikan kepada pasien yang pada pemeriksaan

histopatologik pasca bedah mastektomi ditemukan metastase dusebuah atau

beberapa kelenjar. Tujuannya adalah menghancurkan mikrometastasis yang

biasanya terdapat pada pasien yang kelenjar aksilanya sudah mengalami

metastase. Obat yangdiberikan adalah kombinasi siklosfosfamid, metotrexat, dan

20

Page 21: Referat Ca Mamae

5-fluorourasil (CMF) selama enam bulan pada perempuan usia premenopouse,

sedangkan pada pasien postmenopouse duberikan terapi adjuvan hormonal

berupa pil antiestrogen.8

Kemoterapi paliatif dapat diberikan kepada pasien yang telah mengalami

metastase sistemik. Obat yang dipakai secara kombinasi antara lain CMF atau

vinkristin dan adriamisin (VA), atau 5 fluorourasil, adriamisin (adriablastin),

siklofosfamid (FAC).8

Terapi Hormonal

Indikasi pemberian terapi hormonal adalah bila penyakit menjadi sistemik

akibat metastase jauh. Terapi hormonal diberikan secara paliatif sebelum

kemoterapi karena efek terapinya lebih lama dan efek sampingnya kurang, tetapi

tidak semua kanker payudara peka terhadap terapi hormonal. Hanya kurang 60%

yang bereaksi baik dan penderita yang mempunyai harapan memberi respon

yang dapat diketahui dari uji reseptor estrogen pada jaringan tumor.8

Terapi hormonal paliatif dapat dilakukan pada penderita yang

premenopouse dengan cara ovarektomi bilateral atau dengan pemberian

antiestrogen, seperti tomoksifen atau aminoglutetimid.8

Terapi hormon diberikan sebagai ajuvan kepada pasien pascamenopouse

yang uji reseptor estrogennya positif dan pada pemeriksaan histopatologik

ditemukan kelenjar aksila yang merupakan metastase. Obat yang dipakai adalah

sediaan antiestrogen tamoksifen; kadang-kadang menghasilkan remisi selama

21

Page 22: Referat Ca Mamae

beberapa tahun. Estrogen tidak dapat diberikan karena efek samping terlalu

berat.8

Terapi biologis

Overekspresi onkogen berperan penting dalam timbul dan berkembangnya

tumor, antibodi monoklonal yang dihasilkan melalui teknik transgenetik dapat

menghambat perkembangan tumor. Herseptin berefek terapi nyata terhadap

karsinoma mamae dengan overekspresi gen cerbB-2 (HER-2). Herseptin adalah

suatu antibodi monoklonal hasil teknologi trasgenik yang berefek anti protein

HER-2 secara langsung. Dewasa ini ditemukan ia tidak hanya menyekat sinyal

pertumbuhan dalam sistem HER-2 tapi juga menghasilkan efek sitotoksik yang

dimediasi sel dan bergantung antibodi, sehingga berefek antitumor. Semakin

banyak bukti mendukung herseptin sebagai suatu cara penting untuk terapi

karsinoma mamae metastasik dengan overekspresi HER-2. Apakah dipakai

tunggal atau dalam kemoterapi kombinasi, efek klinisnya memuaskan, termasuk

dalam meningkatkan survival.6

2.9 Pencegahan

Mencegah karsinoma mamae dapat dimulai dari menghindarkan faktor

penyebab, kemudian juga menemukan kasus dini sehingga dapat dilakukan

pengobatan kuratif.8

22

Page 23: Referat Ca Mamae

Pemeriksaan payudara sendiri oleh seorang wanita sebulan sekali sekitar

hari ke-8 menstruasi dapat di anjurkan. Pemeriksaan oleh dokter bila ada yang di

curigai, dan bila seseorang tergolong dalam risiko tinggi, diperlukan pada waktu

tertentu, terutama bila usianya di atas 35 tahun.8

Orang sehat di keluarga dengan risiko tinggi atas terjadinya karsinoma

mamae atas dasar mutasi onkogen, seperti BRCA1, BRCA2 dapat

mempertimbangkan ,\mastektomi bilateral preventif.8

2.10 Prognosis

Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis. Tapi yang paling jelas dan

berpengaruh terbesar atas prognosis adalah kelenjar limfe dan stadium. Kanker

payudara dini: angka harapan hidup 5 tahunan untuk penderita stadium I adalah

95% dan untuk stadium II adalah 80%, dengan angka kekambuhan lokal sekitar

6% menggunkan pengobatan adjuvant seperti di anjurkan.4,6

Prognosis untuk penyakit stadium III telah meningkat dari 20% menjadi

40% pada 5 tahun dengan adanya pengobatan adjuvant. Kebanyakan penderita

ini dapat menerima kemoterapi praoperasi. Penyakit stadium IV masih

mempunyai harapan hidup 5 tahunan kurang dari 10 tahun.4

23

Page 24: Referat Ca Mamae

BAB III

KESIMPULAN

1. Karsinoma mamae atau kanker payudara merupakan salah satu

masalah utama kesehatan perempuan di dunia, terutama di negara

berkembang seperti Indonesia.

2. Etiologi dan faktor risiko karsinoma mamae adalah jenis kelamin, usia,

genetika molekuler, riwayat keluarga dan pribadi, hormon, virus, sinar

ionisasi, diet dan gizi.

3. Diagnosis karsinoma mamae ditegakkan berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.

4. Penatalaksanaan karsinoma mamae dengan pembedahan, kemoterapi,

radioterapi, terapi hormonal dan terapi biologis.

24

Page 25: Referat Ca Mamae

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan. Deteksi Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara (online); 2008. (http://www.depkes.go.id/index.php?Itemid=1, diakses tanggal 04 April 2010)

2. Cuningham, FG. dkk. Karsinoma Payudara. Dalam: Obstetri William Jilid I Edisi 21. Jakarta: EGC. 2005 hal 1615-1617

3. Gwyn KM, Theriault RL. Breast Cancer During Pregnancy The University of Texas MD Anderson Cancer Center (online). 2000. (www.mdanderson.org/Diseases/BreastCancer/pregnancy/, di akses tanggal 04 April 2010)

4. Schwartz S, dkk. Karsinoma. Dalam: Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah Edisi 6. Jakarta: EGC. 2000 hal 230

5. Brandon, et al. Pregnancy and Breast Cancer in The John Hopkins Manual of Gynecology and Obstetrics 2nd Edition. Lippincott Williams and Wilkins Publishers. 2002. Page 58

6. Desen Wan, Tienhua R, Yixin Z, dkk. Karsinoma mamae . Dalam Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2008. Hal 366-382

7. Anonymous. Kanker Payudara: Penyebab, Gejala dan Pengobatan (online); 2009. (http://www.alhamsyah.com/2009/01/11/kanker-payudara-gejala-dan pengobatannya/, di akses tanggal 04 April 2010)

8. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Payudara. Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta: EGC. 2000 hal 394-402

9. Davey P. Kanker Payudara. Dalam: At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga. 2006 hal 173-174

25

Page 26: Referat Ca Mamae

10. Pierce, Grace, Borley N. Kanker Payudara. Dalam At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Erlangga. 2007. Hal. 130-131s

11. Wiknjosastro, H. dkk. Karsinoma Mamae. Dalam Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2007 hal 582-583

12. Asrul. Hubungan Antara Besar Tumor (T1-T3) dan Tipe Histopatologi Kanker Payudara dengan Adanya Metastase pada Kelenjar Getah Bening Aksila (online). 2008. (http://www.library.usu.ac.id/download/fk/bedah-asrul.pdf, di akses tanggal 04 April 2010)

13. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta: Media Aesculapius FKUI, 2000. Hal. 283-287

26