daftar isi halaman judul i persyaratan gelar … fileiv implementasi tanggung jawab perusahaan...
Post on 13-Mar-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERSYARATAN GELAR SARJANA ........................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
PENGESAHAN PANITIA PENGUJI ........................................................ iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ......................................................... v
KATA PENGANTAR .................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................... xii
ABSTRACT .................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 5
1.3 Ruang Lingkup Masalah ............................................................ 5
1.4 Orisinalitas Penulisan ................................................................. 6
1.5 Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
1.5.1 Tujuan umum .................................................................... 6
1.5.2 Tujuan khusus ................................................................... 6
1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
1.6.1 Manfaat teoritis ................................................................. 6
1.6.2 Manfaat praktis .................................................................. 7
1.7 Landasan Teoritis ....................................................................... 7
1.8 Metode Penelitian ...................................................................... 12
ii
1.8.1 Jenis penelitian .................................................................. 12
1.8.2 Sifat penelitian .................................................................. 12
1.8.3 Sumber data ...................................................................... 13
1.8.4 Teknik pengumpulan data ................................................. 14
1.8.5 teknik penentuan sampel ................................................... 14
1.8.5 Teknik analisis dan pengolahan data ................................. 16
BAB II TINJAUAN UMUM TANGGUNG JAWAB, PERUSAHAAN,
PEKERJA, DAN PERJANJIAN KERJA
2.1 Tinjauan Umum Tanggung Jawab............................................ 17
2.2 Tinjuan Umum Perusahaan ..................................................... 18
2.2.1 Pengertian perusahaan ................................................... 18
2.2.2 Jenis-jenis perusahaan ................................................... 19
2.3 Tinjauan Umum Pekerja .......................................................... 20
2.4 Tinjauan Umum Perjanjian Kerja ............................................ 21
2.4.1 Pengertian, subjek dan objek perjanjian kerja ............... 21
2.4.2 Syarat-syarat perjanjian kerja ......................................... 24
2.4.3 Jenis-jenis perjanjian kerja ............................................. 29
2.4.4 Bentuk-bentuk perjanjian kerja ...................................... 34
BAB III SISTEM KERJA PEKERJA SOPIR TRUK ANTAR
PROVINSI TANPA ADANYA PERJANJIAN KERJA
TERTULIS PADA PT.BALI CEPAT
3.1 Gambaran Umum PT. Bali Cepat ............................................ 35
iii
3.2 Pemberian Pekerjaan Pada Sopir Truk Antar Provinsi Pada
PT. Bali Cepat Tanpa Adanya Perjanjian Kerja Tertulis ........ 36
3.3 Kedudukan Pekerja Sopir Truk Antar Provinsi Pada PT.
Bali Cepat Tanpa Adanya Perjanjian Kerja Tertulis ................ 37
3.4 Hak Dan Kewajiban Pekerja Sopir Truk ................................. 40
3.5 Hak Dan Kewajiban Perushaan PT. Bali Cepat ....................... 46
BAB IV BENTUK TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PT. BALI
CEPAT TERHADAP SOPIR TRUK APABILA TERJADI
KECELAKAAN
4.1 Macam-Macam Tanggung Jawab Perusahaan PT. Bali
Cepat Terhadap Sopir Truk Apabila Terjadi Kecelakaan ....... 51
4.2 Pemberian Ganti Kerugian Terhadap Sopir Truk dan
Korban Apabila Terjadi Kecelakaan ....................................... 58
4.3 Hambatan-Hambatan Dalam Pelaksanaan Pemberian Ganti
Kerugian Terhadap Sopir Truk dan Korban Apabila Terjadi
Kecelakaan .............................................................................. 61
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 62
5.2 Saran ........................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR INFORMAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
IMPLEMENTASI TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN PT.BALI CEPAT
TERHADAP PEKERJA SOPIR TRUK ANTAR PROVINSI TANPA
ADANYA PERJANJIAN KERJA
Oleh:
A.A Ngurah Tresna Adnyana
ABSTRAK
PT. Bali Cepat adalah sebuah perusahaan yang melayani jasa pengiriman
barang antar provinsi di Indonesia, jasa pengiriman barang antar provinsi ini
dilakukan oleh seorang sopir truk. Pekerjaan sebagai sopir truk yang mengirimkan
barang antar provinsi adalah pekerjaan yang memiliki resiko yang tinggi akan
kecelakaan lalulintas yang terjadi saat sopir truk tersebut melakukan
pekerjaannya. PT. Bali Cepat bertanggung jawab terhadap sopir truk dan korban
lain apabila terjadi kecelakaan, tetapi sopir truk yang bekerja tidak memiliki
perjanjian kerja secara tertulis dengan PT. Bali Cepat. Berdasarkan hal tersebut
penulis melakukan penelitian yang dituangkan kedalam bentuk skripsi dengan
judul “Implementasi Tanggung Jawab Perusahaan PT.Bali Cepat Terhadap
Pekerja Sopir Truk Antar Provinsi Tanpa Adanya Perjanjian Kerja Tertulis”.
Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah bagaimanakah sistem
kerja pekerja sopir truk antar provinsi tanpa adanya perjanjian kerja tertulis pada
PT. Bali Cepat dan bagaimanakah bentuk tanggung jawab perusahaan PT. Bali
Cepat terhadap sopir truk apabila terjadi kecelakaan. Metode penelitian yang
digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian yuridis empiris dengan
melakukan observasi dan wawancara pada PT. Bali Cepat untuk mengetahui
implementasi tanggung jawab PT. Bali Cepat terhadap sopir truk tanpa adanya
perjanjian kerja.
Kesimpulan dari skripsi ini adalah sistem kerja sopir truk pada PT. Bali
Cepat yaitu setiap sopir truk melakukan pekerjaan mengirimkan barang dari
Denpasar menuju Surabaya dan kembali lagi ke Denpasar dalam waktu 2 hari dan
setiap satu orang sopir truk bertugas melakukan 5 perjalanan pengiriman barang,
dan Tanggung jawab yang diberikan PT. Bali Cepat terhadap sopir truk dan
pengendara lain yang menjadi korban kecelakaan truk PT. Bali Cepat yaitu
dengan pemberian ganti kerugian berupa santunan sejumlah uang untuk
pengobatan korban kecelakaan hingga korban sehat kembali dan ganti rugi
terhadap kendaraan korban yang rusak.
Kata Kunci: Tanggung Jawab Perusahaan, Pekerja, Perjanjian Kerja
v
IMPLEMENTATION OF CORPORATE RESPONSIBILITY TO WORKERS
PT.BALI CEPAT TRUCK DRIVER BETWEEN PROVINCES WITHOUT
AGREEMENT
By:
A.A Ngurah Tresna Adnyana
ABSTRACT
PT. Bali Cepat is a company that freight service among the provinces in
Indonesia, inter-provincial freight forwarder is carried by a truck driver. A job as
a truck driver who sends goods between provinces is a job that has a high risk
will be a traffic accident that occurred when a truck driver is doing his job. PT.
Bali Cepat responsible for the truck driver and the other victims in the event of an
accident, but the truck drivers who work do not have a written employment
agreement with PT. Bali Cepat. Based on the authors conducted a study that put
forth a thesis titled " Implementation Of Corporate Responsibility To Workers
Pt.Bali Cepat Truck Driver Between Provinces Without Agreement".
The problems discussed in this thesis is how the systems work truck driver
of workers between provinces without their written work agreement at PT. Bali
Cepat and how the responsibilities of PT. Bali Cepat against the truck driver
when the accident occurred. The method used in this thesis is empirical juridical
by observation and interviews at PT. Bali Cepat to know the implementation
responsibility of PT. Bali Cepat against the truck driver without a written
agreement.
The conclusion of this thesis is a truck driver working system at PT. Bali
Cepat that every truck driver do the job sending goods from Denpasar to
Surabaya and back to Denpasar within 2 days and every single person in charge
of the truck driver 5 on the way of delivery, and responsibilities given PT. Bali
Cepat against truckers and other motorists who are victims of truck accidents PT.
Bali Cepat namely the provision of compensation for damages in the form of a
sum of money for the treatment of accident victims until the victims get back
healthy and redress for victims of the damaged vehicle.
Keywords: Corporate Responsibility, Worker , Employment Agreement
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Transportasi merupakan hal yang dekat dengan kehidupan masyarakat pada
saat ini. Pentingnya transportasi bagi masyarakat Indonesia disebabkan oleh
beberapa faktor anatara lain, keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beribu
bagian pulau kecil, perairan yang terdiri dari sebagian besar laut, sungai, dan
danau yang memungkinkan pengangkutan dilakukan melalui darat, air dan udara
guna menjangkau seluruh wilayah Indonesia.1 Transportasi merupakan suatu
proses yaitu proses pindah, proses gerak, proses memgangkut dan mengalihkan
dimana proses ini tidak bisa dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk
menjamin lancarnya proses dimaksud sesuai dengan waktu yang diinginkan.
Transportasi yang sering digunakan oleh masyarakat untuk bepergian yaitu
transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara. Transportasi darat
yang paling sering digunakan oleh masyarakat dengan perekonomian menengah
kebawah untuk berpergian antar kota maupun antar pulau dikarenakan harganya
yang murah. Masyarakat Indonesia sangat sering menggunakan transportasi darat
untuk bepergian antar pulau di Indonesia, salah satunya adalah untuk pulang ke
kampung halaman ataupun untuk kepentingan lainnya. Selain untuk mengangkut
orang transportasi darat juga berguna untuk mengangkut barang yang salah
satunya adalah truk pengiriman barang antar provinsi.
1 Abdulkadir Muhammad, 1998, Hukum Pengangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti,
Bandung, h.7.
vii
Truk antar provinsi biasanya mengangkut barang-barang yang dikirimkan
oleh pengguna jasa pengiriman barang. Jasa pengiriman barang yang ada saat ini
sangat memudahkan masyarakat untuk mengirimkan barangnya ke luar provinsi
di Indonesia. Tidak hanya memudahkan pengguna jasa ini untuk mengirimkan
barangnya, masyarakat banyak memilih jasa pengiriman barang karena harga
untuk pengiriman barangnya tidak terlalu mahal dan sangat efisien.
Berlakuknya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalulintas Dan
Angkutan Jalan diharapkan dapat membantu mewujudkan kepastian hukum bagi
pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggara jasa angkutan, baik itu pengusaha,
pekerja (sopir/pengemudi), serta penumpang. Dalam hal kewajiban para pihak
dalam perjanjian pengangkutan diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan pada Pasal 186 yang menyebutkan
perusahaan angkutan umum wajib mengangkut orang dan/atau barang setelah
disepakati perjanjian angkutan dan/atau dilakukan pembayaraan biaya angkutan
oleh penumpang dan/atau pengirim barang. Jadi pengirim barang yang akan
menggunakan jasa pengiriman barang pada perusahaan pengiriman barang
haruslah membuat perjanjian antara kedua belah pihak yang dalam hal ini
dilakukan dengan cara membayar biaya pengiriman.
Secara operasional kegiatan penyelenggaraan pengangkutan dilakukan oleh
sopir angkutan dimana pengemudi merupakan pihak yang mengikatkan diri untuk
menjalankan kegiatan pengangkutan tersebut atas perintah perusahaan penyedia
jasa pengangkutan tersebut. Dengan demikian tugas seorang sopir yang
mengangkut penumpang maupun mengangkut barang sangatlah besar karena
viii
harus membawa barang ataupun orang dengan selamat hingga sampai ke tujuan.
Sehingga sopir yang bekerja pada suatu penyedia jasa pengangkutan tersebut
haruslah dijamin kesehatan dan keselamatannya oleh perusahaan penyedia jasa
pengangkutan untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalulintas yang merugikan
pengguna jasa pengangkutan terlebih lagi nyawa sopir tersebut.
Salah satu perusahaan penyedia jasa pengiriman barang antar pulau maupun
antar provinsi adalah PT. Bali Cepat. PT. Bali Cepat adalah sebuah perusahaan
yang melayani jasa pengiriman barang di Indonesia. PT. Bali Cepat menggunakan
truk besar untuk mengangkut barang-barang kiriman pengguna jasa mereka serta
untuk menghindari kerusakan pada barang kiriman pengguna. Jasa pengiriman
barang antar provinsi PT Bali Cepat melayani pengiriman barang antara Pulau
Bali menuju Pulau Jawa Kususnya Kota Denpasar menuju Kota Surabaya ataupun
sebaliknya. Tugas pengiriman barang ini biasanya dilakukan oleh seorang sopir
yang bekerja pada PT. Bali Cepat. Sopir yang bekerja pada PT Bali Cepat dapat
dikatakan sebagai pekerja, yang dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Pada dasarnya seorang pekerja yang bekerja pada suatu perusahaan haruslah
membuat perjanjian kerja terlebih dahulu untuk mengetahui dan menjamin hak
dan kewajiban pekerja dan pengusaha. Diadakannya perjanjian kerja antara
pemberi kerja dengan penerima kerja, guna terjalinnya hubungan antara pemberi
kerja dengan penerima kerja tersebut, dan selanjutnya akan berlaku ketentuan
tentang hukum perburuhan, antara lain mengenai syarat-syarat kerja, jaminan
ix
sosial, kesehatan dan keselamatan kerja.2 Terdapat 2 (dua) jenis perjanjian kerja
menurut jenisnya sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan yaitu:
1. perjanjian kerja dalam waktu tertentu;dan
2. perjanjian kerja dalam waktu tidak tertentu.
Masyarakat umumnya menyebutkan tenaga kerja dengan perjanjian kerja waktu
tertentu yaitu pekerja kontrak dan menyebutkan tenaga kerja dengan perjanjian
waktu tidak tertentu yaitu pekerja tetap. Terdapat beberapa jenis tenaga kerja
waktu tertentu yaitu:
1. Pekerjaan waktu tertentu untuk pekerjaan yang sekali selesai atau
sementara sifatnya yang penyelesaiannya paling lama 3 (tiga) tahun;
2. Pekerjaan waktu tertentu untuk pekerjaan yang bersifat musiman;
3. Pekerjaan waktu tertentu untuk pekerjaan yang berhubungan dengan
produk baru;
4. Pekerjaan harian atau lepas.
Status sopir truk pada perusahaan pengiriman barang PT Bali Cepat ini dapat
dikatakan sebagai tenaga kerja waktu tertentu khususnya pada perjanjian kerja
harian atau lepas. Pada dasarnya pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh
pada pekerjaan waktu tertentu wajib membuat perjanjian tertulis dengan para
pekerja/buruh. Hal tersebut diatur dalam Pasal 12 Keputusan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No 100 Tahun 2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Perjanjian kerja tersebut adalah perjanjian yang
dibuat kedua belah pihak yang melakukan perjanjian dan mengikatkan diri pada
2 Aloysius Uwiyono, Siti Hajati Hosein, Widodo Suryando, dan Melania Kiswandari,
2014, Asas-Asas Hukum Perburuhan, Raja Grafindo Persada, Jakarta,h.52.
x
perjanjian tersebut. Perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak
tersebut menjadi undang undang bagi para pihak di dalamnya dan mengatur
mengenai hak dan kewajiban para pihak.
Pada kenyatanya PT. Bali Cepat yang mempekerjakan tenaga kerja waktu
tertentu khususnya tenaga kerja harian atau lepas yaitu sopir truk antar provinsi
yang tidak membuat perjanjian kerja dalam hubungan kerjanya. Dari gap ini
timbul permasalahan yaitu PT. Bali Cepat yang mempekerjakan sopir truk dengan
status pekerja harian lepas tanpa perjanjian kerja tertulis seharusnya membuat
perjanjian kerja tertulis sesuai dengan Pasal 12 Keputusan Mentri Tenagakerja
dan Transmigrasi Nomor 100 Tahun 2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis
tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang hasilnya akan dituangkan kedalam
bentuk skripsi dengan judul “Implementasi Tanggung Jawab Perusahaan Pt. Bali
Cepat Terhadap Pekerja Sopir Truk Antar Provinsi Tanpa Adanya Perjanjian
Kerja Tertulis”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, terdapat
beberapa permasalahan yang penting untuk dibahas secara lebih lanjut. Dengan
demikian dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan, yaitu:
1. Bagaimanakah sistem kerja pekerja sopir truk antar provinsi tanpa adanya
perjanjian kerja tertulis pada PT. Bali Cepat ?
2. Bagaimanakah bentuk tanggung jawab perusahaan PT. Bali Cepat
terhadap sopir truk apabila terjadi kecelakaan ?
xi
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Untuk mendapatkan uraian yang sistematis dan terarah terhadap pokok
bahasan, maka ruang lingkup masalah dibatasi guna menghindari adanya
pembahasan yang keluar dari jalur permasalahan. Adapun pokok pembahasannya
yaitu menyangkut mengenai sistem kerja pekerja sopir truk antar provinsi tanpa
adanya perjanjian kerja tertulis pada PT. Bali Cepat, dan bentuk tanggung jawab
perusahaan PT. Bali Cepat terhadap sopir truk apabila terjadi kecelakaan.
1.4 Orisinalitas Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini merupakan suatu buah pemikiran penulis yang
dikembangkan sendiri oleh penulis. Berdasarkan data yang penulis peroleh,
penulis tidak menemukan penelitian sejenis dengan penelitian yang penulis
lakukan.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut maka tujuan dari penelitian ini
dibagi menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun tujuan tersebut
yaitu:
1.5.1 Tujuan umum
1. Untuk mengetahui lebih jauh mengenai hukum ketenagakerjaan;
2. Untuk mengetahui tanggung jawab perusahaan terhadap pekerja.
1.5.2 Tujuan khusus .
1. Untuk mendalami sistem kerja tenaga kerja sopir truk antar provinsi tanpa
adanya perjanjian kerja pada PT. Bali Cepat;
xii
2. Untuk mendalami bentuk tanggung jawab perusahaan PT. Bali Cepat
terhadap sopir truk apabila terjadi kecelakaan.
1.6 Manfaat Penelitian
Dari adanya penulisan ini diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut:
1.6.1 Manfaat teoritis
1. Penelitian ini bermanfaat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pengembangan ilmu hukum tentang hukum ketenagakerjaan;
2. Memberikan sumbangan pemikiran untuk memperoleh pemahaman
dan gambaran mengenai tanggung jawab perusahaan terhadap pekerja
sopir truk antar provinsi tanpa adanya perjanjian kerja tertulis.
1.6.2 Manfaat praktis
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini yaitu dapat dijadikan
pedoman bagi masyarakat, pemerintah, maupun perusahaan transportasi dalam hal
menyelesaikan masalah yang menyangkut mengenai tanggung jawab perusahaan
terhadap tenaga kerja sopir truk antar provinsi tanpa adanya perjanjian kerja.
1.7 Landasan Teori
Landasan teori pada penulisan ini berfungsi sebagai landasan untuk
membahas permasalahan penelitian, serta untuk mewujudkan kebenaran ilmu
hukum yang bersifat konsensus yang diperoleh dari rangkaian upaya penelitian.
Landasan teori ini digunakan sebagai dasar keilmuan yang dapat diuji
kebenarannya dan agar penelitian yang dilakukan sesuai menurut arah dan batasan
yang dibutuhkan.
xiii
Keselamatan tenaga kerja bagi sebuah perusahaan adalah prioritas utama,
selain itu kesehatan tenaga kerja sangat perlu diperhatikan semaksimal mungkin
sehingga kewaspadaan dalam menjalankan pekerjaan tetap terjamin. Hal tersebut
merupakan suatu bentuk perlindungan hukum setiap pekerja yang bekerja pada
suatu perusahaan. Pemberian perlindungan hukum bagi pekerja menurut Imam
Soepomo meliputi lima bidang hukum ketenagakerjaan yaitu:
1. Bidang pengerahan/penempatan tenaga kerja
Bidang pengerahan/penempatann tenaga kerja adalah perlindungan
hukum yang dibutuhkan oleh pekerja sebelum ia menjalani hubungan
kerja, masa ini sering disebut dengan masa pra penempatan atau
pengerahan.
2. Bidang hubungan kerja
Bidang hubungan kerja adalah masa yang dibutuhkan oleh pekerja
sejak ia mengadakan hubungan kerja dengan pengusaha. Hubungan
kerja itu didahului oleh perjanjian kerja. Perjanjaian kerja dapat
dilakukan dalam batas waktu tertentu atau tanpa batas waktu yang
disebut pekerja tetap.
3. Bidang kesehatan kerja
Bidang kesehatan kerja adalah selama menjalan hubungan kerja
yang merupakan hubungan hukum, pekerja harus mendapatkan
jaminan atas kesehatannya, serta lingkungan kerjanya dapat menjamin
kesehatan tubuhnya dalam jangka waktu yang relatif lama.
4. Bidang keamanan kerja
xiv
Bidang keamanan kerja adalah adanya hubungan hukum bagi
pekerja atas alat-alat kerja yang digunakan oleh pekerja. Dalam waktu
relatif singkat atau lama akan aman dan ada jaminan keselamatan bagi
pekerja. Dalam hal ini negara mewajibkan pengusaha untuk
menyediakan alat keamanan kerja bagi pekerja.
5. Bidang jasmani sosial
Bidang jasmani sosial telah diundangkan pada Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 1992 Tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Pada
tahun 1992, besarnya kompensasi dan batas maksimal yang diakui
oleh PT Jamsostek dapat dikatajan cukup. Untuk saat ini kompensasi
ataupun batas maksimal upah yang diakui untuk pembayaran premi
Jamsostek sudah saatnya direvisi penyesuaian. 3
Menurut Soepomo perlindungan pekerja dibagi menjadi tiga macam yaitu:
1. Perlindungan ekonomis
Perlindungan ekonomis yaitu perlindungan tenaga kerja dalam
bentuk penghasilan yang cukup, termasuk bila tenaga kerja tidak
mampu bekerja di luar kehendaknya.
2. Perlindungan sosial
Perlindungan sosial adalah perlindungan tenaga kerja dalam bentuk
jaminan kesehatan kerja, kebebasan berserikat dan perlindungan hak
untuk berorganisasi.
3. Perlindungan teknis
3 Asri Wijayanti, 2010, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar Grafika,
Jakarta, h.12.
xv
Perlindungan teknis adalah perlindungan tenaga kerja dalam bentuk
keamanan dan keselamatan kerja. 4
Pekerjaan seorang sopir truk pengiriman barang antar provinsi adalah
pekerjaan yang sangat beresiko tinggi baik itu pengemudi truck maupun barang
bawaan truk tersebut. Tentunya pekerjaan ini tetap dilindungi oleh hukum di
Indonesia, yang dimana hukum yang mengatur mengenai ketenagakerjaan adalah
Hukum Ketenagakerjaan. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan mengatur secara khusus mengenai ketenagakerjaan di Indonesia.
Menurut Imam Soepomo hukum ketenagakerjaan adalah suatu himpunan
peraturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang berkenaan dengan kejadian
dimana seseorang bekerja pada orang lain dengan menerima upah. 5
Dalam UUD 1945 sudah jelas diatur bahwa setiap warga negara memiliki hak
untuk mendapatkan suatu pekerjaan dan pekerjaan itu harus merupakan pekerjaan
yang layak. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 disebutkan bahwa tiap-tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, serta Pasal 28D ayat (2) UUD
1945 disebutkan bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan
dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
Payaman J. Simanjuntak menjelaskan pengertian tenaga kerja yaitu mencakup
penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari kerja, dan
melakukan pekerjaan lain seperti sekolah ataupun mengurus rumah tangga.6
4 Abdul Khakim, 2007, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Citra Aditya
Bakti, Bandung, h.5. 5 Asri Wijayanti, op.cit., h.3. 6 Lalu Husni, 2010, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, h.17.
xvi
Pengertian tenaga kerja menurut UU No 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
adalah setiap orang yang mempu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendri maupun utuk masyarakat. Dari dua
pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang
yang dapat melakukan suatu pekerjaan yang menghasilkan suatu barang ataupun
jasa untuk memenuhui kebutuhan orang lain dengan menerima imbalan.
Dalam melakukan hubungan ketenagakerjaan, pengusaha dan pekerja
haruslah membuat suatu ikatan kerja yang dituangkan dalam sebuah perjanjian
kerja. Menurut Wiwoho Soedjono perjanjian kerja adalah hubungan hukum antara
seseorang yang bertindak sebagai pekerja/buruh dengan seorang yang bertindak
sebagai pekerja/majikan, atau perjanjian orang-perorangan pada satu pihak dengan
pihak lain sebagai pengusaha untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan
mendapat upah.7 Dalam sebuah perjanjian kerja hukum ketenagakerjaan tersebut
yang mengikat antara pengusaha dan pekerja/buruh. Isi dari sebuah perjanjian
kerja didalamnya mengatur mengenai hak dan kewajiban antara pihak pengusaha
dan pihak pekerja/buruh.
Perjanjian kerja dapat dibuat untuk waktu tertentu atau untuk waktu tidak
tertentu. Menurut Pasal 1630 ayat (1) huruf (e) KUHPerdata, perjanjian kerja
waktu tertentu adalah hubungan kerja berakhir demi hukum jika habis waktunya
yang ditetapkan dalam perjanjian atau dalam peraturan-peraturan atau dalam
peraturan perundang-undangan atau jika semua itu tidak ada, menurut keabsahan
yang berlaku. Menurut Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
7 Zaeni Asyhadie, 2007, Hukum Kerja “Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan
Kerja”, Raja Grafindo Persaada, Jakarta, h.49.
xvii
tentang Ketenagakerjaan hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha
dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja, yang mempunyai unsur
pekerja, upah, dan pemerintah.
1.8 Metode Penelitian
1.8.1 Jenis penelitian
Jenis-jenis penelitian hukum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris. Jenis penelitian
yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian hukum empiris.
Menurut Soerjono Soekanto penelitian hukum empiris terdiri dari penelitian
terhadap identifikasi hukum (tidak tertulis) dan penelitian terhadap
efektifitasan hukum.8 Jadi penelitian hukum empiris memfokuskan pada
penelitian penerapan hukum pada suatu peristiwa hukum tertentu beserta
hasilnya.
1.8.2 Sifat penelitian
Penelitian hukum empiris menurut sifatnya dibedakan menjadi empat
yaitu penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, penelitian eksplanatoris,
penelitian verikatif. Pada penulisan ini penelitian yang dilakukan bersifat
deskriptif, penelitian ini menggambarkan secara tepat sifat sifat suatu
individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu untuk menentukan ada atau
tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala yang lain dalam
masyarakat. Dalam penelitian ini menggambarkan pelaksanaan peraturan
8 Soerjono Soekanto, 2007, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta.
h.51.
xviii
perundang-undangan mengenai perjanjian kerja tertulis bagi pekerja harian
lepas khususnya sopir truk pada PT.Bali Cepat.
1.8.3 Sumber data
Untuk menunjang pembahasan terhadap permasalahan yang diajukan,
dalam penelitian ini sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data
skunder.
1. Data primer
Data primer adalah data yang bersumber dari penelitian lapangan (field
research) dengan mengadakan tinjauan pada objek yang di teliti dalam hal ini
adalah pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan tersebut. Data primer
diperoleh langsung dari sumber pertamanya yakni perilaku warga masyarakat,
melalui penelitian. Penelitian ini dapat menggunakan metode wawancara
yang dilaksanakan dengan memperisapkan terlebih dahulu pertanyaan sebagai
pedoman.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang bersumber dari penelitian kepustakaan
(library research) yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dalam
bentuk bahan-bahan hukum.9 Data skunder dalam penelitian ini adalah bahan
hukum primer dan bahan hukum skunder, diantaranya :
1. Bahan hukum primer
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
9 Amirudin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta, h.30.
xix
c. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 100
Tahun 2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu.
d. Peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan
penelitian.
2. Bahan hukum sekunder
Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang memberikan
penjelasan mengenai bahan hukum primer serta dapat membantu
menganalisis buku-buku literatur, dokumen terkait, dan/atau
makalah-makalah terkait penelitian.
3. Bahan hukum tersier
Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum yang memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan
bahan hukum sekunder. Contohnya adalah kamu, ensiklopedia,
indeks kumulatif dan seterusnya. 10
1.8.4 Teknik pengumpulan data
1. Teknik observasi dan wawancara
Menurut Syamsudin wawancara adalah cara untuk memperoleh
informasi dengan bertanya langsung pada yang diwawancarai. 11
Wawancara dilakukan dengan subjek penelitian yaitu para pekerja dan
pengusaha/pengelola/pimpinan perusahaan berdasarkan pedoman
10 Ibid, h.52. 11 Syamsudin, 2007, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta,
h.108.
xx
wawancara yang telah dipersiapkan terlebih dahulu secara garis besar
terkait dengan permasalahan penelitian.
Teknik observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
secara sistematis dan sengaja, yang dilakukan melalui pengamatan dan
pencatatam gejala-gejala yang diselidiki.12 Teknik observasi dibedakan
menjadi dua yaitu teknik observasi langsung dan teknik observasi tidak
langsung. Teknik observasi langsung adalah teknik pengumpulan data
dimana peneliti mengadakan pengamatan secara langsung atau tanpa
alat terhadap gejala gejala subjek yang diselidiki baik pengamatan yang
dilakukan dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan dalam situasi
buatan, yang khusus diadakan. Sedangkan teknik observasi tidak
langsung adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti mengadakan
pengamatan terhadap gejala-gejala subjek yang ditelitinya dengan
perantara sebuah alat.13 Teknik ini dilakukan secara langsung yaitu
dengan melakukan observasi/pengamatan secara langsung terhadap
pelaksanaan tanggung jawab perusahaan PT. Bali Cepat terhadap
pekerja sopir truk antar provinsi tanpa adanya perjanjian kerja tertulis.
2. Teknik studi dokumen
Dalam pengumpulan data skunder digunakan teknik studi dokumen
terhadap sumber kepustakaan yang sesuai dengan permasalahan
penelitian. Teknik yang digunakan yaitu dengan cara membaca dan
12 Dewa Ketut Sukardi, 1985, Pengantar Teori Konseling : Suatu Uraian Ringkas, Ghalia
Indonesia, Jakarta, h.53 13 Universitas Udayana, 2009, Pedoman Pendidikan Fakultas Hukum Universitas
Udayana, Udayana University Press, Denpasar, h.82.
xxi
mencatat data yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan
terhadap pekerja.
1.8.5 Teknik penentuan sampel penelitian
Teknik penentuan sampel penelitian yang digunakan pada penelitian ini
yaitu teknik non probalitiy sampling dengan bentuk purposive sampling yang
dimana pada penelitian ini penarikan sampel dilakukan berdasarkan tujuan
tertentu, yaitu dipilih atau ditentukan sendiri oleh peneliti yang menunjukan
dan pemilihan sampel didasarkan atas pertimbangan bahwa sampel telah
memenuhi kriteria dan sifat-sifat atau karakter ristik tertentu yang merupakan
ciri utama populasinya. Jadi dalam penelitian ini sampel penelitian yang
diambil pada PT. Bali Cepat yang mempekerjakan sopir truk tanpa adanya
perjanjian kerja tertulis untuk mewakili populasinya yaitu perusahaan yang
mempekerjakan pekerja pekerja dengan perjanjian waktu tertentu tanpa
adanya perjanjian kerja tertulis.
1.8.6 Teknik pengolahan dan analisis data
Teknik pengolahan dan analisis data adalah hal terpenting dalam suatu
penelitian. Agar suatu data yang sudah terkumpul dapat dianalisi dan pada
akhirnya memecahkan masalah yang diteliti maka teknik pengolahan dan
analisis data yang digunakan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Data
yang telah terkumpul, baik data primer maupun data sekunder diolah dulu
secara kualitatif dan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif sehingga
mendapatkan uraian yang terarah dan mendapatkan kesimpulan yang ilmiah.
top related