analisa pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan antar wilayah di pulau sumatera. (etik...

9
Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) ANALISA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR WILAYAH DI PULAU SUMATERA Etik Umiyati Halaman 42 Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7 April 2013 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan antarwilayah di Pulau Sumatera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera mempunyai tingkat keragaman yang berbeda- beda, hal ini dikarenakan setiap Propinsi memiliki perbedaan potensi baik dari sumber daya alam maupun sumberdaya manusia dan kualitas teknologi yang dimiliki oleh Propinsi tersebut. Perbedaan tingkat pembangunan akan membawa dampak perbedaan tingkat kesejahteraan antardaerah yang pada akhirnya menyebabkan ketimpangan regional antarwilayah semakin besar.Dengan menggunakan Indeks Williamson diperoleh Propinsi Kepulauan Riau dan Propinsi Riau mempunyai angka indeks yang relative tinggi jika dibandingkan dengan Propinsi lainnya. Sementara untuk wilayah propinsi lainnya angka ketimpangan pembangunan relative merata. KATA KUNCI : Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Williamson

Upload: muhammad-ilyas

Post on 10-Jul-2016

14 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah Di Pulau Sumatera. (Etik Umiyati, 2012)

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

ANALISA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN KETIMPANGAN PEMBANGUNANANTAR WILAYAH DI PULAU SUMATERA

Etik Umiyati

Halaman 42

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7 April 2013

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpanganpembangunan antarwilayah di Pulau Sumatera. Hasil penelitian menunjukkan bahwapertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera mempunyai tingkat keragaman yang berbeda-beda, hal ini dikarenakan setiap Propinsi memiliki perbedaan potensi baik dari sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia dan kualitas teknologi yang dimiliki olehPropinsi tersebut. Perbedaan tingkat pembangunan akan membawa dampak perbedaantingkat kesejahteraan antardaerah yang pada akhirnya menyebabkan ketimpangan regionalantarwilayah semakin besar.Dengan menggunakan Indeks Williamson diperoleh PropinsiKepulauan Riau dan Propinsi Riau mempunyai angka indeks yang relative tinggi jikadibandingkan dengan Propinsi lainnya. Sementara untuk wilayah propinsi lainnya angkaketimpangan pembangunan relative merata.

KATA KUNCI : Pertumbuhan Ekonomi, Indeks Williamson

Page 2: Analisa Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah Di Pulau Sumatera. (Etik Umiyati, 2012)

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 43

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi di Indonesiasangat berfluktuasi selama periode2004-2008, dimana Indonesiamempunyai 33 Propinsi dengan tingkatkeragaman pertumbuhan ekonomi yangberbeda-beda, hal ini dikarenakansetiap Propinsi memiliki perbedaanpotensi baik dari sumber daya alammaupun sumberdaya manusia dankualitas teknoogi yang dimiliki olehPropinsi tersebut. Pada tahun 2004pertumbuhan ekonomi Indonesiasebesar 5,03 persen, dan meningkatmenjadi 6,28 persen di tahun 2007,serta pada tahun 2008 pertumbuhanekonomi Indonesia menjadi 6,06persen. Indonesia adalah Negara yangmempunyai banyak kepulauan dimanasalah satunya adalah Pulau SumateraPulau Sumatera terdiri dari beberapaPropinsi yaitu : Nanggroe AcehDarussalam, Sumatera Barat, Riau,Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu,Lampung dan ditambah 2 PropinsiPemekaran yaitu Kepulauan Riau danKepulauan Bangka Belitung. Masing-masing Pulau memiliki potensi sumberdaya alam dan sector-sektor unggulanyang menjadi daya tarik tersendiri bagiPropinsi tersebut. maupun kuantitas.Perbedaan inilah yangmenimbulkan perbedaan tingkatpertumbuhan pembangunan daerahdi masing-masing Propinsi yangada di Indonesia.

Ketimpangan antar wilayahdipengaruhi oleh tingkat pendapatandan jumlah penduduk yang padaakhirnya menghasilkan pendapatanperkapita dan dijadikan sebagai salahsatu indikator tingkat kesejahteraan.

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pertumbuhan EkonomiPertumbuhan ekonomi merupakansalah satu indicator yang amatpenting dalam menilai kinerja suatuperekonomian, terutama untukmelakukan analisis tentang hasilpembangunan ekonomi yang telahdilaksanakan suatu Negara atau suatudaerah. Menurut Sukirno (1994),pertumbuhan ekonomi merupakanmasalah perekonomian suatu negaradalam jangka panjang. Pertumbuhanekonomi diartikan sebagaiperkembangan kegiatan dalamperekonomian yang menyebabkanbarang dan jasa yang diproduksidalam masyarakat bertambah dankemakmuran masyarakat menjadimeningkat. Jadi pertumbuhanekonomi mengukur prestasi dariperkembangan suatu perekonomian.

2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Regional

Teori pertumbuhan ekonomiregional merupakan bagian pentingdalam analisa Ekonomi Regional.Alasanya jelas karena pertumbuhanmerupakan salah satu unsur utamadalam pembangunan ekonomiregional dan mempunyai implikasikebijakan yang cukup luas.

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7 April 2013

Page 3: Analisa Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah Di Pulau Sumatera. (Etik Umiyati, 2012)

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 44

Pertumbuhan ekonomi wilayah adalahpertambahan pendapatan masyarakatsecara keseluruhan yang terjadidiwilayah tersebut, yaitu kenaikanseluruh nilai tambah (value edit) yangterjadi. Perhitungan pendapatanwilayah yang pada awalnya dibuatdalam harga berlaku. Namun agardapat melihat pertambahan dari satukurun waktu ke kurun waktuberikutnya harus dinyatakan dengannilai riil, artinya dinyatakan dalamharga konstan. Pendapatan wilayahmenggambarkan balas jasa bagi faktor-faktor produksi beroperasi didaerahtersebut (tanah, modal, tenaga kerjadan teknologi) yang secara kasar dapatmenggambarkan kemakmuran daerahtersebut. Kemakmuran suatu wilayahselain ditentukan oleh nilai tambahyang tercipta di wilayah tersebut jugaoleh seberapa besar terjadi transferpayment yaitu bagian pendapatan yangmengalir keluar wilayah ataumendapat aliran dana dari luar wilayah(Tarigan, 2005).

2.2.Pengukuran Ketimpangan

Pembangunan

Todaro (1987) menjelaskanketimpangan pembangunan dapatterjadi apabila pendapatan danpengeluaran nasional suatu negaratidak seimbang, sedangkan faktormodal atau investasi mengalamikemerosotan.

Salah satu ukuran yang digunakanagar pertumbuhan ekonomi yangdicapai dapat secara merata diantarawilayah dalam suatu negara atauPropinsi dapat diukur dengan IndeksWilliamson.Williamson menelitihubungan antara disparitas regionaldan tingkat pembangunan ekonomidengan menggunakan data ekonominegara yang sudah maju dan negarasedang berkembang. Ditemukanbahwa selama tahap awalpembangunan, disparitas regionalmenjadi lebih besar danpembangunan terkonsentrasi didaerah-daerah tertentu. (Kuncoro,Mudrajad 2004). Pemerataan dapatdilihat apabila nilai IndeksWilliamson mendekati 1 makapembangunan semakin tidak merata,dan sebaliknya jika mendekati 0maka pembangunan semakin merata.

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7 April 2013

Page 4: Analisa Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah Di Pulau Sumatera. (Etik Umiyati, 2012)

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 45

III. METODE PENELITIAN

Analisis data dalam penelitian inimenggunakan dua pendekatan yaitupendekatan kualitatif dan kuantitatif.Pendekatan kualitatif digunakanuntuk menganalis perkembanganpertumbuhan ekonomi danpendapatan perkapita antar wilayahPropinsi di Pulau Sumatera selamaperiode tahun 2004-2008. Sedangkanpendekatan kuantitatif digunakanIndeks Williamson untukmenghitung ketimpanganpembangunan antarwilayah di PulauSumatera dengan rumus sebagaiberikut :

√∑ ( Yi – Y)2.Fi/NIW = ______________________

Y

Dimana :IW : Indeks WilliamsonYi : pendapatan perkapitamasing-masing propinsi di PulauSumateraY : pendapatan perkapita pulauSumateraFi : jumlah penduduk masing-masing propinsi di Pulau SumateraN : jumlah penduduk PulauSumatera

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Perkembangan PertumbuhanEkonomi dan PendapatanPerkapita Antar Wilayah DiPulau Sumatera.Produk Domestik Regional Bruto(PDRB) merupakan salah satuindikator penting untuk mengetahuikondisi perekonomian di suatuwilayah dalam suatu periode tertentu,biasanya satu tahun. PerkembanganPDRB atas dasar harga konstanmerupakan salah satu indikatorpenting untuk melihat seberapa besarpertumbuhan ekonomi di suatuwilayah. Pertumbuhan ekonomimerupakan salah satu indikator yangdigunakan untuk mengevaluasi hasil-hasil pembangunan.

Pertumbuhan ekonomi Propinsidi wilayah Pulau Sumateradidominasi sector pertanian danpertambangan. Propinsi NanggroeAceh Darussalam memiliki sectorunggulan dibidang pertambangan,Propinsi Sumatera Utara berpotensidi sector pertanian, peternakan ,kehutanan dan perikanan.Pertumbuhan Ekonomi SumateraUtara tahun 2008 yang diukurberdasarkan kenaikan ProdukDomestik Regional Bruto (PDRB)atas dasar konstan 2000 meningkat6,39 persen terhadap tahun 2007.

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7 April 2013

Page 5: Analisa Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah Di Pulau Sumatera. (Etik Umiyati, 2012)

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 46

Pertumbuhan tertinggi dicapai olehsektor keuangan dan jasa perusahaandan jasa perusahaan sebesar 11,30persen.Disusul oleh sektor jasa-jasa 9,48persen, sektor pengangkutan dankomunikasi 8,89 persen, sektorbangunan 8,10 persen, sektorpertanian sebesar 6,05 persen.Sedangkan 2 (dua) sektorperekonomian yang lain hanyaberhasil tumbuh dibawah 5 persen.Besaran PDRB Sumatera Utara padatahun 2008 atas dasar harga berlakutercapai sebesar Rp.213,93 triliun,sedangkan atas dasar harga konstan2000 sebesar Rp.106,17 triliun.Terhadap pertumbuhan ekonomiSumatera Utara tahun sebesar 6,39persen, sektor pertanian memberisumbangan sebesar 1,45 persen,disusul oleh sektor perdagangan,hotel, dan restoran sebesar 1,13persen, sektor jasa-jasa 0,91 persen,sektor pengangkutan dan komunikasi0,81 persen, sektor keuangan,persewahan, dan jasa perusahaan 0,76persen, dan sisanya oleh keempatsektor lainnya.

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7 April 2013

Propinsi Sumatera Barat memilikipotensi pada sector pertanian,perdagangan dan jasa. PropinsiRiau merupakan Propinsi yangmemiliki potensi sumberdaya alamdari sector pertambangan danmemiliki banyak kandunganminyak bumi. Propinsi Jambi lebihdominan pada sector petaniankhususnya dibidang perkebunan.Propinsi Sumatera Selatanmemiliki perekonomian yangcukup tinggi karena potensiminyak dan gas, sedangkanLampung kontribusi PDRBdidominasi oleh sector pertaniansalah satunya antara lainperkebunan tanaman tebu yangcukup luas.

Page 6: Analisa Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah Di Pulau Sumatera. (Etik Umiyati, 2012)

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Halaman 47

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7 April 2013

Page 7: Analisa Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah Di Pulau Sumatera. (Etik Umiyati, 2012)

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7, April,2013

Halaman 48

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwaPropinsi Sumatera Utara mempunyaiangka PDRB berdasarkan harga konstanyang cukup tinggi jika dibandingkandengan propinsi lainnya, sementaraPropinsi yang mempunyai PDRB terendahadalah Bengkulu. Struktur perekonomianProvinsi Bengkulu masih didominasi olehsektor pertanian, sektor perdagangan,hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa.Besarnya pendapatan regional per kapitadalam hal ini PDRB per kapita merupakansalah satu indikator yang digunakan untukmengukur tingkat kesejahteraan penduduk.Untuk lebih meningkatkan pendapatan perkapita, maka laju pertumbuhan ekonomiharus ditingkatkan dan sebaliknya lajupertumbuhan penduduk perlu untukdikendalikan. Karena pada dasarnya lajupertumbuhan penduduk yang cepat akanberpengaruh terhadap pembangunanekonomi terutama sekali terhadapperkembangan pendapatan regional.Semakin tinggi laju pertumbuhanpenduduk maka semakin rendahpendapatan regionalnya dan sebaliknyasemakin rendah laju pertumbuhanpenduduk maka semakin tinggipendapatan regionalnya dengan asumsilaju pertumbuhan ekonominya tetap. Olehsebab itu pengendalian penduduk gunameningkatkan pendapatan regional harusdipikirkan baik oleh pemerintah maupunmasyarakat.

4.2. Analisa KetimpanganPembangunan Antarwilayahdi Pulau SumateraBeberapa faktor yangmempengaruhi ketimpanganterjadi di provinsi dan kabupatenkota yang baru diantaranyaadalah kesenjangan strukturalakibat aktivitas perekonomianyang terlalu bertumpu padasektor-sektor tertentu (biasanyasektor primer; pertaniantradisional), keterbatasan sumberdaya yang berimplikasi padatingginya angka penganggurandan kemiskinan, rendahnyaakses masyarakat terhadapfasilitas kesehatan danpendidikan yang berdampakpada indeks pembangunanmanusia serta jumlah dankualitas infrastruktur yang burukkarena tidak ditunjang olehalokasi anggaran yang cukupuntuk pembangunan danpemeliharaan. Pembangunansecara umum dapat diupayakanmelalui kenaikan lajupertumbuhan ekonomi ataudengan kata lain tingginya lajupertumbuhan ekonomi akanberdampak pada perbaikankesejahteraan dan perekonomiansecara keseluruhan.Namun sering terjadi, tingginyalaju pertumbuhan ekonomi tidakotomatis mengurangiketimpangan yang ada.

Page 8: Analisa Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah Di Pulau Sumatera. (Etik Umiyati, 2012)

Halaman Tulisan Jurnal (Isi/Materi Jurnal)

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7, April,2013

Halaman 49

Apabila dilihat rata-rata IndeksWilliamson masing-masingPropinsi di Pulau Sumatera, makaada kecenderungan tingkatketimpangan pembangunan kecildan relative merata, hal ini dapatdilihat dari nilai indeksnyamendekati angka nol. Dengansemakin majunya pembangunanekonomi suatu daerah diharapkanangka pemerataan pembangunanjuga semakin merata. Berdasarkangrafik dibawah ini terlihat adabeberapa Propinsi yang mempunyairata-rata indeks Williamson yangcenderung lebih tinggi jikadibandingkan dengan wilayahPropinsi lainnya, yaitu PropinsiRiau sebesar 0,322 dan KEPRIsebesar 0,325.

V. KESIMPULANMasalah ketimpangan pembangunanantar daerah tidak hanya tampakpada wajah ketimpanganPerekonomian Pulau Jawa saja,tetapi juga Luar Pulau Jawa, salahsatunya adalah Pulau Sumatera.angka ketimpangan pembangunanantarwilayah menunjukkan bahwaPropinsi Kepulauan Riaumempunyai angka indeks yangrelatiF tertinggi jika dibandingkandengan Propinsi lainnya, hal inidisebabkan karena propinsi iniadalah salah satu propinsi pemekarandari Propinsi Riau. Untuk wilayahPropinsi lainnya seperti NanggroeAceh Darussalam, Sumatera Utara,Sumatera Barat, Sumatera Barat,Jambi, Bengkulu dan BangkaBelitung mempunyai angka indekscenderung mendekati nol atau relatiflebih merata.

Page 9: Analisa Pertumbuhan Ekonomi Dan Ketimpangan Pembangunan Antar Wilayah Di Pulau Sumatera. (Etik Umiyati, 2012)

Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7, April,2013

DAFTAR PUSTAKA

Dumairy, 1999, Perekonomian Indonesia, Yogyakarta : Bagian Penerbitan Erlangga.Glasson, John, 1997, Pengantar Perencanaan Regional, diterjemahkan Paul

Sitohang,Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Irawan dan M. Suparmoko. 1987. Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta : Liberty.Triyanto W, Hg. Suseno, 1991, Indikator Ekonomi, Yogyakarta : Kansisus.Irwan dan Suparmoko, 1987. Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta : Liberty.

Kuncoro, Mudrajad, 1997, Ekonomi Pembangunan, Yogyakarta :UPPAMPYKPN.

Todaro, Michael P. 1990, Ekonomi Pembangunan Di Dunia Ketiga, Jakarta:Erlangga.

Richarson, Harry W, 2001, Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional,(diterjemahkanPaul Sitohang), Edisi Revisi 2001, Jakarta : Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia.

Sudibyo, Bambang dkk, 1995, Kemiskinan dan Kesenjangan di IndonesiaYogyakarta : Bagian Penerbitan Aditya Media.

Sukirno, Sadono, Ekonomi Pembangunan, 1985, Jakarta : Fakultas EkonomiUniversitas Indinesia, Bima Grafika.

Sjafrizal, 1997, Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional WilayahIndonesia Bagian Barat, Jakarta, Jurnal Buletin Prisma.

Sumitro, Djojohadikusumo, 1987, Dasar Teori Ekonomi Pertumbuhan danPembangunan, Jakarta : Bagian Penerbitan : LP3ES.

Thee Kian Wie, 1982, Perekonomian di Negara Berkembang, Jakarta : Pustaka Jaya.Tambunan, Tulus TH. 2001, Perekonomian Indonesia, Jakarta : Ghalia Indonesia,

Jakarta.

Halaman 50