laporan segmen dan desentralisasi
Post on 23-Oct-2015
70 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Laporan Segmen dan Desentralisasi
Desentralisasi Organisasi
Di sebuah organisasi yang terdesentralisasi, wewenang pengambilan keputusannya tidak
diserahkan pada beberapa orang eksekutif puncak melainkan disebarkan di seluruh
organisasi. Di satu sisi ekstrem, organisasi yang terdesentralisasi secara kuat adalah
organisasi yang memberikan kebebasan kepada manajer-manajer tingkat yang lebih rendah
ataupun karyawan untuk membuat keputusan.
Keunggulan dan Kelemahan Desentralisasi
Desentralisasi memiliki lima keunggulan:
1. Manajemen puncak dibebaskan dari pemecahan persoalan sehari-hari yang banyak
sehingga memiliki peluang untuk berkonsentrasi pada strategi, keputusan , dan kegiatan
koordinasi.
2. Manajer tingkat lebih rendah umumnya memiliki informasi yang lebih terperinci dan lebih
baru mengenai kondisi setempat dibandingkan dengan para manajer puncak.
3. Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer pada tingkat yang lebih
rendah membuat mereka dapat lebih cepat memberikan respons kepada par pelanggan.
4. Desentralisasi memberikan pengalaman pengambilan keputusan kepada para manajer
tingkat lebih rendah yang nantinya diperlukan jika mereka dipromosikan ke tingkat yang
lebih tinggi.
5. Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer tingkat lebih rendah
sering kali meningkatkan motivasi mereka, sehingga dapat meninggkatkan kepuasan kerja
dan tingkat retensi karyawan.
Desentralisasi memiliki empat kelemahan :
1. Manajer pada tingkat lebih rendah membuat keputusan-keputusan tanpa sepenuhnya
memahami gambaran besar.
2. Di suatu organisasi yang betul-betul terdesentralisasi, mungkin terjadi kurang koordinasi di
antara manajer yang memiliki otonom.
3. Manajer tingkat yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
4. Dalam suatu organisasi yang sangat terdesentralisasi, mungkin lebih sulit untuk secara
efektif menyebarkan gagasan-gagasan yang inovativ.
Akuntansi Pertanggungjawaban
Pusat Biaya, Pusat Laba, dan Pusat Investasi
Pusat Biaya Manajer pada pusat biaya memiliki kendali atas biaya-biaya tetapi bukan atas
penerimaan atau dana investasi. Departemen jasa seperti akuntansi, keuangan, administrasi
umum, hukum, dan personalia biasanya dianggap sebagai pusat biaya. Manajer pusat biaya
diharapkan meminimalkan biaya dan menyediakan jasa atau produk yang diminta oleh bagian
lain dari organisasi.
Pusat Laba Manajer sebagai pusat laba memiliki kendali atas biaya maupun pendapatan.
Seperti halnya manajer pusat biaya, manajer suatu pusat laba tidak memiliki kendali atas
dana-dana investasi. Manajer pusat laba sering kali dievaluasi dengan membandingkan laba
aktual dengan laba yang ditargetkan atau dianggarkan.
Pusat Investasi Manajer sebuah pusat investasi memiliki kendali atas biaya, pendapatan,
dan investasi di aktiva operasi. Manajer pusat investasi biasanya dievaluasi dengan
menggunakan ukuran imbal hasil atas investasi (ROI) atau laba residu.
Pandangan Organisasi terhadap Pusat Pertanggungjawaban
Perhatikan bahwa departemen dan pusat kerja yang tidak menghasilkan sendiri pendapatan
dalam jumlah signifikan dikategorikan sebagai pusat biaya. Departemen tersebut adalah
departemen staf, sepertikeuangan, hukum, dan personalia, serta unit-unit operasi. Pusat laba
menghasilkan pendapatan, dan mencakup kelompok produk makanan ringan , minuman, dan
permen. Wakil direktur operasi mengawasi alikasi dana investasi untuk berbagai kelompok
produk serta bertanggungjawab tehadap laba dari kelompok produk tersebut. Dan terakhir,
kantor pusat perusahaan merupakan pusat investasi karena bertanggungjawab atas seluruh
pendapatan, biaya, dan investasi.
Desentralisasi dan Pelaporan Segmen
Desentralisasi yang efektif memerlukan adanya pelaporan tersegmen. Selain laporan laba rugi
perusahaan secara keseluruhan, juga diperlukan laporan masing-masing segmen organisasi.
Segmen merupakan bagian atau aktivitas organisasi yang memuat data biaya, penjualan, atau
laba yang diperlukan oleh manajer. Selanjutnya kita akan mempelajari bagaimana menyusun
laporan laba rugi untuk segmen usaha. Laporan laba rugi tersegmen ini bermanfaat untuk
menganalisis profitabilitas segmen dan mengukur kinerja manajer segmen.
Menyusun Laporan Laba Rugi Tersegmen
Tingkatan Laporan Tersegmen
Penjualan dan Margin Kontribusi
Biaya Tetap yang Dapat Ditelusuri dan Biaya Tetap Umum
Biaya yang Dapat Ditelusuri Dapat Menjadi Biaya Umum
Margin Segmen
Informasi Keuangan Tersegmen di Laporan Eksternal
Hambatan Pembebanan Biaya yang Tetap
Penghilangan Biaya
Biaya yang dibebankan ke segmen seharusnya mencakup seluruh biaya yang dapat dilekatkan
pada segmen dari seluruh rantai nilai perusahaan tersebut. Hanya biaya produksi yang
dimasukkan dalam biaya produk menurut sistem penentuan biaya penyerapan, yang memang
disyaratkan untuk pelaporan keuangan eksternal. Untuk menghindari penggunaan dua sistem
penentuan biaya dan untuk memberikan konsistensi antara laporan internal dan eksternalm
banyak perusahaan juga menggunakan sistem penentuan biaya serapan untuk laporan internal
mereka seperti laporan laba rugi tersegmen. Akibatnya, perusahaan seperti ini menghilangkan
dari analisi profitabilitas mereka sabian atau seluruh biaya "hulu" dalam rantai nilai, yang
terdidi atas penelitian dan pengembangan serta desain produk, biay-biaya "hilir", yang tersidi
atas pemasaran, distribusi, dan pelayanan pelanggan.
Metode yang Kurang Tepat dalam Membebankan Biaya Yang Dapat Ditelusuri di antara
Segmen-Segmen
Perusahaan membebankan secara tidak tepat biaya-biaya tetap yang dapat ditelusuri ke pusat-
pusat pertanggungjawaban dengan dua cara. Pertama, mereka mungkin gagal menelusuri
biaya ke pusat-pusat pertanggungjawaban meskipun hal ini masih dapat dilakukan. Kedua,
mereka bergantung pada dasar alokasi yang tidak tepat untuk membebankan biaya tetap yang
dapat ditelusuri.
Seharusnya biaya dialikasikan ke segmen untuk kepentingan pengambilan keputusan internal
hanya jika dasar alokasinya benar-benar menyebabkan timbulnya biaya yang sedang
dialokasikan.
Membagi Biaya Umum di antara Segmen- Segmen secara Acak
Praktik bisnis ketiga yang mengakibatkan biaya segmen terdistorsi adalah praktik
membebankan biaya yang tidak dapat ditelusuri ke segmen. Tidak ada hubungan sebab akibat
antara biaya bangunan kantor pusat dengan keberadaan suatu produk apapun.
Konsekuensinya, setiap alokasi biaya bangunan kantor pusat ke produk pasti bersifat acak.
Ringkasnya, cara perusahaan menangani pelaporan segmen mengakibatkan distorsi biaya.
Distorsi ini dihasilkan dari tiga praktik - kegagalan untuk melacak biaya secara langsung
pada suatu segmen padahal bisa dilakukan penelusuran, penggunaan dasar yang tidak tepat
untuk mengalokasikan biaya, dan alokasi biaya-biaya umum pada segmen secara acak.
Mengevaluasi Kinerja Pusat Investasi - Imbal Hasil atas Investasi
Rumus Imbal Hasil atas Investasi
Imbal hasil atas investasi didefinisikan sebagai laba operasi bersih dibagi dengan rata-rata
aktiva operasi :
ROI = laba operasi bersih
rata-rata aktiva operasi
Definisi Laba Bersih Operasi dan Aktiva Operasi
Laba operasi bersih adalah laba sebelum bunga dan pajak dan kadang-kadang disebut sebagai
laba sebelum bunga dan pajak. Laba operasi bersih digunakan dalam rumus tersebut karena
dasar perhitungan terdiri atas aktiva operasi.
Aktiva operasi mencakup kas, piutang, persediaan, pabrik dan perlatan, dan aktiva-aktiva lain
yang dipertahankan untuk penggunaan produktif di dalam organisasi. Aktiva-aktiva ini tidak
dimiliki untuk keperluan operasional, sehingga dikeluarkan dari kelompok aktiva operasi.
Dasar aktiva operasi yang digunakan dalam rumus pada umumnya diperhitungkan sebagai
rata-rata aktiva operasi antara awal dan akhir tahun.
Memahami ROI- Perspektif DuPont
Persamaan ROI, yaitu laba opersi bersih dibagi dengan rata-rata aktiva opersi, tidak banyak
membantu manajer yang bermaksud untuk mengambil tindakan untuk memperbaiki ROI
perusahaan. Persamaan itu hanya menawarkan dua variabel untuk memperbaiki kinerja- laba
operaasi bersih dan rata-rata aktiva operasi.
ROI = Margin x Perputaran
ROI dan Balanced Scorecard
Berbicara secara umum, ROI dapat ditingkatkan dengan meningkatkan penjualan,
menurunkan biaya, dan/atau menurunkan investasi dalam aktiva operasi. Namun, mungkin
tidak tampak jelas bagi dan menurunkan investasi secara konsisten dengan strategi
perusahaan.
Karena alasan itu, saat manajer dievaluasi berdasarkan ROI, pendekatan balanced scorecard
digunakan. Singkatnya, balanced scorecard yang disusun dengan baik dapat memberikan peta
yang menunjukkan bagaimana perusahaan meningkatkan ROI. Bila peta yang menunjukkan
strategi perusahaan tersebut tidak ada, manajer mungkin mengalami kesulitan memahami apa
yang seharusnya mereka lakukan untuk meningkatkan ROI dan mereka mungkin bekerja
dengan tujuan yang berlawanan dengan keselarasan strategi perusahaan secara keseluruhan.
Kritik terhadap ROI
1. Hanya memberi tahu manajer bahwa meningkatkan ROI mungkin tidak cukup.
2. Seorang manajer yang mengambil alih suatu segmen usaha biasanya mewarisi banyak
biaya yang telah ditentukan yang tidak dikendalikan oleh manajer.
3. Seperti yang akan dibahas di bagian selanjutnya, seornag manajer yang dievaluasi
berdasarkan pada ROI mungkin menolak atau tidak memanfaatkan peluang investasi yang
menguntungkan.
Laba Residu
Pendekatan lain pengukuran kinerja pusat investasi terfokus pada suatu konsep yang dikenal
sebagai laba residu. Laba residu adalah laba operasi bersih yang diperoleh pusat investasi di
atas imbal hasil minimum yang diminta atas aktiva operasi yang digunakan. Dalam bentuk
persamaan, laba residu dihitung sebagai berikut :
Laba Residu = laba operasi bersih - [rata-rata aktiva operasi x tingkat imbal hasil minimum
yang diminta]
Memotivasi dan Laba Residu
Umumnya, seorang manajer yang dievaluasi berdasarkan pada ROI akan menolak setiap
proyek yang tingkat imbal hasilnya di bawah ROI divisi saat ini meskipun tingkat imbal hasil
proyek baru tersebut di atas tingkat imbal hasil minimum yaang diminta untuk seluruh
perusahaan. Sebaliknya, setiap proyek yang tingkat imbal hasilnya di atas tingkat imbal hasil
minimum yang diminta untuk perusahaan tersebut akan mengakibatkan meningkatnya laba
residu. Karena ini merupakan kepentingan terbaik perusahaan sebagai suatu keseluruhan
untuk menerima setiap proyek yang tingkat imbal hasilnya di atas tingkat imbal hasil
minimum yang diminta, manajer yang dievaluasi berdasarkan pada laba residu akan
cenderung membuat keputusan yang lebih baik berkenaan dengan proyek-proyek investasi
daripada manajer yang dievaluasi berdasarkan pada ROI.
Perbandingan Divisi dan Laba Residu
Laba residu memiliki satu kelemahan. Laba residu tidak dapat digunakan untuk
membandingkan kinerja divisi dengan ukuran yang berbeda. Anda seharusnya
mempertimbangkan bahwa divisi yang lebih besar akan memiliki lebih banyak laba residu
daripada divisi yang lebih kecil bukan karena mereka dikelola dengan lebih baik tetapi hanya
karena ukurannya lebih besar.
Penentuan Harga Transfer
Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam
perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer
yang diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama, pendekatan
ini melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua, manajer
divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas
transfer dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.
Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam
pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada
akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan. Namun
transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi sulit
yang bisa menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu
divisi penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang
terbaik, yang akan diterima mutlak oleh kedua belah pihak.
Berbicara secara umum, kita tidak dapat memperkirakan harga transfer pasti yang akan
mereka sepakati. Walaupun begitu, kita dapat secara rahasia memperkirakan dua hal : 1)
divisi penjualan akan setuju untuk mentransfer hanya jika laba divisi penjualan meningkat
sebagai hasil dari transfer, dan 2) divisi pembelian akan setuju untuk transfer hanya jika laba
divisi pembelian juga meningkat sebagai suatu hasil dari transfer
Harga Transfer Divisi Penjualan
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang ditimbulkan
oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer metode ini
relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan biaya
sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika seandainya unit
penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan biaya yang lebih
tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian barang dari luar.
Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan pernah
menghasilkan laba dari setiap transaksi internal. Ketiga, penentuan harga transfer yang
berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab
mengendalikan biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya berdasarkan biaya variabel dan
atau biaya tetap dalam bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah mark-up (full
cost plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).
Walaupun pendekatan biaya untuk penentuan harga transfer relatif sederhana untuk
diterapkan, tetapi memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan biaya-terutama biaya
penuh-sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan buruk dan oleh karenanya pada
suboptimisasi. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan
pernah menghasilkan laba dari setiap transfer internal. Persoalan ketiga bahwa mereka tidak
menyediakan insentif untuk mengendalikan biaya. Persoalan ini dapat diatasi sampai pada
lingkup tertentu dengan menggunakan biaya standar dan bukan biaya aktual untuk harga
transfer.
Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)
Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer yang
paling independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga
yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit,
pada sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya.
Pendekatan harga pasar dirancang apabila ada pasar penghubung untuk produk atau jasa yang
ditransfer. Pasar penghubung adalah pasar untuk produk atau jasa perusahaan pada saat ini.
Jika divisi penjual tidak memiliki kapasitas menganggur, harga pasar dalam pasar
penghubung adalah pilihan sempurna untuk harga transfer.
Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk
ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar
divisi tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi
seperti industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi
lain, pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.
Namun, jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan
harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif,
pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya (cost-based transfer
price).
Otomisasi Divisional dan Suboptimisasi
Otonomi divisional dan tanggung jawab yang lebih bebas secara umum mengarah pada
keberhasilan yang jauh lebih besar dan laba yang jauh lebih besar daripada operasi yang
diatur dan dikendalikan secara ketat dan terpusat. Salah satu dari alasan-alasan utama untuk
melakukan desentralisasi adalah bahwa manajer puncak tidak mengetahui secara detail
kondisi masing-masing divisi. Untuk menentukan dengan tepat berapakah harga transfer yang
seharusnya, manajer puncak harus mengetahui dengan detail pasar penghubung, biaya
variabel dan kapasitas yang digunakan. Jika manajer puncak memiliki semua informasi ini,
menjadi tidak jelas mengapa mereka mengambil kebijakan desentralisasi.
Aspek Internasional Harga Transfer
Tujuan harga transfer berubah apabila melibatkan multinational corporation (MNC) serta
barang dan jasa ditransfer melalui batas-batas negara. Tujuan penentuan harga transfer
internasional dari dua aspek adalah sebagai berikut :
Domestik
Otonomi yang lebih besar
Meningkatkan motivasi manajer
Evaluasi kerja yang lebih baik
Goal congruence yang lebih baik
Internasional
Pengurangan tarif, bea cukai dan pajak
Pengurangan risiko nilai tukar
Posisi kompetisi yang lebih kuat
Hubungan dengan pemerintah setempat yang lebih baik
Disisi lain , membebankan suatu harga transfer yang tinggi mungkin membantu MNC
mengurangi laba dari negeri yang telah memperketat kendali pengiriman uang asing, atau
mungkin memperbolehkan MNC memindahkan pendapatan dari suatu negera yang memiliki
tingkat pajak pendapatan yang tinggi ke suatu negara yang memiliki tingkat pajak yang
rendah (tax haven country).
Penelitian akhir-akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaan-
perusahaan multinsional (MNC) melihat transfer pricing sebagai suatu isu pajak internasional
utama, dan lebih dari setengah dari perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang
paling penting. Sebagian besar negara sekarang menerima perjanjian modal Organization of
Economic Cooperation and Development (OECD), yang menyatakan bahwa harga-harga
transfer sebaiknya disesuaikan dengan menggunakan standar arm’s-length, artinya pada suatu
harga yang akan dicapai oleh pihak-pihak yang independen. Sementara perjanjian model
tersebut diterima secara luas, terdapat perbedaan-perbedaan dalam cara negara-negara
menerapkannya. Meskipun demikian, terdapat dukungan yang kuat di seluruh dunia terhadap
suatu pendekatan untuk membatasi usaha-usaha oleh MNC untuk mengurangi kewajiban
pajak dengan menetapkan harga-harga transfer yang berbeda dengan arm’s-length standard
tersebut.
top related