analisis dampak kebisingan klmpk kesmas amdal

5
Analisis dampak kebisingan Pada tahap pra konstruksi dalam membangun gedung baru FISIP,banyak dilakukan kegiatan-kegiatan yang menimbulkan suara kebisingan. suara-suara yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan pra konstruksi dapat menyebabkan pendengaran terganggu sehingga dalam jangka waktu yang lama, system pendengaran akan semakin menurun. Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam membangun gedung baru FISIP diantaranya bulldozer, backhoe loader, dan tower lift barang. Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam membangun gedung baru FISIP di satu sisi sangat penting bagi pembangunan namun juga ternyata membawa dampak negatif bagi kesehatan manusia khususnya tenaga kerja (Depnaker, 1995: 19). Penggunaan teknologi yang tinggi di tempat kerja dalam hal sarana dan prasarana yang menghasilkan suara atau bunyi atau kegaduhan yang tidak diinginkan (bising) akan menimbulkan gangguan kesehatan khususnya pada pekerja, yaitu terjadinya penyakit akibat kerja. Bising yang sangat keras (di atas 85 dB untuk daerah pabrik, industri dan sejenisnya) dapat menyebabkan kemunduran yang serius pada kondisi kesehatan seseorang pada umumnya, dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sementara, yang lambat laun dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen. Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan pendengaran antara lain adalah intensitas kebisingan, frekuensi kebisingan, dan lamanya orang tersebut

Upload: ayu-dwi

Post on 24-Jun-2015

162 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Dampak Kebisingan Klmpk Kesmas Amdal

Analisis dampak kebisingan

Pada tahap pra konstruksi dalam membangun gedung baru FISIP,banyak dilakukan

kegiatan-kegiatan yang menimbulkan suara kebisingan. suara-suara yang dihasilkan oleh seluruh

kegiatan pra konstruksi dapat menyebabkan pendengaran terganggu sehingga dalam jangka

waktu yang lama, system pendengaran akan semakin menurun.

Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam membangun gedung baru FISIP

diantaranya bulldozer, backhoe loader, dan tower lift barang. Mesin-mesin dan peralatan yang

digunakan dalam membangun gedung baru FISIP di satu sisi sangat penting bagi pembangunan

namun juga ternyata membawa dampak negatif bagi kesehatan manusia khususnya tenaga kerja

(Depnaker, 1995: 19). Penggunaan teknologi yang tinggi di tempat kerja dalam hal sarana dan

prasarana yang menghasilkan suara atau bunyi atau kegaduhan yang tidak diinginkan (bising)

akan menimbulkan gangguan kesehatan khususnya pada pekerja, yaitu terjadinya penyakit akibat

kerja. Bising yang sangat keras (di atas 85 dB untuk daerah pabrik, industri dan sejenisnya)

dapat menyebabkan kemunduran yang serius pada kondisi kesehatan seseorang pada umumnya,

dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sementara, yang lambat

laun dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen. Faktor-faktor yang mempengaruhi

timbulnya gangguan pendengaran antara lain adalah intensitas kebisingan, frekuensi kebisingan,

dan lamanya orang tersebut berada di tempat atau di dekat sumber bunyi, baik dari hari ke hari

atau seumur hidup (Azrul Azwar, 1990: 65).

Kebisingan dapat menimbulkan pengaruh yang luas, tidak hanya mempengaruhi

kapasitas pendengaran kita, tetapi juga fungsi-fungsi tubuh yang lain. Pengaruh kebisingan

terhadap tubuh sama seperti pengaruh stress terhadap tubuh manusia. (Wahyuningsih, 2002 : 76).

Kebisingan adalah suatu masalah yang memerlukan usaha-usaha keras dari berbagai bidang, dan

tidak dapat dipecahkan hanya dengan ilmu pengetahuan, keahlian teknik dan disiplin ilmu sosial

saja.

Menurut Wahyuningsih, (2002: 79), pengaruh bising terhadap kesehatan seseorang

adalah diantaranya sebagai berikut : 1) hilangnya daya dengar (ketulian), 2) kerusakan gendang

telinga, 3) gangguan percakapan, 4) kejengkelan, 5) mengalihkan perhatian, 6) kelelahan.

Page 2: Analisis Dampak Kebisingan Klmpk Kesmas Amdal

Menurut Siswanto, (1991: 35), seperti yang dikutip dari Allan Bell, selain menyebabkan

ketulian, kebisingan juga menyebabkan gangguan-gangguan komunikasi, gangguan tidur,

gangguan pelaksanaan tugas, dan perasaan-perasaan tidak senang atau mudah marah.

1) Gangguan Komunikasi Jika seseorang berbicara di suatu tempat yang bising, maka suara

orang tersebut akan sulit ditangkap atau dimengerti oleh pendengarnya. Pembicara

tersebut tidak jarang harus berteriak atau mendekat pada lawan bicaranya. Gangguan

komunikasi ini disebabkan oleh “Masking Effect” dari Back Ground Noise yang

intensitasnya cukup tinggi (Siswanto, 1991: 35).

2) Gangguan Tidur

Beberapa peneliti telah menemukan bahwa persentase seseorang akan terbangun dari

tidurnya adalah 5 % pada tingkat intensitas suara 40 dBA dan meningkat sampai 30 %

pada 70 dBA. Hampir setiap orang akan terbangun tidurnya pada tingkat intensitas suara

100 dBA – 120 dBA (Siswanto, 1991: 35).

3) Gangguan Pelaksanaan Tugas

Gangguan ini menurut beberapa penelitian yang dilakukan di laboratorium menunjukkan

hasil yang kadang-kadang saling bertentangan. Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik

dari hasil studi yang dilakukan adalah : 1) kebisingan yang terputus-putus (intermittent

noise), adalah lebih mengganggu dari pada kebisingan yang kontinyu dan intermittent

noise yang belum dikenal

sebelumnya oleh seseorang adalah lebih mengganggu daripada yang sudah dikenal

(familiar interrupted noise), 2) pekerjaan yang rumit (complex work) akan lebih banyak

mengganggu daripada simple work, 3) kebisingan dengan frekuensi tinggi (> 1000 Hz)

adalah lebih mengganggu daripada frekuensi rendah, 4) kebisingan lebih banyak

mengganggu kecermatan, dan ketelitian kerja seseorang daripada terhadap kuantitas kerja

(Siswanto, 1991: 35).

4) Perasaan Tidak Senang atau Mudah Marah, kejengkelan (Annoyance)

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu 1) karakteristik kebisingan, meliputi

tingkat, intensitas dan frekuensinya, dan 2) kepekaan seseorang terhadap suara (Siswanto,

1991: 35). Gangguan Pendengaran juga dapat disebabkan oleh faktor lain misalnya

dengan bertambahnya umur. Istilah dalam kedokteran untuk menyatakan berkurangnya

pendengaran seiring dengan bertambahnya umur disebut dengan presbyacusis ( J.J.

Page 3: Analisis Dampak Kebisingan Klmpk Kesmas Amdal

Ballenger, 1997 : 311). Commite On Conservation Of Hearing Of The American

Academy Of Otolaryngology menyatakan bahwa seseorang yang dalam Usia produktif

yaitu 15 – 55 tahun dapat terhindar dari presbyacusis jika tidak ada riwayat penyakit

telinga. ( J.J. Ballenger, 1997 : 322). Secara umum Presbyacusis terjadi pada orang

dengan usia lebih dari 60 tahun. Penurunan pendengaran dipengaruhi oleh usia dan jenis

kelamin, pada laki-laki lebih cepat dibandingkan pada perempuan ( Efiaty A.S., Nurbaiti

Iskandar, 1997 : 33 ).

Kegiatan pra konstruksi yang mempunyai potensi menjadi sumber dampak terhadap

kualitas udara dan kebisingan adalah pematangan lahan dan mobilisasi material

bangunan. Secara langsung,kegiatan ini akan mempengaruhi kualitas udara dan

kebisingan wilayah tersebut. Dengan meningkatnya intensitas lalulintas kendaraan

selama tahap ini akan meningkatkan konsentrasi debu. Mengingat cukup tingginya

konsentrasi debu dan kebisingan terutama di Jalan raya tempat lalu lintas masyarakat

setempat, maka kegiatan pematangan lahan dan mobilisasi material bangunan

disimpulkan dapat memberikan dampak negatif sedang dan penting.

Sumber :

http://irep-irff.org/doc/amdal/Kuala_Langsa_RE_Juli_2008.pdf

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH2d9b/be4cf5c5.dir/doc.pdf