analisis peran gender dalam pengolahan tanaman …

83
ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT PADA KELOMPOK TANI HUTAN DI KECAMATAN NUHA KABUPATEN LUWU TIMUR AZKIANI FAUZIAH 105 9500 583 15 PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT PADA KELOMPOK TANI HUTAN DI

KECAMATAN NUHA KABUPATEN LUWU TIMUR

AZKIANI FAUZIAH

105 9500 583 15

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Page 2: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT PADA KELOMPOK TANI HUTAN DI

KECAMATAN NUHA KABUPATEN LUWU TIMUR

AZKIANI FAUZIAH

105 9500 583 15

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019

Page 3: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Peran Gender Dalam Pengolahan Tanaman Obat Pada Kelompok Tani Hutan di Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur.

Nama : Azkiani Fauziah

Stambuk : 105950058315

Program Studi : Kehutanan

Fakultas : Pertanian

Makassar, Desember 2019

Telah diperiksa dan disetujui oleh :Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ir. Husnah Latifah, S.Hut., M.Si., IPM. Ir. M. Daud, S.Hut., M.Si., IPM.NIDN: 0909073602 NIDN : 0929118502

Diketahui Oleh,

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Program Studi Kehutanan

Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P Dr. Ir. Hikmah, S.Hut., M.Si., IPMNIDN: 0912066901 NIDN : 0011077101

Page 4: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Analisis Peran Gender Dalam Pengolahan Tanaman Obat Pada Kelompok Tani Hutan di Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur.

Nama : Azkiani Fauziah

Stambuk : 105950058315

Program Studi : Kehutanan

Fakultas : Pertanian

SUSUNAN KOMISI PENGUJI

Nama Tanda Tangan

1. Dr. Ir. Husnah Latifah, S.Hut., M.Si., IPM (..................)Ketua Sidang

2. Ir. M. Daud, S.Hut, M.Si., IPM (..................)Sekertaris

3. Dr. Ir. Hikmah, S.Hut., M.Si., IPM (..................)Anggota

4. Ir. Muhammad Tahnur, S.Hut., M.Hut., IPM (..................)Anggota

Tanggal Lulus : 21 Desember 2019

Page 5: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN OBAT PADA KELOMPOK TANI HUTAN DI KECAMATAN NUHAKABUPATEN LUWU TIMUR

Adalah benar merupakan hasil karya sendiri yang belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi

yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan

dari Penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar

pustaka dibagian akhir sktripsi.

Makassar, 2019

Azkiani Fauziah105 9500 483 15

Page 6: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

Hak Cipta Unismuh Makassar, Tahun 2019

@ Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa

mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan

karya ilmiah, penyususnan laporan, penulisan kritik atau tinjauan

suatu masalah.

b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh

Makassar.

2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya

tulis dalam bentuk laporan apa pun tanpa izin Unismuh Makassar.

Page 7: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

ABSTRAK

Azkiani Fauziah (105950058315). Analisis Peran Gender Dalam Pengolahan Tanaman Obat Pada Kelompok Tani Hutan Di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur. Dibawah bimbingan HUSNAH LATIFAH dan M.DAUD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan serta pengambilan keputusan dalam pengolahan tanaman obat pada kelompok tani hutan di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur. Objek penelitian ini adalah kelompok tani hutan yang ada di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan metode sensus, wawancara, quisioner, dan studi literatur kemudian dianalisa dengan metoda analisis model Harvard yang dikembangkan oleh Harvard Institute for International Development yang didasarkan pada pendekatan defisiensi Women In Development(WID). Profil kegiatan dikelompokkan menjadi kegiatan produktif, reproduktif,dan pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembagian kerja laki-laki dan perempuan di dalam pengolahan tanaman obat di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur pada kegiatan produktif yang terdiri dari kegiatan penanaman, pemanena, pengolahan, dan penjualan perempuan lebih dominan dibandingkan dengan laki-laki begitu pula pada kegiatan reproduktif. Pada pengambilan keputusan kegiatan produktif perempuan lebih dominan daripadalaki-laki sedangkan pengambilan keputusan pada kegiatan reproduktif (pengambilan keputusan mengenai masalah keuangan dalam rumah tangga danmasalah domestik) dilakukan secara bersama-sama antara laki-laki dan perempuan.

Kata kunci : Analisis Gender, Tanaman Obat, Pengambilan Keputusan, Analisis

Model Harvard.

Page 8: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan

Karunia-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat

beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad

SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya akhir

zaman, aamiin.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar. Judul yang Penulis ajukan adalah

“Analisi Peran Gender dalm Pengolahan Tanaman Obat Pada Kelompok

Tani Hutan Di Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur”.

Penghargaan dan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Ayahanda

tercinta Parsun dan Ibunda yang kusayangi Sukinem Semoga Allah SWT selalu

melimpahkan Rahmat, Kesehatan, Karunia dan keberkahan di dunia dan di akhirat

atas budi baik yang telah diberikan kepada Penulis.

Penghargaan dan terima kasih Penulis berikan kepada Ibunda Dr.Ir.

Husnah Latifah,S.Hut.,M.Si.,IPM selaku pembimbing I dan Ayahanda Ir. M.

Daud, S.Hut.,M.Si.,IPM selaku pembimbing II yang telah membantu penulisan

skripsi ini. Serta ucapan terima kasih kepada:Penulis mengucapkan terima kasih

sebesar – besarnya kepada :

1. Kepada kedua orang tua yang selalu mendo’akan dan memberi dukungan

selama proses pengerjaan skripsi sehingga dapat terselesaikan.

Page 9: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

2. Ayahanda Burhanuddin, S.Pi.,M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibunda Dr. Ir. Hikmah. S.Hut.,M.Si. IPM selaku Ketua Prodi Kehutanan

Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Dr. Ir. Husnah Latifah.,S.Hut.,M.Si.,IPM dan Ir. M. Daud.,S.Hut.,M.Si.,IPM

selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan pengetahuan dan

motivasi.

5. Bapak dan Ibu dosen serta staff tata usaha Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membeikan ilmu selama dibangku

perkuliahan.

6. Terima kasih kepada seluruh warga Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu

Timur, Sulawesi Selatan yang telah memberikan arahan dan izin penelitian

kepada penulis.

7. Terima kasih kepada Bapak Julianto Rizky Yan Syah dan Ibu Herawati

Zainuddin yang telah membantu dan mendampingi selama mengumpulkan

data yang diperlukan oleh penulis.

8. Terima kasih buat saudara-sauudaraku di Lembaga Pers Mahasiswa Corong,

terkhusus REDAKTUR XI yang selalu menghibur dan memberi semangat

dalam mengerjakan skripsi.

9. Terima kasih buat saudara-saudaraku Forester 2015, teman-teman magang

dan KKP, serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu

yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan dan penyusnan lapiran

magang.

Page 10: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak dan apabila

ada yang tidak tersebutkan mohon maaf, dengan besar harapan semoga skripsi

yang ditulis oleh Penulis ini dapat bermanfaat khususnya bagi Penulis sendiri dan

umumnya bagi pembaca. Akhir kata, semoga Allah Swt memberikan rahmat dan

hidayahnya yang banyak ataspenuulisan laporan ini dan menjadikan kita hamba-

Nya yang pandai bersykur, Aamiin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, 2019

Azkiani Fauziah105 9500 583 15

Page 11: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

HALAMAN KOMISI PENGUJI ............................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ..................................................... iv

HAK CIPTA .............................................................................................. v

ABSTRAK ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR ............................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………. xiii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xiv

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang............................................................................... 1

1.2.Rumusan Masalah…......………...................................................... 4

1.3.Tujuan Penelitian…………………………………………………… 4

1.4.Manfaat Penelitian…………………………………………………. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tanaman Obat..…........................................................................... 5

2.2.Prospek Tanaman Obat…………………………………………..... 5

2.3.Pengolahan Tanaman Obat……………………………………....... 7

2.4.Pengertian Gender…………………………………………………. 7

2.5.Kerangka Pikir……………………………………………………... 9

Page 12: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

III. METODE PENELITIAN

3.1.Waktu dan Tempat........................................................................... 11

3.2.Alat dan Bahan………………………………………………………. 11

3.3.Objek Penelitian…………………………………………………….. 11

3.4.Jenis Data……………………………………………………………. 12

3.5.Metode Pengumpulan Data………………………………………….. 12

3.6.Metode Pengambilan Contoh Responden…………………………… 13

3.7.Analisis Data………………………………………………………… 13

3.8.Definisi Oprasional………………………………………………….. 14

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Luwu Timur…………………………. 17

4.1.1 Kondisi Geografis……………………………………………… 174.1.2 Administrasi……………………………………………………. 184.1.3 Topografi………………………………………………………. 194.1.4 Geologi………………………………………………………… 214.1.5 Klimatologi……………………………………………………. 22

4.2 Gambaran Umum Kecamatan Nuha………………………………… 24

4.2.1 Keadaan Geografis…………………………………………….. 244.2.2 Administrasi…………………………………………………… 25

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kegiatan Pengolahan Tanaman Obat……………………………....... 27

5.1.1 Kegiatan Produktif……………………………………………... 285.1.2 Kegiatan Reproduktif…………………………………………... 37

5.2 Pengambilan Keputusan…………………………………………….... 41

5.2.1 Pengambilan Keputusan Kegiatan Produktif………………….. 415.2.2 Pengambilan Keputusan Kegiatan Reproduktif………………. 43

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan………………………………………………………….. 46

6.2 Saran………………………………………………………………… 46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian…………………………………………... 10

2. Bagan Pengolahan Tanaman Obat…………………………………. 27

3. Bibit Siap Tanam…………………………………………………… 29

4. Pemanenan Tanaman Obat…………………………………………. 31

5. Pengolahan Tanaman Obat…………………………………………. 33

6. Penjualan Produk Tanaman Obat…………………………………… 34

7. Diagram Kegiatan Produktif Pengolahan Tanaman Obat………….. 35

8. Diagram Kegiatan Reproduktif……………………………………… 40

Page 14: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

DAFTAR TABEL

No. Teks Halalam

1. Nama Anggota Kelompok Dan Jenis Tanaman…………………….. 11

2. Nama, Luas Wilayah Per-Kecamatan Dan Jumlah Desa/Kelurahan…. 19

3. Luas Desa/Kelurahan Per Kecamatan Nuha………………………… 26

4. Kegiatan Penanaman Tanaman Obat…………………………………. 28

5. Kegiatan Pemanenan Tanaman Obat…………………………………. 30

6. Kegiatan Pengolahan Tanaman Obat…………………………………. 32

7. Kegiatan Penjualan Tanaman Obat…………………………………… 33

8. Kegiatan Memasak…………………………………………………… 37

9. Kegiatan Mencuci Pakaian…………………………………………… 38

10. Kegiatan Membersihkan Rumah…………………………………….. 38

11. Kegiatan Mengasuh Anak…………………………………………… 39

12. Kegiatan Berbelanja…………………………………………………. 39

13. Kegiatan Mencuci Piring……………………………………………. 40

14. Pengambilan Keputusan Pada Kegiatan Produktif…………………. 42

15. Pengambilan Keputusan Masalah Keuangan Dalam Rumah Tangga.. 43

16. Pengambilan Keputusan Dalam Masalah Domestik………………… 45

Page 15: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Halaman

1. Kuisioner……………………………………………………. 49

2. Tabulasi Hasil Penelitian…………………………………… 51

3. Dokumentasi……………………………………………….. 57

4. Daftar Tanaman Obat……………………………………… 60

Page 16: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan keanekaragaman hayati masyarakat di Indonesia berdasarkan

atas keberagaman sistem pengetahuan tradisional telah berkembang sejak lama.

Masyarakat Indonesia telah memanfaatkan tumbuhan sebagai bahan obat-obatan

dalam penanggulangan masalah kesehatan, jauh sebelum adanya pelayanan

kesehatan modern dikenal masyarakat. Pengetahuan tentang tumbuhan berkhasiat

obat merupakan warisan budaya berdasarkan pengalaman yang diwariskan dari

generasi ke generasi, dan sampai kini masih digunakan sebagian masyarakat

dalam pengobatan, perawatan kesehatan serta kecantikan.

Kecenderungan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pangan dan

produk yang aman ‘back to nature’ karena semakin banyaknya masyarakat yang

percaya akan keunggulan dan manfaat obat bahan alam. Pengembangan obat

bahan alam khas Indonesia “jamu“, dimana tanaman obat menjadi bahan

utamanya, memiliki arti strategis dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan

masyarakat dalam kemandirian Indonesia dibidang kesehatan dan dapat

mendorong pertumbuhan industri tanaman obat tradisional di Indonesia. Hal ini

sangat menguntungkan, mengingat Indonesia kaya akan pengetahuan pengobatan

tradisional, tumbuhan obat, dan rempah-rempah yang harus diolah dengan teknik

pengolahan yang baik (Tilaar,M, Dkk. 2011).

Teknik pengolahan sangat berpengaruh terhadap khasiat dari produk

tanaman yang diperoleh dalam pengolahan tanaman obat. Jika penanganan

Page 17: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

2

ataupun pengolahannya tidak benar maka mutu produk yang dihasilkan kurang

berkhasiat atau kemungkinan dapat menimbulkan toksik apabila dikonsumsi.

Teknik pengolahan tanaman obat terdiri dari sortir, pencucian,

penjemuran/penirisan, pengirisan/perajangan, dan pengolahan lebih lanjut menjadi

berbagai produk/diversifikasi produk. Tanaman obat dapat diolah menjadi

simplisia, serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental/kering, kapsul, tablet, dan

minuman (sirup, instant, permen). Pengolahan tanaman obat melibatkan keluarga

baik laki-laki maupun perempuan.

Pada era emansipasi ini kaum perempuan juga dapat terlibat dalam

kegiatan ini demi tercapainya kesetaraan gender. Berbagai macam perbedaan ini

menghasilkan perbedaan gender yang seringkali menghasilkan ketidakadilan

antara laki-laki dan perempuan. Ketidakadilan gender sering terjadi dalam

pengelolaan sumberdaya hutan, biasanya terjadi dalam hal pembagian kerja yang

tidak berimbang.

Ketidakadilan gender itu dapat terbagi menjadi banyak bentuknya, yaitu:

peminggiran ekonomi, penomorduaan, beban kerja berlebih, dan kekerasan.

Biasanya dampak dari ketidakadilan gender sangat dirasakan oleh para kaum

perempuan, karena kaum perempuan masih dianggap sebagai kaum yang lemah

dan masih bergantung pada laki-laki.

Beberapa penelitian tentang peran gender dalam pengolahan sumber daya

hutan diantaranya telah diteliti oleh Ratnapuri, (2011) dengan judul Analisis

Gender Dalam Pengelolaan Agroforestri Studi Kasus di Kawasan PLN

Pangalengan Bandung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran perempuan

Page 18: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

3

dalam pengelolaan agroforestri lebih rendah daripada peran laki-laki. Ditujukan

dengan rendahnya curahan waktu perempuan pada kegiatan produktif yang hanya

sebesar 41,9%, sedangkan laki-laki mencapai 80%. Namun berbanding terbalik

pada hasil penelitian di curahan waktu kegiatan reproduktif. Perempuan lebih

mendominasi laki-laki. Pengambilan keputusan di bidang pengelolaan

Agroforestri lebih didominasi oleh suami. Sedangkan masalah keuangan dan

masalah yang menyangkut kepentingan bersama diambil secara bersama-sama

antara suami dan istri. Sedangkan dalam penelitian yang dilakukan Suardi,

(2010) dengan judul Analisis Gender dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Rakyat

dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Kasus

Hutan Rakyat di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur,

Jawa Barat), petani mencurahkan sebagian besar waktu kerjanya pada kegiatan

pengelolaan hutan rakyat, yaitu curahan waktu kerja laki-laki sebesar 17,30

HOK/bulan atau 56,63% dan perempuan sebesar 15,49 HOK/bulan atau 35,37%,

sehingga laki-laki lebih berperan dalam pengelolaan hutan rakyat. Pengambilan

keputusan dalam pengelolaan hutan rakyat, masalah keuangan, dan aktivitas

sosial didominasi oleh laki-laki atau suami. Sedangkan masalah menyangkut

kepentingan bersama dilakukan pengambilan keputusan secara bersama sesuai

dengan kesepakatan antara suami dan istri

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang Peran

Gender dalam Pengolahan Tanaman Obat yang ada di Kecamatan Nuha

Kabupaten Luwu Timur yang dimana sebagian masyarakatnya tergabung dalam

kelompok tani hutan sebagai produsen pengembangan produk tanaman obat.

Page 19: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

4

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian adalah:

1. Bagaimana pembagian kerja atau peran perempuan dan laki-laki (peran

gender) dalam kegiatan produktif dan reproduktif pada pengolahan

tanaman obat di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur ?

2. Bagaimana pengambilan keputusan pada kegiatan produktif dan

reproduktif pada pengolahan tanaman obat di Kecamatan Nuha,

Kabupaten Luwu Timur ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pembagian kerja atau peran perempuan dan laki-laki (peran

gender) dalam kegiatan produktif dan reproduktif pada pengelolaan

tanaman obat di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur.

2. Mengetahui pengambilan keputusan pada pengelolaan tanaman obat di

Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran peranan anggota

rumah tangga baik laki-laki dan perempuan, serta pengambilan keputusan

dalam kegiatan pengelolaan tanaman obat di Kecamatan Nuha Kabupaten

Luwu Timur.

2. Sebagai bahan informasi untuk peneliti selanjutnya

Page 20: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Obat

Sandra dan Kemala, (1994) mengartikan tanaman obat sebagai semua

tumbuhan, baik yang sudah dibudidayakan maupun yang belum dibudidayakan

yang dapat digunakan obat. Sedangkan Zuhud et all, (1994) menyatakan bahwa

tumbuhan obat merupakan seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui dan

dipercaya mempunyai khasiat obat. Tumbuhan obat tersebut dikelompokan

menjadi :

1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu spesies tumbuhan yang diketahui dan

dipercaya memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku obat

tradisonal.

2. Tumbuhan obat modern, yaitu spesies tumbuhan yang secara ilmiah telah

dibuktikan mengandung senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat dan

penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan secara medis.

3. Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga mengandung

senyawa/bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum dibuktikan secara

ilmiah-medis atau penggunaannya sebagai bahan tradisional sulit ditelusuri.

2.2 Prospek Tanaman Obat

Tanaman obat yang beranekaragam spesies, habitus dan khasiatnya

mempunyai peluang besar serta memberi kontribusi bagi pembangunan dan

pengembangan hutan. Karakteristik berbagai tumbuhan obat yang menghasilkan

produk berguna bagi masyarakat memberi peluang untuk dibangun dan

dikembangkan bersama dalam hutan di daerah tertentu. Berbagai keuntungan

Page 21: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

6

yang dihasilkan dengan berperannya tumbuhan obat dalam hutan adalah

pendapatan, kesejahteraan, konservasi berbagai sumberdaya, pendidikan

nonformal, keberlanjutan usaha dan penyerapan tenaga kerja serta keamanan

nasional. Di Indonesia, pemanfaatan dan pemasaran bahan tumbuhan obat dapat

digolongkan menjadi bentuk jamu gendong, jamu kemasan modern dan

fitofarmaka (Sangat, 2000).

Sangat, (2000) mengatakan bahwa pengembangan jamu dimulai dari

keberadaan usaha jamu gendong, yaitu jamu yang diramu dan dipasarkan dalam

gendongan yang merupakan warisan jaman kuno yang sampai saat ini masih

digemari masyarakat Indonesia, terutama orang Jawa. Jamu kemasan modern

merupakan dampak terhadap perubahan citra jamu gendong dengan pemberian

kemasan yang baik dalam bentuk serbuk, kapsul maupun pil. Jamu kemasan

modern telah memunculkan adanya industri-industri jamu, baik dalam skala kecil

maupun besar.

Industri jamu berkembang seiring dengan meningkatnya pemanfaatan

tanaman obat. Adanya industri tersebut, menuntut keberadaan bahan baku secara

kontinyu. Begitu pula dalam proses pembuatannya yang memerlukan tenaga ahli

dan tenaga kerja. Peningkatan kualitas sumberdaya produsen, yaitu petani

produsen tanaman obat harus mengikuti perkembangan IPTEK, seperti

penggunaan bibit yang unggul. Cara pembudidayaan yang sesuai untuk tanaman

obat adalah cara pembudidayaan secara organik tanpa menggunakan pestisida,

mengingat banyaknya tanaman obat yang langsung dikonsumsi tanpa diolah

terlebih dahulu (Hoesen, 2000).

Page 22: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

7

2.3 Pengolahan Tanaman Obat

Teknologi pengolahan tanaman obat terdiri dari beberapa tahapan yaitu

sortasi, pencucian, penirisan atau pengeringan, penyimpanan dan pengolahan.

Sortasi dilakukan setelah panen pada komiditi tanaman obat. Tanaman obat yang

diambil daun, rimpang atau umbi dibersihkan dari kotoran. Bagian tanaman yang

sudah dipanen lalu dipisahkan dari bagian yang busuk, tanah, pasir maupun gulma

yang menempel harus dibersihkan. Ada beberapa tanaman yang dihasilkan

melalui umbi seperti jahe, kunyit, kencur dan keladi tikus. ( Zuhud, 2012 )

Menurut Farhatul, (2012) cara pengolahan bagian daun lebih mudah,

dibandingkan dengan bagian lain dari tumbuhan. Setiap jenis tanaman memiliki

cara pengolahan dan kegunaan masing-masing.. Cara pengolahan yakni direbus,

dipanggang, diuapkan, ditumbuk, direndam dan digoreng. Ada jenis tanaman

yang cara penggunaannya tunggal dan ada yang diramu dengan tanaman lainnya.

Ramuan obat yang dihasilkan dapat digunakan dengan cara dioles, ditempel,

diminum, dikumur, dipakai berkeramas,dipakai mandi dan diikat. Cara

pengolahan yang terbanyak dipakai adalah direbus,dan yang cara yang sedikit

dipakai adalah cara diuapkan.

2.4 Pengertian Gender

Gender adalah perbedaan peran, status, pembagian kerja yang dibuat oleh

sebuah masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Gender berbeda dengan jenis

kelamin (sex). Gender adalah bentukan manusia bukan kodrat, yang artinya dapat

berubah setiap saat. Sedangkan gender menurut Inpres No.9 tahun 2000 dalam

kelompok kerja, Convention Watch adalah konsep yang mengacu pada peran-

Page 23: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

8

peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan

dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat. Pengarusutamaan

Gender adalah strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan gender menjadi

satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan,

dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional. Kesetaraan

Gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh

kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan

berpartisipasi dalam kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan

keamanan nasional, dan kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan tersebut

(Simatauw et all, 2001).

Analisis gender adalah proses yang dibangun secara sistematik untuk

mengidentifikasi dan memahami pembagian kerja/peran laki-laki dan perempuan,

akses dan kontrol terhadap sumber-sumber daya pembangunan, partisipasi dalam

proses pembangunan dan manfaat yang mereka nikmati, pola hubungan antara

laki-laki dan perempuan yang timpang, yang di dalam pelaksanaannya

memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ras, dan suku bangsa.

Dalam semua strata, terindikasi bahwa peran dan status wanita dalam mengurus

keberlangsungan rumah tangga lebih tinggi dibanding pria (kepala keluarga).

Dominasi peran dan status tersebut menunjukkan tingginya potensi wanita untuk

mengendalikan dan mengarahkan rumah tangganya, ke arah lebih baik atau

menjadi semakin buruk (Puspitawati, 2007).

Hal tersebut diperkuat bahwa pada kenyataannya lebih 50 persen dari total

penduduk Indonesia adalah wanita (BPS 1990-2006) Kesetaraan dan Keadilan

Page 24: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

9

Gender (KKG) adalah suatu kondisi yang setara dan seimbang antara laki-laki dan

perempuan dalam memperoleh peluang/ kesempatan, partisipasi, kontrol dan

manfaat pembangunan pendidikan untuk mewujudkan secara penuh hak-hak

hambatan-hambatan berperan baik bagi perempuan maupun laki-laki

(Puspitawati,2007).

2.5 Kerangka Pikir

. Tanaman obat merupakan seluruh spesies tumbuhan obat yang diketahui

dan dipercaya mempunyai khasiat obat. Tanaman obat yang beranekaragam

spesies, habitus dan khasiatnya mempunyai peluang besar serta memberi

kontribusi bagi pembangunan dan pengembangan hutan. Faktor yang mendukung

pengembangan tanaman obat tersebut diantaranya besarnya potensi kekayaan

sumber daya alam Indonesia sebagai sumber bahan baku yang dapat diolah

menjadi obat tradisional.

Oleh karena itu, diperlukan penentuan alternative strategi dalam

pengembangan usaha dengan menggunakan metode analisis Harvard, dimana

didalam analisis didasarkan pada pendekatan efisiensi Woman In Development

(WID) yang merupakan kerangka analisis gender dan perencanaan gender yang

paling awal. Didasarkan pada konsep pembagian kerja dengan data terpilih

berdasarkan jenis kelamin. Profil kegiatan dikelompokkan menjadi kegiatan

produktif, reproduktif, dan pengambilan keputusan. Untuk mempermudah

pemahaman kerangka pikir penelitian, berikut disajikan skema kerangka pikir

pada Gambar 1.

Page 25: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

10

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

Tanaman Obat

Pengolahan Tanaman Obat

Kegiatan produktifKegiatan Reproduktif

Analisi Peran Gender Dalam Pengelolaan Tanaman Obat Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur

Pengambilan Keputusan

Page 26: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

11

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan

dari bulan Juli - Agustus 2019, yang bertempat di Kecamatan Nuha, Kabupaten

Luwu Timur.

3.2 Alat dan Bahan

Dalam penelitian ini alat dan bahan alat tulis menulis, digunakan untuk

mencatat informasi dari para responden.

1. Kamera, digunakan untuk dokumentasi kegiatan.

2. Kuesioner.

3.3 Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah kelompok tani hutan yang mengolah

tanaman obat di Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur dengan jumlah

kelompok tani hutan yang mengolah tanaman obat adalah 3 kelompok tani hutan.

Adapun nama kelompok dan jenis tanaman disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Nama Anggota Kelompok Dan Jenis TanamanNo. Nama anggota kelompok Jenis tanaman1. Kelompok Herbal Sorowako

a. Hj. Sukiaki Ahmadb. Hasmawatic. Hj. Dhamiatyd. Hj. Hajrahe. Herawati Zainuddin

1. Pegagan 7. Bangle 2. Kenikir 8. Binahong 3. Daun wungu 9. Brotowali 4. Sambiloto 10. Jahe merah5. Dauun encok 11. Bawang dayak6. Meniran

2. Kelompok Herbal Moahi Laloa. Hj. Sahraenib. Hasnirac. Hajemad. Asrinae. Nurmaida Siara

1. Jahe 7. Kunyit putih2. Jarak pagar 8. Patah tulang3. Kelor 9. Sirih 4. Kemangi 10. Sedaguri 5. Kunyit 11. Bawang dayak6. Lengkuas

3. Kelompok Herbal Rhombifolia 1. Temulawak 9. Senggani

Page 27: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

12

a. Mimi Rositab. Sumarnic. Hj. Ernid. Hj.Hapsah Kamarudine. Saniemf. H. Nasir Santawig. Sutrisno

2. Ginseng 11. Bawang dayak 3. Sambung nyawa 10. Temu hitam4. Tempuyung5. Temu manga6. Jarak7. Serai8. Daun sirsak

3.4 Jenis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis data, yaitu data

primer dan data sekunder yang terdiri dari:

1. Data Primer: Data identitas responden, yaitu: nama, umur, pendidikan, jenis

kelamin dan pekerjaan. Data tentang pengambilan keputusan dalam kegiatan

pengolahan tanaman obat. Data tentang peran dan aktivitas kerja yang

meliputi: pembagian kerja dan keikutsertaan laki-laki dan perempuan.

2. Data Sekunder meliputi tentang kondisi umum tentang tempat penelitian

(letak, luas, topografi dan iklim) data sosial ekonomi masyarakat yang

meliputi: jumlah penduduk, pendidikan, mata pencaharian, serta potensi

lokasi penelitian.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Studi literatur untuk menambah kelengkapan data yang diperoleh. Studi

literatur dilakukan dengan cara mempelajari, mengutip buku dan laporan yang

berkaitan dengan penelitian ini.

2. Wawancara dilakukan dengan melakukan tanya jawab langsung dengan

responden dan pihak-pihak yang terkait.

Page 28: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

13

3.6 Metode Pengambilan Contoh Responden

Metode yang digunakan dalam pengambilan contoh adalah metode sensus.

Sensus adalah cara pengumpulan data apabila seluruh elemen populasi diselidiki

satu persatu. Data yang diperoleh tersebut merupakan hasil pengelolahan sensus

disebut sebagai data yang sebenarnya (true value ), atau sering juga disebut

parameter. Populasi penelitian ini adalah kelompok tani hutan pengolah tanaman

obat yang terdiri atas 3 kelompok tani hutan. Jumlah keseluruhan anggota

kelompok tani hutan dari 3 kelompok tersebut adalah 17 orang.

3.7 Analisis Data

Analisis data ini menggunakan analisis Model Harvard yang

dikembangkan oleh Harvard Institute for International Development ini

didasarkan pada pendekatan efisiensi Women In Development (WID) yang

merupakan kerangka analisis gender dan perencanaan gender yang paling awal.

Kerangka Harvard yang mengumpulkan data pada tingkat mikro (masyarakat dan

rumah tangga). Didasarkan pada konsep pembagian kerja dengan data terpilih

berdasarkan jenis kelamin. Profil kegiatan dikelompokkan menjadi kegiatan

produktif, reproduktif dan juga pengambilan keputusan (Handayani dan Sugiarti,

2002).

Kegiatan produktif yaitu kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat dalam

rangka mencari nafkah. Kegiatan ini disebut juga kegiatan ekonomi karena

kegiatan ini menghasilkan uang secara langsung. Kegiatan reproduktif yaitu

kegiatan yang berhubungan erat dengan pemeliharaan dan pengembangan serta

menjamin kelangsungan sumberdaya manusia dan biasanya dilakukan dalam

Page 29: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

14

keluarga, kegiatan ini tidak menghasilkan uang secara langsung dan biasanya

dilakukan bersamaan. Menurut Handayani dan Sugiarti (2002), pengambilan

keputusan di bagi dalam tiga komponenan meliputi: pengambilan keputusan

berdasarkan masalah produktif, pengambilan keputusan berdasarkan masalah

keuangan dan pengambilan keputusan berdasarkan domestik. Dalam penelitian

ini, pengambilan keputusan berdasarkan masalah keuangan dan pengambilan

keputusan berdasarkan domestik secara umum digolongkan pengambilan

keputusan reproduktif.

3.8 Definisi Operasional

1. Gender adalah pembedaan peran, status, pembagian kerja yang dibuat oleh

sebuah masyarakat berdasarkan jenis kelamin. Gender berbeda dengan jenis

kelamin (sex).

2. Analisis gender adalah proses yang dibangun secara sistematik untuk

mengidentifikasi dan memahami pembagian kerja/peran laki-laki dan

perempuan,akses dan kontrol terhadap sumber-sumber daya pembangunan,

partisipasi dalam proses pembangunan dan manfaat yang mereka nikmati, pola

hubungan antara laki-laki dan perempuan yang timpang, yang di dalam

pelaksanaannya memperhatikan faktor-faktor lainnya seperti kelas sosial, ras,

dan suku bangsa.

3. Kegiatan produktif adalah kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat dalam

rangka mencari nafkah dan menghasilkan uang secara langsung dalam hal ini

adalah kegiatan pemanenan, pengolahan, dan penjualan tanaman obat.

Page 30: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

15

4. Kegiatan reproduktif adalah kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat

tidak menghasilkan uang dan biasanya dilakukan di dalam rumah dalam hal

ini adalah memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengasuh anak,

dan berbelanja.

5. Pengambilan keputusan adalah proses untuk memilih cara atau tindakan dari

berbagai pilihan agar mencapai suatu tujuan.

6. Pengambil keputusan pada kegiatan produktif adalah pengambilan keputusan

dalam kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat dalam rangka mencari

nafkah dan menghasilkan uang secara langsung dalam hal ini adalah kegiatan

pengambilan keputusan dalam pengelolaan tanaman obat, mulai dari

penanaman, pemanenan, pengolahan dan penjualan.

7. Pengambil keputusan pada kegiatan reproduktif adalah pengambilan

keputusan dalam kegiatan yang dilakukan anggota masyarakat tidak

menghasilkan uang dan biasanya dalam hal ini adalah pengambilan keputusan

mengenai masalah keuangan dalam rumah tangga dan masalah domestik.

8. Pengambilan keputusan mengenai masalah keuangan dalam rumah tangga

adalah pengambilan keputusan dalam merencanakan biaya usaha dalam

pengolahan tanaman obat, merencanakan uang dalam rumah tangga,

mengelola uang dalam rumah tangga, memutuskan untuk berbelanja dalam

rumah tangga dan meminjam uang untuk keperluan rumah tangga.

9. Pengambilan keputusan mengenai masalah domestik adalah pengambilan

keputusan dalam menetukan jumlah keturunan dan memecahkan masalah

keuangan dalam keluarga.

Page 31: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

16

10. Pengambilan keputusan hanya oleh istri saja adalah proses mengambil

tindakan yang diambil berdasarkan pemikiran oleh seorang istri sendiri.

11. Pengambilan keputusan hanya oleh suami saja adalah proses mengambil

tindakan yang diambil berdasarkan pemikiran oleh seorang suami sendiri.

12. Pengambilan keputusan oleh suami dan istri bersama dengan didominasi oleh

istri adalah proses mengambil tindakan yang diambil secara bersamaan namun

tindakan yang diambil lebih berdasarkan pemikiran pada istri.

13. Pengambilan keputusan oleh suami dan istri bersama dengan didominasi oleh

suami adalah proses mengambil tindakan yang diambil secara bersamaan

namun tindakan yang diambil lebih berdasarkan pemikiran pada suami.

14. Pengambilan keputusan secara bersama dan setara adalah proses mengambil

tindakan yang diambil secara bersamaan dengan pemikiran yang saling

melengkapi tanpa da yang lebih dominan.

Page 32: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

17

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1 Gambaran Umuum Kabupaten Luwu Timur

4.1.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Luwu Timur secara geografis terletak pada koordinat antara 20

15’ 00’’ – 30 Lintang Selatan dan 1200 30’ 00’’ sampai 1210 30’00’’ Bujur Timur.

Luas wilayah Kabupaten Luwu Timur adalah 694.488 ha atau 6.944,88 km2.

Secara fisik geografis wilayah Kabupaten Luwu Timur meliputi batas-batas:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Poso Provinsi Sulawesi

Tengah

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Morowali Provinsi

Sulawesi Tengah

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Bone Kabupaten Kolaka

Provinsi Sulawesi Tenggara

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara Provinsi

Sulawesi Selatan.

Di Kabupaten Luwu Timur terdapat 14 sungai. Sungai terpanjang adalah

Sungai Kalaena dengan panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di Kecamatan

Mangkutana. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu dengan

panjang 15 km. Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat lima danau.

Kelima danau tersebut antara lain danau Matano (dengan luas 245.70 km2), Danau

Mahalona (25 km2), dan Danau Towuti (585 km2), Danau Tarapang Masapi (2.43

km2) dan Danau Lontoa (1.71 km2). Danau Matano terletak di Kecamatan Nuha

sedangkan keempat danau lainnya terletak di Kecamatan Towuti.

Page 33: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

18

Kabupaten Luwu Timur merupakan wilayah yang memiliki curah hujan

yang cukup tinggi. Selama tahun 2011, tercatat rata-rata curah hujan mencapai

258 mm, dengan rata-rata jumlah hari hujan per bulan mencapai 17 hari. Curah

hujan tertinggi terjadi pada bulan Desember, yakni 393 mm dengan jumlah hari

hujan sebanyak 23 hari. Kabupaten Luwu Timur merupakan Kabupaten paling

timur di Propinsi Sulawesi Selatan.

4.1.2 Administrasi

Secara administrasi, Kabupaten Luwu Timur terdiri atas 11 (sebelas)

kecamatan yaitu Burau, Wotu, Tomoni, Angkona, Malili, Towuti, Nuha,

Mangkutana, Kalaena, Tomoni Timur, dan Wasuponda dengan jumlah

keseluruhan 124 desa, 3 kelurahan, dan 2 UPT.

Kabupaten Luwu Timur merupakan daerah hasil pemekaran dari

Kabupaten Luwu Utara. Secara definitif Kabupaten Luwu Timur yang beribukota

di Malili terbentuk pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia No. 7 Tahun 2003 dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri pada

tanggal 3 Maret 2003.

Sebaran desa di setiap kecamatan adalah Kecamatan Burau (18 desa),

Wotu (16 desa), Tomoni (12 desa dan 1 kelurahan), Angkona (10 desa), Malili (14

desa, 1 kelurahan dan 2 UPT ), Towuti (18 desa), Nuha (4 desa dan 1 kelurahan),

Mangkutana (11 desa), Kalaena (7 desa), Tomoni Timur (8 desa) dan Wasuponda

(6 desa).

Page 34: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

19

Tabel 2. Nama, luas wilayah per-Kecamatan dan jumlah Desa/Kelurahan

Nama

Kecamatan

Jumlah

Kelurahan

/Desa

Luas Wilayah

Administrasi Terbangun

(Ha)(%) thd

total(Ha)

(%) thd

total

Burau 18 25.623 3.69 534.336 12.99

Wotu 16 13.052 1.88 449.526 10.93

Tomoni 13 23.009 3.31 404.184 9.82

Tomoni Timur 8 4.391 0.63 224.928 5.47

Angkona 10 14.724 2.12 391.974 9.53

Malili 21 92.120 13.26 463.122 11.26

Towuti 18 182.048 26.21 413.49 10.05

Nuha 5 80.827 11.64 354.882 8.63

Wasuponda 6 124.400 17.91 276.342 6.72

Mangkutana 11 130.096 18.73 421.74 10.52

Kalaena 7 4.198 0.60 179.652 4.37

Sumber: Luwu Timur dalam angka 2013

4.1.3 Topografi

Kabupaten Luwu Timur yang sebagian besar wilayahnya berada pada

kawasan Pegunungan Verbeck merupakan daerah yang bertopografi pegunungan.

Namun di beberapa tempat merupakan daerah pedataran hingga rawa-rawa.

Wilayah-wilayah yang bergunung adalah bagian utara dan barat sedangkan

wilayah pedataran adalah bagian selatan dan barat. Kondisi datar sampai landai

terdapat pada semua wilayah kecamatan dengan yang terluas di Kecamatan

Angkona, Burau, Wotu, Malili dan Mangkutana. Sedangkan kondisi

bergelombang dan bergunung yang terluas di Kecamatan Nuha, Mangkutana dan

Towuti.

Page 35: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

20

Hasil analisis kelerengan serta analisis peta topografi menunjukkan bahwa

Kabupaten Luwu Timur dapat dibagi menjadi 4 wilayah lereng dan satu danau.

Penggolongan tersebut adalah pegunungan (>40%), perbukitan (15 – 40%),

bergelombang (8 – 15%) dan pedataran (0 – 8%). Luas wilayah dengan

kemiringan >40% mencapai 459.946,81 ha (69,20%), kemiringan 0-8% mencapai

105.653 ha, kemiringan 8-15% mencapai 11.846,62 ha, kemiringan 15-40%

mencapai 11.446,05 ha dan danau mencapai luas 74.875,50 ha.

Kabupaten Luwu Timur merupakan salah satu kabupaten dengan luas

lahan hutan yang terbesar di Provinsi Sulawesi Selatan. Luas lahan hutan alam

dan hutan bakau mencapai 474.373 Ha atau mencapai 68,30%. Disektor

pertambangan khususnya di bidang tambang Nikel memegang peranan penting di

wilayah ini, luas lahan yang dikelola sebagai pertambangan mencapai 4,24% atau

setara dengan 28.444,86 Ha dari luas lahan yang ada. Pola penggunaan lahan yang

ada di Kabupaten Luwu Timur seperti yang digambarkan sebagai berikut:

1. Hutan : 464.758,00 Ha (66,92 %)

2. Hutan Bakau : 9.615,00 Ha (1,38 %)

3. Pasar Pantai : 279 Ha (0,04 %)

4. Perkebunan : 44.231,15 Ha (6,37 %)

5. Permukiman : 10.059,44 Ha (1,45%)

6. Sawah irigasi : 14.562,00 Ha (2,10 %)

7. Sawah Tadah Hujan : 831 Ha (0,12 %)

8. Semak Belukar : 12.391,00 Ha (1,78 %)

9. Tanah Ladang : 2.710,00 Ha (0,39 %)

Page 36: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

21

10. Konsevasi Perairan : 78.367,55 Ha (11,29 %)

11. Tegalan : 27.248,55 Ha (3,92 %)

12. Tambang : 29.444,86 Ha (4,24 %)

4.1.4 Geologi

Kondisi geologi wilayah Luwu Timur diuraikan berdasarkan tinjauan

morfologi, stratigrafi dan struktur geologi. Morfologi daerah ini dapat dibagi atas

4 satuan : Daerah Pegunungan, Daerah Perbukitan, Daerah Kars dan Daerah

Pedataran.

a. Daerah Pegunungan menempati bagian barat dan tenggara pada lembar

Buyu Baliase, Salindu, Lawangke, Pendolo, Mangkutana dan Rauta,

Ballawai, Ledu ledu dan Tapara Masapi. Pada bagian tenggara lembar peta

terdapat Pegunungan Verbeck dengan ketinggian 800-1346 m di atas

permukaan laut, dibentuk oleh batuan ultramafik dan batugamping

meliputi lembar Ledu-Ledu, Tara Masapi, Malili, Tolala dan Rauta.

Puncak-puncaknya antara lain G. Tambake (1838 m), bulu Nowinokel

(1700 m), G. Kaungabu (1760 m), Bulu Taipa (1346 m), Bulu ladu (1274

m), Bulu Burangga (1032 m) dan Bulu Lingke (1209 m). Sungai-sungai

yang mengalir di daerah ini yaitu S. Kalaena, S. Pincara, S. Larona dan S.

Malili merupakan sungai utama. Pola aliran sungai umumnya dendritik.

b. Daerah perbukitan menempati bagian meliputi lembar Bone-Bone,

Mangkutana, Wotu sebagian lembar Malili, dengan ketinggian antara 200-

700 m di atas permukaan laut dan merupakan perbukitan yang agak landai

yang terletak di antara daerah pegunungan dan daerah pedataran.

Page 37: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

22

Perbukitan ini dibentuk oleh batuan vulkanik, ultramafik dan batupasir.

Puncak-puncak bukit yang terdapat di daerah ini diantaranya Bulu Tiruan

(630 m), Bulu Tambunana (477 m) dan Bulu Bukila (645 m).

c. Daerah Kras menempati bagian timurlaut pada peta lembar Matano dengan

ketinggian antara 800-1700 m dari permukaan laut dan dibentuk oleh

batugamping. Daerah ini dicirikan oleh adanya dolina, “sinkhole” dan

sungai bawah permukaan. Puncak yang tinggi di daerah ini di antaranya

Bulu Empenai (1185 m).

d. Daerah pedataran menempati daerah selatan semua lembar peta, melampar

mulai dari utara Bone-bone, Wotu dan Malili. Daerah ini mempunyai

ketinggian hanya beberapa meter di atas permukaan laut dan dibentuk oleh

endapan aluvium. Pada umumnya merupakan daerah pemukiman dan

pertanian yang baik. Sungai yang mengalir di daerah ini di antaranya S.

Salonoa, S. Angkona dan S. Malili, menunjukkan proses berkelok.

Sungai-sungai yang bersumber di daerah pegunungan mengalir melewati

daerah ini terus ke daerah pedataran dan bermuara di Teluk Bone. Pola alirannya

dendrit. Terdapatnya pola aliran subdendritit dengan air terjun di beberapa tempat,

terutama di daerah pegunungan, aliran sungai yang deras, serta dengan

memperhatikan dataran yang agak luas di bagian selatan peta dan adanya

perkelokan sungai utama, semuanya menunjukkan morfologi dewasa.

4.1.5 Klimatologi

Kabupaten Luwu Timur merupakan wilayah yang memiliki curah hujan

yang cukup tinggi. Selama tahun 2012, rata-rata curah hujan per bulan dari 7

Page 38: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

23

stasiun pengamatan selalu di atas 150 mm. Curah hujan tertinggi tercatat pada

bulan Maret, mencapai 393 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak 24 hari.

Temperatur udara rata-rata bulanan berkisar pada 24,0-26,1 oC.

Temperatur tertinggi tercatat pada bulan November, sedangkan temperatur

terendah pada bulan Juli. Temperatur rata-rata bulanan cenderung meningkat dari

tahun ke tahun. Kelembaban Udara (relatif) bulanan rata-rata berkisar pada 88,4-

93,8%. Kelembaban relatif tertinggi terjadi pada hampir semua bulan (100%)

terutama pada bulan Juli, dan terendah pada bulan September (80,8%). Variasi

kelembaban relative rata-rata bulanan diperlihatkan pada gambar berikut.

Penguapan yang terjadi cukup tinggi dengan nilai rata-rata bulanan sekitar

2,7-4,3 mm, walaupun demikian diimbangi oleh curah hujan harian yang tinggi

pula. Penguapan tertinggi terjadi pada bulan Oktober (4,3 mm/hari), sedang

penguapan terendah teramati pada Bulan Juni (2,7 mm/hari). Periode dengan

tingkat penguapan tinggi terjadi mulai bulan Agustus sampai April ( 3 mm/hari),

sedangkan periode dengan penguapan rendah mulai bulan Mei sampai dengan

bulan Juli (3 mm/hari).

Curah hujan rata-rata bulanan dari tahun 1990 sampai 2001 berkisar di

antara 111,3-409.7 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan Mei dan terendah

pada bulan September. Jumlah rata-rata hari hujan setiap bulan antara 12-25 hari.

Periode dengan tingkat curah hujan tinggi terjadi mulai bulan Maret sampai Mei

( 300 mm), sedangkan periode dengan curah hujan rendah mulai bulan Agustus

sampai dengan bulan Oktober ( 200 mm). Periode dengan tingkat curah hujan

sedang terjadi dari bulan November sampai Februari (200 – 300 mm). Angin.

Page 39: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

24

Dalam penelitian ini data kecepatan dan arah angin setiap jam selama 7 tahun

terakhir diperoleh dari Stasiun Meteorologi PT. INCO TBK. Data angin selama 7

tahun terakhir menunjukkan bahwa antara pukul 07.00 sampai 18.00 (siang) arah

angin dominan dari arah tenggara (24,8 %) dan dari utara (24,13 %), sedangkan

antara pukul 19.00 sampai 06.00 (malam) arah angin dominan dari arah utara

(36,8 %) dan dari arah tenggara (19,1 %). Kecepatan angin selama 7 tahun

terakhir antara pukul 07.00 sampai 18.00 sebagian besar berkisar 0 sampai 2 m/s

(69,1 %), sedangkan antara pukul 19.00 sampai 06.00 besar berkisar 0 sampai 2

m/s (73.16 %).

4.2 Gambaran Umum Kecamatan Nuha

4.2.1 Keadaan Geografis

Kecamatan Nuha merupakan kecamatan yang terletak di sebelah

utara ibukota Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan ini terbentuk jauh

sebelum Kabupaten Luwu Timur terbentuk pada tahun 2003. Kecamatan

Nuha terdiri dari tiga kecamatan yakni Wasuponda, Towuti dan Nuha

sendiri.

Letak Astronomis Kecamatan Nuha berada pada posisi2 18’ 00” -

2 39’ 00” Lintang Selatan dan 121 3’ 00” - 121 34’ 30” Bujur Timur

dengan luas wilayah 808,27 km2. Kecamatan Nuha menempati urutan

kelima kecamatan terluas di Kabupaten Luwu Timur dengan persentase

sebesar 11,64 persen. Kecamatan Nuha berbatasan dengan

Kecamatan/Provinsi sebagaiberikut :

Page 40: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

25

a. Sebelah Timur : Kecamatan Towuti

b. Sebelah Barat : Kecamatan Wasuponda

c. Sebelah Selatan : Kecamatan Towuti

d. Sebelah Utara : Propinsi Sulawesi Tengah.

Topografi wilayah Kecamatan Nuha sebagian besar berupa

perbukitan. Ada dua sungai yang melintasi kecamatan ini yaitu Sungai

Landangi dan Sungai Angka’uno yang keduanya melintas di Desa Matano

dan Parumpanai (Kecamatan Wasuponda). Danau terdalam se-Asia

tenggara berada di Kecamatan Nuha yaitu Danau Matano yang menjadi

salah satu ciri khas Kabupaten Luwu Timur. Terbentuknya danau ini

diperkirakan memakan waktu empat juta tahun dengan volume air

mencapai 43 kilometer kubik dan daerah aliran sungai seluas 448

kilometer persegi.

Luas Danau Matano 16.408 hektar dengan sumbu memanjang 28

km pada arah timur barat. Sedangkan kedalamannya mencapai 589 meter.

Posisi dasar danau ini sangat khas karena letaknya lebih rendah dari

permukaan laut. Air yang mengalir dari Danau Matano mengalir ke Danau

Mahalona kemudian ke Danau Towuti dan selanjutnya mengalir ke Sungai

Larona hingga akhirnya bermuara di Teluk Bone.

4.2.2 Administrasi

Kecamatan Nuha terdiri dari empat desa (Sorowako, Nikkel,

Matano, Nuha) dengan satu kelurahan (Kelurahan Magani). Status Desa

Magani berubah menjadi kelurahan tepatnya terjadi pada tahun 2012. Desa

Page 41: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

26

yang memiliki wilayah terluas di kecamatan ini adalah Desa Matano

dengan luas 242 km2 atau 29,94 persen dari luas kecamatan, sedangkan

desa dengan wilayah terkecil adalah Desa Nuha dengan luas wilayah 86

km2 atau 10,64 persen dari luas kecamatan.

Wilayah administrasi Kecamatan Nuha terdiri dari

Desa/Kelurahan, Dusun/Lingkungan, dan Rukun Tetangga sebagai tingkat

terkecil, sampai dengan tahun 2016.

Tabel 3. Luas Desa/Kelurahan Per Kecamatan NuhaNo. Desa/Kelurahan Luas (Ha)

1. Sorowako 178,00

2. Nikkel 96,02

3. Magani 242,00

4. Nuha 86,00

Jumlah 808,27

Sumber: BPS Kabupaten Luwu Timur

Page 42: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

27

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Kegiatan Pengolahan Tanaman Obat

Perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan

tanaman obat dapat dilihat dari dua kegiatan, yaitu kegiatan produktif dan

reproduktif. Secara umum dalam pengolahan tanaman obat di Kecamatan Nuha

melibatkan peran perempuan dan laki-laki, yang masing-masing mempunyai

peran yang berbeda. Adapun berbagai kegiatan yang dilakukan dalam pengolahan

tanaman obat pada Kecamatan Nuha,Kabupaten Luwu Timur dapat disajikan pada

Gambar 2.

Gambar 2 . Bagan Pengolahan Tanaman Obat

Pada Gambar 2, dapat dilihat proses produktif pada pengolahan tanaman

obat yang diawali dengan proses penanaman, pada proses penanaman

dilaksanakan stelah lahan sudah siap, selanjutnya proses pemanenan dilakukan

saat tanaman sudah mencapai pada usia panen yaitu sekitar 3 – 12 bulan,

kemudian proses pengolahan, dimana bahan-bahan yang telah dipanen diolah

sesuai kebutuhan,dan terakhir proses penjualan yang dilakukan di rumah maupun

dipasar sekitar.

Penanaman Pemanenan Pengolahan Penjualan

Page 43: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

28

5.1.1 Kegiatan Produktif

a. Kegiatan Produktif pada Proses Penanaman

Kegiatan produktif pada proses penanaman pada tanaman obat

biasa dilakukan secara tumpangsari pada lahan yang telah dipersiapkan

sebelumnya. Pada penanaman tanaman obat dibuatkan bedengan-bedengan

agar tidak tergenang air saat hujan dan tidak bercampur antara tanaman

yang satu dengan yang lainnya.

Bibit yang ditanam pada lahan merupakan bibit yang telah

disemaikan terlebih dahulu di polybag maupun pot-pot kecil. Pada

kegiatan penanaman peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat pada

Tabel 4.

Tabel 4. Kegiatan Penanaman tanaman obat

No. GenderJumlah Responden

Presentase (%)

1. Laki-Laki 6 35,3

2. Perempuan 11 64,7

Jumlah 17 100

Sumber : Data primer setelah diolah 2019

Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa perempuan lebih berperan

karena pada proses penanaman tidak memerlukan kekuatan fisik yang

besar sehingga perempuan dapat mengerjakannya.

Hasil wawancara yang dilakukan mengenai proses penanaman

tanaman obat yang dilakukan Pak Sutrisno (56 Tahun) mengatakan bahwa:

“ Iye laku bali mattanang apa la garage bedengan Ibu, massiara ake mesa mesari dikka, supaya madommi duka selesai jama jamanna “.

Page 44: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

29

Menurut Pak Sutrisno, iya saya bantu menanam karena perlu buat

bedengan, kasian juga kalau Ibu sendiri, supaya cepat selesai

pekerjaannya.

Gambar 3. Bibit Siap Tanam

Pada Gambar 3, dapat dilihat bibit tanaman bawang dayak yang

siap ditanam pada lahan yang telah disiapkan.

b. Kegiatan Produktif Pada Proses Pemanenan

Kegiatan produktif pada proses pemanenan tanaman obat biasanya

dilakukan setelah tanaman berumur 3 – 12 bulan, tergantung pada jenis

tanamannya. Untuk mengetahui tanaman obat yang sudah tua, misal pada

tanaman jahe memiliki ciri-ciri daun berubah warna menjadi kuning dan

batang sudah mengering.

Pada kegiatan pemanenan peran laki-laki dan perempuan dapat

dilihat pada Tabel 5.

Page 45: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

30

Tabel 5. Kegiatan Pemanenan Tanaman ObatNo. Gender Jumlah Responden Presentase (%)

1. Laki-laki 6 35,3

2. Perempuan 11 64,7

Jumlah 17 100

Sumber :Data primer setelah diolah 2019

Berdasarkan Tabel 5, pada proses pemanenan pada penelitian ini

perempuan lebih dominan daripada laki-laki dengan persentase sebanyak

perempuan 64,7% dan laki-laki 35,3%. Perempuan lebih dominan karena

pekerjaan pemanenan tidak memerlukan tenaga yang besar sehingga

perempuan mampu mengerjakannya dan laki-laki tidak dominan karena

memiliki pekerjaan yang lain.

Hasil wawancara yang dilakukan mengenai proses pemanenan

tanaman obat yang dilakukan oleh Pak Nasir Santawi (67 Tahun)

mengatakan bahwa:

“ Ake paneng i, ya dibali i, appa la di cangkul i duka”

Menurut Pak Nasir Santawi kalau panen saya bantu, karena harus

mencakul juga.

Page 46: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

31

Gambar 4. Pemanenan Tanaman Obat

Pada Gambar 4, terlihat proses pemanenan tanaman obat yang

sudah mencapai umur panen dan siap diolah. Dalam satu kali panen

biasanya menghasilkan 1- 3 Kg tanaman obat.

c. Kegiatan Produktif Pada Proses Pengolahan

Kegiatan produktif pada proses pengolahan tanaman obat dibagi

menjadi dua bagian yakni dalam bentuk minuman (jamu) dan simplisia.

Pengolahan dalam bentuk minuman (jamu) bahan-bahan yang telah

disiapkan direbus secara bersamaan dalam satu wadah sesuai takaran yang

diinginkan, sedangkan pengolahan dalam bentuk simplisia bahan yang

digunakan yaitu bawang dayak. Bawang dayak yang telah dipanen

kemudian diiris tipis-tipis menggunakan pisau (catter) khusus untuk

memotong bawang dayak, selanjutnya diangin-angin dalam ruangan dan

ditutup menggunakan kain tipis agar tidak terkontaminasi kotoran. Setelah

diangin-anginkan kurang lebih 2-3 jam bawang dayak dioven sekitar 15-20

menit, selanjutnya bawang dayak didinginkan dalam suhu ruangan agar

Page 47: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

32

tidak panas saat dikemas, dan terakhir pengemasan bawang dayak sesuai

dengan takaran. Pada kegiatan pengolahan tanaman obat peran laki-laki

dan perempuan dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kegiatan Pengolahan Tanaman ObatNo. Gender Jumlah responden Presentase (%)

1. Laki-laki 3 17,6

2. Perempuan 14 82,4

Jumlah 17 100

Sumber : Data primer setelah diolah 2019

Berdasarkan Tabel 6, pada kegiatan pengolahan tanaman obat pada

penelitian ini peran perempuan lebih dominan daripada laki-laki dengan

persentase sebanyak perempuan 82,4% dan laki-laki 17,6%. Pada proses

pengolahan perempuan lebih dominan karena pada proses ini diperlukan

ketelitian dan kesabaran seperti pada proses pemotongan bahan dan

memasak bahan.

Hasil wawancara yang dilakukan pada proses pengolahan tanaman

obat yang dilakukan Ibu Dhamiaty (60 Tahun) mengatakan bahwa:

“ Ake mengolah Ibu bammi, bapak ma’bantu ri sola mampasadia parewanan ”

Menurut Ibu Dhamiaty kalau mengolah Ibu saja, Bapak hanya

bantu membersihkan dan mempersiapkan peralatan”

Page 48: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

33

Gambar 5. Pengolahan Tanaman Obat

Pada Gambar 5, merupakan proses pengolahan tanaman obat sesuai

dengan kebutuhan produksi.

d. Kegiatan Produktif Pada Proses Penjualan

Kegiatan produktif pada proses penjualan biasa dilakukan dirumah

masing-masing produsen, dipasar sekitar tempat tinggal, gedung unit

kegiatan masyarakat dan dipasarkan melalui sosial media. Pada kegiatan

penjualan peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat dari Tabel 7.

Tabel 7. Kegiatan Penjualan Tanaman ObatNo. Gender Jumlah Responden Presentase (%)

1. Laki-laki 1 5,9

2. Perempuan 16 94,1

Jumlah 17 100

Sumber : Data primer setelah diolah 2019

Berdasarkan Tabel 7, pada proses penjualan menunjukkan bahwa

dari 17 responden yang melakukan penjualan lebih dominan perempuan

Page 49: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

34

daripada laki-laki dengan persentase sebanyak perempuan 94,1% dan laki-

laki 5,9%. Pada proses penjualan perempuan lebih dominan karena

perempuan memiliki kemampuan lebih dalam meyakinkan dan

menawarkan barang kepada pembeli.

Hasil wawancara yang dilakukan pada proses penjual produk

tanaman obat yang dilakukan oleh Ibu Saniem (46 Tahun) mengatakan

bahwa:

“ Ma’balu jio banua, atau bawa bammi ke gedung UKM, sola biasa duka dibawa lako toko yato jio pasa’, jadi Bapak tidak ma’bantu “

Untuk menjual hanya dirumah saja, atau dibawa ke gedung UKM,

biasa juga dibawa ke toko yang ada dipasar, jadi Bapak tidak membantu.

Gambar 6. Penjualan Produk Tanaman Obat

Pada Gambar 6, merupakan produk yang telah siap untuk dijual

dipasar sekitar tempat tinggal maupun dirumah masing-masing produsen.

Peran gender pada kegiatan produktif yang terdiri dari penanaman,

pemanenan, pengolahan, dan penjualan dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 50: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

35

Gambar 7 . Diagram Kegiatan Produktif Pengolahan Tanaman Obat

Kegiatan produktif pada pengolahan tanaman obat di Kecamatan Nuha

presentase keterlibatan laki-laki dan perempuan dapat diuraikan pada kegiatan

penanaman dimana perempuan lebih dominan daripada laki-laki karena pada

kegiatan penanaman tidak memerlukan tenaga yang besar dan juga tidak

merupakan pekerjaan berat sehingga perempuan lebih dominan pada kegiatan

penanaman begitupula pada kegiatan pemanenan, pengolahan dan penjualan

perempuan lebih dominan daripada laki-laki karena pekerjaan ini termasuk dalam

pekerjaan yang ringan walaupun ada beberapa laki-laki yang terlibat dalam

pekerjaan ini. Namun, terdapat kendala dalam hal pemasaran yang belum meluas

sehingga masih sedikit saja orang yang tahu bahwa di daerah tersebut ada produk

hasil pengolahan tanaman herbal. Sedangkan pada pengelolaan agroforestri di

Kecamatan Nuha masyarakat belum terlibat karena belum adanya pengembangan

agroforestri, sehingga masyarakat masih berfokus pada tanaman obat. Sedangkan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Penanaman Pemanenan Pengolahan Penjualan

Laki-laki

Perempuan

Pers

enta

se %

Page 51: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

36

penelitian yang dilakukan Ratnapuri (2011) di Bogor, pengelolaan agroforestri

laki-laki lebih berperan sepenuhnya mulai dari persiapan lahan hingga pasca

panen. Hal ini dikarenakan laki-laki mempunyai tanggung jawab dalam mencari

nafkah untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Selain itu masyarakat masih

menganggap pekerjaan yang berat dan mengeluarkan banyak tenaga perempuan

hanya dilibatkan dalam kegiatan yang ringan seperti mengurus rumah tangga.

Peran perempuan di dalam pengelolaan agroforestri di lahan agroforestri lebih

rendah dibandingkan dengan laki-laki. Bila di lihat secara keseluruhan petani laki-

laki dalam pengelolaan agroforestri dalam kegiatan produktif sebesar 80%,

sedangkan pada perempuan hanya 41,9%.

Waktu yang digunakan oleh kaum perempuan lebih banyak pada kegiatan

domestik, sedangkan kaum lelaki hanya meluangkan waktunya sedikit saja untuk

kegiatan domestik. Pengambilan keputusan dalam pengelolaan agroforestri

dominan dilakukan oleh kaum lelaki atau suami. Pada pengambilan keputusan

masalah keuangan dan masalah yang menyangkut kepentingan bersama dilakukan

secara bersama-sama antara suami dan istri. Sedangkan pada kegiatan reproduktif

seperti penentuan menu makanan para istri atau perempuan lebih dipercaya untuk

mengambil keputusan. Dengan adanya peran dan pembagian kerja antara suami

istriyang baik maka terlihat bahwa pada petani agroforestri kesetaraan gender

terjalin dengan baik. (Ratnapuri, 2011).

Page 52: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

37

5.1.2 Kegiatan Reproduktif

Kegiatan reproduktif, kegiatan yang dilakukannya didalam rumah tangga

seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengasuh anak,

berbelanja, mencuci piring dan mencari kayu bakar.

a. Kegiatan Memasak

Pada kegiatan memasak peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat dari

Tabel 8.

Tabel 8. Kegiatan MemasakNo. Gender Jumlah responden Presentase (%)

1. Laki-laki - -

2. Perempuan 17 100

Jumlah 17 100

Sumber : Data primer setelah diolah 2019

Berdasarkan Tabel 8, pada kegiatan memasak dari 17 responden pada

penelitian ini yang melakuukan kegiatan memasak laki-laki 0% dan perempuan

100%.

b. Kegiatan Mencuci Pakaian

Pada kegiatan mencuci pakaian peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat

pada Tabel 9.

Page 53: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

38

Tabel 9. Kegiatan Mencuci PakaianNo. Gender Jumlah responden Presentase (%)

1. Laki-laki 2 11,8

2. Perempuan 15 88,2

Jumlah 17 100

Sumber: Data primer setelah diolah 2109

Berdasarkan Tabel 9, pada kegiatan mencuci baju dalam penelitian ini

memiliki persentase sebanyak laki-laki11,8% dan perempuan 88,2%.

c. Kegiatan Membersihkan Rumah

Pada kegiatan membersihkan rumah peran laki-laki dan perempuan dapat

dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Kegiatan Membersihkan RumahNo. Gender Jumlah responden Presentase (%)

1. Laki-laki 2 11,8

2. Perempuan 15 88,2

Jumlah 17 100

Sumber: Data primer setelah diolah 2019

Berdasarkan Tabel 10, pada kegiatan membersihkan rumah pada penelitian ini

laki-laki 11,8% dan perempuan 88,2%.

d. Kegiatan Mengasuh Anak

Pada kegiatan mengasuh anak peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat dari

Tabel 11.

Page 54: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

39

Tabel 11.Kegiatan Mengasuh AnakNo. Gender Jumlah responden Presentase (%)

1. Laki-laki 3 17,6

2. Perempuan 14 82,4

Jumlah 17 100

Sumber : Data primer setelah diolah

Berdasarkan Tabel 11, pada kegiatan mengasuh anak dari 17 responden pada

penelitian ini laki-laki 17,6% dan perempuan 82,4%.

e. Kegiatan Berbelanja

Pada kegiatan berbelanja peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat dari

Tabel 12.

Tabel 12. Kegiatan BerbelanjaNo. Gender Jumlah Responden Presentase(%)

1. Laki-laki 2 11,8

2. Perempuan 15 88,2

Jumlah 17 100

Sumber : Data primer setelah diolah 2019

Berdasarkan Tabel 12, pada kegiatan berbelanja pada penelitian ini persentase

laki-laki 11,8% dan perempuan 88,2%.

f. Kegiatan Mencuci Piring

Pada kegiatan mencuci piring peran laki-laki dan perempuan dapat dilihat dari

Tabel 13.

Page 55: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

40

Tabel 13. Kegiatan Mencuci PiringNo. Gender Jumlah responden Presentase (%)

1. Laki-laki 2 11,8

2. Perempuan 15 88,2

Jumlah 17 100

Sumber : Data primer setelah diolah 2019

Berdasarkan Tabel 13, pada penelitian ini kegiatan mencuci piring memiliki

persentase sebanyak laki-laki 11,2% dan perempuan 88,2%.

Peran gender pada kegiatan reproduktif yang terdiri dari mencuci piring,

memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, berbelanja, dan mengasuh

anak dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Diagram Kegiatan Reproduktif

Berdasarkan persentase diatas dapat dilihat kegiatan reproduktif dominan

dilakukan oleh perempuan, karena pada umumnya kegiatan reproduktif

merupakan kegiatan Ibu Rumah Tangga (IRT). Kegiatan yang lazim dilakukan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 2 3 4 5 6

Laki-laki

Perempuan

Per

sent

ase

Ket

erli

bata

n(%

)

1. Memasak2. Mencuci baju3. Membersihkan rumah4. Mengasuh anak5. Berbelanja6. Mencuci piring

Kegiatan Reproduktif

Page 56: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

41

adalah memasak, mencuci pakaian, mencuci piring, berbelanja, mengasuh anak,

dan membersihkan rumah. Walaupun pekerjaan reproduktif sangat melekat pada

pencitraan dan suatu kewajiban seorang perempuan atau istri, namun kaum lelaki

saat ini sudah ada yang mau melakukan kegiatan reproduktif karena didukung

dengan adanya kemajuan teknologi sehingga mempermudah pekerjaan dan

membantu mengurangi beban kerja perempuan, walaupun masih sangat sedikit

peran laki-laki didalamnya. Namun, berbeda dengan laki-laki pada kelompok tani

hutan dalam program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), laki-laki

sama sekali tidak meluangkan waktunya dalam mengurus rumah tangga.

(Pintakami,Dkk 2013).

5.2 Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dalam rumah tangga terdiri dari keputusan pada

kegiatan repoduktif dan tidak produktif. Seperti yang diungkapkan oleh Simatauw

et all (2001), perempuan memiliki banyak sekali beban pekerjaan yang

dilimpahkan kepada mereka, namun dalam beberapa kasus yang terjadi di

Indonesia perempuan tetap tidak memiliki peluang dalam pengambilan keputusan.

5.2.1 Pengambilan Keputusan Kegiatan Produktif

Pengambilan keputusan pada kegiatan produktif pada pengolahan tanaman

obat, mulai dari penanaman, pemanenan,pengolahan dan penjualan. Peran laki-

laki dan perempuan pada kegiatan produktif pengolahan tanaman obat terlihat

bahwa laki-laki dan perempuan memiliki kerjasama dalam mengolah tanaman

obat, dapat dilihat pada Tabel 14.

Page 57: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

42

Tabel 14. Pengambilan Keputusan Kegiatan ProduktifPengambilan keputusan

KegiatanIST SDI SUA SDIS SDII TOTAL

N % N % N % N % N % N %

Penanaman 11 64,7 - - 6 35,3 - - - - 17 100

Pemanenan 11 64,7 - - 6 35,3 - - - - 17 100

Pengolahan 14 82,4 3 17,6 - - - - - - 17 100

Penjualan 16 94,1 1 5,9 - - - - - - 17 100

Sumber : Data primer setelah diolah 2019

Keterangan:

IST =Istri seorang diri,

SDI = Suami dan Istri,

SUA =Suami seorang diri,

SDIS =Suami dan Istri Dominan Suami,

SDII =Suami dan Istri Dominan Istri

Menurut Tabel 14, pengambilan keputusan pada kegiatan produktif

pengolahan tanaman obat pada kegiatan penanaman dan pemanenan memiliki

persentase yang sama sebanyak istri 64,7% dan suami 35,3%. Sedangkan pada

proses pengolahan memiliki persentase sebesar 82,4% istri dan 17,6% suami, dan

pada proses penjualan persentase istri 94,1% dan suami 5,9%.

Page 58: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

43

5.2.2 Pengambilan Keputusan Dalam Kegiatan Reproduktif

a. Masalah Keuangan dalam Rumah Tangga

Pengambilan keputusan masalah keuangan merupakan hal yang harus

diperhatikan. Pengambilan keputusan dalam masalah keuangan terbagi

menjadi dua, yaitu masalah keuangan dalam hal pengolahan tanaman obat

seperti mengelola uang untuk usaha dan merencanakan biaya usaha. Selain itu

masalah uang dalam keluarga yaitu, merencanakan dan mengelola uang

keluarga, memutuskan untuk membelanjakan uang dalam rumah tangga, serta

meminjam dan mencari pemecahan dalam masalah keluarga, dapat dilihat

pada Tabel 15.

Tabel 15. Pengambilan Keputusan Masalah Keuangan dalam Rumah TanggaPengambilan keputusan

No.IST SDI SUA SDIS SDII TOTAL

N % N % N % N % N % N %

1. 13 76,5 4 23,5 - - - - - - 17 100

2. 8 47,1 9 52,9 - - - - - - 17 100

3. 8 47,1 9 52,9 - - - - - - 17 100

4. 13 76,5 4 23,5 - - - - - - 17 100

5. 3 17,6 14 82,4 - - - - - - 17 100

Sumber : Data primer setelah diolah 2019Keterangan:IST =Istri seorang diriSDI = Suami dan IstriSUA =Suami seorang diriSDIS =Suami dan Istri Dominan SuamiSDII = Suami dan Istri Dominan IstriKeterangan nomor pada Tabel 15 :

Page 59: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

44

1. Merencanakan biaya usaha dalam pengolahan tanaman obat2. Merencanakan uang dalam rumah tangga3. Mengelola uang dalam rumah tangga4. Memutuskan untuk berbelanja dalam rumah tangga5. Meminjam uang untuk keperluan rumah tangga

Menurut Tabel 15, persentase pengambilan keputusan masalah

keuangan dalam bidang pengolahan tanaman obat, yang diambil berdasarkan

hasil keputusan dalam merencanakan biaya usaha dalam pengolahan tanaman

obat dan berbelanja dalam rumah tangga memiliki persentase yang sama yaitu

istri seorang diri 76,5%, suami dan istri 23,5%. Sedangkan merencanakan

uang dalam rumah tangga dan mengelola uang dalam rumah tangga memiliki

persentase yang sama yaitu suami dan istri 52,9%, istri seorang diri 47,1%.

Dan untuk meminjam uang untuk keperluan rumah tangga pengambilan

keputusan lebih dominan dilakukan suami dan istri 82,4%. Terlihat dalam

setiap pengambilan keputusan dalam rumah tangga peran antara laki-laki dan

perempuan saling melibatkan satu sama lain.

b. Pengambilan Keputusan dalam Masalah Domestik

Setiap rumah tangga biasanya mengalami banyak permasalahan

domestik seperti, menentukan jumlah keturunan, dan memutuskan untuk

keperluan rumah tangga. Karena itu peran gender sangat diperlukan dan

penting dalam rumah tangga, sehingga setiap anggota keluarga memiliki

tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan bersama, dapat

dilihat pada Tabel 16.

Page 60: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

45

Tabel 16. Pengambilan Keputusan dalam Masalah DomestikPengambilan keputusan

No.IST SDI SUA SDIS SDII TOTAL

N % N % N % N % N % N %

1. 3 17,6 12 70,6 - - 1 5,9 1 5,9 17 100

2. 3 17,6 14 82,3 - - - - - - 17 100

Sumber : Data primer setelah diolah 2019

Keterangan:IST =Istri seorang diri.SDI = Suami dan Istri.SUA =Suami seorang diri.SDIS =Suami dan Istri Dominan Suami.SDII = Suami dan Istri Dominan Istri.Keterangan nomor pada Tabel 16 :

1. Menetukan jumlah keturunan.2. Memecahkan masalah keuangan dalam keluarga

Berdasarkan Tabel 16, dalam menentukan jumlah keturunan

melibatkan peran antara laki-laki dan perempuan dengan persentase 70,6%

dan untuk memecahkan masalah keuangan keluarga juga saling melibatkan

satu dengan yang lainnya dengan persentase sebanyak 82,3%.

Page 61: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

46

VI. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembagian kerja atau peran laki-laki dan perempuan didalam pengolahan

tanaman obat di Kecamatan Nuha pada kegiatan produktif yang terdiri dari

kegiatan penanaman,pemanenan, pengolahan, dan penjualan perempuan

lebih dominan dibandingkan laki-laki, begitu pula pada kegiatan

reproduktif.

2. Pada pengambilan keputusan pada kegiatan produktif perempuan lebih

dominan dalam mengambil keputusan. Sedangkan pada pengambilan

keputusan pada kegiatan reproduktif ( pengambilan keputusan dalam

masalah keuangan rumah tangga dan masalah domestik ) dilakukan

bersama-sama antara laki-laki dan perempuan.

6.2 Saran

1. Perlu ditingkatkan partisipasi laki-laki pada kegiatan pengolahan tanaman

obat agar beban kerja tidak terlimpah kepada perempuan sepenuhnya.

2. Perlu dilakukan penelitian tentang kontribusi laki-laki terhadap

pengambilan keputusan dalam kegiatan pengolahan tanaman obat di

Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur.

3. Perlu adanya kerja sama antara Dina Pertanian dan Dinas Kehutan untuk

mengembankan kelompok herbal yang ada di Sorowako.

4. Perlu ditingkatkannya pemasaran produk tanaman herbal agar dapat

dikenal lebih luas.

Page 62: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

47

DAFTAR PUSTAKA

Farhatul. 2012. Potensi Tumbuhan Obat di Area kampus II UIN Alaudin Samata Gowa. Makasar.

Hafizianor,et all (2015). Analisis Gender Dalam Pengelolaan Agroforestri Dukuh Dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Kertak Empat Kecamatan Pengaron Kabupaten Banjar. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.

Handayani,T dan Sugiarti.2002.Konsep dan Teknik Penelitian Gender.Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.

Hoesen DSH. 2000. Apotik Hidup: Peranan dan Tantangan. Di dalam : SutarnoH,Atmowidjojo S, penyunting. Meningkatkan Usaha Apotik HidupDengan Prinsip Bersih Lingkungan. Bogor: Prosea Indonesia-YayasanProsea.

Pintakami, Dkk. 2013. Keterlibatan Perempuan Tani Pada Program Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Dalam Rangka Mencapai Kesejahteraan Rumah Tangga (Studi Kasus Di Desa Bayem, Kecamatan Kasembon, Kabupaten Malang. Malang: Universitas Brawijaya.

Puspitawati. 2007. Pengarustamaan Gender (PUG) Bidang Pendidikan dalam Menyongsong Era Globalisasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Ratnapuri. 2011. Analisis Gender Dalam Pengelolaan Agroforestri Studi Kasus di Kawasan PLN Pangalengan Bandung.[Skripsi].Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Sandra E, Kemala S. 1994. Tinjauan Permintaan Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Di dalam: Zuhud EAM, Haryanto, editor. PelestarianPemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan TropikaIndonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). hlm 71117.

Sangat HM. 2000. Pemanfaatan dan Pemasaran Bahan Tanaman Obat. Di dalam: Sutarno H, Atmowidjojo S, penyunting. Potensi dan Cara Pemanfaatan Bahan Tanaman Obat. Bogor: Prosea Indonesia-Yayasan Prosea.

Page 63: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

48

Simatauw M, L Simanjuntak dan PT Kuswardono.2001. Gender dan Pengelolaan Sumber daya Alam: Sebuah Panduan Analisis. Kupang: Yayasan Penguatan Institusi dan Kapasitas lokal (PIKUL).

Suardi, M. 2010. Analisis Gender dalam Kegiatan Pengelolaan Hutan Rakyat dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga (Kasus Hutan Rakyat di Desa Sukaresmi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Tilaar, M.,Dkk. (2011). Pioneers in Green Science (Beberapa Model PenerapanKonsep Ramah Lingkungan di Indonesia).Jakarta: Dian Rakyat.

Zuhud, E. A. M. 2012. Buku Acuan Khusus Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid IX. Dian Rakyat. Jakarta.

Zuhud EAM, Ekarelawan, Riswan S. 1994. Hutan Tropika Indonesia Sebagai Sumber Keanekaragaman Plasma Nutfah Tumbuhan Obat. Di dalam: Zuhud EAM, Haryanto, editor. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan Obat Hutan Tropika Indonesia. Bogor: Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB dan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN). hlm 1-15.

Page 64: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

49

Lampiran

Lampiran 1. Kuisioner

A. IDENTITAS RESPONDEN/ MASYARAKAT

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Pekerjaan :

Tingkat Pendidikan :

Kegiatan Produktif Pelaku

Pengelolaan Tanaman Obat Suami Istri

1. Pemanenan

2. Pengolahan

3. Penjualan

Petani

1. Petani agroforestri

2. Petani tanaman semusim

Petani Non Kehutanan

1. Berternak

Non Pertanian

1. Pedagang

2. Wiraswata3. PNS

Page 65: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

50

Pengambilan keputusan

PeranKeputusan Produktif

Keputusan ReproduktifMasalah Keuangan Dalam

Rumah TanggaMasalah Domestik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11ISTSDISUASDISSDII

Keterangan:1. Penanaman2. Pemanenan 3. Pengolahan4. Penjualan5. Merencanakan biaya usaha dalam pengeloaan tanaman obat6. Merencanakan uang dalam rumah tangga7. Mengelola uang dalam rumah tangga8. Memutuskan untuk berbelanja dalam rumah tangga9. Meminjam uang untuk keperluan rumah tangga10. Memecahkan masalah keuangan dalam keluarga11. Menetukan jumlah keturunanIST = Istri seorang diriSDI = Suami dan IstriSUA = Suami seorang diriSDIS = Suami dan Istri Dominan SuamiSDII = Suami dan Istri Dominan Istri

Kegiatan ReproduktifPelaku

Istri Suami1. Memasak2. Mencuci Piring3. Mencuci Baju4. Membersihkan Rumah5. Berbelanja6. Mengurus Anak

Page 66: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

51

Lampiran 2. Tabulasi Hasil Penelitian

Tabel 16. Identitas Responden

No.Nama Responden

(Gender)Pekerjan

Umur

(Tahun)

Tingkat Pendidikan

1. Mimi Rosita / Sutrisno Wiraswasta/Pensiunan 51/56 SMA/STM

2. Sumarni / Sudirman IRt/ Wiraswasta 41/43 SMP/SMP

3. Erni / Nasir Santawi IRT / Pensiunan 65/67 SMA/SMA

4. Hapsah Kamarudin / Tahir Wiraswasta/Wiraswasta 47/49 S1/S1

5. Saniem / Yuyus Priatna IRT/Pegawai Swasta 46/53 SMP/SMA

6. Yulius / Sukiaki Ahmad Wiraswasta/Wiraswasta 64/50 STM/S1

7. Musjahidin / Hasmawati IRT/Pegawai Swasta 49/46 SMA/SMA

8. Sirajuddin / Dhamiaty Pensiunan/IRT 69/60 SMA/SMP

9. Djoko Sungkono / Hajrah Pensiunan/Wiraswasta 55/53 SMA/SMP

10. Herawati Zainuddin PNS 39 S1

11. Nasir Santawi / Erni IRT / Pensiunan 67/65 SMA/SMA

12. Basar Jalali / Sahraeni Kepala Desa/IRT 58/52 SMA/SMA

13. Darman / Hasnira Pensiunan/IRT 59/51 SMP/SMP

14. Hajema IRT 44 SMP

15. Ahmad Suhaimi / Asrina Kepala Dusun / Pegawai Swasta

39/40 S1/SMA

16. Nurmaida Siara IRT 50 SMA

17. Sutrisno/ Mimi Rosita Wiraswasta/Pensiunan 56/51 SMA/STM

Page 67: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

52

Tabel 17. Kegiatan Produktif

Respondenkegiatan produktif

Penanaman Pemanenan Pengolahan PenjualanSuami Istri Suami Istri Suami Istri Suami Istri

1 √ √ √ √2 √ √ √ √3 √ √ √ √4 √ √ √ √5 √ √ √ √6 √ √ √ √7 √ √ √ √8 √ √ √ √9 √ √ √ √

10 √ √ √ √11 √ √ √ √12 √ √ √ √13 √ √ √14 √ √ √ √15 √ √ √ √16 √ √ √ √17 √ √ √ √

Jumlah 6 11 6 11 3 `4 1 16

Page 68: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

53

Tabel 18. Kegiatan Reproduktif

Kegiatan Reproduktif

No Memasak Mencuci Baju

Mencuci Piring

Berbelanja Membersihkan rumah

Mengasuh Anak

Suami Istri Suami Istri Suami Istri Suami Istri Suami Istri Suami Istri1 √ √ √ √ √ √2 √ √ √ √ √ √3 √ √ √ √ √ √4 √ √ √ √ √ √5 √ √ √ √ √ √6 √ √ √ √ √ √7 √ √ √ √ √ √8 √ √ √ √ √ √9 √ √ √ √ √ √ √

10 √ √ √ √ √ √11 √ √ √ √ √ √ √12 √ √ √ √ √ √13 √ √ √ √ √ √14 √ √ √ √ √ √15 √ √ √ √ √ √16 √ √ √ √ √ √17 √ √ √ √ √ √

17 2 15 2 15 2 15 2 15 3 14

Page 69: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

54

Tabel 19. Pengambilan Keputusan Kegiatan Produktif

Keterangan:1.Penanaman2.Pemanenan3.Pengolahan4.Penjualan

IST = Istri seorang diriSDI = Suami dan IstriSUA = Suami seorang diriSDIS =Suami dan Istri Dominan SuamiSDII =Suami dan Istri Dominan IstriHasil Tabulasi Kegiatan Produktif

1 2 3 4IST 11 11 14 16SDISUA 6 6 3 1SDISSDII

No kegiatan Pengambilan KeputusanResponden 1 2 3 4

1 SUA SUA IST IST2 IST IST IST IST3 SUA SUA IST IST4 IST IST IST IST5 IST IST IST IST6 IST IST IST IST7 IST IST IST IST8 IST IST IST IST9 SUA SUA SUA IST

10 IST IST IST IST11 SUA SUA SUA IST12 IST IST IST SUA13 SUA SUA IST IST14 IST IST IST IST15 IST IST IST IST16 IST IST IST IST17 SUA SUA SUA IST

Page 70: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

55

Table 20. Pengambilan Keputusan Reproduktif (Masalah Keuangan)

Keterangan:1. Merencanakan biaya usaha dalam pengolahan tanaman obat2. Merencanakan uang dalam rumah tangga3. Mengelola uang dalam rumah tangga4. Memutuskan untuk berbelanja dalam rumah tangga5. Meminjam uang untuk keperluan rumah tangga

IST = Istri seorang diriSDI = Suami dan IstriSUA = Suami seorang diriSDIS = Suami dan Istri Dominan SuamiSDII = Suami dan Istri Dominan IstriHasil Tabulasi Masalah Keungan

1 2 3 4 5

IST 13 8 8 13 3

SDI 4 9 9 4 14

SUA

SDIS

SDII

No kegiatan Pengambilan KeputusanResponden 1 2 3 4 5

1 SDI SDI SDI SDI SDI2 IST IST IST IST SDI3 SDI SDI SDI SDI SDI4 IST IST IST IST SDI5 IST SDI SDI IST SDI6 IST SDI SDI IST SDI7 IST IST IST IST SDI8 IST IST IST IST SDI9 IST SDI SDI IST SDI

10 IST IST IST IST IST11 IST SDI SDI SDI SDI12 IST SDI SDI IST IST13 SDI SDI SDI IST SDI14 IST IST IST IST IST15 IST IST IST IST SDI16 IST IST IST IST IST17 SDI SDI SDI SDI SDIS

Page 71: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

56

Table 21. Pengambilan Keputusan Reproduktif (Masalah Domestik)

Keterangan:1.Memecahkan masalah keuangan dalam keluarga2.Menentukan jumlah keturunanIST = Istri seorang diri, SDI = Suami dan Istri, SUA = Suami seorang diri, SDIS =Suami dan Istri Dominan Suami, SDII = Suami dan Istri Dominan Istri, Hasil Tabulasi Masalah Domestik

1 2IST 3 3SDI 12 14SUASDIS 1SDII 1

No kegiatan Pengambilan KeputusanResponden 1 2

1 SDI SDI2 SDIS SDI3 SDI SDI4 SDI SDI5 SDI SDI6 SDI SDI7 SDII SDI8 SDI SDI9 SDI SDI

10 IST IST11 SDI SDI12 SDI SDI13 SDI SDI14 IST IST15 SDI SDI16 IST IST17 SDI SDI

Page 72: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

57

Lampiran 3. Dokumentasi

Gambar 1. Tanaman Obat

Page 73: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

58

Gambar 2. Wawancara Responden

Gambar 3. Proses pemanenan

Page 74: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

59

Gambar 4. Proses Pengolahan

Gambar 5. Penjualan

Page 75: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

60

Lampiran 4. Daftar Jenis Tanaman Obat

No Nama Indonesia

Nama Latin Khasiat

1 Andong Cordyline Fruticosa

TBC dan batuk berdarah, Radang gusi, Nyeri lambung dan ulu hati, Air kemih, Disentri, Haid berlebihan, dan wasir berdarah

2 Anting-anting Acalypha australis Linn.

Disentri, Diare, Mimisan, Muntah darah, Berak darah, Kencing darah, dan Malaria

3 Bandotan Ageratum conyzoides L.

Radang Telinga, Luka berdarah, Bisul, Eksim, Sakit Tenggorok, termasuk Diphteri, Bisul, Borok, Bengkak, Tumor Rahim, Pendarahan Rahim, Sariawan, Bisul, Bengkak2, Malaria, Influenza.

4 Bangle Zingiber Purpureum Roxb

Demam, masuk angin, Perut mulas, Sakit kuning, Mengecilkan perut setelah melahirkan, Cacingan, Kegemukan, sakit kepala, Batuk, Rematik

5 Bawang dayak Eleutherine americana Merr.

Kanker, Kista, Diabetes Melitus, Penyakit jantung Koroner, Hipertensi, Hepatitis, TBC, Bronkhitis, Sinusitis, Radang Rektum, Penyakit asam Urat, Rematik, Nefrolithiasis, Infeksi saluran kencing, Radang Prostat, Penyakit gondok, Maag, Perut kembung, Ambeyen, Obesiots,Nyeri haid, Bisul

6 Binahong Anredera cordifolia (Ten.) Steenis

Batuk/muntah darah, Paru-paru/bolong, Kencing manis, Sesak nafas, Borok akut(menahun), Patah tulang, Darah rendah, Radang ginjal , Gegar otak ringan/berat, Disentri/buang air besar, Ambeyen berdarah, Hidung mimisan, Habis bedah/operasi, Luka bakar, Penghangat badan, Jerawat, Usus bengkak, Gusi berdarah, Kurang nafsu makan, Kelancaran haid, Habis bersalin/melahirkan, Menjaga stamina tubuh, Lemah syahwat, kecelakaan/benda tajam

7 Boroco Celosia Argantea L

Radang mata, Keputihan, Keratitis, Hipertensi, Muntah Darah, Keputihan, Infeksi luar & dalam mata, Disentri, Infeksi saluran kencing

8 Brotowali Tinospora Crispa Rematik, Demam & demam kuning, Kencing manis, Kudis, Luka, Badan gatal-gatal, Menambah nafsu makan

9 Daun Gedi Abelmoschus manihot L.

Penurun Panas, Mencegah Pengkroposan Tulang, Mengatasi kejang diabetes, depresi dan penyakit ginjal, menurunkan resiko penyakit jantung, maag

Page 76: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

61

10 Daun dewa Gynura Segetum Merr

Luka terpukul, Pendarahan pada wanita, Batuk darah, Muntah darah, Mimisan, Infeksi kerongkongan, Telat haid, Pembekuan darah, Digigit ular, digigit binatang lain, Tumor, Kutil, uci-uci, Batu kandung kemih

11 Daun sendok Plantago Mayor Gangguan saluran air kemih, Air kemih berdarah, Keputihan, Disentri panas, Diare, Kencing manis, Bisul

12 Iler Coleus Scutellarioides

Wasir, Bisul, borok, Radang telinga, Terlambat haid, Cacing gelang, Keputihan

13 Jahe merah Zingiber officinale Linn

Batuk kering, Luka lecet, Gigitan ular, Kolera, Obat kuat

14 Jarak pagar Jathropa Curcas L

Bengkak, terkilir, Gatal-gatal, Lepra, Borok yang tidak sembuh, Penyubur rambut, Rematik

15 Kelor Moringa Oliefera, Lamk.

Lever, Reumatik, rabun ayam, Sakit mata, Sukar buang air kecil, Alergi/Biduran, Cacingan, dan Luka bernanah, Beri-beri, Kurap, herfes, Abortivum, Sariawan, Histeri, Epilepsy.

16 Kemangi Ocinum bassilicum ferina citratum

Bau badan & bau keringat, Bau mulut, Panas & sariawan, Peluruh gas perut, Ejakulasi premature

17 Kembang pukul empat

Miralibis jalapa L

Acute arthritis, Bisul, Radang amandel, Infeksi saluran kencing, Kencing manis

18 Kenikir Cosmos caudatus Meningkatkan nafsu makan, mengatasi lemah jantung, mencegah bpenuaan dini, menghilangkan bau mulut, anti kanker

19 Ketumpang air Gynura Procumbeus

Gangguan kesehatan mata, Masalah pencernaan, Batuk, Gangguan kandung kemih, Sakit sendi, Reumatik, dan Sakit perut

20 Kersen Muntingia calabura L

Asam urat, Diabetes, Flu, Kejang pada saluran pencernaan, antiseptic, Hipertensi, Kolesterol, Infeksi, Anti tumor, Sakit kepala, Batuk, dan Radang.

21 Ki tolod Isotoma longiflora Presl

Sakit gigi, Asma, bronchitis, radang tenggorokan, Luka, Obat kanker, Tetes mata

22 Krokot Portulaca oleracea L.

Radang akut usus buntu, Luka digigit lipan, Borok eksem radang kulit, disentri, Wasir berdarah, Sakit Kuning, Radang gusi, Gugup gelisah, jantung berdebar, Bisul, Demam, Kencing darah, Radang payudara, Badan sakit dan pegal, Gangguan sistem saluran kencing

23 Kumis kucing Orthosiphon aristatus

Infeksi kandung kemih, Sakit kencing batu, Batu kantung empedu, Encok, asam urat, Menghilangkan panas

24 Kunyit Curcuma longa Linn

Demam, Perut kembung, nyeri, mual, tidak nafsu makan, Eksim, Keputihan, Gatal akibat

Page 77: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

62

cacar air, Radang Amandel, Tekanan darah tinggi

25 Kunyit putih Kaempferia rotunda L

Peluruh kentut, nyeri perut, Badan lemah, nafsu makan berkurang, Panas dalam, Buang air besar terlalu banyak

26 Lengkuas Alpinia galangaLinn., Willd

Rematik, sakit limpa, gairah seks, nafsu makan, bronchitis, morbili, panu

27 Lidah buaya Aloe vera L Kencing manis, Batuk rejan, Shypilis, Cacingan, Wasir, sembelit, Kencing darah

28 Lidah mertua Sansevieria trifaseiata Prain

Obat Batuk, Mengobati luka gigitan ular, Menghilangkan bau tidak sedap dalam ruangan, Darah tinggi, Diabetes, Menyerap racun/polusi udara

29 Meniran Phyllantus urinia Linn

Radang ginjal, Susah kencing, Nyeri buang air kecil, Batu ginjal, Disentri, Hepatitis, Antibiotik

30 Nanas kerang Rheo discolor Bronchitis, batuk rajan, batuk berdahak, flu, TBC kelenjar, mimisan, Muntah darah, Berak darah

31 Ophiopogon Ophiopogon japonicus

Batuk kering, abses paru, Muntah darah, Kerongkongan kering, Susah buang air besar, Melancarkan kencing

32 Pacing Costus Speciosus Nepharatic endema, air kemih sedikit, Mencegah kehamilan, Digigit ular, Bengkakkarena ginjal, Radang mata

33 Patah tulang Eupharbia tirucalli L.

Sakit lambung, rhematik, sifilis, nyeri saraf, penyakit kulit, kusta, wasir, tulang patah, sakit gigi, tahi lalat membesar dan gatal, kutik, tertusuk benda tajam (kaca), kapalan/penebalan kulit, keseleo

34 Patikan kebo Euphorbia hirta L Disentri, Melancarkan kencing, Abses paru, Abses payudara, Thypus, Asma

35 Pegagan Centella asiatica Infeksi batu saluran kencing, Susah kencing, Pembengkakan hati, Campakbisul, Lepra, Batuk kering & dahak

36 Sambiloto Andrographis paniculata

Thypus abdominalis, Disentri basiler, Flu, sakit kepala, Influenza, radang paru, Radang saluran pernapasan, TBC paru

37 Selasih Ocinum basillicum

Demam, pencernaan terganggu, Mematangkan abses, Sering gugup, TBC, Sakit kepala, Rhinitis, lemah ingatan, kelelahan mental

38 Sidaguri Sida rhombifolia Rematik, Asam urat tinggi, Bisul, kudis, bengkak karena tulang patah, Eksema, Kulit gatal, kurap

39 Sirih Piper betle L Batuk, bronchitis, Menghilangkan bau badan, Luka bakar, Mimisan, Mata gatal-gatal dan

Page 78: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

63

merah, Koreng40 Sirih merah Piper crocatum Membantu mengobati penyakit kanker,

Menyembuhkan batu ginjal.Menurunkan kadar kolesterol yang berlebihan, Mengobati asam urat, Mengatasi dan mengurangi resiko terkena penyakit jantung,Menyembuhkan masuk angin,Meredakan nyeri sendi,Mengobati radang prostat.

41 Somjawa Talinum paniculatum

Aphrodisiak, ASI sedikit, Bisul, Batuk berdarah

42 Tapak dara Catharanthus roseus

Kanker, Hipertensi, Kencing manis, Leukemia, Pendarahan akibat penurunan trombosit

43 Temulawak Curcuma Xanthorrizha, Roxb.

Sakit limpa, sakit ginjal, sakit pinggang, asma, sakit kepala, masuk angin, maag, sakit perut, produksi ASI, Nafsu makan, Sembelit, Sakit Cangkrang, Cacar air, Sariawan, dan Jerawat

44 Ginseng Talinum paniculatum

Aphrodisiak, ASI sedikit, Bisul, Batuk berdarah

45 Rumput mutiara

Hedyotis corymbosa (L.) Lamk.

Tersiram air panas, Memar, pyodermi, gigitan ular, tulang patah, terkilir, Penyakit radang panggul, infeksi saluran kemih, Hepatitis, cholecystitis, Tonsilitis, pharyngitis, bronchitis, pneumonia, gondongan, Radang usus buntu dan peritonitis lokal yang ringan, Sumbatan saluran sperma (Epididymic stasis), Kanker : kanker payudara, rectum, fibrosarcoma, lymphosarcoma, Ca-lambung, Ca-cervix, Ca-nasopharynx

46 Keji Beling Hedyotis corymbosa (L.)Lamk.

Tersiram air panas, Memar, pyodermi, gigitan ular, tulang patah, terkilir, Penyakit radang panggul, infeksi saluran kemih, Hepatitis, cholecystitis, Tonsilitis, pharyngitis, bronchitis, pneumonia, gondongan, Radang usus buntu dan peritonitis lokal yang ringan, Sumbatan saluran sperma (Epididymic stasis), Kanker : kanker payudara, rectum, fibrosarcoma, lymphosarcoma, Ca-lambung, Ca-cervix, Ca-nasopharynx

47 Ki pahit Titonia Diversifolia

Gatal-gatal, Kudis, Eksim, Diabetes,antioksidan, infeksi kandung kemih, memperkuat organ hati

48 Pecut Kuda Strachytarpheta jamaicensis (L.) Vahl.

Infeksi dan batu saluran kencing, rematik, sakit tenggorokan, pembersih darah, haid tidak teratur, keputihan, hepatitis A

49 Ciplukan Physallis Diabetes mellitus, Sakit paru-paru, Influenza,

Page 79: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

64

peruviana Sakit tenggorokan, Gondongan, Bisul,Borok, Ayan

50 Sawi tanah Nasturtium Montanum Wall

Radang saluran nafas, Influenza, Campak, panas, Rheumatic, sendi, Sakit lambung, Sakit kuning

51 Sawi langit Vernonia Cinerea Less

Demam, Panas batuk, Disentri, Hepatitis, Lelah, Susah tidur

52 Sosor Bebek Kalanchoe pinnata

Nyeri lambung, diare, Muntah darah, Sendi-sendi sakit, Wasir, Radang amandel, Radang telinga luar

53 Pulutan Urena lobata Linn.

Panas, Influenza, radang tonsil (Tonsilitis), malaria, reumatik, keputihan, bengkak, muntsh darah, sukar melahirkan, bisul, luka berdarah, tulang patah, payudara bengkak, gigitan ular

54 Sembung Blumea balsamifera L.

Reumatik, Nyeri haid, Influenza, Kembung, Diare, Sakit Tulang

55 Beluntas Pluchea indica (L.) Less.

Gangguan pencernaan pada anak-anak, TBC kelenjar leher, Nyeri rematik, Menghilangkan bau badan, Menambah nafsu makan, Menurunkan panas

56 Sambung Nyawa

Gynura procumbens Back

Tekanan darah Tinggi, Radang Pita tenggorokkan, Tumor, Diabetes, Lever, Ambien, Maag

57 Komprey Symphytum Officinale L

Tekanan darah tinggi, Tekanan darah rendah, Kolesterol tinggi, Leukemia, Diabetes, Susah punya anak

58 Tempuyung sonchus arvensis L

Mastitis, Bisul, Kandung kencing dan empeduberbatu, Darah tinggi, Kencing batu

59 Daun Jinten Plectranthus amboinicus (L.) Spreng.

Asma, Batuk, Bayi Muntah, Bronkhitis, Demam, Mulas, Pencernaan tidak baik, Radang saluran kandung kemih, sariawan perut, sakit kepala

60 Daun Salam Syzygium Polyanthum

Diare, Kencing manis, Maag, Mabuk akibat alcohol, Kudis, gatal

61 Pandan Wangi Pandanus amaryllifolius Roxb

Rambut rontok, lemah Syaraf, Tidak nafsu makan, Rematik, Pegal Linu, Ketombe

62 Takokak Solanum torvum Swartz

Pinggang kaku, Sakit lambung, tidak datang haid, Batuk kronis, Bisul & koreng, Jantung berdebar

63 Alpukat Persea Americana M

Sariawan,Kencing batu, Darah tinggi, sakit kepala, Sakit gigi berlubang, Kencing manis, Bengkak karena peradangan, Nyeri lambung, haid tidak teratur

64 Temu mangga Curcuma mangga Val. Van Zip

Meningkatkan nafsu makan, meningkatkan gairah seksual, mengatasi gatal-gatal kulit, sesak

Page 80: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

65

nafas, Bronkhitis, sembelit, antioksidan yang baik bagi tubuh, membantu mengecilkan rahim setelah melahirkan, menguatkan otot-otot intim wanita, mengurangi jumlah lemak perut, masuk angin, kanker, demam, anti racun, melancarkan BAB

65 Kembang Coklat

Zephyrantes Candida Herb

Gangguan fungsi hati, Epilepsy, Kejang pada anak

66 Bunga Pagoda Clerodendrum japonicum (Thub.) Sweet

Radang usus buntu, influenza, sembelit, berak darah, pegal linu, reumatik, dada terasa panas dan sesak, radang kandung kemih, campak, cacar air, putting susu pecah-pecah, radang selaput mata

67 Daun Mint Mentha cordifolia Penambah aroma makan, meningkatkan nafsu makan, aromaterapi,mengatasi nyeri, baik untuk pencernaan, mengatasi demam, anti radikal bebas, merawat kesehatan gigi dan mulut, mengurangi stress, mengobati batuk dan gatal tenggorokan, melegakan pernapasan, meningkatkan sistem imunitas, kesehatan mata, mengurangi resiko kanker, menjaga kesehatan kulit, mengatasi alergi

68 Lavender Lavandula afficinalis syn. L. Angustifolia

Insomnia, kerontokan rambut, kecemasan, depresi, kelelahan, stres, bau mulut, nyeri pasca operasi, antibacteri, antivirus, obat penenang ringan, mengendorkan dan melemaskan sistem kerja otot-otot yang tegang

69 Gendola Basella Rubra Linn

Radang usus buntu, Influenza, Sembelit, Kencing bernanah, Berak darah, Dada terasa panas atau sesak

70 Asoka Sarca indica Pendarahan internal, wasir, disentri hemoragik, haid tidak teratur, kram betis, luka pukul/memar

71 Daun Kirinyuh Chromolaena odorata

Meyembuhkan luka, mengobati malaria, ganguan maag dan mata

72 Jarak Cina Jatropha multifida Linn.

Luka berdarah, mencegah dan mengobati kerusakan gigi, bengkak terpukul, terkilir, dan tulang patah

73 Jambu Batu Psidium guajava Menurunkan kadar kolesterol, mengobati demam berdarah, meyembuhkan diare, obat sariawan, meyembuhkan luka, mengatasi ambient, mengatasi sering buang air kecil, mengobati sakit kuning, mengatasi kembung, melancarkan saluran pencernaan, menjaga funsi otak dan syaraf, penangkal radikal bebas

74 Bayam merah Amaranthus gangeticus

Meningkatkan kerja ginjal, melancarkan pencernaan, disentri, diabetes, kolesterol, darah

Page 81: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

66

tinggi75 Jengger Ayam Celosia arntea L. Asma Bronchial, Buang air kecil tidak lancar,

panas anak, Disentri, Bronchitis kronis76 Kecubung Datura metel Pegal,Batuk menahun, asma reumatik, sakit

pinggang, pegal linu, bisul, eksem77 Tapak Liman Elephantophus

scaber LHepatitis, Biri-biri, Perut kembung, influenza, Dysentri, diare, Pelembut kaki, peluruh dahak

78 Rosela Hibiscus sabdariffa

Antioksidan, influenza, mengobati kanker, hipertensi, kanker darah/leukemia.

79 Belimbing Pasir Oxalis corniculata

Sariawan, Panas dalam, anti inflamasi, peluruh air seni, anti biotic, menetralisir racun, peluruh dahak, sakit kuning, batu empedu, batu di saluran kencing, amandel, radang tengorokan, infeksi telinga tengah, peluruh haid, mengobati luka digigit serangga, influenza, demam, hipertensi

80 Seledri Apium graveolens Menurunkan tekanan darah tinggi, menjaga fungsi ginjal, mengatasi sembelit, mengembalikan nafsu maka, penguat rambut

81 Landik Barleria Lupulina Lindl

Digigt ular berbisa, Bengkak, Bisul, luka berdarah, Rematik

82 Cincau Cylea barbata, Miers.

Mengobati sakit perut (diare), sariawan, Tekanan darah tinggi, Demam,

83 Barucina Artemisia Vulgaris L

Badan lemas setelah melahirkan, Lemah syahwat, Ayan, Disentri, Menstruasi berlebihan, Sakit haid, Keputihan, Susah punya anak, Muntah darah, mimisan, Memperlancar persalinan, dan Pendarahan usus

84 Sambang Darah Excoecaria cochinchinensis Lour

Disentri, Muntah darah, Pendarahan haid, Pendarahan setelah bersalin, Eksim kronis

85 Gandarusa Justicia Gendarussa Burm f

Tulang patah, bisul, Rematik, Memar, keseleo

86 Serai Cympogon nardus

Meyembuhkan rasa nyeri, batuk, lelah, aromaterapi, mengurangi rasa gatal, mencegah dan mengobati jerawat, menghilangkan ketombe, menghilangkan bau badan

87 Ubi Ungu Ipomea batatas Menaikan trombosit, DBD, cuci darah, melancarkan BAB

88 Markisa Passiflora edulis Kaya serat dan antioksidan, asma, mengatasi susah tidur, mengatasi batuk, anti alergi, hipertensi, melancarkan ASI, menurunkan kolesterol, menjaga kecantikan wajah, melancarkan peredaran darah, anti peradangan, menurunkan panas, analgesic, antiseptic,

Page 82: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

67

89 Ekor Kucing Acalipha hispida Burm. F

Muntah darah, kusta, Disentri, radang usus, cacingan

90 Ketepeng Cina Cassia alata L. Panu, kurap, sembelit, sariawan, cacing kremi, eksim

91 Daun Mangkokan

Nothopanax scutellarium Merr.

Radang payudara, rambuk rontok, sukar kencing, bau badan, luka, pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI

92 Melati Poncosudo

Jasminum multiflorum.

Radang usus, radang ginjal

93 Jarak Wulung Jatropha Gossypipella L.

Radang usus buntu, typus, Difteri, Diabetes, kanker, Kusta, Batuk rejan, Kencing batu, Siplis, Luka pada kulit, Disentri

94 Kembang Sepatu Sungsang

Hibiscus schizopetalus(Marst.)Hook.f.

Abses, bisul

95 Bunga tasbih Canna indica L. Demam, hipertensi, disentri kronis, wasir, keputihan, radang hati akut disertai kuning

96 Daun Sirsak Annona muricata, Linn.

Ambient, sakit kandung air seni, bayi mencret, anyang-anyangan, sakit pinggang, bisul

97 Saga Rambat Abrus Precatorius L.

Tracoma, panas dalam, Sariawan, Batuk, Batuk anak, Bronchitis, Bercak putih dikulit, serak, amandel, sakit tenggorokan, Hepatitis, infeksi jamur, scarbies, radang kulit bernanah, eksim

98 Pinang Areca catechu L. Aprodisiak, menguatkan gigi dan gusi, mengatasi mulut kering, obat cacing, mengobati kulit luka,

99 Gendola Merah Basella Rubra Linn

Radang usus buntu, Influenza, Sembelit, Kencing bernanah, Berak darah, Dada terasa panas atau sesak

100 Daun Wungu Grathophyllum Pictum Griff

Wasir, Bengkak terpukul, Bisul payudara, Melancarkan haid, Sembelit

101 Kariango /Dlingo

Acorus calamus Obat penenang, obat lambung, obat limpa, bahan baku kosmetika

102 Waru Hibiscus tiliaceus Mengobati TBC dan sakit paru-paru, mengobati penyakit batuk, mengobati amandel dan bengkak, meyembuhkan radang usus, mengatasi buang air berdarah, mengobati muntah darah, menghentikan pendarahan, mengatasi rambut rontok, meyuburkan rambut, mengobati bisul

103 Temu hitam Curcuma aeruginosa Roxb.

Mengatasi perut mulas dan masuk angin, mengobati ambient, menambah nafsu makan, membersihkan darah usai persalinan, mengobati penyakit gonorrhea meredakan bengkak pada anggota tubuh dan menetralkan racun, menurunkan kolesterol, mengobati malaria, mencegah penyakit ditularkan ke bayi

Page 83: ANALISIS PERAN GENDER DALAM PENGOLAHAN TANAMAN …

68

saat meyusui.104 Cabe jawa Piper

RetrofractumKejang perut, Muntah, Disentri, Diare, Susah buang air besar, Sakit kepala, Sakit gigi, Demam, Hidung berlendir, Sukar melahirkan, Darah rendah, Rahim dingin, membersihkanrahim, Rasa lemah, Masuk angina, Obat kuat, Obat kumur, Pereda kejang perut, dan Stroke

105 Bunga Tai kotok

Tagetes erecta L. Infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata, bronchitis, sariawan, radang tengorokan, sakit gigi, kejang panas pada anak-anak, batuk seratus hari

106 Pacar air Impatiens balsamina Linn.

Peluruh haid, kanker pencernaan, bengkak, reumatik, bisul, digigit ular, radang kulit, keputihan, tulang patah, nyeri, anti implamasi, tertusuk bendan asing di kerongkongan

107 Bunga kenop Gomphrena Globosa L

Asthma bronchial, Buang air kecil tidal lancar, Panas pada anak, Dysentri, Bronchitis crhonis, Batuk, Radang mata, Sakit Kepala,

108 Senggani Melastoma candidum D. Don

Gangguan pencernaan (dispepsi), disentri basiler, diare, hepatitis, Keputihan (leukorea), sariawan, haid berlebihan, wasir darah, Pendarahan rahim, berak darah (melena), keracunan singkong,Radang dinding pembuluh darah, pembekuan (tromboangitis)

109 Jali Coix Iachyrma-jobi L.

Infeksi saluran kencing, bengkak, beri-beri, telat haid, keputihan, sakit kuning, cacingan, abses paru, usus buntu, radang usus, reumatik, kanker lambung, kutil, radang paru, demam , batuk