analisis semiotika pesan moral kejujuran film...
Post on 06-Dec-2020
12 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS SEMIOTIKA
PESAN MORAL KEJUJURAN FILM BAD GENIUS
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
REDITA PRAWIDYA PUTRI
NIM. 11150510000110
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1441 H
ANALISIS SEMIOTIKA
PESAN MORAL KEJUJURAN FILM BAD GENIUS
Skripsi
REDITA PRAWIDYA PUTRI
NIM. 11150510000110
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1441 H
i
LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Redita Prawidya Putri
NIM : 11150510000110
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ANALISIS
SEMIOTIKA PESAN MORAL KEJUJURAN FILM BAD
GENIUS adalah benar merupakan karya saya sendiri dan tidak
melakukan tindakan plagiat dalam proses pembuatanya. Adapun
kutipan yang ada dalam penyusunan karya ini telah saya
cantumkan sumber kutipannya dalam skripsi. Saya bersedia
melakukan proses yang semestinya sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku jika ternyata skripsi ini sebagian atau
keseluruhan merupakan plagiat dari karya orang lain.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya.
Jakarta, 10 Oktober 2019
Redita Prawidya Putri
NIM.11150510000110
Materai
Rp. 6.000,-
ii
ANALISIS SEMIOTIKA
PESAN MORAL KEJUJURAN FILM BAD GENIUS
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh
Redita Prawidya Putri
NIM. 11150510000110
Dosen Pembimbing
Dr. Suhaimi, M.SI.
NIP. 196709061994031002
PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA
1440 H / 2019
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul “ANALISIS SEMIOTIKA PESAN MORAL
KEJUJURAN FILM BAD GENIUS” oleh Redita Prawidya
Putri, NIM 11150510000110, telah diujikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Jakarta pada 12 November 2019. Skripsi ini telah diterima
sebagai salah satu syarat memeroleh gelar Sarjana Sosial(S.Sos)
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Jakarta, 24 November 2019
Tim Sidang Munaqasyah Tanggal Tanda Tangan
Ketua Dr. Edi Amin, MA
November NIP.197609082009011010
Sekretaris Dedi Fahrudin, M.Ikom November ................................ NIP. 197912082014111001
Penguji I Ade Masturi, MA November ............................... NIP. 197506062007101001
Penguji II Drs. S. Hamdani, M.Ag November ............................... NIP. 195503091994031001
Mengetahui Dekan,
Suparto,M.Ed,Ph.D
NIP. 197103301998031004
iv
Abstrak
Redita Prawidya Putri, 11150510000110
Analisis Semiotika Pesan Moral Film Bad Genius
Pada masyarakat modern fenomena media massa sebagai
sarana komunikasi yang sekaligus menjadi ciri masyarakat.
Setiap harinya masyarakat selalu dijejali oleh pesan-pesan media.
Film merupakan salah satu media penyampaian pesan yang
efektif. Maka dalam penelitian ini yang akan dibahas adalah
pesan moral kejujuran film Bad Genius. Adapun pertanyaannya
mencakup bagaimana tanda yang muncul dalam film Bad Genius
tanda ikon, indeks, simbol.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif paradigma konstruktivisme. Dalam memeroleh data
dilakukan kegiatan observasi yaitu menonton, mengamati adegan
dan dialog. Pemilihan adegan dilakukan dengan teknik purposive
sampling dengan kriteria adegan yang mengandung pesan moral
kejujuran dan ketidakjujuran.Analisis dilakukan secara deskriptif
dengan menggunakan teori semiotika Charles Sanders Peirce.
Peirce membagi tanda menjadi 3 model utama yaitu ikon, indeks
dan simbol yang masing-masing memiliki kriteria.
Hasil penelitiannya makna tanda ikon film Bad Genius
adalah siswa Jenius bernama Lynn. Ia memiliki visualisasi dan
fungsi yang sesuai dengan objeknya yaitu siswa jenius. Indeks
dalam film ini adalah menyontek yang memiliki hubungan sebab-
akibat dari berbagai penyebab seperti karena tuntutan keluarga,
kebutuhan ekonomi dan menyerah terhadap kemampuan diri.
Simbol dalam film ini adalah kata “bad.” Kata “bad” yang
dalam terjemahan bahasa indonesia memiliki arti negatif
disandingkan dengan jenius yang memiliki arti positif. Kata
“bad” dalam film ini menjadi sorotan utama yang menjadi
lambang dari tindak kecurangan.
Kata kunci: Semiotika, Pesan moral, film, Bad Genius
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang maha pemurah dan lagi
maha penyayang yang telah memberikan rahmat dan karunianya
dalam kehidupan umat manusia. Atas rahmat dan karunia-Nya
jugalah penulis dalam dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Analisis Semiotika Pesan Moral Kejujuran Film Bad
Genius”. Tidak lupa juga Shalawat serta salam semoga selalu
tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Dalam penelitian ini penulis menyadari masih jauh dengan
kata sempurna. Namun tidak menghilangkan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penulisan skripsi
ini baik secara moril maupun materil. Dengan demikian peneliti
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA, Selaku Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Suparto,M.Ed,Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Dr. Siti Napsiyah, S.Ag, selaku
Wakil Dekan I Bidan Akademik, Dr. Sihabudin Noor,
M.Ag selaku Wakil Dekan II Bidang Administrasi
Umum, serta Cecep Castrawijaya, M.A selaku Wakil
Dekan III Bidang Kemahasiswaan.
3. Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Dr.
Armawati Arbi, M.Si dan Sekretaris Jurusan, Dr. Edi
Amin, MA.
vi
4. Dr. Suhaimi, M.Si, selaku dosen pembimbing penelitian
yang senantiasa membimbing, mengarahkan, dan
memberikan dukungan penuh selama proses penelitian.
5. Pimpinan, Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan pelayanan
dalam meminjam literatur untuk penulisan skripsi.
6. Seluruh jajaran dosen dan staff Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Sutradara film Bad Genius Nattawut Poonpiriya dan
seluruh kru yang telah menghasilkan karya luar biasa
sehingga memberikan inspirasi kepada penulis untuk
menjadikan karyanya sebagai subjek penelitian.
8. Kedua orang tua penulis, Bapak Rahman dan Ibu Erna
Kristanti, serta saudara kandung Rere Danang Adhitya.
9. Ira Audina, Diki Oji Marketi, Ananda Jelita Qolby, dan
teman semasa SMA yang tergabung dalam My Lovely
telah bersedia membantu untuk mencari literatur serta
mendukung penulis dikala suka dan duka dalam
menyusun skripsi ini.
10. Teman di masa kuliah Farah Fitriana, Rayhan Bayruni,
Nikmatul Fikriyah dan teman-teman seperjuangan KPI
angkatan 2015.
11. Semua pihak, rekan-rekan, teman-teman yang telah
membantu penelitian ini.
vii
Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih telah
memberikan semangat dan bantuan kepada penulis untuk
menyelesaikan penelitian ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi semua pihak.
Jakarta, 10 Oktober 2019
Redita Prawidya Putri
viii
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan................................................................... i
Lembar Persetujuan Pembimbing............................................. ii
Lembar Pengesahan.................................................................. iii
Abstrak...................................................................................... iv
Kata Pengantar.......................................................................... v
Daftar Isi………………………………………....................... viii
Daftar Tabel.............................................................................. x
Daftar Gambar………………………….……......................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................... 1
B. Batasan Masalah ................................................ 9
C. Rumusan Masalah ............................................. 9
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................... 10
E. Tinjauan Pustaka ............................................... 10
F. Metodologi Penelitian ....................................... 11
G. Sistematika Penulisan ........................................ 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................... 19
A. Pengertian Semiotika ......................................... 19
B. Semiotika Charles Sanders Peirce ..................... 24
C. Pesan ................................................................. 33
D. Moral ................................................................. 34
E. Kejujuran........................................................... 39
F. Film.................................................................... 41
G. Kerangka Berpikir............................................ 47
ix
BAB III GAMBARAN UMUM FILM BAD GENIUS......... 49
A. Profil Film Bad Genius ...................................... 49
B. Sinopsis Film Bad Genius……………………. 52
C. Pemeran Film Bad Genius ................................. 56
D. Sutradara Film Bad Genius ............................... 64
E. Sumber Film ...................................................... 67
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ................ 68
BAB V PEMBAHASAN ...................................................... 79
BAB VI PENUTUP ............................................................... 94
A. Kesimpulan ....................................................... 94
B. Saran .................................................................. 95
DAFTAR PUSTAKA .............................................................. 97
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Suasana Hati yang Diasosiasikan Warna... 46
Tabel 4.1 Adegan 7.................................................... 69
Tabel 4.2 Adegan 11.................................................. 70
Tabel 4.3 Adegan 23.................................................. 71
Tabel 4.4 Adegan 25.................................................. 72
Tabel 4.5 Adegan 45................................................... 73
Tabel 4.6 Adegan 93................................................... 74
Tabel 4.7 Adegan 103................................................. 75
Tabel 4.8 Adegan 104................................................. 76
Tabel 4.9 Adegan 114................................................. 77
Tabel 5.1 Identifikasi Tanda Adegan 7....................... 78
Tabel 5.2 Identifikasi Tanda Adegan 11..................... 80
Tabel 5.3 Identifikasi Tanda Adegan 23..................... 82
Tabel 5.4 Identifikasi Tanda Adegan 25..................... 83
Tabel 5.5 Identifikasi Tanda Adegan 45..................... 84
Tabel 5.6 Identifikasi Tanda Adegan 93..................... 87
Tabel 5.7 Identifikasi Tanda Adegan 103................... 89
Tabel 5.8 Identifikasi Tanda Adegan 104................... 90
Tabel 5.9 Identifikasi Tanda Adegan 114................... 91
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Charles Sanders Peirce....................... 24
Gambar 3.1 Poster Film Bad Genius............................. 49
Gambar 3.2 Chutimon Chuengcharoensukying............. 55
Gambar 3.3 Chanon Santinatornkul............................... 58
Gambar 3.4 Eisaya Hosuwan......................................... 60
Gambar 3.5 Teeradon Supapunpinyo............................ 61
Gambar 3.6 Nattawut Poonpiriya.................................. 63
Gambar 3.7 LogoViu..................................................... 66
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian ini menganalisis tentang pesan moral dalam
sebuah film. Penulis tertarik untuk meneliti mengenai film
karena film merupakan salah satu media penyampaian pesan
yang efektif ke masyarakat. Pada masyarakat modern yang
salah satunya diindikasikan pada masyarakat industri,
fenomena media massa sebagai sarana komunikasi yang
sekaligus menjadi ciri masyarakatnya. Setiap harinya
masyarakat selalu dijejali oleh pesan-pesan media.1
Penulis juga tertarik untuk mengambil tema film karena
film memiliki banyak peminat di Indonesia, baik film buatan
dalam negeri maupun film buatan luar negeri. Peminat film
di Indonesia meningkat setiap tahunnya dilansir dari
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/ dikatakan bahwa
pertumbuhan jumlah penonton berpengaruh pada pendapatan
industri perfilman yang meningkat sebanyak 10,09% sejak
tahun 2016. Selain itu, menurut Kepala Badan Ekonomi
Kreatif (Bekraf) Triawan Munaf, industri perfilman di
Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Penonton
film Indonesia tahun rilis 2019 sekitar 14.100.502 dan
15.105.815 pada tahun kalender 2019.2 Indonesia juga
1 Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012) h. 122 2 https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/ pada 13 Juli 2019
pukul 22.41 WIB
2
memiliki jumlah layar bioskop sebanyak 1861 layar.
Sementara jumlah gedung bioskop di Indonesia mencapai
353 gedung.3
Indonesia menjadi salah satu target pasar perfilman
dunia yang menjanjikan. Banyak film produksi luar negeri
khususnya film Hollywood mendominasi layar bioskop
Indonesia. Sejak tahun 2018 sampai pertengahan 2019
terdapat 250-300 film mancanegara yang sudah tayang di
bioskop. Kemudian, terdapat 150 film Indonesia yang
bersaing di layar bioskop untuk mendapatkan perhatian
masyarakat Indonesia.4 Dominasi perfilman asing terhadap
film lokal menjadi motivasi pembuat film lokal untuk
menyajikan film yang lebih menarik dan variatif.
Meningkatnya minat pada film di Indonesia
menunjukkan bahwa film menjadi alternatif untuk
masyarakat memeroleh pesan dan menjadi sarana melepas
penat. Film menjalankan fungsinya sebagai komunikasi
massa yang menurut Alexis Tan terdapat empat fungsi yaitu
memberi informasi, mendidik, memersuasi dan
menyenangkan.5 Hal ini sesuai dengan prinsip komunikasi
massa yang sifatnya dapat menjangkau ribuan orang yang
3 https://www.liputan6.com/sh.owbiz/ pada 13 Juli 2019 pukul
22.15 WIB 4 https://money.kompas.com/ diakses pada 13 Juli 2019 pukul
22.27 WIB 5 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007) h. 65
3
dilakukan melalui medium massa untuk memberi informasi,
menghibur dan membujuk.6.
Film menjadi sebuah karya estetika sekaligus sebagai
alat informasi yang menjadi alat penghibur, alat propaganda
dan juga alat politik. Ia juga bisa menjadi sarana rekreasi dan
edukasi, di sisi lain dapat pula berperan sebagai
penyebarluasan nilai-nilai budaya baru.7
Film juga dapat menjadi salah satu media dakwah
Islam. Dakwah Islam dapat disampaikan melalui pesan yang
disisipkan dalam film. Macell Sumarno menyebut fungsi film
memiliki nilai edukasi. Nilai edukasi dalam film mempunyai
makna sebagai pesan-pesan moral yang semakin halus
pembuatannya akan semakin baik.8 Daya tarik penelitian
tentang film yaitu pesan berupa tanda-tanda dapat diambil
dari berbagai aspek seperti dialog, perilaku pemain, bahasa
tubuh, backsound dan lain-lain.
Film yang dipilih untuk dianalisis adalah Bad Genius
berasal dari Thailand. Film dirilis pada 3 Mei 2017 di
Thailand. Di Indonesia rilis pada 23 Agustus 2017. Film ini
menceritakan kehidupan siswa sekolah menengah atas yang
6 Vivian John, Teori Komunikasi, edisi kedelapan (Jakarta:
Prenanda Media Grup, 2008) h. 450 7 Akhlis Suryapati, Hari Film Nasional dan Restrospeksi
(Jakarta: Panitia Hari Film Nasional ke-60 Direktorat Perfilman
Tahun 2010, 2010) h.26 8 Yoyon Mudjiono, “Kajian Semiotika Dalam Film”, Jurnal
Ilmu Komunikasi, Vol 1, No.1, 2011, h. 137
4
dikelilingi oleh tekanan untuk memeroleh nilai sempurna
dengan menghalalkan tindakan menyontek.
Menyontek dalam ujian sekolah adalah rahasia umum.
Masyarakat sadar akan hal itu, namun untuk mengangkatnya
menjadi sebuah topik yang dibicarakan adalah hal jarang
dilakukan. Film Bad Genius secara terbuka membicarakan
serta memvisualisasikan proses yang sudah menjadi rahasia
umum tersebut.
Berbagai tekanan yang dialami siswa seperti tuntutan
keluarga, desakan ekonomi dan ego yang memengaruhi diri
dimanfaatkan oleh siswa bernama Pat untuk mengajak siswa
genius bernama Lynn membuka bisnis. Ia membuka bisnis
contekan untuk memeroleh uang. Oleh karena itu, film ini
memiliki slogan “genius students with one mission, turning
exam answers into millions.”
Biasanya kata jenius memiliki makna positif. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, jenius adalah
berkemampuan (berbakat) luar biasa dalam berpikir dan
mencipta. Jika seseorang dikatakan jenius maka ia mampu
untuk berpikir dan menciptakan sesuatu lebih cepat, lebih
baik, lebih unggul dari orang lain. Namun, jenius di film ini
disandingkan dengan kata bad yang mengandung arti buruk,
jelek. Apabila diartikan ke dalam bahasa Indonesia judul film
ini menjadi “Jenius yang Buruk.”
5
Judul Bad Genius memiliki arti seseorang yang jenius
tetapi menyalahgunakan kemampuannya. Arti kata jenius
disini menjadi negatif karena kemampuan berpikir dan
menciptanya dilakukan untuk hal-hal negatif. Hal ini di
tunjukkan dengan ego yang tinggi untuk memenuhi
keinginannya. Sikap karakter utama Lynn yang jenius untuk
memberikan contekan ke temannya, menciptakan kode-kode
jawaban ujian yang berformat pilihan ganda. Ia memikirkan
cara strategis untuk mendapatkan uang dengan bisnis
contekan untuk menggpai impiannya melanjutkan sekolah ke
jenjang sarjana di Amerika. Kebiasaannya menjalankan
bisnis itu membuat ia dapat mengandalkan dirinya sendiri
dan melanjutkannya hingga ke tingkat ujian internasional
yaitu Scholastic Assessment Test (SAT).
Di Indonesia, praktis kecurangan dalam ujian nasional
telah berlangsung lama dan telah menjadi cara bertindak
umum dikalangan pendidik dan siswa. Dalam buku Pendidik
Karakter di Zaman Keblinger (Doni Koesoema, 2016)
dikatakan bahwa ada yang mengawali dari sebuah tindakan
kecurangan dalam ujian nasional. Di tingkat individual awal
kecurangan terjadi saat ulangan harian. Di dalam ulangan
harian di kelas, kegiatan menyontek sudah menjadi cara
bertindak umum di kalangan siswa. Siswa sendiri menjadi
saksi bahwa tindakan menyontek adalah hal wajar. Bahkan,
6
karena sudah terbiasanya maka tidak dirasakan lagi ada yang
tidak beres dalam hal menyontek.9
Menyontek sama artinya dengan tidak jujur. Padahal,
sifat jujur merupakan sikap yang mulia di mata Allah SWT.
yang berbunyi:
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada
Allah dan jadilah kalian bersama dengan orang-orang yang
benar.” (QS At-Taubah [9]: 119)
Dalam ayat di atas, Allah SWT. Senantiasa
mengingatkan manusia untuk selalu beriman kepada-Nya
serta menjauhi larangan Allah. Salah satu larangan-Nya
adalah berdusta. Arti benar dalam ayat At-Taubah ini
mewakili sikap jujur. Jujur berarti berkata benar, bersikap
benar dan menegakkan kebenaran. Allah SWT. jga
mengingatkan untuk selalu bersikap jujur dan bersama
orang-orang yang jujur. Jujur merupakan bagian dari moral
yang baik.
Film Bad Genius memiliki alur cerita yang menarik.
Konflik yang dibangun antarpemain membuat emosi
penonton naik dan turun. Sesuai dengan genre film ini yaitu
thriller dan drama. Thriller identik dengan alur cerita yang
9 Doni Koesoema, Pendidik Karakter Di Zaman Keblinger
(Jakarta: Grasindo, 2016) h. 16
7
menegangkan. Sedangkan drama identik dengan alur cerita
yang dekat dengan realitas kehidupan nyata.
Film Bad Genius menarik untuk dijadikan subjek
penelitian karena menjadi film tersukses sepanjang sejarah
Thailand. Hal ini dikarenakan film ini mampu menembus
industri pasar perfilman dunia. Bad Genius menjadi film
pertama Asia Tenggara yang tayang di ajang New York
Asian Film Festival.10
Bad Genius mendapatkan berbagai pernghargaan
seperti Best Picture-Thriller Features dari Austin Fantasia
Festival. Film ini juga meraih penghargaan Best Film, Best
Asian Feature, dan Most Innovative Feature Film dari
Fantasia International Film Festival 2017. Sutradara Natawut
Poonpiriya memeroleh penghargaan Best Director dari
Fantasia International Film Festival. Kemudian menjadi Best
Feature di New York Asian Film Festival 2017. Pemeran
utama Bad Genius yaitu Chutimon Chuengcharoensukying
juga memeroleh penghargaan Best Rising Award di New
York Asian Film Festival 2017 untuk film pertamanya ini.11
Film karya sutradara Nattawut Poonpiriya ini memiliki
rekor penghasilan film Thailand dengan pendapatan lebih
dari 100 juta baht atau sekitar tiga juta dollar Amerika.
10
https://www.scmp.com/magazines/style/news-
trends/article/2107228/what-thai-blockbuster-bad-genius-means-asian-
cinema pada 2 Agustus 2019 pukul 19.35 WIB 11
https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus
2019 pukul 20.00 WIB
8
Kemudian lebih dari 42 juta dollar di seluruh dunia, Bad
Genius menjadi film Thailand dengan pendapatan tertinggi
pada skala internasional.12
Bad Genius menduduki box office
di Kamboja, Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Taiwan dan
Cina. Berbagai situs rating film dan televisi seperti, Rotten
Tomatoes memberikan rating 92% dengan predikat Certified
Fresh. Selain itu, situs IMDB memberikan rating 7.7 untuk
film berdurasi 130 menit ini. Film ini menjadi film Asia
terlaris sepanjang 2017. 13
Penelitian ini menggunakan metode analisis semiotika
Charles Sanders Peirce. Semiotika adalah ilmu tentang tanda.
Menurut Daniel Chandler semiotika adalah ilmu tentang
tanda-tanda. Semiotika mengeksplorasi bagaimana makna
yang terbangun oleh teks telah diperoleh melalui penataan
tanda.14
Penelitian ini akan menguraikan 3 tanda dari Peirce
yaitu ikon, indeks, simbol. Setelah itu menjabarkan pesan
moral kejujuran yang terkandung dari adegan yang dipilih.
12
https://www.cnnindonesia.com/hiburan pada 2 Agustus 2019
pukul 20.00 WIB 13
Rotten Tomatoes adalah. salah. satu situs review atau rating
film yang banyak dijadikan rujukan oleh. para penggemar film di
seluruh. dunia. Website ini pun ada penilaian film menggunakan sistem
persentase yang disebut tomatometer. Film yang mendapat tomatometer
kurang dari 60 persen akan menyandang predikat rotten sedangkan film
yang mendapatkan rating di atas 75 persen akan mendapatkan predikat
Certified Fresh. Sedangkan IMDB (Internet Movie Database)
mengkhususkan diri untuk menyediakan informasi mengenai film
dengan Komprehensif. Mulai dari daftar detail pemain, kru di belakang
layar, trailer, biaya pembuatan film, pendapatan (sumber:
https://www.kompasiana.com). 14
Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2015) h. 3
9
Berdasarkan latar belakang ini, penulis tertarik untuk
menganalisis mengenai pesan moral melalui semiotika. Oleh
karena itu, penelitian ini berjudul Analisis Semiotika Pesan
Moral Kejujuran Film Bad Genius.
B. Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih fokus, maka peneliti
membatasi masalah pada beberapa adegan film Bad Genius
yang memiliki pesan moral kejujuran dan ketidakjujuran.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di
atas, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut:
1. Apa tanda ikon dalam film Bad Genius?
2. Apa tanda indeks dalam film Bad Genius?
3. Apa tanda simbol dalam film Bad Genius?
D. Tujuan dan Manfaat penelitian
Melihat dari rumusan masalah di atas, penelitian ini
bertujuan untuk memaknai komunikasi berupa tanda yang
terdapat dalam film Bad Genius dengan menggunakan teori
semiotika dari Charles Sanders Peirce . Sedangkan manfaat
penelitian ini terbagi menjadi 2 sebagai berikut:
1. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
dalam menambah kajian ilmu komunikasi massa.
Khususnya melalui media perfilman dalam mengkaji
10
dan menjabarkan tanda-tanda yang muncul dalam
film.
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan
pengetahuan kepada masyarakat mengenai pesan
moral yang terkandung dalam film Thailand Bad
Genius yang dikaji dari sisi Alquran dan Hadist. Serta
menjadi rekomendasi pelajar Indonesia untuk menjadi
pelajar yang beretika baik.
E. Tinjauan Kajian Terdahulu
Dalam sebuah tinjauan pustaka, mengawali penelitian
dengan mengacu pada penelitian sebelumnya yang sejenis
dan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis.
Dengan demikian, peneliti dapat memiliki rujukan
pendukung, pelengkap dan memberikan gambaran awal
mengenai kajian yang terkait dengan penelitian ini.
Berikut beberapa penelitian terdahulu yang menjadi
kajian penelitian ini:
1. “Analisis Semiotika Pesan Moral Dalam Film Jokowi”
oleh Ishmatun Nisa, tahun 2014, jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini memiliki objek penelitian yang sama
dengan penulis yaitu objek film dengan judul film
yang berbeda. Selain itu, teori yang digunakan juga
sama yaitu semiotika dari Charles S Peirce. Perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan penulis adalah
11
penelitian ini mengkaji tentang pesan moral dari film
Jokowi.
2. “Representasi Identitas Diri Transgender dalam Film
Bulu Mata” oleh Yuandita Lestari, tahun 2018,
jurusan Jurnalistik, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui identitas diri
seorang transgender di lingkungan masyarakat.
Persamaannya ada pada teori yang digunakan yaitu
semiotika oleh Charles Sanders Peirce. Perbedaannya
pada film yang dijadikan objek penelitian.
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma
konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme memandang
bahwa realitas sosial adalah hasil dari konstruksi sosial.
Paradigma konstruktivisme menyatakan bahwa individu
secara berkala menciptakan struktur sosial melalui aksi
dan interaksi mereka. Karenanya, tidak terdapat kebenaran
abstrak tau realitas karena realitas ada hanya ketika orang
yang menciptakannya bersama-sama.15
Penggunaan paradigma ini dimaksudkan untuk
menjelaskan realitas yang diciptakan oleh individu
melalui film Bad Genius.
15
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008) h. 12
12
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif deskriptif. Peneliti ingin menekankan pada
makna, penalaran dan penafsiran yang dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Pendekatan ini memungkinkan
peneliti untuk menggunakan data sebaik mungkin
sehingga mampu menjelaskan keterangan-ketarangan
yang bersifat analitis, kategoris dan fleksibel.
Oleh karena itu penulis menggunakan tipe penelitian
deskriptif dengan menggunakan data-data empiris untuk
memberikan makna kejujuran yang ingin disampaikan
dalam film Bad Genius.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dari penelitian ini yaitu film Bad Genius,
sedangkan objek penelitiannya adalah dialog dan adegan
visual dari Film Bad Genius.
4. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian
analisis semiotika. Semiotika dan komunikasi merupakan
bidang yang berbagi wilayah metodologis dan teori yang
sama, ilmu komunikasi lebih memfokuskan diri pada studi
teknis mengenai cara pesan ditransmisi. Semiotika lebih
memerhatikan makna pesan dan cara pesan disampaikan
melalui tanda-tanda.16
16
Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks
Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta:
Jalasutra, 2010) h. 15
13
Penelitian ini menggunakan perspektif semiotika
dari Charles S Peirce. Menurut perspektif Charles S Peirce
tanda dibagi menjadi 3 bagian utama yang menjadi fokus
penelitian ini yaitu ikon, indeks dan simbol.
Dalam pengertian umum, ikon adalah tanda yang
memiliki kesamaan rupa dan fungsi dengan objek yang
diwakili. Indeks adalah tanda yang memiliki hubungan
sebab akibat dengan objek yang diwakili. Simbol adalah
tanda yang terbentuk dari konvensi masyarakat atau
kelompok tertentu.
Untuk menganalisis ketiga tanda di atas, penulis
menggunakan teknik non-probability sampling dalam
pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu teknik
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010) purposive
sampling adalah penentuan sampel penelitian dengan
beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data
yang diperoleh lebih representatif.17
Oleh karena itu, penentuan sampel adegan yang
dipilih adalah berdasarkan adegan yang memiliki unsur
kejujuran dan kebohongan.
5. Unit Analisis
Menurut Suprayogo dan Tobroni (2001:48), unit
analisis adalah sesuatu yang berkaitan dengan fokus atau
komponen yang diteliti. Unit analisis suatu penelitian
17
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta: 2010)
h.122
14
dapat berupa individu, kelompok, organisasi, benda, dan
waktu tertentu sesuai dengan fokus permasalahannya.18
Berdasarkan judul penelitian, Unit analisis dalam
penelitian yaitu pesan moral dalam film Bad Genius.
Dimensi-dimensi yang digunakan untuk membantu
penulis menentukan unit analisis yaitu diamati dari dialog,
cara pengambilan keputusan pemain, pola pikir pemain,
sikap pemain dalam merepresentasikan kejujuran dan
ketidakjujuran.
Selain itu, unit pengamatan atau unit observasi
adalah satuan digunakan dalam penelitian sebagai sumber
data yang karakteristiknya akan diperiksa. Dalam
penelitian kualitatif disebut informan.19
Unit observasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah potongan-
potongan adegan film yang mengandung tanda berupa
ikon, indeks dan simbol yang muncul dalam film Bad
Genius.
6. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan objek, tujuan dan masalah yang akan
diteliti, penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
a. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data pertama yang
digunakan penulis adalah dokumentasi. Dokumentasi
18
Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metode Penelitian
Sosial-Agama (Bandung:Remaja Rosdakarya) h. 48 19
Suprayogo, Imam dan Tobroni, Metode Penelitian
Sosial-Agama, h. 50
15
yang dapat menjadi bahan peneliti dalam
pengumpulan data terbagi menjadi dua, yaitu:
1) Data Primer
Data primer yang menjadi acuan dalam penelitian
ini berupa film Bad Genius yang didapatkan dari
aplikasi video streaming VIU. Penulis menonton
film, lalu memotong film menjadi beberapa adegan
yang akan digunakan sebagai bahan analisis data.
Kemudian, mengelompokkan adegan berdasarkan
teknik purposive sampling yang telah ditentukan
penulis untuk mempermudah dalam proses
menganalisis data.
2) Data sekunder
Peneliti juga mencari referensi lain berupa literatur
seperti artikel-artikel dari internet yang berkaitan
dengan film Bad Genius. Artikel tersebut
digunakan untuk melengkapi bagian penelitian
pada bab III yang menjabarkan data rumah
produksi film, biografi pemeran karakter film dan
prestasi yang didapatkan film Bad Genius.
b. Studi Kepustakaan
Peneliti melakukan studi kepustakaan dengan
buku-buku yang berkaitan dengan ilmu komunikasi,
komunikasi massa khususnya film, analisis semiotika
Charles S Peirce baik buku primer maupun sekunder,
serta hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang
juga memiliki kesamaan objek penelitian dan
16
kesamaan teori semiotika dari Charles S Peirce dalam
mengkaji film.
7. Teknik Analisis data
Menurut Miles dan Huberman, terdapat tiga teknik
analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data
dan penarikan kesimpulan. Proses ini berlangsung terus-
menerus selama penelitian berlangsung, bahkan sebelum
data benar-benar terkumpul. 20
Tahap pertam, reduksi data berarti merangkum,
penulis mengunduh film Bad Genius dari aplikasi video
streaming VIU. Kemudian penulis menonton film untuk
memilih adegan-adegan yang memiliki pesan moral
kejujuran. Penulis menganalisis tanda ikon, indeks dan
simbol yang muncul dalam setiap adegan yang telah
dipilih serta mencari keterkaitan tanda dengan pesan
moral kejujuran.
Tahap kedua, penyajian data dilakukan dengan
uraian singkat mengenai temuan data-data film berupa
sinopsis, banyaknya adegan, durasi, serta menggunakan
tabel untuk menampilkan potongan gambar dari film yang
telah dipilih. Penyajian data juga dilakukan dengan bentuk
teks naratif mengenai tanda ikon, indeks dan simbol yang
muncul. Hal ini dilakukan agar penulis maupun pembaca
dapat memahami hasil penelitian dengan baik.
20
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2013) h. 243-252
17
Tahap ketiga, penarikan kesimpulan dimulai saat
data terkumpul yang akan diklasifikasikan sesuai dengan
pertanyaan dari rumusan masalah yang telah disusun.
Kemudian data dianalisis dengan menggunakan teori
semiotika Charles S Peirce. Teknik analisis Charles S
Peirce akan dibedah melalui 3 tanda yaitu ikon, indeks,
simbol pada adegan yang dipilih berdasarkan kriteria yang
ditetapkan penulis.
G. Sistematika Penulisan
Penelitian yang akan dibahas dalam skripsi ini terdiri dari
enam bab dan masing-masing bab memiliki sub-bab sebagai
berikut.
BAB I: PENDAHULUAN
Bab I terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan
dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
metodologi penelitian, paradigma penelitian, pendekatan
penelitian, sumber data, pengumpulan data, analisis data dan
sistematika penulisan.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
Bab II peneliti memaparkan mengenai tinjauan umum
mengenai film, sejarah dan perkembangan film, struktur film,
klasifikasi film. Kemudian terdapat juga tinjauan mengenai
semiotika, konsep semiotika dari Charles S Peirce, serta
tinjauan umum mengenai pesan, moral dan kejujuran.
BAB III: GAMBARAN UMUM FILM BAD GENIUS
Bab III ini menggambarkan secara umum mengenai
film Bad Genius karya Nattawut Poonpiriya, terdiri dari
18
biografi Nattawut Poonpiriya dan karya-karyanya,
penghargaan yang diraih film Bad Genius, profil pemain
serta sinopsis film.
BAB IV: DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Bab IV ini menjabarkan hasil temuan penelitian dari
data film berupa potongan adegan film, audio dan temuan
tanda dalam adegan.
BAB V: PEMBAHASAN
Bagian ini berisi uraian yang mengaitkan latar
belakang, teori, dan rumusan masalah.
BAB VI: PENUTUP
Bagian ini berisi uraian yang terkait kesimpulan, dan
saran sehingga membuat manfaat praktis.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengetian Semiotika
Semiotika dan komunikasi merupakan bidang yang
berbagi wilayah metodologis dan teori yang sama, ilmu
komunikasi lebih memfokuskan diri pada studi teknis
mengenai cara pesan ditransmisi. Semiotika lebih
memerhatikan makna pesan dan cara pesan disampaikan
melalui tanda-tanda.1
Semiotika berasal dari kata Yunani semieon yang
berarti “tanda” atau “sign” dalam bahasa Inggris itu
adalah ilmu yang mempelajari sistem tanda seperti:
bahasa, kode, sinyal dan sebagainya.2 Tokoh yang
mengembangkan ilmu semiotika yakni Ferdinand de
Saussure (1857-1913) dan Charles Sanders Peirce.
Keduanya memiliki latar belakang yang berbeda dan
mengembangkan secara terpisah. Saussure
mengembangkan semiotika di Eropa sedangkan Peirce
berlatar belakang filsafat mengembangkan semiotika di
Amerika.3
1 Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna: Buku Teks
Dasar Mengenai Semiotika dan Teori Komunikasi (Yogyakarta:
Jalasutra, 2010) h. 15 2 Heru Effendy, Membuat Film: Panduan Menjadi
Produser (Jakarta: Pustaka Confident, 2008) cet ke-6, h. 149 3 Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual: Metode
Analisis Tanda dan Makna Pada Karya Desain Komunikasi
Visual (Yogyakarta: Jalasutra, 2008) h. 11
20
Peirce dan Saussure menjelaskan semiotika dengan
cara berbeda. Peirce membagi 3 kategori tanda yaitu
reprasentamen, objek dan interpretan yang disbeut model
triadik. Oleh karenanya, Peirce memiliki konsep semiotika
pragmatis. Konsep semiotika menurut Peirce bukan hanya
bahasa dan sistem komunikasi yang tersusun oleh tanda
melainkan apapun yang terkait dengan pikiran manusia.
Sedangkan Saussure sebagai ahli bahasa terfokus pada
simbol karena menurutnya kata-kata merupakan simbol.
Hal inilah yang membuat Saussure menjadi pakar
strukturalis. Saussure membagi tanda menjadi dua aspek
yang disebut signifier dan signified. Pakar strukturalis
melihat tanda sebagai suatu yang terstruktur.4
Semiotika kerap kali disebut semiologi, dalam buku
Handbook of Semiotics (Winfried Noth: 1990),
“The manjor to the term semiotics has been
semiology. These two terms used to be identified with
“two traditions” of semiotics. The linguiSAT tradition
from Saussure to Hjemslev and Barthes was usually
defined as semiology. The general theory of signs in the
tradition of Peirce and Morris was called semiotics.
Today, semiotic is generally accepted as a synonym of
semilogy.”5
Semiotika dan semiologi merupakan terminologi
yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi
lebih banyak digunakan di Eropa yang dikembangkan
oleh Fedinand Saussure hingga Barthes, sedangkan
4 Benny H. Hoed, Semiotik & Dinamka Sosial Budaya
(Depok, Komunitas Bambu, 2014) h. 15 5 Winfried Noth, Handbook of Semiotics (United State of
America: Indiana University Press, 1990) h. 13
21
semiotika lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika yang
dikembangkan oleh Charles S Peirce dan Morris.
Semiotika pada dasarnya merupakan studi atas
kode-kode, yaitu sistem apapun yang memungkinkan kita
memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda
atau sesuatu yang bermakna. Daniel Chandler,
mengatakan semiotika adalah ilmu tentang tanda-tanda.
Semiotika mengeksplorasi bagaimana makna yang
terbangun oleh teks telah diperoleh melalui penataan
tanda.6
Menurut Peirce, semiotika adalah the doctrine of
essential nature and fundamental varieties of possible
semiosis.”7 Sementara bagi Ferdinand De Saussure
semiologi adalah ilmu umum tentang tanda, “suatu ilmu
yang mengkaji kehidupan tanda-tanda di dalam
masyarakat” (a science that studies the life of signs within
societies). Dengan demikian, bagi Peirce semiotika
adalah sebuah cabang dari filsafat; sedangkan bagi
Saussure semilogi adalah bagian dari disiplin ilmu
psikologi sosial.8 Bagi Peirce penalaran manusia
senantiasa dilakukan lewat tanda. Dalam pikirannya,
logika sama dengan semiotika.
6 Nawiroh. Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi (Bogor:
Gh.alia Indonesia, 2015) h. 3 7 Winfried Noth, Handbook of Semiotics (United State of
America: Indiana University Press, 1990) h. 42 8 Kris Budiman, Semiotika Visual (Yogyakarta: Jalasutra,
2011) h. 3
22
Semiotika pada dasarnya untuk mempelajari
bagaimana kemanusiaan memaknai hal-hal. Memaknai
pada hal ini tidak dapat dicampuradukkan dengan
mengkomunikasikan. Secara sederhana semiotika adalah
ilmu tentang tanda-tanda. Semiotika mempelajari sistem-
sistem, atau aturan-aturan dan konvensi-konvensi yang
mungkin tanda-tanda tersebut memiliki arti.9
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa semiotika adalah memahami tanda-tanda yang ada
di masyarakat baik berupa bahasa, simbol, sinyal, sikap,
maupun teks sebagai salah satu alat yang memiliki makna
dan maksud tertentu.
Pada saat ini terdapat sembilan macam semiotika,
yaitu:10
1. Semiotika analitik, yakni semiotika yang
menganalisis sistem tanda. Peirce menyatakan
bahwa semiotika berobjekkan tanda dan
menganalisisnya menjadi ide, objek, dan makna. Ide
dapat dikatakan sebagai lambang.
2. Semiotika deskriptif, yaitu semiotika yang
memperhatikan sistem tanda yang kita alami
sekarang.
9 Rachmat Kriyanto, Teknik Praktis Riset Komunikasi
(Jakarta: kencana Prenada Media Group, 2006) cet ke-2, h. 261 10
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012) h. 100-101
23
3. Semiotika faunal, yaitu semiotika yang khusus
memperhatikan sistem tanda yang dihasilkan oleh
hewan.
4. Semiotika kultural, yaitu semiotika yang khusus
menelaah sistem tanda yang berlaku dalam
kebudayaan masyarakat tertentu.
5. Semiotika naratif, yaitu semiotika yang menelaah
tanda dalam narasi yang berwujud mitos dan cerita
lisan.
6. Semiotika natural, yaitu semiotika yang menelaah
tanda yang dihasilkan alam.
7. Semiotika normatif, yaitu semiotika yang menelaah
sistem tanda yang dibuat manusia. Tanda itu
berwujud norma-norma misalnya rambu lalu lintas.
8. Semiotika sosial, yaitu semiotika yang menelaah
sistem tanda yang dihasilkan manusia. Tanda itu
berwujud kata maupun lambang, baik lambang
berwujud kata maupun lambang berwujud kalimat.
9. Semiotika struktural, yaitu semiotika yang menelaah
sistem tanda yang dimanifestasikan melalui struktur
bahasa.
Pada penelitian ini menggunakan semiotika analitik
yaitu sistem tanda yang dihasilkan manusia melalui media
film. Tanda yang dihasilkan film melalui proses dialog,
perilaku pemain maupun hal-hal lain digunakan untuk
mewakilkan makna tertentu.
24
B. Semiotika Charles Sanders Peirce
Charles Sanders Peirce adalah filsuf asal Amerika
Serikat yang menggunakan istilah semiotika. Menurut
Peirce semiotika adalah studi tentang tanda dan segala
sesuatu yang berhubungan dengannya, yakni cara
berfungsinya, hubungan dengan tanda-tanda lain,
pengirimannya, penerimaannya oleh mereka yang
mempergunakannya.11
Sebuah tanda atau representamen menurut Peirce
adalah sesuatu bagi seseorang yang mewakili sesuatu
yang lain dalam beberapa hal. kemudian mengacu pada
objek tertentu. Antara reprasentamen dan objek memiliki
makna yang disebut interpretan. Dengan demikian, Peirce
menawarkan model triadik dalam mengurai tanda. Proses
ini meliputi representamen. Tokoh-tokoh lain
menyebutnya symbol (Langer), atau signifier (Saussure).
Objek sebagai sesuatu yang direpresentasikan oleh tanda.
Berikutnya adalah interpretan, istilah yang digunakan
Peirce untuk makna sebuah tanda.12
Peirce menggolongkan tanda menjadi tiga titik
dalam segitiga yang disebut juga sebagai signifikasi.
Dengan demikian sebuh tanda atau reprasentamen
11
Nawiroh Vera. Semiotika Dalam Riset Komunikasi (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2015) h. 2 12
M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi:
Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Gitanyali, 2004) cet, ke-I, h. 43
25
memiliki relasi triadik dengan interpretan dan objeknya.13
Pemaknaan tanda melalui kaitan antara representamen dan
objek didasari oleh pemikiran bahwa objek tidak selalu
sama dengan realitas yang diberikan representamen.
Objek timbul karena pengalaman makna pada tanda.
(Merrell 2000: 28). Tanda menurut Peirce adalah
“something that represents something else.”14
Gambar 2.1
Teori Triadik Charles Sanders Peirce
Peirce membagi tiga tahapan tanda, dimulai dari
penyerapan aspek tanda atau reprasentamen melalui
pancaindra. Tahap kedua, mengaitkan secara
reprasentamen dengan pengalaman dalam kognisi
manusia yang disebut objek. Tahap ketiga menafsirkan
13
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi
(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) h. 18 14
Benny H. Hoed, Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya
(Depok: Komunitas Bambu, 2014) h. 9
Representamen
Objek Interpretan
26
objek sesuai dengan keinginannya yang disebut
interpretan. 15
Dalam pendapat lain Peirce mengatakan sesuatu
dapat disebut reprasentamen jika memenuhi 2 syarat, yaitu
bisa dipersepsi dengan pancaindera maupun dengan
pikiran atau perasaan dan berfungsi untuk mewakili
sesuatu yang lain. Sedangkan objek adalah sesutau yang
dirujuk tanda, bisa berupa materi yang tertangkap panca-
indera atau bisa bersifat imajiner. Objek juga dapat berupa
representasi mental (sesuatu yang ada dalam pikiran),
dapat juga berupa sesuatu yang nyata di luar tanda.
(Peirce, 1931 & Silverman, 1983, dalam Chandler).
Kemudian tahap ketiga yaitu interpretan lebih merujuk
pada makna dari tanda. Sesuatu yang ada dalam benak
seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.16
Model segitiga Peirce memperlihatkan masing-
masing titik dihubungkan oleh garis dengan dua arah,
yang artinya setiap istilah dapat dipahami hanya dalam
hubungan satu dengan yang lainnya. Peirce menggunakan
istilah yang berbeda untuk menjelaskan fungsi tanda,
baginya adalah proses konseptual, terus berlangsung dan
tidak terbatas. Hal ini yang disebutnya sebagai semiosis
15
Alex Sobur, Analisis Teks Media (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012) h. 115 16
Nawiroh Vera, Semiotika Dalam Riset Komunikasi (Bogor:
Ghalia Indonesia, 2015) h. 21
27
tak terbatas. Apabila ketiga elemen makna itu berinteraksi
dalam benak seseorang, maka munculah makna tentang
sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut.
Jadi, penulis menyimpulkan reprasentamen (tanda)
merupakan sesuatu yang dapat ditangkap pancaindera.
Proses saat melihat, mendengar, menyium dan menyentuh
sesuatu mengingatkan kita pada hal lain yang serupa
maupun berkaitan. Kemudian sesuatu hal itu diingat
dalam pengetahuan dan pengalaman kita disebut sebagai
objek tanda. Tahap terakhir adalah penafsiran suatu hal
yang ditangkap pancaindera sesuai dengan pengalaman
sendiri maupun sesuai dengan konvensi masyarakat.
Model triadik yang ditawarkan Peirce membentuk
segitiga yang masing-masing terhubung oleh garis lurus.
Artinya ketiga komponen tanda itu terus terhubung tanpa
terputus. Diawali dengan reprasentamen, objek dan
interpretan. Kemudian interpretan itu dapat berulang
menjadi representamen yang tiada akhir. Hal ini disebut
semiosis Peirce.
Peirce membagi tanda menjadi 3 model utama yaitu,
ikon, indeks dan simbol. Ketiganya meupakan tanda yang
menjadi dasar Peirce untuk menguraikan makna tanda-
tanda. Untuk membedakan ketiga tanda tersebut penulis
memberikan contoh untuk masing-masing tanda sebagai
berikut.
28
Pertama, ikon dalam beberapa hal tanda menyerupai
objeknya, tanda itu kelihatan atau kedengarannya
menyerupai objekya.17
Selain itu, ikon adalah tanda yang
mirip dengan referennya dengan cara tertentu termasuk
kata-kata onomatopoenik seperti tik, tok, dor, adalah ikon
vokal.18
Dalam buku Semiotik dan Dinamika Sosial
Budaya (Benny H Hoed, 2014) dikatakan ikon adalah
kategori tanda yang reprasentamennya memiliki
keserupaan identitas dengan objek yang ada dalam kognisi
manusia yang bersangkutan. Contohnya adalah lukisan
atau foto. Foto kerbau adalah ikon kerbau yang ada dalam
pikiran orang tersebut.19
Jadi penulis menyimpulkan ikon adalah sebuah
tanda yang serupa atau mirip dengan objek aslinya
berdasarkan pengalaman manusia yang melihatnya.
Contoh dalam film adalah siswa merupakan ikon karena
menggambarkan aktivitas dan fungsi sebagai siswa,
seperti memakai seragam, pergi ke sekolah, belajar dan
sebagainya.
17
John Fiske, Cultural and Communication Studies Sebuah
Pengantar Paling Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra, 2014) h.
70-71 18
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media
(Yogyakarta: Jalasutra,2010) h. 48 19
Benny H. Hoed, Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya
(Depok: Komunitas Bambu, 2014) h. 10
29
Kedua, Indeks ada hubungan langsung antara tanda
dan objeknya, keduanya benar-benar terkait.20
Selain itu,
indeks merupakan tanda tidak sama dengan objek yang
ditunjuknya tetapi hanya mengidentifikasi atau
menunjukkan keberadaan benda tersebut.21
Kemudian
indeks juga diartikan sebagai tanda yang berhubungan
dengan objeknya bersifat kausal atau kontinyu. Contohnya
apabila seseorang merogoh kantong untuk mencari kunci
(sign) lalu ia meraba-raba dan langsung mengenali bentuk
kunci tanpa melihatnya, maka pengenalan tanda itu
bersifat kontinguitas.22
Indeks juga berarti memiliki
kerterkaitan fenomenal atau eksistensial antara tanda dan
objeknya. Hubungannya bersifat kongkret, aktual atau
kausal.23
Penulis menyimpulkan bahwa indeks adalah tanda
yang memiliki keterkaitan dengan objek yang dituju.
Keterkaitan itu dapat berupa hubungan saling
memperngaruhi, sebab-akibat maupun hubungan
kelanjutan atau kesinambungan yang sering kali
mengaitkan dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Contoh dalam film adalah gerakan jari seorang siswa
20
John Fiske, Cultural and Communication Studies Sebuah.
Pengantar Paling Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra, 2014) h.
70-71 21
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media
(Yogyakarta: Jalasutra,2010) h. 48 22
Benny H. Hoed, Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya
(Depok: Komunitas Bambu, 2014) h. 10 23
Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi
(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) h. 18
30
ditujukkan ke arah teman-temannya mengindekskan
jawaban ujian (contekan).
Ketiga, simbol dikomunikasikan hanya karena
manusia sepakat bahwa simbol itu menunjukkan
sesuatu.24
Simbol adalah tanda yang mewakili sesuatu
yang proses penentuannya simbol itu tidak mengikuti
aturan tertentu.25
Artinya penentuannya berdasarkan
kesepakatan masyarakat. Selain itu, simbol berarti tanda
yang maknanya diberikan berdasarkan konvensi
masyarakat.26
Simbol merupakan jenis tanda yang bersifat
arbiter dan konvensi sesuai kesepakatan sejumlah orang
atau masyarakat. 27
Jadi penulis menyimpulkan bahwa simbol adalah
tanda yang mewakili objeknya tetapi berdasarkan
konvensi masyarakat atau kelompok tertentu. Konvensi
masyarakat umum dapat berasal dari agama, adat istiadat,
atau kebudayaan yang telah disepakati. Contoh dalam film
adalah piala. Piala berfungsi sebagai penanda yang
menyimbolkan siswa pintar atau menyimbolkan
kemenangan. Hal ini karena hanya siswa yang berhasil
24
John Fiske, Cultural and Communication Studies
Sebuah. Pengantar Paling Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra,
2014) h.71 25
Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media
(Yogyakarta: Jalasutra,2010) h. 48 26
Benny H. Hoed, Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya
(Depok: Komunitas Bambu, 2014) h. 10 27
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi
(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) h. 18
31
menjuarai suatu kompetisi yang bisa mendapatkan piala.
Siswa yang bisa mengikuti kompetisi merupakan siswa
pilihan yang memiliki kemampuan lebih dalam bidang
yang dilombakan. Hal ini telah disepakati masyarakat
sehingga berlaku di semua lembaga pendidikan.
Selain ketiga model utama di atas, selanjutnya
Peirce melebarkan konsep semiotika menjadi 9 tanda yang
dikeolompokkan menjadi 3 trikotomi. Pada tingkatan
trikotomi pertama terdapat qualisign, legisign dan sinsign.
Di tahap selanjutnya ada trikotomi kedua terdapat ikon,
indeks dan simbol. Pada trikotomi kedua ini memiliki
pengertian dan fungsi yang sama dengan 3 model tanda
utama (ikon, indeks dan simbol) telah dijelaskan di atas.
Selanjutnya trikotomi ketiga terdapat rhema, decisign dan
argumen. Masing-masing tanda memiliki fungsi yang
memungkinkan adanya persamaan dalam memaknai suatu
tanda. sebagai contoh semua tanda yang masuk dalam
kategori legisign dapat pula menjadi simbol.
Beberapa klasifikasi tanda yang telah disebutkan
yang paling komprehensif adalah taksonomi yang
dikembangkan oleh Charles Peirce mengenai ketiga jenis
tanda yang menjadi fokus utama yaitu ikon, indeks dan
simbol. Ketiga model tanda tersebut merupakan
klasifikasi yang memiliki relasi antara representamen
dengan objeknya. Ketiga tanda itu sangat berguna dalam
telaah tentang berbagai gejala budaya, seperti produk-
32
produk media. Dari berbagai kemungkinan persilangan
antar tipe tanda dapat menghasilkan berpuluh-puluh
kombinasi yang kompleks.28
Pemikiran penulis untuk memfokuskan terhadap tiga
tanda saja didukung dengan penjelasan di dalam buku
John Fiske. Dalam bukunya disebutkan bahwa Peirce
membagi menjadi tiga tipe tanda yang menurutnya
merupakan model yang sangat bermanfaat dan
fundamental mengenai sifat tanda. Peirce menulis dalam
buku itu:
“Setiap tanda ditentukan oleh objeknya, pertama
tama dengan mengambil bagian dalam karakter objek,
saya menyebut sebagai ikon. Kedua dengan menjadi nyata
dan dalam eksistensi individualnya terkait dengan objek
individualnya disebutnya indeks. Ketiga dengan kurang
lebih mendekati kepastian bahwa tanda itu akan
ditafsirkan sebagai mendenotasikan objek sebagai
konsekuensi dari kebiasaan, saya menyebutnya simbol.”29
Berdasarkan penjelasan mengenai konsep semiotika
Charles Sanders Peirce, penulis memutuskan untuk
menganalisis tanda hanya menggunakan tiga tipe tanda
yaitu ikon, indeks dan simbol. Hal ini dikarenakan dengan
menggunakan ketiga tipe tersebut sudah mampu untuk
28
Indiawan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi
(Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013) h. 19 29
John Fiske, Cultural and Communication Studies Sebuah
Pengantar Paling Komprehensif (Yogyakarta: Jalasutra, 2014) h. 69
33
megurai makna yang terkandung dalam film (sign) dengan
objeknya. Selain itu, untuk menguraikan pesan moral
dalam film dengan adanya relasi tanda dan objeknya
mempermudah peneliti dalam menganalisis. Ketiga tanda
itu juga menjadi model utama dari keseluruhan konsep
semiotika yang ditawarkan Peirce.
C. Pesan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pesan
diartikan sebagai perintah, nasihat, permintaan, dan
amanat yang harus dilakukan atau disampaikan kepada
orang lain. 30
Onong Uchana Effendy mengartikan pesan
sebagai seperangkat lambang bermakna disampaikan
komunikator. Lambang yang dimaksudkan disini adalah
bahasa, isyarat, gambar, warna, dan sebagainya yang
secara langsung menerjemahkan pikiran atau perasaan
komunikator kepada komunikan.31
Pesan adalah suatu
gagasan yang diterjemahkan dalam bentuk yang nyata
yaitu melalui kode-kode yang disepakati menjadi bahasa
yang bisa ditulis, sehingga bisa didokumentasikan.32
30
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002) h. 761 31
Ulfa Wahyu Listiorini, Analisis Semiotika Pesan Moral
Islami Dalam Komik Strip Si Bedil: Mantab Qolbu Karya Reyh.an
Senja dan Seto Bule (Jakarta: UIN Jakarta, 2018) h. 25 32
Wiwit Wahyuning, dkk. Mengkomunikasikan Moral Kepada
Anak (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2003) h. 74-75
34
Menurut Wilbur Schram terdapat empat kondisi
pesan yang dapat membuat keberhasilan dalam
komunikasi, yaitu:33
1. Pesan yang dirancang secara menarik
2. Pesan yang menggunakan simbol yang sama
3. Pesan membangkitkan kebutuhan khalayak
4. Pesan memberikan jalan keluar atau alternatif
tindakan.
Pesan merupakan hal penting sebagai jembatan
komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Oleh
karena itu, penyampaian pesan harus disampaikan melalui
media dan cara yang tepat.
D. Moral
Moral berasal dari bahasa latin “mos” yang artinya
adat istiadat, kebiasaan, cara, tingkah laku, kelakuan. Dan
“mores” yang artinya adat istiadat, kelakuan, tabiat,
watak, akhlak, cara hidup. Moral dapat diartikan sebagai
sarana untuk mengukur benar-tidaknya atau baik-tidaknya
tindakan manusia.
Moral adalah istilah yang digunakan untuk batas-
batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau
perbuatan yang secara layak dapat dikatakan baik atau
buruk dan benar atau salah.34
33
A.S Haris Sumadiria, Sosiologi Komunikasi Massa
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2014) h. 117 34
Damanhuri, Akhlak: Perspektif Tasawuf Syekh Abdurrauf
As-Singkili (Jakarta: Lectura Press, 2014) h.40
35
Moral adalah nilai-nilai yang berlaku di lingkungan
sosial untuk mengatur tingkah laku seseorang. Pada
hakikatnya, moral adalah sesuatu yang tinggi nilainya,
yang menjadi tolak ukur dalam kehidupan bermasyarakat,
sikap bagaimana berprilaku, berucap sesuai dengan
norma-norma atau kaidah kemasyarakatan yang berlaku.35
Sudirman Tebba mengartikan moral sebagai ajaran-
ajaran, wejangan-wejangan, khotbah-khotbah, patokan-
patokan, kumpulan peraturan, ketetapan lisan atau tertulis
tentang bagaimana manusia harus hidup dan bertindak
agar menjadi manusia yang baik.36
Berdasarkan definisi moral di atas, moral adalah
ajaran atau nasihat yang berkaitan dengan nilai-nilai yang
tumbuh di lingkungan sosial berupa takaran baik dan
buruk agar seseorang memiliki perilaku yang sesuai
dengan norma masayarakat.
Ukuran moral dibagi menjadi dua, yaitu objektif dan
subjektif. Ukuran subjektif berasal dari hati nurani dan
ukuran objektif berasal dari norma. Salah satu wujud hasil
yang diharapkan dalam penanaman moral adalah
keutamaan moral. Keutamaan moral adalah kemampuan
yang dicapai oleh seseorang untuk bersikap batin maupun
berbuat secara benar. Misalnya kerendahan hati,
35
Cyrus T. Lalompoh & Kartini Ester Lalompoh, Metode
Pengembangan Moral dan Nilai-nilai Keagamaan Bagi Anak
Usia Dini (Jakarta: PT. Grasindo, 2017) h. 49-50 36
Sudirman Tebba, Etika dan Tasawuf Jawa: Untuk
Memeroleh Ketenangan Hati (Ciputat: Penerbit Pustaka IrVan,
2007) h. 11
36
kepercayaan pada orang lain, kejujuran, keadilan, penuh
kasih, dan sebagainya.37
Dalam perkembangan selanjutnya, istilah moral
sering didahului dengan kata kesadaran, sehingga menjadi
istilah kesadaran moral. Ahmad Charris Zubair
mengatakan bahwa kesadaran moral merupakan faktor
penting untuk memungkinkan tindakan manusia selalu
bermoral, berperilaku susila, dan perbuatannya selalu
sesuai dengan norma yang berlaku.38
Orang-orang yang memiliki kesadaran moral akan
senantiasa berbuat dan berkata jujur. Kesadaran moral
juga memiliki kaitan dengan hati nurani. Moral
menyangkut kebaikan. Orang yang tidak baik dapat
dikatakan tidak bermoral, maka moral dapat disamakan
dengan kebaikan orang atau kebaikan manusiawi.39
Pengajaran moral berasal dari berbagai sumber
seperti agama (Islam, kristen, Hindu, Buddha), adat
istiadat, bisa dari negara berupa pendidikan moral sesuai
dengan Pancasila, dan berasal dari ideologi lainnya.40
Oleh karena itu, tidak ada seorangpun yang hidup tanpa
sistem pengajaran moral.
37
Maulidah Khaerani, Analisis Semiotika Pesan Moral
Dalam Film Animasi Pinocchio (Ciputat: UIN Jakarta, 2016) h. 28 38
Achmad Charris Zubair, Kuliah Etika (Jakarta: Rajawali
Press, 1980) h. 54-55 39
Al. Purwa Hadiwardoyo MSF, Moral dan Masalahnya
(Yogyakarta: Kanisius, 1999) h.19 40
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis (Jakarta: Penerbit Plus,
2012) h. 75
37
Moral memiliki hubungan dengan nilai Islam. Hal
ini dikarenakan moral tumbuh dalam lingkungan
masyarakat tertentu. Apabila tumbuh dalam masyarakat
Islam maka munculah moral Islam yang tidak lepas dari
kebiasaan beragama umatnya yang berasal dari Allah
SWT. Adapun karakteristik moral Islam yaitu:41
1. Sebuah Moral yang Beralasan dan Dapat Dipahami
Dalam hal ini Islam selalu bersandarakan pada
penilaian yang logis dan alasan yang dapat diterima
akal yang lurus dan naluri yang sehat untuk
menjelaskan kebaikan sebagai perintah-Nya dan
keburukan sebagai larangan-Nya.
2. Moral yang Universal
Semua bangsa dan umat manusia adalah sama di
hadapan moral Islam yang universal.
3. Kesesuaian dengan Fitrah
Moral Islam datang membawa apa yang sesuai
dengan fitrah dan tabiat manusia serta
menyempurnakannya.
4. Memerhatikan Realita
Realita sesuai dengan kondisi manusia yang
memiliki dorongan nafsu, cita-cita, memiliki
41
Yusuf Qardhawy, Pengantar Kajian Islam Studi Analistik
Konprhensif Tentang Pilar-pilar Substansi, Karakteristik, Tujuan,
dan Acuan Ajaran Islam (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997) h.
129
38
kebutuhan sebagaimana memiliki kerinduan kepada
Allah SWT yang mengangkat derajat mereka
5. Moral Positif
Tidak merelakan orang yang telah berhias moral
Islam untuk berjalan mengikuti trend sosial atau
bersikap lemah dalam menghadapi peristiwa yang
mengendalikan hidupnya seperti bulu berterbangan
tertiup angin.
6. Komprhensif
Moral Islam tidak hanya berkisar pada ritua-ritual
ibadah saja.
7. Tazawun (keseimbangan)
Menggabungkan antara sesuatu dengan
kebalikannya dengan penuh keserasian dan
keharmonisan tanpa sikap lebih maupun
pengurangan.
Moral memiliki kesamaan kedudukan dengan istilah
akhlak dan etika yang mengajarkan kebaikan dan
keburukan tingkah laku seseorang dalam berbagai aspek
kehidupan bermasyarakat. Perbedaannya terletak pada
sumber yang membentuknya. Moral berasal dari
kebiasaan yang tumbuh dalam masyarakat tertentu. Etika
berasal dari hasil pemikiran akal manusia (rasio) untuk
membedakan baik dan buruk. Biasanya etika berlaku
secara universal karena hasil kerja akal manusia
cenderung sama dengan manusia lain, sedangkan moral
bersifat lokal yang seringkali dibatasi kultur yang berbeda
39
antara suku bangsa. Sedangkan akhlak berupa aturan baik
dan buruk yang berasal dari ajaran wahyu Tuhan sehingga
bersifat transenden.42
E. Kejujuran
Kejujuran berasal dari kata dasar jujur. Jujur secara
etimologi berarti benar. Secara terminologi jujur berarti
memberitahukan, menuturkan sesuatu dengan sebenarnya,
sama dengan fakta kejadiannya baik dalam perkataan
maupun perbuatan. Dalam bahasa inggris jujur disebut
honest. Honest berasal dari bahasa Latin honestus
(honorable) atau honous (honor) didefinisikan sebagai
tidak pernah menipu, berbohong atau melawan hukum
(never cheatting, lying, or breaking the law). Mereka
berani menyatakan sikap secara transparan, terbebas dari
segala penipuan dan kepalsuan, hatinya selalu bertindak
lurus dan memiliki keberanian moral yang sangat kuat.43
Menurut Al-Ghazali jujur yang sempurna adalah
menghilangkan sifar riya’ dalam diri. Jika kebenaran dan
kejujuran sudah membudaya dalam masyarakat akan
tercipta kehidupan yang rukun, damai dan aman.44
Imam Al-Qusairi berpendapat kata shadiq (orang
yang jujur) berasal dari kata shidq (kejujuran). kata
42
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis..... h.17 43
Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami (Jakarta:
Gema Insani, 2002) h.81 44
Samsul Munir Amin, Ilmu Akhlak (Jakarta: Amzah, 2016)
h. 201
40
shiddiq bentuk penekanan dari shadiq dan berarti orang
yang didominasi kejujuran. Di dalam jiwa orang yang
jujur terdapat komponen nilai rohani yang memantulkan
berbagai sikap yang berpihak pada kebenaran dan moral
yang terpuji.45
Kejujuran berasal dari dalam kalbu yang mengetuk
dan membisikkan nilai moral luhur. Kejujuran bukan
sebuah keterpaksaan, melainkan pangilan dari dalam diri,
keterikatan.
Orang yang jujur adalah orang yang memiliki
integritas. Integritas adalah suatu sifat dasar yang dimiliki
seseorang yang utuh dalam arti bahwa kepribadiannya
tidak berkotak-kotak melainkan bahwa ia bersikap dan
bertindak sebagai dirinya sendiri, konsekuen dan sama
dari berbagai dimensi kehidupan menurut suatu pola
kepribadian yang tidak memaksa untuk terus menerus
menyembunyikan wajahnya yang sebenarnya. Jadi orang
yang memiliki integrasi batinnya kuat, ia akan satu dalam
sikap hati dan tindakan, orang tersebut tidak akan bohong,
janjinya akan dapat dipercaya (Suseno, 1992).
Tindakan berintegritas moral harus mengacu kepada
prinsip dan nilai moral yang objektif, terlepas dari
kerangka individu, sosial, maupun organisasi.
Obyektivitas prinsip dan nilai moral itu mengandaikan
bahwa prinsip dan nilai moral itu berada terlepas dari
kesadaran manusia sehingga eksistensinya berdiri secara
45
Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, h.80
41
otonom dari eksistensi manusia. Kejujuran terbagi
menjadi 3 bagian yaitu:
1. Jujur dalam Niat
Mendasarkan amal perbuatan dengan ikhlas.
Meluruskan niat semata-mata untuk mendapatkan
ridha Allah SWT.
2. Jujur dalam Ucapan
Meluruskan lisan dengan ucapan-ucapan,
sebagaimana lurusnya tangkai pada batang pohon.
Artinya mengatakan yang sebenarnya tanpa
dikurangi atau dilebihkan.
3. Jujur dalam Perbuatan
Ucapan-ucapan seseorang harus sejalan dengan
perbuatan dan tindakannya baik kepada diri sendiri
maupun kepada orang lain.
Tindakan yang menyimpang dari nilai rohani
kejujurannya disebut kebohongan yang menjadi lawan
kata jujur. Tindakan menyimpang dari kejujuran artinya
mengkhianati diri dan keyakinannya sendiri. Orang yang
tidak jujur artinya menipu dirinya sendiri di hadapan
Allah SWT.
F. Film
1. Pengertian Film
Film adalah media komunikasi yang bersifat
audiovisual untuk menyampaikan suatu pesan kepada
sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat
42
tertentu.46
Pesan film dalam komunikasi massa dapat
berbentuk apa saja tergantung misi dari film tersebut.
Namun, pesan dalam film dapat mencakup berbagai
pesan, baik pendidikan, hiburan, dan informasi. Pesan
yang disampaikan dalam film adalah suatu mekanisme
lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa
isi pesan, suara, perkataan, percakapan dan sebagainya.
Menurut Arifin, film adalah media publik yang
bersifat audiovisual, memiliki kekuatan yang besar dalam
mempengaruhi publik atau khalayak. Gambar hidup yang
disajikan oleh film memiliki kecenderungan yang unik
dalam keunggulan daya efektifnya terhadap penonton.47
Definisi film menurut Undang-undang Nomor 33
Tahun 2009 menyatakan bahwa film adalah karya seni
budaya yang merupakan pranata sosial dan media
komunikasi massa yang dibuat berdasarkan kaidah
sinematografi dengan atau tanpa suara dan dapat
dipertunjukkan. Pranata sendiri berasal dari kata jawa
“nata” yang artinya menata. Artinya film memiliki fungsi
untuk mempengaruhi orang, baik bersifat negatif ataupun
positif bergantung dari pengalaman dan pengetahua
individu.48
46
Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi
(Bandung: Alumni, 1986) h. 134 47
Anwar Arifin, Sistem Komunikasi Indonesia, Cet I
(Bandung: Sembiosa Rekatama Media, 2011) h. 160 48
Anton Mabruri, Manajemen Produksi Program Acara
Televisi Format Acara Drama (Jakarta: Grasindo, 2013) h. 2-3
43
Van Zoest mengatakan, bahwa film menuturkan
ceritanya dengan cara khususnya sendiri. kekhususan film
adalah mediumnya, cara pembuatannya dengan kamera
dan pertunjukkannya dengan proyektor dan layar. Film tak
berbeda jauh dengan televisi. Namun, film dan televisi
memiliki bahasa sendiri dengan sintaksis dan bahasa yang
berbeda. Tata bahasa sendiri itu terdiri dari unsur yang
akrab, seperti cut, close up, two shot,long shot, zoom in,
zoom out, fade, slow motion, special effect.49
Beberapa kegiatan seperti dakwah, pendidikan dan
lain-lain kini banyak menggunakan film sebagai alat bantu
untuk memberikan penjelasan yang dikemas secara apik.
Hal tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan
komunikator dalam penyampaian pesan. Film menjadi
media yang banyak digunakan dalam suatu kepentingan
tertentu karena memudahkan proses komunikasi antara
komunikator dan komunikan.
2. Jenis-Jenis Film
Secara umum film dibagi menjadi tiga jenis, yakni
film dokumenter, fiksi dan eksperimental. Berikut
penjelasan ketiga jenis film tersebut.50
1) Film dokumenter adalah film yang
mendokumentasikan kenyataan. Kunci utama dalam
film dokumenter adalah fakta. Istilah dokumneter
49
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009) h. 131 50
Himawan Pratista, Memahami Film (Yogyakarta:
H.omerian Pustaka, 2008) h. 4
44
pertama kali digunakan pada film Moana (1926) dan
Robert Flaherty. Film dokumenter menampilkan
kembali fakta dalam kehidupan.
2) Film fiksi adalah film yang menggunakan cerita
rekaan di luar kejadian nyata, terikat oleh plot dan
memiliki rangkaian adegan yang sudah di rancang
dari awal. Film fiksi memiliki daya tarik tersendiri
karena dapat menggabungkan kenyataan dan
khayalan. Cerita fiksi memiliki dua skema yakni
nyata dan abstrak, sebab film fiksi menginginkan
unsur ketegangan dan unsur keindahan dalam sebuah
film.51
3) Film eksperimental adalah jenis film yang tidak
memiliki plot, namun tetap memiliki struktur.
Biasanya struktur yang terkandung dalam film
eksperimental dipengaruhi oleh insting objektif
sineas, seperti gagasan, ide, serta pengalaman batin
mereka. Film eksperimental biasanya bersifat abstrak
dan sulit dipahami. Hal ini dikarenakan mereka
menggunakan simbol-simbol personal yang mereka
ciptakan sendiri.
Dalam penelitian ini, peneliti menyimpulkan film
Bad Genius termasuk dalam film jenis fiksi. Hal ini
dikarenakan alur cerita bukan merupakan kejadian nyata,
hanya ide cerita saja yang terinspirasi dari kejadian nyata.
51
Himawan Pratista, Memahami Film, h. 6
45
3. Klasifikasi Film
Klasifikasi film atau genre dalam film berawal dari
klasifikasi drama yang lahir pada abad XVIII. Klasifikasi
itu muncul atas jenis stereotip manusia dan tanggapan
manusia atas hidup dan kehidupan. Ada beberapa naskah
drama yang hadir pada saat itu, diantaranya, lelucon,
banyolan, komedisentimental, opera balada, komedi
tinggi, tragedi borjois dan tragedi neoklasik. Selanjutnya
tragedi tersebut dibagi menjadi empat jenis, yaitu tragedi
(duka cita), komedi, melodrama dan dagelan. 52
Seiring dengan perkembangan dunia perfilman,
genre dalam film mengalami sedikti perubahan. Namun,
tidak menghilangkan keaslian bentuk awalnya. Sejauh ini
diklasifikasikan menjadi 5 jenis yaitu53
1) Komedi, film yang mendeskripsikan kelucuan,
kebanyolan pemainnya. Sehingga alur cerita film
tidak kaku, hambar, hampa, ada bumbu kejenakaan
yang membuat penonton tidak bosan.
2) Drama, film yang menggambarkan realita kehidupan
manusia. Dalam film drama alurnya terkadang dapat
membuat penonton tersenyum, sedih dan menangis.
3) Horor, film beraroma mistis, alam gaib dan
supranatural. Alur ceritanya dapat membuat jantung
52
Rizky Akmalsyah., Analisis Semiotika Film A Mighty
Heart (Jakarta: UIN Jakarta, 2010) h. 13 53
Ekky Iman Jaya, Why Not: Remaja Doyan Nonton
(Bandung: PT Mizan Bunaya Kreativa, 2004) h. 104
46
penontonnya berdegup kencang, menegangkan,
berteriak histeris.
4) Musikal, alur ceritanya yang penuh nuansa musik.
Alur ceritanya sama seperti drama, hanya saja dalam
beberapa adegannya pemain bernyanyi, berdansa,
bahkan beberapa dialog menggunakan musik (seperti
bernyanyi).
5) Laga (action), film yang dipenuhi aksi perkelahian,
tembak-tembakan, kejar-kejaran dan adegan-adegan
berbahaya yang mendebarkan. Alur ceritanya
sedehana, hanya saja menjadi luar biasa setelah
dibumbui adegan-adegan yang membuat penonton
tidak beranjak dari kursi.
Film Bad Genius termasuk dalam klasifikasi film
drama, thriller. Hal ini karena setiap gambar dan cerita
sangat erat dengan realita kehidupan remaja sekolah
tingkat akhir. Hanya saja ditambahkan unsur ketegangan
dalam cerita yang masuk dalam kategori thriller.
4. Makna Warna dalam Film
Film merupakan media penyampaian pesan-pesan
yang cukup efektif. Pesan disampaikan dapat melalui
berbagai hal seperti dialog, sikap pemain, pola pikir,
suasana adegan, bahkan komunikasi nonverbal seperti
gerak tubuh, mimik wajah dan warna yang ditampilkan.
Warna menjadi salah satu representasi pesan bisa
juga menjadi konotasi yang dipakai untuk menyimbolkan
47
sederetan suasana atau mood yang ingin disampaikan
sutarada ke penonton.Warna juga bisa memperlihatkan
karakter pemainnya. Sebagaimana diungkapkan oleh
Barker (1954).
Tabel 2.154
Suasana Hati yang diasosiasikan Warna
Suasana Hati Warna
Aman, Nyaman Biru
Tertekan, terganggu, bingung Oranye
Lembut, menenangkan Biru
Melindungi, Mempertahankan Merah, coklat,
hitam
Sangat sedih, patah hati, tidak
bahagia
Hitam, coklat
Kalem, damai, tentram Biru, hijau
Berwibawa, agung Ungu
Menyenagkan, riang, gembira Kuning
Menantang, melawan, memusuhi Merah, oranye
Berkuasa, kuat, bagus sekali hitam
G. Kerangka Berfikir
Penelitian ini diawali dengan menganalisis adegan
film Bad Genius yang dipilih menggunakan teknik
purposive sampling. Penulis memilih adegan berdasarkan
kriteria adegan yang mengandung pesan kejujuran dan
ketidakjujuran. Adegan-adegan dipilih kemudian
dianalisis menggunakan model utama semiotika Charles
54
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Aplikasi : Aplikasi
Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi (Jakarta: Mitra Wacana
Media, 2013) h. 172-173
48
Sanders Peirce, yaitu ikon, indeks dan simbol. Agar
penelitian ini memiliki arah yang pasti dan terstruktur
sesuai dengan apa yang ingin dicapai berikut gambaran
kerangka berpikir penelitian.
Sumber: Hasil olah pemikiran penulis
Semiotika Charles
Sanders Peirce
Analisis Semiotika
Film Bad Genius
Ikon Indeks Simbol
Pesan Moral Kejujuran
Film Bad Genius
49
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM BAD GENIUS
A. Profil Film Bad Genius
Bad Genius dalam bahasa Thailand berjudul Chalard
Games Goeng merupakan film bergenre drama, thriller
dengan durasi 02:09:51 detik. Diproduksi oleh GDH 559,
Jorkwang Film dan didistribusikan oleh Golden Village
Film, Purple Media Enterprises. Tempat pembuatan film
berada di Bangkok, Thailand dan di Sydney, Australia
dengan menggunakan bahasa utama Thailand dan bahasa
Inggris di beberapa adegan.
Film yang dirilis pada 3 Mei 2017 di Thailand
disutradarai oleh Nattawut Poonpiriya terinspirasi dari
kejadian nyata skandal bocornya soal ujian Scholastic
Assessment Test (SAT) di beberapa negara. SAT
merupakan ujian berbasis internasional untuk menguji
pengetahuan umum dan diadakan untuk siswa di penjuru
dunia yang ingin mengambil program sarjana di Amerika
Serikat.1
Bad Genius berhasil menjadi salah satu film Thailand
tersukses sepanjang sejarah dan mendapat begitu banyak
perhatian dari penjuru dunia. Sang sutradara Nattawut
Poonpiriya berusaha untuk meghubungkan cerita dengan
realitas dan kondisi siswa pada saat ini. Film ini
1 Film Bad Genius pada durasi 00:00:57
50
membutuhkan waktu dua tahun untuk proses pra-produksi,
produksi dan pasca produksi hingga rilis. Film yang
menceritakan empat tokoh utama yang memiliki latar
belakang karakter berbeda bersatu untuk mendapatkan nilai
sempuran dan mengumpulkan uang. Oleh karena itu, film
ini memiliki slogan,“genius students with one mission,
turning exam answers into millions.”
Gambar 3.1 Poster Film Bad Genius
Film Bad Genius tayang di beberapa negara Asia
seperti di Kamboja, Malaysia dan Filipina, Korea Selatan,
Taiwan dan Cina. Film Bad Genius menjadi film Thailand
yang berhasil menembus pasar perfilman dunia. Film karya
sutradara Nattawut Poonpiriya ini menjadi film pertama
Asia Tenggara yang tayang di ajang New York Asian Film
Festival dan meraih berbagai penghargaan. 2
2 https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019
pukul 20.00 WIB
51
Bad Genius brhasil mendapatkan berbagai
penghargaan seperti Best Picture-Thriller Features dari
Austin FantaSAT Festival. Film ini juga meraih
penghargaan Best Film, Best Asian Feature, dan Most
Innovative Feature Film dari Fantasia International Film
Festival 2017. Sang sutradara juga memeroleh
penghargaan Best Director dari Fantasia International Film
Festival. Kemudian menjadi Best Feature di New York
Asian Film Festival 2017. Pemeran utama Bad Genius yaitu
Chutimon Chuengcharoensukying juga memeroleh
penghargaan Best Rising Award di New York Asian Film
Festival 2017 untuk debut film pertamanya ini.3
Alur cerita film Bad Genius mampu membuat emosi
penonton naik dan turun. Film Bad Genius memiliki
penghasilan film Thailand tertinggi yaitu lebih dari 100 juta
baht atau sekitar 3 juta dolar Amerika. Film ini juga
mendapatkan profit 42 juta dolar Amerika di seluruh dunia.
Bad Genius menjadi film box office di Kamboja, Malaysia,
Filipina, Korea Selatan, Taiwan dan Cina.4
3 https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019
pukul 20.00 WIB 4https://www.bangkokpost.com/th.ailand/special-
reports/1477937/journey-to-th.e-top pada 3 Juli 2019 pada pukul 21.00
WIB
52
B. Sinopsis Film
Berita kebocoran soal tes SAT telah terjadi di
beberapa negara Asia. Asosiasi yang mengadakan tes SAT
telah menemukan bukti adanya kecurangan dan kebocoran
soal ujian. Investigasi lebih lanjut sedang ditunda. Film di
awali dengan Lynn sebagai pemeran utama yang berada di
sebuah ruang interogasi atas tuduhan pelaku kecurangan
dalam tes SAT. Ia mengaku ujian SAT bukanlah di luar
kemampuannya.
Berkisah tentang seorang anak SMA jenius bernama
Lynn berasal dari keluarga sederhana. Remaja SMA yang
terlampau jenius dalam logika matematika, mengingat, dan
ahli bermain piano. Karena kemampuan ini pula, dia
berhasil mempengaruhi kepala salah satu sekolah prestisius
bernama Sarinrat Thomas di Thailand, untuk menerima
Lynn sebagai murid beasiswa. Kehidupan baru sekolah
Lynn dimulai saat bertemu Grace yang menjadi sahabat
barunya. Grace adalah siswa yang tidak cukup pintar. Oleh
karena itu, Ia selalu mengandalkan Lynn untuk memeroleh
jawaban benar dalam ujian. Berkat bantuan Lynn, Grace
berhasil lulus dalam berbagai ulangan.
Menurut Grace, nilai pelajaran adalah faktor penting
yang harus ia kejar. Ia sangat mendambakan nilai sempurna
agar karir masa depannya berjalan sebaik nilai sekolahnya.
Grace memiliki pacar bernama Pat. Begitu juga Pat, ia tidak
begitu pintar yang mendambakan nilai yang sempurna
karena tuntutn orang tuanya yang keras. Pat melihat
53
keberhasilan Lynn dalam meningkatkan nilai Grace
sehingga Pat membujuk Lynn untuk mau berbagi jawaban
benar dalam ujian dengan imbalan 3000 baht atau 1.2 juta
rupiah untuk satu mata pelajaran. Awalnya, Lynn tidak
tergoda karena beasiswa yang mengikatnya. Namun, Lynn
mulai berpikir realistis tentang kehidupannya yang tidak
seberuntung Pat dan Grace dalam hal ekonomi. Pada
akhirnya Lynn setuju dan membuat kesepakatan dengan
Pat.
Lynn dihadapkan pada dilema yang berat. Satu sisi ia
tidak ingin berbuat curang, namun di sisi lain ia juga ingin
memeroleh uang agar tidak membebani ayahnya. Ia juga
memiliki impian untuk melanjutkan pendidikan di Amerika.
Lynn selama ini hanya tinggal dengan ayahnya.
Orang tuanya bercerai saat Lynn masih bayi dan ia pun
baru mengetahuinya saat SMA. Kekecewaan terhadap
ayahnya membuatnya semakin yakin untuk melakukan
bisnis contekan yang ditawarkan Pat.
Lynn membuat kode kunci jawaban dari hobinya
bermain piano. Sehari sebelum ujian, Lynn mengundang
teman-temannya ke rumah untuk melakukan kesepakatan
dan aturan untuk ujian esok hari. Ia menggunakan empat
lagu untuk mewakili jawaban ujian.
Hari ujian pun tiba, terdapat lima siswa yang terdaftar
dalam kesepakatan dengan Lynn termasuk Pat dan Grace.
Lynn mulai membagikan kunci jawaban 15 menit sebelum
ujian berakhir. Hasilnya pun sangat memuaskan bagi
54
teman-teman Lynn yang bersepakat mendapatkan IPK rata-
rata diatas tiga. Nilai itu adalah mustahil mereka dapatkan
dalam ujian matematika.
Keberhasilan bisnis contekan Lynn semakin lama
tersebar luas di kalangan siswa yang berada di angkatan
yang sama dengan Lynn yaitu kelas siswa kelas 10. Sekolah
Lynn merupakan jenis sekolah prestisius yang notabene
muridnya berasal dari keluarga kaya, maka banyak siswa
yang rela membayar mahal demi mendapat nilai sempurna.
Dalam bisnisnya, Lynn berhasil mendapat bayaran
sebesar 234.000 Baht atau sekitar Rp108 juta. Harga yang
begitu fantastis untuk Lynn yang masih berstatus pelajar
dan berasal dari keluarga sederhana. Ia membelikan
berbagai barang baru untuk ayahnya. Lynn mengaku pada
ayahnya mendapat uang dari hasil jerih payahnya mengajar
les piano.
Lynn semakin bersemangat untuk menjalankan bisnis,
hingga datang satu siswa baru bernama Bank. Ia siswa
jenius juga seperti Lynn. Bank berasal dari latar belakang
keluarga miskin yang hanya tinggal dengan ibunya. Karena
Lynn mengetahui kejeniusan dan kelemahan Bank. Lynn
mengajak Bank untuk bergabung dengan bisnisnya bersama
Grace dan Pat. Dengan segala bujukan dan tawaran harga
yang fantastis, Bank setuju untuk bergabung. Tidak berbeda
dengan Lynn, Bank juga berpikir realistis di tengah
kesulitan ekonomi yang dihadapi untuk meringankan beban
ibunya yang bekerja keras membuka jasa mencuci baju.
55
Ujian demi ujian dilewati, keuntungan yang didapat
Lynn semakin besar dan ia semakin bangga dengan
ushanya. Sementara itu, Pat berencana melanjutkan kuliah
di Boston karena tuntutan orang tuanya yang keras. Untuk
mewujudkannya Grace dan Pat harus mengikuti ujian SAT.
SAT (Scholastic Assessment Test) merupakan ujian
berbasis internasional yang diadakan di berbagai negara di
belahan dunia. (SAT) adalah ujian yang diperlukan jika
seseorang ingin mendaftar program sarjana ke universitas di
Amerika. Ujian yang diadakan enam kali dalam setahun
terdiri dari dua bagian utama: Bahasa Inggris dan
Matematika. Skor untuk lulus adalah 2400 dan skor aman
adalah di atas 1600.5
Lynn dan Bank memiliki keinginan mengambil
program sarjana di luar negeri tanpa membebankan
keluarganya. Mereka sepakat untuk membuka bisnis kunci
jawaban SAT untuk pelajar di Thailand. Rencana dan
strategi Lynn susun dengan sedemikian rupa. Grace dan Pat
bertugas untuk mencari klien siswa sebanyak. Kemudian,
Lynn dan Bank bertugas mempelajari soal-soal tes SAT.
Lynn dan Bank memutuskan pergi ke Sydney,
Australia untuk mengikuti ujian SAT dengan
memanfaatkan perbedaan waktu Sydney dan Thailand yang
memungkinkan Lynn mengirimkan jawaban ujian ke Grace
dan Pat yang berada di Thailand. Pengiriman kunci jawaban
5https://www.hotcourses.co.id/study-abroad-info/university-
applications/mengenal-ujian-sat/ pada 2 Juli 2019 pukul 15.30 WIB
56
menggunakan smartphone, kemudian Grace dan Pat akan
mencetaknya pada barcode pensil 2B yang diperbolehkan
untuk digunakan dalam tes.
Namun, hal itu tidak berjalan sesuai yang direncakan
Lynn. Bank tertangkap menggunakan handphone di toilet
saat waktu istirahat. Lynn berhasil lolos dan kembali ke
Thailand dengan perasaan menyesal. Hal ini membuat
Lynn, Bank, Grace dan Pat dicurigai oleh Asosiasi yang
bertanggung jawab atas ujian SAT dan mereka berempat
dipanggil untuk diinterogasi.
C. Pemeran Karakter Film Bad Genius
Sutradara Nattawut Poonpiriya melakukan
pendekatan personal untuk membangun rasa dan karakter
yang diinginkan dalam pembuatan film Bad Genius.
Penegasan tokoh dalam setiap alur diikuti dengan banyak
karakter. Ada empat karakter utama yang menjadi sorotan
dalam film Bad Genius.
1. Chutimon Chuengcharoensukying
Gambar 3.2
Chutimon Chuengcharoensukying6
6 https://www.instagram.com/aokbab pada tanggal 5 Mei 2019
pukul 20.00 WIB
57
Chutimon Chuengcharoensukying dikenal
dengan nama panggilan Aokbab yang memiliki arti
mendesain dalam bahasa Thailand. Aokbab lahir pada
pada 2 Februari 1996 di Bangkok, Thailand. Aokbab
menunjukkan bakatnya di industri hiburan sejak
berusia 15 tahun. Diawali dengan menjadi model
salah satu agensi di Thailand. Ia mendapatkan
kesempatan menjadi model pertama Thailand yang
muncul di halaman depan majalah di Harper's Bazaar
UK pada Oktober 2013 dalam tema “A shadow of a
jade empire”.
Dunia peran membuatnya tertarik untuk
mendalami pendidikan seni di Fakultas Seni Rupa dan
Terapan, Universitas Chulalongkorn, Thailand.
Aokbab berkesempatan untuk menjadi pemeran
utama dalam film Bad Genius sebagai Lynn. Bad
Genius menjadi debut film layar lebarnya. Aokbab
juga berperan dalam film keduanya “Die Tomorrow”
(2017). Ia juga berperan dalam beberapa drama
televisi, “Love Books Love Series: Dark Fairy Tale”
diproduksi oleh GMM25 (2017), “Muang Maya Live
The Series:Mayalove online” diproduksi oleh ONE
31 (2018).
Setelah berperan di beberapa film dan drama
karirnya meningkat. Aokbab mendapatkan
popularitasnya dan disematkan pujian yang tinggi atas
aktingnya yang memukau. Keseriusan Aokbab dalam
58
dunia peran dan model membawanya pada banyak
penghargaan internasional. Ia berhasil memenangkan
beberapa penghargaan. Hal ini menunjukkan bakat
dan talenta Aokbab sebagai salah satu artis muda
berbakat Thailand telah terbukti. Beberapa
penghargaan yang diraih sebagai berikut.7
1. Festival Film Asia New York ke-16 kategori
Rising Star Asia (2017)
2. 3rd Maya Awards kategori Best Actress in a
Leading Role (Film) (2017)
3. 1st PIFFA Supreme Awards kategori Best
Actress (2017)
4. IQIYI Screaming Night kategori Best New Film
Performer of the Year (2017)
5. 2nd International Film Festival & Awards
Macao kategori Variety Asian Stars: Up Next
Award (2017)
6. 2nd Asian Brilliant Stars Awards kategori Best
Actress (2018)
7. 27th Suphannahong National Film Awards
kategori Best Actress (2018)
8. Sanook! Top Vote of the Year kategori Rising
Star Award (2018)
9. Bioscope Awards kategori Performance of the
Year (2018)
10. 12th Asian Film Awards kategori Best
Newcomer (2018)
11. 26th Bangkok Critics Assembly Awards kategori
Best Actress (2018)
12. 15th Starpics Thai Films Awards kategoriBest
Actress (2018)
13. 8th Thai Film Director Awards kategori Best
Actress (2018)
7https://www.revolvy.com/page/Chutimon-
Chuengcharoensukying?cr=1 pada 3 Juli 2019 pada pukul 20.00 WIB
59
14. 12th Kazz Awards kategori Popular New
Female Star (2018)
15. 12th Kazz Awards kategori Popular Top Girl of
the Year (2018)
16. 7th Daradaily The Great Awards kategoriBest
Film Actress of the Year (2018)
17. 31st Saraswati Royal Awards kategori Best
Actress (2018)
18. 10th Siam Dara Star Awards kategori Best
Actress (Film) (2018)
19. 58th Asia-Pacific Film Festival kategori Best
New Actress (2018)
20. 6th Thailand Headline Person of the Year
Awards Culture and Entertainment kategori
Actress / Model (2018)
21. 12th OK! Awards kategoriFemale Rising Star
(2018)
22. 1st ET Thailand Awards kategori Best New
Generation (2018)
2. Chanon Santinatornkul
Gambar 3.3
Chanon Santinatornkul8
Chanon Santinatornkul dikenal dengan nama
panggilan Chanon atau Nonkul. Ia merupakan model
dan aktor muda Thailand kelahiran 6 Juni 1996 di
Bangkok. Chanon lulusan Bangkok Christian College
8 https://www.instagram.com/nonkul/ pada tanggal 5 Mei
2019 pukul 20.30 WIB
60
dan menyelesaikan pendidikan sarjana dalam
produksi film di Mahidol University International
College.9
Chanon pertama kali tertarik dunia peran sejak
tahun 2014. Saat itu, ia berumur 18 tahun memainkan
draman pertama yang berjudul “Love’s Coming”.
Drama pertamanya merupakan sebuah kampanye
kesehatan reproduksi yang disponsori oleh
Kementerian Kesehatan Masyarakat Thailand. Ia
terdaftar dalam salah satu agensi aktor di Thailand
yaitu Nadao Bangkok sebuah perusahaan manajemen
bakat yang merupakan asuhan perusahaan produksi
GDH 559 yang menjadi rumah produksi film Bad
Genius. 10
Setelah drama pertamanya sukses ia mendapat
berbagai tawaran peran film “Love Love You”(2015),
“Keetarajanipon” (2015), Bad Genius (2017), “Wifi
Society” (2015), “Hormones: The Series” (2015),
“Love Songs Love Series” (2016), ”I See You, Bang
Rak Soi 9/1” (2016), “I Was Born In the Reign of
Rama IX: The Series” (2016), “Project S” (2017),
9https://mydramalist.com/people/13900-santinatornkul-
chanon pada 3 Juli 2019 Pukul 21.00 WIB 10
https://www.imdb.com/name/nm7081087/ pada 3 Juli
pukul 21.00 WIB
61
“Bangkok Rak Stories 2: Rueng Tee Koh” (2019),
“Blowing In The Wind” (2019), “Dive” (2019). 11
Chanon mendapatkan banyak penghargaan
terutama setelah Chanon terlibat dalam film thrilller
Bad Genius, seperti 27th Suphannahong National
Film Award kategori Best Actor, 26th Bangkok
Critics Assembly Award kategori Best Actor, Royal
Award Phra Surasawadee kategori Best Actor,
Entertainment Critics Club Awards kategori Best
Actor. Semua penghargaan itu ia raih berkat perannya
yang memukau sebagai Bank di film Bad Genius.12
3. Eisaya Hosuwan
Gambar 3.4
Eisaya Hosuwan13
Eisaya Hosuwan atau sapaan akrabnya Oom. Ia
merupakan perempuan muda keturunan asli
11
https://www.imdb.com/name/nm7081087/ pada 3 Juli
pukul 21.00 WIB 12
https://www.famousbirthdays.com/people/chanon-
santinatornkul.html pada 3 Juli 2019 oukul 21.15 WIB 13
https://www.instagram.com/oomeisaya/ pada tanggal 5
Mei 2019 pukul 19.10 WIB
62
Thaialand yang lahir di kota Udon Thani pada 4 Juli
1996. Parasnya yang cantik dan bakatnya yang ia
tekuni sejak dini membuatnya menjadi model dan
aktris terkenal di Thailand. Ia juga pernah masuk
dalam nominasi Penghargaan Asosiasi Film Nasional
Thailand untuk Aktris Pendukung Terbaik tahun
2017.
Oom mengawali karirnya di dunia hiburan sejak
2015. Ia membintangi berbagai drama seperti,
“Patiharn Ruk Karm Kob Fah” (2015),” Tai Ngao
Jan” (2015), “Duang Jai Pisut” (2016), “Tieng Narng
Mai” (2017), “Ruk Nirun Juntra” (2019), “Kaew
Klang Dong” (2019), “Raeng Ngao 2” (2019), “The
Man Series: Pat” (2019), “The Man Series: Petch”
(2019). Oom juga membintangi beberapa film seperti,
Bad Genius (2017), “Siam Square” (2017).14
4. Teeradon Supapunpinyo
Gambar 3.5
Teeradon Supapunpinyo15
Teeradon Supapunpinyo memiliki nama sapaan
James Teeradon merupakan salah satu model dan
14
https://mydramalist.com/people/16416-oom-eisaya-
hosuwan pada 5 Mei 2019 pukul 18.33 WIB 15
https://www.instagram.com/jamyjamess pada 5 Mei
2019 pukul 18.30 WIB
63
aktor muda berbakat Thailand. Ia lahir di ibu kota
Thailand yaitu Bangkok pada 27 April 1997. James
merupakan siswa lulusan Sekolah Suankularb
Wittalayai dan menempuh pendidikan di Fakultas
Jurnalistik dan Komunikasi Massa, Universitas
Thammasat.16
James mengawali karirnya menjadi aktor di
Thailand sejak 2014. James terlibat dalam berbagai
drama Thailand seperti, “Hormones 2” (2014),
“ThirTEEN Terrors” (2014), “Stay: The Series”
(2015), “Hormones 3” (2015), “Love Songs Love
Series: Destiny” (2016), “Diary of Tootsies” (2016),
“Love Songs Love Series To Be Continued: Destiny”
(2017), “Project S The Series: Skate Our Souls”
(2017), “Luead Khon Kon Jang” (2018), “In Family
We Trust” (2018), “Great Men Academy” (2019).
Selain itu, James juga terlibat dalam beberapa film
seperti, Bad Genius (2017), “Homestay” (2018).17
Film Bad Genius membuatnya terkenal di dunia
hiburan internasional. James berhasil masuk dalam
beberapa nominasi penghargaan di Thailand yaitu,
Suphannahong Award and Bangkok Critics Assembly
Award kategori Best Supporting Actor dan
16
https://mydramalist.com/people/9309-supapunpinyo-
teeradon pada 5 Mei 2019 pukul 18.35 WIB 17
https://mydramalist.com/people/9309-supapunpinyo-
teeradon pada 5 Mei 2019 pukul 18.35 WIB
64
Suphannahong Award and Bangkok Critics Assembly
Award kategori Best Actor pada tahun 2017.18
D. Profil Sutradara
Bad Genius merupakan film Thailand yang sukses
menembus pasar perfilman internasional. Film yang
bertemak kehidupan dan pendidikan remaja ini
membutuhkan waktu dua tahun untuk pembuatannya. Tema
pendidikan dicetuskan oleh sang sutradara sendiri yaitu
Nattawut Poonpiriya.
Gambar 3.6 Nattawut Poonpiriya19
Nattawut Poonpiriya merupakan sutradara terkenal di
Thailand yang memiliki nama panggilan Baz. Ia lahir di
Bangkok pada tahun 1981. Baz merupakan mahasiswa
lulusan dengan gelar Master of Fine Arts dalam bidang
penyutradaraan dari Universitas Srinakharinwirot,
Thailand.20
18
https://id.wikipedia.org/wiki/Teeradon_Supapunpinyo pada 5
Mei 2019 pukul 18.35 WIB 19
https://www.instagram.com/bazp/ pada tanggal 5 Mei 2019 20
https://www.imdb.com/name/nm5464371/ pada 5 Mei 2019
pukul 16.20 WIB
65
Baz mengawali karirnya menjadi sutradara film sejak
2012. Saat itu, ia membuat film pertamanya yang berjudul
“Countdown” yang juga sukses di dunia perfilman ” Film
ini bercerita tentang kehidupan tiga remaja Thailand yang
tinggal di New York. Film “Countdown” sendiri sangat erat
kaitannya dengan pesan moral. Baz mengatakan bahwa
"hati-hati dengan permintaanmu sendiri” merupakan slogan
dalam film ini. Unsur sebab-akibat perilaku buruk yang
ditonjolkan dari ketiga pemain mengingatkan penonton
untuk kembali mengamalkan ajaran-ajaran agama,
khususnya agama Buddha.21
Seperti diketahu Thailand
memang merupakan negara dengan mayoritas agama
Buddha.
Baz selalu mempertimbangkan pesan-pesan moral
dalam setiap filmnya, khususnya bagi remaja. Dilihat dari
beberapa filmnya mengambil tema yang sama yaitu
kehidupan remaja. Bad Genius menjadi film keduanya yang
juga sukses ditonton jutaan orang. Melalui film Bad Genius
Baz ingin menggarisbawahi masalah kecurangan yang telah
terjadi sejak lama di Thailand, tetapi kebanyakan orang
cenderung menutup mata terhadap hal itu. Bad Genius
menjadi film terlaris 2017 tertinggi di Thailand dan menjadi
nomor dua di box office Cina.22
21
https://www.kompasiana.com/ pada 5 Mei 2019 pukul 15.25
WIB 22
https://www.imdb.com/name/nm5464371/ pada 5 Mei 2019
16.20 WIB
66
Selain keberhasilan kedua film di atas, Baz juga
terlibat dalam beberapa proyek televisi dan film sebagai
director dan writer seperti:
1. Stories (TV Mini-Series) (1 episode) 2018
2. The Lost Hour (Video)
3. Girlhattan (Short) 2017
4. Chalard games goeng (Bad Genius) 2017
5. Present Perfect (Short) 2014
6. The Library (Short) 2013
7. Countdown 2012
Film Countdown dan Bad Genius merupakan film-
film yang membuat Baz menerima banyak penghargaan
nasional maupun internasional seperti:23
1. Thailand National Film Association Awards untuk
film Countdown
2. 22nd Suphannahong National Film Award kategori
Best Screenplay untuk Countdown (2012)
3. 27th Suphannahong National Film Award kategori
Best Director untuk Bad Genius(2017)
4. 27th Suphannahong National Film Award kategori
Best Screenplay (with Tanida Hantaweewatana and
Vasudhorn Piyaromna untuk Bad Genius (2017)
5. 26th Bangkok Critics Assembly Award kategori Best
Director untuk Bad Genius (2017)
6. 26th Bangkok Critics Assembly Award kategori Best
Screenplay (with Tanida Hantaweewatana and
Vasudhorn Piyaromna untuk Bad Genius (2017).
23
https://www.imdb.com/name/nm5464371/ pada 5 Mei 2019
pukul 16.20 WIB
67
E. Sumber Film
Gambar 3.7 LogoViu24
Dalam menganalisis film Bad Genius, penulis
mendapatkan materi film dari aplikasi Viu. Viu merupakan
salah satu layanan video streaming gratis berbasis di
Hongkong. Viu menyediakan berbagai film, drama dan
program hiburan Asia seperti Indonesia, Korea, Jepang,
Thailand dan China. Viu pertama kali diluncurkan di
Hongkong pada 26 Oktober 2015. Sedangkan di Indonesia,
pertama kali tersedia pada 26 Mei 2016. Viu dapat diakses
melalui website www.viu.com dan dapat di unduh di
Google Play untuk pengguna Android dan App store untuk
pengguna Iphone. Viu juga menyediakan penerjemah
bahasa yang dapat dipilih pengguna seperti bahasa
indonesia, bahasa inggris, bahasa china dan bahasa
malaysia.25
Viu merupakan aplikasi legal dan tersedia di berbagai
negara, maka penerjamahan bahasanya juga terpercaya.
Penulis menggunakan Viu dalam aplikasi smartphone
dengan menggunakan terjemahan bahasa indonesia.
24
https://www.google.com pada 5 Mei 2019 pukul 16.20 WIB 25
https://id.wikipedia.org/wiki/Viu pada 5 Mei 2019 pukul
16.20 WIB
68
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Film Bad Genius merupakan film asal Thailand memiliki
durasi 130 menit. Film ini termasuk film yang masuk jajaran film
box office di beberapa negara Asia seperti di Kamboja, Malaysia
dan Filipina, Korea Selatan, Taiwan dan Cina. Film Bad Genius
menjadi film Thailand yang berhasil menembus pasar perfilman
dunia.1
Bad Genius berhasil mendapatkan berbagai penghargaan
seperti Best Picture-Thriller Features dari Austin Fantasia
Festival. Film ini juga meraih penghargaan Best Film, Best Asian
Feature, dan Most Innovative Feature Film dari Fantasia
International Film Festival 2017. Sang sutradara juga memeroleh
penghargaan Best Director dari Fantasia International Film
Festival. Kemudian menjadi Best Feature di New York Asian
Film Festival 2017. Pemeran utama Bad Genius yaitu Chutimon
Chuengcharoensukying juga memeroleh penghargaan Best
Rising Award di New York Asian Film Festival 2017 untuk debut
film pertamanya ini.2
Film memang menjadi salah satu media yang berpengaruh
dalam penyampaian pesan-pesan kepada penonton. Film
memiliki fungsi menyampaikan edukasi, informasi dan hiburan.
Sisi edukasi dapat disampaikan melalui pesan moral yang
1 https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019
pukul 20.00 WIB 2 https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019
pukul 20.00 WIB
69
diselipkan dalam cerita. Sisi informasi dapat disampaikan melalui
pengalaman baru yang disajikan film. Sisi hiburan dapat
didapatkan melalui karakter dan dialog pemain film.
Pesan moral dapat ditemukan dari berbagai sisi seperti
melalui dialog pemain, sikap pemain atau pola pikir pemain.
Pesan yang disampaikan melalui cerita berusaha sedekat mungkin
dengan realitas yang ada di masyarakat.
Adanya kedekatan antara cerita film dan realitas
masyarakat merupakan salah satu ciri dari genre film drama. Film
Bad Genius bergenre drama dan thriller. Genre drama cocok
dengan Bad Genius karena ceritanya dekat dengan realitas di
masyarakat. Genre thriller disematkan pada film Bad Genius
karena alur cerita yang menegangkan.
Penemuan tanda ikon, indeks dan simbol telah penulis
amati dari film Bad Genius dan ditemukan sembilan adegan yang
mengandung nilai kejujuran dan ketidakjujuran.
Tabel 4.1
Adegan 7
Video
Gambar 4.1 Gambar 4.2
70
Gambar 4.3
Audio
Lynn: Grace, kamu bisa kan?
Grace: nggak
Lynn: kenapa engga? Kan udah aku ajarin kamu!
Grace: aku ga inget
Lynn: Grcae! Ini jawabannya.. (sambil menunjukkan
penghapus)
Adegan 7 menceritakan Lynn sebagau tokoh utama siswa
yang jenius sedang menjalani ujian matematika. Kemudian, Lynn
menengok ke arah teman di belakangnya bernama Grace. Grace
kesulitan mengerjakan soal ujian. Karena rasa kasihan Lynn
terhadap Grace, Lynn memiliki ide untuk menuliskan jawaban
yang ia kerjakan di penghapus karet miliknya. Lynn memberi
kode kepada Grace dengan menunjukkan penghapus di atas
bahunya sambil berkata “ini jawabannya.” Penghapus karet
tersebut dimasukkan ke dalam salah satu sepatu Lynn dan dioper
ke tempat Grace duduk untuk menghindari kecurigaan guru.
71
Tabel 4.2
Adegan 11
Video
Gambar 4.4 Gambar 4.5
Gambar 4.6 Gambar 4.7
Audio
Ayah: Lynn kaos ini mahal loh. Kamu jadi kaya karna ngajar
les piano?
Lynn: ayah juga bisa pakai celana baru.
Ayah: aku gak keberatan dengan celana baru.
Adegan 11 menceritakan Lynn sedang melihat pemasukan
uang di buku rekeningnya. Lynn mendapatkan uang sebesar
234.000 baht sehingga total tabungannya menjadi 418.000 baht
dari hasil bisnis contekan yang ia jalani beberapa hari. Nominal
itu membuat Lynn tersenyum. Kemudian, ayah Pravit datang
menghampiri Lynn memakai kemeja baru yang Lynn belikan.
Lynn kaget dengan kedatangan ayah Pravit dan menyembunyikan
buku rekeningnya di dalam laci belajarnya. Ayah Pravit heran
dengan pendapatan Lynn yang mampu membelikannya kemeja
mahal. Ayah menanyakannya melalui dialog “Lynn kemeja ini
72
mahal loh. Kamu jadi kaya karna ngajar les piano?” Lynn tidak
menjawab pertanyaan ayah dan mengalihkan pembicaraannya.
Tabel 4.3
Adegan 23
Video
Gambar 4.8 Gambar 4.9
Gambar 4.10
Audio
(backsound)
Adegan 23 menceritakan sedang berlangsung ujian
gabungan matematika di aula lapangan sekolah. Pada ujian kali
ini Lynn sudah merencanakan untuk memberikan jawaban pada
beberapa temannya yang sudah membayar. Lynn mengawali
dengan memberikan kode set soal yang ia miliki yaitu kode set
dua melalui jari yang ia tunjukkan di belakang badannya. Setelah
teman-teman Lynn menerima kode angka dua Lynn memulai
rencananya dengan menggerakan jari-jari di atas mejanya.
Gerakan jari tersebut dibagi menjadi lima kode untuk mewakili
masing-masing abjad pada ujian pilihan ganda. Gerakan jari
73
terinspirasi dari hobi Lynn bermain piano. Teman- teman di
belakangnya hanya perlu menghafal gerakan jari Lynn dan
memperhatikannya.
Tabel 4.4
Adegan 25
Video
Gambar 4.11 Gambar 4.12
Audio
Guru : set berapa?
Bank : set 1
Guru : taruh set 1 di sini
Bank : baik
Guru : ada apa?
Bank : Baris 3. Banjong. Anak dengan kacamata. Dia
menyontek Rinrada yang duduk di sebelahnya.
Adegan 25 menceritakan seorang siswa bernama Bank telah
selesai mengerjakan ujian matematika. Ia mencurigai adanya
tindak kecurangan dalam pelaksanaan ujian yang dilakukan oleh
Banjong terhadap Rinrada (nama panjang Lynn). Kemudian,
Bank mengumpulkan kertas ujiannya di meja guru dan
melaporkan kepada guru tentang apa yang ia lihat melalui dialog
“Baris 3. Banjong. Anak dengan kacamata. Dia menyontek
Rinrada yang duduk di sebelahnya.”
74
Tabel 4.6
Adegan 45
Video
Gambar 4.13 Gambar 4.14
Gambar 4.15 Gambar 4.16
Gambar 4.17
Audio
Lynn: Ayah! ayah inget program Teen Genius? Mereka ingin
aku lomba di Sydney. Mereka butuh ID bank ayah untuk bikin
visa.
Ayah: kamu pergi sama siapa nanti?
Lynn: sama Bank
Ayah: Hah?
Lynn: bukan cuma kita berdua aja nanti juga ada guru.
Adegan 45 menceritakan Lynn yang mendaftar ujian SAT
tanpa memberitahu ayah Pravit. Grace membantu Lynn membuat
surat palsu yang mengatasnamakan program televisi Teen Genius
untuk mendapatkan ID Bank ayah sebagai salah satu syarat untuk
mendaftar ujian SAT. Lynn pernah mewakili sekolahnya
75
mengikuti kuis program Teen Genius bersama Bank dan berhasil
menjadi pemenang. Dengan alasan itu, Lynn meminta ID Bank
ayah dan mengatakan akan pergi ke Sydney untuk mengikuti
perlombaan bersama Bank. Ayah percaya dengan kata-kata Lynn
dengan menuliskan ID bank miliknya di surat izin tersebut.
Tabel 4.5
Adegan 93
Video
Gambar 4.18 Gambar 4.19
Gambar 4.20
Audio
Ayah Pravit : Apa Lynn disini? Aku tak bisa menghubunginya.
Pat : Aku tidak lihat dia.
Ayah Pravit : Dia bilang pergi ke Sydney untuk ikut kompetisi.
Pat : Oh tak heran aku tak lihat dia. Aku yakin dia
pasti pulang bawa medali.
Ayah Pravit : Aku menemukan surat izin ini di rumah jadi aku
datang ke alamat ini. Aku telpon tapi tidak ada jawaban. Kasih
tau aku kenapa Lynn berada di Sydney! Ha! Beritaku aku apa
rencana kalian! Ha!
Grace : Lynn dan Bank pacaran! Mereka sedang kencan
rahasia. Lynn takut anda tidak mengijinkannya. Jadi dia
berbohong.
76
Adegan 93 menceritakan ayah yang menemukan surat izin
lomba Teen Genius tertinggal di rumah. Ayah Pravit datang ke
alamat yang tertulis pada surat itu. Namun, disana ayah Pravit
tidak menemukan Lynn melainkan bertemu Pat dan Grace. Ayah
Pravit menanyakan keberadaan Lynn kepada mereka. Ayah Pravit
marah dan mendesak Pat dan Grace untuk memberitahukan
keberadaan Lynn sebenarnya. Dalam keadaan terdesak, Grace
secara spontan mengatakan bahwa Lynn dan Bank pergi ke
Sydney untuk kencan.
Tabel 4.7
Adegan 103
Video
Gambar 4.21 Gambaer 4.22
Audio
Ayah: mana pacarmu? Mana dia? Aku ingin ngundang dia
makan malam?
Lynn: ayah aku punya pengakuan (menangis)
Ayah: apa sayang? katakan
Adegan 103 menceritakan ayah menjemput Lynn di
bandara. Ayah menanyakan keberadaan Bank sesaat ia bertemu
Lynn sambil bertolak pinggang. Lynn merasa bersalah karena
tidak dapat pulang bersama Bank. Lynn menangis dipelukan
ayahnya dan mengakui kejadian sebenarnya yang ia lakukan di
Sydney.
77
Tabel 4.8
Adegan 104
Video
Gambar 4.23 Gambaer 4.24
Audio
Guru: kenapa anda memilih untuk mengajar?
Lynn: saya pingin jadi guru seperti ayah saya. Jadi ilmu saya
nanti bisa bermanfaat.
Guru: apakah kamu punya pengalaman mengajar?
Lynn: iya punya
Guru: menjadi guru bukan hanya soal akademik. Menurut anda,
apakah anda bisa menunjukkan contoh yang bagus?
Lynn: saya melakukan hal buruk di masa lalu tapi saya akan
menggunakannya untuk mengajari diri saya dan orang lain.
Adegan 104 menceritakan Lynn sedang diwawancarai di
suatu ruang kosong bedinding putih dan terdapat cermin di
sebelahnya. Wawancara dilakukan bersama guru konseling di
sekolahnya tentang cita-cita Lynn setelah lulus sekolah. Lynn
dengan rambut dikuncir satu menggunakan seragam menatap
lurus ke depan dan menceritakan keinginan untuk menjadi
seorang guru seperti ayahnya. Pada wawancara itu Lynn juga
mengakui pengalaman buruknya di masa lalu.
78
Tabel 4.9
Adegan 114
Video
Gambar 4.25 Gambaer 4.26
Gambar 4.27
Audio
Ayah Pravit : jangan takut sayang. Kita akan melewati ini
apapun yang terjadi. Ayo senyum kaya ayah.
Staf : kita disini untuk merekam pengakuanmu sebagai
tersangka curang tes STIC. Jadi, apa kamu siap?
Adegan di atas menjadi adegan penutup film Bad Genius
menceritakan Lynn dan ayah Pravit datang ke sebuah kantor
penanggung jawab ujian STIC untuk mengakui kecurangan yang
dilakukan Lynn. Lynn akan di wawancarai oleh dua orang staf
SIC dalam ruangan yang disediakan kamera perekam untuk
digunakan sebagai bukti.
79
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan menganalisis data
temuan berupa sembilan adegan yang telah dipilih dengan
mengidentifikasi tiga tanda dari teori semiotika Charles Sanders
Peirce yaitu ikon, indeks dan simbol. Penulis juga memberikan
interpretasi dari masing-masing adegan tentang pesan moral
kejujuran dan ketidakjujuran yang muncul melalui tanda sebagai
berikut:
Tabel 5.1
Identifikasi Tanda Adegan 7
Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan
Ikon
1. Gambar
Penghapus Karet
Mewakili penghapus
yang digunakan untuk
menulis contekan.
2. Gambar seorang
siswa perempuan
Mewakili Lynn sebagai
siswa jenius yang
mengoper contekan.
3. Gambar sepatu Mewakili sepatu sekolah
sebagai alat yang
digunakan untuk
mengoper penghapus
yang berisi contekan.
Indeks
1. Menulis di
penghapus karet.
Menunjukkan keinginan
Lynn untuk memberikan
contekan.
2. Lynn yang
memegang
penghapus di atas
bahu.
Menunjukkan
keberadaan jawaban
ujian yang ada di
penghapus kepada
Grace.
3. Lynn menengok Menunjukkan ia sedang
80
ke arah kanan berbicara kepada Grace
yang duduk di
belakangnya.
4. Lynn berbisik Menunjukkan
pembicaraannya bersifat
rahasia agar tidak
diketahui guru.
Simbol
1. Penghapus
bertuliskan huruf
Thailand.
Lambang dari contekan
ujian agar tidak ketahuan
guru.
2. Dialog
“Grace! Ini
jawabannya.”
Lambang dari
kecurangan yang
dilakukan
Dalam adegan 7 moral ketidakjujuran terdapat pada pola
pikir dan tindakan karakter Lynn sebagai siswa jenius. Lynn
dengan sukarela memberikan jawaban ujian miliknya ke Grace
yang duduk di belakangnya. Hal yang dilakukan untuk
mengelabui guru dengan menggunakan penghapus dan bertukar
sepatu secara diam-diam. Menyontek dalam ujian merupakan
salah satu tindak ketidakjujuran karena hasil ujian bukan
berdasarkan hasil jerih payah sendiri.
Dalam Islam, menyontek berarti berbuat curang karena
mendapatkan hasil dengan cara keliru. Menyontek juga berarti
menipu, karena memanipulasi nilai ujian yang tidak sesuai
dengan kemampuannya. Allah sebgai Dzat yang Maha
Mengetahui tidak pernah tidur. Sekalipun guru tidak mengetahui
karena siswa menggunakan berbagai cara dan berbagai alasan,
tetapi Allah Maha Melihat. Hal ini sejalan dengan surat Al-
Maidah ayat 2:
81
“Jangan tolong-menolonglah dalam berbuat dosa dan
permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh Allah sangat
berat siksaannya.”
Mendapatkan nilai ujian yang baik merupakan salah satu
cara memberi penghargaan terhadap diri sendiri dan
menyenangkan orang tua. Namun, apabila didapatkan dengan
hasil menyontek sama saja dengan membohongi kemampuan diri,
orang tua dan berakhir pada dosa.
Tabel 5.2
Identifikasi Tanda Adegan 11
Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan
Ikon
1. Gambar seorang
laki-laki tua
Mewakili ayah Pravit
2. Gambar seorang
perempuan
Mewakili Lynn sebagai
anak dari ayah Pravit.
3. Buku rekening Mewakili buku rekening
sebagai tanda
penghasilan Lynn.
Indeks
1. Posisi duduk
Lynn
Menunjukkan rasa
bangga melihat ayah
memakai kemeja yang ia
beli.
2. Lynn Menutup
laci
Menunjukkan bahwa
Lynn merahasiakan buku
rekeningnya dari ayah
dan menyembunyikannya
di laci.
3. Ayah berdiri
menghadap Lynn
Menunjukkan keinginan
ayah agar Lynn
melihatnya memakai
kemeja baru.
Simbol 1. Buku rekening Lambang dari kekayaan
82
Lynn setelah menjalani
bisnis contekan.
2. Label merk pada
kemeja
Menunjukkan bahwa itu
kemeja baru.
Berdasarkan cerita adegan 11 bahwa pesan moral
ketidakjujuran terlihat dari tindakan karakter Lynn untuk
menyembunyikan buku rekening miliknya dari ayah Pravit. Hal
ini menunjukkan tidak adanya keterbukaan antara anak dan orang
tua.
Sikap Lynn yang mengalihkan pertanyaan ayah jua menjadi
salah satu ciri moral ketidakjujuran. Mengalihkan pembicaraan
merupakan salah satu cara tindakan berbohong karena dapat
meminimalisir terbongkarnya kebohongan tersebut.
Islam mengjarkan bahwa berbuat baik kepada orang tua
merupakan salah satu kewajiban anak. Allah berfirman dalam
surat Al-Isra ayat 23 yang berbunyi:
“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik
pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Isra’: 23)
Allah telah memerintahkan manusia secara langsung
melalui firman-Nya untuk berbuat baik sebaik-baiknya pada ibu
dan bapak. Sebaik-baiknya artinya harus dilakukan dengan niat
yang tulus dan menggunakan cara yang diridhai Allah. Salah
satunya mengutamakan nilai kejujuran.
83
Tabel 5.3
Identifikasi Tanda Adegan 23
Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan
Ikon
1. Gambar siswa
perempuan
Mewakili karakter Lynn
yang memberi contekan.
2. Gambar jari Mewakili jari tangan
Lynn.
3. Gambar
penghapus dan
kertas
Mewakili alat tulis yang
digunakan saat ujian.
4. Gambar seorang
laki-laki
Mewakili siswa laki-laki.
Indeks
1. Gerakan jari
tangan Lynn di
atas meja
Menunjukkan Lynn
sedang menyebarkan
jawaban ujian.
2. Mengangkat
tangan ke
belakang badan
Menunjukkan Lynn
sedang memberitahukan
set ulangan yang ia
miliki kepada temannya.
3. Arah pandang
siswa laki-laki ke
Lynn
Menunjukkan ia sedang
memperhatikan jawaban
ujian yang diberikan
melalui gerakan jari
Lynn.
Simbol Gerakan jari tangan Lambang dari
kecurangan saat ujian.
Berdasarkan adegan 23 terlihat pesan moral ketidakjujuran
pada pola pikir Lynn yang jenius menggunakan gerakan jari-jari
tangan untuk mengelabui guru dan menyebarkan jawaban ujian
yang ia miliki. Kesepakatan penggunaan gerakan jari dilakukan
sehari sebelum ujian dimulai. Setiap jawaban diwakili oleh
permainan jari yang terinspirasi dari hobinya memainkan piano.
84
Memberikan contekan menjadi salah satu contoh
ketidakjujuran dalam perbuatan. Motivasi berbohong salah
satunya adalah untuk mendapatkan pujian.1 Dengan memiliki
nilai ujian matematika yang bagus maka para siswa akan
mendapatkan pujian dari berbagai pihak seperti guru dan orang
tua.
Tabel 4.13
Identifikasi Tanda Adegan 25
Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan
Ikon
1. Gambar siswa
laki-laki
Mewakili karakter siswa
bernama Bank yang
jujur.
2. Gambar seorang
laki-laki sedang
duduk
Mewakili guru yang
sedang mengawasi ujian.
Indeks
1. Arah pandang
Bank ke guru
Menunjukkan Bank
ingin berbicara kepada
guru.
2. Arah pandang
guru
Menunjukkan ia
mengecek siswa yang
sedang ujian apakah
benar terjadi kecurangan.
Simbol
1. Dialog “dia
menyontek
Rinrada yang
duduk di
sebelahnya
Lambang kebahasaan
yang menunjukkan sikap
jujur.
1 Paul Ekman, Mendeteksi Kebohongan (Yogyakarta: Pustaka Baca,
2009) h. 443
85
2. Lampu di meja
guru
Lambang bahwa guru
sebagai penerang dan
sebagai jalan keluar dari
segala kegelisahan Bank.
Dalam adegan 25 moral kejujuran ditemukan pada pola
pikir siswa laki-laki bernama Bank. Bank adalah salah satu siswa
jenius yang memiliki keberanian untuk mengatakan sesuatu yang
membuat dirinya gelisah. Saat ia melihat adanya tindak
kecurangan ia berusaha memperbaiki kecurangan itu dengan
melaporkannya kepada guru yang bertugas mengawasi ujian.
Bank melaporkan dengan sangat rinci menyebutkan barisan
duduk seseorang yang diduga menyontek (yaitu Banjong) serta
menyebutkan ciri-ciri apa adanya tanpa melebihkannya.
Kejujuran sebagai bentuk penegakan kebenaran. Kejujuran
berkaitan erat dengan nilai kebenaran, termasuk di dalamnya
kemampuan mendengarkan, kemampuan berbicara, serta setiap
perilaku yang bisa muncul dari tindakan manusia. Secara
sederhana, kejujuran bisa diartikan sebagai sebuah kemampuan
untuk mengekpresikan fakta-fakta dan keyakinan pribadi sebaik
mungkin sebagaimana adanya.
86
Tabel 5.5
Identifikasi Tanda Adegan 45
Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan
Ikon
1. Gambar surat
Teen Genius
Mewakili surat izin palsu
yang dibuat Grace.
2. Gambar seorang
perempuan
berbaju biru
Mewakili pemeran
bernama Grace.
3. Gambar seorang
perempuan
berbaju coklat
Mewakili pemeran Lynn.
4. Gambar seorang
laki-laki tua.
Mewakili pemeran ayah
Pravit.
5. Gambar mobil Mewakili mobil milik
ayah Pravit.
Indeks
1. Grace
menggunakan
laptop
Menunjukkan keahlian
Grace dalam bidang
teknologi yaitu
mengoperasikan laptop
dan keahlian editing.
2. Gambar surat di
sceen laptop
Menunjukkan surat izin
tersebut adalah buatan
atau palsu.
3. Arah pandang
Lynn ke ayah
Menunjukkan ia ingin
meminta persetujuan
ayah.
4. Ayah
menandatangani
surat
Menunjukkan ayah
setuju dan percaya
kepada Lynn.
5. Mobil berbusa Menunjukkan mobil
sedang dicuci.
Simbol
1. Logo Teen
Genius
melambangkan program
kuis televisi yang
digunakan sebagai alasan
Lynn untuk mendapat
izin dari ayah.
87
2. Dialog “Hah?” Melambangkan
keterkejutan ayah
mendengar ucapan Lynn
yang akan pergi bersama
Bank.
3. Dialog Lynn
“Mereka ingin
aku lomba di
Sydney. Mereka
butuh ID bank
ayah untuk bikin
visa.”
Lambang kebahasaan
yang menunjukkan
kebohongan Lynn.
4. Laptop Melambangkan
kecanggihan teknologi
dan kecerdasan
pemakainya dalam
mengoperasikannya.
Pesan moral ketidakjujuran dalam adegan 45 terlihat dari
tanda indeks berupa gambar surat pada screen laptop dan gambar
Grace yang menoperasikan laptop untuk membuat suratnya.
Selain itu simbol kebahasaan berupa dialog Lynn ““Mereka ingin
aku lomba di Sydney. Mereka butuh ID bank ayah untuk bikin
visa.” juga mewakili sikap ketidakjujuran seorang anak kepada
orang tuanya.
Alllah SWT berfirman mengenai orang-orang yang suka
berbohong dalam surat QS An-Nahl 16:105 yang berbunyi:
88
“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan,
hanyalah oran yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan
mereka itulah pembohong.” (QS An Nahl 16:105)
Dalam surat An-Nahl ayat 105 Allah SWT menegaskan
bahwa berbohong adalah perilaku orang-orang yang tidak
beriman. Orang yang tidak beriman tentu jauh dari Allah SWT.
kebohongan merupakan salah satu ciri orang munafik yang
apabila ia berbicara maka ia berdusta.
Tabel 5.6
Identifikai Tanda Adegan 93
Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan
Ikon
1. Gambar laki-laki
paruh baya memakai
kacamata dan baju
berwarna krem.
Mewakili pemeran
ayah Pravit.
2. Gambar pemuda
laki-laki berkulit
putih dan memakai
baju berwarna
coklat.
Mewakili pemeran
bernam Pat.
3. Gambar seorang
perempuan berbaju
biru dengan rambut
dikuncir.
Mewakili pemeran
bernama Grace.
Indeks
1. Ekspresi ayah Pravit Menunjukkan ia
sedang marah kepada
Grace dan Pat
2. Tangan ayah
memegang surat.
Menunjukkan bahwa
ayah ingin
memperlihatkan surat
izin palsu tersebut.
3. Ekspresi Pat dan
Grace.
Menunjukkan gugup
menghadapi
pertanyaan ayah
89
Pravit.
4. Grace berbicara
dengan mata
tertutup
Menunjukkan Grace
berpikir keras dan
spontanitas atas apa
yang dikatakannya.
Simbol
1. Berbicara sambil
mata tertutup
Lambang seseorang
berkata bohong.
2. Papan ditutup kain
hitam
Lambang dari sesuatu
yang dirahasiakan Pat
dan Grace dari ayah
Pravit.
3. Dialog ayah “Ha!
Beritaku aku apa
rencana kalian!
Ha!”
Lambang dari amarah
ayah Pravit kepada
Grace dan Pat yang
tidak menjawab
pertanyaannya
mengenai alasan
Lynn pergi ke
Sydney.
Pesan moral kejujuran dapat ditemukan pada sikap Grace
dan Pat yang berbohong tentang alasan Lynn pergi ke Sydney.
Melalui mimik wajah grace dan Pat yang gugup menghadapi
pertanyaan ayah Pravit menjadi tanda adanya kebohongan.
Dialog Grace berbunyi “Lynn dan Bank pacaran! Mereka sedang
kencan rahasia. Lynn takut anda tidak mengijinkannya. Jadi dia
berbohong,” dilakukan dengan cepat, spontanitas dan mata
tertutup menjadi sebuah tanda yang mengisyaratkan kebohongan.
Kebohongan tidak bisa dipisahkan dari manusia. Baik
disadari atau tidak manusia pasti pernah berbohong dalam
hidupnya. Berbohong dilakukan untuk memenuhi kepuasan ego
90
dan melindungi diri dari kesalahan seperti yang dilakukan Pat dan
Grace.
Semua kebohongan di haramkan bagi semua manusia
kecuali tiga perkara yaitu: seorang suami berbohong untuk
membuat ridha istrinya, seseorang yang berbohong dalam siasat
perang dan seorang yang bohong untuk mendamaikan dua orang
muslim yang berseteru (HR. Tirmidzi)2
Tabel 5.7
Identifikasi Tanda Adegan 103
Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan
Ikon
1. Gambar lelaki
paruh baya
memakai
kacamata.
Mewakili ayah Pravit
yang marah kepada
Lynn.
2. Gambar
perempuan
memakai sweater
coklat
Mewakili pemeran Lynn
yang menangis.
Indeks
1. Ayah Bertolak
pinggang
Menunjukkan bahwa ia
sedang marah kepada
Lynn.
2. Lynn memeluk
ayah sambil
menangis
Menunjukkan ia dalam
posisi yang lemah dan
merasa bersalah terhadap
ayahnya karena telah
berbohong.
Simbol
1. Menangis Lambang dari kesedihan
dan penyesalan.
2 Muhammad Shidiq Hasan Khan, Ensiklopedia Hadis Shahih:
Kumpulan Hadis Tentang Wanita (Jakarta: Lukmah, 2009) h.294
91
2. Dialog “ayah
aku punya
pengakuan”
Lambang kebahasaan
yang menunjukkan
keinginan Lynn untuk
jujur tentang apa yang
sebenarnya Lynn
lakukan di Sydney.
3. Dialog
“apa sayang”
Lambang kebahasaan
yang menunjukkan kasih
sayang.
Pesan moral kejujuran adegan 103 yaitu ikon pemeran
Lynn yang jujur terhadap apa yang ia lakukan kepada ayahnya.
Indeks yang muncul berupa tangisan memiliki hubungan sebab-
akibat dengan penyesalan karena telah membohongi ayahnya.
Simbol kebahasaan muncul untuk mewakili kejujuran berupa
dialog “ayah aku punya pengakuan”. Dialog di atas
menunjukkan keinginan untuk mengatakan yang sebenarnya
Lynn lakukan di Sydney. Pada akhirnya kebohongan akan
terbongkar dan orang yang melakukan kebohongan cenderung
akan mengakui kesalahannya.
Tabel 5.8
Identifikasi Tanda Adegan 105
Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan
Ikon
Gambar seorang
perempuan
memakai kemeja
putih.
Mewakili pemeran Lynn.
Indeks
1. Pandangan lurus
Lynn
Menunjukkan kepercayaan
diri dalam menjawab
pertanyaan.
92
2. Ekspresi Lynn Menunjukkan
keseriusannya dalam
melakukan wawancara.
Simbol
1. Cermin Simbol dari refleksi diri.
2. Dialog Lynn
“saya melakukan
hal buruk di
masa lalu tapi
saya akan
menggunakannya
untuk mengajari
diri saya dan
orang lain”
Lambang kebahasaan yang
menunjukkan kejujuran
pada diri sendiri untuk
memperbaiki diri.
Pesan moral adegan 105 terlihat pada pemeran Lynn yang
jujur akan kesalahannya di masa lalu. Ia tidak malu untuk
menjadikannya pelajaran bagi dirinya dan orang lain. Ekspresi
Lynn yang serius dengan pandangan lurus ke depan dalam
adegan di atas menunjukkan kepercayaan diri dalam menjawab
pertanyaan dari guru. Ekspresi menjadi indeks yang memiliki
hubungan sebab akibat dengan kejujuran. Simbol kebahasaan
mewakili kejujuran terdapat pada dialog “saya melakukan hal
buruk di masa lalu...” Perilaku jujur merupakan sikap yang
diikuti tanggung jawab atas apa yang diperbuatnya atau disebut
integritas.
93
Tabel 5.9
Identifikasi Tand Adegan 114
Jenis Tanda Unit Pengamatan Keterangan
Ikon
1. Gambar seorang
perempuan
memakai baju
garis-garis putih-
hitam
Mewakili pemeran Lynn
yang akan diwawancara
tentang kecurangan tes
STIC.
2. Gambar seorang
laki-laki
memakai jas dan
berambut botak
Mewakili staf pengawas
tes STIC.
3. Gambar seorang
laki-laki paruh
baya
Mewakili ayah Pravit
yang menemani Lynn
wawancara.
Indeks
1. Lynn duduk
berhadapan
dengan staf
pengawas
Menunjukkan akan
dilakukan wawancara
2. Pintu tertutup Menunjukkan
wawancara dilakukan
secara tertutup
3. Kamera perekam Menunjukkan
wawancara akan direkam
sebagai barang bukti
yang sah.
4. Ekspresi ayah
Pravit.
Menunjukkan dukungan
dan ketenangan.
5. Ekspresi Lynn Menunjukkan
kegugupan dalam
menghadapi wawancara
pengakuannya.
Simbol
Senyuman ayah Lambang dari
kebahagiaan karena
Lynn berani mengakui
kesalahannya.
94
Adegan di atas menunjukkan sikap keikhlasan dan
integritas. Seseorang tidak cukup memiliki keikhlasan dan
kejujuran tetapi dibutuhkan nilai pendorong lainnya yaitu
integritas. Seseorang yang memiliki integritas akan siap untuk
menghadapi resiko dan seluruh akibatnya dihadapi dengan bernai,
bertanggung jawab serta tidak melemparkan tanggung jawab
pada orang lain.3 ikon kejujuran yaitu Lynn yang berani untuk
menceritakan kecurangan yang ia lakukan saat tes STIC di
Sydney. Lynn siap menerima resiko dan sanksi yang akan
diberikan padanya ditandai dengan adanya kamera perekam yang
akan menjadi bukti pengakuan Lynn. Mengutamakan kebenaran
merupakan salah satu akhlak terpuji. Kebenaran hanyalah milik
Allah SWT seseorang yang memiliki pengetahuan tentang suatu
kebenaran dituntut untuk menyampaikan kebenaran tersebut.
Dalam adegan di atas juga menunjukkan bahwa ayah Pravit
menemani Lynn melakukan wawancara. Hal ini menunjukkan
orang tua akan selalu mendukung kebenaran dan kejujuran
terlihat dari senyum dari wajah ayah dan dialog ayah “jangan
takut sayang. Kita akan melewati ini apapun yang terjadi”
sebagai bentuk dukungan. Adegan di atas juga mengajarkan kita
untuk bertanggung jawab atas sekecil hal apapun yang dilakukan
dan tidak melimpahkannya kepada orang lain.
3 Toto Tasmara, Membudayakan Etos Kerja Islami, h.80-81
95
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
penulis tentang pesan moral kejujuran Film Bad Genius
berikut adalah kesimpulan yang dapat ditarik.
1. Ikon dari film Bad Genius adalah siswa Jenius
bernama Lynn. Hal ini dikarenakan Lynn memiliki
visualisasi dan fungsi yang sesuai dengan objeknya
yaitu siswa jenius. Siswa jenius yang jujur
digambarkan dengan seseorang yang memiliki
banyak prestasi, memeroleh beasiswa, menjadi
wakil sekolah dalam olimpiade, dan mendapatkan
nilai sempurna dalam berbagai tes, mengakui
kesalahannya dan bersedia bertanggung jawab.
2. Indeks dalam film ini adalah menyontek yang
memiliki hubungan sebab-akibat. Hubungan sebab-
akibat ini terbentuk dari berbagai penyebab seperti
karena tuntutan keluarga, kebutuhan ekonomi dan
menyerah terhadap kemampuan diri. Pada akhirnya,
kegiatan memberikan dan menerima menyontek
dapat menjadi kebiasaan di kalangan pelajar.
Menyotek merupakan salah satu tindakan yang
menunjukkan moral buruk berupa memanipulasi
nilai. Memanipulasi menjadi ciri dari sikap
berbohong yang menjadi lawan dari kejujuran.
96
3. Simbol dalam film ini adalah kata “bad” karena
“bad” yang dalam terjemahan bahasa indonesia
memiliki arti negatif disandingkan dengan jenius
yang memiliki arti positif. Kata “bad” dalam film
ini menjadi sorotan utama sekaligus menjadi
pengingat bahwa tindakan negatif seperti menyontek
akan memengaruhi pola pikir seseorang yang jenius
sekalipun.
B. Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis terkait dengan
penelitian ini adalah:
1. Untuk film Bad Genius beserta para pembuat film di
Indonesia
Tetap konsisten untuk meningkatkan kepekaan atas
isu-isu yang sedang terjadi di masyarakat dan secara
terbuka mengangkatnya menjadi sebuah karya yang
dapat dinikmati masyarakat. Film ini mampu
membuka pikiran masyarakat atas problematika
pendidikan yang terus berkembang. Film ini mampu
menyampaikan sisi hiburan, edukasi serta informasi
bagi masyarakat dengan mengedepankan nilai-nilai
sosial.
2. Untuk penonton dan masyarakat umum
Sebagai masyarakat yang bijak diharapkan mampu
memahami pesan-pesan yang terkandung dalam
sebuah film. Masyarakat diharapkan memiliki literasi
media yang baik sehingga dapat memilih film yang
97
memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan
masyarakat.
4. Untuk universitas
Penulis berharap UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dapat mendukung dan menyediakan fasilitas untuk
mashasiswa dalam mengembangkan minat bakatnya
dalam dunia broadcasting. Era globalisasi ini
penyampaian pesan-pesan dilakukan dengan berbagai
dukungan teknologi sehingga mahasiswa mampu
bersaing dan berguna di masyarakat dalam
mempraktekkan ilmu yang telah dipelajari.
98
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar. Sisitem Komunikasi Indonesia, Bandung:
Sembiosa Rekatama Media, 2011
Birowo, M. Antonius. Metode Penelitian Komunikasi: Teori
dan Aplikasi, Yogyakarta: Gitanyali, 2004
Budiman, Kris. Semiotika Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2011
Bungin, Burhan. Konstruksi Sosial Media Massa, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008
Damanhuri. Akhlak: Perspektif Tasawuf Syekh Abdurrauf As-
Singkili, Jakarta: Lectura Press, 2014
Danesi, Marcel. Pengantar Memahami Semiotika Media,
Yogyakarta: Jalasutra, 2010
. Pesan, Tanda, dan Makna, Yogyakarta:
Jalasutra, 2012
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 2002
Djakfar, Muhammad. Etika Bisnis, Jakarta: Penerbit Plus, 2012
Effendy, Heru. Membuat Film: Panduan Menjadi Produser,
Jakarta: Pustaka Confident, 2008
Effendy, Onong Uchjana. Dimensi-Dimensi Komunikasi,
Bandung: Alumni, 1986
Ekman, Paul. Mendeteksi Kebohongan, Yogyakarta: Pustaka
Baca, 2009
Fiske, John. Cultural and Communication Studies Sebuah
Pengantar Paling Komprehensif, Yogyakarta:
Jalasutra, 2014
99
Hadiwardoyo, Al Purwa. Moral dan Masalahnya, Yogyakarta:
Kanisius, 1999
Hoed, Benny H. Semiotik Dinamika dan Sosial Budaya, Depok:
Komunitas Bambu, 2014
Jaya, Ekky Iman. Why Not: Remaja Doyan Nonton, Bandung:
PT Mizan Bunaya Kreativa, 2004
John, Vivian. Teori Komunikasi, Jakarta: Prenanda Media Grup,
2008
Khan, Muhammad Shidiq Hasan. Ensiklopedia Hadis Shahih:
Kumpulan Hadis Tentang Wanita, Jakarta: Lukmah,
2009
Koesoema, Doni. Pendidik Karakter Di Zaman Keblinger,
Jakarta: Grasindo, 2016
Kriyanto, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi, Ed I,
Jakarta: kencana Prenada Media Group, 2006
Lalompoh, Cyrus T, Kartini Ester. Metode Pengembangan
Moral dan Nilai-nilai Keagamaan Bagi Anak Usia
Dini Jakarta: PT. Grasindo, 2017
Mabruri, Anton. Manajemen Produksi Program Acara Televisi
Format Acara Drama, Jakarta: Grasindo, 2013
Noth, Winfried. Handbook of Semiotics, United State of
America: Indiana University Press, 1990
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa, Jakarta: Rajagrafindo
Persada, 2007
Pratista, Himawan. Memahami Film, Yogyakarta: Homerian
Pustaka, 2004
100
Qardhawy, Yusuf. Pengantar Kajian Islam Studi Analistik
Konprhensif Tentang Pilar-pilar Substansi,
Karakteristik, Tujuan, dan Acuan Ajaran Islam,
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997
Samad, Mukhtar. Gerakan Moral Dalam Upaya Revolusi
Mental, Yogyakarta: Sunrise, 2016
Sobur, Alex. Analisis Teks Media, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2012
. Semiotika Komunikasi, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta:
2010
Sumadiria, A.S Haris. Sosiologi Komunikasi Massa, Bandung:
Simbiosa Rekatama Media, 2014
Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metode Penelitian Sosial-
Agama, Bandung:Remaja Rosdakarya
Suryapati, Akhlis. Hari Film Nasional Tinjauan dan
Restrospeksi, Jakarta: Panitia Hari Film Nasional Ke-
60 Direktorat Perfilman tahun 2010, 2010
Tasmara, Toto. Membudayakan Etos Kerja Islami, Jakarta:
Gema Insani, 2002
Tebba, Sudirman. Etika dan Tasawuf Jawa: Untuk Memeroleh
Ketenangan Hati, Ciputat: Penerbit Pustaka Irvan,
2007
101
Tinarbuko, Sumbo. Semiotika Komunikasi Visual: Metode
Analisis Tanda dan Makna Pada Karya Desain
Komunikasi Visual, Yogyakarta: Jalasutra, 2008
Vera, Nawiroh. Semiotika Dalam Riset Komunikasi, Bogor:
Ghalia Indonesia, 2015
Wahyuning, Wiwit, dkk. Mengkomunikasikan Moral Kepada
Anak, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2003
Wibowo, Indiwan Seto Wahyu. Semiotika Aplikasi : Aplikasi
Praktis Bagi Penelitian dan Skripsi Komunikasi,
Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013
Zubair, Achmad Charris. Kuliah Etika, Jakarta: Rajawali Press,
1980
Sumber lain
Mudjiono, Yoyon. “Kajian Semiotika Dalam Film”, Jurnal
Komunikasi, 1, 2011
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/film diakses pada 9 Februari
2019
https://www.imdb.com/name/nm5464371/ diakses pada 2 Juli
2019
https://www.kompasiana.com/sumarti_saelan/551b5ab1a33311
8e23b65e1b/countdown-film-pengingat-untuk-tobat
diakses pada 3 Juli 2019
https://www.imdb.com/name/nm7081087/ diakses pada 3 Juli
2019
https://www.hotcourses.co.id/study-abroad-info/university-
applications/mengenal-ujian-sat/ diakses pada 2 Juli
2019
102
https://www.instagram.com/aokbab pada tanggal 5 Mei 2019
pukul 20.00 WIB
https://www.bangkokpost.com/thailand/special-
reports/1477937/journey-to-the-top pada 3 Juli 2019
pukul 20.10 WIB
https://www.revolvy.com/page/Chutimon-
Chuengcharoensukying?cr=1 pada 3 Juli 2019 Pukul
20.10 WIB
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/ pada 13 Juli 2019
pukul 22.41 WIB
https://www.liputan6.com/sh.owbiz/ pada 13 Juli 2019 pukul
22.15 WIB
https://money.kompas.com/ diakses pada 13 Juli 2019 pukul
22.27 WIB
https://www.scmp.com/magazines/style/news-
trends/article/2107228/what-thai-blockbuster-bad-genius-
means-asian-cinema pada 2 Agustus 2019 pukul 19.35
WIB
https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus
2019 pukul 20.00 WIB
https://www.cnnindonesia.com/hiburan pada 2 Agustus 2019
pukul 20.00 WIB
https://www.revolvy.com/page/Chutimon-
Chuengcharoensukying?cr=1 pada 3 Juli 2019 pada pukul
20.00 WIB
https://www.instagram.com/nonkul/ pada tanggal 5 Mei 2019
pukul 20.30 WIB
103
https://mydramalist.com/people/13900-santinatornkul-chanon
pada 3 Juli 2019 Pukul 21.00 WIB
https://www.imdb.com/name/nm7081087/ pada 3 Juli pukul
21.00 WIB
https://www.imdb.com/name/nm7081087/ pada 3 Juli pukul
21.00 WIB
https://www.famousbirthdays.com/people/chanon-
santinatornkul.html pada 3 Juli 2019 oukul 21.15 WIB
https://www.instagram.com/oomeisaya/ pada tanggal 5 Mei
2019 pukul 19.10 WIB
https://mydramalist.com/people/16416-oom-eisaya-hosuwan
pada 5 Mei 2019 pukul 18.33 WIB
https://www.instagram.com/jamyjamess pada 5 Mei 2019
pukul 18.30 WIB
https://mydramalist.com/people/16416-oom-eisaya-hosuwan
pada 5 Mei 2019 pukul
https://mydramalist.com/people/9309-supapunpinyo-teeradon
pada 5 Mei 2019 pukul 18.35 WIB
https://mydramalist.com/people/9309-supapunpinyo-teeradon
pada 5 Mei 2019 pukul 18.35 WIB
https://id.wikipedia.org/wiki/Teeradon_Supapunpinyo pada 5
Mei 2019 pukul 18.35 WIB
https://www.instagram.com/bazp/ pada tanggal 5 Mei 2019
https://www.imdb.com/name/nm5464371/ pada 5 Mei 2019
pukul 16.20 WIB
https://www.google.com pada 5 Mei 2019 pukul 16.20 WIB
104
https://id.wikipedia.org/wiki/Viu pada 5 Mei 2019 pukul 16.20
WIB
https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019
pukul 20.00 WIB
https://en.wikipedia.org/wiki/Bad_Genius pada 2 Agustus 2019
pukul 20.00 WIB
top related