terjemahan prop
Post on 29-Oct-2015
87 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
ENVIRONMENT AND OCCUPATIONAL HEALTH
Oleh :
Mariam Bt. Abdul Rashid, S. Ked 04114708106
Apriliza Ralasati, S.Ked 04114708066
Dimas Agung Saputra, S. Ked 04114708089
Joande Necisa, S. Ked 04114708094
Pembimbing:
Prof. Dr. dr. Tan Malaka, MOH, MPH, Sp.OK
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2013
1
PENDAHULUAN
Salah satu dari delapan Millenium Development Goals (MDGs) yang diadopsi
oleh PBB pada tahun 2001 adalah "untuk menjamin keberlanjutan lingkungan"
dengan spesifik berikut:
Target 9: Mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan ke
dalam kebijakan-kebijakan dan program-program; mengembalikan kerusakan
sumber daya lingkungan
Target 10: Mengurangi hingga setengahnya proporsi penduduk tanpa akses
berkelanjutan ke air minum yang aman
Target 11: Mencapai peningkatan yang signifikan dalam kehidupan setidaknya
100 juta penghuni kawasan kumuh pada tahun 2020 (UNDP, 2008)
MDGs menyerukan kerjasama internasional untuk mencegah degradasi
lingkungan yang mengakibatkan pemanasan global.
Suatu lingkungan yang aman sangat penting bagi kesehatan, air bersih sama
pentingnya dengan tempat tinggal dan makanan dalam hierarki kebutuhan kesehatan
dan kelangsungan hidup. Akses terhadap air bersih telah meningkat, namun secara
global 19% dari beban penyakit di antara anak-anak 0-1 tahun adalah akibat penyakit
diare terutama disebabkan oleh air yang terkontaminasi, sedangkan 10% adalah
karena malaria dan lain 10% kekurangan gizi, infestasi usus, dan penyakit anak
cluster yang berkaitan dengan kondisi lingkungan yang buruk.
Membayangi isu lingkungan lainnya adalah perubahan iklim dan pemanasan
global sebagai akibat dari kedua fenomena alam dan buatan manusia. Hasilnya bisa
menjadi ancaman besar bagi kesehatan masyarakat melalui penyebaran penyakit yang
berkaitan dengan iklim seperti malaria: penggurunan zona yang sangat rentan di
dunia, gangguan pasokan air dan makanan, dan berskala luas fenomena bencana alam
dari kenaikan permukaan laut dengan banjir permanen wilayah pesisir, angin topan,
dan perubahan ekologis keparahan tak terduga. Sebuah konsensus luas ilmiah
menaikkan tingkat keprihatinan atas efek bencana tersebut seperti yang goverments
dan masyarakat tampaknya siap untuk bertindak untuk mengurangi konsumsi bahan
bakar fosil dan akar penyebab lain dari gas rumah kaca.
Pasokan air bersih dan pengelolaan limbah adalah hal pokok dan masih
menjadi permasalahan dalam aspek kesehatan dan kebersihan masyarakat.
Kontaminasi oleh biologi, kimia, fisika, atau agen penyebab penyakit dalam
2
lingkungandan eksternal tempat kerja adalah kesehatan masyarakat utama dan
kekhawatiran politik abad kedua puluh satu. Sejak tahun 1960, tingkat kesadaran yang
tinggi telah berkembang mengenai masalah ini. Udara, air, tanah, dan polusi tempat
kerja adalah isu-isu yang menjadi perhatian publik, sektor bisnis, media, dan
organisasi govermental dan nongovermental, dan merupakan bagian dari budaya
umum dari zaman kita. Pertumbuhan konsep benar-untuk-tahu, konsumerisme, dan
advokasi di bidang kesehatan masyarakat telah menyebabkan sensitivitas yang lebih
besar terhadap isu-isu ini di banyak negara.
Kesehatan kerja dikembangkan sebagai kawasan yang terpisah menjadi
perhatian dari kesehatan lingkungan, namun dalam beberapa tahun terakhir ini telah
datang untuk mengatasi masalah yang sama. Hal ini dimasukkan sebagai bagian
kedua dari bab ini karena advokasi umum, profesionalisme, teknologi, dan
pendekatan regulasi. Tingkat respon masyarakat terhadap ancaman lingkungan
diilustrasikan seperti gelombang besar opini publik yang melawan kerusakan
lingkungan.
Masalah menjadi lebih kompleks dan melampaui pencegahan penyakit dan
kesehatan masyarakat tradisional. Sementara sumber daya yang dibutuhkan untuk
mengurangi pengabaian lingkungan dari sanitasi yang tidak memadai dan tingginya
tingkat polusi di udara, air, dan tanah yang mahal, beban kepada masyarakat
pembusukan lingkungan bahkan bisa lebih besar dalam jangka panjang.
Kelompok advokasi abad kedua puluh dan reformis telah membuat kontribusi
besar untuk kebijakan publik, yang mirip dengan prestasi reformis pendahulu mereka
dari abad kedelapan belas dan kesembilan belas di bidang penghapusan perbudakan,
perlakuan yang manusiawi terhadap tahanan dan, sakit mental perbaikan dalam
kondisi kerja di pabrik-pabrik dan tambang, dan perbaikan sanitasi kesehatan
masyarakat (lihat Bab 1). Globalisasi, industrialisasi, dan ketergantungan akan bahan
bakar fosil telah menjadi ancaman yang makin cepat terhadap lingkungan global. Hal
ini semakin diterima tidak hanya oleh komunitas ilmiah, tetapi oleh pemerintah
maupun komunitas bisnis dan masyarakat umum, bahwa masyarakat manusia harus
menyusun aturan sehingga penggunaan sumber daya alam tidak menguras atau
membanjiri kapasitas yang mandiri atau kekuatan alam yang regeneratif dari
lingkungan. Kesehatan lingkungan merupakan isu sentral dalam Kesehatan
Masyarakat Baru sebagaimana hal tersebut adalah akar penyebab banyak penyakit dan
3
kematian yang dapat dicegah dan mendegradasi lingkungan dengan hilangnya
ireversibel untuk masyarakat.
ISU LINGKUNGAN
Konferensi Tingkat Tinggi Pembangunan Berkelanjutan di dunia yang
diselenggarakan di Johannesburg pada tahun 2002 menyerukan agar para pemimpin
dunia: "bertujuan untuk mencapai, pada tahun 2020 bahwa bahan kimia yang
digunakan dan diproduksi dengan cara yang mengarah pada minimalisasi efek
samping yang signifikan pada kesehatan manusia dan lingkungan." Telah dicatat
dalam rekomendasi khusus bahwa dukungan secara teknis dan keuangan akan
dibutuhkan untuk negara-negara berkembang dan ekonomi dalam transisi untuk
membangun kapasitas mereka (johannesburg, 2002). Lembaga Kedokteran A.S tahun
2007 menyerukan partisipasi koperasi industri di "kimia hijau" dan kepatuhan
sukarela baik di rumah maupun internasional menghilangkan standar ganda di negara-
negara industri dan berkembang, dan sesuai dengan lingkungan peraturan yang kuat
untuk mencapai lebih sedikit industri, udara, dan lingkungan global pencemaran
(IOM, 2007). Pada tahun 2007, dewan eksekutif Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
menerima laporan oleh sekretariat pemanasan global yang menyerukan tindakan
untuk meningkatkan kesadaran, skala luas langkah-langkah pencegahan, dan kesiapan
atas konsekuensi dari perubahan iklim global (WHO, 2007 ) (Tabel 9.1)
Lingkungan dan masyarakat berinteraksi dan saling bergantung. Masalah-
masalah ekologi yang dihadapi dunia termasuk yang dapat ditangani secara lokal dan
nasional dan lainnya yang memerlukan kerja sama internasional terpadu. Aksi lokal
adalah bagian dari tanggung jawab global. Isu lokal memerlukan kerjasama yang erat
antara lembaga yang berbeda dari pemerintah di semua tingkatan, dengan pemerintah
setempat, didukung oleh tingkat negara bagian dan nasional. Lembaga swadaya
masyarakat, media, dan kelompok relawan semua memiliki peran penting dalam
promosi lingkungan yang sehat. Pertumbuhan penduduk tak terkendali dan kenaikan
standar hidup di negara berkembang dengan permintaan petugas untuk standar
konsumsi negara-negara maju merusak upaya lokal dan internasional untuk menjaga
keseimbangan antara alam dan masyarakat manusia. Pada saat yang sama, negara-
negara industri mulai upaya untuk mengurangi standar polusi, tetapi waktu yang
tersedia untuk mencegah pemanasan global sangat singkat.
4
Pada saat yang sama, masyarakat global harus menghadapi isu-isu lingkungan,
sosial, dan kesehatan yang berhubungan dengan kemiskinan dan pertumbuhan
penduduk yang tinggi di negara-negara termiskin.
Tabel 9.1 Tantangan Lingkungan Global untuk Abad Ke-21
1. Pemanasan Global
2. Ketimpangan antara negara-negara industri dan non industri
3. Pertumbuhan penduduk
4. Sosial, ekonomi, dan politik kesenjangan nasional;
5. Deforestasi
6. Pasokan air yang kurang
7. Produksi pangan dan distribusi
8. Energi dan penipisan sumber daya
9. Erosi / penggurunan
10. Pengotoran udara
11. Kimia / limbah beracun
12. Perang / ancaman nuklir / terorisme / persenjataan biaya
13. Penipisan ozon
14. Pertumbuhan Ekonomi
Sumber: Campbell-lendrum, D., Woodruff, R. 2007. Climate change: Quantifying the health impact at national and local levels. A. Pruss-Ustun, C.
Corvalan (eds). WHO Environmental Burden of Disease Series no. 14. Geneva: World Health Organization,
http://libdoc.who.int/publications/2007/9789241595674_eng.pdf (accessed june 14, 2008)
Di antara isu-isu jangka panjang yang dihadapi banyak negara adalah pasokan
air dan kualitasnya, yang terancam oleh penggunaan yang berlebihan dan pencemaran
sumber air tanah. Air dan tanah polusi, penggundulan hutan, dan penggurunan
memerlukan perencanaan lokal, nasional, dan internasional kerjasama multisektoral
dan intervensi.
Kesadaran publik mengenai isu-isu ini telah meningkat selama beberapa
dekade terakhir. Kepedulian terhadap lingkungan telah menjadi bagian penting dari
filosofi masyarakat diterima di banyak negara maju. Tempatnya di negara-negara
berkembang sering pada prioritas rendah, muncul setelah perjuangan untuk
mengeluarkan ekonomi serta masalah berat dari pertumbuhan penduduk dan
pelayanan dasar. Pertumbuhan ekonomi dan status kesehatan yang erat kaitannya
5
dengan sistem pertanian, persediaan makanan, dan distribusi, serta pelestarian lahan
pertanian dan penggunaan rasional energi. Seperti halnya di berbagai negara selama
perkembangan industri dan urbanisasi, banyak negara-negara Eropa Timur
memprioritaskan industrialisasi dari pada isu-isu lain dan perhatian akan lingkungan
subordinasi, sehingga degradasi lingkungan akumulasi merupakan bagian dari beban
jangka panjang masyarakat pasca-Soviet.
EPIDEMIOLOGI GEOGRAFIS DAN LINGKUNGAN
Epidemiologi geografis didefinisikan sebagai deskripsi pola spasial kejadian
penyakit dan kematian. Ini adalah bagian dari epidemiologi deskriptif yang umumnya
menggambarkan terjadinya penyakit sesuai dengan karakteristik demografi penduduk
yang beresiko dan dalam hal tempat dan waktu. Deskripsi salju kolera di London pada
1854 dan banyak studi observasi lainnya mendukung hipotesis yang ternyata dalam
prakteknya menjadi kasus, meskipun hubungan kausal langsung tidak dapat
dibuktikan pada saat itu.
Epidemiologi geografis membantu untuk menghasilkan hipotesis yang
kemudian dapat diuji oleh metode yang lebih ketat. Epidemiologi lingkungan dan
pekerjaan menggunakan berbagai metode penelitian untuk penelitian penyakit dalam
kaitannya dengan kondisi lingkungan atau yang terkait dengan pekerjaan. Dalam
kesehatan masyarakat praktis sehari-hari, temuan dari sumber titik umum dari
penyakit, cedera, atau kematian dapat mengarah langsung ke air yang terkontaminasi,
paparan racun di tempat kerja, kondisi risiko, atau polusi udara dari kota. Sementara
ini mungkin perlu kasus-kontrol atau studi lebih formal lainnya untuk konfirmasi,
temuan faktor risiko yang diketahui pada pengawasan rutin harus cukup untuk
menyebabkan intervensi kesehatan masyarakat yang memadai oleh otoritas
pengawasan yang tepat.
Studi epidemiologi dapat menggambarkan secara kuantitatif hubungan antara
frekuensi penyakit dan tingkat paparan terhadap agen tertentu. Studi tersebut tunduk
pada kesalahan dalam pengukuran eksposur. Pengukuran eksposur dengan tempat
tinggal atau pekerjaan hanya perkiraan. Selain itu, dalam komunitas yang sama akan
ada variasi luas dalam tingkat eksposur yang sebenarnya kepada agen beracun. Agen
dapat mempengaruhi populasi yang berbeda atau sub kelompok yang berbeda.
Mungkin ada faktor genetik dan sosial yang berperan juga. Dalam kasus di mana ada
selang waktu yang lama antara paparan dan penyakit yang dihasilkan, dan variabel
6
independen banyak, mungkin akan sangat sulit untuk atribut penyakit ke paparan
tertentu, seperti dalam kasus paparan asbes dan mesothelioma, tapi bukti kumulatif
adalah sedemikian rupa sehingga hubungan didirikan dan tindakan untuk
menghilangkan penggunaan asbes dibenarkan.
SASARAN LINGKUNGAN
Pada tahun 1985, kawasan Eropa dari WHO mengeluarkan pernyataan
konsensus tentang target kesehatan untuk tahun 2000, beberapa di antaranya
tercantum dalam tabel 9.1. Target ini merupakan komitmen sosial yang luas untuk
menghentikan degradasi lingkungan. Ini telah diterbitkan kembali dalam berbagai
bentuk dan semakin mewakili komitmen luas untuk memperlambat pemanasan global,
karena hal ini telah menjadi panggung isu kesehatan lingkungan dalam beberapa
tahun terakhir.
PERUBAHAN LINGKUNGAN GLOBAL
Kesehatan masyarakat tradisional menempatkan prioritas tinggi pada sanitasi,
perumahan, dan perencanaan perkotaan dalam pertempuran untuk mengurangi beban
penyakit menular. Gerakan sanitasi dari abad kesembilan belas memiliki dampak
yang besar terhadap pengendalian penyakit menular.
Tabel 9.1 Target-Target dan Isu-Isu Kesehatan Lingkungan WHO Wilayah Eropa
TARGET MASALAH
Kebijakan multisektoral untuk
melindungi lingkungan
Koordinasi antar instansi di tingkat
internasional, nasional, regional, dan
lokal
Meningkatkan kesadaran masyarakat
akan iklim global dan dampak kesehatan
dari kesehatan lingkungan
Promosi konsorsium publik / swasta
untuk kebijakan ramah lingkungan untuk
mengurangi efek rumah kaca, dan
mempromosikan bahan bakar alternatif,
kimia, konstruksi, kebijakan pertanian
Pemantauan dan pengendalian Bahan kimia, radiasi pengion, kebisingan,
7
mekanisme bahaya lingkungan agen biologis, barang-barang konsumen,
penilaian risiko
Yang memadai pasokan air minum
penjualan
Kuantitas, kualitas air, internasional,
program nasional, tanah dan permukaan
air surveillance, kontrol kualitas, air
standar manajemen
Proteksi terhadap polusi udara Legislatif, administratif dan teknis
langkah-langkah untuk mengendalikan
pencemaran indoor dan outdoor
Mengurangi resiko kontaminasi makanan
termasuk aditif berbahaya
Legislatif, administratif dan teknis
langkah-langkah untuk mengontrol
kontaminasi makanan dan aditif, dan
produksi, penyimpanan, transportasi,
penjualan, dan penggunaan
Menghilangkan risiko limbah berbahaya Efektif legislatif, administratif, dan teknis
langkah-langkah untuk pengawasan dan
pengendalian limbah dibuang
Sehat dan aman lingkungan perkotaan Perumahan dan standar perencanaan
perkotaan, pembuangan limbah,
penyediaan air minum, rekreasi, ruang
terbuka, kontrol lalu lintas, pembuangan
limbah, dan sanitasi
Perlindungan terhadap risiko kerja terkait Perlindungan terhadap biologi, kimia,
bahaya fisik, pendidikan pekerja, industri
self-monitoring dan regulasi pemerintah
Sumber: Commission of the European Communities. 2004. The European Environment Action Plan 2004-2010,
http://ec.europa.eu/environment/health/pdf/com2004416.pdf (accessed May 13, 2008)
Campbell-lendrum, D., Woodruff, R. 2007. Climate change: Quantifying the health impact at national and local levels. A. Pruss-Ustun, C. Corvalan
(eds). WHO Environmental Burden of Disease Series no. 14. Geneva: World Health Organization,
http://libdoc.who.int/publications/2007/9789241595674_eng.pdf (accessed june 14, 2008)
8
Pelajaran yang dipelajari di desinfeksi pasokan air minum dan pengolahan
limbah padat dan cair masih belum diterapkan secara universal. Ini termasuk tidak
hanya negara-negara berkembang, namun tingkat menengah berkembang dan negara
industri juga. Ancaman bencana lokal, nasional, dan internasional keuangan, termasuk
munculnya kembali kolera di Amerika Selatan dan Rusia dan Giardia sebagai wabah
besar di Amerika Serikat, kembali masalah klasik kualitas air ke titik pusat dalam
kesehatan masyarakat modern. Wabah di India pada tahun 1994 dan di celah lembah
Mesir pada tahun 1977 dan kemudian di berbagai belahan Timur Tengah (Arab Saudi,
Yaman) di mana sekarang mungkin endemik dan kebangkitan malaria dan demam
berdarah menyoroti masalah pengendalian vektor di masyarakat modern kesehatan.
Pada 1990-an, West Nile demam muncul untuk pertama kalinya di timur laut Amerika
Serikat dan sekarang endemik di banyak bagian Amerika Serikat. Pada tahun 2003,
SARS menyebar dari Cina ke Tronto, menyebabkan kota berada di bawah karantina
virtual. Pada tahun 2007, demam Chikungunya muncul di Prancis, Italia, dan
Hongkong pada tahun 2008, dibawa oleh wisatawan dari Asia dan mungkin menjadi
endemik dengan penyebaran melalui nyamuk Aedes albopictus yang umum di banyak
bagian Eropa Barat dan Tengah.
Konsep kesehatan lingkungan telah melebar di dekade terakhir oleh spektrum
perubahan global ke lingkungan sebagai akibat dari buatan pencemaran lingkungan
dan peristiwa alam seperti letusan vulkanik. Efek rumah kaca adalah peringatan dari
lingkungan global melalui retensi pemanasan energi surya bumi dengan akan
bertambah gas rumah kaca di atmosfer bumi sekitarnya. Pembuangan limbah beracun
dan radiologis merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang sangat sulit di
banyak negara. Degradasi lahan, hilangnya lapisan atas tanah, penggundulan hutan,
penipisan tanah, dan pengasaman air dan tanah semua tantangan di bidang kesehatan
lingkungan di abad kedua puluh satu. Efek dari perubahan lingkungan global tidak
dapat diprediksi dengan pasti, tetapi ada konsensus ilmiah tentang bahaya serius dan
segera terhadap lingkungan dan masyarakat manusia yang memerlukan tindakan
pencegahan baik global dan lokal dan kapasitas respon krisis kesehatan masyarakat.
Kemiskinan, tingkat pendidikan rendah, dan pertumbuhan penduduk yang
cepat di negara-negara termiskin dengan dibataskannya potensi produksi makanan
yang berdiri kontras dengan tingginya tingkat konsumsi dan penggunaan energi dan
rendahnya tingkat pertumbuhan penduduk di negara-negara industri. Banyak isu-isu
lingkungan yang melibatkan lebih dari satu negara, sebagian karena transportasi
9
produk limbah atau bahan berbahaya dari satu negara ke negara lain, oleh angin, air,
atau sengaja oleh manusia. Kekhawatiran ekonomi meliputi penghancuran saham
memancing, kerusakan hutan, dan keprihatinan global yang lebih dari penipisan
lapisan ozon, pemanasan global, dan polusi laut. Kerjasama lintas sektoral dalam
suatu negara, dan kerjasama internasional dan regulasi untuk mengurangi pencemaran
perairan umum di laut, danau, dan sungai yang dibagi oleh lebih dari satu negara yang
merupakan bagian dari luasnya agenda Kesehatan Masyarakat Baru.
PERUBAHAN IKLIM
Ada konsensus luas bahwa pemanasan bumi merupakan hasil dari kegiatan
manusia dan merupakan faktor risiko muncul untuk kesehatan bagi penyebaran
penyakit menular dan gangguan makanan dan persediaan air bersih. Efek dari
pemanasan global mungkin termasuk gangguan cuaca yang serius dan perubahan
ekologi yang bisa mengancam manusia, tumbuhan, dan kehidupan binatang di bumi.
Menggunakan kebijakan ini dari perkiraan dampak kesehatan adalah identifikasi
kelompok berisiko untuk penyakit tertentu dan penggunaan sumber daya yang langka.
Hal ini membantu untuk menargetkan sumber daya. Hal ini membantu untuk
menargetkan sumber daya dalam mengendalikan emisi gas rumah kaca.
Laporan Pembangunan Kemanusiaan 2007/2008 melihat perubahan iklim
sebagai menantang pengembangan mendefinisikan manusia abad ke-21. Kegagalan
untuk merespon tantangan ini akan memperlambat dan membalikkan upaya
internasional untuk mengurangi kemiskinan. Negara-negara dan orang-orang yang
paling rentan akan menderita kemunduran paling merusak, tetapi tidak ada negara
yang akan kebal terhadap dampak dari pemanasan global. Pembongkaran ditigkatkan
untuk kekeringan, banjir, dan badai sudah menghancurkan kesempatan dan
memperkuat ketidaksetaraan. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa dunia sedang
bergerak menuju titik bencana ekologi ireversibel. Menghindari dampak perubahan
iklim yang paling merusak membutuhkan tindakan global dekade ke depan. Sumber
daya keuangan dan kemampuan teknologi yang ada, tetapi implementasinya
membutuhkan rasa mendesak, kepentingan umum, dan kemauan politik untuk
membuat pemotongan dalam emisi gas rumah kaca. Pencapaian Tujuan Milenium 7
(untuk menjamin kelestarian lingkungan) sangat terletak pada masalah pemanasan
global.
DAMPAK LINGKUNGAN TERHADAP BEBAN KESEHATAN PENYAKIT
10
Bahaya lingkungan berkontribusi terhadap berbagai penyakit. WHO
melaporkan bahwa% sebanyak 25 beban penyakit di seluruh dunia adalah dari
paparan lingkungan dapat dicegah dengan lebih dari 13 juta kematian setiap tahunnya
dan hampir sepertiga dari kematian dan kesakitan di negara berkembang. Hal ini
bertanggung jawab untuk lebih dari 33% dari penyakit pada anak di bawah 5 di
seluruh dunia dan sebanyak 4 juta dari kehidupan mereka bisa diselamatkan terutama
di negara-negara berkembang dengan tindakan pencegahan lingkungan. Penyimpanan
air rumah tangga yang aman dan tindakan higienitas, dan bahan bakar yang lebih
aman, membangun lingkungan yang lebih, kurangnya polusi udara, manajemen
tempat tinggal dan tempat kerja yang lebih baik dan penggunaan zat beracun, dan
manajemen sumber daya air yag lebih baik akan mengurangi penyakit seperti diare,
infeksi respiratoory, malaria, virus West Nile, dan lain-lain (tabel 9.2).
Tabel 9.2 Jumlah Penyakit dengan Beban Kesehatan Terbesar Tahunan Dunia Dari
Faktor Lingkungan
PENYAKIT DALYS
(tahunan, dalam jutaan)
PENYAKIT-BEBAN
SPESIFIK
Diare 58 94%
Infeksi Saluran Nafas
bawahh
37 41%
Trauma yang tidak di
sengaja (termasuk jalan)
21 44%
Malaria 19 42%
PPOK 12 42%
Kondisi Perinatal 11 11%
Sumber: World Health Organization. 2006. Preventing Disease Through Healthy Environments—Towards an Estimate of the Environmental Burden
of Disease. Geneva: WHO
Faktor-faktor lingkungan mempengaruhi negara-negara berkembang yang
paling menderita dari pasokan air yang buruk, rendahnya tingkat sanitasi, standar
perumahan, pendidikan (khususnya perempuan), dan tingkat kemiskinan tertinggi. Ini
adalah topik yang dibahas dalam Tujuan Pembangunan Milenium. Kebanyakan dari
penyakit-penyakit dengan sejumlah besar kematian yang menerima perubahan dengan
kebijakan yang tersedia, teknologi, dan tindakan preventif dan masyarakat. Hal ini
dapat mengakibatkan 2,6 juta kematian akibat penyakit jantung lebih sedikit, 1,7 juta
kematian setiap tahunnya akibat diare sedikit, 1,5 juta lebih sedikit dari penyakit
11
pernafasan, 1,4 juta lebih sedikit dari kanker, dan dekat dengan 1 juta lebih sedikit
dari luka eksternal (kecelakaan kendaraan bermotor, keracunan, dan lainnya).
Oksida sulfur dan nitrogen dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil listrik
bisa menempuh jarak jauh setelah dibebaskan dari cerobong asap. Polutan seperti
jatuh sebagai hujan asam telah menyebabkan kerusakan hutan di negara-negara Eropa
Tengah dan Timur. Hujan asam yang dihasilkan di satu negara Eropa bisa jatuh di
tempat lain, mempengaruhi perairan dan kehidupan hewan di samping hutan.
Pengurangan hujan asam telah dicapai selama tahun 1990-an di Amerika Utara oleh
selektivitas yang lebih besar dalam bahan bakar fosil, dan hasilnya berkurang
kerusakan hutan dan sumber air.
Pelepasan pelarut organik berbagai, yang disebut klorofluorokarbon (juga
dikenal sebagai freon atau CFC), yang digunakan dalam sistem pendingin, lemari es,
dan produk konsumen aerosol, menyebabkan kerusakan pada lapisan ozon bumi. Ini
masuknya izin dari ultraviolet (UV) cahaya yang sebelumnya dikeluarkan ke atmosfir
bumi. Sinar UV menyebabkan peningkatan kanker kulit dan katarak pada manusia.
Substitusi untuk freon sangat penting untuk mengurangi kerusakan lapisan ozon. Hal
ini dapat dicapai pada tingkat individu dengan menggunakan cat berbasis air dan
produk kimia dalam kehidupan sehari-hari. Pencarian untuk pengganti pendingin dan
bahan kimia beracun untuk menggantikan mereka yang merusak lingkungan dan
pekerja yang terpapar, telah, bersama dengan regulasi, menjadi ciri khas lingkungan
dan kesehatan.
Gas rumah kaca yang dibangun di atmosfer dengan emisi karbon dioksida
terutama disebabkan oleh meningkatnya karbondioksida dan gas-gas lainnya yang
dihasilkan dari penggunaan yang berlebihan dan tidak efisien dari bahan bakar fosil
bersama dengan skala luas kerusakan hutan yang protektif melalui konversi alami
CO2 ke air. Gas-gas ini memblokir radiasi inframerah dari permukaan bumi,
menyebabkan terperangkapnya panas. Efek ini mirip dengan penggunaan kaca atau
plastik mencakup untuk menahan panas dalam rumah kaca. Efek pemanasan global
ini mungkin memiliki konsekuensi jangka panjang yang serius untuk keseimbangan
termal bumi. Efek pada es di kutub dapat menyebabkan perubahan global dalam
tingkat lautan. Pengurangan efek rumah kaca membutuhkan upaya internasional,
nasional, dan individu, dan terutama kesadaran lingkungan dan tindakan oleh
pemerintah dalam, media, masyarakat ilmiah dan bisnis serta masyarakat umum.
12
Limbah berbahaya yang diekspor dari negara maju ke negara berkembang. Hal
ini berpotensi dipecahkan oleh kesadaran nasional tinggi dan konvensi internasional
yang lebih kuat dengan publisitas dan denda yang dijatuhkan oleh pengadilan
internasional terhadap perusahaan yang bersalah atau bangsa. Dalam ekonomi global,
semua faktor ini berhubungan dengan efek pada lingkungan fisik maupun pada
kondisi kerja dan faktor sosial / politik, seperti melebarnya jurang antara kaya dan
miskin.
PASOKAN AIR MASYARAKAT
Air tawar sangat penting bagi semua makhluk hidup dan menjadi sumber daya
yang semakin langka. Penyakit yang ditularkan melalui air masih menjadi salah satu
penyebab utama kematian di negara berkembang, yang sering kekurangan pasokan air
yang memadai. Di negara maju dan berkembang, pengendalian pencemaran,
penggunaan kembali air limbah, dan perencanaan air sangat penting bagi
perekonomian nasional dan kesehatan masyarakat.
Dekade Internasional untuk Air Minum dan Sanitasi di tahun 1970 dan awal
1980-an mempromosikan usaha-usaha nasional, bi-nasional, internasional untuk
meningkatkan pasokan air masyarakat, sanitasi, drainase, pendidikan, dan kebersihan.
Penerapan teknologi sesuai jika untuk menjaga air dan infrastruktur sanitasi yang
ditekankan. Keamanan air minum masyarakat, seperti yang didefinisikan oleh WHO,
membutuhkan kombinasi standar dan perlindungan sumber air baku dari kontaminasi.
Perawatan komunitas pasokan air membutuhkan sedimentasi, koagulasi, filtrasi,
klorinasi, dan pemantauan terus menerus. Standar konstruksi dan pemeliharaan sistem
distribusi air yang diperlukan baik di desa sumur atau sistem air kota pasokan. Filtrasi
menghilangkan partikel padat dan yang tergantung, meningkatkan kualitas sumber air
permukaan, dan desinfeksi dengan klorinasi efektif membunuh banyak
mikroorganisme
Cakupan dan perlindungan waduk dan kanal juga bermanfaat dalam
meningkatkan keamanan sumber air dan mencegah kontaminasi dari sumber alami,
termasuk burung, hewan, dan tumbuhan. Komunitas air regulasi dan penegakan
mengharuskan kedua perawatan fisik dan desinfeksi untuk melindungi masyarakat
terhadap mikrobiologi, kimia, dan bahaya kesehatan lainnya. Pertanian pestisida dan
limbah hewan juga merupakan kontaminan penting dari sumber air.
13
Undang-undang air bersih (CWA) tahun 1977 memperbaiki undangan-undang
Pengendalian Polusi Air Federal tahun. Pada saat itu, beberapa dari danau-danau
besar yang serius tercemar, seperti banyak dari sungai-sungai utama negara itu. The
CWA mengatur standar nasional dan mekanisme peraturan baru Amerika Serikat di
federal, negara bagian, dan pemerintah di tingkat daerah. Hal ini meningkatkan
kekuatan peraturan untuk "memulihkan dan menjaga kimia, fisik, dan integritas
biologis perairan Bangsa." Peraturan di bawah undang-undang tersebut diizinkan
tindakan efektif terhadap polusi industri dan lainnya dan memungkinkan untuk
kontrol yang akan didirikan di mana kota beberapa terlibat dalam sebuah sungai atau
sistem air regional. Hal ini menyebabkan peningkatan yang stabil dalam kualitas air
danau, sungai, dan sumber air tanah di seluruh negeri, tetapi pada tahun 1999, 40%
dari perairan AS berada di bawah standar EPA pengawasan air. Namun, hal tersebut
kontroversial karena pelanggaran federal yang diduga tanggung jawab negara dan
belum diluluskan pada tahun 2008.
Kekhawatiran tentang efek karsinogenik potensi trihalomethanes dapat
menyebabkan penarikan klorinasi wajib air permukaan. Tidak adanya desinfeksi
memadai dengan klorin meningkatkan risiko serius wabah penyakit ditularkan melalui
air seperti gelombang epidemi kolera di Amerika Selatan selama tahun 1990-an.
Standar baru mungkin memerlukan waktu untuk dijalankan karena berlaku sikap
profesional dan masyarakat konservatif dan pabrik pengolahan biaya. Di Israel,
misalnya, pendapat secara bertahap bergeser ke kebijakan klorinasi wajib. Hal ini
disebabkan sejumlah faktor: publik meningkat dan berita awereness media kualitas air
penghilangan tinta, pengakuan yang lebih besar pada tingkat kepemimpinan
Departemen Kesehatan akan pentingnya faktor pencegahan dan lingkungan pada
penyakit enterik, kehadiran peningkatan muda, insinyur sanitasi lebih terlatih bersedia
untuk menantang dogma yang sebelumnya diterima, dan dokumentasi persuasif
dampak pasokan air masyarakat yang terkontaminasi pada beban penyakit menular
negara.
PENYAKIT YANG DITULARKAN MELALUI AIR
Penyakit yang ditularkan melalui air mungkin begitu umum untuk
menghindari deteksi dalam bentuk titik wabah. Hal ini tampaknya menjadi kasus di
banyak negara, adalah hepatitis (terutama hepatitis A dan E) yang endemik dan di
mana kejadian gastroenteritis dari shigella dan E.coli tetap tinggi. Di negara-negara
14
industri, wabah penyakit yang ditularkan melalui air telah menjadi peristiwa biasa
karena tingkat tinggi pengelolaan air (Tabel 9.2). Pencemaran air dan penyakit enterik
dapat terjadi dari organisme yang pengujian rutin saat ini tidak dipraktekkan. Sebagai
contoh, pengujian untuk rotaviruses (yang menyebabkan penyakit enterik) dan
organisme seperti Campylobacter dan Giardia tidak dilakukan secara rutin, namun air
diuji jika ada kecurigaan dari kontaminasi. Air bersih membutuhkan perawatan fisik
serta desinfeksi semua sumber air permukaan. Pengelolaan air yang efektif dapat
mengurangi beban penyakit gastroenteric bahkan di negara yang relatif maju.
Tabel 9.2 Standar Internasional Manajemen Air
1. Internasional, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Kesehatan Dunia
mempromosikan Dekade Internasional untuk Air Minum dan Sanitasi dan
diumumkan standar yang jelas kualitas air untuk persediaan air masyarakat
(1958, 1963, 1971, 1984, dan 1997)
2. Nasional, negara bagian, dan pemerintah lokal: kebijakan komitmen,
pendanaan, dan departemen proffesional untuk pengawasan sistem air
masyarakat.
3. Sistem air perkotaan: pengelolaan air dan pengujian bervariasi sesuai dengan
kualitas air sumber dan metode pengobatan termasuk:
a) Tingginya standar penerimaan dari sumber air permukaan
b) Perlakuan fisik --- koagulasi dan filtrasi
c) Disinfeksi dengan klorinasi --- rutin dan wajib
d) Pengelolaan dan pemantauan dari residu klorin
e) Konstruksi dan pemeliharaan penyimpanan air dan sistem distribusi
f) Pemantauan penyakit enterik
g) Investigasi wabah penyakit ditularkan melalui air yang dicurigai
h) Pemantauan berkelanjutan oleh bakteriologis dan kimia pengujian
i) Jaminan jarak aman antara pipa limbah dan air
j) Integritas sistem distribusi air terhadap pemasukan
4. Sumur desa:
a) Perlindungan sumur dari limbah manusia dan hewan
b) Klorinasi rutin atau berkala
c) Pengawasan oleh pekerja kesehatan desa yang terlatih dan diawasi
15
5. Sanitary pendidikan: di semua lapisan masyarakat termasuk pemerintah,
LSM, kerjasama lintas sektoral, masyarakat profesional publik, medis dan
lainnya, dan di sekolah
Sumber: World Health Organization. 2006. Guidelines for Drinking Water Quality. First Addendum to Third Edition. Recommendations. Geneva:
World Health Organization. http://www.who.int/water_sanitation_health/dwq/gdwq3rev/en/index.html (accessed May 14, 2008)
Israel, berkembang pesat di tahun 1960-an, membangun pembawa air nasional
untuk mendistribusikan, air tanpa filter yang mengandung klor kepada masyarakat
dan untuk pertanian. Tanah lokal yang belum tentu terklorinasi, dan limbah
pengembangan sistem tidak memadai. Pada 1970-an dan 1980-an, Israel mengalami
sejumlah besar wabah penyakit yang ditularkan melalui air. Sebuah wabah 1.985
berasal dari kontaminasi sumber air tanah melalui pipa limbah yang sengaja pecah
selama perbaikan jalan, sehingga 9000 kasus Shigellosis, 49 kasus demam thypoid,
dan 1 kematian. Pengenalan klorinasi wajib pada tahun 1988 di Israel menghasilkan
sebuah peningkatan yang substansial dalam kualitas pasokan air masyarakat dan
sangat mengurangi kejadian wabah penyakit yang ditularkan melalui air dan total
beban penyakit diare. Pada saat yang sama, ada pengurangan ditandai dari
keseluruhan beban penyakit enterik di negeri ini, termasuk hepatitis A, namun,
terutama makanan yang mengandung salmonella terus meningkat.
Di Amerika Serikat selama 1995-1996, ada 22 wabah penyakit ditularkan
melalui air akibat air minum yang tercemar 2.567 kasus, sebagian besar disebabkan
oleh Giardia. Pada tahun 1993, kontaminasi Cryptosporidium dari sumber air
menyebabkan wabah penyakit ditularkan melalui air di Milwaukee dan di tempat lain.
Beberapa organisme ditularkan melalui air seperti Giardia dan Cryptosporidium
merupakan risiko khusus orang dengan sistem kekebalan tubuh, termasuk pasien
kanker yang diobati dengan kemoterapi, orang HIV-positif, dan pasien setelah
transplantasi organ yang diobati dengan imunosupresan. Selama periode 1991-2002
ada 2.007 wabah penyakit ditularkan melalui air di Amerika Serikat dengan 433.947
kasus penyakit yang dilaporkan. Masalah dalam sistem distribusi adalah kekurangan
yang paling sering diidentifikasi di bawah yurisdiksi utilitas air, menggarisbawahi
pentingnya mencegah kontaminasi setelah pengolahan air. Air tanah yang
terkontaminasi menyediakan dukungan untuk Peraturan Air Tanah tahun 2006.
Wabah Giardia dan Cryptosporidium di Amerika Serikat telah menimbulkan
kekhawatiran karena organisme tidak efisien dihilangkan dengan pengolahan air baku,
dan tidak secara rutin diuji dalam pemantauan penarikan contoh air biasa.
16
Pada tahun 1993, dilaporkan wabah penyakit terbesar yang ditularkan melalui
air dalam sejarah AS terjadi di Milwaukee dengan sekitar 403.000 orang sakit, di
antaranya 4400 harus dirawat inap. Tingkat serangan yang setinggi 50% di beberapa
bagian kota. Cryptosporidium, selain ditularkan melalui dari orang ke orang dan dari
hewan ke manusia, juga dapat ditularkan melalui kolam renang. Cryptosporisium
dilaporkan ada dalam 65-87% dari sampel air permukaan yang diuji di Amerika
Serikat.
Deteksi dini dengan diagnosis laboratorium membutuhkan persiapan
laboratorium untuk identifikasi organisme ini. Pengujian berkala dari pasokan air
masyarakat di asal dan dalam sistem pasokan sangat penting untuk memantau
keamanan air. Kehadiran bakteri coliform menunjukkan kontaminasi tinja dan potensi
bahaya, memperingatkan para pejabat sanitasi bahwa organisme lainnya lebih
berbahaya, seperti basil disentri atau virus enterik seperti hepatitis, mungkin muncul.
Pengujian untuk Cryptosporidium, Giardia, dan virus itu sulit, mahal, dan tidak peka,
karena itu, pengujian rutin tidak dilakukan. Klorinasi dan filtrasi mungkin tidak cukup
untuk mencegah penularan penyakit yang ditularkan melalui air dari organisme ini.
Hal ini adalah masalah untuk kontrol sanitasi. Metode baru pengujian dan disinfeksi
pasokan air perlu dibuat. Saat ini, filtrasi dan klorinasi tetap metode dasar menjamin
pasokan air masyarakat yang aman, dilengkapi dengan air mendidih tersangka selama
wabah penyakit.
Proses pengolahan air baku menghapus materi padat dan tergantung, bakteri,
dan bau dari air dan telah luar biasa sukses dalam mengurangi penyakit yang
ditularkan melalui air. Kekhawatiran baru atas kontaminasi kimia pasokan air
masyarakat telah menjadi menonjol dalam beberapa dekade terakhir. Perairan
tercemar berat telah dikaitkan dengan kerusakan neurologis dan kanker kandung
kemih, saluran pencernaan, hati, dan ginjal.
Undang-undang Air Minum Aman Amerika Serikat tahun 1974, sebagaimana
telah diubah pada tahun 1996, menetapkan kriteria untuk pemantauan sistem air
publik untuk mikrobiologis, kimia, dan kontaminan lainnya (Kotak 9.3). Tindakan
mendefinisikan tingkat kontaminan maksimum (MCLs) untuk polutan kimia tertentu.
Lembaga Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) mengatur MCLs untuk
polutan, dari ratusan organik, anorganik, kontaminan biologis, dan radilogic terdeteksi
dalam pasokan air di seluruh negeri. Ini merupakan bidang perhatian kesehatan
masyarakat yang masih membutuhkan banyak epidemiologi dan penelitian rekayasa.
17
Hukum hak-untuk-tahu, pers investigasi yang kritis, dan masyarakat sadar
lingkungan sangat penting untuk mencegah degradasi ekologis serius. Aktivisme
lingkungan telah membuat kontribusi penting untuk kesehatan masyarakat, tetapi
aktivisme tersebut dapat menjadi pedang bermata dua. Salah satu contoh adalah
semangat yang berlebihan difokuskan pada dampak lingkungan dari klorinasi dan
produk dengan nya. Trihalomethanes, diproduksi oleh kombinasi dari klorin dan
bahan nitrogen (kloroform, bromoform, Bromochloromethane, dan
chlorodibromomethane) di permukaan air tanpa filter yang terkontaminasi, dapat
mencapai tingkat yang bersifat karsinogenik dan kecurigaan dari teratogenisitas telah
disproven (Niewenhuijsen et al., 2008). Tingkat dalam norma-norma yang diterima
dianggap aman, tingkat triahalomethane total di bawah 0.10mg / L (EPA, 2008).
Beberapa oposisi untuk desinfeksi dengan klorinasi telah didasarkan pada
kekhawatiran ini dan menyebabkan penyebaran kolera di Amerika Selatan selama
tahun 1990-an (lihat BAB 4). Manfaat pengganti kerugian terhadap risiko yang telah
menghasilkan konsensus profesional saat ini bahwa ini bukan alasan untuk
menghentikan klorinasi. Sebaliknya, menyediakan justifikasi tambahan untuk
pengobatan fisik air baku sebelum klorinasi untuk mengurangi kandungan bahan
nitrogen dan dengan demikian mengurangi kombinasi dengan klorin yang
menghasilkan trihalomethanes, meningkatkan sifat air dapat diminum dan kejernihan.
Tabel 9.3 Kontaminasi Air Berdasarkan Peraturan Badan Perlindungan Lingkungan
AS
Kontaminasi Mikrobiologi
kekeruhan, coliform total, virus, Giardia lamblia, Cryptosporidium, Legionella
Produksi Desinfeksi oleh
bromat, klorit, asam haloacetic, triahalomethanes Total
Desinfektan
chloramines dan klorin (Cl2 sebagai), klorin dioksida (sebagai ClO2)
Bahan kimia organik yang mudah menguap
trikloroetilen, tetrachlorethylene, karbon tetraklorida, vinil klorida, benzena, etilena,
dan etana senyawa
18
Sintetik organik senyawa
pestisida (lindane, endrin, 24-D, chlordane), karbon tetraklorida, karbofuran,
klorobenzena, diadipate, diklorometana, dichloropropane, dipthalate, dinseb, dioxin,
Diquat, endrin, epiklorohidrin, etil benzena, etilen dan dibromida, glifosat, heptaklor
dan epoksida, heksaklorobenzena, methoxychlor, oxamyl, polychlorinated biphenyls
(PCBs), pentachlophenol, simazine, stirena, terachloroethylene, toluena, Toxaphene,
Silvex, trichloroethylene, vinil klorida, xylene
Kimia Anorganik
antimon, arsenik, asbes, barium, Berylium, kadmium, kromium, tembaga, sianida,
fluoride (> 4mg / L), timah, merkuri, nitrat, selenium, thallium
Kontaminasi Radiologis
alpha dan aktivitas beta partikel, uranium alam, radium, radon
Catatan: Maximum contmination levels (MCLs) are set by the EPA for the listed contaminants.
Sumber: www.epa.gov/safewater/contaminants/index.html#micro (accessed May 13, 2008)
Program-program pembangunan, termasuk proyek-proyek skala lokal dan
besar bendungan dapat memiliki efek kesehatan negatif dengan menyediakan
lingkungan yang ramah bagi vektor untuk penyakit seperti malaria, schistosomiasis,
dan onchocerciasis, sehingga kebangkitan penyakit sekali dikontrol. Perencanaan
proyek pembangunan harus memperhitungkan efek ekologi potensial dan tindakan
pengendalian yang diperlukan untuk mencegah kerusakan kesehatan yang lebih besar
daripada manfaat.
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH
Pengumpulan dan pengolahan limbah, bersama dengan filtrasi dan disinfeksi
air minum, telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kesehatan publik
yang lebih baik, bahkan mungkin lebih dari penggunaan obat-obatan modern dan
vaksin. Koleksi limbah mencegah kontaminasi permukaan lingkungan serta rembesan
ke air tanah dan kontaminasi dari sumber air setempat. Limbah mengandung bakteri,
virus, protozoa, dan patogen lain yang dapat menyebabkan penyakit serius,
pengobatan memerlukan membunuh organisme patogen yang hadir dalam kotoran.
Tujuan dari pengolahan limbah adalah untuk meningkatkan kualitas air limbah ke
tingkat di mana dapat dibuang ke saluran air atau dipersiapkan untuk digunakan
19
kembali untuk pertanian tanpa merusak lingkungan air atau menyebabkan masalah
kesehatan manusia dalam bentuk penyakit yang ditularkan melalui air.
Pengobatan primer air limbah masyarakat dimulai dengan penghapusan
padatan dari air limbah. Hal ini dilakukan oleh proses mekanis beberapa penyaringan
dan sedimentasi. Air limbah dilewatkan melalui layar untuk menghilangkan benda
padat besar dan kemudian melalui penggiling untuk lebih memecah limbah padat. Air
limbah dari arus dengan kecepatan dikurangi melalui gesekkan dimana pasir, kerikil,
dan bahan anorganik mengendap. Air disuntikkan ke dalam tangki untuk
menghilangkan gas yang terperangkap dan untuk memelihara lingkungan aerobik. Air
limbah kemudian mengalir ke tangki pengendapan sekunder dimana sedimetation
lanjut dari partikel padat terjadi. Pengobatan primer menghilangkan lebih dari
setengah dari materil tersuspensi dan partikel dalam persiapan untuk perawatan
sekunder.
Pengolahan air limbah sekunder didasarkan pada pengolahan biologis dibantu
oleh metode mekanis, mempercepat dekomposisi alami dari sampah organik.
Mikroorganisme aerobik yang digunakan dalam adanya suplai oksigen kemelimpahan
untuk menguraikan bahan organik menjadi karbon dioksida, air, mineral. Air limbah
disemprotkan melalui trickling filter atau tempat tidur dari batu pecah ditutupi dengan
lendir yang mengandung berbagai jenis mikroba. Mikroba ini menyerap materi
organik dan bertindak untuk memecahnya menjadi berbagai komponennya. Limbah
ini kemudian diolah dengan metode lumpur aktif, dilakukan dengan memperkenalkan
bakteri yang mengandung lumpur ke dalam tangki air limbah bersama dengan udara
terkompresi. Sampah tersebut kemudian diaduk dan dicampur selama 4-10 jam.
Mikroba yang teradsorpsi ke partikel tersuspensi dan mengoksidasi bahan organik.
Setelah proses ini, lumpur, terdiri dari massa bakteri, mengendap keluar ke tangki
berikutnya air limbah.
Setelah pengobatan primer dan sekunder, bahan tersuspensi dan kebutuhan
oksigen biokimia (BOD) yang berkurang sekitar 90%. Proses ini tergantung pada
temperatur, yang mempengaruhi tingkat metabolisme dan aktivitas organisme yang
diperlukan untuk memecah bahan organik tersuspensi. Pengobatan sekunder adalah
yang paling efektif dalam menghilangkan protozoa, cacing, dan bakteri, tetapi kurang
efektif terhadap virus, logam berat, dan bahan kimia lainnya. Sejak tahun 1988, semua
limbah tanaman di Amerika Serikat diwajibkan oleh peraturan federal untuk
menyediakan setidaknya pengobatan sekunder.
20
Pengolahan tersier diperlukan jika air limbah tersebut akan didaur ulang untuk
keperluan irigasi argicultural, rekreasi, atau digunakan masyarakat. pengolahan tersier
meliputi kombinasi dari fisik, kimia, dan proses biologis untuk mengurangi partikel
tthe dan Direksi menjadi kurang dari 1% dari mereka dari air limbah yang asli. Proses
ini meliputi koagulasi kimia, filtrasi, sedimentasi, aktifkan secara adsorpsi karbon,
kolam oksigenasi dan laguna soda, osmosis, pertukaran ion, pemisahan busa, dan
aplikasi tanah. Semua proses ini menghilangkan polutan yang berbeda hadir dalam
limbah cair, partikel kecil terutama bahan organik tersuspensi. Mereka juga
menghilangkan bahan kimia sintetik, amonia, nitrat, phospate, dan bahan organik
terlarut. Air limbah daur ulang merupakan sumber penting air di dunia yang mengalir
kekurangan air. Desalonation juga menjadi pilihan atrractive sebagai biaya
pengobatan yang berkurang dan kompetitif dengan bentuk-bentuk pengelolaan air.
Potensi lain yang penting dalam teknologi baru untuk menggunakan air menguap di
udara sebagai sumber pasokan air rumah tangga.
Pembuangan lumpur yang tersisa setelah pengolahan limbah oleh insinerasi
atau laut dumping adalah permasalahan lingkungan. Penggunaan lumpur untuk
kompos di pertanian atau berkebun yang meningkat, namun kontaminasi dapat
memasuki rantai makanan dan membuat bahaya lain. Pembuangan lumpur harus
diatur dengan cermat.
Disinfeksi adalah tahap akhir, dilakukan dengan memperkenalkan klorin ke
dalam air sehingga ada tingkat residu klorin untuk melindungi air dari kontaminasi
dalam penyimpanan air dan sistem distribusi. Di banyak negara atau wilayah,
kurangnya pasokan air yang cukup lokal untuk masyarakat pertanian dan industri
menggunakan mengharuskan daur ulang air limbah sebagai bagian dari proses
konservasi air. Suplementasi sumber air dengan desalinasi dan daur ulang akan
menjadi semakin penting sebagai pertumbuhan penduduk, meningkatkan standar
hidup, dan tekanan dari kontaminasi pertanian dan industri dari sumber air meningkat.
Teknologi baru dalam penawaran filtrasi membran berharap untuk meningkatkan
efisiensi dan ekonomi dari sektor ini dari ilmu ekologi.
Pembuangan limbah padat telah tantangan dari prasejarah sampai zaman
modern dan hanya akan meningkat di masa depan. Dengan pertumbuhan kota-kota,
pembuangan sampah mengambil pentingnya kesehatan yang lebih signifikan. Pada
zaman Alkitab, Yerusalem dibakar sampah di sebuah lembah di luar tembok kota
(Gehennam, istilah kemudian diadopsi untuk "neraka"). Kota Yunani-negara memiliki
21
peraturan terhadap pembuangan sampah di atau dekat kota-kota, menyediakan tempat
pembuangan sampah untuk tujuan ini. Di kota-kota di Eropa abad pertengahan,
sampah serta kotoran manusia dan hewan yang dibuang ke jalan-jalan dan daerah
sekitarnya rumah. Pada abad ketiga belas, Paris dilarang membuang sampah di
jalanan dan harus membuangnya di luar tembok kota. Pada 1388, parlemen Inggris
dilarang membuang limbah di perairan umum. Selama revolusi industri, kota abad
pertengahan berkembang menjadi kelas pekerja kumuh. Kepadatan, perumahan yang
buruk, dan sanitasi yang buruk memaksa pemerintah kota untuk mengatur langkah-
langkah untuk mengurangi bahaya gangguan kesehatan dan limbah padat.
Pengelolaan sampah terus menjadi masalah karena jumlah yang lebih besar
yang dihasilkan oleh gaya hidup makmur dari populasi negara-negara industri. Di
negara-negara berkembang, di mana desa ke pergeseran penduduk perkotaan sedang
berlangsung dalam skala besar, pertumbuhan penduduk yang cepat, padat, dan kumuh
meningkatkan beban pembuangan limbah padat. Sejak 1980-an, kembali, daur ulang,
dan penggunaan kembali limbah produk memasuki budaya populer di beberapa
negara dan mulai berdampak pada pengurangan kebutuhan penimbunan limbah. Daur
ulang kertas, plastik, dan botol-botol kaca dan logam memberikan kontribusi untuk
mengurangi limbah padat untuk pembuangan dan telah menjadi suatu kegiatan
ekonomi menarik. Metode Biogas adalah meningkatkan sehingga kotoran hewan
dapat digunakan untuk produksi gas metana yang akan digunakan untuk energi yang
dihasilkan untuk rumah atau penggunaan umum.
Pengelolaan sampah menjadi lebih kontroversial. Ada kebingungan mengenai
perbedaan antara isu-isu seperti limbah rumah sakit, limbah industri, dan limbah
rumah tangga beracun dan kurangnya kepercayaan oleh masyarakat dalam
pemerintahan dan komunitas ilmiah. Oleh karena itu ada kebutuhan besar untuk
melanjutkan pendidikan masyarakat dan komunikasi dengan instansi pemerintah dan
tokoh masyarakat.
Sumber limbah padat termasuk pertanian, pertambangan, industri, dan limbah
perkotaan. Di Amerika Serikat, 95% limbah padat dari pertanian, industri, dan
pertambangan. Sisanya adalah dari limbah rumah tangga, yang menghasilkan
Sebanyak 150-180 juta ton sampah per tahun. Ini adalah setara dengan 4 pon sampah
per orang per hari. Pengumpulan sampah kota dan pembuangan adalah masalah serius
yang melibatkan biaya tinggi dan beban kesehatan masyarakat yang serius jika tidak
dilakukan dengan baik.
22
Manajemen limbah melibatkan berbagai teknik, termasuk menggunakan
kembali dan daur ulang, pengomposan, insinerasi, dan penimbunan limbah. Masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Teknik ini merupakan bagian dari
rekayasa infrastruktur masyarakat. Air laut dumping masih dipraktekkan di beberapa
negara, namun keprihatinan global meningkat tentang efek dari praktik-praktik
tersebut pada ekologi danau dan lautan membuat solusi ini tidak dapat diterima.
Penimbunan limbah adalah metode yang paling umum dari pembuangan limbah
padat. Hal ini melibatkan menyebarkan sampah di lapisan 8-10 meter dan menutupi
mereka dengan lapisan tipis tanah. Metode ini cukup jika direncanakan dengan baik
dan diawasi dan memiliki manfaat yang gas metana yang dihasilkan oleh dekomposisi
anaerobik dapat dipulihkan untuk digunakan. Masalah rembesan materrials beracun
dan akumulasi gas berpotensi ledakan membutuhkan assesment-hati di lokasi
pembuangan dan membatasi potensi tempat pembuangan sampah untuk melayani
sebagai pilihan, berkelanjutan layak. Kemungkinan-kemungkinan terbatas untuk
lokasi penimbunan limbah yang cocok dalam konsentrasi perkotaan besar membuat
metode pembuangan ini menjadi masalah perencanaan perkotaan yang serius.
penimbunan limbah saniter mahal karena biaya pengumpulan dan transportasi, nilai
tanah, dan sumber daya manusia yang dibutuhkan. Pembuangan limbah dalam kondisi
sanitasi membutuhkan pemadatan limbah dan menutupi oleh bumi belum dipadatkan
dengan baik-menyebar jauh dari tanah dan air syrface. Situs harus dipagari untuk
mencegah pemulungan oleh orang-orang, hewan, dan off-jam dumpers. Ini harus
memiliki akses beraspal dan dikeringkan dengan baik.
Kompos atau konversi produk limbah menjadi tanah lapisan atas dapat
diterapkan di tingkat rumah tangga dan kota. Dengan produk kayu dan pengolahan
makanan dapat dibuat kompos dan digunakan untuk mengurangi polusi tanah dari
produk berbasis minyak bumi. Ini melibatkan pemisahan bahan tidak ramah
lingkungan dari bahan ramah lingkungan dan pengobatan dari bahan-bahan untuk
memecah sampah organik. Dekomposisi pada suhu tinggi (140F) membunuh lalat, biji
gulma, dan berpotensi organisme patogen. Dalam sistem tertutup dengan aerasi forced
draft, proses ini dapat dicapai dalam beberapa hari, namun dengan metode pasif
dibutuhkan waktu berbulan-bulan. Setelah perawatan lebih lanjut dari
"menyembuhkan" dan penyaringan atau grinding, pendingin tanah yang baik dapat
dihasilkan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pekerjaan pertanian atau
perkebunan seperti di pembibitan, taman-taman umum, dan taman. Insinerasi menarik
23
minat yang luas, namun penggunaannya dibatasi oleh biaya modal yang tinggi dan
kemungkinan pelepasan bahan yang berpotensi beracun seperti dioxin dan logam
berat ke atmosfir. Kebutuhan perawatan teliti diperlukan untuk benar mencampur
bahan untuk pembakaran bersih pada suhu tinggi. Selain itu, ada masalah sisa
pembuangan abu itu sendiri yang beracun. Limbah untuk energi insinerasi
mengurangi volume produk limbah oleh 80-90% dan menghasilkan energi yang dapat
menghasilkan listrik dan mengganti bahan bakar fosil. Di Jepang dan Eropa Barat, 30-
40% dari limbah padat dibakar dalam limbah-untuk tanaman energi.
Menggunakan sampah sebagai pakan untuk babi tidak lagi dapat diterima
karena masalah kontaminasi daging dengan trichinosis (cacing pita babi). Namun,
praktik ini kembali secara eksperimental dengan tanah memo dan dikukus sebelum
digunakan sebagai hewan. Pengendalian penggunaan bagian-bagian hewan untuk
pakan ternak sekarang sedang dievaluasi kembali dan lebih intensif diatur setelah
bovine spongiform encephalopathy (BSE) berpengalaman di Inggris dan Eropa pada
1990-an (Bab 4).
Daur ulang dan pengurangan limbah adalah metode mendapatkan dukungan
luas. Mengurangi penggunaan sekali pakai (misalnya, bahan kemasan, popok sekali
pakai) membutuhkan sistem pengumpulan ekologis sadar publik dan kota, LSM, atau
relawan. Scrap logam, kertas, kaca, dan plastik daur ulang bisa sukses secara
komersial. Industri dan komersial enterpraises dapat diyakinkan untuk mengurangi
penggunaan bahan kemasan besar dan untuk mengadopsi "ramah lingkungan"
praktek. Plastik dan ban karet juga didaur ulang dengan cara yang bernilai ekonomis.
Kesadaran ekologis adalah dasar keberhasilan praktek tersebut.
Lokasi dan pengelolaan tempat pembuangan sampah memerlukan manajemen
yang profesional dengan proses yang adil dan transparan dan keterlibatan masyarakat,
dengan fokus pada menggantikan praktek kualitas TPA yang buruk. Program
surveilans epidemiologi hanya boleh dilakukan setelah analisis kelayakan dan dengan
protokol yang sesuai. Jalur paparan kimia dan efek pada pada segmen risiko
penduduk harus dipertimbangkan. Efek buruk pada kesehatan dari faktor-faktor
seperti suara, bau, dampak negatif pada nilai properti, dan pandangan masyarakat
semua harus dipertimbangkan. WHO tahun 2007 yang meninjau bukti epidemiologi
efek limbah berbahaya pada kesehatan menunjukkan epidemiologi lemah atau
terbatas (Tabel 9.3)
24
Tabel 9.3 Situs Pembuangan Limbah Berbahaya: Ringkasan Bukti Epidemiologi
EFEK KESEHATAN
TINGKAT
PEMBUKTIAN EFEK KESEHATAN
TINGKAT
PEMBUKTIAN
Kematian awal janin
(aborsi spontan)
Tidak Memadai Cacat lahir oro-wajah Tidak Memadai
Kematian akhir janin
(stillbirths)
Tidak Memadai Cacat lahir
muskuloskeletal
Tidak Memadai
Retardasi Intrauterine Tidak Memadai Cacat lahir Genitourinary Terbatas
Pertumbuhan
kecil untuk usia
kehamilan
Tidak Memadai Cacat lahir
Gastrointestinal
Tidak Memadai
Berat lahir disesuaikan
dengan panjang
kehamilan
Tidak Memadai Kelainan kromosom
(struktural)
Tidak Memadai
Berat waktu lahir Tidak Memadai Semua kanker pada anak Tidak Memadai
Berat lahir rendah (tidak
disesuaikan dengan
panjang kehamilan)
Terbatas Leukimia Tidak Memadai
Lahir premature, panjang
gestasi
Tidak Memadai Limfoma Tidak Memadai
Cacat lahir total Terbatas Sistem pengembangan
reproduksi
Tidak Memadai
Cacat lahir Sistem saraf Terbatas Fungsi Tiroid Tidak Memadai
Cacat lahir
Kardiovaskular
Terbatas Fungsi Ginjal Tidak Memadai
Sumber: Adapted from Wigle, 2004
World Health Organization, European Office. 2007. Population Health and Waste Manageement: Scientific Data and Policy Options. Copenhagen:
WHO.
Produksi kedua baja dan aluminium dari bijih perawan keduanya sangat polusi
dan energi yang intensif. Dengan demikian, daur ulang besi, baja, dan aluminium di
Amerika Serikat pada tahun 1991 adalah bagian penting dari produksi baru total
logam ini. Lebih dari 11 juta kendaraan yang didaur ulang, memasok 37% dari semua
skrap besi. Penggunaan besi dan baja daur ulang mengurangi polusi udara oleh 86%,
25
pencemaran air oleh 76%, dan limbah padat oleh 105%, dibandingkan dengan
produksi bijih dari baru. Manfaat serupa diperoleh dari daur ulang skrap aluminium.
Masyarakat pengumpulan sampah dan daur ulang telah menjadi banyak dipraktekkan
di banyak negara. Di Amerika Serikat, tingkat daur ulang produk limbah kota telah
dua kali lipat menjadi lebih dari 32% dari total limbah, menyimpan beberapa 64 juta
ton limbah rumah tangga dari tempat pembuangan sampah atau tempat pembakaran
sampah.
RACUN
Racun adalah zat di lingkungan dengan potensi untuk menyebabkan penyakit
pada manusia atau cedera. Toksikologi adalah studi tentang zat-zat tersebut dan
pengaruhnya terhadap manusia, Semua bahan kimia beracun dalam kondisi tertentu,
tergantung pada, konsentrasi ambang batas dosis, dan atau kepekaan spesies tertentu
untuk substansi. Kisaran s toksin kimia dan metode klasifikasi ditunjukkan dalam
tabel 9.4
Faktor-faktor yang mempengaruhi toksisitas agen, selain tingkat dan durasi
paparan, termasuk faktor host (misalnya, umur, jenis kelamin, tingkat kebugaran,
paparan sebelumnya), faktor lingkungan (misalnya, sifat fisik dan kimia) (Tabel 9.4 ).
Toksikologi merupakan bagian penting dari kesehatan lingkungan dan pekerjaan,
referensi lebih lanjut akan memerlukan teks khusus dan situs internet yang sesuai
(lihat daftar pustaka).
EFEK RACUN PADA KESUBURAN
Racun dapat mempengaruhi kesuburan, kehamilan, dan pengembangan anak
usia dini atau lambat. Potensi reproduksi dapat dipengaruhi oleh reproduktivitas laki-
laki yang berkurang, misalnya dengan paparan pestisida dibromochloropropane
(DBCP). Bahan kimia lainnya diimplikasikan pada meningkatnya rata-rata aborsi
wanita hamil yang terkontaminasi. Cacat lahir atau teratogenesis terjadi dengan
paparan thalidomide. Bahan kimia lain berhubungan dengan berat badan lahir rendah
dan toksisitas pada bayi baru lahir. Eksposur bahan kimia seperti bahan utamanya
merusak otak pada anak-anak.
Tabel 9.4 Klasifikasi Agen Beracun di Kesehatan Lingkungan dan Kerja
26
Klasifikasi Subkelompok
Dengan struktur : organik, anorganik: -Organik aromatik (e.g benzena),
polyaromatics, amines, eter, keton, alkohol
- Anorganik: anion, kation, logam berat,
Metalliods(e.g selenium)
Berdasarkan jenis bahan kimia Organoklorin, organofosfat, halogenasi
hidrokarbon alifatik, halogenasi eter,
polychlorinated biphenyls, monocyclic
aromatik hidrokarbon, phthalate ester,
polisiklik aromatik hidrokarbon, nitrosamin,
logam dan inorganik
Oleh sumber -Alami: tanaman, bakteri, jamur
-Sintetik: reagen industri , produk, atau hasil
tambahan; farmasi
Dengan menggunakan Pestisida, pelarut, cat, pewarna, pelapis,
deterjen, pembersih, obat-obatan
Dengan tindakan Enzim kerusakan, keracunan metabolisme,
makromolekul binding (misalnya DNA),
kerusakan sel membran, sensitisasi, iritasi
Dengan target organ -Mempengaruhi sistem saraf, darah, ginjal,
hati, paru-paru, kulit, proses metabolisme
- Sistem reproduksi dan efek genetik,
teratogen, karsinogen
Kotak 9.4 Konsep dasar toksikologi
Bioavailabilitas kemampuan suatu zat yang masuk ke dalam tubuh untuk dibebaskan dari
matriks enviromentalnya (air, jaringan, tanah) untuk memasuki sirkulasi tuan rumah.
Hubungan dosis-respons hubungan antara jumlah suatu toksikan diterima oleh tuan rumah dan
27
kemungkinan konsentrasi efektif di situs rentan.
Perantara metabolisme perubahan metabolisme yang kimia mengalami setelah mencapai sel
tubuh, biasanya dalam hati. Zat ini dapat didetoksifikasi untuk senyawa jinak, atau dapat
dikonversi menjadi metabolit biologis berbahaya. Tindakan zat beracun pada tingkat sel atau
subselular mengganggu organisme hidup. Beberapa agen beracun adalah racun metabolisme,
lain nya bertindak pada membran sel, mengganggu reaksi kimia, atau mengikat asam nukleat.
Kerentanan kemampuan dari suatu makhluk hidup yang dirugikan oleh agen, yang dapat
dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, disposisi genetik, nutrisi, paparan sebelumnya, kondisi
kekebalan tubuh atau kesehatan umum, stres, lokasi di tempat kerja, aliran udara, suhu dan
kelembaban.
Ambang dosis terendah dari bahan kimia yang memiliki efek terdeteksi.
Efek toksik kerusakan organisme yang diukur dalam hal kerugian, pengurangan atau perubahan
fungsi, gejala klinis atau tanda-tanda. Efek mungkin merugikan pada satu orang dan tidak pada
orang lain.
Teratogen adalah zat yang menyebabkan cacat lahir, penyakit, atau kelainan pada
embrio atau janin, dengan mengganggu homeostasis ibu atau dengan bertindak
langsung pada janin. Cacat lahir historis dikaitkan dengan retribusi dosa, sihir, atau
cacat moral atau fisik pada ibu. Pengetahuan ilmiah gangguan genetik telah
berkembang sejak tahun 1940-an, dan banyak agen telah terbukti dapat menyebabkan
cacat lahir. Agen tersebut bertindak atas perkembangan janin dan bukan pada DNA
genetik, sehingga efek ambang diasumsikan, yaitu, efeknya terjadi hanya jika paparan
penyebab di atas ambang tertentu. Beberapa agen teratogenik saat ini dikenal dan
efeknya ditunjukkan pada Tabel 9.5.
Efek Timbal Beracun dalam Lingkungan
Di Amerika Serikat pada tahun 1920-an, timah tetraetil dalam penggunaan bahan
bakar dipromosikan untuk meningkatkan industri otomotif. Ini menyebabkan
perjuangan panjang antara lembaga kesehatan masyarakat regulasi dan industri
otomotif. Industri menang, dan bensin bertimbal digunakan baik ke tahun 1960-an
dan masih tersedia di banyak bagian dunia. Alice Hamilton menyelidiki luasnya
penggunaan timbal dalam industri selama tahun 1920 dan berhasil melobi untuk
perubahan legislatif untuk meningkatkan pengawasan dan meningkatkan keselamatan
28
dengan mengurangi eksposur (Kotak 9.5). Paparan komunitas pada timah
diidentifikasi sebagai masalah kesehatan masyarakat pada tahun 1960 ketika
ditemukan dalam makanan, minuman, tanah dan udara. Ditemukan bahwa sumber
utama dari paparan masyarakat berasal dari bahan bakar bertimbal untuk mobil dan
cat berbasis timah, yang diproduksi dari tahun 1920 ke tahun 1960-an.
Anak-anak sangat rentan terhadap kontaminan lingkungan. Efek klinis muncul
terutama pada anak-anak dan pada tingkat konsentrasi darah yang lebih rendah
daripada sebelumnya, dianggap signifikan.
Tabel 9.5 Beberapa teratogen dan efek pada janin dan bayi baru lahir.
Teratogen Efek pada janin dan bayi baru lahir
Infeksi Maternal:
-Rubella
- Sifilis, herpes simpleks
- Cytomegalovirus
- Toksoplasmosis
- HIV
- Lain-varicella, mumps, parvovirus
- Infeksi rubella bawaan, tuli, katarak, cacat
jantung
- Keterbelakangan mental, microcephaly
- Terinfeksi ginjal, hati, paru-paru
- Lesi sistem saraf sentral
- Transmisi HIV neonatal
Defisiensi Gizi:
- Defisiensi Protien
- Kekurangan asam folat
- Aborsi, prematuritas, berat badan lahir
rendah
- Anencephaly, spina bifida
Radiasi pengion:
- X ray atau radiasi nuklir - Gangguan sistem saraf pusat, mikrosefali,
retardasi mental
Obat-obatan:
- Alkohol
- Kokain
- Thalidomide
- Keterbelakangan mental, mikrosefali, cacat
wajah
- Prematuritas, keterbelakangan dan
kecanduan
29
- Dilantin, asam valproik
- DES (dietilstilbestrol)
- Anestesi
-Barbiturat
- Phocomelia (kaki cacat kecil)
- Jantung malformasi, langit-langit yang
terbelah, retardasi, microcephaly
- Kanker vagina pada anak perempuan, cacat
kelamin anak laki-laki
- Keguguran, cacat struktural
- Cacat jantung, microcephali, retardasi
Kimia dan logam berat:
- Methyl merkuri, timbal, kadmium
- Dioxin
- Asap rokok-langsung dan “second hand”
smoking
- Keguguran, keterbelakangan mental,
gangguan neurologis
- Kelainan fisik, keguguran
- Keguguran, kelahiran prematur, berat badan
lahir rendah
Kotak 9.5- Alice Hamilton dan timbal tetraetil:
Alice Hamilton, seorang peneliti perintis dan advokat kesehatan masyarakat pada
1910-an dan 1920-an, menunjukkan bahaya tempat kerja zat-zat beracun seperti
fosfor putih yang digunakan dalam produksi batang korek api, timah additive pada
bensin, dan radium. Timah tetraetil (TEL) diproduksi dan dipromosikan oleh DuPont,
meskipun diidentifikasi sebagai berbahaya. Hamilton dan lain-lain menentang keras
penggunaannya, namun TEL digunakan secara meluas. Toksisitas timbal lingkungan
meningkat sampai tahun 1970-an ketika penelitian lebih lanjut mengungkapkan
sejauh mana masalah dan efek kesehatan publik, terutama pada anak-anak. Kerja dari
Hamilton menetapkan standar untuk penelitian toksikologi di bidang kesehatan kerja
dan lingkungan yang yang menyebabkan keberhasilan regulasi pada tahun 1970-an di
Amerika Serikat.
Program-program ini sangat dibutuhkan di daerah kumuh perkotaan di mana anak-
anak terpapar timbal berbasis cat di rumah-rumah dan lalu lintas perkotaan dan juga
ditemukan memiliki tingkat timbal dalam darah tinggi (BLL) dengan risiko kerusakan
otak sebagai hasilnya. Pada tahun 1992, American Academy of Pediatrics mengadopsi
tingkat BLL rendah sebagai tanda-tanda bahaya toksisitas timbal yang cukup untuk
menyebabkan kerusakan otak pada anak-anak. Antara tahun 1991 sampai 1994 di
Amerika Serikat, 4,4 persen anak 1 sampai 5 tahun memiliki tingkat timbal dalam
30
darah tinggi (melebihi 10 µg/dL). Pendapat profesional saat ini adalah bahwa tidak
ada tingkat aman timbal dalam darah dan bahwa tingkat di bawah 10 µg/dL juga
berbahaya bagi otak anak-anak (Kotak 9.6).
Mungkin tidak ada darah bebas timbal, dan rekomendasi saat ini meliputi pengujian
rutin bayi dan anak-anak serta pekerja yang terpapar, bersama dengan langkah-
langkah untuk mengurangi tingkat emisi dan keperluan industri atau rumah dari
produk yang mengandung timah. Topik ini telah mendapat banyak perhatian dari
Amerika Serikat dan Canada tapi kurang di negara lain. Program CDC kontrol timbal
memiliki target untuk menghilangkan kadar timbal dalam darah di Amerika Serikat
pada tahun 2010. Program ini berfokus pada membantu negara bagian dan kota dalam
program pencegahan racun timah. WHO merekomendasikan langkah-langkah
preventif termasuk:
-Lingkungan standar yang menghilangkan timbal dari bensin, cat dan pipa
-Jika pipa timbal tidak dapat dikeluarkan, air dingin harus memerah pada pagi hari
sebelum minum
-Penegakan standar kesehatan kerja
-Pengawasan penduduk berpotensi, terutama yang rentan (anak-anak kecil, wanita
hamil, pekerja)
-Pengolahan air
-Menghapus solder timah dari kaleng makanan
-Penggunaan cat bebas timah di rumah
-Skrining anak-anak untuk tingkat darah melebihi batas yang dapat diterima dan
rujukan untuk perawatan medis yang diperlukan.
Pedoman kesehatan untuk timbal dalam air minum adalah 0,1 miligram per liter
(WHO, 1993). Jika tingkat tinggi terdeteksi dalam suplai, suplai alternatif atau botol
air mungkin diperlukan untuk melindungi anak-anak.
Pertanian Dan Lingkungan Bahaya
Penggunaan pestisida dan herbisida untuk meningkatkan produksi pertanian adalah
fenomena dunia luas. Resistensi terhadap bahan kimia yang digunakan secara luas
telah dikembangkan sehingga ada pencarian terus untuk bahan kimia baru.
Penggunaan yang berlebihan telah mempengaruhi ekosistem dengan penumpukan
pestisida di dalam rantai makanan dan air tanah, dan efek jangka panjang mungkin
serius.
31
Jangka pendek paparan bahan kimia pertanian dapat mengakibatkan keracunan akut,
terutama di negara-negara berkembang di mana ia diperkirakan mempengaruhi sekitar
3 juta orang dengan 220.000 kematian setiap tahunnya. Diduga konsentrasi pestisida
dalam jaringan lemak payudara dapat dihubungkan dengan risiko kanker payudara.
Penggunaan pestisida yang tinggi di Amerika Utara dan negara-negara bekas Uni
Soviet telah menurun sejak tahun 1980-an, sementara penggunaannya di Eropa Barat
meningkat. Meluasnya penggunaan pestisida di negara berkembang sering kurang
diawasi, dan episode keracunan pestisida adalah kejadian umum.
Penggunaan herbisida dan pestisida dalam batas yang direkomendasikan dari Codex
Alimentarius (gabungan standar manual Organisasi Makanan dan Pertanian, atau
FAO, dan WHO) dan metode yang direkomendasikan oleh Kode Etik Internasional
tentang Distribusi dan Penggunaan Pestisida dianggap aman. Praktek yang
direkomendasikan saat ini adalah untuk mengurangi jumlah atau penggunaan
pestisida dan herbisida, disertai dengan perawatan dan penggunaan yang aman dan
praktek penyimpanan untuk mengurangi kemungkinan atau keracunan akut. Metode
pertanian alternatif, menggunakan bahan kimia yang sedikit atau tidak ada, adalah
subjek penelitian dan eksperimen.
Pencemaran Udara
Lingkungan Eksternal:
Polusi udara adalah kontaminasi udara oleh asap, bahan padat, atau bahan kimia yang
menyebabkan kerusakan kesehatan dan ekologis kepada masyarakat dan lingkungan.
Ini termasuk oksida atau sulfur dan nitrogen yang menyebar secara lokal dan jarak
jauh, di dalam negeri dan secara internasional. Efeknys semakin penting karena
terdapat permintaan dan penggunaan bahan bakar fosil yang berkembang untuk mesin
pembakaran internal, pemanas, dan pembangkit tenaga listrik. Bahan bakar batubara
yang digunakan di rumah-rumah telah menciptakan polusi udara yang buruk pada
abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh London (Kotak 9.7).
Ini telah mereda sejak tahun 1950 dengan pengurangan semacam batubara coklat di
rumah masing-masing. Penggunaan energi bahan bakar batu bara pabrik di pusat dan
Eropa timur telah menciptakan zona abu-abu polusi udara yang disebar secara jarak
jauh, menghancurkan hutan dan menciptakan kerusakan serius pada lingkungan
manusia dan membahayakan kesehatan untuk kelompok populasi yang besar.
32
Demikian pula, kerusakan yang luas telah terjadi di hutan Kanada dari hujan asam
yang berasal dari Amerika Serikat.
Pabrik besar bahan bakar fosil moderen yang dibangun di dekat pusat populasi
menggunakan cerobong asap yang tinggi untuk membubarkan efluen. Hal ini akan
mengurangi paparan efek polutan untuk penduduk yang berdekatan namun tidak
untuk jarak jauh, dan membawa sulfur oksida dan nitrogen ke hutan dan air dan
menciptakan asam sulfat dan nitrat atau hujan asam. Curah hujan asam mempengaruhi
sungai dan danau, banyak yang sudah dibebani dengan limbah limbah dan limpahan
pestisida, merusak ekosistem dan hewan dan tumbuhan lira. Efek pada kesehatan
manusia tidak mudah diukur dengan cara yang dapat diatribusikan secara langsung,
namun kerusakan lingkungan mempengaruhi kualitas atau lira. Transmisi kerusakan
lingkungan terlihat pada hampir seperempat hutan Eropa dari hujan asam yang berasal
dari negara-negara Eropa Timur dengan standar kontrol emisi yang buruk.
Rentang kerusakan diukur dengan persentase atau pohon mati dan sekarat
bervariasi dari lebih dari 24 persen di negara-negara Eropa tengah dan barat
(Denmark, Norwegia, Belanda, dan Jerman) ke lebih dari 50 persen di beberapa
negara Eropa Timur (Republik Ceko dan Polandia). Pada tahun 1979, berdasarkan
Convention of Long-Range Transe Boundary Pollution, negara-negara Eropa
bersetuju untuk mengurangi emisi yang menyeberangi batas-batas internasional
sebesar 30 persen pada tahun 1993.
Polusi udara dapat masuk ke rantai makanan oleh ikan yang tercemar, unggas, dan
ternak. Perubahan keasaman air dapat membuat efek lebih berbahaya oleh korosi pipa
air, mempengaruhi timbal, merkuri, aluminium, kadmium, atau kadar tembaga dalam
air minum. Logam yang diasamkan dapat menyebabkan kondisi kronis seperti
penyakit paru-paru obstruktif kronis dan asma serta toksisitas kimia tertentu.
Tingkat toksisitas sulit untuk diukur secara epidemiologis, peraturan atau sumber
emisi yang ditetapkan sebagai tindakan proxy untuk mencegah paparan kontaminan
yang tidak sehat.
Partikel polusi udara memiliki efek fisik dan kimia pada nasofaring dan saluran
pernapasan. Kanker saluran pernapasan dan penyakit paru-paru obstruktif kronis
dapat ditunjukkan dalam populasi yang terpapar. Berbagai sindrom berhubungan
dengan iritasi pernapasan yang spesifik, seperti debu batubara (paru penambang ),
debu kapas (Bisinosis), dan lain-lain di antara kelompok pekerja yang terpapar.
Sebuah studi tingkat kanker regional di Israel dalam 1980-an menunjukkan
33
berlebihan kanker nasofaring dan saluran pernafasan pada orang yang tinggal di
daerah paparan tingkat tinggi bahan silikat, yang merupakan hasil emisi dari pabrik
semen lokal. Kanker epidemiologi geografis di Inggris menunjukkan tingkat yang
lebih tinggi dari banyak penyakit dalam angka kematian standar (SMR) di daerah
perkotaan tercemar atau lainnya di Inggris, berhubungan dengan morbiditas dengan
kelebihan polusi udara (Bab 3).
Insiden "pembunuh kabut" di London pada tahun 1952, melibatkan 4000 kematian,
dan meningkatkan kekhawatiran internasional atas efek mematikan atau tingkat kritis
pencemaran serta efek jangka panjangnya. Di Inggris, hal ini menyebabkan kontrol
pada penggunaan bara lunak untuk penggunaan sebagai bahan bakar di rumah dan
pengurangan bertahap tingkat kabut asap Victoria yang telah mengotori kualitas udara
ambien di pusat-pusat industri dan komersial Inggris. Sebuah inversi serupa pada
tahun 1948 di Donora, Pennsylvania, yang terkena lebih dari 40 persen populasi atau
14.000 dengan 20 kematian. Krisis asap di New York City pada 1966 terjadi satu
bulan sebelum Konferensi Nasional ketiga tentang Pencemaran Air, diikuti oleh
serangkaian krisis asap di California.
Sebagian besar polusi udara lokal dihasilkan oleh industri mobil serta umum.
Pencemaran daerah perkotaan dengan timbal, sulfur dioksida (S02), dan oksida nitrat
(NO) telah berkurang di mana catalytic converter dan bensin tanpa timbal wajib
digunakan. Namun, efek yang menguntungkan berkurang hanya dengan peningkatan
jumlah mobil, seperti yang ditunjukkan dalam pengalaman California selatan. Selama
tahun 1960 dan 1970-an, ada krisis pencemaran lingkungan di Amerika Serikat.
Sampai tahun 1970-an, industri limbah padat dan cair yang dibuang mudah menguap
dan telah mencemari sumber air dan udara. Pencemaran danau dan sungai dan
kualitas udara yang buruk di kota-kota menyebabkan serangkaian atau tindakan
legislatif federal, serta pendirian Environmental Protection Agency (EPA) pada tahun
1970, termasuk Motor Vehicle Air Control Act of 1967, Air Quality Act of 1967,
Undang-Undang Udara Bersih yang lebih efektif pada tahun 1970, Undang-Undang
Air Bersih tahun 1977, Safe Drinking Water Act pada tahun 1974 (diubah 1996), dan
Water Quality Act of 1987.
Kemacetan lalu lintas di kota-kota moderen menghadapkan penghuni mobil dan
pejalan kaki pada paparan asap yang mengandung partikel dan polutan udara. Los
Angeles tunduk pada pencemaran berat dan inversi suhu, yang menghasilkan kondisi
34
yang keras bagi mereka yang rentan terhadap bronkitis kronis, asma, dan penyakit
paru-paru obstruktif kronis.
Sebuah penelitian di Los Angeles menunjukkan bahwa peningkatan dari 10 bagian
per juta dari tingkat karbon monoksida (CO) di udara dikaitkan dengan peningkatan
37 persen dalam penerimaan rumah sakit. Kota-kota besar lainnya yang belum
menerapkan kontrol pencemaran tersebut, seperti Mexico City, terus memiliki tingkat
polusi udara yang serius.
Dimana jumlah mobil dan truk meningkat tetapi langkah-langkah pengendalian polusi
tidak diperlukan, polusi dapat memiliki efek yang mengkhawatirkan pada kesehatan
anak dalam bentuk tingkat timbal dalam darah meningkat dan kerusakan saluran
pernapasan dari bahan kimia dan polutan partikulat lain. CO blok serapan oksigen
dalam sel darah merah dan dapat mengurangi kapasitas oksigen darah. Dalam
kelompok-kelompok yang rentan, seperti anak-anak, orang tua, ibu hamil, dan
golongan imunosupresi, ini dapat memiliki efek merusak yang serius pada fungsi
psikomotorik. Hidrokarbon polisiklik dilepaskan dari emisi mobil dan sumber-sumber
lain yang karsinogen. Nitrogen oksida (NOx) mempengaruhi pernafasan terminal
saluran alveoli, peningkatan kerentanan terhadap infeksi saluran pernapasan bawah
pada anak-anak. Ozon (03) dan polutan sekunder mempengaruhi penyerapan cahaya
ultraviolet (UV), meningkatkan kejadian kanker kulit. Ozon dapat melakukan
perjalanan ratusan kilometer, menyebabkan efek klinis dekat dan jauh dari lokasi lalu
lintas. Karbon dioksida (C02) mempengaruhi pemanasan global dengan efek potensial
penting pada iklim dunia dan pasokan air. Efek kesehatan dan lingkungan dari polusi
udara merupakan tantangan berat bagi komunitas global.
Kontrol emisi melalui regulasi dan teknologi baru harus dilihat dalam konteks
kebijakan transportasi secara keseluruhan. Kebijakan di bidang transportasi memiliki
efek jangka panjang dalam menentukan derajat polusi udara, penggunaan tanah, dan
trauma dari kecelakaan kendaraan bermotor. Sebuah akuntansi penuh morbiditas dan
mortalitas yang terkait dengan polusi udara dan kecelakaan lalu lintas harus
dimasukkan dalam biaya-efektivitas studi transportasi kereta api dibandingkan jalan,
terutama di masyarakat perkotaan yang padat dan pada negara dengan ruang tanah
terbatas.
The US Federal Clean Air Act tahun 1970, menetapkan kualitas udara untuk polutan
utama seperti nitrogen oksida (NOx), CO, SO2, ozon, asbes, dioxin, dan kontaminan
udara beracun lainnya (TAC). Meningkatkan penegakan, terutama dari emisi mobil,
35
telah menyebabkan kualitas udara baik di banyak bagian negara itu. Meskipun
pemerintah federal dilegislasi, implementasi berada di tingkat negara bagian. Standar
yang ditetapkan untuk kualitas udara ambien, emisi mobil, dan emisi oleh fasilitas
stasioner, seperti pembangkit listrik dan pabrik-pabrik. Standar tersebut juga sedang
diterapkan di banyak negara lain.
The Clean Air Act Ammendements Tahun 1990 mendaftar 189 polusi udara
berbahaya (HAPS) yang Kongres amanatkan ke EPA untuk mengeluarkan standar. Ini
termasuk asbes, dioxin, diesel, dan banyak agen yang berpotensi beracun lainnya,
termasuk lateks, yang telah diidentifikasi sebagai faktor dalam menyebabkan asma.
FDA terus mengembangkan standar untuk HAPS lainnya. Clean Air Act telah diubah
untuk mengatur udara lokal kabupatennya.
Badan Manajemen Kualitas Udara California mengatur kualitas udara regional
(misalnya, selatan California) yang melaksanakan proses sertifikasi industri lokal.
Dewan ini memiliki kekuatan untuk merubah sanksi dalam praktek industri di industri
manapun dengan menghubungkan komponen polusi udara ambien, dengan potensi
untuk menutup industri menyinggung. Akibatnya, California mampu mengurangi
polusi udara secara dramatis sejak pertengahan 1980-an, dengan hanya satu
peringatan mayor asap yang terjadi pada tahun 1997 dibandingkan dengan 66 yang
terjadi pada tahun 1987 di Los Angeles. Dimulai pada akhir 1990-an, inovasi
teknologi telah menjadi standar di beberapa mobil baru, sehingga semakin
mengurangi emisi dan meningkatkan jarak tempuh udara per galon bensin. Inovasi
lainnya menggabungkan sel bahan bakar hidrogen dan kendaraan hibrida dan listrik
yang akan merilis hampir nol polutan.
Konsisten dengan Clean Air Act, tujuan AS adalah untuk mengurangi proporsi orang
terkena udara yang tidak memenuhi standar dengan target nol untuk 2010. Ozon
mempengaruhi 43 persen, 12 persen partikulat, karbon monoksida 20 persen, nitrogen
dioksida dan sulfur dioksida 2 persen, dan timbal kurang dari I persen dari populasi.
Polusi udara diesel menjadi subyek pengawasan oleh dewan udara negara yang
melakukan meta-analisis dan menyatakan polusi diesel adalah bahaya untuk
kesehatan. Keputusan ini membutuhkan penggunaan teknologi kontrol yang baik yang
tersedia (BACT) untuk mengurangi emisi dari '' diterima resiko" 10 kasus kelebihan
kanker per juta penduduk. Dalam kasus emisi diesel, tingkat kelebihan ditetapkan 100
kali melebihi tingkat yang mampu diterima.
36
Methyl Tertiary Butil Ether
Metil tersier butil eter (MTBE) adalah sintesis metanol dan isobutylene,
dikembangkan sebagai aditif untuk bensin untuk meningkatkan kinerja oktan, dan
diadopsi secara luas di Amerika Serikat, terutama di California, di tempat etanol yang
digunakan di negara-negara lain. Etanol adalah produk pertanian yang didorong oleh
Departemen Pertanian AS sebagai peluang ekonomi baru bagi petani dan agen relatif
tidak beracun lingkungan. Beberapa produsen bensin memilih untuk menggunakan
MTBE sebagai gantinya, seperti yang diproduksi dan dipromosikan oleh industri
kimia.
MTBE mudah menguap dan merupakan eter yang berbasis kimia yang ketika
ditemukan dalam air minum memberikan rasa tidak enak. MTBE diadopsi secara luas
tanpa pengujian yang memadai untuk efek toksik potensial dan telah mendapat
sorotan. Bukti karsinogenesis pada tikus menimbulkan kekhawatiran bahwa MTBE
mungkin memiliki efek yang sama pada manusia, terutama untuk pengemudi, petugas
stasiun bensin, dan pekerja kilang. Efektivitas MTBE dalam mempromosikan
pembakaran bersih dari bensin dan mengurangi polusi knalpot juga telah
dipertanyakan. MTBE telah ditemukan pada 3,4 persen perairan di California. Kira-
kira 50 persen dari sumur air minum di Santa Monica, California, ditutup karena
kontaminasi MTBE pada tahun 1995.
Sejak 1996, American Public Health Association telah meminta FDA untuk melarang
MTBE sebagai kimia berbahaya, untuk menempatkan pembatasan pada penggunaan
perahu bertenaga gas di danau dan sungai, untuk kembali ke bahan bakar etanol yang
berbasis aditif, dan untuk memeriksa fasilitas penyimpanan bawah tanah untuk bensin
supaya dapat mengurangi kebocoran dan pencemaran air tanah. Pada tahun 2000,
EPA memasukkan MTBE di bawah Toxic Substances Control Act dan menjalankan
upaya untuk mengurangi kontaminasi MTBE tanah dan suplai pada permukaan air
(EPA, 2007).
POLUSI DALAM RUANGAN
Kontaminan dalam rumah pribadi adalah bahaya yang lebih besar bagi kesehatan
dibandingkan polusi eksternal. Polusi dalam ruangan terutama mempengaruhi
37
golongan perempuan, golongan yang sangat muda, orang sakit, dan orang tua karena
golongan tersebut biasanya menghabiskan lebih banyak waktu di dalam rumah.
Peningkatan isolasi, lapisan jendela, pintu disegel, dan merokok semua berkontribusi
terhadap peningkatan konsentrasi polutan dalam ruangan, termasuk benzena,
formaldehida, karbon monoksida, dan gas radon, serta bakteri, jamur, dan virus.
Merokok merupakan kebiasaan yang tersebar luas, dan merokok secara pasif, atau
menghirup asap yang dihasilkan oleh orang lain, merupakan bahaya kesehatan jangka
panjang.
Kayu dan produk limbah, sayuran, dan kotoran hewan kadang-kadang disebut sebagai
bahan bakar bambu. Sekitar setengah dari populasi dunia tergantung pada bahan bakar
tersebut untuk kebutuhan sehari-hari mereka. Bahan bakar ini digunakan secara luas
di daerah pedesaan di negara-negara berkembang karena murah dan banyak tersedia,
tapi memerlukan banyak waktu untuk mengumpulkan dan menyebabkan deforestasi
dengan kerusakan lainnya terhadap lingkungan. Seringkali kompor primitif
digunakan. Ini mengakibatkan bahaya kebakaran dan polusi tingkat tinggi karena
ventilasi yang buruk.
Bahaya yang terkait dengan penggunaan bahan bakar bambu termasuk kebakaran,
menghirup asap, dan polusi kronis dalam ruangan. Bahan bakar melepaskan senyawa
kimia, termasuk partikel tersuspensi, karbon monoksida, nitrogen dan sulfur oksida,
aldehida, hidrokarbon, benzena, fenol, dan hidrokarbon yang kompleks. Wanita di
India menunjukkan angka tinggi bagi gagal jantung kanan (cor pulmonale) akibat
asap dari kompor memasak. Pengembangan teknologi kompor kayu yang lebih yang
efisien akan mengurangi masalah, namun, bentuk-bentuk energi yang lain, yang lebih
efisien dan kurang merusak kesehatan di rumah dan lingkungan.
Polusi dalam ruangan dari bahan konstruksi adalah masalah serius pada kesehatan.
Asbes di rumah bisa menyumbang ke mesothelioma dan kanker paru-paru. Cat timbal
di rumah meningkatkan bahaya toksisitas timbal di kalangan anak-anak muda, yang
terkait dengan kerusakan otak. Pelarut kimia rumah tangga yang tidak bearada dalam
kemasan yang bener adalah tidak aman dan jamur di rumah berkontribusi terhadap
keracunan serta morbiditas dan mortalitas asma.
Gas Radon
Radon adalah gas yang sangat berat yang menghasilkan partikel alpha berbahaya
sebagai produknya. Radon berasal dari peluruhan radio aktif alami uranium dari tanah
38
dan batuan seperti granit, serpih, dan fosfat dan hadir sebagai gas dalam tanah, air
terlarut, atau tersebar pada udara terbuka. Ia merembes ke rumah-rumah melalui
celah-celah bawah tanah dan menjadi sumber air dan sumur. Radon pertama kali
terdeteksi di rumah-rumah di Amerika Serikat pada 1984 di Philadelphia.
Penyelidikan awal menunjukkan paparan radiasi di rumah setara dengan 455.000
rontgen dada. Penyelidikan lebih lanjut mengungkapkan bahwa bagian timur
Pennsylvania, New Jersey, dan New York bearada atas geologi uranium kaya yang
menghasilkan tingkat tinggi kontaminasi radon.
Polutan di dalam dan di luar
Karbon monoksida, nitrogen oksida, bahan kimia, dan partikel polutan adalah polutan
outdoor yang dapat terakumulasi dalam rumah dari penggunaan kompor minyak tanah
dan kayu, garasi mobil terpasang, atau penggunaan rokok. Merokok secara pasif dapat
mengekspos golongan yang bukan perokok terhadap asap benzena dan bahan
karsinogenik lainnya. Formaldehida dihasilkan dari bahan isolasi, kayu lapis, dan
penutup lantai, terutama di rumah mobil. Kimia asap dari produk rumah tangga,
seperti desinfektan, pelarut, semprotan rambut,, dan pelarut dry cleaning, juga
mencemari atmosfer rumah serta merupakan potensi keracunan pada masa kanak-
kanak.
Keracunan karbon monoksida dari pemanas rumah di mana ada ventilasi yang tidak
memadai, menyebabkan 100 kematian per tahun di Inggris. Beberapa kematian akibat
keracunan karbon monoksida dapat dikaitkan dengan penyakit jantung dan hanya
dapat didiagnosis secara afirmatif dengan pengukuran karbon monoksida dalam udara
atau tingkat carboxyhemoglobin dalam darah.
Polutan Biologi
Bakteri dan spora jamur dapat memasuki gedung dan menginfeksi penduduk,
biasanya melalui sistem ventilasi, seperti halnya dengan penyakit legionnaire (lihat
Bab 4). Penghuni bangunan mungkin menderita alergi karena spora jamur, bulu
binatang, kotoran kecoak atau tungau. Alergi ini lebih mungkin terjadi pada bangunan
yang menggunakan humidifier atau alat penguap dengan air tergenang, yang
mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur.
Sick Building Syndrome
39
Istilah Sick Building Syndrome digunakan untuk menggambarkan simtomatologi
umum (sakit kepala, iritasi mata dan hidung, pusing, kelelahan, infeksi pernafasan
mengi, atau berulang) di antara orang-orang yang bekerja di gedung tertentu. Hal ini
dapat terjadi akibat dari sistem ventilasi buruk yang gagal untuk memberikan bantuan
udara yang segar, dan jauh dari pencemaran mikrobiologi spesifik, seperti dari sistem
ventilasi atau humidifier, knalpot kendaraan yang memasuki ventilasi, emisi ozon dari
mesin fotokopi, formaldehida panel kayu atau perabot , atau asap rokok.
Bangunan yang tidak dihuni sering disegel dengan ventilasi yang disediakan secara
mekanis, sehingga kondisi tersebut dapat terjadi ketika sistem ventilasi tidak
memadai. Kode bangunan harus menentukan tingkat minimum udara yang masuk dari
luar, tingkat oksigen yang memadai, karbon monoksida, dan karbon dioksida, cairan
bau, dan kecukupan peralatan ventilasi.
Limbah Berbahaya Dan Beracun
Bahan beracun yang digunakan dalam proses industri dapat menimbulkan efek buruk
pada pekerja yang terpapar materi di lokasi produksi dan penyimpanan, transportasi,
dan penggunaan bahan. Limbah berbahaya didefinisikan sebagai material apa pun
yang mungkin menimbulkan ancaman besar bagi kesehatan manusia atau lingkungan
ketika tidak ditangani dengan benar. Mereka termasuk limbah beracun seperti arsenik,
logam berat, dan pestisida yang dapat menyebabkan masalah kesehatan akut atau
jangka panjang, limbah ignitable termasuk pelarut organik, minyak, plastik, dan
limbah cat, dan limbah korosif (dengan pH di bawah 2 atau lebih dari 12,5) yang bisa
menggerogoti wadah logam atau jaringan hidup.
Limbah reaktif termasuk yang bereaksi dengan air atau udara untuk menghasilkan
ledakan atau asap beracun. Limbah radioaktif dan infeksi menular dari rumah sakit
juga bahaya bagi kesehatan masyarakat. Limbah rumah sakit mengambil penting
dengan bahaya atau transmisi atau hepatitis B, HIV, dan obat-tahan mikroorganisme
dalam bahan terkontaminasi. Masalahnya menarik perhatian seluruh dunia dalam
1980-an ketika bahan limbah dari rumah sakit mengalir sampai ke pantai di Amerika
Serikat.
Penyakit Minimata
Penyakit Minimata adalah gangguan neurologis kronis yang disebabkan oleh metil
merkuri, suatu logam berat yang sering digunakan dalam industri. Penyakit ini
40
pertama kali dilaporkan di Minimata Bay di Jepang pada 1968 ketika merkuri oksida
sedang keluar dari sebuah pabrik kimia ke dalam air atau teluk. Ia kemudian diubah
menjadi bentuk organik, metil merkuri, oleh organisme dalam lumpur dan lendir atau
lantai teluk. Keracunan merkuri pada ikan adalah fenomena berulang di mana limbah
industri dibuang ke sungai, danau, dan laut memasuki rantai makanan, dan manusia
terkena pengaruh melalui konsumsi ikan. Penyakit Minimata adalah satu dari empat
penyakit utama pencemaran lingkungan di Jepang akibat penanganan yang tidak tepat
atau limbah industri oleh perusahaan Jepang. Kompensasi, pembersihan, dan biaya
kerusakan berjumlah ratusan atau jutaan dolar.
Pengelolaan Limbah Beracun
Pencegahan polusi di tempat kerja telah menjadi bagian atau manajemen dimana
industri merespon kepada meningkatnya peraturan federal dan negara dan sebagai
permintaan publik untuk tanggung jawab perusahaan yang lebih besar menyebabkan
litigasi hukuman meningkat. Pada tahun 1986, Kantor Federal atau Pengkajian
Teknologi menerbitkan sebuah karya yang komprehensif tentang topik yang berjudul
Serious Reduction of Hazardous Waste. Organisasi Kerjasama Ekonomi dan
Pembangunan (OECD) 1992 publikasi meminta pekerja untuk memainkan peran lebih
besar dalam pencegahan polusi. Industri kimia menanggapi dengan ide tentang
kualitas manajemen keseluruhan kualitas lingkungan (TQEM), mengadopsi
pencegahan polusi sebagai bagian integral manajemen industri.
Radiasi
Pada 1895, penemuan x-ray oleh Wilhelm Roentgen merevolusi ilmu kedokteran.
Radiasi pengion termasuk radiasi partikel alfa atau beta dan partikel, serta
elektromagnetik x-ray dan sinar gamma. Partikel alpha mudah dihentikan oleh
lembaran tipis atau kertas, sedangkan beta dan gamma radiasi dapat menembus
hambatan dalam maupun di luar atau tubuh. Radiasi pengion dapat mengusir atom
atau bagian atau atom dan menghancurkan ikatan kimia. Hal ini dapat mempengaruhi
organisme hidup, sel-sel janin sangat rentan, sehingga bisa terjadi mutasi atau
karsinogenesis.
Radiasi Ionisasi
41
Radiasi ionisasi termasuk energi tinggi radiasi elektromagnetik, seperti x-ray dan
sinar gamma, yang panjang gelombang lebih pendek dan energi lebih tinggi dari
radiasi ultraviolet. Hal ini juga termasuk energi tinggi partikel seperti elektron,
neutron, proton, dan partikel alpha. Pajanan berlebihan terhadap bentuk-bentuk atau
radiasi memiliki efek awal dan akhir, tergantung pada dosis dan jaringan yang
terbuka. Efek awal paparan radiasi dosis tinggi mungkin berakibat fatal akibat
kerusakan akut pada sistem saraf pencernaan, erythropoietik (pembentuk darah), dan
sistem saraf pusat. Efek akhir termasuk penyakit ganas seperti leukemia dan cacat
lahir.
Radiasi ionisasi pada manusia dapat bertindak sebagai mutagen, karsinogen, dan
teratogen. Hal ini dapat menyebabkan katarak, gangguan kesuburan, penuaan dini,
dan kerusakan kulit. Radiasi-induced kanker dapat terjadi sesedikit 2 sampai 5 tahun
setelah paparan, atau setelah periode laten sampai 25 tahun setelah paparan. Risiko
yang lebih besar terjadi bagi mereka yang terkena dalam rahim.
Radiasi Non Ionisasi
Ada dua jenis radiasi non-ionisasi: optik dan beberapa medan elektromagnetik.
Radiasi optik meliputi ultraviolet dan inframerah. Medan elektromagnetik, seperti
yang disebabkan oleh frekuensi gelombang mikro atau radio, dijelaskan dalam hal
panjang gelombang atau frekuensi. Efek berbahaya dari non-pengion radiasi dari tiga
jenis utama: fotokimia (sunburn atau kebutaan salju), termal, dan listrik.
Efek kesehatan dari ultraviolet (UV) radiasi termasuk meningkatkan kejadian
karsinoma sel skuamosa dan basal dan melanoma pada kulit, kanker yang sangat
ganas. Jenis radiasi ini dikaitkan dengan paparan berlebihan pada matahari, di
samping kanker kulit, mengakibatkan luka bakar kulit dan mata, katarak, imunitas
berkurang, dan kerusakan pembuluh darah. Paparan radiasi inframerah dalam jangka
waktu lama dikaitkan dengan peningkatan risiko katarak, gangguan kesuburan, dan
kerusakan jaringan.
Paparan jangka panjang penggunaan telepon seluler, tinggi saluran listrik tegangan,
dan radio dan pemancar radar diduga terkait dengan peningkatan risiko kanker, tetapi
hal ini belum terbukti. Microwave eksposur pada tingkat tinggi dapat merusak
jaringan rentan, namun tingkat paparan berbahaya belum ditentukan secara
meyakinkan. Laser berdenyut gelombang elektromagnetik yang digunakan semakin
dalam kedokteran dan industri. Laser tidak dimaksudkan untuk penggunaan medis
42
(dan disalahgunakan laser medis) dapat menyebabkan kerusakan retina irrreparable
dan luka bakar yang parah. Penggunaan dosis rendah iradiasi dalam produksi,
pengolahan, dan penanganan makanan untuk mencegah bahaya keamanan pangan
sedang banyak didukung oleh organisasi profesi. Ini memberikan tambahan penting
untuk sanitasi dan praktek manufaktur yang baik untuk mengurangi morbiditas dan
mortalitas yang terkait dengan makanan-penyakit yang terbawa bahkan di negara-
negara industri. Lebih dari 40 tahun penelitian dan digunakan di Amerika Serikat dan
banyak negara lain telah menunjukkan efektivitas dan keamanan dosis rendah radiasi.
Hal ini dengan cepat menjadi bagian penting dari perlindungan kesehatan masyarakat
dari makanan-borne penyakit di Amerika Serikat dan internasional, meskipun
penerimaan publik masih bermasalah.
Dampak Lingkungan
The US National Environmental Policy Act (NEPA), lulus pada tahun 1970, membuat
perlindungan dan pemulihan masalah lingkungan sebagai kebijakan nasional. NEPA
mengharuskan semua agen-agen federal untuk membuat pertimbangan lingkungan ke
dalam akun dalam pengambilan keputusan proses dan pelaksanaan program.
Pernyataan Dampak Lingkungan diperlukan untuk konstruksi utama dan program
pekerjaan umum, menggambarkan dampak positif, efek samping yang mungkin,
alternatif, dan efek ireversibel. Undang-undang ini mengakibatkan perubahan dalam
proyek nasional dan menyebabkan pengaturan pendekatan regulasi untuk
pengawasan, pengendalian, dan pencegahan pencemaran dengan bahan dan proses
yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
Keadaan Darurat Yang Melibatkan Zat Berbahaya
Sejak Perang Dunia II, telah terjadi peningkatan pesat dalam jumlah bahan kimia
dikembangkan dan digunakan di seluruh dunia. Lebih dari 60.000 bahan kimia yang
tersedia, dengan 600 zat baru yang diproduksi setiap tahun, jumlah yang tidak
diketahui yang berbahaya. Efek kesehatan yang dihasilkan dari pelepasan zat
berbahaya seringkali tidak diketahui. Sebuah bahan berbahaya didefinisikan sebagai
pelepasan terkontrol atau ilegal atau ancaman pelepasan bahan kimia atau berbahaya.
Manajemen pabrik bertanggung jawab atas kerusakan akibat kelalaian dalam hukum
43
baik perdata maupun pidana. Dimana paparan masyarakat terjadi dari kelalaian,
kecelakaan, atau bencana alam, respon kesehatan masyarakat darurat diperlukan,
didasarkan pada persiapan sebelumnya. Potensi bencana kimia membutuhkan
pendekatan pencegahan mendasar oleh industri dengan pengawasan oleh badan
pengatur federal dan negara bagian. Di Amerika Serikat, agen-agen federal utama
yang terlibat adalah Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) dan Keselamatan dan
Kesehatan Administrasi (OSHA).
Bahkan di negara-negara industri, pemantauan untuk logam berat bermasalah. Tujuan
AS adalah untuk meningkatkan jumlah negara dan wilayah yang memantau penyakit
dari bahaya logam berat lingkungan. Semua negara moni tor untuk keracunan timbal,
sedangkan 20 monitor untuk pestisida, 14 untuk merkuri, 10 untuk arsenik, 10 untuk
keracunan kadmium, dan 35 untuk cacat lahir. Sasarannnya adalah untuk memantau
pestisida pada manusia dengan mengukur konsentrasi urin metabolit.
Secara internasional, sejumlah bencana besar terjadi dalam beberapa dekade terakhir.
Dalam Seveso, Italia, pada tahun 1976, sebuah ledakan di sebuah pabrik kimia
mengakibatkan 17.000 orang dievakuasi dan pengakhiran banyak kehamilan di
kalangan wanita yang terpapar. Pada 1984, rilis tiba-tiba metil isocyanide yang sangat
beracun dari sebuah pabrik kimia di Bhopal, India, mengakibatkan banyak kematian,
dan buta permanen beberapa ribu orang , membutuhkan evakuasi dari 300.000 orang
yang diperkirakan tinggal di lingkungan yang berdekatan.
Bencana nuklir dan kimia telah menjadi elemen mayor dalam perencanaan bencana
bagi perusahaan, investor, dan lembaga kesehatan kerja dan lingkungan, serta bagi
masyarakat yang berdekatan dengan produksi bahan kimia, penyimpanan, atau
transportasi.
Bencana Buatan Manusia, Perang, Terorisme
The man-made disaster, telah menggunakan bahan kimia, biologi, dan metode nuklir
sebagai metode perusakan serta metode perusakan tradisional seperti blokade
ekonomi. Perang dan terorisme, banyak menggunakan bahan kimia armamentaria dan
lambat laun akan menggunakan penghancuran secara biologis atau bahkan nuklir.
Ketika bencana terjadi, pelajaran yang bisa diambil adalah untuk meningkatkan
pelayanan untuk bencana berikutnya, baik itu alami atau buatan manusia (lihat Bab 7).
44
Sejak Perang Dunia I, gas beracun telah digunakan sebagai senjata terhadap kedua
pasukan garis depan dan penduduk sipil. Praktek ini berlanjut hampir ke akhir abad
kedua puluh. Gas beracun digunakan oleh Nazi dalam Holocaust atau orang Yahudi
dalam Perang Dunia II. Mesir menggunakan gas beracun dalam perang di Yaman
pada tahun 1960, dan pada tahun 1980-an, Irak targetkan desa Kurdi dan membunuh
ribuan laki-laki, perempuan, dan anak-anak. Defoliants (Agen Oranye) digunakan
secara luas selama Perang Vietnam yang diyakini memiliki efek jangka panjang
terhadap warga sipil Vietnam dan personil militer yang terkena. Insiden pengeboman
teroris terjadi di banyak bagian atau dunia selama 1990-an. Pada tahun 1995 bom
diledakkan oleh teroris domestik di sebuah gedung federal di Oklahoma City di
Amerika Serikat dan menewaskan lebih dari 160 orang.
Serangan teroris terbesar adalah pembajakan pesawat sipil komersial dan menabrak
World Trade Center di New York City pada September II, 2001, dan menyebabkan
kematian 3000 orang dan mengakibatkan kemarahan justru memulai perang melawan
teror di seluruh dunia.
Potensi untuk kelalaian, atau kecelakaan bencana, apakah buatan manusia atau alam,
merupakan bahaya nyata dan sekarang membutuhkan pejabat kesehatan untuk
berkoordinasi dengan pertahanan sipil dan otoritas militer untuk mempersiapkan
rencana bencana dan terus mempersiapkan diri untuk kejadian tersebut. Perencanaan
dapat sangat mengurangi jumlah dan tingkat keparahan korban bencana bahan kimia
beracun.
Ke masyarakat dan siap siaga terhadap kemungkinan bahaya kimia. Hal ini
melibatkan pendekatan holistik yang menggabungkan teknologi, prosedur, dan praktik
manajemen. Tanggung jawab yang pertama terletak pada manajemen, yang harus
memiliki tingkat kesadaran dan komitmen yang tinggi terhadap pencegahan bahaya
dan praktik yang aman. Berbagai macam industri berisiko sangat luas dalam
masyarakat modern. Antara lain binatu lokal dan pabrik furniture serta industri kimia.
Hak untuk mengetahui diberikan oleh pemerintah, masyarakat profesional, asosiasi
perdagangan, serikat buruh, komunitas penelitian, media berita, dan lingkungan serta
masyarakat umum. Hak untuk mengetahui menjadi suatu kebutuhan untuk
mengetahui.
Kedaruratan lingkungan terjadi ketika keluarnya bahan kimia atau radiasi ke
udara. Inhalasi dan efek jatuhan radioaktif tergantung pada kondisi cuaca dan sebaran
asap. Manajemen klinik terhadap penduduk yang terkena dan personil darurat adalah
45
kegiatan pengelolaan kesehatan yang melibatkan organisasi triase dan layanan
transportasi di lokasi bencana. Keputusan untuk mengevakuasi penduduk sering
dibuat dengan keterbatasan informasi tetapi harus diambil dengan memperhitungkan
potensi paparan selama evakuasi, dipertimbangkan terhadap efek penjualan rumah
dan tetap berada di dalam ruangan.
Pendekatan terhadap pengelolaan masalah kesehatan lingkungan
membutuhkan rangkaian kesatuan antara kegiatan yang saling terkait dan tahapan-
tahapan mulai dari pencegahan, persiapan, deteksi, tanggapan, dan pemulihan.
Termasuk pengukuran untuk membangun kembali infrastruktur dan juga kehidupan
dan mata pencaharian yang terkena dampak bencana. Pencegahan akhirnya
merupakan cara yang paling hemat biaya dan menguntungkan dalam mengatasi
potensi masalah kesehatan lingkungan. Prinsip-prinsip kesiapsiagaan bahaya
lingkungan termasuk:
Perencanaan
Koordinasi dengan lembaga setempat
Persiapan
Penelitian
Adaptasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
Latihan
Pengawasan
Penyaluran
Deteksi
Pencegahan
Kejadian
Respon
Revisi berdasarkan pelajaran yang dipelajari
Tim yang tepat untuk menangani situasi seperti ini melibatkan kesehatan masyarakat,
kesehatan kerja, dan investigator epidemiologi seperti polisi, pemadam kebakaran,
pertahanan sipil, angkatan bersenjata, satuan perang kimia, dan staff psikologis.
Perencanaan pemulihan pasca perang merupakan bagian proses perencanaan
(perencenaan bahaya dibahas pada chapter 7). Efek jangka panjang antara lain post-
traumatis stress disorder (PTSD) yang dapat menyebabkan kelainan fungsi psikologis
pada individu yang terkena. PTSD dapat dikurangi dukungan psikologis yg cepat
46
kepada korban bencana pada lokasi bencana dan pada evakuasi atau pusat
pemantauan dan harus menjadi bagian dari perencanaan kedaruratan.
Penilaian risiko yang cepat mencakup pertimbangan bahaya, potensial paparan,
respon dosisi, yang meliputi baik risiko jangka pendek dan jangka panjang. Pusat
komando dan pemimpin yang ditunjuk diperlukan untuk memelihara kontrol terhadap
kebutuhan informasi koordinasi antara lembaga, dan distribusi sumber ke area yang
paling membutuhkan. Penilaian epidemiologi jangka panjang mungkin diperlukan
untuk hukum dan tujuan kompensasi, seperti untuk pelatihan dan persiapan kejadian
yang akan datang.
Pembelaan merupakan fungsi kesehatan masyarakat, dan isu keselamatan dan
lingkungan adalah area dimana pembelaan dapat memberikan keuntungan umum
yang penting. Kepemimpinan dalam menetapkan masalaha kesehatan masyarakat dan
dalam menetapkan tindakan yang panting untuk mengurangi faktor risiko, arau efek
jangka pendek atau jangka panjang penyakit, membutuhkan keterampilan dalam
menginterpretasikan peristiwa dan studi epidemiologi, menmberikan gambaran
kepada pembuat kebijakan untuk menempatkan isu-isu tersebut.
ORGANISASI KESEHATAN LINGKUNGAN
World Health Organization Commision on Helath and Environment Report (1992)
menghasilkan dokumentasi konsensus masalah kesehatan lingkungan internasional.
Komisi ini, diketuai oleh Simone Weil dari Parlemen Eropa, termasuk di dalamnya
ilmuwan terkenal, pemimpin profesional, dan organisasi internasional. Laporan ini
menghasilkan konsensus internasional yang kuat mengenai aksi gabungan untuk
mencegah dan membersihkan degradasi lingkungan yang telah terjadi di eropa selama
beberapa dekade.
Organisasi Nasional untuk kesehatan lingkungan dapat dijumpai dalam
berbagai bentuk. Pada masa lampau, umumnya dijumpai kementerian kesehatan
memiliki departemen kesehatan lingkungan, tapi pada saat ini meningkat dan berubah
menjadi kementerian lingkungan hidup.
Sejak 9/11, kekhawatiran pemerintah dan masyarakat meningkat terhadap
kemungkinan keadaan darurat termasuk kerusakan lingkungan dan kejadian
keracunan makanan atau air kotor. Bencana alam dan bencana yang disebabkan
manusia di dalam lingkungan memerlukan usaha pembaruan untuk mempersiapkan
rencana darurat dan melaksanakan pelatihan yang tepat, dan menggunakan kesehatan
47
masyarakat, rumah sakit, dan pusat layanan primer seperti ambulans, pemadam
kebakaran, polisi, dan layanan militer merupakan kepentingan yang besar (lihat
chapter 10) (Kotak 9.9)
BOX 9.9 Prosedur Darurat Untuk Bahan-Bahan Berbahaya, Bencana Kimia dan
Radiasi
1. Merencanakan dan mempersiapkan sistem kesehatan masyarakat setempat,
rumah sakit, dan responder pertama lainnya untuk mengatasi kemungkinan bahaya
ataupun serangan kimia dan radiasi
2. Mentapkan laporan peringatan awal dan prosedur komunikasi
3. Mengandung dan mengurangi penyebaran racun
4. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk tetap berada di dalam rumah
atau gedung lainnya
5. Memberitahukan kepada organisasi negara, kota, dan federal.
6. Meminimalisasi paparan dengan memastikan populasi yang mungkin terkena
untuk tetap berada di dalam ruangan, dengan menyegel dan mengisolasi area yang
terkena atau evakuasi terbatas.
7. Mengidentifikasi, dekontaminasi, dan mentriase penduduk yang terkena
8. Mengunkur paparan dan reaksinya.
9. Menentukan penyebab dan antidot
10. Mengajukan prosedur antikimia bagi penduduk yang terkena termasuk
memusnahkan pakaian, shower, dan antidot
11. Mengkoordinasi triase di lapangan dan evakuasi bagi pelayanan medis
12. Memastikan layanan medis atau rumah sakit bagi penduduk yang terkena
13. Menyediakan informasi yang akurat kepada masyarakat
14. Mempromosikan layanan kesehatan dan pendukung di lokasi evakuasi
15. investigasi- profesional dan kriminal
16. mengganti kerugian penduduk yang terluka atau yang dipindahkan
17. mengajukan tuntutan pidana dan perdata terhadap kelalaian perusahaan atau
manajemen perorangan.
18. Menyediakan dokumentasi dan rekomendasi dari pelajaran yang didapat.
19. Melihat kembali prosedur dan merevisi kembali rencana penanggulangan
bencana
20. Mempromosikan diskusi umum dan profesional.
48
Dikarenakan perhatian terhadap kerusakan lingkungan dan pemecahan dari usaha
peraturan pemerintah, Amerika Serikat mendirikan EPA pada tahun 1970 sebagai
pusat agensi federal yang melaporkan ke presiden untuk mengkoordinasi administrasi
masalah kesehatan lingkungan yang luas. EPA menetapkan standar dan peraturan bagi
berbagai legislasi yang berkaitan dengan lingkungan, seperti polusi air dan udara,
Pengelolaan sampah padat dan berbahaya, suara, sumber air minum, pestisida, dan
radiasi. Meskipun perkembangan EPA dan konrolnya terhadap pembiayaan untuk
mengurangi racun dan lokasi limbah lainnya, koordinasi di antara lembaga merupakan
hal yang kompleks. Di pemerintahan Amerika Serikat, berbagai jenis lembaga yang
terletak di departemen pemerintah yang berbeda bertanggungjawab terhadap
lingkungan (Tabel 9.6). Kemajuan substansi lingkungan dibuat di Amerika Serikat
dalam 25 tahun terakhir dan dicantunkan dalam Kotak 9.10
KESEHATAN KERJA
PENDAHULUAN
CDC mempertimbangkan bahwa kemajuan kesehatan pekerja dan keamanan
merupakan satu dari sepuluh pencapaian besar dari kesehatan masyarakat di Amerika
Serikat pada abad ke 20. Konsil Keamanan Nasional Amrerika Serikat melaporkan
dari 1933-1997 menunjukkan bahwa kematian yang berhubungan dengan kecelakaan
kerja menurun 90%, dari 37 per 100.000 pekerja menjadi 4 per 100.000 pekerja,
“pengurangan jumlah kematian dari 14.500 ke 5.100; selama periode yang sama ini
pekerja paksa lebih dari tiga kali lipat, dari 39 juta sampai kira-kira 130 juta” (CDC,
1999)
Tabel 9.6 Badan Pemerintahan Federal AS yang bertanggung jawab terhadap
lingkungan
Badan Perlindungan Lingkungan (independen)
Konsil kualitas lingkungan ( kantor eksekutif)
Komisi Pengaturan Nuklir (independen)
Kantor keamanan Lingkungan dan Kessehatan (dept. Energi)
Kantor kebijakan dan bantuan Lingkungan (dept. Energi)
Kantor reklamasi dan Penegakan Permukaan tambang (dept. Interior)
Biro Pengelolaan Lahan (Dept. Interior)
49
Pusat kesehatan lingkungan, CDC (HHS)
Institut Nasional keamanan dan kesehatan kerja, NIOSH (CDC)
Komisi Keamanan Produk Konsumen (Independen)
Layanan Kesehatan Masyarakat (HHS)
Pusat Kontrol Penyakit (HHS)
Administrasi Makanan dan Obat-obatan (HHS)
Badan Untuk Bahan Beracun dan Pendaftaran Penyakit (HHS)
Administrasi Keamanan dan Kesehatan Kerja, OSHA (Dept. Tenaga Kerja)
Keamanan dan Kesehatan Bahan tambang (Dept. Pertambangan)
Layanan Ikan dan Hewan Liar ( Dept. Interior)
Layanan Perlindungan Tanah (Dept. Pertanian)
Departemen Keamanan Negara
Kotak 9.10 Tonggak Sejarah Kesehatan Lingkungan di AS, 1970-2006
1970 Presiden Richard Nixon membentuk EPA, dengan misi untuk melindungi
lingkungan dan kesehatan masyarakat. Kongres mengamandemenkan undang-undang
kebersihan undara untuk mengatur kualitas udara nasional, emisi, dan standar
antipolusi
1971 Kongres membatasi penggunaan cat berbahan dasar timbal pada tempat-
tempat tinggal serta pada boks dan mainan
1972 EPA melarang DDT, pestisida penyebab kanker, dan memerlukan tinjauan
ektensif bagi semua jenis pestisida. US dan Kanada sepakat untuk membersihkan
Great Lakes, yang mengandung 95% air tawar bagi Amerika dan menyuplai air
minum bagi 25 juta penduduk.
Kongres mengesahkan undang-undang Kebersihan air, membatasi limbah
mentah, dan polutan lain mengalir ke sungai, danau, dan aliran air lainnya.
Hanya 36% dari aliran air yang mengalir di negara tersebut yang dinilai aman
untuk memancing dan berenang. Pada tahun 2006 sekitar 60% yang aman untuk
penggunaan tersebut.
1973 EPA mulai menghapus bahan bakar bertimbal; Pembatasan perdagangan
minyak OPEC memicu krisis energi, merangsang perlindungan dan penelitian sumber
energi alternatif. EPA mengeluarkan izin pertamanya untuk membatasi pembuangan
polusi pabrik ke dalam saluran air.
50
1975 Kongres menetapkan standar bahan bakar ekonomi dan mengatur standar
pembuangan emisi mobil, menghasilkan pengenalan terhadapa konverter katalis.
1976 Kongres mengesahkan undang-undang Konservasi dan Perbaikan Sumber
daya alam, mengatur limbah berbahaya dari produksinya ke pembuangannya.
Presiden Gerald Ford menandatangani Undang-undang pengontrolan bahan beracun
untuk mengurangi risiko kesehatan lingkungan dan manusia; EPA mulai menghapus
produksi dan penggunaan penyebab kanker PCB.
1977 Amandemen Undang-undang kebersihan udara untuk memperkuat standar
kualitas udara dan melindungi kesehatan manusia.
1978 Penduduk menemukan Love Canal, New York, terkontaminasi oleh wadah
bahan kimia bocor yang terkubur; pemerintah federal melarang chlorofluorocarbons
(CFC) sebagai bahan bakar dalam kaleng aerosol, CFCs merusak lapisan ozon, yang
melindungi bumi dari radiasi ultraviolet yang berbahaya.
1979 EPA mengenalkan teknologi scrubber untuk membersihkan polusi udara dari
pembangkit listrik batubara. Teknologi ini diterapkan secara luas pada tahun 1980-an.
Pembangkit listrik tenaga nuklir Three Mile Island kecelakaan di dekat Harrisburg,
Pennsylvania, meningkatkan kesadaran dan diskusi mengenai keamanan tenaga
nuklir. EPA dan badan lainnya memantau efek radioaktif.
1980 Kongres mengadakan pembiayaan untuk membersihkan lokasi limbah
berbahaya. Pembuat polusi harus bertanggungjawab untuk membersihkan lokasi yang
paling berbahaya.
1981 Konsil Penelitian Nasional melaporkan penemuan hujan asam yang intensif di
timur laut AS dan kanada.
1982 Kongres menetapkan hukum mengenai pembuangan yang aman bagi limbah
nuklir. Kontaminasi dioxin memaksa pemerintah untuk membeli rumah di Times
Beach, Missouri. Pemerintah federal dan para pembuat polusi yang bertanggung
jawab berbagi biaya untuk pembersihan.
Protes TPA PCB di Carolina Utara memulai gerakan keadilan lingkungan.
1983 Gerakan pembersihan mulai membersihkan polusi Teluk Chesapeake yang
berasal dari sampah tanaman obat-obatan, limbah perkotaan, dan sampah peternakan.
EPA mendorong para pemilik rumah untuk mengetes gas radon, yang menyebabkan
kanker paru-paru; lebih dari 18 juta rumah dites untuk radon. Sekitar 575 jiwa
diselamatkan setiap tahunnya dari kelonggaran radon dan konstruksi baru tahan
radon.
51
1985 Ilmuwan melaporkan bahwa lubang yang sangat besar pada lapisan ozon bumi
membuka setiap mata air di seluruh Antartica.
1986 Kongres mendeklrasikan bahwa masyarakat berhak mengetahui ketika bahan
kimia beracun dikeluarkan ke udara, tanah, dan air.
1987 AS menandatangani Protokol Montreal, berjanji untuk menghapuskan
produksi CFC. Sampah medis dan lainnya dibersihkan di batu karang; pantai ditutup
di New York dan New Jersey.
1988 Kongres melarang pembuangan limbah lumpur dan industry di laut.
1989 Exxon Valdez menumpahkan 11 juta gallon minyak mentah di Prince William
Sound, Alaska
1990 Amandemen Undang-undang Kebersihan Udara memerlukan setiap Negara
bagian menunjukkan kemajuan dalam peningkatan kualitas udara.
Jumlah bahan kimia yang tercatat di Inventaris Pengeluaran Racun EPA
hamper dua kali lipat, dari 328 pada tahun 1990 hingga 644 pada tahun 1999.
Undang-Undang Pendidikan Kesehatan Nasional ditandatangani, untuk
mendidik masyarakat untuk memastikan suara secara ilmiah, seimbang, dan
keputusan yang bertanggung jawab mengenai lingkungan.
1991 Badan federal mulai menggunakan produk daur ulang. EPA mmmeluncurkan
program industry kemitraan sukarela untuk lampu hemat energi dan untuk
mengurangi pengeluaran racun dari bahan-bahan kimia.
1992 EPA meluncurkan Program Energy Star untuk membantu konsumen
mengenali produk hemat energy
1993 EPA melaporkan asap rokok mengkontaminassi udara dalam ruangan,
memberikan risiko kesehatan yang serius kepada perokok pasif. SAat ini, lebih dari
80 persen penduduk Amerika melindungi anak ereka dari paparan asap rokok di
rumah.
Cryptosporidium mewabah di Milwaukee, air minum di Wisconsin menyerang
400.000 orang dan membunuh lebih dari 100 orang.
Pemerintah federal menggunakan $200 milyar anggaran tahunannya untuk
membeli produk daur ulang dan ramah lingkungan.
1994 Program Brownfields EPA untuk pembersihan ditinggalkan, mengkontaminasi
lokasi untuk kembali menjadi penggunaan bagi komunitas yang produktif.
52
EPA mengeluarkan standar baru bagi pabrik kimia untuk mengurangi polusi
udara beracun lebih dari setengah juta ton setiap tahun, setara dengan memhilangkan
38 juta kendaraan per tahunnya.
1995 EPA meluncurkan program hujan asam berbasis insentif untuk mengurangi
pengeluaran sulfur dioksida. EPA memerlukan insinerator kota untuk mengurangi
limbah beracun hingga 90% dari level 1990.
1996 Penyuplai air minum umu perlu menginformasikan kepada pengguna
mengenai bahan kimia dan mikroba dalam air mereka; dana yang tersedia digunakan
untuk meng-upgrade perawatan tanaman air.
Mayoritas rumah tangga Amerika saat ini memiliki air minum yang aman.
EPA memerlukan setiap pembeli dan penyewa rumah diinformasikan
mengenai bahaya cat berbasis timbale.
Undang-undang perlindungan Kualitas Makanan ditandatangani untuk
memperketat standar penggunaan pestisida untuk menanam makanan, dengan
perlindungan khusus untuk memastikan bahwa makanan tersebut aman dikonsumsi
anak-anak.
1997 Executive Order dikeluarkan untuk melindungi anak-anak dari risiko
kesehatan lingkungan, termasuk asma pada anak-anak dan keracunan timbal. EPA
mengeluarkan standar kualitas udara baru untuk asap dan jelaga, sebuah tindakan
yang dapat meningkatkan kualitas udara bagi 125 juta penduduk Amerika.
1998 Clean Water Action Plan diumumkan untuk melanjutkan membuat air di
Amerika aman untuk memancing dan berenang.
1999 Standar emisi baru bagi mobil, kendaraan sport, minivan, dan truk, perlu 77-
95% lebih bersih di masa yang akan dating.
EPA mengumumkan persyaratan baru untuk meningkatkan kualitas udara di
taman-taman nasioal dan area hutan belantara.
2000 EPA menetapkan peraturan yang mewajibkan lebih dari 90% mesin diesel dan
bahan bakar lebih bersih
2002 Undang-undang Revitalisasi Brownfields dan Small Business Liability Relief
ditandatangani untuk merebut kembali dan mengembalikan ribuan property yang
terbengkalai.
2003 Undang-Undang Pemugaran Kesehatan Hutan ditandatangani untuk mencegah
kebakaran hutan dan memelihara hutan nasional.
53
Lebih dari 4000 bus sekolah dipasang Program Bus sekolah Amerika bersih,
menghilangkan 200.000 pon partikel dari udara selama decade yang selanjutnya.
Legislasi Clear Skies dan program peraturan alternative diajukan untuk menciptakan
system topi dan perdagangan untuk mengurangi emisi SO2 hingga 70% dan emisi NOx
hingga 65 persen dari level saat ini.
2004 Baru, lebih melindungi, standar partikulat halus dan ozon 8jam memberikan
efek di setiap Negara.
Peraturan Udara bersih tahun 2004 diusulkan untuk membuat masyarakan
lebih sehat.
EPA memerlukan bahan bakar dan mesin yang lebih bersih untuk mesi diesel
off-road seperti peralatan pertanian dan konstruksi.
2005 EPA mengeluarkan Peraturan Udara Bersih Antar Negara bagian dan
Peraturan Udara bebas merkuri
2006 WaterSense adalah sebuah program untuk meningkatkan kesadaran mengenai
pentingnya efisiensi air, memastikan hasil dari produk efisiensi air dan menyediakan
informasi yang baik bagi konsumen. Undang-Undang Restorasi Air bersih 2007
memperjelas judifikasi federal air tanah dalam proses di kongres.
Kesehatan kerja adalah promosi dan perlindungan fisik, mental, dan sosial
tertinggi bagi pekerja di semua pekerjaan dengan mencegah keberangkatan dari
kesehatan, mengontrol risiko, dan mengadaptasi pekerjaan kepada seseorang dan
seseorang ke pekerjaan mereka (Organisasi Buruh Internasional dan WHO, 1950).
Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan, selalu menjadi bagian esensial dari
kesehatan masyrakat, mempunyai bubungan yang tinggi dengan kesehatan
lingkungan, dan juga bagi bidang lainnya. Pekerja juga merupakan bagian dari sebuah
keluarga dan pencari nafkah, sehingga kesehatan pekerja berkaitan dengan kesehatan
keluarga. Pekerja tidak hanya diperhatikan mengenai apa yang terjadi di tempat
kerjanya tetapi juga dengan bahan berbahaya yang mungkin didapatkannya.
Pensiunan pegawai atau pegawai yang di PHK khawatir mengenai biaya pensiunan
dan honor. Kesehatan kerja dalam konteks yang lebih luas mempunyai tempat penting
di Kesehatan Masyarakat Baru.
PERKEMBANGAN KESEHATAN KERJA
54
Kesehatan kerja merupakan salah satu sector tertua dati kesehatan masyrakat, menilik
kembali ke zaman Romawi. Dokumentasi penyakit akibat kerja dimulaii pada tahun
1700 oleh Ramazzini. Contoh sejarah dari bahaya kesehatan dan penyakit yang
berhubungan dengan pekerjaan antara lain penyakit kudis pada pelaut, kanker
skrotum spesifik pada penyapu cerobong pada abad 19 di Inggris, paru-paru hitam
pada penambang batubata, keracunan merkuri pada pembuat topi, byssinosis pada
pekerja pemintal kapas, dan mesothelioma pada pekerja asbestos. Daftar ini panjang
dan berkembang menjadi cedera musculoskeletal dan hepatitis B pada pekerja rumah
sakit, kelainan spinal pada tukang ketik, dan neuritis medial pada pekerja komputer
(carpal turner syndrome). Intervensi sangat beragam dari larangan penggunaan
asbestos hingga modifikasi lingkungan kerja kantor melalui kursi yang lebih baik,
latihan istirahat, dan latihan ergonomic bagi pekerja.
Selama awal abad 19, kondisi kerja keras pada anak-anak, wanita, dan pekerja
lain menyebabkan parlemen bertindak untuk mengatur pabrik dan barang tambang,
memperbaiki kondisi secara umum. Inspektur pabrik pertama di UK, ditunjuk pada
tahun 1833 untuk mengeola ketentuan Undang-Undang Pabrik dan loka karya. Pada
tahun 1898, Thomas Legee menjadi dokter medis pertama yang ditunjuk menjadi
kepala inspektur pabrik di UK. Ia mengeluarkan pikirannya mengenai pendekatan
dasar kesehatan masyarakat untuk kesehatan pekerja dan menetapkan prinsip bahwa
pengelolaan bertanggung jawab terhadap kesehatan pekerja. Isu-isu ini diistilahkan
Axiom Legged an masih relevan dengan lingkup kesehatan kerja saat ini ( Tabel 9.7).
Pemerintah bertanggungjawab terhadap pengaturan standaar, monitoring,
intervensi, dan mengatur kompensasi yang tumbuh secara lambat selama abad yang
lalu. Laporan Kasus, studi epidemiologi, dan advokasi mengenai efek timbal,
asbestos, vinil klorida, silika, dan serat debu menyebabkan langkah untuk mengurangi
bahaya bagi pekerja dan menyediakan dukungan professional bagi inisiasi legislatif.
Standar internasional dikembangkan oleh Liga Bangsa, Organisasi Buruh
Internasional (ILO), dan organisasi internasional lainnya mendorong perkembangan
bidang ini.
KESEHATAN PEKERJA
Kesehatan Pekerja tunduk pada ancaman kesehatan normal bagi populasi orang
dewasa, tetapi ada ancaman spesifik untuk kesehatan yang berhubungan dengan
situasi kerja. Pekerja memiliki angka kematian yang lebih rendah dari populasi umum
55
karena mereka berbeda secara demografis dari populasi umum dan bahkan berbeda
secara epidemiologi dari populasi berdasarkan usia dan jenis kelamin. Hal ini
disebabkan fakta adanya proses seleksi pekerja yang mengekslusikan penderita cacat
dan sakit berat dari lapangan kerja. Proses seleksi berlanjut dengan pengurangan
orang yang tidak sehat dari lapangan kerja. Hal ini diistilahkan sebagai Efek
KEsehatan Pekerja dan merupakan factor yang dipertimbangkan dalam latihan dan
studi kesehatan kerja. Angka kematian ataupun norma lain yang berbasis populai dari
populasi umum mungkin tidak tepat sebagai perbandingan bila efek ini tidak
diperhitungkan. Pencocokan kasus dan studi control mungkin dibutuhkan untuk
mengakomodasi fenomena ini. Kelompok populasi lain seperti imigran atau
pengungsi juga melewati seleksi yang sama, dimana hanya orang yang sehat yang
dimasukkan atau bertahan.
BEBAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS PEKERJAAN
Di Amerika Serikat, tenaga kerja terdiri dari 135 juta orang dengan 71,4% berusia
antara 25 sampai 54 tahun. Penyakit dini, Cidera, dan kematian yang berhubungan
dengan paparan pekerjaan merupakan beban besar bagi ekonmi dan system kesehatan.
Selama periode 1980-1994, sebanyak 88.622 pekerja meninggal di AS akibat
kecelakaan kerja dan ditambah 60.000 jiwa meninggaldikarenakan penyakit akibat
pekerjaan. Perkiraan biaya tahunan bagi kecelakaan kerja sebesar $128-$155 milyar.
Tabel 9.7 Axioma Thomas Legee pada Kesehatan Pekerja dan Versi Modern
Axioma Legge Versi Modern
1. Kecuali dan sampai pekerja telah
melakukan semuanya- semuanya berati
kesepakatan yang baik-seseorang dapat
melakukan hal yang dapat melindungi
dirinya
Jangan menyalahkan korban, Kesehatan
pekerja merupakan tanggung jawab
pengelolaan
2. Bila kamu dapat membawa
pengaruh untuk menanggung, eksternal
untuk pekerja, yang merupakan suatau
hal dimana dia dapat berlatih tanpa
control, kamu akan sukses, bila kamu
Perubahan structural adalah hal yang
terbaik
56
tidak bias atau tidak melakukan kamu
tidak akan pernah sukses
3. Hampir semua industri
mengalami keracunan akibat menghirup
debu dan asap
Bila kamu menghentikan paparan, kamu
menghentikan keracunan
4. Semua tenaga kerja sebaiknya
diberitahu sesuatu mengenai bahaya dari
bahan yang kontak dengan mereka dan
tidak dibiarkan menemukannya sendiri-
terkadang pada harga hidup mereka
Pekerja memilik hak untuk mengetahui
potrnsial bahaya bagi kesehatan mereka
pada tempat kerjanya.
Kematian akibat kecelakaan kerja menurun dari 8,9 per 100.000 pekerja pada tahun
1980 (7400 kematian) menjadi 5,6 per 100.000 pada tahun 1989 (5714), 4,3 per
100.000 (5290 kematian) pada tahun 2000 dan 4,3 per 100.000 (5734 kematian) pada
tahun 2005. Pada tahun 2006, terdapat 5703 kematian akibat kecelakaan kerja di AS
(sekitar 16 kematian per hari), dan lebih dari 4 juta merupakan kecelakaan fatal yang
baru. KEmatian yang disebabkan penyakit akibat kerja diperkirakan 100.000 per
tahunnya. Sejumlah besar kematian terjadi di industry-industri berikut; konstruksi
(22,6%), transportasi/komunikasi/sarana umum (18,3%), dan pabrik (14,0%).
PEnurunan angka kematian akibat pekerjaan dari tahun 1980-2005 berkaitan dengan
efek kumulatif dari meningkatnya kesadaran dan pengaturan bahaya lokasi kerja dan
racun, serta teknologi dan mekanisasi baru, berubah dalam ekonomi dan distribusi
tenaga kerja.
Meskiipun kematian akibat pekerja mengalami penurunan, kecacatan
permanen akibat pekerjaan berkembang selama tahun 1980an. Selama 1987,
kecacatan permanen dialami oleh 70.000 pekerja, dan jumlah pekerja yang cacat total
meningkat hingga 1,8 juta. Selanjutnya, terdapat peningkatan angka kehilangan hari
kerja. Penurunan mortalitas dan peningkatan kecelakaan kerja mungkin dikarenakan
meningkatnya pelayanan kepada orang yang terluka atau peningkatan nyata pada
jumlah kecelakaan.
Pada tahun 2001 di AS, terdapat 5,7 kecelakaan nonfatal yang menyebabkan
hilangnya hari kerja per 100 pekerja di sektor pribadi, pengurangan 34 % dari tahun
1992. Ada kecenderungan peningkatan yang substansial pada pekerjaan yang lebih
57
berbahaya seperti pertanian, pemancingan dan kehutanan, pertambangan, konstruksi,
dan pabrik selama tahun 1990an dan awal abad 21, seperti pada table 9.8.
Sepuluh penyakit dan kecelakaan akibat kerja yang paling sering ditemukan di
AS antara lain:
1. Penyakit Paru-paru
2. Cidera muskuloskeletal
3. Kanker
4. Trauma berat
5. Kelainan kardiovaskular
6. Kelainan reproduksi
7. Kelainan neurotoxic
8. Gangguan pendengaran akibat kebisingan
9. Kelainan dermatologis
10. Regangan psikologis dan kebosanan.
PRIORITAS KESEHATAN KERJA DI AS
Prioritas bagi penelitian pada kesehatan kerja terfokus pada kecemasan yang
barhubungan dengan pekerjaan dan kelainan neuritis, gangguan pendengaran,
kelainan muskuloskeletal, cidera (fatal dan nonfatal), keracunan, kelainan respiratori,
dan kelainan kulit. Hal-hal ini merupakan isu kesehatan kerja yang paling umum dan
termahal dlam ekonomi (CDC Worker Chartbook,2004). Pengawasan cidera di AS
dilindungi oleh Institut Nasional keamanan dan kesehatan kerja CDC.
ISU-ISU INTERNASIONAL PADA KESEHATAN KERJA
Kesehatan kerja telah menjadi isu internasional ketika ekonomi global mentransfer
manufaktur dari satu Negara ke Negara lainnya dengan kecepatan besar dan
kemudahan (Kotak 9.11). Ha ini sering dimotivasi oleh upah yang lebih rendah dan
juga oleh pekerjaan yang lebih rendah dan kontrol pengaturan lingkungan dan kurang
ketatnya atau tiddak eksisten perlindungan yang sah untuk mencegah paparan racun
dan pekerjaa anak-anak di Negara berkembang.Tranfer bahaya pekerjaan dari Negara
industri ke Negara non industri telah menjadi isu di kerjasama internasional dan
kesepakatan perdagangan. Negara yang telah berkembang memiliki pengaturan
lingkungan yang ketat dan organisasi pekerja dibandingkan Negara yang sedang
berkembang dimana terdapat kecemasan bagi industri pemberi pekerjaan pada setiap
harga.
58
Pada tahun 2000, factor risiko bertanggung jawab di seluruh dunia untuk 37%
nyeri belakang, 16% gangguan pendengaran, 13 % penyakit paru obtruksi kronis,
11% asma, 8% cidera, 9% kanker paru-paru, dan 2% leukemia. Resiko-resiko ini pada
pekerjaan menyebabkan 850.000 kematiandi sleuruh dunia dan berdampak pada
hilangnya sekitar 24 juta tahun kehidupan. Cidera akibat jarum suntik berjumlah
sekitar 40 % untuk hepatitis B dan infeksi hepatitis C dan 4,4% infekssi HIV pada
pekerja di layanan kesehatan. PAparan bahaya pekerjaan dihitung untuk proporsi
signifikan dari beban penyakit dan cidera secara global, yang dapat mengurangi
secara substansial melalui aplikasi strategi pencegahan.
Tabel 9.8 Angka Kematian Kecelakaan kerja (per 100.000 pekerja) oleh
industry, di AS, tahun terpilih 1985-2005
Industry 1985 1990 1993 2003 2005 %
perubahan
1985-2005
Tenaga Kerja sipil 5,8 4,6 4,2 4,0 4,0 -31,3
Pertambangan 30,0 30,0 25,4 26,9 25,6 -7,5
Pertanian, perikanan
dan kehutanan
23,7 18,0 18,5 31,9 32,5 +37,1
Kontruksi 16,6 14,0 11,8 11,7 11,1 -33,1
Transportasi,
komunikasi & sarana
umum
15,7 10,4 10,1 17,8 17,7 +1,2
Administrasi Publik 6,4 3,8 4,2 2,7 2,4 -62,5
Pabrik 4,0 4,0 3,6 2,5 2,4 -0,40
Perdagangan besar 2,8 3,6 3,6 4,2 4,6 +64,2
Perdagangan retail 2,7 2,8 2,9 2,1 2,4 -0,11
Servis 1,8 1,5 1,4 na na ---
KOTAK 9.11 Isu Kesehatan Kerja dalam Ekonomi Global
59
1. Transfer teknologi dari Negara industry ke Negara berkembang atau area di
dalam Negara
2. Pekerja anak-anak di Negara maju dan berkembang
3. Penggunaan pestisida yang berlebihan, keracunan, dan kontaminasi makanan.
4. Kerusakan ekologi dari aliran limbah beracun dan limbah pembuangan.
5. Transfer limbah beracun dari Negara industry ke Negara berkembang.
6. Limbah beracun dari industry berteknologi tinggi.
7. Energi nuklir, kecelakaan, dan sampah.
8. Teknologi dan kepentingan bersama yang professional antara kesehatan kerja
dan kesehatan lingkungan.
9. Rendahnya keamanan dan standar kontrol di Soviet dan Negara berkembang.
10. Upah rendah, stress psikologik, kebosanan, dan kerja paruh waktu
11. Kelalaian manajemen dan kurangnya akuntabilitas bagi keamanan wilayah
kerja.
12. Kelalaian pemerintah dan korupsi dalam pengembangan peran regulasi.
13. Kesehatan dan pengukuran keamanan yang tidak adekuat di Negara
berkembang.
14. Melebarnya kesenjangan pendapatan antara kelompok berpendapatan tinggi
dan berpendapatan rendah.
TANGGUNG JAWAB PENGELOLAAN DAN NASIONAL
Di AS, Keuntungan kesehatan pekerja berharga lebih dari baja untuk membuat mobil.
Sebagai hasilnya, terdapat perkembangan perhatian pada bagian pengelolaan pekerja
dan promosi kesehatan pekerja melalui pemantauan perbaikan nutrisi pada kantin dan
kafetaria, kegiatan anti-rokok, dan program fitness fisik. Pengelolaan perhatian pada
tenaga kerja yang lebih sehat untuk menampung kenaikan harga pelayanan kesehatan
merupakan bagian dari budaya perusahaan modern. Tanggung jawab primer,
bagaimanapun juga, secara legal dan moral, berada bersama pengelolaan, dengan
tujuan melindungi pekerja dengan memantau risiko, menyediakan lingkungan yang
aman, dan menyediakan perawatan pada saat kecelakaan (Kotak 9.12)
Cidera dan penyakit akibat kerja merupakan masalah sosial seperti teknik dan
keprihatinan pengelolaan. Kompensasi, Proses peradilan, stelan aksi kelas, dan
tindaka pemersatu semuanya berhubungan dengan meningkatnya kesadaran terhadap
racun dan efek trauma pada pekerja, dan keputusan pengadilan tentang kewajiban
60
manajemen. Ruang lingkupnya dibuat lebih kompleks dikarenakan beberapa penyakit
akibat kerja mungkin terjadi dalam waktu yang lama setelah terjadinya paparan:
silikosis, mesotelioma akibat asbestos, dan asbestosis mungkin berkembang setelah
waktu yang lama hingga 20-30 tahun setelah paparan Tinak lanjut bagi pekerja yang
terkena paparan mungkin sulit, dan isu seperti kompensasinya mungkin juga rumit.
Kesehatan kerja melibatkan fungsi aturan pemerintah dan tanggungjawab legislasi
untuk melindungi pekerja dari racun atau risiko fisik pada lokasi kerja.
KOTAK 9.12 Tugas Utama Kesehatan Kerja
1. Antisipasi: berhubungan dengan potensi penyaakit dan cidera untuk
memasukkan persiapan bagi pencegahan sebagai fasilitas yang direncanakan atau
diperbaiki.
2. Pengawasan dan Pemantauan yang menjamin tepat waktu dan identifikassi
yang akurat, melaporkan, dan merekam penyakit dan cidera akibat kerja; Pengawasan
medis: pasif atau aktif dan kebersihan serta keamanan industry
3. Hak untu mengetahui: bagi pekerja, profesi kesehatan, dan komunitas besar
4. Analisis epidemiologi: Menganalisis data yang terkumpul – menghubungkan
paparan ke data keluaran membantu untuk meletakkan tren, kelompok, asosiasi, dan
penyebab penyakit dan cidera bagi investigasi dan pencegahan yang lebih mendalam.
5. Mengurangi paparan: Meminimalisasi paparan racun, untuk mencegah
mendekati atau melebihi batas yang ditetapkan.
6. Substitusi: mengganti bahan yang sedikit racun
7. Kesadaran: mendorong kesadaran pemerintah, pengelolaan, komunitas,
pekerja, dan tingkat konsumen
8. Peraturan pemeritah: supervise di lapangan oleh lembaga regulasi, publikasi
standar paparan dan “good practice”
9. Kompensasi: Mengkompensasi penyakit dan kematian yang berhubungan
dengan kecelakaan kerja, keracunan, dan stress
10. Kerjasama pengelola-pekerja: menyadari bahwa partisipasi pekerja pada
kesehatan dan keamanan mempunyai keuntungan yang sama.
STANDAR DAN PENGAWASAN
Pengawasan kesehatan kerja melibatkan sekelompok aktifitas yang dirancang untuk
meningkatkan keamanan dan perlindungan pekerja. Hal ini juga melibatkan sejumlah
61
layanan parallel untuk promosi kesehatan bagi pekerja dan keamanan lingkungan
kerja dan harus dikoordinasi di dalam sebuah strategi keseluruhan.
Di AS sebelum 1970, pencegahan cidera, kematian, dan penyakit akibat kerja
diperintah oleh pemerintah local, Negara bagian atau pekerja pasar. Inisiasi federal
untuk meningkatkan standar kesehatan kerja dan keamanan dimandatkan dalam
undang-undang Keamanan dan kesehatan kerja tahun 1970, yang menetapkan dua
lembaga pemerintah untuk mengimplemantasikan undang-undang tersebut,
Administrasi Keamanan dan Kesehatan Kerja dan Institut Nasional Keamanan dan
Kesehatan Kerja CDC. OSHA bertanggung jawab bagi pengumuman dan tindakan
penegakan, di dalam Departemen Tenaga Kerja AS. OSHA mengatur standar
berdasarkan konsesus yang berasal dari organisasi professional di konsultasi dengan
tenaga kerja, industry, dan autoritas kesehatan, dimaksudkan untuk mempromosikan
keamanan dan mengurangi risiko bagi pekerja dan mengatur standar performa bagi
pekerja. NIOSH didirikan untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan
tujuan undang-undang penyakit akibat kerja, khususnya yang berasal dari paparan
kepada racun fisik dan bahan kimia.
Undang-undang menyediakan lingkungan untuk regulasi dam studi isu
kesehatan kerja termasuk petisi umum, putusan pengadilan, dan temuan penelitian
baru yang digunakan untuk memformulasi prioritas bagi standar
perkembangan.Pengawasan dilakukan dengan mengkombinai autoritas federal,
Negara bagian, dan kesehatan local dengan partisipasi organisasi industri dan
professional. Tanggung jawab legal bagi kemanan dan kesehata pekerja ditempatkan
bersama pekerja (tabel 9.9), tapi kesadaran dan partisipasi pekerja di program
keamanan program merupakan hal yang vital bagi pendekatan yang sukses.
Tabel 9.9 Tanggung Jawab Pemerintah dan Manajemen pada kesehatan pekerja
Tanggung Jawab Manajemen Tanggung JAwab Pemerintah
Mengganti bahan yang kurang berbahaya Legislasi- Mengganti, melarang,
menetapkan tanggungjawab legal
(kompensasi perdata dan pidana)
Melampirkan/memisahkan Peraturan untuk mengatur dan
melaksanakan standar bagi emisi dan
kontrol racun
62
Proses pembuangan Proses peradilan- civil suit vs kompensasi
Ventilasi Umum Mengetes lingkungan dan pekerja dengan
pemberitahuan hasi tes
Rumah tangga yang baik Memberi label material yang berbahaya,
labeling, dan pembuangan
Memantau kesehatau pekerja Memantau kesehatan pekerja
Perlindungan personal Mengedukasi manajer dan pekerja
Investigasi Penelitian- ilmiah dan operasional
GMP ( Good manufacturing practices) Mengatur dan mengkompensasi bagi
kehilangan pendapatan dan gangguan
kesehatan
Tabel 9.10 Terget Kesehatan pada Kesehatan Kerja di AS selama 2000
Subjek Sebelumnya Targer
Mengurangi kematian yang dikarenakan cidera
akibat kerja
6/100.000 pekerja
tetap (1983-1987)
<4/100.000
Mengurangi cidera akibat kerja yang
berdampak pada perwatan medis, hilangnya
waktu kerja atau ketatnya aktifitas kerja
<7,7/100 pekerja
tetap pada tahun
1987
<6/100
Megurangi infeksi Hepatitis B dengan
meningkatkan level imunisasi hingga >90%
bagi pekerja yang terpapar
6200 kasus pada
tahun 1987
<1250 kasus
Meningkatkan lokasi kerja dengan 50 atau
lebih pekerja dimana mandate menggunakan
system perlindungan pekerja (seperti sabuk
pengaman) selama memakai kendaraan
bermotor untuk pekerjaan
>75%
Mengurangi prpoporsi pekerja yang terpapar
level kebisingan harian rata-rata yang melebih
85 desibel
<15%
Menghilangkan paparan yang menyebabkan
pekerja memiliki konsentrasi timbale darah
lebih besar dari 25 µg.dL dari seluruh darah
63
Mengimplementasikan rencana keamanan dan
kesehatan kerja untuk identifikasi, manajemen,
dan pencegahan penyakit dan cidera akibat
kerja
10 negara bagian
pada tahun 1989
50 negara
bagian
Menetapkan standar paparan yang adekuat
untuk mencegah penyakit paru-paru akibat
kerja untuk populasi pekerja yang terpapar,
termasuk byssinosis, asbestosis,
pneumoconiosis pada pekerja batubara, dan
silikosis
50 negara
bagian
Meningkatkan proporsi lapangan pekerjaan
dengan 50 atau lebih pekerja yang
berimenpletasi program kesehatan dan
keamanan pekerja
>70%
Meningkatkan proporsi lapangan pekerjaan
dengan 50 atau lebih pekerja yang menawarkan
pencegahan nyeri belakang dan program
rehabilitasi
>50%
Menetapkan baik program kesehatan
masyarakat ataupun program departemen
tenaga kerja yang menyediakan konsultasi dan
bantuan kepada bisnis kecil untuk
mengimplementasikan program keamanan dan
kesehatan bagi pegawainya
50 negara
bagian
Meningkatkan proporsi penyedia layanan
primer yang secara rutin memperoleh paparan
kesehatan kerja sebagai bagian dari sejarah
pasien dan menyedikan konseling yang relevan
>75%
TARGET KESEHATAN KERJA
Laporan Dokter Bedah Umum AS Healthy People 2000 merumuskan sejumlah target
bagi isu keamanan dan kesehatan kerja (Tabel 9.10). Ini merupakan target nasional
yang juga diadopsi oleh Departemen Kesehatan Negara bagian dan memiliki
64
organisasi serta implikasi yang sah. Tinjauan Midcourse menidentifikasi kemajuan
dibuat sejak ditetapkannya tujuan dan target. Penemuannya sulit pada tindakan
evaluasi sistemik, dan pada penetapan bahwa beberapa kondisi medis yang
berhubungan dengan pekerjaan. Tinjauan juga menemukan kurangnya kesadaran dari
metode pencegahan dan risiko diterima bagi beberapa kondisi jikalau dapat dicegah.
Terdapat usaha pembaharuan pada aktifitass seperrti penelitian, penetapan, dan
ukuran pencegahan yang diperbarui, dan penyebaran informasi dan pelatihan.
TOKSISITAS PADA TEMPAT KERJA DAN LINGKUNGAN
Bahan-nahan beracun digunakan secara luas pada industri, tidak hanya di pabrik tetapi
juga di tempat pelayanan seperti laboratorium, dan mereka merupakan perhatian
khussus baik bagi kesehatan kerja dan kesehatan lingkungan. Informasi ekstensif pada
bahan beracun diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat
Pengontrolan Penyakit.
Kebanyakan perhatian pada kesehatan kerja sudah dideteksi, pencegahan, dan
pengurangan paparan kepada bahan beracun pada lokasi kerja, tetapi kebnyakan
perhatian saat ini meningkat pada kontaminasi lingkungan sekitar. Pengetahuan
ilmiah mengenai racun digunakan pada pengaturan kerja dan sumber, penggunaan,
efek, tindakan, dan organ target mereka merupakan hal yang ekstensif.
Faktor yang mempengaruhi toksisitas agen termasuk jangkauan dan durasi
paparan, dan juga factor penjamu seperti usia, jenis kelamin, fitness, paparan
sebelumnya, dan penggabungan factor risiko seperti merokok dan status nutrisi.
Faktor-faktor lingkungan termasuk suhu dan aliran udara dan juga peralatan fisik dan
kimiandari agen beracun. Sejumlah contoh dari bahan beracun dan sejarah kontrol
pengukuran bagi mereka menggambarkan kompleksitas program ini.
TIMBAL
Timbal merupakan mineral dengan ribuan aplikasi dikarenakan plastisitas dan
kelembutannya. Keracunan timbale telah menjadi bahaya pekerja senjak waktu yang
lampau. Timbal memasuki tubuh melalui inhalasi dan proses menelan, mempengaruhi
system gastrointestinal, saraf, hematologi, dan sirkulasi. Ini berhubungan dengan
Kolik usus, ensefalopati, delirium, dan bahkan koma dalam bentuk akut. Bentuk
kronis dari keracunan timbale menyebabkan keterbelakangan mental, sakit kepala,
gagguan memori, defek neurologi, anemia, dan garis biru pada gusi.
65
Keracunan timbale telh menjadi masalah kesehatan tradissional bagi tukang
kaca dan potter karena penggunaan timbale pada proses manufaktur. Wine atau rum
yang dihasilkan dan disimpan di container timbale atau di peralatan timah diketahui
berhubungan dengan “dry gripes” pada aband ke 17 dan 18. Kolik Devonshire,
digambarkan pada tahun1776 oleh George Baker, menyebar secara luas selama lebih
dari 100 tahun di Inggris dimana cuka dibuat dan disimpan di container timbale.
Keracunan timbale dan paparannya di tempat kerja tetap menjadi masalah di
AS. Timbal menyebabkan hipertensi, neuropati, karsinogenesis, gangguan reproduksi
bagi pria, dan aborsi bagi wanita merupakan efek utama racun. Penetapan timbale
darah pada tahun1995 oleh CDC’s NIOSH Adult Blood LeadEpidemiology dan
Surveillance Program yang memantau naiknya level darah diantara orang dewasa,
melaporkan bahaya yang berlanjut dari paparan yang diakibatkan pekerjaan sebagai
bahaya kerja di AS. STudi mengenai paparan timbale di pengaturan industri diAS
menunjukkan paparan yang menyebar luas diatas batas paparan yang diperbolehkan.
Ini termasuk industri tradisional dengan paparan tinggi seperti peleburan timbale
primer dan sekunder, pabrik baterai dan pigmen, peleburan kuningan/perunggu, dan
47 industri lainnya. Pekerjaan dengan paparan tertinggi melalui industri yaitu tukang
cat.
Paparan kerja berlanjut menjadi sumber yang penting dari toksisitas timbal.
Standar OSHA disebarluaskan pada tahun 1978 dtang pada saat harga timbale turun,
mengurangi jumlah prosedur dan derajat keseluruhan komplians.
Perhatian bagi toksisitas berkembang dari toksisitas ketat yang berkaitan
dengan pekerjaanke lingkungan dimana keduanya terpapar ke pekerja dan populasi
umum juga terkena akibat penggunaan logam ini secara luas.Pada tahun 1997, CDC
mengadopsi standar level timah drah <10 mikrogram per desiliter, level dimana efek
negative bagi perkembangan kognitif dicatat. ANtara 1976 dan 1980 dan 1980 dan
1991, geometri mengukur BLL seseorag yang berusia 1-74 tahun di AS menurun dari
12,8 µg/dL hingga 2,9 µg/dL, dan bahkan selanjutnya di 1991-1994 hinggan 2,3
µg/dL (survey NHANES)
Meskipun perbaikan besar (lihat Kotak 9.6), bebreapa 1m7 juta anak berusia
2-5 tahun di AS masih memiliki BLL diatas 10 µg/dL. Kemajuan selanjutnya pada
BLL akan memerlukan pengurangan bahaya timbale di perumahan dan mengurangi
kontak dengan debu yang terkontaminasi timbale, cat rumah timbale, dan paparan
lokasi kerja. PAparan timbale lingkungan dan yang terkait pekerjaan belanjut ke
66
masalah kesehatan masyarakat di AS, memerlukan ketekunan yang lebih lanjut dari
bagian dokter spesialis anak dan penykit dalam maupun pekerja kesehatan
masyarakat,
Daerah SIlisia Utara Polandia dengan ibukotanya Katowice dan 4 juta
populasi merupakan bagian logam ninbesi, khususnya menggunakan timbale dan
zink. Di distrik Katowice terdapat 4 tanaman sejenis, dua diantaranya berumur lebih
dari seabad dan memiliki keluaran yang tinggi terhadap timbale atmosfer, dan dua
diantaranya dibangun tahun 1960 dengan polusi adekuat dan kontrol peralatan.
Meeskipun emisi timbale dan cadmium dari satu tanaman dilaporkan jatuh selama
akhir 1980an, level yang tinggi dari timbale darah dan cadmium yangdijumpai di
anak-anak, dan kontaminasi tanah ekstensive, termasuk tingginya tingkat
kontaminasti sayurn.Masalah ini menyebar uas di Eropa timur.
Pengurangan paparan timbale telah dicapau di AS dengan kombinasi legislasi
dan tekanan professional dan sosial, menghasilkan penerapan bahan bakar bebas
timbale, menghilangkan timbale dari cat, dan mengganti penggunaanya di banyak
industri. Kesadaran dan lobi yang aktif oleh kesehatan masyarakat-kelompok tertentu
telah memberikan efek yang menguntungkan dalam pengurangan toksisitas timbale di
komunitas dan tempat kerja. ASosiasi Kesehata Msyrakat Amerika prihatin bahwa
4,4% anak-anak AS berusia 1-5 tahun memiliki BLL diatas 10 µg/dL, dan
mempromosikan program dengan rentang yang luas mengenai pengurangan bahaya
cattimbal yang lebih lanjut termasuk litigasi terhadap risiko produsen dannjuga
pencegahan terhadap komunitas dan program edukasi kesehatan.
ABESTOS
Penyakit akibat asbestos merupakan masalah kesehatan kerja dan umum yang
berkembang dari peningkatan penggunaan asbestos yang cepat selama perang dunia e
II. Ini meninggalkan legasi kematian dan penyakit yang hanya menjadi jelas beberapa
tahun kemudian. Penyakit paru fibrosis berasal dari asbestos dan TBC. Pada tahun
1920-an dan 1930-an di Amerika Serikat, studi menunjukkan bahwa silikosis terjadi
pada pekerja produksi semen, penambang lahan, pekerja terowongan, penambang
timbal-seng dan penambang batuan lainnya. Pada pertengahan 1930-an, diperkirakan
700 pekerja AS tewas akibat terowongan Hawk Nest di Gauley Bridge, Fayette
67
County, Virginia, yang mengarah ke kompensasi hukum mencakup pekerja dengan
silikosis. Saat ini masih ada kontroversi pada standar hukum yang terlaksana, dan
masalah ini tetap sulit untuk dicegah.
Ramazini dalam Silikosis 1.700
"Kita tidak dapat meremehkan penyakit yang menyerang pemecah batu, pemahat,
penambang batu dan pekerja lainnya. Ketika mereka menebang dan memotong
marmer atau memahat untuk membuat patung dan benda-benda lainnya, mereka
sering menghirup pecahan bergerigi yang kasar dan tajam, maka mereka biasanya
bermasalah dengan batuk dan beberapa dengan asma kontak dan menjadi konsumtif. "
Sumber : Ramazzini, B., De Morbis Artificum Diatriba, 1700, as quoted in Hunter,
D., 1969. The Disease of Occupations, Fourth Edition, London: English University
Press.
DEBU KAPAS (BISINOSIS)
Debu kapas telah menjadi penyebab umum penyakit paru-paru obstruktif kronis pada
pekerja jangka panjang di industri tekstil, tersebar luas di negara-negara persatuan
sampai 1960-an. OSHA membuat standar baru pada tahun 1978 berdasarkan penilaian
dari potensi perbaikan ventilasi dan filtrasi, dan penggunaan mesin yang lebih baik.
Industri pada saat itu sedang dalam proses penggantian peralatan lama dengan mesin
modern dan lebih otomatis, yang meningkatkan kecepatan produksi, lebih efektif
menggunakan ruang, mengurangi tenaga kerja, dan kualitas produk yang lebih tinggi,
bersama dengan tingkat debu yang lebih rendah. Kelayakan teknis dan ekonomi dari
standar yang lebih tinggi adalah benar, dan kepatuhan oleh industri melebihi harapan
awal di sekitar sepertiga dari biaya yang diantisipasi.
VINIL KLORIDA
Vinil klorida berbentuk gas, tidak berwarna yang mudah terbakar dengan bau agak
manis. Ini merupakan komponen penting dari industri kimia karena sifatnya yang
tahan api, murah, dan banyak digunakan produk akhir. Bahan ini juga merupakan
karsinogen menyebabkan kanker hati, otak, dan paru-paru, serta aborsi spontan. Vinil
klorida berbahaya terutama ketika terhirup atau tertelan. Penggunaan vinil klorida
meningkat sejak tahun 1930-an dan lebih dramatis setelah berakhirnya Perang Dunia
II sampai tahun 1970-an. Pada tahun 1960, polivinil klorida (PVC) terbukti
68
berhubungan dengan fenomena Raynaud dan kemudian dengan keganasan, termasuk
hemangiosarcoma hati.
Tingkat karsinogenitas dari PVC didirikan sebagai hasil dari tinjauan semua bukti
pada tahun 1974 oleh kantor penilaian teknologi AS dan OSHA. Para ilmuwan
menyimpulkan bahwa tidak ada tingkat yang aman dari paparan vinil klorida. OSHA
mengadopsi 1 bagian per juta sebagai dosis maksimum yang memungkinkan. Saat
isu-isu penilaian risiko masih menjadi kontroversial, pengurangan paparan karsinogen
di tempat kerja seperti vinil klorida diterima sebagai standar dari kesehatan kerja
modern.
Meskipun terdapat oposisi yang kuat oleh industri untuk pengurangan ini adalah
tingkat emisi yang diijinkan (PEL), kepatuhan penuh dicapai dalam waktu 18 bulan
dengan meningkatkan ventilasi, mengurangi kebocoran, memodifikasi desain reaktor
dan jalur kimia, dan menggunakan proses yang lebih otomatis. Bahkan peningkatan
besar yang lebih efektif dalam produksi PVC menggunakan sedikit vinil klorida.
Biaya industri untuk mengurangi tingkat eksposur kurang dari 25% dari biaya yang
diantisipasi karena inovasi tak terduga dalam proses produksi.
AGEN ORANYE
Agen Oranye adalah herbisida yang digunakan secara luas oleh angkatan bersenjata
Amerika Serikat dalam perang Vietnam untuk meratakan wilayah besar dari negara
itu. Agen ini termasuk dioksin dan karsinogenik. Tingginya kadar dioksin telah
ditemukan dalam ASI, jaringan adiposa, dan darah dari penduduk Vietnam. Meskipun
pengambilan sampel belum sistematis, studi yang dilakukan antara tahun 1984 dan
1992 menunjukkan bahwa tingkat tinggi dioxin-seperti kontaminan (TCDD) atau
2,3,4,8-tetrakloro-dibenzo-p-dioxin terlihat dalam sampel darah penduduk Vietnam
yang terkena agen oranye selama perang.
Studi efek kalangan veteran Amerika dari perang Vietnam belum menghasilkan bukti
yang meyakinkan untuk efek jangka panjangnya. Penelitian tambahan akan
diperlukan untuk memastikan efek seperti peningkatan kasus kanker atau cacat lahir.
Namun, pengadilan dan kompensasi keputusan telah dibuat dalam mendukung veteran
yang terpapar dengan Agen Oranye meskipun bukti epidemiologi meyakinkan dari
efek buruknya terhadap kesehatan.
KEKERASAN DI TEMPAT KERJA
69
Kekerasan ini endemik di banyak kalangan masyarakat dan mempengaruhi banyak
organisasi dan lembaga. Kekerasan telah menjadi penyebab utama luka fatal di tempat
kerja. Kekerasan dalam pengaturan kesehatan memiliki sejarah panjang, dengan kasus
yang pertama kali didokumentasikan pada tahun 1949 ketika pasien menyerang
psikiater di fasilitas perawatan kesehatan mental. Sejak itu telah ada penelitian lain
yang melaporkan serangan, penyanderaan, pemerkosaan, perampokan, dan tindakan
kekerasan lainnya dalam perawatan kesehatan dan pengaturan masyarakat. Selama
1990-an, pembunuhan menjadi penyebab utama kematian kerja untuk perempuan dan
penyebab utama kedua, setelah kecelakaan kendaraan bermotor, untuk laki-laki di
Amerika Serikat.
Pembunuhan karyawan toko di Amerika Serikat dan negara-negara lain telah menjadi
masalah kerja utama. NIOSH mengeluarkan pedoman baru untuk mengatasi masalah
ini pada bulan April 1998. tanggapan dari asosiasi operator telah menentang standar
seperti pemasangan kaca antipeluru dan monitor televisi dan pekerja malam ganda
yang telah ditunjukkan untuk mengurangi kekerasan dan kematian pada perampokan
bersenjata.
Insiden mengejutkan adalah ketika kekerasan dan pembunuhan telah terjadi dimana
bom dan pistol yang digunakan dalam pembunuhan pekerja kesehatan di klinik
melakukan aborsi, dimana penyerangan dan pembunuhan petugas kesehatan terjadi di
rumah sakit dan pengaturan lainnya. Target AS terkait dengan pembunuhan untuk
pekerja untuk tahun 2010 adalah 0,4 per 100.000 pekerja selama 16 tahun.
Pembunuhan di tempat kerja baru-baru ini telah ditangani sebagai risiko pekerjaan,
dan penelitian di bidang ini adalah dalam masa perkembangan. Tidak ada standar
universal untuk melindungi pekerja dari pekerjaan yang berhubungan dengan
kekerasan, dan tidak ada kebijakan yang telah dibuat untuk melindungi pekerja.
Pencegahan terhadap kekerasan di tempat kerja sangat penting dan harus ditangani di
tingkat nasional. Saat California Occupational Safety and Health Authority
menetapkan pedoman dengan penekanan pada pencegahan kekerasan sebelum terjadi,
dengan mengembangkan kebijakan yang efektif untuk menjamin keselamatan kerja.
Manajemen dan organisasi pekerja serta sistem kesehatan berbagi tanggung jawab.
Pencegahan pemakaian narkoba, alkohol, dan penyalahgunaan seksual atau
eksploitasi di tempat kerja sangat penting untuk pencegahan kekerasan di tempat
kerja.
70
Tabel 9.12 Faktor Walk-Through Inspeksi tempat kerja
Marker Pengamatan kondisi, pengaturan keamanan, dan efek pada pekerja
Efek sensorisiritasi mata, miskin pencahayaan, tingkat kebisingan, rasa logam
di udara, asap terlihat, knalpot, suhu (panas / dingin)
Perangkat
keselamatan
penggunaan helm keras, masker las, sepatu keselamatan dan
pakaian, pelindung telinga, pelindung mata dan wajah, fasilitas
pertolongan pertama, respirator, prosedur pemantauan
Penyimpanan lemari zat kimia berbahaya, botol berlabel, wadah
Toiletkebersihan, perlengkapan, sabun, kertas toilet, tempat
pembuangan sampah
Pekerja
kebersihanRuang ganti, kamar mandi, loker, perubahan pakaian
Tempat makan meja terpisah, kebersihan, fasilitas cuci tangan
Usia pekerja anak, remaja, orang tua, kehamilan
Keluhan pekerja sakit kepala, kelelahan, pusing, mual, sesak napas, masalah kulit
Semangat
pekerjamoral pekerja tercermin dalam perputaran dan ketidakhadiran
Tempat kerja tata letak keamanan dalam pergerakan pasokan, produk, ventilasi
Layanan medis di tempat staf, pertolongan pertama, prosedur evakuasi
Prosedur darurattumpahan, kontaminasi, serangan teroris, komunikasi, pelaporan,
evakuasi, pelatihan staf
Kontrol zat
berbahayalabel, proses recording, catatan pekerja, skrining periodik
Kebersihanpenghapusan produk limbah, minyak atau bahan kimia di lantai,
mesin, tabel
Ventilasi Kipas angin dari asap, bau, debu
Mekanisme
kerjasama
pekerja-
manajemen
bagi pekerja dan manajemen untuk berkonsultasi dan berbagi
tanggung jawab untuk mengurangi bahaya meningkatkan kinerja
Sumber: diadaptasi dari Weeks, K. L., Levy, S. S., Wagner, G. R. (eds.). 1991.
Preventing Occupational Disease and Injury. Washington, DC: American Public
Health Association.
71
KERJA KESEHATAN DI PRAKTEK KLINIK
Para dokter klinis harus menyadari pekerjaan pasien sekarang dan sejarah pekerjaan
sebelumnya. Dimasukkannya pertanyaan yang berhubungan dengan faktor tempat
kerja kerja saat ini atau masa lalu (lihat tabel 9.12) mungkin penting dalam
penyelidikan pasien dan tidaklah mustahil untuk menemukan penyebab penyakitnya.
Penyedia layanan kesehatan harus menyadari industri dalam masyarakat dan potensi
bahaya mereka. Dokter klinik ini sangat penting karena ia mungkin menjadi yang
pertama untuk melihat kasus indeks toksisitas. Untuk hal ini diperlukan beberapa
pertanyaan sederhana, seperti berikut, Apa pekerjaan Anda atau hobi? Apa yang Anda
lakukan di tempat kerja? Apakah Anda terkena bahan kimia di tempat kerja atau di
rumah? Apakah ada orang lain di tempat kerja dengan paparan yang sama dan gejala
yang sama? Berapa lama Anda telah terkena bahan kimia? Kecurigaan klinis adalah
kunci untuk menemukan penyebab potensi keracunan dari serangkaian gejala, dan
dapat menyebabkan masalah kesehatan publik yang lebih luas.
PEMERIKSAAN TEMPAT KERJA
Otoritas kesehatan masyarakat bertanggung jawab untuk kesehatan di tempat kerja
mungkin berada di bawah wewenang kementerian tenaga kerja atau di bawah otoritas
kesehatan masyarakat. Pemeriksaan lapangan memberikan panduan untuk manajemen
dan pekerja untuk masalah keselamatan dan kesehatan. Ketidakpatuhan dengan
federal, negara bagian, atau standar lokal harus mengarah pada tindakan regulasi
untuk memperbaiki kekurangan dan harus mencakup, jika perlu, ganti rugi kepada
manajemen. Pemeriksaan tempat kerja melibatkan tempat pengamatan seperti yang
tercantum dalam tabel 9.12. pemeriksaan harus didokumentasikan dan tersedia untuk
manajemen, pekerja, dan tindak lanjut inspeksi.
PENILAIAN RISIKO
Mengidentifikasi dan mengukur risiko pekerjaan dan lingkungan adalah pekerjaan
sulit, tetapi pengamatan kesehatan klinis atau publik, dilengkapi dengan analisis
epidemiologi, dapat mengidentifikasi faktor beracun atau karsinogenik yang dapat
dikurangi atau dihilangkan dengan intervensi kesehatan masyarakat. Tingginya kadar
kesadaran oleh dokter, efek kesehatan potensial dari paparan lingkungan atau
pekerjaan dapat membantu mengidentifikasi indeks kasus seperti pada penyakit
72
menular, menyebabkan investigasi dan penghapusan penyebabnya. Demikian pula,
analisis epidemiologi area yang kecil dapat mengidentifikasi populasi yang berisiko
tinggi untuk kanker atau efek beracun lainnya, memberikan lokalisasi untuk
penyelidikan lebih lanjut.
Pembentukan hubungan dosis-respon memerlukan penelitian observasional yang baik.
Beberapa studi mungkin terlalu sensitif untuk mengabaikan risiko yang berada pada
tingkat signifikansi statistik yang rendah, tetapi masih merupakan risiko yang dapat
dicegah, cukup untuk menjamin kompensasi. Hal ini terjadi dalam kasus veteran di
Amerika Serikat yang terkena agen oranye di Vietnam pada tahun 1960 dan efek-efek
yang menderita dikaitkan dengan eksposur beracun dalam perang teluk pada tahun
1991 dan Perang Irak (perang teluk kedua) dari 2003-2008.
Keputusan peraturan dan kompensasi seringkali harus dilakukan dalam menghadapi
bukti yang meyakinkan atau bertentangan dari studi epidemiologi. Pada tahun 1960,
FDA menggunakan Klausul Delaney untuk diterapkan pada aditif makanan atau
pewarna dimana setiap tingkat efek sakit tercatat dalam studi hewan sudah cukup
untuk mendiskualifikasi obat untuk dapat diterima, namun hal ini belum menjadi
standar hukum berlaku. Itu tetap menjadi salah satu topik kontroversi dan kontradiksi,
dengan kasus memberikan preseden yang mempengaruhi pengadilan masa depan dan
keputusan peraturan. Kontribusi epidemiologi untuk menyelesaikan masalah tersebut
juga masih kontroversial.
Mencegah bencana di tempat kerja
Sebuah bencana di tempat kerja dapat mempengaruhi pekerja dan masyarakat
sekitarnya. Tanggung jawab utama untuk pencegahan adalah dengan manajemen,
namun pekerja dan masyarakat juga memiliki peran dalam proses. Pencegahan
melibatkan pendidikan pekerja dan manajemen, dan kewaspadaan konstan.
Pemerintah memiliki tanggung jawab keseluruhan untuk mengatur dan menegakkan
standar, kondisi aman kerja, dan pengendalian bahan beracun dan memastikan
kompensasi yang adil untuk cedera atau penyakit. Pengamatan kualitatif sederhana
yang tercantum dalam tabel 9.13 dapat memberikan gambaran yang berguna dari
kapasitas manajemen bencana dari tempat kerja. Pengamatan ini dapat dibuat oleh
73
manajemen, profesional kesehatan, dan perwakilan pekerja untuk memantau dan
meningkatkan kesehatan pekerja dan keamanan ditingkatkan.
Prinsip "praktek tempat kerja yang baik" sejajar dengan praktek manufaktur yang baik
diperlukan oleh otoritas makanan dan obat. Hal ini didasarkan pada konsep bahwa
standar keselamatan saat diterima melibatkan standar fasilitas, staf, dan kriteria
operasional. Tempat kerja yang sehat dan aman harus dipelihara dan diakreditasi atas
dasar itu.
Tabel 9.13 Penanda dan Indikator Kemampuan Penanggulangan Bencana dalam
pengaturan industri
Penanda Indikator
Stakeholder kunci
yang terlibat
mekanisme konsultasi berkelanjutan untuk mengembangkan
dan melaksanakan rencana
Administrasi
kesehatan kerja rencana penanggulangan bencana, akses ke
pertolongan pertama, latihan bencana sering terjadi;
pengawasan yang ketat dari subkontraktor
Investigasipenyelidikan menyeluruh, pengaduan kebocoran, dan
tumpahan
Pemantauan pekerja memantau cedera pekerja, penyakit, penggunaan keselamatan
tindakan
Teknologi
pemantauan perangkat Fail-safe, real-time monitoring,
minimal di tempat penyimpanan, otomatis alarm / shutdown
perangkat, insinerasi lokal / netralisasi
Transportasi
kendaraan dan kontainer standar, pelatihan pengemudi,
kelelahan, alkohol dan penyalahgunaan obat, lalu lintas
pelanggaran
Informasi / umpan
balik
informasi pekerja, hak-untuk-tahu para pekerja dan
masyarakat, masyarakat bencana rencana
Sumber : Richter. E.D., Deutsch P., Adler, J. 1992. Recognition and use of sentinel
markers in preventing industrial disaster. Pre-hospital and Disaster Medicine, 7:389-
395.
PEKERJAAN DAN NEW PUBLIC HEALTH
74
Kelas sosial, seringkali didefinisikan oleh pekerjaan dan pendidikan, merupakan
penentu utama dari status kesehatan. Sebuah populasi pekerja tidak terampil memiliki
tingkat jauh lebih tinggi dari penyakit jantung koroner, stroke, dan kanker, dan anak-
anak mereka memiliki tingkat jauh lebih tinggi dari mortalitas dan morbiditas
daripada pekerja terampil yang lebih tinggi atau bisnis dan orang-orang profesional.
Bukti menunjuk kepada perasaan memiliki kontrol yang kurang terhadap kehidupan
sendiri sebagai pertimbangan utama. Pekerja yang memiliki sedikit mengatakan
dalam menentukan kegiatan sendiri dapat dikenakan stres yang lebih tinggi pada
pekerjaan, seperti pada lini produksi, atau keamanan pekerjaan, kemajuan, dan upah.
Kehilangan pekerjaan merupakan faktor kunci dalam meningkatkan kerentanan
manusia terutama untuk berbagai kondisi yang mengancam jiwa, termasuk bunuh diri,
alkoholisme, kekerasan, penyakit jantung, dan lain-lain. Fenomena perampingan atau
mengurangi tenaga kerja, mempengaruhi pekerja produksi tidak proporsional, tetapi
juga mencapai tingkat menengah dan atas-manajemen, sehingga bahaya kehilangan
posisi pada usia ketika mencari pekerjaan baru tidak mungkin bisa menjadi bahaya
kesehatan yang nyata. Kesadaran dan tanggap terhadap berbagai risiko yang terkait
dengan pekerjaan dan jabatan merupakan bagian dari tanggung jawab kesehatan.
Pencegahan mungkin mendominasi dalam beberapa situasi, skrining untuk penemuan
kasus pada orang lain, dan manajemen klinis pada orang lain.
RINGKASAN
Kesehatan kerja dan lingkungan merupakan elemen semakin menonjol dari New
Public Health bersama dengan kepedulian terhadap ekologi dunia, terutama sejak
tahun 1960-an. Masalah di bidang ini telah menjadi lebih kompleks dalam beberapa
dekade terakhir dengan berbagai keprihatinan ekologi global yang muncul. Hal ini
termasuk pemanasan global, bahaya yang terkait dengan kecelakaan nuklir pada skala
Chernobyl, dan bencana kimia yang terjadi sering di semua bagian dunia. Masalah
besar lingkungan yang lain seperti penggurunan, kerusakan hutan dan polusi udara
besar-besaran adalah masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial pada umumnya.
Kepedulian terhadap lingkungan dan pekerja seringkali berbenturan dengan keinginan
untuk pertumbuhan ekonomi, terutama di negara-negara miskin ketika mereka
75
mencoba untuk mengatasi populasi meningkat pesat dan harapan meningkat untuk
kehidupan yang lebih baik.
Kemajuan penting telah dibuat dalam pengelolaan air, produk limbah, limbah
beracun, dan standar kualitas udara terutama sejak tahun 1970-an. Kesehatan dan
keselamatan pekerja telah meningkat secara dramatis selama abad terakhir di negara-
negara industri. Beberapa keuntungan ada di biaya memindahkan bahan berbahaya
dan kondisi kerja untuk industri baru atau negara-negara berkembang dalam ekonomi
global. Bahkan sektor kesehatan yang waspada, dengan sendirinya, tidak mampu
menangani masalah-masalah lingkungan dan kesehatan kerja. Hal ini membutuhkan
banyak tingkat dan instansi pemerintah serta dukungan dari opini publik. Peran
masyarakat kesehatan masyarakat adalah untuk bertindak dalam peran profesional dan
advokasi dengan kerjasama lintas sektoral untuk mengatasi masalah yang kompleks
dan vital, epidemiologi menyediakan alat untuk mengukur angka kematian,
morbiditas, atau perubahan fisiologis yang mungkin terjadi sebagai akibat dari
kerusakan lingkungan, namun ini mungkin tidak cukup cepat atau sensitif. Kedua
epidemiologi dan teknologi pengujian terus meningkat, memberikan harapan untuk
standar yang satu akan berharap untuk berkontribusi pada lingkungan yang
menyenangkan bersih, lebih aman, dan lebih estetis.
New Public Health termasuk berbagai sasaran kesehatan perawatan pribadi dan
komunitas untuk semua segmen penduduk sebagaimana dimaksud pada orang sehat
2010 di Amerika Serikat. Lingkungan mempengaruhi semua, tetapi miskin karena
berbagai alasan lebih. Kerja atau kurangnya pekerjaan yang memuaskan menempati
sebagian besar buku besar dan energi seseorang. Ini juga merupakan lokasi banyak
kegiatan kehidupan sehari-hari, termasuk diet dan aktivitas fisik. Kebijakan
pengusaha dan pekerja semua perlu mempertimbangkan hal ini dalam
mengembangkan kondisi tempat kerja, manajemen, akses terhadap pelayanan
kesehatan, kebiasaan hidup, nutrisi, dan kegiatan yang direncanakan. Hal ini tidak
hanya keselamatan dan pengurangan risiko untuk kepentingan majikan dan pekerja
untuk melestarikan dan melindungi kesehatan pekerja. Hal ini semakin jadi karena
lebih banyak orang bekerja di industri berbasis pengetahuan dan dengan penuaan
masyarakat, lebih sedikit pekerja yang tersedia untuk pekerjaan kasar. Untuk alasan
ini, target kesehatan yang melintasi semua aspek masyarakat termasuk lingkungan
dan kesehatan kerja. Masalah ini meliputi:
- Aktivitas fisik
76
- Kelebihan berat badan dan obesitas
- Penggunaan tembakau
- Penyalahgunaan zat
- Bertanggung jawab aktivitas seksual
- Kesehatan mental
- Cedera dan kekerasan
- Kualitas lingkungan
- Imunisasi
- Akses ke perawatan kesehatan
New Public Health termasuk masalah lama kesehatan masyarakat dari lingkungan dan
kesehatan kerja, namun memperlebar lapangan untuk mencakup layanan klinis,
masyarakat, dan individu. Semua harus terlibat dalam kebijakan publik yang sehat,
dalam penemuan kasus, dan dalam mendokumentasikan, hasil kerja dan risiko
lingkungan. Untuk masyarakat ada pilihan harus dibuat dalam menciptakan
lingkungan yang kurang beracun dan berbahaya. Pilihan, misalnya, adalah antara
transportasi pribadi dan umum, antara pekerjaan di industri dengan emisi beracun,
atau antara menghasilkan energi dari bahan bakar fosil atau sumber nuklir. Pencarian
untuk pengganti bahan beracun dan meningkatkan tingkat kesadaran sosial yang
diperlukan untuk mengurangi polusi kotor yang harga industrialisasi selama abad
kedua puluh. Sama menantang adalah kebutuhan untuk mempersiapkan dan
menangani bencana alam dan buatan manusia yang mungkin melibatkan bahan
peledak konvensional atau biologi, kimia, dan bahkan metode nuklir pemusnah.
Menghindari dampak perubahan iklim yang paling merusak membutuhkan tindakan
global dalam beberapa dekade ke depan. Sumber daya keuangan dan kemampuan
teknologi yang ada tetapi implementasinya membutuhkan rasa urgensi, kepentingan
umum, dan kemauan politik untuk membuat pemotongan dalam emisi gas rumah
kaca. Pencapaian Millennium Development Goals untuk mengurangi kemiskinan dan
menjamin keberlanjutan lingkungan terletak pada bagaimana masyarakat global
membahas isu pemanasan global. Harga pencemaran terkendali dan kehancuran
buatan manusia terlalu besar untuk dipikul. Investasi dalam lingkungan yang sehat
merupakan masalah kesehatan, ekonomi dan kualitas-of-hidup setiap komunitas dan
untuk seluruh planet.
Sumber Elektronik
77
Agency for Toxic Substances dan Disease Registry.
http://www.atsdr.cdc.gov/atsdrhome.html; PCBs,
www.atsdr.cdc.gov/HAC/PCB/b_pcb_cvr.html; full list of hazardous substances,
http://www.atsdr.cdc.gov/cercla/97list.html [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
American Public Health Association. http://www.apha.orh/science/American Public
Health Association, Policy statements, http://www.apha.org/science. policy.html
[diakses tanggal 14 Mei, 2008]
Campbell-Lendrum, B., Woodruff, R. Climate change: Quantifying the impact at
national dan local levels in: A. Pruss-Ustun, C. Corvalan (eds.). Environmental
Burden of Diesease Series 14. WHO. http://libdoc.who.int/publications/2007
/9789241595674_eng.pdf/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
Case Studies in Environmental Medicine. http://www.atsdr.cdc.gov/csem/csec.html
[diakses tanggal 14 Mei, 2008]
Centers for Disease Control. National Institute for Occupational Safety dan Healt.
2004. Worker Health Chartbook, http://www.cdc.gov.niosh/docs/chartbook/ [diakses
tanggal 14 Mei, 2008]
Centers for Disease control. 2004. Worker’s Health Chartbook. N10SH Publication
No. 2004-146, www.cdc.gov/niosh/nas/mining/pdfs/2004-146.pdf
Centers for Disease control. 2008. Children’s Blood Lead Levels in the United States,
www.cdc.gov/nceh/lead/research/kidsBLL.htm [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
Centers for Disease Control. 2004. Healthy People 2010. Midcourse Review. 2004.
Occupational Health dan Safety; dan Environmental Health,
http://www.healthypeople.gov/data/midcourse/html [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
Chemical Agent Briefing Sheets (CABS). http://www.atsdr.cdc.gov/cabs/ Collegium
Ramazzini, http://www.collegiumramazzini.org/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
Commission of the European Communities. 2004. The European Action Plan 2004-
2010, http://ec.europa.eu/environment/health/pdf/com2004416.pdf [diakses tanggal
May 13, 2008]
Craun, M. F., Craun, G.F., Calderon, R. L., Beach, M. J. 2006, Journal of Water dan
Health, 04 Suppl 2:19-30.
Environmental Protection Agency (EPA). http://www.epa.gov/ [diakses tanggal 14
Mei, 2008]
78
Environmental Protection Agency. Unified Air Toxic Website, Office of Air Quality,
Planning dan Stdanards (EPA). http://www.epa.gov/ttn/atw/index.html [diakses
tanggal 14 Mei, 2008]
Environmental Protection Agency. Office of Air dan Radiation.
http://www/epa.gov/oar/ dan http://www.epa.gov/air/data/index.html [diakses tanggal
14 Mei, 2008]
Environmental Protection Agency. NOx, What is it dan where does it come from
http://www.epa.gov/air/urbanair/nox/what.html [diakses tanggal May 12, 2008]
Environmental Protection Agency, Wastes, http://www.epa.gov/osw [diakses tanggal
May 13, 2008]
EPA. 2008. http://ww.epa.gov/osw [diakses tanggal May 13, 2008]
History of the Clean Air Act. January 2008.
http://www.epa.gov/air/caa/caa_history.html [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
International Conference One Decade after Chernobyl. 1996. Sponsored by WHO.
International Atomic Energy Agency. Austria. International Atomic Energy
Association, www.iaea.org/Publications/Documents/Infcrics/1996/inf510.shtml
[diakses tanggal 14 Mei, 2008]
Introduction to the Clean Water Act. March 2008.
http://www.epa.gov/watertrain/cwa/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
Liang, J. L., Dziuban, E. J., Craun, G.F., Hill, V., Moore, M. R. Gelting, R. J.,
Calderon, R. L., Beach, M J., Roy, S. L. Centers for disease Control dan Prevention
(CDC). http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
MTBE. http://www.epa.gov/mtbe/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
National Center for Environmental Health, Agency for Toxic Substances dan Disease
Registry. http://www.atsdr.cdc.gov/ dan
http://www.cdc.gov/nceh/information/org_chart.pdf [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
National Institute of Environmental Health Science (NIEHS).
http://www.niehs.nih.gov/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
Occupational Safety dan Health Agency. http://www.osha.gov/ [diakses tanggal 14
Mei, 2008]
OECD. http://www.oecd,org/dataoecd/60/47/40501197.pdf [diakses tanggal May 13,
2008]
79
U.S. National water Quality Assessment Data Warehouse.
http://infotrek.er.usgs.gov/travers/f?p=NAWQA:HOME:5755038819145367 [diakses
tanggal May 15, 2008]
United Nations Millennium Development Goals. 2001.
http://www.un.org/milleniumgoals/# [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
United Nations. 2007. Fighting climate change: Human solidarity in a divided world.
http://hdr.undp.org/en/media/hdr_20072008_en_complete.pdf
U.S. Environmental Protection Agency. Office of Air Quality dan Stdanards Air
Quality Assessment Division. Latest findings on national air quality: Status dan trends
through 2006, http://www.epa.gov/air/airtrends/2007/ [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
United Nations Development Programme, Millennium Development Goals, 2007.
Progress Report, http://www.undp.org/mdg dan
http://mdgs.un.org/unsd/mdg/news.aspx?article1D=34 [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
United Nations Environment Programme. World Summit on Sustainable
Development, 2002, http://www.unep.org/wssd [diakses tanggal 14 Juni, 2008]
United Nations, Johannesburg Summit, document post 25 Agustus,2006,
http:www.un.org/jsummit/html/documents/documents.html [diakses tanggal 14 Juni,
2008]
United States Environmental Protection Agency. Disinfection By-Products Health
Effects, http://www.cpa.gov/enviro/htm/icr/dbp_health.html [diakses tanggal 14 Juni,
2008]
United States Environmental Protection Agency, Water Sense,
http://www.epa.gov/watersense/ [diakses tanggal 15 Juni, 2008]
United States Nuclear Regulatory Commission, 2007, http://www.nrc.gov/reading-
rm/doc-collections/fact-sheets/3mile-isle.html dan
http://www.nrc.gov/reading-rm/doc-collections/fact-sheets/fchernobyl.html [diakses
tanggal 28 Januari, 2008]
United States Surgeon General,
http://www.surgeongeneral.gov/publichealthpriorities.html [diakses tanggal 15 Juni,
2008]
Universities of Michigan and Sheffield Landmine Monitor.2006.
http://www.icbl.org/lm/2005/intro/survivor.html#Heading4 [diakses tanggal 14 Mei,
2008]
80
WHO Europe. 2007. Report of a WHO workshop, population health and waste
management scientific data and policy options,
www.euro.who.int/document/E91021.pdf [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
WHO.2006. Preventing disease through healthy environments: Towards an estimate
of the environmental burden of disease
http://www.who.int/quantifying_ehimpacts/global/en [diakses tanggal 14 Mei, 2008]
World Nuclear Association, http://www.world-nuclear.org/info/chernobyl/inf07.html
[diakses tanggal 13 Mei, 2008]
Bacaan Anjuran
Advisory Committee on childhood Lead Poisoning Prevention, 2007. Interpreting and
managing blood lead levels < 10μg/dL in children and reducing childhood exposures
to lead. Recommendations of CDC’s Advisory Committee on Childhood Lead
Poisoning Prevention. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56(RR-08):1-14.
Bhatia, R. 2007. Protecting health using an environmental impact assessment: A case
study of San Fransisco land use decision making. American Journal of Public Health.
97:406-413.
Bunn, F., Collier, T., Frost, C., Roberts, I., Wentz, R. 2003. Traffic calming for the
prevention of road traffic injuries: Systematic review and meta analysis. Injury
Prevention. 9:200-204.
Centers for Disease Control. 1995. Vibrio cholerae O1- Western hemisphere, 1991-
1994, and V. cholerae O139-Asia, 1994, Morbidity and Mortality Weekly Report,
44:215-219.
Centers for Disease Control. 1999. Achievements in public health, 1900-1999:
Control of infectious diseases. Morbidity and Mortality Weekly Report, 48:621-629.
Centers for Disease Control. 1999. Achievements in public health, 1900-1999:
Fluoridation of drinking water to prevent dental caries. Morbidity and Mortality
Weekly Report, 48:933-940.
Centers for Disease Control. 1999. Achievements in public health, 1900-1999.
improvements in Workplace safety-United States. Morbidity and Mortality Weekly
Report, 48:461-469.
Centers for Disease Control. 1999. Achievements in public health. 100-1999. Motor-
vehicle safety: A 20th century public health achievement. Morbidity and Mortality
Weekly Report, 48:369-374.
81
Centers for disease Control. 2000. Strategic planning workgroup. Morbidity and
Mortality Weekly Report, 49(RR-04):1-14.
Centers for Disease Control. 2004. 150th anniversary of John Snow and the pump
handle. Morbidity and Mortality Weekly Report. 53:783.
Centers for Disease Control. 2007. Interpreting and managing blood lead levels < 10
μg/dL in children and reducing childhood exposures to lead: Recommendations of
CDC’s Advisory Committee and Childhood Lead Poisoning. Morbidity and Mortality
Weekly Report, Recommendations and Reports, RR-8, 56:1-16.
Centers for Disease Control. 2007. Health United States, Washington DC:
Department of Health and Human Services.
Centers for Disease Control. 2007. Nonfatal occupational injuries and illness – United
States. 2004. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56:393-397.
Concha-Barrietos, M., Nelson D. L., Fingerhut, M., Driscoll, T., Leigh, J. 2005. The
global burden due to occupational injury. American Journal of Industrial Medicine.
48:470-481.
Desai. M. A., Metha. S., Smith. K. R. 2004. Indoor smoke from solid fuels: Assessing
the environmental burden of disease at national and local levels. Geneva: World
Health Organization (WHO) Environmental Burden of Disease Series. No. 4)
Dolbokova. D., Krzyzanowski. M., and Lloyd. S. (eds.). 2007. Children’s health and
the environment in Europe: A baseline assessment. Copenhagen: WHO European
Region.
Granjean.P., Landrihan. P. J. 2006. Developmental neurotoxicity of industrial
chemical. Lancet. 2006 Dec 16:368(9553):2167-2178.
Greenberg. M. R. 2007. Contemporary environmental and occupational health issues:
More breadth and depth. American Journal of Public Health, 97:395-397.
Khan,A.S., Levitt, A.M., Sage, M. J. 2000. Biological and chemical terrorism:
Strategic plan for preparedness and response: Recommendations of the CDC Khan
Strategic Planning Workgoup. Morbidity and Mortality Weekly Report, 49(RR-4):1-
26.
Kelinman, M. T., Sioutas, C., Froines, J. R., Fanning, E., Hamade, A., Mendez, L.,
Meacher, D., Oldham, M. 2007. Inhalation of concentrated ambient particulate matter
near a heavily trafficked road stimulates antigen-induced airway responses in mice.
Inhalation toxicology, 19(SUppl 1):117-126.
82
Kouznetsova, M., Huang, X., Ma, J., Lessner,L., Carpenter, D, O. 2007. Increased
rate of hospitalization for diabetes and residential proximity of hazardous waste sites.
Environmental Health Persepectives. 115:75-79.
Lahiri, S., Levenstein, C., Nelson, D. I., Rosenberg, B. J. 2005. The cost effectiveness
of occupational health interventions: Prevention of silicosis. American Journal of
Industrial Medicine, 48:5003-5014.
Ma, J., Kouznetsova, M., Lessner, L., Carpenter, D. O. 2007. Asthma and infectious
respiratory disease in children-correlation to residence near hazardous waste sites.
Paediatric Respiratory Reviews, 2007 Dec; 9:292-298.
Mackenzie, W. R., Hoxie, N. J., Proctor, M. E., Gradus, M. S., Blair, K. A., Peterson,
D. E., Kazmierczak, J.J., Addiss, D. G., Fox, K. R., J.B., Davis, J. P. 1994. A massive
outbreak in Milwaukee of Cryptosporidium infection transmitted through the public
water supply. New England Journal of Medicine, 331:161-167
Nadakavukaren, A. 1990. Man and Environment, Third ed. Prospect Heights, IL:
Waveland Press.
Nelson, D. I., Concha-Barrientos, M., Driscoll, T., Steenland, K., Fingerhut, M.,
Punnett, L., Pruss-Ustun, A., Leigh, J., Corvalan, C. 2005. The global burden of
selected occupational disease and injury risks: Methodology and summary. American
Journal of Industrial Medicine, 48:400-418.
Paneth, N., Vinten-Johansen, P., Brody, H., Rip, M. 1998. A Rivalry a foulness:
Official and unofficial investigations of the London cholera epidemic of 1854.
American Journal of Public Health, 88:1545-1553.
Peterka, M., Peterkova, R., Likovsky, Z. 2007. Chernobyl: relationship between the
number of missing newborn boys and the level of radiation in the Czech regions,
department of Teratology, institute of Experimental Medicine. Environmental Health
Perspectives, 115:1801-1806.
Pruss-Ustun, A. 2006. Preventing Disease Through Healthy Environments: Towards
an Estimate of the Environmental Burden of Disease. Geneva: WHO.
Resnik, D. B., Wing, S. 2007. Lessons learned from the Children’s Environmental
Exposure Research Study. American Journal of Public Health, 97:414-418.
Rossner, D. Markowitz, G. 1985. A “Gift of God”?: The public health controversy
over loaded gasoline in the 1920s. American journal of Public Health. 70:344-352.
Schulte, P. A. 2005. Characterizing the burden of occupational injury and disease.
Journal of Occupational and Environmental Medicine, 47:604-622.
83
Solomon, S., Qin, D., Manning, M., Chen, Z., Marquis, M., Averyt, K. B., Tignor,
M., and Miller, H. L. (eds.). Intergovernmental Panel on Climate Change IPCC. 2007.
Summary for Policymakers. In: Climate Change 2007: The Physical Science Basis.
Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the
Intergovernmental Panel on Climate Change. Cambridge and New York: Cambridge
University Press.
United States Department of Health and Human Services. Health, United States,
2007, with Chartbook on Trends in the Health of Americans. Washington, DC.
World Health Organization. 2006. Guidelines for Drinking Water Quality. First
Addendum to Third Edition. Recommendations. Geneva: World Health Organization.
http://www.who.int/water_sanitation_health/dwq/qdwq3rev/en/index.html [diakses
tanggal 14 Mei, 2008]
Bibliografi – Kualitas Air dan Penyakit yang berkaitan dengan air
Calderon, R. ., Craun, G. F. 2006. Estimates of endemic waterborne risks from
community-intervention studies. Journal of Water and Health, 4 Suppl 2:89-99.
Centes for Disease Control. 1993. Update: Cholera – Western Hemisphere, 1992.
Morbidity and Mortality Weekly Report, 41:89-91.
Centers for Disease Control. 1994. Assessment of inadequately filtered public
drinking water – Washington, DC, Desember 1993. Morbidity and Mortality Weekly
Report, 43: 661-663.
Centers for Disease Control. 2007. Ground Water Awareness Week, Maret 11-17,
2007. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56:199.
Centers for Disease Control. 2007. National Drinking Water Week – Mei 6-12, 2007.
Morbidity and Mortality Weekly Report, 56(17), 426-427.
Centers for Disease Control. 2007. National Drinking Water Week – Mei 6-12, 2007,
World Water Day – March 22, 2007. Morbidity and Mortality Weekly Report,
56:228-229.
Committee on Earth-Atmosphere Interactions. Understanding and Responding to
Multiple Environment Stresses. Nation research Council. 2007. National Academies
Press, Washington DC, http://www.nap.edu/catalog/11748.html
raun, G. F. Calderon, R. L. 2006. Workshop summary: Estimating waterborne disease
risks in the United States. Journal of Water and Health, 4 Suppl 2:241-253.
84
Cutler, D., Miller, G. 2005. The role of public health improvements in
healthadbances: The twentieth-century United States. Demography, 42:1-22.
Esrey, S. A., Ptash, J. B., Roberts, L. Shiff, C. 1991. Effects of improved water supply
on ascariasis, diarrhoea, dracunculiasis, hook-worm infection, schistosomiasis, and
trachoma. Bulletin of the World Health Organization, 69:609-621.
Hurst, C. J. 1991. Presence of enteric viruses in freshwater and their removal by the
conventional drinking water treatment process. Bulletin of the World Health
Organization, 69:113-119.
Institute of Medicine. 2007. Understanding Multiple Environmental Stresses: Report
of a workshop committee on earth-atmosphere interactions: Understanding and
responding to multiple environmental Stresses, National Research Council,
Washington DC.
Last, J. M., Wallace, R. B. 1992. Public Health and Preventive Medicine, Thirteenth
Edition. Norwalk, CT: Appleton and Lange.
Liang, J. L., Dziuban, E. J., Craun, G. F., Hill, V., Moore, M. R., Gelting, R. J.,
Calderon, R. L., Beach, M. J., Roy, S. L. Centers for Disease Control and Prevention.
2006. Surveillance for waterborne disease and outbreaks associated with drinking
water and water not intended for drinking – United States, 2003-2004. Morbidity and
Mortality Weekly Report, 55(12):31-65.
Nieuwenhuijsen, M. J., Toledano, M. B., Bennett, J. et al. 2008. Chlorination
disinfection by-products and risk of congenital anomalies in England and Wales.
Environmental Health Perspectives, 116:216-222.
Ritter, L., Solomon, K., Sibley, P., Hall, K., Keen, P., Mattu, G., Linton, B. 2002.
Sources, pathways, and relative risks of contaminants in surface water and
groundwater: A perspective prepared for the Walkerton inquiry. Journal of
Toxicology and Environmental Health, 65:1-142.
Schoenen, D. 2002. Role of Disinfection in suppressing the spread of pathogens with
drinking water: Possibilities and limitations. Water Research, September;
36(15):3874-3888.
Tulchinsky, T. H., Burla, E., Brown A., Goldberger, S. 2001. Safety of community
drinking-water and outbreaks of waterborne enteric disease outbreak: Israel, 1976,97,
Bulletin of the World Health Organization, 78:1466-1473.
United Nations. 2008. International Year of Sanitation 2008. New York: United
Nations.
85
United Nations Development Programme Report 2007/2008. Fighting Climate
Change: Huma Solidarity in a Divided World. UNDP, New York.
Wigle, D. T., Arbuckle, T. E., Walker, M., Wade, M. G., Liu, S., Krewski, D. 2007.
Environmental hazards: evidence for effects on child health. Journal of Toxicology
and Environmental Health. Part B Critical Reviews. 10:3-39.
World Health Organization 1993. Guidelines for Drinking Water Quality, Volume 1.
Recommendations, Second Edition. Geneva: WHO.
World Health Organization. 1994. Operation and Management of Urban Water
Supply and Sanitation Systems: A guide for Managers. Geneva: WHO.
World Health Organization. 1996. Guidelines for Drinking Water Quality, volume 2.
health Criteria and Other Supporting Information, Second Edition. Geneva: WHO.
World Health Organization. 1997. Guidelines for Drinking Water Quality, Volume 3.
Surveillance and control of community water supplies, Second Edition. Geneva:
WHO.
World Health Organization. 1998. Guidelines for Drinking Water Quality, Addendum
to volume 2. Health Criteria and Other supporting Information. Geneva: WHO.
World Health Organization, Water and Sanitation: Facts and Figures, 2002,
http://www.who.int/water_sanitation_health?General/factsand-figures.htm [diakses
tanggal 14 Mei, 2008]
World Health Organization. 2006. Guidelines for Drinking Water Quality, Third
edition, incorporating first addendum: volume 1- recommendations. Geneva: World
Health Organization.
Bibliografi – Kesehatan kerja dan lingkungan
American Public Health Association. 1997. Policy Statement 9704. Responsibilities
of the lead pigment industry and others to support efforts to address the national child
lead poisoning problem, http://www.apha.org/science.policy.html
American Public Health Association. 1998. Policy Statement 9806. Preventing
adverse occupational and environmental consequences of methyl tertiary butyl ether
(MTBE) in fuels, http://www.apha.og/science.policy.html
Attfield, M. D., Castellan, R. M. 1992. Epidemiological data on US coal miners’
pneumoconiosis, 1960-1988. American Journal of Public Health, 82:964-970.
Centers for Disease Control. 1994. Occupational injury death – United States, 1980-
1989. Morbidity and Mortality Weekly Report, 43:262-264.
86
Centers for disease Control. 1994. Surveillance for emergency events involving
hazardous substances – United States, 1990-1992. Morbidity and Mortality Weekly
Report, 43(SS-2):1-6.
Centers for Disease Control. 1999. Outbreak of West Nile like encephalitis. New
York, 1999. Morbidity and Mortality Weekly Report, 48:845-849.
Centers of Disease Control. 1999. Achievements in public health, 190-1999;
Improvements in Workplace Safety – United States, 1900-1999, Morbidity and
Mortality Weekly Report, 48:461-469.
Centers for Disease Control. 2000. Outbreak of Rift Valley Fever, Saudi Arabia,
August-October, 2000. Morbidity and Mortality Weekly Report, 45:905-908.
Centers for Disease Control. 2001. Biological and chemical terrorism: Strategic plan
for preparedness and response. Morbidity and Mortality Weekly Report, 49(RR-4).
Centers for Disease Control. 2001. New York City Department of Health response to
terrorist attack, 11 September, 2001. Morbidity and Mortality Weekly Report, 50:821-
822.
Centers for Disease Control. 2001. Ongoing Investigation of anthrax – Florida,
Oktober 2001. Morbidity and Mortality Weekly Report, 50:877.
Centers for Disease Control. 2003. Recognition of illness associated with exposure to
chemical agents – united states, 2003. Morbidity and Mortality Weekly Report,
52:938-940.
Centers for Disease Control. 2006. Adult blood lead epidemiology and surveillance –
United States, 2003-2004. Morbidity and Mortality Weekly Report, 55:876-879.
Centers for Disease Control. 2006. Rapid community needs assessment after
Hurricane Katrina – Hancock County, Mississippi, 14-15 September, 2005. Morbidity
and Mortality Weekly Report. 55:234-236.
Centers for Disease Control. 2006. Worker illness related to ground application of
pesticide – Kern County, California, 2005. Morbidity and Mortality Weekly Report,
55:486-488.
Centers for Disease Control. 2007. Advanced pneumoconiosis among working
underground coal miners – Eastern Kentucky and Southwestern Virginia, 2006.
Morbidity and Mortality Weekly Report, 56:652-655.
Centers for Disease Control. 2007. Chikungunya fever diagnosed among international
travellers to the United States, 2006. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56:276-
277.
87
Centers for Disease Control. 2007. Fatal occupational injuries and illnesses – United
States, 2005. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56:297-301.
Centers for Disease Control. 2007. Non-fatal occupational injuries and illness –
United States, 2004. Morbidity and Mortality Weekly Report, 56:393-397.
Deutch, P. V., Adler, J., Richter, E. D. 1992. Sentinel markers for industrial disasters.
Israel Journal Medical Sciences, 28:526-533.
Doll, R. 1992. Health and the environment in the 1990s. American Journal of Public
Health, 82:933-941.
Dwyer, J. H., Flesch-Janys, D. 1995. Agent Orange in Vietnam. American Journal of
Public Health, 85:476-478.
Editorial. 1992. Environmental pollution: it kills trees but does it kill people? Lancet,
340:821-822.
Edling, C. (editorial). 1985. Radon exposure and lung cancer. British Journal of
Industrial Medicine, 42:721-722.
Elliot, P., Cuzick, J., English, D., Stern, R. (eds.). 1992. Geographic and
Environmental Epidemiology: Methods for Small Area Studies. World Health
Organization, Regional Office for Europe, Oxford University Press.
Environmental Protection Agency. 1989. Why accidents occur: insights from the
accidental release information program. Chemical accident prevention bulletin, series
8 number 1, Juli, Washington DC.
Froines, J. R., Baron, S., Wegman, D. H., O’Rouke, S. 1990. Characterization of
airborne concentration of lead in US Industry. American Journal of Industrial
Medicine, 18:1-17.
Ginsberg, G. M., Tulchinsky, T. H. 1992. Regional differences in cancer incidence
and mortality in Israel: Possible leads to occupational causes. Israel Journal of
Medical Sciences, 28:534-543.
Gottlieb,R. (ed.). 1995. Reducing Toxins: A New Approach to Policy and Industrial
Decisionmaking: Washington, DC: Island Press.
Hammond, E. C., Setikoff, I. J., Seidman, H. 1979. Asbestos exposure, cigarette
smoking, and death rates. Annals of the New York Academy of Science, 330:473-
490.
Harrington, J. M. 1999. 1998 and beyond – Legge’s legacy to modern occupational
health. Annals of Occupational Health, 43:1-6.
88
Harris, P., Harris-Roxas, B., Harris, E., Kemp, L. 2007. Health Impact Assessment: A
Practical Guide. Sydney: Centre for Health Equity Training, Research and Evaluation
(CHETRE). UNSW Research Centre for Primary Health Care and Equity, University
of New South Wales.
Hunter, D. !969. The Diseases of Occupations, Fourth Edition. London: The English
Universities Press Ltd.
Institute of Medicine, National Academies Of Sciences. 2007. Global Environmental
Health in the 21st Century: From Governmental Regulation to Corporate Social
Responsibility. Workshop Summary, Roundtable on Environmental Health Sciences,
Research and Medicine. Board on Population Health and Public Health Practice.
Washington, DC: National Academies Press.
Landrigan, P. J. 1992. Environmental disease – A preventable epidemic. American
Journal of public Health, 82:941-943.
Maisonet, M., Correa., Misra D., Jaakkola, J. J. 2004. A review of the literature on the
effects of amient air pollution on fetal growth. Environmental Research, 95:106-115.
McMichael, A.J. 1993. Global environmental change and human population health: A
conceptual and scientific challenge for epidemiology. International Journal of
Epidemiology, 22:1-8.
National Institute of Occupational Safety and Health. 2004. Worker Health Chartbook
2004 (NIOSH Publication No. 2004-146). Washington, DC: National Institute of
Occupational Safety and Health.
Nicholls, G. 1999. The ebb and flow of radon. American Journal of Public Health,
89:993-995.
Pavia, M., Biaco, A., Pileggi, C., Angelillo, I. F. 2003. Meta-analysis of residential
exposure to radon gas and lung cancer. Bulletin of the World Health Organization,
81:732-738.
Pede, M., Scrurfield, R., Sleet, D., Mohan, D., Hyder, A. A., Jarawan, E., Mathers, C.
2004. World Report on Road Traffic Injury Prevention. Geneva: World Health
Organization.
Pruss-Ustun, A., Corvalan, C. 2006. Preventing Disease Through Healthy
Environments: Towards Estimate of the Environmental Burden of Disease. Geneva:
WHO.
89
Racioppi, F., Eriksson, L., Tingvall, C., Villaveces, A. 2004. Preventing Road Traffic
Injury: A Public Health Perspective for Europe. Copenhagen: WHO Regional Office
for Europe.
Richter, E. D., Berman, T., Friedman, L., Ben-David, G. 2006. Speed, road injury and
public health. Annual Reviews of Public Health, 27:125-152.
Rosen, G. 1993. A History of Public Health, Expanded Edition. Baltimore, MD: Johns
Hopkins University Press.
Selikoff, I. J. 1986. Asbestos-associated diseases. In Last, J. M. (ed.). Maxcy-
Rosenau: Public Health and Preventive Medicine, Twelfth edition, pp. 523-525.
Norwalk, CT: appelton-century-crofts.
Sinclair, U. 1906. The Jungle, Classic Series, 1965. New York: Airmont Co.
Snow, J. On the mode of transmission of cholera. In 1849. In Snow on Cholera. New
York: The Commonwealth Fund, 1936. http://www.ph.ucla.edu/epi/snow.html
[diakses tanggl 14 Mei, 2008]
Stayner, L. 1999. Protecting public health in the face of uncertain risks: The example
of diesel exhaust. American Journal of Public Health, 89:991-993.
Stern, C., Young, O. R., and Drukman, D. (eds.). 1992. Global Environmental
Change: Understanding the Human Dimensions. Washington, DC: National Academy
Press.
Tulchinsky, T. H., Ginsberg, G. M. Shihab, S., Goldberg, E., Laster, R. 1992.
Mesothelioma mortality among former asbestos-cement workers in Israel, 1953-90.
Israel Journal of Medical Sciences, 28:543-547.
Valent, F., Little, D., Betollini, R., nemer, L., Barbone, F., Temburlini, G. 2004.
Burden of disease attributable to selected environmental factor and injury among
children and adolescents in Europe. Lancet 363:2032-2039.
United States Surgeon General, Healthy People 2000: National Health Promotion and
Disease.
Weeks, K. L., Levi, B. S., and Wagner, G.R. (eds.). 1991. Preventing Occupational
Disease and Injury. Washington, DC: American Public Health Association.
World Health Organization, European Region. 2000. Air Quality Guidelines for
Europe, Second edition. Copehagen: World Health Organization Regional Office for
Europe, (WHO Regional Publications, European Series, No. 91).
World Health Organization.2002. World Health Report 2002 – reducing risks,
promoting healthy life. Geneva: World Health Organization.
90
World Health Organization. 2003. Guidelines for safe recreational water
environments. Volume 1: coastal and freshwaters. Geneva: World Health
Organization.
World Health Organization. 2004. Evaluation of the costs and benefits of water and
sanitation improvements at the global level. Geneva: World Health Organization.
World Health Organization. 2004. World Health Report 2004 – changing History.
Geneva: World Health Organization.
World Health Organization. 2005. Ecosystems and human health – health synthesis.
Geneva: World Health Organization.
World Health Organization. 2005. Water-related Diseases: Malnutrition. Geneva:
World Health Organization.
World Health Organization, European regional office. 2007. Population health and
waste management: scientific data and policy options. Copenhagen: World Health
Organization, European Region.
World Health Organization. 2008. Climate change and health: report by the
Secretariat. Geneva: WHO. http://www.who.int/gb/ebwha/pdf_files/EB122/B122_4-
en.pdf [diakses tanggal 13 Mei, 2008]
World Health Organization. UNICEF. 2004. Meeting the MDG Drinking water and
sanitation target: a mid-term Assessment of Progress. Geneva: World Health
Organization.
Yoder, J.S., Beach, M. J. 2007. Cryptosporidiosis surveillance – united states, 2004-
2005. Morbidity and mortality weekly report, 56(SS-07):1-10.
Zirm, K.L., Mayer, J. !989. The Management of Hazardous Substances in the
Environment. London: Elsevier Applied Sciences.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tulchinsky T.H., Varavikova E.A. The new public health. Ed. 2. Environmental
and Occupational Health. Elsevier: USA. 2009. Hal: 333-374.
91
top related