analisis faktor-faktor yang mempengaruhi...
TRANSCRIPT
-
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR IKAN TUNA
KE NEGARA JEPANG DAN AMERIKA SERIKAT TAHUN 2005-2014
SKRIPSI
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh :
ARDI BRAMANTYA
NIM. 135080407111004
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
-
2
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSPOR IKAN TUNA KE NEGARA JEPANG DAN AMERIKA SERIKAT TAHUN 2005-2014
SKRIPSI
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan
di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh:
ARDI BRAMANTYA
NIM. 135080407111009
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2017
-
PERNYATAAN ORISINALITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi dengan judul “Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Tuna Ke Jepang dan Amerika Serikat Tahun 2005-2014”
yang saya tulis ini adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain kecuali yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil penjiplakan
(plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan
hukum yang berlaku di Indonesia.
Malang, 31 Juli 2017
Mahasiswa,
Ardi Bramantya
-
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis mampu
menyelesaikan segala rintangan hidup dalam menuntut ilmu.
2. Ibu Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Ir.
Nuddin Harahab, MP sebagai pembimbing II.
3. Ibu Dr. Ir. Pudji Purwanti, MP selaku Penguji I dan Bapak Mochammad
Fattah, S.Pi, M.Si sebagai Penguji II.
4. Ayah Tri Didik Sadjianto dan Ibunda Arni Mutia tercinta, atas doa,
kesabaran, ketulusan serta support moral dan material sehingga penulis
bisa menyelesaikan skripsi ini. Serta kepada adik-adik tercinta Andini
Sabrina Puteri dan Anindya Nugraheni yang tak lupa memberi doa dan
semangat kepada penulis.
5. Rekan-rekan kelas A05, Bayu, Galih, Faiz, Rio, Umam, Sony, Yoga,
Helya, Vivi, Noni, Iffa, Fera, Dhea, Madu dan rekan lain sejurusan SEPK
yang telah sama-sama berjuang menuntut ilmu di Brwaijaya.
6. Sahabat-sahabat terbaik, Hayate, Yuji dan Erumi atas support moral dan
diskusi hebat walaupun terpisah puluhan kilometer jauhnya.
7. Dan kepada pihak-pihak lain yang telah begitu banyak membantu namun
tidak dapat disebutkan satu per satu.
Malang, 31 Juli 2017
Penulis
Ardi Bramantya
-
RINGKASAN
ARDI BRAMANTYA. Skripsi tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Tuna ke Jepang dan Amerika Serikat Tahun 2005-2014 (di bawah bimbingan Dr. Ir. Harsuko Riniwati, MP dan Dr. Ir. Nuddin Harahab, MP)
Salah satu kegiatan yang berperan penting dalam perekonomian suatu
Negara adalah kegiatan perdagangan internasional. Sehingga perdagangan internasional harus terus diupayakan untuk dapat meraih berbagai peluang dan kesempatan yang ada. Perdagangan internasional adalah kegiatan untuk memperdagangkan berbagai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu Negara untuk dapat dijual di luar negeri. Salah satu pendorong pertumbuhan industri dan ekonomi adalah ekspor. Oleh sebab itu, untuk mengahadapi era perdagangan bebas, maka Indonesia di tuntut untuk menyusun dan melakukan strategi ekspor yang tepat dan tidak hanya bertumpu pada ekspor migas saja.
Penelitian ini bertujuan untuk Menganalisis pengaruh Harga Ekspor Tuna (X1), Nilai Tukar (X2), GDP per kapita Negara importir (X3) dan Produksi Ikan Tuna Indonesia (X4) terhadap Volume Ekspor Ikan Tuna ke Negara Jepang dan Amerika Serikat (Y), menjelaskan perbedaan kebijakan perdagangan luar negeri antara Negara Jepang dan Amerika Serikat dan mengidentifikasi dan menganalisa pengaruh kebijakan perdagangan luar negeri Jepang dan Amerika Serikat terhadap ekspor ikan tuna Indonesia.
Penelitian ini menggunakan data time series selama periode 2005-2014 denga variabel-variabel diantaranya Harga Ekspor Tuna, Nilai Tukar, GDP per kapita Negara importir dan Produksi Ikan Tuna Indonesia terhadap Volume Ekspor Ikan Tuna ke Negara Jepang dan Amerika Serikat.
Berdasarkan hasil analisis linier berganda, harga ekspor ikan tuna, nilai tukar, GDP/kapita dan produksi tuna Indonesia secara bersama-sama mempengaruhi volume ekspor ikan tuna Indonesia ke Jepang sebesar 91,1% dan ke Amerika Serikat sebesar 67,3%. Harga ekspor ikan tuna secara parsial berpengaruh terhadap volume ekspor ikan tuna Indonesia baik ke Kepang maupun ke Amerika Serikat, sedangkan nilai tukar, GDP/kapita dan produksi tuna Indonesia secara parsial berpengaruh tidak nyata terhadap volume ekspor ikan tuna Indonesia baik ke Jepang maupun ke Amerika Serikat.
Untuk negara Jepang, Peraturan impor terkait dengan produk perikanan adalah (1) Foreign Exchange and Foreign Trade Act, (2) Food Sanitation Act, (3) Customs Act dan (4) Act on The Promotion of Effective Utilization of Resources. Sedangkan yang menjadi Peraturan penjualan produk adalah (1) Food Sanitation Act, (2) Product Liability Act, (3) Act on Specified Commercial Transactions dan (4) Act on the Promotion of Sorted Garbage Collection and Recycling of Containers and Packaging. Sedangkan untuk Amerika Serikat, Berdasarkan peraturan dari US Food and Drug Administration (FDA), semua barang yang akan masuk ke dalam Amerika Serikat, termasuk barang untuk keperluan pribadi, wajib dilaporkan kepada US Customs and Border Protection (CBP). Selain itu, semua barang yang akan diimpor masuk ke dalam Amerika akan ditinjau dan diperiksa oleh FDA dan harus memiliki standar yang sama dengan produk dalam negeri. Dengan Jepang, Indonesia telah mengimplementasikan kesepakatan Indonesia-
Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) sejak 1 Juli 2008. Beberapa
hasil kesepakatan IJEPA di sektor perikanan adalah penurunan TBM di Jepang
-
untuk seluruh produk udang, ikan hias, dan mutiara. Namun demikian, masih
terdapat beberapa produk utama Indonesia yang dikenakan tarif normal yang
bervariasi antara 3,5 %-15% terutama untuk teri, sarden dan tuna, makarel,
rajungan, abalone, teripang, telur ikan, dan tuna olahan. Sedangkan di Amerika
Serikat, Adanya ketidak setaraan standar dan regulasi Indonesia dengan
Amerika Serikat menimbulkan dampak penolakan produk perikanan Indonesia di
negara tersebut. Selama tahun 2010-2012 terjadi penolakan produk Indonesia
yang didominasi oleh produk perikanan, dengan penyebab utama Salmonella
dan filthy. Penyebab penolakan tersebut terkait dengan praktek GMP, sanitasi
dan penerapan HACCP. Selain itu SIMP juga menjadi faktor penolakan produk
perikanan Indonesia.
-
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Mu penulis dapat menyajikan proposal usulan Skripsi yang
berjudul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Ikan Tuna Ke
Jepang dan Amerika Serikat Tahun 2004-2015.
Dalam hasil penelitian ini, penulis ingin menganalisis pengaruh harga,
nilai tukar, GDP/kapita dan produksi tuna terhadap volume ekspor tuna ke
Jepang dan Amerika Serikat, membandingkan kebijakan perdagangan luar
negeri Jepang dan Amerika, serta pengaruhnya terhadap ekspor tuna Indonesia
ke Jepang dan Amerika Serikat.
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang
dimiliki penulis, walaupun telah dikerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti,
tetapi masih dirasakan banyak kekurangtepatan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
Malang, 17 Juli 2017
ARDI BRAMANTYA
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................ iii
PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................................... iv
UCAPAN TERIMAKASIH .............................................................................................. v
RINGKASAN ................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... xii
1. PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 3 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 3 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 4 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................ 5
2.1 Tinjauan Empiris ................................................................................................... 5 2.2 Tinjauan Teoritis ................................................................................................... 6 2.2.1 Pengertian Perdagangan Internasional ....................................................... 6 2.2.2 Pengertian Ekspor ...................................................................................... 6 2.2.3 Harga Ekspor .............................................................................................. 7 2.2.4 Macam Ekspor ............................................................................................ 7 2.2.5 Nilai Tukar .................................................................................................. 9 2.2.6 Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Products) .................................... 11 2.3 Kerangka Berfikir....................................................................................................... 11 3. METODE PENELITIAN............................................................................................... 13
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................................... 13 3.2 Hipotesis Penelitian .............................................................................................. 13 3.3 Variabel Penelitian ................................................................................................ 14 3.3.1 Identifikasi Status Variabel .......................................................................... 14 3.3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ........................................... 15 3.4 Jenis dan Sumber Data ........................................................................................ 17 3.5 Analisis Data ........................................................................................................ 18 3.5.1 Analisis Deskriptif ....................................................................................... 18 3.5.2 Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 19 3.5.2.1 Uji Normalitas .................................................................................... 19 3.5.2.2 Uji Autokorelasi ................................................................................. 19
-
3.5.2.3 Uji Multikolinearitas ........................................................................... 20 3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 20 3.5.3 Analisis Linear Berganda ............................................................................ 21 3.5.4 Uji Hipotesis ................................................................................................ 22 4.HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 24
4.1 Keadaan Umum Negara Tujuan Ekspor Ikan Tuna Indonesia ............................ 24 4.1.1 Jepang ..................................................................................................... 24 4.1.2 Amerika Serikat ........................................................................................ 25 4.2 Deskripsi Variabel Penelitian .............................................................................. 26 4.2.1 Volume Ekspor Ikan Tuna ke Negara Jepang dan Amerika Serikat pada tahun
2005-2014 (Y). ......................................................................................... 26 4.2.2 Harga Ekspor Tuna (X1) ........................................................................... 28 4.2.3 Nilai Tukar (X2) ........................................................................................ 29 4.2.4 GDP per Kapita (X3) ................................................................................. 30 4.2.5 Produksi Ikan Tuna Indonesia (X4) ........................................................... 32 4.3 Pengaruh Harga, Nilai tukar, GDP Terhadap Volume Ekspor Tuna Indonesia ke
Jepang dan Amerika Serikat tahun 2005-2014 .................................................. 34 4.3.1 Uji Asumsi Klasik ...................................................................................... 34 4.3.1.1 Uji Normalitas .................................................................................... 34 4.3.1.2 Uji Multikolinearitas ........................................................................... 39 4.3.1.3 Uji Autokorelasi ................................................................................. 41 4.3.1.4 Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 42 4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda .............................................................. 46 4.3.3 Uji Hipotesis ............................................................................................. 52 4.3.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 52 4.3.3.2 Uji Statistik F ................................................................................... 53 4.3.3.3 Uji Statistik t .................................................................................... 56 4.4 Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Jepang dan Amerika Serikat ........................... 60 4.4.1 Jepang ............................................................................................................ 60 4.4.2 Amerika Serikat ............................................................................................... 62 4.5 Pengaruh Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Jepang dan Amerika Serikat terhadap
Ekspor Ikan Tuna Indonesia ..................................................................................... 66 4.5.1 Jepang ............................................................................................................ 66 4.5.2 Amerika Serikat ............................................................................................... 69 4.5.3 Matriks Pengaruh Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Jepang dan Amerika
Serikat terhadap Volume Ekspor Ikan Tuna Indonesia. ................................... 72 5.KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................... 75
5.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 75 5.2 Saran .................................................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 78 LAMPIRAN ..................................................................................................................... 81
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1 Kerangka Berpikir Penelitian .......................................................................... 12 Gambar 2. Jepang dan Prefekturnya .............................................................................. 24 Gambar 3. Amerika Serikat dan Negara-Negara Bagiannya ........................................... 25 Gambar 4 Histogram Uji Normalitas (JEPANG) .............................................................. 35 Gambar 5 Histogram Uji Normalitas (AMERIKA) ............................................................. 35 Gambar 6 Normal P-P Plot Uji Normalitas (Jepang) ........................................................ 36 Gambar 7 Normal P-P Plot Uji Normalitas (Amerika) ...................................................... 37 Gambar 8. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas (Jepang) ................................................. 44 Gambar 9. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas (Amerika) ................................................ 44
-
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Ekspor Tuna Berdasar Negara Tujuan Tahun 2014 ............................................ 2 Tabel 2 Variabel Penelitian dan Sumber Data ................................................................... 18 Tabel 3. Volume Ekspor Ikan Tuna ke Jepang (Dalam ton)............................................... 26 Tabel 4. Volume Ekspor Tuna ke Amerika Serikat (dalam ton) ......................................... 27 Tabel 5. Harga Ekspor Ikan Tuna ke Jepang (dalam ribu US$) ......................................... 28 Tabel 6. Harga Ekspor Tuna ke Amerika (Dalam ribu US$) .............................................. 28 Tabel 7. Nilai Tukar Rupiah (IDR) terhadap Dollar (USD) ................................................. 29 Tabel 8. GDP/Kapita Jepang (dalam $/kapita) .................................................................. 31 Tabel 9. GDP/Kapita Amerika Serikat (dalam $/kapita) ..................................................... 31 Tabel 10. Produksi Ikan Tuna Indonesia (dalam ton) ........................................................ 32 Tabel 11. Hasil uji N-Par Test Jepang ............................................................................... 38 Tabel 12. Hasil uji N-Par Test Amerika Serikat.................................................................. 38 Tabel 13. Hasil uji Multikolinearitas Jepang ....................................................................... 39 Tabel 14. Hasil uji Multikolinearitas Amerika Serikat ......................................................... 40 Tabel 15. Hasil Uji Run Test Jepang ................................................................................. 42 Tabel 16. Hasil Uji Run Test Amerika Serikat .................................................................... 42 Tabel 17. Hasil Uji Spearman (Jepang) ............................................................................. 45 Tabel 18. Hasil Uji Spearman (Amerika) ........................................................................... 46 Tabel 19. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Jepang ................................................ 47 Tabel 20. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Amerika Serikat ................................... 49 Tabel 21. Hasil perhitungan R2 Jepang ............................................................................ 52 Tabel 22 Hasil Perhitungan R2 Amerika Serikat ................................................................ 53 Tabel 23. Hasil Uji F Jepang ............................................................................................. 54 Tabel 24 Hasil Uji F Amerika Serikat ................................................................................. 54 Tabel 25. Hasil uji t Jepang ............................................................................................... 57 Tabel 26. Hasil uji t Amerika Serikat .................................................................................. 58 Tabel 27. Matriks Pengaruh Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Jepang dan Amerika terhadap Volume Ekspor Tuna Indonesia ......................................................................... 72
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1.Dokumen dalam Perdagangan Internasional Hasil Perikanan ..................................... 81 2.Prosedur Ekspor barang Secara Umum ...................................................................... 83
-
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan terbesar di dunia karena memiliki luas
laut dan jumlah pulau yang besar. Potensi tersebut menempatkan Indonesia
sebagai Negara yang dikaruniai sumber daya kelautan yang besar termasuk
kekayaan keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan terbesar. Indonesia
merupakan Negara tropis yang kaya akan sumberdaya hayati, dimana hal ini
dapat didukung dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Dari 7.000
spesies ikan di dunia, Indonesia memiliki kekayaan jenis ikan sebesar 2.000
jenis. Jenis Ikan di Indonesia terdiri dari ikan pelagis besar, pelagis kecil,
demersal, udang panaeid, lobster, cumi-cumi dan ikan-ikan karang konsumsi.
Sumbardaya ikan diharapkan menjadi salah satu tumpuan ekonomi nasional di
masa mendatang. Hal ini disebabkan ikan telah menjadi salah satu komoditas
penting, tidak hanya untuk Indonesia tetapi juga masyarakat dunia
(Kusumastanto 2008).
Salah satu kegiatan yang berperan penting dalam perekonomian suatu
Negara adalah kegiatan perdagangan internasional. Sehingga perdagangan
internasional harus terus diupayakan untuk dapat meraih berbagai peluang dan
kesempatan yang ada. Perdagangan internasional adalah kegiatan untuk
memperdagangkan berbagai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh
suatu Negara untuk dapat dijual di luar negeri. Salah satu pendorong
pertumbuhan industri dan ekonomi adalah ekspor. Barang yang diperjualbelikan
dalam perdagangan internasional dapat disebut dengan komoditas. Dari banyak
komoditas ekspor Indonesia, satu diantaranya yang memiliki potensi unggul
dalam pasar ekspor Indonesia adalah Ikan Tuna.
-
2
Ikan Tuna ialah salah satu komoditas ekspor yang hidup di perairan pelagis
dan banyak ditemukan di perairan Indonesia bagian timur. Ikan Tuna adalah
salah satu ikan yang memiliki kadar lemak dan kalori yang rendah, serta kaya
akan protein hewani dan omega 3.
Tingginya tingkat ekspor ikan tuna ke luar negeri menunjukkan bahwa ikan
tuna Indonesia dapat diterima oleh pasar internasional dan diantara pasar-pasar
tersebut adalah Negara Jepang dan Amerika Serikat. Negara dengan permintaan
tertinggi terhadap komoditas ikan tuna Indonesia diantaranya adalah Jepang dan
Amerika Serikat.
Tabel 1. Ekspor Tuna Berdasar Negara Tujuan Tahun 2014
Negara Tujuan 2014
Jepang 25,118.1
Amerika Serikat 2,359.9
Vietnam 2,234.5
Belanda 946.2
Singapura 658.2
Taiwan 360.0
Australia 118.1
Hongkong 75.9
Belgia 41.0
Lainnya 21,278.8
Jumlah 53,190.7
Sumber: BPS, 2015
Beberapa faktor dapat mempengaruhi volume ekspor. Dua diantaranya
ialah harga produk serta nilai tukar. Harga produk dapat mempengaruhi
keuntungan sehingga akan menentukan biaya yang akan digunakan untuk
produksi (Sukardi dan Sari. 2007).
-
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh Harga Ekspor Tuna (X1), Nilai Tukar (X2), GDP
per kapita Negara importir (X3) dan Produksi Ikan Tuna Indonesia (X4)
terhadap Volume Ekspor Ikan Tuna ke Negara Jepang dan Amerika
Serikat (Y) ?
2. Apakah yang membedakan kebijakan perdagangan luar negeri antara
Negara Jepang dan Amerika Serikat?
3. Apakah pengaruh kebijakan perdagangan luar negeri Jepang dan
Amerika Serikat terhadap ekspor ikan tuna Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk:
1. Menganalisis pengaruh Harga Ekspor Tuna (X1), Nilai Tukar (X2), GDP
per kapita Negara importir (X3) dan Produksi Ikan Tuna Indonesia (X4)
terhadap Volume Ekspor Ikan Tuna ke Negara Jepang dan Amerika
Serikat (Y).
2. Menjelaskan perbedaan kebijakan perdagangan luar negeri antara
Negara Jepang dan Amerika Serikat.
3. Mengidentifikasi dan menganalisa pengaruh kebijakan perdagangan luar
negeri Jepang dan Amerika Serikat terhadap ekspor ikan tuna
Indonesia.
-
4
1.4 Manfaat Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini, diharapkan mampu memberikan manfaat
bagi:
1. Eksportir
Sebagai sarana referensi untuk mengembangkan pasar ekspor tuna dan
memicu kegiatan ekspor tuna Indonesia.
2. Lembaga Akademis (Perguruan Tinggi dan Mahasiswa)
Sebagai sarana informasi dan menambah wawasan dalam bidang
perdagangan internasional khususnya kegiatan ekspor serta referensi
akademis yang dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut mengenai
ekspor tuna Indonesia.
3. Pemerintah
Sebagai pertimbangan untuk perumusan dan pembuatan kebijakan
yang memiliki keterkaitan dengna perdagangan internasional.
4. Masyarakat
Sebagai sumber informasi mengenai perkembangan ekspor tuna
Indonesia ke luar negeri.
-
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Empiris
Jurnal dengan judul Pengaruh Harga Ekspor dan Nilai Tukar terhadap
ekspor (Studi pada Volume Ekspor Ikan Tuna Indonesia ke Jepang) ini bertujuan
untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Ekspor Ikan Tuna
Indonesia ke Jepang.
Hasil regresi dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa uji seimultan
pada variabel Harga Ekspor Ikan Tuna (X1) dan Nilai Tukar Rupiah terhadap
Dollar AS (X2) berkontribusi sebesar 32,2% terhadap variabel Volume Ekspor
Ikan Tuna Indonesia ke Jepang (Y) dan sisanya sebesar 67,8% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak diteliti. Untuk hasil regresi secara parsial dapat
diringkas sebagai berikut: Variabel Harga Ekspor Ikan Tuna (X1) dan Nilai Tukar
Rupiah terhadap Dollar AS (X2) memberikan pengaruh negatif yang signifikan
terhadap Volume Ekspor Ikan Tuna Indonesia ke Jepang (Y).
Berdasarkan hasil tersebut, maka disarankan kepada pihak nelayan lokal
dan pemerintah untuk melakukan alih teknologi agar mendapatkan hasil pancing
yang berkualitas. Bantuan pengamanan serta dorongan dari pemerintah sangat
diperlukan untuk membantu para nelayan lokal dapat menerapkan alih teknologi.
Selain jurnal di atas, penelitian ini juga berdasarkan jurnal dengan judul
Analisis Fluktuatif Volume Ekspor Udang Indonesia ke US Tahun 2001-2014 ini
bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan memprediksi trend volume ekspor
udang Indonesia ke US, harga riil ekspor udang, nilai tukar IDR/USD, GDP riil US
dan produksi udang tahun 2015-2020.
Hasil regresi dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pada uji
simultan keempat variabel penelitian yaitu harga riil udang ekspor (X1), nilai tukar
-
IDR/USD (X2), GDP riil US (X3) dan produksi udang US (X4) secara simultan
berpengaruh nyata terhadap volume ekspor udang Indonesia ke US (Y).
Sedangkan untuk uji parsial dapat diringkas sebagai berikut: variabel harga riil
udang (X1), nilai tukar IDR/USD (X2) dan GDP riil US (X3) secara parsial
berpengaruh nyata dan signifikan terhadap volume ekspor udang Indonesia ke
US. Sedangkan untuk variabel produksi udang US (X4) secara parsial
berpengaruh tidak nyata dan tidak signifikan terhadap volume ekspor udang
Indonesia ke US.
Dari hasil penelitian tersebut, maka dapat disarankan agar eksportir
(produsen) dapat menambah pangsa pasar dan memperbanyak informasi
perkembangan ekspor udang negara lain, serta dapat meningkatkan volume
ekspor udang Indonesia ke US. Memperbaiki kualitas hasil produksi udang untuk
dapat bersaing dengan produksi udang negara lain dan memperbanyak variasi
produk udang ekspor.
2.2 Tinjauan Teoritis
2.2.1 Pengertian Perdagangan Internasional
Perbedaan karunia sumberdaya alam yang dimiliki oleh setiap negara
adalah salah satu faktor utama penggagas adanya perdagangan internasional.
Perdagangan internasional adalah kegiatan untuk memperdagangkan berbagai
output berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu Negara untuk dapat
dijual di luar negeri. Perdagangan Internasional adalah pendekatan yang relatif
konservatif yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk mempenetrasi pasar
luar negeri (dengan mengekspor) (Madura dalam Nuha, 2016).
2.2.2 Pengertian Ekspor
Menurut Ball, et all (2014:20) dalam Putri (2016), Kegiatan ekspor adalah
pengangkutan sejumlah barang atau jasa domestik apa saja keluar negeri atau
-
7
keluar daerah Sedangkan menurut Priadi (2000) dalam Sulthan (2014),
kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan
barang-barang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan
yang berlaku. Ekspor merupakan total barang dan jasa yang dijual oleh sebuah
negara ke negara lain, termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-
jasa pada suatu tahun tertentu.
2.2.3 Harga Ekspor
Menurut Ball dan Mc.Culloh (2001) dalam Nuha (2016), dalam konteks
pemasaran internasional, peranan yang dimainkan oleh perusahaan dalam
penetapan kebijakan harga perlu mendapatkan perhatian khusus. Hukum satu
harga menjelaskan antara nilai tukar dan harga komoditas. Penetapan harga
internasional menyangkut penetapan harga-harga untuk barang-barang yang
diproduksi di sebuah negara dan dijual di negara lain.
Untuk menentukan harga riil ekspor barang atau jasa dapat menggunakan
rumus berikut:
2.2.4 Macam Ekspor
Menurut Budiarto dan Fandy (1997) dalam Nuha (2016), ekspor dibagi
menjadi dua, yaitu:
a. Ekspor Tidak Langsung
Perusahaan biasanya mulai dengan ekspor tak langsung, yaitu
memanfaatkan jasa perantara independen untuk menangani aktivitas
ekspornya. Berbagai jenis perantara yang dapat digunakan meliputi:
i. Domestic-based Export Merchant
Harga Ekspor = Harga Ekspor (F.O.B) / Volume Ekspor
-
Perantara ini membeli produk-produk perusahaan dan menjualnya di
luar negeri atas biaya sendiri dan untuk keuntungan sendiri pula.
ii. Domestic-based Export Agent
Perantara ini hanya mencarikan dan menegosiasikan transaksi dengan
pembeli asing atas imbalan komisi. Trading Company termasuk dalam
kelompok perantara ini.
iii. Cooperative-Organization
Organisasi ini melakukan kegiatan ekspor denga mengatasnamakan
beberapa produsen yang sebagian memegang kendali administratif. Cara
ini sering digunakan produsen produk-produk primer seperti buah-buahan,
kacang-kacangan dan lain-lain.
iv. Export-Management Company
Perantara ini hanya bersedia mengelola aktivitas ekpsor perusahaan
lain dengan imbalan biaya atau fee tertentu.
b. Ekspor Langsung
Untuk menghindari kelemahan dari eskpor tidak langsung, maka
perusahaan dapat melakukan ekspor langsung dengan cara membentuk:
i. Domestic-based Export Department or Division
Divisi atau cabang ini dapat berdiri sendiri dalam menangani ekspor dan
berfungsi sebagai pusat laba.
ii. Overseas Sales Branch or Subsidiary
Dengan mendirikan cabang di luar negeri, perusahaan dapat
mengandalkan kegiatan pemasaran di luar negeri. Cabang-cabang tersebut
juga dapat befungsi sebagai tempat pameran (display center) dan pusat
layanan pelanggan (customer service center).
iii. Travelling Export Sales Representative
-
9
Perusahaan dapat pula mengirim wira niaga dalam negeri (home based
sales representative) ke luar negeri untuk menemukan peluang bisnis.
iv. Foreign-based Distributor or Agents.
Perusahaan dapat menggunakan jasa distributor atau agen di luar
negeri untuk menjual produk dengan mengatasnamakan perusahaan. Untuk
itu mereka mendapat hak-hak eksklusif sebagai wakil perusahaan di negara
yang bersangkutan, atau hanya hak-hak yang umum saja.
2.2.5 Nilai Tukar
Nilai tukar adalah nilai dimana suatu mata uang diubah menjadi mata uang
lain. Pengkonversian mata uang daoat dilakukan di bursa valuta asing yang
mana merupakan pasar untuk pengkonversi mata uang suatu negara dengan
mata uang negara lainnya. (Hill, et all, 2014:370 dalam Putri, 2016). Sedangkan
menurut Sukirno (2012) dalam Nuha (2016), kurs valuta asing dapat didefinisikan
sebagai sejumlah uang domestik yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang
dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata uang asing.
Adanya perubahan dalam permintaan maupun penawaran suatu valuta
menyebabkan perubahan dalam kurs valuta yang disebabkan oleh beberapa
faktor. Menurut Sukirno (2012) dalam Nuha (2016), faktor-faktor tersebut
diantaranya:
a. Perubahan dalam Citarasa Masyarakat
Perubahan citarasa masyarakat akan mengubah corak konsumsi mereka
atas barang yang diproduksi di dalam negeri maupun yang diimpor dari luar
negeri. Perbaikan kualitas barang-barang dalam negeri menyebabkan keinginan
pengimpor berkurang dan ia dapat pula menaikkan ekspor, sedangkan perbaikan
kualitas barang impor akan menaikkan nilai impor.
b. Perubahan Harga Barang Ekspor dan Impor
-
Barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga relatif murah akan
menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka ekspor akan berkurang.
Pengurangan harga barang impor akan menambah jumlah impor dan begitu juga
sebaliknya, apabila kenaikan harga barang impor akan mengurangi jumlah impor.
c. Kenaikan Harga Umum (Inflasi)
Inflasi pada umumnya berlaku cenederung untuk menurunkan nilai suatu
valuta asing. Kecenderugnan seperti ini disebabkan oleh efek inflasi berikut:
1) Inflasi menyebabkan harga-harga dalam negeri lebih mahal dari harga luar
negeri dan akan menyebabkan penambahan jumlah impor.
2) Inflasi menyebabkan harga barang ekspor jadi lebih mahal, karenanya
jumlah ekspor akan berkruang.
d. Perubahan Suku Bunga dan Tingkat Pengembalian Investasi
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang rendah akan
berkemungkinan modal dari dalam negeri mengalir ke luar negeri sehingga mata
uang lokal merosot karena suku bunga dan tingkat pengembalian investasi lebih
tinggi dari negara-negara lain. Apabila lebih banyak modal mengalir ke suatu
negara, permintaan atas mata uangnya akan menignkat, sehingga nilai mata
uang tersebut otomatis bertambah.
e. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang disebakan oleh kegiatan ekspor akan
menambah permintaan terhadap mata uang negara tersebut sehingga nilainya
akan bertambah. Sebaliknya, jika kegiatan impor yang berperan dalam
pertumbuhan ekonomi negara tersebut, maka akan menambah penawaran
terhadap mata uang tersebut, sehingga nilainya akan berkurang.
-
11
2.2.6 Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Products)
Menurut Sukirno (2008) dalam Nuha (2016), Produk Domestik Bruto (PDB)
adalah produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi dalam negeri
(milik warga negara dan orang asing) dalam suatu negara atau ukuran besarnya
kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa dalam suatu
tahun tertentu.
Gross Domestic Bruto adalah penjumlahan seluruh barang atau jasa yang
diproduksi suatu negara baik oleh perusahaan dalam negeri maupun oleh
perusahaan asing yang beroperasi dalam negara tersebut dalam suatu
waktu/periode tertentu.
Salah satu indikator utama yang digunakan untuk mengukur kinerja
pembangunan suatu negara adalah GDP per kapita. GDP per kapita adalah
perbandingan antara GDP dengan jumlah populasi atau ukuran banyaknya
pendapatan yang diperoleh setiap individu. Pengertian lain mengenai GDP per
kapita adalah jumlah yang tersedia bagi perusahaan dan rumah tangga untuk
melakukan pengeluaran. Oleh karena itu GDP per kapita dapat mengukur
kemampuan suatu negara untuk melakukan pembelian barang dan jasa. Jika
GDP per kapita suatu negara cukup tinggi, maka negara tersebut memiliki
kemampuan tinggi untuk melakukan pembelian sehingga merupakan pasar yang
potensial bagi pemasaran suatu komoditi (Mankiw, 2000 dalam Sukmawati,
2011).
2.3 Kerangka Berfikir
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka variabel yang digunakan yaitu
harga ekspor ikan tuna, nilai tukar, GDP per kapita dan produksi ikan tuna
Indonesia. Selain dari variabel-variabel tersebut, perlu diperhatikan juga
kebijakan perdagangan luar negeri Jepang dan Amerika Serikat yang
-
berpengaruh pada kegiatan ekspor tuna Indonesia. Dengan menganalisis
variabel-variabel tersebut, pemerintah maupun stakeholder lain dapat mengambil
kebijakan yang tepat untuk mengembangkan ekspor tuna Indonesia.
Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran penelitian ini dapat diilustrasikan
pada gambar 1.
Peluang Indonesia
sebagai salah satu
produsen dan eksportir
komoditas ikan tuna
dunia.
Hasil produksi ikan
tuna Indonesia
sebagian di ekspor.
Volume Ekspor Ikan
Tuna Indonesia ke
Jepang dan Amerika
Serikat
Rekomendasi
kebijakan pemerintah.
Harga Ekspor
Ikan Tuna
Produksi Ikan
Tuna Indonesia
Nilai Tukar
GDP per kapita
negara importir
Kebijakan
perdagangan luar
negeri Jepang dan
Amerika Serikat
Gambar 1 Kerangka Berpikir Penelitian
-
3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini dapat dikategorikan ke dalam penelitian deskriptif kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian deskriptif kuantitatif merupakan
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu yang bertujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.
Metode desktriptif kuantitatif pada penelitian ini digunakan untuk
menjelaskan pengaruh antara Harga Ekspor Tuna (X1), Nilai Tukar (X2), GDP per
kapita Negara importir (X3) dan Produksi Ikan Tuna Indonesia (X4) terhadap
Volume Ekspor Ikan Tuna ke Negara Jepang dan Amerika Serikat (Y) baik itu
secara parsial maupun simultan.
3.2 Hipotesis Penelitian
Landasan hipotesis yang dapat diambil oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari Harga Ekspor Tuna (X1), Nilai
Tukar (X2), GDP per kapita Negara importir (X3) dan Produksi Ikan Tuna
Indonesia (X4) terhadap Volume Ekspor Ikan Tuna ke Negara Jepang
dan Amerika Serikat (Y) pada tahun 2005-2014.
2. Terdapat pengaruh parsial yang siginifikan dari Harga Ekspor Ikan Tuna
(X1) terhadap Volume Ekspor Ikan Tuna Indonesia ke Jepang dan
Amerika Serikat (Y) pada tahun 2005-2014.
-
14
3. Terdapat pengaruh parsial yang siginifikan dari Nilai Tukar (X2) terhadap
Volume Ekspor Ikan Tuna Indonesia ke Jepang dan Amerika Serikat (Y)
pada tahun 2005-2014.
4. Terdapat pengaruh parsial yang siginifikan dari GDP Per Kapita Negara
Importir (X3) terhadap Volume Ekspor Ikan Tuna Indonesia ke Jepang
dan Amerika Serikat (Y) pada tahun 2005-2014.
5. Terdapat pengaruh parsial yang siginifikan dari Produksi Ikan Tuna
Indonesia (X4) terhadap Volume Ekspor Ikan Tuna Indonesia ke Jepang
dan Amerika Serikat (Y) pada tahun 2005-2014.
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan menurut Kerlinger (2006: 49), variabel adalah konstruk atau
sifat yang akan dipelajari yang mempunyai nilai yang bervariasi. Kerlinger juga
mengatakan bahwa variabel adalah simbol/lambang yang padanya kita letakan
sebarang nilai atau bilangan.
3.3.1 Identifikasi Status Variabel
Terdapat dua macam variabel penelitian, diantaranya:
1. Variabel Dependen atau Variabel Terikat
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.
Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012).
-
15
Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah Volume Ekspor Ikan Tuna
Indonesia ke Jepang dan Amerika Serikat tahun 2005-2014 dan dinyatakan
dengan notasi “Y”.
2. Variabel Independen atau Variabel Bebas
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas.
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2012)
Variabel Independen atau variabel bebas dinyatakan dengan notasi „X‟.
Dalam penelitian ini variabel independen atau variabel bebas terdiri dari
Harga Ekspor Tuna (X1), Nilai Tukar (X2), GDP per kapita Negara importir
(X3) dan Produksi Ikan Tuna Indonesia (X4).
3.3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Terdapat 5 variabel dalam penelitian ini, yaitu terdiri dari 1 variabel terikat
(Y) dan 4 variabel bebas (X). Definisi operasional dan pengukuran variabel
adalah sebagai berikut.
1. Volume Ekspor Ikan Tuna Indonesia ke Jepang dan Amerika Serikat
tahun 2004-2015 (Y).
Variabel ini adalah jumlah ekspor ikan tuna Indonesia dalam satuan ton
ke negara Jepang dan Amerika Serikat pada tahun 2004-2015. Eskpor ikan
tuna dapat berupa produk tuna segar, produk tuna beku, produk tuna
kalengan, dan produk tuna olahan lainnya.
Menurut Samuelson dan Nordhaus (1994) menyatakan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi volume dan nilai ekspor suatu negara
tergantung pada pendapatan dan output luar negeri, nilai tukar uang (kurs)
serta harga relatif antara barang dalam negeri dan luar negeri. Apabila
-
16
output luar negeri meningkat, atau nilai tukar terhadap mata uang negara
lain menurun, maka volume dan nilai ekspor suatu negara akan cenderung
meningkat, demikian juga sebaliknya
2. Harga Ekspor Tuna (X1)
Harga ekspor tuna berdasarkan pada biaya produksi ikan tuna hingga di
ekspor menuju pelabuhan negara pengimpor yang dinyatakan dalam
satuan kurs negara pengimpor, dalam penelitian ini yaitu JPY dan USD.
Dalam penelitian ini , harga ekspor tuna Indonesia ke Jepang dan Amerika
Serikat pada tahun 2005-2014 ditentukan hingga barang tersebut sampai di
atas kapal atau Free On Board (FOB).
Menurut Lipsey (1995) dalam Maygirtasari et al. (2015), hubungan
antara harga dan kuantitas penawaran suatu komoditi adalah positif, yang
berarti semakin tinggi harga suatu komoditi maka jumlah yang ditawarkan
oleh penjual semakin banyak.
3. Nilai Tukar (X2)
Variabel nilai tukar merupakan cerminan dari tingkat fluktuasi nilai kurs
Indonesia terhadap kurs negara importir. Tingkat fluktuasi tersebut akan
mempengaruhi harga barang dan tingkat pendapatan eksportir serta biaya
produksi yang akan berimbas pada penawaran ekspor ikan tuna Indonesia.
Dalam sistem kurs mengambang, depresiasi atau apresiasi nilai mata
uang akan mengkibatkan perubahan terhadap ekspor maupun impor. Jika
kurs mengalami depresiasi, yaitu nilai mata uang dalam negeri menurun
terhadap mata uang asing, maka volume ekspor akan meningkat. Dengan
kata lain, apabila nilai kurs dolar meningkat, maka volume ekspor juga
akan meningkat (Sukirno, 2004).
-
17
4. GDP Per Kapita Negara Importir (X3)
Salah satu indikator utama yang digunakan untuk mengukur kinerja
pembangunan suatu negara adalah GDP per kapita. GDP per kapita
adalah perbandingan antara GDP dengan jumlah populasi atau ukuran
banyaknya pendapatan yang diperoleh setiap individu. Pada penelitian ini,
nilai GDP per kapita dinyatakan dalam Milyar USD pada tahun 2005-2014.
Menurut Keynes dalam Dharma (2017), bahwa perubahan pada
pendapatan masing-masing individu akan mengakibatkan perubahan pada
pola konsumsi. Besar-kecilnya impor lebih dipengaruhi oleh pendapatan
negara tersebut. Artinya realisasi impor terkait dengan kemampuannya
dalam membiayai impor. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya,
uang yang beredar di masyarakat akan bertambahm sehingga masyarakat
terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan impor.
5. Produksi Ikan Tuna Indonesia (X4)
Variabel ini didasarkan pada jumlah produksi ikan tuna di Indonesia
pada tahun 2005 hingga 2014 dalam satuan ton per tahun.
Menurut Komalasari (2009) menyatakan bahwa hubungan produksi
dengan volume ekspor adalah jika produksi meningkat, maka volume
ekspor meningkat, dan sebaliknya.
3.4 Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang merupakan data time series (kurun waktu) tahunan.
Sumber data pada penelitian ini menggunakan berbagai studi pustaka yang
dapat dilihat pada Tabel 2.
-
18
Tabel 1 Variabel Penelitian dan Sumber Data
Variabel Penelitian Sumber Data
Volume Ekspor Ikan Tuna Indonesia Ke Negara Jepang dan Amerika Serikat
Badan Pusat statistik (BPS)
Harga Ekspor Tuna Badan Pusat Statistik (BPS)
Nilai Tukar Badan Pusat Statistik (BPS)
GDP Per Kapita Negara Importir The World Bank Database
Produksi Ikan Tuna Indonesia Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP)
Sumber: Data Diolah Penulis, 2017
3.5 Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan
setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.
Kegiatan dalam analisis data adalah: emngelompokkan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan
untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2012).
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan adalah
metode analisis deskriptif, uji asumsi klasik dan analisis linear berganda.
3.5.1 Analisis Deskriptif
Penelitian ini menggunakan analisis data statistik deskriptif dan deskriptif
kualitatif. Statistik deskriptif ialah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi dan dapat digunakan mencari kuatnya hubungan
antara variabel melalui analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis
regresi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data
sampel atau populasi (Sugiyono, 2012).
-
19
Penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menganalisis
hubungan korelasi antara variabel X (Variabel bebas) yang terdiri dari Harga
Ekspor Tuna (X1), Nilai Tukar (X2), GDP per kapita Negara importir (X3) dan
Produksi Ikan Tuna Indonesia (X4) terhadap variabel Y (variabel terikat) yaitu
Volume Ekspor Ikan Tuna Indonesia ke Jepang dan Amerika Serikat tahun 2005-
2014, serta melakukan prediksi menggunakan analisis regresi.
Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode analisis deskriptif
kualitatif untuk menggambarkan perbedaan antara kebijakan perdagangan luar
negeri Negara Jepang dan Amerika Serikat, serta menjelaskan apa pengaruhnya
terhadap volume ekspor ikan tuna Indonesia ke dua negara tersebut.
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Penggunaan regresi linier ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi agar
memenuhi kondisi Best Linear Unbiased Estimator (BLUE) yang diukur
menggunakan Ordinary Least Square (OLS). OLS digunakan untuk
mengestimasi prosedur inferensial dan regresi linier bergandanya.
3.5.2.1 Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas ialah untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi, variabel terikat dan variabel bebas ataupun keduanya mempunyai
distribusi yang normal atau tidak. Pengujian ini dapat dilakukan dengan
menggunakan histogram berbentuk lonceng atau menggunakan N-Par Test (Uji
Kolmogrof).
3.5.2.2 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi menunjukkan sifat residual regresi yang tidak bebas dari
satu observasi ke observasi yang lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data
yang bersifat time series atau cross section. Jika korelasi terdeteksi, maka
-
20
terdapat problem autokorelasi pada analisis regresi. Autokorelasi dapat timbul
karena adanya observasi berurutan sepanjan waktu yang berkaitan satu dengan
yang lainnya. Uji Autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson atau
DW Test. DW test adalah rasio jumlah selisi kuadrat dalam residu berurutan
terhadap RSS.
Statistik DW test tersebut dapat menghasilkan nilai antara 0-4 dengan
kaidah:
a. Jika nilai d antara dU -4, maka tidak terjadi autokorelasi.
b. Jika nilai d < dL, maka terjadi autokorelasi positif.
c. Jika nilai d > dL, maka terjadi autokorelasi negatif.
3.5.2.3 Uji Multikolinearitas
Pada penelitian ini, uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau
tidaknya gejala multikolinearitas. Gejala tersebut dapat ditunjukkan dengan
korelasi yang signifikan antara variabel independen.
Indikasi adanya multikolinearitas diantaranya yaitu, jika statistik F signifikan
namun statistik t tidak ada yang signifikan. Lalu, jika R2 relatif besar tetapi
statistik t tidak ada yang signifikan. Cara untuk mengatasi masalah ini adalah
melepas salah satu variabel bebas yang dicurigai, transformasi variabel,
menambah jumlah observasi dan lain-lain (Sudarso, 1999 dalam Nuha 2016).
Uji multikolinearitas dapat dilihat dengan menggunakan nilai toleransi dan
nilai Variance Inflation Factor (VIF). VIF menunjukkan bagaimana varians dari
sebuah estimator ditingkatkan oleh keberadaan multikolinearitas. Jika tidak
terdapat kolinearitas antara variabel bebas, maka VIF bernilai 1.
3.5.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan unutk menguji apakah dalam suatu model
regresi terdapat ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke
-
21
pengamatan yang lain. Menurut Ariefianto (2012), uji Heteroskedastisitas
digunakan untuk menguji apakah varians residual konstan atau tidak, walaupun
dengan berubahnya satu atau lebih variabel bebas.
Cara mendeteksi adanya Heteroskedastisitas adalah dengan
menggunakan grafisk scatter plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED)
dan nilai residualnya (SRESID). Jika titik-titik membentuk pola tertentu yang
teratur seperti gelombang besar melebar, kemudian menyempit mkaa dapat
diartikan telah terjadi Heteroskedastisitas. Jika titik-titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y ranpa membentuk pola tertentu, maka tidak
terjadi Heteroskedastisitas atau biasa disebut homoskedastis.
3.5.3 Analisis Linear Berganda
Analisis linear berganda digunakan untuk menjawab tujuan pertama, yaitu
mengetahui hubungan antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Dalam penelitian ini, analisis linear berganda digunakan untuk mengetahui
hubungan antara perubahan Volume Ekspor Ikan Tuna Indonesia ke Jepang dan
Amerika Serikat tahun 2005-2014 (Y) terhadap Harga Ekspor Tuna (X1), Nilai
Tukar (X2), GDP per kapita Negara importir (X3) dan Produksi Ikan Tuna
Indonesia (X4) (Soelistyo, 1982 dalam Nuha, 2016).
Menurut Makridarkis, et al (1999) dalam Nuha (2016), pada regresi
berganda terdapat satu variabel tidak bebas yang akan diramalkan, tetapi
terdapat dua atau lebih variabel bebas. Bentuk umum dari regresi berganda
adalah sebagai berikut.
Dimana:
Y = nilai regresi
Y = b0 + b1X1 +b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
-
22
b = konstanta
X1 = Harga Ekspor Ikan Tuna
X2 = Nilai Tukar
X3 = GDP per Kapita Negara Importir
X4 = Produksi Ikan Tuna Indonesia
e = Error
3.5.4 Uji Hipotesis
Uji hipotesis atau uji statistik berfungsi untuk melihat hubungan antara
variabel-variabel terikat dan bebas. Jenis uji statistik yaitu:
1. Uji R2 (Uji Koefisien Determinasi)
Dalam regresi tiga variabel kita ingin mengetahui proporsi variasi
variabel terikat yang diterangkan dua variabel bebas secara bersama-sama
atau dikenal dengan koefisien determinasi berganda (R2) (Mulyono, 2000
dalam Nuha, 2016).Rumus menghitung R2 adalah:
Nilai R2 terletak antara 0 dan 1. Jika R2=1 berarti 100 persen total variasi
variabel terikat diterangkan oleh garis regresi, jika R2=0 berarti tidak ada
variasi X1 yang diterangkan oleh X2 dan X3 (Mulyono, 2000 dalam Nuha,
2016).
2. Uji Statistik F
Uji statistik F atau F-hitung ini adalah pengujian yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien regresi secara bersama-
sama terhadap variabel independen (Nuha, 2016).
Nilai f-hitung dapat diperoleh dengan rumus:
( )
( ) ( )
-
23
Dimana:
R2 = Koefisien Determinasi
k = Jumlah Variabel Independen
n = Jumlah Sampel
3. Uji Statistik t
Uji hipotesi bagi koefisien regresi secara individual, yaitu dengan
menggunakan statistik t. prosedurnya dimulai dengan enggunakan
hipotesis nol atau H0 dan hipotesi alternatifnya atau HA bagi koefisien
regresi secara bergantian. Bila H0 diterima, maka berarti pengaruh variasi
nilai variabel Xi, yang koefisien regresinya diuji terhadap variasi nilai
variabel Y, tidak ada atau tidak bermakna sama sekali. Jadi, variabel Xi
tersebut dan variabel Y adalah variabel-variabel yang tidak saling
bergantung atau independen (Soelistyo, 1982 dalam Nuha, 2016).
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:
a. Bila t-Hitung > t-Tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
Bila t-Hitung < t-Tabel, maka H1 ditolak dan H0 diterima.
-
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Keadaan Umum Negara Tujuan Ekspor Ikan Tuna Indonesia
4.1.1 Jepang
Jepang adalah salah satu negara yang berada di sebelah timur Benua
Asia, dengan luas negara 377.94 km2 dan memiliki ibukota Tokyo. Pada tahun
2014 total penduduk Jepang yaitu 126.865.000 jiwa dengan PDB per kapita pada
tahun 2015 mencapai $38.216. komoditi yang menjadi unggulan ekspor
Indonesia ke Jepang yaitu tekstil dan produk tekstil, elektronik, alas kaki,
otomotif, udang, kakao dan kopi (Kementerian Perdagangan Republik Indonesia,
2015).
Gambar Negara Jepang beserta prefektur-prefekturnya dapat dilihat pada
gambar 2.
Sumber: worldatlas (2017)
Gambar 1. Jepang dan Prefekturnya
-
25
4.1.2 Amerika Serikat
Amerika Serikat adalah negara yang terletak di belahan bumi bagian barat,
terdiri dari 48 neagra bagian di Amerika Utara dengan luas wilayah sebesar
9.826.675 km2 dan ibukota negaranya adalah Washington D.C. yang menjadi
pusat pemerintahan Amerika Serikat. Pada tahun 2015, Amerika Serikat memiliki
jumlah penduduk sebanyak 321.034.355 jiwa dan PDB per kapita-nya sebesar
$54.596 di tahun yang sama. Komoditi unggulan ekspor Indonesia ke Amerika
Serikat diantaranya adalah tekstil dan produk tekstil, elekronik, karet dan produk
karet, sawit, alas kaki, otomotif, kakao dan kopi (Kementerian Perdagangan
Republik Indonesia, 2015).
Gambar Negara Amerika Serikat beserta negara bagiannya dapat dilihat
pada gambar 3.
Sumber: worldatlas (2017)
Gambar 2. Amerika Serikat dan Negara-Negara Bagiannya
-
26
4.2 Deskripsi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti ingin menganalisis hubungan antara variabel
Harga Ekspor Tuna (X1), Nilai Tukar (X2), GDP per kapita Negara importir (X3)
dan Produksi Ikan Tuna Indonesia (X4) terhadap variabel dependen Volume
Ekspor Ikan Tuna ke Negara Jepang dan Amerika Serikat (Y) pada tahun 2005-
2014.
4.2.1 Volume Ekspor Ikan Tuna ke Negara Jepang dan Amerika Serikat
pada tahun 2005-2014 (Y).
Variabel ini adalah jumlah ekspor ikan tuna Indonesia dalam satuan ton
ke negara Jepang dan Amerika Serikat pada tahun 2005-2014. Eskpor ikan
tuna dapat berupa produk tuna segar, produk tuna beku, produk tuna
kalengan, dan produk tuna olahan lainnya. Volume Ekspor Ikan Tuna ke
Negara Jepang dan Amerika Serikat pada tahun 2005-2014 dapat dilihat
pada tabel 3 dan tabel 4.
Tabel 1. Volume Ekspor Ikan Tuna ke Jepang (Dalam ton)
TAHUN Volume Ekspor Tuna Indonesia
ke Jepang Persentase Perubahan
Nilai
2005 21.298,1 - 2006 21.657,5 1,66% 2007 19.808,6 -9,33% 2008 18.921,0 -4,69% 2009 22.557,2 16,12% 2010 30.282,3 25,51% 2011 35.010,2 13,50% 2012 29.236,6 -19,75% 2013 33.116,6 11,72% 2014 25.118,1 -31,84%
Sumber: Badan Pusat Statistik (2017)
Pada tabel volume ekspor ikan tuna ke Jepang, didapatkan bahwa
ekspor tuna ke Jepang yang paling tinggi ada pada tahun 2011, yaitu
sebesar 35.010,2 ton dan yang paling rendah adalah pada tahun 2008
yaitu sebesar 18.921 ton.
-
27
Ekspor tuna ke Jepang yang rendah pada tahun 2008 adalah akibat dari
krisis ekonomi global yang berimbas pada situasi finansial di penjuru dunia.
Menurut Bank Indonesia (2009), menjelang akhir triwulan III-2008,
perekonomian dunia dihadapkan pada satu babak baru yaitu non-stabilitas
ekonomi global, seiring dengan krisis finansial ke berbagai negara. Krisis
finansial global mulai muncul sejak bulan Agustus 2007, yaitu pada saat
salah satu bank terbesar Perancis BNP Paribas mengumumkan
pembekuan beberapa sekuritas yang terkait dengan kredit perumahan
berisiko tinggi AS (subprime mortgage). Pembekuan ini lantas mulai
memicu gejolak pasar finansial dan merambat ke seluruh dunia,
Tabel 2. Volume Ekspor Tuna ke Amerika Serikat (dalam ton)
TAHUN Volume Ekspor Tuna Indonesia ke Amerika
Serikat
Persentase Perubahan Nilai
2005 3.439,3 -
2006 4.181,6 17,75%
2007 5.985,8 30,14%
2008 5.395,5 -10,94%
2009 5.526,4 2,37%
2010 4.536,9 -21,81%
2011 4.117,1 -10,20%
2012 4.515,5 8,82%
2013 4.199,3 -7,53%
2014 2.359,9 -77,94%
Sumber: Badan Pusat Statistik (2017)
Sedangkan pada tabel volume ekspor tuna Indonesia ke Amerika
Serikat pada tahun 2005-2014, diketahui bahwa volume ekspor tertinggi
ada pada tahun 2007 yaitu 5.985,8 ton dan yang terendah ada pada tahun
2014 yang hanya 2.359,9 ton saja.
-
28
4.2.2 Harga Ekspor Tuna (X1)
Harga ekspor tuna berdasarkan pada biaya produksi ikan tuna hingga di
ekspor menuju pelabuhan negara pengimpor yang dinyatakan dalam
satuan kurs negara pengimpor, dalam penelitian ini yaitu JPY dan USD.
Harga ekspor ikan tuna Indonesia ke Jepang dan Amerika Serikat pada
tahun 2005-2014 dapat dilihat pada tabel 5 dan tabel 6.
Tabel 3. Harga Ekspor Ikan Tuna ke Jepang (dalam ribu US$)
TAHUN Harga Ekspor Tuna Indonesia ke Jepang
Persentase Perubahan Nilai
2005 76.622,5 -
2006 76.250,3 -0,49%
2007 70.499,6 -8,16%
2008 73.718,6 4,37%
2009 85.395,9 13,67%
2010 115.440,6 26,03%
2011 118.234,8 2,36%
2012 111.055,7 -6,46%
2013 106.763,2 -4,02%
2014 74.763,1 -42,80%
Sumber: Badan Pusat Statistik (2017)
Dari tabel harga ekspor ikan tuna ke Jepang, ditemukan bahwa pada
tahun 2011 adalah tahun dimana harga ekspor ikan tuna ke Jepang paling
tinggi, yaitu sebesar $118.234.800, sedangkan yang paling rendah adalah
$70.499.600 pada tahun 2007.
Tabel 4. Harga Ekspor Tuna ke Amerika (Dalam ribu US$)
TAHUN
Harga Ekspor Tuna Indonesia ke Amerika
Serikat
Persentase Perubahan Nilai
2005 10.927,7 -
2006 14.946,5 26,89%
2007 27.016,4 44,68%
2008 25.138,4 -7,47%
2009 24.137,0 -4,15%
2010 23.490,8 -2,75%
2011 25.584,6 8,18%
-
29
TAHUN
Harga Ekspor Tuna Indonesia ke Amerika
Serikat
Persentase Perubahan Nilai
2012 42.019,6 39,11%
2013 33.012,1 -27,29%
2014 17.541,5 -88,19%
Sumber: Badan Pusat Statistik (2017)
Dapat diketahui dari tabel harga ekspor ikan tuna ke Amerika Serikat
tahun 2005-2014, bahwa harga ekspor tuna tertingginya sebesar
$42.019.600 pada tahun 2012 dan terendah sebesar $10.927.700 pada
tahun 2005.
4.2.3 Nilai Tukar (X2)
Variabel nilai tukar merupakan cerminan dari tingkat fluktuasi nilai
kurs Indonesia terhadap kurs negara importir. Tingkat fluktuasi tersebut
akan mempengaruhi harga barang dan tingkat pendapatan eksportir serta
biaya produksi yang akan berimbas pada penawaran ekspor ikan tuna
Indonesia. Nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika pada
tahun 2005-2014 dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 5. Nilai Tukar Rupiah (IDR) terhadap Dollar (USD)
TAHUN Nilai Tukar per 1 US$
(Rp.) Persentase
Perubahan Nilai
2005 9.830
2006 9.020 -8,98%
2007 9.419 4,24%
2008 10.950 13,98%
2009 9.400 -16,49%
2010 8.991 -4,55%
2011 9.068 0,85%
2012 9.670 6,23%
2013 12.189 20,67%
2014 12.440 2,02%
Sumber: Badan Pusat Statistik (2017)
-
30
Dari tabel nilai tukar di atas, dapat diketahui bahwa rupiah ada pada
level paling kuat di tahun 2010 yaitu pada level Rp 8.991 per 1 USD,
sedangkan rupiah ada apda level paling lemah yaitu di tahun 2014 dengan
taraf tukar sebesar Rp 12.440 per 1 USD.
Lemahnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika disebabkan oleh resesi
daya beli msayarakat di Amerika Serikat sehingga mengakibatkan turunnya
permintaan impor dari Indonesia dan menurunkan tingkat ekspor. Dikutip
dari situs Viva News pada Selasa, 16 Desember 2014. Penurunan daya
beli masyarakat di AS menyebabkan penurunan permintaan impor dari
Indonesia. Dengan demikian ekspor Indonesia pun menurun. Inilah yang
menyebabkan terjadinya defisit neraca pembayaran Indonesia (NPI). Bank
Indonesia memperkirakan secara keseluruhan NPI mencatatkan defisit
sebesar US$ 2,2 Miliar pada tahun 2008.
Jika permintaan impor dari Indonesia menurun, secara otomatis
permintaan terhadap rupiah akan menurun pula. Hal tersebut yang
menyebabkan melemahnya kurs rupiah terhadap dollar Amerika.
4.2.4 GDP per Kapita (X3)
Salah satu indikator utama yang digunakan untuk mengukur kinerja
pembangunan suatu negara adalah GDP per kapita. GDP per kapita
adalah perbandingan antara GDP dengan jumlah populasi atau ukuran
banyaknya pendapatan yang diperoleh setiap individu. Pada penelitian ini,
nilai GDP per kapita dinyatakan dalam Milyar USD pada tahun 2005-2014.
Nilai GDP/kapita Jepang dan Amerika Serikat pada tahun 2005-2014
dapat dilihat pada tabel 8 dan tabel 9.
-
31
Tabel 6. GDP/Kapita Jepang (dalam $/kapita)
TAHUN GDP/kapita Jepang Persentase
Perubahan Nilai
2005 37.217,65 -
2006 35.433,99 -5,03%
2007 35.275,23 -0,45%
2008 39.339,30 10,33%
2009 40.855,18 3,71%
2010 44.507,66 8,21%
2011 48.173,93 7,61%
2012 48.629,20 0,94%
2013 40.488,24 -20,11%
2014 38.139,42 -6,16%
Sumber: World Databanks (2017)
Dari tabel GDP/Kapita negara Jepang di tahun 2005-2014, angka
tertinggi ada pada tahun 2012 sebesar $40.488,24 dan paling rendah pada
tahun 2007 dengan angka sebesar $35.275,23.
Rendahnya angka GDP/kapita Jepang pada tahun 2007 juga
merupakan salah satu sebab dari resesi yang terjadi di Amerika pada
2006-2008. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa krisis ekonomi
global sebagai dampak dari resesi finansial Amerika adalah akibat dari
krisis kredit pada pasar mortgage senilai $US 1,8 trilliun.
Jika sebuah negara dilanda krisis ekonomi, akibat yang pasti adalah
penurunan Gross Domestic Product atau GDP, pengeringan likuiditas dan
harga barang naik (inflasi) atau turun (deflasi). Sebuah krisis ekonomi
dapat berbentuk resesi atau depresi, yang juga umumnya disebut krisis
ekonomi riil.
Tabel 7. GDP/Kapita Amerika Serikat (dalam $/kapita)
TAHUN GDP/kapita Amerika
Serikat Persentase
Perubahan Nilai
2005 44.307,92 -
2006 46.437,07 4,59%
-
32
TAHUN GDP/kapita Amerika
Serikat Persentase
Perubahan Nilai
2007 48.061,54 3,38%
2008 48.401,43 0,70%
2009 47.001,56 -2,98%
2010 48.374,09 2,84%
2011 49.781,80 2,83%
2012 51.433,05 3,21%
2013 52.749,91 2,50%
2014 54.539,67 3,28%
Sumber: World Databanks (2017)
Pada tabel GDP/kapita penduduk Amerika Serikat, dapat dilihat bahwa
GDP/kapita tertinggi penduduknya ada pada tahun 2014 sebesar
$54.539,67 dan paling rendah di tahun 2005 sebesar $44.307,92.
4.2.5 Produksi Ikan Tuna Indonesia (X4)
Variabel ini didasarkan pada jumlah produksi ikan tuna di Indonesia pada
tahun 2005 hingga 2014 dalam satuan ton per tahun. Produksi tuna Indonesia
pada tahun 2005-2014 dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 8. Produksi Ikan Tuna Indonesia (dalam ton)
TAHUN Produksi Ikan Tuna
Indonesia Persentase Perubahan
Nilai
2005 183.144 -
2006 159.404 -14,89%
2007 191.558 16,79%
2008 194.173 1,35%
2009 203.269 4,47%
2010 213.796 4,92%
2011 241.364 11,42%
2012 275.778 12,48%
2013 305.435 9,71%
2014 313.873 2,69%
Sumber: Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia (2017)
Dari tabel produksi ikan tuna Indonesia tahun 2005-2014 di atas,
produksi tuna paling tinggi yaitu 313.873 ton ada pada tahun 2014 dan
terendah sebesar 159.404 ton ada pada tahun 2006.
-
33
Meningkatnya produksi tuna Indonesia sejak tahun 2009 hingga 2014
tidak lain adalah berkat usaha keras Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi
Pudjiastuti. Dikutip dari situs liputan6.com tanggal 14 Desember 2016,
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjastuti melakukan banyak upaya
untuk memajukan industri perikanan di dalam negeri. Salah satu yang
paling diingat adalah penenggelaman kapal-kapal pencuri ikan. Menteri
Susi dianggap membawa angin segar bagi industri perikanan di dalam
negeri. Keberaniannya menghabisi, meledakkan hingga menenggelamkan
kapal-kapal pencuri ikan dapat acungan jempol. Lebih jauh lagi, salah satu
dampak yang paling terasa adalah naiknya produktivitas perikanan RI.
Dari catatan KKP, sebagai implementasi dari UU no 45 tahun 2009
tentang perikanan, total sudah ada 236 kapal sudah ditenggelamkan,
karena melakukan praktik Illegal Unreported and Unregulated Fishing (IUU
Fishing). Dari total 236 kapal tersebut, 229 kapal merupakan kapal asing
sementara, 7 sisanya adalah kapal berbendera Indonesia. Selain itu, KKP
juga sudah melakukan penangangan pelanggaran 481 kasus, 209 di
antaranya inkrah. Paling banyak kasus terjadi di 2016 sebanyak 225 kasus,
kemudian 2015, 198 kasus dan 58 kasus di 2014.
Dampak dari kebijakan tersebut yang paling konkret adalah produktivitas
nelayan Indonesia. Kini nelayan bisa mendapatkan ikan lebih banyak dari
sebelum kebijakan ini diterapkan. Tren kenaikan prodoktivitas ini pun
terjadi dari tahun ke tahun.
-
34
4.3 Pengaruh Harga, Nilai tukar, GDP Terhadap Volume Ekspor Tuna Indonesia ke Jepang dan Amerika Serikat tahun 2005-2014
Untuk menganalisis pengaruh dari variabel harga ekspor tuna, nilai tukar,
GDP/kapita dan produksi tuna Indonesia terhadap volume ekspor tuna Indonesia
ke Jepang dan Amerika Serikat tahun 2005-2014 digunakan analisis regresi
linear berganda dan uji hipotesis yang meliputi uji koefisien determinasi, uji F dan
uji t. Sebelum itu, dilakukan Uji Asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas,
autokorelasi, multikolinearitas dan heteroskedastisitas untuk menguji apakah
model tersebut telah memenuhi beberapa asumsi untuk memenuhi kondisi Best
Linear Unbiased Estimate (BLUE).
4.3.1 Uji Asumsi Klasik
Dalam model regresi linear ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi agar
memenuhi kondisi BLUE (Best Linear Unbiased Estimate). Pengujian ini
dimaksudkan untuk menganalisis beberapa asumsi dari persamaan regresi yang
dihasilkan valid untuk memprediksi. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji
autokorelasi, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
4.3.1.1 Uji Normalitas
Uji Normalitas merupakan pengujian untuk menguji apakah nilai residual
terdistribusi secara normal atau tidak. Peneliti menggunakan analisis grafik untuk
melihat normalitas residual. Normalitas dapat dideteksi dengan menggunakan
histogram berbentuk lonceng, Normal P-P Plot atau menggunakan N-Par Test
(Uji Kolmogorof).
-
35
A. Jepang
Pada penelitian ini, untuk mengetahui data tersebut terdistribusi secara
normal atau tidak menggunakan histogram berbentuk lonceng, maka
ketentuannya adalah apabila garis histogram membentuk lonceng sempurna
dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal.
Berdasarkan gambar, histogram membentuk garis lonceng sempurna
sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal.
B. Amerika Serikat
Pada penelitian ini, untuk mengetahui data tersebut terdistribusi secara
normal atau tidak menggunakan histogram berbentuk lonceng, maka
ketentuannya adalah apabila garis histogram membentuk lonceng sempurna
dapat disimpulkan data terdistribusi secara normal.
Gambar 3 Histogram Uji Normalitas (JEPANG)
Gambar 4 Histogram Uji Normalitas (AMERIKA)
-
36
Berdasarkan gambar, histogram membentuk garis lonceng sempurna
sehingga dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal.
Selain menggunakan histogram berbentuk lonceng, untuk menguji
normalitas residual dapat menggunakan Normal P-P Plot. Menurut Priyanto
(2013), kriteria pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:
Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
A. Jepang
Selain menggunakan histogram berbentuk lonceng, untuk menguji
normalitas residual dapat menggunakan Normal P-P Plot. Hasil dari uji dengan
Normal P-Plot Jepang dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 5 Normal P-P Plot Uji Normalitas (Jepang)
-
37
Berdasarkan gambar, data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka dari itu model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
B. Amerika
Selain menggunakan histogram berbentuk lonceng, untuk menguji
normalitas residual dapat menggunakan Normal P-P Plot. Hasil dari uji
dengan Normal P-Plot Jepang dapat dilihat pada Gambar 7.
Berdasarkan gambar, data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka dari itu model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Penelitian ini juga menggunakan uji N-Par Test Kolmogorov-Sminorov
dengan ketentuan:
Jika variabel dependen (Y) memiliki nilai signifikansi lebih dari 0.05, maka
data dinyatakan berdistribusi normal.
Jika variabel dependen (Y) memiliki nilai signifikansi kurang dari 0.05,
maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.
Gambar 6 Normal P-P Plot Uji Normalitas (Amerika)
-
38
Hasil Uji dari test One-Sample Kolmogorov-Smirnov ada pada Tabel 11
dan Tabel 12.
A. Jepang
Tabel 9. Hasil uji N-Par Test Jepang
Unstandardized Residual
N 10
Normal Parametersa Mean ,00000000
Std. Deviation 1,28492510E3
Most Extreme Differences Absolute ,183
Positive ,183
Negative -,124
Kolmogorov-Smirnov Z ,579
Asymp, Sig. (2-tailed) ,891
Sumber: Data diolah (2017)
Berdasarkan hasil uji n-Par Test Kolmogorov-Sminorov, nilai signifikansi
menunjukkan nilai 0.891 atau lebih dari 0.05. Maka, data dinyatakan berdistribusi
normal.
B. Amerika
Tabel 10. Hasil uji N-Par Test Amerika Serikat
Unstandardized Residual
N 10
Normal Parametersa Mean ,00000000
Std. Deviation 4,50282356E2
Most Extreme Differences Absolute ,177
Positive ,177
Negative -,127
Kolmogorov-Smirnov Z ,559
Asymp, Sig. (2-tailed) ,913
Sumber: Data diolah (2017)
Berdasarkan hasil uji n-Par Test Kolmogorov-Sminorov, nilai signifikansi
menunjukkan nilai 0.913 atau lebih dari 0.05. Maka, data dinyatakan berdistribusi
normal.
-
39
4.3.1.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana atara dua variabel independen
atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau
mendekati sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya
masalah multikolinearitas. Dampak yang diakibatkan dengan adanya
multikoinearitas antara lain yaitu:
1. Nilai standard error untuk masing-masing koefisien menjadi tinggi,
sehingga t htung menjadi rendah.
2. Standard error of estimate akan semakin tinggi dengan bertambahnya
variael independen.
3. Pengaruh masing-masing variabel independen sulit dideteksi.
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolineartias dengan melihat nilai
Tolerance dan VIF. Semakin kecil nilai Tolerance dan semakin besar VIF maka
semakin mendekati terjadinya masalah multikolineartias. Dalam kebanyakan
penelitian menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari
10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Priyatno, 2013).
A. Jepang
Hasil dari uji Multikolinearitas pada model regresi ekspor ke Jepang dapat
dilihat pada Tabel 13.
Tabel 11. Hasil uji Multikolinearitas Jepang
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
,189 5,281
,172 5,807
,178 5,612
,149 6,723
Sumber: Data diolah (2017)
-
40
Dari tabel Coefficients dapat diketahui bahwa nilai Tolerance dari ketiga
variabel independen yaitu X1 sebesar 0,189; X2 sebesar 0,172; X3 sebesar
0,178 dan X4 sebesar 0,149. Nilai Tolerance dari keempat variabel tersebut lebih
dari nilai α=0,1. Maka dari itu dapat dikatakan dalam model regresi tidak terjadi
masalah multikolinearitas.
Selain itu, dapat diketahui nilai VIF dari keempat variabel independen yaitu,
X1 sebesar 5,281; X2 sebesar 5,807; X3 sebesar 5,612 dan X4 sebesar 6,723.
Nilai VIF dari keempat variabel tersebut kurang dari 10, sehingga dapat
dikatakan dalam model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas.
B. Amerika
Hasil dari uji Multikolinearitas pada model regresi ekspor ke Jepang dapat
dilihat pada Tabel 14.
Tabel 12. Hasil uji Multikolinearitas Amerika Serikat
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
,574 1,743
,376 2,659
,112 8,913
,113 8,942
Sumber: Data diolah (2017)
Dari tabel Coefficients dapat diketahui bahwa nilai Tolerance dari ketiga
variabel independen yaitu X1 sebesar 0,574; X2 sebesar 0,376; X3 sebesar
0,112 dan X4 sebesar 0,113. Nilai Tolerance dari keempat variabel tersebut lebih
dari nilai α=0,1. Maka dari itu dapat dikatakan dalam model regresi tidak terjadi
masalah multikolinearitas.
Selain itu, dapat diketahui nilai VIF dari keempat variabel independen yaitu,
X1 sebesar 1,743; X2 sebesar 2,659; X3 sebesar 8,913 dan X4 sebesar 8,842.
-
41
Nilai VIF dari keempat variabel tersebut kurang dari 10, sehingga dapat
dikatakan dalam model regresi tidak terjadi masalah multikolinearitas.
4.3.1.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual
untuk pengamatan satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurun
runtun waktu. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya autokorelasi.
Dampak yang diakibatkan dengan adanya autokorelasi yaitu varian sampel tidak
dapat menggambarkan varian populasinya.
Ada beberapa cara untuk mengetahui adanya korelasi dalam suatu model
regresi, salah satunya adalah dengan menggunakan Run Test. Run test sebagai
bagian dari statistik non-parametrik dapat digunakan untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Jika antar residual tidak terdapat
hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random.
Ketentuannya adalah sebagai berikut:
H0 : Residual Random (acak)
H1 : Residual Tidak Random
Jika pada hasil Run Test menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
> 0,05 maka kesimpulannya yaitu terima H0 atau residual bersifat random (acak).
Sebaliknya, jika Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka kesimpulannya ialah menolak
H0 atau residual tidak acak.
Hasil dari uji autokorelasi dengan menggunakan Run Test adalah sebagai
berikut:
A. Jepang
Hasil uji Run Test untuk menguji autokorelasi pada model regresi ekspor tuna
ke Jepang dapa dilihat pada Tabel 15.
-
42
Tabel 13. Hasil Uji Run Test Jepang
Unstandardized Residual
Test Valuea -265,81637 Cases < Test Value 5 Cases >= Test Value 5 Total Cases 10 Number of Runs 5 Z -,335 Asymp. Sig. (2-tailed) ,737
Sumber: Data diolah (2017)
Didapat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,737 yang berarti lebih besar
dari 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan untuk menerima H0 atau residual
bersifat random (acak).
B. Amerika
Hasil uji Run Test untuk menguji autokorelasi pada model regresi ekspor tuna
ke Jepang dapa dilihat pada Tabel 16.
Tabel 14. Hasil Uji Run Test Amerika Serikat
Unstandardized Residual
Test Valuea 67,43524 Cases < Test Value 5 Cases >= Test Value 5 Total Cases 10 Number of Runs 5 Z ,335 Asymp. Sig. (2-tailed) ,737
Sumber: Data diolah (2017)
Didapat nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,737 yang berarti lebih besar
dari 0,05 maka dapat ditarik kesimpulan untuk menerima H0 atau residual
bersifat random (acak).
4.3.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Menurut Priyatno (2013), Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana
terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi
-
43
yang baik mesnyaratkan tidak adanya masalah Heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak efisien
dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya Heteroskedastisitas denga melihat pola
titik-titik pada scatterplots regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak
jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
A. Jepang
Hasil uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan scatterplot pada model
regresi ekspor tuna ke Jepang dapat dilihat pada Gambar 8.
-
44
Dari scatterplot di atas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan
pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka pada
model regresi tidak terjadi masalah Heteroskedastisitas.
B. Amerika Serikat
Hasil uji Heteroskedastisitas dengan menggunakan scatterplot pada model
regresi ekspor tuna ke Jepang dapat dilihat pada Gambar 9.
Dari scatterplot di atas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar dengan
pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka pada
model regresi tidak terjadi masalah Heteroskedastisitas.
Selain itu, digunakan uji statistik korelasi bivariate Spearman untuk
mendeteksi adanya heteroskedastisitas.
Gambar 7. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas (Jepang)
Gambar 8. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas (Amerika)
-
45
A. Jepang.
Hasil uji Spearman untuk mendeteksi heteroskedastisitas pada model
regresi ekspor tuna ke Jepang dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 15. Hasil Uji Spearman (Jepang)
X1 X2 X3 X4 Unstandardized Residual
Spearman's Rho X1 Correlations Coefficient 1,000
-0,418 0,842 0,406 -0,091
Sig. (2-tailed) 0,229 0,002 0,244 0,803
N 10 10 10 10 10
X2 Correlations Coefficient -
0,418 1,000 -
0,188 0,442 0,103
Sig. (2-tailed) 0,229 0,603 0,200 0,777
N 10 10 10 10 10
X3 Correlations Coefficient 0,842 -
0,188 1,000 0,588 -0,358
Sig. (2-tailed) 0,002 0,603 0,074 0,310
N 10 10 10 10 10
X4 Correlations Coefficient 0,406 0,442 0,588 1,000 -0,103
Sig. (2-tailed) 0,244 0,200 0,074 0,777
N 10 10 10 10 10
Unstandardized Residual Correlations Coefficient
-0,091 0,103
-0,358
-0,103 1,000
Sig. (2-tailed) 0,803 0,777 0,310 0,777
N 10 10 10 10 10
Sumber: Data diolah (2017)
Berdasar tabel 17, hasil dari uji heteroskedastisitas Spearman
memiliki nilai signifikansi (2-tailed) di atas 0,05 yaitu 0,803 untuk X1,
0,777 untuk X2, 0,310 untuk X3 dan 0,777 untuk X4 yang berarti
dalam model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
B. Amerika Serikat
Hasil uji Spearman untuk mendeteksi heteroskedastisitas pada model
regresi ekspor tuna ke Amerika Serikat dapat dilihat pada Tabel 18.
-
46
Tabel 16. Hasil Uji Spearman (Amerika)
X1 X2 X3 X4 Unstandardized Residual
Spearman's Rho X1 Correlations Coefficient 1,000 0,152 0,552 0,467 0,152
Sig. (2-tailed) 0,676 0,098 0,174 0,676
N 10 10 10 10 10
X2 Correlations Coefficient 0,152 1,000 -
0,188 0,442 -0,188
Sig. (2-tailed) 0,676 0,603 0,200 0,603
N 10 10 10 10 10
X3 Correlations Coefficient 0,552 -
0,527 1,000 0,927 -0,030
Sig. (2-tailed) 0,098 0,117 0,000 0,934
N 10 10 10 10 10
X4 Correlations Coefficient 0,467 0,442 0,588 1,000 0,115
Sig. (2-tailed) 0,174 0,200 0,074 0,751
N 10 10 10 10 10
Unstandardized Residual Correlations Coefficient 0,152 -0,188 -0,030
-0,115 1,000
Sig. (2-tailed) 0,676 0,604 0,934 0,751
N 10 10 10 10 10
Sumber: Data diolah (2017)
Berdasar tabel 18, hasil dari uji heteroskedastisitas Spearman memiliki nilai
signifikansi (2-tailed) di atas 0,05 yaitu 0,676 untuk X1, 0,604 untuk X2,
0,934 untuk X3 dan 0,751 untuk X4 yang berarti dalam model regresi tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas
4.3.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linear berganda dianalisis menggunakan metode Ordinary Least
Square (OLS), hasil regresi menggunakan software SPSS for Windows. Hasil
analisis regresi linear dapat dilihat pada tabel 19.
-
47
a. Jepang
Tabel 17. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Jepang
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8426,956 12725,832
X1 ,319 ,068 1