an greek

Upload: otto-james

Post on 16-Jul-2015

64 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR Koleksi, Karakterisasi dan Konservasi In Vivo Plasma Nutfah Anggrek

Oleh Suskandari Kartikaningrum Dyah Widiastoety Yusdar Hilman Nina Solvia R. W. Prasetio

Balai Penelitian Tanaman Hias, Segunung Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2007

1

Koleksi, Karakterisasi dan Konservasi In Vivo Plasma Nutfah AnggrekKartikaningrum, D. Widiastoety, Y. Hilman, N. Solvia, R. W. Prasetio Abstrak. Kartikaningrum, S., D. Widiastoety, Y. Hilman, N. Solvia, R. W. Prasetio, 2007. Koleksi, Karakterisasi dan Konservasi In Vivo Plasma Nutfah Anggrek. Tujuan penelitian adalah mengumpulkan sumber plasma nutfah anggrek, mempertahankan koleksi yang sudah ada dan mengembangkan sumber plasma nutfah anggrek, serta mendapatkan informasi karakteristik tetua untuk bahan persilangan. Penelitian dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan Desember 2007 di Kebun Percobaan Tanaman Hias PasarmingguJakarta dan Kebun Percobaan Segunung. Dari hasil koleksi telah terkumpul sebanyak 47 aksesi plasma nutfah anggrek yang terdiri atas 8 Genus anggrek. Sampai saat ini telah dikarakterisasi 9 aksesi anggrek Kegiatan multiplikasi dengan cara split dan konservasi dengan memperbanyak dengan biji pada anggrek spesies telah dilakukan pada Phapiopedilum glaucophylum, Bletila striata, Spathoglottis vanoverberghii, Grammatophylum scriptum, dan Aerides odoratum Kata Kunci : Koleksi, plasma nutfah, anggrek Abstract. Kartikaningrum, S., D. Widiastoety, Y. Hilman, N. Solvia, R. W. Prasetio, 2007. Collection, characterization, and conservation of orchid germplasm. The experiment aimed to collect, to conserve and to develop orchid germplasm, in order to get parental characteristic information for crossing material. The collection was done during January to December 2007 in the green house and garden of Pasarminggu and Segunung research station. Results of the experiment showed that 47 accession were collected from different collector comprised of 8 genera. Nine accession of orchid were characterized. Phapiopedilum glaucophylum, Bletila striata, Spathoglottis vanoverberghii, Grammatophylum scriptum, dan Aerides odoratum have been regenerated and multiplicated by seed and splitting. Key words : Collection; germplasm; orchid Anggrek merupakan tanaman hias yang mempunyai nilai estetika tinggi karena berbunga indah dengan warna-warna yang menarik. Selain sebagai tanaman pot berbunga indah anggrek juga dikenal sebagai tanaman bunga potong yang mempunyai arti penting dalam dunia perdagangan bunga, sehingga bunga anggrek merupakan sumber devisa potensial bagi negara dan sumber penghasilan bagi masyarakat yang membudidayakannya (Sutater, 1996). Dibandingkan dengan negara lain seperti Thailand, Singapura dan Hawaii, industri anggrek Indonesia sangat tertinggal jauh. Dibidang pemuliaan, Indonesia juga tertinggal (Irawati, 1999; Sutater, 1997). Menurut Sutater (1997) dan Winarno (1995) salah satu tertinggalnya industri anggrek di Indonesia adalah kurangnya penyediaan bibit unggul terseleksi dari kultivar yang disukai pasar. Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu bunga anggrek di Inonesia adalah dengan cara merakit tanaman-tanaman baru melalui pemuliaan. Salah satunya yaitu dengan menyilangkan tetua dengan karakter-karakter tertentu untuk mendapatkan kultivar baru. Pemuliaan tanaman anggrek mempunyai sasaran peningkatan keragaman genetik pada bentuk dan warna yang unik, disenangi konsuen, frekuensi berbunga tinggi dan tahan terhadap hama/penyakit serta cekaman lingkungan (Soedjono, 1997) 2

Tujuan dari koleksi plasma nutfah adalah untuk menyediakan sumber genetik yang luas. Dari koleksi tersebut pemulia tanaman dapat memperoleh sifat genotipe yang diinginkannya. Dengan demikian agar koleksi plasma nutfah tersebut bermanfaat pemuliaan, maka data karakterisasi dan data evaluasinya harus tersedia (Engle, 1993). Pada umumnya dana untuk kegiatan plasma nutfah lebih banyak dialokasikan untuk kegiatan koleksi dibandingkan dengan untuk kegiatan karakterisasi dan evaluasi (Poulos, 1993), padahal data karakterisasi dan evaluasi tersebut yang menjadikan plasma nutfah menjadi bermanfaat. Dalam usaha pertanian maju, penggunaan kultivar unggul merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi. Kultivar unggul tersebut hanya dapat dirakit bila cukup tersedia variabilitas/keanekaragaman sifat yang merupakan sumber dari mana sifat-sifat yang dirakit tersebut diambil. Sumber sifat-sifat inilah yang dikenal dengan plasma nutfah. Variabilitas suatu populasi harus ada dan harus dibuat, baik melalui introduksi, persilangan ataupun melalui teknologi lain, tetapi yang paling penting adalah variabilitas/keanekaragaman yang ada di alam luas. (Baihaki dkk., 1999). Kegiatan plasma mutfah Menurut Pedoman Pengelolaan Plasma Nutfah dari KOMISI NASIONAL PLASMA NUTFAH (KPN, 2000) meliputi eksplorasi, konservasi, karakterisasi, dokumentasi, evaluasi, rejuvenasi dan utilisasi. Manfaat mengumpulkan plasma nutfah yang beragam adalah membuat populasi yang bervariasi, menseleksi individu-individu yang mempunyai sifat khusus, memanfaatkan individu-individu terseleksi tersebut untuk membentuk varietas unggul baru. Meskipun pelestarian dalam koleksi dalam satuan genotipe dapat dilakukan, pelestarian dalam bentuk koleksi populasi lebih dianjurkan. Permasalahnnya adalah kurang tersedianya sumber genetik dengan informasi yang lengkap dan ketersediaan plasma nutfah yang besar tanpa evaluasi menyeluruh akan menyulitkan pemulia untuk menentukan sumber genetik yang akan digunakan dalam persilangan. Selain itu jumlah koleksi yang besar akan menyulitkan pemeliharaan dan pelestarian serta pemanfaatan anggota koleksi untuk program seleksi lebih lanjut kurang efektif dan efisien. Menurut Irawati (1982) upaya pengembangan plasma nutfah mencakup dua hal yaitu (1) pengembangan bahan-bahan tetua dan (2) kegiatan di bidang pemuliaan itu sendiri. Untuk memperkaya bahan tetua dalam kegiatan pemuliaan tanaman perlu diupayakan pengumpulan sumber plasma nutfah tanaman sebagai bahan koleksi kerja. Tanaman hias Indonesia sudah banyak digunakan secara komersial, namun upaya perbaikan varietas belum dilakukan secara terprogram sehingga nilai komersialnya belum sebanding dengan varietas impor karena belum memperhatikan selera konsumen. Evaluasi dan pemanfaatan tanaman hias Indonesia diperlukan untuk meningkatkan nilai komersialnya dan mengembangkan tanaman hias yang dijadikan sebagai komoditas andalan agar mampu memberikan citra sebagai bunga Indonesia. Oleh karena itu diperlukan data dan informasi komponen yang mendukung pengembangan plasma nutfah seperti management & enhancement, koleksi & karakterisasi, konservasi & maintenance, evaluasi yang dilanjutkan dengan pemanfaatan dan dokumentasi plasma nutfah. Selanjutnya komponen-komponen tersebut dikompilasi dan didata untuk mendapatkan bahan sebagai penyusun data base plasma nutfah. BAHAN DAN METODE Metode penelitian adalah metode survey yang dilakukan ke petani-petani anggrek, dan penggemar anggrek. Selain itu materi koleksi juga berasal dari hasil hibridisasi. Materi yang dikumpulkan merupakan materi koleksi yang memiliki potensial (sebagai tetua) dalam arti

3

memiliki karakteristik unggul sebagai bunga potong, taman maupun bunga pot, dengan sepal/petal tebal, tahan hama dan penyakit serta cekaman lingkungan. Koleksi dalam bentuk tanaman hidup. Jenis tanaman yang dikoleksi masih dititik beratkan kepada anggrek Phalaenopsis, Vanda, dan Dendrobium untuk untuk menunjang program pemuliaan serta spesies-spesies lain yang potensial. Metode observasi dengan mengamati karakter-karakter tanaman, patogen/pengganggu tanaman yang diamati secara berkelanjutan setiap tahun. Pengamatan karakter tanaman berdasarkan panduan karakterisasi anggrek meliputi pengamatan karakter morfologi yang meliputi bentuk bunga dan daun anggrek menurut Bechtel et al. (1981), Cameron dan Chase (1999), Holtum (1972) dan mengacu pada Test Guideline yang dikeluarkan oleh UPOV. Pengamatan karakter agronomi meliputi perhitungan jumlah bunga, pengukuran bagian-bagian bunga, umur masak buah (apabila menghasilkan buah), dan ketahanan mekar bunga. HASIL DAN PEMBAHASAN Koleksi Eksplorasi merupakan kegiatan lapangan dengan melakukan perjalanan ke suatu lokasi yaitu kolektor dan grower anggrek di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur. Koleksi dilakukan untuk mencari, mengumpulkan, mendata sumber-sumber genetik tanaman yang menjadi target kegiatannya, serta pengambilan materi/bagian tanaman tertentu untuk menyelamatkannya dari kepunahan. Koleksi yang berasal dari survey ke petani-petani, penggemar anggrek dan kolektor. Tambahan koleksi tahun 2007 terdiri atas 8 Genus yaitu Phalaenopsis, Vanda, Dendrobium, Ascocentrum, Aerides, Oncidium, Grammatophyllum dan Spathoglottis. Koleksi terdiri atas tanaman dewasa yang siap digunakan sebagai induk silangan setelah dilakukan karakterisasi, tanaman remaja, seedling, komuniti pot dan botolan (flash). Tanaman dalam bentuk flash telah dilakukan aklimatisasi dalam bentuk komuniti pot merupakan tanaman yang disediakan untuk kegiatan praevaluasi guna mencari tetua-tetua silangan yang memiliki karakter khusus seperti ketahanan terhadap hama dan penyakit. Untuk Phalaenopsis sumber tetua untuk tipe standar telah dikoleksi Phalaenopsis King White, Taisco Kochdian dan Sogo Musadian yang merupakan tetua potensial tipe standar warna putih bibir kuning. Telah dikoleksi juga Phalaenopsis spesies dan primary hibrid sebagai sumber ketahanan penyakit setelah dievaluasi. Sedangkan Dendrobium sebagai materi untuk kegiatan pembentukan tanaman amphidiploid telah dikoleksi beberapa seksi dari anggrek Dendrobium. Dari seksi latourea telah dikoleksi Dendrobium spectabile, dari Phalaenante telah dikoleksi Dendrobium bigibum, dari seksi Ceratobium/spatulata telah dikoleksi Dendrobium undulatum dan dari seksi Nigrohirsutae telah dikoleksi Dendrobium lowii. Tambahan koleksi anggrek di kebun percobaan Segunung tahun 2007 total berjumlah 44 aksesi. Dalam laporan ini hanya akan dilaporkan kegiatan koleksi plasma nutfah anggrek tahun 2007, dengan tambahan koleksi disajikan dalam (lampiran 1). Dari daerah Malang diperoleh beberapa spesies diantaranya Dendrobium spectabile, Dendrobium capra, Dendrobium undulatum atau Dendrobium discolor yang berasal dari Papua yang dikoleksi di Kebun Percobaan Segunung dengan naungan 75%. Sedang koleksi yang berasal dari daerah Lembang diantaranya adalah Phalaenopsis cornu-cervi, dan Phalaenopsis violacea. Koleksikoleksi baru ini belum semuanya berbunga.

4

Semua koleksi didokumentasi baik data paspor, gambar foto maupun data karakterisasi apabila tanaman sudah berbunga. Dokumentasi data paspor mengikuti Multi Crop Passport Data yang dikeluarkan oleh IPGRI dan FAO yang sesuai dengan standard Internasional. Lima aksesi terakhir merupakan hasil hibridisasi yang dilakukan di dalam koleksi plasma nutfah dengan tujuan untuk memperluas variabilitas genetik. Phalaenopsis hybrid dan kerabat Vanda

(i)

(ii)

(iii)

(iv)

(v) (vi) (vii) (viii) Gambar 1. Koleksi anggrek tahun 2007 yang berbunga; (i) Phalaenopsis King White, (ii) Phalaenopsis Sogo Musadian, (iii) Phalaenopsis Taisuco Kochdian, (iv) Phalaenopsis formosa, (v) Phalaenopsis amabilis x pallens, (vi) Aerides sp., (vii) Ascocentrum miniatum, (viii) Vanda tricolor Beberapa koleksi di atas telah digunakan sebagai referensi dan varietas contoh untuk simulasi uji kebaruan, keunikan, keseragaman dan kestabilan yaitu Phalaenopsis Sogo Musadian, Taisuco Kochdian, dan Phalaenopsis formosa. Ascocentrum miniatum yang dikoleksi tahun 2007 ini berasal dari papua. Spesies ini memiliki warna yang lebih merah dibandingkan koleksi yang ada sebelumnya yang berasal dari daerah Jawa. Dendrobium spectabile (Gambar 2) yang memiliki karakter yang unik yaitu sepal, petal dan bibir keriting. Koleksi lain adalah anggrek spesies yang berasal dari Papua yang di daerah asalnya dikenal dengan nama anggrek hitam. Koleksi ini diperoleh dari petugas Dinas Pertanian Papua yang diberikan pada tahun 2005. Namun karena saat belum dapat diidentifikasi, sehingga belum dapat dimasukkan dalam daftar koleksi. Tahun 2007 tanaman berbunga sehingga dapat diidentifikasi sebagai Grammatophyllum stapeliiflorum (Gambar 3).

5

Gambar 2. Dendrobium spectabile

Gambar 3. Grammatophyllum stapeliiflorum Diharapkan dari kegiatan penelitian-penelitian lain dalam plasma nutfah dapat memberikan masukan materi koleksi plasma nutfah seperti ketahanan tanaman terhadap penyakit maupun cekaman lingkungan. Karena selama ini informasi anggrek-anggrek yang memiliki karakter-karakter tersebut sangat terbatas. Hasil dari kegiatan praevaluasi ketahanan terhadap busuk daun akan dimasukkan ke dalam koleksi, diantaranya adalah Phalaenopsis cornu-cervi, populasi P157, dan aksesi lain dari populasi SK50, SK17 serta E 2153. Karakterisasi Karakterisasi pada tanaman anggrek yang dilakukan merupakan karakterisasi berdasarkan panduan karakterisasi tanaman anggrek. Panduan karakterisasi tanaman anggrek disusun berdasarkan discriptor list UPOV, dan diskripsi morfologi anggrek secara umum dalam Orchid of Borneo dan The Manual of Cultivated Orchid Species. Untuk tahun 2007 ini dari total koleksi yang ada di kebun percobaan Segunung telah terkarakterisasi 9 aksesi anggrek (Lampiran 2). Beberapa karakter warna putih Phalaenopsis tipe standard, memiliki karakter morfologi yang hampir mirip satu sama lain. Varietas-varietas baru dari Vanda tricolor telah diperoleh, diantaranya berasal dari aerah Garut (Gambar 1.viii). Bentuk bibir tidak berbeda jauh dengan varietas-varietas Vanda tricolor yang lain, namun memiliki warna yang berbeda. Biasanya Vanda tricolor memiliki warna bibir ungu, namun varietas ini memiliki warna kekuningan, dengan aroma yang juga berbeda. 6

Hama yang dominan menyerang koleksi anggrek Phalaenopsis adalah kutu putih/white fly. Beberapa aksesi juga terserang mite. Kedua hama tersebut menyerang bagian bawah permukaan daun, yang menyebabkan kerusakan yang parah. Konservasi Upaya pelestarian plasma nutfah dilakukan untuk mempertahankan sumber-sumber genetik tanaman. Aktivitas yang dilakukan oleh pemulia melalui seleksi dapat menyingkirkan sumber-sumber genetik penting (Medagoda dan Jayawardena, 1997). Karena tanaman dengan penampilan fenotipik yang baik saja yang dipelihara, sedang yang jelek dibuang. Padahal mungkin tanaman yang terbuang memiliki karakter lain seperti katahanannya terhadap lingkungan biotik maupun abiotik. Upaya konservasi bersama-sama sekaligus dengan kegiatan rejuvenasi dilakukan secara in vitro maupun in vivo melalui multiplikasi dan regenerasi anggrek (baik melalui persilangan sendiri (selfing), persilangan sejenis (sibbing) dan persilangan antar spesies). Selain itu juga dilakukan perbanyakan tanaman melalui pemisahan anakan, keiki maupun cara stek. Untuk tanaman yang tumbuh lambat seperti Vanda dan kerabatnya, perbanyakan melalui vegetatif (in vivo maupun in vitro) sangat lambat, sehingga selfing dilakukan khusus untuk spesies saja. Tahun 2007 ini telah disebar biji anggrek Phapiopedilum glaucophylum, pemisahan anakan Bletila striata, Spathoglottis vanoverberghii, selfing Grammatophylum scriptum, dan Aerides odoratum (Gambar 4). Kegiatan rejuvenasi sangat menyita tenaga dan dana yang tidak sedikit, sehingga pada tahun berikutnya akan di pisahkan dalam kegiatan tersendiri.

Gambar 4. Anggrek-anggrek yang di rejuvenasi Selama kegiatan berlangsung hama yang ditemukan adalah siput telanjang yang banyak memakan daun-daun muda anggrek di kompotan. Hama lain adalah mite yang menyerang permukaan bawah daun anggrek. KESIMPULAN Tambahan koleksi anggrek sebanyak 47 aksesi, dari total koleksi terkarakterisasi 9 aksesi, terkonservasi 5 aksesi.

7

16. DAFTAR PUSTAKA Baihaki, A. 1999. Pelestarian sumber Daya Hayati Pertanian. Program Pengembangan Kemampuan Peneliti tingkat S1 Non Pemuliaan dalam Ilmu dan Teknologi Pemuliaan. Kerjasama antara Badan Litbang dan Pengembangan Pertaian Departemen Pertanian dengan Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Bandung. KPN, 2000. Pedoman Pengelolaan Plasma Nutfah (Buku 1). Komisi Nasional Plasma Nutfah. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian . Departemen Pertanian. Bechtel , H. P, Cribb, E. Launert. 1981. The Manual of Cultivated Orchid Species. Blanford Press. Poole dorset. U.K. Cameron, K. M. and Chase, M. W. 1999. Phylogenetic relationship of pogoniinae (Vanilloideae, Orchidaceae): an herbaceous example of the eastern north AmericaEastern Asia phytogeographic. J. Plant Res. 112: p317-329 Holtum, R. E. 1972. Fflora of Malaya. Vol. 1 Orchid. Gov. Printing Office. Singapore. Irawati. 1982. Usaha meningkatkan pendayagunaan plasma nutfah tanaman hias. Buletin Kebun Raya Bogor. 5 (5) : 115-119 ______. 1999. Pengenalan anggrek spesies Indonesia dan potensi pengembangannya. Makalah dalam Workshop Hortikultura III. Bandung 11-12 Nop. 1999. 3 pp Medagoda I. dan Jayawardena, S. D. G. Status report on genetic resources of Mango in Sri Lanka. Horticultural Crop Research and Develompment Institute Gannoruwa, Peradeniya. In collaboration with IPGRI Regional Office for Asia the Pasific and Oceania, Malaysia. 24pp. Soedjono, S. 1997. Pemuliaan Tanaman Anggrek. Buku Komoditas No. 3. Balai Penelitian Tanaman Hias. Puslit Hortikultura. Badan litbang Pertanian, Jakarta. 71 pp Sutater, T. 1996. Pengembangan tehnologi budidaya menuju usaha anggrek berciri Indonesia. Rangkuman hasil seminar anggrek PAI. Yayasan anggrek Indonesia. p 53-66 Sutater, T. 1997. Pengembangan teknologi budidaya anggrek berciri industri. Bull. PAI V (9) :18-23.

8

Lampiran 1. Daftar tambahan koleksi tahun 2007accession number IOC0100865 IOC0100866 IOC0100867 IOC0100868 IOC0100869 IOC0100870 IOC0100871 IOC0100872 IOC0100873 IOC0100874 IOC0100875 IOC0100876 IOC0100877 IOC0100878 IOC0100879 IOC0100880 IOC0100881 IOC0100882 IOC0100883 IOC0100884 IOC0100885 IOC0100886 IOC0100887 IOC0100888 IOC0100889 IOC0100890 IOC0100891 IOC0100892 IOC0100893 IOC0100894 IOC0100895 IOC0100896 IOC0100897 IOC0100898 IOC0100899 IOC0100900 IOC0100901 IOC0100902 IOC0100903 IOC0100904 IOC0100905 IOC0100906 IOC0100907 IOC0100908 IOC0100909 Genus phalaenopsis Phalaenopsis phalaenopsis dendrobium Ascocentrum Dendrobium Dendrobium Vanda 282 Dendrobium Aerides Aerides Vanda Vanda Vanda Rhyncostilis Spathoglottis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Dendrobium Dendrobium Dendrobium Oncidium Phalenopsis Phalaenopsis Grammtophyllum Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Phalaenopsis Species viridis x luddemaniana"Luzon" pallens x amabilis amboinensis sp. miniatum "papua" biggibum lowii Manuvade "FCC" x Virat/Manuvade spectabile jarckianum Odoratum "white" floresensis tricolor "Garut" tricolor "Lembang" gigantea Red aurea cornu-cervi Golden Peoker/Taipei Gold x Phuket Beauty/Culiacan Doudii Rose/Ching Ruby Blood Red Suan x Dachien Spider Beauty Golden Peoker/Taipei Gold x Doudii Rose/ Ching Ryby Blood Red Suan RKP5 x Golden Peoker/Taipei Gold violacea spectabile capra undulatum americanum King White formosa stapeliiflorum Taisuco Kochdian-1 Taisuco Kochdian Taisuco Kochdian Taisuco Kochdian Sogo Musadian Sogo Musadian Sogo Musadian Sogo Musadian Taisuco Kochdin "Nes" x City Girl Taisuco Kochdin "Nes" x City Girl Taisuco Kochdin "Nes" x City Girl Sp. (R774 x R864) Taisuco Kochdian x Sogo MusadianVulcan Harbour x (Golden Amboin/Meller Gold) Kenanga x Golden Wish/Brother Lawrence Super Stupid x Ching Her Budha siling

Nurseries location cibodas lembang lembang lembang Lembang lembang lembang Malang lembang lembang lembang lembang lembang lembang lembang lembang lembang lembang lembang lembang lembang lembang malang Malang Malang cipanas cibodas Puncak Papua Lembang Lembang Lembang Lembang lembang lembang lembang lembang cipanas cipanas cipanas lembang Lembang Lembang Lembang Malang

date of mission 3 mei 8 mei 8 mei 8 mei 8 mei 8 mei 15 juni 15 juni 15 juni 15 juni 15 juni 15 juni 15 juni 15 juni 15 juni 15 juni 21 Agustus 21 Agustus 21 Agustus 21 Agustus 21 Agustus Oktober Oktober Oktober Nopember nopember 11 nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop nop Oktober

number of plant 3 1 1 1F 5 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 5 1 1 1 1 4 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1 1 1

9

IOC0100910 IOC0100911

Phalaenopsis Phalaenopsis

Popcorn Ball Aucland Spot/Black Rose x Philipinenssi

Malang Malang

Oktober Oktober

1 1

10

Karakterisasi anggrek 2007 bagian tanaman plant: size plant: growt habit leaf: cross section General lip: callus type presence of spur number of pollinia inflorescence position pseudobulb: attitude pseudobulb pseudobulb:length pseudobulb: size Pseudobulb: thickness pseudobulb: shape in longitudinal section pseudobulb: in cross section Leaf:length Leaf:width Leaf:shape

tanggal:

6 maret

28Feb

28Feb

19Feb

13Nov

28-Feb

13-Nov

26Nov

26Nov

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

diskripsi 610 1=very small, 3-small, 5=medium, 7=large, 9=very large 1=monopodial climbing, 2=monopodial herb, 3=sympodial 1=terete, 2=bilaterally compresed, 3=plicate, 4=conduplicate 1=lamellate, 2=complex, 3=simple 1=absent, 9=present 1=two, 2=four, 3=eight 1=basal, 2=axillary, 3=apical 1=erect, 3=semi erect, 5=horizontal, 7=semi dropping, 9=dropping 1-very short, 3=short, 5=medium, 7=long, 9=very long 1=very small, 3-small, 5=medium, 7=large, 9=very large 1=very thin, 3=thin, 5=medium, 7=thick, 9=very thick 1=linier, 2=lanceolate, 3=oblong, 4=elliptic, 4=circular, 5=ovate 1=ellip, 2=circular, 3=angular 3=short, 5=medium, 7=long 3=narrow, 5=medium, 7=broad 1=linier, 2=lanceolate, 3=oblanceolate, 4=oblong, 5=spathulate, 6=ovate, 7=obovate, 8=elliptic 1=acute, 2=acuminate, 3=mucronate, 4=obtuse, 5=truncate, 6=retuse, 7=emarginate, 8=praemorse, 9=tridentate 1=symetry, 2=asymetry 1=glabrouse, 2=pilose, 3=hirsute, 4=woolly, 5=farinose, 6=verrucose, 7=rugulose, 8=papilose 1=convolute, 2=duplicate RHS color chart 1=absent, 9=present 1=single flowered, 2=cymose, 3=spicate, 4=raceme, 5=paniculate, 6=fasciculate, 7=umbellate 5 5 1 7 2 4 1 9 1 2 5 5 1 714 7 2 4 1 9 1 2 5 5 1 720 7 2 4 1 9 1 2 5 5 1 717 7 2 4 1 9 1 2 3 7 4 470 3 2 4 2 1 1 2 5 5 7 891 5 2 4 2 1 1 1 5 5 7 906 5 2 4 2 1 1 1 5 5 7 894 5 2 4 2 1 1 1 5 5 7 895 5 2 4 2 1 1 1

17 Leaf 18 19 20 21 22 23 Flowe r inflor escen ce

Leaf:shape of apex Leaf:symentry of apex Leaf surface texture leaf arrangement Leaf color Leaf:anthocyanin coloration Inflorescence:type

8 2 1 2

8 2 1 2

8 2 1 2

8 2 1 2

4 2 1 2

4 2 1 2

4 2 1 2

4 2 1 2

4 2 1 2

1 4

1 4

1 4

1 4

9 5

1 4

1 4

1 4

1 4

11

24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 sepal 43 44

peduncle: attitute peduncle: diameter peduncle: length rachis: length Flower:general impression of petals and sepals flower: fragance flower: number flower: width flower: length Flower:arrangement of petals resupination Direction of flower faces ovary: length bractea: length bractea: shape sepal: shape sepal: length sepal: width sepal: shape of apex sepal: cunneaate area sepal: shape in cross section

1=erect, 3=semi erect, 5= horizontal, 7=semi pendulous, 9=pendulouse 3=small, 5=medium, 7=large 3=short, 5=medium, 7=long 3=short, 5=medium, 7=long 1=incurving, 2=spreading, 3=reflexing 1=absent, 9=present 3=few, 5=medium, 7=many 3=narrow, 5=medium, 7=broad 3=short, 5=medium, 7=long 1=open, 2=touching, 3=overlapping 1=absent, 9=present 1=one way, 2=two way, 3=all direction 3=short, 5=medium, 7=long 3=short, 5=medium, 7=long 1=V, 2=U 1=linier, 2=ovate, 3=elliptic, 4=obovate, 5=round 3=short, 5=medium, 7=long 3=narrow, 5=medium, 7=broad 1=acute, 2=acuminate, 3=mucronate, 4=obtuse, 5=truncate 1=absent, 9=present 1=concave, 2=flat, 3=convex 1=even, 2=shaded, 3=edged, 4=stripped, 5=netted, 6=spotted, 7=shaded and stripped, 8stripped&spotted, 9=edged&stripped RHS color chart RHS color chart 0,5 cm 19 cm 5,5 cm

3 0,5 cm 20 cm 12 cm 2 1 5 ktm 7 cm 8 cm 1 9 3 5 4 cm 3,9 cm 4 1 3 4,8 cm 7 ktm 9,5 cm 9,5 cm

3

3 0,55 cm 15 cm 10 cm 2 1 4 ktm 8,5 cm 9 cm

3 0,55 cm 19 cm 8 cm 2 1 5 ktm 11 cm 12,3 cm 1 9 3 -

3 0,3 cm 50 cm 24 cm 3 1 26 ktm 3 cm 4 cm 1 9 3 3 2,2 cm 1,2 cm 1 1 3 6 cm 4 cm 10 ktm 12 cm 0,45 67 cm 37 cm

3 0,5 cm 48 cm 16 cm 2 1 7 ktm 12 cm 11 cm

3 0,6 cm

3 0,55 cm

3

25 cm 2 1 2 1 9 ktm 10,7 cm 10,5 cm 1 9 2 1 9 2 3 3 4,8 cm 3,2 cm 4 1 2 4 1 2

23 cm 2 1 7 ktm 10 cm 9 cm 1 9 2 3 4,5 cm 3,1 cm 4 1 2

3 1

10,5 cm 1 9 2

1 9 3 5 4,2 cm 4,8 cm

1 9 3

3 5,4 cm 3,8 cm 4 1 2

5

5 6 cm 5,2 cm

4 cm 4 1 3

4 1 3

4 1 3

45 46 47

Dorsal sepal:color pattern Dorsal sepal:main color Dorsal sepal:secondary color

1

1

1

1

1

1

1

1

1

12

48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 lip Petal

Lateral sepal: color pattern Lateral sepal:main color Lateral sepal:secondary color petal: shape petal: length petal: width Petal: shape of apex petal: cross section petal: cunneate area petal: twisting petal: number of color Petal:color pattern Petal:main color Petal:secondary color mid lobe: length mid lobe: width Phalaenopsis only: presence of whiskers presence of side lobe Dendrobium only: varieties without side lobes only: lip: shape Dendrobium only:varieties without side lobes only:lip: shape of lateral lobe Dendrobium only:varieties without mid lobes only:lip: shape of lateral lobe

1=even, 2=shaded, 3=edged, 4=stripped, 5=netted, 6=spotted, 7=shaded and stripped, 8stripped&spotted, 9=edged&stripped RHS color chart RHS color chart 1=linier, 2=ovate, 3=elliptic, 4=obovate, 5=rhombic, 6=semi circular, 7=spathulate 3=short, 5=medium, 7=long 3=narrow, 5=medium, 7=broad 1=acute, 2=acuminate, 3=mucronate, 4=obtuse, 5=truncate 1=concave, 2=flat, 3=convex 1=absent, 9=present 3=weak, 5=medium, 7=strong 1=one, 2=two, 3=three, 4= more than three 1=even, 2=shaded, 3=edged, 4=stripped, 5=netted, 6=spotted, 7=shaded and stripped, 8stripped&spotted, 9=edged&stripped RHS color chart RHS color chart 3=short, 5=medium, 7=long 3=narrow, 5=medium, 7=broad 1=absent, 9=present 1=absent, 9=present 1,5 cm 1,7 cm

1

1

1

1

1

1

1

1

1

6 3 cm 3,5 cm 4 3 1 1 4,8 cm 4,7 cm

6 4,5 cm 4,3 cm 4 3 1 2

6 5,3 cm 4,8 cm 4 3 1 2

6

5 2 cm 2 cm 7 cm 7,5 cm

6 5,4 cm 6,7 cm 4 2 1 1

6 4,8 cm 6 cm 4 2 1 1

6

6 5 cm 5,8 cm

4 2 1 2

1 3 1 2

4 2 1 1

4 2 1 1

1

5

6

6

2

1

1

1

1

2,5 cm 1 cm

2,5 cm 1,3 cm

1 cm

2,5 cm 2,5 cm 9 9

2,3 cm 2,2 cm 9 9

2,38 cm 2,3 cm 9 9

2,4 cm 2,35 cm 9 9

1=elliptic, 2=circular, 3=transverse elliptic 1=triangular, 2=ovate, 3=narrow trapezoid, 4=broad trapezoid

-

-

-

-

-

-

-

-

-

67

-

-

-

-

-

-

-

-

-

68

1=reniform, 2=rhombic, 3=transverse elliptic, 4=elliptic

-

-

-

-

-

-

-

-

-

13

69 70 71 72

Phalenopsis only: Lip:shape of mid lobe Cymbidium only: lip shape Lip:bump and ridge on mid lobe Phalaenopsis only: lip: shape of side lobe Phalaenopsis only: Lip:type of curvature of side lobe

1=obdeltoid, 2=ovate, 3=elliptic, 4=obovate, 5=orbocular, 6=rhombic, 7=delotid, 8=semi circulare 1=narrow triangular, 2=triangular, 3=trapezium, 4= circular, 5=oblate, 6=spathulate 1=absent, 9=present 1=typeI, 2=type II, 3=type III, 4=type IV, 5=type V 9 9 9 9 1

1

1

1

1

9 5

1 5

1 5

1 5

73

1=typeI, 2=type II, 3=type III 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 Lip:color of pattern of mid lobe Lip:main color of mid lobe Lip:color of pattern of mid lobe RHS color chart Lip:color pattern of side lobe Lip:main color of side lobe Lip:color or pattern of side lobe lip: presence of callus Lip: lobing root: color root: color of apex root: type of root fruit: type fruit: diameter fruit: length 1=even, 2=shaded, 3=edged, 4=stripped, 5=netted, 6=spotted RHS color chart RHS color chart 1=absent, 9=present 3=base, 5=middle, 7=apex RHS color chart RHS color chart 1=aerial root, 2=ground root 1=capsul, 2=berry 3=narrow, 5=medium, 7=broad 3=short, 5=medium, 7=long 1 1 1 1 6 putih 1=even, 2=shaded, 3=edged, 4=stripped, 5=netted, 6=spotted RHS color chart 1 1 1 1 1 putih

2 1 putih

2 1

2 1 putih yellow 9B

2 1 Putih yellos 9A

Yellow 1B3

Yellow 1B3 putih

3 putih

3 putih

9 5

9 5

9 5

9 5

9 3

9 3

9 3

9 3

9 3

root

fruit

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

1 1

14