analisis log

7
LOG ANALYSIS Secara umum, analisa log dibedakan atas tiga kompenen, berupa Log Lithologi, Log Resistivity dan Log Porosity. Log Lithologi antara lain Gamma Ray (GR) Log dan Spontaneous Potential (SP) Log. Untuk Log Resistivity diantaranya adalah Induction Log, Short Normal Log, Microlog, Lateral Log dan MSFL. Sedangkan untuk Log Porosity terdiri dari Neutron Log dan Sonic Log. Pada prakteknya di lapangan tidak semua jenis log diatas dapat dilakukan. Hal ini mengingat biaya (cost) yang besar untuk tiap jenis log sehingga hanya digunakan beberapa jenis log tertentu dan kecenderungan untuk mengkombinasikan beberapa jenis log (combination log) dan ini yang biasa digunakan. Beberapa analisa jenis log yang umum digunakan antara lain Analisa Spontaneous Potential (SP) Log, Analisa Log Induksi, dan

Upload: delta-milano

Post on 24-Jul-2015

89 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Log

LOG ANALYSIS

Secara umum, analisa log dibedakan atas tiga kompenen, berupa Log Lithologi, Log

Resistivity dan Log Porosity. Log Lithologi antara lain Gamma Ray (GR) Log dan

Spontaneous Potential (SP) Log. Untuk Log Resistivity diantaranya adalah Induction

Log, Short Normal Log, Microlog, Lateral Log dan MSFL. Sedangkan untuk Log

Porosity terdiri dari Neutron Log dan Sonic Log.

Pada prakteknya di lapangan tidak semua jenis log diatas dapat dilakukan. Hal ini

mengingat biaya (cost) yang besar untuk tiap jenis log sehingga hanya digunakan

beberapa jenis log tertentu dan kecenderungan untuk mengkombinasikan beberapa

jenis log (combination log) dan ini yang biasa digunakan.

Beberapa analisa jenis log yang umum digunakan antara lain Analisa Spontaneous

Potential (SP) Log, Analisa Log Induksi, dan Analisa Log Radioaktif yang terdiri dari

Gamma Ray Log, Neutron Log, dan Formation Density Log.

Analisa Sponteneous Potential Log (SP) Log

Pada sumur yang mempunyai kandungan hidrokarbon perlu dilakukan logging

dengan berbagai jenis alat log. Log tersebut dapat berupa Log Listrik, Log Radioaktif

serta berbagai jenis log lainnya. Tahap pertama dalam analisa log adalah mengenal

Page 2: Analisis Log

lapisan permeable dan serpih yang non permeable. Log yang digunakan adalah

Spontaneous Potential (SP) Log. Log SP merupakan rekaman perbedaan potensial

listrik antara elektroda di permukaan yang tetap dengan elektroda yang terdapat di

dalam lubang bor yang bergerak naik turun, pada sebuah lubang sumur yang terdiri dari

lapisan permeable dan non permeable. Secara alamiah karena perbedaan kandungan

garam air, arus listrik hanya dapat mengalir di sekeliling perbatasan formasi di dalam

lubang bor. Pada lapisan serpih yang tidak terdapat aliran listrik, potensialnya adalah

konstan dengan kata lain pembacaan log SP nya rata.

Analisa Log Induksi

Log induksi digunakan untuk mendeteksi konduktivitas formasi yang selanjutnya

dikonversi dalam satuan resistivity. Pengukuran dengan log induksi banyak

menggunakan parameter dan korelasi grafik. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh

hasil yang valid sehingga mempermudah analisa.

Analisa Log Radioaktif

1. Gamma Ray Log

Untuk membedakan lapisan-lapisa shale dan non shale pada sumur-sumur open

hole    atau cased hole dan juga pada kondisi ada lumpur maupun tidak.

Sebagai pengganti SP Log untuk maksud-maksud pendeteksian lapisan

permeable, karena untuk formasi yang tidak terlalu resistif hasil SP Log tidak

terlalu akurat

Untuk mengetahui korelasi batuan dan prosentase kandungan shale pada

lapisan permeable

Mendeteksi mineral-mineral radioaktif

Menentukan kedalaman perforasi yang telah diinjeksi air (water plugging)

2. Neutron Log

Untuk menentukan total porosity

Mendeteksi adanya formasi gas setelah dikombinasikan dengan porosity tool

lainnya seperti Density Log)

Penentuan korelasi batuan

Page 3: Analisis Log

3. Formation Density Log

Untuk mengukur porositas batuan

Mengidentifikasi mineral batuan

Mengevaluasi shally sand dan lithologi yang kompak

Log ini juga dapat digunakan sebagai indikasi adanya gas

Gamma Ray Log merupakan rekaman tingkat radioaktivitas alami yang terjadi

karena tiga unsur yaitu Uranium (U), Thorium (Th) dan Potasium (K) yang dipancarkan

oleh batuan. Pemancaran yang terus menerus terdiri dari semburan pendek tenaga

tinggi sinar gamma yang mampu menembus batuan sehingga dapat dideteksi oleh

detektor.

Sinar gamma sangat efektif dalam membedakan lapisan permeable dan non

permeable karena unsur-unsur radioaktif cenderung berpusat di dalam serpih yang non

permeable dan tidak banyak terdapat dalam batuan karbonat atau pasir yang secara

umum besifat permeable. Kadangkala lumpur bor mengandung sejumlah unsur

Potasium karena zat Potassium Chloride ditambahkan kedalam lumpur untuk

mencegah pembengkakan serpih. Radioaktivitas dari lumpur akan mempengaruhi

pembacaan Log Gamma Ray berupa tingkatan latar belakang radiasi yang tinggi.

Analisa Log Kombinasi

Log kombinasi diaplikasikan untuk semua junis log sebelumnya seperti Log Listrik,

Log Induksi dan Log Radioaktif untuk mendapatkan kepastian jenis formasi beserta

kandungan formasi tersebut.

Kombinasi log yang sering digunakan dua jenis log yaitu Log Listrik dan Log

Radioaktif. Log Listrik yang dimaksudkan adalah SP Log dan Log Induksi untuk Short

Normal Log. Sedangkan Log Radioaktif yang dimaksud adalah Gamma Ray (GR) Log,

Neutron Log dan Formation Density Log (FDL). Dari analisa Log Kombinasi ini dapat

ditentukan kandungan HC dari formasi pada interval kedalaman tertentu.

Interpretasi log dilakukan untuk mengetahui harga Rw dan Sw serta menentukan

lithologi batuannya. Interpretasi ini dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu

interpretasi kualitatif dan interpretasi kuantitatif. Interpretasi kualitatif meliputi penentuan

Page 4: Analisis Log

lapisan permeable, penentuan batas lapisan dan penentuan zona interest. Log yang

digunakan berupa SP Log, GR Log dan Resistivity Log. Sementara interpretasi

kuantitatif meliputi penentuan porositas dan saturasi air (Sw). Jenis Log yang digunakan

Neutron Log, Density Log, Sonic Log dan Resistivity Log. Adapun kondisi interpretasi

yang dilakukan berupa Clean Formation (quick look) dan Shally Sand Formation

(detailed).

Pengukuran dengan SP Log dilakukan untuk menentukan Vclay sehingga dapat

diketahui jenis fluida yang terdapat dalam formasi yang dianalisa serta kandungan

batuan dan kondisi dari kedalaman formasi tersebut.

Pada GR Log didapatkan suatu kurva yang menunjukkan besarnya intensits

radioaktif yang ada dalam formasi. Dengan menarik garis GR yang mempunyai harga

minimum dan harga maksimum pada penampang log maka kurva GR yang jatuh

diantara kedua lapisan kurva tersebut merupakan indikasi adanya lapisan shale.

Pada Neutron Log, bila konsentrasi hidrogen didalam formasi besar maka semua

partikel neutron akan mengalami penurunan energi serta tertangkap tidak jauh dari

sumber radioaktifnya. Hal yang perlu digarisbawahi bahwa neuton hidrogen tidak

mewakili porositas batuan karena penentuannya didasarkan pada konsentrasi hidrogen.

Neutron tidak dapat membedakan antara atom hidrogen bebas dengan atom hidrogen

yang secara kimia terikat dengan mineral batuan, akibatnya pada formasi lempung

yang banyak mengandung atom-atom hidrogen didalam susunan molekulnya seolah-

olah mempunyai porositas tinggi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk kurva Neutron Log adalah shale atau clay

dimana semakin besar konsentrasinya dalm lapisan permeable akan memperbesar

harga porositas batuan. Kekompakan batuan juga akan mempengaruhi defleksi kurva

Neutron Log dimana semakin kompak batuan tersebut maka harga porositas batuan

akan menurun dan kandungan fluida yang ada dalam batuan apabila mengandung

minyak dan gas maka akan mempunyai harga porositas yang relatif kecil, sedangkan

air asin atau air tawar akan memberikan harga porositas neutron yang mendekati harga

porositas sebenarnya.

Density Log menunjukkan besarnya densitas lapisan yang ditembus oleh lubang bor

sehingga berhubungan dengan porositas batuan. Besar kecilnya density juga

Page 5: Analisis Log

dipengaruhi oleh kekompakan batuan dengan derajat kekompakan yang variatif,

dimana semakin kompak batuan maka porositas batuan tersebut akan semakin kecil.

Pada batuan yang sangat kompak, harga porositasnya mendekati harga nol sehingga

densitasnya mendekati densitas matrik.

Kombinasi Log digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan untuk

mengevaluasi formasi serta menentukan potential productivity yang dikandungnya.

Pada kombinasi log antara Neutron Log dan Density Log maka akan terdapat tampilan

Log Density yang dari kiri ke kanan satuannya semakin besar sedangkan  Neutron Log

dari kiri ke kanan satuan porositasnya semakin kecil sehingga dapat diinterpretasikan

sebagai berikut :

1. Lapisan shale akan memberikan separasi negatif berdasar harga densitas yang

besar pada Density Log dan harga porositas neutron yang besar pada Neutron Log.

2. Lapisan hidrokarbon akan memberikan separasi positif dimana kurva Density Log

akan cenderung mempunyai defleksi ke kiri dan Neutron Log cenderung mempunyai

defleksi ke kanan.

3. Lapisan air asin atau air tawar akan memberikan separasi positif sehingga untuk

dapat membedakan antara separasi positif pada lapisan air dengan lapisan

hidrokarbon maka jalan terbaik adalah dengan melihat kurva Resistivity Log dan SP

Log.