analisis dampak kebisingan klmpk kesmas amdal
TRANSCRIPT
![Page 1: Analisis Dampak Kebisingan Klmpk Kesmas Amdal](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073101/5571f84749795991698d0e57/html5/thumbnails/1.jpg)
Analisis dampak kebisingan
Pada tahap pra konstruksi dalam membangun gedung baru FISIP,banyak dilakukan
kegiatan-kegiatan yang menimbulkan suara kebisingan. suara-suara yang dihasilkan oleh seluruh
kegiatan pra konstruksi dapat menyebabkan pendengaran terganggu sehingga dalam jangka
waktu yang lama, system pendengaran akan semakin menurun.
Mesin-mesin dan peralatan yang digunakan dalam membangun gedung baru FISIP
diantaranya bulldozer, backhoe loader, dan tower lift barang. Mesin-mesin dan peralatan yang
digunakan dalam membangun gedung baru FISIP di satu sisi sangat penting bagi pembangunan
namun juga ternyata membawa dampak negatif bagi kesehatan manusia khususnya tenaga kerja
(Depnaker, 1995: 19). Penggunaan teknologi yang tinggi di tempat kerja dalam hal sarana dan
prasarana yang menghasilkan suara atau bunyi atau kegaduhan yang tidak diinginkan (bising)
akan menimbulkan gangguan kesehatan khususnya pada pekerja, yaitu terjadinya penyakit akibat
kerja. Bising yang sangat keras (di atas 85 dB untuk daerah pabrik, industri dan sejenisnya)
dapat menyebabkan kemunduran yang serius pada kondisi kesehatan seseorang pada umumnya,
dan bila berlangsung lama dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sementara, yang lambat
laun dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen. Faktor-faktor yang mempengaruhi
timbulnya gangguan pendengaran antara lain adalah intensitas kebisingan, frekuensi kebisingan,
dan lamanya orang tersebut berada di tempat atau di dekat sumber bunyi, baik dari hari ke hari
atau seumur hidup (Azrul Azwar, 1990: 65).
Kebisingan dapat menimbulkan pengaruh yang luas, tidak hanya mempengaruhi
kapasitas pendengaran kita, tetapi juga fungsi-fungsi tubuh yang lain. Pengaruh kebisingan
terhadap tubuh sama seperti pengaruh stress terhadap tubuh manusia. (Wahyuningsih, 2002 : 76).
Kebisingan adalah suatu masalah yang memerlukan usaha-usaha keras dari berbagai bidang, dan
tidak dapat dipecahkan hanya dengan ilmu pengetahuan, keahlian teknik dan disiplin ilmu sosial
saja.
Menurut Wahyuningsih, (2002: 79), pengaruh bising terhadap kesehatan seseorang
adalah diantaranya sebagai berikut : 1) hilangnya daya dengar (ketulian), 2) kerusakan gendang
telinga, 3) gangguan percakapan, 4) kejengkelan, 5) mengalihkan perhatian, 6) kelelahan.
![Page 2: Analisis Dampak Kebisingan Klmpk Kesmas Amdal](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073101/5571f84749795991698d0e57/html5/thumbnails/2.jpg)
Menurut Siswanto, (1991: 35), seperti yang dikutip dari Allan Bell, selain menyebabkan
ketulian, kebisingan juga menyebabkan gangguan-gangguan komunikasi, gangguan tidur,
gangguan pelaksanaan tugas, dan perasaan-perasaan tidak senang atau mudah marah.
1) Gangguan Komunikasi Jika seseorang berbicara di suatu tempat yang bising, maka suara
orang tersebut akan sulit ditangkap atau dimengerti oleh pendengarnya. Pembicara
tersebut tidak jarang harus berteriak atau mendekat pada lawan bicaranya. Gangguan
komunikasi ini disebabkan oleh “Masking Effect” dari Back Ground Noise yang
intensitasnya cukup tinggi (Siswanto, 1991: 35).
2) Gangguan Tidur
Beberapa peneliti telah menemukan bahwa persentase seseorang akan terbangun dari
tidurnya adalah 5 % pada tingkat intensitas suara 40 dBA dan meningkat sampai 30 %
pada 70 dBA. Hampir setiap orang akan terbangun tidurnya pada tingkat intensitas suara
100 dBA – 120 dBA (Siswanto, 1991: 35).
3) Gangguan Pelaksanaan Tugas
Gangguan ini menurut beberapa penelitian yang dilakukan di laboratorium menunjukkan
hasil yang kadang-kadang saling bertentangan. Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik
dari hasil studi yang dilakukan adalah : 1) kebisingan yang terputus-putus (intermittent
noise), adalah lebih mengganggu dari pada kebisingan yang kontinyu dan intermittent
noise yang belum dikenal
sebelumnya oleh seseorang adalah lebih mengganggu daripada yang sudah dikenal
(familiar interrupted noise), 2) pekerjaan yang rumit (complex work) akan lebih banyak
mengganggu daripada simple work, 3) kebisingan dengan frekuensi tinggi (> 1000 Hz)
adalah lebih mengganggu daripada frekuensi rendah, 4) kebisingan lebih banyak
mengganggu kecermatan, dan ketelitian kerja seseorang daripada terhadap kuantitas kerja
(Siswanto, 1991: 35).
4) Perasaan Tidak Senang atau Mudah Marah, kejengkelan (Annoyance)
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu 1) karakteristik kebisingan, meliputi
tingkat, intensitas dan frekuensinya, dan 2) kepekaan seseorang terhadap suara (Siswanto,
1991: 35). Gangguan Pendengaran juga dapat disebabkan oleh faktor lain misalnya
dengan bertambahnya umur. Istilah dalam kedokteran untuk menyatakan berkurangnya
pendengaran seiring dengan bertambahnya umur disebut dengan presbyacusis ( J.J.
![Page 3: Analisis Dampak Kebisingan Klmpk Kesmas Amdal](https://reader035.vdocuments.pub/reader035/viewer/2022073101/5571f84749795991698d0e57/html5/thumbnails/3.jpg)
Ballenger, 1997 : 311). Commite On Conservation Of Hearing Of The American
Academy Of Otolaryngology menyatakan bahwa seseorang yang dalam Usia produktif
yaitu 15 – 55 tahun dapat terhindar dari presbyacusis jika tidak ada riwayat penyakit
telinga. ( J.J. Ballenger, 1997 : 322). Secara umum Presbyacusis terjadi pada orang
dengan usia lebih dari 60 tahun. Penurunan pendengaran dipengaruhi oleh usia dan jenis
kelamin, pada laki-laki lebih cepat dibandingkan pada perempuan ( Efiaty A.S., Nurbaiti
Iskandar, 1997 : 33 ).
Kegiatan pra konstruksi yang mempunyai potensi menjadi sumber dampak terhadap
kualitas udara dan kebisingan adalah pematangan lahan dan mobilisasi material
bangunan. Secara langsung,kegiatan ini akan mempengaruhi kualitas udara dan
kebisingan wilayah tersebut. Dengan meningkatnya intensitas lalulintas kendaraan
selama tahap ini akan meningkatkan konsentrasi debu. Mengingat cukup tingginya
konsentrasi debu dan kebisingan terutama di Jalan raya tempat lalu lintas masyarakat
setempat, maka kegiatan pematangan lahan dan mobilisasi material bangunan
disimpulkan dapat memberikan dampak negatif sedang dan penting.
Sumber :
http://irep-irff.org/doc/amdal/Kuala_Langsa_RE_Juli_2008.pdf
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH2d9b/be4cf5c5.dir/doc.pdf