dakrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48047...dak wah media daring akun instagram @n...
Post on 14-Jul-2020
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DAKWAH MEDIA DARING AKUN INSTAGRAM
@NUTIZEN DALAM MELAWAN PENYEBARAN
INFORMASI HOAKS:
PERSPEKTIF INOKULASI KOMUNIKASI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Kabir Al Fadly Habibullah
NIM 11150510000011
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
iv
ABSTRAK
Kabir Al Fadly H
Dakwah Media Daring Akun Instagram @nutizen dalam Melawan
Penyebaran Informasi Hoaks: Perspektif Inokulasi Komunikasi
Era keberlimpahan informasi membuat berbagai macam
informasi dikonsumsi masyarakat baik yang faktual maupun yang
terindikasi hoaks. Bersamaan itu muncul juga tren dakwah media
daring yang tumbuh menjamur sebab perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi termasuk akun Instagram @nutizen.
@nutizen tampak berbeda dengan kebanyakan akun dakwah, terutama
dalam gerakan memerangi hoaks. Berdasar permasalahan tersebut
peneliti tertarik untuk menggali Bagaimana upaya inokulasi
komunikasi dakwah media daring @nutizen dalam melawan
penyebaran informasi hoaks?
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif
dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan datanya berupa
observasi, wawancara dan studi dukumentasi untuk dianalisis dalam teknik
pengumpulan data berupa deskriptif analisis.
Adapun teori yang digunakan sebagai pisau bedah penelitian adalah
teori Inokulasi Komunikasi dari William McGuire yang menjelaskan
tentang mekanisme memberikan vaksin argumentasi terhadap individu agar
kebal dan resisten dalam menghadapi virus dalam hal ini informasi hoaks.
Konsep-konsep dakwah juga digunakan peneliti untuk mempertajam
analisis penelitian tentang @nutizen ini.
Hasil penelitian menunjukkan upaya yang dilakukan @nutizen
dalam melakukan inokulasi komunikasi dakwah media daring terhadap
perlawanan akan penyebaran informasi hoaks. Elemen-elemen inokulasi
seperti threat, refutantional preemption, delay dan involvement aktif
digunakan sebagai upaya inokulasi komunikasi melawan hoaks dengan
terus melaksanakan kegiatan dan aktivitas dakwah.
Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa dakwah media
daring dapat digunakan sebagai vaksin untuk mencegah dan menangkal
informasi hoaks yang dapat memapar individu atau warganet dengan
mekanisme inokulasi komunikasi yang dilakukan beserta elemen-
elemennya. Juga aktivitas dakwah dari @nutizen yang bekerja dengan
baik.
Kata Kunci: Informasi Hoaks, Inokulasi Komunikasi, @nutizen, Dakwah
Media Daring
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puja dan puji bagi Allah
Ta‟ala yang telah menganugerahkan berbagai macam
nikmat kepada peneliti, terutama nikmat Islam, Iman, sehat
dan nikmat pendidikan, yang dengan nikmat tersebut
sempurnalah segala upaya untuk mencapai kebaikan yang
buahnya tertuang pada selesainya tugas akhir ini. Shalawat
beriring salam semoga senantiasa terlimpah kepada
manusia yang menjadi rujukan akademik dan keilmuan
seluruh sivitas akademika se-dunia dan lintas masa yakni
Baginda Nabi Besar Muhammad Sholallahu „Alaihi wa
Sallam, beserta keluarga, sahabat, pengikut dan siapa saja
yang senantiasa merujuk baik sikap maupun keilmuannya
kepada beliau.
Peneliti menyadari bahwa rampungnya tulisan ilmiah ini
sebagai tugas akhir tidak bisa lepas dari bantuan berbagai
pihak. Sebab itu, izinkan peneliti mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Amany B. Lubis, M.A sebagai rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D, sebagai dekan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
3. Ibu Dr. Armawati Arbi, M.Si dan Dr. Edi Amin,
M.A sebagai ketua dan sekretaris Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam periode saat ini.
vi
4. Ibu Fita Fatkhurakhmah, M.Si sebagai dosen
penasihat akademik yang selalu memberikan
dukungan kepada peneliti.
5. Ibu Nunung Khoiriyah, M.A, sebagai dosen
pembimbing yang selalu memberikan bimbingan
dengan penuh ketelatenan sekaligus motivasi untuk
peneliti dalam menyelesaikan tugas akhir ini
dengan cepat dan baik.
6. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, atas segala asupan akademik dan
moril selama empat tahun terakhir ini bagi peneliti,
semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfat dunia
dan akhirat peneliti.
7. Keluarga peneliti Bapih H. Hasanudin, BS dan
Mamah Yohahah HS terimakasih atas tiap bait
do‟anya juga tak terlupa Ndang, Teh Alfi, A
Kamal, A Fahmy, Teh Intan, Zamzam, Zafina,
Zaydan dan Misykah, tempat pulang dan berteduh
yang begitu menenangkan
8. Jajaran direksi hingga editor @nutizen mulai dari
para direktur Pak Baha, Bu Luli dan Bu Rita
beserta seluruh jajaran atas kesempatan yang
diberikan kepada peneliti untuk melaksanakan
penelitian di Nutizen
9. Keluarga Besar Pondok Pesantren Asshiddiqiyah,
Abah DR. KH. Noer Muhammad Iskandar, SQ
beserta keluarga, Abah KH. Muhammad Ulil
vii
Abshor, Lc, Al-Hafidzh beserta keluarga, para Kyai
dan seluruh Asatidz juga para santri atas
supportnya selama ini.
10. Rekan-rekan KPI A dan Public Speaking yang telah
menemani perjuangan selama di kampus tercinta
semoga ilmu rekan-rekan semua berkah.
11. Sahabat-sahabat di Magang Anti Mainstream
@mediapencerah Kak Dani, Kak Mul dan Kak
Yuzar, terima kasih dan yang terbaik untuk kalian.
12. Para pembaca, terima kasih atas waktunya untuk
mengapresiasi karya ilmiah ini lewat membacanya.
13. Dan seluruh orang yang telah mendukung
perjuangan selama di kampus terkhusus selama
penelitian dan penyusunan tugas akhir ini. Semoga
Allah Ta‟ala memberikan balasan yang tak terkira.
Pada akhirnya peneliti menyadari bahwa dalam
penelitian ini masih banyak kekurangan, sebab itu peneliti
mengharapkan saran serta kritik juga masukan agar ke
depan dapat lebih baik. Jika dalam penulisan karya ilmiah
ini terdapat banyak ketidakberkenanan peneliti haturkan
permohonan maaf dan harapan. Semoga penelitian ini
dapat bermanfaat sebagai sumbangan khazanah keilmuan
dalam dakwah dan komunikasi.
Tangerang, 29 Juni 2019
Kabir Al FAdly H
viii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ......................................................................... …...ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. ii
ABSTRAK ....................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 11
C. Batasan Masalah.................................................................... 11
D. Rumusan Masalah ................................................................. 12
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 12
F. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................... 13
G. Metodologi Penelitian ........................................................... 15
H. Sistematika Penulisan ........................................................... 20
BAB II KAJIAN TEORI DAN KONSEP .................................... 23
A. Teori Inokulasi Komunikasi .................................................. 23
B. Dakwah ................................................................................. 27
C. Media Daring ........................................................................ 33
D. Instagram ............................................................................... 36
E. Informasi Hoaks .................................................................... 40
BAB III GAMBARAN UMUM..................................................... 48
A. Latar Belakang dan Sejarah Nutizen ..................................... 48
B. Profil dan Keorganisasian Nutizen ....................................... 50
C. Deskripsi Akun Instagram @nutizen .................................... 54
ix
BAB IV TEMUAN PENELITIAN ............................................... 60
A. Inokulasi Komunikasi Dakwah Media Daring Akun
Instagram @nutizen ...................................................................... 60
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................... 92
A. Analisis Inokulasi Komunikasi Dakwah Media Daring
Akun Instagram @nutizen ............................................................ 92
BAB VI PENUTUP ........................................................................ 95
A. Kesimpulan ........................................................................... 95
B. Saran ...................................................................................... 96
C. Implikasi ................................................................................ 98
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 99
LAMPIRAN .................................................................................. 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era serba digital kini mau tidak mau membuat
masyarakat terperangkap ke dalam sebuah kondisi yang
disebut communicative abundance atau era keberlimpahan
informasi, di mana informasi tidak lagi dicari tapi merangsek
masuk untuk dapat diakses setiap waktu. Selain itu, pada era
ini informasi menjadi begitu berlimpah dan tak terbendung
berseliweran di tengah masyarakat dan masuk dengan
berbagai macam kanal yang ada ke ruang-ruang informasi.
Berbagai informasi, baik yang terverifikasi maupun yang
belum jelas keabsahannya hilir-mudik memenuhi bahkan
menembus ranah privasi masyarakat.1
Tren tersebut sebetulnya muncul dipicu oleh kehadiran
media baru atau new media yang menyebabkan pergeseran
cara pandang orang terhadap sebuah informasi maupun
kejadian di belakang yang membangunnya. Media baru
sederhananya dapat digambarkan sebagai sebuah media yang
jenisnya di luar media-media yang umum dan terlebih dahulu
ada seperti televisi, radio dan koran (media mainstream).
Media baru eksistensinya tidak bisa lepas dari keberadaan
internet, bentuknya dapat berupa media sosial, Youtube,
1John Keane. The Humbling of The Intelectuals Public Life in the Era of
Communicative Abundance,(Jurnal Time LS, 2013)
2
website, blog, portal dan media lainnya.2 Keberadaan media
baru sangat memberi warna tersendiri dalam interaksi
masyarakat kini.
Masyarakat kini tidak asing dengan penggunaan media
baru, bagaimana tidak, hampir setiap saat waktunya
dihabiskan hanya untuk berselancar di media sosial yang
merupakan produk utama media baru. Aktivitas baik berupa
sekedar mengonsumsi informasi, memproduksi juga
mendistribusikan berbagai informasi yang ada. Tak peduli
siang dan malam, dalam berkegiatan maupun luang, gawai
beserta media sosialnya tidak mampu lepas dari tangan dan
pikiran masyarakat kini. Keadaan ini otomatis menyebabkan
masyarakat pada era ini sangat mudah terpapar informasi
bohong atau hoaks sebagai buntut dari era keberlimpahan
informasi yang disikapi fanatis oleh sebagian masyarakat.
Hoaks dalam Cambridge Dictionary diartikan sebagai
rencana menipu sekelompok besar orang.3
Sederhananya
hoaks adalah informasi yang meniadakan fakta dan data
justru mengdepankan kebohongan dan manipulasi dengan
tujuan tertentu seperti memengaruhi masyarakat dengan
penyebaran informasi yang masif. Hoaks memang bukan
barang baru, tapi era ini memberikan tempat tersendiri
hingga hoaks mampu bertransformasi menjadi sebuah
kejahatan yang sangat merugikan banyak orang. Hoaks
2
Gun Gun Heryanto. Media Komunikasi Politik. (Yogyakarta:
IRCiSoD. 2018), hal. 25 3
Robert Audi. Cambridge Dictionary of Philosophy, (Cambridge:
Cambridge University Press, 2015)
3
menjadi cara tersendiri bagi pihak tertentu dalam mencapai
tujuannya baik kepentingan bisnis, politik hingga kejahatan
lain seperti terorisme dan upaya-upaya pemecah belah
bangsa lainnya.
Penipuan publik merupakan kata kunci dalam
memahami hoaks, sebab yang membedakan hoaks dengan
kebohongan atau penipuan lainnya terlihat dari beberapa
karakterisitiknya berupa menjangkit khalayak luas, populer
dan masif dengan tujuan tertentu. Maka, hampir bisa
dipastikan ada jejaring yang menghubungkan hoaks dari
rantai produksi, reproduksi, distribusi hingga konsumsinya.
Wabah hoaks semakin meluas dan berbahaya sebab
difasilitasi oleh masyarakat sendiri, yakni dengan perangkat
gawai atau smartphone yang dimilikinya, dengan mudahnya
masing-masing kita menyebarkan informasi yang belum jelas
validitas dan keabsahannya lewat media-media seperti
Facebook, Instagam, Line, Twitter, YouTube dan lainnya.4
Kini, sadar atau tidak masyarakat kita sedang
menghadapi perang tak kasap mata namun sangat
mematikan. Bayangkan, Kementerian Komunikasi dan
Informatika merilis data bahwa ada 800.000 situs di internet
yang terindikasi menyebarkan hoaks.5 Lazim pula kita temui
berbagai macam broadcast dalam grup WhatsApp kita yang
4
Gun Gun Heryanto. Media Komunikasi Politik. (Yogyakarta:
IRCiSoD. 2018), hal. 71 5https://kominfo.go.id/content/detail/12008/ada-800000-situs-penyebar-
hoax-di-indonesia/0/sorotan_media, diakses pada 18 Desember 2018, pukul
14.42
4
teridentifikasi penyakit hoaks namun begitu mudahnya untuk
disebar laiknya virus. Belum lagi muatan-muatan informasi
di media sosial lain seperti Instagram, Facebook, Line,
Twitter, media online dan lainnya, Badan Intelijen Negara
merilis data bahwa 60% konten di media sosial adalah
hoaks.6 Bahkan tidak jarang hoaks mulai menjangkit media-
media mainstream yang dahulu terkenal sebagai klarifikator
sekaligus verifikator terhadap sebuah informasi. Kondisi ini
jika dibiarkan berlarut akan mengganggu keutuhan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
Penyebaran informasi bohong atau hoaks di musim
kampanye sangat memprihatinkan, per Oktober 2018 saja,
Kementerian Komunikasi dan Informatika merilis data
bahwa ada 1000 berita hoaks yang berkaitan dengan politik
selama masa kampanye yang ketika itu baru selama sebulan.7
Masih hangat dalam pikiran kita kasus hoaks yang begitu
menyita perhatian khalayak, seperti kasus Ratna Sarumpaet
di awal Oktober lalu. Ratna mengaku mengalami
penganiayaan oleh sekelompok orang sehingga membuat
luka dan memar di sekujur wajahnya. Pernyataan ini
dikuatkan oleh beberapa pihak hingga akhirnya polisi
mengadakan penyelidikan dan menyanggah informasi
tersebut. Pada akhirnya Ratnapun mengakui kebohongan
6
https://nasional.kompas.com/read/2018/03/15/06475551/bin-60-
persen-konten-media-sosial-adalah-informasi-hoaks, diakses pada 18
Desember 2018, pukul 14.43 7
https://news.detik.com/berita/d-4264513/kemenkominfo-ada-1000-
berita-hoax-selama-masa-kampanye-pemilu diakses pada 13 Maret 2019 pukul
10.34
5
yang sudah dibuat sedemikian rupa di muka publik dan
meminta maaf kepada khalayak serta menjelaskan bahwa
kondisi wajahnya demikian adalah disebabkan operasi
plastik. Masih banyak informasi-informasi hoaks yang
bertebaran di kanal-kanal informasi masyarakat yang
muaranya memberikan label buruk ke masing-masing calon
yang akan berkontestasi di pemilu 2019 baik pemilu presiden
dan wakil presiden juga pemilu legislatif.
Bukan tanpa upaya dan larangan, perundang-undangan
kita juga sudah jelas mengatur tentang tata aturan dalam
bertukar informasi di wilayah daring. Salah satu aturan
mainnya adalah UU No. 11 tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik. Terbukti sudah banyak orang yang
terjerat dengan undang-undang ini, namun di sisi lain tidak
membuat jera sebagian orang yang masih asyik menjadikan
hoaks sebagai mainan dalam bertukar informasi di media
baru. Bahkan dalam rangka menangkal penyakit ini UNESCO
yang merupakan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang
mengurusi ilmu pengetahuan dan budaya merilis sebuah buku
pegangan yang bertema “Journalism, Fake News and
Disinformation” bersama Universitas Gajah Mada. Buku ini
merupakan panduan praktis bagi para akademisi, pegiat literasi,
jurnalis dan publik sendiri dalam menghadapi era disrupsi
teknologi 4.0.8
Al-Qur‟an sendiri sebagai sumber hokum tertinggi
Islam sudah memberikan peringatan soal berkata yang baik
8
https://www.kompasiana.com/girilu/5c53f27a6ddcae2ca45a1e63/jurna
lisme-badai-disinformasi-dan-indonesia?page=all
6
dan ancaman berkata yang buruk, salah satunya dalam QS
Ibrahim ayat 24-26:
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah
telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, seperti
pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit. Pohon itu memberikan buahnya
pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia
supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat
yang buruk, seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut
dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat
tetap (tegak) sedikitpun” (QS Ibrahim 24-26)
Seiring dengan tren buruk tersebut, ternyata di media
baru atau yang kita kenal dengan media daring (dalam
jaringan) banyak juga kita temui banyaknya portal-portal
media maupun akun media sosial yang gencar memerangi
informasi hoaks yang terjadi di tengah masyarakat.
Media daring sendiri adalah pemanfaatan media
dengan menggunakan perangkat internet sebab dari istilah
pun disebut daring atau dalam jaringan yang menandai
7
bahwa media ini harus selalu terhubung dengan jaringan atau
internet. Meskipun kehadirannya tergolong baru, media ini
sangat tumbuh pesat dan hampir dapat diakses semua orang,
siapapun yang di tangannya memiliki gawai yang terhubung
dengan jaringan maka dipastikan ia dapat mengakses media
tersebut. Kehadiran tren tersebut diiringi dengan massifnya
pertumbuhan akun media sosial di Instagram yang bergenre
dakwah.
Dakwah kini dijadikan alat sebagai upaya terdepan
dalam memerangi informasi hoaks yang berseliweran, tentu
ini tidak keluar dari esensi dakwah yakni sebagai ajakan dan
dorongan kepada manusia agar berbuat baik dan ikut kepada
jalan petunjuk Allah Ta‟ala, menyeru kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran agar mendapat kesuksesan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat9. Ini tepat, yakni menjadikan
dakwah sebagai seruan kebaikan yang dapat menggeser
posisi informasi bohong di sekeliling masyarakat.
Dakwah secara etimologis berasal dari bahasa Arab
yakni da‟a, yad‟u, da‟watan yang berarti mengajak. Akar
kata dakwah ini juga bisa diartikan sebagai menyeru,
memanggil, meminta dan memohon tergantung susunan dan
konteks kalimat yang menyertainya. Kata dakwah dalam
berbagai bentuk atau wazan di dalam Al-Qur‟an sendiri
disebutkan lebih dari 100 kata. Konteksnya tentu bermacam-
9 Syeikh Ali Mahfuzh. Hidayatul Mursyidin Ila Thuruqil Wa‟zi wal
Khithobah.. (Beirut: Daarul Ma‟arif.1997), hal.17
8
macam, mulai dari ajakan dakwah, metode dakwah,
keutamaan dakwah hingga sejarah dakwah.10
Dakwah yang hakikatnya menyeru kepada kebaikan
dewasa ini mengalami transformasi luar biasa. Seiring
dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi membuat cara pandang orang terhadap dakwah
menjadi lebih maju dan terbuka. Dakwah kini tidak melulu
soal menyampaikan ceramah di pengajian-pengajian dan
tabligh akbar, berpidato dari satu mimbar ke mimbar lainnya
dari satu masjid ke masjid lainnya. Dakwah pada era ini
dipahami dan disampaikan dengan berbagai metode dan cara.
Mulai dari dakwah melalui lagu, film, shalawat, kesenian
bahkan olahraga. Sekalipun metode yang dilakukan adalah
mainstream seperti ceramah, maka wasilah atau medianya
yang bertransformasi.
Jika dahulu seorang ustadz berceramah pada satu
masjid maka yang dapat mendengar pesan-pesannya adalah
jemaah yang berada di dalam masjid dan lingkungan masjid.
Namun, dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, ustadz yang berceramah di masjid tadi kini
pesannya dapat diperluas tanpa batas dan dapat di dengar
oleh siapa saja. Salah satu mad‟u atau pendengarnya dapat
dengan mudah melakukan siaran langsung dengan perantara
fitur Instagram maupun Facebook, sehingga yang mendengar
10
Wahidin Saputra. Pengantar Ilmu Dakwah. (Jakarta: Rajagrafindo
Perkasa. 2011, hal.1
9
ceramahnya bukan hanya sekitar lingkungan masjid lagi,
namun bisa meluas menembus batas teritori dan georafis.
Keadaan ini yang coba dimanfaatkan oleh berbagai
orang untuk meluaskan sepak terjang dakwah dan jangkauan
dakwah agar dakwah betul-betul bisa di terima siapa saja,
kapan saja dan di mana saja. Era ini membuat masyarakat
menjadi tidak perlu berlelah-lelah duduk berjam-jam di
masjid untuk mendengarkan ceramah, pasalnya hanya
dengan membuka gawai yang ada di genggamannya ribuan
video ceramah multi bahasa dan dari ustadz manapun yang
dikehendaki akan keluar dan siap disaksikan walau dari
tempat tidurnya. Ini sebuah pergeseran fenomena dakwah
yang tentu pada akhirnya memunculkan dua sisi kebaikan
dan keburukannya.
Akun-akun Instagram, channel YouTube, page
Facebook bermuatan dakwah muncul dan menjamur.
Berbagai macam model, metode dan cara dakwah serta para
da‟i bermunculan di kanal-kanal media baru. Tujuan utama
tentu seperti hakikat dakwah yakni mengajak manusia
menuju jalan Allah Ta‟ala di samping tujuan-tujuan lain yang
masing-masing dikehendaki.
Termasuk yang dilakukan oleh akun Instagram
@nutizen yang secara periodik dan sistematis aktif
memberikan konten-konten dakwah di media Instagram
dengan berbagai macam maksud tujuan salah satunya
memerangi informasi hoaks seperti yang telah disinggung di
atas. Akun @nutizen menyajikan video dengan konten
10
dakwah media daring baik berupa video klarifikasi,
pemberitaan juga dakwah-dakwah yang di dalamnya berisi
ajakan untuk bersatu, mendinginkan suasana dan
memberikan argumentasi logis dan faktual serta pencerahan
kepada warganet.
Salah satu video dengan maksud memerangi begitu
banyaknya hoaks terutama di musim politik yang tak
menentu ini memberikan penjelasan tentang hoaks yang
menyerang Nahdhatul Ulama, berjudul NU Dukung
Nasakom. Video tersebut diunggah pada tanggal 14 Februari
2019, dengan jumlah tayangan sebanyak 28.399 views atau
yang menyaksikan dan mendapat 138 komentar dari
warganet. Video ini diunggah dalam rangka meluruskan
berita yang berseliweran di media sosial yang menyatakan
bahwa NU mendukung Nasakom atau spirit ajaran Partai
Komunis Indonesia di masa lalu. Ini juga merupakan salah
satu pembicaraan Ahmad Dhani yang kemudian menyebar
menjadi hoaks tanpa terbendung.11
Masih banyak konten-konten lain di akun @nutizen
yang tidak hanya di dalamnya terdapat pesan dakwah, namun
juga upaya untuk memerangi peredaran informasi hoaks.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis
memformulisikan dalam sebuah rencana penelitian berjudul
“Dakwah Media Daring Akun Instagram @nutizen
11
www.instagram.com/nutizen diakses pada Ahad, 20 Januari 2019,
pukul 09.19
11
dalam Melawan Penyebaran Informasi Hoaks: Perspektif
Inokulasi Komunikasi”
B. Identifikasi Masalah
Pada era keberlimpahan informasi yang arusnya tidak
terbendung masyarakat kini dihadapkan pada masalah
informasi bohong (hoaks) yang menjamur memasuki ruang-
ruang informasi di segala lini media masyarakat terutama
lewat media baru. Informasi yang terpapar berita bohong
meliputi dimensi-dimensi seperti kesehatan, politik,
ekonomi, sosial bahkan agama. Hoaks sudah begitu meluas
dan menjangkit informasi apa saja yang terpapar olehnya.
Jika terus dibiarkan keadaan ini akan mengancam keutuhan
kehidupan beragama bahkan berbangsa dan bernegara.
Menghadapi hal demikian banyak akun-akun media sosial di
Instagram yang mencoba melaksanakan kegiatan dakwah
sambil berupaya memerangi informasi hoaks yang
berseliweran di media baru khususnya Instagram. Pada
penelitian ini peneliti melihat sebuah akun Instagram yang
giat melakukan perang terhadap informasi hoaks yaitu
@nutizen.
C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi dan difokuskan untuk melihat upaya
akun media dakwah daring Instagram @nutizen terutama dalam
memerangi arus informasi hoaks dalam perspektif inokulasi
komunikasi yang berseliweran baik di dunia nyata maupun di
dunia maya dan media lama maupun media baru serta aktivitas
dakwah dalam akun @nutizen dalam melaksanakan dakwah
12
media daring sebagai alat perlawanan terhadap informasi hoaks
terutama soal hoaks dalam dakwah dan gerakan-gerakan
dakwah serta tidak menyentuh pada tataran studi efek. Batasan
ini dibuat, ditujukan agar penelitian bisa lebih fokus dan
komprehensif dalam melakukan penelitian.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaran di atas maka perumusan masalah
dalam penelitian dapat dibuat dalam bentuk pertanyaan
sebagai berikut:
a. Bagaimana upaya inokulasi komunikasi dakwah media
daring akun Instagram @nutizen dalam melawan
penyebaran informasi hoaks?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian
ini memiliki beberapa manfaat dan tujuan penelitian, yakni:
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui upaya inokulasi komunikasi
dakwah media daring akun Instagram @nutizen dalam
melawan penyebaran informasi hoaks.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat penelitian ini ditinjau dari sisi teoritis adalah
untuk memberikan sumbangan dan wawasan
keilmuan baru soal dakwah media daring dalam
melawan penyebaran hoaks. Selain itu juga untuk
memberikan tambahan keluasan khazanah soal
komunikasi yang kini tatanannya sudah meluas ke
13
berbegai lini kehidupan dan menggunakan berbagai
macam model media yang tidak lagi melulu soal
metode dan media konvensional. Ini juga dapat
menjadi pelajaran bagi para da‟i dan siapapun
penggiat dakwah untuk mulai mengembangkan
sayap dakwah bukan hanya pada dakwah
mainstream tapi jugamenembus media baru.
b. Sementara secara praktis penelitian ini dapat
dikembangkan sebagai alat dalam melihat dakwah
dari sisi media daring yang kini sudah sangat pesat
perkembangannya. Jika diseriuskan dakwah dengan
model ini akan benar-benar menjadi harapan baru
dalam dunia dakwah dalam menjalankan tujuannya
untuk mengajak mansuia ke jalan Allah guna
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
F. Tinjauan Kajian Terdahulu
a. Skripsi dengan judul “Metode Dakwah Media Online:
Studi Kasus LDK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”,
yang ditulis oleh Aditya Nugroho, Mahasiswa jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
metode dakwah yang dilakukan oleh LDK UIN Jakarta
dengan menggunakan media online. Persamaannya yakni
sama-sama meneliti tentang dakwah media online, namun
objek dan subjeknya sangat berbeda dengan penelitian yang
dilakukan peneliti.
14
b. Skripsi dengan judul “Memerangi Berita Hoaks di Media
Sosial: Studi Terhadap Masyarakat Anti Fitnah
Indonesia”, yang ditulis oleh Dwi Putri Aulia mahasiswi
Konsentrasi Jurnalistik, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2018.
Pnelitian ini melihat strategi komunikasi yang dilakukan
Masyarakat Anti Fitnah Indonesia dalam memerangi hoaks
di media sosial. Penelitian ini mirip dengan yang dilakukan
peneliti yakni soal hoaks, namun secara teoritis dan konteks
sangat berbeda. Penelitian ini mengandalkan strategi
komunikasi dalam memerangi hoaks sedang peneliti
menggunakan dakwah media daring dalam bungkus teori
inokulasi komunikasi dalam melawan penyebaran
informasi hoaks. Subjek dan objeknya juga berbeda, penulis
secara langsung mencoba mendeskripsikan peran akun
Instagram @nutizen sedang penelitian ini Masyarakat Anti
Fitnah Indonesia.
c. Skripsi dengan judul “Pesan Anti Radikalisme Islam
dalam Konten Aplikasi Nutizen ”, yang ditulis oleh M.
Nur Irfan Faiz, mahasiswa jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta tahun 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
deskriptif tentang isi pesan anti radikalisme yang berada
dalam beberapa konten video di Nutizen dengan teknis
analisis isi deskriptif yang memadukan antara pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Persamaanya yakni sama-sama
15
meneliti tentang objek berupa Nutizen sedang
perbedaannya yakni metode penelitian, subjek dan tentu
teori yang digunakan pun berbeda.
d. Tesis dengan judul “Literasi Media Baru dan
Penyebaran Informasi Hoaks (Studi Fenomenologi
pada Pengguna Whatsapp periode Januari-Maret 2015)
yang ditulis oleh Clara Novita A mahasiswa PascaSarjana
Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta tahun 2016.
Penelitian ini masih berbicara tentang hoaks bahkan strategi
untuk melawannya dengan menggunakan literasi media.
Perbedaan mencolok dengan penelitian penelitu ada pada
metodologi, teori serta objek dan subjek penelitiaannya
yang menggunakan stu fenomenologi.
G. Metodologi Penelitian
a. Paradigma Penelitian
Paradigma adalah suatu cara pandang untuk
memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma bersifat
normatif yaitu menunjukkan kepada praktisnya apa yang
perlu dilakukan. Paradigma juga disebut sebagai ideologi
atau praktik suatu komunitas ilmuwan yang menganut suatu
pandangan yang sama atas realitas, memiliki seperangkat
kriteria yang sama untuk menilai aktivitas penelitian dan
menggunakan metode serupa12
12
Deddy Mulyana. Metodologi Penelitian Kualitatif ,(Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2010), hal.9
16
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini
adalah konstruktivis, yaitu cara pandang yang menyatakan
bahwa individu menginterpretasikan dan beraksi menurut
kategori konseptual dan pikiran. Realitas tidak
menggambarkan diri individu namun harus disaring melalui
cara pandang orang terhadap realitas tersebut. Robyn
Penmann dalam salah satu penjelasannya tentang
konstruktivis menyebut bahwa komunikasi dan
konstruktivis berkaitan dalam beberapa hal diantaranya
pembuat komunikasi dalam hal ini komunikator adalah
subjek yang memiliki pilihan bebas, walaupun lingkungan
sosial membatasi apa yang dapat dan telah dilakukan, maka
tindakan komunikasi dianggap sukarela berdasarkan pilihan
subjeknya.13
b. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
untuk mengkaji, mendeskripsikan, menginterpretasi dan
menganilisis data menggunakan deskriptif analisis berupa
studi kasus untuk menjawab rumusan masalah penelitian.
Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai sebuah
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata dan ucapan dari perilaku orang yang diteliti.14
Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif
bertujuan untuk mmenjelaskan fenomena dengan sedalam-
13
Elvinaro Ardianto dan BQ. Anees. Filsafat Ilmu
Komunikasi,(Bandung SR Media, 2007), hal.158 14
Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2007), hal.88
17
dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya,
sebab dalam kualitatif yang ditekankan adalah soal
kedalaman (kualitas) bukan banyaknya (kuantitas) data.15
c. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah seperangkat pengetahuan
tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang
pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu
untuk diolah, dianalisis dan diambil kesimpulan untuk
selanjutnya dicarikan cara pemecahan masalahnya.16
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif analisis, yaitu sebuah metode yang
mengungkapkan masalah dengan cara menggambarkan dan
memaparkan apa adanya sesuai dengan keadaan yang
diteliti.17
Artinya penulis akan berusaha menjelaskan serta
menggambarkan segala sesuatu yang ditemui dan terjadi di
lapangan untuk nantinya dianalisis sesuai metodologi yang
ada dan menjawab tujuan penelitian.
Metode studi kasus menjadi pilihan peneliti untuk
mempertajam penelitian ini, studi kasus bertujuan untuk
menjelaskan dan memhami objek yang diteliti secara
mendalam sebagai suatu kasus. Selanjutnya metode ini
tidak hanya menggambarkan seperti apa kasus tersebut
15
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi,(Jakarta:
Kencana, 2007), hal.58 16
Wardi Bachtiar. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwh, (Jakarta: Logos,
1997), hal.1 17
Winanrno. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar,Metode dan Teknik,
(Bandung: Tarsito, 1989) hal.138
18
namun lebih dari itu juga menjelaskan bagaimana
keberadaan dan kasus tersebut dapat terjadi.18
d. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian kali ini adalah
para admin dan juga pengisi konten serta organisatoris yang
berada di belakang akun Instagram @nutizen. Tentu
masing-masing dari mereka punya peran dalam
menjalankan aktivitas dakwah media daring akun ini
terutama melaksanakana inokulasi komunikasi dalam
memvaksin warganet terutama pengikut @nutizen sendiri
yang jumlahnya sudah lebih dari 130.000 pengikut.
Sementara objek penelitiannya adalah aktivitas daring dan
upaya-upaya dakwah media daring akun @nutizen itu
sendiri dalam rangka memerangi dan melawan penyebaran
informasi hoaks
e. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a) Wawancara Mendalam
Penulis melaksanakan wawancara mendalam atau in-
depth interview sekaligus wawancara terarah dengan
subjek penelitian dalam hal ini para admin @nutizen
dan tentunya pengisi konten termasuk seluruh anggota
organisasi yang terlibat di dalamnya, juga mnaci
pandangan dari pihak di luar @nutizen agar tidak
terjadi bias informaai.
18
Robert K Yin. Studi Kasus, Desain dan Metode, (Bandung: Raja
Grafindo, 2013), hal.5
19
b) Observasi
Observasi dalam metode ilmiah dikatakan sebagai
pencatatan dan pengamatan secara sistematik
fenomena-fenomena yang diteliti.19
Observasi
dilakukan dengan mengamati intensitas pergerakan
akun Instagram @nutizen mulai dari deskripsi data
profil, pergerakan follower hingga aktivitas feedback
yang diberikan warganet. Observasi juga dapat
dilakukan di kantor @nutizen yang menjadi tempat
berkegiatan seluruh elemen yang terlibat
c) Studi Dokumentasi
Dokumentasi dapat diartikan sebagai studi dokumen
tertulis yang mengandung keterangan, penjelasan dan
pemikiran tentang fenomena yang aktual.20
Untuk
memperkuat data penulis juga akan menambahkan data
sekunder berupa capture dokumentasi dari akun
Instagram @nutizen dan pergerakan daring lainnya.
f. Teknik Analisis Data
Analaisis data sederhananya adalah proses
penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih sederhana
yang mudah dibaca untuk diinterpretasikan.21
Data yang
didapatkan dari hasil pengumpulan berupa wawancara,
observasi dan dokumentasi akan dianalisis menggunakan
19
Sutrisna Hadi. Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset,
1989), hal.139 20
Nurul Hidayati. Metodologi Penelitian Dakwah dengan Pendekatan
Kualitatif, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hal.63 21
Masrih Pangarimbun dan Sopian Efendi. Metodologi Penelitian
Survey, (Jakarta: LP3ES, 1989), hal. 4
20
metode deskriptif kualitatif dan ditafsirkan serta
dikomentari sesuai pisau analisis teori untuk menjawab
rumusan masalah dalam penelitian dan dipertajam dengan
tahapan-tahapan studi kasus berupa deskripsi, tema dan
penegasan.
g. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian secara khusus dipusatkan di kantor
PT Nutizen Digital Media Indonesia yang bertempat di
lantai Jl. Kembang Elok II, Blok H3 No.61 RT 01/01,
Perumahan Puri Indah, Kembangan, Jakarta Barat, DKI
Jakarta 11610, namun observasi juga dilakukan secara
tentatif dan periodik menyesuaikan masa penelitian tanpa
harus datang ke kantor dengan melakukan observasi dan
studi dokumentasi pada aktivitas akun instagram @nutizen.
Penelitian dilakukan empat bulan ke depan terhitung mulai
Maret hingga Juni 2019 namun observasi dan studi
dokumentasi mulai dilakukan pada Desember lalu.
H. Sistematika Penulisan
Bagian ini memberikan penjelasana secara singkat
tentang skema dam sistematika penulisan skripsi sesuai
dengan aturan yang berlaku, yaitu:
BAB I: Pendahuluan
Bagian ini merupakan bagian pembuka yang terdiri dari latar
belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian
terdahulu, metodologi penelitian serta sistematika penelitian.
21
BAB II: Kajian Teori dan Konsep
Bagian ini berisi uraian teori secara komprehensif terutama
tentang teori inokulasi komunikasi serta teori-teori dakwah.
Pada bagian ini juga dijelaskan beberapa konsep yang
berkaitan seperti Instagram, informasi hoaks dan media
daring serta media baru.
BAB III: Gambaran Umum
Bagian ini mencoba menguraikan tentang objek serta subjek
penelitian yakni akun Instagram @nutizen secara
komprehensif dan terperinci mengenai profil media,
kelembagaan, latar belakang pendirian, tujuan pendirian serta
berbagai gambaran lain yang berkaitan dengan @nutizen
terutama akun Instagramnya dan siapa saja admin yang
berada di belakang aktivitas akun Instagram @nutizen.
BAB IV: Temuan Penelitian
Bagian ini menguraikan tentang berbagai macam data yang
diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan studi dokumen
yang dilakukan baik secara langsung di kantor @nutizen
maupun yang dilakukan secara tidak langsung dengan
mengobservasi pergerakan aktivitas daring akun Instagram
@nutizen
BAB V: Analisis dan Pembahasan
Bagian ini merupakan bagian inti yang menguraikan tentang
analisis dan pembahasan penelitian berupa uraian jawaban
dari rumusan masalah di awal serta analisis antara teori,
konsep, latar belakang dengan data-data yang ditemukan di
lapangan terutama soal inokulasi komunikasi dakwah media
22
daring akun Instagram @nutizen dalam melawan
penyebaran informasi hoaks.
BAB VI: Penutup
Bagian terakhir ini berisi kesimpulan dari peneilitian yang
dilakukan dan saran baik untuk pribadi peneliti, pembaca,
subjek penelitian dan sivitas akademik kampus.
23
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KONSEP
A. Teori Inokulasi Komunikasi
Teori inokulasi komunikasi awalnya dikembangkan oleh
psikolog Amerika tahun 1960-an, William McGuire.
Sederhananya teori ini membahas fungsi resistensi terhadap
perubahan, tujuannya adalah menjelaskan bagaimana
mempertahankan sikap dan keyakinan awal secara konsisten di
tengah upaya-upaya persuasi. Argumen utama dari teori ini
adalah kebanyakan sikap dibentuk dalam lingkungan yang tidak
mempertemukan individu dengan kontra-argumen dan serangan
sikap baru, karena itu individu hanya punya sedikit kesempatan
untuk mengembangkan resistensi terhadap serangan di masa
depan. Teori ini berpendapat bahwa untuk mencegah sikap
berubah perlu menguatkan sikap yang sudah ada.22
Untuk memahami konsep teori inokulasi komunikasi
McGuire menggunakan analogi konsep suntikan atau vaksinasi.
Analogi dan konsep yang digunakan McGuire sangat unik sebab
memodifikasi konsep yang biasa digunakan dalam dunia medis,
dalam vaksinasi yang normal, virus yang telah dilemahkan
kemudian disuntikkan kepada individu dalam rangka untuk
membangun resistensi atau ketahanan terhadap penyakit.
Mekanisme yang sama untuk kemudian dapat digunakan dalam
menginokulasi individu dari serangan terhadap sikap, keyakinan
22
Stephen Littlejohn dan Karen Foss.Ensiklopedia Teori Komunikasi
Jilid 1. (Jakarta:Kencana, 2016), hal.72
24
dan perilaku yang dimiliki termasuk pesan dan muatan
komunikasi lainnya.
Berdasarkan teori inokulasi, argumen berlawanan dengan
dosis yang lebih kecil atau argument yang lebih lemah disebut
pesan inokulasi yang diberikan ke setiap individu. Masing-
masing individu yang telah terpapar oleh argumen yang lebih
lemah kemudian membangun system pertahanan yang
membantu mereka mempertahankan keyakinan dan tidak
merubah sikap mereka ketika mereka dikonfrontir dengan
argument yang jauh lebih kuat.23
Ada empat komponen utama yang menjadi elemen
keberhasilan dari teori inokulasi komunikasi. Elemen-elemen itu
adalah threat atau ancaman, refutantional preemption atau
penolakan sejak dini, delay atau penundaan dan involvement
atau keterlibatan:
a. Threat
Tantangan dalam teori inokulasi komunikasi
mengacu pada peringatan akan kemungkinan
serangan terhadap sikap dan kepercayaan
seseorang. Orang tersebut sadar akan
kerentanannya terhadap serangan persuasif.
Persepsi bahwa ada ancaman yang akan terjadi
secara psikologis memotivasi seseorang untuk
mempertahankan keyakinan dan sikapnya.
23
https://pakarkomunikasi.com/teori-inokulasi diakses pada Senin, 14
Januari
2019 pukul 10.10
25
b. Refutantional Premption
Penolakan sejak dini merupakan bagian dari
kognitif proses, ini adalah kemampuan untuk
mengaktifkan argumen untuk pembelaan di masa
depan dan memperkuat sikap yang sudah ada
melalui kontra-argumen. Target potensial untuk
serangan persuasi seharusnya tidak hanya
diperingatkan tapi pesan inokulasi juga harus
mendahului tindakan balasan yang mungkin
terjadi. Sambil meyiapkan pesan inokulasi,
argumen yang akan diajukan pihak lain harus
diantisipasi dan cara melawannya juga harus
dipersiapkan.
c. Delay
Penundaan merupakan elemen selanjutnya
yang diperlukan dalan teori inokulasi
komunikasi. Banyak perdebatan mengenai
apakah ada periode waktu tertentu yang
diperlukan secara pasti antara inokulasi dengan
serangan selanjutnya mengenai sikap
seseorang yang paling efektif dalam
memperkuat keyakinan dan sikapnya.
McGuire menyarankan penundaan ini sangat
diperlukan untuk melihat kinerja vaksin
argumen yang telah disuntikkan, ditambah
peneliti-peneliti yang memperkuat dan
mendukung gagasan ini. Pada sisi lain ada juga
26
yang berpendapat bahwa penundaan yang
terlalu lama akan mengurangi efek penguatan
inokulasi, paling tidak efek inokulasi masih
dapat resisten untuk menolak secara signifikan
dalam jangka waktu beberapa pekan atau bulan
setelah tahap pengenalan awal atau suntikkan
yang menjelaskan bahwa hal tersebut dapat
menghasilkan efek jangka waktu yang lebih
panjang.
d. Involvement
Keterlibatan merupakan elemen terakhir dari
inokulasi komunikasi, elemen ini begitu
penting dalam proses keberhasilan inokulasi.
Keterlibatan individu sangat memengaruhi dan
mendominasi bagaimana proses inokulasi akan
efektif dan berhasil. Jika individu tidak tertarik
dan terlibat terhadap argumen atau vaksin yang
disuntikkan, maka individu tidak akan
merasakan ancaman terhadap sikap mereka
dan tidak merasa perlu untuk mempertahankan
dan memperkuat opini serta keyakinan
awalnya dan tentunya ini akan membuat proses
inokulasi menjadi sia-sia.24
24
Michael Pfau. The Inoculation Model of Resistance to Influence. In
Barnet and Boster Jurnal Progress in Communication Sciences Advances in
Persuation (New York: Ablex, 1997) hal. 98-100
27
B. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dakwah dari segi bahasa “da‟wah” berarti
panggilan, seruan atau ajakan. Bentuknya dalam bahasa
Arab disebut sebagai mashdar. Sedang kata kerjanya atau
dalam bahasa Arab disebut fi‟il yakni da‟a. yad‟u da‟watan
yang berarti mengajak, menyeru atau memamanggil. Orang
yang melaksanakan kegiatan dakwah disebut da‟I dan yang
menerimanya disebut mad‟u. Salah satu pendapat
mendefinisikan dakwah sebagai ajakan dan dorongan
kepada manusia agar berbuat baik dan ikut kepada jalan
petunjuk Allah Ta‟ala, menyeru kepada kebaikan dan
mencegah kemungkaran agar mendapat kesuksesan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat.25
Secaha istilah meminjam pendapat dari Syekh Ali
Mahfudz dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin
mendefinisikan dakwah secara gamblang yakni sebagai
ajakan dan dorongan kepada manusia agar berbuat baik
dan ikut kepada jalan petunjuk Allah Ta‟ala, menyeru
kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran agar
mendapat kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan
akhirat26
. Tujuan dakwah tidak hanya berorientasi pada
kesuskesan dan kebahagiaan dunia saja, namun dakwah
25
Wahidin Saputra. Pengantar Ilmu Dakwah, (Depok: Rajagrafindo
Persada, 2011), hal.1 26
Syeikh Ali Mahfuzh. Hidayatul Mursyidin Ila Thuruqil Wa‟zi wal
Khithobah.. (Beirut: Daarul Ma‟arif.1997), hal.17
28
harus tembus sebagai jalan untuk menggapai
kebahagiaan akhirat.
Toha Yahya Oemar memberikan definisi tentang
dakwah sebagai upaya mengajak umat dengan cara-cara
yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Tuhan untuk kemaslahatan baik di dunia lebih-
lebih di akhirat kelak.27
Sementara KH. Zainudin MZ
seorang da‟i terkemuka pada zamannya memberikan
pandangannya tentang definisi dakwah sebagai usaha
memberikan jawaban kepada umat dalam sudut pandang
Islam terhadap segala peroaalan yang terjadi, di mana
dari langkah tersebut melahirkan jalan-jalan yang di seru
oleh para da‟i.28
Masih banyak pendapat yang mendefiniskan serta
menjabarkan pengertian dakwah secara istilah yang pada
intinya dalam pandangan peneliti bahwa dakwah adalah
sebuah ikhtiar mengajak menuju kebaikan dan jalan
Allah ta‟ala agar mendapat keselamatan dunia dan
keselamatan akhirat. Al-Qur‟an sendiri sebagai sumber
ajaran Islam tertinggi sekaligus sumber rujukan dakwah
yang paling utama banyak sekali menyebutkan tentang
dakwah. Dakwah dalam Al-Qur‟an dijelaskan dalam
berbagai ayat dan sudut pandang. Ada ayat Al-Qur‟an
yang menjelaskan tentang keutamaan, metode,
27
Toha Yahya Oemar. Dakwah Islam. (Jakarta: Wijaya. 1983), hal.1 28
Zainudin M Zein. Rahasia Keberhasilan Dakwah. (Surabaya: Ampel
Suci. 1994), hal.110
29
pengertian dan tujuan dakwah itu sendiri salah satunya
QS Ali Imran ayat 104 dan An-Nahl ayat 125:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkarmerekalah
orang-orang yang beruntung”.(QS. An-Nahl ayat 125)
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu
dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat
dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Ali Imran ayat
104)
Ayat yang pertama menjelaskan tentang kewajiban
dakwah secara parsial, sebab redaksi yang digunakan
mengarah kepada sebagian orang atau dalam Islam biasa
disebut dengan Fardhu Kifayah, ketika sudah ada yang
mengerjakan maka bagi yang lain kewajiban tersebut
30
gugur dan tidak menjadi suatu keharusan lagi.
Sedangkan ayat kedua menggunakan fi‟il amr atau
perintah dalam tatanan bahasa Arab yang
mengisyaratkan bahwa dakwah atau menyeru kebaikan
diwajibkan kepada siapa saja umat Islam yang
berpegang teguh kepada Al-Qur‟an
Jika ayat yang pertama menyebutkan bentuk-
bentuk kegiatan dakwah yang dapat dilakukan seperti
amar ma‟ruf dan nahi munkar serta keutamaan bagi para
pelaksananya di ayat kedua menjelaskan tentang metode-
metode dakwah yang bisa dilakukan sesuai arahan Al-
Qur‟an yakni hikmah, nasihat yang baik serta perdebatan
yang baik.
Masih banyak ayat-ayat lain dalam Al-Qur‟an
yang menjelaskan tentang hakikat dakwah secara
gamblang dan jelas yang menyiratkan bahwa dakwah
jika dilihat dalam kacamata komunikasi sebagai kegiatan
mengomunikasikan ajaran Islam yang bersumber dari
Al-Qur‟an itu sendiri maupun hadits-hadits Rasul.
Artinya dakwah berusaha memanggil dan mengajak
umat manusia agar menganut ajaran Islam, memberi
informasi tentang amar ma‟ruf nahi munkar agar
tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat serta terlaksana
ketentuan Allah Ta‟ala.
Dakwah menjadi unik sebagai kajian ilmu
pengetahuan dan mendapat porsi sendiri dalam disiplin
ilmu sebab menurut pandangan Al-Qur‟an sendiri
31
menyatakan bahwa proses dakwah sangat ilmiah. Ini
terlihat dari landasan pokok dakwah yaitu iman dan amal
saleh yang didasari ilmu pengetahuan atau dikenal
dengan bahasa Al-Qur‟an dengan amanuu wa „amilu.
Sampai disini dapat dikemukakan bahwa dakwah
merupakan kegiatan yang melibatkan unsure-unsur, sifat
bahkan sasaran komunikasi. Sederhananya dakwah dapat
dikatakan sebagai komunikasi yang Islami sebab
memiliki irisan dengan ilmu komunikasi dengan sifat
khasnya yang Islami.29
2. Bentuk Dakwah
Secara umum dakwah dapat dikelompokkan
menurut bentuknya, bentuk-bentuk dakwah tersebut
yakni:
a) Dakwah bil lisan. Ini adalah bentuk dakwah yang
paling mainstream yakni menyampaikan materi
dakwah dengan lisan. Produknya banyak sekali dan
umum diketahui di masyarakat seperti khotbah,
tabligh akbar, seminar, workshop, penyuluhan,
Forum Group Discussion (FGD), pengajian, liqo,
halaqoh, majlis ta‟lim, majlis dzikr dan lainnya. Ini
adalah bentuk dakwah yang paling umum dilakukan
oleh masyaratar
b) Dakwah bil qolam. Ini adalah bentuk dakwah
dengan menggunakan media tulisan sebagai alat
29
Kustadi Suhandang.Ilmu Dakwah, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), hal.12-14
32
menyampaikan dakwah. Produknya juga banyak
seperti buku, brosur, pamvlet, majalah, jurnal,
bulletin dan media cetak lain. Bahkan di era digital
ini bentuk dakwah bil qolam juga merambah pada
dunia elektronik seperti dakwah di web, blog, media
sosial, portal daring dan media elektronik lainnya.
Pada sisi ini dakwah menemukan wajah barunya
yang bisa menjangkau masyarakat lebih luas lagi.
c) Dakwah bil haal. Ini adalah bentuk dakwah yang
komprehensif dan terpadu. Menyentuh segala aspek
terutama aspek amaliyah atau teladan yang bisa
dilakukan para juru dakwah. Produknya bisa berupa
tingkah laku, keseharian, berinfaq di masjid,
mengasuh yayasan atau pesantren, memelihara anak
yatim dan kegiatan-kegiatan lain yang berorientasi
dakwah Islam.30
3. Unsur-unsur Dakwah
Selanjutnya jika diperhatikan secra seksama dalam
proses dakwah akan tampak keterlibatan unsur-unsur
yang terdiri atas:
a. Sumber Dakwah
b. Komunikator atau Da‟i
c. Pesan Dakwah atau Maddah
d. Media Dakwah atau Wasilah
e. Metode Dakwah atau Thoriqoh
f. Komunikan Dakwah atau Mad‟u
30
Samsul Munir. Ilmu Dakwah, (Jakarta: Amzah, 2009), hal.11
33
g. Tujuan Dakwah atau Ghoyah
h. Efek Dakwah atau Atsar31
C. Media Daring
Media daring atau yang kita lebih kenal denga media
online adalah sebuah produk media baru atau new media.
Media baru merupakan sebuah kombinasi dari konten-konten
media-media mainstream yang sudah lebih dulu ada dan
eksis seperti koran, film televisi dan radio yang direproduksi
dan dikonversi menjadi media digital setelah mengalami
perkembangan dan kemajuan generasi.32
Pada sisi lain media daring juga merupakan sebutan
lain untuk media baru sama halnya dengan sebutan-sebutan
lain seperti media siber, media virtual, media digital, e-media,
media web dan lainnya. Penyebutan ini merujuk pada
masing-masing dari karakteristik maupun hal teknis seperti
teknologi itu sendiri, yang bermuara pada satu pemahaman
baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya.33
Media
daring kehadirannya tidak bisa lepas dari internet dan
bentuknya bisa berbagai macam mulai dari portal, website,
blog termasuk media sosial yang menambah khazanah jenis
media daring ini.
Internet seolah menjadi ruh dalam pergerakan media
daring terutama dengan karakternya yakti multimedia dan
31
Kustadi Suhandang.Ilmu Dakwah, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2013), hal.15 32
Gun Gun Heryanto. Media Komunikasi Politik. (Yogyakarta:
IRCiSoD, 2018), hal.23-26 33
Rulli Nasrullah. Teori dan Riset Media Siber (Jakarta: Kencana,
2014), hal 13
34
interactivity. Lister berpendapat internet adalah kumpulan
dari jaringan-jaringan yang menghubungkan komputer-
komputer dan peladen bersama-sama. Internet mengacu pada
suatu system yang terhubung secara global dan menyeluruh
dan menghubungkan dari suatu jaringan ke jaringan lain
dengan ruang alamat global yang unik berbasis Internet
Protocol (IP) serta mampu menyokong komunikasi dengan
Transmission Control Protocol/Internet Protocol (TCP/IP).34
Sejak kehadirannya internet mempermudah proses
komunikasi dan bertukar informasi di seluruh dunia, di mana
komputer-komputer saling terhubung dan memudahkan
proses komunikasi dan pertukaran informasi. Pengguna
internet dari tahun ke tahun semakin meningkat membuat
media daring semakin diminati oleh kebanyakan masyakarat
terutama masyarakat indormasi. 35
Untuk Indonesia saja
menurut data dari Hootsuite dan WeareSocial.net, sebuah
perusahaan platform media sosial asal Kanada dan Inggris
merilis data bahwa pengguna internet di Indonesia sudah
menyentuh angka 150 juta pengguna di 2019 atau 56% dari
total populasi yang berjumlah 268.2 juta. Angka ini
menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pengguna
internet terbesar ke-6 di dunia setelah Tiongkok, Amerika
Serikat, India, Jepang dan Brazil.36
34
Gun Gun Heryanto. Media Komunikasi Politik. (Yogyakarta:
IRCiSoD, 2018), hal. 26 35
Shiefti Dyah Alyusi. Media Sosial: Interaksi, Identitas dan Modal
Sosial. (Jakarta: Kencana, 2006), hal.27 36
https://www.boc.web.id/statistik-pengguna-digital-dan-internet-
indonesia-2019/ diakses pada 2 Mei 2019 pukul 10.32
35
Angka-angka tersebut membuat internet semakin
Berjaya sebagai salah satu gaya hidup orang masa kini.
Akibatnya media daring kini menjadi sesuatu yang begitu
populer dan khas, kekhasannya adalah bahwa media ini
sangat diukur dari sisi jaringan, informasi, arsip, interaksi,
simulasi, kecepatan, kemudahan akses, digitalisasi dan
tentunya internet itu sendiri sebagai modal utama media yang
satu ini.
Media daring dapat disamakan dengan pemanfaatan
media dengan menggunakan perangkat internet sebab dari
istilah pun disebut daring atau dalam jaringan yang menandai
bahwa media ini harus selalu terhubung dengan jaringan atau
internet. Meskipun kehadirannya tergolong baru, media ini
sangat tumbuh pesat dan hampir dapat diakses semua orang,
siapapun yang di tangannya memiliki gawai yang terhubung
dengan jaringan maka dipastikan ia dapat mengakses media
tersebut.
Seiring perkembangannya media ini meluas pada ranah
yang bukan hanya soal penyampaian informasi tapi berbasis
pendidikan, sosial, bisnis dan budaya yang tak terikat ruang
dan waktu. Keunikan lainnya adalah bahwa tidak bisa
dipungkiri bahwa media ini memiliki keunggulan soal
kecepatan waktu atau actuality yang begitu real time. Jika
ada peristiwa terjadi di Amerika pada saat ini, maka
informasinya akan sampai di Indonesia pada saat ini juga. Ini
juga disinggung oleh John Vivian yang mengatakan bahwa
keberadaan media baru dapat melampaui pola penyebaran
36
pesan dan informasi media lama, karakter internet yang dapat
menghilangkan sekat geografis serta kapasitas interaksi yang
berbasis kecepatan dan dilakukan secara real time.37
Sederhananya media daring merupakan pemanfaatan
media baru dan terkini yang berbasis teknologi jaringan
internet yang akan terus berkembang pesat sesuai tuntunan
zaman. Media daring terbit di dunia virtual dengan bentuk
yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu sehingga warganet
dapat mengakses dengan mudah di manapun dan kapanpun
selagi ada jaringan internet yang menghubungkan. 38
D. Instagram
Instagram didirikan Kevin Sysrom dan Mike Krieger
yang merupakan CEO perusahaan Burbn. Instagram adalah
salah satu produk media baru berupa media sosial yang dapat
diartikan sebagai sebuah aplikasi jejaring sosial yang populer
dalam kalangan pengguna telepon pintar untuk mengirim
pesan dan berorientasi pada gambar sesuai namanya insta
yang berasal dari kata instan dan gram yang berasal dari kata
telegram. Sederhananya instagram adalah alat untuk
mengirim informasi berupa foto dan video yang juga dapat
diunggah sebagai konsumsi publik media sosial.
Instagram yang kemampuannya hampir sama dengan
Facebook maupun Twitter yang membuat kita dapat saling
mengikuti antar teman dan mengakses informasi terhadap
37
ibid, hal.13-14 38
Syafrudin Yunus. Jurnalistik Terapan, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2010), hal. 27
37
siapapun yang kita inginkan. Kini Instagram menjelma
menjadi aplikasi media yang besar dan digunakan ratusan
juta orang bahkan mengalami pergeseran bukan hanya
sekedar media berkomunikasi namun juga sebagai media
sebagai lahan bisnis yang sangat menjanjikan.39
Berdasar
data yang dirilis Hootsuite dan WeAreSocial, akun Instagram
global yang mengikuti atau following pada akun bisnis
mencapai 80% dari seluruh pengguna, delapan juta akun
bisnis tercatat secara global sebaga pengguna Instagram aktif
dan satu juta pengiklan aktif yang tiap hari berseliweran di
Instagram secara global.40
Jumlah pengguna Instagram aktif di dunia pada Juni
2018 saja, masih menurut data Hootsuite dan
WeAreSocial.net sudah menyentuh angka 1 miliar pengguna.
Angka ini membuat Instagram menjadi platform dengan
pengguna terbanyak ke-7 secara global. Untuk Indonesia saja
pada tahun tersebut pengguna aktif Instagram mencapai
angka 53 juta pengguna, tentu ditahun ini peningkatan
jumlah akan semakin pesat berbarengan dengan berbagai
macam perkembangan teknologi komunikasi.41
Ribuan follower bahkan jutaan dapat menjadi pasar
yang sangat bagus untuk kepentingan iklan dan bisnis. Ini
39
Miliza Ghazali, Buat Duit Dengan Facebook dan Instagram :
Panduan Menjana Pendapatan dengan Facebook dan Instagram, (Malaysia:
Publishing House, 2016), hal. 8 40
https://jelajahdigital.com/data-dan-fakta-instagram-dalam-statistik/
diakses pada 3 Mei 2019 pukul 10.38 41
https://jelajahdigital.com/data-dan-fakta-instagram-dalam-statistik/
diakses pada 3 Mei 2019 pukul 10.33
38
juga yang menjadi peluang bagi dakwah sebab dengannya
dakwah bisa menyebar ke sebanyak-banyaknya orang dengan
cepat dan instan. Kini fitur-fitur Instagram semakin beragam
dan unik mulai dari foto, home, search, notifikasi, video,
tanda pagar, Insta-Story bahkan Ig-TV dan lainnya.
Beberapa fitur-fitur yang dimiliki Instagram,
diantaranya:
a. Kamera, fitur utama Instagram ini memungkinkan para
pengguna untuk mengunggah foto maupun video yang
ada di galeri juga langsung mengambil gambar dan
video momen yang ada di sekitar dan langsung mengedit
serta mengunggahnya
b. Editor, fitur yang memungkinkan untuk mengedit foto
baik yang sudah ada di galeri maupun yang baru diambil
pada momen di sekitar pengguna. 10 tooleditorakan
pengguna jumpai di sini, seperti pencahayaan, kontras,
emoticon dan lainnya.
c. Rewind, fitur merekam video dengan mundur ini cukup
digemari para pengguna sebab unik dank has, ada juga
boomerang yang dapat mengambil video secara berulang
dan unik.
d. Tag dan Tanda Pagar, fitur ini sebagaimana media sosial
lain berfungsi untuk menandai teman dan juga
mengelompokkan foto maupun video dalam sebuah tema
tertentu yang jangkauannya bisa sangat luas dan global.
e. Post dan Caption, merupakan salah satu fitur utama
Instagram untuk mengunggah foto maupun video dan
39
bisa dilihat di home para pengikut kita. Kini, di fitur ini
kita dapat memaksimalkan dengan mengunggah 10 foto
maupun video bersamaan. Caption dapat digambarkan
sebagai deskripsi foto-foto yang kita unggah tersebut.
f. Instastory atau Snapgram, merupakan fitur implementasi
dari kamera yang berada di pojok kiri Instagram.
Instastory akun yang kita follow akan sevara periodic
timbul di halaman utama kita selama 24 jam dan
didahului akun yang memiliki intensitas interaksi yang
tinggi.
g. Ig-TV, salah satu fitur baru Instagram untuk menjawab
keterbatasan waktu dalam mengunggah video di
Instagram. Pada fitur ini para pengguna lebih bebas
mengekspresikan unggahan videonya dengan maksimal
waktu 60 menit.
h. Follower dan Following, fitur standar bagi beberapa
media sosial berfungsi dalam mengaali interaksi dengan
pengguna lain, tanpa follow mem-follow kita tidak akan
bisa leluasa untuk berinterkasi di Instagram
i. Sorotan, fitur ini terbilang baru di Instagram, ada di
halaman profil kita masing-masing. Berfungsi untuk
mengabadikan instastory-instastory kita dalam tema-
tema tertentu seperti travelling, hobi, makanan, tulisan
dan lainnya.
j. Bookmark atau Saving, fitur yang memudahkan kita
untuk menyimpan video atau foto yang kita temui baik
di home maupun pencarian agar awet dan dapat dilihat
40
kembali suatu waktu, mengingat begitu rumit dan
ramainya lalulintas foto dan video di Instagram
k. Search, fitur standar untuk melakukan pencarian baik
profil pengguna maupun tandan pagar tertentu.
l. Direct Message, fitur utama ini digunakan untuk
mengirim pesan langsung secara tertutup pada akun
pengguna yang kita tuju, untuk kini, fitur ini juga
ditambahkan pesan suara yang dapat memudahkan
pengguna pada kondisi tertentu.
m. Tautan, fitur yang digunakan untuk menjadikan sebuah
postingan, baik postingan probadi maupun pengguna
lain dalam instastory kita maupun ke orang lain. Juga
fitur-fitur lainnya yang tiap waktu terus diperbaharui dan
ditambah guna menyempurnakan dan menjawab
tantangan zaman dan para pengguna.42
E. Informasi Hoaks
1. Konseptualisasi Informasi Hoaks
Dalam Oxford Dictionary, hoax is a humorous or
malicious deception yang berarti tipuan atau lelucon.
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hoaks
adalah berita bohong. Hoaks juga terkadang disebut
dengan fake news atau berita palsu. Sementara itu,
seorang ahli berpendapat bahwa hoaks mengembangkan
definisi hoax dari MacDougall dan menjelaskannya
42
Elsa Carinta Putri. Skripsi: Pengaruh Penggunaan Media Sosial
terhadap Efektivitas Dakwah (Studi Kasus: Instagram @nunuzoo). (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah, 2018), hal.19-20
41
sebagai sebuah kebohongan yang dikarang sedemikian
rupa oleh seseorang untuk menutupi atau mengalihkan
perhatian dari kebenaran, yang digunakan untuk
kepentingan pribadi, baik itu secara intrinsik maupun
ekstrinsik. Informasi hoaks berarti sebuah informasi
yang di dalamnya berisi kebohongan yang dibuat
sedemikian rupa dengan tujuan tertentu43
Dalam sebuah jurnal diuraikan bahwa hoaks juga
dikatakan sebagai upaya menipu agar percaya atau
menerima sebagai sesuatu yang asli dan sering tak
masuk akal. Awal mula penggunaan istilah hoaks sudah
ada sejak tahun 1800-an pada era awal revolusi industri
di Inggris. Asal katanya diyakini bersumber dari kata
hocus pocus yang telah ada ratusan tahun lalu sebagai
mantra para pesulap dalam mengelabui para
penontonnya. Kata ini sepengertian dengan kata-kata
seperti sim salabim atau abra kadabra. Menurt Boese
istilah hoaks pertama kali terpublikasi melalui kalender
atau penanggalan bohong yang dibuat Isac Bickerstaff
pada tahun 1709 untuk meramalkan kematin astrolog
John Partridge 44
43
Rut Rismanta Silalahi. Puri Bestari, Windhi Tia Saputra,
“Karakteristik Strategi Crowdsourcing untuk Membatasi Penyebaran Hoaxs
di Indonesia, Studi Kasus: Masyarakat Anti Fitnah Indonesia,” Jurnal
Komunikasi, (Jakarta: UPN Veteran Jakarta, 2017),hal.130-131
44Kennorton Hutasoit. Analisis Hoaks Pemilu 2019: Upaya Bawaslu
Mencegah Hoaks. Jurnal Bawaslu DKI, (Jakarta: Bawaslu DKI Jakarta. 2018),
hal. 96
42
Hoaks juga dibangun tanpa material fakta dan
data, melainkan hanya bermuatan tipuan dengan tujuan
memperdaya masyarakat yang menerimanya dengan
model penyebaran informasi yang massif. Atas dasar itu
ada dua karakter dari sekian banyak karakter yang
menonjol dalam informasi hoaks yaitu selalu
direncanakan dan tipuannya ditujukan untuk memapar
banyak orang dalam waktu yang bersamaan45
Ada
beberapa karakteristik informasi hoaks diantaranya ada
tekanan untuk disebarkan kepada orang lain, struktur
bahasnya kurang rapih, tidak ada sumber rujukan yang
mendukung, umumnya tidak logis, tidak ada bukti
pendukung, umumnya pesan berantai dan menghalalkan
segala cara termasuk menyantumkan sumber rujukan
semaunya.46
Jika diperinci maka karakter-karakter hoaks
antara lain:
a. Terencana
b. Massif
c. Struktur bahasanya tidak rapih
d. Biasanya tidak logis
e. Tidak ada sumber rujukan
f. Kurangnya bukti pendukung
45
Gun Gun Heryanto. Problematika Komunikasi Politik: Bingkai Politik
Indonesia Kontemporer. (Yogyakarta: IRCiSoD, 2018, Hal. 362-363 46
Muhmmad Arsad Nasution. Hoax Sebagai Bentuk Hudud Menurut
Hukum Islam.Jurnal, (Padangsidumpuan: IAIN Padangsidimpuan, 2017), hal.
17-18
43
Secara sederhana hoaks dapat dipahami sebagai
penipuan publik, sebab hoaks relatif berbeda dengan
kasus kebohongan lain dengan karakternya yang
menjangkau masyarakat atau khalayak luas, biasanya
berkaitan dengan hal popular dan tentunya massif.
Sehingga terkadang hoaks terhubung dalam sebuah
jejaring yang sistematis melalui media massa maupun
media baru. Bisa saja hoaks digerakkan oleh yang
sekarang terkenal dengan sebutan akun-akun robot
namun dapat tersebar secara sistematis.47
Lebih lanjut hoaks juga disinggung dalam undang-
undang yang mengisyaratkan bahwa praktik ini adalah
sebuah tindak pidana yang dapat membuat pelakunya
mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan
hukuman kurungan maupun denda. Undang-undang itu
adalah pasal 28 ayat 1 UU No. 11 tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik yang menyatakan
bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaki
elektronik.48
Sudah banyak orang yang terjerat dengan undang-
undang ini sebab menjadi pelaku dalam penyebaran
informasi hoaks, apa lagi di situasi menejelang pemilu
47
Gun Gun Heryanto. Media Komunikasi Politik. (Yogyakarta:
IRCiSoD. 2018), hal. 71 48
UU ITE No.11 tahun 2008
44
lalu. Kita ketahui bersama kasus Ratna Sarumpaet yang
begitu menyita perhatian publik, Ratna didakwa
melakukan penyebaran berita bohong atau informasi
hoaks dengan sengaja di depan publik terkait
pemberitaan bohong bahwa dirinya dianiaya pihak
tertentu, yang ternyata adalah bekas operasi plastik di
wajahnya.
2. Hoaks Menurut Pandangan Islam
Informasi hoaks sebagai salah satu penyakit dalam
masyarakat sebetulnya sudah tidak asing dalam kamus
Islam dan Al-Qur‟an. Bahkan, sesuatu yang paling sakral
sekalipun dalam Islam sebagai salah satu landasan hokum
tertinggi yakni Al-Hadits atau segala sesuatu yang
bersumber dari Rosulullah Muhammad tidak lepas dari
pusaran informasi-informasi hoaks. Dalam ilmu Mustolahul
Hadits dikenal hadits-hadits yang mengandung berita
bohong bahkan palsu terkenal dengan istilah hadits ifki yag
disinggung dalam beberapa ayat Al-Qur‟an bahkan hingga
kini masih ada beberapa hadits-hadits palsu yang sampai ke
tangan masyarakat Islam modern atau dikenal dengan
hadits maudhu‟.
Penyelewengan kabar atau hadits dari Baginda Nabi
dilakukan dengan tujuan-tujuan tertentu seperti ekonomi,
kekuasaan dan politik. Apa lahi saat memanasnya konflik
antara Ali bin Abi Thalib dengan Muawiyah nin Abi
Sufyan, banyak sekali muncul hadits palsu bernada
provokasi dan fitnah. Memang sungguh keterlaluan namun
45
fakta ini betul-betul terjadi dan menjadi salah satu fokus
kajian dalam mempelajari hadtis-hadits.49
Informasi hoaks secara spesifik juga mendapat
sorotan dalam beberapa ayat Al-Qur‟an termasuk dalam
memberikan klarifikasi terhadap pembahasan tentang
penyelewengan hadits yang terjadi bahkan mulai pada
zaman Kanjeng nabi masih hidup, di antaranya adalah QS
An-Nur ayat 11 yang memberikan jawaban atas beredarnya
berita palsu tentan Aisyah istri Rasulullah dalam
peperangan menghadapi Bani Musthaliq. Padanan kata
yang digunakan Al-Qur‟an untuk menyebut informasi
hoaks dalam ayat ini adalah menggunakan kata ifkun atau
ifki yang berarti berita bohong.
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa
berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga.
janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi
kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap
seseorang dari mereka mendapat Balasan dari dosa yang
dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang
49
Rabitul Aslamiyah. Hadits Maudhu dan Akibatnya. Jurnal Ilmu dan
Teknik Dakwah, (Jakarta: Alhiwar, 2016), hal.24-25
46
mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran
berita bohong itu baginya azab yang besar.”(QS An-Nur
ayat 11)
Ayat lain juga yang paling sering digunakan untuk
menjelaskan pandangan Islam dan Al-Qur‟an tentang
berita bohong adalah Al-Qur‟an surat Al-Hujurat ayat 6.
Ayat ini menjelaskan bahwa ketika ada seorang yang
fasik datang kepada kita membawa sebuah berita
hendaknya langkah yang harus dilakukan menurt Al-
Qur‟an adalah tabayyun atau klarifikasi ke semua
saluran. Adakah kebenaran dari berita tersebut atau
justru yang dibawa adalah sebuah kebohongan. Ayat ini
sebetulnya selain memberikan keterangan juga
memberikan gambaran solusi pada kita agar tidak larut
dalam infromasi hoaks yang dibawa orang tertentu
dengan berbagai macam tujuan. Solusi tersebut sekali
lagi adalah konsep tabayun atau klarifikasi yang sangat
ditekankan dalam Islam pada saat mengolah informasi
baik saat memproduksi, mereproduksi, mendistribusi
hingga mengonsumsi informasi.
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka
periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
47
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu.” (QS Al-Hujurat ayat 6)
Islam tentu sangat mengecam tindakan penyebaran
informasi hoaks, masih banyak ayat yang menjelaskan
tentang informasi-informasi hoaks dengan berbagai
term. Termasuk hadits Nabi yang mengecam siapapun
yang berbohong apa lagi mengatasnamakan Nabi.
Dari al-Mughirah Radhiyallahu anhu, dia
berkata, “Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu
alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya
berdusta atasku tidak seperti berdusta atas orang
yang lain. Barangsiapa berdusta atasku dengan
sengaja, maka hendaklah dia mengambil tempat
tinggalnya di neraka”. (HR. Al-Bukhâri, no.
1229)50
Tindakan demikian sangat merugikan dan
muaranya dapat menyebabkan perpecahan hingga
berujung peperangan dan sudah banyak sekali sejarah
yang menjelaskan tentang itu. Islam memberikan solusi
untuk senantiasa bertabayun atau klarifikasi, meminta
penjelasan pihak-pihak terhadap sesuatu yang terjadi
termasuk berbagai kabar dan informasi yang kini
menyesaki kanal-kanal informasi kita.
50
https://almanhaj.or.id/4204 diakses pada Senin 13 Mei 2019 pukul
11.49
48
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Latar Belakang dan Sejarah Nutizen
PT. Nutizen Digital Indonesia atau Nutizen adalah
lembaga media yang terbilang baru dalam industri media
kreatif berbasis daring. Lahir dari kegelisahan banjirnya
informasi maupun penyampaian dakwah yang berlandaskan
pada sentiment kebencian, provokasi, hoaks dan tanpa
sumber yang begitu mewarnai kanal-kana informasi
masyarakat baik media lama telebih media baru. Masyarakat
hampir setiap hari disediakam informasi yang mengandung
hate speech atau ujaran kebencian serta permusuhan yang
akan berakibat fatal bagi kelangsungan kehidupan berbangsa
dan bernegara.
Nutizen didirikan pada Januari 2016 bermula dari
platform aplikasi berbasis android dan Apple Store, kini
jangkauannya sudah meluas hampir di seluruh platform
media daring dan akun media sosial seperti Instagram,
Facebook, YouTube, Twitter dan Website. Periode awal
pembentukan Nutizen, lembaga ini fokus pada informasi
media Muslim dengan berbasis internet dan TV streaming.
Kini dikenal sebagai penyedia video dakwah kreatif di
sosisal media lintas platform seperti yang sudah disebutkan
di atas.
Kini Nutizen telah memiliki tempat tersendiri di hati
masyarakat terutama masyarakat Islam Ahlus Sunnah Wal
49
Jama‟ah. Terbukti dari 130.000 pengikut aktif di akun
Instagram dan ribuan di akun YouTube dan puluhan ribu
pengguna aplikasi Nutizen di Play Store dan Apple Store.
Mayoritas pengakses Nutizen tentu dari kalangan Nahdhiyah
sebab secara tidak langsung media ini terafilisasi dengan
organisasi kemasyarakatan NU atau Nahdhatul Ulama
terutama dari kalangan milenialnya.
Konten yang disajikanpun mini semakin beragama
mulai dari informasi keIslaman, sejarah, riwayat para tokoh
ulama, berita dalam sudut pandang Islam, tips dan anjuran
dalam syariah dan hal-hal ringan lain yang sangat membantu
warganet dalam mencari informasi keIslaman. Tidak jarang,
video yang diunggah setiap harinya oleh Nutizen mendapat
feedback berupa komentar, retweet, repost, share dan
berbagai tanggapan lain dari masyarakat tentu dengan
berbagai macam pro dan kontranya.
Kini Nutizen berfokus pada pengadaan konten yang
menyejukan dan verifikatif guna menangkal paham radikal,
gerakan massif informasi hoaks dan ancaman-ancaman lain
berbasis media yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sebagai media muslim dan media
dakwah, tentu nafas keIslaman menjadi nadi dalam
bergeraknya aktivitas daring Nutizen. Prinsip amar ma‟ruf
nahi munkar selalu diutamakan dalam menyajikan dan
menyiapkan konten untuk warganet dalam rangka memenuhi
tugas dan panggilan dakwah.
50
51
3. Visi dan Misi
Terwujudnya Media Daring Muslim yang Berasaskan
Ahlus Sunnah wal Jama‟ah dan Menjadi Trendsetter
Baik dalam Konten Ibadah serta Sosial
Kemasyarakatan
3. Tagline
New Moeslem Media
4. Platform Media yang Digunakan
a. Facbook
b. Twitter
c. Aplikasi Android dan Apple Store
d. Website
e. Instagram
f. YouTube
4. Struktur Keorganisasian
Direktur Utama : Gus.M.
Bahaudin
Direktur SDM : Rita
Direktur Keuangan : Lulik
Silvia
Sekretaris Perusahaan : Deby
Bagian Keuangan : Annisa
Divisi Produksi
- Script Writer : Rifa
- Editor Video : Kurniawan
Saiful
Edo
Kevin
Diky
Divisi Promosi : Dwi
Aat
52
Gambar 3. 2 Bagan Struktur Organisasi Nutizen52
52
Email Nutizen diakses pada Ahad 1 Juni 2019 pukul 21.25
53
5. Profil Direktur
a. Gus. Muhammad Bahaudin
Merupakan komisaris sekaligus arsitek PT.
Matrakosala Digdaya yang bergerak di bidang
konstruksi, rumah tinggal, rumah susun, gedung dan
lainnya. PT. Matrakosala memiliki visi menjadi
perusahaan berskala nasional dan berkualitas
terhadap hasil pekerjaan dan sumber daya manusia.
Selain itu, Gus Baha sapaan akrabnya, aktif sebagai
Sekjen Forum Santri Nasional, Ketua RMI NU DKI
Jakarta, Wakil ketua LP Ma‟aruf PBNU, pengurus
komisi dakwah MUI DKI Jakarta , Ketua tim
Ma‟ruf Smart School dan Sekretaris pondok
pesantren Asshiddiqiyah. Gus Baha memegang
gelar sarjana dari Unversitas Brawijaya, Jawa
Timur.
b. Rita
Rita memiliki lebih dari 20 tahun pengalaman
dalam bisnis pengembangan dan pemasaran produk.
Menangani bisnis development house selling,
trading, properti, retail, media, euangan, hingga
yang terakhir fiber internet, Rita kini menjabat
sebagai Direktur Sumber Daya Manusia di Nutizen.
c. Lulik Silvia
Berpengalaman dalam dunia bisnis dan
kuangan, masuk ke Nutizen untuk memperkuat basis
keuangan media Nutizen. Terbukti setelah
54
masuknya Lulik, periklanan, keuangan dan
pemasaran Nutizen meningkat pesat53
C. Deskripsi Akun Instagram @nutizen
Akun Instagram @nutizen mulai eksis dan pertama kali
mengudara 9 Februari 2016, lebih dari tiga tahun lalu. Rilis
pertama ini ditandai dengan sebuah postingan tentang
platform media Nutizen yang memiliki banyak sekali varian
mulai dari TV, berita, quote, live streaming dan video on
demand. Semua dibungkus dalam satu unggahan dengan
caption:
Bismillahirrohmanirrohim. Ikhtiar menyebarkan
suara dan gambar yang indah, layak, sesuai dengan
nilai agama yang menebar kasih, transfirmatif.
#aswaja #pesantren #islamnusantara #santri
#pesantren #kiai #ulama54
Unggahan tersebut sekaligus menyatakan dimulainya
eksistensi akun Instagram @nutizen di jagat media sosial.
Instagram @nutizen sebetulnya adalah produk turunan
dari platform besarnya yakni Nutizen. @nutizen menyebut
dirinya sebagai New Moeslem Media atau Media Muslim
Baru dengan selogan informatif, inspiratif dan edukatif
dengan terus mengupayakan untuk memberikan informasi-
informasi Islami bermuatan dakwah dan konten-konten
kekinian sesuai dengan kebutuhan masyarakat Islam tentang
informasi yang aktual dan terpercaya.
53
Email Nutizen diakses pada Jum‟at 31 Mei 2019 pukul 16.10 54
www.instagram.com/nutizen diakses pada 19 Mei 2019 pukul 11.19
55
Kini akun Instagram @nutizen, per tanggal 19 Mei
2019 sudah memiliki 119 ribu pengikut dan mengikuti 127
akun dengan unggahan sebanyak 2.737 postingan. Melihat
angka ini, akun Instagram @nutizen sangat tinggi intensitas
memberikan informasinya lewat media sosial Instagram, pun
dari sisi pengikut yang sudah melewati angka 100 ribu
follower. Jumlah yang sangat banyak untuk sebuah akun
media Muslim baru.
Gambar 3.3 Profil akun Instagram @nutizen55
Untuk konten, pada awalnya di saat akun ini tergolong
baru, konten yang diunggahpun berbagai macam dan
terkesan random, seperti info event, kata motivasi Islami,
kutipan kitab tertentu, kutipan ceramah, potongan ceramah,
informasi Islami, berita, hingga unggahan-unggahan iseng
seperti makanan atau tempat tertentu. Namun, lain dulu lain
55
www.instagram.com/nutizen diakses pada 19 Mei 2019 pukul 11.44
56
dengan kini, akun Instagram @nutizen semakin memperbaiki
diri.
Ini terbukti dari konten-kontennya yang kini sudah
tersusun rapih bahkan ada klasifikasi tema tertentu dan
program tertentu. Ini pernah disampaikan secara langsung
lewat sebuah video oleh @nutizen. Video yang diunggah
pada tanggal 23 Februari 2019 yang berisi tentang penjelasan
program-program konten di Instagram @nutizen juga
selogan dan orientasi akun Instagram tersebut.
Gambar 3.4 Video tentang program-program @nutizen56
Dalam video dijelaskan ada tiga program utama
ditambah satu program tambahan, pun ada satu program lagi
yang secara periodik diunggah namun tidak disebutkan
56
www.instagram.com/nutizen diakses pada 19 Mei 2019 pukul 11.57
57
dalam video yakni video-video penggalan ceramah para
ulama, program-program tersebut yakni:
1. #Whats‟up
Program #Whats‟up adalah sebuah konten video
satu menit yang berisi tentang ulasan berita dan isu yang
aktual juga faktual berdasarkan data dan statement resmi
seseorang berkaitan dengan berita atau isu yang
disampaikan. #Whats‟up dikemas dalam sudut pandang
Islam yang mengedepankan sikap tabayun atau
klarifikasi terhadap suatu berita dan latar kejadian
tertentu. Program ini juga digunakan @nutizen dalam
meluruskan berbagai macam berita bohong, palsu dan
kabar-bara yang tidak berdasar yang merugikan
masyarakat. Kabar-kabar viral yang bermunculan akan
ditanggapi oleh program ini dengan menyajikan
kronologi sebenarnya termasuk dalam menanggapi
berbagai macam informasi hoaks yang berseliweran
seperti saat Nahdhatul „Ulama diguncang dengan fitnah
Nasakom, @nutizen memberikan informasi lewat
#Whats‟up mengenai sanggahan atas informasi hoaks
tersebut, video diunggah 13 Februari 2019 dan mendapat
28.350 tayangan, 2.871 suka dan 138 komentar.
2. #Insight
Program #Insight adalah sebuah program yang
memberikan informasi yang inspiratif dan edukatif
tentang seorang tokoh. Tokoh yang diangkat umumnya
adalah tokoh-tokoh ulama Indonesia yang sangat berpera
58
dalam perjuangan baik pra-kemerdekaan juga pasca-
kemerdekaan hingga ulama-ulama terkini. Sudut yang
diambil bisa dari keilmuan, perjuangan, keunikan,
karomah atau kebisaan luar biasa, nasab, kisah
kehidupan termasuk biografi singkatnya seperti salah
satu videonya yang membahas tentang kisah ulama
nusantara yang mendunia yakni Syekh Mahfudz At-
Termasi. Video ini diunggah pada 24 Februari 2019
dengan 23.685 tayangan, 3.965 suka dan 38 komentar
3. #Infonutiez
Program yang satu ini berisi ulasan tentang tips
dan trik dalam kehidupan sehari-hari mulai dari hal-hal
sepele seperti hobi hingga hal-hal dalam tuntunan
beribadah dijelaskan dalam program ini. Program ini
sangat bermanfaat dalam menambah khazanah informasi
dan wawasan para pengikut akun Instagram @nutizen,
seperti video tentang resep memiliki ketutrunan ala Nabi
Ibrahim AS dan Nabi Zakaria AS, video yang diunggah
pada 21 Februari 2019 ini mendapat respon dari 8.669
tayangan berupa 38 komentar dan 1.765 suka.
4. #NutiezTrend
Ini adalah program baru yang berisi tentang ulasan
prodak, sejauh ini belum ditemukan video mengenai ini,
hanya ada beberapa iklan yang kadang masuk di sela-
sela video program lainnya.
59
5. Video Ceramah
Video-video ceramah juga sangat mendominasi
dalam akun Instagram @nutizen. Video ceramah satu
menit memang sedang digandrungi warganet terkini,
sebab selain singkat yang membuat mudah untuk me-
repost, video-video dakwah satu menit juga sangat to the
point dan terkesan sampai terhadap masalah apa yang
ingin dikemukakan. Keunikan lain dari program ini
adalah ulama yang dimuat cermahnya sangat beragam
dan banyak sekali, dapat dikatakan menyasar semua
generasi dan lapisan kelompok masyarakat. Para ualama
yang videonya rutin dipublikasikan akun @nutizen di
antaranya seperti KH. Anwar Zahid, Prof. Said Aqil
Siraj, Gus Muwafiq, Prof. Qurais Shihab, Habib Syech,
Ustad Abdul Somad, Alm. KH. Zainudin MZ, Alm. KH.
Asrori Ishaqi, KH. Mustofa Bisri, KH. Marzuki
Mustamar, Cak Nun, Alm. KH. Hasyim Muzadi, Alm
Gus Dur, Mbah Maimoen Zubair, Ustad Adi Hidayat,
Habib Jindan dan ulama lainnya, seperti ceramah Alm.
KH Zainudin MZ dengan judul video Ketika Ampunan
Allah lebih Besar dari Dosamu, diunggah pada 28
Februari 2019, mendapat 25.835 tayangan, 30 komentar
dan 3.811 suka.
6. Konten Lainnya
Konten lainnya, sama seperti umumnya akun
Instagram dakwah lainnya. Ada ucapan-ucapan selamat
merayakan hari keagamaan tertentu, quote, event tertentu
dan postingan lainnya di luar program di atas.
60
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
A. Inokulasi Komunikasi Dakwah Media Daring Akun
Instagram @nutizen
Era keberlimpahan informasi memang tidak bisa
dipungkiri memicu derasnya berbagai macam berita, kabar
dan informasi masuk ke kanal-kanal media yang dimiliki
masyarakat. Keadaan itu memaksa untuk mau tidak mau
masyarakat mengonsumsi berbagai macam informasi baik
yang teverifikasi secara faktual juga informasi tanpa berdasar
fakta dan bersifat hoaks atau menipu.
Hoaks secara sederhana adalah Informasi yang di
dalamnya berisi kebohongan yang dibuat sedemikian rupa
dengan tujuan tertentu tanpa berdasar fakta dan data.57
Informasi hoaks yang berseliweran di kanal-kanal media
masyarakat sangat berbahaya dan mengancam keutuhan
berbangsa dan bernegara. Informasi hoaks juga menjadi
pemicu lahirnya peretengkaran yang dimulai dari ujaran
kebencian dan fitnah hasil memercayai informasi hoaks
tersebut.
Sebetulnya banyak upaya yang sudah dilakukan dalam
rangka menangkal meluasnya penyakit hoaks tersebut,
termasuk menerbitkan regulasi untuk menjerat para
57
Rut Rismanta Silalahi. Puri Bestari, Windhi Tia Saputra,
“Karakteristik Strategi Crowdsourcing untuk Membatasi Penyebaran Hoaxs
di Indonesia, Studi Kasus: Masyarakat Anti Fitnah Indonesia,” Jurnal
Komunikasi, (Jakarta: UPN Veteran Jakarta, 2017),hal.130-131
61
pelakunya. Regulasi tersebut di antaranya Undang-Undang
No. 11 Tahun 2008 yang disempurnakan Undang-Undang
No. 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.
Undang-undang ITE ini dapat menjerat para pelaku
hoaks terutama di media elektronik termasuk daring dengan
ancaman hukuman yang juga tidak main-main. Pidana enam
tahun penjara dan denda hingga satu miliar rupiah disiapkan
bagi siapa saja yang dengan jelas melanggar ketentuan
undang-undang tersebut terutama soal penyebaran informasi
hoaks.58
Namun, ancaman pidana ini tidak begitu saja
membuat para penyebar informasi hoaks takut apalagi jera,
terbukti walapun banyak yang sudah terjerat aturan ini, hoaks
masih saja tumbuh subur dalam kehidupan kita baik di dunia
nyata maupun maya.
Banjir informasi di tengah masyarakat dewasa ini yang
muaranya melahirkan penyakit hoaks juga begitu mudah
berkembang dengan mudahnya akses masyarakat terhadap
informasi melalui saluran media daring terutama media
sosial. Media sosial berperan besar dalam menyebarkan
informasi yang bisa langsung diakses dalam genggaman
masyarakat melalui gawainya, termasuk informasi hoaks.
Dalam salah satu survey yang dirilis oleh Masyarakat
Telematika Indonesia atau Mastel, media sosial memegang
posisi pertama sebagai saluran penyebaran informasi dan
58
https://kominfo.go.id/content/detail/8863/penebar-hoax-bisa-dijerat-
segudang-pasal/0/sorotan_media diakses pada Rabu 19 Juni 2019 pukul 21.40
62
berita hoaks dengan presentase mencapai 92,40% di tahun
2017 dan 87,50% di tahun 2019. Meskipun angkanya turun
di tahun 2019, namun media sosial masih menjadi peringkat
tertinggi sebagai saluran penyebaran informasi hoaks.
Gambar 4.1 Survey Masyarakat Telekomuniaksi
Indonesia tentang Saluran Hoaks Tahun 201959
Menjadi saluran utama penyebaran informasi hoaks,
pada sisi lain, media daring khususnya media sosial juga
banyak menunjukkan perannya sebagai kontra-narasi dalam
penyebaran informasi hoaks. Salah satunya Instagram,
Instagram merupakan salah satu platform yang banyak paling
banyak digemari warganet kini, penggunanya meningkat dari
tahun ke tahun. Pada 2018 saja menurut survey dari
59
https://mastel.id/hasil-survey-wabah-hoax-nasional-2019/ diakses
pada Rabu, 19 Juni 2019 pukul 22.36
63
WeAreSocial pengguna aktif Instagram di Indonesia
mencapai 53 juta pengguna atau sekitar 20% dari total
populasi penduduk Indonesia di mana 51% penggunannya
adalah pria.
Gambar 4.2 Statistik Jumlah Pengguna Instagram di
Indonesia60
Seiring dengan pertumbuhan jumlah pengguna
Isntagram, kini banyak akun-akun di Instagram yang secara
intens dan terang-terangan memberikan perlawanan terhadap
penyebaran informasi hoaks yang sangat masif, termasuk
akun-akun bergenre Islam khususnya dakwah. Akun
Instagram @nutizen adalah salah satunya, akun media sosial
berbasis dakwah yang secara intensif mulai melaksanakan
kegiatan kontra melawan penyebaran hoaks.
Akun Instagram @nutizen sejatinya adalah akun
dakwah dengan motto New Moeslem Media, sesuai dengan
60
https://www.tek.id/tek/instagram-di-indonesia-didominasi-pengguna-
pria-b1U2A9bXi diakses pada Ahad, 23 Juni pukul 11.31
64
pernyataan salah seorang crew dalam wawancara dengan
peneliti:
“Iya kami akun dakwah dengan motto New
Moeslem Media”61
Kemudian dengan perannya sebagai akun dakwah
media daring @nutizen pun mengedepankan kontra-narasi
bahkan bisa dikatakan perlawanan terhadap informasi hoaks.
Akun Instagram @nutizen menilai hoaks sangat berbahaya
serta mengancam keutuhan dan eksistensi sebuah bangsa.
Sebuah bangsa dapat hancur dengan penyakit hoaks yang
menggerogoti sendi-sendi kehidupan berbangsa dan
bernegaranya. Seperti yang dikatakan salah satu direksi yakni
Pa Bahaudin dalam sebuah wawancara:
“Nutizen kami dirikan dengan dasar sebuah
keresahan atas masifnya paham-paham radikal,
informasi hoaks dan ujaran-ujaran kebencian
yang sebetulnya sudah mulai marak beberapa
tahun lalu. Paham-paham demikian berbahaya
dan mengancam keutuhan berbangsa dan
bernegara.“62
Selanjutnya, akun Instagram @nutizen dilihat malalui
perspektif inokulasi komunikasi menurut penelitian yang
peneliti lakukan, terbilang intens melaksanakan dakwah
media daring berbarengan dengan melawan penyebaran
informasi hoaks. Sederhananya inokulasi komunikasi adalah
sebuah teori yang dipinjam dari kamus medis tentang
61
Wawancara dengan Mbak D salah seorang crew di @nutuzen pada
27 Mei 2019 62
Wawancara dengan Pak Bahaudin salah seorang direksi @nutizen
pada 27 Mei 2019
65
bagaimana menyuntikkan vaksin ke tubuh seseorang agar
mekanisme tubuhnya menjadi terangsang dan kebal serta
resisten terhadap serangan penyakit maupun virus. Begitu
juga dalam teori ini, seorang individu atau komunikan, dalam
hal ini warganet diberikan vaksin, untuk merangsang daya
tahan sikap dan pikirannya terhdap penyakit hoaks yang
begitu menjamur bagaikan virus menggerogoti tubuh. Jika
rajin divaksin secara teratur maka otomatis sikapnya ke
depan akan kebal terhadap serangan informasi hoaks.63
Proses vaksinasi inilah yang kemudian menjadi temunan-
temuan penelitian ini dan peneliti tuangkan dalam bab ini
dan bab lima nanti.
Upaya inokulasi komunikasi dakwah media daring
akun Instagram @nutizen dalam melawan penyebaran
informasi hoaks dapat dilihat dari masing-masing elemen
yang ada dalam teori inokulasi komunikasi:
1. Threat atau Tantangan
Tantangan sebagai elemen dari teori inokulasi
komunikasi adalah sebuah mekanisme yang mengacu
pada peringatan akan kemungkinan serangan terhadap sikap
dan kepercayaan seseorang. Orang tersebut sadar akan
kerentanannya terhadap serangan persuasif dari informasi
hoaks. Jika seseorang sadar akan kerentanannya terhadap
informasi hoaks maka seseorang tersebut akan mampu
63
Gun Gun Heryanto. Media Komunikasi Politik. (Yogyakarta:
IRCiSoD. 2018), hal. 76
66
mempertahankan pikiran dan sikapnya dari pengaruh yang
dibawa oleh informasi hoaks.
Inilah yang kemudian dilakukan oleh akun Instagram
@nutizen dalam melawan penyebaran informasi hoaks
dengan memberikan threat atau tantangan berupa konten-
konten akan peringatan bahaya hoaks. Hoaks menjadi salah
satu fokus dari @nutizen sebab dalam pandangannya hoaks
sangat berbahaya dan sejak awal @nutizen mengajak
warganet untuk melihat informasi secara utuh dari semua
sudut pandang sesuai pendapat salah satu direktur:
“Jadi, kita mencoba melihat permasalahan itu
dari all view, semua sudut pandang, sehingga
tidak separo-separo, sepotong-sepotong, melihat
sesuatu tidak berdasarkan parsial, tidak suka-suka
kita, nggak ikut-ikutan…….”64
Informasi utuh inilah yang coba dihadirkan
@nutizen dalam memberikan threat kepada warganet,
ketika informasi diberikan secara utuh, paripurna dan
jelas dari mana sumbernya serta logis, maka informasi
tersebut akan dapat menghalangi informasi lainnya yang
sepotong-sepotong dan biasanya berindikasi hoaks.
Threat lain juga diberikan akun Instagram
@nutizen kepada warganet dalam hal ini followers akun
Instagram @nutizen yang jumlahnya kini mencapai 131
ribuan followers. Di antaranya sebuah video dengan
judul Lagi-lagi Semua Repot Gara-gara Hoax tertanggal
64
Wawancara dengan Bu Lulik salah seorang direksi @nutizen pada 27
Mei 2019
67
8 Januari 2019 yang mendapatkan 2.402 tayangan, 243
suka dan 5 komentar.
Gambar 4.3 Salah satu Upaya Threat @nutizen Melalui
Konten Video65
Video tersebut menjelaskan semakin maraknya
penyebaran informasi hoaks terutama lewat media sosial
seperti hoaks tentang politik dan kesehatan serta bahayanya
hoaks yang dapat membuat para penikmatnya celaka. Video
65
www.instagram.com/nutizen diakses pada Selasa, 25 Juni 2019 pukul
14.00
68
tersebut mengajak warganet untuk mengedepankan
tabayyun sebagai solusi menghindari hoaks dan ancaman
tentang ayat Allah Ta‟ala dalam Al-Qur‟an Surat An-Nur
ayat 5 yang berbiacara soal ancaman Allah bagi orang yang
menganggap ringan ketika menyebarkan suatu berita yang
ia dapat padahal ia tidak mengetahuinya.
Threat juga dibangun oleh @nutizen dengan
mengdepankan sikap tabayyun seperti penjelasan di atas.
Sikap tabayyun atau klarifikasi adalah prinsip ajaran Islam
yang digunakan dalam rangka mencegah meluasnya efek
dan akibat buruk dari informasi hoaks. Prinsip ini dilakukan
oleh @nutizen dalam menyiapkan sebuah konten yang
bernuansa inokulasi komunikasi tanpa harus
membernturkan diri dengan media lain, maka jalan yang
dugunakan adalah persuasi dengan sindiran dan juga kajian-
kajian yang tentu landasannya adalah tabayyun sana-sini
untuk menyiapkan materinya.
“Berarti harus lebih giat lagi menanamkan buat
tabayyun gitu-gitu, karena yang kita hadapi nih
nggak cuma sepuluh dua puluh orang, banyak gitu
loh, dan belum tentu semua media tuh satu barisan
dengan kita. Jadi, ya kita ga pengen juga gitu kan
menghantam media lain kan,ini lho gua benar,
nggak, nggak bagus juga kan kaya gitu. Jadi, ya
dengan cara kaya tadi, nyindir-nyindir kajian
terus pelan-pelan kita merangkul, yang penting
harus lebih giat lagi dari tim internal Nutizen
sendiri”66
66
Wawancara dengan Mbak R salah seorang crew di @nutuzen pada 27
Mei 2019
69
Selain itu, indikasi dari threat yang dilakukan oleh
akun Instagram @nutzien dalam memerangi informasi
hoaks adalah dibuatnya rubrik Whatss‟Up, sebuah rubrik
yang lahir dari keresahan agar setiap berita dapat ditarik
dalam sudut pandang Islam, jika sudah dilihat dalam sudut
pandang Islam besertaan dengan view yang lebih luas
seharusnya berita tersebut menjadi jernih bahkan bernuansa
dakwah bukan justru bermuatan informasi hoaks.
“Karena Whats‟up itu tercetus, sebenarnya dulu
itu nggak ada Whats‟up, dulu tuh kita cuma punya
kajian, cuma karena kita ngeliat wah media-media
mainstream lainnya, yang daring tidak
mengangkat itu dalam sudut pandang Islam, tidak
memuarakan konten-kontennya itu (ke sudut
pandang Islam). Nah kita ingin nih kaya gitu, jadi
kita bentuklah Whats‟Up itu, jadi gimana caranya
kita tetap bikin berita kaya mereka-mereka, cuma
pembedanya kita tarik itu ke sudut pandang
Islam.”67
Nahi Munkar sebagai peringatanpun disiapkan
sebagai sebuah ikhtiar berkelajutan dalam memerangi
informasi hoaks dan mengamalkan konsep Nahi Munkar itu
sendiri yakni mencegah kemungkaran. Ini merupakan
bagian dakwah yang sulit, banyak orang begitu mudah
memerintahkan kebaikan atau Amar Ma‟ruf namun jarang
orang dapat mencegah dan memberi peringatan pada
kemungkaran, bersesuaian dengan salah satu kutipan
wawancara dengan direktur Nutizen:
67
Wawancara dengan Mbak R salah seorang crew di @nutuzen pada 27
Mei 2019
70
“…….Nutizen adalah ikhtiar mengedepankan
paham dan ajaran Islam khususnya Ahlus Sunnah
wal Jama‟ah dengan prinsip-prnsip dakwah ya,
salah satunya Amar Ma‟ruf Nahi Munkar itu……68
2. Refutantional Premption atau Penolakan Sejak Dini
Elemen yang satu ini juga merupakan bagian inti
dalam teori inokulasi komunikasi, penolakan sejak dini
adalah kemampuan untuk mengaktifkan argumen guna
memersiapkan pembelaan di masa depan dan memerkuat
sikap yang sudah ada melalui kontra-argumen.
Sederhananya bagian ini merupakan kerja memersuasi
warganet dalam hal ini followers akun Instagram @nutizen
agar proses kognisinya menjadi kuat dalam mekanisme
mempertahankan diri dari serangan hoaks di masa-masa
mendatang. Pada bagian ini argumen harus dipersiapkan
dan diajukan sebagai antisipasi dan cara melawan serangan
penyakit dalam hal ini penyebaran haoks.
Perihal ini @nutizen cukup kuat memberikan
banyak langkah persuasi dengan berbagai macam cara
dan ini memang menjadi salah satu fokus dari @nutizen,
sesuai salah satu pendapat dari crew @nutizen:
“Kita persuasif ke masyarakat, kalau dari segi
konten kita lebih cenderung ke persuasif sih
ketimbang preventif , karena gimana ya, nyindir,
ini kena nggak dengan sindiran dari kajian kita,
dari judul-judul dan trigger yang kita bikin gitu,
itu dari kajian.”69
68
Wawancara dengan Pak Bahaudin salah seorang direksi @nutizen
pada 27 Mei 2019 69
Wawancara dengan Mbak R salah seorang crew di @nutuzen pada 27
Mei 2019
71
Persuasi memberikan masukan kognisi ke pikiran
warganet sedini mungkin, agar dampak penyebaran
informasi hoaks tidak meluas dan berefek negatif.
Bentuknya bisa berupa konten video seperti ceramah,
klarifikasi hoaks, pemberitaan faktual yang kesemuanya
dilakukan oleh @nutizen.
Upaya lain lewat elemen satu ini adalah proses
pembentukan materi berita atau materi konten yang sejak
awalnya sudah dibuat sedemikian rupa agar jangan sampai
ingin memerangi hoaks, justru produksi berita sendiri juga
mengandung muatan hoaks.
“Untuk program Whats‟up dalam memerangi
hoaks untuk sumbernya sebenarnya kita melihat
dari sumber mana saja sih selama kita, lagi-lagi
kroscek itu dulu. Kalau misalnya kaya kita
mengambil sumber dari yang sudah biasa kita
ambil nih, media A, kita ambil dari situ terus dari
situ semua, nggak juga. Kalau tiba-tiba dia ada
pemberitaan yang tidak bagus juga nggak kita
ambil, materinya saja kita siapkan agar tidak
hoaks sebelum menjadi bahan konfirmasi
masyarakat……..”70
Pernyataan tersebut sekaligus menegaskan bahwa
rubrik Whats‟Up mengambil peran besar di posisi baik
yang awal sebagai tantangan atau threat juga sebagai
penolakan dini bagi penyebaran informasi hoaks yang
dilakukan @nutizen. Sedikit beda dengan rubrik Whats‟Up
sebagai upaya dalam elemen pertama, jika pada elemen
threat konten berisi seperti ancaman dan konsekuensi jika
70
Wawancara dengan Mbak D salah seorang crew di @nutuzen pada
27 Mei 2019
72
hoaks misalnya, beredar di tengah masyarkat akan
mengakibatkan banyak efek negatif. Pada ranah ini, rubrik
Whats‟Up mulai vokal melakukan penolakan terhadap
informasi hoaks dengan kontennya yang berisi klarifikasi
dan penjelasan sesungguhnya seperti beberapa kasus hoaks
yang dilakukan refutantional preemption oleh @nutizen:
No Kasus Hoaks dan
Link Media
Refutantional Preemption
Lewat Rubrik Whats’Up Pembahasan
1.
Hoaks tentang Haram
Menunda Nikah
https://www.merdek
a.com/peristiwa/men
abung-dosa-karena-
menunda-nikah.html
Gambar 4.4
Video berjudul “Menunda
Menikah Haram?” tertanggal
21 Juni 2019, berdurasi satu
menit dengan 16.602 tayangan,
77 komentar dan 2.697 suka
Kasus hoaks ini
bermunculan di media-
media internet berawal
dari pendapat tentang
menunda pernikahan
haram. Pendapat ini
terbilang buru-buru dan
tidak melihat berbagai
macam literature
keagamaan dan Fiqih
tentang pernikahan
secara utuh. Perihal ini
disikapi dengan sebuah
video dari @nutizen
yang menjelaskan
secara komprehensif
tentang boleh tidaknya
menunda pernikahan
beserta penjelasannya
berdasar berbagai
macam sumber.
73
2.
Hoaks tentang
Haramanya Make Up
https://www.quora.c
om/Is-makeup-
haram-shirk-in-
Islam
Gam
bar
4.5
Video
berju
dul
“Mak
e Up
Hara
m?”
tertanggal 16 Juni 2019,
berdurasi satu menit dengan
37.479 tayangan, 135 komentar
dan 6.390 suka
Ini juga pendapat yang
terlalu terburu-buru,
mengatakan bahwa
bermake-up haram.
Padahal harus dilihat
dari berbagai sisi agar
pendapat yang ada
tidak meluas dan
dijadikan salah kaprah
oleh masyarakat.
Perihal ini @nutizen
meng-counter dengan
video penjelasan dari
Ust. Abdul Somad
yang menjelaskan
perihal make up secara
gamblang dari berbagai
sumber.
3.
Hoaks tentang Pidato
Kyai Said Anggap
Selain NU Salah
Semua
https://bincangsyariah
.com/kalam/meralat-
berita-detik-com-
khatib-kua-harus-
dari-nu-selain-nu-
salah-semua/
Ga
mba
r 4.6
Vide
o
berj
udul
“Be
gini
Isi
Pidato Kyai Said Aqil
Sebenarnya” tertanggal 30
Januari 2019, berdurasi satu
menit dengan 48.615tayangan,
333 komentar dan 5.673 suka
Untuk kasus hoaks
yang ini berisi
pemenggalan pidato
yang disampaikan Kyai
Said saat Harlah
Muslimat NU. Polemik
ini diluruskan salah
satu Ketua PBNU KH.
Marsudi S dengan
menekankan
kelengkapan video
yang konteksnya sangat
berbeda jika dipotong
dan dengan video utuh,
ditujukannya berbeda
74
Tabel. 2 Temuan-temuan tentang Kasus Hoaks yang Mendapat
Refutantional Preemption dari @nutizen71
71
www.instagram.com/nutizen diakses pada 26 Juni 2019 pukul 09.20
4.
Hoaks tentang Haram
Kawin Mendahului
Kakak Kandung
https://www.kompas
iana.com/mertamup
u.co.id/552c40986ea
8345e2f8b4597/hara
m-kawin-
mendahului-kakak-
kandung
Gamb
ar 4.7
Video
berjud
ul
“Boleh
kah
Adik
Mendahului Kakak Menikah?”
tertanggal 15 Juli 2019,
berdurasi satu menit dengan
51.401 tayangan, 97komentar
dan 5.115 suka
Hoaks ini lahir
dibentuk dari budaya-
budaya setempat yang
melarang jika adik
menikah duluan
sementara kakaknya
belum menikah. Aturan
ini tentu dalam agama
tidak ada, sebab nikah
urusan siapa yan lebih
siap bukan siapa kakak
dan adiknya, jadi tidak
ada aturan yang
eksplisit tentang
larangan tersebut dan
dijelaskan dalam video
@nutizen yang bertema
Bolehkah Adik
Mendahului Kakak
Menikah?
5.
Hoaks tentang NU
Menganut Ajaran
Nasakom (Nasionalis
Agama Komunis)
https://news.solopos.c
om/read/20190212/4
96/971293/heboh-
video-diduga-ahmad-
dhani-kaitkan-nu-
dengan-naskom-
gaya-baru
Gamb
ar 4.8 Video
berjud
ul
“NU
Dukun
g
Nasak
om?”
tertanggal 13 Februari 2019,
berdurasi satu menit dengan
28.399 tayangan, 138 komentar
dan 2.870 suka
Hoaks satu ini berupa
penggiringan opini
yang dibuat oleh
Ahmad Dani seolah
NU masih eksis
memperjuangkan
Nasakom. Statement ini
dibantah langsung salah
satu Ketua PBNU
Robikin Emhas yang
dikutip dalam rubrik
Whats‟Up @nutizen
75
Terbukti hoaks-hoaks seperti beberapa kasus di atas
sangat berbahaya dan mengancam baik kesatuan persatuan,
hubungan silaturahmi, memunculkan permusuhan dan efek
negatif lainnya. Model dan cara kerjanya berbagai macam
ada berupa penggiringan opini, pemenggalan video,
statement yang kabur dan ngawur serta metoda lain yang
digunakan. Refutantional preemption yang dilakukan
@nutizen dalam memerangi hoaks cukup berpola yakni
ketika ada hoaks datang maka dengan segera pihak
@nutizen akan mencarikan klarifikasi dan data juga
fakta yang sesungguhnya tentang apa yang terjadi atau
dalam bahasa agama disebut tabayyun. Proses ini
diharapkan akan meminamilisir serta mencegah penyakit
hoaks agar tidak menjalar lebih luas sebab warganet
telah terlebih dahulu diberikan vaksin penolakan dini
melalui argumen dalam bingkai dakwah media daring
sebelum mendapatkan muatan hoaks dari sumber yang
lain.
Demikian juga yang dikemukakan oleh seorang
penggiat sosial, bahwa jika argument-argumen positif
terus disuarakan, dibanjirkan dan diangkat di lini masa,
lama-lama hoaks akan habis dan mati dengan sendirinya:
“Warganet harus diberikan konten-konten positif
dan mencerahkan. Kalau kebaikan membanjiri
dunia maya, hoaks tak akan punya tempat.
Sekarang ini eranya ketapatan kalah dengan
kecepatan. Makanya hoax dan berita bohong cepat
nyebar. Sebagai kaum terdidik, tugas kita adalah
76
mencerdaskan masyarakat akan bahaya berita
bohong (disinformasi). ”72
Inilah yang kemudian kita sebut dan upayakan
dengan memberikan vaksin sebanyak-banyaknya dalam
arti teratur agar pada waktunya hoaks benar-benar tidak
punya tempat lagi.
3. Delay atau Penundaan
Penundaan atau delay adalah elemen ketiga yang
diperlukan dalan teori inokulasi komunikasi. Banyak
perdebatan soal berapa periode waktu yang diperlukan
secara pasti antara inokulasi dengan serangan
selanjutnya mengenai sikap seseorang yang paling
efektif dalam memperkuat keyakinan dan sikapnya.
Sederhananya penundaan ini merupakan vaksin
selanjutnya yang dilakukan dengan jeda waktu tertentu
dari elemen penolakan dini untuk meliihat kinerja vaksin
yang telah disuntukkan, walaupun kita tidak melakukan
studi efek, minimal dari elemen satu ini peneliti
menemukan ada tindakan-tindakan delay yang dilakukan
oleh @nutizen.
Tindakan tersebut di antaranya memberikan
penegasan atas suatu kasus hoaks yang sudah terlebih
dahuku ditolak di awal. Outputnya dapat berupa video
ceramah, rubrik Insight dan video lain guna memperkuat
argumen sebelumnya. Kemudian yang unik, yang juga
72
Wawancara dengan Penggiat Media Sosial Khairi Fuady pada 04 Juni
2019
77
ditemukan dalam akun Instagram @nutizen adalah soal
kekayaan materi, ini sangat dibutuhkan. Kekayaan
materi atau konten sangat dibutuhkan dengan asumsi
sederhana semakin banyak dalam arti rutin vaksin
disuntikan dalam periode tertentu, tentu akan membuat
tubuh semakin kuat dan resisten.
Inilah yang dilakukan @nutizen untuk
memperkaya materi sebab kekayaan materi menjadi
salah satu upaya menangkal kekayaan informasi yang
berindikasi hoaks. Kekayaan materi ini tentu harus
diimbangi dengan data yang faktual dan
bertanggungjawab.
“Kekayaan materi itu kita gali bukan hanya dari
media daring, kita juga dari diskusi. Kaya misal
Pak Baha, ini saya pernah pengalaman gini, coba
dikroscek deh, hubungin nih ada nomer teleponnya
saya. Terus dari followes juga, A1 itu yang juga
tadi disampaikan Bu Lulik, jadi kita itu kan kyai-
kyai itu Masya Allah ya, tiga tahun terakhir ini.
Kami punya data dua puluh ribulah kyai khos itu
ada datanya, semakin ke sini semakin sedikit
sebab pada wafat satu per satu, makin ke sini
makin susah. Nah, seperti itu kadang coba,
hubungi kyai ini, langsung dapat A1 lah, informasi
yang kita dapat…….”73
Materi memang disiapkan sedemikian rupa oleh
@nutizen bahkan terkadang, untuk melahirkan sebuah
video saja harus melewati sebuah diskusi panjang hingga
beberapa kali pengecekan atau quality control.
73
Wawancara dengan Mbak R salah seorang crew di @nutuzen pada 27
Mei 201
78
Tujuannya tidak lain agar betul-betuk informasi yang
disampaikan tepat, jernih, faktual dan
bertanggungjawab. Langkah ini semakin menegaskan
bahwa @nutizen serius dalam rangka melawan
penyebaran informasi hoaks bahkan dari hulunya sudah
mulai dilakukan. Tentu dengan diskusi yang matang
membuat proses produksi, distribusi hingan konsumsi
berita oleh warganet nanti menjadi proses yang bersih
dari hoaks. Jangan sampai kita membuat sebuah vaksin
yang ternyata vaksin tersebut saat proses produksinya
sudah terpapar virus yang disebabkan tidak telitinya
proses produksi.
“……Jadi kita ada tiga lapis quality control.
Pertama, materi dari beliau selaku pemred juga,
terus setelah diproduksi di-qc lagi, qc video, nanti
pas akan naik tayang (upload) diqc dulu, jadi ada
tiga lapis gitu sih. Jadi ada, ini benar ga sih,
benar lagi ga sih, benar ga gitu. Itu salah satu
strategi agar jangan sampai yang kita keluarkan
itu hoaks, jangan sampai yang kita keluarin tuh
bikin suasana masyarakat jadi keruh gitu. Kita kan
inginnya jadi mata air yang bersih buat netizen
semuanya, kaya gitu.”74
Upaya delay dapat dilihat dalam tabel berikut
sebagai lanjutan tahap vaksin setelah elemen penolakan
dini yang dilakukan @nutizen dalam melawan
penyebaran informasi hoaks:
74
Wawancara dengan Mbak R salah seorang crew di @nutuzen pada 27
Mei 2019
79
No
Kasus Hoaks dan
Langkah
Refutantional
Preemption
Upaya Delay sebagai
Lanjutan Langkah
Refutantional
Preemption @nutizen
Pembahasan
1.
Hoaks tentang
Menunda Nikah Haram
Gambar 4.9
Video dengan Judul “Para
Wanita Janganlah
Menyulitkan Maharmu”
tertanggal 22 Juni 2019
berdurasi satu menit
dengan 10.084 tayangan,
44 komentar dan 1.538
suka
Tahapan delay untuk
kasus yang satu ini dengan
diunggahnya video
penjelasan bahwa pihak
perempuang jangan
sampai memersulit dengan
memberikan permintaan
mahar yang besar dan
muluk. Tentu ini dapat
menjadi alasan para laki-
laki bisa saja menunda
keinginannya menikah ini
merupakan wujud
suntikan delay terhadap
suntikan sebelumnya, jeda
waktu berselang satu hari
2.
Hoaks tentang Make
Gambar. 4.10
Video dengan Judul “Istri
Video ini ringan, bertugas
sebagai vaksin penunda
dari video penolakan
pertama. Isisnya ringan
tentang criteria istri cantik
dalam Islam. Tidak melulu
cantik secara fisik. Video
ini dapat menjadi vaksin
dalam menangkal berita
hoaks make up haram
dengan lanjutan video
sebelumnya dan memiliki
jeda selama tiga hari dari
80
Up Haram
HArus Cantik” tertanggal
19 Juni 2019 berdurasi
satu menit dengan 30.856
tayangan, 82 komentar
dan 4.642 suka
video sebelumnya tentang
haram tidaknya make up
3.
Hoaks tentang Pidato
Kyai Said Anggap
Selain NU Salah
Semua
Gambar 4.11
Video dengan Judul
“Kontribusi NU untuk
NKRI dari Masa ke Masa”
tertanggal 8 Februari 2019
berdurasi satu menit
dengan 10.598 tayangan,
22 komentar dan 2.333
suka
Delay untuk kasus ini
diberikan sebuah
gambaran video tentang
perjuangan dan kontribusi
Nahdhatul Ulama mulai
dari perjuangan
kemerdekaan,
mempertahankan
kemerdekaan hingga
melawan PKI pada 1965.
Video ini merupaka upaya
delay untuk memberikan
penegasan bahwa NU
banyak sekali
kontribusinya untuk
negara sebagai lanjutan
dari klarifikasi di rubrik
Whats‟Up video
sebelumnya, dengan jeda
waktu Sembilan hari.
4.
Hoaks tentang Fadli
Zon Dianggap
Menghina Mbah Moen
Video ini menjadi penguat
penolakan pertama sebagai
vaksin penolakan dini
yang menjelaskan
81
Gambar 4.12
Video dengan Judul
“Wahai Suami Istri
Lakukan Ini” tertanggal 18
Juli 2019 berdurasi satu
menit dengan 18.775
tayangan, 17 komentar dan
2.817 suka
hubungan antara suami
dan istri. Sebab dalam
Islam tidak mengantur
adik-kakak mana yang
harus terlebih dahulu.
Aturannya akan jadi dan
wajib diikuti letika benar-
benar sudah dalam ikatan
pernikahan salah satu baik
adik maupun kakak mana
yang terlebih dahulu,
video ini diunggah dengan
jeda waktu 3 hari dari
video sebelumnya
5.
Hoaks tentang NU
Menganut Ajaran
Nasakom (Nasionalis
Agama Komunis)
Delay ini menjelaskan
tentang penyimpangan
sejarah atau
kesalahpahaman sejarah
tentang dekatnya NU
dengan PKI pada masa
lalu, ini kesalahpahaman
yang diluruskan dalam
video cuplikan ceramah
KH. Ahmad Muwafiq
sebagai delay dari
@nutizen terhadap video
sebelumnya, jeda waktu
13 hari.
82
Tabel. 3 Upaya Delay yang Dilakukan @nutizen dalam
Rangka Melawan Penyebaran Informasi Hoaks75
4. Involvement atau Keterlibatan
Unsur terakhir yang tak kalah penting dalam
proses inokulasi adalah keterlibatan individu dalam hal
ini warganet yang menjadi followers @nutizen. Jika
individu abai, dan tidak tertarik apalagi terlibat terhadap
argumen atau vaksin yang disuntikkan berupa video-
video dakwah media daring dan rubrik lainnya, maka
proses tidak akan sempurna sebab individu merasa tidak
perlu mempertahankan dan memerkuat bangunan
opininya .
75
www.instagram.com/nutizen diakses pada 27 Juni 2019 pukul 11.01
Gambar 4. 13 Video dengan Judul “Ini
Alasan NU Dukung
Nasakom” tertanggal 26
Februari 2019 berdurasi
satu menit dengan 35.168
tayangan, 244 komentar
dan 3..060 suka
83
Tanpa proses yang satu ini tentulah inokulasi
menjadi sia-sia dan tidak akan mampu membuat sebuah
mekanisme pertahanan diri sebagai vaksin bagi kognisi
dan sikap individu.
Peneliti menemukan bahwa elemen terakhir ini
juga secara intens diperhatikan oleh @nutizen. @nutizen
sadar bahwa mereka melakukan sebuah pola dakwah dan
komunikasi termasuk gaya dalam menyampaikan konten
dengan berbagai pertimbangan salah satunya adalah
request dari warganet, ini yang dalam pandangan
peneliti @nutizen sangat mengedepankan prinsip-prinsip
involvement ini. Seperti yang termaktub dengan salah
satu petikan wawancara di bawa ini:
“Kalau menyikapi hoaks itu kan, hoaks itu ga akan
kesebar kalau misalnya ngga viral gitu lho, ke sini
lagi, ke sini lagi, ke sini lagi gitu. Lagi-lagi
kedewasaan si pengguna, karena ketika misalnya
contoh, Mba kirim ke saya gitu, terus saya main
asal nyebarin, oiya bener nih, langsung ke trigger
untuk nge-share itu, jadilah hoaks itu menyebar.
Kalau misalnya Mba ngasih berita ke saya terus
saya gak nyebarin, belum tentu jadi hoaks, jadi
viralkan. Jadi perlunya ditingkatkan lagi
kesadaran masyarakatnya, tugasnya siapa? Salah
satunya tugas kita juga, sebagai media, untuk
menggawangi ini, pikiran-pikiran netizen
semuanya supaya nggak terjerembab ke yang
namanya hoaks itu, kaya gitu. Jadi, kalau
misalnya, yang penting, kaya sekarang Nutizen,
kita mau berdakwah, kita pengen ga mau ada
hoaks gitu, secara gak langsung kan kita
membentuk pola pikir masyarakat, oh jadi
Nutizen tuh kaya gini ya gitu, kredibel gini-gini
84
gitu beritanya. Nanti kan mau ga mau ada, kok
Nutizen bisa ya?banyak tuh pendapat, misalnya
followers atau viewers banyak ya, ditirulah. ATM,
Amati, Tiru dan Modifikasi ke kita, kan jadi secara
gak langsung juga kita ngebikin persepsi orang
tuh buat, yaudah jangan hoaks”76
Jelas dalam pandangan @nutizen bahwa peran dari
individu sendiri juga sangat penting dan menentukan
bahwa hoaks itu akan menjadi tersebar atau berhenti
sampai pada individu tersebut, inilah yang menjadi poin
dari elemen keterlibatan tersebut. Individu atau warganet
diajak untuk sama-sama menyadari dan ikut terlibat,
terlibat untuk tidak menyebarkan hoaks sebab dalam
kognisinya mulai tertanam bahwa hoaks sangat
berbahaya dan menimbulkan berbagai macam
kerusakan, itulah yang coba dibangun@nutizen terhadap
warganet sambil terus juga menyadari bahwa ini tugas
bersama termasuk tugas media, tugas kita dan tugas
masyarakat semua, tidak bisa kerja parsial dan masing-
masing faksi saja akan tetapi tanggung jawab bersama.
Temuan tersebut juga peneliti perkuat dengan
pendapat dari salah seorang pengikut aktif @nutizen,
seperti dijelaskan sebelumnya, tidak bisa sebuah media
saja memberikan vaksin sementara tubuh yang diberikan
dalam arti lain individu sudah menolak terlebih dahulu
dan tidak terlibat.
76
Wawancara dengan Mbak R salah seorang crew di @nutuzen pada 27
Mei 2019
85
“Jika terjebak hoaks, saya klarifikasi kembali dan
saya cari tahu lagi agar informasi yang saya
dapat semata-mata bukan hanya dari satu sumber
saja,melainkan dari berbagai sumber.”77
Sampai di sini jelas bahwa keterlibatan individu
masing-masing juga menjadi kunci dalam berhasilnya
proses inokulasi komunikasi untuk melawan penyebaran
hoaks. Indikasi lain yang bisa dilihat juga dari begitu
banyak komentar yang dituangkan warganet dalam
setiap unggahan @nutizen baik komentar bernada
partisipatif, kritis dan ejekan hingga apresiasi, seperti
sebuah capture kolom komentar pada sebuah rubrik
Whats‟Up berikut:
Gambar 4.14 Satu Capture Involvement Warganet terhadap
Konten @nutizen78
Kemudian yang menjadi inti dari upaya yang
dilakukan oleh @nutizen dalam melawan informasi
77
Wawancara dengan @nayfauziah Salah Satu akun yang Menjadi
Follower Akitf @nutizen pada 1 Juni 2019 melalui Email. 78
www.instagram.com/nutizen diakses pada 27 Juni 2019 pukul 11.00
86
hoaks adalah dengan berupaya menyajikan informasi
secara utuh dan tidak parsial. Keutuhan informasi inilah
yang menjadi cikal-bakal kuatnya individu dalam
melakukan mekanisme resistensi terhadap hoaks,
termasuk medianya. Ketika media terbiasa menyajikan
informasi secara full tentu dengan prinsip faktual dan
aktual, kondisi ini akan menutup celah informasi hoaks
untuk turut andil dalam proses penyebaran informasi
tersebut.
“Informasi harus lengkap, jangan parsial, jangan
sepotong-sepotong, mendengar sesuatu itu jangan
sepotong-sepotong dan itu sering banget dilakukan
oleh orang di luar sana. Ceramahnya Kyai Said,
wah itu paling sering, dipotong-potong, terus
pidatonya Pak Tito dipotong-potong. Untuk apa?
Ya kan, buat mencapai sesuatu itu lho. Lah kalau
kita buat apa, kita kan nggak punya kepentingan?
Kita nggak perlu mencapai sesuatu, kita nggak
perlu membentuk stigma, kita nggak perlu, kita
Cuma mau nunjukin, ini lho keseluruhan
informasi, just it. Ya tapi tetap aja lah yang
namanya begitu nggak pantas, ya itu terserah, itu
bukan ranah kita lagi, kita hanya memperlihatkan
informasi itu secara sempurna, dari Bismillah,
Assalaamu‟alaikum sampai Wa‟alaikumsalam
sampai selesai.”79
Sejak awal @nutizen mengatakan bahwa akun
Instagramnya merupakan akun dakwah bertajuk New
Moeslem Media.
79
Wawancara dengan Mbak R salah seorang crew di @nutuzen pada 27
Mei 2019
87
“……..Untuk latar belakang, ya media dakwah
lah lewat media sosial pastinya…..”80
Secara umum polanya sama dengan akun dakwah
yang bermunculan dewasa ini namun di sisi lain
@nutizen memiliki keyakinan bahwa mereka berbeda
dan punya kekhasan tersendiri dengan apa-apa yang
menjadi mekanisme bekerjanya dalam menghadirkan
sebuah sajian atau konten dakwah, sesuai dengan
kutipan wawancara bersama salah seorang direkturnya:
“Di situ kita tidak mau muluk-muluk, oh aku biar
bisa merangkul semua maka aku harus gini,
jadinya tidak punya ciri khas, langkah itu tidak
akan kita lakukan. Kita justru akan semakin
meruncing, kita ingin dakwah kita Istiqomah di
jalan yang memang sudah kita bataskan, tidak
lebih dari itu. kalaupun memang ada orang luar
yang memang sengaja tertarik ya Alhamdulillah,
toh itu bagian dari pilihan mereka. Tapi saya tidak
akan menjadi siapapun untuk, Nutizen harus
menjadi diri sendiri. Terserah orang lain bisa
menerima atau tidak, kalau saya gitu sih. Lebih ke
situ sih, yaudah kita NU, Ahlus Sunnah wal
Jama‟ah, Kyai-kyai NU kita yang kita ikuti.”81
Ikhtiar dakwah ini terus dibangun dan dikuatkan
@nutizen sebagai akun dakwah media daring yang terus
mempertahankan prinsip-prinsipnya dan berfokus pada
dakwah dalam tataran daring yang mau tidak mau diakui
sekarang sebagai salah satu bentuk transformasi dakwah
akibat eskalasi perkembangan teknologi informasi yang
semakin cepat.
80
Wawancara dengan Bu Lulik salah seorang direksi @nutizen pada 27
Mei 2019 81
Wawancara dengan Mbak R salah seorang crew di @nutuzen pada 27
Mei 2019
88
Dakwah kini seperti yang bisa kita amati pada
akun Instagram @nutizen seolah menemukan bentuk-
bentuk baru yang relevan dengan zamannya sehingga
esensi dakwah yakni transfer nilai-nilai kebaikan akan
lebih mudah sampai, diterima dan tepat sasaran.
Sehingga dakwah bisa menjadi bagian tak terpisahkan
dari sendi-sendi kehidupan setiap muslim, bukan justru
antipati dengan dakwah yang terlihat kuno dan monoton.
Transformasi dakwah melalui media daring di era
milenial ini membuka saluran baru dan juga tren baru
dalam dakwah. Melalui saluran ini sekarang setiap orang
benar-benar bisa melaksanakan dakwah tanpa harus
menjadi da‟i atau melalui forum seperti pengajian.
Media baru tembus hingga kamar-kamar tiap orang
lewat gawainya menjadikan setiap orang bisa aktif
sebagai pendakwah dan melakukan kegiatan tersebut
kapanpun dan dimanapun berada.
Itulah yang kemudian dicermati oleh @nutizen
untuk terus melakukan kegiatan dakwah media daring.
Berikut salah satu capture video-video dakwah di akun
Instagram @nutzien. @nutizen intens membuat konten
dakwah baik berupa kutipan ceramah beberapa tokoh,
kisah-kisah tokoh, informasi seputar syariah, sejarah dan
materi dakwah lainnya. Ulama yang dijadikan
rujukanpun sangat beragam dan lintas lantar belakang
yang menurut peneliti merupakan salah satu keunikan
akun Instagram @nutizen. yang menjadi unggahan dan
89
cukup mendominasi, lebih jelas akan dipaparkan pada
poin da‟i sebagai bagian dari unsur dakwah @nutizen:
Gambar 4.15 Capture Unggahan Video-video Dakwah
@nutizen
Ada yang unik dalam mengkaji metode dakwah
yang digunakan @nutizen, yakni soal hubungan dakwah
dengan perspektif teori yang digunakan yakni inokulasi
komunikasi memiliki titik temu.
Konsep sederhana inokulasi komunikasi adalah
menyuntikan vaksin agar pikiran individu menjadi
resisten terhadap penyakit, dalam hal ini penyakit hoaks.
Jika dalam kajian teoritisnya vaksin yang digunakan
untuk proses inokulasi komunikasi adalah vaksin
argumen sebagai alat untuk memberikan mekanisme
resisten pada pikiran individu. Maka, vaksin yang
90
digunakan @nutizen dalam melawan virus penyebaran
hoaks adalah vaksin dakwah media daring.
Ini sangat berkaitan dengan teori aslinya sebab
salah satu metode atau thoriqoh dakwah seperti yang
sudah dijelaskan pada kajian teori sesuai tuntunan ayat
Al-Qur‟an surah An-Nahl ayat 125 adalah metode
argumentasi atau berdebat dengan perdebatan dan
argumen yang baik, wa jadilhum bi allatii hiya ahsan
dan ini dilakukan @nutizen dalam rangka melawan
penyebaran informasi hoaks. Ini terlihat dari @nutizen
mempertahankan konsistensinya yang justru dalam
pandangan sebagian warganet adalah inkonsistensi.
“Jangan karena saya milih A atau mungkin ustad
saya bilang A, karena memang dia sudah pasti ke
partai tertentu, maka hanya itu yang saya adopsi.
Kita memperbanyak sudut pandang, banyak
mendengar, lebih banyak mendengar dari pada
berbicara, semakin kompleks lah pandangan-
pandangan yang bisa dibagi. Seperti itulah
Nutizen melihat sesuatu. Jadi, kenapa sih bisa
pada posisi bertentangan dengan ini, satu sisi
kadang belain si ini, terlihat seperti itu, justru
inkonsistensi yang terlihat itu dari luar itu justru
konsistensi kami, konsistensi kami untuk melawan
dari manapun dari siapapun ya Undzur maa
Qoola wa laa Tandzur man Qoola. Jangan dilihat
siapa yang mengatakan, apa yang dikatakan ya
kita dengarkan dulu, o ini yang dikatakan o ini
yang dikatakan, coba deh kita lihat, kita ramu, oh
gini, gini. Nah sekarang kan, gitu, dari segi syariat
apalagi jelas kan, apalagi sifatnya di luar dari
akidah, jelas banget kan, oh ini hoaks. Kaya dari
segi khilafiyah, yaudah jangan dibantahkan,
paling kan cuma, NU pakai apa, oh NU pakai ini,
91
yaudah, yang namanya syariah. Tapi kalau
ngomongin masalah hoaks kan biasanya politik,
kebijakan pemerintah, kaya gitu, itu kan like
dislike sih. Tapi kan kita harus bisa melihatnya
sesuatu, oh itu nggak benar harusnya gini lho,
kamu suka ga diginiin, sebenarnya gini lho, ini
bukan suka ga suka tapi ngomongin benar dan ga
benar.”82
82
Wawancara dengan Bu Lulik salah seorang direksi @nutizen pada 27
Mei 2019
92
BAB V
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Inokulasi Komunikasi Dakwah Media Daring
Akun Instagram @nutizen
Berdasarkan temuan-temuan yang didiskusikan pada
bab sebelumnya peneliti menganalisis bahwa upaya inokulasi
komunikasi dakwah media daring dalam rangka melakukan
perlawanan terhadap penyebaran informasi hoaks benar-
benar dilakukan oleh akun Instagram @nutizen. Indikasi ini
dapat terjawab setelah dilakukan observasi, wawancara dan
studi dokumentasi yang komprehensif melalui pisau bedah
teori inokulasi komunikasi yang memiliki empat elemen.
Empat elemen yang sudah dijelaskan di atas baik
threat, refutantional preemption, delay dan involvement,
keempatnya digunakan dengan baik oleh akun instagram
@nutizen. Upaya memberi tantangan, penolakan sejak dini,
penundaan dan keterlibatan digunakan @nutizen untuk
melaksanakan kegiatan dakwah media daring dalam
perlawanan menghadapi informasi hoaks.
Polanya sangat jelas, jika dilihat dari konsep utama
teori inokulasi komunikasi yang sederhananya adalah proses
vaksinasi agar tubuh menjadi kebal dan resisten terhadap
virus, itu jika dilihat dalam literatur awalnya di dunia medis.
Berkaitan dengan penerapannya dalam analisis kasus ini
akun Instagram @nutizen melakukan inokulasi komunikasi
93
melalui dakwah media daring untuk membuat warganet
resisten terhadap informasi hoaks.
Jika dalam teori yang dikemukakan oleh penggagasnya
William McGuire vaksin yang digunakan untuk membuat
sikap menjadi kebal dan resisten adalah vaksin argumen
maka yang digunakan oleh @nutizen adalah vaksin berupa
dakwah media daring dengan penjabaran melalui elemen-
elemen yang empat tadi. Ini juga bersesuaian dengan konsep
metode dakwah yang salah satunya adalah metode berdebat
dengan debat yang baik artinya memberikan argumen yang
baik agar target komunikan atau mad‟u bisa menerima pesan
dakwah dan bisa resisten terhadap virus hoaks.
Peneliti tidak mengunggulkan salah satu elemen di
antara empat elemen inokulasi komunikasi yang digunakan
@nutizen. Masing-masing digunakan sesuai porsinya dengan
baik dalam rangka melawan penyebaran informasi hoaks dan
semuanya terkonfirmasi lewat kajian metodologi yang
dilakukan peneliti untuk mendeskripsikan penerapan dari
masing-masing elemen itu secara khusus dan penerapan teori
inokulasi secara umum.
Dakwah media daring seperti @nutizen ini memang
untuk saat ini sedang menjamur dan muncul ribuan akun
dengan genre dakwah media daring. Namun, kekhasan yang
diniliki @nutizen terutama soal eksistensinya melawan
penyebaran hoaks dengan prinsipnya menyajikan informasi
yang Islami dengan berbagai macam sudut pandang rasanya
tidak dimiliki oleh kebanyakan akun dakwah media daring
94
yang lain di Instagram. Inilah yang menjadi kekuatan untuk
@nutizen untuk terus melaksanakan kegiatan dakwah media
daring beriringan dengan itu melakukan inokulasi
komunikasi terhadap perlawanan penyebaran informasi
hoaks yang sangat membahayakan.
95
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Upaya inokulasi komunikasi dilakukan dengan baik oleh
akun Instagram @nutizen. Jika dilihat dari materi
dakwahnya maka rubrik-rubrik seperti Whats‟Up,
Insight, Infonutiez dan Kajian-kajian Ceramah turut
mendorong upaya inokulasi komunikasi dakwah media
daring yang dilakukan dalam memerangi informasi
hoaks. Begitupun jika dilihat dari sisi elemen inokulasi
komunikasi, pertama therat. Threat atau tantangan
diupayakan @nutizen dalam memberikan peingatan dini
akan bahaya hoaks dilakukan salah satunya dengan
mengunggah video tentang bahaya hoaks dan membuat
rubruk Whats‟Up itu sendiri. Kedua, refutantional
preemption atau penolakan dini difokuskan dalam
membuat klarifikasi langsung atas informasi hoaks yang
mulai mewabah di masyarakat termasuk dengan intens
mengisi konten-konten Whats‟Upnya. Ketiga, delay atau
penundaan dilakukan dengan memberikan vaksin
selanjutnya atas munculnya kasus hoaks setelah
serangan pertama dengan penolakan dini, biasanya
berupa konten dalam kajian ceramah. Keempat,
involvement atau keterlibatan juga dilakukan dengan
memertimbangkan masukan-masukan warganet
termasuk menyusun sebuah konten berdasarkan request
96
dari followersnya. Dakwah media daring dapat berperan
penuh dalam upaya pencegahan terhadap informasi
hoaks. Dakwah bisa menjadi vaksin yang cukup efektif
terhadap hoaks jika diberikan secara periodik dan sesuai
prinsip-prinsip yang ada dalam dakwah serta dilibatkan
secara aktif dan proporsional.
B. Saran
Berikut saran yang peneliti sampaikan berdasar
penelitian yang sudah dilakukan:
1. Untuk Nutizen
a. Nutizen hendaknya dapat mengkategorisasi konten-
konten yang bermuatan politik praktis agar tidak
bercampur dengan konten dakwah. Bukan untuk
memisahkan antara politik dan Islam, namun agar
lebih leluasa ketika menjelaskan tentang politik dan
tanpa beban ketika menjelaskan soal dakwah. Jika
meilihat peristiwa politik dilihat dari kacamata
Islam boleh-boleh saja, namun harus dengan porsi
yang proporsional.
b. Untuk kiranya mempertahankan prinsip-prinsip
yang selama ini telah dibangun secara konsisten
oleh Nutizen untuk menghadirkan informasi yang
utuh, jernih dan berdasarkan berbagai sudut pandang
terutama sudut pandang Islam.
c. Untuk terus mengupayakan perlawanan terhadap
penyakit hoaks yang sangat berbahaya bagi
97
masyarakat salah satunya dengan memelihiara apa
yang sudah dilakukan besertaan dengan itu
senantiasa menyampaikan informasi yang aktual,
faktual, bertanggungjawab dan terpercaya.
2. Untuk Warganet Khususnya Pengikut @nutizen
a. Untuk kiranya selalu bertabayun terhadap apa-apa
yang diterima berupa informasi agar tidak tersesat
dalam pusaran informasi hoaks.
b. Selalu menyaring informasi dan memerhatikannya
sebelum dibagikan ke pihak lain di lini massa atau
media sosial.
c. Untuk sama-sama bertekad melawan penyebaran
informasi hoaks dan jangan mudah memercayai
suatu informasi tanpa dilakukan berbagai klarifikasi
terlebih dahulu
3. Untuk Akademisi
a. Riset dakwah yang kekinian harus terus diupayakan
dan dimaksimalkan, sebab dakwah kini variannya
sudah berbagai macam dan mulai bertransformasi
dari dakwah konvensional ke dakwah berbasis
media daring. Ke depan harus banyak kajian-kajian
yang mengarah ke sana sambil terus turut serta
bersama melawan penyebaran informasi hoaks yang
bisa dilakukan salah satunya dengan menggiatkan
kinerja dakwah media daring yang sesuai dengan
tuntunan Islam dan dunia akademik.
98
C. Implikasi
Penelitian ini sesungguhnya membuka khazanah
keilmuan baru tentang dimensi lain dari dakwah yang telah
bertransformasi sebab eskalasi perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi yang begitu cepat. Penelitian ini
dapat melihat bahwa dakwah kini bukan sesuatu yang kolot,
sulit dan monoton, soal melulu harus dengan mimbar, di
sebuah pengajian dengan jumlah jamaah tertentu. Dakwah
kini kajian ilmiahnya bisa diperluas hingga mampu mengkaji
fenomena dakwah kekinian berbasis media daring tanpa ada
tempat, jamaah dan da‟i secara fisik yang berkumpul dalam
satu dimensi tertentu. Penelitian ini juga dapat digunakan
melihat upaya-upaya yang bisa kita lakukan dalam mencegah
dan menangkal massifnya penyebaran informasi hoaks yang
muaranya akan mengganggu dan mengancam keutuhan dan
kesatuan bangsa.
99
DAFTAR PUSTAKA
BUKU
Ardianto, Elvinaro dan BQ. Anees. 2007. Filsafat Ilmu
Komunikasi. Bandung: SR Media
Audi, Robert. 2015 Cambridge Dictionary of Philosophy.
Cambridge: Cambridge University Press
Bachtiar, Wardi. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah.
Jakarta: Logos
Dyah Alyusi, Shiefti. 2006. Media Sosial: Interaksi, Identitas dan
Modal Sosial. Jakarta: Kencana
Ghazali, Miliza. 2016. Buat Duit Dengan Facebook dan
Instagram : Panduan Menjana Pendapatan dengan
Facebook dan Instagram. Malaysia: Publishing House
Hadi, Sutrisna. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi
Offset
Heryanto Gun Gun. 2018. Media Komunikasi Politik.
Yogyakarta: IRCiSoD.
Heryanto, Gun Gun. 2018. Problematika Komunikasi Politik:
Bingkai Politik Indonesia Kontemporer. Yogyakarta:
IRCiSoD
Hidayati, Nurul. 2006. Metodologi Penelitian Dakwah dengan
Pendekatan Kualitatif. Jakarta: UIN Jakarta Press
Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset Komunikasi.
Jakarta: Kencana
Littlejohn, Stephen dan Karen Foss. 2016. Ensiklopedia Teori
Komunikasi Jilid 1. Jakarta:Kencana
100
Mahfuzh, Ali Syekh. 1997. Hidayatul Mursyidin Ila Thuruqil
Wa‟zi wal Khithobah. Beirut: Daarul Ma‟arif
Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif .
Bandung: Remaja Rosdakarya
Munir, M dan wahyu Ilahi. 2006. Manajemen Dakwah. Jakarta:
Pranadamedia Group
MZ, Zainudin. 1994. Rahasia Keberhasilan Dakwah. Surabaya:
Ampel Suci. 1994
Nasrullah, Rulli. 2014. Teori dan Riset Media Siber. Jakarta:
Kencana
Pangarimbun, Masrih dan Sopian Efendi. 1989. Metodologi
Penelitian Survey Jakarta: LP3ES
Samsul Munir. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Amzah
Saputra, Wahidin. 2011. Pengantar Ilmu Dakwah. Jakarta:
Rajagrafindo Perkasa.
Sugiono. 2007 Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta
Suhandang, Kustadi. 2013. Ilmu Dakwah. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2013
Winanrno. 1989. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar,Metode dan
Teknik. Bandung: Tarsito
Yahya Oemar, Toha. 1983. Dakwah Islam. Jakarta: Wijaya
Yin, Robert K. 2013. Studi Kasus, Desain dan Metode. Bandung:
Raja Grafindo
Yunus, Syafrudin. 2010. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia
Indonesia
101
JURNAL DAN KARYA ILMIAH
Arsad Nasution, Muhmmad. 2017. Hoax Sebagai Bentuk Hudud
Menurut Hukum Islam. Jurna Komunikasi.
Padangsidumpuan: IAIN Padangsidimpuan
Aslamiyah, Rabitul. 2016. Hadits Maudhu dan Akibatnya. Jurnal
Ilmu dan Teknik Dakwah. Jakarta: Alhiwar
Carinta Putri, Elsa. 2018. “Pengaruh Penggunaan Media Sosial
terhadap Efektivitas Dakwah (Studi Kasus: Instagram
@nunuzoo). Skripsi Mahasiswa UIN Jakarta. Jakarta: UIN
Syarif Hidayatullah
Hutasoit, Kennorton. 2018 Analisis Hoaks Pemilu 2019: Upaya
Bawaslu Mencegah Hoaks. Jurnal Bawaslu DKI. Jakarta:
Bawaslu DKI Jakarta
Keane, Joh. 1998. “The Humbling of The Intelectuals Public Life
in the Era of Communicative Abundance. Jurnal Time LS
(1998)
Pfau, Michael. 1997. “The Inoculation Model of Resistance to
Influence” In Barnet and Boster Jurnal Progress in
Communication Sciences Advances in Persuation, 1997
Rismanta Silalahi, Rut. Puri Bestari, Windhi Tia Saputra 2017
“Karakteristik Strategi Crowdsourcing untuk Membatasi
Penyebaran Hoaxs di Indonesia, Studi Kasus: Masyarakat
Anti Fitnah Indonesia,” Jurnal Komunikasi. Jakarta: UPN
Veteran Jakarta
102
WEB DAN SUMBER LAIN
https://almanhaj.or.id
https://www.boc.web.id
https://gmail.com
www.instagram.com
https://jelajahdigital.com
https://kominfo.go.id
https://kompasiana.com
https://mastel.id
https://nasional.kompas.com
https://news.detik.com
https://pakarkomunikasi.com
https://www.tek.id
UU ITE No.11 Tahun 2008
UU ITE No.19 Tahun 2016
Wawancara dengan Direktur Nutizen Gus M, Bahaudin
Wawancara dengan Direktur Nutizen Bu Lulik Silvia
Wawancara dengan Crew Nutizen Mbak R
Wawancara dengan Crew Nutizen Mbak D
Wawancara dengan Penggiat Dakwah Khairi Fuady
Wawancara dengan Pengikut Nutizen Zihlila Naily
103
LAMPIRAN
LAMPIRAN WAWANCARA
Transkrip Wawancara 1
Informan : Gus Muhammad Bahaudin (Direktur
Utama @nutizen)
Pekerjaan : Direktur
Waktu : Senin, 27 Mei 2019
Tempat : Kantor Nutizen, Kembangan, Jakarta
Barat
1. Bagaimana latar belakang, gambaran umum dan
positioning Nutizen?
Nutizen kami dirikan dengan dasar sebuah keresahan
atas masifnya paham-paham radikal, informasi hoaks
dan ujaran-ujaran kebencian yang sebetulnya sudah
mulai marak beberapa tahun lalu. Paham-paham
demikian berbahaya dan mengancam keutuhan
berbangsa dan bernegara. Nutizen adalah ikhtiar
mengedepankan paham dan ajaran Islam khususnya
Ahlus Sunnah wal Jama‟ah dengan prinsip-prnsip
dakwah ya, salahsatunya Amar Ma‟ruf Nahi Munkar
itu. Kini di Nutizen, dikelola oleh banyak anak-anak
muda yang concern dan berkeinginan keras terutama
tentang Islam Ahlus Sunnah wal Jama‟ah, juga yang
merasa satu visi kumpul di sini. Lah dalam rangka itu
tumbuhlah semangat Ahlus Sunnah wal Jama‟ah yang
cabang-cabang ajarannya salah satunya memerangi
berita hoaks itu. Lantaran hoakslah satu negara, satu
bangsa bisa hancur dan Nutizen tidak mau itu terjadi.
Pimpinan di manapun itu dihormati, tapi di Indonesia
tidak, dijelek-jelekkan, untuk itulah kita
mengembalikan posisi pada tempatnya. Kita
mendukung 01, bisa diamnggap seperti itu, tapi
sebenarnya kita sangat netral. Hoaks apapun yang
berkaitan dengan, apa itu, baik itu kebangsaan,
sejarah itu pasti kita perangi. Itu kita ada Insight,kita
punya 4mpat item. Insight itu bicara kisah-kisah yang
menginspirasi. Kalau bisa dilihat, bagaimana kisah-
kisah Wali Songo, bagaimana kisah-kisah kyai kita,
kita munculkan di situ dan itu ternyata menarik.
Memang,akhirnya selama kurun itu, mulai bulan
November sampai Desember ya, itu baru mulai
dimunculkan di puncak, sehingga kita dari dulu
viewrs sekitar 20 ribuan di Instagram, mendekati
akhirJanuari sudah 100 ribu mendekati 110-120 ribu
karena kita kemarin banyak turbulence, di antaranya
pindahan. Jadi kita pindahan di sini, semangat
kekeluargaanya lebih kuat, anak-anak juga, temen-
temen crew bisa nginep di sini dan juga dari Pondok
Asshiddiqiyah kan juga dekat, bagian dari visnya Kyai
Noer.
TTD
M. Bahaudin
Transkrip Wawancara 2
Informan : Lulik Silvia (Direktur @nutizen)
Pekerjaan : Direktur
Waktu : Senin, 27 Mei 2019
Tempat : Kantor Nutizen, Kembangan, Jakarta
Barat
1. Apa latar belakang dibentuknya Nutizen serta
gambaran umum dan visi Nutizen?
Saya sebenarnya di sini baru, saya baru bergabung,
cuma beberapa kali diajak Pak Udin Rapat gitu.
Terus menambahkan untuk apa sih kelebihan dari
kita? Kalau membicarakan masalah hoaks gitu kan,
kebanyakan hoaks-hoaks sekarang itukan yang
banyak hoaks-hoaks yang menentang pemerintah.
Makanya kelebihan kita adalah kita punya jaringan
yang Alhamdulillah dekat dengan orang terdekat.
Jadi, kita punya informasi-informasi yang kita
dapatkan ya, mungkin belum ada di berita kita udah
dapat, mungkin itu kelebihan kita di banding dengan
yang lain. Yang lain mungkin followers atau malah
justru banyak yang mengambil dari kita dari
informasi yang kita dapat tapi tentunya harus digodok
sedemikan rupa karena hoaks yang sedang kita
hadapis ekarang hoaks yang massif. Untuk latar
belakang, ya media dakwah lah lewat media sosial
pastinya. Tapi, kalau kita ngomongin udah banyak
media dakwah lewat media sosial, bukan puluhan
ribuan mungkin. Tapi, melebihi yang lain nggak, kita
tidak seperti itu yang kita tuju adalah bahwa kita itu
beda, bedanya apa? Ya itu sih, kita bedanya kita tidak
hanya sekedar ngomongin syariah, agama dalam hal
peribadatan saja, tapi kita juga masuk ke dalam
politik pembahasan tentang berita apa gitu,malah
lebih kaffah ya, menyeluruh. Dan mungkin kita
menyentuh hal-hal yang lebih banyak jarang disentuh
sama orang. Jadi visi kita sebetulnya Youtube,
Instagram, Facebook apa segala macam sebenarnya
itu riil dakwah kita itu di Youtube, Youtubenya Aswaja
itu Nutizen, kita mau jadi sumber, jadi informasi
A1nya Aswaja itu ya Nutizen, jadi Youtubenya yangk
kita pegang, Youtubenya yang kita kuatkan dan itu
jadi visi kita sampai ke depannya, dan ternyata
memang Youtube itu lebih luas, konten yang bisa kita
sampaikan lebih panjang batasannya, lebih banyak
yang bisa kita bagikan.
2. Bagaimana positioning Nutizen dalam hiruk pikuk
dunia digital tanah air?
Adakah aviliasi politik atau murni turunan Nahdhatul
Ulama?
Prinsipnya karena kita netral, kita selama ini apa
namanya, dari diri kita sendiri salah satunya kita
ingin menetralkan diri ya kita harus punya
penyandang dana sendiri agar jangan sampai bisa
disetir sama orang. Makanya, ya kita madiri itu ya
salah satunya lewat Youtube itu, lewat paid promo
dan lain sebagainya. Kita mencari uang sendiri, terus
salah satu alasan saya bergabung juga agar kita lebih
mandiri soal keuangan, saya membantu memang dari
sisi itu. Agar konten apappun berapa yang kita sebar
bukan orderan dari siapapun, sehingga kita tetap bisa
mudah melihat mana yang benar mana yang salah
dalam segi kacamata bukan orang biasa tapi segi
Ahlus Sunnah wal Jama‟ahnya dan itu nggak mudah
karena apalagi dalam pemilu sekarang terlihat
Aswaja itu memang sudah memilih, kita sudah
berpihak. Tapi, berpihak itu kan bukan berart tidak
bisa menerima kebenaran, itu hal yang berbeda
menurut saya dan Nutizen harus bisa di situ. Cuma,
yang tadi saya bilang, karena paling banyak hoaks-
hoaks yang kita tangkap itu hoaks yang menyerang
pemerintah terus kita meng-counter tentunya dengan
data yang kita punya, jadinya terkesan kok belain
sih?yang dilihat itu belainnya bukan konten yang kita
lempar gitu kan sehingga ya ga masalah, itu akan kita
telan, pahit itu akan kita telan, nggak masalah.
3. Apa fokus utama yang ingin dicapai oleh Nutizen?
Kalau saya sih semakin menguatkan dalam jangka
dekat lebih ke Youtubenya, itu jangka pendek kami
karena semakin kita mandiri semakin kita gencar
mengkritisi apapun apalagi ini presiden sudah terpilih
kita sebagai Ahlus Sunnah wal Jama‟ah semakin
pintar untuk mengkritisi. Yang kedua hubungannya
dengan HTI dan lain sebagainya, Ahlus Sunnah
memang harus saklek, kita menentang itu. Untuk itu
kita harus semakin banyak, kalau sekarang karyawan
kita hanya segitu ke depan harus semakin banyak,
biar berita kita semakin berbobot, informasi-informasi
yang kita dapat juga semakin bagus. Kalau sekarang
ya, sudah lumayan lah tapi kan itu masih bagi kamiitu
belum cukup, kita harus lebih giat lagi.
4. Kegiatan daring Nutizen mencakup apa saja?
Instagram, Facebook, Twiiter, Website, Aplikasi
semua bertautan, tapi sebetulnya ujungnya satu yaitu
Youtube. Segala macam apa itu semua adalah
penunjang.
5. Bagaimana pandangan Nutizen tentang dakwah media
daring?
Saya sangat bangga sebagai orang-orang NU dan ini
akan saya turunkan pada anak-anak saya. Anak saya
sekolah di sekolah yang mereka sebut As-Sunnah,
yang mereka tidak kenal kitab-kitab kuning, sengaja
memang saya. Lalu anak saya bertanya, Bu kok di
sekolahku musik tuh haram ya Bu? Tapi aku suka
Habib Syech yang Shalawatan pakai musik, ini pakai
musik, tapi itu bukan poin, bukan soal perbedaan itu
poinnya. NU itu mengajarkan kita untuk tidak
kagetan, kita cukup begini, aku begini kamu begitu ya
sudah, itu indah banget menurut saya, Rahmatan lil
„Alaminnya di situ kalau menurut saya. Jadi
perbedaannyalah yang Rahmatan lil „ Alamin, jadi
bukan hanya berbuat baik dengan tetangga, Islam itu
berbuat baik, berbuat baik dengan tetangga. Kamu
berbuat baik dengan orang tapi nggak bisa menerima
perbedaan ya no sense, itu omong kosong. Kamu akan
selalu menyindir, ya kamu akan selalu berkata buruk,
bermuram durja walaupun sedekah banyak juga.
Islam menerima perbedaan yang ada, itu kacamata
yang kita ambil untuk melihat yang lain. Kita tidak
perlu menyalahkan, mencari kekurangan dari satu
konten dengan konten yang lain. Kita Cuma bisa gini
aja, oh kita bedanya gini, kalau madia itu gini, tapi
kalau untuk mencari kesalahan, NU nggak begitu ya,
kalau menurut saya NU tidak begitu. Kita orangnya
nggak kagetan, menerima perbedaan, menurut saya
ya orang yang paling bisa menerima perbedaan ya
(NU) kita lahir di situ. Saya sih nggak mau
berkomentar dengan pihak-pihak lain, ya kita punya
jalan sendiri-sendiri.
6. Bagaimana Nutizen membuat pattern atau pola
dakwah media daring?
Lebih ke strategi dan aktivitas dakwah
Kalau ini, yang namanya masyarakat, masyarakat ini
sudah memilih. Jadi, ada yang tidak suka gaya
Nutizen, sukanya yang gayanya Islam atau apa.
Semua orang sudah memilih, kita memang tidak mau
terlalu ekstrim, kita sudah punya pangsa pasar yang
jelas. Di situ kita tidak mau muluk-muluk, oh aku biar
bisa merangkul semua maka aku harus gini, jadinya
tidak punya ciri khas, langkah itu tidak akan kita
lakukan. Kita justru akan semakin meruncing, kita
ingin dakwah kita Istiqomah di jalan yang memang
sudah kita bataskan, tidak lebih dari itu. kalaupun
memang ada orang luar yang memang sengaja
tertarik ya Alhamdulillah, toh itu bagian dari pilihan
mereka. Tapi saya tidak akan menjadi siapapun untuk,
Nutizen harus menjadi diri sendiri. Terserah orang
lain bisa menerima atau tidak, kalau saya gitu sih.
Lebih ke situ sih, yaudah kita NU, Ahlus Sunnah wal
Jama‟ah, Kyai-kyai NU kita yang kita ikuti. Kitakan
muaranya sudah di Aswaja gitu, ya konten yang kita
bikin ga akan jauh dari itu. Jadi bukan kita yang
mem-pattern tapi masyarakatmya yang mem-pattern
kita. Kaya dari , aduh bosan nih melihat media ini
politik-politik lagi, nah kita menyuguhkan kaya kisah-
ksiah ulama-ulama, nah itu yang menarik dan kita
nggak minta itu buat kaya gitu, karena memang kita
pikirnya kaya gini kok, memang ciri khas kita bikin
kaya gini gitu, memang mungkin belum banyak juga
yang bikin kaya gitu, yaudah mereka jadi senang, ya
itu patern dari masyarakat.
7. Bagaimana pandangan Nutizen tentang informasi
hoaks?
Kalau menurut saya sih ini bagian dari tugas kita,
karena tidak bisa dipungkiri banyak sekali orang yang
salah,mengambil kesimpulan, bertindak salah karena
hoaks. Hoaks itukan sebenarnya fitnah, tidak seperti
itu adanya atau bisa jadi banyak sekali, contoh saja
kaya Pangeran Charles, dia begini nih (menunjukan
isyarat jari) tapi sebnarnya kan dilihat dari view
sebelah sini dia tuh begini (menunjukan isyarat jari
yang lain) nah itu saya bilang hoaks. Jadi, kita
mencoba melihat permasalahan itu dari all view,
semua sudut pandang, sehingga tidak separo-separo,
sepotong-sepotong, melihat sesuatu tidak berdasarkan
parsial, tidak suka-suka kita, nggak ikut-ikutan
8. Bagaimana upaya yang dilakukan Nutizen dalam
melawan hoaks?
Informasi harus lengkap, jangan parsial, jangan
sepotong-sepotong, mendengar sesuatu itu jangan
sepotong-sepotong dan itu sering banget dilakukan
oleh orang di luar sana. Ceramahnya Kyai Said, wah
itu paling sering, dipotong-potong, terus pidatonya
Pak Tito dipotong-potong. Untuk apa? Ya kan, buat
mencapai sesuatu itu lho. Lah kalau kita buat apa,
kita kan nggak punya kepentingan? Kita nggak perlu
mencapai sesuatu, kita nggak perlu membentuk
stigma, kita nggak perlu, kita Cuma mau nunjukin, ini
lho keseluruhan informasi, just it. Ya tapi tetap aja lah
yang namanya begitu nggak pantas, ya itu terserah,
itu bukan ranah kita lagi, kita hanya memperlihatkan
informasi itu secara sempurna, dari Bismillah,
Assalaamu‟alaikum sampai Wa‟alaikumsalam sampai
selesai.
9. Bagaimana Nutizen memberikan pemahaman kepada
warganet tentang bahaya hoaks?
Jangan karena saya milih A atau mungkin ustad saya
bilang A, karena memang dia sudah pasti ke partai
tertentu, maka hanya itu yang saya adopsi. Kita
memperbanyak sudut pandang, banyak mendengar,
lebih banyak mendengar dari pada berbicara,
semakin kompleks lah pandangan-pandangan yang
bisa dibagi. Seperti itulah Nutizen melihat sesuatu.
Jadi, kenapa sih bisa pada posisi bertentangan
dengan ini, satu sisi kadang belain si ini, terlihat
seperti itu, justru inkonsistensi yang terlihat itu dari
luar itu justru konsistensi kami, konsistensi kami untuk
melawan dari manapun dari siapapun ya Undzur maa
Qoola wa laa Tandzur man Qoola. Jangan dilihat
siapa yang mengatakan, apa yang dikatakan ya kita
dengarkan dulu, o ini yang dikatakan o ini yang
dikatakan, coba deh kita lihat, kita ramu, oh gini, gini.
Nah sekarang kan, gitu, dari segi syariat apalagi jelas
kan, apalagi sifatnya di luar dari akidah, jelas banget
kan, oh ini hoaks. Kaya dari segi khilafiyah, yaudah
jangan dibantahkan, paling kan Cuma, NU pakai apa,
oh NU pakai ini, yaudah, yang namanya syariah. Tapi
kalau ngomongin masalah hoaks kan biasanya politik,
kebijakan pemerintah, kaya gitu, itu kan like dislike
sih. Tapi kan kita harus bisa melihatnya sesuatu, oh
itu nggak benar harusnya gini lho, kamu suka ga
diginiin, sebenarnya gini lho, ini bukan suka ga suka
tapi ngomongin benar dan ga benar.
10. Apa saja tantangan dan kendala dalam melaksanakan
kegiatan daring Nutizen, terutama soal perlawanan
terhadap hoaks.
Kita pernah berbenturan, sepertinya tidak, paling ada
sesekali,padahal udah diangkat beberapa kali, masih
bertanya kok ustad ini min yang diangkat? Banyak sih
yang nyinyir, mungkin karena kita terjun ke politik itu
ya. Harusnya gini nih nggak kaya gitu, terus giliran
ada yang bagusnya kita nggak di-tag.
TTD
Lulik Silvia
Transkrip Wawancara 3
Informan : Mbak R (Admin akun Instagram
@nutizen)
Pekerjaan : Staf di Nutizen
Waktu : Senin, 27 Mei 2019
Tempat : Kantor Nutizen, Kembangan, Jakarta
Barat
1. Bagaimana pandangan admin tentang dakwah media
daring?
Menyikapi kemunculan media-media online berbasis
dakwah, sebenarnya pada intinya yang penting
visinya sama, untuk berdakwah. Kalau tujuan
awalnya sudah jelas gitupasti ke sananya juga enak-
enak aja, aman gitulah, kaya yaudah kita bikin media
gak hanya untuk menginformasikan, karenakan itu
memang tujuan utamanya media untuk
menginformasikan berita, kita mau merangkuljuga
dalam satu visi gitu, berdakwah, ada nilai Islam yang
kita kasih, gitu kan. Nah, Cuma, memang namanya
media itusih kaya punya agenda setting dan lainnya
segala macam. Itu balik lagi ke setiappengguna media
sosia, tinggal gimana kebijakan dari probadi-
pribadinya untuk melihat itu, karena setiap media ga
bisa kita buktiin kan kalo misalnya media Aakan sama
gitu, sama-sama media B, sekalipun tujuan kita sama
untuk berdakwah, itu balik lagi ke kebijakan
pengguna, yang penting kuncinya ambillah sisi positif
dari media-media itu.
2. Bagaimana pandangan admin tentang informasi
hoaks?
Kalau menyikapi hoaks itu kan, hoaks itu ga akan
kesebar kalau misalnya ngga viral gitu lho, ke sini
lagi, ke sini lagi, ke sini lagi gitu. Lagi-lagi
kedewasaan si pengguna, karena ketika misalnya
contoh, Mba kirim ke saya gitu, terus saya main asal
nyebarin, oiya bener nih, langsung ke trigger untuk
nge-share itu, jadilah hoaks itu menyebar. Kalau
misalnya Mba ngasihberita ke saya terus saya gak
nyebarin, belum tentu jadi hoaks, jadi viralkan. Jadi
perlunya ditingkatkan lagi kesadaran masyarakatnya,
tugasnya siapa? Salah satunya tugas kita juga,
sebagai media, untuk menggawangi ini, pikiran-
pikiran netizen semuanya supaya nggak terjerembab
ke yang namanya hoaks itu, kaya gitu. Jadi, kalau
misalnya, yang penting, kaya sekarang Nutizen, kita
mau berdakwah, kita pengen ga mau ada hoaks gitu,
secara gak langsung kan kita membentuk pola pikir
masyarakat, oh jadi Nutizen tuh kaya gini ya gitu,
kredibel gini-gini gitu beritanya. Nanti kan mau ga
mau ada,kok Nutizen bisa ya?banyak tuh pendapat,
misalnya followers atau viewers banyak ya, ditirulah.
ATM, Amati, Tiru dan Modifikasi ke kita, kan jadi
secara gak langsung juga kita ngebikin persepsi
orang tuh buat, yaudah jangan hoaks
3. Apa yang dilakukan akun Instagram @nutizen dalam
melawan penyebaran informasi hoaks dan strategi-
strateginya?
Pertama kalau berita kita ada beberapa kerjasama
juga dengan media lain, jadinya tidak pure berdiri
sendiri Nutizen. Kalau berita kan juga kita ada
menyerap, mengutip atau melansir dari beberapa
media daring lainnya. Itu pertama cek dulu kan sudah
pasti,udah pasti di mana-mana kalau kita dapat
apapun itu, sekecil apapun itu informasi kita pasti
ngecek lagi. Kedua, gak cuma Whats‟up, kita tuh
punya rubrik tuh ada empat, Whats‟up itu berita,
Insight judulnya itu, Infonutiez dan kajian tentang
ceramah-ceramah. Kalau Whats‟up kan jelas ya
tentang berita-berita. Kalau Insight, Infonutiez
terutama, Infonutiez itu kan membahas syariat-
syariat, hukum-hukum, ga bisa dong kita main asal,
oh ini bid‟ah, ini haram, ini blab la bla dan segala
macam ga bisa. Jadi, pertama itu kan ada dari
pimpinan kita, mungkin dari Bu Lulik sama Pak Baha,
jadi pimpinan kita mengkroscek lagi gitu. Jadi kita
ada tiga lapis quality control. Pertama, materi dari
beliau selaku pemred juga, terus setelah diproduksi
di-qc lagi, qc video, nanti pas akan naik tayang
(upload) diqc dulu, jadi ada tiga lapis gitu sih. Jadi
ada, ini benar ga sih,benar lagi ga sih, benar ga gitu.
Itu salah satu strategi agar jangan sampai yang kita
keluarkan itu hoaks, jangan sampai yang kita keluarin
tuh bikin suasana masyarakat jadi keruh gitu. Kita
kan inginnya jadi mata air yang bersih buat netizen
semuanya, kaya gitu. Terus, sama yang tadi, untuk
Ramadhan ini kita tambah satu rubrik ada Ramadhan
karim.
4. Tolong jabarkan tentang program-program seperti
Whats‟up, Infonutiez, Insight dll?
Bisa saya jelaskan, Whats‟up itu berita, jadi ga semua
berita nih layak kita angkat, hanya berita yang kita
tarik ke sudut pandang Islam. Contoh kaya
pembubaran jama‟ah Nahdhiyin sama Wahabi, gitu-
gitu, terus pernah juga tuh kita angkat video hoaksnya
Teuku Zulkarnaen, jadi kita angkat itu, yang hadits-
hadits itu. Jadi, mungkin itu salah satu juga ya,ini
contohnya nih gini, bukti riilnya gitu. Jadi, beritanya
itu kita kemas ke dalam sudut pandang Islam. Terus,
Insight itu, kan kalau dalam bahasa Indonesia artinya
wawasan ya, kita ingin ngasih wawasan nih, kita kan
berbasis NU medianya. Kasih tahulah, tokoh-tokoh
yang berpengaruh, biar kita termotivasi janganlah
jadi anak muda, janganlah jadi milenial yang ga tau
apa-apa gitu, ga tau sejarah, ga tau bapak-bapak lo
siapa, kaya gitu. Terus, itu kita lebih mengangkat ke
sisi lain, undercovernya seorang tokoh, karomahnya
beliau kah, kisahnya, kisah inspiratif, pesan-pesannya
belaiu, pokoknya kaya gitu-gitu. Terus, Infonutiez itu
yang tadi aku bilang, itu syariat-syariat, kaya
misalnya pakai kutek cewek itu gimana, yang ringan-
ringan, yang selama ini orang anggap sepele gitu lah,
masuk rumah, mengucap salam, kaya gitu-gitu, terus
kaya do‟a-do‟a juga kita ngangkat, pesantren-
pesantren kaya gitu, sejarah-sejarah pesantrem,
keunikan-keunikannya, sama satu lagi kajian-kajian
yang kita sebenarnya nggak milih-milih ustad siapa,
semuanya diangkat dari berbagai macam latar
belakang, kaya Wahabi-Wahabi, Salaf berbagai
macam gitu, yang penting selama dia ngasihnya baik
gitu. Satu lagi Ramadhan karim itu kurang lebih sama
kaya Infonutiez cuma dia lebih ngangkat di
Ramadhannya, kaya missal kenapa raka‟at Tarawih
delapan atau sebelas. Satu lagi Nutieztrend sampai
saat ini masih tahap pengolahan karena itu kan
bekerjasama dengan media lain, bukan produksi kita
(in house), misalnya ada brand yang mau kita angkat
itu masuk ke Nutieztrend, kaya company profile dan
lain sebagianya.
5. Apakah program Whats‟up secara khusus
diperuntukkan untuk memerangi hoaks?
Karena Whats‟up itu tercetus, sebenarnya dulu itu
nggak ada Whats‟up, dulu tuh kita cuma punya kajian,
Cuma karena kita ngeliat wah media-media
mainstream lainnya, yang daring tidak mengangkat
itu dalam sudut pandang Islam, tidak memuarakan
konten-kontennya itu (ke sudut pandang Islam). Nah
kita ingin nih kaya gitu, jadi kita bentuklah Whats‟up
itu, jadi gimana caranya kita tetap bikin berita kaya
mereka-mereka, Cuma pembedannya kita tarik itu ke
sudut pandang Islam. Makannya kenapa di setiap
akhir konten itu selalu ada quote atau hadits-hadits
kaya gitu, itu yang narik itu semua ke situ
6. Apakah Instagram menjadi platfotm utama bagi
Nutizen? Jika iya, alasannya?
Ya kalau Instagram memang jadi acuan utama,tapi
untuk kontennya semua sama, itu juga jadi acuan.
Kalau misalnya kan beda-beda ya, misalnya kalau
konten ini di Instagram naik gitu, komentarnya
banyak gitu, di Facebook belum tentu, Facebook
punya konten tersendiri yang diminati, segmentasi
masing-masing setiap platform.
7. Bagaimana awal terbentuknya Instagram? Bukankah
awalnya hanya aplikasi? Termasuk latar belakangnya
dan kesan pesan sekarang sudah memiliki lebih dari
100 ribu pengikut?
Dulu kita berbasis aplikasi dan website, terus
sekarang merambah ke mana-mana. Karena tujuan
kita juga merangkul banyak orang kan, nah kita
ngeliat pasarnya di situ bagaimana kita mentrigger
banyak orang di sosial media kan ya. Untuk kesan dan
harapan sebaga crew atau orang yang dibalik akun
itu timnya, nggak cuma makin banyak tapi ada lah sisi
baik yang dia terapkan juga gitu. Kaya misalnya,
Nutizen bikin sosok teladan KH. Hasyim Asy‟ari, ada
lah yang dia amalin, oh abis ini, oh iya ya ini nggak
relevan ya sama gue sekarang. Ada lah yang dia
terrapin, jadi manfaatnya nyata nggak Cuma mereka
follow terus off. Sekalipun kita senang melihat
follower kita banyak, oh banyak nih berarti kan
diminati tapi kan nggak, kurang afdol gitu kalo cuma
dalam angka, dalam artian nggak ada kualitas dari
masyarakat gitu.
8. Adakah langkah khusus yang dilakukan ke warganet
dalam memvaksin warganet agar kebal terhadap
informasi hoaks? Lebih ke strategi dan upaya?
Menegaskan pertanyaan nomor 3
Kita persuasif ke masyarakat, kalau dari segi konten
kita lebih cenderung ke persuasif sih ketimbang
preventif , karena gimana ya, nyindir, ini kena nggak
dengan sindiran dari kajian kita, dari judul-judul dan
trigger yang kita bikin gitu, itu dari kajian. Kalau dari
berita lebih ke mengatasinya nih, contoh kaya tadi
deh hadits palsu gitu, ini udah kaya gini udah
disebarin termasuk sama Teuku Zul, ya harusnya
sikap kita setelah tahu berita itu, ya kaya gini dong.
Oiya kita, juga sempat kebobolan waktu itu kita
angkat soal Fadhillah Tarawih, mungkin Masnya
tahu. Hem, apa, pahala Tarawih malam pertama ini,
kedua ini segala macam. Untungnya karena kita
berlapis-lapis qcnya dan ada beberapa yang lebih
paham, mungkin ketika saya keliru ada teman yang
lain. Ini jangan kaya gini dong, ini emang loe nggak
tau? Kaya kemarin kebetulan diingatkan sama Mas
Aad. Mbak, ini kok bikin konten kaya gini ya, ini dicek
lagi coba, haditsnya benar atau nggak, gitu. Jadi kita
nggak pengen pas udah keluar kitu, masalah, nah
byarrrr, dari kitanya dulu benar-benar.
9. Apa saja tantangan dalam menghadapi masifnya
penyebaran informasi hoaks?
Berarti harus lebih giat lagi menanamkan buat
tabayyun gitu-gitu, karena yang kita hadapi nih nggak
cuma sepuluh dua puluh orang, banyak gitu loh, dan
belum tentu semua media tuh satu barisan dengan
kita. Jadi, ya kita ga pengen juga gitu kan
menghantam media lain kan,ini lho gua benar, nggak,
nggak bagus juga kan kaya gitu. Jadi, ya dengan cara
kaya tadi, nyindir-nyindir kajian terus pelan-pelan
kita merangkul, yang penting harus lebih giat lagi
dari tim internal Nutizen sendiri.
10. Adakah yang sedang disiapkan untuk ke depan?
Kita lagi mendepelov konten-konten buat Youtube sih,
karena makin ke sini, makin lama kan makin digital
banget ya, jadinya kita kaya tadi dari aplikasi website
kita mengikuti ke sosial media sekarang kita ngikuti ke
Youtube, jadi pandangan orang nggak ke ohh dakwah,
kolot. Kita kan milenial banget dilihat dari umur kita
yang masih muda-muda.
TTD
Mbak R
Transkrip Wawancara 4
Informan : Mbak D (Konten Kreator akun Instagram
@nutizen)
Pekerjaan : Staf di Nutizen
Waktu : Senin, 27 Mei 2019
Tempat : Kantor Nutizen, Kembangan, Jakarta
Barat
1. Apa sebetulnya materi utama Instagram @nutizen?
Kebijakan konten-konten kita balik lagi sih, karena
kita sudah ngeliat masyarakat mem-patternkan
Nutizen di situ, jadi kita bikin yang kaya gitu-gitu.
Kan kita juga materi nggak tiba-tiba bikin sendiri,
ada yangs eperti tadi saya bilang, materinya diqc dulu
sama Pak Bahakan, jadi ada kebijakannya juga.
2. Apakah @nutizen menempatkan diri sebagai akun
dakwah, bagaimana memosisikan diri? Sedang
kontennya dakwah?
Iya kami akun dakwah dengan motto New Moeslem
Media
3. Siapa yang menyiapkan materi, lalu sumbernya seperti
apa dan agaimana cara kerja suatu materi mulai dari
awal, sumber higga diunggah?
Jadi pertama tuh kita biasa dulu ngangkat hari besar,
kita ngeliat ada momen apa, itu tim dari Pak Baha
sama tim produksi kita. Itu ada momen apa di satu
minggu sampai satu bulan ini, oh ini ada momen-
momen ini, ngangkat ini-ini, dicari sama tim riset, tim
riset itu masuk ke tim produksi, dicari dapatlah ini ini
ini.tim riset itu bisa dikatakan bukan tim ya, di bawah
tim produksi, kalau dikatakan tim, kecil saja. Kalau
misalnya itu akan cenderung sensitif kaya misalnya
berbau politikkah atau berbau hokum kesyariatan itu
pasti akan diqc lagi sama Pak Baha, kalau nggak
misalnya kita udah yakinin diri sendiri kita mampu
untuk oh ini nggak apa-apa, aman kok, itu langsung
biasanya, langsung diproduksi dibuat naskahnya,
narasinya baru ke tahap editing, habis ke tahap
editing diqc kedua, qc video, masalah kaya kebenaran
potonya, ini benar nggak sih poto kyai ini bukan
orangnya. Pesantren ini benar nggak nih di sini
tempatnya, terus kalau udah lolos itu dilempar ke
promosi, dari promosi dibuat lagi captionnya ditata
lagi kalau ada revisi direvisi, diqc lagi sama Pak
Baha baru lolos dan tayang. Bagaimana tanggapan
anda tentang dakwah media daring dan informasi
hoaks?
4. Apakah konten anti hoaks seperti Whats‟up sengaja
disiapkan? Sebagai upaya melawan atau bagaimana?
Untuk program Whats‟up dalam memerangi hoaks
untuk sumbernya sebenarnya kita melihat dari sumber
mana saja sih selama kita, lagi-lagi kroscek itu dulu.
Kalau misalnya kaya kita mengambil sumber dari
yang sudah biasa kita ambil nih, media A, kita ambil
dari situ terus dari situ semua, nggak juga. Kalau
tiba-tiba dia ada pemberitaan yang tidak bagus juga
nggak kita ambil, materinya saja kita siapkan agar
tidak hoaks sebelum menjadi bahan konfirmasi
masyarakat.
5. Apa tantangan terberat dalam menyiapkan konten di
tengah masifnya penyebaran hoaks?
Itu sih balik lagi yah, kita tidak bisa kontrol
sepenuhnya kenyinyiran netizen. Prinsipnya, selama
kita sudah bikin yang benar, pasti kita bisa
mempertanggungjawabkan, kalau misal kita bikin
asal, ketika diterpa kaya gitu pasti, eh iya ya, gimana
ya, pasti panic. Kita pernah dihantam kompas, kita
berani, sebab kita benar perihal ada permasalahan
sumber. Masalah Pak Sutopo waktu itu, kita pernah
bikin satu konten terus diserang, ini kan punyanya
kompas dan bla bla segala macam, ini punya kompas.
Ya kita jelasin ini salah satu sumber kita, nulis
porsinya di situ, kita sempat hubungi reporter kompas
langsung, langsung didm gitu yang mengangkat itu,
ya selesai akhirnya, selama kita di jalan yang benar
ya kenapa takut, ga usah takut, kita nggak bisa
mengontrol omongan orang yang hoaks ini itu, bukan
urusan kita kalau nyinyir.
6. Strategi apa yang dilakukan hingga materi di
@nutizen terkesan tidak habis-habis?
Kekayaan materi itu kita gali bukan hanya dari media
daring, kita juga dari diskusi. Kaya misal Pak Baha,
ini saya pernah pengalaman gini, coba dikroscek deh,
hubungin nih ada nomer teleponnya saya. Terus dari
followes juga, A1 itu yang juga tadi disampaikan Bu
Lulik, jadi kita itu kan kyai-kyai itu Masya Allah ya,
tiga tahun terakhir ini. Kami punya data dua puluh
ribulah kyai khos itu ada datanya, semakin ke sini
semakin sedikit sebab pada wafat satu per satu, makin
ke sini makin susah. Nah, seperti itu kadang coba,
hubungi kyai ini, langsung dapat A1 lah, informasi
yang kita dapat. Kita juga menerima masukan dari
followers, tidak jarang juga, min angkat ini dong,
terus kita kroscek benar nggak, ada nggak, kredibel
nggak kalo iya, kita naikkan.
TTD
Mbak D
Transkrip Wawancara 5
Informan : Khairi Fuady (Pemggiat Media Sosial dan
Founder Al-Mahabbah)
Pekerjaan : Public Speaker
Waktu : 04 Juli 2019
Tempat : Via Whats‟app
i. Bagaimana tanggapan Ka Khairi tentang dakwah
media daring yang kini sedang populer?
Ini memang eranya populisme. Jadi apapun bisa
ngepop, termasuk dakwah. Dan bagus-bagus aja.
Artinya ruang publik kita, termasuk dunia maya, diisi
dengan hal hal yang baik.
2. Bagaimana tanggapan Kakak tentang informasi hoaks
yang begitu massif dewasa ini?
Sekarang ini eranya ketapatan kalah dengan
kecepatan. Makanya hoax dan berita bohong cepat
nyebar. Sebagai kaum terdidik, tugas kita adalah
mencerdaskan masyarakat akan bahaya berita
bohong (disinformasi).
3. Bagaimana Kakak melihat Instagram @nutizen yang
memosisikan dirinya sebagai New Moslem Media
sekaligus media dakwah daring?
Nutizen bagus, dan wajib kita support. Di tengah
fenomena dakwah medsos yang didominasi oleh
kelompok modernis, Nutizen hadir sebagai
representasi dakwah medsos dari kelompok
tradisional.
4. Apakah Kakak melihat upaya akun Instagram
@nutizen dalam memerangi penyebaran iformasi
hoaks? Jika melihat, sudah tepatkah? Dan bagaimana
tanggapannya mengenai itu?
Iya. Sudah tepat. Konten dakwah nutizen yang
bercerita tentang ulama ulama terdahulu juga bagus
agar kita tak lupa sejarah.
5. Jika kita melihat hoaks sebagai penyakit, dalam
pandangan Kakak kira-kira vaksin apa yang paling
tepat untuk disuntikkan ke warganet agar kebal
terhadap penyebaran informasi hoaks?
Warganet harus diberikan konten-konten positif dan
mencerahkan. Kalau kebaikan membanjiri dunia
maya, hoaks tak akan punya tempat.
6. Bagaimana kesan dan juga masukan (kritik) Kakak
untuk @nutizen kini dan untuk masa yang akan
datang?
Tak ada kritik. Mari sama sama berbuat sesuai
kapasitas kita.
7. Apa pesan Kakak untuk warganet agar tidak mudah
terpapar informasi hoaks?
Tingkatkan daya kritis, jangan mudah percaya.
Transkrip Wawancara 6
Informan : Zihlila Naili Fauziah (Pengikut akun
Instagram @nutizen)
Pekerjaan : Mahasiswa
Waktu : Sabtu, 1 Juni 2019
Tempat : Via Email
1. Bagaimana pendapat informan tentang dakwah media
daring?
Dakwah itu adalah menyampaikan atau menyiarkan
dakwahnya kepada ummat,tetapi dengam seiring
perkembangan zaman yang mana berkembangnya
teknologi dengan ini dakwah tak hanya membuka
forum atau berdiskusi dengan banyak orang namun
dengan adanya teknologi dan semakin berkembang ini
para pendakwah bisa memanfaatkannya.
2. Bagaimana pendapat informan tentang informasi
hoaks?
Hoax sudah bertebaran di dunia maya,para oknum
yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannyayang
mana akan merugikan para pengguna media sosial
karena informasi yang ia dapatkan hanya semata-
mata dari satu sumber saja,tidak mengklarifikasi lagi
kemudian timbullah fiitnah,pertikaian,provokasi dan
menyebabkan kebencian.
3. Sejauh mana respon yang informan berikan terhadap
akun Instagram @nutizen?
Sejauh ini informasi yang di sebarkan cukup baik
4. Apa saja yang informan dapatkan dari akun Instagram
@nutizen? Informasi misalanya atau nilai tertentu?
Banyak sekali informasi-informasi yang saya dapat
dari akun tersebut, banyak yang saya tidak tahu
menjadi tahu,banyak pengetahuan yang saya
dapatkan dari akun tersebut.
5. Apakah informan melihat upaya yang dilakukan akun
Instagram @nutizen dalam memerangi informasi
hoaks? Jika iya apa tanggapan Informan
Iya, yang saya lihat dalam akun tersebut informasi
dan video yang disebarkam sudah tercantum jelas
sumber atau asal muasalnya dari informasi
sebelumnya yang ia ringkas dan dibuatkan menjadi
video.
6. Bagaimana tindakan yang dilakukan informan dalam
mencermati sebuah informasi agar tidak terjebak
dalam informasi hoaks?
Jika terjebak hoax,saya klarifikasi kembali dan saya
cari tahu lagi agar informasi yang say dapat semata-
mata bukan hanya dari 1 sumber saja,melainkan dari
berbagai sumber
7. Apa saran dan kritik untuk @nutizen?
Saran : agar kedepannya bisa memuat informasi-
informasi yang bermanfaat terus untuk pengguna
media sosial.
Kritik : Kalau akun tersebut adalah untuk
menebarkan informasi tentang sejarah islam atau
biografi para Kyai besar jangan dìmuatkan informasi
tentang politik.
TTD
Zihlila Naily F
LAMPIRAN POTO
Poto Bersama Salah Satu Direktur dan Beberapa Crew
@nutizen di Kantor Nutizen, Kembangan Jakarta Barat
LAMPIRAN SURAT DAN LAIN-LAIN
top related