makalah klmpk a7
DESCRIPTION
iiiTRANSCRIPT
Berat Badan Lahir Rendah – Sesuai Masa Kehamilan
Nama kelompok A7:
Angela Yosephine Theodora
Ferdina maria ginting - 102008225
Winda Victoria – 102009103
Dedik Cahyono – 102009140
Feliani – 102009184
Mohamad Amirul Azwan - 102009270
Nur Ayuni Bt Mohd Ruduan- 102009315
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510
1
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan……………………………………………………………………………………………………………..........3
BAB II
Isi
Anamnesis……………………………………………………………..………………………………………..………..5
Pemeriksaan………………………………….…………………………………………………………………..……..6
Diagnosis……………………………………………………..………………………………………………………..11
Etiologi…………………………………………………………………..…………………………………………..….14
Epidemiologi…………………………………………………………………………………………………………15
Patofisiologi……………………………………………………………………………………………………………17
Komplikasi………………………………………………………………...…………………………………………...18
Penatalaksanaan………………………………………………………………………………………………….....20
Pencegahan……………………………………………………………………………………………………………23
Prognosis……………………………………………………………………………….………………………………24
BAB III
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………24
Daftarpustaka…………………………………………………………………………….………………………………...25
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Prematuritas mengacu pada kategori yang luas dari neonatus yang lahir pada
usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Meskipun perkiraan tanggal persalinan adalah
40 minggu kehamilan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperluas jangkauan
jangka waktu penuh untuk memasukkan 37-42 minggu usia kehamilan 40 minggu.1
Bayi yang baru lahir memiliki tantangan fisiologis ketika banyak beradaptasi
dengan lingkungan ekstrauterin. Morbiditas yang serius terjadi pada bayi dengan berat
badan lahir sangat rendah (BBLSR). Neonatus yang hapir aterm (usia kehamilan 34-
36 minggu) menyebabkan masalah prematuritas yang mencakup ketidaksepurnaan
dalam makan, ketidakstabilan suhu, dan penyakit kuning yang berkepanjangan.1
1.2. Tujuan
Agar mahasiswa memahami Berat Badan Lahir Rendah – Sesuai Masa Kehamilan
dari berbagai aspek.
SEKENARIO 7
Seorang mahasiswa berusia 18 tahun G1P0A0 melahirkan anaknya dengan
masa gestasi 36 minggu di rumah bersalin. Berat badan lahir (BBL) 2140 gram,
panjang badan lahir (PBL) 45 cm. Apgar score 6/8.
2.1. Identifikasi Masalah : Tidak ada
2.2. Rumusan Masalah
Wanita 18 tahun G1P0A0 melahirkan anaknya dengan masa gestasi 36
minggu di rumah bersalin. Berat badan lahir (BBL) 2140 gram, panjang badan lahir
(PBL) 45 cm. Apgar score 6/8.
3
2.3. Analisis Masalah
`
2.4. Hipotesis
Bayi lahir dengan masa gestasi 36 minggu<BBL 2140, PBL 45cm, Apgar
score 6/8, termasuk klasifikasi BBLR-SMK.
2.5. Sasaran Pembelajaran
1. Menjelaskan mengenai anamnesa dan pemeriksaan fisik serta penunjang
dalam mendiagnosis kasus tersebut
2. Menjelaskan mengenai etiologi, epidemiologi dan patofisiologi.
3. Menjelaskan mengenai komplikasi dan penatalaksanaannya.
4. Menjelaskan mengenai prognosis dan pencegahannya.
4
Wanita 18 tahun G1P0A0 melahirkan anaknya dengan masa gestasi 36 minggu di rumah bersalin. Berat
badan lahir (BBL) 2140 gram, panjang badan lahir (PBL) 45 cm. Apgar score
6/8.
Epidemiologi
Pemeriksaan
DiagnosisPenatalaksanaan
Patofisiologis Etiologi
Komplikasi
Pencegahan
Prognosis Anamnesis
BAB II
ISI
3.1. Anamnesis
Anamnesis adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan wawancara. Anamnesis
dapat dilakukan langsung kepada pasien, yang disebut autoanamnesis, atau dilakukan
terhadap orang tua, wali, orang yang dekat dengan pasien, atau sumber lain, disebut
sebagai aloanamnesis.2
1. Identitas :
- Nama (+ nama keluarga)
- Umur/ usia
- Jenis kelamin
- Nama orang tua
- Alamat
- Umur/ pendidikan/ pekerjaan orang tua
- Agama dan suku bangsa
2. Riwayat penyakit :
Keluhan utama
- Keluhan/ gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat
- Tidak harus sejalan dengan diagnosis utama
3. Riwayat penyakit dahulu
Adakah riwayat perdarahan?
Adakah riwayat hipertensi?
Adakah riwayat diabetes mellitus
4. Obat-obatan
Adakah pasien mempunyai alergi?
Adakah pasien mengkosumsi obat
5. Riwayat keluarga dan social
Berkaitan dengan pertanyaan seputar penyakit ini, dapat ditanyakan beberapa hal:
1. Jika pernah hamil dan partus sebelum ini, adakah terdapat kondisi seperti ini
sebelumnya.
2. Adakah terdapat sebarang komplikasi/ kelainan sepnajnag masa kehamilan.
3. Adakah ibu tersebut mendapat asupan gizi yang baik.
5
4. Adakah pasien mempunyai hipertensi gestational (pre-eklampsia)
5. Adakah pasien penderita Diabetes Mellitus
3.2. Pemeriksaan
Pemeriksaan fisik
Nilai normal hasil pemeriksaan pada bayi baru lahir:
Frekuensi nafas 40-60 kali per menit.
Denyut nadi 90-180 per menit (selama aktivitas).
Denyut nadi bayi prematur yang tenang 140-150 per menit.
Pada pemeriksaan fisik, dilakukan penilaian melalui criteria fisis dan neurologi
neonatus. Biasanya dilakukan scoring melalui system Apgar2 dan New Ballad Score
System1,2.
Sistem APGAR 2,3
Skor Apgar adalah sebuah metode yang diperkenalkan pertama kali pada
tahun 1952 oleh Dr. Virginia Apgar sebagai sebuah metode sederhana untuk secara
cepat menilai kondisi kesehatan bayi baru lahir sesaat setelah kelahiran.
Kata "Apgar" belakangan dibuatkan jembatan keledai sebagai singkatan dari
Appearance, Pulse, Grimace, Activity, Respiration (warna kulit, denyut jantung,
respons refleks, tonus otot/keaktifan, dan pernapasan), untuk mempermudah
menghafal.2,3
Figure 1: Skor APGAR
6
Figure 2: Penilaian APGAR
Namun, perlu diperhatikan juga bahawa skor Apgar mempunyai limitasi.
Penting untuk mengetahui keterbatasan skor Apgar.3 Skor Apgar adalah ekspresi dari
kondisi fisiologis bayi, memiliki kerangka waktu yang terbatasdan mencakup
komponen subyektif. Selain itu, gangguan biokimia harus signifikan sebelum skor
dipengaruhi. Unsur-unsur nilai seperti tone, warna, dan iritabilitas refleks sebagian
tergantung pada kematangan fisiologis bayi. Bayi prematur. yang sehat dengan tidak
ada bukti asfiksia dapat menerima skor yang rendah hanya karena immaturity.4,5
Sejumlah faktor dapat mempengaruhi skor Apgar, termasuk namun tidak terbatas
pada obat-obatan, trauma, kelainan kongenital, infeksi, hipoksia, hipovolemia, dan
prematur. kelahiran Insiden skor Apgar rendah berbanding terbalik dengan berat lahir,
dan skor rendah terbatas dalam memprediksi morbiditas atau mortalitas. Dengan
demikian, tidaklah tepat untuk menggunakan skor Apgar sendiri untuk menetapkan
diagnosis asfiksia.
7
Sistem NEW BALLAD SCORE 3
Sistem ini digunapakai untuk menilai maturitas neuromuscular serta maturitas fisik.
1. Maturitas neuromuscular2,3
a. Postur
b. Square window
c. Arm recoil
d. Sudut popliteal
e. Tanda scarf
f. Heel to ear
2. Maturitas fisik2,3
a. Kulit
b. Lanugo
c. Permukaan plantar
8
d. Mata/telinga
e. Alat kelamin (pria)
f. Alat kelamin (wanita)
Figure 3: Skoring New Ballad (maturitas neuromuscular)
9
Figure 4: Skoring New Ballad (maturitas fisik)
Figure 5: Nilai penilaian New Ballad Score
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah untuk mendeteksi sebarang kelainan
yang dapat terkait dengan anak yang lahir dengan berat badan rendah. Antaranya,
10
Tes Darah 1,2
Complete blood count: anemia dan polisitemia
Hitung WBC: kelainan neutrofil yang immature serta infeksi
Tes Coombs: identifikasi antibody terhadap SDM fetal. Resiko jaundice dan
kernicterus akan meningkat jika terdapat inkompatibilitas ini.
Analisis Serum Elektrolit, 1,2,3
Melalui analisis serum elektrolit, dapat ditentukan berbagai kelainan, seperti fungsi
ginjal yang immature serta keupayaan respirasi anak yang terganggu akibat
ketidakseimbangan elektrolit.
Analisis konsentrasi glukosa 3
Resiko hipoglikemia dan hiperglikemia meningkat pada bayi premature.
Gambaran Radiologi 2
Tes radiologi hanya diindikasikan pada organ yang spesifik pada anak tersebut.
3.3. Diagnosis
Working diagnosis
Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta penunjang, maka didapatkan
diagnosa penyakit sebagai Bayi dengan BBLR-SMK (Berat Badan Lahir Rendah,
Sesuai Masa Kehamilan)2,3
Bayi dengan BBLR-SMK atau disebut juga prematur murni adalah bayi yang
lahir dengan berat badan di bawah berat normal (2500 gram), namun normal atau
sesuai dengan masa kehamilan ibu.
2.1.1 Klasifikasi bayi menurut berat lahir dan masa gestasi 2-6
Masa gestasi atau umur kehamilan adalah masa sejak terjadinya konsepsi
sampai dengan saat kelahiran, dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Klasifikasi bayi baru lahir berdasarkan masa gestasi, yaitu:
Bayi kurang bulan (BKB),
yaitu bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi <37 minggu (259 hari).
Bayi cukup bulan (BCB),
11
bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi antara 37-42 minggu (259 -
293 hari)
Bayi lebih bulan (BLB),
bayi yang dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (294 hari).
Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang di timbang dalam waktu 1 jam
pertama setelah lahir. Bayi lahir berdasarkan berat badan dapat dikelompokan menjadi
:
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
BBLR adalah neonatus dengan berat badan lahir pada saat kelahiran
kurang dari 2500 gram (sampai 2499 gram). Dahulu bayi ini dikatakan
prematur kemudian disepakati disebut low birth weight infant atau
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Karena bayi tersebut tidak
selamanya prematur atau kurang bulan tetapi dapat cukup bulan
maupun lebih bulan. Penelitian oleh gruendwald, menunjukkan bahwa
sepertiga bayi berat lahir rendah adalah bayi aterm. Bayi dengan BBLR
dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu Prematur murni dan
Dismaturitas
1) Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang
dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat
badan untuk masa kehamilan, atau biasa disebut neonatus kurang
bulan sesuai masa kehamilan.
2) Dismaturitas atau Kecil untuk masa kehamilan adalah bayi lahir
dengan berat badan kurang dari berat badan sesungguhnya untuk
masa kehamilan.
BBLR merupakan masalah penting dalam pengelolaannya karena
mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi,
kesukaran mengatur nafas tubuh sehingga mudah untuk menderita
hipotermia. Selain itu bayi dengan BBLR mudah terserang komplikasi
tertentu seperti ikterus, hipoglikomia yang dapat menyebabkan
kematian. Kelompok bayi berat lahir rendah yang dapat di istilahkan
dengan kelompok resiko tinggi, karena pada bayi berat lahir rendah
menunjukan angka kematian dan kesehatan yang lebih tinggi dengan
berat bayi lahir cukup.
12
Bayi Berat Lahir Normal
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan sampai
42 minggu dan berat badan lahir > 2500 - 4000 gram.
Bayi Berat Lahir Lebih
Bayi berat lahir lebih adalah Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir
lebih > 4000 gram. Bayi dengan berat lahir lebih bisa disebabkan
karena adanya pengaruh dari kehamilan posterm, bila terjadi perubahan
anatomik pada plasenta maka terjadi penurunan janin, dari penelitian
Vorher tampak bahwa sesudah umur kehamilan 36 minggu grafik rata-
rata pertumbuhan janin mendatar dan tampak adanya penurunan
sesudah 42 minggu. Namun seringkali pula plasenta masih dapat
berfungsi dengan baik sehingga berat janin bertambah terus sesuai
dengan bertambahnya umur kehamilan. Zwerdling menyatakan bahwa
rata-rata berat janin > 3600 gram sebesar 44,5% pada kehamilan
posterm, sedangkan pada kehamilan term sebesar 30,6 %. Risiko
persalinan bayi dengan berat >4000 gram pada kehamilan posterm
meningkat 2-4 kali lebih besar dari kehamilan term Selain itu faktor
risiko bayi berat lahir lebih adalah ibu hamil dengan penyakit diabetes
militus, ibu dengan DMG 40% akan melahirkan bayi dengan BB
berlebihan pada semua usia kehamilan.
13
Tabel perkembangan janin.
Diunduh dari http://www.cerebralpalsyinfo.com/CPFetal.html
3.4. Etiologi
Ada sejumlah alasan yang diketahui mengapa beberapa bayi lahir prematur.
Ada yang berhubungan dengan kondisi ibu, yang lain dengan kondisi janin.
Penyebab ibu, atau menyebabkan yang berkaitan dengan kondisi umum ibu,
meliputi:3,4
• Tekanan darah tinggi
• Infeksi
• penyalahgunaan zat
• trauma
• penyakit kronis
Kelahiran prematur juga bisa datang sebagai akibat dari komplikasi dengan
baik rahim atau plasenta. Ini termasuk:2,3
14
• serviks tidak kompeten, atau pembukaan dini leher rahim
• malformasi uterus
• kelebihan cairan ketuban, yang dapat menyebabkan tekanan di dalam rahim,
yang mengakibatkan kontraksi awal dan kelahiran
• malformasi atau detasemen awal plasenta
Kelahiran prematur juga dapat merupakan hasil dari penyebab janin, yang
meliputi:3,4,5
• Infeksi
• malformasi janin
• kelainan kromosom
Kelahiran prematur juga terjadi untuk alasan yang tidak diketahui. Sementara
beberapa wanita tahu bahwa mereka mungkin berisiko untuk lahir prematur dan dapat
membuat persiapan untuk itu, sebagian besar memiliki sebuah kelahiran prematur tak
terduga dan tidak terencana.
3.5. Epidemiologi
Lebih dari 1 dari 10 bayi yang dilahirkan prematur, mempengaruhi keluarga di
seluruh dunia.3 Lebih dari 1 juta anak meninggal setiap tahun karena komplikasi
kelahiran prematur. Banyak korban menghadapi seumur hidup kecacatan, termasuk
ketidakmampuan belajar dan masalah pendengaran serta visual.5 Tingkat kelahiran
prematur meningkat di hampir semua Negara dengan data yang dapat diandalkan.
Prematuritas merupakan penyebab utama kematian bayi baru lahir (bayi dalam 4
minggu pertama kehidupan) dan sekarang yang kedua terkemuka menyebabkan
kematian setelah pneumonia pada anak di bawah usia 5.5 Selain itu, kemajuan global
dlam kelansungan hidup dan kesehatan anak tidak dapat dicapai jika tidak diatasi
masalah ini.
15
Faktor predileksi:2
1. Ras: tiada faktor predileksi secara ras, karena bayi premature dapat lahir pada
setiap wanita pad setiap ras. Secara umum, ia sering terjadi pada wanita
dengan status sosioekonomi yang rendah
2. Kelamin: Pada satu kajian, diperlihatkan bahawan bayi laki-laki yang lahir
secara premature mempunyai resiko lebih tinggi untuk menghidap penyakit
sepsis, perdarahan intraventrikular disbanding bayi perempuan.
Faktor resiko2,3,5
1. Memiliki kelahiran prematur sebelumnya
2. Kehamilan dengan bayi kembar, kembar tiga atau kelipatan lain
3. Selang waktu kurang dari enam bulan antara kehamilan
4. Kehamilan melalui fertilisasi in vitro
5. Masalah dengan rahim, leher rahim atau plasenta
6. Merokok, minum alkohol atau menggunakan obat-obatan terlarang
7. Gizi yang buruk
8. Beberapa infeksi, terutama dari cairan ketuban dan saluran kelamin yang lebih
rendah
9. Beberapa kondisi kronis, seperti tekanan darah tinggi dan diabetes
10. Menjadi kurus atau kegemukan sebelum hamil
11. Stres hidup peristiwa, seperti kematian orang yang dicintai atau kekerasan
dalam rumah tangga
12. Multiple keguguran atau aborsi
13. cedera Fisik atau trauma
16
3.6. Patofisiologi
Sebelum lahir, plasenta mempunyai 3 peran utama bagi janin: penyediaan
semua nutrisi untuk pertumbuhan, penghapusan produk-produk limbah janin, dan
sintesis hormon yang mendorong pertumbuhan janin.2,3
Dengan pengecualian elektrolit besar, sirkulasi maternal berisi substrat lebih
(misalnya, glukosa darah) dari sirkulasi janin. Selain itu, plasenta aktif secara
metabolik dan mengkonsumsi glukosa. Limbah produk metabolisme janin (misalnya,
panas, urea, bilirubin, karbon dioksida) yang ditransfer melalui plasenta dan
dieliminasi oleh organ-organ ekskretoris ibu (yaitu, hati, paru, ginjal, kulit).2-6
Selain itu, plasenta bertindak sebagai penghalang terhadap infeksi makrofag
melalui mukosa dan dengan memungkinkan transfer imunoglobulin ibu
(imunoglobulin seperti imunoglobulin G [IgG]) untuk awal janin pada usia kehamilan
32-34 minggu. Disfungsi plasenta yang terlibat dalam transfer IgG.3,6 Aktivitas
antibakteri dari cairan ketuban meningkatkan kemajuan usia sebagai kehamilan.
Setiap organ yang belum matang dari bayi prematur memiliki keterbatasan
fungsional. Tugas perawat di unit perawatan intensif neonatal (NICUs) adalah untuk
mengenali dan memantau kebutuhan bayi masing-masing dan untuk memberikan
dukungan yang tepat hingga jatuh tempo fungsional dapat dicapai.
Gejala klinis.
Tanda-tanda bayi kurang bulan , antara lain:5
Kulit tipis dan mengkilap
Tulang rawan telinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan
Sempurna
Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama pada
punggung
Jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik
Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora
Pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum
turun
Rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian atau belum terbentuk
17
Kadang disertai dengan pernapasan tidak teratur
Aktifitas dan tangisanya lemah
Refleks menghisap dan menelan tidak efektif/lemah
3.7. Komplikasi
Sindrom distres pernafasan (RDS):
Sekitar 23.000 bayi dalam satu tahun (yang sebagian besar lahir sebelum
minggu ke-34 pada kehamilan) menderita masalah pernapasan. Bayi
dengan RDS kekurangan protein yang disebut surfaktan yang menjaga
kantung udara kecil di paru-paru dari kerusakan.
Pe\ngobatan dengan surfaktan membantu bayi bernapas lebih mudah
terpengaruh. Karena pengobatan dengan surfaktan diperkenalkan pada
tahun 1990, kematian akibat RDS telah berkurang sekitar setengah.
Mereka mungkin membutuhkan dukungan ventilator atau mereka dapat
menerima pengobatan yang disebut kontinu saluran udara tekanan positif
(CPAP).
Apnea
Bayi prematur kadang-kadang berhenti bernapas selama 20 detik atau
lebih. Ini merupakan gangguan pernapasan yang disebut apnea, dan bisa
disertai dengan denyut jantung lambat. Bayi prematur selalu dimonitor
untuk apnea. Jika bayi berhenti bernapas, perawat merangsang bayi untuk
mulai bernapas dengan menepuk-nepuk dia atau menyentuh telapak
kakinya.
Perdarahan intraventricular (IVH)
Pendarahan di otak terjadi pada beberapa bayi prematur. Mereka yang
lahir sebelum sekitar 32 minggu kehamilan beresiko tinggi. Perdarahan
biasanya terjadi dalam 3 hari pertama kehidupan dan umumnya
didiagnosis dengan USG.
Patent ductus arteriosus (PDA)
PDA adalah masalah hati yang sering terjadi pada bayi prematur. Sebelum
lahir, arteri besar yang disebut ductus arteriosus memungkinkan darah
melewati paru-paru karena janin mendapatkan oksigen melalui plasenta.
Duktus arteriosus biasanya menutup segera setelah lahir sehingga darah
dapat melakukan perjalanan ke paru-paru dan mengambil oksigen. Ketika
18
duktus arteriosus tidak menutup dengan benar, dapat menyebabkan gagal
jantung.
PDA dapat didiagnosis dengan bentuk khusus dari USG
(echocardiography) atau tes pencitraan lain. Bayi dengan PDA
diperlakukan dengan obat yang membantu menutup ductus arteriosus,
walaupun operasi mungkin diperlukan jika obat tidak bekerja.
Necrotizing enterocolitis (NEC)
Beberapa bayi prematur mengengalami masalah usus berpotensi
berbahaya 2 sampai 3 minggu setelah lahir. Hal ini dapat menyebabkan
kesulitan makan, pembengkakan perut dan komplikasi lainnya. NEC dapat
didiagnosis dengan tes darah dan tes imaging, seperti sinar-X.
Retinopati prematuritas (ROP)
ROP adalah pertumbuhan abnormal pembuluh darah di mata yang dapat
menyebabkan kehilangan penglihatan. Hal ini terjadi terutama pada bayi
yang dilahirkan sebelum 32 minggu kehamilan. ROP didiagnosis selama
pemeriksaan oleh dokter mata (dokter mata) beberapa minggu setelah
lahir.
Kebanyakan kasus adalah ringan dan sembuh sendiri dengan kehilangan
penglihatan sedikit atau tidak ada. Dalam kasus yang lebih parah, dokter
mata dapat mengobati pembuluh abnormal dengan laser atau dengan
krioterapi (pembekuan) untuk melindungi retina dan melindungi
penglihatan.
Ikterus (kuning)
Bayi prematur lebih mungkin mengalami ikterus dibandingkan bayi aterm,
karena hati mereka terlalu muda untuk mengeliminasi bilirubin dari darah.
Bayi dengan penyakit kuning memiliki warna kekuningan pada kulit dan
mata. Penyakit kuning sering adalah ringan dan biasanya tidak berbahaya.
Namun, jika bilirubin meningkat terlalu tinggi, dapat menyebabkan
kerusakan otak.
Tes darah menunjukkan ketika tingkat bilirubin terlalu tinggi, sehingga
penyedia dapat mengobati bayi dengan lampu khusus (fototerapi) yang
membantu tubuh menghilangkan bilirubin, sehingga mencegah kerusakan
otak. Kadang-kadang, jika tingkat bilirubin naik sangat tinggi, bayi
mungkin perlu transfusi darah tertentu.
19
Anemia
Bayi prematur sering mengalami anemia, yang berarti mereka tidak
memiliki cukup sel darah merah. Bayi dengan anemia cenderung
mengalami masalah makan dan tumbuh lebih lambat. Anemia juga dapat
memperburuk masalah jantung atau pernapasan. Bayi anemia dapat
diobati dengan suplemen zat besi (obat yang meningkatkan produksi sel
darah merah), atau mereka mungkin memerlukan transfusi darah.
Penyakit paru kronis (juga disebut displasia bronkopulmonalis atau BPD)
Penyakit paru kronis yang paling sering mempengaruhi bayi prematur
yang memerlukan perawatan berkelanjutan dengan oksigen tambahan.
Risiko BPD meningkat pada bayi yang masih membutuhkan oksigen
ketika mereka mencapai 36 minggu setelah pembuahan (minggu
kehamilan ditambah minggu setelah kelahiran menambahkan sampai 36
minggu atau lebih). Bayi-bayi dengan cairan di paru-paru, jaringan parut
dan kerusakan paru-paru, yang dapat dilihat pada sinar-X.
Infeksi
Bayi prematur memiliki sistem kekebalan tubuh belum matang yang tidak
efisien melawan bakteri, virus dan organisme lain yang dapat
menyebabkan infeksi. Infeksi serius biasanya terlihat pada bayi prematur
termasuk pneumonia (infeksi paru), sepsis (infeksi darah) dan meningitis
(infeksi selaput otak dan sumsum tulang belakang). Bayi bisa terkena
infeksi saat lahir dari ibu mereka, atau mereka dapat terinfeksi setelah
lahir. Infeksi diobati dengan antibiotik atau obat antivirus.
3.8. Penatalaksanaan
NON MEDIKAMENTOSA
Mengingat belum sempurnanya alat-alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan,
perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup di luar uterus maka
yang perlu diperhatikan adalah :
1. Penatalaksanaan respirasi pada anak neonatus:7
a. Pertahankan volume paru yang adekuat atau lebih baik, volume paru
yang optimal. Ini dapat dilakukan dengan continous positive airway
20
pressure dengan cara pemberian secara nasal, masker atau melalui tuba
endotracheal
b. Elakkan hiperoxia dan hipoksia
c. Elakkan barotraumas dan volutrauma
2. Penatalaksanaan thermoregulasi: penting untuk mengurangkan stress dan
mengoptimumkan tumbesaran bayi. Bayi kehilangan panas melalui 4 cara,
yaitu:4
a. Evaporasi: Semasa ruang delivary. Penanganan dengan cara
mengeringkan bayi secara lengkap dari cairan amnion.
b. Konduksi: Direk transfer panas dari bayi ke permukaan yang dingin.
Sebagai contoh pada timbangan yang dingin. Penanganan dengan cara
melapik permukaan bayi
c. Konveksi: Kehilangan panas ke peredaran udara. Penanganan dengan
cara meletakkan bayi kedalam ruangan. Ie: ruangan khas bayi
premature.
d. Radiasi
3. Penatalakasanaan diet :8 Pada bayi prematur, refleks hisap, telan dan batil
belum sempurna. Kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan
terutama lipase masih kurang. Disamping itu kebutuhan protein 3-5 gram/hari
dan tinggi kalori 110 kg/kal/hari agar berat badan bertambah sebaik-baiknya.
Oleh karena mudahnya terjadi regurgitasi dan pneumonia aspirasi pada bayi
BBLR maka hal-hal dibawah ini harus diperhatikan pada pemberian minum
bayi tersebut.
a. Bayi diletakkan pada sisi kanan untuk membantu mengosongkan
lambung atau dala posisi setengah duduk di pangkuan perawat atau
dengan meninggikan kepala dan bahu
b. Sebelum susu diberikan, untuk mencegah perut kembung, bayi diberi
minum sedikit-sedikit dengan perlahan-lahan dan hati-hati
21
c. Sesudah minum bayi didudukkan atau diletakkan diatas pundak
selama 10-15 menit untuk mengeluarkan udara di lambung dan
kemudian di tidurkan pada sisi kanan atau tidur dalam posisi tengkurap
d. Bila bayi biru atau mengalami kesukaran bernafas pada waktu minum,
kepala bayi harus segera di rendahkan 30º, cairan di mulut dan di
faring di hisap.
4. Penatalaksanaan kulit bayi:9 Bayi premature mempunyai kulit yang immature,
kurangnya stratum korneum, kurangnya perlekatan antara lapisan kulit
peningkatan fiksasi air dan oedema. Ini dapat menyebabkan mudahnya terjadi
kerusakan pada kulit, peningkatan absorpsi material (obatan) melalui kulit
serta peningkatan infeksi melalui jalan kulit. Berikut merupakan cara
penanganannya:
a. Mandi: Gunakan air sabun saja dan tidak untuk bayi yang beratnya
kurang dari 1000 g. Mengurangi frekuensi menggunakan pembersih.
Hanya menggunakan netral-pH pembersih.
b. Desinfektan (misalnya povidone-iodine, chlorhexidine): Completely
menghapus agen setelah prosedur untuk mengurangi penyerapan
transdermal. Penggunaan alkohol isopropil tidak disarankan karena
relatif tidak efektif sebagai desinfektan dan pengeringan pada kulit.
Alkohol luka bakar, dan kulit pecah-pecah dapat hasil.
c. Perekat: Minimalkan penggunaannya. Gunakan ganda yang didukung
pita sutra dibandingkan tape dengan sifat perekat yang kuat
(Elastoplast). Gunakan elektroda hidrogel. Hindari pelarut atau agen
ikatan.
d. Hambatan pektin (misalnya, DuoDERM tipis ekstra, Restore tipis
tambahan): Ini adalah dianjurkan.
5. Perawatan metode kanguru bagi BBLR10
Perawatan metode kanguru memiliki 3 komponen yaitu :
22
a. Kontak kulit dengan kulit antara bagian depan tubuh bayi dengan dada
dan perut ibu dalam baju kanguru. Ibu merupakan sumber panas bagi
bayi. Kontak kulit dengan kulit dimulai saat setelah lahir dan berlanjut
siang dan malam. Bayi hanya memakai topi atau kain untuk menjaga
kepala tetap hangat dan bayi menggunakan popok yang dilapisi plastik
sehingga bayi mendapatkan sumber panas secara terus menerus
melalui konduksi dan radiasi. Pengganti ibu boleh ayah, tante, nenek,
dll.
b. ASI eksklusif adalah pemberian minum hanya ASI sampai bayi
berumur 6 bulan. Bayi menyusu segera setelah lahir. Kain yang
membungkus di sekeliling ibu dan bayi di longgarkan untuk menyusui.
Berikan informasi untuk membantu ibu bagaimana menyusui bayinya.
c. Memberikan dukungan terhadap ibu dan bayi. Walaupun kebutuhan
ibu atau bayi terpenuhi dengan tidak memisahkan mereka. Ibu
membutuhkan banyak dukungan dari suami dan keluarga yang lain
untuk menjaga kontak yang terus menerus.
Selain dari penatalaksanaan diatas, perlu uga dirujuk kepada spesialis anak
karena resiko perkembangan neurologis meningkat apabila umur gestasi dan berat
badan lahir menurun.11
MEDIKAMENTOSA
Penggunaan obatan dalam kasus ini adalah sesuai menurut penyakit
spesifiknya.
3.9. Pencegahan
Mengupayakan agar melakukan antenatal care yang baik, segera melakukan
konsultasi merujuk penderita bila terdapat kelainan.
Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya persalinan
dengan berat badan lahir rendah.
Meningkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana
23
Menganjurkan lebih banyak istirahat bila kehamilan mendekati aterm atau
istirahat baring bila terjadi keadaan yang menyimpang dari kehamilan
normal.12
3.10. Prognosis
Baik.
Setelah usia gestasi 30 minggu, sebagian besar bayi preamtur di negara maju
dapat bertahan hidup tanpa gangguan neorologik.
BAB III
KESIMPULAN
Kasus ini merupakan kasus berat badan lahir rendah sesuai masa kehamilan
dimana ini merupakan premature sejati. Penanganan bagi kasus ini walaupun mudah
namun perlu diberi perhatian karena seringkali mortalitas pada bayi baru lahir adalah
karena bblr.
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya
pada saat kelahiran kurang dari 2500gr. BBLR dapat dibagi 2 golongan
yaitu :
1. prematuritas murni
2. dismaturitas
Bayi yang lahir dengan berat badan lahir rendah sering mengalami masalah
sukar bernafas, sukar dalam pemberian munim,ikterus berat dan infeksi.Bayi juga
rentan menalami hipotermi jika tidak dalm incubator. Bayi ini memerlukan perawatan
khusus. Bila fasilitas tempat bayi dilahirkan tidak memadai untuk perawatan bayi,
maka bayi harus segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas khusus untuk
bayi yang lahir dengan berat badan rendah. 13
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Furson Susan A. Prematurity. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/975909-overview#a0101, pada tanggal
27 Mei 2012.
2. Damanik Sylviati M. Klasifikasi bayi menurut berat lahir dan masa gestasi.
Dalam: Kosim M. Soleh, Yunanyo Ari, Dewi Rizalya, Sarosa Gatot Irawan,
Usman Ali, editor. Buku ajar neonatologi. Edisi ke-1. Jakarta: Badan Penerbit
IDAI; 2008. h. 11-30.
3. Wilkinson Andrew R, Charlton Valerie E, Phibbs Roderic H, Amiel-Tison
Claudine. Examination of the newborn infant. In: Rudolph CD, Rudolph AM,
Hostetter MK, Lister George, Siegel NJ, editors. Rudolph’s pediatrics:
congenital heart disease. 21st ed. USA: The McGraw-Hill Companies; 2003. p.
83-102.
4. Lissauer Tom, Fanaroff Avroy. At a glance neonatologi. Jakatra: Erlangga;
2006. h. 68-85.
5. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian
Kesehatan RI. Manajemen bayi berat lahir rendah (BBLR) untuk bidan desa :
buku acuan. Jakarta: Kementrian kesehatan RI; 2009. h. 1-25.
6. UNICEF. Low birthweight, country, regional, and global estimates.New York:
UNICEF; 2004. p. 1-4.
7. C.Edwards, I. Boucher. Davidson’s principle and practice of medicine. Edisi 16.
ELBS; 1992. hlm 708-710
8. J. L. Harper, E. C. Besa; 2012. Prematurity. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/202333-workup#aw2aab6b5b4, 14 April 2012
9. J. E. Maakaron, E. C. Besa; 2011. Preterm birth. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com/article/198475-overview, 14 April 2012
10. B.G. Katzung 1992. Basic & clinical pharmacology. Edisi 5 : Appleton & Lange
Inc.;1992. hlm 495-496
11. S. J. Mcphee, M. A. Papadakis. Current medical diagnosis and treatment. 5h ed.
California: McGraw-Hill Companies, Inc; 2011.chapter 13
12. World Health Organization. Iron deficiency anemia assessment prevention and
control : World Health Organization; 2001
25
13. World Health Organization Regional Office for South-East Asia. Control of iron
deficiency anemia in south-east asia. New Delhi: World Health Organization; 1996
26