chapter ii 1
Post on 30-Dec-2015
15 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
A. OTAK
Pembahasan tentang otak bisa dibagi menjadi menjadi tiga wilayah
utama, yaitu otak depan, otak tengah dan otak belakang.
1. Otak depan
Otak depan adalah struktur wilayah otak yang terletak di bagian atas
dan depan otak. Terdiri atas kulit otak, ganglia basalis, sistem limbik,
thalamus, dan hipotalamus. Bagian pertama dari otak depan adalah kulit
otak. Kulit otak adalah lapisan terluar hemisfer otak yang memainkan peran
vital di dalam proses-proses berpikir dan mental kita. Oleh Karena itu, kulit
otak merupakan wilayah otak yang istimewa.
Bagian kedua dari otak depan adalah ganglia basalis. Ganglia basalis
adalah tempat berkumpulnya neuron-neuron yang krusial bagi fungsi
motorik. Disfungsi pada ganglia basalis dapat menyebabkan
ketidakmampuan mengendalikan fungsi motorik tubuh. Ketidakmampuan
ini mencakup gemetaran, gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki,
perubahan-perubahan di dalam postur tubuh dan sifat-sifat otot, dan
kelambanan bergerak.
Bagian ketiga dari otak depan adalah sistem limbik. Sistem limbik
sangat penting bagi emosi, motivasi, memori, dan pembelajaran. Sistem
limbik mampu membuat manusia mampu beradaptasi dengan baik untuk
merespon lingkungan yang berubah. Sistem limbik memadukan tiga unsur
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
serebral yang saling berkaitan, yaitu amigdala, septum dan hippocampus.
Amigdala memainkan peran yang penting dalam emosi, khususnya
kemarahan dan agresi (Adolphs, dalam Sternberg 2006). Septum
memainkan peran penting dalam emosi, khususnya kemarahan dan rasa
takut. Hipokampus memainkan peran yang esensial dalam membentuk
memori (Cohen, dkk dalam Sternberg 2006). Individu yang telah mengalami
kerusakan pada hipokampus masih dapat memanggil kembali informasi
yang telah ada sebelumnya tetapi mereka tidak dapat membentuk ingatan
yang baru.
Bagian ke empat dari otak depan adalah thalamus. Thalamus
menyampaikan informasi sensorik lewat kelompok-kelompok neuron yang
disalurkan ke wilayah korteks yang tepat. Kebanyakan input data sensorik
ke dalam otak berjalan lewat thalamus ini. Bertempat kira-kira di pusat otak,
kurang lebih sejajar dengan mata. Untuk mengakomodasi semua tipe
informasi yang berbeda yang perlu dipilah-pilah thalamus dibagi menjadi
sejumlah nucleus (sekelompok neuron dengan fungsi yang sama). Setiap
nukleus menerima informasi dari indera tertentu. Informasi kemudian
diteruskan ke wilayah-wilayah yang berkaitan dengannya di dalam kulit
otak. Thalamus juga membantu kita mengontrol tidur dan terjaga. Ketika
thalamus mengalami malfungsi hasilnya adalah rasa sakit, gemetaran,
amnesia, kekacauan berbahasa, dan perasaan tegang sewaktu terjaga dan
tidur (Rockland, dkk dalam Sternberg 2006).
Bagian terakhir dari otak depan adalah hipotalamus. Hipotalamus
mengatur perilaku yang terkait dengan upaya spesies mempertahankan
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
kelangsungan hidup: berkelahi, makan, melarikan diri, dan kawin.
Hipotalamus juga aktif dalam mengatur emosi-emosi dan reaksi-reaksi
terhadap tekanan dan rasa stress (Malsbury, dalam Sternberg 2006).
Hipotalamus berinteraksi dengan sistem limbik. Meskipun ukurannya kecil,
namun hipotalamus justru penting untuk mengontrol banyak fungsi tubuh.
2. Otak tengah
Otak tengah membantu mengontrol gerakan mata dan koordinasi.
Struktur otak tengah terdiri dari kolikuli superioris yang berfungsi dalam hal
penglihatan (khususnya reflex-refleks visual), kolikuli inferioris yang
terlibat di dalam hal pendengaran, sistem pengaktif retikularis (RAS; meluas
sampai otak belakang) yang penting untuk mengontrol kesadaran (terjaga
dari tidur), atensi, fungsi kardiorespiratoris, dan gerakan tubuh, dan materi
abu-abu, nucleus merah, nigra substantia, wilayah ventralis mempunyai
peranan penting untuk mengontrol gerakan tubuh.
3. Otak belakang
Otak belakang terdiri dari medulla oblongata, pons, dan serebelum.
Medulla berfungsi sebagai titik persimpangan tempat saraf mengarah silang
dari satu sisi tubuh ke sisi otak sebaliknya, terlibat di dalam fungsi-fungsi
seperti kardiorespiratoris, pencernaan dan menelan. Pons terlibat di dalam
kesadaran (tidur dan terjaga); menjembatani transmisi neuron dari satu
bagian otak ke bagian lain; terlibat dengan urat-urat saraf di wajah.
Serebelum merupakan esensial bagi keseimbangan, koordinasi dan
keharmonisan gerak otot.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
B. MEMORI
1. Definisi Memori
Memori merupakan tempat penyimpanan informasi dari lingkungan
dengan kapasitas yang tidak terbatas. Tulving & Craik (dalam Sternberg,
2008) mendefinisikan memori sebagai cara-cara yang dengannya kita
mempertahankan dan menarik pengalaman-pengalaman dari masa lalu
untuk digunakan saat ini.
Passer dan Smith (2007) menyatakan bahwa memori merupakan suatu
proses yang meliputi perekaman, penyimpanan, dan pemanggilan informasi
atau pengalaman. Memori bersifat sangat kompleks dan dinamis. Matlin
(2005) mendefiniskan memori sebagai proses untuk mempertrahankan
informasi. Galotti mendefinisikan memori sebagai suatu proses kognitif
yang terdiri atas serangkaian proses, yakni : penyimpanan (storage), retensi,
dan pengumpulan informasi (information gathering). Sebagai sebuah
proses, memori menunjukkan suatu mekanisme dinamik yang diasosiasikan
dengan penyimpanan (storing), pengambilan (retaining), dan pemanggilan
kembali (retrieving) informasi mengenai pengalaman yang lalu (Bjorklund,
Schneider, & Hernandez Blasi, 2003; Crowder, 1976, dalam Sternberg
2006)
Santrock (2004) mendefiniskan memori sebagai tempat penyimpanan
informasi dari waktu ke waktu. Psikolog di bidang pendidikan menyatakan
proses memori meliputi proses pengkodean yang merupakan proses
mendapatkan informasi, penyimpanan sebagai proses penyimpanan
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
informasi dari waktu ke waktu dan pemanggilan kembali informasi yang
merupakan proses pegeluaran informasi dari tempat penyimpanan.
Dari beberapa definisi memori, dapat ditarik kesimpulan bahwa
memori adalah kemampuan mengingat yang meliputi perekaman,
penyimpanan, dan pemanggilan informasi dari masa lalu yang dapat
digunakan kembali pada masa sekarang.
2. Jenis Memori
Matlin (2005) menyatakan bahwa dalam psikologi kognitif, memori
disimpan dalam tiga penyimpanan, yaitu:
a) The sensory memory
Sensory memory merupakan sistem penyimpanan yang besar,
merekam informasi yang diterima dari setiap indera. Sensory memory
menyimpan informasi yang asli hanya untuk waktu yang singkat. Ada
dua bentuk sensory memory, yakni iconic memory (penglihatan), dan
echonic memory (pendengaran).
b) Short-term memory
Short-term memory merupakan jenis memori yang hanya berisikan
sebagian kecil informasi yang kita gunakan. Short-term memory
hanya dapat mempertahankan informasi selama tigapuluh detik,
kecuali informasi tersebut diulang-ulang atau di proses lebih jauh,
akan bertahan lama. Short-term memory lebih terbatas kapasitasnya
daripada sensory memory, tetapi bisa bertahan lebih lama. Short-term
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
memory terbatas jumlah aitem yang dapat disimpan, yaitu kira-kira 7
aitem, dan dapat meningkat kapasitasnya dengan cara chunking.
c) Long-term memory
Long-term memory merupakan memori dengan kapasitas lebih besar
yang bersifat permanen dan tidak mudah dilupakan. Long-term
memory merupakan tahapan ketiga dari memori yang meliputi proses
penyimpanan informasi dalam waktu yang lama (Lahey, 2003).
Informasi yang dapat disimpan di dalam Long-term memory tidak
terbatas jumlahnya.
3. Pemrosesan Informasi dalam Memori
Ada tiga proses pengolahan informasi yang dilakukan di dalam
memori menurut Sternberg, 2006, yaitu:
a) Encoding
Tahap pertama dalam pemrosesan informasi adalah encoding.
Encoding merupakan proses yang bertujuan untuk mengubah
informasi sehingga individu dapat menempatkannya di dalam
memori. Individu mengubah informasi ke dalam bentuk psikologis
yang dapat diterima mental. Biasanya kode yang digunakan adalah
kode semantik, visual, dan akustik. Kode semantic didasarkan pada
makna dan merupakan kode yang dominan di dalam memori jangka
panjang (long term memory). Kode akustik didasarkan pada bahasa
dan merupakan kode memori yang dominan dalam memori jangka
pendek (short term memory). Materi yang ada di dalam kode akustik
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
biasanya terdiri dari urutan huruf, angka, ataupun kata-kata yang
tidak bermakna. Sedangkan kode visual diwakili oleh gambar.
b) Penyimpanan (storage)
Pemrosesan yang kedua adalah penyimpanan yang berfungsi untuk
mempertahankan informasi.
c) Pemanggilan (retrieval)
Pemrosesan yang ke tiga adalah pemanggilan. Pemanggilan adalah
proses mengakses kembali informasi yang telah disimpan. Menurut
Hunt & Ellis (2004) proses pemanggilan ada dua, yaitu: recall dan
recognition.
4. Tahapan Memori
Atkinson dan Shiffrin (dalam Sternberg, 2006) memperkenalkan
model tradisional dari memori yang terdiri dari tiga tahap, yaitu
sensory register, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang.
Tahapan Memori
Gambar 1: Model Tahapan Memori dari Atkinson dan Shiffrin
Memori jangka pendek Pengulangan Coding pemanggilan
Memori jangka panjang (tempat penyimpanan permanen)
Sensory register
Visual auditori sentuhan
Input dari lingkungan
Respon
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Gambar diatas menjelaskan bahwa informasi dari luar pertama kali
masuk ke Sensory register. Sensory register merupakan tahap pertama dari
memori yang berfungsi untuk menangkap semua pengalaman sensori
(berupa visual, dan sentuhan) hingga akhirnya diproses. Proses encoding
pada sensory register berlangsung pada saat informasi diubah dalam bentuk
impuls-impuls yang dapat diproses otak. Bagi proses penyimpanan,
informasi yang berada dalam sensory register tidak bertahan lama hanya
sepersekian detik (Lahey, 2003).
Sejumlah informasi yang telah diseleksi dari sensory register akan
dikirim ke tahap selanjutnya, yaitu memori jangka pendek. Ingatan jangka
pendek merupakan tempat penyimpanan sementara bagi informasi yang
masuk. Ingatan jangka pendek disebut juga Working memory karena
informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi masih
diperlukan. Pada umumnya, dengan memberi perhatian yang cukup terhadap
informasi, maka informasi tersebut akan segera dikirim ke memori jangka
pendek. Proses encoding pada memori jangka pendek terjadi saat informasi
dan sensory register diubah ke dalam bentuk yang dapat diproses lebih
lanjut. Coding merupakan bentuk informasi yang disimpan dalam memori.
Coding yang dominan di dalam memori jangka pendek adalah kode akustik
(Lahey, 2003).
Informasi yang ada di dalam memori jangka pendek akan segera
hilang jika tidak segera dilakukan pengulangan (Reed, 2004). Ada empat
teori yang dapat menjelaskan tentang lupa, yaitu:
a) Interference theory
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Interference theory menyatakan bahwa lupa terjadi karena adanya
informasi yang mengganggu informasi yang telah ada di dalam
memori (Peterson & Peterson, dalam Reed, 2004). Biasanya karena
informasi yang lain tersebut mirip dengan informasi yang diingat oleh
individu (Lahey, 2003). Wickens dkk (dalam Lahey, 2003)
menyatakan ada dua hal yang berhubungan dengan teori ini, yaitu
proactive dan retroactive interference. Proactive interference adalah
gangguan yang terjadi akibat memori yang telah ada sebelumnya.
Sementara retroative interference adalah gangguan yang terjadi akibat
memori yang baru masuk. Gangguan ini tidak hanya terjadi pada
memori jangka panjang tetapi juga pada memori jangka pendek.
b) Decay Theory
Decay theory menyatakan bahwa memori yang tidak digunakan akan
berangsur-angsur hilang seiring berjalannya waktu (Lahey, 2003).
Teori ini ditentang oleh beberapa psikolog dengan menyatakan bahwa
lupa yang disebabkan oleh waktu hanya terjadi pada sensory register
dan memori jangka pendek sementara informasi dalam memori jangka
panjang bersifat permanen (White dalam Lahey, 2003).
c) Reconstruction (Schema) Theory
Reconstruction (Schema) Theory adalah teori yang menyatakan bahwa
informasi yang ada di dalam memori jangka bahpanjang kadang-
kadang berubah menjadi lebih konsisten dengan kepercayaan,
pengetahuan, dan pengharapan individu (Bartlett dalam Lahey, 2003).
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Skema adalah jaringan-jaringan yang terdiri dari kepercayaan,
pengetahuan, dan pengharapan seseorang.
d) Motivated Forgetting atau persepsi
Motivated forgetting menjelaskan bahwa seseorang berusaha
melupakan informasi yang menyedihkan dan mengancam dirinya
(Freud dalam Lahey, 2003).
Galotti (2004) mengemukakan model kerja dari memori jangka
pendek yang terdiri dari tiga komponen, yaitu:
a) Phonological loop yang berfungsi untuk mempertahankan dan
memanipulasi informasi bahasa. Phonological loop terdiri dari dua
komponen, yaitu phonological yang berfungsi untu menyimpan
informasi verbal dan mekanisme pengulangan yang berfungsi
mempertahankan informasi agar tetap aktif.
b) Visuospatial sketchpad yang berfungsi untuk mempertahankan dan
memanipulasi informasi visual dan spasial.
c) Central executive yang berfungsi untuk memilih informasi yang akan
diproses dan menggabungkan informasi.
Memori jangka panjang merupakan tahapan ketiga dari memori yang
meliputi proses penyimpanan informasi dalam waktu yang lama (Lahey,
2003). Informasi yang dapat disimpan di dalam memori jangka panjang
tidak terbatas jumlahnya. Memori jangka panjang disebut juga sebagai
perpustakaan bagi manusia. Informasi yang ada harus diorganisasikan agar
memudahkan proses pencarian, yaitu dengan menggunakan indeks. Proses
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
encoding pada memori jangka panjang terjadi pada saat informasi dari
memori jangka pendek diubah dalam bentuk makna. Informasi yang telah
dipanggil dari memori jangka panjang akan masuk kembali ke memori
jangka pendek sehingga muncullah respon (Lahey, 2003; Passer & Smith,
2007).
5. Faktor-faktor yang dapat Mempengaruhi Memori
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan mengingat
individu, antara lain:
1. Emosi dan Mood (suasana hati)
Emosi dikenal memainkan peran yang penting dalam memori, kadang-
kadang dapat menghambat memori dan kadang-kadang dapat mengubahnya.
Banyak individu yang merasa panik dalam menghadapi ujian dan mengeluh
bahwa walaupun sudah belajar keras, saat kertas ujian dibagikan, individu
merasa “pikiran saya kosong” (Sprinthall & Sprinthall, 1990).
Selain emosi, mood atau suasana hati juga dapat mempengaruhi proses
kognitif individu (Matlin, 2005).
Ada 3 cara baik emosi dan mood dapat mempengaruhi memori individu,
yakni:
a. Individu lebih menyenangi stimulus yang menyenangkan.
b. Individu merecall material jika sesuai dengan emosi yang dirasakannya
pada saat itu.
c. Individu lebih efisien dan lebih akurat dalam mengulang aitem-aitem
yang menyenangkan
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Dibawah ini dapat menjelaskan bagaimana memori dipengaruhi oleh mood,
yaitu:
1. Mood congruent
Mood congruent memory artinya materi yang sama akan lebih diingat
jika disesuaikan dengan mood kita sekarang (Ellis, dkk dalam Matlin,
2005). Jadi, seseorang dengan mood menyenangkan akan lebih mudah
mengingat suatu materi dibandingkan dengan ketika mood kita dalam
keadaan tidak menyenangkan (Matlin, 2005).
2. Mood dependent memory
Mood dependent memory artinya kita lebih bisa mengingat materi pada
masa lalu jika sesuai dengan keadaan mood kita sekarang (Matlin, 2005).
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa manipulasi lingkungan
seperti paparan
musik yang menyenangkan atau tidak menyenangkan (Eich dan Metcalf,
1989, dalam Rouby, dkk, 2002) atau variasi di dalam ruangan pencahayaan
(Baron, Rea, dan Daniels, 1993, dalam Rouby, dkk, 2002) dapat memiliki
pengaruh pada kondisi emosional. Sama halnya dengan paparan aroma yang
menyenangkan dan tidak menyenangkan telah terbukti dapat berdampak
pada suasana hati. Sebagai contoh, dalam sebuah studi, wewangian
menyenangkan digunakan dalam "pengaturan kehidupan nyata" yang
ditampilkan untuk meningkatkan mood (Rouby, dkk, 2002).
2. Inteligensi (IQ)
Studi sejak tahun 1920 menyatakan bahwa IQ dan proses belajar materi
baru sangat berhubungan. Seorang anak dengan IQ di atas 130 akan
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
memperlajari dan mempertahankan lebih banyak informasi daripada anak
dengan IQ hanya 100 (Sprinthall & Sprinthall, 1990).
3. Faktor kebudayaan
Kebudayaan membuat anggotanya sensisitif terhadap objek, kejadian,
dan strategi tertentu yang dapat mempengaruhi kemampuan memori
terhadap hal tersebut (Mystry & Rogoff dalam Santrock, 2004). Studi
terhadap kebudayaan khususnya menemukan perbedaan kebudayaan dalam
penggunaan strategi organisasional (Schneider & Bjorklund dalam
Santrock, 2004). Kesalahan dalam penggunaan strategi organisasi yang
sesuai untuk mengingat informasi sering berhubungan dengan kurangnya
pendidikan di sekolah yang tepat (Cole & Scribner dalam Santrock, 2004).
4. Jenis kelamin
Aspek jenis kelamin adalah aspek perbedaan sosiokultural yang kurang
diperhatikan dalam penelitian memori. Penelitian telah menemukan
perbedaan jenis kelamin dalam memori, yakni wanita lebih baik daripada
pria dalam hal episodic memory, yaitu memori tentang kejadian yang
dialami sendiri yang meliputi waktu dan tempat kejadian tersebut
berlangsung (Anderson; Halpern dalam Santrock, 2004). Wanita juga lebih
baik daripada pria dalam hal memori yang berhubungan dengan emosi
(Cahill dalam Santrock, 2004), sedangkan pria lebih baik daripada wanita
dalam hal tugas yang membutuhkan transformasi dari memori spasial
(Halpern dalam Santrock, 2004). Tugas-tugas ini meliputi rotasi mental,
yang meliputi pergerakan objek dalam bayangan (misalnya bentuk apa yang
akan tampak jika objek ini diputar dalam ruang ini).
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
C. AROMA
Dalam kehidupan sehari-hari, bau diterima dengan konteks yang kaya
dan berarti, dan apa yang kita cium adalah apa yang kita harapkan
berdasarkan informasi visual atau kontekstual. Biasanya, bau disajikan
untuk mendukung atau mengkonfirmasi identifikasi objek (Cain dkk, dalam
Frank, 1995).
Bau atau aroma mempunyai peran yang sangat kuat. Bau
mempengaruhi kita pada tingkat fisik, psikologis, dan sosial. Untuk
sebagian besar, aroma yang mengelilingi kita tanpa sadar menyadari
pentingnya aroma untuk kita. Bau dapat membangkitkan tanggapan
emosional yang kuat. Sebuah aroma yang terkait dengan pengalaman yang
baik dapat membawa kegembiraan dengan cepat. Aroma yang tidak
menyenangkan juga dapat membuat memori kita menjadi buruk. Responden
pada sebuah survey mencatat bahwa kebanyakan aroma yang dihirup, baik
suka maupun tidak suka didasarkan pada asosiasi emosional. Asosiasi
tersebut dapat cukup kuat untuk membuat aroma yang umumnya akan diberi
label menyenangkan tidak menyenangkan, dan yang umumnya akan
dianggap wangi yang tidak menyenangkan bagi individu tertentu. Aroma
ataupun bau-bauan biasanya tersedia dalam berbagai bentuk seperti minyak,
serbuk kering, dan sebagai dupa (Classen dkk, 1994).
Kekuatan bau untuk membuka memori manusia dinyatakan
kurangnya literatur dan anekdoti yang kurang didokumentasikan oleh ilmu
pengetahuan. Bau, mungkin lebih dari rangsangan lainnya, secara luas
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
diyakini untuk membangkitkan pengalaman hidup masa lalu dan kompleks
dengan mudah (Frank et al, 1995).
Sama halnya seperti rasa, individu bisa mencium sejumlah bau yang
terbatas dari berbagai macam bau-bauan utama, dan jenis bau-bauan utama
tersebut antara lain:
1. Resinous (camphor)
2. Floral (roses)
3. Minty (peppermint)
4. Ethereal (pears)
5. Musky (musk oil)
6. Acid (vinegar)
7. Putrid (eggs)
Profesional yang biasa menciptakan wewangian bisa membedakan
aroma menjadi 146 wewangian yang berbeda (Dravnieks, dalam Lahey
2003). Menariknya, hampir semua bahan kimia yang dapat dideteksi
manusia adalah senyawa organik, yang berarti bahan kimia tersebut berasal
dari makhluk hidup. Sebaliknya, kita bisa mencium bau senyawa anorganik
sangat sedikit seperti batu dan pasir. Jadi, hidung kita adalah alat yang
berguna untuk pemantauan kualitas tanaman dan hewan yang kita perlukan
perlukan, antara lain, untuk membedakan antara hal-hal yang beracun dan
dimakan (Cain dalam Lahey, 2003).
Meskipun individu hanya bisa mencium bau senyawa yang berasal
dari makhluk hidup, kimiawan telah lama dikenal dengan cara membuat
senyawa-senyawa organik dalam tabung reaksis. Ini berarti bahwa aroma
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
apapun dapat diciptakan dan tidak lagi harus susah payah diambil dari
kelopak bunga dan rempah-rempah. Salah satu parfum pertama dibuat
sepenuhnya di laboratorium juga salah satu aroma yang paling sukses yang
pernah dibuat. Menurut teori stereochemical, molekul-molekul kompleks
yang bertanggung jawab untuk masing-masing bau primer memiliki bentuk
khusus yang akan "cocok" menjadi satu jenis sel reseptor ketika bentuk
molekul tertentu akan menyajikan reseptor penciuman yang sesuai yang
mengirim pesan unik ke otak (Cain, dalam Lahey, 2003).
Stimulus bertanggung jawab untuk menguji dan mencium yang
berada di ambang yang menjadi berasimilasi ke dalam tubuh, itulah
sebabnya indra ini sering dipandang sebagai "gatekeeper", yang berfungsi
(1) untuk mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan oleh tubuh untuk
kelangsungan hidup dan karenanya harus dikonsumsi dan (2) untuk
mendeteksi hal-hal yang karenanya harus ditolak. Peran sebagai detektor
dari solusi berbahaya adalah ditunjukkan oleh fakta bahwa tikus cenderung
menghindari bahan kimia yang sangat beracun (Scott & Giza, dalam
Goldstein, 2002).
Fungsi gatekeeper dari rasa dan bau dibantu oleh komponen afektif
yang besar, atau emosional,, karena hal-hal yang buruk bagi kita sering
terasa atau berbau yang tidak enak, dan hal-hal yang baik bagi kita
umumnya terasa atau berbau yang enak. Selain menetapkan pengaruh "baik"
dan "buruk", mencium bau yang terkait dengan tempat masa lalu atau
peristiwa dapat memicu ingatan, yang pada gilirannya dapat menciptakan
reaksi emosional (Goldstein, 2002).
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
1. Sensasi
Sensasi (sensation) pada dasarnya merupakan tahap awal dalam
penerimaan informasi. Sensasi berasal dari bahasa latin, sensatus, yang
artinya dianugrahi dengan indera, atau intelek. Secara lebih luas, sensasi
dapat diartikan sebagai aspek kesadaran yang paling sederhana yang
dihasilkan oleh indera kita. Sebuah sensasi dipandang sebagai kandungan
atau objek kesadaran puncak yang privat dan spontan.
Kita menyadari akan dunia luar dan dunia internal dari tubuh kita
sendiri hanya karena kita memiliki sejumlah organ perasa yang mamou
menerima pesan. Organ-organ ini memampukan kita untuk melihat,
mendengar, merasa, emncium, menyentuh, menyeimbangkan, dan
mengalami perasaan-perasaan seperti kekakuan tubuh, kesakita,
kekenyangan, rasa nyeri, dan pergerakan. Organ-organ perasa beroperasi
melalui sel-sel penerima sensori yang menerima bentuk-bentuk energi luar
(cahaya, getaran, panas) dan mengubahnya menjadi impuls-impuls neural
yang dapat dikirimkan ke otak untuk interpretasi. Proses penerimaan
informasi dari dunia luar, menterjemahkannya, dan mengirimkannya ke otak
di sebut sensasi. Proses penginterprestasian informasi tersebut dan yang
mnembentuk kesan tentang dunia disebut persepsi (Lahey, 2003).
Benyamin B. Wolman dalam Sobur (2003) menyebutkan sensasi
sebagai “pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan
penguraian verbal, simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali
berhubungan dengan alat indera, atau bisa disebut juga penerimaan stimulus
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
lewat alat indera”. Apapun defenisi sensasi, fungsi alat indera dalam
menerima informasi dari lingkungan sangat penting. Melalui alat indera,
manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih dari itu,
melalui alat inderalah, manusia memperoleh pengetahuan dan semua
kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya (Lefrancois, dalam Sobur,
2003).
Alat indera terdiri dari mata, telinga, kulit, jaringan-jaringan tubuh dan
juga hidung (indera penciuman). Indera penciuman sangat penting, seperti
membawa pesan yang menyenangkan seperti dari parfum yang wangi yang
membawa pesan ke otak dan di waktu yang lain memperingatkan kita akan
bahaya dan bau busuk (Ackerman dalam Lahey, 2003). Indera penciuman
memiliki dua fungsi yang saling terkait: mendeteksi dan mengidentifikasi
bau-bauan. Hidung manusia digunakan secara konstan, karena bau yang di
lingkungan harus dipantau terus-menerus. Untuk setiap bau yang terdeteksi,
pencarian memori dibuat untuk menentukan identifikasi. Bau yang familiar,
seperti di mobil seseorang, hampir tidak terlihat, hanya bau yang tidak biasa
atau tidak terduga bagaimana mendapatkan perhatian secara sadar karena
indera penciuman akan digunakan secara otomatis dan tidak sadar (Engen,
1991).
Hellen Keller menyebutkan bahwa aroma sebagi “malaikat yang
jatuh diantara indera-indera yang ada.” Namun demikian indera penciuman
kita yang juga disebut olfactory, meski terlihat memiliki kemampuan jauh di
bawah anjing pelacak jenis bloodhound, sebenarnya cukup baik; dan hidung
manusia sesungguhnya dapat mengenali aroma yang tidak dapat dikenali
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
oleh mesin yang paling canggih sekalipun. Indera ini jauh lebih berguna
dibandingkan dengan yang disadari oleh kebanyakan orang (Carole & Carol,
2007).
2. Persepsi
Persepsi merupakan penafsiran dari sensasi. Persepsi adalah proses
aktif di mana persepsi diciptakan yang sering melampaui informasi minimal
yang diberikan panca-indera. Banyak cara dimana kita menata dan
menafsirkan sensasi-sensasi yang dibawa lahir dan umum pada semua
manusia. Prinsip-prinsip Gestalt tentang penataan perseptual, kemenetapan
perseptual, persepsi kedalaman dan ilusi visual memberikan contoh sifat
aktif dan kreatip dari persepsi. Sensasi yang sampai ke otak sebenarnya
tidak banyak artinya. Sensasi tersebut sampai dalam bentuk energi saraf
mentah yang harus ditata dan ditafsirkan dalam proses yang kita sebut
persepsi. Proses ini bisa dikatakan sama pada kita semua. Jika tidak
demikian – jika kita masing-masing menafsirkan input sensorik dengan cara
unik – tidak akan ada “realitas” bersama dalam artian persepsi dunia yang
kita miliki bersama. Akan tetapi, sebagian aspek persepsi unik pada anggota
budaya yang berbeda-beda. Pengalaman pembelajaran unik, ingatan, motif
dan emosi seseorang juga bisa mempengaruhi persepsi. Sebagai contoh
misalnya, kita semua mempersepsikan stimulus visual pisau dengan cara
yang sama karena cara bawaan lahir kita menata informasi visual. Tetapi
pisau juga mempunyai arti perseptual unik bagi setiap orang, tergantung
pada apakah orang tersebut pernah tersayat pisau serupa (Lahey, 2003).
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
Fakta bahwa keadaan motivasi dan emosi kita mempengaruhi persepsi
kita memberikan bukti yang lebih besar bahwa tidak ada hubungan satu-satu
antara stimulus fisik dan apa yang kita persepsikan. sejumlah studi
menyatakan kepada kita bahwa motivasi mempengaruhi persepsi: Orang
lapar lebih sensitif terhadap rasa manis dan asin daripada saat mereka
kenyang (Lahey, 2003).
Ada dua jenis proses dalam persepsi, yaitu bottom-up processing dan
top-down processing. Bottom-up processing dikenal sebagai pengolahan
data-driven, karena persepsi dimulai dengan stimulus itu sendiri.
Pengolahan dilakukan dalam satu arah dari retina ke korteks visual, dengan
setiap tahap berturut-turut di jalur visual melakukan analisis yang lebih
kompleks dari input. Top-down processing mengacu pada penggunaan
informasi kontekstual dalam pengenalan pola. Sebagai contoh, pemahaman
tulisan tangan sulit adalah lebih mudah ketika membaca kalimat lengkap
dari saat membaca kata-kata tunggal dan terisolasi. Hal ini karena makna
dari kata-kata yasekitarnya memberikan konteks untuk membantu
pemahaman (Santrock, 2002).
3. Cara Kerja Indera Penciuman
Reseptor untuk indera penciuman merupakan saraf khusus yang
terdapat dalam bagian kecil di membran mukosa di bagian atas dari tulang
hidung kita, tepat dibawah mata. Jutaan reseptor di setiap rongga hidung
bertemu dengan molekul kimia yang terdapat pada udara. Ketika individu
menghirup udara, individu menarik molekul-molekul ini ke dalam rongga
hidung, namun udara ini dapat masuk melalui mulut, berjalan mealui
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
kerongkongan seperti asap pada sebuah cerobong asap. Molekul-molekul ini
mendorong munculnya respon-respon di reseptor yang terkombinasi
menjadi bau yang khas. Sinyal dari reseptor ini kemudian dibawa ke bulbus
olfaktori di otak oleh sarf-saraf olfaktori, yang terbuat dari akson-akson
reseptor. Dari bulbus olfaktori, sinyal-sinyal tersebut kemudian dikirimkan
ke bagian yang lebih tinggi dari otak (Carole & Carol, 2007). Aroma tentu
saja memiliki pengaruh psikologis pada diri kita. Itulah alasannya mengapa
kita membeli parfum dan mencium aroma bunga. Mungkin karena pusat
olfaktori di otak terhubung dengan area yang mengelola ingatan dan emosi,
aroma yang khas sering kali menghasilkan ingatan yang jelas dan dipenuhi
dengan warna emosi (Herz & Cupchik, 1995; Vroon, 1997, dalam Carole &
Carol, 2007).
D. MAHASISWA
Winkel (1997) menyatakan bahwa masa mahasiswa meliputi rentang
usia dari 18/19 tahun dampai 24/25 tahun. Rentang usia mahasiswa dapat
dibagi-bagi atas periode 18/19 tahun sampai 20/21 tahun, yaitu mahasiswa
dari semester I s/d semester IV; dalam periode waktu 21/22 tahun sampai
24/25 tahun, yaitu mahasiswa dari semester V s/d semester VIII. Sedangkan
menurut Depdiknas (2005), Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar
secara sah pada salah satu program akademik, profesi, dan vokasi
Universitas.
Mahasiswa dalam hal ini pada rentang usia dewasa awal termasuk
dalam tahap pencapaian (achieving stage), yaitu tahap di mana individu
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk mencapai kemandirian dan
kompetensi, misalnya dalam hal karir dan keluarga (Papalia, 2003).
Mahasiswa banyak menghabiskan waktu di kampus dimana mahasiswa
banyak melakukan penggalian secara intelektual dan perkembangan
individu, dimana kampus merupakan tempat di mana mahasiswa dapat
mengembangkan rasa ingin tahu secara intelektual, meningkatkan
kemampuan dalam bekerja, dan meningkatkan kesempatan untuk
memperoleh pekerjaan. Memilih untuk kuliah merupakan suatu gambaran
untuk memperoleh karir di masa depan dan hal ini akan cenderung
mempengaruhi pola pikir individu.
Pada mahasiswa, terjadi peningkatan dalam hal penalaran dan cara
berpikir. Perry (dalam Papalia, 2003) menyatakan bahwa terjadi perubahan
pola berpikir pada masa transisi dari sekolah menengah menuju kampus,
yaitu pola berpikir yang awalnya kaku berubah menjadi fleksibel dan dapat
memilih sesuatu dengan bebas namun penuh dengan komitmen. Individu
dewasa awal juga telah dapat mengenali bahwa pada masyarakat dan
individu yang berbeda, masing-masing memiliki sistem nilai tersendiri.
Selain itu, individu dewasa awal juga mampu untuk mencapai komitmen
yang bersifat relatif, yaitu individu dapat membuat pertimbangan sendiri
dan memilih nilai serta kepercayaan yang benar menurutnya. Menurut
Piaget (dalam Papalia, 2003) individu dewasa awal termasuk dalam tahap
berpikir postformal, yaitu pola pikir yang matang dan didasarkan pada
pengalaman dan intuisi subjektif namun tetap berlandaskan pada logika dan
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
dapat digunakan untuk mengatasi ketidakpastian, ketidakkonsistenan,
pertentangan, dll.
Individu dewasa awal berada pada tahap perkembangan emosi di
mana individu mencari suatu hubungan yang dekat baik secara emosional
maupun secara fisik. Individu mampu menyampaikan keadaan emosi yang
ada pada dirinya dan telah memiliki empati. Emosi individu pada usia
dewasa awal cenderung bersifat konsisten dan tidak mengalami banyak
perubahan. Pada masa dewasa, individu akan semakin tidak emosional dan
cemas, individu pada usia dua puluhan (dewasa awal) akan lebih emosional
dibandingkan dengan individu pada usia-usia yang lebih tua.
Gambar 2
Siklus Indera Penciuman
Ketika kita menghirup aroma yang ada di sekitar kita, aroma tersebut
akan melekat ke reseptor sel di dalam hidung yaitu suatu tempat yang bisa
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
memicu sinyal syaraf. Sinyal-sinyal ini diproses di dalam suatu tempat yang
dikenal sebagai olfactory bulb (bola penciuman) yaitu salah satu bagian dari
otak. Setelah itu, sinyal yang masuk akan dikonversikan menjadi suatu pola
listrik yang dikirim ke korteks otak besar dan daerah lainnya di otak yang
dikenalinya. Setelah itu loop inhibitor local akan mampu mengenali bau
yang tercium dengan tepat. Proses antara masuknya bau ke hidung sampai
dikenalinya bau tersebut oleh otak memakan waktu jauh kurang dari satu
detik (Rouby et al, 2002).
Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul
di udara. Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat
sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian
pendeteksi bau (smell receptors). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak ada
sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di
kirim ke the olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang
mengirim sinyal ke otak dan kemudian diproses oleh otak bau apakah yang
telah tercium oleh hidung kita, apakah itu harumnya aroma parfum atau
menyengat nya bau selokan (Rouby et al, 2002).
Dari pembahasan diatas, salah satu yang dapat mempengaruhi
kemampuan mengingat adalah emosi. Keadaan emosi individu akan
mempengaruhi proses belajarnya karena perhatian individu terhadap
lingkungan akan berkurang intensitasnya pada saat berada pada emosi
negatif (suasana hati yang negatif). Menurut Hunt & Ellis (2004) suasana
hati yang negatif akan mengarahkan pemrosesan informasi tidak berjalan
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
dengan efektif dan akan berdampak pada kemampuan mengingat individu.
Oleh karena itu, perlu diberikan stimulus yang menyenangkan berupa
aroma. Pitman (2004) menyatakan bahwa penggunaan aroma yang
menyenangkan dapat digunakan pada saat individu mengalami suasana hati
yang negatif, dan penggunaan aroma dapat menimbulkan efek santai dan
tenang, berpengaruh terhadap suasana hati, menenangkan saraf dan juga
dapat meningkatkan retensi ingatan individu pada informasi yang dipelajari.
Mekanisme kerja aroma dalam tubuh manusia berlangsung melalui
dua sistem fisiologis, yaitu sistem sirkulasi tubuh dan penciuman. Beberapa
penelitian ilmiah juga menunjukkan manfaat dari aroma dalam
mempengaruhi jiwa dan tingkat emosional individu. Secara spesifik, aroma
dapat mempengaruhi proses dasar biologis individu. Resepstor pembauan di
hidung berkaitan langsung ke area limbic di otak individu melalui olfactory
bulbs yang terletak di dekat otak bagian depan dan tiap reseptor sel aroma
mengirim satu axon ke olfactory bulbs, dimana itu membentuk sinapsis
dengan dendrit dari mitra cells. Olfactory tract axons bekerja langsung pada
amigdala dan dua wilayah dari limbic cortex yaitu pyrifrom cortex dan
enthorinal cortex. Amygdala mengirim informasi pembauan ke
hipotalamus, enthorinal cortex mengirimnya ke hippocampus dan pyrifrom
cortex mengirimnya ke hipotalamus dan ke orbitofrontal cortex dimana hal
tersebut sangat terkait dengan wilayah tempat penyimpanan memori di otak
yaitu otak bagian depan (Carlson, 2005). Area limbik memiliki kaitan
khusus pada wilayah otak yang langsung mempengaruhi lebih dari proses
yang utama terjadi pada tubuh kita seperti mengatur detak jantung, tekanan
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
darah, ketegangan otot dan temperatur kulit. Satu hal yang penting, area
limbik merupakan pusat dari hippocampus dimana memori disimpan dalam
otak yang memiliki kaitan di otak bagian depan (frontal lobes). Sejak sinyal
pembauan berproses di area limbik, bukan hal yang mengejutkan bahwa bau
juga dapat mempengaruhi memori seseorang (Bensafi M, Rouby C, Farget
V, et al, 2002).
E. PENGARUH AROMA TERHADAP KEMAMPUAN
MENGINGAT
Memori memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari. Setiap kata yang diucapkan serta segala sesuatu ada di dunia ini
dan semua aktivitas yang terjadi sepanjang kehidupan individu merupakan
fungsi dari memori. Tanpa adanya memori, proses kehidupan individu tidak
akan berlangsung dengan baik. Proses kehidupan individu tidak akan pernah
lepas dari apa yang disebut dengan proses belajar. Dalam proses belajar ini,
memori berperan sangat aktif karena tanpa adanya keterlibatan memori
dalam proses belajar, proses belajar yang dilakukan oleh individu tidak akan
pernah berhasil. Dengan adanya memori, individu dapat mengolah
informasi yang diterima sebagai bahan yang terdapat di dalam proses
belajar.
Salah satu metode yang digunakan untuk membangkitkan memori
adalah dengan menggunakan stimulus yang menyenangkan. Stimulus yang
menyenangkan yang dimaksud adalah aroma ataupun bebauan yang
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
menyenangkan. Bau ataupun aroma, baik menyenangkan ataupun tidak
menyenangkan dapat dapat berdampak pada mood (Rouby et al, 2002).
Bau atau aroma mempunyai peran yang sangat kuat. Bau
mempengaruhi kita pada tingkat fisik, psikologis, dan sosial. Secara umum,
aroma mengelilingi manusia dan tanpa disadari betapa pentingnya aroma
atau bau dalam kehidupan manusia. Bau dapat membangkitkan tanggapan
emosional yang kuat. Sebuah aroma yang terkait dengan pengalaman yang
baik dapat membawa kegembiraan dengan cepat. Aroma yang tidak
menyenangkan juga dapat membuat memori kita menjadi buruk (Classen,
1994).
Aroma memiliki kemampuan luar biasa untuk memicu memori karena
aroma secara langsung menghubungkan ke bagian otak yang menyimpan
ingatan secara emosional, dan penelitian baru menunjukkan bahwa aroma
juga dapat mengkonsolidasikan pengetahuan baru dan memfasilitasi belajar
(Jensen, 2007).
Para peneliti telah menguji pengaruh aroma selama bertahun-tahun.
Bebauan akan mengaktifkan wilayah primitif di dalam otak seperti amigdala
dan talamus, yang merespon bahaya, kesenangan dan makanan. Oleh karena
itu, bebauan asing akan mendapat prioritas besar dalam otak. Salah satu
bagian yang secara khusus peka terdahap aroma adalah sistem limbik, yang
bertanggung jawab atas perhatian seseorang. Sensasi bebauan diolah dengan
cara yang berbeda dibandingkan sensasi indrawi lainnya dan langsung
menuju otak tanpa halangan apapun. Aroma akan membangkitkan
pengalaman emosional positif. Arousal yang diakibatkan oleh emosi positif
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
akan menstimulasi hipotalamus untuk mengontrol sistem endokrin yang
bertugas untuk mengeluarkan hormone (Jensen, 2007).
Bagi manusia, bau memiliki kekuatan yang cepat yang dapat
memanggil ingatan, emosi, dan suasana hati yang diasosiasikan dengan bau-
bau yang individu hirup (Floyd dkk, 1988). Mekanisme kerja aroma dalam
tubuh manusia berlangsung melalui dua sistem fisiologis, yaitu sistem
sirkulasi tubuh dan penciuman. Beberapa penelitian ilmiah juga
menunjukkan manfaat dari aroma dalam mempengaruhi jiwa dan tingkat
emosional individu. Secara spesifik, aroma dapat mempengaruhi proses
dasar biologis individu. Resepstor pembauan di hidung berkaitan langsung
ke area limbic di otak individu melalui olfactory bulbs yang terletak di dekat
otak bagian depan dan tiap reseptor sel aroma mengirim satu axon ke
olfactory bulbs, dimana itu membentuk sinapsis dengan dendrit dari mitra
cells. Olfactory tract axons bekerja langsung pada amigdala dan dua
wilayah dari limbic cortex yaitu pyrifrom cortex dan enthorinal cortex.
Amygdala mengirim informasi pembauan ke hipotalamus, enthorinal cortex
mengirimnya ke hippocampus dan pyrifrom cortex mengirimnya ke
hipotalamus dan ke orbitofrontal cortex dimana hal tersebut sangat terkait
dengan wilayah tempat penyimpanan memori di otak yaitu otak bagian
depan (Carlson, 2005). Area limbik memiliki kaitan khusus pada wilayah
otak yang langsung mempengaruhi lebih dari proses yang utama terjadi
pada tubuh kita seperti mengatur detak jantung, tekanan darah, ketegangan
otot dan temperatur kulit. Satu hal yang penting, area limbik merupakan
pusat dari hippocampus dimana memori disimpan dalam otak yang memiliki
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
kaitan di otak bagian depan (frontal lobes). Sejak sinyal pembauan
berproses di area limbik, bukan hal yang mengejutkan bahwa bau juga dapat
mempengaruhi memori seseorang (Bensafi M, Rouby C, Farget V, et al,
2002).
Telah banyak penelitian yang meneliti tentang efek aroma, baik efek
aroma terhadap kesehatan maupun efek aroma terhadap kemampuan
mengingat. Ada beberapa penelitian yang menghubungkan aroma dengan
ingatan. Penelitian yang dilakukan di Yale University yang melibatkan 72
mahasiswa (36 laki-laki, 36 perempuan) yang berhubungan dengan aroma.
Aroma yang digunakan pada eksperimen ini adalah aroma coklat. Aroma
tersebut disebarluaskan ke dalam ruangan laboratorium dengan ukuran 35’ x
11’. Eksperimen ini terdiri dari 40 kata sifat dalam bahasa inggris. Subjek
berpartisipasi dalam dua sesi eksperimen selama 24 jam. Pada sesi pertama,
subjek diminta untuk menulis kebalikan dari setiap kata. Keesokan harinya,
mereka diberi waktu 10 menit untuk meyelesaikan tugas yang sama, dengan
menjawab paling tidak setengah dari jawaban aslinya. Penelitian yang
menggunakan aroma juga dilakukan oleh Jennifer Ret. Hasil penelitian
tersebut menyatakan bahwa aroma lavender diyakini dapat meningkatkan
daya ingat dalam belajar, mendapatkan efek yang menyenangkan selama
belajar, dapat menimbulkan efek santai dan tenang, berpengaruh pada mood,
meningkatkan retensi ingatan pada informasi yang dipelajari. Hal ini
ditunjukkan dari kelompok eksperimen yang terpapar aroma lavender lebih
tepat dalam mengingat kata-kata yang diujikan daripada kelompok control
yang tidak terpapar aroma apapun. Selain itu, aroma juga dapat
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
meningkatkan produktivitas kerja. Penelitian yang dilakukan oleh Kornelius
dan Anggadewi menghasilkan bahwa aroma lemon dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
Pitman (2004) dalam bukunya yang berjudul Aromatherapy: A
Practical Approach dengan menghirup aroma lavender maka akan
meningkatkan gelombang-gelombang alfa di dalam otak dan gelombang
inilah yang membantu kita untuk merasa rileks. Selain itu, lavender
dipercaya bisa membantu terciptanya keseimbangan tubuh dan pikiran.
Sedangkan wewangian lemon digunakan menenangkan suasana. Aroma
yang menyenangkan dapat membantu individu semakin percaya diri, merasa
lebih santai, dapat menenangkan saraf, tetapi tetap membuat individu sadar.
F. HIPOTESA PENELITIAN
Hipotesa dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan kemampuan
mengingat jangka pendek pada subjek yang diberikan aroma greentea dan
aroma lavender.
Universitas Sumatera UtaraUniversitas Sumatera Utara
top related