analisis jurnal

Upload: indah-sari

Post on 19-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS JURNAL

ANALISIS JURNAL EFEKTIFITAS TEKNIK KONTROL DIRI PADA PENGENDALIAN KEMARAHANTugas Stase Keperawatan Jiwa

Pendidikan Profesi Keperawatan Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Disusun Oleh :

Sakiyan

02/159859/EIK/00218

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2005

Tujuan

Pasien dengan marah merupakan kondisi yang sangat sering dijumpai di bangsal perawatan jiwa atau di rumah sakit jiwa sehingga memerlukan penanganan yang adekuat dan paripurna.

Kemarahan apabila tidak diekspresikan secara benar seringkali menimbulkan akibat negatif dalam berbagai segi kehidupan manusia baik segi kesehatan fisik, mental, segi ekonomi, serta hubungan interpersonal, melihat begitu banyak aspek yang terlibat dan dampak negatif yang ditimbulkan apabila kemarahan tidak diekspresikan secara benar maka mencermati jurnal tentang Efektifitas Teknik Kontrol Riri Pada Pengendalian Kemarahan ini menjadi cukup penting sebagai pelengkap khasanah keilmuan kita yang bisa kita terapkan dalam menangani pasien dengan kondisi marah.Metode penelitian

Penelitian tentang Efektifitas Teknik Kontrol Diri Pada Pengendalian Kemarahan yang dilakukan oleh A. Sari Andajani ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan Control Group Pre-test Post-test Design, dengan hipotesis bahwa teknik kontrol diri efektif untuk mengendalikan kemarahan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini meliputi angket kemarahan untuk mengungkap ekspresi kemarahan yang berupa perilaku agresif, baik verbal maupun nonverbal dan simptom fisiologis yang dialami; laporan pemantauan diri yang bertujuan untuk mengungkap taraf kemarahan subjek saat pra pelatihan, pelatihan dan pasca pelatihan; kuesioner kemarahan yang mengungkap kemrahan khas individual, sejarah kemarahan, dan pandangan individau terhadap kemarahan; serta angket evaluasi pelatihan yang digunakan untuk mengungkap manfaat yang diperoleh subjek dari pelatihan, penilaian subjek terhadap pelatihan secara keseluruhan serta penilaiansubjek terhadap ketekunan dan kesungguhan dalam berlatih, sedangkan subjek penelitiannya adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UGM yang berminat dan secara suka rela berperanserta dalam peneilitan ini.

Hasil penelitian1. Hasil analisis kelompok

Hasil analisis kelompok terhadap skor angket kemarahan menunjukan bahwa teknik kontrol diri efektif untuk mengendalikan kemarahan, rerata penurunan kemarahan yang terbesar terjadi pada kelompok pelatihan lengkap (X = 25,71) diikuti oleh kelompok pelatihan tidak lengkap (X=22,25) dan rerata penurunan terkecil pada kelompok kontrol (X=13,37).

2. Hasil analisis individual

Untuk tiap-tiap subjek kelompok pelatihan dibuat analisis visual yang memuat taraf kemarahan berdasarkan Angket Kemarahan, Laporan Pemantauan Diri dan Laporan Subjektif serta analisis terhadap Angket Evaluasi Pelatihan.

Analisis individual dan analisis visual menunjukan bahwa sebelas subjek kelompok pelatihan lengkap (78,57 %) mengalami penurunan kemarahan setelah mereka mengikuti pelatihan, rinciannya adalah empat subjek (28,57%) mengalami penurunan satu taraf kemarahan, lima subjek (35,71%) mengalami dua taraf kemarahan, satu subjek (7,17 %) mengalami penurunan empat taraf kemarahan, pada kelompok ini juga terdapat dua subjek (14,29 %) yang mengalami kanaikan satu taraf kemarahan dan satu subjek (7,17 %) tidak mengalami perubahan taraf kemarahan.

Pada kelompok pelatihan tidak lengkap tiga subjek (75 %) mengalami penurunan kemarahan dengan rincian dua subjek (50 %) mengalami penurunan satu taraf kemarahan, satu subjek (25%) mengalami penurunan dua taraf kemarahan, serta satu subjek tidak mengalami perubahan taraf kemarahan.

Pada kelompok kontrol enam subjek (31,58%) mengalami penurunan satu taraf kemarahan, delapan subjek (41,11 %) tidak mengalami perubahan taraf kemarahan dan lima subjek (26,31 % ) mengalami kenaikan satu taraf kemarahan.

Hasil analisis Kuesioner Kemarahan menunjukan bahwa keseluruhan subjek kelompok pelatihan (100%) memiliki kesamaan ekspresi kemarahan dengan salah satu atau lebih anggota keluargannya seperti ayah, ibu, dan saudara-saudaranya, umumnya subjek melaporkan juga simptom fisiologis saat mereka marah.

Manfaat pelatihan sebagaimana dilaporkan, dirasakan oleh semua subjek, manfaat tersebut diantaranya dalam hal berfikir rasional, pengendalian kemarahan, dan pengendalian diri dalam situasi yang menimbulkan ketegangan.

Subjek secara keseluruhan juga melaporkan bahwa penyebab kemarahan mereka umumnya adalah merupakan hal-hal yang menyinggung harga diri dan hak pribadi. Kesimpulan

Dari hasil analisis menunjukan bahwa pelatihan lengkap ataupun tidak lengkap dapat menurunkan kemarahan tetapi ada perbedaan yang cukup berarti dimana penurunan taraf kemarahan lebih banyak terjadi pada kelompok yang mengikuti pelatihan lengkap dibandingkan dengan kelompok pelatihan tidak lengkap, kondisi ini membuktikan bahwa :1. Teknik kontrol diri efektif untuk mengendalikan kemarahan.

2. Penurunan kemarahan akan lebih berarti bila pelatihan teknik kontrol diri diikuti secara lengkap.

3. Ekspresi kemarahan orang tua berpengaruh terhadap ekspresi kemarahan anak-anaknya.

4. Kemarahan umumnya disebabkan oleh tersinggungnya harga diri dan hak pribadi.

Pembahasan(analisis)1. Judul penelitian

Judul yang disampaikan oleh peneliti adalah merupakan isue/topik yang sangat familiar dalam kehidupan kita sehari-hari dan semua orang dipastikan pernah mengalami hal tersebut sehingga mempunyai daya tarik yang besar sehingga orang tertarik untuk membaca dan mengikuti penelitian ini.

2. Metode penelitian

a. Subjek penelitian

Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah 37 orang mahasiswa Fakultas Psikilogi UGM yang secara sukarela berperan serta dalam penelitian ini tanpa ada persyaratan apapun (kriteria inklusi/eksklusi), kemudian mereka dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok dengan perlakuan yaitu kelompok yang menerima pelatihan teknik kontrol diri dan kelompok kontrol yang dalam hal ini tidak menerima pelatihan teknik kontrol diri dan menjadi kelompok pembanding hal ini terasa kurang mengigit karena masing-masing dari individu dalam subjek mempunyai respon/ taraf kemarahan yang berbeda sehingga kemungkinan mempunyai variasi yang cukup besar, akan lebih baik lagi jika kelompok perlakuan dan kelompok pembanding mempunyai taraf respon terhadap kemarahan yang sama kemudian hasil perlakuan dan kontrol dibandingkan, atau subjek ini benar-benar dipilih dari orang yang mempunyai masalah dengan kemarahannya lalu dilakukan perbedaaan perlakuan dan dibandingkan.b. Alat ukur dan analisis data.Alat ukur yang digunakan sudah dilakukan pengujian kesahihan dengan teknik korelasi product-moment dari Pearson sedangkan uji keandalannya digunakan Analisis Varians Hoyt yang semuanya tersusun dalam Stastistical Package for Social Science (norusis, 1986), untuk uji hipotesisnya yang menyatakan bahwa teknik kontrol diri efektif untuk mengendalikan kemarahan dilakukan dengan NPAR Kruskal-Wallis Test, dimana data yang digunakan adalah selisih dari skor pra pelatihan dan skor paska pelatihan pada angket kemarahan yang diolah dengan menggunakan Stastistical Package for Social Science (norusis, 1986).

c. Jalannya penelitian

Jalannya penelitian tidak disebutkan secara jelas, bagaimana setting tempatnya pakah memenuhi syarat kenyamanan dan ketenangan sehingga terhindar dari stimulus yang lain yang dapat mengganggu jalannya penelitian, termasuk waktu pelatihan berapa lama, serta kondisi subjek penelitian apakah dalam kondisi yang fit, terhindar dari kelelahan, atau dikondisikan dalam suasana yang penuh stress atau bagaimana, hal ini tidak disebutkan.

3. Hasil penelitianHasil penelitian membuktikan bahwa perlakuan (pelatiahn teknik kontrol diri) efektif untuk pengendalian kemarahan.

4. Saran

a. Subjek penelitian hendaknya orang yang mempunyai masalah dengan pengendalian kemarahan agar manfaatnya benar-benar dapat lebih dirasakan.

b. Setting tempat dan waktu (dimulainya pelatihan dan lamanya) agar lebih diperhitungkan.Implikasi keperawatan :1. Memberikan informasi tentang teknik pengendalian kemarahan yang ternyata membawa manfaat untuk usaha pengendalian kemarahan.

2. Perawat hendaknya menguasai teknik pengendalian kemarahan sehingga dapat mengelola kemarahannya dan kemarahan kliennya.

3. Sebagai bahan untuk analisa diri sendiri sebelum berinteraksi dengan klien.Rujukan :

Jurnal Psikologi, 1991 No.1.54 -59