kitab waruga jagat
Post on 14-Apr-2018
421 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
1/47
KITAB WARUGA JAGAT
OlehDrs. Atja dan Drs. Didi Suryadi
***
LEMBAGA KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PADJADJARANBANDUNG
1972
Ditulis ulang oleh: Ki H. Dr. Ihwan Natapradja
Yayasan KebudayaanSAWALA KANDAGA KALANG SUNDA
2011
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
2/47
PENDAHULUAN
A. PENDAHULUAN
1. Kitab Waruga Jagat (untuk selanjutnya disingkat KWJ) hanyalah sebagian
kecil saja dari pada isi sebuah naskah yang tersimpan di Museum Yayasan
Pangerang Sumedang (YPS) di Sumedang. Bagian yang lainnya dari naskah
tersebut merupakan semacam perimbon, yang isinya terdiri dari bermacam-
macam hal, sebagai catatan yang berhubungan dengan ilmu kebatinan.
Naskah tersebut tidak berasal dari kertas biasa, melainkan dari bahan
yang dikenal dengan nama kulit sach, sejenis daluang yang terbuat dari
kulit kayu. Hingga kini pembuatan daluang dari kulit sach itu masih
diproduksi orang di daerah Wanaraja, kabupaten Garut, dipergunakan
sebagai alat pembungkus.
Naskah itu berukuran kwarto, yang tidak mengenai KWJ tertulis dalam
huruf pegon (Arab Jawa) dengan bahasa Jawa-Sunda, tebalnya hanya
terdiri dari atas 12 lembar.
Kecuali sebuah naskah yang tersebut diatas, pada YPS, tersimpan
pula dua buah naskah yang lain, sebuah di antaranya ialah Silsilah
Keturunan Bupati-bupati Sumedang, mempergunakan bahasa Jawa-Sunda,
berhuruf pegon, dengan bahan kertas biasa, berukuran folio, ditulis atas
nama Raden Adipati Suryalaga II, yang pernah menjadi bupati di Bogor,
Karawang dan Sukapura, masa hidupnya sezaman dengan Pangeran Kornel,
pada abad ke 18 19 M.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
3/47
Yang sebuah lagi ialah naskah dengan bahan kulit sach dalam
keadaan sangat rusak, paling tebal di antaranya yang ketiga, sukar ditebak
apa isinya, mempergunakan bahasa dan huruf Jawa-Sunda yang sulit dibaca,
dalam bentuk puisi/kidung.
Setelah dibaca dengan susah payah, karena hanya bagian tengahnya
yang dapat dibaca agak lengkap, berhubung sebagian terbesar telah hancur
dimakan tikus, dan barulah diketahui insinya, antara lain mengenai uraian
masa percintaan antara Mundingsari dengan puteri Ambetkasih di Negara
Sindangkasih. Setelah bagian itu diketahui, barulah dapat ditentukan, bahwa
naskah yang sangat rusak itu adalah babad Siliwangi, naskah aslinya,
sedangkan di Museum Pusat Jakarta, hanya tersimpan copy/turunannya,
dengan judul yang sama, turunan naskah itu dikerjakan oleh Raden Panji
Surya Wijaya, Betawi tahun 1866 . (R.Ng. Porbatjaraka, 1933, lijst Javaansche
Handschriften, Yaarbook KBG, hal. 293)
2. Pada dasarnya KWJ munguraikan tokoh-tokoh yang pernah memegang
peranan penting dalam sejarah diwarnai oleh kepercayaan yang diselimuti
dengan suasana Islamisasi khususnya Jawa Barat.
Di dalam naskah itu selain dapat kita telaah deretan silsilah
penguasa-penguasa yang menurut kepercayaan masyarakat pernah
berkuasa di tanah air kita, juga dihubungkan dengan penguasa-penguasa
yang pernah memegang peranan dalam penyebaran agama Islam di dunia,
yang menurut anggapan penulis, secara tradisionil kesemuanya itu bertalian
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
4/47
kerluarga satu sama lainnya. Dan demikianlah makna sesungguhnya istilah
Waruga Jagat.
Jika kita perhatikan arti kata Waruga itu sendiri, maka perlu
diperingatkan akan makna yang diberikan oleh S.M. Pleyte (C.M. Pleyte, 1913, De
Patapan Adjar Soekasari, anders Gezegd de kluizenarij op de Goeneong Padang , TBG, Dool LV, hal. 380,
catatan 2) ketika ia mencoba mengupas pengertian waruga, dalam kesempatan
membicarakan naskah Carita Waruga Guru (disingkat CWG), C.M. Pleyte
member makna bagi kita waruga dengan belichaning, lichaan, dan lifj.
Dari ketiga makna yang diberikan C.M. Pleyte itu, yang lebih mendekati
dalam istilah bahasa Indonesia adalah penjelmaan, kiasan untuk tokoh
yang memegang peranan penting di dunia ditinjau dari sudut pandang
penulis, penulis tradisionil.
Kata waruga adalah betul-betul sebuah kata dari bahasa Sunda
bukan pinjaman dari salah satu bahasa asing. Dalam bahasa Sunda, kata
waruga berarti: awak, badan, seperti kita dapati dalam bahasa: kuru aking
ngajangjawing, waruga ngan kari tulang , yang ditujukan kepada seseorang
yang badannya yang sangat kurus kering. Kata-kata yang lainnya, yang
merupakan sinonim dengan waruga ialah raga dan kurungan . Sup bayu
ka kurungan, adalah sebagian dari rangkaian mantera yang biasa diucapkan
terhadap anak kecil yang dalam keadaan setengah sadar, supaya lekas
siuman dalam bahasa Melayu dapat kita bandingkan dengan ucapan kur,
semangat.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
5/47
Dalam beberapa bahasa yang bersaudara dengan bahasa Sunda,
terdapat juga kata waruga, dalam bentuk dan atau pengertian yang
bergeser, hal tersebut dapat kita temukan dalam uraian Van Tuuk (H.N. van der
Tuuk, 1901, Kawi-Balineesch-Nederlandsch Woordenbook, Dool III, s.v. waruga), antara lain
dinyatakan, bahwa arti waruga dalam bahasa Bali, bale; Sasak, barugaq =
bala, Bima, parusa berarti rumah-rumahan di atas kuburan; Sangir: bahugha,
Rojang, Bugis. Makasar: baruga; Lampung: parugan, berugu (baruga) seperti
kubah atau anjung di muka atau di samping rumah, tempat wanita bertenun;
Bengkulu: brogo, berarti kamar duduk.
3. Apabila kita bandingkan isi KWJ dengan CWG, pada dasarnya banyak
persamaannya; hanya dalam beberapa hal uraian dalam KWJ serba singkat,
tetapi isinya lebih meluas, padahal dalam CWG dalam beberapa hal
diuraikan dengan mendalam, terutama mengenai episode Ciungmanarah
dengan Hariang Banga.
Naskah KWJ, baru kami ketemukan sebuah saja, sedangkan yang
sebuah tersimpan di Leiden, maka dengan demikian belum sempat kami
perbandingkan isinya, seangkan dalam koleksi naskah-naskah di Museum
Pusat Jakarta, naskah jenis demikian sepanjang pengetahuan kami tidak ada.
Adapun KWJ milik YPS itu karena dalam keadaan rusak maka tidak dapat
dibaca dengan sempurna, kami coba untuk menyempurnakannya
berdasarkan nama-nama yang terdapat dalam CWG. Dan meskipun terdapat
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
6/47
banyak persamaan, tetapi sering tertulis agak berbeda, dalam hal-hal yang
sedemikian, kami biarkan sebagaimana adanya.
Sebagai contoh dapat kami kemukakan beberapa perbedaan, dalam
KWJ. Lembaran (1), Bakarbuwana, pada CWG, Fol. 2, Babarbwana; pada
KWJ. Lembaran (1) gantungan, pada CWG, Fol.2 Gandulgantung. Pada
KWJ Lembaran (1) Sayar, pada CWG. Fol. 2, Siar. Pada KWJ lembaran (2)
Ratu, tasari, pada CWG. Fol.9 Ratu Perwatasari.
4. Mengenai riwayat banjir pada zaman Nabi Noh, antara dua jenis naskah itu
ternyata sangan bersesuaian; dalam kedua naskah itu diriwayatkan, bahwa
pulau Jawa tidak terendap banjir seluruhnya, karena Ratu Galuh (KWJ,
lembaran {3,4}), atau Ratu Perwatasari Jagat (CWG, Fol.9) terlebih dahulu
telah menciptakan gunung yang tingginya mencapai langit dan semua
rakyatnya diselamatkan dengan jalan naik ke atas gunung itu. Setelah air
surut, mereka semuanya turun dan tiba di suatu tempat yang kemudian
disebut Bojonglopang.
Mengapa ratu itu bergelar Ratu Galuh, dikatakan bahwa hal itu
disebabkan oleh karena cahya kang metu saking netra cahaya yang keluar
dari mata, begitulah menurut KWJ Lembaran (3), dan menurut CWG Fol 11,
karena lebak karagragan ci banyu eluh, mana jumeneng Ratu Galuh ,
sungai/lembah kejatuhan air mata, maka bergelar Ratu Galuh.
Dalam kedua naskah di atas, Galuh adalah gelar seorang raja, belum
lagi berarti nama sebuah kerajaan.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
7/47
Ratu Galuh itulah yang berputera tiga orang, yang sangat dikenal
dalam babad yang telah diwarnai dengan usaha Islamisasi. Ketiga putera
itulah Hariang Banga, Ciungmanarah dan Marajasakti.
Dalam KWJ, nama putra yang kedua, pada lembaran (2) tertulis
dengan Ciungmanarah, Ciungmanarah adalah sebutan yang lebih kita kenal
dalam cerita-cerita lisan yang biasa didongengkan oleh ki Jurupantun dan
merupakan bentuk nama yang sangat muda.
Dalam Carita Parahyangan, Fol. 32,31, nama tokoh itu disebut Sang
Manarah, merupakan bentuk sebutan yang tertua yang kita ketemukan
dalam bentuk tertulis . ( Atja, 1968, Tjarita Parahiyangan, Bandung, hal. 28-29).
5. Dalam CWG, bagian yang bertalian dengan episode Hariang Banga dan
Ciungmanarah merupakan bagian yang terpanjang, dari Fol.12 hingga Fol.21,
padahal CWG itu seluruhnya hanya terdiri dari 24 Folio. Adapun dalam KWJ
episode tersebut hanya disinggung dalam Lembaran (2) sebanyak 2 baris
dan pada Lembaran (4) hanya beberapa baris saja. Maka dengan demikian
CWG itu merupakan sebuah naskah yang isinya memusatkan kepada
peristiwa Ratu Galuh sebagai cikal bakal bagi para raja, baik yang berkuasa di
Majapahit maupun di Pajajaran. Adapun KWJ ternyata lebih memusatkan
uraiannya terhadap peristiwa runtuhnya Pajajaran yang tersebarnya cucu-
cicit Prabu Siliwangi ke seluruh daerah sebelah timur dari bekas kekuasaan
Pakuan Pajajaran, khususnya daerah Priangan.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
8/47
Lepas dari hal-hal yang telah dikemukakan di atas, antara kedua
naskah itu dalam episode tersebut terdapat persesuaian isi, bahwa Hariang
Bangan menduduki tahta kerajaan Majapahit, sedangkan Ciungmanarah
mendirikan kerajaan Pajajaran. Selanjutnyam dalam CWG dijelaskan bahwa
Hariang Banga menurunkan para ratu Majapahit dan kemudian Mataram,
dan berakhir dengan menyebut Pangeran Dipati, putra Pangeran
Mangkunegara. Menurut catatan C.M. Pleyte ( C.M. Pleyte, 1913, op.cit, hal. 403; cf B.
Schrieke, 1959, Indonesian Sociological Studies, Rural and Realm in Early Java, Brusses Gravenhage,
hal. 151 ), Pangeran Mengkunegara naik tahta Mataram pada tahun 1719, dan
memerintah hingga tahun 1725, dengan gelar Amangkurat IV, kemudian
digantikan oleh Pangeran Dipati dengan gelar Pakubuwana II, yang berkuasa
antara 1725 hingga tahun 1749, maka dengan demikian CWG kemungkinan
besar tersusun pada masa di Mataram berkuasa Amangkurat IV, atau
mungkin sebelumnya. C.M. Pleyte memberikan ancer-ancer tersusunnya
CWG antara tahun 1705-1709, karena dalam deretan silsilah disebutkan juga
Susunan Puger, baru setelah bertahta di Mataram menggantikan kakaknya
dengan kekerasan, bergelar Pakubuwana I.
Adapun KWJ menyebut keturunan Hariang Banga yang terakhir ialah
Pangeran Dipati Anom, putra Susunan Amangkurat (II), cucu Susunan
Tegalwangi (Amangkurat I), maka dengan demikian dapat kita mengajukan
dugaan bahwa KWJ, tersusun pada masa di Mataram berkuasa Susunan
Amangkurat II, sedangkan masa pemerintahannya dari tahun 1677 hingga
tahun 1705, pada tahun 1703 Pangeran Dipati ANom naik tahta dengan gelar
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
9/47
Amangkurat III. Terkenal dengan gelar Sunan Mas, yang dibuang pada tahun
1708. ( P.J.Voth, 1878, Java, Geograpisch, Ethnologisch, Historisch, Haarlem, Theede Deel, hal. 420-
421 ).
Bagian terakhir pada KWJ ada tersebut bahwa selesai ditulisnya pada
malam Selasa, bulan Rayagung, tanggal 8, tahun Alip, Hijrah 1117.
Berdasarkan pengamatan kami, Tahun Alip tidak bersesuaian dengan
Hijrah 1117. Menurut Th.Pigeaud ( Th.Pigeaud, 1932, Javaans_nedelads
Handwoorddenboek, Batavia, Hal. X; cf. Harry W. Hazard, 1951, Atlas of Islamic History, Conversion
Table-Islamic and Christian Dates, 44-45 ). Tahun Alip jatuh pada Hijrah 1107 atau
Masehi 1695, sedangkan tahun Alip berikutnya jatuh pada Hijrah 1115 atau
tahun Masehi 1703. Adapun tahun Hijrah 1117 bersamaan dengan tahun
Jimawal atau tahun Masehi 1705/1706.
Pada masa itu di Sumedang memeritah Pangeran Rangga Gempol III,
pada masa pemerintahannya pernah mengalami musibat, karena pada tahun
1678, semasa orang-orang sedang bersembahyang Idul Fitri, bertepatan
dengan hri Jumat, kota Sumedang diserbu oleh lasykar Banten yang
dikepalai oleh Kiai Cilikwidara, Sumedang berhasil diduduki. Adapun
Pangeran Rangga Gempol III sempat melarikan diri ke daerah pedalaman
Indramayu. Baru setelah tercapai persetujuan antara Pemerintah Kompeni
dengan Banten pada tahun 1681, lasykar Banten di Sumedang ditarik
mundur dan Pangeran Rangga Gempol III ditempatkan lagi sebagai Bupati
Sumedang, sampai wafatnya pada tahun 1707. Dan berdasarkan keterangan
di atas kami menduga, bahwa KWJ tersusun pada masa Pangeran Rangga
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
10/47
Gempoll III berkuasa, meskipun demikian tidak terasa sama sekali, bahwa
KWJ ditulis dalam rangka usaha untuk mengembalikan kewibawaan Bupati
tersebut terhadap rakyat Sumedang.
6. Perbedaan yang sangat menarik antara isi CWG dan KWG, yaitu yang
berkenaan dengan silsilah keturunan raja-raja Pajajaran.
Pada CWG Fol. 23-24, disebutkan bahwa Ciungmanarah mendirikan
Pajajaran dengan para pengikutnya, pandai besi yang berjumlah 800 kurang
seorang. Keturunannya yang berkuasa di Pajajaran berakhir dengan Prabu
Siliwangi. Padahal dalam KWJ, titik pusat perhatian penulis ialah
menguraikan secara lebih luas mengenai penyebaran anak-cucu Prabu
Siliwangi, setelah Pakuan Pajajaran runtuh.
Dalam KWJ disebutkan, bahwa Pajajaran burak, pada hari Selasa
tanggal 12 Sapar tahun Jimakhir. Biarpun sesungguhnya perhitungan tahun
yang disebut Windu, yang berjangka 8 tahun, baru diperkenalkan secara
resmi kepada masyarakat Jawa oleh Sultan Agung, bertepatan dengan
menyesuaian perhitungan tahun Caka 1555 = Hijrah 1043 Masehi 1633,
tetapi para penulis babad atau silsilah sering terjadi sebelum terjadinya
penyesuaian tersebut ( Soebardi, q965, Calendrical Tradisions in Indonesia, Majalah Ilmu-
Ilmu Sastra Indonesia, Jilid III Nomor 1, Hal 59-60. Atmamihardja, Tanggapan terhadap Prasaran Sdr.
Drs. Didi Suryadi mengenai Sekitar Keturunn Kerajaan Pajajaran, Lembaran Diskusi Sejarah,
Lembaga Kebudayaan Unibersitas Padjadjaran, Bandung, 1972, hal. 30 ).
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
11/47
Hal tersebut kita dapati juga misalnya pada Sejarah Banten:
didasarkan atas telaah Hoesein Djajadiningrat almarhum ( H. Djajadiningrat, 1913,
Cristiche Beschouwing van de Sajarah Banten, Haarlem, hal. 131-132; cf H. ten Dam, 1957,
Verkenningen random Padjadjaran, Indonesie, Tiende jaargang, hal. 304, 306 ) dalam kitab
sejarah Banten itu disebutkan tentang keberangkatan lasykar gabungan
Banten, Pakungwati, Angke dan Demak, waktu mereka berangkat itu disebut
pada hari Ahad, 1 Muharam, tahun Alip, yang berarti nama hari yang
pertama, tanggal 1, bulan Muslimin yang pertama dan perhitungan tahun
berjangka 8 tahun, yang pertama pula, oleh Hoesein Djajadiningrat dianggap
sebagai perhitungan yang dibuat-buat dan tidak historis, adapun
candrasangkala yang berbunya: bumi rusak rekeh (nagke) iki ditafsirkan
sebagai tahun Caka 1501, yaitu tahun 1579/1580M. dan oleh beliau dianggap
merupakan tahun terjadinya penyerangan lasykar gabungan tersebut ke
pusat kerajaan yaitu ibu-kota Pakuan Pajajaran.
Bahwa lasykar gabungan itu ketika tiba di ibukota Pakuan tidak
menemukan perlawanan yang berarti dari pihak Pajajaran dapat kita ketahui
secara luas, baik berdasarkan catatan-catatan yang tertulis maupun yang
berasal dari berita-berita lisan yang diberitakan melalui juru pantun dan
sebangsanya.
Dari KWJ sendiri, ada tersirat mengenai burak Pajajaran, yang pada
dasarnya disebabkan adanya kekacauan yang berlarut-larut di dalam negeri
sendiri, Sebab-sebab yang sebenarnya masih diperlukan inventarisasi dari
berbagai aspek dan metodologi.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
12/47
Dalam perkiraan kami tahun Jimakhir yang disebutkan di atas bila
bukan hanya khayalan penulis KWJ semata-mata, melainkan berdasarkan
catatan yang dianggap sebagai peringatan yang secara seksama diturunkan
kepada cucu-cicit Pajajaran, maka kita boleh merasa puas dengan hanya
mengajukan dugaan, bahwa tahun Jimakhir tersebut mestinya lebih tua dari
tahun 1579/1580 Masehi, dan tahun Jimakhir yang paling dekat jaraknya
dengan tahun tersebut, ialah tahun 1578 Masehi. Dan berdasarkan
perhitungan secara mundur ke belakang, 14 Sapar tahun Jimakhir itu
bertepatan dengan tahun 986 Hijrah atau 22 April tahun 1578 Masehi.
7. Yang memina perhatian khusus. Ialah tentang tokoh Kian Santang; dalam
versi yang terdapat di Priangan, disebutkan sebagai salah seorang putra
Prabu Siliwangi, yang menyebarkan ajaran Islam di pusat Kerajaan Pajajaran
( Bandingkan dengan karangan C.M. Pleyte, 1916, Padjadjarans overgang tot den Islam, colgens de
Buitenzorgsche overlevering, TBG, Deel LVII, hal,537, 557-560. ). Pada mulanya Kian
Santang berangkat ke Campa bersama-sama adik perempuan yang dalam
KWG, lembaran (9), bergelar Sarikabunan. Sarikabunan di Campa menikah
dengan Duta Samud, cicit Ki Jatiswara. Sepulangnya ke Pakuan, Kian
Santang menyebarkan agama Islam dengan sangat gigih, sehingga
menimbulkan kegoncangan di kalangan masyarakat terutama di antara para
pembesar yang kukuh pengkuh memegang agama karuhun mereka, dengan
demikian merupakan salah satu faktor yang mendorong kepada timbulnya
kericuhan di dalam negri, sehingga banyak di antara para pembesar dan
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
13/47
anak cucu Prabu Siliwangi yang menyingkirkan dirinya terutama ke arah
Timur dari pusat kerajaan, karena ke arah Utara dan Barat telah jatuh ke
dalam kekuasaan Banten (1526) dan Jakarta (1527); menurut tradisi antara
lain termasuk Kian Santang sendiri. Menurut versi Priangan, Kian Santang
menyebarkan ajarannya di daerah sebelah Selatan Priangan. Keramat Godog
hingga dewasa ini terkenal sebagai salah satu patilasan Kian Santang, yang
terletak di lereng gunung Keracak, Garut. Menurut sementara pendapat Kian
Santang dimakamkan di Cilautrn.
Dalam versi Cirebon, salah seorang putra Prabu Siliwangi yang
memeluk agama Islam ialah Walangsungsang, karena itu diusir oleh
ayahnya, Walangsungsang mengembara ke arah Timur dari Pakuan
Pajajaran dan akhirnya tiba dibukit Jati dan berguru kepada Syekh Datuk
Kahpi (Mungkin datuk Upih, seorang ulama yang pernah tinggal di pulau
Upih, dekat Melaka, atau memang berasal dari situ), kemudian bersama
dengan adiknya, Nyai Lara Santang berangkat ke Mekah.
Apabila dalam versi Priangan Sarikabunan nikah dengan Duta
Samud, cicit Ki Jatisawara, maka Nyai Lara Santang nikah dengan Ratu
Mesir, dari pernikahan itu nyai Lara Santang berputra Syarif Hidayatullah,
pembangun dinasti Cirebon dan Banten. Meskipun demikian adanya
bahan-bahan yang bersimpang-siur itu, meminta perhatian kita untuk
penelaahan lebih lanjut. { Periksalah terbitan J.L.A. Barandes, Babad Tjerbon,
Vorhandlingon BG Deel LIX, Theede Stuk, cerste gedeelte. Naskah yang baru diketemukan dari
daerah Indramayu berjudul Purwaka Caruban Nagari. Telah disadur ke dalam bahasa Indonesia
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
14/47
oleh Penanggung Jawab Sejarah Tjirebon; dan diterbitkan olej Bharatara, 1972. Penerbitan teksnya
disertai terjemahan dengan diberikan uraian yang bersifat sementara telah dikerjakan oleh penulis
ini dan dikeluarkan secara terbatas sebagai monografi No.5, dari Ikatan Karyawan Museum,
Museum Pusat Jakarta, tahun 1972. }.
Dalam KWJ ada uraian tentang asal-usul Susunan Gunung Jati, pada
permulaan dan pada bagian terakhir. Penulis ternyata memberikan
silsilahnya secara tidak konsisten; Ayah Susuhunan Sunan Gunung Jati
pada Lembaran (1) adalah Ratu Mesir, sesuai dengan versi Cirebon.
Berdasarkan versi Cirebon, Pangeran Dipati Balegayam adalah cucu
Susuhunan Gunung Jati dan berputra Panembahan Ratu, dan bukan
bercucu Panembahan Ratu seperti pada KWJ, Lembaran (1), 9. Begitu pula
Panembahan Girilaya yang wafat pada tahun 1662, dimakamkan di tempat
yang bernama Girilaya, letaknya di sebelah timur laut Imogiri, Yogyakarta.
(F. de Haan, 1911, Priangan, Deel III, hal. 228 ). Panembahan Girilaya berputra
Samsudin, Sultan Kasepuhan yang pertama; Badriddin, Sultan Kanoman
yang pertama dan Wangsakarta, yang bergelar Panembahan Cirebon. Maka
dengan demikian Panembahan Girilaya tidaklah berputra Sultan
Komaruddin, karena Sultan Komaruddin adalah Sultan Kanoman ke 5,
setelah Sultan Badriddin. ( J.L.A. Brandes, 1911, op. cit, hal. 24 atau P.S. Sulendraningrat,
1968, Nukilan Sejarah Tjirebon Asli, Tjirebon, hal.40. ).
Dengan terdapatnya kekeliruan yang sangan jelas itu, kami menduga
bahwa naskah KWJ ini bukanlah yang asal, yang tertulis pada tahun Hijrah
1117 atau 1705.1706 M., kemungkinan besar hanyalah sebuah turunan,
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
15/47
yang dikerjakan oleh seseorang, yang tidak atau kurang memahami silsilah
keluarga kesultanan Cirebon.
Dalam bagian terakhir KWJ, kita dapati pula silsilah yang
menguraikan bahwa Susuhunan Gunung Jati adalah putra Nyai Gedeng
Jatiswara dan cucu Haji Duta Samud, dengan tidak menyebur-nyebut ayah
Susunan Gunung Jati. Dalam bagian lain seperti telah kita kemukakan
terlebih dahulu, Sarikabunan diperistrikan oleh Duta Samud, dan
berhubung dengan itu mungkin pula Nyai Rara Santang itulah yang bergelar
Nyai Gedeng Jatiswara. Bahan-bahan yang diperlukan untuk memperoleh
kejelasan tentang masalah di atas, masih perlu kita kumpulkan sebanyak-
banyaknya.
8. Biarpun baskah KWJ merupakan pusaka keturuan Bupati-bupati Sumedang,
tetapi bagian yang memberi penjelasan tentang asal-usul karuhun Bupati-
Bupati Sumedang, tidak dapat kita ambil manfaatnya dengan seksama. Pada
lembaran (8-9), tersebutlah Sang Dewaguruhaji berputra Sang Ratu
Guruhaji, beliau berputra Tajimalela dan Tajimalela berputra Gsanhulun,
sedangkan Gsanhulun berputra Pangeran Sumedang, yang bertempat di
Sumedanglarang.
Dalam bagian lain, pada Lembaran (1), diriwayatkan, bahwa karuhun
Susuhunan Gsanhulun adalah Ratu Komara. Ratu Komara berputra Dewa
Guru, sedang Dewaguru berputra Guruhaji. Adapun Guruhaji berputra
Hajiputih dan Hajiputih-lah yang berputrakan Gsanhulun. Susuhunan
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
16/47
Gsanhulun berputra Pangeran Sumedang Kahiangan. Diceritakan bahwa
penjelmaan Komara dinamai Batara Tungtungbuwana, yang tiba di
Medanglarang dan bernama Tajimalela, itulah yang memerintah di
Sumedanglarang.
Memperhatikan bagian tersebut, pusing kita dibuatnya. Pada kutipan
tadi kita memperoleh dua nama, yaitu Gsanhulun dan sebagai putra
Tajimalela dan Susunan Gsanhulun putra Hajiputih, selanjutnya
Gsanhulun berputra Pangeran Sumedang, sedangkan Susunan Gsanhulun
berputra Pangeran Sumedang Kahiangan.
Dalam hubungan dengan bagian yang mengutarakan tetesing
komara, dapatlah kami jelaskan bawa kata komara bahasa Jawa kumara,
berarti esensi, jiwa kehidupan, dalam pertailannya dengan wibawa
keratuan atau sebutan yang lebih populer ialah pulung. Dan yang
dimaksudkan dengan Batara Tungtungbuwana adalah esensi keratuan dan
tempat penjelmaannya, diwujudkan dalam bentuk sebuah lingga atau taji
dan halu. Maka dengan demikian, Tajimalela tidak hanya berarti nama
seorang tokoh, melainkan juga bermakna esensi keratuan. Adapun kata
malela dalam pikiran dan kepercayaan orang Sunda dikhayalkan sebagai
besi/baja. Maka kami memperkirakan bahwa tokoh-tokoh yang sering
disebut-sebut dalam babad-babad di kalangan masyarakat Sunda
khususnya, ialah Tajimalela, Susuktunggal dan Haluwesi adalah nama-
nama untuk menyebut esensi keratuan, yang diwujudkan dalam bentuk
lingga.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
17/47
Karena silsilah itu sangat bersifat mitologis, maka kiata hanya
bertumpu kepada Gsanhulun, yang menurut penelitian sementara orang,
merupakan tokoh sejarah yang muncul setelah runtuhnya Pakuan Pajajaran
dan mengaku sebagai pewaris dan memang diakui oleh masyarakatnya
sebagai penerus tradisi Pajajaran dan berkuasa di daerah yang sangat luas di
Jawa Barat, sedangkan di belahan Utara Jawa Barat, sebelah Timur dikuasai
oleh Cirebon dan sebelah Barat oleh Banten.
Penjelasan mengenai karuhun Gsanhulun hanya kita dapat dari
naskah-naskah yang lebih muda, antara lain dari silsilah Keluarga Bupati-
Bupati Sumedang; yang disusun atas nama Raden Adipati Suryalaga II, milik
YPS, yang telah disinggung dimuka.
Silsilahnya sebagai berikut: Ratu Mesir, Syekh Najmuddin
Rohmatullah berputra Sunan Gunung Jati, sedangkan Sunan Gunung Jati
berputra Ratu Petek berputra Pangeran Panjunan, Pangeran Panjunan
berputra Pangeran Pamelekaran dan Pangeran Pamelekaran berputra
Pangeran Santri, yang kemudian berputra Gsanhulun.
Silsilah tersebut sesuai dengan yang pernah dikutip oleh J. Hageman
( J. Hageman, J. Cz, 1867, Geschiedenis der Soenda-lander, TBG, Deel XVI, hal.21 ) tetapi Ratu
Petek sebagai salah seorang putra Susunan Gunung Jati tidak pernah
disebut-sebut dalam Babad Cirebon, juga dalam Purwaka Caruban
Nagari, yang ditulis oleh Pangeran Arya Carbon, pada tahun 1720 ( Periksa edisi
Penanggung Djawan Sedjarah Tjirebon, Jakarta, 1972, hal. 21 ).
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
18/47
Suatu hal yang member kelonggaran kepada kita untuk mengajukan
dugaan, ialah karena biasanya para penulis babad atau silsilah jarang yang
menuliskan nama-nama keturunan seseorang secara lengkap, biasanya
hanya dipilih yang dianggap sangat penting-penting saja, untuk kelurusan
rangkaian keturunan yang menjurus kepada keluarga yang member perintah
kepadanya untuk menuliskan deretan nama-nama orang yang sangat penting
bagi yang bersangkutan, atau bagi kelengkapan keluarga penulis sendiri.
Dalam Purwaka Caruban Nagari misalnya putra Sunan Gunung Jati
hanya disebut seorang ialah Ratu Ayu. Karena Ratu Ayu itulah yang
menurunkan keluarga Kesultanan Cirebon kemudian. Dalam naskah itu
diterangkan, bahwa Ratu Ayu adalah kakak perempuan Pangeran Pasarean
dari ibu yang sama yaitu Nyai Tepasansari. Ratu Ayu bersuamikan Pangeran
Sabrang Lor, Sultan Demak II, setelah Sultan Demak II wafat tahun 1521,
Ratu Ayu kembali ke Cirebon dan pada tahun 1524 menikah dengan Ratu
Bagus dari Pase, yaitu Fadhillah Khan, dari pernikahannya yang kedua ini
mempunyai putri yang bernama Ratu Wanawati Raras, setelah dewasa Ratu
Wanawati Raras menikah dengan Pangeran Dipati Carbon yang pertama,
Pangeran Dipati Balegayam, salah seorang putra Pangeran Pasarean, dari
pernikahan itulah lahirnya Panembahan Ratu, yang kemudian menggantikan
kedudukan Sunan Gunung Jati.
Selanjutnya kita ketengahkan nama salam seorang istri Pangeran
Gsanhulun, yaitu yang bergelar Nyai Mas Gedeng Waru putri Raden
Mmt, adapun Raden Mmt adalah salah seorang putra Prabu Siliwangi.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
19/47
Di sini tampak adanya anachronisme, piut Sunan Gunung Jati nikah
dengan cucu Prabu Siliwangi.
9. Usaha-usaha untuk mengesahkan kekuasaan Kompeni di Indonesia secara
tidak langsung ditanamkan melalui berbagai cara dan antara lain melalui
para penulis babad dengan memasukan cerita-cerita legendari yang
berselubung dan Jawa Barat khususnya dilambangkan dengan dongeng
Tanduran Gagang, seperti yang diketengahken secara singkat dalam KWJ,
Lembar (9). Diceritakan bahwa Tanduran Gagang, cucu Prabu Siliwangi dari
putrinya Sekar Mandapa. Memiliki kemaluan yang panas bagaikan api,
hingga Pangeran Jakarta, Ratu Banten, Cirebon dan Mataram yang berhasrat
untuk memperistrikannya, tidak mampu untuk menggaulinya, karena
dianggap tidak berguna lagi, lalu dijual kepada Belanda dan mendapat
tukarannya 3 pucuk meriam. ( J.L.A. Brandes, 1920, Pararaton (Ken Arok), of het Book den-Koningen van Toemapel en van Majapahit. Theede druk, beverkt door Dr. N.J. Krom met
mederwerking van Prof. Mr. Dr. J.C.C. Jonker, H. Kraemer en R. Ng. Porbatjaraka, Verhadelingen, Deel
LXIIm hal. 67 ).
Dongeng tentang terjadinya padi dan berjenis-jenis bahan pangan
yang berguna bagi kita, begitu pula tentang terjadinya berbagai bisa dan lain-
lain menjadi pengganggu kehidupan manusia terdapat juga dalam KWJ,
biarpun hanya diulas secara singkat. Uraian itu tidak berbeda jauh dengan
cerita yang terdapat dalam Wawacan Sulanjana yang telah dikerjakan oleh
Raden Satjadibrata dan telah diterbitkan oleh Bale Pustaka dan juga
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
20/47
diterbitkan oleh C,M, Pleyte dan malahan menjadi bahan disertasi oleh
K.A.H. Hidding. ( K.A.H. Hidding, 1929, Nyi Pohatji Sangjang Sri, Leiden, dan Soelandjana, edisi
C.M. Pleyte dalam De Inlandsche Nijverheid in West-Java 4de stuk, hal. 1-17 ).
10. Dalam KWJ di samping terdapat uraian-uraian singkat mengenai tokoh-tokoh
yang pernah berkuasa di dalam masyarakat Jawa Barat, malahan oleh para
penulis babad dipertegas lagi, bahwa tokoh-tokoh itu bukan hanya terdiri
atas manusia belaka, melainkan juga tokoh-tokoh mahluk halus dan lebih-
lebih lagi bahwa manusia itu berasal dari keturunan Ratu Galuh. Maka
karena adanya kepercayaan itu, dalam KWJ terdapat uraian silsilah para
tokoh-tokoh Siluman yang memegang kekuasaan di wilayah-wilayah tertentu
di Jawa Barat.
***
TRANSKRIPSI
B. KITAB WARUGA JAGAT
TRANSKRIPSI DARI HURUF PEGON
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
21/47
(1) Kosim, Kosim apuputra Abdulmuthalib, Abdulmuthalib apuputra Abdullah apuputra nabikita, Muhammad s.a.w. nabi kita apuputraFatimah. Fatimah apuputra Hasan Husein,
Husein apuputra Zainal Abidin, Zainal Abidinapuputra nabi Ratu Israil, apuputra RatuRajayuta.5. Ratu Rajayuta apuputra Raja Mesir apuputra Susunan Gunung Jati, SusunanGunung Jati apuputra Pangeran Pasarean,Pangeran Pasarean apuputra Dipati Balegayan,Pangerat Dipati Balegeyan iku apuputraPanembahan, Panembahan apuputraPanembagan Ratu. Pa10. nembahan ratu apuputra Pangeran Ratu,Pangeran Ratu apuputra Pangeran Dipati,Pangeran Dipati apuputra Girilaya, PanembahanGirilaya apuputra Sultan Komarudin, SultanKomarudin apuputra Pangeran Rajaningrat ingnagara Carbon. Tamat.
punika carita hadith sing sapa angrungukakenamaca pitutur punika15. pinadahaken quran tigangpuluh juz laa
masih pinadahaken perang sabil ping sewu lanlamun angening dadi tatamba lawan ing umahe adawah saking pitnah setan iblis lanlamun malebu ia ing naraka nisun ika ilang
pangandika den mumule. punika carita putranabi saking kanga nom ingaranan bagindhaSam, apuputra Bakarbuwana,20. Bakarbuwana apuputra Manaputih ..Gantungan . Gantungan apuputraOngkalarang, Ongkalarang apuputra Sayar,Ratu Sayar apuputra Ratu Majakane, RatuMajakane apuputra Parmana, Parmanaapuputra lilima, kang satunggal Ratu Galuh.
(2) Ratu Sirputih, kang satunggal SangRasaputih, kang satunggal Atmasuci kang
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
22/47
satunggal Ratu Barahma. Ratu Barahmabinakta saking Selan ma ring Nusa Arah dudukuh ing Medangkamulankalih kang rayi wadon nama Ratu Dewi Hasta
Terusgumuling maka ananandur tatanduran jawawut mulane den arane Nusa Jawa makaarabi putra Ratu Mesir nama Ratu .tasari kangrayi lanang. Kang nama Ahmad atetemu padarayi saking Selan sewu saking Mesir sewu makaangalih ing Gunung Kidul apuputra titiga kangsatunggal ki Dipati Hariyang Banga30. kapingrwa ki Dipati Ciungmanarah, lan ratuMarajasakti ana dene tingalaken ing HujungKulon deningkaki begawat sang maka denhaturaken maring Ratu Mesir maka sang ratuangandika maring Bagawat maka kinonrumaksa pisan dening kaki Bagawat. Makalawas pejah maka nuli den kubur iya, makametu ruray istri kang pejah ika iku anangisbocah anjeluk wowohan kang luwih enak,banget pana 5. ngisne bocah iku maka nuli mati ia, sawusemati nuli den kubur sawane den kubur lawas-
lawas cukul lan tutuwuh saking netrane dadiwatange pari lan sakehe papanganan kanganaka. Maka kang putra Ratu Mesir mati RatuParwatasari maka den katuraken maringMedangkamulan balang sewu babaktane alakisri karana iku ing nusa Jawa ana dene RatuBarahma tibane10. ing nagarane putra kang istri
(3) Ingaturaken maring Ratu Medangkamulanmaka apuputra saking ratu istri kang ..
panas ing nagara .. maka den atundungdateng kulon. Maka atetemu Ki Jakahtawa nuli. Tegal kapanasan15. nagarane pernahe ing basisir baline denbuang ing sagara. Maka dadi sakehe kang
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
23/47
mandi-mandi ing sagara. Sang Rasaputih tibaing Balumbangan puputra istri ingaturakenmaring Ratu Medangkamulan, apuputra sakingKi Jakatahwa. Maka akarama masring Nyi
Rarawisa. Maka putra kakayon. Demi awohmetu bocah lan lelenge20. rujak hanger pada karana wisa iku ana ingnusa Jawa.
Ana dene atmasuci tapane ing Sam Lor, pernahe maka . maring Ki Sadana. Apuputra wadon namane Dwirasa .ikamaring Raden Jayakeling ia iku purwaningsakehe kang sinujudan. Cah25. ya kang metu saking netra karana den araniRatu Galuh sebab Ratu anyakrawati makawonten kersa sing Allah angwedeni maringkaulane sebab a aranut ing sareat Nabi Noh.Maka metu angin topan saking pojok sagaramaka nuli kalenger wong alam dunya antara
patang puluh dina. Maka nuli anut ing sareat Nabi Noh. Maka pada munggah30. ing baitra sadaya ana dene Ratu Galuh ikaacita gunung luhur pitung langit.
(4). Maka sami munggah maring gunung balanekabeh demi sampun asat maka tumurun sakinggunung, maka munggah ing Bojonglopang,gawe dukuh maka den wujudi gunung kulondipun panah dening malaikat. Maka nuli remuk gunung iku, maka pepecahan iku dadi sakehekabuyutan kabeh iku ing nusa Jawa.
Apan Ratu Galuh saking bangsa manusatitita warnane kang dihin Hari5. yang Banga lan kapindo Ciungmanara lankapindo telu Marajasakti maka Hariyang Bangaiku apuputra Ki Gedeng Mantalarana, Ki GedengMantaparana apuputra Ki Gedeng Mesir, KiGedeng Mesir apuputra Ratu Majapahit, RatuMajapahit apuputra Ki Gedeng Jati, ki Gedeng
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
24/47
Jati apuputa ki Gedeng Kartadipura, Ki GedengKartadipura10. apuputra ki Gedeng Sari, apuputra KiGedeng Kacung, Ke Gedeng Kacung apuputra Ki
Gedeng Suruwud, iku apuputra PangeranSedang Karapyak, apuputra Pangeran SedangKamuning, apuputra Sultan Mataram apuputraSusunan Tegalwangi, apuputra SusunanMangkurat, apuputra Pangeran Dipati Anom,
Ana dene putra Ciungmanawa pinarnahaken ing15. Pajajaran taktalane babaktane pandedomas lan putra wadon kang nama Purbasarialaki Ki Lutungkasarung. Kang PutraManggungmendung apuputra Linggahiangapuputra Susuk Tunggal.
(5) apuputra Parbu Mundingkawati, apuputraParbu Anggalarang, apuputra Mundingwangi,kang dihin Ratu Sunda, nyakrawati hingPajajaran.20. putra Ratu Siluman pipitu sakehe sawiji Ki
Jakahlarang, ring Roban, pernahe kapindo KiTua Sapularang, pernahe ing Tunjungbang. KiDiriwangi pernahe ing Wiraga, lang kapingpat Ki
Koyopok pernahe ing Guha Upas. Kapinglima KiKempanglarang pernahe ing Guha Pajajaran.25. Kapingnem Ki Dulek pernahe ing Sancang.Kapingpitu Ki Kelewing pernahe ing Pajajaran,
punika anak putune Sunda tetkala gemuhPakuan Raden Tng saking ajamantri, RadenMmt saking Padmakarang Raden SakianSumbulakungsari saking Ratu Bancana kangsepuh Mundingdalem..30. Sanghyang Perbu Sangkanbnghar apuputra Sanghyang Lemansanjaya apuputraSanghyang Rajuna, apuputra kang .. apuputrakang Sedang Taman, apuputra kang SedangPangkalan, apuputra Sanghyang Sogol,apuputra Raden Senapati Angalaga, Raden
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
25/47
Senapati Angalaga apuputra SanghyangPanengah apuputra Sangiang Lebakwangi.
(6) kang satunggal putra Ratu Sunda ingarananSanghyang Agung, apuputra Sanghyang Maya
apuputra Raden Narasinga ing Cirebon,apuputra Sayagati,5. kang satunggal metu saking Buniwangi
putrane Dalem Rumenggong.Ingaranan Ratu Parmana, apuputra RatuParmana Di Puntang apuputra Ratu Pantenan.
Apuputra Rama Dewa, apuputra SusunanRanggalawe. Pernahe ing Timbanganten.Kang satunggal ingaranan Keboputih, makaakarma maring putra Susunan10 Dalagung, apuputra susunan Rajamandalaing Cahur. Ana dene sang metu saking Ratu
Akri ingaranan Parbu Limansajaya pernahe ingLimbanganKang satunggal putrane Gurugantangan kangmetu saking Mayangkaruna, ingarananRanggamantri Puspawangi Rajaparmana, makakang apuputra Susunan15. Wanaprih pernahe ing Talaga.
Kang satungal kang metu sakingManikgumilang ingaranan Sangiang Jampana, pernahe ing Batulayang.Kang satunggal kang metu sakingPangilaransari, ingaranan Ratu Dewi apuputraingaranan Marajahiang, pernahe ing Batuwangi.20. kang satunggal ananking Karang, ingarananMudikbatara
(7) Kang satunggal putrane Ratu Marajasaktiingaranan Raja MasTuli, maka tinarimakenmaring Ki Lembualas. Pinarnahaken ing Ukur,maka apuputra Kiai Dipati Ukur. Kang sepuhkang satunggal putrane ratu sakingMarajainten, maka apuputra ingarananSangiang Wiruna apuputra Parbu ..
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
26/47
25. Kiai Ngabehi cucuk kang sepuh pernahe ingManabaya.Kang satunggal putrane Ranggasinom,ingaranan Guruminda Mantrisari maka apuputra
ingaranan Sangiang Wide, Sangiang Wideapuputra Sangiang Tubu den pernahaken ingSakawayanaKang satunggal apuputra Rangga Pakuan, kangmetu saking Maraja Selawangi30. ingaranan Sangiang Lutar, pinarnahaken ingPanembong, kang satunggal putraneMundingkawati kang metu saking Marajalayang,anake Kidangpananjung ingaranan Ratu Wijaya,maka apuputra ingaranan Parbu Wesi, pernaheing Rajapolah.Kang satunggal putrane Sangiang raksa,kang metu saking Tamompo, maka apuputraingaranan Ranggadipa, lan ingaranan RadenSinom, lan ingaranan Raden .. pernahe ingSuci, Raden Sinom pernahe ing Selagedang.5. kang satunggal putrane Mundingmalati,saking Parenggilayaransari ingaranan SangiangWiraga, Sangiang Wiraga atetep ing gunung
Madeyasukma, ingaranan Batara Amilaranga,maka apuputra ingaranan Ratu Siluman, RatuSiluman apuputra Ratu Demang.Ratu Demang apuputra Batara YangSengkawaja arabi maring Batara
10.kang Putra pohaci Rabanu maka apuputraBatara Sedang Kawindu. Batara SedangKawindu maka apuputra nu pupus di Galuh,maka kapademan lan lungguhe kaselangdening kang paman ingaranan Sarpn,Sarpn Cipaculmaka putrane kakalih kang dihin nu seda ingCibuntu lan kapindo Dalem
15. Demang. Maka nu seda ing Cibuntusapuputra Dalem Demang Agung. DalemDemang Agung apuputra Kiai Ngabehi Sama
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
27/47
pernahe ing Sindangkasih kang satunggal putrane Raden Ganduwangi, kang metu sakingMargacinta, maka apuputra Sanghiang Medang,apuputra Susunan Padujaya pernahe ing
Pawenang.20. Kang satunggal putrane Raden Numbang, putrane saking Intenbancana, maka apuputraSanghiang Sumuragung, SanghiangSumuragung apuputra Sanghiang MahaSahunggantang
Kang satunggal namane Ranggasanten, putrasaking Marajakastori ingaranan SusunanDirgahiang, putrane Mundingjaya pernahe ingMandala.
25. Kang satunggal putrane SusunanSinduparmana, kang kalih di Galuh, putraneSusunan Jaratna, pernahe ing Cipinaha.
(8) kang satunggal sadereke Raden Srigading
pernahe ing SukakartaKang satunggal malih sang Maharaja Widara,
pernahe ing Maja.Kang putra Ratu Perbasakala ingaranan
Susunan Tambalayu.30. Maka apuputra istri ingaranan Ratu Gumilang,maka tinampahaken maring SantowaanGunung Licin.Maka apuputra Susunan Majaya, pernahe ingTaraju.Kang satunggal namane Kian Santang, maka
akarama maring Ratu Mandapa maka istriEmurhali alaki maring Bimalarang putra saking
Jampang, pinarnahaken ing Nagara.Kang satunggal putra Mundinglingga, kangmetu saking Arunganda
5. Wayangsari, maka apuputra Susunan Cilwih, pinarnahaken ing Kadungora, maka apuputratitiga Marajahiang Teruslabo, pernahe ing
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
28/47
Parakantiga. Amarajahiang Rajanabo pinarnahaken ing Kandangwangi.
Marajahiang Lugajaya pernahe ing Cidamar, anadene kang satunggal
10. putrane Susunan Rajanawung kang metusaking Rajasari ingaranan Ratugala rabine kangbobot tapane ing serangenge, sarta kalan BatariResikputih, maka apuputra ingaranan SangDewaguruhaji, Sang Ratu Guruhaji apuputraTajimalela.
(9) Tajimalela apuputra Gsanhulun, SusunanGsanhulun apuputra Pangeran15. Sumedang, pernahe ing Sumedanglarang,sabab margane anak putu Ratu Sunda bubar saking Pajajaran kinundung dening kang rama.Sabab sampun lengkap wuruke Kian santangsamulihe Kabah AllahKang putra kekel iman Islam ora anut ing sareat dening kang rama kang eyang margane dentundung bubar ngetan Kian Santang tinundungdening20. kang rama sabab panas nagara Pakuan.
Margane kesah dateng Campa kang rai binaktadateng Campa kana ran Sarikabunan, makakinrsahaken Ratu Tuban . Duta Samud buyuteKi Jatiswara. Maka Pajajaran murak kang burak ingdina salasa tanggal 14 wulan Sapar tahun Jimakhir sang kalitar putra kakalih sawiji ingarananPucukkumun lan kapindo25. ingaranan Sekarmandapa. Dupi sampun kalaPajajaran, maka Pucukkumun den jarah deningRatu WetanMaka Ratu Mandapa malayu maring gunung Gede,maring Ajar Sukaras, maka atatapa lan ajar iku.Maka netes mani ajar iku maka keneng gagangkujang ajar iku, maka Ratu Mandapa anyigar
pucang dening kujang iku
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
29/47
30. maka kagaw manine ajar iku nuli kakinangdateng Ratu Mandapa lawas lawas maka angadegduk sampun teka ing rongwelas wulan maka nulibabar.
(10) maka kang putra istri tur ayu, ayu rupane iku.Mangka den arani Tandurangagang maka lawas-lawas kahatur maring Pangeran Jaketra maka denanggo maka metu geni saking bagane, maka den
pundut Ratu Carbon, karsa anggo maka metusaking kawah, maka kahatur Kiai GedengMataram, maka akarasa den anggo maka modalgeni saking baganipun.5. maka orana gawene maka den dol maring RatuWalanda, payu maring bedil titiga. Bedil iku dendum: Mataram Si Guntur Geni. Cirebon Si Santomi,maring Banten Si Amuk. Maka putra silingi kangmetu saking Padnawati kang ingarananRanggamantri maka apuputra Selawati, RaruSelawati apuputra Sang Adipati pernahe ingKuningan.10. kang satunggal ingaranan Ratu Sedalarang.Maka apuputra Parbu Cakradewa ParbuCakradewa apuputra Singacala. Maka satunggal
anake Kidangpananjung ingaranan Parbu Sariapuputra kakalih kang sawiji ingarananBorosngora, pinarnahaken ing PanjaluKang kalih anaking Rajapolah punika kang putraRatu Komara ingaranan15. Dewaguru. Dewaguru apuputra Guruhaji,guruhaji apuputra Hajiputih apuputra susuhunanGsanhulun, susuhunan Gsanhulun apuputraPangeran Sumedang Kahiangan tetesing Komaraingaranan Batara Tungtungbuwana tumiba ingMedanglarang, ingaranan Tajimalela ikeamarentah ing Sumedanglarang.
(11) 20. Punika kang putra Banyakkudika kang metusaking Padnalarang, apuputra pipitu akehe.Kang satunggal marnah ing Bandung, kangsatunggal marnah ing Lopasir, kang satunggak
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
30/47
narnah ing Babakan Panyarang, kang satunggalmarnahing Kahuripan.25. Punika kang putra Marajasakti pipitu kehekang satunggal Ratu Roman marnah ing robab,
kang satunggal Ratu Gelukherang marnah ingTanjungbang.Kang satunggal Ratu Jalakroncenak marnah ingWirasa. Kang satunggal Ratu Buta Gurun marnahing Guha Upas, kang ana ing Lakbok.30. Ingaranan Sanghiang Pasarean, kangsatunggal Ratu Roman Gelanherang di GuhaPajajaran. Ia iku siluman pipitu dening wetan.Putra Ratu Komara ingaranan Batara Niskala,maka apuputra Marajahiang Niskala iki lahCirebon.Kamng putra Baginda Ali. Baginda Ali imngaranan
Jenal Abidin kang putra kapitu babaktane SheMahrip. Apuputra Molana Kasan, apuputra RatuCampa, Ratu Campa apuputra Nyai GedengCampa, Nyai Gedeng Campa apuputra Haji DutaSamud. Haji Duta Samud apuputra Nyai Gedeng
Jatiswara. Nyai Gedeng jat 5.iswara apuputra Sunan Jati. Susunan Jati
apuputra Sabakingking ing Banten. (12) tamat kitab Waruga Jagat tutuging tulis ing malem
Salasa wulan Rayagung ping wolu tahun AlipHijrah 1117.Kang gaduh Mas Ngabehi Parana.
***
TARJAMAH BAHASA INDONESIA
C . KITAB WARUGA JAGATTERJEMAHAN BAHASA INDONESIA
(1) Kosim berputra Abdulmuthalib, Abdulmuthalib berAbdullah, Abdullah berpputra puputra Nabi kita s.a.w.,
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
31/47
Nabi kita berputra Fatimah. Fatimah berputra HasanHusein, Husein berputra Zainal Abidin, Zainal Abidinberputra Bani Ratu Israil, Bani Ratu Israil berputra RatuRaja Yuta. Ratu Raja Yuta berputra Raja Mesir .. Raja
Mesir berputra Susuhunan Gunung Jati. SusuhunanGunung Jati berputra Pangeran Pasarean, PangeranPasarean berputra Pangeran Dipati Balagayam,Pangeran Dipati Balagayam berputra Panembahan,Panembahan berputra Panembahan Ratu, PanembahanRatu berputra Pangeran DIpati, Pangeran Dipatiberputra Panembahan Girilaya, Panembahan Girillayaberputra Sultan Komaruddin, Sultan Komaruddinberputra Pangeran Rajaningrat di Negara Cirebon.
Tamat.Inilah cerita hadis. Barang siapa mendengarkan,
membaca pengajaran itu disamakan dengan Qurantigapuluh juz dan masih disamakan dengan perangsabil seribu kali dan kalau digunakan jadi obat serta .Dirumahnya jatuh karena fitnah setan iblis dan kalau iamasuk neraka aku yang akan mengatakan supayadimuliakan.
Inilah cerita putra Nabi dari (istrinya) yang mudadinamai Baginda Sam. Baginda Sam berputra
Bakarbuwana, yang berputra Manaputih gantungan.Manaputih . Gantungan berputra Ongkalarang,Ongkalarang berputra Sayar. Ratu Sayar berputra RatuMajakane, Ratu Majakane berputra Parmana. Parmanaberputra lima orang: Yang seorang Ratu Galuh.
(2) Ratu Sriputih. Yang seorang Sang Rajaputih. Yangseorang Atmasuci. Yang seorang Ratu Brahma. RatuBrahma dibawa dari Selan ke Nusa Arah, mendirikandukuh di Medangkamulan bersama adiknya perempuanbernama Ratu Dewi Hasta Terusgumuling. Makabercocoktanam jawawut, karena itu dinamai Nusa Jawa.Maka beristri putera Ratu Mesir yang bernama RatuParwatasari. Adik putra Ratu Mesir yang laki-lakibernama Ahmad nikah, bertemu adik dengan adik.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
32/47
(Pengikutnya) dari Selan seribu dari Mesir seribuberpindah tempat ke Gunung Kidul.
(Ratu Galuh) berputra tiga orang. Yang seorang KiDipati Hariang Banga, kedua Ki Dipati Ciungmanarah,
dan Ratu Marajasakti.Adapun ditinggalkan di Ujungkulon oleh KakekBagawat. Maka lama-lama lalumeninggaldn dikubur,maka dari pada anak perempuan yang mati itu, karenaia menangis amat sangat ingin buah-buahan, yangsangat lezat anak itu terusmenerus menangis hinggameninggal, mayatnya dikubur, lama kelamaan tumbuhdari pepohonan matanya jadi batang padi dan sekalianbahan pangan yang enak-enak.
Maka Putra Ratu Mesir itu meninggal, RatuParwatasari diserahkan ke Medangkamulan, rakyatnyaseribu bawaannya bersuami asalnya di Nusa Jawa.Adapun Ratu Barahma datang di Negara, putranyaperempuan
(3) diberikan kepada ratu Medangkamulan, lalu berputra
dari Ratu Istri yang .. panas di Negara lalu diusirke .. barat maka nikah dengan Ki Jakahtawa lalu .
Tegak kepanasan, serta berputra lalu mati dikubur, lalu
tumbuh jadi kayu samida namanya, tempatnya dipesisir, tembulinya dibuang ke laut, maka menjadisegenap yang berbisa di laut.
Sang Rasaputih tiba di Balungbangan, berputraistri yang diberikan kepada Ratu Medangkamulan.Berputra dari Jakahtawa, maka nikah kepada NyiRagasia. Maka berputra kayu-kayuan, ketika berbuahlahir bayi dan lelenge rujak hangor semua menjadibisa yang ada di Nusa Jawa.
Adapun Atmasuci bertapa di Sam Utara. Tempatnya . Kepada Ki Sadana, berputraperempuan namanya Dwirasa . Kepada Raden
Jayakeling, itulah asalnya sekalian .. bertempattinggal dan adalah karena rajaputra pindah kepada yang dipuja,
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
33/47
Cahaya yang keluar dari mata sebabnya dinamaiRatu Galuh, karena Ratu berdaulat, maka adalahkehendak Allah memurkai hambaNya, sebab tidakmenganut sareat Nabi Noh, maka semuanya naik
perahu, adapun Ratu Galuh mencinta gunung tinggitujuh langit.(4) Lalu semua rakyatnya naik gunung, setelah kering lalu
turun dari gunung, maka naik ke Bojonglopang,membuat dukuh, maka diwujudkan gunung kulon,dipanah oleh malaikat, lalu hancur gunung itu menjadisekalian kabuyutan di Nusa Jawa.
Ratu Galuh putranya dari bangsa manusia yangsulung Hariang Banga, yang kedua Ciungmanarah danyang ketiga Ratu Marajasakti. Adapun Hariang Bangaitu berputra Ki Gedeng Mantalarasa. Ki GedengMantalarasa berputra ki Gedeng Mesir, Ki Gedeng Mesirberputra Ratu Majapahit, berputra Ki Gedeng Jati,berputra Ki Gedeng Kartadipura, berputra Ki GedengSari, berputra Ki Gedeng Kacung, berputra Ki GedengSuruwud, berputra Pangeran Sedang Karapyak,berputra Pangeran Sedang Kamuning, berputra SultanMataram, berputra Susuhunan Tegalwangi, berputraSusuhunan Mangkurat, berputra Pangeran Dipati Anom.
Adapun putra Ciungmanarah diturunkan diPajajaran, pada masa bawaanya pandai 800 dan puteraperempuan yang bernama Purbasari, bersuamiLutungkasarung, putra dari Manggungmendung,berputra Linggahiang, berputra Susuktunggal.
(5) Berputra Perbu Mundingkawati, berputra Perbu
Anggalarang, berputra Mundingwani, yang dahulumenjadi Ratu Sunda, berkuasa di Pajajaran.
Putra Ratu SIluman tujuh orang banyaknya, yangpertama Ki Jakahlarang, tempatnya di Roban, yangkedua Ki Tua Sapularang tempatnya di Tanjungbang. KiDiriawangi tempatnya di Wiraga dan yang keempat KiKoyopok tempatnya di Guha Upas, yang kelima KiKompanglaang tempatnya di Guha Pajajaran, yang
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
34/47
keenam Ki Dulek pernahnya di Sancang, yang ketujuhKi Kelewing tempatnya di Pajajaran.
Inilah anak-cucu Sunda tatkala Pakuan makmur:Raden Tng dari Rajamantri, Raden Mmt dari
Padnalarang, Raden Sakian Sambulagungsari, dari RatuBancana yang tua Mundingdalem Sanghiyang PerbuSangkanbnghar berputra Sanghiyang Lemansanjaya,berputra Sanghiyang Rajuna, berputra yang .Berputra yang Sedang Taman, berputra yang SedangPangkalan, berputra Sanghiyang Sogol berputra RadenSenapati Angalaga, Raden Senapati Angalaga berputraSanghiyang Panangah, berputra SanghiyangLebakwangi.
(6) Yang seorang putra Ratu Sunda dinamai SangyangAgung, berputra Sanghyang Maya, berputra TadenNarasinga di Cirebon, berputra Sayagati.
Yang seorang lahir di Buniwangi, putra DalemRumenggong, dinamai Ratu Parmana, berputra RatuParmana di Puntang berputra Ratu Pantenan, berputraRamadewa, berputra Susuhunan Ranggalawe,tempatnya di Timbanganten.
Yang seorang dinamai Keboputih, maka nikahkepada putra Susunan. Dalangu, berputra Susunan
Rajamandala tempatnya di Cahur.Adapun yang lahir dari Ratu Akri dinamai PerbuLimansanjaya, tempatnya di Limbangan.
Yang seorang puteranya Gurugantangan yanglahir dari Mayangkaruna dinamai RagamantriPuspawangi Rajaparmana, yang berputra SusunanWanaprih tempatnya di Talaga.
Seorang yang lain dari Manikgumilang dinamaiSanghiyang Jampana, tempatnya di Batulayang.
Yang seorang putera lahir dari Pangilarangsari,dinamai Ratu Dewi berputra dinamai Marajahiyang,tempatnya di Batuwangi.
Yang seorang putra di Karang, dinamaiMudikbatara.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
35/47
(7) Yang seorang puteranya Ratu Marajasakti, dinamaiRasa Mastuli maka diserahkan kepada Ki Lembualas,ditempatkan di Ukur, maka berputra Kiai Dipati Ukur,yang tua yang seorang putranya Ratu dari Marajainten,
maka berputra dinamai Sanghiyang Wiruna berputraPerbu . Kiai Ngabehi Cucuk, yang tempatnya diManabaya.
Yang seorang puteranya Rangga Sinom, dinamaiGuruminda Mantrisari, maka berputra Sanghyang Lutar,ditempatkan di Panembong.
Yang seorang puteranya Mundingkawati yanglahir di Marajalarang anaknya Kidangpananjungdinamawi Ratu Wijaya, berputra dinamai Perbu Residitempatkan di Rajapolah.
Yang seorang puteranya Sanghyang raksa,yang lahir dari Tamompo, berputra dinamai Ranggadipadan dinamai Rangga Sinom dinamai Raden pernahnya di Suci, Raden Sinom tempatnya diSelagedang.
Yang seorang putranya Mundingmalati dariParenggilayangsari, dinamai Sanghiyang Wiraga,Sanghiyang Wiraga menetap di gunungMandeyansukma, dinamai Batara Amilarang, berputra
dinamai Ratu Siluman, Ratu SIluman berputra RatuDemang. Ratu Demang berputra Batara YangSengkawaja namanya nikah kepada Bataraputranya pohaci Rabanu berputra Batara SedangKawindu. Batara Sedang Kawindu maka berputra yangmeninggal di Galuh, maka terputus kedudukannyadiselang oleh pamannya bernama Sarpn, SarpnCipacul.
Maka putranya dua orang, yang pertama yangmeninggal di Cibuntu, yang kedua Dalem Demang.Maka yang meninggal di Cibuntu berputra DalemDemang Agung berputra Kiai Ngabehi Sama, tempatnyadi Sindangkasih. Yang seorang putranya RadenGanduwangi yanglahir di Margacinta, maka berputraSanghiyang Medang, berputra Susunan Pandujayatempatnya di Pawenang.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
36/47
Yang seorang putranya Raden Numbang,putranya dari Intenbancana, maka berputra SangiangSumurgagung, Sanghiyang Sumuragung berputraSanghiang Maha Sahunggantung.
Yang seorang namanya Ranggasanten, putra dariMarajakastori dinamai Dirgahiang, putranyaMundingjaya tempatnya di Mandala.
Yang seroang putranya Susunan Sinduparmana,yang kedua di Galuh, putranya Susunan Jaratnatempatnya di Cipinaha.
(8) Yang seorang putranya Raden Srigading
tempatnya di Sukakarta. Yang seorang memperoleh Sang Mahawidara,
tempatnya di Maja. Yang seorang Ratu Purbasakala dinamai Susunan
Tambalayu.Maka berputra istri dinamai Ratu Gumilang, maka
diberikankepada Santewanan Gunung Licin.Maka berputra Susunan Malaya, tempatnya di
Taraju. Yang seorang namanya Kian Santang, maka
nikah dengan Ratu Mandapa, maka berputra wanita
Emurhali bersuami Bimalarang putra dari Jampangditempatkan di Nagara. Yang seorang putra Mundinglaya, yang lahir dari
Arumganda Wayansari, maka berputra SusunanCilwih. Ditempatkan di Kadungora, maka berputra tigaorang; Marajahiang Terusnabo tempatnya diParakantiga, Amarajahiang Rajanabo ditempatkan diKandangwesi, Marajahiang Lugajaya ditempatkan diCidamar.
Adapun yang seorang putranya SusunanRajanawung lahir dari Rajasari, dinamai Ratugalaistrinya ketika mengandung, bertapa di matahari sertadengan Batari Resikputih, maka berputra dinamai SangDewaguruhaji, berputra Tajimalela.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
37/47
(9) Tajimalela berputra Gsanhulun. SusunanGsanhulun berputra Pangeran Sumedang, tempatnyadi Sumedanglarang.
Yang menyebabkan para putra Ratu Sunda bubar
dari Pajajaran diusir oleh ayahnya, karena telah lengkappengajaran Kian Santang sekembalinya dari KabahAllah. Putra itu teguh beriman kepada agama Islamtidak mengikuti sareat yang dianut oleh ayahnya dankakeknya, karena itu diusir bubar ke Timur. KianSantang diusir oleh ayahnya, karena panas NegaraPakuan.
Asalnya pergi ke negeri Campa adiknya dibawayang bernama Sarikabunan, maka dinikahkan kepadaRatu Tuban Duta Samud cicitnya Ki Jatiswara,maka Pajajaran burak. Buraknya pada hari Selasatanggal 14 bulan Sapar tahun Jim-Akhir.
Yang tertinggal dua orang putra, yang seorangbernama Pucukumun dan yang kedua dinamaiSekarmandapa. Pada waktu itu kalah Pajajaran, makaPucukumun ditawan oleh Ratu dari Timur, sedangkanRatu Mandapa melarikan diri ke Gunung Gede menujuAjar Sukarasa, maka bertapa bersama ajar itu.
Pada suatu ketika mani ajar itu menetes mengenai
gagang kujang ajar itu. Maka Ratu Mandapa membelahpinang dengan kujang itu, terbawalah mani ajar ituserta, ketika sedang makan sirih mani itu termakanoleh Ratu Mandapa, lama-kelamaan ia mengandungdan setelah duabelas bulan lalu melahirkan,
(10) putranya seorang bayi perempuan serta cantikrupanya, maka dinamai Tandurangagang. Makasetelah dewasa diserahkan kepada Pangeran Jakerta,ketika ditiduri maka keluar api dari kemaluannya,maka kemudian diminta oleh Ratu Cirebon akandiperistri, tetapi keluar api dari kemaluannya, makadiberikan kepada Kiai Gedeng Mataram, ketika akanditiduri, keluar api dari kemaluannya. Karena itudianggap tidak berguna, lalu dijual kepada RatuBelanda dengan bedil (meriam), meriam itu dibagi:
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
38/47
Mataram Si Gunturgeni, Cirebon Si Santomi, kepadaBanten si Amuk.
Maka putra SIliwangi yang lahir dari Padnawatidinamai Ranggamantri, maka berputra Selawati, Ratu
Selawati berputra Sang Adipati bertempat di Kuningan. Yang seorang dinamai Ratu Sedalarang. Makaberputra Perbu Cakradewa, Prabu Cakradewa berputraSingacala.
Maka seorang putranya Kidangpananjung dinamaiPerbu Sari berputra dua orang, yang dinamaiBorosngora, ditempatkan di Panjalu, yang seorang lagiada di Rajapolah.
Adapun putra Ratu Komara dinamai Dewaguru,Dewguru berputra Guruhaji, Guruhaji berputraHajiputih, Hajiputih berputra Susuhunan Gsanhulun,Susuhunan Gsanhulun berputra Pangeran SumedangKahiangan penjelmaan Komara dinamai Batara
Tuntungbuwana jatuh di Sumedanglarang.
(11) Adapun putranya, yang bernama Banyakkudika yanglahir di Lopasir, yang seorang bertempat di Bandung,yang seorang bertempat di Kahuripan.
Adapun putra Marajasakti tujuh orang banyaknya,
yang seorang Ratu Roban, bertempat di Roban, yangseorang Ratu Gelukherang bertempat di Tanjungbang,yang seorang Ratu Jalakronceak bertempat di Wirasa,yang seorang Ratu Batagurun bertempat di Guha Upas,yang ada di Lakbok, dinamai Sanghiang Pasarean, yangseorang Ratu Romangelanherang di Guha Pajajaran,itulah Siluman Tujuh di Timur.
Putra Ratu Komara dinamai Batara Niskala, makaberputra Marajahiang Niskala. Inilah Cirebon.
Putra Baginda Ali dinamai Jenal Abidin, putranyayang ketujuh diserahkan kepada Syekh Magrib,bernama Molana Kasan, berputra Ratu Campa berputraNyai Gedeng Campa. Nyai Gedeng Campa berputra HajiDuta Samud, yang berputra Nyai Gedeng Jatiswara,Nyai Gedeng Jatiswara berputra Sunan Jati, Susunan Jatiberputra Sabakingking di Banten.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
39/47
(12) Tamat Kitab Waruga Jagat, selesai ditulis pada malam
Selasa bulan Zulhijjah, tanggal delapan, tahun Alip,Hijrah 1117.
Yang empunya Mas Ngabehi Parana.
***
TARJAMAH BASA SUNDA versi SKKS
D.
KITAB WARUGA JAGAT TARJAMAH BASA SUNDAKU KI JAGASATRU VI
1) Kosim apuputra Abdulmuthalib, Abdulmuthalibapuputra Abdullah, Abdullah apuputra Nabi urangs.a.w., Nabi urang apuputra Fatimah. Fatimah apuputraHasan Husein, Husein apuputra Zainal Abidin, Zainal
Abidin apuputra Bani Ratu Israil, Bani Ratu Israilberputra Ratu Raja Yuta. Ratu Raja Yuta apuputra RajaMesir .. Raja Mesir apuputra Susuhunan Gunung Jati.Susuhunan Gunung Jati apuputra Pangeran Pasarean,Pangeran Pasarean apuputra Pangeran DipatiBalagayam, Pangeran Dipati Balagayam apuputraPanembahan, Panembahan apuputra PanembahanRatu, Panembahan Ratu apuputra Pangeran DIpati,Pangeran Dipati apuputra Panembahan Girilaya,Panembahan Girillaya apuputra Sultan Komaruddin,Sultan Komaruddin apuputra Pangeran Rajaningrat di
Negara Cirebon.Tamat.Nya ieu carita hadis. Sing saha nu ngadngkeun,
maca ajaran ieu disaruskrun jeung Quran tilupuluh juz jeung masih disaruakeun jeung perang sbail sarbukali jeung digunakeun jadi ubar sarta . Di imahnakeuna ku pitenah setan iblis jeung lamun manhna
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
40/47
asup ka naraka kula anu bakal ngomong supayadimulyakeun.
Ieu th carita putra Nabi ti (istrina) anu anomdiwastaan Baginda Sam. Baginda Sam apuputra
Bakarbuwana, anu apuputra Manaputih gantungan.Manaputih . Gantungan apuputra Ongkalarang,Ongkalarang apuputra Sayar. Ratu Sayar apuputra RatuMajakane, Ratu Majakane apuputra Parmana. Parmanaapuputra limaan: Anu saurang Ratu Galuh.
2) Ratu Sriputih. Anu saurang Sang Rajaputih. Anusaurang Atmasuci. Anu saurang Ratu Brahma. RatuBrahma dibawa ti Selan ka Nusa Arah, ngadegkeindukuh di Medangkamulan babarengan (jeung) adina nuaww diwastaan Ratu Dewi Hasta Terusgumuling.Terus pepelakan jawawut, kusabab kitu dingarananNusa Jawa. Terus garwaan putera Ratu Mesir anudiwastaan Ratu Parwatasari. Adi putra Ratu Mesir anulalaki diwastaan Ahmad nikah, panggih jeung adi
jeuyng adi. (Pangiringna) ti Selan sarbu ti Mesir sarbuoindah tempat ka Gunung Kidul.
(Ratu Galuh) apuputra tiluan. Anu saurang KiDipati Hariang Banga, kadua Ki Dipati Ciungmanarah,
jeung Ratu Marajasakti. Ayna ditinggalkeun di Ujungkulon ku AkiBagawat. Terus lawas-lawas terus maot dikubur, terusti anak aww anu maot ta, sabab manhna ceurik anu kacida hayang bubuahan, anu kacida ngeunahnabudak th teterusan ceurikna hingga ka maotna,
jasadna dikubur, lawas-lawas tuwuh tina tatangkalananu matana jadi watang pare jeung kumha bahan
pangan anu ngareunah.Terus Putra Ratu Mesir th maot, Ratu Parwatasari
diserahkeun ka Medangkamulan, rakyatna sarbubawaanna carogna asalna di Nusa Jawa. Ari RatuBarahma datang di Negara, putrana aww
3) Dibikeun ka ratu Medangkamulan, terus apuputra ti
Ratu Istri anu .. panas di Negara terus diusir ka
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
41/47
.. kulon terus nikah jeung Ki Jakahtawa terus . Ajegkapanasan, sarta apuputra tuluy moot dikubur, tuluy tuwuh jadi kai samida ngaranna th, tempatna dibasisir, tembulina dipiceun ka laut, tuluy jadi
sarupaning anu peurahan di laut.Sang Rasaputih nepi di Balungbangan, apuputraistri anu dibikeun ka Ratu Medangkamulan. Apuputra ti
Jakahtawa, terus nikah ka Nyi Ragasia. Terus apuputrakakaian, nailka buahan lahir bayi jeung lelenge rujak hangor sakumna peurag bisa anu aya di Nusa Jawa.
Ari Atmasuci tatapa di Sam Kaler. Tempatna .Ka Ki Sadana, apuputra istri namina Dwirasa . KaRaden Jayakeling, nyata asalna sakumna .. nganjrek
jeung aya sabab rajaputra pindah ka anu dipuja,Cahaya anu kaluar tina panon sababna dijujulukan
Ratu Galuh, sabab Ratu anu daulat, terus satemennakahoyong Allah bendu ka hambaNa, sabab teu nganut sareat Nabi Noh, terus sakumna hanjat kana parahu, ariRatu Galuh nyaah ka gunung luhurna tujuh langit.
4) Tuluy sakumna rakyatna nak gunung, sabada tuhut tuluy turun ti gunung, terus unggah ka Bojonglopang,
nyieun dukuh, anu diwujudkeun gunung kulon, dipanahku malaikat, tuluy ancur gunung th jadi sekaliankabuyutan di Nusa Jawa.
Ratu Galuh putrana ti bangsa manusia anu sulungHariang Banga, anu kadua Ciungmanarah dan anukatilu Ratu Marajasakti. Ari Hariang Banga apuputra KiGedeng Mantalarasa. Ki Gedeng Mantalarasa apuputraki Gedeng Mesir, Ki Gedeng Mesir apuputra RatuMajapahit, apuputra Ki Gedeng Jati, apuputra Ki GedengKartadipura, apuputra Ki Gedeng Sari, apuputra KiGedeng Kacung, apuputra Ki Gedeng Suruwud,apuputra Pangeran Sedang Karapyak, apuputraPangeran Sedang Kamuning, apuputra Sultan Mataram,apuputra Susuhunan Tegalwangi, apuputra SusuhunanMangkurat, apuputra Pangeran Dipati Anom.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
42/47
Ari putra Ciungmanarah diturunkeun di Pajajaran,dina mangsa bawaana panday 800 jeung putera istrianu diwastaan Purbasari, carogena Lutungkasarung,
putra ti Manggungmendung, apuputra Linggahiang,
apuputra Susuktunggal. 5) Apuputra Perbu Mundingkawati, apuputra Perbu
Anggalarang, apuputra Mundingwani, anu baheula jadiRatu Sunda, ngawasa di Pajajaran.
Putra Ratu Siluman tujuh jalma lobana, anu kahijiKi Jakahlarang, tempatna di Roban, anu kadua Ki TuaSapularang tempatna di Tanjungbang. Ki Diriawangitempatna di Wiraga jeung nu kaopat Ki Koyopok tempatna di Guha Upas, anu kalima Ki Kompanglaangtempatna di Guha Pajajaran, anu kagenep Ki Dulek
pernahny di Sancang, anu katujuh Ki Kelewingtempatna di Pajajaran.
Ieu th anak-incu Sunda nalika Pakuan makmur:Raden Tng ti Rajamantri, Raden Mmt tiPadnalarang, Raden Sakian Sambulagungsari, ti RatuBancana anu sepuh Mundingdalem Sanghiang PerbuSangkanbnghar apuputra Sanghiang Lemansanjaya,apuputra Sanghiang Rajuna, apuputra yang .
Apuputra Yang Sedang Taman, apuputra Yang SedangPangkalan, apuputra Sanghiang Sogol apuputra RadenSenapati Angalaga, Raden Senapati Angalaga apuputraSanghiang Panangah, apuputra Sanghiang Lebakwangi.
6) Anu saurang putra Ratu Sunda diwastaan Sanghiyang
Agung, apuputra Sanghiyang Maya, apuputra TadenNarasinga di Cirebon, apuputra Sayagati.
Anu saurang lahir di Buniwangi, putra DalemRumenggong, diwastaan Ratu Parmana, apuputra RatuParmana di Puntang apuputra Ratu Pantenan, apuputraRamadewa, apuputra Susuhunan Ranggalawe,tempatna di Timbanganten.
Anu saurang diwastaan Keboputih, terus nikah ka putra Susunan. Dalangu, apuputra SusunanRajamandala tempatna di Cahur.
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
43/47
Ari anu lahir ti Ratu Akri diwastaan PerbuLimansanjaya, tempatna di Limbangan.
Anu saurang puterana Gurugantangan anu lahir tiMayangkaruna diwastaan Ragamantri Puspawangi
Rajaparmana, anu apuputra Susunan Wanaprihtempatna di Talaga.Saurang anu lian ti Manikgumilang diwastaam
Sanghiang Jampana, tempatna di Batulayang. Anu saurang putera lahir ti Pangilarangsari,
diwastaan Ratu Dewi apuputra diwastaan Marajahianu,tempatna di Batuwangi.
Anu saurang putra di Karang, diwastaanMudikbatara.
7) Anu saurang puteranya Ratu Marajasakti, diwastaan
Rasa Mastuli terus dipasaraheun ka Ki Lembualas,ditempatkeun di Ukur, terus apuputra Kiai Dipati Ukur,anu sepuh anu saurang putrana Ratu ti Marajainten,terus apuputra diwastaan Sanghiang Wiruna apuputraPerbu . Kiai Ngabehi Cucuk, anu tempatna diManabaya.
Anu saurang puterana Rangga Sinom, diwastaanGuruminda Mantrisari, terus apuputra Sanghanu Lutar,
ditempatkeun di Panembong. Anu saurang puteranya Mundingkawati anu lahir di Marajalarang anakna Kidangpananjung diwastaanRatu Wijaya, apuputra diwastaan Perbu Residitempatkeun di Rajapolah.
Anu saurang puterana Sanghiang raksa, anulahir ti Tamompo, apuputra diwastaan Ranggadipa
jeung diwastaan Rangga Sinom diwastaan Raden pernahna di Suci, Raden Sinom tempatna diSelagedang.
Anu saurang putrana Mundingmalati tiParenggilaanusari, diwastaan Sanghiang Wiraga,Sanghiang Wiraga netep di gunung Mandeyansukma,diwastaan Batara Amilarang, apuputra diwastaan RatuSiluman, Ratu SIluman apuputra Ratu Demang. RatuDemang apuputra Batara Yang Sengkawaja wastana
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
44/47
nikah ka Batara putrana pohaci Rabanu apuputraBatara Sedang Kawindu. Batara Sedang Kawindu terusapuputra anu maot di Galuh, tuluyna pegat kalungguhanna diselang ku pamanna diwastaan
Sarpn, Sarpn Cipacul.Terus putrana duaan, anu kahiji anu maot diCibuntu, anu kadua Dalem Demang. Terus anu maot diCibuntu apuputra Dalem Demang Agung apuputra KiaiNgabehi Sama, tempatna di Sindangkasih. Anu saurang
putrana Raden Ganduwangi anu lahir di Margacinta,terus apuputra Sanghiang Medang, apuputra SusunanPandujaya tempatna di Pawenang.
Anu saurang putrana Raden Numbang, putrana tiIntenbancana, terus apuputra Sangiang Sumurgagung,Sanghiang Sumuragung apuputra Sanghiang MahaSahunggantung.
Anu saurang wastana Ranggasanten, putra tiMarajakastori diwastaan Dirgahiang, putranaMundingjaya tempatna di Mandala.
Anu seurang putrana Susunan Sinduparmana,anuk kadua di Galuh, putrana Susunan Jaratnatempatna di Cipinaha.
8) Anu saurang putrana Raden Srigading tempatna diSukakarta. Anu saurang meunangkeun Sang Mahawidara,
tempatna di Maja. Anu saurang Ratu Purbasakala diwastaan Susunan
Tambalayu.Terus apuputra istri diwastaan Ratu Gumilang, terus
dipasrahkeun ka Santewanan Gunung Licin.Terus apuputra Susunan Malaya, tempatna di
Taraju. Anu saurang wastana Kian Santang, terus nikah
jeung Ratu Mandapa, terus apuputra istri Emurhalicarogean Bimalarang putra ti Jampang ditempatkeundi Nagara.
Anu saurang putra Mundinglaya, anu lahir ti Arumganda Wayansari, terus apuputra Susunan
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
45/47
Cilwih. Ditempatkeun di Kadungora, terus apuputratiluan; Marajahiang Terusnabo tempatna diParakantiga, Amarajahiang Rajanabo ditempatkeun diKandangwesi, Marajahiang Lugajaya ditempatkeun di
Cidamar. Ari anu saurang putrana Susunan Rajanawung lahir ti Rajasari, diwastaan Ratugala istrina nalika ngandung,tatapa di Srangenge sarta jeung Batari Resikputih,terus apuputra diwastaan Sang Dewaguruhaji, apuputraTajimalela.
10) Tajimalela apuputra Gsanhulun. Susunan
Gsanhulun apuputra Pangeran Sumedang, tempatnadi Sumedanglarang.
Anu jadi sabab para putra Ratu Sunda bubar tiPajajaran diusir ku ramana, sabab geus lengkepnaajaran Kian Santang samulangna ti Kabah Allah. Putraieu teguh imanna kana agama Islam teu tumut ka anudianut ku ramana tur akina, sabab kitu diusir bubar kewtan. Kian Santang diusir ku ramana, sabab panasnaNagara Pakuan.
Asalnya miang ka nagari Campa adina dibawa anudiwastaan Sarikabunan, terus dinikahkeun ka Ratu
Tuban Duta Samud buyutna Ki Jatiswara, terusPajajaran burak. Burakna dina po Selasa tanggal 14bulan Sapar taun Jim-Akhir.
Anu tinggal dua putra, anu saurang diwastaanPucukumun jeung anu kadua diwastaan Sekarmandapa.Dina aktu harita Pajajaran lh, terus Pucukumunditawan ku Ratu ti Wtan, sedangkeun Ratu Mandapakabur ka Gunung Ged ngajugjug Ajar Sukarasa, terustatapa jeung ajar.
Dina hiji mangsa cimani ajar th nts keuna kanagagang kujang ajar. Terus Ratu Mandapa meulah jambku ta kujang, nya kabawah cimani ajar th, nalika keur nyeupah cimani th kadahar ku Ratu Mandapa, lawas-lawas manhna ngandung jeung sabada duabelasbulan tuluy ngalahirkeun,
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
46/47
putrana sahiji orok istri anu geulis rupana, terusdiwastaan Tandurangagang. Terus sabada dwasadipasrahkeun ka Pangeran Jakerta, nalika rk sapatemon terus kaluar seuneu tina laranganana,
saterusna dipnta ku Ratu Cirebon bakal dipigarwa,tapi kaluar seuneu tina laranganana, terusdipasrahkeun ka Kiai Gedeng Mataram, nalika rk sapatemon, kaluar seuneu tina laranganana. Sabab kitudianggap taya gunana, tuluy dijual ka Ratu Walanda(ditukeuran ku) bedil (mariem), mariepam ta dibagi:Mataram Si Gunturgeni, Cirebon Si Santomi, ka Bantensi Amuk.
Terus putra SIliwangi anu lahir ti Padnawatidiwastaan Ranggamantri, terus apuputra Selawati, RatuSelawati apuputra Sang Adipati nganjrek di Kuningan.
Anu saurang diwastaan Ratu Sedalarang. Terusapuputra Perbu Cakradewa, Prabu Cakradewa apuputraSingacala.
Terus saurang putrana Kidangpananjungdiwastaan Perbu Sari apuputra dua, anu diwastaanBorosngora, ditempatkeun di Panjalu, anu saurangldeui aya di Rajapolah.
Ari putra Ratu Komara diwastaan Dewaguru,
Dewaguru apuputra Guruhaji, Guruhaji apuputraHajiputih, Hajiputih apuputra Susuhunan Gsanhulun,Susuhunan Gsanhulun apuputra Pangeran SumedangKahiangan jalmaan ti Komara diwastaan BataraTuntungbuwana nganjrek di Sumedanglarang.
11) Ari putrana, anu diwastaan Banyakkudika anu lahir diLopasir, anu saurang nganjrek di Bandung, anusaurang nganjrek di Kahuripan.
Ari putra Marajasakti tujuh lobana, anu saurangRatu Roban, nganjrek di Roban, anu saurang RatuGelukherang nganjrek di Tanjungbang, anu saurangRatu Jalakronceak nganjrek di Wirasa, anu saurangRatu Batagurun nganjrek di Guha Upas, anu aya diLakbok, diwastaan Sanghiang Pasarean, anu saurang
-
7/27/2019 Kitab Waruga Jagat
47/47
Ratu Romangelanherang di Guha Pajajaran, tah taSiluman Tujuh di Wtan.
Putra Ratu Komara diwastaan Batara Niskala,terus apuputra Marajahiang Niskala.Tah ieu Cirebon.
Putra Baginda Ali diwastaan Jenal Abidin, putranaanu katujuh dipasrahkeun ka Syekh Magrib, diwastaanMolana Kasan, apuputra Ratu Campa apuputra NyaiGedeng Campa. Nyai Gedeng Campa apuputra HajiDuta Samud, anu apuputra Nyai Gedeng Jatiswara, NyaiGedeng Jatiswara apuputra Sunan Jati, Susunan Jatiapuputra Sabakingking di Banten.
12) Tamat Kitab Waruga Jagat, anggeus ditulis dinamalem Salasa bulan Zulhijjah, tanggal dalapan, taun
Alip, Hijrah 1117. Anu bogana Mas Ngabehi Parana.Disalin tina bahan nu aya di Australian NationalLibrary, Canberra ACT Australia. Sydney, 25 Desember 2011Ki H. Dr. Iwan NatapradjaEditor
top related