pengaruh hypermedia terhadap hasil...
Post on 04-Feb-2018
253 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH HYPERMEDIA TERHADAP HASIL BELAJARSISWA SMA PADA KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS
(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan)
SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
NURUL HIKMAHNIM 109016300014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA
2014
iv
ABSTRAK
NURUL HIKMAH 109016300014. Pengaruh Hypermedia Terhadap HasilBelajar Siswa SMA pada Konsep Momentum dan Impuls. Skripsi ProgramStudi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hypermedia terhadap hasilbelajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls. Penelitian inidilaksanakan di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan pada kelas XI IPA 4 sebagaikelas eksperimen dan XI IPA 5 sebagai kelas kontrol. Penentuan sampel dalampenelitian ini berdasarkan teknik purpossive sampling. Penelitian berlangsungpada bulan November sampai Desember 2013. Instrumen yang digunakan adalahinstrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupaangket. Data hasil instrumen tes dianalisis secara kuantitatif, sedangkan data hasilinstrumen nontes dianalisis secara kuantitatif, menghasilkan data berupapersentase, kemudian dikonversi menjadi data kualitatif. Berdasarkan analisis datates, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajarsiswa SMA pada konsep momentum dan impuls. Hal tersebut didasarkan padahasil uji hipotesis menggunakan uji t terhadap data posttest. Nilai thitung sebesar2,03, sedangkan nilai ttabel sebesar 1,99 atau thitung > ttabel. Pengaruh hypermediaterhadap hasil belajar siswa terlihat dari beberapa hal. Pertama, pembelajaranmenggunakan hypermedia unggul dalam meningkatkan jenjang kognitif C1
(mengingat), C2 (memahami), dan C3 (menerapkan), sedangkan kelompok kontrolunggul dalam meningkatkan jenjang kognitif C4 (menganalisis). Kedua, responsiswa terhadap software hypermedia menunjukkan bahwa penggunaanhypermedia dalam proses pembelajaran fisika pada konsep momentum dan impulssecara keseluruhan memperoleh hasil baik sekali.
Kata Kunci : Hypermedia, Puspossive Sampling, Hasil Belajar, Angket,Momentum dan Impuls.
v
ABSTRACT
NURUL HIKMAH 109016300014. Hypermedia Effect on Learning Outcomesof Senior High School Students on the Momentum and Impuls Concept. S1 ofPhysics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Training, StateIslamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
This research aims to determine the effect of hypermedia on learning outcomes ofsenior high school students on the momentum and impuls concept . This researchwas done at Senior High School of South Tangerang in class XI science 4 asexperimental class and XI science 5 as the control class. The sampel in thisresearch based on purposive sampling technique. The research took place inNovember and December 2013. The instruments used are objectives of the testinstrument in the form of multiple choice test and a questionnaire non-testinstrument. Data from test instruments were analyzed quantitatively, while datafrom non-test istruments were analyzed quantitatively, produce data in the form ofa percentage, and then converted to qualitative data. Based on the analysis of testdata, it is concluded that there is effect of hypermedia on learning outcomes ofsenior high school students on the momentum and impuls concept . It is based onthe result of hypothesis testing that used t test in both of posttest result of classes.The tcount value of 2,03, while ttable value of 1,99 or tcount > ttable. Hypermedia effecton student learning outcomes can be seen from several things. First, the use ofhypermedia learning superior in improving cognitive of C1 (recall), C2
(understand), and C3 (apply), while the control class superior in improvingcognitive of C4 (analyze). Second, student’s responses to the questionnaireindicate that use of hypermedia software in physics learning of momentum andimpulse concept overall gain excellent result.
Keywords : Hypermedia, Puspossive Sampling, Learning Outcomes,Questionnaire, Momentum and Impulse.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu
memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang
senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Hypermedia Terhadap
Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Momentum dan Impuls”.
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima
kasih tersebut disampaikan kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, arahan
dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Erina Hertanti, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
waktu, arahan dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan
skripsi ini.
5. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik.
6. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan pendidikan IPA program studi Fisika yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses
perkuliahan.
7. Bapak Suhermin, S.Pd, selaku kepala sekolah SMA Negeri 4 Tangerang
Selatan.
vii
8. Bapak Priono, S.Pd, selaku guru bidang studi Fisika SMA Negeri 4 Tangerang
Selatan yang telah memberikan izin penelitian dan membimbing selama
penelitian berlangsung.
9. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswi SMA Negeri 4 Tangerang
Selatan yang telah memberikan bantuan selama penelitian berlangsung.
10. Bapak Edi Sugandi, Mimih Siti Aryunah, Teteh Nuri, Aa Asrul, dan Adikku
Annisa yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, dan motivasi.
11. Teman-teman Fisika angkatan 2009 beserta kakak-kakak tingkat jurusan
pendidikan IPA yang telah memberikan inspirasi dan motivasi.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata
penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini sehingga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat
dan berguna bagi kita semua.
Jakarta, Februari 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................... iii
ABSTRAK .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ vi
DAFTAR ISI ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................... 4
D. Rumusan Masalah ................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESIS ...................................................................... 7
A. Kajian Teoritis ........................................................................ 7
1. Pembelajaran Berbantuan Komputer ................................. 7
a. Pengertian Pembelajaran Berbantuan Komputer .......... 7
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbantuan Komputer .... 8
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbantuan
Komputer ....................................................................... 9
2. Hypermedia ........................................................................ 11
a. Pengertian Hypermedia ................................................. 11
b. Struktur Navigasi Hypermedia ...................................... 13
c. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan
Hypermedia ................................................................... 15
ix
3. Adobe Flash ....................................................................... 15
4. Hasil Belajar ....................................................................... 18
5. Kajian Materi Subjek ......................................................... 21
a. Karakteristik Konsep Momentum dan Impuls .............. 21
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep
Momentum dan Impuls ................................................. 22
c. Peta Konsep Momentum dan Impuls ............................ 22
d. Materi Konsep Momentum dan Impuls ......................... 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 25
C. Kerangka Berpikir ................................................................... 27
D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 31
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 31
B. Metode Penelitian ................................................................... 31
C. Desain Penelitian .................................................................... 31
D. Variabel Penelitian .................................................................. 32
E. Populasi dan Sampel ............................................................... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 33
G. Instrumen Penelitian ............................................................... 33
1. Instrumen Tes ..................................................................... 33
2. Instrumen Nontes ............................................................... 35
H. Kalibrasi Instrumen ................................................................. 35
1. Kalibrasi Instrumen Tes ..................................................... 35
a. Uji Validitas .................................................................. 36
b. Uji Reliabilitas ............................................................... 37
c. Taraf Kesukaran ............................................................ 38
d. Daya Pembeda ............................................................... 39
2. Kalibrasi Instrumen Nontes ................................................ 40
I. Teknik Analisis Data .............................................................. 41
1. Uji Prasyarat Analisis Data Tes ......................................... 41
a. Uji Normalitas ............................................................... 41
x
b. Uji Homogenitas ............................................................ 42
2. Analisis Data Tes ............................................................... 43
3. Analisis Data Nontes .......................................................... 44
J. Hipotesis Statistik ................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 47
A. Hasil Penelitian ....................................................................... 47
1. Hasil Pretest ....................................................................... 47
2. Hasil Posttest ...................................................................... 49
3. Rekapitulasi Hasil Belajar .................................................. 50
a. Data Hasil Pretest dan Posttest ..................................... 50
b. Kemampuan Berpikir Kognitif ...................................... 51
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik ................................. 53
a. Uji Normalitas ............................................................... 53
b. Uji Homogenitas ............................................................ 54
5. Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 54
6. Hasil Analisis Data Angket ................................................ 55
B. Pembahasan ............................................................................ 56
BAB V PENUTUP .................................................................................. 61
A. Kesimpulan ............................................................................. 61
B. Saran ....................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 62
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Navigasi Hypermedia Structured .............................. 13
Gambar 2.2 Struktur Navigasi Hypermedia Unstructured ......................... 14
Gambar 2.3 Peta Konsep Momentum dan Impuls ...................................... 22
Gambar 2.4 Tumbukan Lenting Sempurna Antara Dua Benda .................. 24
Gambar 2.5 Tumbukan Lenting Sebagian Antara Bola dan Lantai ............ 24
Gambar 2.6 Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Antara Dua Benda .... 25
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir ................................................................... 29
Gambar 4.1 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen pada Ranah Kognitif ........................................... 52
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes .............................................................. 34
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Nontes ........................................................ 35
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................. 36
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .............................................. 37
Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas ................................................................... 38
Tabel 3.7 Kategori Derajat Kesukaran ....................................................... 39
Tabel 3.8 Hasil Uji Derajat Kesukaran Instrumen Tes .............................. 39
Tabel 3.9 Kategori Daya Beda ................................................................... 40
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes ........................................... 40
Tabel 3.11 Uji Validitas Instrumen Nontes .................................................. 41
Tabel 3.12 Kategori Uji Normalitas ............................................................. 42
Tabel 3.13 Kategori Uji Homogenitas Fisher .............................................. 43
Tabel 3.14 Kategori Uji Hipotesis (Uji t) ..................................................... 44
Tabel 3.15 Kategori Angket Siswa .............................................................. 45
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ................................................................................. 47
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................ 48
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen ................................................................................. 49
Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................ 50
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ............................. 51
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretest dan
Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................... 53
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................ 54
xiii
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................ 55
Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Software
Hypermedia ............................................................................... 56
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Pembelajaran ................................................... 65
1. RPP Kelas Kontrol ........................................................... 66
2. RPP Kelas Eksperimen .................................................... 81
3. Tampilan Hypermedia ..................................................... 97
Lampiran B Instrumen Penelitian .......................................................... 100
1. Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .................... 101
2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .................................. 102
3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ........................... 115
a. Uji Validitas Butir Soal ............................................... 121
b. Uji Reliabilitas Instrumen ........................................... 123
c. Uji Taraf Kesukaran .................................................... 125
d. Uji Daya Beda ............................................................. 126
4. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ........................... 128
5. Kisi-kisi Instrumen Tes Valid Penelitian.......................... 129
6. Instrumen Tes Valid Penelitian ....................................... 130
7. Soal Tes Penelitian .......................................................... 140
8. Instrumen Nontes ............................................................. 144
a. Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket) .......................... 144
b. Instrumen Nontes (Angket) ......................................... 145
9. Lembar Uji Validitas Instrumen Nontes .......................... 146
10. Lembar Validasi Ahli Media .......................................... 148
11. Lembar Validasi Ahli Materi ......................................... 150
Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ........................................... 154
1. Hasil Pretest .................................................................... 155
2. Hasil Posttest ................................................................... 161
3. Uji Normalitas Data Pretest ............................................ 167
a. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ......................... 167
b. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen .................. 169
xv
4. Uji Normalitas Data Posttest ........................................... 171
a. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ........................ 171
b. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ................. 173
5. Uji Homogenitas Data Pretest ......................................... 175
6. Uji Homogenitas Data Posttest ........................................ 178
7. Uji Hipotesis Data Pretest ............................................... 181
8. Uji Hipotesis Data Posttest .............................................. 183
9. Data Angket ..................................................................... 185
Lampiran D Surat-surat Penelitian ........................................................ 186
1. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................... 187
2. Surat Keterangan Penelitian ............................................ 188
3. Uji Referensi .................................................................... 189
4. Daftar Riwayat Hidup Penulis ......................................... 195
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fisika adalah salah satu cabang ilmu sains yang menjelaskan tentang
fenomena-fenomena alam yang terjadi. Pembelajaran fisika diarahkan untuk
mencari tahu dan memberikan pengalaman langsung agar siswa dapat memahami
konsep fisika. Pada kenyataannya, tidak semua fenomena dalam konsep fisika
dapat dilihat atau divisualisasikan secara langsung di dalam kelas. Beberapa
konsep fisika memerlukan adanya manipulasi objek secara fisis agar siswa lebih
mudah membayangkan konsep fisika yang sedang dipelajari, salah satunya adalah
konsep momentum dan impuls.
Konsep momentum dan impuls memiliki tingkat kesulitan relatif tinggi,
bersifat matematis dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh
aplikasi dari konsep momentum dan impuls diantaranya adalah peristiwa dua buah
mobil yang saling bertabrakan, permainan bola biliar, penembakan peluru, prinsip
kerja roket, dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut tidak memungkinkan untuk
dibawa secara langsung ke dalam kelas. Seperti halnya pada permainan bola
biliar, untuk menjelaskannya diperlukan suatu animasi yang dapat memperlambat
gerakan bola yang dipukul oleh pemain menuju bola lainnya yang sedang diam.
Sama halnya pada peristiwa penembakan peluru, gerakan hentakan peluru yang
melesat dari dalam senapan dapat terlihat bergerak lambat dengan bantuan
animasi.
Gerakan-gerakan fenomena momentum dan impuls pada dasarnya
berlangsung sangat cepat, sehingga seringkali pengamatan siswa terhadap objek
yang sedang dipelajari menjadi tidak seragam. Contohnya pada permainan bola
biliar yang bergerak sangat cepat, pengamatan siswa akan berbeda-beda terhadap
arah gerakan bola pada saat sebelum tumbukan, saat terjadi tumbukan, dan setelah
tumbukan. Ketidakseragaman pengamatan ini akan mengakibatkan siswa
mengalami miskonsepsi, yang berpengaruh pada pemahaman konsep-konsep
1
2
selanjutnya. Jika miskonsepsi ini terus berlanjut, ketercapaian tujuan
pembelajaran tentu tidak akan maksimal, sehingga hasil belajar fisika siswa
menjadi rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu media pembelajaran yang
efektif, untuk mengajarkan materi-materi yang bersifat aplikatif dan matematis.
Dewasa ini, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
telah memberikan banyak perubahan terhadap dunia pendidikan, khususnya
terhadap perkembangan media pembelajaran. Media pembelajaran yang
berhubungan dengan TIK yang kini menjadi perhatian dunia pendidikan adalah
media pembelajaran berbantuan komputer (computer assisted instruction). Media
komputer merupakan media pembelajaran yang menarik dan interaktif, serta dapat
berfungsi sebagai sistem pembelajaran individual. Kehadiran komputer sebagai
media pembelajaran dapat merubah paradigma sistem pembelajaran yang semula
berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap muka akan beralih menjadi
sistem pembelajaran yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.
Sistem pembelajaran berbantuan komputer pada dasarnya dapat
menunjang proses pencapaian tujuan pembelajaran. Namun, pemanfaatan
komputer di sekolah-sekolah saat ini masih kurang optimal dan kurang variatif,
padahal pengunaan komputer dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan minat, motivasi dan rangsangan belajar siswa. Dalam
pembelajaran berbantuan komputer, siswa berinteraksi langsung dengan media
interaktif komputer, sementara guru bertindak sebagai fasilitator, desainer dan
programmer, serta memberikan penegasan pada bagian-bagian materi yang sulit
bagi siswa. Kontrol dalam pembelajaran ini ada di tangan siswa, karena
pembelajaran berbantuan komputer menerapkan pola pembelajaran bermedia,
yaitu secara utuh sejak awal hingga akhir menggunakan piranti sistem komputer.
Berbagai jenis aplikasi teknologi berbantuan komputer sudah mulai
digunakan dalam proses pembelajaran. Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara
penyajian dan tujuan yang ingin dicapai meliputi tutorial yaitu penyajian materi
secara bertahap, driil yang bertujuan untuk membantu siswa menguasai materi
yang telah dipelajari sebelumnya, serta simulasi dan games yaitu latihan
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari. Tutorial,
3
drill, simulasi dan games merupakan penggabungan berbagai macam bentuk
media atau gabungan dari tampilan berbagai unsur-unsur visual maupun audio.
Jika dilihat dari struktur navigasinya, tampilan dari masing-masing bagian aplikasi
ini dibuat dalam tampilan satu per satu secara langsung. Pengguna aplikasi ini
tidak dapat dengan mudah kembali ke materi pokok, sehingga setelah penjelasan
pada sub-pokok bahasan penggunanya harus melewati jalan yang panjang untuk
kembali ke materi pokok. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, diperlukan suatu
media pembelajaran berbantuan komputer yang dapat memudahkan penggunanya
mengakses bagian-bagian dari isi media tersebut sesuai dengan keinginannya.
Salah satu bentuk media pembelajaran berbasis komputer yang dapat digunakan
adalah hypermedia.
Hypermedia merupakan media yang memiliki komposisi materi-materi
yang tidak berurutan. Hypermedia mengacu pada software komputer yang
menggunakan unsur-unsur teks, grafis, video, dan audio yang dihubungkan, dapat
mempermudah pemakai untuk beralih ke suatu informasi. Pengguna dapat
memilih cara yang unik sesuai gaya belajar, berpikir dan cara memproses
informasinya sendiri.1 Oleh karena itu, hypermedia memungkinkan penggunanya
untuk membangun pengetahuan sendiri dengan cara mereka sendiri. Dalam
penelitiannya, Montu, dkk., menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan
penggunaan hypermedia dan media riil terhadap prestasi belajar siswa pada materi
pokok hukum newton dan gesekan. Hypermedia memiliki pengaruh yang lebih
baik daripada media riil dalam pembelajaran. Terdapat interaksi yang signifikan
antara hypermedia dan media riil dengan gaya belajar siswa kategori visual,
auditorial dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu, terdapat
interaksi yang signifikan pula antara hypermedia dan media riil dengan tingkat
kemampuan awal kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.2
Hypermedia merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang berisi teori dan penerapan
1 Sri Anitah, Media Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2009), h. 58.2 Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi, Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri
Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan KemampuanAwal, Jurnal Inkuiri, 1, 2012, h. 15-16.
4
materi dalam kehidupan sehari-hari. Hypermedia menjadikan pembelajaran lebih
faktual dengan adanya visualisasi berupa gambar, animasi, dan video. Hal ini
tentunya akan memberikan nuansa baru dalam pembelajaran fisika, khususnya
dalam konsep momentum dan impuls. Dalam konsep ini, hypermedia dapat
menampilkan gerakan perlambatan, sehingga peristiwa tumbukan dua benda yang
berlangsung sangat cepat dapat terlihat dengan jelas pada saat sebelum dan setelah
tumbukan.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Hypermedia terhadap Hasil Belajar Siswa
SMA pada Konsep Momentum dan Implus”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, timbul beberapa
permasalahan, yaitu:
1. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika masih rendah.
2. Gerakan-gerakan fenomena momentum dan impuls pada dasarnya
berlangsung sangat cepat, sehingga dibutuhkan media pembelajaran yang
efektif untuk memvisualisasikannya.
3. Pemanfaatan komputer di sekolah-sekolah saat ini masih kurang optimal dan
kurang variatif.
4. Ada berbagai jenis aplikasi teknologi berbantuan komputer yang sudah mulai
digunakan dalam proses pembelajaran, namun memiliki banyak kelemahan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian
ini hanya dibatasi pada hasil belajar fisika siswa. Hasil belajar fisika yang
dimaksud merupakan hasil tes kognitif yang dinilai berdasarkan taksonomi Bloom
yang sudah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl.3 Ranah kognitif yang akan
3 Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy forLearning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives olehAgung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. I, h. 100-102
5
diukur dalam penelitian ini adalah C1 (mengingat), C2 (memahami), C3
(menerapkan), dan C4 (menganalisis). Untuk mengatasi masalah hasil belajar
fisika siswa tersebut digunakan suatu program komputer yaitu Adobe Flash dalam
pembuatan hypermedia. Hypermedia yang dimaksud mengacu pada software
komputer yang menggunakan unsur-unsur teks, grafis, video, dan audio yang
dihubungkan, dapat mempermudah pemakai untuk beralih ke suatu informasi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan
masalah sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar
siswa SMA pada konsep momentum dan impuls?”
Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan secara operasional ke dalam
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa di setiap jenjang pada ranah
kognitif setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan hypermedia?
2. Bagaimana respon siswa terhadap software hypermedia yang digunakan dalam
pembelajaran fisika pada konsep momentum dan impuls?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hypermedia
terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls.
Berdasarkan tujuan penelitian secara umum tersebut, maka diperoleh tujuan
khusus sebagai berikut:
1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa di setiap jenjang pada ranah
kognitif setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan hypermedia.
2. Mengetahui respon siswa terhadap software hypermedia yang digunakan
dalam pembelajaran fisika pada konsep momentum dan impuls.
6
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Membangkitkan minat, motivasi serta rangsangan atau stimulus siswa untuk
belajar, sehingga hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika dapat
meningkat.
2. Menjadikan pembelajaran aktif karena siswa menggunakan media komputer
secara mandiri.
3. Memvisualisasikan materi yang sulit untuk dijelaskan dan digambarkan,
sehingga siswa lebih mudah memahami konsep fisika.
7
BAB II
KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teoritis
1. Pembelajaran Berbantuan Komputer
a. Pengertian Pembelajaran Berbantuan Komputer
Pembelajaran berbantuan komputer atau lebih dikenal dengan Computer
Assisted Instruction (CAI) adalah suatu sistem penyampaian materi pelajaran
yang berbasis mikroprosesor yang dirancang dan diprogram ke dalam sistem
tersebut.1 CAI menggunakan komputer sebagai satu bagian integral dari suatu
sistem pembelajaran. Siswa pada umumnya terlibat dalam interaksi dua arah
dengan komputer melalui suatu terminal.2 Komputer berperan dalam penyajian
informasi isi materi pelajaran, latihan, atau keduanya. Penggunaan komputer
sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai
berikut: 3
1) Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, serta menjadwalkan
pembelajaran.
2) Mengevaluasi siswa (tes).
3) Mengumpulkan data mengenai siswa.
4) Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran.
5) Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perseorangan).
Menurut Warsita, pembelajaran berbantuan komputer merupakan
pembelajaran yang sangat menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar
siswa. Program pembelajaran berbantuan komputer ini memanfaatkan seluruh
kemampuan komputer, terdiri dari gabungan beberapa media, yaitu teks, grafis,
gambar, foto, audio, video, dan animasi. Pembelajaran ini juga bersifat off-line,
1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 35.2 Munir, Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012),
h. 176.3 Arsyad, op.cit., h. 96.
7
8
sehingga dalam penggunaannya tidak tergantung pada akses internet.4 Teknologi
komputer dapat digunakan sebagai media yang memungkinkan seseorang belajar
secara mandiri dalam memahami suatu konsep. Selain itu, perangkat keras
(hardware) maupun perangkat lunak (software) dalam komputer biasanya
memiliki karakterisitik sebagai berikut:5
1) Dapat digunakan secara acak atau secara linier.
2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa atau sesuai dengan keinginan
perancang.
3) Gagasan-gagasan biasanya disajikan secara abstrak dengan menggunakan
kata, simbol, maupun grafis.
4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan.
5) Belajar dapat berpusat pada siswa dengan tingkat interaktivitas tinggi.
Jadi, pembelajaran berbantuan komputer atau computer assisted
instruction (CAI) merupakan suatu sistem pembelajaran terprogram yang
menggunakan komputer sebagai sarana atau alat bantu dalam menyampaikan
materi kepada siswa.
b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbantuan Komputer
Prinsip-prinsip perancangan pembelajaran berbantuan komputer (CAI)
yang diharapkan bisa melahirkan program CAI yang efektif adalah sebagai
berikut:6
1) Belajar harus menyenangkan, yaitu dengan memperhatikan tiga unsur seperti
menantang, fantasi dan ingin tahu.
2) Interaktivitas, yaitu dengan mempertimbangkan unsur-unsur seperti dukungan
komputer yang dinamis, dukungan sosial yang dinamis, aktif dan interaktif,
keluasan, dan power.
3) Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback, yaitu
dengan memperhatikan beberapa faktor dalam perancangan latihan dengan
bantuan komputer. Pertama, latihan harus sesuai dengan tingkat
4 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya (Jakarta:Rineka Cipta, 2008), h. 137.
5 Ibid., h. 34.6 Arsyad, op.cit., h. 166-169.
9
perkembangan siswa. Kedua, kesempatan latihan dengan bantuan komputer
harus mempersiapkan umpan balik yang dapat dipahami, segera dan produktif.
Ketiga, lingkungan latihan dan praktik harus memotivasi.
4) Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal, yaitu dengan
menganalisis tingkat keterampilan dan kelemahan siswa dengan merekam
langkah-langkah yang benar dan salah selama program dijalankan. Oleh
karena itu, program komputer sebaiknya dapat memberikan umpan balik.
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbantuan Komputer
Kelebihan program pembelajaran berbantuan komputer (CAI) meliputi
interaktif, individual, fleksibel, cost effectiveness, motivasi, umpan balik, record
keeping, dan kontrol ada pada pengguna (user). Selain itu, menurut Chaeruman
dalam Warsita, pembelajaran berbantuan komputer memiliki kelebihan yang
memungkinkan terjadinya proses pembelajaran sebagai berikut:7
1) Aktif, yaitu siswa dapat terlibat langsung secara aktif dalam proses belajar
yang menarik dan bermakna.
2) Konstruktif, yaitu siswa dapat menggabungkan ide-ide baru ke dalam
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami suatu makna.
3) Antusias, yaitu siswa dapat secara aktif dan berusaha mencapai standar
kompetensi yang telah ditetapkan.
4) Kontekstual, yaitu situasi belajar siswa diarahkan pada proses belajar
bermakna dan diarahkan pada upaya untuk memecahkan suatu permasalahan.
5) Multisensory, yaitu pembelajaran dapat disampaikan kepada siswa melalui
berbagai modalitas belajar atau melalui berbagai panca indera, baik audio,
visual, maupun kinestetik.
6) High order thinking skills training, yaitu untuk melatih kemampuan berpikir
tingkat tinggi serta meningkatkan ICT dan media literacy.
7 Warsita, op.cit., h. 34-36.
10
Adapun beberapa kelebihan dari aplikasi komputer menurut Rusman,
diantaranya adalah:8
1) Memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya
dalam memahami pengetahuan dan informasi yang disajikan.
2) Menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh penggunanya, yang
diistilahkan dengan “kesabaran komputer”, dapat membantu siswa yang
memiliki kecepatan yang lambat.
3) Kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar penggunanya (record
keeping), komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor
hasil belajar secara otomatis.
4) Kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik, dan animasi
grafik (graphic animation), sehingga komputer mampu menyampaikan
informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme tinggi.
5) Penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Contohnya program komputer
simulasi untuk melakukan percobaan dalam mata pelajaran sains dapat
mengurangi biaya bahan dan peralatan untuk melakukan percobaan.
Disamping memiliki banyak kelebihan, komputer sebagai sarana
komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah:9
1) Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer, terutama
yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran.
2) Pengadaan, pemeliharaan dan perawatan komputer yang meliputi perangkat
keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang
relatif tinggi.
3) Merancang dan memproduksi program pembelajaran berbasis komputer
merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memproduksi program komputer
merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu banyak dan juga
keahlian khusus.
Adapun beberapa keterbatasan komputer yang dikemukakan oleh Arsyad
untuk tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:10
8 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: MengembangkanProfesionalisme Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 190.
9 Ibid., h. 191.
11
1) Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun,
pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.
2) Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan
khusus tentang komputer.
3) Keragaman model komputer (perangkat keras) sering menyebabkan program
(software) yang tersedia untuk suatu model tidak cocok dengan model lainnya.
4) Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa.
5) Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang
dalam kelompok kecil.
2. Hypermedia
a. Pengertian Hypermedia
Menurut Blanchard dan Rotenberg dalam Munir, hypermedia adalah
gabungan berbagai media yang diatur oleh hyperteks, yang meliputi berbagai
media seperti video, audio, musik, teks, animasi, film, grafik, dan gambar.11
Hypermedia merupakan media yang memiliki komposisi materi-materi yang tidak
berurutan. Hypermedia mengacu pada software komputer yang menggunakan
unsur-unsur teks, grafis, video, dan audio yang dihubungkan dengan cara yang
dapat mempermudah pemakai untuk beralih ke suatu informasi. Pemakai dapat
memilih cara yang unik sesuai gaya belajar, berpikir dan cara memproses
informasinya sendiri.12 Hal ini senada dengan pendapat Jacobs dalam Munir,
bahwa cara belajar dengan hypermedia disebut sebagai belajar secara sepintas lalu
menemukan dan pencarian.13
Hypermedia hampir serupa dengan hyperteks, tetapi melibatkan media lain
selain dari teks, misalnya dokumen hypermedia meliputi teks dan grafik atau
bunyi dan animasi.14 Hyperteks adalah teks dengan link atau pointer yang
menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi, sedangkan hypermedia
10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 55.11 Munir, Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 183.12 Sri Anitah, Media Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2009), h. 58.13 Munir, loc. cit.14 Isjoni, dkk., Pembelajaran Terkini: Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008), cet. II, h. 127-128.
12
adalah perluasan dari konsep hyperteks, dimana informasi dihubungkan dengan
link ke koleksi seperti teks, audio, video, gambar, atau gabungan dari media-
media tersebut.15 Hyperteks dan hypermedia dapat pula digunakan dalam
pencarian basis data. Jika ditekan suatu teks atau simbol yang diperlukan maka
program akan menghubungkannya dengan makna, ide atau konsep yang
berhubungan dengan teks atau simbol tersebut.16
Dalam hypermedia ada dua konsep dasar yang menjadi ciri khusus yaitu
penghubung (link) dan yang dihubungkan (nodes). Nodes adalah bagian-bagian
dari sumber informasi yang ada dalam hypermedia yang meliputi basis data,
seperti video, suara, musik, teks, animasi, film, grafik, gambar, dan data lainnya,
sedangkan link adalah penghubung atau yang membuat hubungan antara nodes
dengan pengguna. Hyperteks dalam hypermedia berfungsi sebagai link. Jadi
nodes tidak berarti dalam hypermedia tanpa adanya peranan hyperteks sebagai
link.17
Struktur program hypermedia biasanya terdiri dari beberapa halaman
(slide). Masing-masing halaman berisi objek (teks, gambar, suara) yang terkait
dengan halaman lainnya. Sebuah elemen tertentu, seperti kata, bisa dihubungkan
dengan beberapa elemen lainnya. Halaman dapat dilalui dalam berbagai urutan
yang berbeda (salah satunya secara linier). Siswa memproses informasi pada layar
seperti membaca, menonton, mendengarkan, dan mungkin terlibat dalam beberapa
interaksi. Selain itu, siswa dapat pindah ke tampilan baru dengan memilih link,
misalnya mengklik pada kata yang digarisbawahi atau perangkat navigasi
lainnya.18
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
hypermedia merupakan media pembelajaran berbantuan komputer dengan sistem
temu kembali informasi yang memudahkan penggunanya untuk memperoleh atau
15 Stephen M. Alessi and Stanley R. Trollip, Multimedia for Learning: Methods andDevelopment, (USA: Allyn & Bacon, 2001), p.138.
16 Munir, Pembelajaran Jarak Jauh: Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 66-67.
17 Ibid., h. 66.18 Alessi and Trollip, op.cit., p. 141.
13
menyediakan akses ke rekaman teks, grafis, video, dan audio yang berhubungan
dengan topik tertentu dengan penyajian secara acak.
b. Struktur Navigasi Hypermedia
Ada dua jenis struktur navigasi pada hypermedia, yaitu hypermedia
structured dan hypermedia unstructured. Hypermedia structured merupakan salah
satu jenis struktur navigasi hypermedia yang berdasarkan pada struktur hirarkis
dengan hyperlink yang digunakan untuk bergerak ke samping antar bagian dalam
struktur hirarkis. Adapun hypermedia unstructured yang memungkinkan
pengguna bergerak kemanapun sesuai yang diinginkan. Di bawah ini Gambar 2.1
dan Gambar 2.2 menunjukkan desain struktur navigasi hypermedia structured dan
hypermedia unstructured.19
Gambar 2.1 Struktur Navigasi Hypermedia Structured
19 Winarno, dkk., Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran, (Jakarta: Genius PrimaMedia, 2009), cet. I, h. 52.
14
Gambar 2.2 Struktur Navigasi Hypermedia Unstructured
Dalam penelitian ini, struktur navigasi yang digunakan oleh peneliti untuk
program hypermedia lebih mengarah kepada hypermedia structured. Hypermedia
structured menawarkan keuntungan penting bagi pendidikan karena struktur ini
memfasilitasi pendekatan konstruktivis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Alessi
dan Trollip bahwa
Hypermedia is seen as embodying an approach to learning more inkeeping with the constructivist philosophy because it is learner controlled,often learner modifiable, supports multiple perspectives and sensorymodes, and multiple methods of searching and navigation. Thehypermedia methodology is often a central component of learningenvironments that are constructivist in nature.20
Hypermedia dipandang sebagai perwujudan dari sebuah pembelajaran
yang menggunakan pendekatan konstruktivis. Pengguna dapat mengakses bagian-
bagian dengan mudah sesuai keinginannya. Hypermedia structured
memungkinkan pengguna untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan cara
mereka sendiri. Namun, struktur ini mempunyai kelemahan, pengguna dapat
tersesat saat mengakses produk dan salah dalam membangun pengetahuan.21
20 Alessi and Trollip, op.cit., p. 140.21 Winarno, dkk., loc.cit.
15
c. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan Hypermedia
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan hypermedia
untuk proses pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:22
1) Misi atau tujuan dari mata pelajaran, materi subjek, pendekatan, metode,
bentuk tampilan program, dan pemilihan software yang akan digunakan.
2) Software hypermedia harus memperhatikan urutan presentasi materi dan
urutan kegiatan belajar. Software harus menyediakan fasilitas seperti indeks,
peta isi, keluar masuk setiap saat menuju indeks atau peta, meloncat ke depan
atau belakang dari posisi yang dihadapi, serta menelusuri informasi sepanjang
presentasi.
3) Materi disajikan dalam bentuk multimedia yang meliputi teks, gambar, foto,
animasi dan suara. Animasi yang digunakan, baik pada penjelasan konsep
maupun contoh-contoh, selain berupa animasi statis auto-run (loop) atau
diaktifkan melalui penekanan tombol, juga bisa berupa animasi interaktif. Hal
ini memungkinkan pengguna (siswa) berperan aktif dengan merubah nilai atau
posisi bagian tertentu dari animasi tersebut.
4) Urutan kegiatan belajar meliputi melihat contoh, mengerjakan soal latihan,
menerima informasi, meminta penjelasan, dan mengerjakan evaluasi.
5) Penggunaan suara dititikberatkan pada efek-efek atau ilustrasi yang
diharapkan akan memperjelas tampilan.
3. Adobe Flash
Flash merupakan software animasi produksi Adobe System Incorporated
yang memberi kemudahan dalam menciptakan kreasi animasi yang unik dan
menarik.23 Dengan menggunakan Adobe Flash, berbagai aplikasi animasi 2D
dapat dibuat seperti animasi kartun, animasi interaktif, game, company profile,
presentasi, video clip, movie, web animasi, dan aplikasi animasi lainnya. Banyak
22 Iwan Permana Suwarna, Model Pembelajaran Fisika Interaktif Melalui ProgramMacromedia Flash (Computer Based Instruction) Suatu Alternatif dalam Pembelajaran Fisika,2013, (http://iwanpermana.blogspot.com/2007/02/model-pembelajaran-fisika-interaktif.html).
23 Jubilee Enterprise, Kupas Tuntas Flash CS4, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,2009), h. 1.
16
fasilitas perintah dalam program Adobe Flash untuk membuat dan mengolah
animasi, seperti:24
a. Membuat tombol interaktif
b. Membuat perubahan transparansi warna dalam movie
c. Membuat animasi perubahan bentuk
d. Membuat animasi transformasi 3D
e. Membuat animasi dekorasi yang merupakan salah satu fitur terbaru
f. Membuat animasi Bone
g. Membuat gerakan animasi pada suatu alur tertentu
h. Konversi file dalam tipe .swf, .html, .gif, .jpg, .png, .exe, dan .mov.
Istilah-istilah yang akan dijumpai dalam program Adobe Flash adalah
sebagai berikut:25
a. Time Line, yaitu bagian lembar kerja yang digunakan untuk menampung dan
mengolah layer.
b. Layer, yaitu wadah yang digunakan untuk menampung satu gerakan objek,
sehingga jika ingin membuat gerakan lebih dari satu objek sebaiknya
diletakkan pada layer yang berbeda.
c. Animasi, yaitu gerakan objek maupun teks yang diatur sedemikian rupa,
sehingga tampak hidup dan nyata.
d. Properties, yaitu suatu cabang perintah dari suatu perintah yang lain.
e. Movie Clip, yaitu kumpulan animasi yang dapat digabungkan dengan animasi
yang lain.
f. Frame, yaitu bagian dari layer yang digunakan untuk mengatur pembuatan
animasi.
g. Keyframe, yaitu suatu tanda yang digunakan untuk membatasi suatu gerakan
animasi.
h. Scene, yaitu layar yang digunakan untuk menyusun objek-objek, baik berupa
teks maupun gambar.
24 Heni A. Puspitosari, Having Fun with Adobe Flash CS4 Professional, (Yogyakarta:Skripta Media Creative, 2010), cet. I, h. 3.
25 Ibid., h. 4-5.
17
i. Masking, yaitu suatu perintah yang berguna untuk menghilangkan sebuah isi
dari suatu layer dan isi layer tersebut akan tampak saat animasi dijalankan.
j. Action Script, yaitu suatu perintah yang diletakkan pada suatu frame atau
objek, sehingga frame atau objek tersebut akan menjadi interaktif.
Adobe Flash merupakan program animasi yang mendukung pemograman
dengan action script.26 Bahasa script tersebut dapat digunakan untuk
mengembangkan interaksi animasi, mengontrol dan mengendalikan elemen-
elemen seperti tombol, gambar, suara dan video, serta beragam keperluan lainnya
yang berkaitan dengan tampilan aplikasi dan animasi yang akan dihasilkan.
Dengan digunakannya action script, memungkinkan sebuah karya animasi yang
dihasilkan lebih dinamis dan interaktif.27
Menurut Nurtantio, program Flash ini tepat digunakan untuk
mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif karena mendukung animasi,
gambar, image, teks, dan pemograman. Dalam penelitian ini, software
pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan Adobe Flash adalah
hypermedia. Aplikasi yang dikembangkan dengan Adobe Flash menggunakan
shared object untuk menyimpan dan memanggil informasi. Dengan menggunakan
shared object, data dapat disimpan dalam suatu perangkat menggunakan file .swf.
shared object telah terbukti menjadi fitur yang sangat populer dalam aplikasi
mobile. Berikut ini adalah contoh-contoh pemanfaatan basis data lokal
menggunakan shared object: 28
a. Mengontrol akses halaman pembelajaran
Jika pembelajaran berisi lebih dari satu materi atau evaluasi yang sifatnya
berjenjang, penyimpanan data nilai evaluasi dapat digunakan untuk
menentukan materi yang dapat dibuka atau materi yang harus dikunci.
26 Pulung Nurtantio dan Ari Maulana Syarif, Kreasikan Animasimu dengan Adobe Flash:Dalam Membuat Sistem Multimedia Interaktif, (Yogyakarta: Andi, 2013), h. 2.
27 Jubilee Enterprise, Kupas Tuntas Flash CS4, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,2009), h. 295.
28 Nurtantio, loc.cit.
18
b. Menentukan ranking (high scores)
Dalam latihan atau evaluasi terdapat halaman rekor yang menampilkan
sejumlah data nama dan nilai tertinggi.
c. Menyimpan dan memanggil pesan
User dimungkinkan untuk membuat catatan ringkas untuk mengingat state
yang perlu disimpan sebelum menutup aplikasi. State tersebut akan
ditampilkan kembali sebagai pengingat pada saat user membuka aplikasi.
d. Memberikan saran atau solusi dalam belajar
Aplikasi mampu memberikan saran atau solusi berdasarkan data tertentu yang
dibuat oleh user dan terekam oleh aplikasi.
4. Hasil Belajar
Sudjana berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya.29 Hasil
belajar merupakan sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep
teori mata pelajaran, tetapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan,
minat dan bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita,
keinginan dan harapan. Hal tersebut senada dengan pendapat Hamalik dalam
Rusman yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat terlihat dari terjadinya
perubahan persepsi dan perilaku, termasuk perbaikan perilaku.30
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima
pengalaman belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi
kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar
melalui kegiatan belajar. Berdasarkan informasi tersebut, guru dapat menyusun
29 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2009), h.22.
30 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: MengembangkanProfesionalisme Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 123.
19
dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut untuk keseluruhan kelas atau
individu.31
Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan
kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar
menurut Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni
ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.32 Ranah kognitif berkenaan
dengan kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge) dengan
tingkatan-tingkatan sebagai berikut:33
a. Mengingat (C1), yakni mengambil pengetahuan yang dibutuhkan oleh memori
jangka panjang. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan akan digali pada
saat dibutuhkan dengan cara mengenali atau mengingat kembali.
b. Memahami (C2), yakni mengkonstruk makna dari pesan-pesan pembelajaran,
baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang disampaikan melalui
pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses-proses kognitif dalam kategori
memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,
merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.
c. Menerapkan atau mengaplikasikan (C3), melibatkan penggunaan prosedur-
prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah.
Kategori menerapkan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi
(ketika tugasnya hanya soal latihan) dan mengimplementasikan (ketika
tugasnya merupakan masalah).
d. Menganalisis (C4), melibatkan proses menguraikan materi menjadi bagian-
bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara
setiap bagian, serta struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis
meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasikan, dan
mengatribusikan.
31 Ibid., h. 123-124.32 Sudjana, loc.cit.33 Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy forLearning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives olehAgung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. I, h. 99-130.
20
e. Mengevaluasi (C5), yakni membuat keputusan berdasarkan kriteria dan
standar. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa
dan mengkritik.
f. Membuat atau mencipta (C6), melibatkan proses menyusun elemen-elemen
jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional yang berisikan tiga
proses kognitif yakni merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif
tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap
pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan
belajar, dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai
hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai
tingkat yang kompleks, yaitu:34
a. Penerimaan (reciving), yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan
(stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi,
gejala, dan lain-lain. Penerimaan dibedakan menjadi kesadaran, keinginan
untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari
luar.
b. Jawaban (responding), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,
kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
c. Penilaian (valuing), berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulus tadi. Penilaian dibedakan menjadi kesediaan menerima nilai,
latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan
terhadap nilai tersebut.
d. Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi,
termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai
yang telah dimilikinya. Kemampuan organisasi dibedakan menjadi konsep
tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain.
34 Sudjana, op.cit., h. 30.
21
e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya. Hal ini mencakup keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
Ranah psikomotorik berkaitan erat dengan keterampilan secara fisik dan
motorik. Aspek pada ranah psikomotik terdiri dari:35
a. Persepsi, yakni menyadari stimulus, menyeleksi stimulus terarah sampai
menerjemahkannya dalam pengamatan stimulus terarah kepada kegiatan yang
ditampilkan.
b. Kesiapan, berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan tertentu,
termasuk kesiapan mental, fisik, dan emosional.
c. Respons terpimpin, meliputi kemampuan menirukan gerakan, gerakan coba-
coba, dan performance yang memadai menjadi tolak ukur.
d. Mekanisme, yakni kebiasaan yang berasal dari respons yang dipelajari,
gerakan dilakukan dengan mantap, penuh keyakinan dan kemahiran.
e. Respons kompleks, berkaitan dengan gerak motorik yang memerlukan pola
gerakan yang kompleks.
f. Penyesuaian, berkaitan dengan pola gerakan yang telah berkembang dengan
baik, sehingga seseorang dapat mengubah pola gerakannya agar sesuai dengan
situasi yang dihadapinya.
g. Mencipta, yakni keterampilan tingkat tinggi dimana pada tingkatan ini
seseorang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pola-pola gerakan baru
agar sesuai dengan situasi yang dihadapinya.
5. Kajian Materi Subjek
a. Karakteristik Konsep Momentum dan Impuls
Momentum dan impuls merupakan salah satu konsep fisika yang penting
untuk dipelajari karena aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Konsep momentum
dan impuls memiliki karakteristik khusus, diantaranya:
35 Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.68-69.
22
1) Tingkat kesulitan relatif tinggi, dapat dilihat dari Standar Kompetensi yang
menuntut kemampuan siswa untuk menganalisis.
2) Bersifat matematis karena selalu ada perumusan matematis dalam setiap
fenomena konsep momentum dan impuls.
3) Aplikasinya dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari.
b. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep Momentum dan
Impuls
Standar Kompetensi yang telah ditetapkan untuk konsep momentum dan
impuls adalah menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan
mekanika benda titik. Adapun Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan adalah
menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk
menyelesaikan masalah tumbukan.
c. Peta Konsep Momentum dan Impuls
Momentum dan impuls merupakan bagian dari konsep fisika yang
diajarkan pada semester ganjil di tingkat SMA kelas XI kurikulum KTSP. Selain
mempelajari besaran momentum dan impuls, konsep ini juga mempelajari Hukum
Kekekalan Momentum yang berlaku pada peristiwa tumbukan dua buah benda
atau lebih. Agar pembelajaran pada konsep momentum dan impuls lebih mudah
dipahami, maka disajikan peta konsep dalam Gambar 2.3 berikut ini:
Gambar 2.3 Peta Konsep Momentum dan Impuls
mengalami
Tumbukan
berlaku
terdiri dari
Lenting Sempurna
Hukum Kekekalan MomentumHukum Kekekalan Energi Kinetik
Lenting Sebagian Tidak Lenting Sama Sekali
berlakuberlaku
Benda
ImpulsMomentum
memiliki
23
d. Materi Konsep Momentum dan Impuls
1) Konsep Momentum dan Impuls
a) Momentum
Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk
melanjutkan gerakannya pada kelajuan konstan. Secara matematis dituliskan:36
b) Impuls
Impuls merupakan gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda
bergerak dalam interval waktu tertentu. Secara matematis dituliskan:37∆c) Hubungan Momentum dan Impuls
Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat
ditulis:38 ∆Persamaan di atas menyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu
benda sama dengan perubahan momentum yang dialami benda itu.
2) Hukum Kekekalan Momentum
Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa jika suatu sistem tidak
mendapat gaya dari luar, maka momentum sistem selalu tetap yaitu momentum
sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum sistem sesudah tumbukan.
Secara matematis dituliskan:39
3) Tumbukan
Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan,
tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
36 Supiyanto, Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI, (Jakarta: Phibeta, 2006), h. 116.37 Bambang Haryadi, Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 88-89.38 Kamajaya, Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007), h. 135.39 Ibid, h. 140.
24
a) Tumbukan Lenting Sempurna
Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku Hukum Kekekalan Momentum
dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, dua buah benda dengan massa
m1 dan m2 bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 dengan arah berlawanan. Kedua
benda bertumbukan, sehingga kecepatan kedua benda menjadi v1’ dan v2’ seperti
terlihat pada Gambar 2.4.40
v1 v2 v1’ v2’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
Sebelum tumbukan Saat tumbukan Setelah tumbukan
Gambar 2.4 Tumbukan Lenting Sempurna Antara Dua Benda
Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum kekekalan Energi
Kinetik, persamaan koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sempurna:41
1b) Tumbukan Lenting Sebagian
Pada tumbukan lenting sebagian, berlaku Hukum Kekekalan Momentum,
tetapi tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Gambar 2.5 menunjukkan
sebuah bola elastis yang jatuh bebas dari ketinggian h1 dari lantai, maka akan
terjadi tumbukan antara bola dengan lantai sehingga bola memantul setinggi h2.
h1
v1’ h2
v1
Gambar 2.5 Tumbukan Lenting Sebagian Antara Bola dan Lantai
40 Supiyanto, Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI, (Jakarta: Phibeta, 2006), h. 121.41 Bambang Haryadi, Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 93.
25
Berdasarkan persamaan pada gerak jatuh bebas, diperoleh persamaan
koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sebagian: 42
c) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda
menyatu dan bergerak bersama-sama dengan kecepatan yang sama seperti terlihat
pada Gambar 2.6 berikut ini.43
v1 v2 v’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
Sebelum tumbukan Saat tumbukan Setelah tumbukan
Gambar 2.6 Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Antara Dua Benda
Kecepatan kedua benda setelah tumbukan besarnya sama, yaitu v1’ = v2’ =
v, maka berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum: 44
′
Besar koefisien restitusi (e) untuk tumbukan tidak lenting sama sekali adalah:′ ′ 0
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan hypermedia adalah
sebagai berikut:
1. Dalam penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri
Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar
dan Kemampuan Awal”, Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi
menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa dengan metode
pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan hypermedia dan media riil
42 Ibid, h. 93-94.43 Supiyanto, op.cit., h. 122.44 Haryadi, op.cit., h. 94.
26
pada materi pokok hukum newton dan gesekan. Siswa yang menggunakan
hypermedia memberikan rerata prestasi belajar ranah kognitif yang lebih baik
daripada media riil.45
2. Dalam jurnal yang berjudul “Design of Adaptive Hypermedia Learning
Systems: A Cognitive Style Approach”, Freddy Mampadi, dkk. telah
mengembangkan sistem pembelajaran hypermedia adaptif yang disesuaikan
dengan gaya kognitif siswa. Dalam penelitian ini dilihat pula respon siswa
terhadap sistem pembelajaran hypermedia adaptif, termasuk kinerja belajar
dan persepsinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, sistem
pembelajaran hypermedia adaptif berpengaruh terhadap gaya kognitif siswa
dan meningkatkan pembelajaran siswa. Hasil juga menunjukkan bahwa sistem
pembelajaran hypermedia adaptif memiliki pengaruh yang lebih baik pada
persepsi siswa daripada kinerja.46
3. Hasil penelitian Robert Pritchard and Susan O’Hara yang berjudul
“Vocabulary Development in the Science Classroom: Using Hypermedia
Authoring to Support English Learners” menunjukkan bahwa hypermedia
authoring memiliki dampak positif terhadap tingkat pemahaman siswa,
konsep ilmu pengetahuan serta pada keterlibatan siswa dalam kegiatan
pengembangan kosakata. Sistem hypermedia authoring menyajikan
pengembangan kosakata sehingga siswa dapat menghubungkan kata-kata
baru untuk pengetahuan awal mereka dan memilih kata-kata dan gambar
mereka sendiri untuk mewakili konsep dasar.47
4. Ahmad Abduh Haqi dalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan
Hypermedia Berbasis World Wide Web Bertemakan Curug Silawe Materi
Pokok Usaha dan Energi Sebagai Media Pembelajaran untuk SMP/MTs”
menunjukkan bahwa kualitas hypermedia berbasis World Wide Web yang
45 Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi, Pembelajaran Fisika dengan InkuiriTerbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan KemampuanAwal, Jurnal Inkuiri, 1, 2012, h. 10-16.
46 Freddy Mampadi et al., Design of Adaptive Hypermedia Learning Systems: ACognitive Style Approach, Computers & Education, 56, 2011, pp. 1003-1011.
47 Robert Pritchard and Susan O’Hara, Vocabulary Development in the ScienceClassroom: Using Hypermedia Authoring to Support English Learners, The Tapestry Journal, 1,2009, pp. 15-29.
27
bertemakan Curug Silawe materi pokok usaha dan energi berdasarkan
penilaian dari ahli materi, ahli media, dan guru IPA SMP/MTs memiliki
kategori sangat baik (SB). Persentase keidealan ahli materi adalah 77,00%,
persentase keidealan ahli media adalah 86,72%, dan persentase keidealan guru
IPA SMP/MTs adalah 91,20%. Respon siswa terhadap hypermedia berbasis
World Wide Web pada uji terbatas diperoleh persentase 93,13%, sedangkan
pada uji luas diperoleh persentase 87,71%.48
5. Dalam penelitiannya yang berjudul “Model Pembelajaran Hipermedia Induksi
Magnetik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik
Sains Guru Fisika”, Riyad, Agus Setiawan, dan Andi Suhandi menyatakan
bahwa model pembelajaran hypermedia pada materi induksi magnetik dapat
meningkatkan penguasaan konsep fisika. Secara klasikal peningkatan
termasuk dalam kategori sedang. Penguasaan konsep tertinggi terjadi pada sub
konsep hukum Faraday dan terendah pada sub konsep ggl induksi. Model
pembelajaran hypermedia pada materi induksi magnetik dapat meningkatkan
keterampilan generik sains guru. Peningkatan tertinggi pada indikator
pemahaman hukum sebab akibat dan terendah pada indikator membangun
konsep.49
C. Kerangka Berpikir
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang mengarahkan pada
pemberian pengalaman secara langsung agar siswa dapat memahami konsep
fisika. Namun, tidak semua fenomena dalam konsep fisika dapat dilihat atau
divisualisasikan secara langsung di dalam kelas. Ada beberapa konsep fisika yang
memerlukan manipulasi objek secara fisis, salah satunya adalah konsep
momentum dan impuls. Pada konsep ini, fenomena-fenomena yang berhubungan
dengan momentum dan impuls tidak memungkinkan untuk dibawa secara
48 Ahmad Abduh Haqi, “Pengembangan Hypermedia Berbasis World Wide WebBertemakan Curug Silawe Materi Pokok Usaha dan Energi Sebagai Media Pembelajaran untukSMP/MTs”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013, h. 58, tidak dipublikasikan.
49 Riyad, Agus Setiawan, dan Andi Suhandi, Model Pembelajaran Hipermedia InduksiMagnetik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika,Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 1, 2007, h. 123-134.
28
langsung ke dalam kelas, contohnya peristiwa dua buah mobil yang saling
bertabrakan, permainan bola biliar, penembakan peluru, prinsip kerja roket, dan
lain-lain. Gerakan-gerakan fenomena momentum dan impuls tersebut pada
dasarnya berlangsung sangat cepat, sehingga seringkali pengamatan siswa
terhadap objek yang sedang dipelajari menjadi tidak seragam. Ketidakseragaman
pengamatan ini akan mengakibatkan siswa mengalami miskonsepsi, yang
berpengaruh pada pemahaman konsep-konsep selanjutnya. Jika miskonsepsi ini
terus berlanjut, ketercapaian tujuan pembelajaran tentu tidak akan maksimal,
sehingga hasil belajar fisika siswa menjadi rendah.
Dalam era perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat
ini, pemanfaatan komputer di sekolah-sekolah masih kurang optimal dan kurang
variatif, padahal pengunaan komputer dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan minat dan motivasi dalam belajar. Ada berbagai jenis aplikasi
teknologi pembelajaran berbantuan komputer yang sudah mulai digunakan dalam
proses pembelajaran. Aplikasi tersebut terdiri dari tutorial, driil, simulasi, dan
games yang merupakan penggabungan berbagai macam bentuk media atau
gabungan dari tampilan berbagai unsur-unsur visual maupun audio. Namun,
aplikasi-aplikasi tersebut memiliki kelemahan pada struktur navigasinya, dimana
penggunanya tidak dapat dengan mudah kembali ke materi pokok, sehingga
setelah penjelasan pada sub-pokok bahasan penggunanya harus melewati jalan
yang panjang untuk kembali ke materi pokok. Oleh karena itu, diperlukan suatu
media pembelajaran berbantuan komputer yang dapat memudahkan penggunanya
mengakses bagian-bagian dari isi media tersebut sesuai dengan keinginannya.
Salah satu bentuk media pembelajaran berbantuan komputer yang dapat
digunakan adalah hypermedia.
Hypermedia merupakan media pembelajaran berbantuan komputer dengan
sistem temu kembali informasi yang memudahkan penggunanya untuk
memperoleh atau menyediakan akses ke rekaman teks, grafis, video, dan audio
yang berhubungan dengan topik tertentu dengan penyajian secara acak. Oleh
karena itu, hypermedia memungkinkan penggunanya untuk membangun
pengetahuan sendiri dengan cara mereka sendiri. Dengan adanya visualisasi
29
berupa gambar, animasi, dan video, hypermedia menjadikan pembelajaran lebih
faktual dalam pembelajaran fisika, khususnya pada konsep momentum dan
impuls. Hypermedia dapat menampilkan gerakan perlambatan, sehingga peristiwa
tumbukan dua benda yang berlangsung sangat cepat dapat terlihat dengan jelas
pada saat sebelum dan setelah tumbukan. Hal ini tentunya dapat meminimalisir
terjadinya miskonsepsi yang dialami oleh siswa, sehingga akan memungkinkan
lebih banyak siswa yang memahami konsep momentum dan impuls. Pemahaman
siswa akan konsep tersebut dapat membantu dalam pemahaman konsep-konsep
selanjutnya, sehingga diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika
dapat meningkat. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.7
berikut:
Gambar 2.7 Kerangka Berpikir
Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika masihrendah
Gerakan-gerakan fenomena momentum dan impulsberlangsung sangat cepat
Media Pembelajaran Berbantuan Komputer
Hypermedia
Pembelajaran lebih menarik dan memvisualisasikankonsep momentum dan impuls
Hasil belajar fisika siswa meningkat
Pemanfaatan komputer di sekolah-sekolah masih kurangoptimal
Aplikasi teknologi pembelajaran berbantuan komputeryang sudah digunakan memiliki banyak kelemahan.
30
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Ha = Terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada
konsep momentum dan impuls.
H0 = Tidak terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA
pada konsep momentum dan impuls.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan yang
berlokasi di Jalan Ir. W.R. Supratman Komplek Pertamina Pondok Ranji Ciputat
Timur, Tangerang Selatan. Penelitian berlangsung pada semester ganjil bulan
November tahun pelajaran 2013/2014.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
semu (quasi experiment). Eksperimen semu merupakan metode yang mempunyai
kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Pemilihan metode ini
dikarenakan pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian.1
C. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah nonequivalent
control group design. Desain ini dilakukan pada dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random.2 Kedua
kelompok dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu agar kedua kelompok
memiliki homogenitas yang relatif sama. Sebelum diberikan perlakuan, pada
kedua kelompok dilakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
dasar siswa pada konsep yang bersangkutan yaitu konsep momentum dan impuls.
Selanjutnya, keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok
eksperimen akan diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan hypermedia
sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran secara
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif an R&D),(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 114.
2 Ibid., h. 116.
31
32
konvensional. Setelah diberikan perlakuan, pada kedua kelompok akan dilakukan
posttest untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada konsep
momentum dan impuls. Gambaran mengenai desain penelitian dapat dilihat pada
Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen Y1 XE Y2
Kontrol Y1 XK Y2
Keterangan:
XE = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa pembelajaranmenggunakan hypermedia
XK = Perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa pembelajaran secarakonvensional
Y1 = PretestY2 = Postest
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Dalam penelitian ini, terdapat
dua variabel penelitian yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah hypermedia, sedangkan variabel terikatnya
adalah hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls.
E. Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian,
sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 4 Tangerang Selatan dengan
populasi sasarannya adalah seluruh siswa kelas XI. Sampel penelitian ditentukan
dengan teknik purpossive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan
3 Ibid., h. 61.4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 173-174.
33
pertimbangan tertentu.5 Diambil dua kelas untuk dijadikan sampel, yang satu
sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran secara konvensional dan
yang satu sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran
menggunakan hypermedia.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui tes dan
nontes. Data tes berupa pretest dan posttest, dimana pretest adalah tes hasil belajar
yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum
pembelajaran menggunakan hypermedia. Sementara posttest adalah tes hasil
belajar setelah pembelajaran untuk melihat ketuntasan hasil belajar terhadap
perlakuan. Adapun data nontes berupa angket yaitu sejumlah pernyataan tertulis
yang digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan hypermedia
dalam pembelajaran.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel
penelitian.6 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes
berupa tes objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket respon
siswa terhadap software hypermedia.
1. Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif pilihan ganda dengan
mengukur aspek kognitif yang meliputi mengingat (C1), memahami (C2),
menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Tes dilakukan sebelum (pretest) dan
sesudah (posttest) diberikan perlakuan. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
5 Sugiyono, op.cit., h. 124.6 Ibid., h. 148.
34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes
Konsep/Subkonsep Indikator
Ranah Kognitif JumlahSoalC1 C2 C3 C4
KonsepMomentumdan Impuls
Menjelaskan konsepmomentum dan impuls
1,2* 5,٭3,4 5
Menghitung momentumdan impuls, sertahubungan antarakeduanya
7 6,٭8,9٭10 5
Menganalisis hubunganantara gaya, momentumdan impuls dalam geraksuatu benda
11,12,٭13 15,٭14 5
HukumKekekalanMomentum
Menerapkan HukumKekekalan Momentumuntuk sistem tanpa gayaluar
16,٭17
19,٭184
Menerapkan prinsipHukum KekekalanMomentum untukpenyelesaian masalahyang menyangkutinteraksi melalui gaya-gaya internal
٭20 21,22,٭23 25,٭24 6
Tumbukan
Menyebutkan syaratuntuk berbagai peristiwatumbukan
,27,٭26٭29,٭28 ٭30 5
MengintegrasikanHukum KekekalanEnergi dan KekekalanMomentum untukberbagai peristiwatumbukan
31, ,٭32٭34
33*4
Menganalisis geraksuatu benda untukmenyelesaikanpersoalan menyangkutperistiwa tumbukan
٭36,٭35 ,38,٭3740,٭39
6
Jumlah Soal 8 6 17 9 40
Persentase Soal 20% 15% 42,5% 22,5% 100%
Keterangan: * = butir soal yang valid
35
2. Instrumen Nontes
Instrumen nontes yang digunakan berupa angket atau skala sikap untuk
mengetahui persepsi siswa mengenai hypermedia dalam pembelajaran fisika
konsep momentum dan impuls. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model angket skala Likert yang berbentuk rating-scale, dimana siswa
menjawab pernyataan-pernyataan dengan pilihan Sangat Tidak Setuju (STS),
Tidak Setuju (TS), Cukup (C), Setuju (S), Sangat Setuju (SS). Kisi-kisi instrumen
nontes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut
ini:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)
H. Kalibrasi Instrumen
1. Kalibrasi Instrumen Tes
Sebelum diberikan kepada sampel, instrumen tes terlebih dahulu
diujicobakan pada siswa kelas XII SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Uji coba ini
dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari setiap soal, dimana soal tersebut
harus memenuhi kriteria seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran maupun
daya pembeda. Berikut ini adalah pengujian berkaitan dengan kriteria yang harus
dipenuhi oleh instrumen tes dalam penelitian:
No Indikator AngketHypermedia Jumlah
SoalPositif Negatif
1Penggunaan hypermedia dalam prosespembelajaran
1 2 2
2 Penyajian konsep materi 3 4 2
3 Peyajian gambar dan animasi 5,7 6,8 4
4 Kesesuaian suara/audio dan warna hypermedia 9 10 2
5 Penjelasan rumus dalam hypermedia 11,13 12,14 4
Jumlah Soal 7 7 14
36
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang yang
dimaksud.7 Salah satu cara menguji validitas butir adalah menggunakan teknik
analisis point biserial, yaitu:8
Keterangan:
= koefisien korelasi point biserial= mean (rata-rata) skor dari subjek (peserta tes) yang menjawab betul pada
butir soal yang dicari validitasnya= mean (rata-rata) dari skor totalS = standar deviasi dari skor totalp = proporsi siswa yang menjawab benarq = proporsi siswa yang menjawab salah
Interpretasi nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel
3.4 berikut: 9
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Posttest0,80 1,00 Sangat Tinggi0,60 0,80 Tinggi0,40 0,60 Cukup0,20 0,40 Rendah0,00 0,20 Sangat Rendah
Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini:
7 Arikunto, op.cit., h. 211-212.8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Cet ke-9, h. 79.9 Ibid, h. 75.
37
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 40
Jumlah Siswa 33
Nomor Soal yang Valid2, 4, 9, 10, 13, 14, 17, 18, 20, 23, 24, 26,
28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39
Jumlah Soal yang Valid 22
Persentase Soal yang Valid 55%
b. Uji Reliabilitas
Instrumen dikatakan reliabel apabila suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang dapat
dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula.
Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali diambil
hasilnya akan tetap sama.10 Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui reliabilitas suatu instrumen tes adalah menggunakan rumus Kuder
Richardson 20 (KR-20) sebagai berikut:11
11 1 2 ∑2Keterangan:r = reliabilitas instrumenp = proporsi subjek (peseta tes) yang menjawab benarq = proporsi subjek (peseta tes) yang menjawab salah∑pq = jumlah hasil perkalian antara dan
= banyak soal= standar deviasi dari tes
Penentuan kategori reliabilitas suatu instrumen didasarkan pada Tabel 3.6
berikut:
10 Arikunto, op. cit., h. 221.11 Arikunto, op. cit., h. 100.
38
Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas
Rentang nilai r11 Kategori0,70 1,00 Tinggi0,50 0,70 Sedang0,00 0,50 Rendah
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai reliabilitas
instrumen tes ini adalah 0,77. Nilai ini termasuk ke dalam kategori tinggi,
sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini layak digunakan dalam
penelitian.
c. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi. Bilangan
yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran
(difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0.
Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Taraf kesukaran soal
dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:12
Keterangan:
= indeks kesukaran= banyak siswa yang menjawab benar pada butir soal yang diukur= jumlah seluruh siswa peserta tes
Penentuan kategori derajat kesukaran suatu butir soal didasarkan pada
Tabel 3.7 berikut:
12 Ibid, h. 207-208.
39
Tabel 3.7 Kategori Derajat Kesukaran
Rentang nilai IK Kategori0,00 0,30 Sukar0,30 0,70 Sedang0,70 1,00 Mudah
Hasil perhitungan derajat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel
3.8 berikut ini:
Tabel 3.8 Hasil Uji Derajat Kesukaran Instrumen Tes
Kriteria SoalButir Soal
Jumlah Soal Persentase
Mudah 16 40%
Sedang 11 27,5%
Sukar 13 32,5%
Jumlah 40 100%
d. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Tes
yang baik adalah tes yang dapat memisahkan dua kelompok peserta tes. Berikut
ini adalah cara yang dapat digunakan untuk memisahkan antara kedua kelompok
tersebut:13
a. Menyusun lembar jawaban tes sesuai dengan urutan skor dari yang terbesar
hingga terkecil.
b. Seluruh kelompok yang dijadikan sampel dibagi menjadi dua sama besar, 50%
kelompok atas dan 50% kelompok bawah.
Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus:14
13 Ibid, h. 211-212.14 Ibid, h. 213.
40
Keterangan:
= daya beda soal= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar= banyaknya peserta kelompok atas= banyaknya peserta kelompok bawah
Penentuan kategori daya beda soal didasarkan pada Tabel 3.9 berikut ini:
Tabel 3.9 Kategori Daya Beda
Rentang nilai DB Kategori
Bernilai negatif Drop0,00 0,20 Buruk0,20 0,40 Cukup0,40 0,70 Baik0,70 1,00 Baik sekali
Hasil uji daya beda instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini:
Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes
Kriteria SoalButir Soal
Jumlah Soal Persentase
Drop 1 2,5%
Buruk 18 45%
Cukup 16 40%
Baik 5 12,5%
Jumlah 40 100%
2. Kalibrasi Instrumen Nontes
Pengujian kelayakan instrumen nontes dilakukan dengan pertimbangan
para ahli. Pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat terlihat pada Tabel 3.11
berikut ini:
41
Tabel 3.11 Uji Validitas Instrumen Nontes
No Aspek yang DiujiKriteria
Baik Cukup Kurang
1Pengembangan indikator dari setiap tahappembelajaran
2Keterwakilan semua tahap pembelajaranoleh indikator yang dikembangkan
3 Penskoran terhadap tiap-tiap indikator
4Pemilihan kata dan kalimat dalampengembangan indikator
5Kejelasan dan keefektifan bahasa yangdigunakan
Saran:.............................................................................................................................................
I. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Analisis Data Tes
Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan beberapa uji prasyarat statistik
untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis
tersebut.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti
berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah chi square test (tes kai kuadrat), yaitu:15
2 0 2Keterangan :2 = nilai tes kai kuadrat0 = frekuensi yang diobservasi
= frekuensi yang diharapkan
15 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif an R&D),(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 241.
42
Penentuan kategori uji normaitas berdasarkan pengujian nilai kai kuadrat
didasarkan pada Tabel 3.12 berikut ini:16
Tabel 3.12 Kategori Uji Normalitas
Rentang nilai Xh2 Kategori
distribusi data tidak normal
distribusi data normal
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua varians
atau kelas yang akan diteliti. Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji
apakah kedua data tersebut homogen yaitu dengan membandingkan kedua
variansnya. Jika kedua varians sama besarnya, maka uji homogenitas tidak perlu
dilakukan lagi karena datanya sudah dianggap homogen. Persyaratan agar
pengujian homogenitas dapat dilakukan, apabila datanya telah terbukti
terdistribusi normal. Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini
adalah uji Fisher, yaitu:17
dimana S2 =∑ . ∑ .
Keterangan:
F = koefisien F tesS1 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besarS2 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil
Penentuan kategori uji homogenitas berdasarkan uji Fisher didasarkan
pada Tabel 3.13 berikut ini:
16 Ibid., h. 243.17 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2008), cet. II, h. 133-134.
43
Tabel 3.13 Kategori Uji Homogenitas Fisher
Rentang nilai F Kategori
data dinyatakan homogen
data dinyatakan tidak homogen
2. Analisis Data Tes
Analisis data tes menggunakan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui
adanya pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa. Uji hipotesis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji . Uji t adalah tes statistik yang dapat
dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan dua kelompok yang berbeda
dengan prinsip membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok (kelompok
kontrol dan eksperimen) tersebut. Sebelum melakukan uji hipotesis, diharuskan
melakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu, karena hasil kedua uji
tersebut yang menentukan rumus uji hipotesis yang akan digunakan. Berikut ini
kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians serta uji hipotesis yang harus
digunakan:
a. Data terdistribusi normal dan homogen
Untuk data terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis
dengan analisis tes statistik parametik. Secara matematis dirumuskan sebagai
berikut:18
1 1dimana dsg =
Keterangan :1 = rata-rata data kelompok eksperimen2 = rata-rata data kelompok kontrol= standar deviasi gabungan data kedua kelompok
18 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 239.
44
S1 = standar deviasi data kelompok eksperimenS2 = standar deviasi data kelompok kontrol1 = jumlah data kelompok eksperimen2 = jumlah data kelompok kontrol
b. Data terdistribusi normal dan tidak homogen
Untuk data terdistribusi normal dan tidak homogen, maka pengujian
hipotesis dengan analisis tes statistik nonparametik. Secara matematis dirumuskan
sebagai berikut:
Penentuan kategori uji hipotesis berdasarkan uji t didasarkan pada Tabel
3.14 berikut ini:
Tabel 3.14 Kategori Uji Hipotesis (Uji t)
Rentang nilai t Kategori
diterima dan ditolak
diterima dan ditolak
3. Analisis Data Nontes
Dalam penelitian ini, analisis data instrumen nontes menggunakan teknik
analisis data deskriptif. Pernyataan dalam angket terbagi menjadi dua, yaitu
pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dalam menganalisis data yang berasal
dari angket bernilai 1 sampai dengan 5, peneliti menyimpulkan makna setiap
alternatif jawaban. Untuk pernyataan positif, maka:19
a. Jawaban “sangat tidak setuju” (STS) diberi nilai 1.
b. Jawaban “tidak setuju” (TS) diberi nilai 2.
c. Jawaban “cukup” (C) diberi nilai 3.
d. Jawaban “setuju” (S) diberi nilai 4.
e. Jawaban “sangat setuju” (SS) diberi nilai 5.
19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2010), h. 284-285.
45
Sementara, untuk pernyataan negatif, maka:
a. Jawaban “sangat tidak setuju” (STS) diberi nilai 5.
b. Jawaban “tidak setuju” (TS) diberi nilai 4.
c. Jawaban “cukup” (C) diberi nilai 3.
d. Jawaban “setuju” (S) diberi nilai 2.
e. Jawaban “sangat setuju” (SS) diberi nilai 1.
Selanjutnya, data dari angket diolah secara kualitatif menggunakan rumus:100%Keterangan :
= angka persentase= frekuensi yang sedang dicari persentasenya= jumlah individu
Data yang diperoleh diubah ke dalam bentuk persentase, kemudian
diklasifikasikan ke dalam kategori pada Tabel 3.15 berikut ini:20
Tabel 3.15 Kategori Angket Siswa
Rentang Nilai Kategori0 20% Sangat kurang21 40% Kurang41 60% Cukup61 80% Baik81 100% Baik sekali
J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
: Hipotesis nol (Tidak terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajarsiswa SMA pada konsep momentum dan impuls)
20 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam RangkaPengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 60.
46
: Hipotesis alternatif (Terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajarsiswa SMA pada konsep momentum dan impuls)
: Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang menggunakan hypermedia: Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang belajar secara konvensional
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum dari data yang
telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest dan
posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket dari kelas
eksperimen.
1. Hasil Pretest
Hasil pretest yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen
sebelum diberikan perlakuan pada penelitian ini disajikan dalam bentuk Tabel 4.1
berikut ini.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen
IntervalFrekuensi
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
15 - 21 5 6
22 - 28 5 7
29 - 35 13 13
36 - 42 2 4
43 - 49 5 3
50 - 56 3 0
Jumlah 33 33
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi di atas
terdapat pada lampiran C.1.
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa terdapat 5 siswa (15,15%) di kelas
kontrol dan 6 siswa di kelas eksperimen (18,18%) yang memperoleh nilai antara
15 sampai 21. Pada interval nilai 22 sampai 28, terdapat 5 siswa (15,15%) di kelas
kontrol dan 7 siswa (21,21%) di kelas eksperimen. Selanjutnya pada interval nilai
29 sampai 35, kedua kelas sama-sama ditempati oleh 13 siswa (39,39%). Jumlah
siswa yang memperoleh nilai antara 36 sampai 42 di kelas kontrol sebanyak 2
47
48
siswa (6,06%), sedangkan di kelas eksperimen sebanyak 4 siswa (12,12%).
Terdapat 5 siswa (15,15%) di kelas kontrol dan 3 siswa (9,09%) di kelas
eksperimen yang memperoleh nilai antara 43 sampai 49. Pada interval terakhir,
terdapat 3 siswa (9,09%) di kelas kontrol yang memperoleh nilai antara 50 sampai
56, sementara di kelas eksperimen tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai
pada rentang tersebut.
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka diperoleh beberapa
nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada
Tabel 4.2 beikut ini.
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil PretestKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan PenyebaranData
KelasKontrol
KelasEksperimen
Nilai Terendah 15 15
Nilai Tertinggi 55 45
Mean 33,27 30,23
Median 32 29,50
Modus 31,45 26,50
Standar Deviasi 10,57 9,46
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel ukuran pemusatan dan
penyebaran data di atas terdapat pada lampiran C.1.
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh kedua
kelas adalah 15. Nilai tertinggi yang diperoleh dari kelas kontrol adalah 55,
sedangkan kelas eksperimen adalah 45. Nilai tengah (median) untuk kelas kontrol
adalah 32, sementara untuk kelas eksperimen adalah 29,50. Nilai yang sering
muncul (modus) untuk kelas kontrol adalah 31,45, sedangkan untuk kelas
eksperimen adalah 26,50. Pada kelas kontrol, diperoleh nilai standar deviasi
sebesar 10,57, sementara pada kelas eksperimen sebesar 9,46.
49
2. Hasil Posttest
Hasil posttest yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen
setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada penelitian ini disajikan dalam
bentuk Tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen
IntervalFrekuensi
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
55 - 61 4 1
62 - 68 5 6
69 - 75 16 10
76 - 82 3 4
83 - 89 4 7
90 - 96 1 5
Jumlah 33 33
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi di atas
terdapat pada lampiran C.2.
Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa terdapat 4 siswa (12,12%) di kelas
kontrol yang memperoleh nilai antara 55 sampai 61, sedangkan di kelas
eksperimen hanya terdapat 1 siswa (3,03%). Pada interval 62 sampai 68, kelas
kontrol ditempati oleh 5 siswa (15,15%), sementara kelas eksperimen ditempati
oleh 6 siswa (18,18%). Selanjutnya, terdapat 16 siswa (48,48%) pada kelas
kontrol dan 10 siswa (30,30%) pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai
antara 69 sampai 75. Jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 76 sampai 82 di
kelas kontrol sebanyak 3 siswa (9,09%), sedangkan di kelas eksperimen sebanyak
4 siswa (12,12%). Terdapat 4 siswa (12,12%) di kelas kontrol yang memperoleh
nilai antara 83 sampai 89, sementara di kelas eksperimen terdapat 7 siswa
(21,21%). Pada interval terakhir yaitu 90 sampai 96, hasil posttest untuk kelas
kontrol ditempati oleh 1 siswa (3,03%), dan ditempati oleh 5 siswa (15,15%) pada
kelas eksperimen.
50
Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka diperoleh beberapa
nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada
Tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil PosttestKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan PenyebaranData
KelasKontrol
KelasEksperimen
Nilai Terendah 60 55
Nilai Tertinggi 90 95
Mean 72,68 77,30
Median 72,40 75,15
Modus 73,68 71,30
Standar Deviasi 8,68 10,21
Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel ukuran pemusatan dan
penyebaran data di atas terdapat pada lampiran C.2.
Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh dari
kelas kontrol adalah 60, sementara kelas eksperimen adalah 55. Nilai tertinggi
yang diperoleh dari kelas kontrol adalah 90, sedangkan kelas eksperimen adalah
95. Nilai tengah (median) untuk kelas kontrol adalah 72,40, sementara untuk kelas
eksperimen adalah 75,15. Nilai yang sering muncul (modus) untuk kelas kontrol
adalah 73,68, sedangkan untuk kelas eksperimen adalah 71,30. Pada kelas kontrol,
diperoleh nilai standar deviasi sebesar 8,68, sementara pada kelas eksperimen
sebesar 10,21.
3. Rekapitulasi Hasil Belajar
a. Data Hasil Pretest dan Posttest
Data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat
terlihat pada Tabel 4.5 berikut ini.
51
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Pemusatan dan PenyebaranData
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai Terendah 15 60 15 55
Nilai Tertinggi 55 90 45 95
Mean 33,27 72,68 30,23 77,30
Median 32 72,40 29,50 75,15
Modus 31,45 73,68 26,50 71,30
Standar Deviasi 10,57 8,68 9,46 10,21
Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) pretest
kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Nilai rata-rata pretest untuk
kelas kontrol adalah 33,27, sedangkan kelas eksperimen adalah 30,23. Sementara
itu, nilai rata-rata (mean) posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan
kelas kontrol. Nilai rata-rata posttest untuk kelas kontrol adalah 72,68, sedangkan
kelas eksperimen adalah 77,30. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua kelas
mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas kontrol
yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional mengalami peningkatan sebesar
39,41, sedangkan kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran
menggunakan hypermedia mengalami peningkatan sebesar 47,07. Artinya, kelas
eksperimen memiliki peningkatan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol.
b. Kemampuan Berpikir Kognitif
Hasil belajar fisika siswa pada ranah kognitif untuk konsep momentum
dan impuls dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.
52
Gambar 4.1 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen pada Ranah Kognitif
Diagram di atas menunjukkan bahwa hasil posttest kelas kontrol maupun
kelas eksperimen mengalami peningkatan dari hasil pretest. Berdasarkan hasil
pretest di kelas kontrol, persentase siswa yang menjawab benar pada ranah
kognitif C1 (mengingat) sebesar 39,39%, C2 (memahami) sebesar 39,39%, C3
(menerapkan) sebesar 37,12%, dan C4 (menganalisis) sebesar 23,23%. Pada saat
posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas kontrol pada ranah
kognitif C1 (mengingat) sebesar 65,15%, C2 (memahami) sebesar 66,67%, C3
(menerapkan) sebesar 71,21%, dan C4 (menganalisis) sebesar 81,82%. Adapun
hasil pretest di kelas eksperimen, persentase siswa yang menjawab benar pada
ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 45,45%, C2 (memahami) sebesar 40,91%,
C3 (menerapkan) sebesar 29,55%, dan C4 (menganalisis) sebesar 19,70%. Pada
saat posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas eksperimen pada
ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 83,33%, C2 (memahami) sebesar 83,33%,
C3 (menerapkan) sebesar 75,00%, dan C4 (menganalisis) sebesar 74,24%.
Diagram di atas juga menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan
yang berbeda terhadap kelas kontrol dan eksperimen, hasil belajar siswa pada
ranah kognitif C1, C2 dan C3 lebih unggul kelas eksperimen dibandingkan dengan
kelas kontrol. Kelas kontrol lebih unggul pada ranah kognitif C4. Jika ditinjau dari
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
C1
39.39
65.15
Per
sent
ase
(%)
Pretest Kontrol
52
Gambar 4.1 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen pada Ranah Kognitif
Diagram di atas menunjukkan bahwa hasil posttest kelas kontrol maupun
kelas eksperimen mengalami peningkatan dari hasil pretest. Berdasarkan hasil
pretest di kelas kontrol, persentase siswa yang menjawab benar pada ranah
kognitif C1 (mengingat) sebesar 39,39%, C2 (memahami) sebesar 39,39%, C3
(menerapkan) sebesar 37,12%, dan C4 (menganalisis) sebesar 23,23%. Pada saat
posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas kontrol pada ranah
kognitif C1 (mengingat) sebesar 65,15%, C2 (memahami) sebesar 66,67%, C3
(menerapkan) sebesar 71,21%, dan C4 (menganalisis) sebesar 81,82%. Adapun
hasil pretest di kelas eksperimen, persentase siswa yang menjawab benar pada
ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 45,45%, C2 (memahami) sebesar 40,91%,
C3 (menerapkan) sebesar 29,55%, dan C4 (menganalisis) sebesar 19,70%. Pada
saat posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas eksperimen pada
ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 83,33%, C2 (memahami) sebesar 83,33%,
C3 (menerapkan) sebesar 75,00%, dan C4 (menganalisis) sebesar 74,24%.
Diagram di atas juga menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan
yang berbeda terhadap kelas kontrol dan eksperimen, hasil belajar siswa pada
ranah kognitif C1, C2 dan C3 lebih unggul kelas eksperimen dibandingkan dengan
kelas kontrol. Kelas kontrol lebih unggul pada ranah kognitif C4. Jika ditinjau dari
C1 C2 C3 C4
39.39 37.12
23.23
65.15 66.6771.21
81.82
45.4540.91
29.55
83.33 83.33
75.00
Ranah Kognitif
Pretest Kontrol Posttest Kontrol Pretest Eksperimen Posttest Eksperimen
52
Gambar 4.1 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen pada Ranah Kognitif
Diagram di atas menunjukkan bahwa hasil posttest kelas kontrol maupun
kelas eksperimen mengalami peningkatan dari hasil pretest. Berdasarkan hasil
pretest di kelas kontrol, persentase siswa yang menjawab benar pada ranah
kognitif C1 (mengingat) sebesar 39,39%, C2 (memahami) sebesar 39,39%, C3
(menerapkan) sebesar 37,12%, dan C4 (menganalisis) sebesar 23,23%. Pada saat
posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas kontrol pada ranah
kognitif C1 (mengingat) sebesar 65,15%, C2 (memahami) sebesar 66,67%, C3
(menerapkan) sebesar 71,21%, dan C4 (menganalisis) sebesar 81,82%. Adapun
hasil pretest di kelas eksperimen, persentase siswa yang menjawab benar pada
ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 45,45%, C2 (memahami) sebesar 40,91%,
C3 (menerapkan) sebesar 29,55%, dan C4 (menganalisis) sebesar 19,70%. Pada
saat posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas eksperimen pada
ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 83,33%, C2 (memahami) sebesar 83,33%,
C3 (menerapkan) sebesar 75,00%, dan C4 (menganalisis) sebesar 74,24%.
Diagram di atas juga menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan
yang berbeda terhadap kelas kontrol dan eksperimen, hasil belajar siswa pada
ranah kognitif C1, C2 dan C3 lebih unggul kelas eksperimen dibandingkan dengan
kelas kontrol. Kelas kontrol lebih unggul pada ranah kognitif C4. Jika ditinjau dari
C4
81.82
19.70
74.24
Posttest Eksperimen
53
segi peningkatan hasil belajar, kelas eksperimen unggul dalam meningkatkan
ranah kognitif C1 (meningkat 37,88%), C2 (meningkat 42,42%), dan C3
(meningkat 45,45%). Sementara kelompok kontrol hanya unggul dalam
meningkatkan ranah kognitif C4 (meningkat 58,59%).
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi
normal atau tidak. Uji ini dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest
dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk menguji normalitas
kedua data digunakan rumus Uji Kai Kuadrat (chi square). Di bawah ini, Tabel
4.6 menggambarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretestdan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
StatistikPretest Posttest
KelasKontrol
KelasEksperimen
KelasKontrol
KelasEksperimen
Nilai X2hitung 9,01 3,25 5,57 5,50
Nilai X2tabel 11,07
KeputusanData terdistribusi
normalData terdistribusi
normalData terdistribusi
normalData terdistribusi
normal
Perhitungan uji normalitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.3 dan C.4.
Nilai X2tabel diperoleh dari tabel nilai kai kuadrat pada taraf signifikansi
5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis
normalitas, yaitu jika X2hitung < X2
tabel, maka data dinyatakan terdistribusi normal.
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai X2hitung data pretest kelas kontrol 9,01
dan kelas eksperimen 3,25. Sementara nilai X2hitung data posttest kelas kontrol 5,57
dan kelas eksperimen 5,50. Artinya, nilai X2hitung semua data lebih kecil dari X2
tabel,
sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest dan posttest kelas kontrol
maupun kelas eksperimen terdistribusi normal.
54
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas
memiliki varians yang homogen atau tidak. Sama halnya seperti uji normalitas, uji
homogenitas juga dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest dan
posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk menguji homogenitas
kedua data digunakan rumus Uji Fisher. Dibawah ini, Tabel 4.7 menggambarkan
hasil yang diperoleh dari perhitungan uji homogenitas.
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogentias Pretest dan PosttestKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
StatistikPretest Posttest
KelasKontrol
KelasEksperimen
KelasKontrol
KelasEksperimen
Nilai Varians 111,64 89,45 94,50 104,22
Nilai Fhitung 1,25 1,10
Nilai Ftabel 1,82
Keputusan Kedua data homogen Kedua data homogen
Perhitungan uji homogenitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.5 dan C.6.
Nilai Ftabel diperoleh dari tabel F statistik pada taraf signifikansi 5%.
Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas,
yaitu jika Fhitung ≤ Ftabel, maka data dinyatakan homogen. Tabel 4.7 di atas
menunjukkan bahwa nilai Fhitung data pretest sebesar 1,25 dan data posttest sebesar
1,10. Artinya, kedua data lebih kecil dari Ftabel, sehingga dinyatakan bahwa kelas
kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan yang sama, baik pada saat
pretest maupun posttest.
5. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa kedua data
terdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat
dilakukan dengan menggunakan rumus uji t analisis tes statistik parametrik. Hasil
perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini.
55
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan PosttestKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Statistik Pretest Posttest
Nilai thitung 1,26 2,03
Nilai ttabel 1,99
Keputusan Ha ditolak Ha diterima
Perhitungan uji hipotesis secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.7 dan C.8.
Nilai ttabel diperoleh dari tabel t statistik pada taraf signifikansi 5%.
Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika
thitung > ttabel, maka dinyatakan Ha diterima. Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa
nilai thitung hasil pretest sebesar 1,26. Artinya, nilai thitung hasil pretest lebih kecil
dibandingkan nilai ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh hasil belajar fisika siswa antara kedua kelas sebelum diberikan
perlakuan. Sementara nilai thitung hasil posttest sebesar 2,03. Artinya, nilai thitung
hasil posttest lebih besar dibandingkan nilai ttabel, sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan hypermedia pada konsep
momentum dan impuls.
6. Hasil Analisis Data Angket
Hasil data angket yang diperoleh dari kelas eksperimen selanjutnya diolah
secara kuantitatif, menghasilkan data berupa persentase, kemudian dikonversi
menjadi data kualitatif. Di bawah ini Tabel 4.9 merupakan hasil perhitungan
angket respon siswa terhadap software hypermedia.
56
Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa terhadap Software Hypermedia
Indikator Angket Persentase Keputusan
Penggunaan hypermedia dalam prosespembelajaran
82,12% Baik Sekali
Penyajian konsep materi 80,61% Baik Sekali
Peyajian gambar dan animasi 82,88% Baik Sekali
Kesesuaian suara/audio dan warna hypermedia 78,79% Baik
Penjelasan rumus dalam hypermedia 78,94% Baik
Rata-rata 80,67% Baik Sekali
Perhitungan data angket secara rinci dapat dilihat pada lampiran 8.
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa penggunaan hypermedia dalam
proses pembelajaran fisika pada konsep momentum dan impuls secara
keseluruhan memperoleh hasil baik sekali. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah
80,67%, artinya respon siswa terhadap software hypermedia baik sekali.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis data posttest, diketahui bahwa nilai thitung
sebesar 2,03 dan nilai ttabel sebesar 1,99. Artinya, nilai thitung lebih besar
dibandingkan nilai ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan penggunaan hypermedia pada konsep momentum dan impuls. Jika
dilihat berdasarkan nilai rata-rata posttest, maka kelas eksperimen yang
menggunakan hypermedia nilai rata-ratanya lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol. Terdapat selisih sebesar 4,62 antara nilai rata-rata kelas eksperimen
dengan kelas kontrol. Hasil ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Montu, dkk., yang berjudul “Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing
Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan
57
Kemampuan Awal”. Siswa yang menggunakan hypermedia menghasilkan nilai
rata-rata (mean) lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan media riil.1
Jika dilihat dari setiap jenjang pada ranah kognitif, hasil posttest kelas
kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan untuk setiap
jenjangnya. Terlihat bahwa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas
kontrol dalam meningkatkan jenjang kognitif C1 (mengingat) dan C2 (memahami).
Keunggulan tersebut dikarenakan pada hypermedia disajikan visualisasi gambar
dan animasi yang dapat memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami
konsep momentum dan impuls. Gambar dan animasi tersebut juga dapat
membangkitkan minat, motivasi serta rangsangan atau stimulus untuk belajar. Hal
ini sesuai dengan pernyataan Riyad dkk bahwa stimulus yang digunakan dalam
hypermedia berupa gambar dinamis (animasi) dan gambar statis, variasi warna,
dan suara yang direkam ke dalam program, sehingga dapat membangkitkan
motivasi belajar.2
Gambar dan animasi dalam hypermedia juga sangat membantu dalam
memvisualisasikan materi yang sulit untuk dijelaskan dan digambarkan.3 Hal ini
dapat terlihat dari hasil angket siswa pada indikator penyajian gambar dan animasi
berada pada kategori baik sekali. Adapun hasil validasi dua ahli materi pada
indikator yang menyebutkan kesesuaian gambar dan animasi dengan konsep
momentum dan impuls berada pada kategori sangat baik. Selain itu, hasil validasi
ahli media pada indikator yang menyebutkan unsur visual (teks, gambar, animasi)
sesuai dengan kebutuhan materi dan mendukung materi ajar berada pada kategori
baik.
Selain gambar dan animasi, unsur warna dan suara (audio) yang
ditampilkan dalam hypermedia menjadikan pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan. Hal ini senada dengan pernyataan Rusman bahwa media yang
1 Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi, Pembelajaran Fisika dengan InkuiriTerbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan KemampuanAwal, Jurnal Inkuiri, 1, 2012, h. 12.
2 Riyad, Agus Setiawan, dan Andi Suhandi, Model Pembelajaran Hipermedia InduksiMagnetik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika,Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 1, 2007, h. 130.
3 Ibid., h. 131.
58
yang mengandung pesan dalam bentuk auditif dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar.4
Selain itu, hasil angket siswa pada indikator kesesuaian suara/audio dan warna
hypermedia juga menunjukkan kategori baik sekali.
Hypermedia juga dapat meningkatkan hasil belajar pada jenjang kognitif
C3 (menerapkan). Hal ini dikarenakan prinsip hypermedia yang mengacu pada
pembelajaran berbantuan komputer, yaitu memiliki unsur interaktif. Sesuai
dengan prinsip tersebut, siswa berperan aktif dalam pembelajaran karena
menggunakan media komputer secara mandiri. Penggunaan komputer dalam
proses pembelajaran memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan
kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang disajikan.
Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan
oleh penggunanya dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan belajar
lambat. Disamping itu, komputer juga dapat diprogram untuk memberikan umpan
balik, memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis.5
Keuntungan komputer sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dengan
hypermedia ini dirasakan oleh para siswa. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata hasil
angket siswa pada indikator penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran
berada pada kategori baik sekali. Selain itu, hasil validasi ahli media pada segi
interaktivitas berada pada kategori sangat baik.
Dari beberapa kelebihan di atas, ada beberapa keterbasan yang dimiliki
oleh hypermedia dalam proses pembelajaran. Jika dilihat berdasarkan nilai rata-
rata untuk setiap jenjang kognitif, maka terlihat bahwa kelas eksperimen lebih
rendah dibandingkan kelas kontrol pada jenjang kognitif C3 (menerapkan) dan C4
(menganalisis). Hal ini dapat terjadi karena pada saat penelitian berlangsung,
kelas kontrol menggunakan metode ceramah, dimana untuk penjelasan soal
hitungan yang cukup rumit, siswa dipandu oleh guru dalam memahami rumus dan
penyelesaian soal. Sementara pada kelas ekperimen, siswa belajar secara mandiri
dengan komputer dan mendapatkan solusi untuk penyelesaian soal-soal hitungan
4 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.143.
5 Ibid., h. 190.
59
secara tertulis di layar komputer. Instruksi pergantian materi yang diakses dengan
cara mengklik tombol merupakan suatu pengalaman belajar yang baru bagi siswa.
Hal ini mengakibatkan siswa lebih fokus pada media yang sedang digunakan,
sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk bertanya pada guru mengenai
materi yang kurang dipahami. Dalam hal ini, peneliti menemukan kelemahan
peneliti dalam memberikan motivasi dan mengajak siswa untuk bertanya.
Kurangnya motivasi yang seharusnya diberikan menjadikan siswa tidak fokus
pada gurunya. Sebagian besar siswa lebih fokus pada media karena siswa
memerlukan penyesuaian dalam memahami materi atau penyelesaian soal dalam
program komputer.
Penyesuaian siswa dalam memahami materi ini dapat dianalisis dari tiga
hal yang berkaitan dengan efektifitas penggunaan media pembelajaran, yaitu isi
pesan, cara menyampaikan pesan dan karakteristik penerima pesan. Hypermedia
yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan tujuan
pembelajaran dan sudah memuat materi yang sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Materi yang disajikan dalam hypermedia juga dapat menarik minat siswa
untuk belajar fisika. Hal ini didukung oleh hasil angket siswa pada indikator
penyajian konsep materi berada pada kategori baik sekali. Selain itu, hasil validasi
dua ahli materi pada indikator penyajian materi secara matematis dan sesuai
dengan fakta juga berada pada kategori baik sekali. Namun, yang membuat
kurang efektifnya hypermedia dalam penelitian ini adalah karakteristik penerima
pesan atau gaya belajar masing-masing siswa.
Pembelajaran dengan hypermedia melibatkan siswa secara visual, auditif
dan kinestetik secara bersamaan. Gaya belajar visual (visual learner) lebih
mengedepankan peran penting mata sebagai penglihatan. Gaya belajar auditif
(auditory learner) lebih mengedepankan peran penting telinga sebagai
pendengaran, dan gaya belajar kinestetik (tactual learner) lebih mengedepankan
gerak dan sentuhan. Meskipun perpaduan dari ketiganya sangatlah baik, tetapi
pada saat tertentu siswa akan menggunakan salah satu saja dari ketiga gaya belajar
60
tersebut.6 Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran, sebagian besar
siswa pada kelas ekserimen memiliki gaya belajar visual dan auditif. Artinya,
siswa lebih senang belajar dengan melihat dan mendengarkan materi
pembelajaran. Sementara dalam pembelajaran menggunakan hypermedia, siswa
dituntut untuk menyentuh, mengklik tombol dan berinteraksi secara langsung
dengan komputer. Meskipun memiliki beberapa kelemahan, penggunaan
hypermedia dalam proses pembelajaran telah mampu meningkatkan hasil belajar
dan mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa. Artinya, secara keseluruhan
penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran memberikan pengaruh yang
positif terhadap hasil belajar siswa.
6 Ibid., h. 110-111.
61
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang
dapat diambil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh hypermedia terhadap
hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls. Pengaruh tersebut
dapat dilihat dari:
1. Pembelajaran menggunakan hypermedia lebih unggul dalam meningkatkan
jenjang kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (menerapkan),
sedangkan kelompok kontrol unggul dalam meningkatkan jenjang kognitif C4
(menganalisis).
2. Respon siswa terhadap software hypermedia menunjukkan bahwa
penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran fisika pada konsep
momentum dan impuls secara keseluruhan memperoleh hasil baik sekali.
B. Saran
Pada penelitian ini terdapat kelemahan yaitu kurangnya motivasi yang
diberikan guru untuk mengajak siswa bertanya mengenai materi yang kurang
dipahami. Jadi, saran untuk penelitian ke depannya, sebaiknya dalam proses
pembelajaran bermedia, dimana guru berperan sebagai fasilitator harus memiliki
keterampilan dalam bertanya kepada siswa. Oleh karena itu, guru dapat
menghasilkan pertanyaan yang efektif agar siswa termotivasi untuk
menyampaikan jawaban sebagai umpan balik yang diberikan oleh guru.
62
DAFTAR PUSTAKA
Alessi, Stephen M., and Trollip, Stanley R. Multimedia for Learning: Methodsand Development. USA: Allyn & Bacon, 2001.
Anderson, Lorin W., and Krathwohl, David R. Kerangka Landasan untukPembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi PendidikanBloom, Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: ARevision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives oleh AgungPrihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Anitah, Sri. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2009
----------. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,2010.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Enterprise, Jubilee. Kupas Tuntas Flash CS4. Jakarta: PT Elex MediaKomputindo, 2009.
Haqi, Ahmad Abduh. “Pengembangan Hypermedia Berbasis World Wide WebBertemakan Curug Silawe Materi Pokok Usaha dan Energi Sebagai MediaPembelajaran untuk SMP/MTs”, Skripsi pada UIN Sunan KalijagaYogyakarta: 2013. tidak dipublikasikan.
Haryadi, Bambang. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat PerbukuanDepartemen Pendidikan Nasional, 2009.
Isjoni, dkk., Pembelajaran Terkini: Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008.
Kamajaya. Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XI Sekolah MenengahAtas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung:Grafindo Media Pratama, 2007.
Mampadi, Freddy., et al., Design of Adaptive Hypermedia Learning Systems: ACognitive Style Approach. Computers & Education. 56, 2011.
Montu, Erlin., dkk., Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri TerbimbingMenggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar danKemampuan Awal. Jurnal Inkuiri. 1, 2012.
62
63
Munir, Pembelajaran Jarak Jauh: Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,(Bandung: Alfabeta, 2009
----------. Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:Alfabeta, 2012.
Nurtantio, Pulung., dan Syarif, Ari Maulana. Kreasikan Animasimu dengan AdobeFlash: Dalam Membuat Sistem Multimedia Interaktif. Yogyakarta: Andi,2013.
Pritchard, Robert., and O’Hara, Susan. Vocabulary Development in the ScienceClassroom: Using Hypermedia Authoring to Support English Learners.The Tapestry Journal. 1, 2009.
Puspitosari, Heni A. Having Fun with Adobe Flash CS4 Professional.Yogyakarta: Skripta Media Creative, 2010.
Riyad, dkk., Model Pembelajaran Hipermedia Induksi Magnetik untukMeningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains GuruFisika. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. 1, 2007.
Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: MengembangkanProfesionalisme Abad 21. Bandung: Alfabeta, 2012.
Sahertian, Piet A. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam RangkaPengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif anR&D). Bandung: Alfabeta, 2008.
Supiyanto. Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta, 2006.
Suwarna, Iwan Permana. “Model Pembelajaran Fisika Interaktif Melalui ProgramMacromedia Flash (Computer Based Instruction) Suatu Alternatif dalamPembelajaran Fisika”, http://iwanpermana.blogspot.com/2007/02/model-pembelajaran-fisika-interaktif.html, 25 Juli 2013.
Usman, Husaini., dan Akbar, Purnomo Setiady. Pengantar Statistika. Jakarta:Bumi Aksara, 2008.
Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:Rineka Cipta, 2008.
64
Winarno, dkk., Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran. Jakarta: Genius PrimaMedia, 2009.
Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UINJakarta, 2009.
66
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA N 4 Tangerang SelatanMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI / 1Waktu : 3 x 45 menitPertemuan Ke- : 1
I. Standar KompetensiMenganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II. Kompetensi DasarMenunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikanmasalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian1. Menjelaskan konsep momentum dan impuls.2. Menghitung momentum dan impuls, serta hubungan antara keduanya.3. Menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatu
benda.
IV. Tujuan Pembelajaran1. Melalui ceramah, siswa dapat menjelaskan konsep momentum dan impuls.2. Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menghitung momentum dan impuls,
serta hubungan antara keduanya.3. Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menganalisis hubungan antara gaya,
momentum dan impuls dalam gerak suatu benda.4. Melalui tanya jawab, siswa dapat memahami aplikasi dari konsep momentum dan
impuls dalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pembelajaran
Konsep Momentum dan Impuls
Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untukmelanjutkan gerakannya pada kelajuan konstan. Secara matematis dituliskan:
Impuls merupakan gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda bergerakdalam interval waktu tertentu. Secara matematis dituliskan:∆
Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat ditulis:∆Persamaan di atas menyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda samadengan perubahan momentum yang dialami benda itu.
VI. Metode PembelajaranCeramah dan Tanya Jawab
67
VII. Kegiatan Pembelajaran
Tahap PembelajaranLangkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter
yangDikembangkan
WaktuGuru Siswa
A. Pendahuluan
1. Apersepsi
Menggali pengetahuanawal siswa denganmenampilkan gambarkereta dan mobildisertai pertanyaan,“Diantara kereta danmobil, manakah yanglebih sulit dihentikanjika keduanya melajudengan kecepatan yangsama? Mengapa?”
Memperhatikanguru danmemberikankomentar
Rasa ingin tahu 5’
2. Motivasi
Memberikan motivasidenganmengungkapkan bahwaperistiwa tadi dapatdijelaskan dalamkonsep fisika yaitumomentum dan impuls
Memperhatikanpenjelasan guru
Rasa ingin tahu 5’
3. Inti
1. Eksplorasi
Melalui mediapresentasi powerpoint,guru menyampaikantujuan pembelajaranyang ingin dicapai
Memperhatikanpenjelasan guru
Rasa ingin tahu 5’
Melalui mediapresentasi powerpoint,guru menyampaikanmateri mengenaikonsep momentum danimpuls
Memperhatikanpenjelasan guru
Toleransi 45’
2. Elaborasi
Melakukan tanya jawabbersama siswa danmemberikan latihansoal yang berhubungandengan konsepmomentum dan impuls
Melakukan tanyajawab bersama gurudan mengerjakanlatihan soal yangdiberikan oleh guru
Komunikatif,kerja keras
35’
3. Konfirmasi
Membahas latihan soalbersama siswa
Membahas latihansoal bersama guru
Percaya diri,tanggung jawab
15’
Memberikankesempatan kepadasiswa yang belummemahami materiuntuk bertanya
Bertanya kepadaguru mengenaimateri yang belumdipahami
Rasa ingin tahu,komunikatif
5’
Menjelaskan kembalimateri yang belumdipahami oleh siswa
Memperhatikanpenjelasan guru Toleransi 10’
4. Penutup
1. PenarikanKesimpulan
Membimbing siswauntuk menyimpulkanmateri pembelajaran
Menyimpulkanhasil pembelajaran Komunikatif 5’
2. Evaluasi
Melalui mediapresentasi powerpoint,guru memberikan soalyang dikerjakanindividual
Siswa mengerjakansoal secaraindividual
Percaya diri,jujur
5’
68
VIII. Sumber Belajar dan Media PembelajaranA. Sumber Belajar
1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.
B. Media PembelajaranWhiteboard, spidol, dan media presentasi powerpoint.
IX. Penilaian Hasil BelajarA. Proses
Bagan Partisipasi (terlampir)
B. Akhir (Evaluasi)Tes tertulis 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)
Jakarta, November 2013
Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Priono, S.Pd Nurul HikmahNIP. 19700322 199512 1 001 NIM.109016300014
69
Lampiran
Bagan Partisipasi
No Aspek yang Dinilai Ya Tidak
1. Keaktifan bertanya2. Keaktifan mengeluarkan pendapat3. Kemampuan menjawab pertanyaan4. Memperhatikan penjelasan guru
Instrumen Tes Tertulis
No Soal Jawaban Skor
1
Seorang petinju menyarangkan pukulan ke kepala lawannya dalamselang waktu tertentu, kemudian tangannya ditarik kembali. Hasil kaliantara gaya pukulan dengan selang waktu yang dialami oleh lawannyadisebut …a. momentumb. impulsc. energid. usahae. daya
B 20
2
Momentum dan impuls merupakan besaran vektor yang arahnyamasing-masing searah dengan …a. kecepatan dan massab. kecepatan dan waktuc. kecepatan dan gayad. gaya dan kecepatane. gaya dan massa
C 20
3
m1 = 2,5 kgv1 = 8 m/s
m2 = 2 kgv2 = 7,5 m/s
Dua buah benda dengan massa dan kecepatan serta arah seperti padagambar. Resultan momentum kedua benda adalah …a. 15 kg m/sb. 20 kg m/sc. 24 kg m/sd. 25 kg m/se. 30 kg m/s
D 20
70
4
Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja padabenda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jikabenda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....
a. 25 m/sb. 20 m/sc. 15 m/sd. 10 m/se. 5 m/s
D 20
5
Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari,kecuali …a. Seorang yang memukul bola golfb. Seorang petinju memukul lawannyac. Sebuah mobil yang sedang bergerakd. Sesorang menendang bola dengan kerase. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat
C 20
70
4
Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja padabenda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jikabenda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....
a. 25 m/sb. 20 m/sc. 15 m/sd. 10 m/se. 5 m/s
D 20
5
Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari,kecuali …a. Seorang yang memukul bola golfb. Seorang petinju memukul lawannyac. Sebuah mobil yang sedang bergerakd. Sesorang menendang bola dengan kerase. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat
C 20
70
4
Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja padabenda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jikabenda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....
a. 25 m/sb. 20 m/sc. 15 m/sd. 10 m/se. 5 m/s
D 20
5
Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari,kecuali …a. Seorang yang memukul bola golfb. Seorang petinju memukul lawannyac. Sebuah mobil yang sedang bergerakd. Sesorang menendang bola dengan kerase. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat
C 20
71
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA N 4 Tangerang SelatanMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI / 1Waktu : 2 x 45 menitPertemuan Ke- : 2
I. Standar KompetensiMenganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II. Kompetensi DasarMenunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikanmasalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian1. Menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistem tanpa gaya luar.2. Menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah.
yang menyangkut interaksi melalui gaya-gaya internal.
IV. Tujuan Pembelajaran1. Melalui ceramah, siswa dapat menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk
sistem tanpa gaya luar.2. Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menerapkan prinsip Hukum
Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah yang menyangkut interaksimelalui gaya-gaya internal.
3. Melalui tanya jawab, siswa dapat memahami aplikasi Hukum Kekekalan Momentumdalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pembelajaran
Hukum Kekekalan Momentum
Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa dalam peristiwa tumbukan,momentum total sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistemsesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. Secaramatematis dituliskan:
VI. Metode PembelajaranCeramah dan Tanya Jawab
72
VII. Kegiatan Pembelajaran
Tahap PembelajaranLangkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter
yangDikembangkan
WaktuGuru Siswa
A. Pendahuluan
1. Apersepsi
Menggali pengetahuanawal siswa denganmenampilkan gambarroket disertaipertanyaan, “Mengaparoket bisa terbang?”
Memperhatikanguru danmemberikankomentar
Rasa ingin tahu 5’
2. Motivasi
Memberikan motivasidenganmengungkapkan bahwadengan mempelajarifisika, kita dapatmenciptakan sesuatuyang luar biasa
Memperhatikanpenjelasan guru
Rasa ingin tahu 5’
3. Inti
1. Eksplorasi
Melalui mediapresentasi powerpoint,guru menyampaikantujuan pembelajaranyang ingin dicapai
Memperhatikanpenjelasan guru
Rasa ingin tahu 5’
Melalui mediapresentasi powerpoint,guru menyampaikanmateri mengenaiHukum KekekalanMomentum
Memperhatikanpenjelasan guru
Toleransi 25’
2. Elaborasi
Melakukan tanya jawabbersama siswa danmemberikan latihansoal yang berhubungandengan HukumKekekalan Momentum
Melakukan tanyajawab bersama gurudan mengerjakanlatihan soal yangdiberikan oleh guru
Komunikatif,kerja keras
20’
3. Konfirmasi
Membahas latihan soalbersama siswa
Membahas latihansoal bersama guru
Percaya diri,tanggung jawab
10’
Memberikankesempatan kepadasiswa yang belummemahami materiuntuk bertanya
Bertanya kepadaguru mengenaimateri yang belumdipahami
Rasa ingin tahu,komunikatif
5’
Menjelaskan kembalimateri yang belumdipahami oleh siswa
Memperhatikanpenjelasan guru Toleransi 5’
4. Penutup
1. PenarikanKesimpulan
Membimbing siswauntuk menyimpulkanmateri pembelajaran
Menyimpulkanhasil pembelajaran Komunikatif 5’
2. Evaluasi
Melalui mediapresentasi powerpoint,guru memberikan soalyang dikerjakanindividual
Siswa mengerjakansoal secaraindividual Percaya diri,
jujur5’
73
VIII. Sumber Belajar dan Media PembelajaranA. Sumber Belajar
1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.
B. Media PembelajaranWhiteboard, spidol, dan media presentasi powerpoint.
IX. Penilaian Hasil BelajarA. Proses
Bagan Partisipasi (terlampir)
B. Akhir (Evaluasi)Tes tertulis 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)
Jakarta, November 2013
Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Priono, S.Pd Nurul HikmahNIP. 19700322 199512 1 001 NIM.109016300014
74
Lampiran
Bagan Partisipasi
No Aspek yang Dinilai Ya Tidak
1. Keaktifan bertanya2. Keaktifan mengeluarkan pendapat3. Kemampuan menjawab pertanyaan4. Memperhatikan penjelasan guru
Instrumen Tes Tertulis
No Soal Jawaban Skor
1
Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum, jika tidak ada gaya luaryang bekerja pada benda, maka …..a. momentum sebelum tumbukan sama dengan momentum setelah
tumbukanb. momentum sebelum tumbukan lebih besar daripada momentum
setelah tumbukanc. jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah
momentum setelah tumbukand. jumlah momentum sebelum tumbukan lebih besar daripada jumlah
momentum setelah tumbukane. jumlah momentum sebelum tumbukan lebih kecil daripada jumlah
momentum setelah tumbukan
C 20
2
Sebuah peluru bermassa 15 gram ditembakkan dari senapan bermassa1,6 kg dengan kelajuan 120 m/s. Kecepatan mundur sesaat menembakadalah …..a. -0,125 m/sb. -1,125 m/sc. -11,25 m/sd. 0,125 m/se. 1,125 m/s
B 20
3
Perhatikan gambar di bawah ini!
1 kg 3 kgvA = 3 m/s vB = 1 m/s
Jika diketahui kecepatan bola A setelah tumbukan adalah 2 m/s,kecepatan bola B setelah tumbukan adalah …..a. 2/3 m/sb. 4/3 m/sc. 2 m/sd. 4 m/se. 6 m/s
B 20
BA
75
4
Bola tanah liat yang bermassa 0,1 kg dengan kecepatan 18 m/smenumbuk kereta mainan bermassa 0,9 kg yang diam dalam arahhorizontal. Bola melekat pada kereta mainan. Kecepatan kereta setelahtumbukan adalah …..a. 0,9 m/sb. 1 m/sc. 1,8 m/sd. 18 m/se. 180 m/s
C 20
5
Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding
tembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roket
Peristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentumadalah .....a. 4 sajab. 1 dan 3c. 2 dan 4d. 1, 2 dan 3e. Semuanya benar
E 20
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMA N 4 Tangerang SelatanMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI / 1Waktu : 3 x 45 menitPertemuan Ke- : 3
I. Standar KompetensiMenganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II. Kompetensi DasarMenunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikanmasalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian1. Menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan.2. Mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi dan Kekekalan Momentum untuk
berbagai peristiwa tumbukan.3. Menganalisis gerak suatu benda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut
peristiwa tumbukan.
IV. Tujuan Pembelajaran1. Melalui ceramah, siswa dapat menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa
tumbukan.2. Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat mengintegrasikan Hukum Kekekalan
Energi dan Kekekalan Momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan.3. Melaui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menganalisis gerak suatu benda untuk
menyelesaikan persoalan menyangkut peristiwa tumbukan.
V. Materi Pembelajaran
TumbukanBerdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan,
tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:1. Tumbukan Lenting Sempurna
Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku Hukum Kekekalan Momentum danHukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, dua buah benda dengan massa m1 dan m2
bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 dengan arah berlawanan. Kedua bendabertumbukan, sehingga kecepatan kedua benda menjadi v1’ dan v2’. BerdasarkanHukum Kekekalan Momentum dan Hukum kekekalan Energi Kinetik, persamaankoefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sempurna:12. Tumbukan Lenting Sebagian
Pada tumbukan lenting sebagian, berlaku Hukum Kekekalan Momentum, tetapitidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, sebuah bola elastis jatuh
77
bebas dari ketinggian h1 dari lantai, maka akan terjadi tumbukan antara bola denganlantai sehingga bola memantul setinggi h2. Berdasarkan persamaan pada gerak jatuhbebas, diperoleh persamaan koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sebagian:
3. Tumbukan Tidak Lenting Sama SekaliPada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda
bersatu, sehingga kecepatan kedua benda sesudah tumbukan besarnya sama, yaitu v1’ =v2’ = v. Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum:
′maka besar koefisien restitusi (e) untuk tumbukan tidak lenting sama sekali adalah:
′ ′ 0VI. Metode Pembelajaran
Ceramah dan Tanya Jawab
VII. Kegiatan Pembelajaran
Tahap PembelajaranLangkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter
yangDikembangkan
WaktuGuru Siswa
A. Pendahuluan
1. Apersepsi
Menggali pengetahuanawal siswa denganmenampilkan gambartabrakan antara duakendaraan disertaipertanyaan, “Kalianpernah melihatkendaraan bertabrakan?Apakah peristiwatersebut termasuktumbukan dalamkonsep fisika?”
Memperhatikanguru danmemberikankomentar
Rasa ingin tahu 5’
2. Motivasi
Memberikan motivasidenganmengungkapkan bahwaperistiwa tabrakan yangterjadi di jalan rayadapat dijelaskan dalamkonsep fisika yaitutumbukan
Memperhatikanpenjelasan guru
Rasa ingin tahu 5’
3. Inti
1. Eksplorasi
Melalui mediapresentasi powerpoint,guru menyampaikantujuan pembelajaranyang ingin dicapai
Memperhatikanpenjelasan guru
Rasa ingin tahu 5’
Melalui mediapresentasi powerpoint,guru menyampaikanmateri mengenaitumbukan
Memperhatikanpenjelasan guru
Toleransi 45’
2. ElaborasiMelakukan tanya jawabbersama siswa danmemberikan latihan
Melakukan tanyajawab bersama gurudan mengerjakan
Komunikatif,kerja keras 35’
78
soal yang berhubungandengan tumbukan
latihan soal yangdiberikan oleh guru
3. Konfirmasi
Membahas latihan soalbersama siswa
Membahas latihansoal bersama guru
Percaya diri,tanggung jawab 15’
Memberikankesempatan kepadasiswa yang belummemahami materiuntuk bertanya
Bertanya kepadaguru mengenaimateri yang belumdipahami
Rasa ingin tahu,komunikatif 5’
Menjelaskan kembalimateri yang belumdipahami oleh siswa
Memperhatikanpenjelasan guru Toleransi 10’
4. Penutup
1. PenarikanKesimpulan
Membimbing siswauntuk menyimpulkanmateri pembelajaran
Menyimpulkanhasil pembelajaran Komunikatif 5’
2. Evaluasi
Melalui mediapresentasi powerpoint,guru memberikan soalyang dikerjakanindividual
Siswa mengerjakansoal secaraindividual
Percaya diri,jujur 5’
VIII. Sumber Belajar dan Media PembelajaranA. Sumber Belajar
1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.
B. Media PembelajaranWhiteboard, spidol, dan media presentasi powerpoint.
IX. Penilaian Hasil BelajarA. Proses
Bagan Partisipasi (terlampir)
B. Akhir (Evaluasi)Tes tertulis 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)
Jakarta, November 2013
Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Priono, S.Pd Nurul HikmahNIP. 19700322 199512 1 001 NIM.109016300014
79
Lampiran
Bagan Partisipasi
No Aspek yang Dinilai Ya Tidak
1. Keaktifan bertanya2. Keaktifan mengeluarkan pendapat3. Kemampuan menjawab pertanyaan4. Memperhatikan penjelasan guru
Instrumen Tes Tertulis
No Soal Jawaban Skor
1
Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum ..…a. kekekalan momentumb. kekekalan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan momentum dan energi mekanike. kekekalan momentum dan energi potensial
A 20
2
Pernyataan di bawah ini benar, kecuali …..a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalb. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalc. nilai koefisien restitusi paling rendah anol dan paling tinggi satud. momentum pada tumbukan tidak lenting sama sekali adalah kekale. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sama sekali adalah kekal
E 20
3
Perhatikan gambar di bawah ini!
1 kg 4 kgvA = 4 m/s vB = -1 m/s
Energi kinetik benda A sebelum tumbukan adalah ..…a. 2 Jouleb. 4 Joulec. 8 Jouled. 10 Joulee. 12 Joule
C 20
4
Dua benda yang massanya masing-masing m1 = m2 = 2 kg bergeraksaling mendekati dengan kelajuan v1 = 10 m/s dan v2 = 20 m/s. Jikakedua benda bertumbukan lenting sempurna, maka kecepatan masing-masing benda setelah tumbukan adalah …..a. v1’ = -20 m/s dan v2’ = 20 m/sb. v1’ = -20 m/s dan v2’ = 10 m/sc. v1’ = -10 m/s dan v2’ = 20 m/sd. v1’ = -10 m/s dan v2’ = 10 m/se. v1’ = -5 m/s dan v2’ = 10 m/s
B 20
BA
80
5
Benda P yang massanya 0,5 kg bergerak dengan kelajuan 10 m/smengejar dan menumbuk benda Q yang massanya 1 kg yang bergerakdengan kelajuan 4 m/s. Setelah tumbukan, keduanya melekat danbergerak bersama-sama. Kecepatan kedua benda adalah .....a. 6 m/sb. 7 m/sc. 9 m/sd. 10 m/se. 14 m/s
A 20
81
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA N 4 Tangerang SelatanMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI / 1Waktu : 3 x 45 menitPertemuan Ke- : 1
I. Standar KompetensiMenganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II. Kompetensi DasarMenunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikanmasalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian1. Menjelaskan konsep momentum dan impuls.2. Menghitung momentum dan impuls, serta hubungan antara keduanya.3. Menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatu
benda.
IV. Tujuan Pembelajaran1. Setelah membaca materi pada hypermedia slide 1-17 tentang konsep momentum dan
impuls, siswa dapat menjelaskan konsep momentum dan impuls.2. Setelah melihat rumus momentum (slide 3.1, 6, dan 6.1), rumus impuls (slide 9.1)
dan rumus hubungan momentum dan impuls (slide 15) pada hypermedia tentangkonsep momentum dan impuls, siswa dapat menghitung momentum dan impuls,serta hubungan antara keduanya.
3. Setelah melihat grafik (slide 12) dan menjawab soal mengenai hubungan momentumdan impuls (slide 17) pada hypermedia tentang konsep momentum dan impuls, siswadapat menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatubenda.
4. Setelah melihat video momentum (slide 1.1) dan video impuls (slide 8) padahypermedia tentang konsep momentum dan impuls, siswa dapat memahami aplikasidari konsep momentum dan impuls dalam kehidupan sehari-hari.
V. Materi Pembelajaran
Konsep Momentum dan Impuls
Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untukmelanjutkan gerakannya pada kelajuan konstan. Secara matematis dituliskan:
Impuls merupakan gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda bergerakdalam interval waktu tertentu. Secara matematis dituliskan:∆
Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat ditulis:∆
82
Persamaan di atas menyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda samadengan perubahan momentum yang dialami benda itu.
VI. Metode PembelajaranCeramah, tanya jawab, dan simulasi
VII. Kegiatan Pembelajaran
Tahap PembelajaranLangkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter
yangDikembangkan
WaktuGuru Siswa
A. Pendahuluan
1. Apersepsi
Melalui hypermediaslide 1 dalam materimomentum dan impuls,disajikan apersepsidengan memberikanpertanyaan, “Diantarakereta dan mobil,manakah yangmenimbulkan dampaklebih besar pada saatmenabrak sesuatu?”
Menjawabpertanyaan dalamhypermedia
Rasa ingin tahu,komunikatif
5’
2. Motivasi
Melalui hypermediaslide 1.1 dalam materimomentum dan impuls,siswa dimotivasidengan tampilan videomengenai kecelakaankereta api dan mobil
Memperhatikanvideo dalamhypermedia
Rasa ingin tahu 5’
B. Inti
1. Eksplorasi
Melalui hypermediaslide 1-3 dalamkompetensi tentangkonsep momentum danimpuls, disajikan SK,KD dan indikator yangingin dicapai
Memperhatikankompetensi yangingin dicapai dalamhypermedia Rasa ingin tahu 5’
Melalui hypermediaslide 1-7 dalam materimomentum dan impuls,disajikan materimengenai momentum
Memperhatikanmateri mengenaimomentum dalamhypermedia
Rasa ingin tahu,tanggung jawab
15’
Melalui hypermediaslide 8-13 dalam materimomentum dan impuls,disajikan materimengenai impuls
Memperhatikanmateri mengenaiimpuls dalamhypermedia
Rasa ingin tahu,tanggung jawab
15’
Melalui hypermediaslide 14-17 dalammateri momentum danimpuls, disajikanmateri mengenaihubungan momentumdan impuls
Memperhatikanmateri mengenaihubunganmomentum danimpuls dalamhypermedia
Rasa ingin tahu,tanggung jawab
15’
2. Elaborasi
Melalui hypermediaslide 1-4 dalam latihantentang konsepmomentum dan impuls,disajikan latihan soal
Mengerjakanlatihan soal yangdiberikan oleh gurudalam hypermedia
Komunikatif,kerja keras
35’
83
disertai solusinya yangberhubungan dengankonsep momentum danimpuls
3. Konfirmasi
Memberikankesempatan kepadasiswa yang belummemahami materiuntuk bertanya
Bertanya kepadaguru mengenaimateri yang belumdipahami
Rasa ingin tahu,komunikatif
10’
Menjelaskan kembalimateri yang belumdipahami oleh siswa
Memperhatikanpenjelasan guru Toleransi 20’
C. Penutup
1. PenarikanKesimpulan
Membimbing siswauntuk menyimpulkanmateri pembelajaran
Menyimpulkanhasil pembelajaran Komunikatif 5’
2. Evaluasi
Melalui hypermediaslide 1-6 dalamevaluasi tentang konsepmomentum dan impuls,disajikan 5 butir soalyang dikerjakanindividual
Mengerjakan soalsecara individualdalam hypermedia
Percaya diri,jujur
5’
VIII. Sumber Belajar dan Media PembelajaranA. Sumber Belajar
1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.
B. Media PembelajaranKomputer dan software hypermedia tentang konsep momentum dan impuls
IX. Penilaian Hasil BelajarA. Proses
Bagan Partisipasi (terlampir)
B. Akhir (Evaluasi)Tes tertulis dalam software hypermedia 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)
Jakarta, November 2013
Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Priono, S.Pd Nurul HikmahNIP. 19700322 199512 1 001 NIM.109016300014
84
Lampiran
Bagan Partisipasi
No Aspek yang Dinilai Ya Tidak
1. Keaktifan bertanya2. Keaktifan mengeluarkan pendapat3. Kemampuan menjawab pertanyaan4. Memperhatikan penjelasan guru
Instrumen Tes Tertulis
No Soal Jawaban Skor
1
Seorang petinju menyarangkan pukulan ke kepala lawannya dalamselang waktu tertentu, kemudian tangannya ditarik kembali. Hasil kaliantara gaya pukulan dengan selang waktu yang dialami oleh lawannyadisebut …a. momentumb. impulsc. energid. usahae. daya
B 20
2
Momentum dan impuls merupakan besaran vektor yang arahnyamasing-masing searah dengan …a. kecepatan dan massab. kecepatan dan waktuc. kecepatan dan gayad. gaya dan kecepatane. gaya dan massa
C 20
3
m1 = 2,5 kgv1 = 8 m/s
m2 = 2 kgv2 = 7,5 m/s
Dua buah benda dengan massa dan kecepatan serta arah seperti padagambar. Resultan momentum kedua benda adalah …a. 15 kg m/sb. 20 kg m/sc. 24 kg m/sd. 25 kg m/se. 30 kg m/s
D 20
85
4
Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja padabenda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jikabenda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....
a. 25 m/sb. 20 m/sc. 15 m/sd. 10 m/se. 5 m/s
D 20
5
Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari,kecuali …a. Seorang yang memukul bola golfb. Seorang petinju memukul lawannyac. Sebuah mobil yang sedang bergerakd. Sesorang menendang bola dengan kerase. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat
C 20
85
4
Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja padabenda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jikabenda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....
a. 25 m/sb. 20 m/sc. 15 m/sd. 10 m/se. 5 m/s
D 20
5
Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari,kecuali …a. Seorang yang memukul bola golfb. Seorang petinju memukul lawannyac. Sebuah mobil yang sedang bergerakd. Sesorang menendang bola dengan kerase. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat
C 20
85
4
Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja padabenda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jikabenda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....
a. 25 m/sb. 20 m/sc. 15 m/sd. 10 m/se. 5 m/s
D 20
5
Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari,kecuali …a. Seorang yang memukul bola golfb. Seorang petinju memukul lawannyac. Sebuah mobil yang sedang bergerakd. Sesorang menendang bola dengan kerase. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat
C 20
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA N 4 Tangerang SelatanMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI / 1Waktu : 2 x 45 menitPertemuan Ke- : 2
I. Standar KompetensiMenganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II. Kompetensi DasarMenunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikanmasalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian1. Menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistem tanpa gaya luar.2. Menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah
yang menyangkut interaksi melalui gaya-gaya internal.
IV. Tujuan Pembelajaran1. Setelah membaca materi pada hypermedia slide 1-6 tentang Hukum Kekekalan
Momentum, siswa dapat menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistemtanpa gaya luar.
2. Setelah melihat rumus pada hypermedia slide 3 tentang Hukum KekekalanMomentum, siswa dapat menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untukpenyelesaian masalah yang menyangkut interaksi melalui gaya-gaya internal
3. Setelah melihat animasi-animasi contoh aplikasi Hukum Kekekalan Momentum padahypermedia slide 4 tentang Hukum Kekekalan Momentum, siswa dapat memahamiaplikasi Hukum Kekekalan Momentum dalam kehidupan sehari-hari
V. Materi Pembelajaran
Hukum Kekekalan Momentum
Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa dalam peristiwa tumbukan,momentum total sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesudahtumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. Secara matematisdituliskan:
VI. Metode PembelajaranCeramah, tanya jawab dan simulasi
87
VII. Kegiatan Pembelajaran
Tahap PembelajaranLangkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter
yangDikembangkan
WaktuGuru Siswa
A. Pendahuluan
1. Apersepsi
Menggali pengetahuanawal siswa denganmemberikanpertanyaan, “Pernahkahkalian bermain bolabiliar? Apa yang terjadipada bola lainnyaketika kita memukulsalah satu bola denganstik pemukul?”
Memperhatikanguru danmemberikankomentar
Rasa ingin tahu,komunikatif
5’
2. Motivasi
Melalui hypermediaslide 1 dalam materiHukum KekekalanMomentum, siswadimotivasi dengantampilan videomengenai bola biliar
Memperhatikanvideo dalamhypermedia
Rasa ingin tahu 5’
B. Inti
1. Eksplorasi
Melalui hypermediaslide 1-3 dalamkompetensi tentangHukum KekekalanMomentum, disajikanSK, KD dan indikatoryang ingin dicapai
Memperhatikankompetensi yangingin dicapai dalamhypermedia Rasa ingin tahu 5’
Melalui hypermediaslide 1-6 dalam materiHukum KekekalanMomentum, disajikanmateri mengenaiHukum KekekalanMomentum
Memperhatikanmateri dalamhypermedia
Rasa ingin tahu,tanggung jawab
25’
2. Elaborasi
Melalui hypermediaslide 1-4 dalam latihantentang HukumKekekalan Momentum,disajikan latihan soaldisertai solusinya yangberhubungan denganHukum KekekalanMomentum
Mengerjakanlatihan soal yangdiberikan oleh gurudalam hypermedia
Komunikatif,kerja keras
25’
3. Konfirmasi
Memberikankesempatan kepadasiswa yang belummemahami materiuntuk bertanya
Bertanya kepadaguru mengenaimateri yang belumdipahami
Rasa ingin tahu,komunikatif
5’
Menjelaskan kembalimateri yang belumdipahami oleh siswa
Memperhatikanpenjelasan guru Toleransi 10’
C. Penutup
1. PenarikanKesimpulan
Membimbing siswauntuk menyimpulkanmateri pembelajaran
Menyimpulkanhasil pembelajaran Komunikatif 5’
2. EvaluasiMelalui hypermediaslide 1-6 dalamevaluasi tentang
Mengerjakan soalsecara individualdalam hypermedia
Percaya diri,jujur
5’
88
Hukum KekekalanMomentum, disajikan 5butir soal yangdikerjakan individual
VIII. Sumber Belajar dan Media PembelajaranA. Sumber Belajar
1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.
B. Media PembelajaranKomputer dan software hypermedia tentang Hukum Kekekalan Momentum
IX. Penilaian Hasil BelajarA. Proses
Bagan Partisipasi (terlampir)
B. Akhir (Evaluasi)Tes tertulis dalam software hypermedia 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)
Jakarta, November 2013
Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Priono, S.Pd Nurul HikmahNIP. 19700322 199512 1 001 NIM.109016300014
89
Lampiran
Bagan Partisipasi
No Aspek yang Dinilai Ya Tidak
1. Keaktifan bertanya2. Keaktifan mengeluarkan pendapat3. Kemampuan menjawab pertanyaan4. Memperhatikan penjelasan guru
Instrumen Tes Tertulis
No Soal Jawaban Skor
1
Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum, jika tidak ada gaya luaryang bekerja pada benda, maka …..a. momentum sebelum tumbukan sama dengan momentum setelah
tumbukanb. momentum sebelum tumbukan lebih besar daripada momentum
setelah tumbukanc. jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah
momentum setelah tumbukand. jumlah momentum sebelum tumbukan lebih besar daripada jumlah
momentum setelah tumbukane. jumlah momentum sebelum tumbukan lebih kecil daripada jumlah
momentum setelah tumbukan
C 20
2
Sebuah peluru bermassa 15 gram ditembakkan dari senapan bermassa1,6 kg dengan kelajuan 120 m/s. Kecepatan mundur sesaat menembakadalah …..a. -0,125 m/sb. -1,125 m/sc. -11,25 m/sd. 0,125 m/se. 1,125 m/s
B 20
3
Perhatikan gambar di bawah ini!
1 kg 3 kgvA = 3 m/s vB = 1 m/s
Jika diketahui kecepatan bola A setelah tumbukan adalah 2 m/s,kecepatan bola B setelah tumbukan adalah …..a. -2/3 m/sb. -4/3 m/sc. 2/3 m/sd. 4/3 m/se. 2 m/s
A 20
BA
90
4
Bola tanah liat yang bermassa 0,1 kg dengan kecepatan 18 m/smenumbuk kereta mainan bermassa 0,9 kg yang diam dalam arahhorizontal. Bola melekat pada kereta mainan. Kecepatan kereta setelahtumbukan adalah …..a. 0,9 m/sb. 1 m/sc. 1,8 m/sd. 18 m/se. 180 m/s
C 20
5
Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding
tembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roket
Peristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentumadalah .....a. 4 sajab. 1 dan 3c. 2 dan 4d. 1, 2 dan 3e. Semuanya benar
E 20
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMA N 4 Tangerang SelatanMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI / 1Waktu : 3 x 45 menitPertemuan Ke- : 3
I. Standar KompetensiMenganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II. Kompetensi DasarMenunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikanmasalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian1. Menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan2. Mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi dan Kekekalan Momentum untuk
berbagai peristiwa tumbukan3. Menganalisis gerak suatu benda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut
peristiwa tumbukan
IV. Tujuan Pembelajaran1. Setelah membaca materi pada hypermedia slide 1-15 tentang tumbukan, siswa dapat
menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan2. Setelah melihat rumus Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi
Kinetik (slide 4), serta rumus energi kinetik yang hilang (slide 14) pada hypermediatentang tumbukan, siswa dapat mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi danKekekalan Momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan
3. Setelah melihat animasi dan syarat terjadinya peristiwa tumbukan (slide 3-5, 7-9 dan11-12) pada hypermedia tentang tumbukan, siswa dapat menganalisis gerak suatubenda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut peristiwa tumbukan
V. Materi Pembelajaran
Tumbukan
Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan,tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:1. Tumbukan Lenting Sempurna
Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku Hukum Kekekalan Momentum danHukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, dua buah benda dengan massa m1 dan m2
bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 dengan arah berlawanan. Kedua bendabertumbukan, sehingga kecepatan kedua benda menjadi v1’ dan v2’. BerdasarkanHukum Kekekalan Momentum dan Hukum kekekalan Energi Kinetik, persamaankoefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sempurna:1
92
2. Tumbukan Lenting SebagianPada tumbukan lenting sebagian, berlaku Hukum Kekekalan Momentum, tetapi
tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, sebuah bola elastis jatuhbebas dari ketinggian h1 dari lantai, maka akan terjadi tumbukan antara bola denganlantai sehingga bola memantul setinggi h2. Berdasarkan persamaan pada gerak jatuhbebas, diperoleh persamaan koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sebagian:
3. Tumbukan Tidak Lenting Sama SekaliPada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda
bersatu, sehingga kecepatan kedua benda sesudah tumbukan besarnya sama, yaitu v1’ =v2’ = v. Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum:
′maka besar koefisien restitusi (e) untuk tumbukan tidak lenting sama sekali adalah:
′ ′ 0VI. Metode Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab
VII. Kegiatan Pembelajaran
Tahap PembelajaranLangkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter
yangDikembangkan
Waktu
Guru Siswa
A. Pendahuluan
1. Apersepsi
Menggali pengetahuanawal siswa denganmemberikanpertanyaan, “Kalianpernah melihat meteormenabrak bumi?Apakah peristiwatersebut termasuktumbukan dalamkonsep fisika?”
Memperhatikanguru danmemberikankomentar
Rasa ingin tahu,komunikatif
5’
2. Motivasi
Melalui hypermediaslide 1dalam materitumbukan, siswadimotivasi dengantampilan video meteoryang menabrak bumi
Memperhatikanvideo dalamhypermedia
Rasa ingin tahu 5’
B. Inti 1. Eksplorasi
Melalui hypermediaslide 1-3 dalamkompetensi tentangtumbukan, disajikanSK, KD dan indikatoryang ingin dicapai
Memperhatikankompetensi yangingin dicapai dalamhypermedia
Rasa ingin tahu 5’
Melalui hypermediaslide 1-6 dalam materitumbukan, disajikanmateri mengenaitumbukan lentingsempurna
Memperhatikanmateri dalamhypermedia Rasa ingin tahu,
tanggung jawab15’
93
Melalui hypermediaslide 7-10 dalam materitumbukan, disajikanmateri mengenaitumbukan lentingsebagian
Memperhatikanmateri dalamhypermedia Rasa ingin tahu,
tanggung jawab15’
Melalui hypermediaslide 11-15 dalammateri tumbukan,disajikan materimengenai tumbukantidak lenting samasekali
Memperhatikanmateri dalamhypermedia
Rasa ingin tahu,tanggung jawab
15’
2. Elaborasi
Melalui hypermediaslide 1-4 dalam latihantentang tumbukan,disajikan latihan soaldisertai solusinya yangberhubungan dengantumbukan
Mengerjakanlatihan soal yangdiberikan oleh gurudalam hypermedia
Komunikatif,kerja keras
35’
3. Konfirmasi
Memberikankesempatan kepadasiswa yang belummemahami materiuntuk bertanya
Bertanya kepadaguru mengenaimateri yang belumdipahami
Rasa ingin tahu,komunikatif
10’
Menjelaskan kembalimateri yang belumdipahami oleh siswa
Memperhatikanpenjelasan guru Toleransi 20’
C. Penutup
1. PenarikanKesimpulan
Membimbing siswauntuk menyimpulkanmateri pembelajaran
Menyimpulkanhasil pembelajaran Komunikatif 5’
2. Evaluasi
Melalui hypermediaslide 1-6 dalamevaluasi tentangtumbukan, disajikan 5butir soal yangdikerjakan individual
Mengerjakan soalsecara individualdalam hypermedia Percaya diri,
jujur5’
VIII. Sumber Belajar dan Media PembelajaranA. Sumber Belajar
1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.
B. Media PembelajaranKomputer dan software hypermedia tentang tumbukan
IX. Penilaian Hasil BelajarA. Proses
Bagan Partisipasi (terlampir)
B. Akhir (Evaluasi)Tes tertulis dalam software hypermedia 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)
94
Jakarta, November 2013
Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti
Priono, S.Pd Nurul HikmahNIP. 19700322 199512 1 001 NIM.109016300014
95
Lampiran
Bagan Partisipasi
No Aspek yang Dinilai Ya Tidak
1. Keaktifan bertanya2. Keaktifan mengeluarkan pendapat3. Kemampuan menjawab pertanyaan4. Memperhatikan penjelasan guru
Instrumen Tes Tertulis
No Soal Jawaban Skor
1
Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum ..…a. kekekalan momentumb. kekekalan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan momentum dan energi mekanike. kekekalan momentum dan energi potensial
A 20
2
Pernyataan di bawah ini benar, kecuali …..a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalb. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalc. nilai koefisien restitusi paling rendah anol dan paling tinggi satud. momentum pada tumbukan tidak lenting sama sekali adalah kekale. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sama sekali adalah kekal
E 20
3
Perhatikan gambar di bawah ini!
1 kg 4 kgvA = 4 m/s vB = -1 m/s
Energi kinetik benda A sebelum tumbukan adalah ..…a. 2 Jouleb. 4 Joulec. 8 Jouled. 10 Joulee. 12 Joule
C 20
4
Dua benda yang massanya masing-masing m1 = m2 = 2 kg bergeraksaling mendekati dengan kelajuan v1 = 10 m/s dan v2 = 20 m/s. Jikakedua benda bertumbukan lenting sempurna, maka kecepatan masing-masing benda setelah tumbukan adalah …..a. v1’ = -20 m/s dan v2’ = 20 m/sb. v1’ = -20 m/s dan v2’ = 10 m/sc. v1’ = -10 m/s dan v2’ = 20 m/sd. v1’ = -10 m/s dan v2’ = 10 m/se. v1’ = -5 m/s dan v2’ = 10 m/s
B 20
BA
96
5
Benda P yang massanya 0,5 kg bergerak dengan kelajuan 10 m/smengejar dan menumbuk benda Q yang massanya 1 kg yang bergerakdengan kelajuan 4 m/s. Setelah tumbukan, keduanya melekat danbergerak bersama-sama. Kecepatan kedua benda adalah .....a. 6 m/sb. 7 m/sc. 9 m/sd. 10 m/se. 14 m/s
A 20
97
98
99
101
Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian
Satuan Pendidikan : SMA/MAMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI/1Alokasi Waktu : 2 x 45 menitJumlah Soal : 40 soalBentuk Soal : Pilihan GandaStandar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan
mekanika benda titik.Kompetensi Dasar : Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum
untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
Konsep/Subkonsep
IndikatorRanah Kognitif Jumlah
SoalC1 C2 C3 C4
KonsepMomentumdan Impuls
Menjelaskan konsep momentumdan impuls
1,2* 5,٭3,4 5
Menghitung momentum danimpuls, serta hubungan antarakeduanya
7 6,٭8,9٭10 5
Menganalisis hubungan antaragaya, momentum dan impulsdalam gerak suatu benda
11,12,٭13 15,٭14 5
HukumKekekalanMomentum
Menerapkan Hukum KekekalanMomentum untuk sistem tanpagaya luar
16,٭17
19,٭184
Menerapkan prinsip HukumKekekalan Momentum untukpenyelesaian masalah yangmenyangkut interaksi melaluigaya-gaya internal
٭20 21,22,,٭24,٭23
256
Tumbukan
Menyebutkan syarat untukberbagai peristiwa tumbukan
٭28,٭26 ,٭27,29٭30 5
Mengintegrasikan HukumKekekalan Energi danKekekalan Momentum untukberbagai peristiwa tumbukan
٭31,32 ٭34,*33 4
Menganalisis gerak suatu bendauntuk menyelesaikan persoalanmenyangkut peristiwatumbukan
٭36,٭35 ,38,٭3740,٭39
6
Jumlah Soal 6 8 15 11 40
Persentase Soal 15% 20% 37,5% 27,5% 100%
Keterangan: * = butir soal yang valid
Instrumen Tes Penelitian
Konsep/SubKonsep
Indikator Soal Penyelesaian Soal RanahKognitif
KonsepMomentumdan Impuls
Menjelaskankonsepmomentumdan impuls
1. Seorang petinju mengarahkan pukulan ke kepala lawannya dalam selangwaktu tertentu, kemudian tangannya ditarik kembali. Hasil kali antaragaya pukulan dengan selang waktu yang dialami oleh lawannya disebut.....a. Momentumb. Impulsc. Energid. Usahae. Daya
Kunci Jawaban: B C1
2. Satuan momentum dalam sistem SI adalah .....a. W s-1
b. N s-1
c. J s-1
d. N se. J s
Kunci Jawaban: D C1
3. Dimensi momentum atau impuls adalah .....a. ML-1T-1
b. ML2T2
c. ML-2Td. MLT-2
e. MLT-1
Rumus momentum: ...Kunci Jawaban: E
C2
4. Momentum merupakan besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerakdengan kecepatan tertentu. Pernyataan yang benar di bawah ini adalah .....a. Momentum termasuk besaran skalarb. Momentum termasuk besaran pokokc. Momentum termasuk besaran vektord. Momentum sama dengan nol jika benda bergerak dengan kecepatan
tetape. Momentum selalu berubah pada benda yang bergerak dengan
kecepatan tetap
Kunci Jawaban: C C2
5. Jika sebuah benda jatuh bebas, momentum benda tersebut .....a. tetapb. berkurangc. bertambahd. bertambah kemudian berkurange. berkurang kemudian bertambah
Kunci Jawaban: B C2
Menghitungmomentumdan impuls,sertahubunganantarakeduanya
6. Sebuah benda bergerak dengan momentum sebesar p. Tiba-tiba bendatersebut pecah menjadi dua bagian yang masing-masing besarmomentumnya p1 dan p2 dalam arah yang saling tegak lurus sepertiterlihat pada gambar. Momentum total kedua benda adalah .....
p1
p
p2
a. p = p1 -p2
b. p = p1 +p2
c. p =
d. p =
e. p =
Rumus momentum total:2Karena 90°Maka,
Kunci Jawaban: E
C2
7. Persamaan yang menyatakan hubungan antara impuls dan perubahanmomentum adalah .....a. I = F ∆tb. P = I/∆tc. F(v2 – v1) = m ∆td. F ∆t = mv2 – mv1
e. F ∆t = (v2 – v1)/m
Kunci Jawaban: D C1
8. Perhatikan gambar di bawah ini!
3 kg 4 kgv1 = 10 m/s v2 = -20 m/s
Dua buah benda bergerak saling medekati seperti terlihat pada gambar.Besar momentum benda 1 adalah .....a. 10 kg m/sb. 20 kg m/sc. 30 kg m/sd. 40 kg m/se. 50 kg m/s
Dik : 310 /Dit : ?Penyelesaian: .3.1030 /Kunci Jawaban: C
C3
9. Evan Dimas menendang bola sepak dengan gaya rata-rata 200 N. Jikabola bersentuhan dengan kakinya selama 0,1 sekon, besar impulsnyaadalah ...a. 20 Nsb. 40 Nsc. 50 Nsd. 200 Nse. 500 Ns
Dik : 200∆ 0,1Dit : ?Penyelesaian: . ∆200 0,120Kunci Jawaban: A
C3
10. Perhatikan gambar di bawah ini!
v = v’
v v’
Sebuah bola dengan massa m dilemparkan mendatar dengan kelajuan v.Bola ini mengenai dinding dan dipantulkan dengan kelajuan yang samaseperti pada gambar. Besar impuls yang dikerjakan oleh dinding padabola adalah .....a. -2mv d. mvb. Nol e. 2mvc. 0,5 mv
Dik :
Dit : ?Penyelesaian: 22Kunci Jawaban: A
C3
1 2
m m
Menganalisishubunganantara gaya,momentumdan impulsdalam geraksuatu benda
11. Di antara benda bergerak berikut, manakah yang akan mengalami gayaterbesar pada saat menumbuk tembok jika selang waktunya sama?a. benda bermassa 40 kg dengan kelajuan 25 m/sb. benda bermassa 50 kg dengan kelajuan 15 m/sc. benda bermassa 100 kg dengan kelajuan 10 m/sd. benda bermassa 150 kg dengan kelajuan 7 m/se. benda bermassa 200 kg dengan kelajuan 5 m/s
Rumus momentum: .. 40. 25 1000 /. 50. 15 750 /. 100. 10 1000 /. 150. 7 1050 /. 200.5 1000 /Kunci Jawaban: D
C3
12. Sebuah bola bermassa 250 gram yang mula-mula diam, dipukul dengansebuah tongkat yang besar gayanya 500 N. Waktu kontak antara boladengan tongkat 0,05 s. Perubahan momentum yang dialami bola adalah.....a. 20 Nsb. 25 Nsc. 30 Nsd. 35 Nse. 40 Ns
Dik : 250 0,25500∆ 0,05Dit : ∆ ?Penyelesaian: ∆∆ . ∆∆ 500 0,05∆ 25Kunci Jawaban: B
C3
13. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dalam keadaan diam, kemudian dipukulsehingga bola meluncur dengan laju 100 m/s dan pemukul menyentuhbola selama 0,1 s. Besar gaya pemukul adalah .....a. 35 Nb. 50 Nc. 100 Nd. 150 Ne. 200 N
Dik : 0,20 /100 /∆ 0,1Dit : ?Penyelesaian: . ∆0,1 0,2 100 0200,1 200Kunci Jawaban: E
C3
14. Grafik dibawah ini menunjukkan hubungan gaya terhadap waktu yangbekerja pada sebuah partikel bermassa 4 kg yang mula-mula diam.Kecepatan akhir partikel adalah .....
a. 2,5 m/s d. 6 m/sb. 3 m/s e. 11 m/sc. 5 m/s
Dik : 40 /Berdasarkan gambar, 4, 2,4
Dit : ?Penyelesaian: 12 4 2 412 6 4242
12 4 0124 /Kunci Jawaban: B
C4
15. Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan gaya terhadap waktu yangbekerja pada sebuah benda bermassa 10 kg. Gaya tersebut menghasilkanmomentum sebesar 40 kg m/s dalam waktu 5 detik. Nilai x adalah .....
a. 4 N d. 15 Nb. 8 N e. 20 Nc. 10 N
Dik : 1040 /∆ 5Berdasarkan gambar, 5, 3
Dit : ?Penyelesaian: .
4010 /10 4 012
C4
x
40 12 5 340 4404Kunci Jawaban: C
HukumKekekalanMomentum
MenerapkanHukumKekekalanMomentumuntuk sistemtanpa gayaluar
16. Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum, jika tidak ada gaya luar yangbekerja pada benda, maka .....a. p = p’b. p1 = p2
c. p1 + p2 = p1’ - p2’d. p2 – p1 = p2’ – p1’e. p1 + p2 = p1’ + p2’
Kunci Jawaban: E C1
17. Gerak dua benda sebelum bertumbukan terlihat pada gambar berikut ini:
vA = 18 m/s vB = 8 m/s
mA = 3 kg mB = 2 kg
Jika setelah bertumbukan kecepatan benda B adalah 20 m/s, makakecepatan benda A adalah .....a. 6 m/s d. 9 m/sb. 7 m/s e. 10 m/sc. 8 m/s
Dik : 318 /28 /20 /Dit : ?Penyelesaian:3 18 2 8 3 2 2054 16 3 403 70 40303 10 /Kunci Jawaban: E
C3
A B
18. Dua buah benda bergerak berlawanan arah. Benda A bermassa 5 kgbergerak dengan kecepatan 4 m/s, sedangkan benda B bermassa 3 kgbergerak dengan kecepatan 4 m/s. Bila setelah tumbukan kecepatan bendaA adalah 1 m/s searah gerak semula, maka kecepatan benda B adalah .....a. 1 m/s berlawanan arah semulab. 2 m/s searah gerak semulac. 3 m/s berlawanan arah semulad. 4 m/s searah gerak semulae. 5 m/s berlawanan arah semula
Dik : 54 /34 /1 /Dit : ?Penyelesaian:5 4 3 4 5 1 320 12 5 33 8 533 1 /Kunci Jawaban: A
C3
19. Perhatikan gambar di bawah ini!
pA = p
Jika setelah tumbukan momentum bola A menjadi 3p, maka perubahanmomentum bola B adalah .....a. 4pb. 2pc. pd. -2pe. -3p
Dik : 3Dit : ∆ ?Penyelesaian: 332 ∆Kunci Jawaban: D
C3
A B
MenerapkanprinsipHukumKekekalanMomentumuntukpenyelesaianmasalah yangmenyangkutinteraksimelalui gaya-gaya internal
20. Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dindingtembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roketPeristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentumadalah .....a. 4 sajab. 1 dan 3c. 2 dan 4d. 1, 2 dan 3e. Semuanya benar
Kunci Jawaban: E C2
21. Sebuah kereta bermassa 4 kg bergerak dengan kecepatan 30 m/ssepanjang suatu lintasan horizontal. Kereta tersebut bertumbukan dengankereta lainnya yang bermassa 2 kg yang dalam keadaan diam. Setelahterjadi tumbukan, kedua kereta tersebut bergandengan dan bergerakbersama, maka kelajuan kedua kereta setelah terjadi tumbukan adalah .....
30 m/s diam v1’ = v2’
4 kg 2 kg
a. 20 m/s dan 30 m/sb. 20 m/s dan 20 m/sc. 20 m/s dan 10 m/sd. 10 m/s dan 20 m/se. 10 m/s dan 10 m/s
Dik : 430 /20 /Dit : ?Penyelesaian:
4 30 2 0 4 2120 0 66 1201206 20 /Kunci Jawaban: B
C3
22. Sebuah benda yang mula-mula diam meledak menjadi 2 bagian denganperbandingan 3:2. Bagian yang massanya lebih besar terlempar dengankecepatan 40 m/s, maka kecepatan terlemparnya bagian yang lebih keciladalah .....a. 120 m/sb. 60 m/sc. 30 m/sd. -60 m/se. -120 m/s
Dik : : 3: 20 /40 /Dit : ?Penyelesaian:3 0 2 0 3 40 20 120 22 1201202 60 /Kunci Jawaban: D
C3
23. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayubermassa 5 kg. Peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya sepertiterlihat pada gambar. Kecepatan peluru ketika mengenai balok 300 m/s,maka kecepatan sistem (balok + peluru) adalah .....
a. 0,24 m/s d. 0,54 m/sb. 0,34 m/s e. 0,64 m/sc. 0,44 m/s
Dik : 4 0,0045300 /0 /Dit : ?Penyelesaian:0,004 300 5 0 0,004 51,2 0 5,0045,004 1,21,25,004 0,24 /Kunci Jawaban: A
C4vp
vb
v’
24. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengankecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yangmengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gayarata-rata yang dialami penembak adalah .....
F
a. 25 Nb. 30 Nc. 35 Nd. 40 Ne. 45 N
Dik :
Dit :Penyelesaian:
Gaya rata-rata yang dialami penembak:
Kunci Jawaban: A
C4
25. Sebuah peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada bandul diambermassa 4,9 kg. Peluru bersarang di dalam bandul dan bandul terangkatsetinggi 1,25 m dari posisi semula seperti terlihat pada gambar. Jika g =10 m/s2, besarnya kecepatan peluru adalah .....a. 100 m/sb. 120 m/sc. 150 m/sd. 200 m/s 1,25 m
e. 250 m/s
Dik :
Dit :Penyelesaian:Kecepatan peluru+bandul dapat dicaridengan rumus:
C4
10 gram5 kg
24. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengankecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yangmengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gayarata-rata yang dialami penembak adalah .....
F
a. 25 Nb. 30 Nc. 35 Nd. 40 Ne. 45 N
Dik :
Dit :Penyelesaian:
Gaya rata-rata yang dialami penembak:
Kunci Jawaban: A
C4
25. Sebuah peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada bandul diambermassa 4,9 kg. Peluru bersarang di dalam bandul dan bandul terangkatsetinggi 1,25 m dari posisi semula seperti terlihat pada gambar. Jika g =10 m/s2, besarnya kecepatan peluru adalah .....a. 100 m/sb. 120 m/sc. 150 m/sd. 200 m/s 1,25 m
e. 250 m/s
Dik :
Dit :Penyelesaian:Kecepatan peluru+bandul dapat dicaridengan rumus:
C4
10 gram5 kg
24. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengankecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yangmengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gayarata-rata yang dialami penembak adalah .....
F
a. 25 Nb. 30 Nc. 35 Nd. 40 Ne. 45 N
Dik :
Dit :Penyelesaian:
Gaya rata-rata yang dialami penembak:
Kunci Jawaban: A
C4
25. Sebuah peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada bandul diambermassa 4,9 kg. Peluru bersarang di dalam bandul dan bandul terangkatsetinggi 1,25 m dari posisi semula seperti terlihat pada gambar. Jika g =10 m/s2, besarnya kecepatan peluru adalah .....a. 100 m/sb. 120 m/sc. 150 m/sd. 200 m/s 1,25 m
e. 250 m/s
Dik :
Dit :Penyelesaian:Kecepatan peluru+bandul dapat dicaridengan rumus:
C4
10 gram5 kg
0,1 0 5 50,1 25250,1 /Kunci Jawaban: E
Tumbukan
Menyebutkansyarat untukberbagaiperistiwatumbukan
26. Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum .....a. kekekalan momentum dan energi potensialb. kekekalan momentum dan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan energi mekanike. kekekalan momentum
Kunci Jawaban: E C1
27. Perhatikan gambar di bawah ini!v1 v2 v1’ v2’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
sebelum tumbukan saat tumbukan setelah tumbukan
Hukum yang berlaku pada peristiwa tumbukan di atas adalah hukumkekekalan .....a. momentum dan energi potensialb. momentum dan energi kinetikc. energi potensiald. energi kinetike. momentum
Kunci Jawaban: B C2
28. Peristiwa yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan memilikikoefisien restitusi diantara nol dan satu (0 < e < 1) adalah jenis tumbukan.....a. lentingb. tidak lentingc. lenting sebagiand. lenting sempurnae. tidak lenting sama sekali
Kunci Jawaban: C C1
29. Di bawah ini gambar yang menunjukkan peristiwa tumbukan tidaklenting sama sekali adalah .....
a. v1 v2 v1’ v2’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
b. v1 v2
m1 m2 m1 m2 m1 m2
c. v1 v2 v1’ v2’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
d. v1 v2 v1’ v2’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
e. v1 v2 v’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
Kunci Jawaban: E C2
30. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali .....a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalb. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalc. nilai koefisien restitusi paling rendah nol dan paling tinggi satud. momentum pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekale. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal
Kunci Jawaban: E C2
Mengintegra-sikan HukumKekekalanEnergi danKekekalanMomentumuntukberbagaiperistiwatumbukan
31. Perhatikan gerak dua benda sebelum bertumbukan di bawah ini!
2 kg 4 kgv1 = 5 m/s v2 = -3 m/s
Energi kinetik benda 1 sebelum bertumbukan adalah .....a. 4 Joule d. 25 Jouleb. 9 Joule e. 36 Joulec. 16 Joule
Dik : 25 /Dit : ?Penyelesaian: 12 2 525Kunci Jawaban: D
C3
32. Sebuah bom bermassa 9 kg pecah menjadi dua bagian, 3 kg dan 6 kg.Kecepatan pecahan 3 kg adalah 16 m/s. Energi kinetik pecahan bermassa6 kg adalah .....a. 96 Jouleb. 192 Joulec. 384 Jouled. 768 Joulee. 850 Joule
Dik : 36 0 /16 /Dit : ?Penyelesaian:
3 0 6 0 3 16 60 48 66 48486 /1212 6 83 64Kunci Jawaban: B
C3
1 2
33. Dua buah benda mempunyai massa sama, momentum benda pertama 2kali momentum benda kedua, maka Ek1 : Ek2 adalah .....a. 1 : 1b. 1 : 2c. 1 : 4d. 2 : 1e. 4 : 1
Dik : 2Dit : : ?Penyelesaian: 22, maka
Gunakan rumus perbandingan::12 122Kunci Jawaban: E
C4
34. Dua benda masing-masing massanya 2 kg dan 3 kg, bergerak berlawananarah dengan kecepatan 4 m/s dan 6 m/s. Jika setelah tumbukan keduabenda menyatu, maka besar energi yang hilang pada saat terjaditumbukan adalah .....a. 10 Jb. 18 Jc. 36 Jd. 40 Je. 60 J
Dik : 234 /6 /Dit : ∆ ?Penyelesaian: ∆ ∑ ∑2 4 3 6 2 38 18 55 10105 /
12 1212 2 4 12 3 616 54
C4
12 1212 2 2 12 3 24 6∆∆ 70 10Kunci Jawaban: E
Menganalisisgerak suatubenda untukmenyelesai-kan persoalanmenyangkutperistiwatumbukan
35. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 100 m. Jika koefisien restitusiantara bola dengan lantai 0,5, maka tinggi pantulan bola adalah .....
a. 80 m d. 25 mb. 75 m e. 20 mc. 50 m
Dik : 1000,5Dit : ?Penyelesaian:
0,5 1000,5 100100 0,5100 0,25 25Kunci Jawaban: D
C3
36. Sebuah benda menumbuk balok yang diam di atas lantai dengankecepatan 20 m/s. Setelah tumbukan, balok terpental dengan kecepatan15 m/s searah dengan kecepatan benda semula. Jika besar koefisienrestitusi e = 0,4, maka kecepatan benda setelah tumbukan adalah .....a. 7 m/s searah dengan kecepatan semulab. 7 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semulac. 8 m/s searah dengan kecepatan semulad. 8 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semulae. 10 m/s searah dengan kecepatan semula
Dik : 20 /0 /15 /0,4Dit : ?Penyelesaian: 0,4 1520 0
C3
100 m
h2
0,4 20 158 1515 8 7 /Kunci Jawaban: A
37. Peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada sebuah balok diambermassa 2 kg seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Tembakantersebut menyebabkan balok naik 0,8 cm dari kedudukan seimbang. Jikag = 10 m/s2 dan peluru mengeram di dalam balok, maka kecepatan peluruadalah .....
a. 3,8 m/s d. 10,2 m/sb. 5,2 m/s e. 15,1 m/sc. 8,4 m/s
Dik : 100 0,120 /0,8 0,00810 /Dit : ?Penyelesaian:Kecepatan peluru+balok dapat dicaridengan rumus: 22 10 0,0080,16 , /0,1 2 0 0,1 2 0,40,1 0 2,1 0,40,1 0,840,840,1 , /Kunci Jawaban: C
C4
38. Dua buah bola bermassa identik. Keduanya bergerak lurus dan salingmendekati. Bola A dengan kecepatan 3 m/s bergerak ke kanan. Bola Bbergerak ke kiri dengan kecepatan 5 m/s. Kecepatan bola B sesaat setelahtumbukan lenting sempurna dengan bola A adalah .....a. 2 m/s ke arah kananb. 3 m/s ke arah kananc. 3 m/s ke arah kirid. 5 m/s ke arah kanane. 8 m/s ke arah kiri
Dik : 3 /5 /Tumbukan Lenting Sempurna
Dit : ?Penyelesaian:1
C4
0,8 cm
5 3… ..3 5 … ..Substitusi persamaan (i) dan (ii):822 662 /(positif, artinya bola bergerak kea rahkanan)
Kunci Jawaban: B
39. Perhatikan gambar di bawah ini!
6 kg 4 kgvA= 6 m/s vB = -2 m/s
Berdasarkan gambar di atas, jika tumbukan tersebut lenting sempurna,kecepatan benda B setelah bertumbukan adalah .....a. 3,2 m/s ke kananb. 3,2 m/s ke kiric. 7,6 m/s ke kanand. 8,4 m/s ke kanane. 8,4 m/s ke kiri
Dik : 646 /2 /Tumbukan Lenting Sempurna
Dit : ?Penyelesaian:1
2 6… ..6 6 4 2 6 436 8 6 4 … ..
C4
A B
Substitusi persamaan (i) dan (ii):8 . 66 4 28 . 16 6 486 4 2810 767610 , /(positif, artinya benda bergerak kea rahkanan)
Kunci Jawaban: C
40. Benda P bermassa 4 kg bergerak dengan kecepatan 8 m/s. Benda tersebutbertumbukan sentral dengan benda Q yang bermassa 6 kg dan memilikilaju 12 m/s berlawanan arah dengan benda P. Koefisien restitusitumbukan sama dengan 2/3. Kecepatan benda P sesaat setelah tumbukanadalah .....a. 12 m/sb. 10 m/sc. 8 m/sd. -8 m/se. -12 m/s
Dik : 468 /12 /2/3Dit : ?Penyelesaian:233 3 2 23 3 2 12 2 83 3 24 16… ..4 8 6 12 4 632 72 4 6… ..
C4
Substitusi persamaan (i) dan (ii):3 3 40 . 64 6 40 . 318 18 24012 18 12030 36036030 /Kunci Jawaban: E
Uji Validitas Butir Soal
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total
KUNCI B D E C B E D C A A D B E B C E E A D E B D A A E E B C E E D B E E D A C B C E (Xt)
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 32 1024
2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 29 841
3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 24 576
4 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 29 841
5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 25 625
6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 26 676
7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 24 576
8 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 24 576
9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 21 441
10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 22 484
11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 21 441
12 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 24 576
13 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 24 576
14 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 25 625
Xt2
14 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 25 625
15 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20 400
16 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 23 529
17 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 19 361
18 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 17 289
19 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 21 441
20 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 24 576
21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 289
22 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 20 400
23 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 18 324
24 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 441
25 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 21 441
26 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15 225
27 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 196
28 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256
29 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256
30 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 225
∑ 30 28 29 27 0 1 23 29 27 4 28 30 18 12 29 29 18 9 8 21 19 0 20 7 1 26 29 27 18 10 29 9 1 8 13 9 6 5 8 2 647 14527
Uji Validitas Butir Soal
p
1.00
0.93
0.97
0.90
0.00
0.03
0.77
0.97
0.90
0.13
0.93
1.00
0.60
0.40
0.97
0.97
0.60
0.30
0.27
0.70
0.63
0.00
0.67
0.23
0.03
0.87
0.97
0.90
0.60
0.33
0.97
0.30
0.03
0.27
0.43
0.30
0.20
0.17
0.27
0.07
q
0.00
0.07
0.03
0.10
1.00
0.97
0.23
0.03
0.10
0.87
0.07
0.00
0.40
0.60
0.03
0.03
0.40
0.70
0.73
0.30
0.37
1.00
0.33
0.77
0.97
0.13
0.03
0.10
0.40
0.67
0.03
0.70
0.97
0.73
0.57
0.70
0.80
0.83
0.73
0.93
Mp
21.5
7
21.9
6
21.6
2
22.0
7
#DIV
/0!
25.0
0
21.0
0
21.6
9
22.3
0
29.0
0
21.7
9
21.5
7
22.9
4
24.5
0
21.7
6
21.6
6
22.9
4
24.4
4
23.0
0
22.7
1
22.2
6
#DIV
/0!
22.9
5
25.4
3
24.0
0
22.4
6
21.7
9
22.1
5
23.2
2
25.1
0
21.7
6
24.3
3
29.0
0
24.7
5
23.6
9
24.0
0
25.1
7
22.0
0
24.3
8
23.0
0
Mt
St
γpbi
#DIV
/0!
0.34
0.07
0.35
#DIV
/0!
0.15
-0.2
3
0.15
0.50
0.67
0.19
#DIV
/0!
0.39
0.55
0.24
0.11
0.39
0.43
0.20
0.40
0.21
#DIV
/0!
0.45
0.49
0.10
0.52
0.28
0.40
0.46
0.57
0.24
0.41
0.32
0.44
0.43
0.36
0.41
0.04
0.39
0.09
Ket
eran
gan
#DIV
/0!
Val
id
Tid
ak V
alid
Val
id
#DIV
/0!
Tid
ak V
alid
Tid
ak V
alid
Tid
ak V
alid
Val
id
Val
id
Tid
ak V
alid
#DIV
/0!
Val
id
Val
id
Tid
ak V
alid
Tid
ak V
alid
Val
id
Val
id
Tid
ak V
alid
Val
id
Tid
ak V
alid
#DIV
/0!
Val
id
Val
id
Tid
ak V
alid
Val
id
Tid
ak V
alid
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak V
alid
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Val
id
Tid
ak V
alid
Val
id
Tid
ak V
alid
Kri
teri
a
#DIV
/0!
Ren
dah
Sang
at R
enda
h
Ren
dah
#DIV
/0!
Sang
at R
enda
h
Sang
at R
enda
h
Sang
at R
enda
h
Cuk
up
Tin
ggi
Sang
at R
enda
h
#DIV
/0!
Ren
dah
Cuk
up
Ren
dah
Sang
at R
enda
h
Ren
dah
Cuk
up
Sang
at R
enda
h
Cuk
up
Ren
dah
#DIV
/0!
Cuk
up
Cuk
up
Sang
at R
enda
h
Cuk
up
Ren
dah
Ren
dah
Cuk
up
Cuk
up
Ren
dah
Cuk
up
Ren
dah
Cuk
up
Cuk
up
Ren
dah
Cuk
up
Sang
at R
enda
h
Ren
dah
Sang
at R
enda
h
21.57
4.37
Kri
teri
a
#DIV
/0!
Ren
dah
Sang
at R
enda
h
Ren
dah
#DIV
/0!
Sang
at R
enda
h
Sang
at R
enda
h
Sang
at R
enda
h
Cuk
up
Tin
ggi
Sang
at R
enda
h
#DIV
/0!
Ren
dah
Cuk
up
Ren
dah
Sang
at R
enda
h
Ren
dah
Cuk
up
Sang
at R
enda
h
Cuk
up
Ren
dah
#DIV
/0!
Cuk
up
Cuk
up
Sang
at R
enda
h
Cuk
up
Ren
dah
Ren
dah
Cuk
up
Cuk
up
Ren
dah
Cuk
up
Ren
dah
Cuk
up
Cuk
up
Ren
dah
Cuk
up
Sang
at R
enda
h
Ren
dah
Sang
at R
enda
h
Keterangan:
p : proporsi siswa yang menjawab benar
q : proporsi siswa yang menjawab salah
Mp : mean (rata-rata) skor dari subjek (peserta tes) yang menjawab betul pada butir soal yang dicari validitasnya
Mt : mean (rata-rata) dari skor total
St : standar deviasi dari skor total
γpbi : koefisien korelasi point biserial
Uji Reliabilitas Instrumen
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total
KUNCI B D E C B E D C A A D B E B C E E A D E B D A A E E B C E E D B E E D A C B C E (Xt)
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 32 1024
2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 29 841
3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 24 576
4 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 29 841
5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 25 625
6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 26 676
7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 24 576
8 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 24 576
9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 21 441
10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 22 484
11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 21 441
12 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 24 576
13 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 24 576
14 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 25 625
Xt2
14 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 25 625
15 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20 400
16 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 23 529
17 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 19 361
18 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 17 289
19 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 21 441
20 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 24 576
21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 289
22 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 20 400
23 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 18 324
24 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 441
25 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 21 441
26 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15 225
27 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 196
28 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256
29 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256
30 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 225
∑ 30 28 29 27 0 1 23 29 27 4 28 30 18 12 29 29 18 9 8 21 19 0 20 7 1 26 29 27 18 10 29 9 1 8 13 9 6 5 8 2 647 14527
Uji Reliabilitas Instrumen
p
1.00
0.93
0.97
0.90
0.00
0.03
0.77
0.97
0.90
0.13
0.93
1.00
0.60
0.40
0.97
0.97
0.60
0.30
0.27
0.70
0.63
0.00
0.67
0.23
0.03
0.87
0.97
0.90
0.60
0.33
0.97
0.30
0.03
0.27
0.43
0.30
0.20
0.17
0.27
0.07
q
0.00
0.07
0.03
0.10
1.00
0.97
0.23
0.03
0.10
0.87
0.07
0.00
0.40
0.60
0.03
0.03
0.40
0.70
0.73
0.30
0.37
1.00
0.33
0.77
0.97
0.13
0.03
0.10
0.40
0.67
0.03
0.70
0.97
0.73
0.57
0.70
0.80
0.83
0.73
0.93
∑pq
0.00
0.06
0.03
0.09
0.00
0.03
0.18
0.03
0.09
0.12
0.06
0.00
0.24
0.24
0.03
0.03
0.24
0.21
0.20
0.21
0.23
0.00
0.22
0.18
0.03
0.12
0.03
0.09
0.24
0.22
0.03
0.21
0.03
0.20
0.25
0.21
0.16
0.14
0.20
0.06
4.94
S2
S
r11
Keterangan:
p : proporsi siswa yang menjawab benar
q : proporsi siswa yang menjawab salah
∑pq: jumlah hasil perkalian antara p dan q
S : standar deviasi dari tes
r11 : reliabilitas instrumen
19.11
4.37
0.77
Uji Taraf KesukaranNO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total
KUNCI B D E C B E D C A A D B E B C E E A D E B D A A E E B C E E D B E E D A C B C E (Xt)
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 32 1024
2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 29 841
3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 24 576
4 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 29 841
5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 25 625
6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 26 676
7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 24 576
8 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 24 576
9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 21 441
10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 22 484
11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 21 441
12 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 24 576
13 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 24 576
14 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 25 625
15 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20 400
16 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 23 529
Xt2
16 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 23 529
17 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 19 361
18 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 17 289
19 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 21 441
20 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 24 576
21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 289
22 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 20 400
23 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 18 324
24 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 441
25 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 21 441
26 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15 225
27 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 196
28 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256
29 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256
30 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 225
∑ 30 28 29 27 0 1 23 29 27 4 28 30 18 12 29 29 18 9 8 21 19 0 20 7 1 26 29 27 18 10 29 9 1 8 13 9 6 5 8 2 647 14527
p
1.00
0.93
0.97
0.90
0.00
0.03
0.77
0.97
0.90
0.13
0.93
1.00
0.60
0.40
0.97
0.97
0.60
0.30
0.27
0.70
0.63
0.00
0.67
0.23
0.03
0.87
0.97
0.90
0.60
0.33
0.97
0.30
0.03
0.27
0.43
0.30
0.20
0.17
0.27
0.07
Kep
utus
an
Mud
ah
Mud
ah
Mud
ah
Mud
ah
Suka
r
Suka
r
Mud
ah
Mud
ah
Mud
ah
Suka
r
Mud
ah
Mud
ah
Seda
ng
Seda
ng
Mud
ah
Mud
ah
Seda
ng
Seda
ng
Suka
r
Mud
ah
Seda
ng
Suka
r
Seda
ng
Suka
r
Suka
r
Mud
ah
Mud
ah
Mud
ah
Seda
ng
Seda
ng
Mud
ah
Seda
ng
Suka
r
Suka
r
Seda
ng
Seda
ng
Suka
r
Suka
r
Suka
r
Suka
r
Uji Daya BedaNO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total
KUNCI B D E C B E D C A A D B E B C E E A D E B D A A E E B C E E D B E E D A C B C E (Xt)
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 32
2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 29
4 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 29
6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 26
5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 25
14 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 25
3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 24
7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 24
8 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 24
12 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 24
13 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 24
20 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 24
16 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 23
10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 22
9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 21
11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2111 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 21
19 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 21
24 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21
25 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 21
15 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20
22 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 20
17 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 19
23 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 18
18 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 17
21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17
28 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16
29 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16
26 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15
30 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15
27 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14
BA 15 15 15 15 0 1 10 15 15 4 15 15 11 9 15 15 12 6 4 12 11 0 13 5 1 15 15 15 12 9 15 7 1 6 9 7 5 3 6 2
BB 15 13 14 12 0 0 13 14 12 0 13 15 7 3 14 14 6 3 4 9 8 0 7 2 0 11 14 12 6 1 14 2 0 2 4 2 1 2 2 0
PA
1.00
1.00
1.00
1.00
0.00
0.07
0.67
1.00
1.00
0.27
1.00
1.00
0.73
0.60
1.00
1.00
0.80
0.40
0.27
0.80
0.73
0.00
0.87
0.33
0.07
1.00
1.00
1.00
0.80
0.60
1.00
0.47
0.07
0.40
0.60
0.47
0.33
0.20
0.40
0.13
PB
1.00
0.87
0.93
0.80
0.00
0.00
0.87
0.93
0.80
0.00
0.87
1.00
0.47
0.20
0.93
0.93
0.40
0.20
0.27
0.60
0.53
0.00
0.47
0.13
0.00
0.73
0.93
0.80
0.40
0.07
0.93
0.13
0.00
0.13
0.27
0.13
0.07
0.13
0.13
0.00
Uji Daya Beda
D
0.00
0.13
0.07
0.20
0.00
0.07
-0.2
0
0.07
0.20
0.27
0.13
0.00
0.27
0.40
0.07
0.07
0.40
0.20
0.00
0.20
0.20
0.00
0.40
0.20
0.07
0.27
0.07
0.20
0.40
0.53
0.07
0.33
0.07
0.27
0.33
0.33
0.27
0.07
0.27
0.13
Kep
utus
an
Bur
uk
Bur
uk
Bur
uk
Cuk
up
Bur
uk
Bur
uk
Dro
p
Bur
uk
Cuk
up
Cuk
up
Bur
uk
Bur
uk
Cuk
up
Bai
k
Bur
uk
Bur
uk
Bai
k
Cuk
up
Bur
uk
Cuk
up
Cuk
up
Bur
uk
Bai
k
Cuk
up
Bur
uk
Cuk
up
Bur
uk
Cuk
up
Bai
k
Bai
k
Bur
uk
Cuk
up
Bur
uk
Cuk
up
Cuk
up
Cuk
up
Cuk
up
Bur
uk
Cuk
up
Bur
uk
Keterangan:
BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
D : daya beda soal
Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen
Indeks Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori
1 ˜ ˜ 1.00 Mudah 0.00 Buruk Tidak Digunakan
2 0.34 Valid 0.93 Mudah 0.13 Buruk Tidak Digunakan
3 0.07 Tidak Valid 0.97 Mudah 0.07 Buruk Tidak Digunakan
4 0.35 Valid 0.90 Mudah 0.20 Cukup Digunakan
5 ˜ ˜ 0.00 Sukar 0.00 Buruk Tidak Digunakan
6 0.15 Tidak Valid 0.03 Sukar 0.07 Buruk Tidak Digunakan
7 -0.23 Tidak Valid 0.77 Mudah -0.20 Drop Tidak Digunakan
8 0.15 Tidak Valid 0.97 Mudah 0.07 Buruk Tidak Digunakan
9 0.50 Valid 0.90 Mudah 0.20 Cukup Digunakan
10 0.67 Valid 0.13 Sukar 0.27 Cukup Digunakan
11 0.19 Tidak Valid 0.93 Mudah 0.13 Buruk Tidak Digunakan
12 ˜ ˜ 1.00 Mudah 0.00 Buruk Tidak Digunakan
13 0.39 Valid 0.60 Sedang 0.27 Cukup Digunakan
14 0.55 Valid 0.40 Sedang 0.40 Baik Digunakan
15 0.24 Tidak Valid 0.97 Mudah 0.07 Buruk Tidak Digunakan
16 0.11 Tidak Valid 0.97 Mudah 0.07 Buruk Tidak Digunakan
17 0.39 Valid 0.60 Sedang 0.40 Baik Digunakan
18 0.43 Valid 0.30 Sedang 0.20 Cukup Digunakan
19 0.20 Tidak Valid 0.27 Sukar 0.00 Buruk Tidak Digunakan
Reliabilitas : 0,77
NoValiditas Taraf Kesukaran Daya Pembeda
Keputusan
19 0.20 Tidak Valid 0.27 Sukar 0.00 Buruk Tidak Digunakan
20 0.40 Valid 0.70 Mudah 0.20 Cukup Digunakan
21 0.21 Tidak Valid 0.63 Sedang 0.20 Cukup Tidak Digunakan
22 ˜ ˜ 0.00 Sukar 0.00 Buruk Tidak Digunakan
23 0.45 Valid 0.67 Sedang 0.40 Baik Digunakan
24 0.49 Valid 0.23 Sukar 0.20 Cukup Digunakan
25 0.10 Tidak Valid 0.03 Sukar 0.07 Buruk Tidak Digunakan
26 0.52 Valid 0.87 Mudah 0.27 Cukup Digunakan
27 0.28 Tidak Valid 0.97 Mudah 0.07 Buruk Tidak Digunakan
28 0.40 Valid 0.90 Mudah 0.20 Cukup Digunakan
29 0.46 Valid 0.60 Sedang 0.40 Baik Digunakan
30 0.57 Valid 0.33 Sedang 0.53 Baik Digunakan
31 0.24 Tidak Valid 0.97 Mudah 0.07 Buruk Tidak Digunakan
32 0.41 Valid 0.30 Sedang 0.33 Cukup Digunakan
33 0.32 Valid 0.03 Sukar 0.07 Buruk Tidak Digunakan
34 0.44 Valid 0.27 Sukar 0.27 Cukup Digunakan
35 0.43 Valid 0.43 Sedang 0.33 Cukup Digunakan
36 0.36 Valid 0.30 Sedang 0.33 Cukup Digunakan
37 0.40 Valid 0.20 Sukar 0.27 Cukup Digunakan
38 0.04 Tidak Valid 0.17 Sukar 0.07 Buruk Tidak Digunakan
39 0.39 Valid 0.27 Sukar 0.27 Cukup Digunakan
40 0.09 Tidak Valid 0.07 Sukar 0.13 Buruk Tidak Digunakan
1 Mudah 25%
2 Sedang 50%
3 Sukar 25%
% Soal yang Digunakan
129
Kisi-kisi Instrumen Tes Valid Penelitian
Satuan Pendidikan : SMA/MAMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI/1Alokasi Waktu : 2 x 45 menitJumlah Soal : 20 soalBentuk Soal : Pilihan GandaStandar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan
mekanika benda titik.Kompetensi Dasar : Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum
untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
Konsep/Subkonsep
IndikatorRanah Kognitif Jumlah
SoalC1 C2 C3 C4
KonsepMomentumdan Impuls
Menjelaskan konsep momentumdan impuls
1 1
Menghitung momentum danimpuls, serta hubungan antarakeduanya
2,3 2
Menganalisis hubungan antaragaya, momentum dan impulsdalam gerak suatu benda
4 5 2
HukumKekekalanMomentum
Menerapkan Hukum KekekalanMomentum untuk sistem tanpagaya luar
6,7 2
Menerapkan prinsip HukumKekekalan Momentum untukpenyelesaian masalah yangmenyangkut interaksi melaluigaya-gaya internal
8 9,10 3
Tumbukan
Menyebutkan syarat untukberbagai peristiwa tumbukan
11,12 13,14 4
Mengintegrasikan HukumKekekalan Energi danKekekalan Momentum untukberbagai peristiwa tumbukan
15 16 2
Menganalisis gerak suatu bendauntuk menyelesaikan persoalanmenyangkut peristiwatumbukan
17,18 19,20 4
Jumlah Soal 2 4 8 6 20
Persentase Soal 10% 20% 40% 30% 100%
Instrumen Tes Valid Penelitian
Konsep/SubKonsep
Indikator Soal Penyelesaian SoalRanah
Kognitif
KonsepMomentumdan Impuls
Menjelaskankonsepmomentumdan impuls
1. Momentum merupakan besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerakdengan kecepatan tertentu. Pernyataan yang benar di bawah ini adalah .....a. Momentum termasuk besaran skalarb. Momentum termasuk besaran pokokc. Momentum termasuk besaran vektord. Momentum sama dengan nol jika benda bergerak dengan kecepatan
tetape. Momentum selalu berubah pada benda yang bergerak dengan
kecepatan tetap
Kunci Jawaban: C C2
Menghitungmomentumdan impuls,sertahubunganantarakeduanya
2. Evan Dimas menendang bola sepak dengan gaya rata-rata 200 N. Jikabola bersentuhan dengan kakinya selama 0,1 sekon, besar impulsnyaadalah ...a. 20 Nsb. 40 Nsc. 50 Nsd. 200 Nse. 500 Ns
Dik : 200∆ 0,1Dit : ?Penyelesaian: . ∆200 0,120Kunci Jawaban: A
C3
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
v = v’
v v’
Sebuah bola dengan massa m dilemparkan mendatar dengan kelajuan v.Bola ini mengenai dinding dan dipantulkan dengan kelajuan yang samaseperti pada gambar. Besar impuls yang dikerjakan oleh dinding padabola adalah .....a. -2mv d. mvb. Nol e. 2mvc. 0,5 mv
Dik :
Dit : ?Penyelesaian: 22Kunci Jawaban: A
C3
m m
Menganalisishubunganantara gaya,momentumdan impulsdalam geraksuatu benda
4. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dalam keadaan diam, kemudian dipukulsehingga bola meluncur dengan laju 100 m/s dan pemukul menyentuhbola selama 0,1 s. Besar gaya pemukul adalah .....a. 35 Nb. 50 Nc. 100 Nd. 150 Ne. 200 N
Dik : 0,20 /100 /∆ 0,1Dit : ?Penyelesaian: . ∆0,1 0,2 100 0200,1 200Kunci Jawaban: E
C3
5. Grafik dibawah ini menunjukkan hubungan gaya terhadap waktu yangbekerja pada sebuah partikel bermassa 4 kg yang mula-mula diam.Kecepatan akhir partikel adalah .....
a. 2,5 m/s d. 6 m/sb. 3 m/s e. 11 m/sc. 5 m/s
Dik : 40 /Berdasarkan gambar, 4, 2,4
Dit : ?Penyelesaian: 12 4 2 412 6 4242
12 4 0124 /Kunci Jawaban: B
C4
HukumKekekalanMomentum
MenerapkanHukumKekekalanMomentumuntuk sistemtanpa gayaluar
6. Gerak dua benda sebelum bertumbukan terlihat pada gambar berikut ini:
vA = 18 m/s vB = 8 m/s
mA = 3 kg mB = 2 kg
Jika setelah bertumbukan kecepatan benda B adalah 20 m/s, makakecepatan benda A adalah .....a. 6 m/s d. 9 m/sb. 7 m/s e. 10 m/sc. 8 m/s
Dik : 318 /28 /20 /Dit : ?Penyelesaian:3 18 2 8 3 2 2054 16 3 403 70 40303 10 /Kunci Jawaban: E
C3
7. Dua buah benda bergerak berlawanan arah. Benda A bermassa 5 kgbergerak dengan kecepatan 4 m/s, sedangkan benda B bermassa 3 kgbergerak dengan kecepatan 4 m/s. Bila setelah tumbukan kecepatan bendaA adalah 1 m/s searah gerak semula, maka kecepatan benda B adalah .....a. 1 m/s berlawanan arah semulab. 2 m/s searah gerak semulac. 3 m/s berlawanan arah semulad. 4 m/s searah gerak semulae. 5 m/s berlawanan arah semula
Dik : 54 /34 /1 /Dit : ?Penyelesaian:5 4 3 4 5 1 320 12 5 33 8 533 1 /Kunci Jawaban: A
C3
A B
MenerapkanprinsipHukumKekekalanMomentumuntukpenyelesaianmasalah yangmenyangkutinteraksimelalui gaya-gaya internal
8. Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dindingtembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roketPeristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentumadalah .....a. 4 sajab. 1 dan 3c. 2 dan 4d. 1, 2 dan 3e. Semuanya benar
Kunci Jawaban: E C2
9. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayubermassa 5 kg. Peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya sepertiterlihat pada gambar. Kecepatan peluru ketika mengenai balok 300 m/s,maka kecepatan sistem (balok + peluru) adalah .....
a. 0,24 m/s d. 0,54 m/sb. 0,34 m/s e. 0,64 m/sc. 0,44 m/s
Dik : 4 0,0045300 /0 /Dit : ?Penyelesaian:0,004 300 5 0 0,004 51,2 0 5,0045,004 1,21,25,004 0,24 /Kunci Jawaban: A
C4
vb
vp
v’
10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengankecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yangmengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gayarata-rata yang dialami penembak adalah .....
F
a. 25 Nb. 30 Nc. 35 Nd. 40 Ne. 45 N
Dik :
Dit :Penyelesaian:
Gaya rata-rata yang dialami penembak:
Kunci Jawaban: A
C4
Tumbukan
Menyebutkansyarat untukberbagaiperistiwatumbukan
11. Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum .....a. kekekalan momentum dan energi potensialb. kekekalan momentum dan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan energi mekanike. kekekalan momentum
Kunci Jawaban: E C1
12. Peristiwa yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan memilikikoefisien restitusi diantara nol dan satu (0 < e < 1) adalah jenis tumbukan.....a. lentingb. tidak lentingc. lenting sebagiand. lenting sempurnae. tidak lenting sama sekali
Kunci Jawaban: C C1
10 gram5 kg
10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengankecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yangmengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gayarata-rata yang dialami penembak adalah .....
F
a. 25 Nb. 30 Nc. 35 Nd. 40 Ne. 45 N
Dik :
Dit :Penyelesaian:
Gaya rata-rata yang dialami penembak:
Kunci Jawaban: A
C4
Tumbukan
Menyebutkansyarat untukberbagaiperistiwatumbukan
11. Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum .....a. kekekalan momentum dan energi potensialb. kekekalan momentum dan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan energi mekanike. kekekalan momentum
Kunci Jawaban: E C1
12. Peristiwa yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan memilikikoefisien restitusi diantara nol dan satu (0 < e < 1) adalah jenis tumbukan.....a. lentingb. tidak lentingc. lenting sebagiand. lenting sempurnae. tidak lenting sama sekali
Kunci Jawaban: C C1
10 gram5 kg
10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengankecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yangmengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gayarata-rata yang dialami penembak adalah .....
F
a. 25 Nb. 30 Nc. 35 Nd. 40 Ne. 45 N
Dik :
Dit :Penyelesaian:
Gaya rata-rata yang dialami penembak:
Kunci Jawaban: A
C4
Tumbukan
Menyebutkansyarat untukberbagaiperistiwatumbukan
11. Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum .....a. kekekalan momentum dan energi potensialb. kekekalan momentum dan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan energi mekanike. kekekalan momentum
Kunci Jawaban: E C1
12. Peristiwa yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan memilikikoefisien restitusi diantara nol dan satu (0 < e < 1) adalah jenis tumbukan.....a. lentingb. tidak lentingc. lenting sebagiand. lenting sempurnae. tidak lenting sama sekali
Kunci Jawaban: C C1
10 gram5 kg
13. Di bawah ini gambar yang menunjukkan peristiwa tumbukan tidaklenting sama sekali adalah .....
a. v1 v2 v1’ v2’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
b. v1 v2
m1 m2 m1 m2 m1 m2
c. v1 v2 v1’ v2’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
d. v1 v2 v1’ v2’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
e. v1 v2 v’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
Kunci Jawaban: E C2
14. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali .....a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalb. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalc. nilai koefisien restitusi paling rendah nol dan paling tinggi satud. momentum pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekale. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal
Kunci Jawaban: E C2
Mengintegra-sikan HukumKekekalanEnergi danKekekalanMomentumuntukberbagaiperistiwatumbukan
15. Sebuah bom bermassa 9 kg pecah menjadi dua bagian, 3 kg dan 6 kg.Kecepatan pecahan 3 kg adalah 16 m/s. Energi kinetik pecahan bermassa6 kg adalah .....a. 96 Jouleb. 192 Joulec. 384 Jouled. 768 Joulee. 850 Joule
Dik : 36 0 /16 /Dit : ?Penyelesaian:
3 0 6 0 3 16 60 48 66 48486 /1212 6 83 64Kunci Jawaban: B
C3
16. Dua benda masing-masing massanya 2 kg dan 3 kg, bergerak berlawananarah dengan kecepatan 4 m/s dan 6 m/s. Jika setelah tumbukan keduabenda menyatu, maka besar energi yang hilang pada saat terjaditumbukan adalah .....a. 10 Jb. 18 Jc. 36 Jd. 40 Je. 60 J
Dik : 234 /6 /Dit : ∆ ?Penyelesaian: ∆ ∑ ∑2 4 3 6 2 38 18 55 10105 /
C4
12 1212 2 4 12 3 616 5412 1212 2 2 12 3 24 6
∆∆ 70 10Kunci Jawaban: E
Menganalisisgerak suatubenda untukmenyelesai-kan persoalanmenyangkutperistiwatumbukan
17. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 100 m. Jika koefisien restitusiantara bola dengan lantai 0,5, maka tinggi pantulan bola adalah .....
a. 80 m d. 25 mb. 75 m e. 20 mc. 50 m
Dik : 1000,5Dit : ?Penyelesaian:
0,5 1000,5 100100 0,5100 0,25 25Kunci Jawaban: D
C3
100 m
h2
18. Sebuah benda menumbuk balok yang diam di atas lantai dengankecepatan 20 m/s. Setelah tumbukan, balok terpental dengan kecepatan15 m/s searah dengan kecepatan benda semula. Jika besar koefisienrestitusi e = 0,4, maka kecepatan benda setelah tumbukan adalah .....a. 7 m/s searah dengan kecepatan semulab. 7 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semulac. 8 m/s searah dengan kecepatan semulad. 8 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semulae. 10 m/s searah dengan kecepatan semula
Dik : 20 /0 /15 /0,4Dit : ?Penyelesaian: 0,4 1520 00,4 20 158 1515 8 7 /Kunci Jawaban: A
C3
19. Peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada sebuah balok diambermassa 2 kg seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Tembakantersebut menyebabkan balok naik 0,8 cm dari kedudukan seimbang. Jikag = 10 m/s2 dan peluru mengeram di dalam balok, maka kecepatan peluruadalah .....
a. 3,8 m/s d. 10,2 m/sb. 5,2 m/s e. 15,1 m/sc. 8,4 m/s
Dik : 100 0,120 /0,8 0,00810 /Dit : ?Penyelesaian:Kecepatan peluru+balok dapat dicaridengan rumus: 22 10 0,0080,16 , /0,1 2 0 0,1 2 0,40,1 0 2,1 0,40,1 0,840,840,1 , /Kunci Jawaban: C
C4
0,8 cm
20. Perhatikan gambar di bawah ini!
6 kg 4 kgvA= 6 m/s vB = -2 m/s
Berdasarkan gambar di atas, jika tumbukan tersebut lenting sempurna,kecepatan benda B setelah bertumbukan adalah .....a. 3,2 m/s ke kananb. 3,2 m/s ke kiric. 7,6 m/s ke kanand. 8,4 m/s ke kanane. 8,4 m/s ke kiri
Dik : 646 /2 /Tumbukan Lenting Sempurna
Dit : ?Penyelesaian:1
2 6… ..6 6 4 2 6 436 8 6 4 … ..Substitusi persamaan (i) dan (ii):8 . 66 4 28 . 16 6 486 4 2810 767610 , /(positif, artinya benda bergerak kea rahkanan)
Kunci Jawaban: C
C4
A B
140
SOAL TES PENELITIAN
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kamu anggap benar!
1. Momentum merupakan besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerak dengan kecepatantertentu. Pernyataan yang benar di bawah ini adalah .....a. Momentum termasuk besaran skalarb. Momentum termasuk besaran pokokc. Momentum termasuk besaran vektord. Momentum sama dengan nol jika benda bergerak dengan kecepatan tetape. Momentum selalu berubah pada benda yang bergerak dengan kecepatan tetap
2. Evan Dimas menendang bola sepak dengan gaya rata-rata 200 N. Jika bola bersentuhandengan kakinya selama 0,1 sekon, besar impulsnya adalah ...a. 20 Ns d. 200 Nsb. 40 Ns e. 500 Nsc. 50 Ns
3. Perhatikan gambar di bawah ini!
v = v’
v v’
Sebuah bola dengan massa m dilemparkan mendatar dengan kelajuan v. Bola ini mengenaidinding dan dipantulkan dengan kelajuan yang sama seperti pada gambar. Besar impulsyang dikerjakan oleh dinding pada bola adalah .....a. -2mv d. mvb. Nol e. 2mvc. 0,5 mv
4. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dalam keadaan diam, kemudian dipukul sehingga bolameluncur dengan laju 100 m/s dan pemukul menyentuh bola selama 0,1 s. Besar gayapemukul adalah .....a. 35 N d. 150 Nb. 50 N e. 200 Nc. 100 N
5. Grafik dibawah ini menunjukkan hubungan gaya terhadap waktu yang bekerja pada sebuahpartikel bermassa 4 kg yang mula-mula diam. Kecepatan akhir partikel adalah .....
a. 2,5 m/s d. 6 m/sb. 3 m/s e. 11 m/sc. 5 m/s
6. Gerak dua benda sebelum bertumbukan terlihat pada gambar berikut ini:
m m
141
vA = 18 m/s vB = 8 m/s
mA = 3 kg mB = 2 kg
Jika setelah bertumbukan kecepatan benda B adalah 20 m/s, maka kecepatan benda Aadalah .....a. 6 m/s d. 9 m/sb. 7 m/s e. 10 m/sc. 8 m/s
7. Dua buah benda bergerak berlawanan arah. Benda A bermassa 5 kg bergerak dengankecepatan 4 m/s, sedangkan benda B bermassa 3 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s. Bilasetelah tumbukan kecepatan benda A adalah 1 m/s searah gerak semula, maka kecepatanbenda B adalah .....a. 1 m/s berlawanan arah semulab. 2 m/s searah gerak semulac. 3 m/s berlawanan arah semulad. 4 m/s searah gerak semulae. 5 m/s berlawanan arah semula
8. Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roketPeristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentum adalah .....a. 4 saja d. 1, 2 dan 3b. 1 dan 3 e. Semuanya benarc. 2 dan 4
9. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayu bermassa 5 kg.Peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya seperti terlihat pada gambar. Kecepatanpeluru ketika mengenai balok 300 m/s, maka kecepatan sistem (balok + peluru) adalah .....
a. 0,24 m/s d. 0,54 m/sb. 0,34 m/s e. 0,64 m/sc. 0,44 m/s
10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengan kecepatan 1 km/s darisebuah senapan bermassa 5 kg yang mengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama0,4 s. Besar gaya rata-rata yang dialami penembak adalah .....
F
A B
vp
vb
v’
10 gram
5 kg
141
vA = 18 m/s vB = 8 m/s
mA = 3 kg mB = 2 kg
Jika setelah bertumbukan kecepatan benda B adalah 20 m/s, maka kecepatan benda Aadalah .....a. 6 m/s d. 9 m/sb. 7 m/s e. 10 m/sc. 8 m/s
7. Dua buah benda bergerak berlawanan arah. Benda A bermassa 5 kg bergerak dengankecepatan 4 m/s, sedangkan benda B bermassa 3 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s. Bilasetelah tumbukan kecepatan benda A adalah 1 m/s searah gerak semula, maka kecepatanbenda B adalah .....a. 1 m/s berlawanan arah semulab. 2 m/s searah gerak semulac. 3 m/s berlawanan arah semulad. 4 m/s searah gerak semulae. 5 m/s berlawanan arah semula
8. Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roketPeristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentum adalah .....a. 4 saja d. 1, 2 dan 3b. 1 dan 3 e. Semuanya benarc. 2 dan 4
9. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayu bermassa 5 kg.Peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya seperti terlihat pada gambar. Kecepatanpeluru ketika mengenai balok 300 m/s, maka kecepatan sistem (balok + peluru) adalah .....
a. 0,24 m/s d. 0,54 m/sb. 0,34 m/s e. 0,64 m/sc. 0,44 m/s
10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengan kecepatan 1 km/s darisebuah senapan bermassa 5 kg yang mengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama0,4 s. Besar gaya rata-rata yang dialami penembak adalah .....
F
A B
vp
vb
v’
10 gram
5 kg
141
vA = 18 m/s vB = 8 m/s
mA = 3 kg mB = 2 kg
Jika setelah bertumbukan kecepatan benda B adalah 20 m/s, maka kecepatan benda Aadalah .....a. 6 m/s d. 9 m/sb. 7 m/s e. 10 m/sc. 8 m/s
7. Dua buah benda bergerak berlawanan arah. Benda A bermassa 5 kg bergerak dengankecepatan 4 m/s, sedangkan benda B bermassa 3 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s. Bilasetelah tumbukan kecepatan benda A adalah 1 m/s searah gerak semula, maka kecepatanbenda B adalah .....a. 1 m/s berlawanan arah semulab. 2 m/s searah gerak semulac. 3 m/s berlawanan arah semulad. 4 m/s searah gerak semulae. 5 m/s berlawanan arah semula
8. Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roketPeristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentum adalah .....a. 4 saja d. 1, 2 dan 3b. 1 dan 3 e. Semuanya benarc. 2 dan 4
9. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayu bermassa 5 kg.Peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya seperti terlihat pada gambar. Kecepatanpeluru ketika mengenai balok 300 m/s, maka kecepatan sistem (balok + peluru) adalah .....
a. 0,24 m/s d. 0,54 m/sb. 0,34 m/s e. 0,64 m/sc. 0,44 m/s
10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengan kecepatan 1 km/s darisebuah senapan bermassa 5 kg yang mengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama0,4 s. Besar gaya rata-rata yang dialami penembak adalah .....
F
A B
vp
vb
v’
10 gram
5 kg
142
a. 25 N d. 40 Nb. 30 N e. 45 Nc. 35 N
11. Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum .....a. kekekalan momentum dan energi potensialb. kekekalan momentum dan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan energi mekanike. kekekalan momentum
12. Peristiwa yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan memiliki koefisien restitusidiantara nol dan satu (0 < e < 1) adalah jenis tumbukan .....a. lentingb. tidak lentingc. lenting sebagiand. lenting sempurnae. tidak lenting sama sekali
13. Di bawah ini gambar yang menunjukkan peristiwa tumbukan tidak lenting sama sekaliadalah .....
a. v1 v2 v1’ v2’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
b. v1 v2
m1 m2 m1 m2 m1 m2
c. v1 v2 v1’ v2’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
d. v1 v2 v1’ v2’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
e. v1 v2 v’
m1 m2 m1 m2 m1 m2
14. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali .....a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalb. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalc. nilai koefisien restitusi paling rendah nol dan paling tinggi satud. momentum pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekale. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal
15. Sebuah bom bermassa 9 kg pecah menjadi dua bagian, 3 kg dan 6 kg. Kecepatan pecahan 3kg adalah 16 m/s. Energi kinetik pecahan bermassa 6 kg adalah .....a. 96 Joule d. 768 Jouleb. 192 Joule e. 850 Joulec. 384 Joule
143
16. Dua benda masing-masing massanya 2 kg dan 3 kg, bergerak berlawanan arah dengankecepatan 4 m/s dan 6 m/s. Jika setelah tumbukan kedua benda menyatu, maka besar energiyang hilang pada saat terjadi tumbukan adalah .....a. 10 J d. 40 Jb. 18 e. 60 Jc. 36 J
17. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 100 m. Jika koefisien restitusi antara bola denganlantai 0,5, maka tinggi pantulan bola adalah .....
a. 80 m d. 25 mb. 75 m e. 20 mc. 50 m
18. Sebuah benda menumbuk balok yang diam di atas lantai dengan kecepatan 20 m/s. Setelahtumbukan, balok terpental dengan kecepatan 15 m/s searah dengan kecepatan benda semula.Jika besar koefisien restitusi e = 0,4, maka kecepatan benda setelah tumbukan adalah .....a. 7 m/s searah dengan kecepatan semulab. 7 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semulac. 8 m/s searah dengan kecepatan semulad. 8 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semulae. 10 m/s searah dengan kecepatan semula
19. Peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada sebuah balok diam bermassa 2 kg sepertiterlihat pada gambar di bawah ini. Tembakan tersebut menyebabkan balok naik 0,8 cm darikedudukan seimbang. Jika g = 10 m/s2 dan peluru mengeram di dalam balok, makakecepatan peluru adalah .....
a. 3,8 m/s d. 10,2 m/sb. 5,2 m/s e. 15,1 m/sc. 8,4 m/s
20. Perhatikan gambar di bawah ini!
6 kg 4 kgvA= 6 m/s vB = -2 m/s
Berdasarkan gambar di atas, jika tumbukan tersebut lenting sempurna, kecepatan benda Bsetelah bertumbukan adalah .....a. 3,2 m/s ke kananb. 3,2 m/s ke kiric. 7,6 m/s ke kanand. 8,4 m/s ke kanane. 8,4 m/s ke kiri
0,8 cm
A B
100 m
h2
144
Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)
Satuan Pendidikan : SMA/MAMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI/1Standar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan
mekanika benda titik.Kompetensi Dasar : Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum
untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
No Indikator AngketHypermedia Jumlah
SoalPositif Negatif
1Penggunaan hypermedia dalam prosespembelajaran
1 2 2
2 Penyajian konsep materi 3 4 2
3 Peyajian gambar dan animasi 5,7 6,8 4
4 Kesesuaian suara/audio dan warna hypermedia 9 10 2
5 Penjelasan rumus dalam hypermedia 11,13 12,14 4
Jumlah Soal 7 7 14
145
ANGKET
Respon Siswa terhadap Software Hypermedia
Hari, Tanggal :Jenis Kelamin : P/L
Petunjuk Pengisian:1. Pada angket ini terdapat 14 butir pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap butir pernyataan dalam
kaitannya dengan pembelajaran menggunakan hypermedia.2. Tentukan pilihan Anda atas pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada lembar
angket. Jawaban yang diberikan harus sesuai dengan pendapat Anda.3. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, sehingga mohon bantuannya untuk mengisi dengan benar.
Keterangan Pilihan Jawaban:
STS : Sangat Tidak SetujuTS : Tidak SetujuC : CukupS : SetujuSS : Sangat Setuju
NO PERNYATAAN STS TS C S SS
1Software hypermedia menjadikan pembelajaran lebih aktif karenamenggunakan komputer secara mandiri
2 Software hypermedia sulit digunakan
3 Teks dalam hypermedia dapat dibaca dengan jelas
4 Uraian materi dalam hypermedia sulit dipahami
5Penyajian gambar dalam hypermedia menambah pemahaman dalammempelajari konsep momentum dan impus
6 Penyajian gambar dalam hypermedia kurang jelas
7Animasi-animasi dalam hypermedia menambah minat dan motivasiuntuk mempelajari konsep momentum dan impuls
8Animasi-animasi dalam hypermedia hanya dapat dipahami dengantingkat kecerdasan yang tinggi
9 Suara atau audio dalam hypermedia terdengar jelas
10 Komposisi warna yang disajikan dalam hypermedia kurang menarik
11Rumus momentum (p = m.v) dan impuls (I = F.∆t) lebih mudahdipahami dengan menggunakan hypermedia dibandingkanpembelajaran biasa di kelas
12Pemahaman terhadap rumus momentum (p = m.v) dan impuls(I = F.∆t) dalam hypermedia memerlukan tingkat kecerdasan yangtinggi
13Rumus Hukum Kekekalan Momentum (m1v1+m2v2=m1v1’+m2v2’)lebih mudah dipahami dengan menggunakan hypermediadibandingkan pembelajaran biasa di kelas
14Pemahaman terhadap rumus Hukum Kekekalan Momentum(m1v1+m2v2=m1v1’+m2v2’) dalam hypermedia memerlukan tingkatkecerdasan yang tinggi
155
Hasil Pretest Kelas Kontrol
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang
didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut:
15 20 20 20 20 25 2525 25 25 30 30 30 3030 35 35 35 35 35 3535 35 40 40 45 45 4545 45 50 50 55
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
a. Nilai maksimum (Xmax) = 55
b. Nilai minimal (Xmin) = 15
c. Rentang (R) = Xmax - Xmin
= 55 – 15
= 40
d. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + 3,3 x 1,52
= 1 + 5,02
= 6,02 ≈ 6
e. Panjang kelas (P) =
= ,= 6,64 ≈ 7
Tabel distribusi frekuensi kelas kontrol adalah sebagai berikut:
IntervalFrekuensi
(fi)BatasKelas
Titik Tengah(xi)
xi2 fi. xi fi. xi
2
15 - 21 5 14,50 18 324 90 1620
22 - 28 5 21,50 25 625 125 3125
29 - 35 13 28,50 32 1024 416 13312
36 - 42 2 35,50 39 1521 78 3042
43 - 49 5 42,50 46 2116 230 10580
50 - 56 3 49,50 53 2809 159 8427
Jumlah 33 1098 40106
156
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa
nilai, yaitu:
a. Rata-rata ( )∑ .∑10983333,27b. Median (Me) 12 ∑ .
Dimana:Me : medianTB : tepi bawah kelas medianN : banyak nilai pengamatan∑ fMe : jumlah frekuensi sebelum frekuensi medianfMe : frekuensi medianc : interval kelas
Maka, 12 ∑ .28,50 12 33 1013 . 728,50 16,50 1013 . 728,50 6,5013 . 728,50 3,5032
157
c. Modus (Mo) ∆∆ ∆ .Dimana:Mo : modusTB : tepi bawah kelas median∆1 : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus∆2 : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modusc : interval kelas
Maka, ∆∆ ∆ .28,50 88 11 . 728,50 2,9531,45
d. Standar Deviasi (S). ∑ . ∑ .133 40106 109833 33 11323498 120560433 321178941056111,6410,57
158
Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang
didapat dari kelas ekperimen adalah sebagai berikut:
15 20 20 20 20 20 2525 25 25 25 25 25 3030 30 30 30 30 30 3535 35 35 35 35 40 4040 40 45 45 45
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
a. Nilai maksimum (Xmax) = 45
b. Nilai minimal (Xmin) = 15
c. Rentang (R) = Xmax - Xmin
= 45 – 15
= 30
d. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + 3,3 x 1,52
= 1 + 5,02
= 6,02 ≈ 6
e. Panjang kelas (P) =
= ,= 4,98 ≈ 6
Tabel distribusi frekuensi kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
IntervalFrekuensi
(fi)BatasKelas
Titik Tengah(xi)
xi2 fi. xi fi. xi
2
15 - 20 6 14,50 17,50 306,25 105,00 1837,50
21 - 26 7 20,50 23,50 552,25 164,50 3865,75
27 - 32 7 26,50 29,50 870,25 206,50 6091,75
33 - 38 6 32,50 35,50 1260,25 213,00 7561,50
39 - 44 4 38,50 41,50 1722,25 166,00 6889,00
45 - 50 3 44,50 47,50 2256,25 142,50 6768,75
Jumlah 33 997,50 33014,25
159
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa
nilai, yaitu:
a. Rata-rata ( )∑ .∑997,503330,23b. Median (Me) 12 ∑ .
Dimana:Me : medianTB : tepi bawah kelas medianN : banyak nilai pengamatan∑ fMe : jumlah frekuensi sebelum frekuensi medianfMe : frekuensi medianc : interval kelas
Maka, 12 ∑ .26,50 12 33 137 . 626,50 16,50 137 . 626,50 3,507 . 626,50 329,50
160
c. Modus (Mo) ∆∆ ∆ .Dimana:Mo : modusTB : tepi bawah kelas median∆1 : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus∆2 : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modusc : interval kelas
Maka, ∆∆ ∆ .26,50 00 1 . 626,50 026,50
d. Standar Deviasi (S). ∑ . ∑ .133 33014,25 997,5033 33 11089470,25 995006,2533 3294464105689,459,46
161
Hasil Posttest Kelas Kontrol
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang
didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut:
60 60 60 60 65 65 6565 65 70 70 70 70 7070 75 75 75 75 75 7575 75 75 75 80 80 8085 85 85 85 90
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
a. Nilai maksimum (Xmax) = 90
b. Nilai minimal (Xmin) = 60
c. Rentang (R) = Xmax - Xmin
= 90 – 60
= 30
d. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + 3,3 x 1,52
= 1 + 5,02
= 6,02 ≈ 6
e. Panjang kelas (P) =
= ,= 4,98 ≈ 6
Tabel distribusi frekuensi kelas kontrol adalah sebagai berikut:
IntervalFrekuensi
(fi)BatasKelas
Titik Tengah(xi)
xi2 fi. xi fi. xi
2
60 - 65 9 59,50 62,50 3906,25 562,50 35156,25
66 - 71 6 65,50 68,50 4692,25 411 28153,50
72 - 77 10 71,50 74,50 5550,25 745 55502,50
78 - 83 3 77,50 80,50 6480,25 241,50 19440,75
84 - 89 4 83,50 86,50 7482,25 346 29929
90 - 95 1 89,50 92,50 8556,25 92,50 8556,25
Jumlah 33 2398,50 176738,25
162
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa
nilai, yaitu:
a. Rata-rata ( )∑ .∑2398,503372,68b. Median (Me) 12 ∑ .
Dimana:Me : medianTB : tepi bawah kelas medianN : banyak nilai pengamatan∑ fMe : jumlah frekuensi sebelum frekuensi medianfMe : frekuensi medianc : interval kelas
Maka, 12 ∑ .71,50 12 33 1510 . 671,50 16,50 1510 . 671,50 1,5010 . 671,50 0,972,40
163
c. Modus (Mo) ∆∆ ∆ .Dimana:Mo : modusTB : tepi bawah kelas median∆1 : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus∆2 : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modusc : interval kelas
Maka, ∆∆ ∆ .71,50 44 7 . 671,50 2,1873,68
d. Standar Deviasi (S). ∑ . ∑ .133 176738,25 2398,5033 33 15832362,25 5752802,2533 3279560105675,348,68
164
Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang
didapat dari kelas ekperimen adalah sebagai berikut:
55 65 65 65 65 65 6570 70 70 75 75 75 7575 75 75 80 80 80 8085 85 85 85 85 85 8590 90 90 90 95
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:
a. Nilai maksimum (Xmax) = 95
b. Nilai minimal (Xmin) = 55
c. Rentang (R) = Xmax - Xmin
= 95 – 55
= 40
d. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 33
= 1 + 3,3 x 1,52
= 1 + 5,02
= 6,02 ≈ 6
e. Panjang kelas (P) =
= ,= 6,64 ≈ 7
Tabel distribusi frekuensi kelas eksperimen adalah sebagai berikut:
IntervalFrekuensi
(fi)BatasKelas
Titik Tengah(xi)
xi2 fi. xi fi. xi
2
55 - 61 1 54,50 58 3364 58 3364
62 - 68 6 61,50 65 4225 390 25350
69 - 75 10 68,50 72 5184 720 51840
76 - 82 4 75,50 79 6241 316 24964
83 - 89 7 82,50 86 7396 602 51772
90 - 96 5 89,50 93 8649 465 43245
Jumlah 33 2551 200535
165
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa
nilai, yaitu:
a. Rata-rata ( )∑ .∑25513377,30b. Median (Me) 12 ∑ .
Dimana:Me : medianTB : tepi bawah kelas medianN : banyak nilai pengamatan∑ fMe : jumlah frekuensi sebelum frekuensi medianfMe : frekuensi medianc : interval kelas
Maka, 12 ∑ .68,50 12 33 710 . 768,50 16,50 710 . 768,50 9,5010 . 768,50 6,6575,15
166
c. Modus (Mo) ∆∆ ∆ .Dimana:Mo : modusTB : tepi bawah kelas median∆1 : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus∆2 : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modusc : interval kelas
Maka, ∆∆ ∆ .68,50 44 6 . 768,50 2,8071,30
d. Standar Deviasi (S). ∑ . ∑ .133 200535 255133 33 16617655 650760133 32110054104,2210,21
167
Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Uji normalitas menggunakan chi square test (tes kai kuadrat), yaitu:
2 0 2Keterangan :2 = nilai tes kai kuadrat0 = frekuensi yang diobservasi
= frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian nilai uji chi-kuadrat adalah sebagai berikut:
1) Jika X2hitung > X2
tabel, maka distribusi data tidak normal.
2) Jika X2hitung ≤ X2
tabel, maka distribusi data normal.
A. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi
2. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus:
Interval (fi)Titik
Tengah(xi)
xi2 fi.xi fi.xi
2BatasKelas
ZBatasKelas
LuasTiapKelas
ft f0 (ft-f0)2
X2
hitung
14,50 -1,7758
15-21 5 18 324 90 1620 0,0951 3,1383 5 3,4659 1,1044
21,50 -1,1135
22-28 5 25 625 125 3125 0,1929 6,3657 5 1,8651 0,2930
28,50 -0,4513
29-35 13 32 1024 416 13312 0,2568 8,4744 13 20,4811 2,4168
35,50 0,2110
36-42 2 39 1521 78 3042 0,2246 7,4118 2 29,2876 3,9515
42,50 0,8732
43-49 5 46 2116 230 10580 0,1292 4,2636 5 0,5423 0,1272
49,50 1,5355
50-56 3 53 2809 159 8427 0,0487 1,6071 3 1,9402 1,2072
56,50 2,1977
Jumlah 33 1098 40106 33 9,1001
168
Dimana:: nilai rata-rata: nilai standar deviasi
3. Menentukan luas Z tabel
Z Batas Kelas -1,7758 -1,1135 -0,4513 0,2110 0,8732 1,5355 2,1977
Luas Z Tabel 0,4616 0,3665 0,1736 0,0832 0,3078 0,4370 0,4857
Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut:a. Kelas 15-21
Z = 0,4616 - 0,3665 = 0,0951b. Kelas 22-28
Z = 0,3665 - 0,1736 = 0,1929c. Kelas 29-35
Z = 0,1736 + 0,0832 = 0,2568d. Kelas 36-42
Z = 0,3078 - 0,0832 = 0,2246e. Kelas 43-49
Z = 0,4370 - 0,3078 = 0,1292f. Kelas 50-56
Z = 0,4857 - 0,4370 = 0,0487
4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus:
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)
6. Menentukan jumlah chi-kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai
chi-kuadrat tiap-tiap kelas
7. Menguji hipotesis normalitas
Nilai X2tabel dengan kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5 % adalah 11,07.
Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan
X2tabel. Didapatkan bahwa X2
hitung ≤ X2tabel ; 9,10 ≤ 11,07. Artinya Ha diterima
(data terdistribusi normal).
169
B. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi
2. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus:
Dimana:: nilai rata-rata: nilai standar deviasi
3. Menentukan luas Z tabel
Z Batas Kelas -1,6628 -1,0285 -0,3943 0,2400 0,8742 1,5085 2,1427
Luas Z Tabel 0,4515 0,3461 0,1517 0,0948 0,3078 0,4332 0,4838
Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut:a. Kelas 15-20
Z = 0,4515 - 0,3461 = 0,1054b. Kelas 21-26
Z = 0,3461 - 0,1517 = 0,1944c. Kelas 27-32
Z = 0,1517 + 0,0948 = 0,2465
Interval (fi)Titik
Tengah(xi)
xi2 fi.xi fi.xi
2BatasKelas
ZBatasKelas
LuasTiapKelas
ft f0 (ft-f0)2
X2
hitung
14,50 -1,6628
15-20 6 17,50 306,25 105,00 1837,50 0,1054 3,4782 6 6,3595 1,8284
20,50 -1,0285
21-26 7 23,50 552,25 164,50 3865,75 0,1944 6,4152 7 0,3420 0,0533
26,50 -0,3943
27-32 7 29,50 870,25 206,50 6091,75 0,2465 8,1345 7 1,2871 0,1582
32,50 0,2400
33-38 6 35,50 1260,25 213,00 7561,50 0,2130 7,029 6 1,0588 0,1506
38,50 0,8742
39-44 4 41,50 1722,25 166,00 6889,00 0,1254 4,1382 4 0,0191 0,0046
44,50 1,5085
45-50 3 47,50 2256,25 142,50 6768,75 0,0506 1,6698 3 1,7694 1,0597
50,5 2,1427
Jumlah 33 997,5 33014,3 33 3,2548
170
d. Kelas 33-38Z = 0,3078 - 0,0948 = 0,2130
e. Kelas 39-44Z = 0,4332 - 0,3078 = 0,1254
f. Kelas 45-50Z = 0,4838 - 0,4332 = 0,0506
4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus:
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)
6. Menentukan jumlah chi-kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai
chi-kuadrat tiap-tiap kelas
7. Menguji hipotesis normalitas
Nilai X2tabel dengan kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5 % adalah 11,07.
Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan
X2tabel. Didapatkan bahwa X2
hitung ≤ X2tabel ; 3,25 ≤ 11,07. Artinya Ha diterima
(data terdistribusi normal).
171
Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen
Uji normalitas menggunakan chi square test (tes kai kuadrat), yaitu:
2 0 2Keterangan :2 = nilai tes kai kuadrat0 = frekuensi yang diobservasi
= frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian nilai uji chi-kuadrat adalah sebagai berikut:
1) Jika X2hitung > X2
tabel, maka distribusi data tidak normal.
2) Jika X2hitung ≤ X2
tabel, maka distribusi data normal.
A. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi
2. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus:
Interval (fi)Titik
Tengah(xi)
xi2 fi.xi fi.xi
2BatasKelas
ZBatasKelas
LuasTiapKelas
ft f0 (ft-f0)2
X2
hitung
59,50 -1,5184
60-65 9 62,50 3906,25 562,50 35156,25 0,1406 4,6398 9 19,0113 4,0974
65,50 -0,8272
66-71 6 68,50 4692,25 411 28153,50 0,2422 7,9926 6 3,9705 0,4968
71,50 -0,1359
72-77 10 74,50 5550,25 745 55502,50 0,3505 11,5665 10 2,4539 0,2122
77,50 0,5553
78-83 3 80,50 6480,25 241,50 19440,75 0,0937 3,0921 3 0,0085 0,0027
83,50 1,2465
84-89 4 86,50 7482,25 346 29929,00 0,0807 2,6631 4 1,7873 0,6711
89,50 1,9378
90-95 1 92,50 8556,25 92,50 8556,25 0,0224 0,7392 1 0,0680 0,0920
95,50 2,6290
Jumlah 33 2398,50 176738,25 33 5,5723
172
Dimana:: nilai rata-rata: nilai standar deviasi
3. Menentukan luas Z tabel
Z Batas Kelas -1,5184 -0,8272 -0,1359 0,5553 1,2465 1,9378 2,6290
Luas Z Tabel 0,4345 0,2939 0,0517 0,2988 0,3925 0,4732 0,4956
Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut:a. Kelas 60-65
Z = 0,4345 - 0,2939 = 0,1406b. Kelas 66-71
Z = 0,2939 - 0,0517 = 0,2422c. Kelas 72-77
Z = 0,0517 + 0,2988 = 0,3505d. Kelas 78-83
Z = 0,3925 - 0,2988 = 0,0937e. Kelas 84-89
Z = 0,4732 - 0,3925= 0,0807f. Kelas 90-95
Z = 0,4956 - 0,4732 = 0,0224
4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus:
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)
6. Menentukan jumlah chi-kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai
chi-kuadrat tiap-tiap kelas
7. Menguji hipotesis normalitas
Nilai X2tabel dengan kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5 % adalah 11,07.
Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan
X2tabel. Didapatkan bahwa X2
hitung ≤ X2tabel ; 5,57 ≤ 11,07. Artinya Ha diterima
(data terdistribusi normal).
173
B. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Membuat tabel distribusi frekuensi
2. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus:
Dimana:: nilai rata-rata: nilai standar deviasi
3. Menentukan luas Z tabel
Z Batas Kelas -2,2331 -1,5475 -0,8619 -0,1763 0,5093 1,1949 1,8805
Luas Z Tabel 0,4871 0,4382 0,3052 0,0675 0,1915 0,3830 0,4699
Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut:a. Kelas 55-61
Z = 0,4871 - 0,4382 = 0,0489b. Kelas 62-68
Z = 0,4382 - 0,3052 = 0,1330c. Kelas 69-75
Z = 0,3052 - 0,0675 = 0,2377
Interval (fi)Titik
Tengah(xi)
xi2 fi.xi fi.xi
2BatasKelas
ZBatasKelas
LuasTiapKelas
ft f0 (ft-f0)2
X2
hitung
54,50 -2,2331
55-61 1 58 3364 58 3364 0,0489 1,6137 1 0,3766 0,2334
61,50 -1,5475
62-68 6 65 4225 390 25350 0,1330 4,389 6 2,5953 0,5913
68,50 -0,8619
69-75 10 72 5184 720 51840 0,2377 7,8441 10 4,6479 0,5925
75,50 -0,1763
76-82 4 79 6241 316 24964 0,2590 8,547 4 20,6752 2,4190
82,50 0,5093
83-89 7 86 7396 602 51772 0,1915 6,3195 7 0,4631 0,0733
89,50 1,1949
90-96 5 93 8649 465 43245 0,0869 2,8677 5 4,5467 1,5855
96,50 1,8805
Jumlah 33 2551 200535 33 5,4950
174
d. Kelas 76-82Z = 0,0675 + 0,1915 = 0,2590
e. Kelas 83-89Z = 0,3830 - 0,1915 = 0,1915
f. Kelas 90-96Z = 0,4699- 0,3830 = 0,0869
4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus:
5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)
6. Menentukan jumlah chi-kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai
chi-kuadrat tiap-tiap kelas
7. Menguji hipotesis normalitas
Nilai X2tabel dengan kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5 % adalah 11,07.
Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan
X2tabel. Didapatkan bahwa X2
hitung ≤ X2tabel ; 5,50 ≤ 11,07. Artinya Ha diterima
(data terdistribusi normal).
175
Uji Homogenitas Data Hasil Pretest
Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, yaitu:
Keterangan:F = koefisien F tesS1 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besarS2 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil
Sedangkan varians dapat dihitung dengan rumus:∑ . ∑ .1Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:
1) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka data dinyatakan homogen.
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka data dinyatakan tidak homogen.
A. Tabel Bantu Uji F
Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol
IntervalFrekuensi
(fi)BatasKelas
Titik Tengah(xi)
xi2 fi. xi fi. xi
2
15 - 21 5 14,50 18 324 90 1620
22 - 28 5 21,50 25 625 125 3125
29 - 35 13 28,50 32 1024 416 13312
36 - 42 2 35,50 39 1521 78 3042
43 - 49 5 42,50 46 2116 230 10580
50 - 56 3 49,50 53 2809 159 8427
Jumlah 33 1098 40106
176
Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen
IntervalFrekuensi
(fi)BatasKelas
Titik Tengah(xi)
xi2 fi. xi fi. xi
2
15 - 20 6 14,50 17,50 306,25 105,00 1837,50
21 - 26 7 20,50 23,50 552,25 164,50 3865,75
27 - 32 7 26,50 29,50 870,25 206,50 6091,75
33 - 38 6 32,50 35,50 1260,25 213,00 7561,50
39 - 44 4 38,50 41,50 1722,25 166,00 6889,00
45 - 50 3 44,50 47,50 2256,25 142,50 6768,75
Jumlah 33 997,50 33014,25
B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi
1. Kelas Kontrol. ∑ . ∑ .133 40106 109833 33 11323498 120560433 321178941056111,6410,572. Kelas Eksperimen. ∑ . ∑ .133 33014,25 997,5033 33 11089470,25 995006,2533 3294464105689,459,46
177
C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai Fhitung adalah:
10,579,46111,6489,451,25Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai Fhitung
dengan Ftabel. Pada taraf signifikansi 5% terlihat bahwa nilai Ftabel (32;30) adalah
sebesar 1,82. Maka terlihat nilai Fhitung ≤ Ftabel, sehingga Ha diterima dan H0 ditolak
(data dinyatakan homogen).
178
Uji Homogenitas Data Hasil Posttest
Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, yaitu:
Keterangan:F = koefisien F tesS1 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besarS2 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil
Sedangkan varians dapat dihitung dengan rumus:∑ . ∑ .1Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:
1) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka data dinyatakan homogen.
2) Jika Fhitung > Ftabel, maka data dinyatakan tidak homogen.
A. Tabel Bantu Uji F
Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol
IntervalFrekuensi
(fi)BatasKelas
Titik Tengah(xi)
xi2 fi. xi fi. xi
2
60 - 65 9 59,50 62,50 3906,25 562,50 35156,25
66 - 71 4 65,50 68,50 4692,25 274 18769
72 - 77 7 71,50 74,50 5550,25 521,50 38851,75
78 - 83 6 77,50 80,50 6480,25 483 38881,50
84 - 89 5 83,50 86,50 7482,25 432,50 37411,25
90 - 95 2 89,50 92,50 8556,25 185 17112,50
Jumlah 33 2458,50 186182,25
179
Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen
IntervalFrekuensi
(fi)BatasKelas
Titik Tengah(xi)
xi2 fi. xi fi. xi
2
55 - 61 1 54,50 58 3364 58 3364
62 - 68 6 61,50 65 4225 390 25350
69 - 75 10 68,50 72 5184 720 51840
76 - 82 4 75,50 79 6241 316 24964
83 - 89 7 82,50 86 7396 602 51772
90 - 96 5 89,50 93 8649 465 43245
Jumlah 33 2551 200535
B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi
1. Kelas Kontrol. ∑ . ∑ .133 186182,25 2458,5033 33 16144014,25 6044222,2533 3299792105694,509,722. Kelas Eksperimen. ∑ . ∑ .133 200535 255133 33 16617655 650760133 32110054104,2210,21
180
C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai Fhitung adalah:
10,219,72104,2294,501,10Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai Fhitung
dengan Ftabel. Pada taraf signifikansi 5% terlihat bahwa nilai Ftabel (32;30) adalah
sebesar 1,82. Maka terlihat nilai Fhitung ≤ Ftabel, sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak (data dinyatakan homogen).
181
Uji Hipotesis Hasil Pretest
Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen, maka rumus
uji hipotesis yang akan digunakan adalah:
1 1dimana
Keterangan :1 = rata-rata data kelompok eksperimen2 = rata-rata data kelompok kontrol= standar deviasi gabungan data kedua kelompok
S1 = standar deviasi data kelompok eksperimenS2 = standar deviasi data kelompok kontrol1 = jumlah data kelompok eksperimen2 = jumlah data kelompok kontrol
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:
1) Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak.
2) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil pretest diperoleh:33,2730,2310,57 111,649,46 89,452. Menentukan nilai standar deviasi gabungan (dsg)1 1233 1 111,64 33 1 89,4533 33 232 111,64 32 89,4564
182
3572,48 2862,40646434,8864100,5510,033. Menentukan nilai thitung
1 133,27 30,2310,03 133 1333,0410,03√0,063,0410,03 0,243,042,411,264. Menentukan nilai ttabel
Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah:2 33 33 2 64Pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel untuk dk = 64 adalah 1,998.
5. Menguji hipotesis
Karena nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
6. Memberikan interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
pengaruh hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan.
183
Uji Hipotesis Hasil Posttest
Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen, maka rumus
uji hipotesis yang akan digunakan adalah:
1 1dimana
Keterangan :1 = rata-rata data kelompok eksperimen2 = rata-rata data kelompok kontrol= standar deviasi gabungan data kedua kelompok
S1 = standar deviasi data kelompok eksperimenS2 = standar deviasi data kelompok kontrol1 = jumlah data kelompok eksperimen2 = jumlah data kelompok kontrol
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:
1) Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak.
2) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil posttest diperoleh:77,3072,6810,21 104,228,68 75,342. Menentukan nilai standar deviasi gabungan (dsg)1 1233 1 104,22 33 1 75,3433 33 232 104,22 32 75,3464
184
3335,04 2410,88645745,926489,789,483. Menentukan nilai thitung
1 177,30 72,689,48 133 1334,629,48√0,064,629,48 0,244,622,282,034. Menentukan nilai ttabel
Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah:2 33 33 2 64Pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel untuk dk = 64 adalah 1,998.
5. Menguji hipotesis
Karena nilai thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak.
6. Memberikan interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada
konsep momentum dan impuls.
Data Angket
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 60
2 4 5 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 58
3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 58
4 5 5 5 4 5 5 3 3 4 4 4 4 3 4 58
5 4 4 3 4 4 3 4 5 3 3 4 5 4 5 55
6 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 48
7 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 48
8 4 4 4 4 4 3 3 5 3 4 4 5 4 5 56
9 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 54
10 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 50
11 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 57
12 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 52
13 3 4 5 4 4 4 3 4 5 5 3 4 4 4 56
14 3 3 4 3 5 4 5 3 4 4 4 3 3 3 51
15 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 3 4 58
16 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 58
17 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 59
18 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 58
19 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 57
20 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 61
Responden ∑Indikator Ke 1 Indikator Ke 2 Indikator Ke 3 Indikator Ke 4 Indikator Ke 5
20 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 61
21 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 59
22 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 60
23 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 58
24 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 61
25 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 59
26 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 62
27 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 57
28 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 60
29 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 53
30 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
32 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 56
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56
∑ 137 134 135 131 139 129 146 133 125 135 134 131 124 132
Skor 83.03 81.212 81.818 79.394 84.242 78.182 88.485 80.606 75.758 81.818 81.212 79.394 75.152 80
Rata280.67
82.12 80.61 82.88 78.79 78.94
195
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NURUL HIKMAH. Anak ketiga dari empat bersaudarapasangan Edi Sugandi dan Siti Aryunah. Lahir di Bogor padatanggal 13 Maret 1991 dan bertempat tinggal di Jalan H.R. EdiSukma Kp. Cimande Nangoh RT. 05/01 No. 63, KecamatanCaringin Kabupaten Bogor.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulisdiantaranya SD Negeri Cimande 01 lulus pada tahun 2003, SMP Negeri 1Cigombong lulus pada tahun 2006. Selanjutnya penulis melanjutkan sekolah diSMA Negeri 1 Ciawi dan lulus pada tahun 2009. Penulis tercatat sebagaimahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),Program Studi Fisika pada tahun 2009 melalui jalur SNMPTN.
top related