bab ii tinjauan pustaka a. konsep...
Post on 06-Feb-2018
231 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep pertumbuhan
Pertumbuhan adalah indikator dinamik yang mengukur pertambahan berat
dan tinggi / panjang anak. (Soekiman.2000). Pertumbuhan (growth) berkaitan
dengan perubahan besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel, organ maupun
individu yang diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram), ukuran
panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik ( retensi kalsium
dan nitrogen tubuh ) ( Supariasa. 2001)
Menurut Jellife D.B (1989) pertumbuhan adalah peningkatan secara
bertahap dari tubuh, organ dan jaringan dari tubuh, organ dan jaringan dari masa
konsepsi sampai remaja. (Supariasa. 2001). Pertumbuhan adalah bertambahnya
ukuran dan jumlah sel serta jaringa interselular berarti bertambahnya ukuran fisik
dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan sehingga dapat diukur dengan
satuan panjang dan berat (Narendra, Moersitowati.2002).
1. Faktorfaktor yang mempengaruhi :
Pertumbuhan dipengaruhi oleh 2 faktor utama yaitu : Faktor internal dan
faktor eksternal.( Soetjiningsih,1995 )
a. Faktor Internal.
Faktor genetik merupakan modal dasar bagi proses pertumbuhan. Melalui
genetik yang berada dalam sel telur yang dibuahi, dapat ditentukan
kualitas dan kuantitas pertumbuhan.
b. Faktor Eksternal (Lingkungan)
Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang
optimal.
2
1. Gizi Ibu Saat Hamil
Apabila status gizi ibu buruk, baik sebelum kehamilan dan selama
kehamilan akan menyebabkan berat badan lahir rendah (BBLR).
Disamping itu akan mengakibatkan terlambatnya pertumbuhan otak
janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru lahir mudah terinfeksi,
abortus dan sebagainya.
2. Mekanis
Kelainan bawaan pada bayi dapat disebabkan oleh trauma dan cairan
ketuban yang kurang. Demikian pula posisi janin yang tidak normal
dapat menyebabkan berbagai kelainan pada bayi yang dilahirkan dan
dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat.
3. Toksin / Zat kimia
Berbagai jenis Obat yang bersifat racun seperti thalidomide, pheniton,
methodion, obat anti kanker yang diminum saat kehamilan akan
menyebabkan kelainan bawaan.
4. Endrokin
Jenis hormon yang berperan dalam pertumbuhan janin adalah
somatotropin, hormon plasenta, hormon tiroid, insulin dan peptida
peptida lain dengan aktivitas mirip insulin. Hormon yang dihasilkan
kelenjar tiroid termasuk hormon pertumbuhan oleh karena itu apabila
ada kelainan pada kelenjar ini. Produksi hormon akan terganggu yang
mengakibatkan pertumbuhan terhambat.
5. Radiasi
Pengaruh radiasi pada bayi sebelum berumur 18 minggu dapat
mengakibatkan kematian, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat
bawaan lainnya.
1
3
6. Infeksi
Cacat bawaan juga disebabkan oleh infeksi intra uterine, dan jenis
infeksi lain yang menyebabkan penyakit pada janin adalah varisela,
malaria, HIV, virus hepatitis dan virus influensa.
7. Stress
Apabila ibu hamil mengalami stres, akan mempengaruhi tumbuh
kembang janin yaitu berupa cacat bawaan dan kelainan jiwa.
8. Anoksia Embrio
Menurunnya oksigenasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali
pusat, dan menyebabkan BBLR.
c. Faktor Lingkungan Pascanatal
1. Lingkungan Biologis
Lingkungan biologis yang berpengaruh adalah ras, jenis kelamin,
umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit,
penyakit kronis, fungsi metabolisme yang saling terkait satu dengan
yang lain.
2. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik yang berpengaruh adalah cuaca, keadaan geografis,
sanitasi lingkungan, keadaan rumah dan radiasi. Faktor cuaca dan
keadaan geografis berhubungan dengan kejadian gagal panen yang
berakibat asupan gizi keluarga rendah, keadaan ini yang menyebabkan
gizi kurang dan pertumbuhan anak akan terhambat.
3. Faktor Psikososial
Faktor yang berpengaruh adalah stimulasi rangsangan, motivasi,
ganjaran atau hukuman, kelompok sebaya, stress, lingkungan sekolah,
cinta dan kasih sayang.
4. Faktor keluarga dan adat istiadat
4
Faktor keluarga dan adat istiadat yang mempengaruhi antara lain
pekerjaan dan pendapatan keluarga, stabilitas rumah tangga, adat
istiadat norma tabu serta urbanisasi.
Unicef dan Johnson (1992) membuat model interaksi tumbuh
kembang anak dengan melihat sebab dasar, sebab tidak langsung dan
sebab langsung. Sebab langsung adalah kecukupan makanan dan
keadaan kesehatan. Penyebab tidak langsung meliputi ketahanan
makanan keluarga, asuhan ibu bagi anak, sanitasi lingkungan dan
pemanfaatan pelayanan kesehatan. Salah satu layanan kesehatan bagi
balita adalah posyandu (Supariasa, 2001).
2. Pertumbuhan Berat Badan Balita usia 060 bulan
Pada bayi umur 01 tahun terdapat kenaikan berat badan ratarata berkisar
anrata lain : :
• 7001000 gram / bulan pada triwulan I
• 500600 gram / bulan pada triwulan II
• 350450 gram / bulan pada triwulan III
• 250350 gram / bulan pada triwulan IV
Pada umur 2 tahun berat badan anak hanya 4 kali berat badan lahir. Kemudian
pertambahan berat badan anak hanya 23 kg / tahun sampai anak umur 910
tahun. (Narendra, Moersitowati.2002).
3. Menentukan status pertumbuhan anak
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan
menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan
anak dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan adalah seperti tertera pada
gambar 1 dan 2 sebagai berikut:
Gambar 1
5
Gambar 2
Sedangkan untuk menggambarkan status pertumbuhan berdasarkan
grafik pertumbuhan anak dalam KMS seperti tertera pada gambar 3 sebagai
berikut :
6
a. TIDAK NAIK (T);
grafik berat badan memotong garis pertumbuhan dibawahnya; kenaikan
berat badan < KBM (<800 g)
b. NAIK (N)
grafik berat badan memotong garis pertumbuhan diatasnya; kenaikan berat
badan > KBM (>900 g)
c. NAIK (N)
grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya; kenaikan berat badan
> KBM (>500 g)
d. TIDAK NAIK (T)
grafik berat badan mendatar; kenaikan berat badan < KBM (<400 g)
e. TIDAK NAIK (T)
grafik berat badan menurun; grafik berat badan < KBM (<300 g)
B. Konsep Berat Badan
Pada masa bayibalita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti
dehidrasi, asites, odema dan adanya tumor.
1. Berat Badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan,
antara lain :
a. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam
waktu singkat karena perubahanperubahan konsumsi makanan dan
kesehatan.
b. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan
secara periodik, memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
7
c. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum
dan luas di Indonesia sehingga tidak merupakan hal yang baru yang
memerlukan pengkajian secara luas.
d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan
pengukur.
e. KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang
baik untuk pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga
berat badan sebagai dasar pengisiannya.
f. Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian
status gizi, berat badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana
mana sebagai indek yang tidak tergantung pada umur.
g. Alat pengukur dapat diperoleh didaerah pedesaan dengan ketelitian
yang tinggi dengan menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh
masyarakat.
2. Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang
digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan :
a. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat yang lain
b. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
c. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg
d. Skalanya mudah dibaca.
e. Cukup aman untuk menimbang anak balita.
(Supariasa, 2001).
3. Berat Badan menurut Umur (BB / U)
Berat badan adalah suatu parameter memberikan gambaran masa tubuh. Masa
tubuh sangat sensitif terhadap perubahanperubahan yang sangat mendadak.
Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan
antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan bertambah
mengikuti pertambahan umur. Berdasarkan karakteristik berat badan, maka
indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara
8
pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, maka
indeks BB / U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini.
a. Kelebihan indeks BB / U
1. Lebih mudah dan lebih cepat dimengerti oleh masyarakat
umum
2. Baik untuk mengukur status gizi akut atau kronis
3. Berat badan dapat berfluktualisasi.
b. Kekurangan indeks BB / U
1. Dapat mengakibatkan interpretasi status gizi yang keliru bila
terdapat edema maupun asites.
2. Di daerah pedesaan yang masih terpencil dan tradisional, umur
sering sulit ditaksir secara tepat karena pencacatan umur yang belum
baik. Memerlukan data umur yang akurat, terutama untuk anak
dibawah usia 5 tahun. Sering terjadi kesalahan dalam pengukuran,
seperti pengaruh pakaian atau gerakan anak pada saat penimbangan.
(Supariasa, 2001).
Kenaikan berat badan, juga dapat dipantau dengan menggunakan KMS
( Kartu Menuju Sehat ), dimana pada anak yang gizinya baik akan
berada dijalur warna hijau / sedikit diatasnya dan arah grafik
mengikuti kelengkungan garis pada KMS. (Narendra,
Moersitowati.2002).
Dianjurkan untuk memantau berat badan anak secara teratur dengan
KMS, yang bertujuan untuk mengetahui penyimpangan pertumbuhan
secara dini dan menanggulanginya, sehingga tidak terjadi
penyimpangan lebih lanjut.(Narendra, Moersitowati.2002).
C. Konsep Posyandu
1. Pengertian
9
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari,
oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan.
( Cessnasari.2005)
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait.( Departemen
Kesehatan RI. 2006).
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upata pelayanan kesehatan
dan keluarga berencana.( Effendi, Nasrul. 1998 )
2. Tujuan
Tujuan posyandu antara lain :
a. Menurunkan angka kematian bayi ( AKB ), angka kematian ibu
( Ibu hamil ), melahirkan dan nifas.
b. Membudayakan NKBS
c. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
d. Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera,
gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
( Bagian Kependudukan dan Biostistik FKM USU. 2007 )
3. Kegiatan Pokok Posyandu
a. KIA
b. KB
c. Imunisasi
d. Gizi
e. Pelayanan Kesehatan ( Penanggulangan Diare )
( Bagian Kependudukan dan Biostistik FKM USU. 2007 )
4. Pelaksanaan Layanan Posyandu
10
Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan system 5
meja yaitu :
• Meja I : Pendaftaran
• Meja II : Penimbangan
• Meja III : Pencatatan / Pengisian KMS
• Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan
KMS
• Meja V : Pelayanan kesehatan berupa :
Imunisasi
Pemberian Vit A dosis tinggi.
Pembagian Pil KB atau kondom
Pengobatan ringan
Konsultasi KB
Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V
merupakan meja pelayanan medis.
5. Keberhasilan Posyandu
Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN
S : Semua balita di wilayah kerja posyandu
K : Semua balita yang memiliki KMS
D : Balita yang ditimbang
N : Balita yang berat badannya naik
Keberhasilan Posyandu berdasarkan :
• D – Baik / kurangnya peran serta masyarakat.
• N – Berhasil tidaknya posyandu
( Bagian Kependudukan dan Biostistik FKM USU. 2007 )
6. Kegiatan Posyandu
a. Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak
11
Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus
diberikan khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan
penimbangan, pertumbuhannya tidak cukup bail sesuai umurnya dan anak
yang pertumbuhannya berada dibawah garis merah KMS.
Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A
Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya ( kurang
dari 200 gram/ bulan ) dan anak yang berat badannya berada dibawah
garis merah KMS.
Memantau dan melakukan pelayanan imunisasi dan tandatanda lumpuh
layu.
Memantau kejadian ISPA dan Diare, serta melakukan rujukan bila perlu.
b. Pelayanan Tambahan yang diberikan
1. Pelayanan bumil dan Ibu menyusui
2. Program Pengembangan Anak Usia Dini ( PAUD ) yang
diintegenerasikan dengan program Bina Keluarga Balita ( BKB ) dan
kelompok bermain lainnya.
3. Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin,
tabunus dan sebagainya.
4. Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.
5. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
6. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa ( UKGMD )
7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan
8. Program sarana air minum dan jamban keluarga
( SAMIJAGA ) dan perbaikan lingkungan pemukiman
9. Pemanfaatan pekarangan
10. Kegiatan ekonomi produktif, seperti usaha simpan pinjam dan
lainlain
11. Dan kegiatan lainnya seperti : TPA, pengajian, taman bermain.
12
7. Manfaat Posyandu
Posyandu memberikan layanan kesehatan Ibu dan anak, KB,
imunisasi, gizi,penanggulangan diare.
a. Kesehatan Ibu dan Anak
1. Ibu
Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilan
nifas, Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian Vitamin dan pil
penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu hamil.
2. Pemberian Vitamin A
Pemberian Vitamin A dosis tinggi pada bulan pebruari dan Agustus
( Bagian Kependudukan dan Biostistik FKM USU. 2007 ). Akibat dari
kurangnya vitamin A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap
serangan penyakit ( Dinas Kesehatan RI. 2006 )
3. Penimbangan Balita
Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di posyandu ( Dinas
Kesehatan RI. 2006 ). Penimbangan secara rutin di Posyandu untuk
pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin
penyimpangan pertumbuhan balita. Dari penimbangan yang kemudian
dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status pertumbuhan
balita ( Dinas Kesehatan RI. 2006 ), apabila penyelenggaraan
posyandu baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak
akan baik pula.
KMS adalah kartu untuk mencatat dan memantau perkembangan balita
dengan melihat garis pertumbuhan berat badan anak dari bulan ke
bulan pada KMS dapat diketathui status pertumbuhan anaknya.
Kriteria Berat Badan Balita di KMS :
• Berat Badan Naik :
13
Berat Badan bertambah mengikuti salah satu pita warna, berat
badan bertambah ke pita warna diatasnya
• Berat Badan tidak naik :
Berat badannya berkurang atau turun, berat badan tetap, berat
badan bertambah atau naik tapi pindah ke pita warna dibawahnya
• Berat badan dibawah garis merah merupakan awal tanda balita
gizi buruk
Pemberian makanan tambahan atau PMT, PMT diberikan kepada
semua balita yang menimbang ke posyandu. ( Dinas Kesehatan RI.
2006 ).
b. Keluarga Berencana
Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi, pil KB dan
suntik KB.
c. Imunisasi
Di Posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi.
Macam Imunisasi yang diberikan di Posyandu adalah :
1. BCG : untuk mencegah penyakit TBC
2. DPT : untuk mencegah penyakit dipteri, pertusis ,
tetanus
3. Polio : untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
4. Hepatitis B : untuk mencegah penyakit Hepatitis B
( Penyakit kuning )
d. Peningkatan Gizi
Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita, sangat
tepat untuk meningkatkan gizi balita ( Notoatmodjo, Soekidjo.2003 ).
Peningkatan gizi balita di posyandu yang dilakukan oleh kader berupa
memberikan penyuluhan tentang ASI, status gizi balita, MPASI,
14
Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare pada balita
( Dinas Kesehatan RI. 2006 )
e. Penanggulangan Diare
Penyediaan oralit di posyandu ( Dinas Kesehatan RI. 2006 ). Melakukan
rujukan pada penderita diare yang menunjukkan tanda bahaya di
puskesmas. ( Dinas Kesehatan RI. 2006 ).
Memberikan penyuluhan penanggulangan diare oleh kader posyandu.
( Dinas Kesehatan RI. 2006 )
8. FaktorFaktor yang Mempengaruhi Kedatangan Ibu di Posyandu :
a. Pengetahuan Ibu tentang manfaat Posyandu
b. Motivasi Ibu untuk membawa anaknya ke posyandu
c. Pekerjaan Ibu
d. Dukungan dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat
e. Sarana dan prasarana di Posyandu
f. Jarak dari Posyandu tersebut.
( Widiastuti. 2006 )
D. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian
Pengetahuan adalah merupakan hasil “ tahu “, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh
dari mata dan telinga.( Notoatmodjo. 2003 )
15
2. Tingkatan pengetahuan
Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai
6 tingkatan yaitu :
a. Tahu ( Know )
Tahu (Know) diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya termasuk mengingat kembali (Recall) terhadap sesuatu yang
spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan ynag telah
diterima. Tahu merupakan tingkat yang paling rendah. Misalnya dapat
menggunakan kata kerja menyebutkan apa itu pola asuh.
b. Memahami (Comprehensif)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang telah diketahui dan dapat mengelompokkan
materi tersebut dengan benar. Misalnya dapat menjelaskan tentang pola
asuh dan dapat menerapkannya
c. Aplikasi (Application)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi real ialah mampu mengguanakn rumus
– rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam situasi yang lainnya
misalnya dapat menggunakan prinsip – prinsip siklus pemecahan masalah
di dalam memecahakan masalah kesehatan dari kasusu yang diberikan.
d. Analisa (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan matri atau suatu objek
didalm struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu dengan
yang lain. Kemampuan analisa dapat dilihat dari pengguanaan kata kerja
seperti dapat menggambarkannya, membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan lain sebagainya.
16
e. Sintesis (Syntesis)
Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyususn
formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada.
f. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
manghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru.
Penilaian tingkat pengetahuan responden dapat dilakukan sampai tahap
dua (memahami) yang dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek
penelitian, pengetahuan seseorang akan meningkat apabila mendapat
informasi yang jelas, terarah dan bertanggung jawab (Notoatmodjo, 2005).
Pengkategorian jenjang atau peringkat pengetahuan bisa ditulis dalam
prosentase anatara lain :
• Baik : > 80 %
• Sedang : 60 % 80 %
• Kurang : < 60 %
( Ali Khomsan, 2000 )
3. Cara memperoleh pengetahuan tentang pelayanan kesehatan antara lain :
a. Promosi Kesehatan melalui penyuluhan dan Komunikasi pribadi
b. Pesanpesan yang disampaikan melalui media masa antara lain :
Radio, Koran, spanduk dan lainlain.
c. Pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
( Notoatmodjo, 2003 ).
17
E. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pertumbuhan dengan motivasi ke
Posyandu
Salah satu pelayanan kesehatan untuk balita adalah posyandu. Posyandu
dapat melaksanakan fungsi dasarnya sebagai unit pemantau tumbuh kembang
anak, serta menyampaikan pesan pada ibu sebagai agen pembaharuan dan anggota
keluarga yang memiliki bayidan balita dengan mengupayakan bagaimana
memelihara anaknya secara baik, yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan anaknya sesuai potensi ( Kinasih, Sekar. 2008 ).
Pengetahuan orang tua akan mempengaruhi motivasi untuk membawa anaknya
pergi ke posyandu ( Susanti, Widia, 2005 ). Pengetahuan akan mempengaruhi
sikap seseorang untuk bertindak. Bertindak disini terutama berkaitan dengan
keinginan ibu untuk melakukan kunjungan ke Posyandu, dan selanjutnya dengan
informasi untuk ibu yang diberikan dengan pertumbuhan dan perkembangan di
posyandu ibu akan memberikan perawatan yang baik untuk anaknya. Diharapkan
pertumbuhan dan perkembangan anaknya akan baik pulahasilnya. ( Susanti,
Widia, 2005 ).
F. Kerangka Teori
Makanan tidak
seimbang
Grafik Pertumbuhan
balita
KeadaanKesehatan / penyakit
18
Sumber: UNICEF, 1998, dlm Soekirman, 2000: 84 dan Depkes 2002
G. Kerangka Konsep
Grafik Pertumbuhan berat badan balita
Pengetahuan Ibu tentang pertumbuhan
KetahananMakanan Keluarga
1. Sanitasi2. Layanan kesehatan
Kurang pendidikan, Pengetahuan dan ketrampilan
Pengangguran, Inflasi,Kurang pangan dan kemiskinan
Krisis Ekonomi , politik, Sosial
Pola asuh Ibu terhadap balita
Kurangnya pemberdayaan wanita dan keluarga, kurang pemberdayaan SDM
19
H. Hipotesis
Ada Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang pertumbuhan dengan grafik
pertumbuhan berat badan balita di Desa Parakan Kecamatan Rowosari Kabupaten
Kendal.
top related