bab ii landasan teori - bina sarana informatika · e. adanya unsur bunga atau margin sebagai...
Post on 11-Feb-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Prosedur
2.1.1. Pengertian Prosedur
Menurut Terry dalam Umam (2014:151) “Prosedur dapat diartikan sebagai
serangkaian tahapan pekerjaan kertas terpilih, biasanya dikerjakan oleh lebih dari
satu orang yang merupakan cara-cara yang ditentukan dan dalam mengadakan
keseluruhan fase utama dari aktivitas kantor”.
Menurut Allen dalam Solihin (2009:71), “Prosedur (procedures)
merupakan metode atau cara yang baku untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.
Prosedur diperlukan agar pelaksanaan pekerjaan dilaksanakan menurut metode
tertentu sehingga diperoleh hasil yang seragam”.
2.1.2. Prinsip-prinsip Prosedur
Menurut Umam (2014:152) mengatakan bahwa pada hakikatnya, prosedur
kerja disusun agar setiap pekerja dapat diselesaikan menurut 5 (lima) waktu yang
ditentukan. Untuk menyusun prosedur kerja ini diperlukan proses yang panjang
dan dilakukann oleh orang-orang yang kompeten dibidannya. Penyusunan
prosedur kerja berdasarkan prinsip-prinsip, berikut:
1. Rasional, setiap prosedur kerja harus masuk akal dan mudah dipahami
sehingga pekerjaan setiap orang sesuai klarifikasinya agar mudah untuk
dimengerti.
2. Sitematis, menggunakan urutan kerja yang teratur, yakni mengalir dari tahap
pertama sampai tahap selanjutnya.
-
8
3. Bersifat operasional, menjelaskan teknis pelaksanaan yang dapat dikerjakan
dan dapat bersifat teoritis.
4. Menggunakan jarak terpendek, setiap pekerja sedapat mungkin tidak
melalui jalur atau jenjang yang panjang.
5. Menekankan pada prinsip kerja, semua pekerja yang saling berkaitan
ditempatkan secara berurutan.
2.1.3. Karakteristik Prosedur
Berikut ini beberapa karakteristik prosedur menurut Ardiyos (2008:466):
1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.
2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan
menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.
4. Prosedur menunjukan adanya penepatan keputusan dan tanggung jawab.
5. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.
2.1.4. Manfaat Prosedur
Menurut Ardiyos (2008:487) suatu prosedur dapat memberikan beberapa
manfaat, diantaranya:
1. Lebih memudahkan dalam langkah-langkah kegiatan yang akan datang.
2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas,
sehingga menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan
yang perlu saja.
-
9
3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi
oleh seluruh pelaksanan
4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan
efisien.
5. Mencegah terjadi penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan, bila
tejadi penyimpangan akan dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan
sepanjang dalam tugas dan fungsi masing-masing.
2.2. Kredit
2.2.1. Pengertian Kredit
Menurut Mac Leod (2011:2) “Kredit adalah suatu reputasi yang dimiliki
seseorang, yang memungkinkan ia bisa memperoleh uang, barang-barang atau
buruh /tenaga kerja, dengan jalan menukarkannya dengan suatu janji untuk
membayarnya di suatu waktu yang akan datang”.
Berdasarkan Pasal 1 butir 11 UU No. 10 Tahun 1998 (2007:7) tentang
Perbankan, “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Menurut Kent dalam bukunya Money and Banking (2010:4) “Kredit adalah
hak untuk melakukan pembayaran pada waktu yang diminta atau pada waktu yang
akan datang, karena penyerahan barang sekarang”.
-
10
Menurur Thomas (2011:2) Dalam pengertian umum “Kredit didasarkan
pada kepercayaan atas kemampuan sipeminjam untuk membayar sejumlah uang
pada masa yang akan datang”.
2.2.2. Unsur-unsur Kredit
Menurut Yasabari dan Nina Kurnia (2007:8) kredit memiliki beberapa
unsur, sebagai berikut:
A. Kepercayaan, adalah keyakinan dari kreditor bahwa kepercayaan yang
diberikan baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, akan benar-benar
diterima kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
Dalam hal ini terjadi keterlibatan dua pihak, yaitu pemberi kredit (Kreditor)
dan penerima kredit (Debitor). Selanjutnya, dari unsur kepercayaan ini juga
termuat adanya penyerahan barang, jasa atau uang dari pemberi kredit
kepada penerima kredit.
B. Waktu, adalah suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi
dengan kontraprestasi yang akan diterima di masa mendatang. Dalam unsur
waktu ini, terkandung pengertian nilai uang, bahwa uang yang ada pada saat
ini lebih tinggi nilainya dari yang akan diterima di masa yang akan datang.
C. Risiko, adalah suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari
adanya jangka waktu yang memisahkan prestasi dan kontraprestasi yang
akan diterima dikemudian hari. Semakin lama kredit diberikan, semakin
tinggi tingkat risiko nya, hal ini karena adanya unusr ketidakpastian dimasa
mendatang, yang menyebabkan munculnya risiko. Unsur risiko inilah yang
mendasari timbulnya jaminan dalam pemberian kredit.
-
11
D. Prestasi, adalah objek kredit yang dalam praktiknya tidak hanya berbentuk
uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun, karena
kehidupan modern tidak terlepas dari adanya uang, maka transaksi-transaksi
kredit yang menyangkut uanglah yang sering dijumpai dalam praktek
perkreditan.
E. Adanya unsur bunga atau margin sebagai kompensasi yang bagi pemberi
kredit merupakan perhitungan atas beberapa komponen seperti biaya
modal (cost of fund), biaya umum (overhead cost), biaya atau premi risiko
dan lain-lain.
2.2.3. Jenis-jenis Kredit
Menurut Fahmi dan Yovi Lavianti (2010:8) kategorisasi kredit
menyebabkan kredit itu memiliki beberapa posisinya masing-masing dengan
kegunaan yang berbeda-beda pula. Perbedaan-perbedaan tersebut menyebabkan
masyarakat bisa memutuskan mana kredit yang akan dipilihnnya sesuai dengan
yang diperlukan pada bentuk kebutuhan yang akan digunakannya. Maka berikut
ini adalah jenis-jenis kredit diantaranya:
A. Kredit Berdasarkan Jenisnya
1. Kredit Konsumtif (consumptive credit). Kredit ini adalah kredit yang
diajukan oleh seorang debitur kepda kreditur guna memenuhi kebutuhan
pribadinya. Seperti untuk membeli sepeda motor, mobil, rumah, perabotan
rumah tangga, untuk renovasi rumah dan lain-lainnya.
-
12
2. Kredit Produktif (productive credit). Kredit ini adalah umumnya dipakai
atau diajukan oleh mereka bergerak dalam dunia usaha atau mereka yang
mempunyai bisnis dan membutuhkan dana dalam usahanya untuk
berekspansi bisnis atau bertujuan untuk meningkatkan grafik hasil yang
telah diperoleh saat ini menjadi lebih tinggi, seperti ingin menghasilkan
produk baru/tambahan, ingin membuka kantor cabang baru (brand office)
untuk bidang pemasaran. Umumnya kredit ini dibagi dua, yaitu :
3. Kredit Perdagangan (trade credit). Kredit ini pada umumnya dananya
dipergunakan untuk keperluan perdagangan. Kredit perdagangan diajukan
dengan maksud untuk membuat agar barang yang telah diproduksi tersebut
menjadi lebih berguna dan bisa dipakai oleh banyak orang dari tempat yang
berbeda baik daerah, Negara, kawasan dan juga budaya atau ini biasa
disebut untuk membuat barang tersebut memiliki peningkatan utility of
place dari suatu barang.
B. Kredit menurut jangka waktu
1. Kredit jangka pendek (short term credit). Kredit ini memiliki jangka
waktu selama-lamanya 1 (satu) tahun atau maksimum 1 (satu) tahun.
Pengguna kredit ini misalnya dipergunakan oleh mereka yang bercocok
tanam yang usia pertanamannya dalan kurun waktu hanya satu tahun.
2. Kredit jangka menengah (medium term loan). Kredit ini memilik jangka
waktu antara 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) tahun. Debitur biasanya
mempergunakan kredit ini untuk keperluan yang menyangkut working
capital yaitu seperti membeli bahan baku (material), membayar upah guru,
membeli suku cadang (spare part) dan lain-lain.
-
13
3. Kredit jangka panjang (long term loan). kredit ini memiliki jangka waktu
lebih dari 3 (tiga) tahun. Debitur biasanya mengajukan dan mempergunakan
dana hasil dari kredit ini keperluan investasi, penambahan produksi, atau
juga karena produk bisnis yang ditekuninya sudah mulai memasuki pasar
luar negeri (international trade).
C. Kredit berdasarkan jaminan
1. Kredit dengan jaminan (secured loans). Kredit dengan jaminan ini
merupakan kredit yang kepemilikannya dananya berasal dari bank dan
debitur bertugas untuk menjamin risiko yang akan timbul ke depan
nantinya.
kredit ini terdiri atas:
a) Jaminan kebedaan yang bersifat tangible, terdiri dari benda-benda
bergerak seperti mesin, kendaraam bermotor, dan lain-lain maupun yang
tidak bergerak seperti tanah, bagunan dan lain-lainnya.
b) Jaminan perseorangan yaitu kredit yang jaminan nya dijamin oleh
seseorang tau badan dimana ia bertindak sebagai pihak yang
bertanggungjawab untuk menjamin bahwa kredit tersebut akan mampu
untuk dilunasi tepat pada waktunya.
c) Kredit tanpa jaminan, sering disebut kredit blanko, kredit ini diberikan
kepada debitur tanpa adanya jaminan tapi atas dasar kepercayaan saja
karena debitur dianggap mampu untuk mengembalikan pinjaman
tersebut.
2. Kredit tanpa jaminan (insecured loans), sering disebut blanko kredit ini
diberikan kepada debitur tanpa adanya jaminan tapi atas dasar kepercayaan
-
14
saja karena debitur dianggap mampu untuk mengembalikan pinjaman
tersebut.
D. Jenis kredit berdasarkan kualitas
1. Kredit performing. Performing credit atau kredit performing ini
dikategorikan pada dua kualitas yaitu pertama kredit dengan kualitas lancar
dan kedua kredit dengan kualitas yang harus mendapat perhatian khusus.
2. Kredit nonperforming. Nonperforming credit ini adalah kredit yang
dikategorikan dalam tiga kualitas yang pertama kredit dengan kualitas yang
kurang lancar, kedua kredit dengan kualitas yang diragukan dan ketiga
macet atau yang biasa disebut dengan bad debt.
2.2.4. Fungsi-fungsi Kredit
Fungsi-fungsi Kredit antara lain:
a) Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-barang dan
jasa-jasa. Andaikala suatu saat belum tersedia uang sebagai alat
pembayaran, maka dengan adanya kredit, lalu lintas pertukaran barang dan
jasa dapat terus berlangsung.
b) Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang idle. Sebagaimana
dikemukakan pada uraian terdahulu bahwa terjadinya kredit disebabkan
oleh adanya golongan yang berlebihan dan golongan yang kekurangan,
maka dari golongan yang kelebihan ini akan terkumpul sejumlah dana
yang tidak digunakan (idle). Dana idle tersebut jika dipindahkan atau lebih
tepatnya dipinjamkan kepada golongan yang kekurangan, maka akan
berubah menjadi dana yang efektif.
-
15
c) Kredit sebagai alat pengendalian harga. Dalam hal ini andaikata
diperlukan adanya perluasan jumlah uang yang beredar dimasyarakat,
maka salah satu cara ialah dengan jalan mempermudahkan pemberian
kredit perbankan kepada masyarakat.
Dalam hal ini keadaan sebaliknya yaitu andaikata dirasakan adanya
keperluan untuk mempersempit jumlah uang yang beredar maka
diusahakan adanya pembatasan pemberian kredit dengan suatu pagu
(ceiling atau platfond) kredit tertentu.
d) Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan
manfaat/faedah/kegunaan/potensi-potensi ekonomi yang ada.
Dengan adanya bantuan pemodalan yang berupa kredit, maka seorang
pengusaha bak industrian, petani dan lain sebagainya bisa memproduksi
atau meningkatkan produksi dari potensi-potensi ekonomi yang
dimilikinya.
2.2.5. Tujuan Kredit
Menurut Handri (2010:5) Secara garis besar kredit memiliki tujuan yang
dapat dimasukkan dalam tiga kategori, yaitu:
1. Bagi Dunia Usaha (peminjam kredit). Untuk memenuhi kebutuhan akan
dana. Dengan kata lain sebagai sumber pemodalan dan juga semangat untuk
mencari keuntungan agar kelak dapat mengembalikan uang pokok pinjaman
beserta bunganya kepada pemberi kredit.
-
16
2. Bagi Pemberi Kredit. Mendapat beberapa keuntungan dari pemberian
kredit kepada nasabah missalnya bunga atas kredit, disamping itu juga
membantu pelaku usaha atau masyarakat dalam rangka mendapatkan dana.
3. Bagi Negara. Untuk menjalankan roda pembangunan nasional di sektor
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
pancasila dan UUD 1945.
top related