bab ii revisi -...
Post on 07-Mar-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
9
BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG IBU HAMIL DAN RELIGIUSITAS
A. Religiusitas dan Peranan dalam Kehidupan
1. Pengertian Religiusitas
Secara etimologi religius berasal dari kata reli-religious yang
artinya hal yang berhubungan dengan agama dan secara terminologi
religiusitas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan agama seperti
tempat ibadah, kitab-kitab suci dan ritual keagamaan.1
Menurut kamus latin Indonesia susunan Drs. K. Prent CM dan Drs.
J. Adisubrata dan W.J.S Poerwadarminta (Penerbit Kanisisus 1969)
menimbang-menimbang, merenungkan keberatan hati nurani, relego
semuanya diartikan menimbang kembali atau prihatin tentang sesuatu. Hal
itu dapat dibandingkan dengan ucapan termasyhur Cicero ;
“Qui omnia quae and cultum deorum pertineren dilegenter retrataren et tamquam religerent sut distireligiosi”.2
(Orang disebut religius bila rajin mempelajari dan seolah serba “prihatin tentang” segala yang berkaitan dengan kebaktian kepada para Dewa).
Tetapi apa arti yang persis dari kata religio, orang hanya dapat
menduga, sebab ada yang berpendapat, bahwa kata religio datang dan kata
“re-ligo” yang artinya “menambatkan kembali”.3
Agama menurut Mangunwijaya lebih menunjukkan kepada aspek
kelembagaan kebaktian kepada Tuhan atau kepada “dunia atas” dalam
aspeknya yang resmi, yuridis, peraturan-peraturan dan hukum-hukumnya,
serta keseluruhan organisasi tafsir al-Kitab dan sebagainya yang
melingkupi segi-segi kemasyarakatan. Religiusitas lebih melihat aspek
yang “di dalam lubuk hati”, riak getaran hati nurani pribadi, sikap
1 Kamus Bahasa Inggris-Indonesia, John Mechols, Gramedia, 1996 Jakarta, hlm. 476 2 Jabrohim, Tahajjut Cinta, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, h1m. 14 3 Sastra dan Religiusitas, Kanisius, Yogyakarta, 1988, h1m. 11
10
personal yang sedikit banyak misteri bagi orang lain, karena menapaskan
intimitas jiwa, “ducoeur” dalam arti pascal, yakni cita rasa yang
mencakup totalitas (termasuk rasio dan rasa manusiawi) ke dalam pribadi
manusia. Karena itu, pada dasarnya religiusitas berarti “mengatasi”
(beyond) atau lebih dalam dari agama yang tampak, formal, resmi,
religiusitas lebih bergerak dalam tata paguyuban (gemeinschafz) yang
cirinya lebih intim.4
Suatu lagu yang berkualitas religius seperti “Tuhan” ciptaan Trio
Bimbo, dengan penuh haru dapat dinyanyikan baik oleh orang-orang
muslim atau orang-orang Kristen. Begitu juga sikap-sikap berdiri khidmat,
membungkuk, dan mencium tanah selaku bakti menghadap Tuhan,
mengatup mata selaku konsentrasi, dari pasrah sumarah dan siap
mendengarkan sabda Ilahi dalam hati, semua itu salah-bawa manusia
religius yang otentik, baik dalam agama Islam, Kristen, maupun Yahudi
dan agama-agama lainnya juga.
Orang beragama banyak yang religius, dan memang demikianlah,
paling tidak diandaikan seorang Agamawan sepantasnya sekaligus homo
religius juga. Tetapi kenyataannya tidak selalu begitu. Dapat juga orang
menganut agama tertentu karena motifasi jaminan material atau karir
politik, ingin memperoleh jodoh yang beragama lain dan dia punya, atau
biasa karena tidak ada pilihan lain, cukup beragama “statistik” belaka.5
Emha Ainun Najib mendefinisikan religiusitas sebagai berikut;
“Religiusitas adalah inti kualitas hidup manusia, dan harus dimaknakan
sebagai rasa rindu, rasa ingin bersatu, rasa ingin berada bersama dengan
sesuatu yang abstrak.6
4 Jobrahim, op.cit., hlm. 15 5 Sastra dan Religius, op.cit., him. 13 6 Jobrahim, op.cit., h1m. 16
11
2. Ajaran Islam Tentang Kehamilan
A. Proses Terjadinya Manusia
Yang bersumber dari al Qur'an dan hadits
ثم جعلناه نطفة في قرار }12{ولقد خلقنا الإنسان من سلالة من طني قنا النطفة علقة فخلقنا العلقة مضغة فخلقنا المضغة ثم خل} 13{مكني
نسأح الله كاربفت رلقا آخخ اهأنأنش ما ثملح ا العظامنوعظاما فكس القني14{الخ{
Artinya: Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah kemudian kami jadikan sari pati itu air Mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air Mani itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka maha suci Allah SWT, pencipta yang paling baik (QS. Al-Mukminun: 12-14)
Di sinilah pentingnya ajaran Islam untuk para ibu hamil. Agar
dalam kehamilan sampai menjelang persalinan tetap tegar tidak diliputi
berbagai macam perasaan was-was, cemas, dan takut. Adapun ajaran
dalam Islam yang turut mempengaruhi mental ibu dan janin yang kelak
akan lahir seperti;
a. Bersikap ikhlas dan bersyukur kepada Allah SWT karena rahmat dan
inayah-Nya. Dengan perkawinan telah membuahkan hasil berupa janin
dalam kandungan. Sikap ikhlas ini sangat penting sekali dimiliki oleh
suami-istri, karena dengan sikap ini ibu akan mampu mengatasi segala
gangguan mental yang mungkin terjadi selama kehamilan. Bersyukur
kepada Allah SWT karena apa yang dicita-citakan membentuk rumah
12
tangga bahagia dengan anak yang cerdas dan sholeh sebagai penerus
keturunan yang tidak lama lagi akan terwujud.7
b. Bersikap tawakkal kepada Allah SWT ; mengandung dalam waktu 9
bulan bukanlah pekerjaan yang mudah, lebih-lebih pada saat akan
melahirkan, ibu mempertaruhkan jiwa dan raganya antara hidup dan
mati. Perjuangan yang penuh resiko menyelamatkan dua jiwa
sekaligus. Bersikap tawakkal berarti berserah diri sepenuhnya kepada
Allah SWT apapun yang terjadi.
c. Memperbanyak membaca ayat-ayat suci al Qur'an terutama surat Ali
Imron, (karena memuat kisah keluarga Imron yang di dalam kisah itu
disebutkan kelahiran Nabi Isa as persamaan kejadiannya dengan Nabi
Adam As, kenabian dan beberapa mukjizatnya, serta di situ pula
kelahiran Maryam puteri Imron ibu dari Nabi Isa as) Ibrahim (Karena
surat ini mengandung doa Nabi Ibrahim as yang sisinya antara lain
agar keturunannya mendirikan shalat, dijauhkan dari menyembah
berhala-berhala dan agar mekkah dan daerah sekitarnya menjadi
daerah yang aman dan makmur. Doa Nabi Ibrahim as ini telah
diperkenankan oleh Allah SWT, sebagaimana telah terbukti
keamanannya sejak dahulu sampai sekarang. Doa tersebut dipanjatkan
beliau ke hadirat Allah swt sesudah selesai membangun Ka’bah
bersama puteranya Ismail as di dataran Tanah Mekkah yang tandus),
Luqman, (karena disebutklan bahwa “Luqman” telah diberi oleh Allah
nikmat dan ilmu pengetahuan, oleh sebab itu dia bersyukur kepada-
Nya atas nikmat yang diberikan itu dan terdapat nasihat-nasihat
Luqman kepada anaknya, ini adalah sebagai isyarat dari Allah supaya
setiap ibu bapak melaksanakan pula terhadap anak-anak mereka
sebagai yang telah dilakukan oleh Luqman), Maryam (karena surat ini
mengandung kisah Maryam ibu Nabi Isa as yang serba ajaib, yaitu
melahirkan puteranya Isa as, sedang ia sebelumnya pernah dikawini
7 Ibid., hlm. 30
13
oleh seorang laki-laki pun. Kelahiran Isa as tanpa bapak merupakan
suatu bukti kekuasaan Allah SWT. Penuturan kisah Maryam sebagai
kejadian yang luar biasa dan ajaib dalam surat ini, diawali dengan
kisah kejadian yang luar biasa dan ajaib pula yaitu dikabulkannya do’a
Zakaria as, oleh Allah SWT agar beliau dianugerahi seorang putera
sebagai pewaris dan prajurit cita-cita kepercayaan beliau sedang usia
beliau sudah sangat tua dan isteri beliau seorang yang mandul, yang
menurut ukuran biologis tidak mungkin akan terjadi). Dan berusaha
memahami arti dan maknanya. Sekurang-kurangnya berusaha
mendengarkan dan menikmati dengan perasaan, bacaan-bacaan, ayat-
ayat suci al-Qur'an atau mendengarkan lagu-lagu, pilihlah lagu-lagu
yang memberikan ketenangan dan kebahagiaan atau kegembiraan hati.
Kalau ibu yang mengandung berada dalam suasana hati yang ceria,
maka bayi dalam kandungan akan merasa tenang dan gembira.
d. Menghindari percakapan atau obrolan yang tidak bermanfaat yang
biasa terjadi dikalangan para ibu pada waktu arisan/pada waktu santai.
Selain membuang waktu, percakapan atau obrolan yang tidak menentu
arahnya yang akhirnya dapat mempengaruhi perasaan dan fikiran.
Karena ibu hamil sangat peka pengaruhnya terhadap keadaan luar dan
dampaknya pada janin yang kelak akan lahir baik
mental/pertumbuhannya.8
Begitulah beberapa cara memelihara kesehatan ruhani bagi ibu
hamil. Dalam pelaksanaannya sang ibu tentunya tidak sendirian, sang
suami sudah barang tentu turut serta berperan aktif, dengan kata lain sang
suami harus mampu menciptakan situasi dan lingkungan yang
memberikan dorongan atau motivasi kepada istrinya dengan cara yang
bijaksana dan tepat.
8 Zakiah Deradjat, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental, Gunung Agung, Jakarta,
1983, hlm. 35
14
Pada dasarnya manusia memiliki keinginan-keinginan, kebutuhan
bawah sadar, kebutuhan yang bermacam-macam itu tidak mengenal batas,
tidak mengenal hukum dan peraturan, keinginan inilah yang dalam ajaran
agama dinamakan hawa nafsu, yang juga selalu mendorong orang untuk
berbuat. Seperti halnya kejadian pada ibu hamil sering diliputi berbagai
macam tingkah laku yang tidak biasanya. Namun ada kemungkinan itu
bagian dari sifat ibu sebelum kehamilan berlangsung dan ada pengaruhnya
pada janin yang semakin kuat.
Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan jiwa, yang jika tidak
dipenuhi maka akan menjadikan manusia tersebut merasa gelisah dan
cemas, Adapun kebutuhan tersebut ialah ;
a. Kebutuhan akan rasa kasih sayang
Rasa kasih sayang adalah kebutuhan jiwa paling pokok dalam
hidup manusia. Anak kecil yang merasa kurang disayangi oleh ibu
bapaknya akan menderita batinnya, kesehatan badannya mungkin
terganggu, kecerdasannya mungkin akan berkurang kelakuannya
mungkin menjadi nakal, keras kepala dan sebagainya. Orang dewasa
pun demikian, tak ada satu orang pun yang merasa gembira, apabila ia
merasa dibenci orang. Setiap orang ingin merasa disayangi oleh orang
tua, serta keluarga. Apabila orang merasa tidak disenangi oleh
masyarakat dimana hidup, maka ia akan merasa sedih dan gelisah.
Akan tetapi, jika yang kehilangan rasa kasih sayang itu orang
yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang, ia
tidak akan merasa kesepian. Tidak akan gelap dunia ini di matanya,
karena masih ada satu sumber kasih sayang yang tidak pernah hilang
atau berhenti dari limpahannya. Ia tidak akan membenci atau menjauhi
orang. Ia tidak akan kehilangan pegangan karena ia mempunyai
pegangan lain, yaitu pegangan abadi Tuhan yang Maha Esa.
15
Orang yang beragama Islam selalu dianjurkan untuk
mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahim” setiap kali memulai
sesuatu pekerjaan/perbuatan. Ucapan akan memberikan sugesti kepada
jiwa itu sendiri. Bahwa Tuhan akan melimpahkan kasih sayang dalam
melakukan pekerjaan itu. Perasaan ini akan menenangkan hati dan
melegakan batin, sehingga perasaan aman-tentram akan selalu terasa,
maka akan sendirinya tindakan-tindakannya akan tetap menunjukkan
bahwa ada rasa kasih sayang yang tersimpan di belakang.
Kebutuhan jiwa yang pertama yaitu kasih sayang akan
terpenuhi jika orang percaya kepada Tuhan dan dapat betul-betul
meyakini bahwa Tuhan itu Maha Pengasih dan Penyayang kepada
hamba-Nya. Karenanya orang yang sungguh-sungguh percaya kepada-
Nya tidak akan pernah menjadi terganggu jiwanya andaikata tidak
mendapat kasih sayang dari orang tua atau masyarakat di mana ia
hidup.9
b. Kebutuhan akan rasa aman
Kebutuhan akan rasa aman itulah yang mendorong orang untuk
selalu berusaha mencari rezeki dan perlindungan. Itu pula yang
menyebabkan orang bertindak keras dan kejam kepada orang yang
disangkanya akan membahayakan dirinya atau akan merusak mata
pencahariannya atau pun kedudukannya.
Mengingat kebutuhan akan rasa aman itu, maka perlu adanya
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
ketenangan jiwa. Kepercayaan tersebut akan menghindarkan orang
dari perbuatan-perbuatan kejam.
Kebutuhan akan rasa aman itu yang telah menyebabkan
manusia, mulai dari zaman purbakala sampai sekarang ini selalu
mencari sesuatu yang berkuasa di luar dirinya sendiri. Apa yang
9 Ibid., hlm. 36
16
dipandang mereka sebagai sesuatu yang berkuasa itu sesuai dengan
perkembangan manusia itu sendiri.
c. Kebutuhan akan rasa harga diri
Setiap orang baik anak kecil, orang dewasa atau pun orang tua
membutuhkan rasa harga diri, ingin dihargai dan diperhatikan. Rasa
kurang mendapat penghargaan itu adalah sangat sakit. Maka orang
yang merasa kurang dihargai, dihina atau dipandang rendah oleh orang
lain, akan berusaha mencari jalan untuk mempertahankan harga
dirinya.
Apabila orang yang merasa kurang mendapat penghargaan itu
tidak percaya kepada Tuhan. Maka akan dicarinya penghargaan itu
dengan caranya sendiri, mungkin dengan memfitnah orang lain,
mengadu domba, menghina bahkan mungkin pula dengan melakukan
perbuatan-perbuatan agresif terhadap orang yang disangkanya
menghinanya. Karena dengan demikian rasa sakit hatinya telah dapat
diungkapkannya tanpa batas penghalangnya, orang yang tidak percaya
kepada Tuhan itu, tidak dapat merasakan bahwa ia masih dihargai oleh
sesuatu yang Maha Mulia dan Maha Kuasa, yang dapat mereka
rasakan hanyalah yang terlihat dan terasa dalam kehidupan sehari-hari,
lain dan yang nyata itu tidak ada sama sekali yang memberi isi kepada
jiwanya.
Bagi orang yang percaya kepada. Tuhan, persoalannya lain,
walaupun dalam kehidupan sehari-sehari ia kurang mendapat
penghargaan dari orang lain, ia tidak akan sampai kehilangan harga
dirinya sama sekali, karena masih ada Tuhan yang dapat memberikan
sumbangan atau kompensasi dari perasaan berharga diri itu.10
10 Ibid., h1m. 42
17
d. Kebutuhan akan rasa bebas
Kebutuhan akan rasa bebas, tidak terikat atau terhalang oleh
ikatan-ikatan tertentu juga salah satu kebutuhan jiwa yang terpokok
dalam hidup manusia, orang yang merasa tidak bebas mengeluarkan
apa yang diinginkannya, akan mencari jalan agar ia dapat merasa
bebas dalam hidupnya, memang dalam deklarasi hak-hak asasi
manusia, diakui bahwa “Tiap orang berhak merdeka dan tidak boleh
ada perbudakan atau paksaan terhadap orang lain”.
e. Kebutuhan akan rasa sukses
Rasa sukses atau berhasil juga termasuk kebutuhan yang
terpokok dalam hidup. Orang harus merasa bahwa ia berhasil dalam
hidupnya, baik ia sebagai ibu, ingin merasa menjadi ibu yang sukses,
sebagai bapak, sebagai istri/suami bahkan sebagai anak pun, apabila
orang sering mengalami kegagalan dalam hidupnya, mungkin ia akan
menjadi putus asa, hilang kepercayaan kepada diri dan selanjutnya
akan takut menghadapi kesukaran itu, sedih terbayang olehnya
kegagalan lebih dahulu pandangan hidupnya akan ditandai dengan
rasa pesimis, tidak bersemangat dan apatis.
Tetapi jika percaya kepada Tuhan dan meyakini bahwa Tuhan
mempunyai takdir yang harus dipercayai oleh manusia, kegagalannya
tidak akan membawanya kepada perasaan putus asa, pesimis, panik
atau bingung, karena tahu bahwa Tuhan melarangnya berputus asa.
Mungkin saat sekarang ini ia gagal untuk melaksanakan tugasnya,
tetapi siapa tahu ada hikmahnya oleh Tuhan, dimana kegagalannya itu
barang kali akan membawa nikmat baginya kelak. Apabila orang
dapat menerima kegagalan dengan tenang, maka ia akan berusaha
memahami, menganalisa sebab-sebab kegagalan itu atau tidak
suksesnya dalam usaha itu, maka akan dapatlah ia mengambil
pelajaran dari kegagalannya. Dengan demikian kegagalan dapat
18
menjadi pelajaran, bukan pukulan terhadap dirinya. Hanya yang
percaya kepada Tuhanlah yang dapat menerima kegagalan dengan
tenang dan tidak menyebabkan sakit atau terganggu jiwanya.11
Di dalam hidup ini banyak orang yang ditimpa bahaya, tidak
tercapai yang diinginkannya, gagal dalam usaha dalam rumah tangga,
dalam percintaan dan sebagainya. Maka akan terlihatlah betapa
besarnya peranan yang dimainkan oleh kepercayaannya kepada
Tuhan. Ada orang yang karena merasa gagal dalam rumah tangga
menjadi panik, kurus kering, bahkan mungkin akan mengurung diri,
menjauhi masyarakat, lupa akan anak-anak minta perhatiannya pula.
Tetapi bagi orang percaya kepada Tuhan juga percaya kepada
takdir dan meyakini bahwa setiap ada peristiwa atau kejadian ada
hikmahnya oleh Tuhan, mungkin sekarang karena ia sedang
terpengaruh oleh emosinya ia tidak mengerti, tetapi kemudian ia akan
memahaminya juga, dan dia percaya bahwa Tuhan selain
mentakdirkan yang baik dengan manusia, hanya kadang-kadang
manusia tidak sanggup memahaminya.
f. Kebutuhan akan rasa tahu
Kebutuhan manusia akan mengenal inilah yang banyak
mendorong orang untuk mengadakan penelitian dan riset ilmiah, yang
menyebabkan orang mau bersusah payah mengorbankan waktu dan
tenaganya, menempuh jalan yang mengerikan dan berbahaya.
Kebutuhan inilah yang memungkinkan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan kebutuhan ini pula yang menyebabkan anak-anak
kecil suka bertanya dan mencari-cari jawab dari hal-hal yang
meragukannya.
Bagi orang yang percaya kepada Tuhan, hal ini tidak akan
menyebabkannya gelisah. Dia tahu bahwa pengetahuan manusia itu
11 Ibid., hlm. 47
19
terbatas, yang serba tahu hanyalah Tuhan, kalau yang dicintainya tidak
dapat ditolong, hanya Tuhan yang Maha Menentukan.
Di samping itu banyak pula orang dalam memenuhi kebutuhan
akan rasa tahu, agak keterlaluan, sehingga ingin mengetahui segala
sesuatu yang menarik perhatiannya. Ia ingin tahu rahasia pribadi orang
lain bahkan ada yang berusaha mencari-cari rahasia itu, yang biasanya
membawa akibat pertentangan dan perkelahian, kadang-kadang
pengetahuan tentang rahasia orang lain, dijadikan bahan atau objek
cerita. Tentu orang yang dibicarakan itu akan merasa tersinggung dan
marah kalau ia tahu bahwa ia diperkatakan. Bagi orang yang percaya
kepada Tuhan dan mengamalkan ajarannya agamanya, tidak akan
mencari-cari rahasia orang, karena mencari-cari rahasia orang,
terlarang dalam agama dan dipandang sebagai perbuatan dosa, karena
itu dengan sendirinya ia akan menghindarkan diri dari mencari-cari
rahasia orang. 12
Kalau kita telah merasakan betapa pentingnya kepercayaan
kepada Tuhan dalam hidup kita dan mengetahui pula betapa besar
peran yang dimainkan oleh kepercayaan itu dalam kehidupan ruhani
kita, maka dengan sendirinya kita ingin merasa dekat kepada Tuhan,
ingin pula mengetahui cara yang dapat membawa kita dekat kepada
Tuhan dan cara-cara memanfaatkan kepercayaan itu di dalam hidup.
Di sinilah letak pentingya agama itu, karena ia mengandung
ajaran dan cara-cara yang ditentukan oleh Tuhan untuk kita lakukan
dan patuhi dalam hidup, baik dalam berhubungan dengan Tuhan,
maupun dengan diri sendiri dan orang lain. Bahkan dengan makhluk
hidup yang lain (binatang), tidak mungkin akan kita capai hubungan
yang baik hanya dengan pendekatan ilmiah saja, tetapi haruslah
12 Ibid., hlm. 48
20
melalui ajaran-ajaran langsung yang diturunkan oleh Tuhan melalui
Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya.
Kebutuhan-kebutuhan tersebut terus melintas di pikiran dan
batin ibu ketika hamil, maka untuk menghindari adanya gangguan
mental pada ibu ketika hamil dukungan keluarga sangat berpengaruh
besar terhadap ibu pada masa hamil sampai menjelang persalinan.
B. Reproduksi
Masa reproduksi sehat yang dianjurkan adalah saat berada pada
umur 20-30 tahun. Pada saat itu, wanita berada dalam keadaan yang
paling baik untuk hamil dan melahirkan anak dengan resiko yang
paling rendah.
Setelah mendapat haid, remaja wanita memiliki resiko hamil
apabila ia mengadakan hubungan intim dengan seorang pria. Oleh
karana itu, secara mental dan sosial remaja wanita berusia kurang dari
20 tahun belum siap menjadi seorang ibu, sebaiknya remaja menunda
hubungan seks sebelum menikah, sesuai dengan prinsip prilaku
reproduksi sehat sejahtera.
Hubungan seks yang baik, aman, sehat dan halal adalah yang
dilakukan dalam ikatan pernikahan yang sah.
C. Orang Hamil
Memiliki anak yang sehat, cerdas, dan kuat merupakan
dambaan setiap ibu. Untuk itu perawatan anak (sejak dalam
kandungan) hendaknya diperhatikan dengan seksama. Perawatan
kehamilan yang perlu dilakukan oleh ibu hamil adalah:
- Pemeriksaan kehamilan pertama pada akhir minggu ke 16 (bulan
ke 4 kehamilan) untuk melihat adanya penyakit (anemia, penyakit
menular seksual, malaria). Dianjurkan pemberian tablet zat besi
dan imunisasi pertama pada ibu hamil
21
- Pemeriksaan kehamilan pada bulan ke-6 atau 7 kehamilan
dilakukan pemberian imunisasi ke 2
- Pemeriksaan ke-3 pad bulan ke 8 dengan melakukan pemeriksaan
tekanan darah, kaki dan tangan (ada atau tidaknya pembengkakan),
keluhan pusing dan pandangan kabur serta merencanakan tempat
dan penolong persalinan.
- Pemeriksaan ke-4 dilakukan pada bulan ke-9 yaitu dengan
memeriksa posisi atau letak bayi dan memastikan tempat
persalinan
Ibu hamil harus mendapatkan mutu dan makanannya karena
makanan itu adalah makanan anak yang dikandung, karena itu makan
selain halal dan juga bergizi.13
D. Keluarga
Sejak awal terjadinya kehamilan, calon ibu dari janin yang
berada di dalam kandungan, selalu mendapatkan perhatian yang
khusus dengan cara pelayanan yang baru dari anggota keluarga. Dia
banyak mendapatkan nasehat, bimbingan, serta arahan. Dan perhatian
mereka pun tertumpah kepadanya.
Perlakuan-perlakuan seperti itu, akan memberikan dampak
yang amat besar terhadap kondisi fisik dan psikologis, yang nampak
terpancar dalam setiap gerak hidupnya. Indikasi positif biasanya
terlukis dalam gairah dan rasa bahagia, disamping selalu bersikap
waspada dan hati-hati kini sang calon ibu siap menjalani hidup yang
baru, diatas landasan kesadaran bahwa secara maknawi kini dirinya
adalah sosok dua orang manusia. Mengingat di dalam dirinya kini
tengah singgah seorang anak manusia, yakni bayi yang sedang
dikandung nya.
13 Wawancara dengan Ibu Herlina (wali murid TK Al Hidayah) tanggal 7 April 2006
22
Seiring dengan perjalanan waktu, kesadaran itu kina hari kian
bertambah besar, sehingga klimaks kesadaran itu muncul tatkala ruh
mulai mengisi sang janin, dan mampu menggerakkannya di dalam
kandungan. Saat itulah perhatian sang ibu terhadap kandungannya
bertambah serius, demi terpeliharanya sang janin yang sedang
dikandungnya. Gizi dan makanan semakin diperhatikan, disamping
gerak keseharian, cara tidur serta berbagai kelaziman hidup yang
lainnya.
Secara psikologis, getaran perasaan kasih sayang yang
tertumpah dari sanubari sang ibu sangat berpengaruh terhadap sang
janin dan saat itulah proses pendidikan sang janin yang ada dalam
kandungan mulai berperan. Didikan sang ibu akan banyak
memberikan dampak, dalam rangka mengukir karakteristik sang anak
yang sangat dinantikan kehadirannya pendidikan ini berlangsung
dalam diri sang ibu baik anak itu laki-laki maupun perempuan.
Bersamaan dengan itu, di mulailah persiapan-persiapan sarana
dan prasarana yang beraneka ragam demi memelihara kesehatan dan
memenuhi kebutuhan sang bayi yang masih dalam kandungan. Hal ini
dilakukan sebagai manifestasi dari rasa kasih sayang serta
tanggungjawab orang tua, yang dampaknya pun sangat berpengaruh
terhadap bayi yang masih dalam kandungan.
Kini sarana dan prasarana itu cukup mudah didapatkan di
tempat manapun dan kapanpun. Hampir keseluruhan ibu hamil
melakukan pemeriksaan berkala, sekaligus mengadakan konseling
dengan sang dokter. Ini semua memberikan pengertian akan
keseriusan mereka dalam menangani peristiwa yang satu ini, demi
kesehatan dirinya dan diri sang bayi yang sedang dikandungnya.
Sekali lagi saya tegaskan, bahwa pemeliharaan dan perhatian
pada masa kehamilan ini adalah bagian terpenting dari tanggung jawab
23
secara menyeluruh. Sedangkan tujuan utamanya adalah membangun
kesehatan psikis dan jiwa sang bayi dalam kesatuan kesempurnaan.14
E. Perhatian Suami
Calon ayah ternyata juga berpengaruh terhadap perkembangan
janin-janin mulai bisa mendengar dengan jelas sejak minggu ke 20-an,
sebaiknya janin tak hanya mendengarkan suara ibunya, suara ayah pun
sebaiknya sudah mulai dikenalkan. Dengan begitu, afeksi mulai
dibangun sejak anak ada dalam kandungan.
Yang tak kalah penting membangun suasana positif. Kata-kata
yang bernada marah, kata-kata yang menggambarkan ibu yang stres
atau depresi atau keluhan atau akibat banyaknya masalah, sebaiknya
jangan diucapkan di depan janin karena ini akan membangun basic
trust antara janin dengan orang tua sehingga janin akan lebih mudah
membangun rasa percaya dikemudian hari nada sedih, misalnya, akan
terasa emosinya dan bisa pula mempengaruhi janin akibatnya, anak
kelak bisa tumbuh sebagai anak yang mudah cemas, hiperaktif
(misalnya kalau ibu punya banyak masalah).
Kemampuan bicara juga akan terbantu jika sejak janin, anak
mulai diajak berkomunikasi “ucapkan segala sesuatu dengan
kebahagiaan, dengan kebanggaan, dengan kebanggaan akan kehadiran
si kecil. Nuansa bahagian yang dilontarkan suami istri akan memberi
efek positif pada janin. Ia akan lebih tahan banting (survive) fighting
spirit-nya pun akan lebih.. Ini akan kelihatan di usia-usia awal.15
Jika kepribadian calon ibu positif pasangan suami-istri siap
menerima kehamilan, ditambah suami selalu memberikan dukungan
positif. Janin pun mendapat banyak efek positif.16
14 Abu Firdaus Al-Halwani, Melahirkan Anak Shaleh, Mitra Pustaka: Yogyakarta, 2003,
hlm. 31-32 15 Wawancara dengan Ibu Purwanti (wali murid TK Al Hidayah) tanggal 6 April 2006 16 Nova No. 862/XVII 5 September 2004
24
a. Memberi dukungan
Setelah ketahuan hamil dukungan suami juga sangat
penting “saat hamil merupakan saat sensitif bagi seorang wanita.
Jadi sebisa mungkin ciptakan suasana yang mendukung perasaan
istri misalnya ; mengajak jalan-jalan ringan sambil ngobrol, bicara
halus, positif dan sebagainya. Ini akan membuat istri merasa
nyaman, selain itu juga semakin mempererat hubungan suami istri.
Menemani istri ke dokter untuk pemeriksaan kehamilan
juga tak kalah penting. Suami juga akan mendapat informasi,
sehingga ia akan lebih siap menghadapi kehamilan dan persalinan
istrinya. Ada baiknya suami juga membaca literatur tentang
kehamilan dan bukan bersikap masa bodoh. Suami akan belajar
banyak tentang kehamilan istrinya, istri juga akan merasa lebih
aman dan nyaman diperiksa bila ditemani suaminya.
b. Memberi pujian
Dalam kesiapan wanita untuk hamil kalau memang
kehamilan juga itu direncanakan, tentu ia menerimanya berbeda itu
dari sisi perempuan. Jadi pandangan suami erat kaitannya dengan
kepribadian si istri. Kalau istri sudah matang ia pasti akan siap
dengan perubahan fisik dan mental yang terjadi selama kehamilan
dan sebagainya, sehingga mendampinginya pun akan lebih enak
dibanding jika kepribadiannya belum matang, tidak siap, atau dari
sisi fisik ada penyakit, hambatan fisik yang akan jadi masalah
kalau ia hamil. Jika yang terakhir ini yang terjadi berarti
pendampingan suami harus lebih.
Sebagai orang yang paling dekat suami itu tentu dianggap
paling tahu kebutuhan istri. Saat hamil seorang wanita mengalami
perubahan baik fisik maupun mental suami sebaiknya memahami
perubahan ini kebiasaan-kebiasaan istri juga mungkin berubah
25
akibat perubahan fisik tadi sehingga suami harus lebih sabar juga
tidak terlalu cemas. Kecemasan aku terlihat dan dirasakan istri,
sehingga akan mempengaruhi kondisi emosi istri.
Mungkin suami cemas dan bingung, apalagi jika kehamilan
pertama. Tapi jangan sampai diperlihatkan. Sebaliknya jangan juga
terlalu cuek. Mungkin maksud suami untuk menguatkan istri. Tapi
bisa jadi istri akan mempersiapkan suami sebagai cuek, acuh, saya
merasa begini kok cuek saja ?
Dari sisi kesehatan suami sebaiknya juga mendukung istri
misalnya dengan menghilangkan kebiasaan merokok dalam hal
perubahan fisik yang terjadi, kebanyakan calon ibu merasakan ia
jadi makin gemuk, makin jelek. Nah, Image jelek ini kadang
berubah jadi negatif, sehingga membuatnya tak percaya diri. Disini
peran suami dibutuhkan mereka harus maklum dan mau menambah
pujian serta perhatian.
Misalnya pujian; “wah, ma, kamu cantik deh” tentu jangan
kelihatan dibuat/berlebihan harus tulus, harus ada niat yang benar-
benar sehingga istri tidak merasa diledek jangan sampai suami tak
pernah memuji, tapi tiba-tiba ia memuji selanjutnya atau terlalu
sering, ini yang tahu memang suami. Cara ini akan membuat istri
merasa diperhatikan.17
B. Kondisi Ibu Hamil
Kehamilan dapat terjadi bila hubungan seksual membuahkan
pertemuan benih laki-laki dan perempuan. Pada saat kelamin laki-laki ada
dalam vagina dan terjadi ejakulasi, dalam waktu yang singkat (kurang lebih 5
menit), ratusan juta benih laki-laki masuk ke dalam rongga rahim. Jika pada
saat tersebut wanita sedang dalam masa subur, sel-sel telur yang dilepaskan
mungkin bertemu dengan sperma laki-laki dan dapat menghasilkan
17 Wawancara dengan Ibu Purwanti (wali murid TK Al Hidayah) tanggal 6 April 2006
26
pembuahan yaitu terbentuknya sel janin (Zygote). Sel janin itu kemudian
menjadi janin (calon bayi).18 Proses perkembangan janin berjalan selama 9
bulan.19
Kehamilan bisa dibagi menjadi tiga tahap, dan setiap tahap
berlangsung kira-kira selama tiga bulan. Tahap-tahap atau stadium ini diberi
istilah trimester. Setiap trimester cenderung mempunyai perasaan/cita rasa
tersendiri. Walaupun satu tahap perlahan-lahan melebur ke tahap berikutnya.
Selama tiap trimester calon ibu mendapati bahwa mereka mempunyai
rangkaian prioritas baru, di samping rangkaian persoalan dan keresahan yang
baru pula.20
Kehamilan pertama merupakan masa perubahan yang cepat seorang
ibu harus mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan gagasan kehamilan
dan mungkin tidak selalu merasa sehat sekali. Masa ini adalah bulan-bulan
ketika ibu sering merasa cepat lelah dan pusing-pusing serta perut mual-mual.
Juga tidak jarang perasaan was-was yang kemungkinan mengalami keguguran
yang merupakan kekhawatiran umum pada tahap kehamilan.
Sejak saat menempel pada dinding rahim menyusullah peristiwa-
peristiwa yang menakjubkan, yang merupakan proses kehamilan. Semua
diatur dengan cermat dan menurut waktu yang tepat. Di situlah keajaiban dari
kehidupan dan tampak betapa besar kekuasaan Tuhan, Maha Pencipta dan
Maha Pengatur.
1. Kondisi Fisik Ibu Hamil
Sementara kehamilan terus berkembang, tubuh melakukan banyak
penyesuaian untuk membentuk bayi tumbuh. Beberapa diantaranya
penyesuaian diri terjadi tanpa mengubah perasaan maupun rupa. Adapun
18 Kesehatan Reproduksi Remaja, op.cit., hlm.. 29 19 Ibid., h1m. 30 20 Philip D. Slone, Sali, Benedict, Petunjuk Lengkap Kehamilan, Mitra Utama, Jakarta,
1997, hlm. 40
27
perubahan tubuh yang terjadi pada masa kehamilan, sebagai bagian dari
kehamilan yang normal adalah:
a. Rasa nyeri perut
Rasa sakit disebabkan pada ligaments lingkar/otot yang menahan
rahim supaya tetap tegak, ketika rahim tumbuh semakin besar,
ligaments lingkar semakin terenggang, semakin rawan terhadap
tegangan. Untuk mengatasinya paling baik adalah dengan latihan
jasmani.
b. Sakit punggung
Beberapa perubahan tubuh dalam kehamilan bisa mengakibatkan rasa
pegal-pegal pada punggung. Sementara berkembang semakin besar,
rahim berangsur-angsur mengubah pusat gravitasi tubuh dan
merenggang otot perut. Semua perubahan ini menyebabkan punggung
mudah tertarik atau terenggang, karena banyak melakukan angkat-
mengangkat. Untuk mengatasinya lakukanlah latihan jasmani secara
teratur dan tidur di kasur yang kasar.
c. Kesulitan bernafas
Bernafas pendek-pendek merupakan hal biasa dalam masa akhir
kehamilan karena rahim yang tumbuh menjadi besar menyita banyak
ruangan sehingga membatasi gerakan. Untuk mengatasinya berdiri dan
duduk dengan sikap tegak.21
d. Sakit kepala
Sakit kepala disebabkan oleh meningkatnya aliran darah serta
pembengkakan hidung, juga bisa meningkat menjadi penyumbat
hidung. Ada juga disebabkan kelelahan, ketegangan, beban terlalu
berat bagi mata. Untuk mengatasinya istirahat yang banyak dan rileks.
21 Philip D. Slobe. Salli Benedid, op. cit., hlm. 168-176
28
e. Mual dan muntah-muntah
Kira-kira separuh dari wanita yang mengandung mengalami mual dan
muntah-muntah, dengan tingkat yang berbeda-beda. Biasanya cukup
ringan dan terjadi terutama di pagi hari, kadang-kadang juga cukup
parah dan dapat berlangsung sepanjang hari.22
2. Kondisi psikis ibu hamil
Bagi seorang wanita, kehamilan dan kelahiran akan memberikan
arti emosional yang cukup berarti bagi dirinya. Apabila disertai dengan
tekanan-tekanan perasaan yang kuat maka wanita akan menjadi sangat
perasa (emosional) sehingga mengakibatkan mudah terganggunya
keseimbangan kejiwaan (mentalnya), karena semakin membesarnya janin
dalam kandungan dapat mengakibatkan ibu yang bersangkutan mudah
capek, tidak nyaman badan, tidak bisa tidur enak, sering mendapatkan
kesulitan bernafas dan merasakan beban jasmani lainnya. Kemudian
timbullah rasa-rasa tegang, ketakutan kecemasan, konflik-konflik batin
dan gangguan psikis lainnya.23
Maka kondisi psikis ibu semasa hamil akan muncul proses
bermacam-macam antara lain ;
a. Timbul keinginan yang aneh-aneh serta irasional, yang disebut
peristiwa “mengidam”. Peristiwa ini disertai emosi-emosi yang kuat
oleh sebab itu wanita yang bersangkutan menjadi sangat perasa.
b. Muncul perasaan cemas-cemas harap tegang, lebih-lebih jiwa
dibumbui dengan cerita takhayul atau tanda-tanda yang telah diberikan
sebelumnya dibesar-besarkan, takut cacat anaknya, takut keguguran
dan lain-lainnya.24 Kecemasan dan kebingungan dalam kelahiran bayi
22 Derek Lewellyn, Jones, Setiap Wanita, Pustaka Dela Prasta, Jakarta, 1997, hlm. 197 23 Kartini Kartono, Psikologi Wanita, Alumni, Bandung, 1986, hlm. 182 24 Abu Ahmadi Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, Rineka Cipta, Jakarta, 1991,
hlm. 45
29
itu muncul adanya resiko kehamilan yang berat, karena dipertaruhkan
jiwa dan raga untuk berjuang melawan perasaan yang macam-macam
tersebut sehingga kondisi badannya mudah lelah fisik dan mental.
c. Merasakan kebahagiaan dan kepuasan, karena ia merasa dirinya subur,
ia calon ibu sejati, maka ada keinginan menyambut bayinya dengan
gairah. Kebahagiaan dan kepuasan pada keadaan dirinya maka
kehamilan akan sebagai rahmat dan kandungannya bisa memperyakin
ke-wanitaan-nya dengan anak yang bisa mengekspresikan
“kelengkapan” sebagai seorang wanita sejati janin pun akan tumbuh
subur dan sehat.
Maka semakin mampu seorang menerima hakikat diri sendiri
sebagai suami atau istri (laki-laki/wanita) dengan segala konsekuensi dan
tanggung jawabnya, maka akan sangat tegar menyambut kehamilan dan
bayinya. Meskipun kehamilan itu sendiri banyak dibebani kecemasan dan
kesusahan.25
Sejak kelahirannya, bayi tidak sepenuhnya bergantung pada
rahmat dan kondisi lingkungannya saja. Akan tetapi ia ikut menentukan
kondisi lingkungannya, dalam pengertian, ikut mempengaruhi situasi
lingkungan dan sikap orang-orang yang ada di sekitarnya. Sungguhpun dia
itu lemah dan tidak berdaya, namun dalam ketidakberdayaannya itu
terhimpun pula kekuatan-kekuatan tertentu, ketidakberdayaannya justru
“memaksa” orang lain untuk melayani dirinya guna membantu
pertumbuhan dan kelestariannya. Kelemahan bayi justru mengandung
minat, perhatian orang tua.
Sebagaimana keberhasilan dan kegagalan dapat dicapai melalui
penggunaan kekuatan dengan tepat, demikian pula dengan kekuatan
psikis, seseorang bisa mencapai keberhasilan besar atau kegagalan besar,
kesemuanya ada pada kekuatan psikis. Dengan kekuatan psikis seseorang
25 Kartini Kartono, Psikologi Anak ; Psikologi Perkembangan, Mandar Maju, Bandung, 1995, hlm. 64
30
dapat menyembuhkan orang lain, juga dapat membangun urusan
sebagaimana urusan orang lain.26 Kekuatan psikis dapat disebut sebagai
kekuatan pikiran, dalam kenyataannya adalah perasaan-perasaan adalah
ruh dari pikiran, sebagaimana ucapan adalah ruh tindakan, oleh sebab itu,
konsentrasi adalah hal penting bagi pengembangan psikis.27
26 Hazrat Inayat Khan, Dimensi Spiritual Psikologi, terj. Andi Haryadi, Pustaka Hidayah,
Bandung, 2000, hlm. 163 27 Ibid., hlm. 168
top related