laboratorium
Post on 09-Jul-2015
306 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan
ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-
kegiatan tersebut secara terkendali. Laboratorium ilmiah biasanya dibedakan menurut disiplin
ilmunya, misalnya laboratorium fisika, laboratorium kimia, laboratorium biokimia, laboratorium
komputer, dan laboratorium bahasa.
pengertian Laboratorium
Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan
ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-
kegiatan tersebut secara terkendali (Anonim, 2007). Sementara menurut Emha (2002), laboratorium
diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan, dan sebagainya yang
berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan biologi atau bidang ilmu lain.
Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan
kerja untuk mernghasilkan sesuatu. Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar,
atau ruangan terbuka, misalnya kebun dan lain-lain.
Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang digunakan untuk melakukan
percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang
ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka seperti kebun dan
lain-lain.
K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Menurut America Society of safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan
lingkungan dan situasi kerja. Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian
lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD, perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi.
Dalam K3 juga dikenal istilah Kesehatan Kerja, yaitu : suatu ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan kulitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan Penyakit Akibat Kerja meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan pemberian makan
dan minum bergizi. Istilah lainnya adalah Ergonomy yang merupakan keilmuan dan aplikasinya dalam hal
sistem dan desain kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya, pencegahan kelelahan guna tercapainya pelakasanaan pekerjaan secara baik. Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan
produktifitas kerja.Secara teoritis istilah- istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut :
HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja
yang ada
DANGER (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan prventif.
RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu INCIDENT, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang
dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas badan/struktur
ACCIDENT, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian
(manusia/benda
Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu :
1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehtan kerja 2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Sasaran dari K3 adalah :
1. Menjamin keselamatan operator dan orang lain 2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
3. menjamin proses produksi aman dan lancar
Tapi dalam pelaksaannya banyak ditemui habatan dalam penerapan K3 dalam dunia pekerja, hal ini terjadi karena beberapa faktor yaitu :
Dari sisi masyarakat pekerja
Tuntutan pekerja masih pada kebutuhan dasar (upah dan tunjangan kesehatan/kesejahtraan)
K3 belum menjadi tuntutan pekerja
Dari sisi pengusaha
Pengusaha lebih menekankan penghematan biaya produksi dan meningkatkan
efisiensi untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Itulah keuntungan apabila kita mengutakan keselamatan kerja baik di lingkungan keluarga maupun dilingkungan perusahaan. Dalam memaknai setiap aspek keselamatan berarti kita
ikut menjaga keselamatan kita dan orang lain untuk mencapai makna keselamatan secara menyeluruh. Sumber (http://tuloe.wordpress.com)
1. FAKTOR MANUSIA
Latar Belakang Pendidikan
Latar belakang pendidikan banyak mempengaruhi tindakan seseorang dalam bekerja.
Orang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi cenderung berpikir lebih panjang atau dalam memandang sesuatu pekerjaan akan melihat dari berbagai segi. Misalnya dari segi keamanan alat atau dari segi keamanan diri. Lain halnya dengan orang yang berpendidikan
lebih rendah, cenderung akan berpikir lebih pendek atau bisa dikatakan ceroboh dalam bertindak. Misalnya Ketika kita melakukan pekerjaan yang sangat beresiko terhadap
kecelakaan kerja tetapi kita tidak memakai peralatan safety dengan benar. Hal ini yang tentunya dapat menimbulkan kecelakaan.
Psikologis
Faktor Psikologis juga sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Psikologis seseorang sangat berpengaruh pada konsentrasi dalam melakukan suatu pekerjaan. Bila konsentrasi sudah terganggu maka akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang akan
dilakukan ketika bekerja. Sehingga kecelakaan kerja sangat mungkin terjadi. Contoh faktor psikologis yang dapat mempengaruhi konsentrasi adalah :
o Masalah-masalah dirumah yang terbawa ke tempat kerja. o Suasana kerja yang tidak kondusif. o Adanya pertengkaran dengan teman sekerja.
Faktor Keterampilan
Keterampilan disini bisa diartikan pengalaman seseorang dalam melakukan suatu
pekerjaan. Misalnya melakukan start/stop pada sebuah peralatan, memakai alat-alat keselamatan, dsb. Pengalaman sangat dibutuhkan ketika melakukan pekerjaan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang berakibat timbulnya kecelakaan kerja.
Faktor Fisik
Lemahnya kondisi fisik seseorang berpengaruh pada menurunnya tingkat konsentrasi
dan motivasi dalam bekerja. Sedangkan kita tahu bahwa konsentrasi dan motivasi sangat dibutuhkan ketika bekerja. Bila sudah terganggu, kecelakaan sangat mungkin terjadi. Contoh
faktor fisik ini adalah :
o Kelelahan. o Menderita Suatu Penyakit
2. FAKTOR ALAT Kondisi suatu peralatan baik itu umur maupun kualitas sangat mempengaruhi terjadinya kecelakaan kerja. Alat-alat yang sudah tua kemungkinan rusak itu ada. Apabila alat itu sudah
rusak, tentu saja dapat mengakibatkan kecelakaan. Contohnya adalah :
Perpipaan yang sudah tua. Alat-alat safety yang sudah rusak.
Pengertian Kesehatan dan Keselatan Kerja
Menurut Mangkunegara (2002, p.163) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil
dan makmur.
Menurut Suma’mur (2001, p.104), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk
menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan
yang bersangkutan.
Menurut Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko
kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi
mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja .
Mathis dan Jackson (2002, p. 245), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada
perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan
pekerjaan. Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara
umum.
Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan Kesehatan
dan Keselamatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi
pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja
tersebut.
Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada
kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja
yang disediakan oleh perusahaan.
Adapun faktor-faktor yang mempegaruhi terjadinya kecelakan keja yaitu :
a. Faktor Manusia
Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja sehingga dapat
merugikan diri sendiri dan orang lain. Kelalaian manusia juga dapat terjadi karena belum
memahami panduan keselamatan kerja dengan benar. Perilaku baik akan terbawa setiap saat
jika telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan seseorang. Begitu pula budaya keselamatan
kerja akan terbangun apabila selalu ada pembiasaan dalam setiap aktivitas di laboratorium.
b. Bahan Kimia
Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor terjadinya
kecelakaan kerja. Penyimpanan bahan kimia harus mempertimbangkan kualifikasi dan sifat
bahan. Bahan kimia tidak harus disimpan sesuai dengan urutan abjad. Penyimpanan bahan
cair dan padat harus terpisah dan harus disesuaikan dengan sifatnya. Tempat penyimpanan
harus diberi label bahan kimia minimal menyertakan nama, konsentrasi, dan tanggal
pembuatan jika bahan kimia yang tidak mempunyai label harus disingkirkan dan tidak
diperbolehkan untuk digunakan, jika perlu ditelusur identitasnya.
Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan memperhatikan
sifat bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau mencampurkan bahan kimia,
paling tidak jumlah yang digunakan telah diketahui dengan pasti dan tersedia petunjuk teknik
mereaksikan atau pencampurannya. Mengenal sifat bahan kimia menjadi suatu keharusan
sebelum berinteraksi dengan bahan kimia.
Pemindahan atau pengambilan bahan kimia dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar.
Penanganan tumpahan atau percikan bahan kimia perlu diketahui sebelum bekerja di
laboratorium. Tumpahan atau percikan bahan yang mengenai meja atau lantai perlu ditangani
Kecelakaan kerja yang terjadi di laboratorium bisa saja terjadi setiap saat. Banyak alasan
terjadinya kecelakaan kerja, diantaranya adalah :
1. Faktor manusia
Kelalaian manusia yang kurang memperhatikan aspek keselamatan kerja sehingga dapat
merugikan diri sendiri dan orang lain. Kelalaian manusia juga dapat terjadi karena belum memahami panduan keselamatan kerja dengan benar. Perilaku baik akan terbawa setiap saat jika telah menjadi kebiasaan dalam kehidupan seseorang. Begitu pula budaya keselamatan
kerja akan terbangun apabila selalu ada pembiasaan dalam setiap aktivitas di laboratorium.
Kelalaian kecil yang dibiarkan akan membuat seseorang merasakan bahwa tidak lagi tampak ada kelalaian yang telah ditinggalkan. Jika kebiasaan kecil saja mudah diabaikan maka untuk
melakukan kebiasaan besar pasti dengan mudah dilupakan. Kebiasaan bekerja sesuai dengan prosedur yang benar akan terbawa jika kebiasaan kecil dalam memperhatikan aspek keselamatan kerja selalu dibiasaan dari hal-hal yang paling sederhana. Mengenakan sepatu
tertutup saat bekerja di laboratorium merupakan kebiasaan kecil. Jika sekali dua kali bekerja dengan sepatu terbuka tetap aman, biasanya akan merasa sama saja mengenakan sepatu
terbuka atau tertutup sehingga tidak ada kekhawatiran lagi jika tumpahan atau percikan bahan kimia setiap saat bisa terjadi.
2. Bahan kimia
Penanganan bahan kimia yang tidak sesuai menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan kerja. Penyimpanan bahan kimia harus mempertimbangkan kualifikasi dan sifat bahan. Bahan
kimia tidak harus disimpan sesuai dengan urutan abjad. Penyimpanan bahan cair dan padat harus terpisah dan harus disesuaikan dengan sifatnya. Bahan cair yang telah diencerkan dan
bahan padat yang telah dibuat dalam larutan harus disimpan dalam wadah yang sesuai dan diberi label. Label bahan kimia minimal menyertakan nama, konsentrasi, dan tanggal pembuatan. Bahan kimia yang tidak mempunyai label harus disingkirkan dan tidak
diperbolehkan untuk digunakan, jika perlu ditelusur identitasnya.
Mereaksikan bahan kimia harus sesuai dengan prosedur kerja dengan memperhatikan sifat bahan kimia yang digunakan. Sebelum mereaksikan atau mencampurkan bahan kimia, paling
tidak jumlah yang digunakan telah diketahui dengan pasti dan tersedia petunjuk teknik mereaksikan atau pencampurannya. Mengenal sifat bahan kimia menjadi suatu keharusan sebelum berinteraksi dengan bahan kimia.
Pemindahan atau pengambilan bahan kimia dilakukan sesuai dengan prosedur yang benar. Penanganan tumpahan atau percikan bahan kimia perlu diketahui sebelum bekerja di laboratorium. Tumpahan atau percikan bahan yang mengenai meja atau lantai perlu ditangani
secara tepat. Apabila mengenai kulit atau mata harus mengetahui tindakan atau pertolongan pertama yang dapat dilakukan.
3. Alat dan instrumentasi
Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja. Menuangkan larutan asam ke dalam buret tanpa bantuan corong gelas atau dengan menaiki meja kerja dapat menyebabkan resiko
percikan bahan kimia di wajah atau tangan. Alat gelas yang telah berkurang fungsi dan kegunaannya, seperti ada bagian yang telah hilang, retak atau pecah sebaiknya tidak lagi
digunakan. Instrumentasi yang tidak layak pakai juga tidak digunakan, seperti necara yang telah rusak sehingga menimbulkan kesalahan penimbangan, dapat berakibat kesalahan dalam
pembuatan bahan atau campuran reaksi. Sentrifuge yang rusak sebaiknya tidak digunakan.
4. Sarana dan prasarana penunjang Saluran air bersih di laboratorium harus tersedia dengan baik untuk keperluan kebersihan, penanganan
kecelakaan, sebagai pendingin proses distilasi, ekstraksi, atau refluks serta berbagai keperluan lainnya. Saluran
listrik yang digunakan selalu diperiksa secara rutin dan harus dilengkapi pengontrol otomatis apabila terjadi
hubungan arus pendek. Idealnya setiap laboratorium mempunyai program pelatihan teknik laboratorium atau kesehatan dan keselamatan
kerja kimia. Paling tidak sebelum bekerja di laboratorium, telah dibekali dengan beberapa hal penting yang
harus dipahami, diantaranya adalah :
1. Memahami tata tertib atau aturan mendasar bekerja di laboratorium termasuk kekhususan untuk setiap
laboratorium. 2. Memahami prosedur kerja yang akan dilakukan selama bekerja di laboratorium 3. Mempersiapkan perlengkapan keselamatan kerja sesuai dengan kebutuhan 4. Memahami hal-hal yang berkaitan dengan pertolongan pertama pada kecelakaan kerja di laboratorium 5. Mempersiapkan kertas kerja yang diperlukan
secara tepat. Apabila mengenai kulit atau mata harus mengetahui tindakan atau
pertolongan pertama yang dapat dilakukan.
c. Alat Dan Instrumentasi
Penggunaan alat-alat gelas laboratorium yang tidak sesuai dengan fungsi dan cara
pemakaian yang benar dapat menimbulkan resiko kecelakaan kerja.
d. Sarana Dan Prasarana Penunjang
Saluran air bersih di laboratorium harus tersedia dengan baik untuk keperluan
kebersihan, penanganan kecelakaan, sebagai pendingin proses distilasi, ekstraksi, atau refluks
serta berbagai keperluan lainnya. Saluran listrik yang digunakan selalu diperiksa secara rutin
dan harus dilengkapi pengontrol otomatis apabila terjadi hubungan arus pendek.
NAMA ALAT FUNGSI
Untuk memisahkan zat dari suatu
campuran. Misalnya untuk memisahkan pelarut n-heksana yang digunakan untuk
megektraksi minyak dari suatu bahan.
Rotavapor
Botol Semprot
biasanya digunakan untuk menympan
aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang
tidak larut dalam air. Selain itu digunakan juga untuk mencuci atau menetralkan peralatan-peralatan yang
akan digunakan. Cara menggunakan: menekan botol maka aquades akan
keluar.
Cawan petri atau awan Eko atau telepa Petri
(ada 2 macam yaitu yang terbuat dari kaca dan
plastik)
digunakan untuk membiakkan sel.
Cawan petri selalu berpasangan, yang ukurannya agak kecil sebagai wadah dan
yang lebih besar merupakan tutupnya
pH meter
(ada 2 macam yaitu digital dan anolog)
Bermacam-macam pH meter yang telah diproduksi oleh pabrik-pabrik.
Digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari suatu zat. Biasanya
sebelum digunakan dikalibarasi terlebih dahulu menggunakan larutan buffer. Larutan buffer biasanya telah disertakan
dalam kemasannya, dapat pula dibeli di toko-toko kimia.
Untuk mengukur kuat arus listrik atau
hambatan. Misalnya untuk mengukur kuat arus yang dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel galvani.
Multimeter (ada 2 macam yaitu digital dan analog)
Ozon generator
Untuk membuat ozon dalam
laboratorium dengan bahan dasar oksigen (O2) murni
Tabung Pemadam API Powder/Multipurs
Pemadam kebakaran
corong Büchner yang dihubungkan dengan labu yang terhubung dengan pompa vakum.
Digunakan untuk menyaring. Bahan penyaring (biasanya kertas saring)
diletakkan di atas corong tersebut dan dibasahi dengan pelarut untuk mencegah
kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan disaring ditumpahkan ke dalam corong dan dihisap ke dalam
labu dari dasar corong yang berpori dengan pompa vakum.
Kalorimeter Bom
Kalorimeter bom adalah alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor (nilai kalori) yang dibebaskan pada
pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel
ditempatkan pada tabung beroksigen yang tercelup dalam medium penyerap
kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat logam erpasang dalam tabung.
Kalorimeter Larutan
Kalorimeter larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam
sistem sistem. Pada dasarnya, kalor yang dibebaskan/diserap menyebabkan
perubahan suhu pada kalorimeter.
Timbangan atau neraca
Untuk menimbang massa suatu zat
Neraca analitik
Untuk menimbang massa suatu zat. Tingkat ketelitian lebih tinggi neraca di
atas.
Evaporating dish atau cawan porselin
Digunakan sebagai wadah untuk
mereaksikan atau mengubah suatu zat pada suhu tinggi. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak
mudah menguap, mengabukan kertas saring.
Kawat nikrom (alloy nikel dan krom)
Untuk mengidentifikasi suatu zat dengan
cara uji nyala. Hal ini disebabkan setiap zat memberi warna nyala yang spesifik artinya setiap zat memiliki warna yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Walaupun demikian beberapa zat
memberikan warna nyala yang hampir sama sehingga sulit dibedakan. Selain kawat nikrom, kawat platina juga sering
digunakan.
(warna nyala unsur natrium, litium dan te,mbaga, kalium, kalsium, antimon)
Wadah atau tempat menyimpan bahan-
bahan kimia
Botol reagen atau botol pereaksi
Digunakan untuk menyimpan larutan
bahan kimia atau sering juga di gunakan untuk menyimpan indikator asam basa
seperti fenolftalin.
Lup
Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk mengamati kenaikan atau penurunan suhu pada termometer terutama
termometer raksa yang tidak berwarna.
Simbol-simbol Bahaya di
Laboratorium Kimia
Simbol-simbol Bahaya di Laboratorium Kimia
Simbol bahaya adalah simbol dikenali dirancang untuk memperingatkan tentang
bahan berbahaya, lokasi, atau benda, termasuk arus listrik, racun, dan hal-hal lain. Penggunaan simbol-simbol bahaya sering diatur oleh hukum dan diarahkan oleh organisasi
standar. Simbol bahaya mungkin muncul dengan warna yang berbeda, latar belakang, perbatasan dan informasi tambahan dalam rangka untuk menentukan jenis bahaya.
Simbol bahaya digunakan untuk pelabelan bahan-bahan berbahaya menurut Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances).
Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous Substances) adalah suatu
aturan untuk melindungi/menjaga bahan-bahan berbahaya dan terutama terdiri dari bidang keselamatan kerja. Arah Peraturan tentang Bahan Berbahaya (Ordinance on Hazardeous
Substances) untuk klasifikasi, pengepakan dan pelabelan bahan kimia adalah valid untuk semua bidang, area dan aplikasi, dan tentu saja, juga untuk lingkungan, perlindungan konsumer dan kesehatan manusia.
Istilah bahan berbahaya adalah nama umum dan menurut hukum bahan (Chemicals Law) didefinisikan sebagai berikut:
1. Bahan berbahaya atau formulasi menurut hukum kemikalia (Chemicals Law), 2. Bahan, formulasi dan produk dapat membentuk atau melepaskan bahan atau formulasi
berbahaya selama produksi atau penggunaan, 3. Bahan, formulasi dan produk bersifat mudah meledak
Berikut adalah beberapa definisi yang dapat digunakan untuk memahami tentang masalah
hukum :
1. Bahan/zat adalah unsur atau senyawa kimia – bagaimana terjadinya di alam atau diproduksi dengan cara sintesis (misalnya asbes, bromin, etanol, timbal, dll)
2. Formulasi adalah paduan, campuran atau larutan dari dua bahan atau lebih (misalnya
cat, larutan formaldehid dll) 3. Produk adalah bahan/zat atau formulasi yang diperoleh atau terbentuk selama proses
produksi. Sifat-sifat ini lebik menentukan fungsi produk daripada komposisi kimianya 4. Bahan berbahaya yang didefinisikan di atas memiliki satu sifat atau lebih yang
ditandai dengan simbol-simbol bahaya
Simbol bahaya adalah piktogram dengan tanda hitam pada latar belakang oranye, kategori bahaya untuk bahan dan formulasi ditandai dengan simbol bahaya, yang terbagi dalam
1. Resiko kebakaran dan ledakan (sifat fisika-kimia) 2. Resiko kesehatan (sifat toksikologi) atau
3. Kombinasi dari keduanya.
1. A. Standar Eropa
Parlemen Eropa dan Dewan mengadopsi Peraturan tentang Klasifikasi , Pelabelan dan Kemasan Zat dan Campuran ( CLP ) . Ini mulai berlaku pada tanggal 20 Januari 2009.
Peraturan CLP akan menggantikan ketentuan-ketentuan tertentu dari arahan berkaitan dengan klasifikasi , kemasan dan pelabelan bahan-bahan berbahaya ( Directive 67/548/EEC ) dan
persiapan ( Directive 1999/45/EC ) setelah masa transisi . Direktif ini akan dicabut pada tanggal 1 Juni 2015.
Ketentuan pelabelan mengambil papan Piktogram merah berbingkai bahaya , kata sinyal,
bahaya dan laporan pencegahan diatur dalam GHS PBB , misalnya :
Old Hazard Symbols
New Hazard Symbols
Simbol internasional akan menggantikan simbol Eropa pada tahun 2009. Beberapa dari mereka yang mirip dengan simbol Eropa tetapi tidak ada satu kata yang menggambarkan
bahaya. Fitur yang paling mencolok adalah perubahan simbol pelabelan:
- Bukan simbol bahaya dengan pencetakan hitam pada persegi panjang oranye-kuning yang telah digunakan sampai saat ini,
- Sekarang sembilan Piktogram bahaya dengan simbol hitam pada latar belakang putih
dengan Rhombuses merah berbingkai digunakan untuk memberikan peringatan
Simbol bahaya internasional yang baru dan peringatan dan kalimat pencegahan yang harus digunakan pada label yang pada akhirnya akan menggantikan tanda bahaya, risiko dan frase
keselamatan. Akan ada masa transisi seperti ini secara bertahap masuk perubahan harus diselesaikan oleh Desember 2010 untuk zat dan pada Desember 2015 untuk persiapan.
Sistem baru ini sedang dilaksanakan di seluruh dunia oleh negara-negara termasuk Kanada, Uni Eropa, Cina, Australia, dan Jepang.
Standar pelabelan di Eropa
1. Standar Negara Australia
Hampir mirip dengan standar eropa hanya saja ada kategori dikompresi gas, radioaktif dan
lain-lain.
Sifatnya: radioaktif
Contoh : karbon-14, uranium, plutonium
Cara penangannya :
kalau tidak perlu, jangan menggunakan bahan ini karena bahan ini memancarkan sinar-sinar
radioaktif yang dapat merusak/mmtikan sel-sel tubuh.
No Symbol dan Nama Huruf
kode
Keterangan Contoh Keamanan
1. Explosive (bersifat mudah
meledak)
Sifatnya dapat meledak dengan adanya panas, percikan bunga api,
guncangan atau gesekan.)
E
Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan
dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat
ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances.
Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah
terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak.
Sebagai Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan
pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit
mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan
Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2
dan R3
Sebagai contoh untuk bahan yang dijelaskan di atas adalah 2,4,6-trinitro toluena (TNT)
Asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika
bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter,
etanol, dll. Contoh yang lain KClO3, NH4NO3,
C6H2(NO2)3CH3
Hindari pukulan/
benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala
lain bahkan tanpa
2. Oxidizing
(pengoksidasi)
O
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya OXIDIZING biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak
dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat
meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan.
Dalam berbagai hal mereka adalah bahan
Kalium klorat ( KCLO3), Kalium permanganat (KMnO4), Hidrogen peroksida (H2O2),
Asam nitrat (HNO3) pekat, dan K2Cr2O7.
Hindari panas serta bahan mudah terbakar
dan reduktor.
Bersifat pengoksidasi, dapat menyebabkan kebakaran dengan menghasilkan panas saat kontak
dengan bahan organik, bahan pereduksi, dll.
anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida
organik.
Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9
3. Extremely flammable (amat
sangat mudah terbakar)
F
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya. EXTREMELY FLAMMABLE merupakan likuid yang
memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0o C) dan titik didih rendah dengan titik didih
awal (di bawah +35oC).
Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu
campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal.
Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar : R12
Contoh bahan dengan sifat tersebut adalah dietil eter (cairan) dan propane (gas)
Hindari campuran dengan udara
dan hindari sumber api.
4. Highly flammable
(sangat mudah terbakar)
F+
.
Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya HIGHLY FLAMMABLE adalah
subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah
+21oC).
Beberapa bahan sangat mudah terbakar menghasilkan gas yang amat sangat mudah
terbakar di bawah pengaruh kelembaban.
Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan
pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai highly flammable.
Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar : R11
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya aseton dan
logam natrium, yang sering digunakan di laboratorium sebagai solven dan agen
pengering.
Hindari dari sumber api, api
terbuka dan loncatan api, serTa hindari
pengaruh pada kelembaban
tertentu.
5. Flammable tidak Bahan kimia memiliki titik nyala rendah dan Contoh bahan dengan sifat Hindari atau
(mudah terbakar)
ada mudah menyala/terbakar dengan api bunsen, permukaan metal panas atau loncatan bunga api
Tidak ada simbol bahaya diperlukan untuk melabeli bahan dan formulasi dengan notasi bahaya FLAMMABLE. Bahan dan formulasi
likuid yang memiliki titik nyala antara +21oC dan +55oC dikategorikan sebagai bahan mudah terbakar (Flammable)
Frase-R untuk bahan mudah terbakar : R10
tersebut misalnya minyak terpentin, dietil
eter (C2H5OC2H5), karbon disulfide (CS2), asetilena
(C2H2).
jauhkan dari api terbuka,
sumber api dan loncatan api.
6. Flammable Solid
( padatan mudah terbakar)
Padatan yang mudah terbakar didefinisikan
sebagai padatan yang memenuhi salah satu syarat dibawah ini:
Merupakan bahan peledak basah, Merupakan zat yang dapat bereaksi sendiri, karena tidak
stabil terhadap panas dan terdekomposisi menghasilkan panas (walaupun tanpa oksigen
dari udara), Padatan yang mudah sekali terbakar.
Bahan yang bereaksi dengan air
dan menimbulkan panas serta api (pyrophoric material) adalah suatu cairan atau padatan
(banyak atau sedikit jumlahnya) yang dalam 5 (lima) menit
berada di udara bebas tanpa disulut api dapat terbakar (menimbulkan api) dengan
sendirinya.
Hindari panas
atau bahan mudah terbakar dan reduktor
serta hindari kontak dengan
air apabila bereaksi dengan air dan
menimbulkan panas serta api.
7. Very toxic (sangat beracun)
T+
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya VERY TOXIC dapat
menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat rendah jika masuk ke tubuh
melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan sangat beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 dermal (tikus atau kelinci) ≤ 50 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol
/debu ≤ 0,25 mg/L
Frase-R untuk bahan sangat beracun : R26, R27 dan R28
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya kalium
sianida, hydrogen sulfida, nitrobenzene dan atripin.
-
8. Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan
notasi bahaya TOXIC dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan
bahkan kematian pada konsentrasi sangat
Bahan karsinogenik dapat
menyebabkan kanker atau meningkatkan timbulnya kanker
jika masuk ke tubuh melalui
Hindari Kontak
atau masuk kedalam tubuh,
segera berobat
T rendah jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion),atau kontak
dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400
mg/kg berat badan
Frase-R untuk bahan beracun : R23, R24 dan R25
Bahan dan formulasi yang memiliki sifat :
Karsinogenik (Frase-
R :R45 dan R40) Mutagenik (Frase-
R :R47) Toksik untuk reproduksi (Frase-R
:R46 dan R40) atau
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain
(Frase-R :R48) ditandai dengan simbol bahaya TOXIC SUBSTANCES dan kode huruf T.
inhalasi, melalui mulut dan kontak dengan kulit.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya solven-solven seperti metanol (toksik) dan
benzene (toksik, karsinogenik). karbon tetraklorida (CCl4), Hidrogen sulfida (H2S),
Benzena (C6H6)
kedokter bila kemungkinan
keracunan.
9. Harmful (berbahaya)
Bahan kimia dapat menyebabkan
iritasi, luka bakar pada kulit, berlendir, mengganggu sistem pernafasan bila kontak dengan
kulit, dihirup atau ditelan
Xn
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya HARMFUL memiliki resiko merusak kesehatan sedang jika masuk ke
tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan berbahaya jika memenuhi kriteria berikut:
LD50 dermal (tikus atau kelinci) 400-2000 mg/kg berat badan
LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol
/debu 1 – 5 mg/L
Frase-R untuk bahan berbahaya : R20, R21 dan R22
Sifat-sifat merusak secara kronis yang lain (Frase-R:R48) yang tidak diberi notasi toxic,
akan ditandai dengan simbol bahaya HARMFUL SUBSTANCES dan kode
huruf Xn.
Bahan-bahan yang dicurigai memiliki sifat
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya solven 1,2-etane-1,2-diol atau etilen
glikol (berbahaya), diklorometan (berbahaya,
dicurigai karsinogenik).NaOH, C6H5OH, Cl2
Hindari kontak dengan tubuh atau hindari
penghirupan, segera berobat
jika terkena bahan.
karsinogenik, juga akan ditandai dengan simbol bahaya HARMFUL SUBSTANCES dan kode
huruf Xn, bahan pemeka (sensitizing substances) (Frase-R :R42 dan R43) diberi
label menurut spektrum efek apakah dengan simbol bahaya untuk ‘harmful substances’ dan kode huruf Xn atau dengan simbol bahaya
‘irritant substances’ dan kode huruf Xi.
Bahan yang dicurigai memiliki sifat karsinogenik dapat menyebabkan kanker
dengan probabilitas tinggi melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion) atau kontak dengan kulit.
10 Irritant
(menyebabkan iritasi)
Xi Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat
menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38
dan R41
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya
isopropilamina, kalsium klorida dan asam dan basa encer.
Hindari kontaminasi
pernafasan, kontak dengan kulit dan mata.
11. Corrosive (korosif)
C Bahan dan formulasi dengan notasi CORROSIVE adalah merusak jaringan hidup.
Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena
karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2) dan basa (pH>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.
Frase-R untuk bahan korosif : R34 dan R35.
Contoh bahan dengan sifat tersebut misalnya asam mineral
seperti HCl dan H2SO4maupun basa seperti larutan NaOH
(>2%).
Hindari kontaminasi
pernafasan, kontak dengan
kulit dan mata
12. NATURE POLLUTING
Bahan berbahaya bagi
lingkungan
N Bahan dan formulasi dengan notasi DANGEROUS FOR ENVIRONMENT adalah
dapat menyebabkan efek tiba-tiba atau dalam sela waktu tertentu pada satu kompartemen
lingkungan atau lebih (air, tanah, udara, tanaman, mikroorganisme) dan menyebabkan gangguan ekologi.
Frase-R untuk bahan berbahaya bagi lingkungan : R50, R51, R52 dan R53.
Contoh bahan yang memiliki sifat tersebut misalnya tributil
timah kloroda, tetraklorometan, dan petroleum hidrokarbon
seperti pentana dan petroleum bensin, serta AgNO3, Hg2Cl2, HgCl2
Hindari kontak atau bercambur
dengan lingkungan
yang dapat membahayakan makhluk
hidup, limbah dijauhkan dari
lingkungan.
bersifat berbahaya bagi satu atau beberapa komponen dalam
lingkungan kehidupan.
13 Flammable Liquid
(Mudah terbakar Cair)
Digunakan dalam transportasi cairan yang
mudah terbakar.
Alcohol, aseton, xylene,
toluene, ethanol, methanol, hexane, acetonitrile,
-
14.
Flammable Gas (Gas mudah terbakar )
Simbol pengaman yang digunakan untuk transportasi atau penyimpanan gas yang mudah
terbakar.
Hydrogen acetylene
-
15. Non flammable gas (Non mudah terbakar gas )
Simbol pengaman yang digunakan dalam
transportasi gas non mudah terbakar (dan karenanya sering tidak berbahaya, setidaknya
di tempat terbuka).
Carbon dioxide, nitrogen, air
-
16. Spontaneously Combustible
(Secara spontan mudah
terbakar )
Secara spontan terbakar material (mengobati dengan hati-hati! …).
-
-
17. Miscellaneous danger
(Miscellaneous bahaya)
Catch-semua simbol untuk semua bahaya
lainnya (biasanya ditentukan dalam ruang).
-
-
18. Marine Pollutant
Polutan Kelautan
Polutan laut – tidak membuang dalam sistem
saluran pembuangan.
-
-
19. Poisonous Gas (Gas Beracun )
Digunakan untuk transportasi gas beracun – pada tabung gas, atau kadang-kadang sebagai
indikator pada kendaraan.
-
-
20. Organic Peroxide
(Peroksida organic)
Simbol keamanan bahan kimia yang digunakan dalam transportasi dan penyimpanan peroksida
organik.
Asam peroksiasetat
-
21. Spontaneously Combustible
(Secara spontan mudah
terbakar )
Secara spontan terbakar material (mengobati dengan hati-hati! …).
-
-
22. Dangerous when wet
(Berbahaya saat basah )
Ini umumnya berarti bahwa ia akan bereaksi
cukup keras dengan air.
- -
Berikut ini dijelaskan simbol-simbol bahaya termasuk notasi bahaya dan huruf kode (catatan:
huruf kode bukan bagian dari simbol bahaya). Kemasan bahan kimia dapat mengandung satu bahkan lebih simbol bahaya. Namun demikian, kemasan tanpa simbol bahaya bukanlah berarti bahwa bahan kimia tersebut aman dan bebas bahaya, untuk itu diperlukan kehati-
hatian dalam penanganan bahan kimia.
Beberapa Alat dalam Laboratorium
Beserta Fungsinya
Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya
Alat Fungsi
23. Stow away from foodstuffs
(Menyelundup jauh dari bahan
makanan)
Erlenmeyer
Tempat membuat larutan. Dalam membuat larutan erlenmeyer yang selalu digunakan.
Labu destilasi
Untuk destilasi larutan. Pada bagian atas
terdapat karet penutup dengan sebuah lubang sebagai tempat termometer.
Gelas Beaker
Tempat untuk menyimpan dan membuat larutan. Beaker glass memiliki takaran
namun jarang bahkan tidak diperbolehkan untuk mengukur volume suatu zat ciar.
Corong gelas
Cprpng dibagi menjadi dua jenis yakni corong yang menggunakan karet atau
plastik dan corong yang menggunakan gelas. Corong digunakan untuk memasukan
atau memindah larutan ai satu tempat ke tempat lain dan digunakan pula untuk proses penyaringan setelah diberi kertas
saing pada bagian atas.
Corong bucher
Menyaring larutan dengan dengan bantuan
pompa vakum.
buret
Digunakan untuk titrasi, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk
mengukut volume suatu larutan.
Corong pisah
Untuk memisahkan dua larutan yang tidak
bercampur karena adanya perbedaan massa jenis. Corong pisah biasa digunakan pada proses ekstraksi.
Labu ukur leher panjang
Untuk membuat dan atau mengencerkan larutan dengan ketelitian yang tinggi.
Gelas ukur
Untuk mengukur volume larutan. Pada saat
praktikum dengan ketelitian tinggi gelas ukur tidak diperbolehkan untuk mengukur
volume larutan. Pengukuran dengan ketelitian tinggi dilakukan menggunakan pipet volume.
kondensor
Untukl destilasi larutan. Lubang lubang bawah tempat air masuk, lubang ata tempat
air keluar.
Filler (karet pengisap)
Untuk menghisap larutan yang akan dari botol larutan. Untuk larutan selain air
sebaiknya digunakan karet pengisat yang telah disambungkan pada pipet ukur.
Pipet ukur
Untuk mengukur volume larutan
Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik
Digunakan untuk mengambil larutan dengan volume tertentu sesuai dengan label
yang tertera pada bagian pada bagian yang menggembung.
Pipet tetes
Untuk meneteskan atau mengambil larutan
dengan jumlah kecil.
Untuk mengocok atau mengaduk suatu baik akan direaksikan mapun ketika reaksi sementara berlangsung.
Pengaduk
Tabung reaksi
Untuk mereaksikan dua atau lebih zat.
Spatula plastik dan logam
Untuk mengambil bahan-bahan kimia dalam bentuk padatan, misalnya dalam
bentuk kristal. Untuk zat-zat yang bereaksi dengan logam digunakan spatula plastik sedangkan zat-zat yang tidak bereaksi
dengan dengan logam dapat digunakan spatula logam.
Kawat nikrom
untuk uji nyala dari beberapa zat.
Pipa kapiler atau kaca kapiler
Untuk mengalirkam gas ke tempat tertentu dan digunakan pula dalam penentuan titik lebur suatu zat.
desikator
Untuk menyimpan bahan-bahan yang harus bebas air dan mengeringkan zat-zat dalam
laboratorium. Dikenal dua jenis desikator yaitu desikator biasa dan desikator vakum.
Indikator universal
Untuk identifikasi keasamaan larutan/zat.
Caranya: setelah kertas indikator universal dicelupkan di cocokan warna yang ada
pada kotak kertas universal.
Gelas arloji
1. Sebagai penutup saat melakukan pemanasan terhadap suatu bahan kimia
2. Untuk menimbang bahan-bahan kimia 3. Untuk mengeringkan suatu bahan dalam desikator.
Hot hands
Untuk memegang peralatan gelas yang masih dalam kondisi panas.
Kertas saring
Untuk menyaring larutan.
Kaki tiga
Kaki tiga sebagai penyangga pembakar spirtus.
Kawat kasa
Sebagai alas atau untuk menahan labu atau
beaker pada waktu pemanasan menggunakan pemanas spiritus atau pemanas bunsen
Rak tabung reaksi
Tempat tabung reaksi. Biasanya digunakan pada saat melakukan percobaan yang
membutuhkan banyak tabung reaksi. Numun dalam mereaksikan zat yang
menggunakan tabung reaksi sebaiknya menggunakan rak tabung reaksi demi keamanan diri sendiri maupun orang lain.
penjepit
Untuk menjepit tabung reaksi.
Stirer dan batang stirer
Pengaduk magnetik. Untuk mengaduk larutan. Batang-batang magnet diletakan di
dalam larutan kemudian disambungkan arus listrik maka secara otomatis batang magnetik dari stirer akan berputar.
mortal dan pastle
Menghaluskan zat yang masing bersifat
padat/kristal.
Krusibel
Terbuat dari persolen dan bersifat inert, digunakan untuk memanaskan logam-
logam.
Evaporating dish
Digunakan sebagai wadah. Misalnya
penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap.
Klem dan statif
Sebagai penjepit, misalnya: · Untuk menjepit soklet pada proses
ekstraksi · Menjepit buret dalam proses titrasi · Untuk menjepit kondensor pada proses
destilasi
Ring
Untuk menjepit corong pemisah dalam
proses pemisahan dan untuk meletakan corong pada proses penyeringan.
Clay triangle
Untuk menahan wadah, misalnya krus pada saat pemanasan ataau corong pada waktu penyaringan.
Kacamata pengaman
Untuk melindungi mata dari bahan yang menyebabkan iritasi. Dan melindungi dari
percikan api, uap logam, serbuk debu, kabut dan zat-zat kimia yang meletup
ketika dilakukan pemanasan, misalnya H2SO4.
Pemanas spiritus
Untuk membakar zat atau memmanaskan
larutan.
Pemanas atau pembakar bunsen
Untuk memanaskan larutan dan dapat pula digunakan untuk sterilisasi dalam proses
suatu proses.
Hot plate
Untuk memanaskan larutan. Biasanya
untuk larutan yang mudah terbakar.
Oven
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum digunakan dan digunakan untuk
mengeringkan bahan yang dalam keadaan basah.
Tanur
Digunakan sebagai pemanas pada suhu
tinggi, sekitar 1000 °C.
inkubator
Digunakan untuk fermentasi dan menumbuhkan media pada pengujian
secara mikrobiologi.
Granat
Untuk menghancurkan (tidak ada di LAB)
NAMA ALAT FUNGSI
Rotavapor
Untuk memisahkan zat dari suatu campuran. Misalnya untuk memisahkan
pelarut n-heksana yang digunakan untuk megektraksi minyak dari suatu bahan.
Botol Semprot
biasanya digunakan untuk menympan
aquades dan digunakan untuk mencuci ataupun membilas bahan-bahan yang
tidak larut dalam air. Selain itu digunakan juga untuk mencuci atau menetralkan peralatan-peralatan yang
akan digunakan. Cara menggunakan: menekan botol maka aquades akan
keluar.
Cawan petri atau awan Eko atau telepa Petri (ada 2 macam yaitu yang terbuat dari kaca dan
plastik)
digunakan untuk membiakkan sel. Cawan petri selalu berpasangan, yang
ukurannya agak kecil sebagai wadah dan yang lebih besar merupakan tutupnya
pH meter (ada 2 macam yaitu digital dan anolog)
Bermacam-macam pH meter yang telah diproduksi oleh pabrik-pabrik.
Digunakan untuk mengukur tingkat keasaman dari suatu zat. Biasanya
sebelum digunakan dikalibarasi terlebih dahulu menggunakan larutan buffer. Larutan buffer biasanya telah disertakan
dalam kemasannya, dapat pula dibeli di toko-toko kimia.
Multimeter (ada 2 macam yaitu digital dan analog)
Untuk mengukur kuat arus listrik atau hambatan. Misalnya untuk mengukur
kuat arus yang dihasilkan dari reaksi redoks dalam sel galvani.
Ozon generator
Untuk membuat ozon dalam
laboratorium dengan bahan dasar oksigen (O2) murni
Tabung Pemadam API Powder/Multipurs
Pemadam kebakaran
corong Büchner yang dihubungkan dengan labu yang terhubung dengan pompa vakum.
Digunakan untuk menyaring. Bahan penyaring (biasanya kertas saring)
diletakkan di atas corong tersebut dan dibasahi dengan pelarut untuk mencegah
kebocoran pada awal penyaringan. Cairan yang akan disaring ditumpahkan ke dalam corong dan dihisap ke dalam
labu dari dasar corong yang berpori dengan pompa vakum.
Kalorimeter Bom
Kalorimeter bom adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor
(nilai kalori) yang dibebaskan pada pembakaran sempurna (dalam O2 berlebih) suatu senyawa, bahan
makanan, bahan bakar. Sejumlah sampel ditempatkan pada tabung beroksigen
yang tercelup dalam medium penyerap kalor (kalorimeter), dan sampel akan terbakar oleh api listrik dari kawat
logam erpasang dalam tabung.
Kalorimeter Larutan
Kalorimeter larutan adalah alat yang
digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi kimia dalam sistem sistem. Pada dasarnya, kalor yang
dibebaskan/diserap menyebabkan perubahan suhu pada kalorimeter.
Timbangan atau neraca
Untuk menimbang massa suatu zat
Neraca analitik
Untuk menimbang massa suatu zat.
Tingkat ketelitian lebih tinggi neraca di atas.
Evaporating dish atau cawan porselin
Digunakan sebagai wadah untuk mereaksikan atau mengubah suatu zat
pada suhu tinggi. Misalnya penguapan larutan dari suatu bahan yang tidak mudah menguap, mengabukan kertas
saring.
Kawat nikrom (alloy nikel dan krom)
(warna nyala unsur natrium, litium dan te,mbaga, kalium, kalsium, antimon)
Untuk mengidentifikasi suatu zat dengan
cara uji nyala. Hal ini disebabkan setiap zat memberi warna nyala yang spesifik artinya setiap zat memiliki warna yang
berbeda antara satu dengan yang lain. Walaupun demikian beberapa zat
memberikan warna nyala yang hampir sama sehingga sulit dibedakan. Selain kawat nikrom, kawat platina juga sering
digunakan.
Wadah atau tempat menyimpan bahan-bahan kimia
Botol reagen atau botol pereaksi
Digunakan untuk menyimpan larutan bahan kimia atau sering juga di gunakan
untuk menyimpan indikator asam basa seperti fenolftalin.
Lup
Kaca pembesar. Dapat digunakan untuk
mengamati kenaikan atau penurunan suhu pada termometer terutama te
. Peralatan Keselamatan Kerja Pribadi - Pakaian Yang Sesuai
Pakailah pakaian kerja yang sesuai dengan pekerjaan di laboratorium. Gunakan selalu jas lab lengan panjang. Gunakan sepatu tertutup yang layak untuk keamanan bekerja di laboratorium. Gunakan selalu kaca mata pelindung dan sarung tangan ketika
bekerja dengan zat-zat yang berbahaya dan iritan JANGAN PERNAH MENGGUNAKAN KONTAK LENSA ketika bekerja di
laboratorium kimia organik. Gunakanlah selalu kacamata pelindung yang sesuai. Sepatu terbuka, sandal atau sepatu hak tinggi TIDAK BOLEH digunakan di
laboratorium.
Rambut yang panjang harus selalu diikat dan dimasukkan ke dalam jas lab untuk menghindari kontak dengan zat-zat berbahaya, mesin yang bergerak dan nyala api.
Selalu cuci tangan dan lengan Anda sebelum meninggalkan laboratorium.
3. Melakukan Percobaan
rosedur keselamatan kerja di laboratorium sangat penting untuk diperhatikan mengingat hasil penelitian menunjukkan telah terjadi kecelakaan kerja dengan intensitas yang
mengkhawatirkan yaitu 9 orang/hari. Keselamatan semua pihak merupakan tanggung jawab semua pengguna laboratorium. Namun, banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja,
sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia. Laboratorium merupakan ruangan yang memiliki risiko yang cukup besar. Disana banyak terdapat bahan kimia yang merupakan bahan mudah meledak, mudah terbakar, beracun, dll. Selain itu
terdapat juga benda mudah pecah dan menggunakan listrik. Maka dari itu, kita harus sangat berhati-hati dalam menggunakan laboratorium. Berikut adalah prosedur keselamatan kerja di
laboratorium. Langsung saja kita simak yang pertama:
1. Syarat Laboratorium yang Baik
Ruangan laboratorium yang memenuhi standar adalah salah satu faktor untuk menghindari kecelakaan kerja. Syarat tersebut meliputi kondisi ruangan, susunan ruangan, kelengkapan
peralatan keselamatan, nomor telepon penting (pemadam kebakaran, petugas medis), dll.
Ruangan laboratorium yang memiliki sistem ventilasi yang baik. Proses keluar masuk udara yang stabil. Sirkulasi udara segar yang masuk ke dalam ruangan. Keduanya harus
diperhatikan dengan baik. Semakin baik sirkulasi udara, maka kondisi laboratorium juga akan sehat. Seperti halnya rumah, sirkulasi udara berada pada posisi utama dan tidak dapat
dikesampingkan begitu saja.
Ruangan laboratorium harus ditata dengan rapi. Penempatan bahan kimia dan peralatan percobaan harus ditata dengan rapi supaya memudahkan untuk mencarinya. Bila perlu, berikan denah dan panduan penempatan bahan kimia di raknya supaya semakin memudahkan
untuk mencari bahan kimia tertentu.
Alat keselamatan kerja harus selalu tersedia dan dalam kondisi yang baik. Terutama kotak P3K dan alat pemadam api. Berikan juga nomor telepon penting seperti pemadam kebakaran
dan petugas medis supaya saat terjadi kecelakaan yang cukup parah dapat ditangani dengan segera. Berikan juga lembaran tentang cara penggunaan alat pemadam api dan tata tertib laboratorium.
Laboratorium harus memiliki jalur evakuasi yang baik. Laboratorium setidaknya memiliki dua pintu keluar dengan jarak yang cukup jauh. Bahan kimia yang berbahaya harus ditempatkan di rak khusus dan pisahkan dua bahan kimia yang dapat menimbulkan ledakan
bila bereaksi.
2. Tata Tertib Keselamatan Kerja
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Dilarang mengambil atau membawa keluar alat-alat serta bahan dalam laboratorium
tanpa seizin petugas laboratorium. 2. Orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk ke laboratorium. Hal ini untuk
mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Gunakan alat dan bahan sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
4. Jangan melakukan eksperimen sebelum mengetahui informasi mengenai bahaya bahan kimia, alat-alat, dan cara pemakaiannya.
5. Bertanyalah jika Anda merasa ragu atau tidak mengerti saat melakukan percobaan. 6. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk memudahkan
pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja. 7. Pakailah jas laboratorium saat bekerja di laboratorium. 8. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran, eye
shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang lainnya. 9. Jika terjadi kerusakan atau kecelakaan, sebaiknya segera melaporkannya ke petugas
laboratorium. 10. Berhati-hatilah bila bekerja dengan asam kuat reagen korosif, reagen-reagen yang
volatil dan mudah terbakar.
11. Setiap pekerja di laboratorium harus mengetahui cara memberi pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
12. Buanglah sampah pada tempatnya. 13. Usahakan untuk tidak sendirian di ruang laboratorium. Supaya bila terjadi kecelakaan
dapat dibantu dengan segera.
14. Jangan bermain-main di dalam ruangan laboratorium. 15. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik.
16. Dilarang merokok, makan, dan minum di laboratorium.
3. Alat Keselamatan Kerja
Di dalam ruang laboratorium harus sudah tersedia seluruh alat keselamatan kerja supaya saat terjadi kecelakaan atau darurat, itu bisa diatasi dengan cepat. Berikut adalah alat-alat
keselamatan kerja yang ada di laboratorium. Pastikan semuanya tersedia dan Anda tahu dimana letaknya.
1. Pemadam kebakaran (hidrant)
2. Eye washer 3. Water shower 4. Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
5. Jas Laboratorium 6. Peralatan pembersih
7. Obat-obatan 8. Kapas 9. Plaster pembalut
4. Simbol Keselamatan Kerja
Gambar diatas adalah simbol-simbol yang umumnya ada di laboratorium. Simbol ini harus diperhatikan dan dipahami supaya Anda mengetahui bahaya yang ada pada suatu benda atau zat kimia. Berikut adalah penjelasan simbol-simbol tersebut.
1. Animal hazard adalah bahaya yang berasal dari hewan. Mungkin saja hewan itu beracun karena telah disuntik bermacam-macam zat hasil eksperimen atau dapat menggigit dan mencakar Anda.
2. Sharp instrument hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang tajam. Benda itu jika tidak digunakan dengan benar maka dapat melukai Anda.
3. Heat hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang panas. Tangan Anda akan kepanasan jika menyentuh benda tersebut dalam keadaan aktif atau menyala.
4. Glassware hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah pecah.
BIasanya berupa gelas kimia. 5. Chemical hazard adalah bahaya yang berasal dari bahan kimia. Bisa saja bahan
kimia itu dapat membuat kulit kita gatal dan iritasi. 6. Electrical hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang mengeluarkan
listrik. Hati-hati dalam menggunakannya supaya tidak tersengat listrik.
7. Eye & face hazard adalah bahaya yang berasal dari benda-benda yang dapat membuat iritasi pada mata dan wajah. Gunakan masker atau pelindung wajah sebelum
menggunakan bahan tersebut. 8. Fire hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah terbakar. Contohnya
adalah kerosin (minyak tanah) dan spiritus.
9. Biohazard adalah bahaya yang berasal dari bahan biologis. Bahan tersebut bisa dapat menyebabkan penyakit mematikan seperti AIDS. Contohnya adalah tempat pembuangan jarum suntik.
10. Laser radiation hazard adalah bahaya yang berasal dari sinar laser. 11. Radioactive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda radioaktif. Benda ini
dapat mengeluarkan radiasi dan jika terpapar terlalu lama maka akan menyebabkan kanker.
12. Explosive hazard adalah bahaya yang berasal dari benda yang mudah meledak. Jauhkan benda tersebut dari api.
5. Cara Memindahkan Bahan Kimia
Sebelum memindahkan bahan kimia, hal yang harus dilakukan adalah mengetahui segala
informasi tentang bahan kimia yang akan digunakan. Seperti cara membawa, bahaya yang ditimbulkan, dll. Pindahkanlah sesuai kebutuhan dan jangan berlebihan. Bila ada sisa bahan
kimia, jangan dikembalikan ke tempatnya semula karena dapat menyebabkan kontaminasi pada bahan kimia.
Untuk memindahkan bahan kimia yang berwujud cair, pindahkan dengan menggunakan batang pengaduk atau pipet tetes. Hindari percikan karena bisa menyebabkan iritasi pada
kulit. Jangan menaruh tutup botol diatas meja supaya tutup botol tidak kotor oleh kotoran di atas meja.
Untuk memindahkan bahan kimia yang berwujud padat, gunakan sendok atau alat lain yang
tidak terbuat dari logam. Hindari menggunakan satu sendok untuk mengambil beberapa jenis zat kimia supaya terhindar dari kontaminasi.
6. Pembuangan Limbah
Seperti yang kita ketahui bahwa limbah dapat mencemari lingkungan. Maka dari itu, kita perlu menangani limbah tersebut dengan tepat. Untuk limbah kimia hendaknya dibuang di tempat khusus karena beberapa jenis zat kimia sangat berbahaya bagi lingkungan. Buang
segera limbah sehabis melakukan percobaan. Sementara limbah lainnya seperti kertas, korek api, dan lainnya dibuang di tempat sampah. Sebaiknya pisahkan limbah organik dan
nonorganik supaya pengolahan sampahnya lebih mudah.
7. Penanganan Kecelakaan
Kecelakaan saat kerja biasa terjadi walaupun kita telah bekerja dengan hati-hati. Hal yang paling utama adalah jangan panik dan ikuti prosedur penanganan kecelakaan yang baik dan
benar. Cari bantuan petugas laboratorium untuk membantu Anda. Bila perlu, panggil petugas medis atau pemadam kebakaran.
Bila terkena bahan kimia, bersihkan bagian kulit yang terkena bahan kimia sampai bersih.
Kulit yang terkena jangan digaruk supaya tidak menyebar. Bawa keluar korban dari laboratorium supaya mendapatkan oksigen. Bila kondisi cukup parah, panggil petugas kesehatan secepatnya.
Bila terjadi kebakaran karena bahan kimia atau korsleting listrik, segera bunyikan alarm tanda bahaya. Jangan langsung disiram dengan air. Gunakan hidran untuk memadamkan api. Hindari menghirup asap. Bila kebakaran meluas, segera panggil petugas pemadam
kebakaran.
2. Keselamatan Terhadap Penggunaan Bahan di Laboratorium
Bekerja aman dengan bahan kimia
1. Hindari kontak langsung dengan bahan kimia.
2. Hindari mengisap langsung uap bahan kimia.
3. Menggunakan masker
4. Dilarang mencicipi atau mencium bahan kimia kecuali ada perintah khusus.
5. Bahan kimia dapat bereaksi langsung dengan kulit menimbulkan iritasi (pedih atau gatal).
Memindahkan bahan kimia
1. Baca label bahan kimia sekurang-kurangnya dua kali untuk menghindari kesalahan (Lihat
lampiran 1 dan 2).
2. Pindahkan sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
3. Jangan menggunakan bahan kimia secara berlebihan.
4. Jangan mengembalikan bahan kimia ke dalam botol semula untuk mencegah kontaminasi.
Memindahkan bahan kimia cair
1. Tutup botol dibuka dan dipegang dengan jari tangan sekaligus telapak tangan
memegang botol tersebut.
2. Tutup botol jangan ditaruh di atas meja karena isi botol dapat terkontaminasi.
3. Pindahkan cairan melalui batang pengaduk untuk mengalirkan agar tidak terpercik.
4. Jangan menggunakan pipet yang sama untuk memindahkan bahan kimia yang berbeda.
Memindahkan bahan kimia padat
1. Gunakan wadah yang sesuai (melihat karakteristik) untuk pengambilan bahan kimia.
2. Jangan mengeluarkan bahan kimia secara berlebihan.
3. Pindahkan sesuai keperluan tanpa menggunakan sesuatu yang dapat mengotori bahan
tersebut.
Cara memanaskan larutan menggunakan tabung reaksi
1. Isi tabung reaksi maksimal sepertiganya.
2. Goyangkan tabung reaksi agar pemanasan merata.
3. Arahkan mulut tabung reaksi pada tempat yang aman agar percikannya tidak melukai
orang lain maupun diri sendiri.
Cara memanaskan larutan menggunakan gelas kimia
1. Gunakan kaki tiga dan kawat kasa untuk menopang gelas kimia tersebut.
2. Letakkan batu didih dalam gelas kimia untuk mencegah pemanasan yang cepat/mendadak.
3. Jika gelas kimia digunakan sebagai penangas air, isilah dengan air, maksimum
seperempatnya.
top related