analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

62
ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL, KEPEMIMPINAN, DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Produksi PT. Temprina Media Grafika Jawa Pos Group Cabang Semarang) SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Disusun Oleh : AMELIA AGATA NIM : 12010111140203 FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2015

Upload: ledat

Post on 21-Jan-2017

227 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL,

KEPEMIMPINAN, DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA

KARYAWAN

(Studi Pada Karyawan Produksi PT. Temprina Media Grafika

Jawa Pos Group Cabang Semarang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)

Pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Universitas Diponegoro

Disusun Oleh :

AMELIA AGATA

NIM : 12010111140203

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

Page 2: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

ii

PERSETUJUAN SKRIPSI

Nama Penyusun : Amelia Agata

Nomor Induk Mahasiswa : 12010111140203

Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Manajemen

Judul Skripsi : Pengaruh Komunikasi Internal,Kepemimpinan, dan Pelatihan terhadapKinerja Karyawan (Studi pada KaryawanProduksi PT. Temprina Grafika Jawa PosGroup Cabang Semarang)

Dosen Pembimbing : Dra. Rini Nugraheni, M.M

Semarang, April 2015

Dosen Pembimbing,

(Dra. Rini Nugraheni, M.M)NIP : 19570811 1985 03 1003

Page 3: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

iii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN

Nama Penyusun : Amelia Agata

Nomor Induk Mahasiswa : 12010111140203

Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Manajemen

Judul Skripsi : Pengaruh Komunikasi Internal,Kepemimpinan, dan Pelatihan terhadapKinerja Karyawan (Studi pada KaryawanProduksi PT. Temprina Grafika Jawa PosGroup Cabang Semarang)

Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal …………………… 2015

Tim Penguji

1. Dra. Rini Nugraheni, M.M ( )

2. Dr. Hj. Indi Djastuti, M.S ( )

3. Mahfudz, SE., MT ( )

Page 4: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini, Amelia Agata, menyatakan bahwa

skripsi dengan judul ANALISIS PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL,

KEPEMIMPINAN, PELATIHAN PENGEMBANGAN TERHADAP

KINERJA KARYAWAN (Studi pada PT. Jawa Pos Cabang Semarang)

adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian

tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam

bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasaan atau pendapat

atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan, dan/

atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau yang

saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut

di atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi

yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti

bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-

olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang tela diberikan oleh

universitas batal saya terima.

Semarang, April 2015

Yang Membuat Pernyataan

(Amelia Agata)

NIM. 12010111140203

Page 5: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

v

Page 6: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

vi

ABSTRACT

Printing companynotonlypromote angood and right result,butalsorequiresthemanagementofhumanresourcesisappropriate. This research isintended to explain how internal communication, leadership and trainingdevelopment to employees performance production team on PT Temprina MediaGrafika Jawa Pos Group Semarang.

The data in this study were collected through a questionnaire distributedto 40 employeeswith a sampling technique is census atthePT Temprina MediaGrafika Jawa Pos Group Semarang.Thetechniqueof testingdatausedinthisstudyincludetheinstrument test(reliabilitytest,validitytest), theclassicalassumptiontest(normality test,heteroscedasticity,linearitytest), multiplelinearregressionanalysis,T-Tests,FTestandCoefficientofDeterminationTest( R2)withSPSS 20.0.

Result indicates that internal communication and training developmentvariable are possitve and significant effect on employee performance,butleadership variable is possitive and not significant effect on employeeperformance. The correlation of internal communication, leadership, andtraining development can explain employee performance variation as much as28.6%.

Key words : Internal Communication, Leadership, Training, EmployeePerformance

Page 7: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

vii

ABSTRAKSI

Perusahaan percetakkan mengedepankan hasil yang baik dan benar,tetapijugamembutuhkan pengelolaan sumber dayamanusiayangtepat.Penelitianinibertujuan untukmenjelaskanbagaimanakomunikasi internal, kepemimpinan, dan pelatihan pengembanganterhadapkinerjakaryawan pada bagian produksi PT TemprinaMedia Grafika JawaPos Group Semarang.

Datadalampenelitianinidikumpulkanmelaluipenyebaran kuesionerpada40karyawan produksidi TemprinaMedia Grafika Jawa Pos GroupSemarang denganteknik pengambilan sampel yaitu sensus .Teknikpengujian datayangdigunakandalampenelitianinimeliputiujiinstrumen(ujireliabilitas,ujivaliditas), ujiasumsiklasik(ujinormalitas,ujiheteroskedastisitas, ujilinearitas), analisisregresi linearberganda,UjiT-test,UjiFsertaUjiKoefisienDeterminasi(R2)denganaplikasi SPSS20.0.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel komunikasi internaldan pelatihan pengembanganberpengaruhpositifdansignifikanterhadapkinerjakaryawan namun variabel kepemimpinanberpengaruh positif dantidak signifikan terhadapkinerja karyawan. Kontribusi variabel komunikasiinternal, kepemimpinan, dan pelatihan pengembangan memberikankontribusisebesar28,6% terhadap variasi yang terjadi pada kinerja karyawan.

Kata kunci : Komunikasi internal, Kepemimpinan, Pelatihan,Kinerja Karyawan

Page 8: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

viii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang senantiasa memberikan

kasih dan kebaikan-Nya serta kemampuan sehingga dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “PENGARUH KOMUNIKASI INTERNAL,

KEPEMIMPINAN, DAN PELATIHAN TERHADAP KINERJA

KARYAWAN (Studi Pada Karyawan Produksi PT. Temprina Media

Grafika Jawa Pos Group Cabang Semarang)” yang disusun sebagai syarat

akademis dalam meyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa

dukungan, bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak selama penyusunan

skripsi. Oleh karena itu, pada kesepatan ini dengan kerendahan hati penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orangtua yang sangat luar biasa, senantiasa mendukung dalam

doa yang tidak ada hentinya dan selalu memberikan semangat serta

yang menjadi sumber kekuatan penulis dalam menyelesaikan skripsi.

2. Bapak Dr. Suharnomo, S.E, M.Si Dekan Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.

3. Bapak Dr.Ibnu Widiyanto, M.A selaku dosen wali yang senantiasa

memberikan saran kepada penulis selama masa perkuliahan.

4. Ibu Dra. Rini Nugraheni, M.M selaku Dosen Pembimbing yang selalu

Page 9: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

ix

meluangkan waktu untuk mengarahkan dan memberikan masukan

kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Diponegoro

Semarang yang telah memberikan ilmu pengetahuan sebagai bekal

yang sangat bermanfaat bagi penulis.

6. PT. Temprina Media Grafika Jawa Pos Group cabang Semarang, yang

telah bersedia memberikan waktu dan informasi dalam penyusunan

skripsi.

7. Kakak dan Adik Bona Imelda dan Dian Tama, yang selalu

memberikan semangat dan masukan dengan berbagai cara.

8. Dan kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,

terima kasih banyak atas semua bantuan, dukungan, semangat dan doa

yang telah dipanjatkan dan diberikan kepada penulis hingga akhirnya

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasandalam penyusunan skripi ini. Maka dari itu, penulis mengharapkan kritik dansaran para pembaca, agar kedepannya penyusunan penelitian selanjutnya dapatdilakukan dengan lebih baik. Demikianlah yang ingin disampaikan oleh penulisdan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi mereka membutuhkan.Terima Kasih.

Semarang, April 2015Penulis,

Amelia Agata

Page 10: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN................................................... iii

HALAMAN ORISINALITAS SKRIPSI................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................................. v

ABSTRACT................................................................................................. vi

ABSTRAKSI............................................................................................... vii

KATA PENGANTAR................................................................................ viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL...................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................... 8

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 9

1.3.1. Tujuan Penelitian ...................................................... 9

1.3.2. Manfaat Penelitian .................................................... 9

1.4. Sistematika Penulisan ......................................................... 10

BAB II TELAAH PUSTAKA ............................................................... 12

2.1. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu .......................... 12

2.1.1. Kinerja Karyawan ..................................................... 12

2.1.2. Komunikasi Internal ................................................. 14

Page 11: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

xi

2.1.3. Kepemimpinan .......................................................... 18

2.1.4. Pelatihan .................................................................... 24

2.2. Penelitian Terdahulu ........................................................... 26

2.3. Hubungan Antar Variabel ................................................... 28

2.3.1. Hubungan Komunikasi Internal Terhadap Kinerja

Karyawan ................................................................... 28

2.3.2. Hubungan Kepemimpinan Terhadap Kinerja

Karyawan ................................................................... 29

2.3.3. Hubungan Pelatihan Terhadap Kinerja

Karyawan .................................................................. 31

2.4. Kerangka Pemikiran ............................................................32

2.5. Hipotesis .............................................................................. 33

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 34

3.1. Variabel dan Definisi Operasional ...................................... 34

3.1.1. Variabel Penelitian .................................................... 34

3.1.2. Definisi Operasional .................................................. 35

3.2. Populasi dan Sampel ............................................................ 37

3.3. Jenis dan Sumber Data ........................................................ 37

3.4. Metode Pengumpulan Data ................................................. 38

3.5. Metode Analisis Data .......................................................... 38

3.5.1. Uji Kualitas Data ....................................................... 40

3.5.1.1 Uji Reliabilitas ................................................ 40

3.5.1.2. Uji Validitas .................................................. 40

3.5.2. Uji Penyimpangan Klasik .......................................... 41

3.5.2.1. Uji Normalitas ............................................... 41

Page 12: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

xii

3.5.2.2. Uji Multikolinieritas ...................................... 41

3.5.2.3. Uji Heteroskedastisitas .................................. 42

3.6. Analisis Regresi Berganda .................................................. 42

3.7. Uji Hipotesis ........................................................................ 43

3.7.1. Uji F ........................................................................... 44

3.7.2. Uji t ............................................................................ 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................... 46

4.1. Deskripsi Objek Penelitian .................................................. 46

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ................................... 46

4.1.2. Misi dan Visi Perusahaan .......................................... 47

4.1.3. Struktur Organisasi .................................................... 47

4.2. Deskriptif Responden .......................................................... 49

4.2.1. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 49

4.2.2. Responden Berdasarkan Pendidikan ......................... 50

4.2.3. Responden Berdasarkan Lama Kerja ......................... 50

4.3. Analisis Data ........................................................................ 51

4.3.1. Analisis Angka Indeks ............................................... 51

4.3.1.1. Kinerja Karyawan .......................................... 52

4.3.1.2. Komunikasi Internal ....................................... 53

4.3.1.3. Kepemimpinan ............................................... 55

4.3.1.4. Pelatihan ......................................................... 56

4.4. Uji Instrumen ....................................................................... 57

4.4.1. Uji Reliabilitas ........................................................... 57

4.4.2. Uji Validitas .............................................................. 58

4.4.3.Uji Asumsi Klasik ...................................................... 61

Page 13: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

xiii

4.4.3.1. Uji Multikolinearitas ..................................... 61

4.4.3.2. Uji Heteroskedastisitas .................................. 62

4.4.3.3. Uji Normalitas ................................................ 63

4.4.4. Uji Hipotesis ............................................................... 65

4.4.4.1. Uji F ............................................................... 65

4.4.4.2. Uji T ............................................................... 65

4.4.4.3.Uji Koefisien Determinasi (R²) ....................... 67

4.4.5. Analisis Linier Berganda ........................................... 67

4.5. Pembahasan .......................................................................... 68

4.5.1. Komunikasi Internal Berpengaruh Terhadap

Kinerja .................................................................................. 68

4.5.2. Kepemimpinan Berpengaruh Terhadap

Kinerja .................................................................................. 69

4.5.3. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja ........................ 70

BAB V PENUTUP ................................................................................. 72

5.1. Kesimpulan .......................................................................... 72

5.2. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 73

5.3. Saran .................................................................................... 74

5.4. Agenda Penelitian yang Akan Datang ............................. 75

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 76

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 80

Page 14: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.2 : Penelitian Terdahulu ............................................................... 30Tabel 2.3 : Definisi Operasional ................................................................ 39Tabel 3.4 : Data Responden Berdasarkan Pendidikan .............................. 53Tabel 4.4 : Data Responden Berdasarkan Lama Kerja ............................. 54Tabel 4.5 : Angka Indeks Kinerja Karyawan ........................................... 55Tabel 4.6 : Angka Indeks Komunikasi Internal ........................................ 57Tabel 4.7 : Angka Indeks Kepemimpinan ................................................. 59Tabel 4.8 : Angka Indeks Pelatihan .......................................................... 60Tabel 4.9 : Hasil Uji Reliabilitas ............................................................... 61Tabel 4.10 : Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan .................................... 62Tabel 4.11 : Hasil Uji Validitas Komunikasi Internal ................................. 63Tabel 4.12 : Hasil Uji Validitas Kepemimpinan ......................................... 64Tabel 4.13 : Hasil Uji Validitas Pelatihan ................................................... 64Tabel 4.14 : Hasil Uji Multikolinieritas ....................................................... 65Tabel 4.15 : Hasil Uji F ............................................................................... 69Tabel 4.17 : Hasil Uji t ................................................................................ 70Tabel 4.18 : Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................. 71

Page 15: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran ............................................................ 37Gambar 4.2 : Struktur Organisasi .............................................................. 52Gambar 4.3 : Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................... 66Gambar 4.4 : Hail Uji Normalitas .............................................................. 67Gambar 4.5 : Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov .......................................... 68

Page 16: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : WAWANCARA PRASURVEILAMPIRAN B : KUESIONER PENELITIANLAMPIRAN C : TABULASI KUESIONERLAMPIRAN D : HASIL UJI RELIABILITASLAMPIRAN E : HASIL UJI VALIDITASLAMPIRAN F : HASIL UJI ASUMSI KLASIKLAMPIRAN G : HASIL ANALISIS REGRESILAMPIRAN H : SURAT PERNYATAAN PENELITIAN

Page 17: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

xvii

Page 18: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar

dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan bekerja secara terus

menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2008). Suatu organisasi tidak dapat

berjalan kalau tidak ada manusia didalamnya oleh karena suatu organisasi

merupakan sekelompok manusia dari berbagai latar belakang berbeda baik

kepribadian, pendidikan, lingkungan, status ekonomi, dan sebagainya yang

disatukan dalan satu tujuan yang sama dalam satu perusahaan.

Komunikasi adalah proses mengirimkan dan menerima pesan; sedangkan

komunikasi yang efektif terjadi kalau individu mencapai pemahaman yang sama,

merangsang pihak lain melakukan tindakan, dan mendorong orang untuk berfikir

dengan cara yang baru (Bovee, Courtland L, 2003). Untuk membentuk suatu

kerjasama pada setiap anggota organisasi sangat diperlukan komunikasi yang baik.

Komunikasi bukan hanya memberikan makna tetapi juga harus dapat dipahami

oleh pihak yang diajak berkomunikasi. Komunikasi dalam suatu organisasi

merupakan suatu faktor keberhasilan suatu organisasi, apabila komunikasi antara

atasan bawahan atau satu karyawan dengan karyawan lain mengalami masalah

maka akan berdampak pada pekerjaan yang dilakukan sehingga yang merasakan

kerugian tidak hanya karyawan tetapi juga perusahaan.

Page 19: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

2

Komunikasi pada organisasi dapat berasal dari internal dan eksternal.

Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam suatu perusahaan

atau organisasi yang mencakup seluruh aliran informasi diantara semua karyawan

yang berada dalam organisasi. Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang

terjadi antara pihak perusahaan dengan pihak luar perusahaan menurut (Haryani,

2001). Kesalahan yang paling sering dialami oleh organisasi adalah kesalahan

persepsi dari pemberi kepada penerima informasi. Aliran komunikasi internal

dibedakan menjadi 3 bagian yatu: komunikasi ke bawah (komunikasi dari atasan

ke bawahan), komunikasi ke atas (dari bawahan ke atasan), komunikasi ke

samping (komunikasi antar rekan kerja).

Pada era saat ini, sudah banyak yang melupakan pentingnya komunikasi

dalam organisasi karena banyak yang lebih mementingkan menyelesaikan

tanggung jawab pekerjannya dibandingkan berkomunikasi dengan pihak-pihak

yang ada di dalam organisasi. Diperlukannya kerjasama antar karyawan untuk

mencapai kesejahteraan organisasi, kalau organisasi mengalami penurunan salah

satu faktor utama yaitu terjadinya komunikasi yang buruk yang terjadi di dalam

organisasi.

Kepemimpinan merupakan kemampuan mempengaruhi suatu kelompok

untuk pencapaian tujuan, bentuk pengaruhnya didasari karena memiliki posisi di

dalam suatu organisasi menurut (Robbins, 2002). Definisi lain kepemimpinan

menurut (Yukl, 1998) merupakan sebuah proses pengaruh sosial yang dilakukan

oleh seseorang kepada orang lain untuk menstruktur aktivitas-aktivitas serta

hubungan-hubungan di dalam sutu kelompok atau organisasi. Kepemimpinan

Page 20: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

3

merupakan kemampuan mendorong sejumlah orang untuk bekerja sama dalam

melaksanakan setiap kegiatan untuk tujuan bersama menurut Nawawi dan Hadari

(1993).

Suatu organisasi tidak dapat berjalan kalau tidak ada seseorang yang

menempati posisi pemimpin yang memiliki kekuasaan untuk mengarahkan semua

pihak yang berada dalam organisasi untuk mencapai tujuan yang sama. Seorang

pemimpin bukan hanya seseorang yang memiliki posisi penting di dalam

organisasi tetapi seseorang yang memiliki jiwa sebagai pemimpin, menjadi

seorang pemimpin dapat dipelajari melalui pelatihan ataupun buku-buku tetapi

jiwa seorang pemimpin sudah ada sebagai naluri di dalam diri seseorang untuk

memberi pengaruh bagi individu lain. Pada keadaan saat ini, setiap organisasi

memiliki ketentuan sebagai pemimin bukan hanya jiwa kepemimpinan tetapi juga

pengalaman, kesamaan latar belakang, dan kualifikasi.

Menjadi seorang pemimpin tidak lepas dari permasalahan yang terjadi di

organisasi, dikarenakan banyaknya kepentingan yang ada di dalam organisasi

maka pemimpin memiliki kewajiban untuk melakukan tindakan untuk

menyelesaikan tanggung jawab di oraganisasi atau mempertahankan kepentingan

kelompok–kelompok tertentu. Tidak sedikit dari seorang pemimpin yang

memanfaatkan jabatan sebagai sarana untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

Kepemiminan yang berhasil dapat terlihat dari hasil yang diterima yaitu hasil

kerja dari setiap karyawan dan perilaku yang dihasilkan, karena perilaku seorang

pemimpin akan terlihat dari bawahannya.

Page 21: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

4

Salah satu faktor yang membantu keberhasilan seorang pemimpin yaitu

kecerdasan emosional, kecerdasan intelektual juga dibutuhkan tetapi untuk

memahami karyawan, memotivasi juga membuat apa yang harus dilakukan pada

jangka panjang. Menurut Robbins (2003) ada beberapa komponen kecerdasan

emosional dalam kepemimpinan yaitu : kesadaran diri, motivasi diri, empati, dan

keterampilan sosial. Menjadi seorang pemimpin diharapkan menjadi sosok yang

dapat dipercaya karena merupakan dasar seseorang dapat memimpin orang lain.

Seorang pemimpin dituntut berfikir jangka panjang yang meliputi POAC

(Planning, Organizing, Actuating, Controling) sehingga seluruh perencanaan

dapat terlaksana dengan baik.

Seorang pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda-beda

antara satu pemimpin dengan pemimpin lainnya yang merupakan suatu ciri yang

khas yang tidak dapat dilepaskan dari diri pemimpin. Ada beberapa gaya

kepemimpinan menurut Winardi (1990) yaitu: otokritas, demokratis, birokratis,

neurokratis, dan laissez-faire. Gaya kepemimpinan digunakan seorang pemimpin

untuk mengendalikan dan memberikan pengaruh kepada bawahan untuk

berpartisipasi mencapai tujuan bersama. Seorang pemimpin bukan hanya

memberikan perintah tetapi memberikan contoh sehingga bawahan dapat

menghormati pemimpinnya dan berfikir sejalan dengan pemikiran pemimpin serta

terciptanya lingkungan kerja yang baik.

Kemampuan dan pengetahuan seorang karyawan perlu untuk ditingkatkan

untuk meningkatkan kualitas seorang karyawan dalam menjalankan pekerjaan.

Pelatihan pengembangan menurut Dessler (1997), pelatihan merupakan proses

Page 22: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

5

mengajarkan karyawan baru ataupun yang sudah ada sebelumnya keterampilan

dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjalankan pekerjaan secara efektif.

Definisi lain menurut Hamalik (2001) pelatihan merupakan suatu proses yang

diberikan kepada karyawan oleh tenaga professional kepelatihan yang bertujuan

untuk meningkatkan kemampuan kerja pada tiap bidang-bidang setiap karyawan

untuk meningkatkan dan produktivitas.

Setiap organisasi menginginkan setiap karyawannya melihat perbedaan

pada saat menjadi karyawan baru dan pada saat sudah melakukan pekerjaan

beberapa waktu tertentu, hal tersebut menunjukkan seorang karyawan belajar

dengan apa yang dilakukan. Untuk mendukung karyawan mengembangkan

potensi diri maka organisasi memberikan fasilitas bagi karyawan berupa pelatihan,

bagi karyawan baru agar dapat mengerti mengenai tugas dan tanggung jawab dan

bagi karyawan lama untuk memberikan pelatihan-pelatihan yang menunjang

karyawan dalam melakukan pekerjaan. Menurut Hamalik (2001) pelatihan

memiliki beberapa fungsi yaitu: memperbaiki perilaku, mempersiapkan promosi

ketenagaan, dan mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi.

Hasil yang diharapkan organisasi setelah dilakukan pelatihan dapat

membuat karyawan menjadi lebih efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaan

sehingga dapat mencapai sasaran-sasaran yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Pelatihan pengembangan memiliki pengaruh yang positif bagi peningkatan

kualitas pekerjaan, bagi karyawan yang menganggap penting adanya pelatihan

pengembangan. Pengaruh dari pelatihan memiliki dampak bagi kinerja karyawan.

Page 23: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

6

PT Temprina Media Grafika berdiri dengan Badan Hukum Tahun pada 26

November 1996 merupakan anak perusahaan PT. Jawa Pos Group. Selaku badan

hukum yang bergerak dalam bidang percetakkan, dituntut untuk memiliki kinerja

yang tinggi dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itu pemimpin dituntut

untuk memberikan komunikasi yang baik kepada seluruh karyawan, menunjukkan

contoh kepemimpinan yang baik, serta adanya pelatihan pengembangan yang

sangat dibutuhkan karyawan untuk dapat mencapai keberhasilan perusahaan.

Berdasarkan wawancara pra survei dengan manajer SDM dan Produksi,

PT Temprina Media Grafika melakukan penilaian kinerja karyawan 3 dalam satu

tahun agar dapat terlihat perubahannya. Adanya penurunan dan ketidakstabilan

perolehan skor setiap kuartal pada penilaian kinerja karyawan produksi PT

Temprina Media Grafika Semarang pada tahun 2013. Terjadinya penurunan dan

ketidakstabilan skor nilai pada setiap periode mempengaruhi kinerja karyawan.

Adanya permasalahan pada kinerja karyawan dikarenakan penurunan skor yang

rendah pada penilaian kinerja karyawan.

Dari data yang diperoleh melalui wawancara kepada manajer SDM PT

Temprina Media Grafika melakukan kesalahan terbesar yang menimbulkan

kerugian yang cukup besar pada tanggal 17 Juli 2013, total kerugian sebesar

16.500 exemplar masing-masing 4 web sehingga total kerugian yang diterima

sebesar Rp 10.000.000 dari bahan baku oleh karena hal tersebut setiap divisi

mengumpulkan dana untuk menutupi kerugian yang terjadi. Hal tersebut

dikarenakan kurang adanya komunikasi yang jelas antara pemimpin, manajer dan

karyawan. Pemimpin memberitahukan tugas yang akan dilakukan kepada

Page 24: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

7

karyawan tetapi manajer juga memberitahukan tugas tersebut sehingga terjadi

double pencetakkan.

Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawancara kepada manajer

Produksi PT Temprina Media Grafika diketahui bahwa, pelatihan dan

pengembangan tidak diberikan secara wajib kepada seluruh karyawan tetapi

hanya kepada KARU (Kepala Regu) dan WAKARU (Wakil Kepala Regu). Setiap

karyawan hanya diberikan beberapa kali kesempatan untuk mengikuti pelatihan

pengembangan. Setiap karyawan sangat membutuhkan pelatihan dan

pengembangan untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih untuk menunjang

pekerjaan yang dilakukan, tidak hanya KARU dan WAKARU saja yang

membutuhkan.

Dalam penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti

menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian tentang kepemimpinan dan

komuniasi internal sudah pernah dilakukan oleh Siswandi (2013) penelitian

tentang Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Komunikasi Internal, dan Motivasi Kerja

terhadap Kinerja Karyawan pada karyawan Pand’s Collection. Penelitian tersebut

membuktikan bahwa kepemimpin memiliki pengaruh signifikan positif terhadap

kinerja karyawan. Dalam penelitian lain oleh PAC Smith, M. Sharma (2002)

mengenai Developing personal responsibility and leadership: part 1 - Shaping

and harmonizing high performance drivers. Penelitian tersebut membuktikan

bahwa kepemimpinan memiliki pengaruh yang negatif kepada kinerja karyawan

dikarenakan kepemimpinan bukan hanya untuk pemimpin tetapi bagi seluruh

karyawan.

Page 25: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

8

Penelitian yang sudah pernah dilakukan sebelumnya tentang pelaatihan

pengembangan oleh JP WILSON mengenai Performance appraisal: an obstacles

training and development (2001). Penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Pengaruh pelatihan berpengaruh signifikan negatif bagi kinerja karyawan karena

berlaku jangka pendek. Penelitian sebelumnya oleh Kambey (2013) mengenai

Pengaruh pembinaan, pelatihan dan pengembangan, pemberdayaan dan partisipasi

terhadap kinerja karyawan pada PT. Nyonya Meneer Semarang. Penelitian

tersebut menunjukkan bahwa setelah pelatihan dan pengembangan adanya tugas

baru sehingga meningkatkan kemampuan karyawan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti melakukan analisis

mengenai pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan pelatihan terhadap

kinerja karyawan bagian produksi pada PT Temprina Media Grafika Jawa Pos

Group Cabang Semarang.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang terjadi di dalam PT Temprina Media Grafika Jawa Pos

Group yaitu kinerja karyawan yang kurang baik sehingga menyebabkan terjadi

kesalahan yang mengakibatkan kerugian bagi organisasi. Banyaknya kesalahan

yang terjadi pada proses produksi dan percetakkan dapat disebabkan oleh

beberapa faktor. Berdasarkan penilaian kinerja karyawan terlihat bahwa adanya

penurunan kinerja karyawan yang tidak stabil.

Berdasarkan hal tersebut permasalahan yang dikaji adalah bagaimana

variabel komunikasi internal, kepemimpinan, dan pelatihan secara langsung

Page 26: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

9

mempengaruhi variabel kinerja karyawan di PT Temprina Media Grafika Jawa

pos Group Cabang Semarang.

Penelitian ini menggunakan variabel terikat (dependent variable) yang

digunakan adalah kinerja karyawan dan variabel bebas (independent variable)

yang digunakan adalah komunikasi internal, kepemimpinan, dan pelatihan.

Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Apakah komunikasi internal berpengaruh terhadap kinerja karyawan?

b. Apakah kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja karyawan?

c. Apakah pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis pengaruh komunikasi internal terhadap kinerja

karyawan.

b. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

c. Untuk menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan.

1.3.1. Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

a. Bagi perusahaan, hasil penelitian diharapkan memberikan umpan balik

agar setiap manajer dan karyawan dapat memperbaiki komunikasi di

dalam organisasi serta karyawan mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan

agar kinerja dapat ditingkatkan.

Page 27: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

10

b. Bagi pemimpin, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi cerminan

sehingga perilaku pemimpin dapat memberi pengaruh positif dalam hal

mengarahkan dan memberikan perintah.

c. Bagi peneliti selanjutnya, hasil dalam penelitian ini dapat dijadikan

literatur mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan.

1.4. Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan, penelitian ini akan dibagi dalam 5 bagian sistematika

penulisan sebagai berikut

BAB I : Pendahuluan

Pendahuluan ini akan memuat atau menguraikan tentang gambaran singkat dari isi

penelitian yang mencakup latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Telaah Pustaka

Dalam bab ini akan dibahas mengenai konsep-konsep maupun teori-teori yang

mendasari penelitian ini, serta penelitian terdahulu.

BAB III: Metodelogi Penelitian

Bab ini menjelaskan secara mendetail mengenai metode-metode dan variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian, seperti penjelasan mengenai variabel

penelitian, definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, serta metode analisis.

Page 28: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

11

BAB IV : Hasil dan Analisis

Bab ini membahas deskripsi obyek penelitian, analisis data, interpretasi hasil, dan

pembahasan.

BAB V : Penutup

Bab ini memuat mengenai kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan

sebelumnya serta saran kepada pihak berkepentingan.

Page 29: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

12

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Kinerja Karyawan

Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara

keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan

dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau

kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama

menurut Rivai dan Basri (2005). Definisi lain mengenai kinerja menurut

Mangkunegara (2000) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Definisi lain mengenai kinerja menurut Rivai dan Basri ( 2005).

1. Kinerja merupakan seperangkat hasil yang dicapai dan merujuk pada tindakan

pencapaian serta pelaksanaan suatu pekerjaan yang diminta (Stolovitch dan

Keeps).

2. Kinerja merujuk kepada pencapaian tujuan karyawan atas tugas yang

diberikan (Casio).

3. Kinerja merujuk kepada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta

kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kinerja dinyatakan

baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik

(Donnelly, Gibson dan Ivancevich).

Page 30: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

13

Kinerja mempunyai beberapa aspek menurut Rivai dan Basri (2005)

mempunyai beberapa aspek yaitu : kemampuan, penerimaan tujuan perusahaan,

tingkatan tujuan yang dicapai, dan interaksi antara tujuan dan kemampuan para

karyawan dalam perusahaan dimana masing-masing elemen tersebut berpengaruh

terhadap kinerja seseorang. Kinerja adalah hasil pegawai yang dapat dicapai oleh

seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Dalam rangka upaya mencapai

tujuan organisasi bersangkutan sacara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai

dengan moral maupun etika.

2.1.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

Menurut Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa ada beberapa faktor

yang mempengaruhi kinerja yaitu :

a) Faktor kemampuan : secara psikologis kemampuan (ability) pegawai

terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge

dan skill). Pegawai yang memiliki IQ diatas ratra-rata dengan pendidikan

yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan

pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang

diharpkan. Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan

yang sesuai dengan keahliannya.

b) Faktor motivasi : motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai

dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang

meggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi.

Page 31: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

14

2.1.2. Komunikasi Internal

Menurut Hovland dalam Haryani (2001) ilmu komunikasi merupakan

suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas prinsip-prinsip, dan

atas dasar prinsip-prinsip tersebut disampaikan informasi serta dibentuk pendapat

dan sikap. Komunikasi merupakan proses peyampaian informasi kepada pihak

lain untuk mencapai tujuan menurut Haryani (2001). Komunikasi adalah suatu

proses pemindahan informasi, ide serta pengertian dari seseorang kepada orang

lain dengan harapan penerima informasi dapat menangkap tujuan yang dimaksud

menurut Mangkunegara (2000).

Komunikasi internal organisasional terjadi antara kelompok organisasi

eksekutif (kepala eksekutif, manajer senior, dan sebagainya) dengan karyawan,

pada pengawasan internal terjadi komunikasi antara supervisi dengan karyawan

menurut Karanges, et.al (2014). Komunikasi internal merupakan proses internal

organisasi yang menyajikan dan membagi untuk membentuk perasaan sebagai

komunitas dan percaya antara karyawan menurut Rothenberg 2003; Ryynanen,

Pekkarinen, and Salminen (2012). Komunikasi internal merupakan hubungan dan

menciptakan suasana menghormati kepada semua orang yang berada di dalam

organisasi menurut Argenti (2009).

2.1.2.1. Aliran Komunikasi Inetrnal

Menurut Haryani (2001) menyatakan bahwa komunikasi yang terjadi di

dalam suatu perusahaan atau organisasi. Aliran komunikasi internal dibedakan

menjadi aliran ke bawah, ke atas, dan aliran mendatar.

Page 32: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

15

1. Komunikasi ke bawah merupakan aliran komunikasi dari manajemen

tingkat atas ke manajemen yang tingkatannya lebih rendah atau kepada

karyawan. Komunikasi ke bawah biasanya merupakan aliran penyampaian

informasi dari atasan kepada bawahannya yang dapat berupa perintah kerja,

evaluasi, prosedur organisasi, pelatihan dan pengarahan. Dalam

komunikasi ke bawah dapat timbul masalah yaitu ketika informasi tidak di

saring terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan.

2. Komunikasi ke atas merupakan aliran komunikasi dari bawahan

menyampaikan informasi kepada atasan. Bentuk informasi yang

disampaikan dapat berupa laporan rutin maupun laporan insidental,

pengaduan, dan pengajuan usul. Terjadinya komunikasi ke atas ditentukan

oleh bentuk manajemen yang dianut oleh perusahaan. Pada perusahaan

yang menganut sistem partisipatif, manajer akan mendorong karyawan

untuk mengemukakan pendapat dan memberikan usulan-usulan kepada

atasan. Tetapi dalam sistem manajemen otoriter, informasi yang

disampaikan kepada atasan relatif sedikit dan sebagian diataranya

merupakan laporan-laporan dari pada usulan dan sering atasan

menentukan keputusan.

3. Komunikasi ke samping merupakan komunikasi yang terjadi diantara

rekan sekerja dengan tingkat hirarki yang sama. Komunikasi ke samping

mampu meningkatkan koordinasi antar bagian, meningkatkan nilai-nilai

yang dianut oleh karyawan, meningkatkan kekompakkan karyawan, dan

meningkatkan kinerja perusahaan. Dengan adanya pengaruh positif bagi

Page 33: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

16

perusahaan, dominasi komunikasi horisontal dapat membahayakan

perusahaan karena bawahan menjadi kurang memperhatikan komunikasi

kepada atasan.

2.1.2.2. Pola Komunikasi

Pola komunikasi mempengaruhi kinerja organisasi, seorang individu pada

suatu saat tertentu hanya dapat menangani sejumlah informasi tertentu dan dalam

tugas-tugas yang kompleks seseorang akan kelibihan informasi yang disebut

dengan kejenuhan informasi. Ada beberapa pola atau struktur komunikasi dalam

organisasi sebagai berikut:

1. Roda : Saluran komunikasi dengan dua saluran dimana setiap karyawan

akan mengirim dan menerima pesan ke pusat komunikasi dan pusat

komunikasi menerima serta mendistribusikan informasi yang diterima.

Atasan merupakan sumber komunikasi, atasan dapat mengirimkan

informasi kepada semua bawahan. Masing-masing bawahan dapat

mengirim pesan ke atasan, namun tidak dapat mengirim dan menerima

pesan langsung dari karyawan ke karyawan.

2. Y : Pusat komunikasi tidak dapat berkomunikasi langsung dengan

seluruh individu, tetapi ada individu yang komunikasinya melalui individu

lain.

3. Rantai : Beberapa individu ada yang berada di akhir jaringan

sehingga hanya dapat mengirim dan menerima pesan dari satu posisi.

Page 34: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

17

4. Lingkaran : Memungkinkan masing-masing individu untuk mengirim

pesan ke sebelah kiri atau kesebelah kanan, namun individu tidak dapat

mengirim dan menerima pesan secara langsung seluruh karyawan.

5. Formasi seluruh arah : Semua individu pada semua posisi dimungkinkan

untuk mengirim dan menerima informasi ke segala arah.

2.1.2.3. Hambatan Terhadap Komunikasi yang Efektif

Ada beberapa hambatan dalam melakukan komunikasi yang efektif :

1. Gangguan : Pesan-pesan dapat diganggu/diubah oleh berbagai macam

gangguan. Gangguan fisik dapat berbentuk suara-suara yang buruk,

gangguan emosional dapat mempengaruhi cara mempersiapkan dan

menyampaikan pesan dan cara penerima mengartikan pesan.

2. Informasi berlebihan : Informasi yang terlalu sedikit diterima oleh

seseorang dalam bekerja dapat mengganggu karena akan kekurangan

informasi. Informasi yang terlalu banyak dapat berakibat sulit

membedakan informasi yang bermanfaat dan informasi yang tidak

bermanfaat.

3. Perbedaan persepsi : Sebagai pengirim pesan memberikan informasi yang

menurut pengirim pesan penting. Sebagai penerima pesan, mencocokkan

informasi yang didapat dengan yang sudah ada tetapi jika satu bagian

informasi ada yang tidak cocok maka bagian tersebut akan diubah

dibandingkan mengatur ulang pola informasi yang sebenarnya.

Page 35: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

18

4. Perbedaan bahasa : Perbedaan bahasa yang digunakan pengirim dan

penerima pesan menjadi penghambat dalam berkomunikasi, karena bahasa

sebagai sarana terjadinya komunikasi.

5. Lingkungan terbatas : Semakin banyaknya tingkatan yang berada dalam

suatu perusahaan antara lapisan atas dan bawah, hierarki yang tinggi

mengakibatkan hilangnya kualitas pesan dua arah yang signiifikan.

6. Taktik yang memperdaya : Dengan adanya kesulitan dalam komunikasi

pada keadaan yang terbaik, komunikasi yang memperdaya, sangat

disayangkan untuk mudah terjadi.

2.1.3. Kepemimpinan

Menurut Nawawi (2003) kepemimpinan merupakan suatu proses yang

dilakukan untuk mempengaruhi perilaku anggota organisasi, sebagai individu

setiap kali mengahadapi beberapa alternatif berperilaku/kegiatan yang harus

terarah pada tujuan organisasi. Kegiatan kepemimpinan mempengaruhi perilaku

anggota organisasi hanya dapat dikatakan berhasil apabila anggota organisasi

memilih melaksanakan pekerjannya dan meninggalkan pekerjaan lain di luar

pekerjaan tersebut. Beberapa unsur-unsur utama kepemimpinan yaitu: unsur

pemimpimpin atau orang yang mempengaruhi, unsur orang yang dipimpin sebagai

pihak yang dipengaruhi, unsur interaksi atau usaha dan proses mempengaruhi,

unsur tujuan yang hendak dicapai dalam proses mempengaruhi, dan unsur

perilaku yang dilakukan sebagai hasil mempengaruhi.

Page 36: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

19

Definisi lain menurut Ranupandojo dan Husnan (1984) seorang pemimpin

merupakan seseorang yang mempunyai wewenang dalam memberikan pemerintah

orang lain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan menggunakan bantuan orang

lain. Tidak setiap orang yang ditunjuk menjadi seorang pemimpin dapat

menjalankan dengan baik, tidak setiap pemimpin dapat menjadi pemimpin yang

baik.

2.1.3.1. Tanggung Jawab seorang pemimpin

Menurut Robert C. Miljus dalam Ranupandojo dan Husnan (1984) ada

beberapa tanggung jawab seorang pemimpin sebagai berikut

1. Menentukan tujuan pelakasanaan kerja yang realistis (dalam bentuk

kuantitas, kualitas, keamanan, dan lain sebagainya).

2. Melengkapi para karyawan dengan sumber dana yang diperlukan untuk

menjalankan tugas.

3. Mengkomunikasikan kepada para karyawan mengenai apa yang

diharapkan dari para karyawan.

4. Memberikan penghargaan yang seimbang dengan apa yang telah

dikerjakan untuk mendorong prestasi.

5. Mendelegasikan wewenang apabila diperlukan untuk mengundang

partisipasi.

6. Menghilangkan hambatan untuk pelaksanaan pekerjaan.

7. Menilai pelaksanaan pekerjaan dan mengkomunikasikan hasil kepada

karyawan.

Page 37: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

20

8. Menunjukkan perhatian kepada para karyawan.

2.1.3.2. Fungsi Kepemimpinan

Menurut Nawawi (2003) ada beberapa fungsi-fungsi kepemimpinan agar

menjadi pemimpin yang efektif sebagai berikut

1. Fungsi Pengambil Keputusan: Seorang pemimpin memerlukan teori

pengambilan keputusan dan dapat mempraktekkan agar keputusannya

bermanfaat bagi organisasi. pengambilan keputusan memerlukan

keberanian, karena setiap keputusan memiliki resiko terutama jika

prosesnya tidak memenuhi teori-teori yang ada dalam pengambilan

keputusan. Fungsi pengambilan keputusan sebagai strategi kepemimpinan,

karena tanpa kemampuan dan keberanian pemimpin tidak dapat

menggerakkan seluruh anggota dalam organisasi. Dalam pengambilan

keputusaan pemimpin memerlukan kecerdasan intelektual yang cukup

dalam bidang yang dikerjakan dalam organisasi.

2. Fungsi Instruktif: Seorang pemimpin memiliki wewenang untuk

memberikan perintah kepada setiap karyawannya dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawab sebagai anggota organisasi. Fungsi konstruktif

tidak selalu dilakukan secara otoriter, yang dapat memberikan dampak

bagi pemimpin kehilangan wibawa karena perintah yang ditantang /

ditolak karena tidak dilaksanakan oleh karyawan. Perintah dari seorang

pemimpin dalam mewujudkan organisasi yang efektif harus disampaikan

Page 38: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

21

dengan jelas baik apa yang harus dikerjakan maupun dari segi bahasa yang

digunakan dalam penyampaian kepada karyawan.

3. Fungsi Konsultatif: Pemimpin ditempatkan sebagai tokoh utama yang

dipercaya mengetahui dan dapat membantu menyelesaikan berbagai

masalah yang dihadapi oleh setiap karyawan dalam organisasi, dan juga

sebagai tempat untuk konsultasi dalam menghadapi dan menyelesaikan

masalah yang ada dalam organisasi. Pemimpin yang mengefektifkan

organisasi harus bersedia memberikan kesempatan karyawan untuk

berkonsultasi baik permasalahan dalm organisasi maupun masalah-

masalah pribadi yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan

pekerjaan.

4. Fungsi Partisipatif: Kemampuan pemimpin mengikutsertakan anggota

organisasi sesuai dengan posisi dan kewenangan agar berpartisipasi secara

aktif dalam setiap kegiatan. Partisipasi aktif dapat diwujudkan dalam

berbagai kegiatan seperti kegiatan pengembangan anggota organisasi

dalam bentuk kegiatan suksesi pemimpin masa depan. Kemampuan

lainnya dengan adanya pucuk kepemimpinan dan pimpinan-pimpinan di

bawahnya untuk berpartisipasi dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi.

5. Fungsi Delegatif: Setiap pemimpin memerlukan dan memiliki

kekuasaan/kewenangan serta tanggung jawab yang diimplementasikan

secara baik, tepat, dan benar. Dalam mempengaruhi orang lain agar

mematuhi aturan-aturan yang dibuat, seorang pemimpin harus terlebih

Page 39: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

22

dahulu memberikan contoh dalam melaksanakan peraturan.

Pemimpin/manajer yang efektif tidak bekerja sendiri. Pemimpin yang

efektif harus mampu membagi pekerjaan dan melimpahkan dan tanggung

jawab pelaksanaan, termasuk dalam mengambil keputusan sesuai dengan

batas kekuasaan dan tanggung jawab.

2.1.3.3. Kekuatan Yang Berhubungan Dengan Kepemimpinan

Menurut John French dan Bertramven dalam Winardi (1990) adanya

kerangka kekuatan yang dikaitkan dengan pengaruh sebagai berikut:

1. Kekuatan koersif: Pemimpin mengandalakan diri pada perasaan takut dan

yang diusahakan atas perkiraan bahwa pihak bawahan menganggap bahwa

hukuman diberikan karena karyawan tidak menyetujui tindakan-tindakan

dan keyakinan-keyakinan pihak atasan.

2. Kekuatan karena penghargaan: Penghargaan diberikan kepada karyawan

yang melakukan pekerjaan sesuai dengan tindakan-tindakan dan keinginan

dari atasan.

3. Kekuatan karena adanya pengesahan: Kekuatan diperoleh dari posisi

supervisor di dalam organisasi.

4. Kekuatan karena memiliki keahlian: Kekuatan ini didasarkan atas

identifikasi seorang karyawan kepada atasan yang dikagumi dan sangat

dihargai

Page 40: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

23

2.1.3.4. Teori-teori Dalam Kepemimpinan

Menurut Winardi (1990) ada beberapa teori mengenai kepemimpinan yang

menjelaskan sifat-sifat pemimpin sebagai berikut:

1. Teori Otokratis: Pemimpin yang didasarkan atas pemaksaan dan tindakan

yang sedikit arbiter dalam hubungan antara pemimpin dan bawahan.

Pemimpin berfokus pada pekerjaan dengan melakukan pengawasan secara

ketat agar pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan rencana. Pemimpin

otokratis menggubakan perintah-perintah dengan menambahkan sanksi

karena disiplin merupakan faktor terpenting.

2. Teori Psikologis: Pemimpin menggembangkan sistem motivasi kepada

bawahan untuk mencapai sasaran-saran organisasi maupun tujuan pribadi.

Pemimpin yang memberikan motivasi sangat memperhatikan pengakuan,

kepastian emosional, dan kesempatan untuk memperhatikan keinginan dan

kebutuhan.

3. Teori Sosiologis: Pemimpin menetapkan tujuan-tujuan dengan

mengikutsertakan karyawan dalam pengambilan keputusan. Usaha-usaha

untuk mencapai tujuan mempengaruhi interaksi-interaksi diantara para

karyawan yang dapat menimbulkan konflik yang membutuhkan tindakan-

tindakan korektif oleh pemimpin.

4. Teori Suportif: Pemimpin menciptakan lingkungan kerja yang dapat

meningkatan keinginan setiap karyawan untuk melakukan pekerjaan

sebaik mungkin, bekerjasama dengan pihak lain, serta mengembangkan

kemampuan.

Page 41: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

24

5. Teori Laissez Faire: Pemimpin memberikan kebebasan yang luas kepada

para karyawan untuk menentukan aktivitas yang dilakukan. Tidak adanya

partisipasi dari pemimpin sehingga membentuk pemimpin-pemimpin

informal.

6. Teori Perilaku Pribadi: Pemimpin tidak berkelakuan sama ataupun

melakukan tindakan-tindakan identik dalam setiap situasi yang dihadapi.

Pemimpin beranggapan perlu mengambil langkah-langkah yang paling

tepat dalam menghadapi masalah tertentu sehingga diharapkan bersifat

fleksibel. Tindakan-tindakan pemimpin dan jumlah otoritas yang

digunakan dihubungkan dengan kebebasan pembuatan keputusan atau

partisipasi yang terbuka kepada pihak karyawan.

2.1.4. Pelatihan

Pelatihan merupakan usaha-usaha berencana yang dibuat oleh organisasi

untuk mencapai pencapaian keahlian, pengetahuan, dan sikap-sikap pegawai atau

anggota organisasi menurut Wexley dan Yukl dalam Mangkunegara (2000).

Menurut Mangkunegara (2000) pelatihan ditunjukkan kepada karyawan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis. Definisi lain menurut

Handoko (1988) pelatihan merupakan merupakan kegiatan yang dimaksudkan

untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan

kerja tertentu, latihan menyiapkan para karyawan untuk melakukan pekerjaan-

pekerjaan saat ini.

Page 42: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

25

2.1.4.1. Tahap-tahap Penyusunan Program Pelatihan

Menurut Hamalik (2000) dalam penyusunan program pelatihan ada

beberapa langkah, sebagai berikut:

1. Menetapkan klasifikasi pekerjaan, kemudian menyusun suatu diskripsi

pekerjaan dengan tugas-tugas secara rinci.

2. Identifikasi kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan

yang terdiri dari perangkat keterampilan dan pengetahuan tertentu.

3. Penyiapan program pelatihan secara jelas, rinci, dan sistimatik.

4. Menetapkan metode dan tempat penyelenggaraan pelatihan dan meteri

pelatihan.

5. Review program pelatihan dengan mengikutsertakan pengawas dan

manajemen puncak.

6. Mempersiapkan para pelatih (instruktur).

7. Menyiapkan peserta pelatihan melalui prosedur seleksi tertentu.

8. Mengembangkan prosedur penilaian dan tindak lanjut.

2.1.4.2. Faktor-faktor Penyusunan Program Pelatihan

Program pelatihan perlu dipersiapkan dengan baik oleh tenaga yang

berwenang dengan bantuan tenaga ahli. Ada beberapa faktor yang dapat dijadikan

pertimbangan dalam menetapkan program pelatihan, sebagai berikut:

1. Kebutuhan pelatihan: Sesuai dengan kebutuhan dapat ditentukan jenis dan

jumlah pelatihan yang diperlukan.

Page 43: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

26

2. Cara penyelenggaraan pelatihan: Cara memberikan pelatihan disamakan

dengan tujuan, jenis kegiatan, materi, dan peserta pelatihan.

3. Biaya pelatihan: Besarnya biaya yang diperlukan disesuaikan dengan

kebutuhan latihan dan sumber dana yang tersedia.

4. Hambatan-hambatan: Pertimbangan hambatan/rintangan yang mungkin

terjadi terhadap pekerjaan sebagai dampak dari pelatihan.

5. Peserta latihan: Menetapkan jumlah tenaga kerja yang tepat untuk

mengikuti pelatihan, dilihat dari kebutuhan organisasi, kenaikan jabatan,

ataupun keluar/pindah.

6. Fasilitas latihan: Fasilitas-fasilitas latihan yang diperlukan dalam

penyelenggaraan pelatihan.

7. Pengawasan latihan: Pertimbangan terhadap hal-hal yang perlu mendapat

pengawasan latihan (seperti: biaya, nama peserta, hasil ujian) dan teknik

pengawasan yang diperlukan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian memerlukan penelitian yang sudah pernah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya untuk menjadi acuan dalam mendukung

sebuah penelitian, dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan lebih baik dari

penelitian yang sudah ada sebelumnya. Pada penelitian ini dapat dibuktikan

penelitian terdahulu pada tabel 1.2:

Page 44: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

27

Tabel 1.2

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti(Tahun)

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1. MelaniFletcher(1999)

The Effects of InternalCommunication,Leadership, and TeamPerformance onSuccessful ServiceQuality Implementation

Independen :InternalCommunication,Leadership, andTeam Performance

Dependen :Successful ServiceQualityImplementation

Komunikasi internalmerupakan masalahkepemimpinan. Masalahyang tertinggi yaitukomunikasi internalsebesar -1,4; penilaiankinerja sebesar -1,4; dankualitas pelayananpelatihan sebesar -1,3

2. AnangMardianto(2005)

Pengaruh KomunikasiAtasan Bawahan danMotivasi terhadapKinerja Karyawan diPT. Bank PembangunanDaerah Jawa TengahCabang Surakarta

Independen :Komunikasi Atasanbawahan danMotivasi

Dependen :Kinerja Karyawan

Komunikasi danmotivasi berpengaruhpositif dan signifikansebesar memilikipengaruh sebesar 56,2%dipengaruhi olehvariabel lain sebesar43,8%

3. FendyKambey(2013)

Pengaruh Pembinaan,Pelatihan danPengembangan,Pemberdayaan danPartisipasi terhadapKinerja Karyawan padaPT. Nyonya MeneerSemarang

Independen :Pembinaan,Pelatihan danpengembangan

Dependen :Pemberdayaan danpartisipasi

Pembinaan, pelatihanpengembangan,pemberdayaan danpartisipasi berpengaruhpositif signifikan sebesar21,98 % terhadap kinerjakaryawaan

4. SitiChairunnisa(2012)

Pengaruh GayaKepemimpinan,Komunikasi Internal,dan motivasi Kerjaterhadap KinerjaKaryawan pada KantorKecamatan GrogolPetamburan JakartaBarat

Independen :GayaKepemimpinan,KomunikasiInternal, danMotivasi Kerja

Dependen :Kinerja Karyawan

Variabel terikatberpengaruh positifsignifikan terhadapkinerja karyawan.Variabel bebas memilikipengaruh sebesar 74,2%

5. LuqmanHakim(2011)

HubunganKepemimpinan,Kompensasi, danKompetensi terhadapKinerja Pegawai DinasKesehatan Kota Depok

Independen :Kepemimpinan,Kompensasi, danKompetensi

Dependen :KinerjaKaryawan

Variabel bebas memilikipengaruh positif sebesar20,9% yangmeningkatkan kinerjakaryawan sedangkansisanya sebesar 79,1%dipengaruhi olehvariabel lain

Page 45: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

28

2.3. Hubungan Antar Variabel

2.3.1. Pengaruh Komunikasi Internal terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Mangkunegara (2000) mengatakan bahwa dalam suatu organisasi

bisnis, komunikasi merupakan sesuatu yang penting atara seseorang dan informasi.

Baik seorang manajer puncak ataupun karyawan memiliki informasi yang

dibutuhkan untuk menjalakan pekerjaan.

Komunikasi antar seluruh anggota yang berada di dalam suatu organisasi

sangat penting dalam menentukan keberhasilan, karena dengan adanya

komunikasi dengan semua orang pada setiap bidang maka informasi yang

diterima dapat diberikan. Komunikasi yang benar memberikan keuntungan bagi

organisasi tetapi komunikasi yang salah memberikan kerugian bagi organisasi.

komunikasi diperlukan oleh seluruh anggota dalam organisasi, tidak hanya atasan

dengan bawahan tetapi antar rekan kerja juga dibutuhkan. Komunikasi antara

atasan dengan bawahan diperlukan untuk pemberian tugas dan pengawasan, tetapi

komunikasi antar reka kerja diperlukan untuk melakukan koordinasi dalam

melakukan pekerjaan sehingga tidak menyulitkan antar rekan kerja yang lain.

Semua karyawan diharapkan bekerjasama dengan baik antar seluruh

bagian dalam organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai. Jika dalam

komunikasi terjadi kesalahan atau miss communication, maka akan menyebabkan

kerugian bagi organisasi tidak hanya kerugian dalam hal meteri tetapi pekerjaan

yang lain menjadi tertunda. Setiap anggota harus memiliki sikap yang terbuka

tidak hanya antar sesama rekan kerja tetapi kepada atasan, agar setiap aspirasi

ataupun keinginan bawahan dapat diketahui atasan.

Page 46: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

29

Simpulan penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Kiswanto (2010) mengatakan bahwa komunikasi internal berpengaruh positif

signifikan terhadap peningkatan kinerja karyawan pada Kaltim Pos Samarinda.

Hal yang sama juga ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Marianto

(2005) yaitu variabel komunikasi internal berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan pada Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah.

Penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Chairunnisah (2012) pada Kantor Kecamatan Grogol menyatakan bahwa

komunikasi internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

H1: Komunikasi internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan.

2.3.2. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan

Semua organisasi memiliki dan memerlukan seorang pimpinan tertinggi

untuk menjalankan kegiatan kepemimpinan bagi organisasi sebagai satu kesatuan.

Pemimpin diibaratkan sebagai nahkoda kapal yang harus mengarahkan jalannya

kapal ke pelabuhan yang dituju. Untuk mencapai pelabuhan yang dituju, nahkoda

memerlukan bantuan kerja sama dengan anak buah (Nawawi 2003).

Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab terbesar dalam menentukan

keberhasilan/kegalalan suatu organisasi. Pemimpin yang membuat rencana untuk

mencapai keberhasilan, dengan menentukan bagian kepada setiap karyawan sesuai

dengan kompetensi yang dimiliki masing-masing dan karyawan yang melakukan

rencana sesuai dengan yang ditetapkan. Seorang pemimpinin dituntut untuk tidak

Page 47: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

30

hanya mementingkan keberhasilan organisasi tetapi memberikan perhatian kepada

karyawan baik di dalam organisasi atau masalah pribadi, sehingga seorang

karyawan memiliki rasa nyaman kepada pemimpin dan dengan loyal melakukan

seluruh tanggung jawab dengan baik.

Keberhasilan suatu organisasi juga ditentukan oleh fungsi pengawasan

yang dilakukan oleh pemimpin atas setiap pekerjaan yang dilakukan oleh

karyawan. Agar pekerjaan yang dilakukan hasilnya sesuai dengan yang

diharapkan, sehingga pemimpin dapat mengerti jika terjadi kesalahan yang terjadi

pada saat proses pekerjaan. Seorang pemimpin memiliki tanggung jawab yang

besar pada proses untuk menentukan hasil yang akan dicapai, jika pada saat

proses terjadi kesalahan dan pemimpin melakukan fungsi pengawasan dengan

baik maka karyawan dapat mengetahui kesalahan yang diperbuat sehingga tidak

mengulang kesalahan yang sama serta meningkatkan kinerja.

Simpulan penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Siswandi (2013) menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja karyawan Pand’s Collection Semarang. Didukung oleh penelitian

oleh Hakim (2011) menyatakan bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Penelitian lain dilakukan oleh

Wiranata (2011) menyatakan bahwa kepemimpinan berpengaruh positif signifikan

terhadap kinerja karyawan CV. Mertanadi.

H2: Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan

2.3.3. Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan

Page 48: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

31

Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai

keterampilan dan teknik dalam melakukan pekerjaan secara terperinci dan rutin.

Pelatihan menyiapkan karyawan untuk melakukan pekerjaan saat ini. Sedangkan

pengembangan dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, sikap,

dan sifat-sifat kepribadian menurut Handoko (1988).

Setiap karyawan memiliki hak yang sama untuk menambah dan

meningkatkan pengetahuan yang menunjang dalam melakukan pekerjaan. Oleh

karena itu, setiap organisasi memiliki tanggung jawab untuk melakukan pelatihan

pengembangan. Pelatihan pengembangan lebih memiliki manfaat bagi setiap

karyawan jika dilakukan secara rutin, sehingga peningkatan seorang karyawan

dapat terus berkembang. Sehingga karyawan dapat terus mempraktekkan dari

kegiatan pelatihan tidak hanya dipahami pada saat kegiatan pelatihan saja.

Kegiatan pelatihan dikemas secara menarik baik dalam materi, pelatih, dan

media yang digunakan sehingga setiap karyawan dapat menerima dan mengerti

secara mudah dengan apa yang disampaikan. Kegiatan pelatihan memerlukan

dana yang tidak sedikit, karena suatu organisasi mengharapkan seluruh karyawan

mengalami peningkatkan dalam pengetahuan selama bekerja. Tujuan dari kegiatan

pelatihan untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam bekerja sehingga dapat

mencapai keberhasilan organisasi yang diharapkan.

Simpulan penelitian sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

oleh Noviantoro (2009) menyatakan bahwa pelatihan pengembangan berpengaruh

positif signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Perkebunan London.

Didukung juga penelitian yang dilakukan oleh Farida (2010) menyatakan bahwa

Page 49: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

32

pelatihan pengembangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan pada Kantor Pemerintah Bandar Lampung. Penelitian lain dilakukan

oleh Firdaus (2013) menyatakan bahwa variabel pelatihan pengembangan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja peserta alumni batik

sasirangan.

H3: Pelatihan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

2.4. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah tentang pengaruh

komunikasi internal, kepemimpinan, dan pelatihan terhadap kinerja karyawan.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak empat variabel, yaitu tiga

variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen yang

digunakan yaitu komunikasi internal (X1), kepemimpinan (X2) dan pelatihan (X3).

Sedangkan variabel dependen yang digunakan yaitu kinerja karyawan (Y). Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini:

Gambar 2.1

Page 50: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

33

Kerangka Pemikiran

H1

H2

H3

Sumber:

H1 : Anang Marianto (2005), Gomes, Joana Lobo Fernandes e Rosa Maria

Campos Sobreira (2011), dan Eva Tariszka (2012).

H2 : Luqman Hakim (2011), Kiwanto (2010), dan Melani Fletcher (1999).

H3 : Fendy Kambey (2013)

2.5. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini:

H1 : Komunikasi internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan

H2 : Kepemimpinan berpengarruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan

H3 : Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

BAB III

Komunikasi Internal(X1)

Kepemimpinan (X2)

Pelatihan (X3)

Kinerja Karyawan (Y)

Page 51: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

34

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.1.1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2004). Perlakuan terhadap variabel

penelitian akan bergantung pada model yang dikembangkan untuk memecahkan

masalah penelitian yang diajukan (Ferdinand, 2006). Berdasarkan telaah pustaka

dan rumusan hipotesis, maka variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab

timbulnya atau berubahnya variabel terikat (Sugiyono, 2004). Variabel

independen menjadi variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang

berpengaruh positif ataupun negatif (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel independen adalah Komunikasi Internal, Kepemimpinan, dan

Pelatihan.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang menjadi pusat

perhatian peneliti. Hakekat dari sebuah masalah mudah terlihat dengan mengenali

berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah model (Ferdinand,

2006). Variabel dependen dipengaruhi oleh data, dikarenakan adanya variabel

Page 52: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

35

bebas (Sugiyono, 2004). Di dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen

adalah Kinerja Karyawan.

3.1.2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan suatu definisi yang diberikan

kepada suatu variabel dengan memberikan arti untuk menspesifikasikan kegiatan

atau membenarkan suatu operasional yang diperlukan untuk megukur variabel

tersebut (Sugiyono, 2004). Definisi operasional variabel berguna untuk

memahami secara lebih dalam mengenai variabel di dalam sebuah penelitian.

Dengan pemahaman yang mendalam diharapkan dapat memberikan kemudahan di

dalam pembuatan indikator-indikator sehingga nantinya variabel mampu diukur.

Definisi operasional variabel pada penelitian ini ialah sebagai berikut:

Tabel 2.3

Definisi Operasional Variabel Penelitian

Page 53: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

36

No. Nama Variabel Definisi Indikator Sumber

1. KinerjaKaryawan (Y)

Hasil kerja secara kualitasdan kuantitas yang dicapaioleh seorang pegawai dalammelaksanakan tugasnyasesuai dengan tanggungjawab yang diberikankepadanya (Mangkunegara,2000)

1. Efektifitas danefisiensi2. Tanggung jawab3. Disiplin

Prawirosentono(1999)

2. KomunikasiInternal (X1)

Proses internal organisasiyang menyajikan danmembagi untuk membentukperasaan sebagai komunitasdan percaya antarakaryawan (Rothenberg,2003; Ryynanen,Pekkarinen, dan Salminen2012)

1. Individualisme danpengendalian diri2. Jarak Kekusaan3. Maskulinitas4. Kompleksitaskognitif5. Memberikanumpan balik6. Laporan lisan dantertulis7.Berbagi informasi8. Menerima danmenggunakaninformasi9. MemberikanInformasi Tugas10. MengurangiKetidakpastian Tugas11. Sosialisasi

SriussdapornCharoenngam,Nongluck danJabin (1990)dalam Masud(2004)

3. Kepemimpinan(X2)

Suatu proses yang dilakukanuntuk mempengaruhiperilaku anggota organisasi,sebagai individu setiap kalimengahadapi beberapaalternatif berperilaku /kegiatan yang harus terarahpada tujuan organisasi(Nawawi, 2003)

1. Energi danKeteguhan Hati2. Visi3. Menantang danMendorong4. Kesetiaan5. Mengambil Resiko

Javidan, Mansourdan David A.Waldman (2003)dalam Masud(2004)

4. Pelatihan (X3) Usaha-usaha berencanayang dibuat oleh organisasiuntuk mencapai pencapaiankeahlian, pengetahuan, dansikap-sikap pegawai atauanggota organisasi menurutWexley dan Yukl(Mangkunegara, 2000 )

1. Peserta2. Tenaga Pengajar/Pelatih3. Materi4. Media Pengajaran

Hamalik (2001)

3.2. Populasi dan Sampel

Page 54: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

37

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa,

hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat

perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian

(Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

karyawan produksi dan manajer PT. Temprina Media Grafika Jawa Pos Group

Cabang Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan produksi yang

berjumlah 39 orang dan manajer yang berjumlah 1 orang. Karena jumlah pegawai

relatif kecil, maka pengambilan sampel dilakukan dengan sensus, dimana seluruh

pegawai menjadi sasaran pengambilan sampel.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis :

1. Data Primer

Data primer yaitu data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli

dan data dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang sesuai dengan

keinginan peneliti (Masud, 2004). Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari

hasil pengisian kuesioner yang disebarkan kepada karyawan produksi dan manajer

PT. Temprina Media Grafika Jawa Pos Group Cabang Semarang.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari sumber sekunder. Sumber sekunder merupakan

sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya

melalui pihak lain dengan menggunakan dokumen-dokumen (Sugiyono, 2004).

Data sekunder yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data karyawan,

Page 55: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

38

struktur organisasi, dan data hasil kinerja karyawan produksi PT. Temprina Media

Grafika Jawa Pos Group.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Kuesioner

Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang mencakup semua pertanyaan yang akan

digunakan untuk mendapatkan data, baik yang dilakukan melalui telefon, surat

atau bertatap muka (Ferdinand, 2006). Dalam kuesoner ini akan digunakan model

pertanyaan tertutup dan terbuka, yaitu bentuk pertanyaan yang sudah disertai

alternatif jawaban sebelumnya, sehingga responden dapat memilih salah satu dari

alternatif jawaban tersebut.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan

pertanyaan lisan. Dalam penelitian ini dilakukan wawancara kepada manajer.

3.5. Metode Analisis Data

Analisis data penelitian merupakan bagian dari proses pengujian data

setelah tahap pemilihan dan pengumpulan data. Sebuah penelitian memerlukan

interpretasi dan analisis data, yang diharapkan mampu memberikan solusi pada

pertanyaan penelitian yang menjadi dasar penelitian.

1. Pengeditan (editing)

Page 56: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

39

Pengeditan adalah sebuah proses pemilihan atau pengambilan data-data yang

diperlukan dan membuang data yang dianggap tidak perlu. Hal ini dilakukan

untuk memudahkan perhitungan di dalam pengajuan hipotesis.

2. Pemberian skor (scoring)

Di dalam penelitian ini proses scoring menggunakan skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap dan pendapat karyawan tentang variabel yang

diteliti. Subjek mendapat nilai dari setiap pernyataan sesuai dengan nilai skala

kategori jawaban yang diberikan. Skala Likert yang digunakan di dalam penelitian

ini menggunakan skala Likert 1-5 yaitu :

Sangat Tidak Setuju (STS) : diberi bobot/ skor 1

Tidak Setuju (TS) : diberi bobot/skor 2

Netral (N) : diberi bobot/skor 3

Setuju (S) : diberi bobot/skor 4

Sangat Setuju (SS) : diberi bobot/skor 5

3. Tabulasi (tabulating)

Proses ini merupakan proses mengelompokkan data dari jawaban dengan benar,

yang selanjutnya dihitung lalu dijumlahkan sehingga berwujud ke dalam sebuah

bentuk. Berdasarkan hal tersebut kemudian dibuat data berbentuk tabel agar

mampu mendapatkan hubungan atau pengaruh antara variabel-variabel yang ada.

3.5.1. Uji Kualitas Data

Page 57: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

40

3.5.1.1.Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

mempunyai indikator dari variabel atau konstruk. Sebuah kuesioner dinyatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006).

Uji reliabilitas ini dapat digunakan melalui program SPSS, yang akan

memberikan fasilitas untuk mengukur nilai reliabilitas dengan menggunakan uji

statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau vaariabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha (α) > 0,60 (Ghozali, 2006).

3.5.1.2.Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan (indikator) pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut (Ghozali, 2006). Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur

yang dipergunakan untuk mengukur apa yang diukur (Azwar, 1997).

Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung, dengan r

tabel dengan mencari degree of freedom (df) = N – k, dalam hal ini N adalah

jumlah sampel, dan k adalah jumlah variabel independen penelitian. Jika r hitung

> r tabel dan bernilai positif, maka pertanyaan (indikator) tersebut dikatakan valid

(Ghozali, 2006).

3.5.2. Uji Penyimpangan Klasik

Page 58: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

41

3.5.2.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2006) Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi

normal. Pengujian ini dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya.

Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal.

Untuk mengetahui ada tidaknya normalitas dalam model regresi, yaitu

dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi komulatif

dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus

diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal.

Dasar pengambilan keputusan anatara lain menurut Ghozali, 2006 :

1. Jika data menyebar di sekitar data diagonal dan mengikuti arah diagonal,

maka model regresi memenuhi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi normalitas.

3.5.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi yang

ada ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi

ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi, yaitu dengan melihat

dari nilai tolerance dan lawannya yaitu variance inflation factor (VIF). Kedua

ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas mana yang dijelaskan oleh variabel

bebas lainnya. Dengan pengambilan keputusan jika ada variabel independen yang

Page 59: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

42

memiliki nilai tolorance >0,10 atau VIF < 10 (Ghozali, 2006), dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain

tetap, maka heteroskedesitas dan jika berbeda disebut heteroskedesitas. Model

regresi yang baik adalah heteroskedastisitas (Ghozali, 2006)

Pengujian heteroskedastisitas dengan melihat grafik plot antara nilai

prediksi variabel (ZPRED) dengan residual (SRESID). Dasar-dasar analisis :

1. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada membantu pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

0 pada sumbu Y, maka tidak tejadi heteroskedesitas.

3.6. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui pengaruh komunikasi

internal, kepemimpinan dan pelatihan terhadap kinerja karyawan. Selain itu juga

analisis regresi digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang disajikan

dalam penelitian ini, modelnya sebagai berikut :

Y= a + + + e

Dimana :

Page 60: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

43

Y = Kinerja karyawan

X1 = Komunikasi Internal

X2 = Kepemimpinan

X3 = Pelatihan

β1β2 = Koefisien regresi

a = Konstanta

e = Variabel lain yang tidak diteliti

3.7. Uji Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari

goodness of fit nya (Ghozali, 2006). Secara statistik, dapat diukur dari nilai

koefisien determinasi, nilai statistik F dan nilai statistik t. Dengan demikian untuk

menilai ketepatan fungsi regresi sampel perlu dilakukan uji hipotesis berupa uji F

dan uji t.

3.7.1. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Uji F adalah pengujian signifikansi persamaan yang digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X1, X2, X3) secara

bersama-sama terhadap variabel independen (Y) yaitu kinerja karyawan.

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Variabel-variabel bebas (komunikasi internal) mempunyai pengaruh yang

signifikan positif terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan.

H2 : Variabel-variabel bebas (kepemimpinan) mempunyai pengaruh yang

positif terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan.

Page 61: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

44

H3 : Variabel-variabel bebas (pelatihan) mempunyai pengaruh positif terhadap

variabel terikat yaitu kinerja karyawan.

Dengan pengambilan keputusan :

1. Dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel

Apabila F tabel > F hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Apabila F tabel < F hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima

2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi

Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05; maka H0 diterima dan H1 ditolak

Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05; maka H0 ditolak dan H1 diterima

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi untuk mengukur kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nilai nol;

sampai satu. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen (Ghozali, 2006).

3.7.2 Uji t

Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (komunikasi

internal, kepemimpinan, dan pelatihan) terhadap variabel terikat (kinerja

karyawan) secara terpisah.

Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini sebagai berikut :

Page 62: analisis pengaruh komunikasi internal, kepemimpinan, dan

45

H1 : Variabel-variabel bebas (komunikasi internal mempunyai pengaruh positif

signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan).

H2 : Variabel-variabel bebas (kepemimpinan mempunyai pengaruh positif

signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan).

H3 : Variabel-variabel bebas (pelatihan mempunyai pengaruh posiif terhadap

variabel terikat yaitu kinerja karyawan)

Dengan pengambilan keputusan :

1. Dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel.

Apabila t tabel > t hitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Apabila t tabel < t hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Dengan tingkat signifikansi 90 persen (a=10%)

2. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.

Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,1; maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,1; maka H0 ditolak dan H1 diterima.

BAB IV