sistem autentikasi sekunder sepeda motor menggunakan modul...
Post on 09-Jul-2020
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SISTEM AUTENTIKASI SEKUNDER
SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN MODUL HC-05
DAN SIM800L BERBASIS ARDUINO
Skripsi
Oleh:
Mahfudz Nurzamzami
NIM : 11150910000010
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1441 H
SISTEM AUTENTIKASI SEKUNDER SEPEDA MOTOR
MENGGUNAKAN MODUL HC-05 DAN SIM800L
BERBASIS ARDUINO
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh :
Mahfudz Nurzamzami
NIM : 11150910000010
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 M / 1441 H
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
SISTEM AUTENTIKASI SEKUNDER SEPEDA MOTOR
MENGGUNAKAN MODUL HC-05 DAN SIM800L
BERBASIS ARDUINO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh:
Mahfudz Nurzamzami
11150910000010
Menyetujui,
Pembimbing I
Nenny Anggraini, MT.
NIDN. 0310097604
Pembimbing II
Dr. Imam Marzuki Shofi, M.T.
NIP. 19720205 200801 1 010
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Dr. Imam Marzuki Shofi, M.T.
NIP. 19720205 200801 1 010
iii
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Sistem Autentikasi Sekunder Sepeda Motor Menggunakan
Modul HC-05 dan SIM800L Berbasis Arduino” yang ditulis oleh Mahfudz
Nurzamzami, NIM 11150910000010 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang
munaqasyah Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
hari Senin, 21 Oktober 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom) pada Program Studi Teknik
Informatika.
Jakarta, 21 Oktober 2019
Tim Penguji
Penguji I
Arini, M.T.
NIP. 197601312009012001
Penguji II
Nurhayati, Ph.D.
NIP. 196903161999032002
Tim Pembimbing
Pembimbing I
Nenny Anggraini, MT
NIDN. 0310097604
Pembimbing II
Dr. Imam Marzuki Shofi, M.T.
NIP. 197202052008011010
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Prof. Dr, Lily Suraya Eka Putri, M.Env.Stud
NIP. 196904042005012005
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Dr. Imam Marzuki Shofi, M.T
NIP. 197202052008011010
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, September 2019
Mahfudz Nurzamzami
11150910000010
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
Sebagai civitas akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda
tangan dibawah ini:
Nama : Mahfudz Nurzamzami
NIM : 11150910000010
Program Studi : Teknik Informatika
Fakultas : Sains Dan Teknologi
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Hak Bebas Royalti
Noneksklusif (Non-exclusive Royalty Free Right) atas karya ilmiah saya yang
berjudul:
SISTEM AUTENTIKASI SEKUNDER SEPEDA MOTOR
MENGGUNAKAN MODUL HC-05 DAN SIM800L BERBASIS ARDUINO
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : September 2019
Yang menyatakan
(Mahfudz Nurzamzami)
vi
Penulis : Mahfudz Nurzamzami (11150910000010)
Program Studi : Teknik Informatika
Judul : SISTEM AUTENTIKASI SEKUNDER SEPEDA
MOTOR MENGGUNAKAN MODUL HC-05 DAN
SIM800L BERBASIS ARDUINO
ABSTRAK
Sepeda motor masih menjadi sarana transportasi yang mendominasi di Indonesia,
ditandai dengan jumlah penjualan sepeda motor pada tahun 2018 mencapai 6.3 juta
unit. Salah satu masalah yang tidak diinginkan oleh pengguna sepeda motor adalah
terjadinya kehilangan kunci. Maka dari itu dalam penelitian ini akan membuat
sebuah sistem autentikasi sekunder sepeda motor dengan metode Product
Development Lifecycle. Sistem autentikasi dioperasikan dari aplikasi android yang
terhubung dengan perangkat arduino pada sepeda motor melalui bluetooth dan
SMS. Password dikirim melalui aplikasi android menuju mikrokontroler arduino
untuk dapat menghidupkan atau mematikan kelistrikan pada sepeda motor. Jarak
maksimal koneksi bluetooth yang diperoleh sistem ini adalah 5 m, rata-rata waktu
respon autentikasi bluetooth sebesar 344 ms, rata-rata waktu proses autentikasi
SMS sebesar 249 ms, dan kesesuaian fungsi sebesar 100%. Kedepannya diharapkan
sistem sistem ini memiliki sumber daya mandiri serta memiliki fitur yang dapat
memberikan informasi lokasi sepeda motor.
Kata kunci : gsm, sepeda motor, autentikasi, bluetooth, arduino
Daftar Pustaka :.9 buku, 13 Jurnal, dan 3 website
Jumlah Halaman : 104 halaman + xv halaman
vii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah serta nikmat-Nya sehingga penyusunan skripsi ini
dapat diselesaikan. Sholawat dan salam senantiasa dihaturkan kepada junjungan
kita baginda Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta
umatnya hingga akhir zaman. Penulisan skripsi ini mengambil tema dengan judul:
IMPLEMENTASI MODUL SIM800L DAN HC-05 PADA SISTEM
AUTENTIKASI SEKUNDER SEPEDA MOTOR BERBASIS ARDUINO
Penyusunan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer (S.Kom) pada program studi Teknik Informatika, Fakultas Sains
dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun
bahan penulisan skripsi ini adalah berdasarkan hasil penelitian, pengembangan
aplikasi, kuesioner, wawancara dan beberapa sumber literatur.
Dalam penyusunan skripsi ini, telah banyak bimbingan dan bantuan yang
didapatkan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.
Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Prof. Dr, Lily Suraya Eka Putri, M.Env.Stud selaku dekan Fakultas Sains
dan Teknologi
2. Dr. Imam Marzuki Shofi, M.T.. selaku Ketua Program Studi Teknik
Informatika. Sekaligus menjadi Dosen Pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktu dan memberikan ilmunya untuk membantu dalam proses
penyusunan skripsi ini.
viii
3. Ibu Nenny Anggraini, MT. selaku Dosen Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, bantuan, semangat dan
motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Orang Tua tercinta, Bapak Ahmad Nursalim dan Ibu Tatik Mujiastuti yang
tidak pernah lelah mendoakan serta memberi dukungan moril dan materil
sepanjang perjalanan hidup penulis.
5. Seluruh dosen dan staff UIN Jakarta, khususnya Fakultas Sains dan
Teknologi yang telah memberikan ilmu serta pengalaman yang berharga.
6. Sahabat penulis khususnya Shofan, Bagus, Faisal, Rifky, Daffa, Ilham atas
kesediaannya dalam berbagi pengalaman dan menjadi tempat diskusi bagi
penulis, serta Pinka Didatania yang telah memotivasi penulis dan selalu
memberi dukungan selama masa perkuliahan hingga saat ini.
7. Teman-teman bimbingan khususnya Taufik dan Fahmi serta teman kelas
TIA, terimakasih atas kesediaannya menciptakan momen-momen berharga
bersama yang diciptakan semasa perkuliahan.
8. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara
langsung maupun tidak langsung telah membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, sangat
diperlukan kritik dan saran yang membangun bagi penulis. Akhir kata, semoga
laporan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan orang lain.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
Jakarta, September 2019
Penulis
Mahfudz Nurzamzami
11150910000010
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................ iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI ................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
1.5.1 Bagi Mahasiswa .......................................................................................... 7
1.5.2 Bagi Pengguna Sepeda Motor ..................................................................... 7
1.6 Metodologi Penelitian ................................................................................. 7
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 7
1.6.2 Model Pengembangan Sistem ..................................................................... 8
1.7 Sistematika Penulisan .................................................................................. 8
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA .............................. 10
2.1 Development Research .............................................................................. 10
2.2 Pengertian Sistem ...................................................................................... 11
2.3 Autentikasi ................................................................................................ 12
x
2.4 Sepeda Motor ............................................................................................ 13
2.5 Smartphone ................................................................................................ 14
2.6 Mikrokontroler .......................................................................................... 16
2.7 Arduino Uno .............................................................................................. 17
2.7.1 EEPROM Arduino Uno ............................................................................ 19
2.7.2 Arduino IDE .............................................................................................. 19
2.8 Modul SIM800L ........................................................................................ 19
2.9 Modul HC-05 ............................................................................................ 21
2.10 Product Development Lifecycle ................................................................ 23
2.11 Structured Analysis for Real Time system (SA-RT) .................................. 26
2.12 Studi Pustaka ............................................................................................. 27
2.13 Observasi ................................................................................................... 28
2.14 Kuesioner .................................................................................................. 28
2.15 Sampling Kuota ......................................................................................... 28
2.16 Black Box Testing ..................................................................................... 29
2.17 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 29
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 36
3.1 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 36
3.1.1 Kuesioner .................................................................................................. 36
3.1.2 Wawancara ................................................................................................ 36
3.1.3 Studi Literatur ........................................................................................... 37
3.1.4 Observasi ................................................................................................... 37
3.2 Model Pengembangan Sistem ................................................................... 37
3.2.1 Requirement Analysis ................................................................................ 37
3.2.2 Design ........................................................................................................ 38
xi
3.2.3 Manufacture and Development ................................................................. 38
3.2.4 Testing ....................................................................................................... 39
3.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 40
BAB 4 ANALISIS, DESAIN, IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 41
4.1 Requirement Analysis ................................................................................ 41
4.1.1 Tinjauan Sistem ......................................................................................... 41
4.1.2 Mendefinisikan Ruang Lingkup ................................................................ 42
4.1.3 Analisis Sistem Berjalan ........................................................................... 42
4.1.4 Analisis Sistem Usulan .............................................................................. 43
4.1.5 Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem ..................................................... 44
4.1.6 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras ........................................................ 48
4.1.7 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak ....................................................... 50
4.2 Design ..................................................................................................... 51
4.2.1 Skematik Sistem Arduino dengan GSM SIM800L ................................... 52
4.2.2 Skematik Sistem Arduino dengan Bluetooth HC-05 ................................ 53
4.2.3 Skematik Sistem Arduino dengan Relay 2 Chanel ................................... 54
4.2.4 Perancangan Tampilan Aplikasi ................................................................ 55
4.3 Manufacture and Development ................................................................. 57
4.3.1 Manufacture .............................................................................................. 57
4.3.2 Development .............................................................................................. 62
4.4 Testing ..................................................................................................... 69
4.4.1 User Aceptance Test .................................................................................. 69
4.4.2 Performance Testing ................................................................................. 73
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 76
5.1 Sistem Autentikasi Sekunder Sepeda Motor ............................................. 76
xii
5.1.1 Konsumsi Energi Sistem ........................................................................... 77
5.1.2 Lokasi Sepeda Motor ................................................................................ 77
5.2 Hasil Pengujian Sistem .............................................................................. 78
5.3 Hasil pengujian tingkat user ...................................................................... 81
BAB 6 PENUTUP ................................................................................................ 84
6.1 Kesimpulan ................................................................................................ 84
6.2 Saran ..................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 86
LAMPIRAN .......................................................................................................... 89
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Solusi Kehilangan Kunci ................................................ 3
Gambar 2.1 Survey Pew Reasearch Center ................................................. 15
Gambar 2.2 Mikrokontroler Arduino Uno R3 ............................................. 17
Gambar 2.3 Modul SIM800L dan SIM900A .............................................. 21
Gambar 2.4 Modul Bluetooth HC-05 .......................................................... 22
Gambar 2.5 Serial Modul HC-05................................................................. 22
Gambar 2.6 Product Lifecycle Model ......................................................... 24
Gambar 2.7 Organisasi Model SA-RT ........................................................ 26
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir.................................................................... 40
Gambar 4.1 Sitem Berjalan.......................................................................... 42
Gambar 4.2 Sistem usulan ........................................................................... 43
Gambar 4.3 Context Diagram/DFD level 0 ................................................. 44
Gambar 4.4 DFD level 1 "sistem autentikasi" ............................................. 45
Gambar 4.5 DFD/CFD level 1 “sistem autentikasi” .................................... 45
Gambar 4.6 State-Transition Diagram ......................................................... 47
Gambar 4.7 block diagram sistem ............................................................... 51
Gambar 4.8 Skematik Arduino Uno dengan SIM800L ............................... 53
Gambar 4.9 Skematik Bluetooth HC-05 dengan Arduino Uno ................... 54
Gambar 4.10 Skematik Relay 2 Channel ..................................................... 54
Gambar 4.11 Rancangan Halaman Utama Aplikasi .................................... 55
Gambar 4.12 Rancangan Keylost Control ................................................... 56
Gambar 4.13 Halaman Emergency Lock..................................................... 56
Gambar 4.14 Sususnan Komponen.............................................................. 57
Gambar 4.15 Perakitan Alat ........................................................................ 61
Gambar 4.16 modifikasi kelistrikan ............................................................ 61
Gambar 4.17 Halaman Utama Aplikasi ....................................................... 67
Gambar 4.18 Halaman Keylost Control ...................................................... 68
Gambar 4.19 Halaman Emergency Lock..................................................... 68
Gambar 5.1 Tingkat Keberhasilan Autentikasi Bluetooth ........................... 78
xiv
Gambar 5.2 Pengaruh Jarak Terhadap Response Time Bluetooth .............. 79
Gambar 5.3 Waktu Proses Autentikasi SMS ............................................... 80
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penyebab Kehilangan Benda ......................................................... 2
Tabel 2.1 Data Penjualan Motor Matic Honda Semester 1 ......................... 14
Tabel 2.2 Spesifikasi arduino uno ............................................................... 18
Tabel 2.3 Perbandingan Modul GSM Simcom ........................................... 19
Tabel 2.4 Spesifikasi SIM800L ................................................................... 20
Tabel 2.5 Pin Bluetooth HC-05 ................................................................... 22
Tabel 2.6 Penelitian Sejenis ......................................................................... 29
Tabel 2.7 Perbedaan Penelitian 1................................................................. 33
Tabel 2.8 Perbedaan Penelitian 2................................................................. 34
Tabel 4.1 Kebutuhan perangkat keras ......................................................... 48
Tabel 4.2 Kebutuhan Perangkat Lunak ....................................................... 50
Tabel 4.3 Konfigurasi Pin SIM800L ........................................................... 53
Tabel 4.4 Konfigurasi pin Bluetooth HC-05 ............................................... 54
Tabel 4.5 Konfigurasi Pin Relay 2 Chanel .................................................. 55
Tabel 4.6 Konfigurasi Pin Terintegrasi ....................................................... 58
Tabel 4.7 UAT-01A ..................................................................................... 69
Tabel 4.8 UAT-02A ..................................................................................... 70
Tabel 4.9 UAT-01B ..................................................................................... 70
Tabel 4.10 UAT-02B ................................................................................... 71
Tabel 4.11 UAT-01C ................................................................................... 72
Tabel 4.12 UAT-02C ................................................................................... 72
Tabel 4.13 Uji Konektifitas Keylost Control ............................................... 74
Tabel 4.14 Uji Response Time keylost control ........................................... 74
Tabel 4.15 Uji Process Time Emergency Lock ........................................... 75
Tabel 5.1 Hasil UAT.................................................................................... 81
Tabel 5.2 Perbandingan Hasil Pengujian ..................................................... 82
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap tahun, jumlah sepeda motor yang beredar dimasyarakat terus
bertambah. Dilihat dari data penjualan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Industri
Sepeda motor Indonesia (AISI), pada tahun 2018 sepeda motor yang terjual di
Indonesia berjumlah 6,383,108 unit. Menurut ketua bidang komersial AISI Sigit
Kumala, penjualan motor pada tahun 2018 melampaui target awal yang ditentukan,
yaitu 6,3 juta unit. Hal ini menunjukan bahwa sepeda motor masih menjadi sarana
transportasi pilihan bagi penduduk di Indonesia. (AISI, 2019).
Umumnya sepeda motor yang beredar di Indonesia masih menggunakan
kunci kontak konvensional yang harus dimasukan pada lubang kunci kendaraan.
Hingga Februari tahun 2019, masih banyak sepeda motor diproduksi dengan
membawa fitur tersebut. Salah satunya adalah Honda, pabrikan yang memberikan
kontribusi penjualan terbesar sepanjang tahun 2018 ini memiliki 17 varian sepeda
motor yang menggunakan kunci konvensional. Honda sendiri berhasil mencapai
total penjualan sepanjang 2018 sebanyak 4.759.202 unit, atau menguasai 74,6
persen market share (Ravel, 2019).
Peristiwa yang kerap terjadi saat menggunakan sepeda motor adalah
kehilangan kunci kendaraan. Kejadian ini dapat terjadi pada siapapun dan
dimanapun. Dibuktikan dari hasil survey yang dilakukan penulis terhadap 100
orang pengendara sepeda motor di jabodetabek dengan usia 20 sampai dengan 50
tahun. Dari survei ini, dapat diperoleh kesimpulan bahwa 73 % dari pengendara
sepeda motor pernah mengalami kehilangan kunci kendaraannya dan 95 % dari
pengendara sepeda motor berpendapat bahwa kehilangan kunci sepeda motor
mengganggu aktifitas mereka.
.
2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penyebab terjadinya kehilangan kunci ini akibat dari ukuran benda yang
kecil, sehingga mudah diabaikan atau terjadi kegagalan dalam mengingat pada
short term memory (Sujarwo & Oktaviana, 2017). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan (Peters, Pak, Abowd, Fisk, & Rogers, 2004) berjudul “Finding Lost
Objects : Informing the Design of Ubiquitous Computing Services for the Home”
memberikan persentase penyebab terjadinya kehilangan benda pada rentan usia
tertentu pada tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Penyebab Kehilangan Benda
Golongan Usia Penyebab Persentase
20-35 tahun Kelalaian 65%
Kurang fokus 6%
Objek tidak terlihat 5%
Objek berpindah 12%
Daya ingat 12%
36-55 tahun Kelalaian 31%
Kurang fokus 19%
Objek tidak terlihat 4%
Objek berpindah 8%
Kekacauan 27%
Daya ingat 8%
(Sumber: Peters et al., 2004)
Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa penyebab kehilangan objek kecil
seperti kunci akibat dari “kelalaian” memiliki persentase paling besar. Yaitu, pada
golongan usia 20-35 tahun sebanyak 65% responden, sedangkan pada golongan
usia 36-55 tahun sebanyak 31% responden setuju bahwa kehilagan disebabkan oleh
kelalaian.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh peneliti, terdapat tiga solusi
yang paling banyak dilakukan oleh orang yang kehilangan kunci kendaraan.
Pertama, pemilik membawa kendaraannya ke jasa duplikat kunci untuk dibuatkan
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kunci yang sesuai dengan kendaraannya. Solusi kedua, pemilik membawa
kendaraannya menuju bengkel untuk melakukan penggantian kunci set. Solusi
ketiga, pemilik kendaraan mengambil kunci cadangan yang disediakan oleh penjual
saat pembelian kendaraan.
Gambar 1.1 Grafik Solusi Kehilangan Kunci
Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat solusi yang paling sering dilakukan
saat terjadi kehilangan kunci adalah “mengambil kunci cadangan”. Saat pembelian
kendaraan bermotor baru, pihak penjual akan memberikan dua buah kunci dengan
tujuan untuk mengatasi masalah seperti ini. Namun pemilik tetap harus
mengeluarkan usaha lebih untuk mengambilnya ke tempat dimana kunci tersebut
disimpan, tempat yang paling umum ialah rumah. Lain halnya jika pada kasus
kehilangan ini sudah terjadi dua kali, dengan kata lain tidak ada kunci cadangan
lainnya. Maka solusi tersebut tidak berlaku, pemilik harus membawaa
kendaraannya ke jasa kunci duplikat atau bengkel dan harus mengeluarkan biaya
penggantian kunci set sebesar Rp 150.000 sampai Rp 300.000 sesuai jenis sepada
motor masing-masing.
Berdasarkan hal tersebut maka dibutuhkan fitur autentikasi tambahan yang
tersedia pada sepeda motor. Salah satu metode autentikasi yang umum digunakan
saat ini adalah password atau kata sandi. Tanpa disadari kata sandi mempunyai
peranan penting dalam mengamankan informasi-informasi yang sifatnya pribadi.
Pada beberapa aplikasi yang berhubungan dengan piranti seperti HP, kartu ATM,
4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
brangkas, loker dan lain-lain, ada juga sistem pengamanannya yang fungsinya mirip
dengan kata sandi, biasa dikenal sebagai kode PIN (Setiawan, 2017).
Terdapat penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan pembuatan sistem
atau alat yang diimplementasikan pada sepeda motor. Seperti pada penelitian yang
dilakukan (Tombeng et al., 2019), pada penelitian ini pemodelan dibuat
menggunakan UML. Sistem autentikasi ditujukan untuk mengurangi resiko
pencurian sepeda motor. Sistem kunci konvensional sepeda motor dihubungkan
secara parallel dengan sistem autentikasi berbasis RFID dan kata sandi. Sehingga
kata sandi berupa angka dapat dimasukan melalui tombol keypad yang berfungsi
untuk menghidupkan sepeda motor. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan
terhadap jarak autentikasi RFID yang memperoleh hasil maksimal sejauh 5 cm dan
jumlah kesesuaian fungsi sistem. Penelitian oleh (Pratama & Rakhmadi, 2019),
berhasil menggunakan modul SIM800L dan Force Sensitive Resistor sensor untuk
membuat sistem pengaman sepeda motor. Pemodelan dalam sistem ini dibuat
menggunakan flowchart. Sistem dapat menerima perintah melalui sms yang masuk
dari modul SIM800L, sekaligus dapat mengirimkan SMS notifikasi pada nomor
telpon pengguna saat terjadi indikasi pencurian sepeda motor yang terpasang sistem
tersebut. Sistem ini dipasang secara seri diantara kunci kontak dan kelistrikan
sepeda motor, sehingga dapat memutus kelistrikan sepeda motor ketika menerima
perintah melalui SMS. Pengujian dalam penelitian ini dilakukan terhadap
kesesuaian fungsi yang ada pada sistem. Sedangkan pada penelitian (Muthumari,
2018), membuat sistem pembuka pintu otomatis yang dikendalikan melalui aplikasi
android yang terhubung dengan modul bluetooth HC-05. Pada penelitian ini
pemodelan dibuat menggunakan Flowchart. Sistem ini akan memberikan citra
gambar yang terekam kamera kepada pengguna melalui Wi-fi. Sehingga pengguna
dapat melihat siapa orang yang datang bertamu melalui aplikasi. Saat pengguna
berkenan, kunci pintu dapat dibuka dari jarak jauh melalui koneksi bluetooth antara
ponsel pintar dan prototipe alat. Pengujian dalam penelitian ini hanya dilakukan
terhadap kesesuaian fungsi yang ada pada sistem.
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti
ingin mengembangkan sebuah sistem autentikasi sepeda motor yang mengadaptasi
beberapa modul dan metode dari penelitian sebelumnya, yaitu sistem autentikasi
menggunakan password yang terhubung ke aplikasi android melalui modul
bluetooth dan gsm.
Metode analisis sekaligus pemodelan dalam penelitian ini menggunakan SA-
RT, sebab dengan metode ini interaksi antar proses yang terjadi dalam sistem usulan
dapat digambarkan melalui alur control dan alur data sekaligus. Berbeda dengan
UML dan flowchart yang digunakan dalam penelitian (Pratama & Rakhmadi,
2019), dimana pemodelan tersebut belum bisa menggambarkan alur control untuk
mengintrupsi suatu proses pada sistem real-time.
Modifikasi kelistrikan sepeda motor dalam penelitian ini akan mengadaptasi
dari penelitian sebelumnya. Sistem yang dibuat dalam penelitian (Tombeng et al.,
2019) dipasang secara parallel terhadap kunci kontak sepeda motor dan dalam
penelitian (Pratama & Rakhmadi, 2019) sistem dipasang secara seri antara kunci
kontak dan kelistrikan. Masing-masing modifikasi tersebut memiliki fungsi yang
berbeda, untuk itu pada penelitian ini akan diadaptasikan keduanya sehingga
memperoleh fungsi yang lebih lengkap dibanding penelitian sebelum.
Modul bluetooth dan gsm dipilih untuk digunakan dalam sistem dengan
tujuan untuk memperoleh jarak koneksi yang lebih fleksibel dibanding sistem
autentikasi pada penelitian (Tombeng et al., 2019) yang terbatas pada jarak 5 cm
menggunakan RFID. Pengujian tingkat sistem juga akan dilakukan untuk
mengetahui performa sistem dilihat dari waktu proses yang dibutuhkan untuk
mengeksekusi sebuah program. Sistem ini sebagai solusi bagi para pengendara
sepeda motor saat terjadi kasus kehilangan kunci. Pemilik dapat dikenali melalui
password yang bersifat rahasia. Sehingga sepeda motor tetap bisa digunakan setelah
proses autentikasi tersebut berhasil.
6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan pada latar belakang,
makapeneliti merumuskan masalah
a. Bagaimana membuat sistem autentikasi sekunder sepeda motor
menggunakan password dengan modul HC-05 dan SIM800L berbasis
Arduino?
b. Bagaimana memodifikasi kelistrikan secara seri dan paralel terhadap kunci
kontak sepeda motor dengan menggunakan sistem autentikasi ini?
c. Bagaimana menggunakan metode SA-RT dalam pembuatan sistem
autentikasi sekunder sepeda motor?
d. Bagaimana performa sistem autentikasi tersebut diukur dari segi jarak
koneksi dan waktu proses sistem autentikasi?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang ada, peneliti membatasinya supaya penelitian
dapat tetap fokus dan sesuai tujuan sebagai berikut :
a. Metode pengumpulan data digunakan dalam penelitian ini adalah studi
literatur, wawancara, kuesioner dan observasi.
b. Aplikasi autentikasi sekunder ini dibuat untuk menghidupkan kelistrikan
pada sepeda motor setelah terjadi proses autentikasi pengguna.
c. Proses autentikasi pengguna menggunakan metode keamanan password.
d. Sistem autentikasi pengguna ini menggunakan mikrokontroler arduino uno
yang dikendalikan melalui android.
e. Sistem hanya menggunakan satu nomer telepon yang sudah teregistrasi untuk
proses pengujian.
f. Pada penelitian ini tidak membahas mengenai mekanisme kerja mesin sepeda
motor.
g. Sistem hanya diimplementasikan pada sepeda motor honda beat
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan yaitu:
a. Membuat sitem autentikasi sekunder pada sepeda motor saat terjadi
kasus kehilangan kunci.
b. Menyediakan solusi bagi pengguna sepeda motor yang kehilangan kunci
kendaraannya, supaya dapat tetap menggunakan sepeda motor tersebut.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Mahasiswa
a. Menerapkan ilmu-ilmu yang sudah didapat saat perkuliahan.
b. Membandingkan teori yang telah didapat saat kuliah dengan
masalah yang sebenarnya.
c. Dapat mengetahui cara kerja sistem dari alat dan aplikasi yang
dibuat.
1.5.2 Bagi Pengguna Sepeda Motor
Pemilik kendaraan sepeda motor dapat menghidupkan kendaraannya
saat terjadi kasus kehilangan kunci.
1.6 Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan peneliti dalam penulisan dan penelitian dibagi
menjadi dua, yaitu metode pengumpulan data dan metode pengembangan sistem.
Metodologi ini digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian ini
supaya memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuannya.
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengumpulan seluruh data yang digunakan dalam
penelitian ini, penulis menggunakan empat metode pengumpulan data, yaitu:
a. Studi literatur
b. Observasi
c. Kuesioner
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
d. Wawancara
1.6.2 Model Pengembangan Sistem
Pada penelitian ini menggunakan model Product Development Live
Cycle dengan tahapan pengembangan sistem sebagai berikut:
a. Requirement analysis
b. Design
c. Manufacture and Development
d. Testing
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika yang dibuat pada tugas akhir ini akan dibagi dalam enam bagian,
yaitu:
BAB 1 PENDAHULUAN
Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, metode dan
sistematika penulisan dari penelitian yang dilakukan.
BAB 2 LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini membahas mengenai berbagai teori yang
mendasari analisis permasalahan yang terdapat pada penelitian,
serta melakukan tinjauan terhadap penelitian-penelitian
sebelumnya yang berkaitan dengan permasalah dalam penelitian
ini dan solusinya.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini berisi pembahasan metode yang digunakan
penulis dalam mengumpulkan data, menganalisa, merancang,
membangun, dan menguji sistem pada penelitian.
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 ANALISIS, DESAIN, IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
SISTEM
Dalam bab ini membahas mengenai hasil dari pengumpulan
kebutuhan, analisis, perancangan, implementasi dan pengujian
yang dilakukan pada alat dan aplikasi yang dibuat selama
penelitian berlangsung.
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan mengenai temuan selama proses
penelitian berlangsung serta analisa terhadap hasil pengujian yang
telah dilakukan dalam penelitian.
BAB 6 PENUTUP
Pada bab ini berisi kesimpulan dari penulis mengenai
penelitian yang telah dilakukan serta saran untuk pengembangan
lebih lanjut mengenai penelitian ini supaya memperoleh hasil yang
lebih baik dikemudian hari.
10
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Development Research
Development Research atau dalam bahasa Indonesia penelitian
pengembangan didefinisikan sebagai kajian sistematis terhadap perancangan,
pengembangan, dan evaluasi terhadap suatu program, proses, dan produk yang
harus memenuhi kriteria konsistensi internal dan keefektifan (Richey, 1994). (Van
& Akker, 1999) mendefinisikan penelitian pengembangan berdasarkan dua tujuan,
yaitu mendukung produk yang bersifat prototipe (termasuk menyediakan bukti
empiris terhadap keefektifannya) dan merumuskan petunjuk metodologis untuk
perancangan dan evaluasi prototipe produk tersebut. Sedangkan, (Richey & Nelson,
2013) membedakan penelitian pengembangan ke dalam dua tipe, yaitu :
a. Tipe yang difokuskan pada kajian perancangan, pengembangan, dan/atau
evaluasi atas produk atau program tertentu dengan tujuan untuk
mendapatkan gambaran tentang proses pengembangan serta mempelajari
kondisi yang mendukung bagi implementasi program tersebut.
b. Tipe yang dipusatkan pada kajian terhadap proses perancangan,
pengembangan, atau evaluasi yang dilakukan sebelumnya dengan tujuan
untuk memperoleh prosedur dan/atau model perancangan, pengembangan,
dan evaluasi yang baru.
Menurut (Puslitjaknov, 2008), penelitian pengembangan memiliki tiga
komponen utama, yaitu :
a. Model Pengembangan
Model pengembangan merupakan dasar yang digunakan untuk
mengembangkan produk yang akan dihasilkan. Salah satu model
pengembangan adalah model prosedural. Model prosedural merupakan
11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
model yang secara deskriptif menunjukkan langkah-langkah yang harus
diikuti untuk menghasilkan suatu produk.
b. Prosedur Pengembangan
Prosedur penelitian pengembangan memaparkan prosedur yang ditempuh
oleh peneliti/pengembang dalam membuat suatu produk. Prosedur
pengembangan berbeda dengan model pengembangan dalam memaparkan
komponen rancangan produk yang dikembangkan. Peneliti menyebutkan
sifatsifat komponen pada setiap tahapan dalam pengembangan, menjelaskan
secara analitis fungsi komponen dalam setiap tahapan pengembangan
produk, dan menjelaskan hubungan antarkomponen dalam sistem.
c. Uji Coba Produk
Uji coba produk merupakan bagian yang sangat penting dalam penelitian
pengembangan. Uji coba produk dilakukan setelah rancangan produk
selesai. Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang
dibuat layak digunakan atau tidak. Uji coba produk juga melihat sejauh
mana produk yang dibuat dapat mencapai sasaran dan tujuan.
Berdasarkan berbagai pengertian diatas, dapat dikatakan penelitian
pengembangan adalah kajian sistematis terhadap suatu program, proses, atau
produk yang mencakup proses perancangan, pengembangan, dan evaluasinya.
Penelitian pengembangan dapat difokuskan pada kajian produk yang menjadi objek
dalam penelitian pengembangan atau difokuskan pada kajian metodologi yang
digunakan dalam perancangan, pengembangan, dan evaluasi produk. Penelitian
pengembangan dilakukan dengan berpedoman pada tiga komponen utamanya,
yaitu model pengembangan, prosedur pengembangan, dan uji coba produk.
2.2 Pengertian Sistem
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia versi daring, sistem diartikan sebagai
perangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu
totalitas (BPPB, 2016). Pengertian sistem menurut Indrajit, mengemukakan bahwa
sistem mengandung arti kumplan-kumpulan dari komponen-komponen yang
12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
memiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya. Sedangkan, menurut Davis,
G.B, sistem secara fisik adalah kumpulan dari elemen-elemen yang beroperasi
bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran (Hutahaean, 2014). Dari
berbagai macam definisi sistem, dapat dikatakan bahwa sistem adalah kumpulan
prosedur dan elemen yang berhubungan untuk melakukan sasaran tertentu.
2.3 Autentikasi
Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia versi daring, Autentikasi adalah
proses, cara, perbuatan membuktikan sesuatu secara autentik (BPPB, 2016).
Pendapat lain mengatakan autentikasi adalah proses dimana Anda harus
membuktikan diri Anda (Kurniawan, 2017). Dalam penerapan sebuah sistem, maka
autentikasi dapat diartikan sebagai suatu proses yang merupakan sebuah tindakan
pembuktian (validasi) terhadap identitas seorang pengguna pada saat akan
memasuki sebuah sistem.
Salah satu objek autentikasi yang umum digunakan saat ini adalah password
atau kata sandi. menurut kamus besar Bahasa Indonesia versi daring, kata sandi
adalah kata kunci yang bersifat rahasia untuk melindungi berkas atau data dari akses
tanpa izin (BPPB, 2016). Tanpa disadari kata sandi mempunyai peranan penting
dalam mengamankan informasi-informasi yang sifatnya pribadi. Pada beberapa
aplikasi yang berhubungan dengan piranti seperti HP, kartu ATM, brangkas, loker
dan lain-lain, ada juga sistem pengamanannya yang fungsinya mirip dengan kata
sandi, biasa dikenal sebagai kode PIN (Setiawan, 2017).
Selain kata sandi, media lain yang dapat digunakan sebagai media autentikasi
adalah RFID. Teknologi RFID yang merupakan singkatan dari Radio Frequency
Identification adalah teknologi identifikasi yang menggunakan frekuensi radio.
Selain memiliki kemampuan dari sisi kecepatan, teknologi ini mempunyai
keunggulan yaitu dapat menyimpan informasi data dengan kapasitas 1 MB dan juga
dari segi keamanan sangat terjamin oleh karena teknologi ini susah untuk ditiru.
Namun disisi lain, teknologi ini memiliki batasan sebagaimana diungkapkan dalam
penelitian (Tombeng et al., 2019). Batasan tersebut adalah jarak untuk membaca
RFID tag dari reader harus dekat sehingga kurang fleksible.
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian ini akan mengunakan kata sandi sebagai objek autentikasi sekunder
untuk mengatasi batasan tersebut. Sebab kata sandi dapat digunakan melalui
berbagai platform sehingga lebih fleksibel. Dimana proses validasi pada penelitian
ini menggunakan kata sandi berupa baris angka atau huruf, yang nantinya akan
dijadikan sebagai penanda apakah seseorang itu adalah orang yang berhak untuk
menggunakan sepeda motor tersebut atau bukan.
Sekunder sendiri menurut kamus besar Bahasa Indonesia versi daring
memiliki arti sesuatu yang berkenaan dengan yang kedua atau tingkatan kedua
(BPPB, 2016). Autentukasi sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
sebuah sistem autentikasi tambahan yang ada pada sepeda motor, sedangkan
maksud dari autentikasi primer yang ada pada sepeda motor dalam adalah kunci
konvensional, dimana untuk penggunaannya diperlukan sebuah anak kunci.
2.4 Sepeda Motor
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia versi daring sepeda motor diartikan
sebagai sepeda besar yang dijalankan dengan motor (BPPB, 2016). Di Indonesia
sepeda motor masih menjadi moda transportasi yang populer. Berdasarkan data
yang dikeluarkan Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia, pada tahun 2018
sepeda motor yang terjual di Indonesia berjumlah 6,383,108 unit. Menurut ketua
bidang komersial AISI Sigit Kumala, penjualan penjualan motor pada tahun 2018
telah menacapai target awal yang ditentukan, yaitu 6,3 juta unit (AISI, 2019).
Salah satu pabrikan sepeda motor yang berkontribusi besar dalam penjualan
sepeda motor di Indonesia adalah Honda. Honda merupakan pabrikan motor dari
Jepang yang masuk ke Indonesia dibawah PT AHM. PT Astra Honda Motor (AHM)
merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971
dengan nama awal PT Federal Motor. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit,
sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely
knock down). Berfokus pada tipe motor bebek, sport, dan matic (astra-honda, 2019).
Pada tahun 2018, Honda sendiri berhasil mencapai total penjualan sebanyak
4.759.202 unit, atau menguasai 74,6 persen dari total market share (Ravel, 2019).
14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Terdapat beberapa tipe sepeda motor yang dijual oleh Honda, yaitu sport,
naked bike, trail, bebek, dan matic. Diantara lima tipe sepeda motor tersebut, yang
memiliki tingkat penjualan terbesar pada tahun 2018 adalah tipe matic. Tipe skuter
matik atau matic adalah tipe sepeda motor otomatis yang tidak menggunakan
operan gigi manual dan hanya cukup dengan satu akselerasi, sepeda motor ini
memiliki kapasitas silinder relatif kecil dan posisi pengemudi yang tegak, ukuran
sepeda motor ini lebih kecil dan ringan daripada tipe bebek. Dari data penjualan
motor Honda semester 1 atau periode Januari-Juni 2018, paling banyak ada
disegmen matic dengan perolehan 1.929.090 unit atau 76,5% pangsa pasar
(Rahadiansyah, 2018).
Tabel 2.1 Data Penjualan Motor Matic Honda Semester 1
(sumber: AISI)
Tipe Motor Penjualan
Honda BeAT Series 883.575 unit
Honda Vario Series 585.635 unit
Honda Scoopy Series 387.439 unit
Honda PCX 150 72.411 unit
Jumlah 1.929.090
Tabel 2.1 menunjukan bahwa pada periode Januari-Juni 2018, honda beat
series merupakan motor tipe matic yang paling banyak dibeli oleh masyarakat. Dari
total penjualan matic honda sebanyak 1.929.090 unit, Honda BeAT yang terjual
berjumlah 883.575 unit atau menyumbang sekitar 45% dari total penjualan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa tipe motor yang paling populer berdasarkan tren
penjulaannya adalah Honda BeAT. Atas dasar tersebut, maka dalam penelitian ini
akan menggunakan sepeda motor tipe Honda BeAT untuk media ujicoba.
2.5 Smartphone
Smartphone atau dalam Bahasa Indonesia disebut ponsel pintar, merupakan
ponsel yang dapat melakukan banyak fungsi seperti komputer, biasanya memiliki
antarmuka layar sentuh, akses internet, dan sistem operasi yang dapat menjalankan
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
aplikasi terunduh (BPPB, 2016). Berikut merupakan pendapat para ahli mengenai
pengertian smartphone. Menurut (Williams & Sawyer, 2011) definisi smartphone
adalah telepon selular yang memakai beberapa layanan seperti layar,
mikroprosesor, memori, dan modem bawaan. Dengan begitu, smartphone memiliki
fitur yang lebih lengkap dibanding handphone biasa. Layaknya sebuah komputer,
smartphone juga memiliki sistem operasi untuk dapat menjalankannya. Berbagai
contoh sistem operasi yang ada pada smartphone saat ini yaitu iOS dan Android.
Gambar 2.1 Survey Pew Reasearch Center
(sumber: Silver & Taylor, 2019)
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.1 menunjukan hasil dari survey yang dilakukan oleh Pew
Reasearch Center. Berdasarkan survey Survei dilakukan dengan responden 30.133
orang di 27 negara yang dilakukan pada 14 Mei sampai 12 Agustus 2018. Survey
ini untuk melihat perbandingan kepemilikan smartphone dan telepon seluler biasa
di antara orang dewasa tersebut, terungkap posisi Indonesia berada di urutan ke-24
dari 27 negara. Dari hasil survey tersebut seluruh orang dewasa di Indonesia, 42
persen memiliki smartphone, 28 mempunyai HP biasa, dan 29 persen tidak
memiliki HP (Yanuar & Alfarizy, 2019). Dengan jumlah kepemilikan ponsel pintar
yang begitu besar di Indonesia maka dari itu peneliti menggunakannya sebagai
bagian dari sistem autentikasi sekunder, dengan spesifikasi khusus yaitu
menggunakan sistem operasi android.
2.6 Mikrokontroler
Mikrokontroler merupakan chip mikrokomputer yang secara fisik berupa
sebuah IC (Integrated Circuit). Mikrokontroler biasanya digunakan dalam sistem
yang kecil, murah dan tidak membutuhkan perhitungan yang sangat kompleks.
Bagian utama dari mikrokontroler yaitu CPU (Central Processing Unit), RAM
(Random-Access Memmory), ROM (Read Only Memmory) dan port I/O
(Input/Output). Selain bagian-bagian utama tersebut, terdapat beberapa perangkat
keras yang dapat digunakan untuk banyak keperluan seperti melakukan
pencacahan, melakukan komunikasi serial, melakukan interupsi dll (Darmawan,
2017).
Mikrokontroler bekerja berdasarkan program (prangkat lunak) yang
ditanamkan didalamnya, program tersebut dibuat sesuai aplikasi yang diinginkan.
Aplikasi mikrokontroler normalnya terkait pembacaan data dari luar atau
pengontrolan peralatan diluarnya. Hal ini dimungkinkan sebab mikrokontroler
memiliki jalur-jalur masukan serta jalur-jalur keluaran yang dapat digunakan dalam
aplikasi pembacaan data, pengontrolan serta penyajian informasi (Darmawan,
2017).
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.7 Arduino Uno
Arduino merupakan sebuah media komputasi fisik yang bersifat open source
dimana arduino memiliki input/output (I/O) yang sederhana yang dapat dikontrol
menggunakan bahasa pemrograman. Arduino dapat dihubungkan keperangkat
seperti komputer. Bahasa pemrograman yang digunakan pada Arduino adalah
bahasa pemrograman C yang telah disederhanakan dengan fitur-fitur dalam library
sehingga cukup membantu dalam pembuatan program. Ada dua bagian utama pada
Arduino, yaitu hardware dan software. Hardware arduino merupakan papan
elektronik yang biasa disebut dengan mikrokontroler sedangkan software arduino
yang digunakan untuk memasukkan program yang akan digunakan untuk
menjalankan arduino tersebut (Setiawan, 2017).
Gambar 2.2 Mikrokontroler Arduino Uno R3
(Sumber: https://arduino.cc)
Penelitian ini menggunakan versi Arduino Uno R3 sebagaimana ditunjukan
pada gambar 2.2. Arduino Uno adalah development kit mikrokontroler yang
berbasis pada ATmega328. Arduino Uno merupakan salah satu berbagai macam
versi Arduino. Ada beberapa macam arduino board seperti Arduino Nano, Arduino
Pro Mini, Arduino Mega, dll. Arduino Uno R3 adalah seri terakhir dan terbaru dari
seri Arduino USB.
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 2.2 Spesifikasi arduino uno
Chip mikrokontroler ATmega328
Tegangan operasi 5V
Tegangan input (yang
direkomendasikan)
7V - 12V (arus DC)
Digital I/O pin 14 buah, 6 diantaranya
menyediakan PWM output
Analog Input pin 6 buah
Arus DC per pin I/O 50 mA
Arus DC pin 3.3V 50 mA
Memori Flash 32 KB, 0,5 KB telah digunakan
untuk bootloader
SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Clock speed 16 Mhz
Dimensi 2,7 inci x 2,1 inci
Arduino Uno ini dipilih karena memiliki spesifikasi yang sesuai untuk
digunakan dalam penelitian. Sebagaimana disebutkan pada table 2.1, Arduino Uno
memiliki 14 pin input dari output digital dimana 6 pin input tersebut dapat
digunakan sebagai output PWM dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal,
koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung
mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan Board
Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC
yang-ke adaptor-DC atau baterai untuk menjalankannya (Arduino, 2019).
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.7.1 EEPROM Arduino Uno
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa Arduino Uno
berbasis pada ATMega328 yang dilengkapi dengan 1024 Byte EEPROM.
EEPROM singkatan dari Electrically Erasable Programmable Read-Only
Memory. EEPROM adalah jenis PROM yang bisa dihapus dan diprogram
menggunakan sinyal elektrik yang dikembangkan oleh George Perlegos pada
tahun 1978 (Tim EMS, 2015).
EEPROM digunakan untuk menyimpan permanen dan memanggil
variabel selama program dieksekusi. Memori ini bersifat nonvolatile. Sangat
berguna dalam mencatat kesalahan fungsi dan data kesalahan selama eksekusi
program. Juga berguna menyimpan data penting yang tidak boleh hilang saat
perangkat dimatikan (Barrett, 2013). Dalam penelitian ini, EEPROM akan
menyimpan data berupa password reference dari sistem.
2.7.2 Arduino IDE
Untuk memprogram board Arduino, membutuhkan aplikasi IDE
(Integrated Development Environtment) yang disediakan gratis oleh
pengembang Arduino. Aplikasi ini berguna untuk membuat, membuka, dan
mengedit source code Arduino (Sketches). Sketches merupakan source code
berisi logika dan algoritma yang akan diunggah dalam IC mikrokontroler
Arduino (Santoso, 2015).
2.8 Modul SIM800L
SIM800L, produk yang dikeluarkan oleh Simcom. Terdapat beberapa versi
dari modul GSM yang diproduksi, seperti pada tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Perbandingan Modul GSM Simcom
SIM900 SIM900A SIM800 SIM800L
Band (frekuensi) Quad Dual Quad Quad
Default baud
rate
auto auto auto auto
GPRS Class 10/8 10/8 12/10 12/10
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
SSL - - Ya Ya
Geolocation Ya - Ya Ya
FTP Ya Ya Ya Ya
HTTPS - - Ya Ya
Telepon / SMS Ya Ya Ya Ya
Email Ya Ya Ya Ya
Radio - - Ya Ya
(Sumber: Santoso, 2018)
SIM800L merupakan versi yang lebih baru dibanding SIM900 dan SIM900A.
Hal tersebut terlihat dari beberapa fungsi SIM800L yang belum ada pada versi
SIM900A. Modul SIM800L sudah memiliki fitur Quadband, artinya modul dapat
beroperasi pada empat frekuensi, yaitu 850, 900, 1800, dan 1900 MHz. Konfigurasi
baud rate “auto” membuat modul SIM800L dapat menyesuaikan baud rate sesuai
dengan yang diterapkan pada Arduino (Santoso, 2018). spesifikasi singkat
SIM800L dapat dilihat pada table 2.4.
Tabel 2.4 Spesifikasi SIM800L
Chip SIM800L
Voltase 3.7 – 4.2 V
Frekuensi Quadband 850/900/1800/1900MHz
Tempratur operasi -40°C ~ +85°C
Ukuran modul 2.5cm x 2.3cm
Berat 1.35g
(Sumber: Simcom)
Faktor lain yang menjadi alasan digunakanya SIM800L pada sistem ini
adalah pertimbangan dari segi ukuran. Perangkat yang dibuat nantinya akan di
letakan pada sepeda motor dengan ruang penyimpanan terbatas, untuk diperlukan
komponen dengan ukuran kecil sehingga hasil akhir dari perangkat menjadi
ringkas.
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.3 Modul SIM800L dan SIM900A
(sumber: https://oddwires.com)
Gambar 2.3 merupakan perbandingan ukuran dari modul SIM800L dan
SIM900A. Terlihat bahwa ukuran SIM800L lebih kecil dibanding ukuran
SIM900A, maka untuk membuat sebuah sistem yang ringkas peneliti menggunakan
SIM800L sebagai modul gsm yang ditanamkan dalam sistem autentikasi sekunder
sepeda motor.
2.9 Modul HC-05
Bluetooth HC-05 adalah sebuah modul bluetooth SPP (Serial Port
Protocol) yang mudah di gunakan untuk komunikasi serial wireless (nirkabel) yang
mengkonversi port serial ke Bluetooth. HC-05 menggunakan modulasi bluetooth
V2.0 + EDR (Enchanced Data Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan gelombang
radio berfrekuensi 2,4 GHz. Dalam penggunaanya HC-05 dapat beroperasi tanpa
menggunakan driver khusus. Jarak sinyal dari HC-05 adalah 10 meter, dengan
kondisi tanpa penghalang (Pratama, 2014).
Untuk berkomunikasi antar Bluetooth, minimal harus memenuhi dua kondisi
berikut:
1) Komunikasi harus antara master dan slave
2) Password harus benar (saat melakukan pairing)
Modul bluetooth HC-05 terdiri dari 6 pin konektor, yang setiap pin konektor
memiliki fungsi yang berbeda-beda. Untuk gambar modul bluetooth dapat dilihat
pada gambar 2.4.
22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.4 Modul Bluetooth HC-05
(sumber: https://mbed.org/users/edodm85/notebook/HC-05-bluetooth)
Modul Bluetooth HC-05 dengan supply tegangan sebesar 3,3 V ke pin 12
modul bluetooth sebagai VCC. Pin 1 pada modul bluetooth sebagai transmitter.
Kemudian pin 2 pada bluetooth sebagai receiver. Berikut merupakan Bluetooth-to
Serial-Module HC-05 dapat dilihat pada gambar 2.5.
Gambar 2.5 Serial Modul HC-05
(Sumber: http://tokoone.com/modul-bluetooth-modul-serial)
Konfigurasi pin modul Bluetooth HC-05 yang dimanfaatkan dalam sistem
autentikasi sepeda motor ini dapat dilihat pada tabel 2.5.
Tabel 2.5 Pin Bluetooth HC-05
No Nomor Pin Nama Fungsi
1 Pin 1 Key -
2 Pin 2 VCC Sumber tegangan 5V
3 Pin 3 GND Ground tegangan
4 Pin 4 TXD Mengirim data
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5 Pin 5 RXD Menerima data
6 Pin 6 STATE -
Modul bluetooth HC-05 merupakan modul bluetooth yang bisa menjadi slave
ataupun master hal ini dibuktikan dengan bisa memberikan notifikasi untuk
melakukan pairing keperangkat lain, maupun perangkat lain tersebut yang
melakukan pairing ke modul bluetooth CH-05. Untuk mengeset perangkat
bluetooth dibutuhkan perintah-perintah AT Command yang mana perintah AT
Command tersebut akan di respon oleh perangkat bluetooth jika modul bluetooth
tidak dalam keadaan terkoneksi dengan perangkat lain.
Propagasi atau perambatan sinyal pada bluetooth dapat dipengaruhi oleh
beberapa hal sehingga mempengaruhi jarak jangkau sinyal. Beberapa hal yang
mempengaruhi propagasi sinyal bluetooth yaitu refleksi dan penyebaran. Refleksi
atau pemantulan terjadi ketika gelombang elektromagnetik mengenai obyek yang
memiliki dimensi lebih besar dibandingkan dengan panjang geombang sinyal dari
pemancar gelombang. Refleksi terjadi pada permukaan bumi, bangunan, tembok
dan penghalang lainnya. Sedangkan Scattering atau penyebaran, terjadi ketika
medium dimana gelombang merambat mengandung obyek yang lebih kecil
dibandingkan dengan panjang sinyal gelombang tersebut dan jumlah obyek perunit
volume sangat besar. Gelombang tersebar dihasilkan dari permukaan kasar, benda
kecil, atau obyek tiang lampu dan pohon (Yuliandoko, 2018). Dua hal tersebut
dapat tejadi ketika sinyal bluetooth ditransmisikan pada tempat parkir, dimana
sepeda motor akan terhalang oleh sepeda motor lainnya yang diletakan sejajar.
Maka untuk menguji hal tersebut, maka perlu melakukan uji coba terhadap jarak
jangkau transmisi bluetooth.
2.10 Product Development Lifecycle
Terdapat berbagai macam model siklus pengembangan yang diusulkan oleh
berbagai kelompok dan organisasi. Product Development Lifecycle (PDLC)
merupakan salah satu pengembangan dari siklus pengembangan yang sudah ada
dan berbagai standar regulasi, sehingga menciptakan sebuah siklus pengembangan
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang ideal untuk pengembangan perangkat keras sekaligus perangkat lunak. Tujuan
dikembangkannya siklus ini adalah untuk meningkatkan efisiensi serta efektifitas
biaya dalam pengembangan untuk tujuan komersil (Sunny L, Natalie H, Evan C L,
Nachtigal, & Helms, 2015).
Dalam Product Development Lifecycle untuk tujuan komersil, terdapat tujuh
tahapan yang mirip dengan siklus pengembangan pada umumnya, yaitu
Requirement, Desing, Manufacturing for hardware and Development for software,
Testing, Distribution, Use and Maintenance, and Disposal. Alur dari tujuh tahapan
tersebut dapat dilihat pada gambar 2.6
Gambar 2.6 Product Lifecycle Model
(Sumber: Sunny L, Natalie H, Evan C L, Nachtigal, & Helms, 2015)
Model Product Lifecycle sekilas serupa dengam model pengembangan
System Development Life Cycle (SDLC), namun terdapat pembagian khusus pada
tahap implementasi yaitu Manufacture untuk perangkat keras dan Development
untuk perangkat lunak. Atas dasar tersebut maka dalam penelitian ini mengadaptasi
model pengembangan Product Lifecycle, sebab sistem sistem yang akan dibuat
mencakup dua bagian yaitu perangkat keras dan perangkat lunak. Namun dari total
tujuh tahapan yang ada, dalam penelitian ini hanya melakuakan empat tahapan yaitu
sebagai berikut.
25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Reqirement analysis merupakan tahap pengumpulan kebutuhan dan
spesifikasi dari produk yang dikembangkan, baik dari segi perangkat keras
maupun perangkat lunak. Tahap ini mengawali seluruh tahapan lain pada
model Product Development Life Cycle. Analisis dilakukan terhadap sistem
saat ini, kemudian dikembangkan fitur-fitur baru berdasarkan kebutuhan
pasar hingga menghasilkan sistem usulan.
b. Design, baik dalam siklus perangkat keras maupun perangkat lunak, desain
berarti proses konkrit berupa perancangan sesuai dengan spesifikasi yang
telah ditentukan dalam tahap sebelumnya. Rancangan tersebut dapat berupa
skema atupun mockup (prototype) dari produk yang akan dibuat. Requirement
analysis spesifik pada apa tujuan dari diciptakannya sebuah produk,
sedangkan tahapan Design fokus pada bagaimana caranya supaya produk
dapat memenuhi tujuan tersebut.
c. Manufacture/Development, tahap manufacture fokus pada pembuatan
perangkat keras. Komponen dirangkai sesuai dengan skema yang telah
dirancang pada tahap sebelumnya, hingga menghasilkan produk akhir.
Sedangkan tahap development fokus pada pengembangan perangkat lunak.
Cakupan dari tahap ini adalah proses pengkodean hingga menghasilkan
perangkat lunak yang siap untuk ditanamkan dalam produk perangkat keras.
Pengembangan perangkat lunak ini tentu mengacu pada analisis kebutuhan
yang telah dilakukan.
d. Testing, Pengujian sistematis dilakukan untuk memastikan fungsionalitas dan
performa produk. Produk dengan fungsionalitas yang baik harus dapat
memenuhi kebutuhan pengguna sebagai mana pada tahapa requirement.
Sedangkan untuk performa dapat diuji dengan variabel teretentu yang
berkaitan dan mempengaruhi kinerja produk.
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.11 Structured Analysis for Real Time system (SA-RT)
Structured Analysis for Real Time system (SA-RT) atau yang diterjemahkan
menjadi Analisis Terstruktur untuk sistem Waktu Nyata, merupakan bentuk desain
grafis yang berfokus pada analisis kebutuhan fungsional dan alur informasi dalam
sebuah sistem.
Dari berbagai metode berbentuk grafis yang ada, metode yang paling banyak
digunakan dalam industri adalah SA-RT. Model ini representasi dari susunan
diagram yang didalamnya sudah termasuk alur data dan transformasi kontrol.
Trasformasi kontrol dalam metode SA-RT digambarkan lebih spesifik dalam
sebuah diagram tersendiri yaitu State Transition Diagram (STD), sedangkan
sebuah perintah/kontrol digambarkan melalui Control Flow (Lakhoua, 2012).
SA-RT merupakan metode yang kompleks dalam analisa dan desain sistem.
Metode ini paling sering digunakan dalam aplikasi yang berorientasi teknis dan
real-time. SA-RT merupakan metode independent berbasis grafik, hirarki dan
implementasinya menggunakan pengembangan dengan model top-down, seperti
gambar 2.7 berikut.
Gambar 2.7 Organisasi Model SA-RT
(Sumber:Lakhoua, 2012)
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Metode SA-RT memungkinkan analis untuk mengidentifikasi jalur keluar
masuknya data pada algoritma atau program komputer. SA-RT terbagi menjadi tiga
modul, yaitu Context Diagram (CD), Data Flows Diagram (DFD), dan Control
Flows Diagram (CFD). Setiap modul memiliki gambar dengan interpretasi simbol
tersendiri. Perbedaan symbol pada CD dalam metode SA-RT yaitu:
a. Terminator dalam CD merupakan elemen penutup, yaitu elemen yang
melingkupi tindakan dalam Context Diagram.
b. Aliran data adalah elemen akhir yang menjadi pembuka ataupun tindakan
terakhir dalam CD.
c. Aliran control umunya merupakan ikatan dari proses menuju terminator dan
dapat menjadi elemen utama dari proses.
Tahap akhir dari metode SA-RT adalah Control Flow Diagram. CFD
sebenarnya merupakan bentuk ringkas dari Diagram Konteks dan DFD. Proses
control akan menentukan fungsi, prosedur atau tempat dengan parameter internal
maupun eksternal. Hal ini dapat terjadi karena proses control disatukan dalam
sebuah kolam inti pada struktur. Kolam ini dapat menjadi pembawa parameter
dalam pengaturan fungsi atau prosedur, terutama ikatan antara proses control dan
proses yang sedang berlangsung (Lakhoua, 2012).
Penelitian ini menggunakan metode SA-RT sebab dengan metode ini
interaksi antar proses yang terjadi dalam sistem usulan dapat digambarkan melalui
alur control dan alur data sekaligus. Berbeda dengan UML dan flowchart yang
digunakan dalam penelitian (Pratama & Rakhmadi, 2019), dimana pemodelan
tersebut belum bisa menggambarkan alur control untuk mengintrupsi suatu proses
pada sistem real-time.
2.12 Studi Pustaka
Studi pustaka adalah menganalisis secara kritis pustaka penelitian yang ada
saat ini. Studi pustaka tersebut perlu dilakukan secara ketat dan harus mengandung
keseimbangan antara uraian deskriptif dan analisis. Identifikasi kekuatan dan
kelemahan pustaka tersebut dengan menelaah hasil atau temuan penelitian tersebut,
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
metodologi yang digunakan, serta bagaimana hasil temuan tersebut dibandingkan
penelitian atau publikasi lainnya (Sudaryono, Margono, & Rahayu, 2011).
2.13 Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung ke obyek
penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Obyek dari penelitian
adalah perilaku, tindakan manusia, fenomena, dan proses kerja (Sudaryono et al.,
2011).
Menurut Cartwright, CA & Cartwright, GP, dalam bukunya Developing
Observation Skill. Mendefinisikan observasi sebagai suatu proses melihat,
mengamati dan mencermati serta merekam perilaku secara sistematis untuk suatu
tujuan tertentu. Sedangkan tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan
perilaku objek serta memahaminya atau bisa juga hanya ingin mengetahui frekuensi
suatu kejadian. Dari sini bisa difahami bahwa inti dari observasi adalah adanya
perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak
dapat berupa perilaku yang dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat
dihitung, dan dapat diukur.
2.14 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Metode ini diyakini mampu mendapatkan data yang lebih akurat dan
objektif terhadap permasalahan yang didapat langsung dari responden (Sudaryono
et al., 2011).
2.15 Sampling Kuota
Sampling kuota adalah Teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Teknik ini
jumlah populasi tidak diperhitungkan tetapi diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok. Sampel diambil dengan memberikan jatah atau quorum tertentu pada
kelompok. Pengumpulan data dilakukan pada unit sampling. Setelah terpenuhi,
maka pengumpulan data dihentikan (Prayadnya & Jayantika, 2018).
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.16 Black Box Testing
Black box testing merupakan pengujian yang terfokus pada apakah unit
program memenuhi kebutuhan (requirement) yang disebutkan dalam spesifikasi.
Pada black box testing, cara pengujian dilakukan dengan menjalankan atau
mengeksekusi unit atau modul, kemudian diamati apakah hasil dari unit itu sesuai
dengan proses bisnis yang diinginkan (Muslihudin & Oktafianto, 2016).
2.17 Tinjauan Pustaka
Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil kajian dari penelitian-penelitian
yang sudah dilakukan sebelumnya untuk mempelajari dan mengadaptasi berbagai
alat, modul dan metode yang terdapat pada penelitian sebelumnya. Tabel 2.6 akan
menjelaskan penelitian sebelumnya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian
yang dilakukan penulis.
Tabel 2.6 Penelitian Sejenis
No Judul Peneliti Komponen Deskripsi
1. Implementation
of Wireless Xbee
Autentication
System of
Motorcycle
(Tombeng et
al., 2019)
- Arduino
Mega
- RFID
- Keypad 4x4
- Sistem dapat menghidupkan/
mematikan kelistrikan sepeda
motor yang dimasukan
mealui keypad 4x4
- Sistem dapat menghidupkan
mesin sepeda motor
menggunakan RFID tag
- Batas maksimal jarak untuk
membaca RFID tag sejauh 5
cm sehingga kurang fleksibel
- Pemodelan sistem dalam
penelitian ini menggunakan
Unified Modeling Language
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
- Sistem dipasang secara
paralel terhadap kunci kontak
speda motor
- Jumlah test case yang diuji
pada sistem ini sebayak 4
fungsi dan seluruhnya sesuai
2. Design of
Motorcycle
Security System
Using Fsr (
Force Sensitive
Resistor ) Sensor
, Arduino Uno
Microcontroller
and Sim800L
Module
(Pratama &
Rakhmadi,
2019)
- Arduino
Uno
- FSR
- SIM800L
- Sistem dapat memberikan
notifikasi bahaya melalui sms
saat Force Sensitive Resistor
menerima tekanan
- Sistem dapat memutus/
menghubungkan kelistrikan
sepeda motor melalui sms
dengan tingkat keberhasilan
98%
- Sistem belum mengadaptasi
metode autentikasi apapun,
sehingga sistem dapat
diperintah oleh siapapun
melalui sms
- Pemodelan dalam penelitian
ini menggunakan flowchart
- Sistem dipasang secara seri
antara kunci konvensional
dengan kelistrikan sepeda
motor
- Jumlah test case yang diuji
pada sistem ini sebanyak 3
fungsi dan seluruhnya sesuai
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Arduino based
Auto Door
unlock control
system by
Android mobile
through
Bluetooth and
Wi-Fi
(Muthumari,
2018)
- Arduino
Uno
- Bluetooth
- Camera
Wi-Fi
- Servo
- Sistem dapat membuka kunci
pintu rumah dari jarak
tertentu melalui aplikasi
android yang terhubung
dengan koneksi bluetooth
- Sistem dapat menampilkan
situasi di depan pintu rumah
melalui camera Wi-fi
- Sistem belum terdapat
metode autentikasi apapun,
sehingga pintu rumah dapat
dibuka oleh siapapun yang
memiliki aplikasi
- Pemodelan sistem dalam
depenlitian ini menggunakan
flowchart
- Jumlah test case yang diuji
pada sistem ini sebanyak 3
fungsi dan sleuruhnya sesuai
Tabel 2.6 menujukan bahwa pada penelitian (Tombeng et al., 2019)
mengusulkan sistem autentikasi untuk mengurangi resiko pencurian sepeda motor.
Pemodelan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah Unified Modeling
Language. Sistem kunci konvensional sepeda motor dihubungkan secara parallel
dengan sistem autentikasi berbasis RFID dan kata sandi. Kata sandi berupa angka
dapat dimasukan melalui tombol keypad yang berfungsi untuk disimpan pada
RFID. Untuk menjalankan proses autentikasi, RFID perlu di dekatkan pada RFID
reader yang kemudian sistem akan menghidupkan sepeda motor. Pada penelitian
ini masih terbatas pada jarak pembacaan RFID tag dari reader harus dekat sehingga
kurang fleksibel.
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penelitian (Pratama & Rakhmadi, 2019) menggunakan modul SIM800L dan
Force Sensitive Resistor sensor untuk membuat sistem pengaman sepeda motor.
Pemodelan sistem yang digunakan dalam penelitian ini adalah flowchart. .Dimana
sistem dapat menerima perintah melalui sms yang masuk dari modul SIM800L,
sekaligus dapat mengirimkan sms notifikasi pada nomor telpon pengguna saat
terjadi indikasi pencurian sepeda motor yang terpasang sistem tersebut. Sistem ini
dipasang secara seri diantara kunci kontak dan kelistrikan sepeda motor, sehingga
dapat memutus kelistrikan sepeda motor ketika menerima perintah melalui SMS
Pada penelitian ini masih belum terdapat proses autentikasi untuk membatasi
perintah yang masuk, sehingga nomor telpon siapapun dapat memberikan perintah
pada sistem melalui sms.
Sedangkan pada penelitian (Muthumari, 2018) mengusulkan sistem pembuka
pintu otomatis yang dikendalikan melalui aplikasi android yang terhubung dengan
modul bluetooth HC-05 dan Wi-fi. Pemodelan sistem yang digunakan dalam
penelitian ini adalah flowchart. Sistem ini akan memberikan citra gambar yang
terekam kamera kepada pengguna melalui Wi-fi. Sehingga pengguna dapat melihat
siapa orang yang datang bertamu melalui aplikasi. Saat pengguna berkenan, kunci
pintu dapat dibuka dari jarak jauh melalui koneksi Bluetooth antara ponsel pintar
dan prototipe alat. Pada penelitian ini masih belum terdapat proses autentikasi pada
koneksi bluetooth sehingga kurang aman, sebab prototipe alat dapat diperintah oleh
perangkat bluetooth siapapun, tidak hanya pemilik rumah saja.
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui perbedaan dan keunggulan dari
penelitian yang dilakukan oleh penulis dibandingkan dengan penelitian-penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya, sebagaimana terlihat pada tabel 2.7 berikut.
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 2.7 Perbedaan Penelitian 1
No. Nama Peneliti
/ Tahun Penelitian
Mikrokontroler
yang digunakan
Aplikasi
Android gsm Bluetooth Autentikasi Jarak Waktu UAT
1. (Tombeng et
al., 2019)
Implementation of
Wireless Xbee
Autentication System
of Motorcycle
Arduino Mega - - - Menggunakan
password dan RFID
Maksimal
5 cm -
4 Test case
Kesesuaian
100%
2. (Pratama &
Rakhmadi,
2019)
Design of
Motorcycle Security
System Using Fsr (
Force Sensitive
Resistor ) Sensor ,
Arduino Uno
Microcontroller and
Sim800L Module
Arduino Uno - Ya - Tidak ada - -
3 Test case
Kesesuaian
100%
-3. (Muthumari,
2018)
Arduino based Auto
Door unlock control
system by Android
mobile through
Bluetooth and Wi-Fi
Arduino Uno Ya - Ya
Menggunakan
password saat pairing
antar perangkat
- -
3 Test case
Kesesuaian
100%
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. (Mahfudz,
2019)
Pembuatan Sistem
Autentikasi
Sekunder Sepeda
Motor dengan
Modul HC-5 dan
SIM800L Berbasis
Arduino.
Arduino Uno Ya Ya Ya
Menggunakan
password pada
koneksi bluetooth saat
pairing dan setiap
memberi perintah.
Serta, menggunakan
nomer telpon untuk
autentikasi setiap
menerima perintah
melalui SMS.
Akan
dilakukan
pengujian
Akan
dilakukan
pengujian
Akan
dilakukan
pengujian
Tabel 2.8 Perbedaan Penelitian 2
No.
Nama
Peneliti /
Tahun
Penelitian Pemodelan Manipulasi Kelistrikan
1. (Tombeng et
al., 2019)
Implementation of
Wireless Xbee
Autentication System of
Motorcycle
UML
Relay dihubungkan secara
paralel dengan kunci kontak.
Sehingga dapat menghidupkan
/mematikan mesin sepeda motor
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. (Pratama &
Rakhmadi,
2019)
Design of Motorcycle
Security System Using
Fsr ( Force Sensitive
Resistor ) Sensor ,
Arduino Uno
Microcontroller and
Sim800L Module
Flowchart
Relay dihubungkan secara seri
antara accu dan kunci kontak,
sehingga dapat memutus/
menghubungkan kelistrikan
menuju kunci kontak
3. (Muthumari,
2018)
Arduino based Auto
Door unlock control
system by Android
mobile through Bluetooth
and Wi-Fi
Flowchart -
4. (Mahfudz,
2019)
Pembuatan Sistem
Autentikasi Sekunder
Sepeda Motor dengan
Modul HC-5 dan
SIM800L Berbasis
Arduino.
SA-RT
Dua buah relay dihubungkan
secara paralel dan seri
sekaligus dengan kunci kontak,
sehingga dapat menghidupkan/
mematikan sepeda motor dan
memutus/menghubungkan
kelistrikan sepeda motor
sekaligus.
.
36
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Terdapat berbagai metode yang dapat digunakan untuk memperoleh data
yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Peneliti menggunakan beberapa metode
pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.
3.1.1 Kuesioner
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data pendukung latar
belakang dalam penelitian ini serta untuk mengetahui lebih lanjut
permasalahan yang dialami oleh pengendara sepeda motor. Adapun
penyebaran kuesioner dilakukan terhadap 100 orang responden dari
pengendara sepeda motor di wilayah jabodetabek dengan umur 20 sampai
dengan 50 tahun. Metode yang digunakan dalam penentuan jumlah sampel
dalam kuesioner ini adalah kuota sampling. Penggunaan metode tersebut
disebabkan karena jumlah populasi yang ingin diperoleh datanya tidak
diketetahui. Sehingga tidak mungkin untuk menggunakan metode probability
sampling. Maka dari itu dengan metode kuota sampling ini peneliti
menetapkan 10 kelompok populasi berdasarkan domisili dan usia, dengan
kuota masing-masing kelompok sebanyak 10 responden.
3.1.2 Wawancara
Dilakukan wawancara secara langsung kepada tiga orang responden
kuesioner yang pernah mengalami kasus kehilangan kunci. Wawancara
bertujuan menggali informasi mengenai pengalaman yang pernah dialami
narasumber terkait masalah kehilangan kunci. Pemilihan narasumber
didasarkan pada latar belakang narasumber yang mengerti pemrograman dan
teknologi, sehingga informasi yang didapat dapat lebih fokus dan tidak keluar
dari topik pembicaraan. Wawancara dilakukan pada tiga orang narasumber
salah satunya Idriano Rachadi, seorang karyawan swasta berlatar belakang
pendidikan informatika yang menggunakan sepeda motor sebagai moda
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
transportasi utama. Hasil dari wawancara ini digunakan untuk mengetahui
kebutuhan sistem, fitur yang dibutuhkan pengguna, dan kelengkapan dalam
pembuatan alat ini. Dengan harapan dari ketiga orang tersebut dapat
melengkapi kebutuhan-kebutuhan sistem yang mungkin belum disebut oleh
narasumber lainnya. Hasil dari wawancara ini dapat dilihat pada lampiran.
3.1.3 Studi Literatur
Pada tahapan pengumpulan data dengan cara studi pustaka, peneliti
mencari berbagai referensi yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.
Pencarian referensi dilakukan bersumber dari buku, jurnal, maupun secara
online melalui internet. Informasi yang telah diperoleh dari sumber-sumber
tersebut, akan dipilih untuk dipergunakan dalam penelitian ini.
3.1.4 Observasi
Teknik pengumpulan data observasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang
telah dirancang sebelumnya mengenai apa yang akan diamati. Observasi
digunakan untuk mengukur functionality dari pengujian sistem yang
dikembangkan.
3.2 Model Pengembangan Sistem
Dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan sistem Product
Development Lifecycle. Tahapan yang terdapat dalam model ini yaitu Requirements
Analysis, Design, Manufacture and Development, dan Testing.
3.2.1 Requirement Analysis
Reqirement analysis merupakan tahap pengumpulan kebutuhan dan
spesifikasi dari produk yang dikembangkan, baik dari segi perangkat keras
maupun perangkat lunak. Tahap ini mengawali seluruh tahapan lain pada
model Product Development Life Cycle.
Tahap pengumpulan kebutuhan dilakukan dengan metode wawancara
terhadap pihak terkait dan studi literatur. Melalui pengumpulan kebutuhan
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
tersebut, peneliti memperoleh data mengenai pengemudi sepeda motor (fitur
yang dibutuhkan), komponen untuk membangun produk, tools untuk
pengembangan sistem, teori yang akan digunakan, serta data untuk desain dan
proses pembuatan alat dan sistem.
Analisis pada tahap ini dilakukan dengan metode Structured Analysis
for Real Time system (SA-RT). SART sendiri pengembangan lanjut dari Data
Flow Diagram (DFD) yang di gabungkan dengan Control Flow Diagram
(CFD). Hasil dari analisis ini yang nantinya akan digunakan sebagai acuan
dalam pengkodean fitur dalam sistem autentikasi sekunder sepeda motor.
3.2.2 Design
Tahap desain difokuskan kepada pembuatan rancangan sistem
autentikasi sekunder sepeda motor yang digambarkan dalam bentuk blok
diagram dengan disertai penjelasan masing-masing tahapannya. Blok
diagram ini akan menggambarkan alur kerja sistem yang terdiri atas berbagai
modul dan komponen. Pembuat skematik yang menggambarkan integrasi
antar modul yang terdapat pada sistem juga terdapat pada tahap ini, serta
pembuatan mockup aplikasi android yang berfungsi sebagai pemberi perintah
dan mendukung fungsional sistem.
3.2.3 Manufacture and Development
Tahap ini dibagi menjadi dua yaitu manufacture dan development.
Tahap manufacture fokus pada pembuatan alat autentikasi sekunder sepeda
motor. Penyusunan komponen dan modul perangkat keras sesuai dengan
skematik yang telah dibuat. Integrasi antar modul juga dilakukan dengan
mengacu pada konfigurasi pin yang telah tentukan pada tahapan design.
Sedangkan dalam tahap development difokuskan pada pembuatan
kode program melalui aplikasi arduino IDE menggunkan bahasa
pemrograman C. Kode program dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan
sistem dan blok diagram yang telah dibuat sebelumnya, sehingga fitur yang
dibuat pada sistem sesuai dengan kebutuhan dan keperluan pengguna. Script
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
hasil pengkodean tersebut yang nantinya akan diunggah dalam alat untuk
memproses data baik dari koneksi bluetooth atau pun SMS untuk diverifikasi.
3.2.4 Testing
Pengujian sistem dilakukan dengan cara black box testing, dengan
tujuan untuk mengetahui fungsionalitas dan performa dari sistem yang dibuat.
Pengujian dilakukan pada seluruh rangkaian sistem setelah terintegrasi
dengan sepeda motor, untuk mengetahui apakah sistem dapat berfungsi sesuai
dan memenuhi tujuan yang diinginkan maka dilakukan pengujian sebagai
berikut.
a. Pengujian tingkat sistem untuk mengetahui jarak maksimal
autentikasi melalui koneksi bluetooth diukur dari tingkat
keberhasilannya. Pengujian ini dilakukan untuk megetahui apakah
sistem yang dibuat dapat memperoleh jarak yang lebih jauh
dibandingkan sistem pada penelitian (Tombeng et al., 2019) yang
masih terbatas pada maksimal jarak 5cm menggunakan RFID.
b. Pengujian tingkat sistem untuk mengetahui pengaruh variabel jarak
terhadap waktu respon pada autentikasi melalui koneksi bluetooth.
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur performa sistem dari segi
waktu dalam memproses data pada fungsi autentikasi bluetooth. Hasil
dari pengujian ini dapat menjadi acuan dalam pengembangan
selanjutnya untuk membandingkan waktu proses autentikasi melalui
Bluetooth.
c. Pengujian tingkat sistem untuk mengetahui waktu proses pada
autentikasi melalui SMS. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur
performa sistem dari segi waktu dalam memproses data pada fungsi
autentikasi melalui SMS. Hasil dari pengujian ini dapat menjadi acuan
dalam pengembangan selanjutnya untuk membandingkan waktu
proses autentikasi melalui SMS.
d. Pengujian tingkat user, untuk mengetahui fungsionalitas sistem
menggunakan user acceptance test. Sehingga dapat dibandingkan
40
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan pengujian fungsional yang dilakukan penelitian sebelumnya
yaitu (Tombeng et al., 2019), (Pratama & Rakhmadi, 2019) dan
(Muthumari, 2018)
3.3 Kerangka Berpikir
Pengembangan sistem autentikasi sekunder sepeda motor berbasis arduino
disusun melalui beberapa tahapan yang dilakukan untuk memudahkan proses
penelitian. Alur tahapan metode yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat
pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir
41
BAB 4
ANALISIS, DESAIN, IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
4.1 Requirement Analysis
Pada tahap ini, dijelaskan apa saja yang menjadi kebutuhan sistem, yang
meliputi tinjauan sistem, mendefinisikan ruang lingkup, analisis kebutuhan sistem,
analisis perangkat lunak maupun perangkat keras, dan juga analisis sistem berjalan
dan usulan.
4.1.1 Tinjauan Sistem
Sistem yang dikembangkan terdiri atas dua bagian, yaitu alat yang
dipasang pada sepeda motor dan perangkat lunak berbasis android. Alat ini
menerima data masukan dari aplikasi android yang terhubung melalui
jaringan Bluetooth ataupun melalui pesan singkat. selanjutnya data tersebut
di verifikasi oleh sistem, baru kemudian perintah dijalankan untuk
memanipulasi kelistrikan sepeda motor. Perintah dan fitur yang ada dalam
sistem ini disesuiakan dengan kebutuhan pengguna sesuai dengan hasil
kuesioner dan wawancara, yaitu:
a. Memutus kelistrikan sepeda motor
b. Menghubungkan kelistrikan sepeda motor
c. Menghidupkan kelistrikan sepeda motor
d. Mematikan kelistrikan sepeda motor
e. Menggunakan objek autentikasi berupa kata sandi
f. Dapat mengubah kata sandi
g. Dapat dioperasikan dari jarak jauh
42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.2 Mendefinisikan Ruang Lingkup
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah orang yang memiliki
sepeda motor dengan pengembangan sistem autentikasi, sistem yang dapat
menghidupkan sepeda motor saat tanpa menggunakan kunci konvensional,
juga dapat memutus kelistrikan sepeda motor secara jarak jauh, dan
pengembangan ini hanya diterapkan pada satu jenis sepeda motor saja yaitu
matic honda beat.
4.1.3 Analisis Sistem Berjalan
Berdasarkan hasil kuesioner dan studi literatur yang dilakukan, dapat
diketahui bahwa hampir semua sistem yang berjalan saat ini masih
menggunakan kunci konvensional. Dimana saat terjadi kehilangan kunci,
pemilik kendaraan belum menemukan solusi instan untuk mengatasinya.
Akibatnya tentu berdampak pada aktifitas harian pemilik sepeda motor yang
terganggu serta kerugian waktu, tenaga dan materil yang tidak bisa dihindari.
Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, maka sistem yang sudah
berjalan selama ini pada saat terjadinya kasus kehilangan kunci dapat dilihat
pada gambar 4.1.
Gambar 4.1 Sitem Berjalan
43
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.4 Analisis Sistem Usulan
Pada penelitian ini kemudian ditarik kesimpulan bahwa pengguna
sepeda motor merasa belum ada sistem yang dapat mengatasi permasalahan
kehilangan kunci sepeda motor. Sebagai salah satu solusi dari permasalahan
tersebut diusulkan sebuah sistem autentikasi sekunder dengan mikrokontroler
Arduino Uno dan aplikasi android menggunakan modul GSM dan bluetooth.
Berikut adalah usulan sistem dapat dilihat pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Sistem usulan
44
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.2 menunjukan aktifitas pengguna ketika menggunakan
sistem autetikasi sekunder saat kunci sepeda motor mereka hilang. Kelistrikan
sepeda motor yang telah menggunakan sistem tersebut akan aktif saat sistem
dapat mengidentifikasi pengguna yang sah melalui kata sandi yang dikirim
melalui aplikasi android. Kata sandi diterima sistem melalui modul bluetooth
yang kemudian diproses pada mikrokontroler. Selan itu pengguna juga dapat
memberi perintah pengamanan melalui SMS untuk mengunci kelistrikan pada
sepeda motor. Dengan perintah sms ini pengguna tidak perlu khawatir jika
kunci tertinggal pada sepeda motor atau ditemukan orang lain, sebab sepeda
motor tidak dapat hidup meski menggunakan kunci sekalipun. Fitur
keamanan ini menggunakan modul gsm untuk menerima pesan singkat dari
aplikasi, pesan tersebut akan diteruskan ke mikrokontroler untuk diproses.
Autentikasi pengguna dilakukan melalui nomor telpon yang sudah dimasukan
pada sistem. Sehingga tidak sembarang nomor telpon dapat memberikan
perintah tersebut.
4.1.5 Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem
Tahap ini berisi analisis terhadap kebutuhan-kebutuhan fungsional
dari sistem menggunakan metode SA-RT. Kebutuhan fungsi utama sistem
autentikasi sekunder ini disajikan dalam Data Flow Diagram (DFD) dan
Control Flow Diagram (CFD).
Gambar 4.3 Context Diagram/DFD level 0
45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada gambar 4.3 menunjukan data melalui masukan eksternal yang
masuk ke dalam proses sistem. data berasal dari dua input eksternal yaitu
modul Bluetooth dan modul gsm. setelah sistem menerimanya, data tersebut
diolah hingga mengasilkan data output menuju dua buah relay.
Gambar 4.4 DFD level 1 "sistem autentikasi"
Pada gambar 4.4 berikut ini menampilkan Data Flow Diagram (DFD)
level 1 dari sistem autentikasi sekunder. Proses pengolahan data pada sistem
ini terbagi menjadi dua sesuai dengan sumber masuknya data. Dalam sistem
input dari masing-masing data masukan akan melalui beberapa proses hingga
akhirnya menghasilkan keluaran berupa status relay.
Gambar 4.5 DFD/CFD level 1 “sistem autentikasi”
46
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada gambar 4.5 menampilkan kebutuhan fungsi utama sistem
autentikasi sekender berupa gabungan Data Flow Diagram (DFD) dan
Control Flow Diagram (CFD) level 1. Dari gambar terlihat bahwa untuk
dapat mengontrol relay, data input harus melalui beberapa proses yaitu:
a. Proses Verifikasi Kata Sandi
Digunakan untuk memverifikasi kata sandi yang dikirim, jika tidak
sesuai maka proses pembacaan data tidak dilakukan. Sebaliknya, jika
sesuai maka data akan dikirim menuju proses selanjutnya dan
kontroler mengaktifkan proses pembacaan perintah.
b. Proses Pembacaan Perintah Bluetooth
Digunakan untuk membaca data yang diteruskan dari proses
sebelumnya untuk mengetahui tujuan dari pengguna. Data berupa
perintah on/off yang kemudian akan diterjemahkan berupa perintah
kontrol untuk mengubah status relay 1.
c. Proses Perintah Relay 1
Digunakan untuk mengubah perintah kontrol yang masuk menjadi
data yang dapat dikenali oleh relay 1. Perintah on akan mengubah
status relay menjadi low sedangkan perintah off akan mengubah status
relay menjadi high.
d. Proses Verifikasi Nomor Telpon
Digunakan untuk memverifikasi nomor telpon yang dikirim, jika tidak
sesuai dengan yang sudah di daftarkan maka proses pembacaan data
tidak dilakukan. Sebaliknya, jika sesuai maka data akan dikirim
menuju proses selanjutnya dan kontroler mengaktifkan proses
pembacaan perintah.
47
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
e. Proses Pembacaan Perintah SMS
Digunakan untuk membaca data yang diteruskan dari proses
sebelumnya untuk mengetahui tujuan dari pengguna. Data berupa
perintah lock/unlock yang kemudian akan diterjemahkan berupa
perintah kontrol untuk mengubah status relay 2.
f. Proses Perintah Relay 2
Digunakan untuk mengubah perintah kontrol yang masuk
menjadi data yang dapat dikenali oleh relay 2. Perintah lock akan
mengubah posisi relay menjadi low sedangkan perintah unlock akan
mengubah posisi relay menjadi high.
Gambar 4.6 State-Transition Diagram
Gambar 4.6 merupakan Diagram Perpindahan Keadaan yang
menggambarkan perpindaha dari satu keadaan ke keadaan lain jika terdapat
event yang masuk.
48
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.6 Analisis Kebutuhan Perangkat Keras
Dalam pembuatan sistem autentikasi sekunder pada sepeda motor ini,
dibutuhkan beberapa perangkat keras baik berupa mikrokontroler dan
komponen pendukung lainnya. Pemilihan spesifikasi perangkat keras menjadi
sangat penting agar sistem dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Untuk itu pemilihan perangkat keras ini didasarkan
pada tinjauan literatur sejenis. Tabel 4.1 menerangkan daftar kebutuhan
perangkat keras dibutuhkan:
Tabel 4.1 Kebutuhan perangkat keras
Mikrokontroler Arduino Uno sebagai otak dari sistem digunakan
dalam penelitian ini dengan pertimbangan konsumsi energi. Sebelumnya
dalam penelitian (Tombeng et al., 2019) mikrokontroler yang digunakan
adalah Arduino mega, namun dari penelitian tersebut diketahui bahwa
penggunaan mikrokontroler dengan spesifikasi lebih rendah lebih disarankan
dengan alasan konsumsi energi yang lebih sedikit untuk mengurangi
konsumsi daya accu sepeda motor.
No. Komponen Jumlah Kegunaan
1. Arduino Uno R3 1 Sebagai otak dari sistem yang dapat
mengolah data dan melakukan seluruh
proses pada sistem.
2. Modul SIM800L 1 Sebagai media komunikasi antara
Arduino Uno dengan aplikasi android
melalui pesan singkat secara jarak jauh
3. Modul Bluetooth
HC-05
1 Sebagai media komunikasi antara
Arduino Uno dengan aplikasi android
dalam kepentingan autentikasi
4. Relay 2 Channel 1 Sebagai sakelar yang dapat mengatur
kelistrikan pada sepeda motor sesuai
dengan perintah Arduino Uno
49
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Modul Bluetooth HC-05 digunakan dalam penelitian ini sebagai
media komunikasi antara Arduino Uno dengan aplikasi android dalam
kepentingan autentikasi. Pertimbangan digunakannya modul ini adalah untuk
memberikan jarak yang lebih fleksibel bagi pengguna saat melakukan
autentikasi. Sebelumnya dalam penelitian (Tombeng et al., 2019) modul yang
digunakan sebagai media autentikasi adalah RFID, namun dari penelitian
tersebut diketahui behawa jarak meksimal untuk membaca RFID tag hanya
sejauh 5 cm. Sehingga dalam penelitian ini menerapkan modul Bluetooth
sebagai media alternatif dalam melakukan autentikasi.
Modul SIM800L digunakan sbagai media komunikasi antara Arduino
Uno dengan aplikasi android melalui pesan singkat secara jarak jauh.
Sebelumnya pada penelitian (Pratama & Rakhmadi, 2019) telah berhasil
menerapkan SIM800L untuk menghubungkan sepeda motor dengan
smartphone melalui pesan singkat. Alasan lain digunakannya SIM800L
dibandingkan modul gsm sejenis yaitu dari segi ukuran sebagaimana
dijelaskan dalam landasan teori. Salah satunya modul SIM900A,
dibandingkan modul ini SIM800L memiliki dimensi yang lebih kecil
sebagaimana dilihat pada gambar 2.3. tujuannya yaitu untuk menciptakan
perangkat yang ringkas sehingga dapat diletakan dalam bagasi sepeda motor
yang terbatas.
Relay 2 chanel digunakan sebagai sakelar yang dapat mengatur
kelistrikan pada sepeda motor sesuai dengan perintah Arduino Uno. Relay 2
chanel dipilih untuk memenuhi dua buah modifikasi kelistrikan yang
dilakukan terhadap sepeda motor. Satu relay dihubungkan secara parallel
terhadap kunci kontak sepeda motor untuk dikendalikan melalui bluetooth,
sedangkan relay kedua dihubungkan secara seri terhadap kunci kontak untuk
dikendalikan melalui pesan singkat
50
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.7 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Selain perangkat keras yang sudah disebutkan sebelumnya,
dibutuhkan juga perangkat lunak untuk mendukung kinerja perangkat keras
agar berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Berikut perangkat lunak yang
dibutuhkan dalam pembuatan sistem sistem autentikasi sekunder sepeda
motor ini agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan
Tabel 4.2 Kebutuhan Perangkat Lunak
Arduino IDE berfungsi untuk membuat, membuka, dan mengedit source
code. Alasan digunakannya aplikasi ini karena mikrokontroler yang digunakan
dalam penelitian adalah Arduino uno, maka untuk dapat memprogram board
Arduino tersebut, membutuhkan aplikasi IDE (Integrated Development
Environtment) yang disediakan gratis oleh pengembang Arduino.
MIT App Inventor digunakan untuk membuat aplikasi android yang sesuai
dengan fungsi sistem autentikasi sekunder. Alasan digunakannya aplikasi ini karena
memudahkan peneliti dalam pembuatan aplikasi android dengan fungsi sederhana.
Dibandingkan aplikasi sejenis seperti android studio, aplikasi ini lebih mudah
No. Perangkat
Lunak
Kegunaan
1. Arduino IDE Digunakan untuk menulis kode program yang
berisi instruksi yang diperlukan untuk diunggah
pada mikrokontroler Arduino Uno.
2. MIT App Inventor Digunakan untuk membuat aplikasi android yang
sesuai dengan kebutuhan sistem autentikasi
sekunder.
3. Microsoft Visio Digunakan untuk membuat diagram aliran data dan
diagram aliran kontrol dari sistem autentikasi
sekunder sepeda motor.
4. Fritzing Digunakan untuk membuat skema dari sistem
autentikasi sekunder sepeda motor.
51
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dipahami dan lebih cepat untuk membuat aplikasi android sederhana, sebab
pengguna tidak perlu menuliskan source code untuk membuat apliaksi android.
Microsoft Visio dalam penelitian ini digunakan untuk membuat model grafis
dari SA-RT. Dibandingkan aplikasi pegolah grafis lainnya, aplikasi ini
menyediakan tools dan library pendukung sesuai jenis diagram/model yang ingin
dibuat, sehingga memudahkan peneliti untuk membuat diagram alir data dan
diagram alir control untuk kepentingan penelitian.
Fritzing merupakan aplikasi yang digunakan untuk merancang berbagai
peralatan elekronika. Dalam penelitian ini fritzing berguna untuk membuat skema
antara modul dalam betuk prototipe. Alasan digunakannya fritzing karena termsuk
dalam aplikasi yang tidak berbayar, selain itu fritzing juga memiki data komponen
yang diperlukan dalam penelitian ini.
4.2 Design
Tahapan desain didefinisikan sebagai perancangan sementara sistem yang
dibuat sebagai tahap awal membuat suatu sistem sebelum masuk tahap
implementasi. Pada tahap ini akan dibuat skenario arsitektur rancangan sistem yang
menjadikan perangkat keras yang digunakan menjadi sebuah kesatuan sistem
sehingga rangkaian tersebut dapat dirangakai dan diprogram pada tahap
selanjutnya.
Gambar 4.7 block diagram sistem
52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Penjelasan dari blok diagram antar komponen pada gambar 4.7 adalah
sebagai berikut:
1. Arduino Uno R3 merupakan pusat proses dari sistem autentikasi sekunder
sepeda motor yang mengolah perintah yang diberikan untuk kemudian
diteruskan pada relay 2 channel. Peneliti menggunakan Arduino Uno karena
mudah untuk dimodifikasi serta memiliki EEPROM yang data dimanfaatkan
untuk menyimpan referensi data untuk autentikasi.
2. Modul GSM SIM800L berfungsi sebagai media komunikasi jarak jauh antara
ponsel pintar dengan Arduino uno melalui pesan singkat yang berisi perintah.
Modul ini digunakan karena memiliki dimensi yang lebih kecil dibanding
versi modul GSM lainnya.
3. Modul Bluetooth HC-05 berfungsi sebagai media komunikasi personal antara
Arduino uno dengan ponsel pintar untuk mengirimkan kata sandi dan
perintah. Modul ini digunakan sebab mengusung jaringan personal sehingga
lebih aman. Selain itu Bluetooth merupakan fitur yang dapat ditemui pada
setiap ponsel pintar.
4. Modul Relay 2 Channel berfungsi sebagai sakelar yang memutus atau
menghubungkan kelistrikan sepeda motor denggan accu sesuai dengan
perintah yang diterima dari Arduino Uno. Modul ini dipilih karena memiliki
dua relay yang tergabung dalam satu PCB sekaligus, sehingga lebih ringkas.
Serta dua buah relay tersebut sudah dapat memenuhi fungsi dan fitur yang
diperlukan pada sistem ini.
5. Aplikasi android berfungsi sebagai pemberi perintah pada modul autentikasi
sekunder sepeda motor melalui media pesan singkat dan Bluetooth.
4.2.1 Skematik Sistem Arduino dengan GSM SIM800L
Dalam perancangan prototipe sistem ini peneliti menggunakan
skematik sistem untuk menggambarkan model sistem yang dibuat. Dalam
skematik ini akan dijelaskan bagaimana mikrokontroler Arduino Uno R3
terhubung dengan SIM800L untuk menerima pesan singkat dari aplikasi
android. Pesan singkat tersebut berisi nomor pengirim sebagai objek
53
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
autentikasi dan perintah memutus atau menghubungkan kelistrikan pada
sepeda motor saat terjadi kehilangan kunci. Berikut adalah bentuk skematik
Sistem dari Arduino uno R3 yang terhubung dengan SIM800L.
Gambar 4.8 Skematik Arduino Uno dengan SIM800L
Tabel 4.3 Konfigurasi Pin SIM800L
No. Pin SIM800L Wire
1. VCC Arduino 5v (+)
2. GND Arduino pin GND (-)
3. TXD Arduino pin 8
4. RXD Arduino pin 7
4.2.2 Skematik Sistem Arduino dengan Bluetooth HC-05
Dalam skematik ini akan menggambarkan bagaimana Arduino uno R3
terhubung dengan modul bluetooth HC-05 untuk menerima informasi kata
sandi dan perintah melalui jaringan bluetooth ponsel pintar. Gambar 4.9
adalah bentuk skematik sistem Arduino uno dengan bluetooth HC-05.
54
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.9 Skematik Bluetooth HC-05 dengan Arduino Uno
Tabel 4.6 merupakan tabel wiring antara bluetooth HC-05 dengan
Arduino Uno.
Tabel 4.4 Konfigurasi pin Bluetooth HC-05
No. Pin HC-05 Wire
1. +5 V Arduino 5V (+)
2. GND Arduino pin GND (-)
3. TXD Arduino pin 10
4. RXD Arduino pin 11
4.2.3 Skematik Sistem Arduino dengan Relay 2 Channel
Dalam skematik ini akan menggambarkan bagaimana arduino uno
terhubung dengan modul Relay 2 Channel. Gambar 4.10 adalah bentuk
skematik sistem Arduino uno dengan Relay 2 Channel.
Gambar 4.10 Skematik Relay 2 Channel
55
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.5 merupakan tabel wiring antara Relay 2 Channel dengan
Arduino Uno.
Tabel 4.5 Konfigurasi Pin Relay 2 Chanel
No. Pin relay 2 channel Wire
1. VCC Arduino 5V (+)
2. GND Arduino pin GND (-)
3. IN1 Arduino pin 5
4. IN2 Arduino pin 6
4.2.4 Perancangan Tampilan Aplikasi
Berikut ini rancangan tampilan aplikasi yang akan dibuat. Terdiri atas
tiga halaman yang berisi berbagai fitur, untuk memenuhi kebutuhan yang
terdapat pada tahap analisis.
Gambar 4.11 Rancangan Halaman Utama Aplikasi
Gambar 4.11 merupakan rancangan halaman utama dari aplikasi,
terdapat dua pilihan menu yaitu keylost control dan emergency lock.
56
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.12 Rancangan Keylost Control
Gambar 4.12 merupakan rancangan dari halaman keylost control dari
aplikasi. Pada bagian atas terdapat tombol “connect” untuk meghubungkan
ponsel pintar dengan sistem melalui Bluetooth. Fungsi yang terdapat pada
halaman ini yaitu “turn on”, “turn off”, dan “change password”.
Gambar 4.13 Halaman Emergency Lock
Gambar 4.13 merupakan tampilan dari halaman emergency lock dari
aplikasi. Fungsi yang terdapat pada halaman ini yaitu lock, unlock, dan pick
contact.
57
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.3 Manufacture and Development
Tahapan manufacture dan development merupakan tahap menterjemahkan
desain rancangan pada tahap sebelumnya menjadi sebuah sistem akhir yang dapat
digunakan. Tahap ini dibagi menjadi dua yaitu manufacture yang bertanggung
jawab mengenai seluruh perakitan perangkat keras, dan tahap development yang
bertanggung jawab dalam hal pengembangan perangkat lunak termasuk
pengkodean sistem arduino.
4.3.1 Manufacture
Tahap manufacture ini fokus pada pembuatan alat autentikasi
sekunder sepeda motor. Penyusunan komponen dan modul perangkat keras
sesuai dengan skematik yang telah dibuat. Integrasi antar modul juga
dilakukan dengan mengacu pada konfigurasi pin yang telah tentukan pada
tahapan design.
Gambar 4.14 Sususnan Komponen
Gambar 4.14 menunjukan komponen yang disusun sedemikian rupa
untuk menghasilkan bentuk ringkas pada alat autentikasi sekunder.
Komponen tersebut saling di integrasikan satu sama lain menggunakan kabel
sesuai dengan skema yang telah dibuat pada tahapan desain. Berikut
konfigurasi pin yang diguanakan untuk mengintegrasikan seluruh komponen.
58
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.6 Konfigurasi Pin Terintegrasi
No. Pin Modul Pin Arduino
1. +5 V HC-05
Vout 5V (+) 2. VCC SIM800L
3. VCC Relay
4. GND HC-05
GND (-) 5. GND SIM800L
6. GND Relay
7. IN1 Relay Pin 5
8. IN2 Relay Pin 6
9. RXD HC-05 Pin10
10. TXD HC-05 Pin 11
11. TXD SIM800L Pin 8
12. RXD SIM800L Pin 7
Tabel 4.6 merupakan seluruh hubungan antara seluruh modul dengan
mikrokontroler Arduino Uno, untuk lebih jelasnya berikut merupakan tahap-
tahap pembuatan perangkat autentikasi sekunder.
a. Pemasangan Modul HC-05
Terdapat 4 pin yang digunakan pada modul HC-05, yaitu pin
+5V, GND, TXD, dan RXD. Pin +5V dari modul HC-05 dihubungkan
menuju pin 5V Arduino, pin ini berfungsi untuk memberikan arus
listrik dari Arduino menuju modul. Pin GND modul dihubungkan
menuju pin GNG Arduino, berfungsi untuk mengalirkan arus
negatif/balik dari modul menuju Arduino. Pin TXD dari modul
dihubungkan menuju pin nomor 11 pada Arduino, pin 11 ini yang
nanti akan menerima data dari modul HC-05. Sedangkan pin RXD
dari modul dihubungkan menuju pin nomor 10 pada Arduino, pin 10
ini yang nanti akan mengirimkan data dari Arduino untuk diterima
oleh modul HC-05.
59
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hubungan antara modul HC-05 dan Arduino ini sesuai dengan
gambar 4.3, context diagram SA-RT pada tahapan analisis. Modul
HC-05 ini digambarkan sebagai modul Bluetooth dalam context
diagram. Modul tersebut akan mengirimkan data berupa “bt_msg”
menuju mikrokontroler, dalam penerapannya data tersebut dikirim
dari pin TXD HC-05 menuju pin nomer 11 Arduino.
b. Pemasangan Modul SIM800L
Terdapat 4 pin yang digunakan pada modul SIM800L, yaitu
pin VCC, GND, TXD, dan RXD. Pin VCC dari modul SIM800L
dihubungkan menuju pin 5V Arduino, pin ini berfungsi untuk
memberikan arus listrik dari Arduino menuju modul. Pin GND modul
SIM800L dihubungkan menuju pin GNG Arduino, berfungsi untuk
mengalirkan arus negatif/balik dari modul menuju Arduino. Pin TXD
dari modul SIM800L dihubungkan menuju pin nomor 8 pada
Arduino, pin 8 ini yang nanti akan menerima data dari modul
SIM800L. Sedangkan pin RXD dari modul dihubungkan menuju pin
nomor 7 pada Arduino, pin 7 ini yang nanti akan mengirimkan data
dari Arduino untuk diterima oleh modul SIM800L.
Hubungan antara modul SIM800L dan Arduino ini sesuai
dengan gambar 4.3, context diagram SA-RT pada tahapan analisis.
Modul SIM800L ini digambarkan sebagai modul gsm dalam context
diagram. Modul tersebut akan mengirimkan data “sms” menuju
mikrokontroler, dalam penerapannya data tersebut dikirim dari pin
TXD SIM800L menuju pin nomer 8 Arduino.
c. Pemasangan Relay 2 Channel
Terdapat 4 pin yang digunakan pada relay 2 channel, yaitu pin VCC,
GND, IN1, dan IN2. Pin VCC dari Relay dihubungkan menuju pin 5V
Arduino, pin ini berfungsi untuk memberikan arus listrik dari Arduino
menuju relay. Pin GND modul dihubungkan menuju pin GNG
Arduino, berfungsi untuk mengalirkan arus negatif/balik dari relay
60
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menuju Arduino. Pin IN1 dari modul dihubungkan menuju pin nomor
5 pada Arduino, pin 5 ini yang nanti akan mengirimkan status dari
Arduino untuk mengendalikan jalur relay 1. Sedangkan pin IN2 dari
relay dihubungkan menuju pin nomor 6 pada Arduino, pin 6 ini yang
nanti akan mengirimkan status dari Arduino untuk mengendalikan
jalur relay 2.
Hubungan antara relay 2 chanel dan Arduino ini sesuai dengan
gambar 4.3, context diagram SA-RT pada tahapan analisis. Relay 2
chanel ini digambarkan sebagai relay 1 dan relay 2 dalam context
diagram. Relay 1 akan menerima data “relay1_state” dari
mikrokontroler, dalam penerapannya data tersebut dikirim dari pin
nomor 5 arduino menuju pin IN1 pada relay 2 chanel. Sedangkan relay
2 akan menerima data “relay2_state” dari mikrokontroler, dalam
penerapannya data tersebut dikirim dari pin nomor 6 arduino menuju
pin IN2 pada relay 2 chanel.
d. Pembuatan packaging
Packaging dibuat dari bahan dasar akrilik untuk melindungi
komponen. Produk dikemas seringkas mungkin supaya dapat
diletakan pada sepeda motor, untuk itu dibuat dalam bentuk balok
berukuran 10 x 8 x 3cm. Buat 6 buah pola yang mewakili sisi kemasan
pada akrilik, dengan ukuran 10 x 8 cm sebanyak 2 buah, 8 x 3 cm
sebanyak 2 buah dan 10 x 3 cm sebanyak 2 buah. Potong masing-
masing pola tersebut dan rekatkan hingga membentuk balok, sisakan
satu sisi dengan ukuran 10 x 8 sebagai tutup.
e. Finishing
Setelah seluruh pin dihubungkan dan kemasan berhasil dibuat, tahap
selanjutnya yaitu meletakan komponen yang sudah dirangkai pada
kemasan.
61
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.15 Perakitan Alat
Gambar 4.15 ini merupakan hasil akhir dari proses pembuatan
peragkat keras. Komponen yang sudah terintegrasi diletakan pada
wadah akrilik berukuran 10 cm x 8 cm x 3cm, dengan tujuan
komponen didalamnya terlindung dan memiliki bentuk ringkas
supaya dapat diletakan dalam sepeda motor. Alat dihubungkan pada
sepeda motor melalui dua buah konektor yang telah disediakan,
konektor tersebut telah terhubung dengan relay 2 chanel secara seri
dan parallel seperti gambar 4.16 berikut.
Gambar 4.16 modifikasi kelistrikan
62
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.3.2 Development
Tahap development difokuskan pada pembuatan kode program
melalui aplikasi arduino IDE dan pembuatan aplikasi android melalui tools
MIT app inventor. Kode program dibuat berdasarkan hasil analisis kebutuhan
sistem dan blok diagram yang telah dibuat sebelumnya, sehingga fitur yang
dibuat pada sistem sesuai dengan kebutuhan dan keperluan pengguna. Berikut
ini merupakan bagian-bagian dari proses development perangkat lunak.
a. Pengkodean EEPROM Arduino
Berikut merupakan potongan kode untuk mengakses EEPROM
arduino beserta keterangan fungsi dari kode program.
63
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Pengkodean Autentikasi dengan Modul SIM800L
Berikut merupakan potongan kode untuk mengirim dan menerima
data melalui modul GSM SIM800L.
64
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
65
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Pengkodean Autentikasi dengan Modul HC-05
Berikut merupakan potongan kode untuk mengirim dan menerima
data melalui modul Bluetooth HC-05.
66
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
67
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
d. Aplikasi Android
Berikut ini hasil pengembangan aplikasi android berdasarkan desain
yang telah dibuat sebelumnya. Aplikasi terdiri atas tiga halaman yang berisi
berbagai fungsi, untuk memenuhi kebutuhan yang terdapat pada tahap
analisis. Pengembangan aplikasi ini menggunakan tools MIT app inventor
sehingga tidak menampilkan source code.
Gambar 4.17 Halaman Utama Aplikasi
Gambar 4.16 merupakan halaman utama dari aplikasi, terdapat dua pilihan
menu yaitu keylost control dan emergency lock
68
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.18 Halaman Keylost Control
Gambar 4.17 merupakan dari halaman keylost control dari aplikasi yang telah
dibuat. Pada bagian atas terdapat tombol “connect” untuk meghubungkan ponsel
pintar dengan sistem melalui Bluetooth. Fungsi yang terdapat pada halaman ini
yaitu “turn on”, “turn off”, dan “change password”.
Gambar 4.19 Halaman Emergency Lock
Gambar 4.18 merupakan tampilan dari halaman emergency lock dari
aplikasi yang telah dibuat. Fungsi yang terdapat pada halaman ini yaitu lock,
unlock, dan pick contact.
69
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.4 Testing
Setelah melakukan perancangan, peneliti melakukan pengujian terhadap hasil
implementasi sistem. Pengujian dilakukan pada dua tingkatan, yaitu tingkat sistem
dengan aspek pengujian performance dan tingkat pengguna dengan aspek
pengujian functionality. Metode yang digunakan dalam pengujian adalah black box
testing, dimana hasil pengujian diperoleh dari proses observasi.
4.4.1 User Aceptance Test
Uji fungsionalitas dilakukan dengan user acceptance testing.
Parameter yang uji diisusun berdasarkan fungsi-fungsi pokok yang
dibutuhkan stakeholder. Pengujian ini dilakukan oleh target dari penelitian ini
yaitu pengguna sepeda motor.
Tabel 4.7 UAT-01A
User Aceptance Test
Nama Sistem Sistem Autentikasi Sekunder Sepeda Motor
Nomor pengujian UAT-01A
Topik Pengujian Fungsi Keylost Control
Tanggal Pengujian 10 September 2019
Penguji Idriano Rachadi
No. Fungsi pokok Sesuai
ya Tidak
1. Menyambungkan perangkat melalui koneksi
bluetooth 1
2. Menghidupkan sepeda motor menggunakan
kata sandi 1
3. Mematikan sepeda motor menggunakan kata
sandi 1
4. Menampilkan status perangkat 1
5. Mengubah kata sandi 1
Jumlah 5 0
Tabel 4.7 merupakan hasil dari pengujian kepada pengguna terhadap
fitur yang terdapat pada menu keylost control oleh Idriano Rachadi sebagai
pengguna. Hasilnya lima kasus pengujian sesuai dengan harapan pengguna,
hasil tersebut dapat dilihat pada lampiran 7.
70
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.8 UAT-02A
User Aceptance Test
Nama Sistem Sistem Autentikasi Sekunder Sepeda Motor
Nomor pengujian UAT-02A
Topik Pengujian Fungsi Emergency Lock
Tanggal Pengujian 10 September 2019
Penguji Idriano Rachadi
No. Fungsi pokok Sesuai
ya Tidak
1. Memilih nomor kontak 1
2. Mengunci kelistrikan sepeda motor melalui
sms 1
3. Membuka kunci kelistrikan sepeda motor
melalui sms 1
4. Menampilkan status penguncian 1
Jumlah 4 0
Tabel 4.8 merupakan hasil dari pengujian kepada pengguna terhadap
fitur yang terdapat pada menu Emergency Lock oleh Idriano Rachadi
sebagai pengguna. Hasilnya seluruh kasus pengujian sesuai dengan harapan
pengguna, hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada lampiran 7.
Tabel 4.9 UAT-01B
User Aceptance Test
Nama Sistem Sistem Autentikasi Sekunder Sepeda Motor
Nomor pengujian UAT-01B
Topik Pengujian Fungsi Keylost Control
Tanggal Pengujian 10 Oktober 2019
Penguji Khoerul Nugroho
No. Fungsi pokok Sesuai
ya Tidak
1. Menyambungkan perangkat melalui koneksi
bluetooth 1
2. Menghidupkan sepeda motor menggunakan
kata sandi 1
71
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Mematikan sepeda motor menggunakan kata
sandi 1
4. Menampilkan status perangkat 1
5. Mengubah kata sandi 1
Jumlah 5 0
Tabel 4.9 merupakan hasil dari pengujian kepada pengguna terhadap
fitur yang terdapat pada menu keylost control oleh Khoerul Nugroho
sebagai pengguna. Hasilnya lima kasus pengujian sesuai dengan harapan
pengguna, hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada lampiran 8.
Tabel 4.10 UAT-02B
User Aceptance Test
Nama Sistem Sistem Autentikasi Sekunder Sepeda Motor
Nomor pengujian UAT-02B
Topik Pengujian Fungsi Emergency Lock
Tanggal Pengujian 10 Oktober 2019
Penguji Khoerul Nugroho
No. Fungsi pokok Sesuai
ya Tidak
1. Memilih nomor kontak 1
2. Mengunci kelistrikan sepeda motor melalui
sms 1
3. Membuka kunci kelistrikan sepeda motor
melalui sms 1
4. Menampilkan status penguncian 1
Jumlah 4 0
Tabel 4.10 merupakan hasil dari pengujian kepada pengguna
terhadap fitur yang terdapat pada menu Emergency Lock oleh Khoerul
Nugroho sebagai pengguna. Hasilnya seluruh kasus pengujian sesuai
dengan harapan pengguna, hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada
lampiran 8.
72
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.11 UAT-01C
User Aceptance Test
Nama Sistem Sistem Autentikasi Sekunder Sepeda Motor
Nomor pengujian UAT-01C
Topik Pengujian Fungsi Keylost Control
Tanggal Pengujian 10 Oktober 2019
Penguji Rizky Romadhon
No. Fungsi pokok Sesuai
ya Tidak
1. Menyambungkan perangkat melalui koneksi
bluetooth 1
2. Menghidupkan sepeda motor menggunakan
kata sandi 1
3. Mematikan sepeda motor menggunakan kata
sandi 1
4. Menampilkan status perangkat 1
5. Mengubah kata sandi 1
Jumlah 5 0
Tabel 4.11 merupakan hasil dari pengujian kepada pengguna
terhadap fitur yang terdapat pada menu keylost control oleh Rizky
Romadhon sebagai pengguna. Hasilnya lima kasus pengujian sesuai dengan
harapan pengguna, hasil tersebut dapat dilihat pada lampiran 9.
Tabel 4.12 UAT-02C
User Aceptance Test
Nama Sistem Sistem Autentikasi Sekunder Sepeda Motor
Nomor pengujian UAT-02C
Topik Pengujian Fungsi Emergency Lock
Tanggal Pengujian 10 Oktober 2019
Penguji Rizky Romadhon
No. Fungsi pokok Sesuai
ya Tidak
1. Memilih nomor kontak 1
2. Mengunci kelistrikan sepeda motor melalui
sms 1
73
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Membuka kunci kelistrikan sepeda motor
melalui sms 1
4. Menampilkan status penguncian 1
Jumlah 4 0
Tabel 4.12 merupakan hasil dari pengujian kepada pengguna terhadap
fitur yang terdapat pada menu Emergency Lock oleh Rizky Romadhon
sebagai pengguna. Hasilnya seluruh kasus pengujian sesuai dengan harapan
pengguna, hasil tersebut dapat dilihat pada lampiran 9.
4.4.2 Performance Testing
Untuk mendapatkan hasil performa dari aplikasi, peneliti membuat
beberapa scenario pengujian dengan beberapa parameter, yaitu sebagai
berikut:
a. Pengaruh Jarak terhadap Tingkat Keberhasilan Autentikasi
Bluetooth
Ujicoba tingkat keberhasilan autentikasi menggunakan parameter
jarak pada bluetooth. Ujicoba ini dilakukan pada fitur Keylost Control, yang
mana fitur ini memanfaatkan konektifitas Bluetooth sebagai sarana
komunikasi. Variabel jarak akan terus bertambah, hingga data hasil pengujian
dirasa cukup oleh peneliti untuk melakukan analisis atau hingga koneksi
antara perangkat tidak dapat terhubung lagi. Pada pengujian ini dibagi
menjadi dua skenario, yaitu dengan penghalang dan tanpa penghalang.
Skenario ini bermaksud untuk menguji apakah kondisi sepeda motor saat
terpakir di lahan parkir yang ramai dapat mempengaruhi rambatan sinyal
bluetooth akibat terhalang oleh sepeda motor lain. Rambatan sinyal sendiri
dapat dipengaruhi oleh refleksi dan penyebaran oleh benda lain sebagaimana
penjelasan pada bab landasan teori. Untuk itu pengujian dengan penghalang
dilakukan dengan memarkirkan sepeda motor di sebelah sepeda motor dengan
sistem autentikasi sekunder. Sedangkan kondisi tanpa penghalang dilakukan
hanya dengan sepeda motor uji saja. Masing-masing skenario dilakukan
pengujian sebanyak sepuluh kali. Table 4.13 berikut merupakan hasil dari
pengujian tersebut.
74
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.13 Uji Konektifitas Keylost Control
No Jarak Tanpa Penghalang Dengan Penghalang
berhasil gagal berhasil gagal
1. 1 m 10 0 9 1
2. 2 m 9 1 8 2
3. 3 m 7 3 2 8
4. 4 m 3 7 1 9
5. 5 m 1 9 0 10
6. 6 m 0 10 0 10
b. Pengaruh Jarak terhadap Waktu Respon Autentikasi Bluetooth
Uji waktu repon menggunakan parameter jarak pada bluetooth.
Ujicoba ini dilakukan pada fitur Keylost Control, yang mana fitur ini
memanfaatkan konektifitas bluetooth sebagai sarana komunikasi. Variabel
jarak akan menyesuaikan pada pengujian sebelumnya. Pada pengujian ini
delakukan terhadap dua buah fungsi yaitu turn on dan turn off. Hasil waktu
respon dalam satuan milisekon (ms), dihitung mulai dari tombol pada
aplikasi ditekan hingga aplikasi memperoleh notifikasi dari sistem. Table
4.14 berikut merupakan hasil dari pengujian tersebut
Tabel 4.14 Uji Response Time keylost control
Pengaruh jarak terhadap waktu pada bluetooth
Jarak Response time (ms)
Turn on Turn off
1 m 321 373
2 m 309 381
3 m 316 379
4 m 324 366
5 m 301 372
75
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Waktu Proses Autentikasi SMS
Ujicoba ini dilakukan pada fitur Emergency Lock, yang mana fitur ini
memanfaatkan konektifitas modul sim sebagai sarana komunikasi.
Pengujian ini delakukan terhadap dua buah fungsi yaitu Lock dan Unlock.
Hasil waktu proses akan diukur dalam satuan milisekon (ms), dihitung
mulai dari sms diterima oleh mikrokontroler hingga sistem berhasil
mengekssekusi perintah dari sms tersebut. Pengujian dilakukan sebanyak
sepuluh kali pada tiap fungsi untuk dapat memperoleh nilai rata-rata dari
waktu proses autentikasi sms. Table 4.15 berikut merupakan hasil dari
pengujian tersebut.
Tabel 4.15 Uji Process Time Emergency Lock
No. Process time (ms)
Lock Unlock
1 235 234
2 265 267
3 247 257
4 233 245
5 252 243
6 266 265
7 249 239
8 246 237
9 252 264
10 233 255
Data pengujia dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6. Selanjutnya dari seluruh
rangkaian pengujian yang telah dilakukan akan dibahas dalam bab 5.
76
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Sistem Autentikasi Sekunder Sepeda Motor
Berdasarkan materi yang disampaikan pada landasan teori tentang sistem
autentikasi sekunder pada sepeda motor, sistem ini memungkinkan pemilik
kendaraan sepeda motor untuk menghidupkan sepeda motor saat terjadi kehilangan
kunci. Penggunaan ponsel pintar yang semakin meningkat dapat menjadi peluang
untuk diterapkan dalam mengatasi permasalahan dikehidupan manusia. Sistem
autentikasi sekunder sepeda motor ini terhubung dengan ponsel pintar, maka ketika
pengguna kehilangan anak kunci sepeda motornya dapat menggunakan ponsel
pintar untuk menghidupkan sepeda motor melalui bluetooth. Sistem juga dapat
mematikan kelistrikan sepeda motor dari jarak jauh menggunakan perintah yang
dikirim melalui pesan singkat, fitur ini berfungsi untuk menghindari penggunaan
kunci sepeda motor yang hilang oleh orang yang tidak berhak. Setiap perintah yang
diberikan perlu melalui proses autentikasi yang terdapat pada sistem, ini berguna
untuk memastikan perintah diberikan oleh pengguna yang berhak. Setelah melalui
beberapa tahap dalam proses penelitian akhirnya dapat disimpulkan bahwa sistem
berhasil melakukan proses autentikasi dan menghidupkan sepeda motor tanpa
menggunakan anak kunci.
Selama penelitian berlangsung terdapat beberapa temuan mengenai sistem
autentikasi sekunder sepeda motor. Temuan tersebut selanjutnya akan dibahas
dalam sub bab berikut
77
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.1.1 Konsumsi Energi Sistem
Sistem yang dibuat dalam penelitian ini dirancang sedemikian rupa
supaya dapat diimplementasikan pada sepeda motor dengan mudah dan dalam
bentuk yang ringkas. Peneliti menggunakan sumber daya dari accu 12v
sepeda motor untuk menyuplai kebutuhan tegangan sistem autetikasi
sekunder. Hasilnya sistem dapat berjalan dengan baik serta target untuk
memperoleh bentuk packaging yang ringkas dapat tercapai, sebab sistem
tidak menggunakan baterai sebagai sumber daya tersendiri.
Efek samping dari penggunaan accu sepeda motor sebagai sumber
daya sistem baru diketahui saat tahap testing. Sistem diuji selama terus-
menerus selama 3 jam dengan skenario pengujian performa Bluetooth tanpa
meyalakan mesin. Hasilnya sepeda motor tidak dapat hidup menggunakan
electric starter sebab tengan pada accu yang seharusnya 12 volt turun menjadi
11.3 Volt. Penurunan tegangan ini akibat penggunaan sistem secara terus
menerus sehingga mengonsumsi daya dari accu sepeda motor tanpa adanya
pengisian. Berdasarkan temuan tersebut peneliti berharap pada penelitian
selanjutnya menambahkan sumber daya tersediri untuk sistem ini, dengan
tetap memperhatikan keringkasan produk.
5.1.2 Lokasi Sepeda Motor
Sistem yang dibuat dalam penelitian ini memiliki fitur penguncian
jarak jauh menggunakan media sms. Fitur ini berfungsi untuk mengamankan
sepeda motor dari penggunaan kunci oleh orang yang tidak berwenang.
Sepeda motor dengan sistem akan otomatis mati hanya dengan memasukan
perintah penguncian melalui sms. Namun dari hasil user acceptance test
pengguna memberikan saran berupa penambahan fitur gps. Penyebabnya
karena pada fitur penguncian ini pengguna sistem tidak dapat memantau
keberadaan motor melalui aplikasi android, sehingga akan tetap menyulitkan
pemilik jika sepeda motor telah berpindah lokasi akibat digunakan oleh orang
yang tidak berwenang. Berdasarkan hal tersebut peneliti berharap pada
penelitian selanjutnya sistem autentikasi sekunder dapat mengimplementasi
78
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
fitur pelacakan menggunakan modul gps, sehingga pengguna dapat
mengamankan sekaligus memperoleh lokasi keberadaan sepeda motor
miliknya.
5.2 Hasil Pengujian Sistem
Berdasarkan hasil pengujian performance pada sistem autentikasi sekunder,
maka diperoleh hasil sebagai berikut
Gambar 5.1 Tingkat Keberhasilan Autentikasi Bluetooth
Gambar 5.1 menampilkan grafik dari data hasil pengujian tingkat
keberhasilan autentikasi jika dipengaruhi oleh jarak koneksi bluetooth. Pada
pengujian tanpa penghalang, jarak maksimal koneksi bluetooth untuk melakukan
autentikasi adalah 5 meter dengan jumlah keberhasilan 1 kali. Untuk jarak ideal
pada sekenario ini adalah kurang dari 3 meter, sebab saat pengujian jarak 4 meter
terjadi penurunan keberhasilan yang cukup signifikan sebanyak 4 kali. Sedangkan
pada pengujian dengan penghalang, jarak maksimal koneksi bluetooth adalah 4
meter dengan tingkat keberhasilan sebanyak 1 kali. Untuk jarak ideal pada
sekenario ini adalah kurang dari 2 meter, sebab saat pengujian jarak 4 meter terjadi
penurunan keberhasilan yang cukup signifikan sebanyak 6 kali.
0
2
4
6
8
10
12
1 m 2 m 3 m 4 m 5 m 6 m
Jarak Terhadap tingkat keberhasilan
autentikasi bluetooth
Tanpa Penghalang Dengan Penghalang
79
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Berdasarkan data tersebut penulis mengetahui bahwa jarak koneksi bluetooth
mempengaruhi tingkat keberhasilan autentikasi dengan jarak optimal pada kondisi
tanpa penghalang adalah 3 meter dan pada kondisi terhalang sejauh 2 meter dan
kondisi kondisi sepeda motor yang terhalang dapat mengurangi jangkauan koneksi
bluetooth akibat adanya refleksi dan penyebaran sinyal.
Gambar 5.2 Pengaruh Jarak Terhadap Response Time Bluetooth
Gambar 5.2 menampilkan grafik dari data hasil pengujian waktu respon
sistem jika dipengaruhi oleh jarak koneksi bluetooth. Terlihat pada grafik pengujian
fungsi turn on yang ditandai dengan garis warna biru, menunjukan perubahan
waktu respon yang fluktuatif namun cenderung stabil antara 300 ms hingga 350 ms.
Begitu juga pada fungsi turn off yang digambarkan dengan garis jingga,
menunjukan perubahan waktu respon yang fluktuatif namun cenderung stabil antara
350 ms hingga 400 ms. Hal ini disebabkan jarak koneksi yang dibawah 5 m dan
tipe konesi Bluetooth yang tanpa perantara. Terlihat pula waktu respon fungsi turn
on lebih cepat dibanding waktu respon fungsi turn off. Hal ini dikarenakan pada
kode program, fungsi turn off di eksekusi setelah pengecekan fungsi turn on terlebih
dahulu. Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat dikatakan bahwa waktu respon
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
1 m 2 m 3 m 4 m 5 m
Wak
tu (ms)
Jarak
Jarak terhadap waktu pada bluetooth
Turn on Turn off
80
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sistem autentkasi melalui koneksi Bluetooth tidak dipengaruhi oleh jarak koneksi
dengan nilai rata-rata waktu respon 0.344 detik.
Gambar 5.3 Waktu Proses Autentikasi SMS
Gambar 5.3 menampilkan grafik dari data hasil pengujian waktu proses fitur
sistem autentikasi sms. Terlihat pada hasil pengujian fungsi lock yang ditandai
dengan garis warna biru, tidak ada perubahan waktu yang signifikan pada pengujian
ini. Hasil pengujian waktu proses fungsi lock terlihat fluktuatif dengan range data
sebesar 33 ms, diperoleh dari selisih antara waktu terlama 266 ms dengan waktu
tercepat 233 ms. Sedangkan pada hasil pengujian fungsi unlock yang ditandai garis
warna jingga, terjadi hal serupa juga terjadi. Hasil pengujian waktu proses fungsi
unlock memiliki range data sebesar 33 ms. Diperoleh dari selisih antara waktu
terlama 367 ms degan waktu tercepat 334 ms. Berdasarkan hasil pembahasan
tersebut maka diketahui bahwa waktu proses sistem autentikasi melalui sms dapat
dieksekusi dengan rata-rata waktu 0.249 detik.
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Waktu Proses Autentikasi SMS
Lock Unlock
81
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.3 Hasil pengujian tingkat user
Berdasarkan pengujian yang dilakukan oleh pengguna sepeda motor melalui
user acceptance test pada sistem autentikasi sekunder sepeda motor, data hasil
pengujian fungsionalitas disederhanakan pada table berikut.
Tabel 5.1 Hasil UAT
No. Uji Fitur Jumah Sesuai
ya Tidak
UAT-01A Keylost Control 5 0
UAT-02A Emmergency Lock 4 0
UAT-01B Keylost Control 5 0
UAT-02B Emmergency Lock 4 0
UAT-01C Keylost Control 5 0
UAT-02C Emmergency Lock 4 0
Berdasarkan table 5.1 jumlah skor kesesuaian yang diperoleh dalam
penelitian ini adalah 27. Sedangkan tingkat kesesuaian yang diharapkan dalam user
acceptace test ini adalah jumlah skor sesuai ditambah dengan skor tidak sesuai dari
hasil pengujian, yaitu 27 + 0 = 27. Maka persentase tingkat kesesuaian aplikasi ini
dengan pengguna adalah 100% dengan penghitungan sebagai berikut
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 =∑(𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖)
∑(𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖 + 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖)𝑥100
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 =27
27 + 0 𝑥 100
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 = 100%
82
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.4 Analisis Keseluruhan
Hasil yang telah diperoleh dari penelitian ini dibandingkan dengan penelitian
sebelumnya, dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2 Perbandingan Hasil Pengujian
Penelitian Jarak Waktu Fungsional
(Tombeng et
al., 2019)
Jarak maksimal
autentikasi 5 cm
menggunakan
RFID
Tidak diuji Pengujian terhadap 4
fungsi, seluruhnya
sesuai (100%)
(Pratama &
Rakhmadi,
2019)
Tidak diuji Tidak diuji Pengujian terhadap 3
fungsi, seluruhnya
sesuai (100%)
(Muthumari,
2018)
Tidak diuji Tidak diuji Pengujian terhadap 3
fungsi, seluruhnya
sesuai (100%)
(Mahfudz,
2019)
Jarak maksimal
autentikasi 5 m
menggunakan
bluetooth
Rata-rata waktu
autentikasi
Bluetooth 344
ms, rata-rata
waktu proses
autentikasi sms
249 ms
Pengujian terhadap 9
fungsi dilakukan
oleh 3 orang,
seluruhnya sesuai
(100%)
Terlihat dari tabel 5.2 bahwa jarak autentikasi pada penelitian ini jarak
autentikasi maksimal yang diperoleh adalah 5 meter dengan memanfaatkan koneksi
bluetooth. Berdasarkan studi literatur diketahui bahwa koneksi bluetooth dapat
mencapai jangkauan 10 meter pada ruang terbuka, namun propagasi atau
perambatan sinyal pada bluetooth dapat dipengaruhi oleh beberapa hal sehingga
mempengaruhi jarak jangkau sinyal sebagai mana dijelaskan dalam landasan teori.
Hal ini lah yang mengakibatkan jarak jangkau turun menjadi 5 meter dalam
penlitian ini. Hasil tersebut masih lebih baik dibandingkan penelitian (Tombeng et
83
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
al., 2019) yang hanya memperoleh jarak maksimal autentikasi sejauh 5cm
menggunakan RFID. Sayangnya pada penelitian lain tidak dilakukan pengujian
terhadap jarak sehingga tidak dapat dibandingkan.
Dalam hal fungsional, penelitian ini memiliki tingkat kesesuaian sebesar
100% sehingga setara dengan tingkat kesesuaian pada penelitian sebelum. Namun
dari segi fungsi, penelitian ini memiliki jumlah fungsi yang lebih banyak dibanding
penelitian lain yaitu berjumlah 9 fungsi. Sebab penelitian ini mengadaptasi fungsi-
fungsi penelitian sebelumya untuk digabungkan sehingga menjadi lebih lengkap.
Kelebihan lain dari penelitian ini yaitu telah mengadaptasi metode autentikasi
password pada fungsi perintah melalui bluetooth, sedangkan pada penelitian
(Muthumari, 2018) perintah penguncian dapat dilakukan tanpa perlu memasukan
password, sehingga beresiko disalahgunakan orang lain. Begitupun pada fungsi
perintah SMS di penelitian telah menggunakan nomor telpon sebagai syarat
autentikasi, lain halnya pada penelitian (Pratama & Rakhmadi, 2019) SMS dapat
dilakukan oleh nomor telpon manapun, sehingga dapat digunakan orang yang tidak
berhak.
Rata-rata waktu respon koneksi bluetooth yang diperoleh adalah dalam
penelitian ini 344ms, sedangkan rata-rata waktu proses autentikasi SMS sebesar
249 ms. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui performa dari segi waktu proses
sistem saat mengolah perintah. Namun peneliti tidak dapat membandingkan nilai
yang diperoleh, sebab pada penelitian sebelumnya belum ada yang melakukan
pengujian tersebut. Harapan penulis hasil pengujian ini dapat mejadi acuan bagi
penelitian selanjutnya untuk mengukur performa sistem dari segi waktu saat
melakukan autentikasi.
84
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka
dapat disimpulkan bahwa sistem autentikasi sekunder pada sepeda motor dapat
dibuat menggunakan modul HC-05 dan SIM800L berbasis arduino dengan metode
analisis SA-RT. Modifikasi kelistrikan sepeda motor berhasil dilakukan terhadap
kunci kontak sepeda motor secara seri dan parallel sekaligus, sehingga dapat
mengatasi masalah kehilangan kunci yang terjadi pada pemilik sepeda motor serta
dapat mengamankan sepeda motor saat terjadi kehilangan kunci. Jarak maksimal
koneksi bluetooth yang diperoleh sistem ini adalah 5 meter, yang mana hasil
tersebut lebih baik dibanding penelitian sebelumnya yang menggunakan RFID
sebagai objek autentikasi. Rata-rata waktu respon autentikasi bluetooth yang
diperoleh sebesar 344 ms, rata-rata waktu proses autentikasi SMS sebesar 249 ms,
dan kesesuaian fungsi sebesar 100%. Terdapat beberapa temuan selama proses
penelitian berlangsung, yaitu sistem yang dibuat tidak memiliki sumber daya
mandiri sehingga membebani accu sepeda motor, serta sistem belum memiliki fitur
informasi lokasi sepeda motor melalui fungsi emergency lock.
6.2 Saran
Setelah dilakukan pembuatan sistem autentikasi sekunder sepeda motor
menggunakan modul HC-05 dan SIM800L berbasis arduino ini, terdapat beberapa
saran untuk pembaca dan pengembang selanjutnya. Berikut adalah saran dari
penulis, yaitu:
a. Dalam pengembangan selanjutnya dapat mengimplementasikan
sumber daya mandiri untuk sistem. Sehingga tidak membebani daya
baterai sepeda motor.
85
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Dalam pengembangan selanjutnya dapat mengadaptasikan sistem
pelacakan melalui gps pada sistem autentikasi sekunder. Sehingga
dapat memberikan lokasi pasti dari sepeda motor yang terpasang sistem
c. Dalam pengembangan selanjutnya dapat mengimplementasikan
metode enkripsi pada proses pengiriman kata sandi. Sehingga dapat
meningkatkan keamanan dari sistem autentikasi.
86
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
AISI. (2019). Domestic Distribution and Export. Retrieved February 2, 2019, from
http://www.aisi.or.id/statistic/
Arduino. (2019). ARDUINO UNO REV3. Retrieved June 18, 2019, from
https://store.arduino.cc/usa/arduino-uno-rev3
Barrett, S. F. (2013). Arduino Microcontroller Processing for Everyone! (3rd ed.).
Laramie: Morgan & Claypool.
https://doi.org/10.2200/S00522ED1V01Y201307DCS043
BPPB. (2016). KBBI. Retrieved from https://kbbi.kemdikbud.go.id/
Darmawan, H. A. (2017). Mikrokontroler Konsep Dasar dan Praktis (1st ed.).
Malang: UB Press.
Hutahaean, J. (2014). Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: deepublish publisher.
Retrieved from books.google.co.id/books?id=o8LjCAAAQBAJ
Lakhoua, M. N. (2012). Using structured analysis for the control of real-time
systems. Journal of Engineering and Technology Research, 4(October), 82–
88. https://doi.org/10.5897/JETR09.088
Muslihudin, M., & Oktafianto. (2016). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
Menggunakan Model Terstruktur dan UML (1st ed.). Yogyakarta: Andi.
Retrieved from
https://books.google.co.id/books?id=2SU3DgAAQBAJ&printsec=frontcover
&hl=id#v=onepage&q&f=false
Muthumari, M. (2018). Arduino based Auto Door unlock control system by
Android mobile through Bluetooth and Wi-Fi. 2018 IEEE International
Conference on Computational Intelligence and Computing Research (ICCIC),
1–4. https://doi.org/10.1109/ICCIC.2018.8782297
Peters, R. E., Pak, R., Abowd, G. D., Fisk, A. D., & Rogers, W. A. (2004). Finding
87
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lost Objects : Informing the Design of Ubiquitous Computing Services for the
Home. GVU Center.
Pratama, F. A., & Rakhmadi, F. A. (2019). Design of Motorcycle Security System
Using Fsr ( Force Sensitive Resistor ) Sensor , Arduino Uno Microcontroller
and Sim800L Module. Proceeding International Conference on Science and
Engineering, 2, 185–187. Retrieved from
http://sunankalijaga.org/prosiding/index.php/icse/article/view/82
Prayadnya, I. P. G. A., & Jayantika, I. G. A. N. T. (2018). Panduan Penelitian
Eksperimen Beserta Analisis Statistik Dengan SPSS. Yogyakarta: deepublish
publisher.
Rahadiansyah, R. (2018). Skuter Matik Kuasai Penjualan Motor. Retrieved April
12, 2019, from https://oto.detik.com/motor/d-4202379/skuter-matik-kuasai-
penjualan-motor
Ravel, S. (2019). Penjualan Motor 2018 tembus 6,3 juta unit. Retrieved February
2, 2019, from
https://otomotif.kompas.com/read/2019/01/15/072200715/penjualan-motor-
2018-tembus-6-3-juta-unit
Santoso, H. (2015). Panduan Praktis Arduino untuk Pemula (1st ed.). Elangsakti.
Retrieved from books.google.co.id/books?id=869MDwAAQBAJ
Santoso, H. (2018). Monster Arduino 3 : Implementasi Internet of Things pada
Jaringan GPRS. Elangsakti. Retrieved from
books.google.co.id/books?id=oMKHDwAAQBAJ&dq
Setiawan, B. (2017). Implementasi Metode Caesar Ciper pada Password Berbasis
Arduino.
Silver, L., & Taylor, K. (2019). Smartphone Ownership Is Growing Rapidly
Around the World, but Not Always Equally. Retrieved June 10, 2019, from
https://www.pewresearch.org/global/2019/02/05/smartphone-ownership-is-
growing-rapidly-around-the-world-but-not-always-equally/
88
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sudaryono, Margono, & Rahayu. (2011). Pengembangan Instrumen Penelitian
Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sujarwo, S., & Oktaviana, R. (2017). Pengaruh Warna Terhadap Short Term
Memory Pada Siswa Kelas VIII SMP N 37 Palembang. Jurnal Psikologi
Islami, 3(1), 33–42.
Sunny L, H., Natalie H, R., Evan C L, W., Nachtigal, N., & Helms, J. (2015). Model
of the Product Development Lifecycle. Sandia National Laboratories,
(September).
Tim EMS. (2015). Kamus Komputer Lengkap. Jakarta: PT Alex Media
Komputindo. Retrieved from
books.google.co.id/books?id=jk5JDwAAQBAJ&pg
Tombeng, M. T., Taghulihi, A. A., Waworundeng, J. M. S., Informatika, J.,
Komputer, F. I., Klabat, U., … Xbee, W. (2019). Implementation of Wireless
Xbee Autentication System of Motorcycle. Cogito Smart Journal, 5(1), 45–
55.
Yanuar, Y., & Alfarizy, M. K. (2019). Survei Kepemilikan Smartphone, Indonesia
Peringkat ke-24. Retrieved June 11, 2019, from
https://tekno.tempo.co/read/1181645/survei-kepemilikan-smartphone-
indonesia-peringkat-ke-24/full&view=ok
Yuliandoko, H. (2018). Jaringan Komputer Wire dan Wireless Beserta
Penerapannya. Yogyakarta: deepublish publisher.
89
LAMPIRAN
Lampiran 1. Pertanyaan Kuesioner
90
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 2. Hasil Survey
91
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
92
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
93
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 3. Hasil Wawancara
94
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
95
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 4. Script Arduino
#include <SoftwareSerial.h>
#include <EEPROMex.h>
SoftwareSerial sim(7,8);
SoftwareSerial Bt(10,11);
#define waktu 5000
#define relay_a 6
#define relay_b 5
void setup() {
pinMode (relay_a , OUTPUT);
digitalWrite (relay_a, HIGH);
pinMode (relay_b , OUTPUT);
digitalWrite (relay_b, HIGH);
Serial.begin(9600);
sim.begin(9600);
delay(1000);
Bt.begin(38400);
delay(1000);
Serial.println("Init success");
char rombuf[]="admin";
EEPROM.writeBlock<char>(0, rombuf, 50);
Serial.println("default password set");
}
char currentLine[100]="";
int currentLineIndex = 0;
bool nextLineIsMessage = false;
int y=0;
int authnum=0;
char kalimat[50]="";
int indexkalimat=0;
int x=0;
char rom[50] = "";
bool change=false;
void loop() {
if(sim.available()){
char lastCharRead = sim.read();
Serial.write(lastCharRead);
if(lastCharRead == '\r' || lastCharRead == '\n'){
String lastLine = String(currentLine);
if(lastLine.startsWith("+CMT:")){
Serial.println(lastLine);
if(lastLine.indexOf("+6289627810710")>=0){
authnum = 1;
nextLineIsMessage=true;
Serial.println("Authentication Success..");
}
if(authnum==0){
Serial.println("Authentication Failed..");
}
}
else if (lastLine.length()>0){
if(nextLineIsMessage){
Serial.println(lastLine);
if(lastLine.indexOf("ENGINE LOCK")>= 0)
{
digitalWrite(relay_a, LOW);
Serial.println("ENGINE LOCK");}
sendSMS("ENGINE LOCK");}
else if(lastLine.indexOf("ENGINE UNLOCK") >= 0) {
digitalWrite(relay_a, HIGH);
96
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Serial.println("ENGINE UNLOCK");
sendSMS("ENGINE UNLOCK");
}
authnum = 0;
nextLineIsMessage = false;
}
}
for( int i = 0; i < sizeof(currentLine); ++i ) {
currentLine[i] = (char)0;
}
currentLineIndex = 0;
}
else {
currentLine[currentLineIndex++] = lastCharRead;
}
}
while (Bt.available()){
char lastchar = Bt.read();
kalimat[indexkalimat++]=lastchar;
x++;
}
if (x>0){
if(change){
String password = String(kalimat);
if(password.indexOf("cancel")>=0){
Serial.println("canceled");
Bt.print("canceled");
change = false;
}
else if(password.length()<=7){
Serial.println("password to short");
Bt.print("password to short");
}
else{
password.toCharArray(kalimat, 49);
EEPROM.writeBlock<char>(0, kalimat, 48);
Serial.println("ubah password berhasil");
Bt.print("Password Successfully Changed");
password="";
change = false;
}
}
else{
EEPROM.readBlock<char>(0, rom, 50);
String passref = String(rom);
String password = String(kalimat);
Serial.println(password);
Serial.println(passref);
if(password.indexOf(passref)>=0){
if(password.indexOf("turnon")>=0){
digitalWrite(relay_b, LOW);
Serial.println("ENGINE: ON");
Bt.print("ENGINE: ON");
}
else if(password.indexOf("turnoff")>=0){
digitalWrite(relay_b, HIGH);
Serial.println("ENGINE: OFF");
Bt.print("ENGINE: OFF");
}
else if(password.indexOf("change")>=0){
change=true;
Serial.println("Input New Password");
Bt.print("Input New Password");
}
}
97
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
else{
Serial.println("wrong password");
Bt.print("wrong password!");
}
}
for(int j=0; j<sizeof(kalimat); j++){
kalimat[j]=(char)0;
}
for(int j=0; j<sizeof(rom); j++){
rom[j]=(char)0;
}
indexkalimat=0;
x=0;
}
}
98
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 5. Hasil Pengujian Waktu Respon Bluetooth
10:11:30.340 -> pass: admin
10:11:30.444 -> order: turnon
10:11:30.660 -> TURN ON
10:11:30.661 ->
10:12:11.124 -> pass: admin
10:12:11.130 -> order: turnoff
10:12:11.497 -> TURN OFF
10:12:11.497 ->
10:13:45.592 -> pass: admin
10:13:45.625 -> order: turnon
10:13:45 901 -> TURN ON
10:13:45.901 ->
10:13:55.472 -> pass: admin
10:13:55.499 -> order: turnoff
10:13:55.853 -> TURN OFF
10:13:55.853 ->
10:15:34.376 -> pass: admin
10:15:34.410 -> order: turnon
10:15:34.692 -> TURN ON
10:15:34.692 ->
10:16:05.512 -> pass: admin
10:16:05.553 -> order: turnoff
10:16:05.891 -> TURN OFF
10:16:05.891 ->
99
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lanjutan
10:20:16.012 -> pass: admin
10:20:16.102 -> order: turnon
10:20:16.336 -> TURN ON
10:20:16.336 ->
10:22:52.421 -> pass: admin
10:22:52.455 -> order: turnoff
10:22:52.777 -> TURN OFF
10:22:52.778 ->
10:33:36.290 -> pass: admin
10:33:36.334 -> order: turnon
10:33:36.591 -> TURN ON
10:33:36.591 ->
10:33:55.115 -> pass: admin
10:33:55.234 -> order: turnoff
10:33:55.487 -> TURN OFF
10:33:55.487 ->
100
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 6. Hasil Pengujian Waktu Proses SMS
21:23:08.050 -> Init success
21:23:08.050 -> AT+CMGF=1
21:23:08.050 -> OK
21:23:08.085 -> AT+CNMI=2,2,0,0,0
21:23:08.085 -> OK
21:23:36.634 ->
21:23:36.701 -> +CMT: "+6289627810710","","19/09/10,21:23:32+28"
21:23:36.804 -> Authentication Success..
21:23:36.839 -> ENGINE LOCK
21:23:36.869 ->
21:24:17.803 ->
21:24:17.871 -> +CMT: "+6289627810710","","19/09/10,21:24:12+28"
21:24:17.971 -> Authentication Success..
21:24:18.004 -> ENGINE UNLOCK
21:24:18.037 ->
21:29:10.666 ->
21:29:10.770 -> +CMT: "+6289627810710","","19/09/10,21:29:06+28"
21:29:10.871 -> Authentication Success..
21:29:10.904 -> ENGINE LOCK
21:29:10.931 ->
21:30:38.123 ->
21:30:38.201 -> +CMT: "+6289627810710","","19/09/10,21:30:34+28"
21:30:38.299 -> Authentication Success..
21:30:38.349 -> ENGINE UNLOCK
21:30:38.390 ->
101
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lanjutan
21:34:22.927 ->
21:34:23.056 -> +CMT: "+6289627810710","","19/09/10,21:34:20+28"
21:34:23.102 -> Authentication Success..
21:34:23.145 -> ENGINE LOCK
21:34:23.174 ->
21:37:45.543 ->
21:37:45.671 -> +CMT: "+6289627810710","","19/09/10,21:37:42+28"
21:37:45.739 -> Authentication Success..
21:37:45.788 -> ENGINE UNLOCK
21:37:45.800 ->
21:39:31.325 ->
21:39:31.410 -> +CMT: "+6289627810710","","19/09/10,21:39:28+28"
21:39:31.523 -> Authentication Success..
21:39:31.550 -> ENGINE LOCK
21:39:31.558 ->
21:40:12.893 ->
21:40:12.971 -> +CMT: "+6289627810710","","19/09/10,21:40:10+28"
21:40:12.039 -> Authentication Success..
21:40:13.128 -> ENGINE UNLOCK
21:40:13.138 ->
102
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 7.UAT-01A dan UAT-02A
103
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 8.UAT-01B dan UAT-02B
104
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lampiran 9.UAT-01C dan UAT-02C
top related