analisis perbandingan pengakuan pendapatan dan beban...
TRANSCRIPT
ANALISIS PERBANDINGAN PENGAKUAN PENDAPATAN
DAN BEBAN (EXPENSE) PADA BANK UMUM SYARIAH
TERHADAP BANK UMUM KONVENSIONAL
S K R I P S I Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah
Oleh:
Khoerotun Nissa 21310043
Program Studi Perbankan Syari’ah (S 1)
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga
2014
2
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudari:
Nama : Khoerotun Nissa
NIM : 21310043
Jurusan : Syariah
Program Studi : Perbankan Syariah S1
Judul :ANALISIS PERBANDINGAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN
BEBAN (EXPENSE) PADA BANK UMUM SYARIAH TERHADAP
BANK UMUM KONVENSIONAL
Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 25 Januari 2015
Pembimbing
Wiwin Kurniasari, SE.,M.Si.,Akt
NIP.
3
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]
SKRIPSI
ANALISIS PERBANDINGAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN (EXPENSE)
PADA BANK UMUM SYARIAH TERHADAP BANK UMUM KONVENSIONAL
DISUSUN OLEH:
KHOEROTUN NISSA
NIM : 21310043
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Syariah, Sekolah Tinggi
Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 2015 dan telah dinyatakan memenuhi
syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Ekonomi Islam
Susuna Panitia Penguji
Ketua Penguji :
Sekretaris Penguji :
Penguji I :
Penguji II :
Penguji III :
Salatiga, 2015
Ketua STAIN Salatiga
Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd
NIP. 19670112 199203 1 005
4
KEMENTERIAN AGAMA
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]
DEKLARASI
الرحيمالرحناللبسم
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Khoerotun Nissa
NIM : 21310043
Jurusan : Syariah dan Ekonomi Islam
Program Studi : Perbankan Syariah S1
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat
dalam skripsi ini dikutuip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 28 Januari 2015
Yang menyatakan,
Khoerotun Nissa
NIM : 21310043
5
MOTTO
Kita tidak pernah gagal, yang ada hanyalah BERHASIL atau
BELAJAR
We are not born as a winner, not a loser
We are born as a chooser
Bukan hanya do’a dan permintaan, yang menjadikan do’a itu
terjawab, tapi yang kita LAKUKAN dalam permintaan itu
-Mario Teguh-
Tidak penting kita siapa
Kita punya hak untuk sukses
-Putri Tanjung-
Jangan jadi korban dari sebuah keadaan
Jadilah pemenang dari sebuah keadaan
6
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Abah dan ibuku tercinta ( bapak Sohirin dan ibu
Murinah) yang tidak henti-hentinya memerikan
do’a, kasih sayang, dukungan dan semangat. Terima
kasih atas semua pengorbanan dan kesabaran
kalian selama ini.
Adikku tersayang, Burhani Cokro Handoko yang
selalu membantu dalam segala hal dan sering
direpotkan.
My Lovely Herry Ferdiyanto, terima kasih atas kasih
sayang, perhatian, motivasi dan semangat yang
selalu kamu berikan kepada saya.
Keluarga besar semuanya yang sudah banyak
membantu.
7
KATA PENGANTAR
بسم الل الرحن الرحيم
Assalamualaikum Wr.Wb
Untaian puji dan syukur semata-mata bagi Allah Sang Pemilik Alam Semesta subhanahu wa
ta’ala, atas segala anugerah yang Dia limpahkan kepada penulis sehingga pada akhirnya mampu
menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa, shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan
kita Nabi Besar Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya d Yaumul Kiyamah nanti.
Bahagia yang penulis rasakan,sungguh tidaklah mudah untuk diungkapkan dengan kata-kata.
Atas rahmat, hidayah, taufik dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
berjudul “ ANALISIS PERBANDINGAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN (EXPENSE) PADA BANK
UMUM SYARIAH TERHADAP BANK UMUM KONVENSIONAL”.
Sehubungan dengan hal tersebut, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya, terutama kepada :
1. Allah SWT atas semua kebahagiaan dan pelajaran hidup.
2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Ketua STAIN Salatiga.
3. Bapak Benny Ridwan, M. Hum., selaku Ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam.
4. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si., selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah Program
Sarjana Strata 1 (S1) STAIN Salatiga.
5. Ibu Wiwin Kurniasari, SE., M.Si., Akt., selaku Dosen pembimbing atas semua waktu,
bimbingan, saran serta kesabaran dalam proses penulisan skripsi ini.
8
6. Seluruh staf pengajar Program Studi Perbankan Syariah atas semua ilmu yang telah
diberikan.
7. Abah dan Ibu tercinta atas segala do’a, kasih sayang, perhatian, semangat, ilmu, motivasi,
bekal hidup, bimbingan serta semua hal yang menjadikan saya menjadi pribadi yang mandiri
dan tangguh. Semoga skripsi ini bisa menjadi hadiah terindah untuk kalian. Thanks to
everything and I love you so much.
8. Adikku tersayang Burhani yang selalu memberikan do’a dan dukungan serta perhatian.
9. Sayangku Herry dan keluarga besarnya yang tidak penah lelah memberikan semangat,
motivasi, kasih sayang, perhatian dan selalu sabar. Thanks to love.
10. Keluarga besarku Mbah Enti, pak dhe, bu dhe, om, tante, mas, mbak, adek dan ponakan-
ponakanku yang selalu memberikan do’a dan dukungan selama ini.
11. My best friend Dzuzu, Widhi, Cungkring, Kak Iam, Atiek dan Ibonk yang selalu memberikan
semangat, perhatian, dan bantuan dalam hal apapun, makasih banget untuk semuanya.
12. Heni, Latif, Ayu, Icha kecil, Ria, Endah, dan Mini yang udah duluan keluar. Terima kasih
sudah menjadi teman sekaligus keluarga aku di Salatiga.
13. Alfi, Dwi, Dini, Topa, Ilham dan semua teman-teman PS-S1 angkatan 2010 terima kasih
sudah menjadi bagian hidup dari kalian dan sudah banyak membantu selama ini, semoga
kita selalu sukses.
14. Semua pihak yang sudah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
memberikan dukungan dan bantuannya, makasih…
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan balasan yang berlipat ganda oleh Allah SWT.
Aaamiiiin…
9
Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik, saran dan koreksi
sangat bermanfaat dalam menyempurnakan penelitian ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan bagi siapa saja yang ingin mengkaji dan meneliti lebih lanjut lagi.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Salatiga, 28 Januari 2015
Penulis
Khoerotun Nissa
NIM 213.10.043
10
ABSTRAK
Nissa, Khoerotun. 2015. Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan dan Beban (Expense)
Pada Bank Umum Syariah Terhadap Bank Umum Konvensional . Program Studi Perbankan
Syariah S-1. Jurusan Syariah dan Ekonomi. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
Salatiga. Dosen Pembimbing Wiwin Kurniasari, SE.,M.Si., Akt.
Kata Kunci: Laporan Keuangan, POU, POL, PNON, BOP, BL dan BPRO
Penelitian ini berjudul “Analisis Perbandingan Pengakuan Pendapatan dan Beban (Expense)
Pada Bank Umum Syariah Terhadap Bank Umum Konvensional”. Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah membandingkan pengakuan pendapatan dan beban (expense) antara Bank Umum
Syariah dengan Bank Umum Konvensional pada periode 2011-2013. Variabel dalam penelitian
ini meliputi pendapatan dan beban yang di ukur oleh variabel Pendapatan Operasional Utama
(POU), Pendapatan Operasional Linnya (POL), Pendapatan Non Operasional (PNON), Beban
Opersional (BOP), Beban Lainnya (BL), dan Beban Promosi (BPRO). Analisis penelitian ini
menggunakan program MS Excel, skor masing-masing variabel dijumlahkan dan selanjutnya
dilakukan uji normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dan uji beda dua rata-rata
(Independent Sample t-test) dengan bantuan program SPSS versi 16.0. berdasarkan hasil uji
analisis diketahui bahwa terdapat perbedaan pengankuan pendapatan dan beban (expense)
antaran Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional dilihat dari variabel POU, POL,
PNON, BOP, BL dan BPRO. Rata-rata pendapatan dan beban (expense) Bank Umum
Konvensional lebih besar dibandingkan dengan Bank Umum Syariah dilihat dari variabel POU,
POL, PNON, BOP dan BL. Sedangkan jika dilihat dari variabel BPRO rata-rata pendapatan dan
Beban Bank Umum Syariah lebih besar dibandingkan Bank Umum Konvensional.
11
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 9
D. Tujuan dan Manfaat .............................................................. 10
E. Sistematika Penulisan ............................................................ 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ...................................................................... 14
B. Kerangka Teori ..................................................................... 16
C. Kerangka Pikir ...................................................................... 45
D. Hipotesis ............................................................................... 47
12
BAB III METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian ................................................................ 49
B. Populasi dan Sampel ............................................................. 49
C. Teknik Pengmpulan Data ....................................................... 50
D. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 51
E. Metode Analisis ..................................................................... 52
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Laporan Keuangan Bank Umum Syariah .............. 54
B. Analisis Laporan Keuangan Bank Umum Konvensional .... 56
C. Analisis Hasil Penelitian ....................................................... 58
1. Hasil Uji Normalitas ....................................................... 58
2. Hasil Uji Independent Sample t-test ............................... 59
a. Analisis Variabel Pendapatan Operasional Utama .... 60
b. Analisis Variabel Pendapatan Operasional Lainnya ... 60
c. Analisis Variabel Pendapatan Non Operasional ........ 60
d. Analisis Variabel Beban Operasional ........................ 61
e. Analisis Variabel Beban Lainnya ............................... 61
f. Analisis Variabel Beban Promosi .............................. 61
D. Pengujian Hipotesis .............................................................. 62
1. Variabel Pendapatan Operasional Utama (POU) .............. 62
2. Variabel Pendapatan Operasional Lainnya (POL) ............ 63
3. Variabel Pendapatan Non Operasional (PNON) ............... 64
13
4. Variabel Beban Operasional (BOP) .................................. 65
5. Variabel Beban Lainnya (BL) ........................................... 66
6. Variabel Beban Promosi (BPRO) ..................................... 67
E. Pembahasan ........................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 73
B. Saran ......................................................................................... 74
C. Keterbatasan ............................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76
LAMPIRAN ..................................................................................................... 79
14
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penemuan Research Gap Penelitian ............................................. 6
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syari’ah dengan Bank Konvensional ................. 31
Tabel 2.2 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga .................................................. 32
Tabel 4.1 Laporan keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2011 .................. 54
Tabel 4.2 Laporan keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2012 .................. 55
Tabel 4.3 Laporan keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2013 .................. 55
Tabel 4.4 Laporan keuangan Bank Umum Konvensional Tahun 2011 ........ 56
Tabel 4.5 Laporan keuangan Bank Umum Konvensional Tahun 2012 ........ 57
Tabel 4.6 Laporan keuangan Bank Umum Konvensional Tahun 2013 ........ 57
Tabel 4.7 Perbandingan Pendapatan dan Beban (Expense) Bank Umun Syariah dan Bank
Umum Konvensional ................................................................... 59
Tabel 4.8 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Tes ............................. 62
Tabel 4.9 Variabel Pendapatan Operasional Utama ..................................... 62
Tabel 4.10 Variabel Pendapatan Operasional Lainnya .................................. 63
Tabel 4.11 Variabel Pendapatan Non Operasional ......................................... 64
Tabel 4.12 Variabel Beban Operasional ........................................................ 65
Tabel 4.13 Variabel Beban Lainnya .............................................................. 66
Tabel 4.14 Variabel Beban Promosi .............................................................. 67
15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................ 45
16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial
intermediary) antara pihak yang memiliki dana dan pihak yang memerlukan dana, serta
sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar lalu lintas pembayaran.
Sebagai lembaga keuangan bank terus berkembang pesat dari semula Bank
Konvensional yang menggunakan sistem bunga kini ada Bank Syariah yang
menggunakan sistem tanpa bunga. Sebagai lembaga keuangan, bank mempunyai
kewajiban untuk membuat laporan keuangan yang menggambarkan keadaan bank
tersebut.
Hal yang cukup penting dalam membuat laporan keuangan adalah bagaimana
mengukur pendapatan. Pendapatan merupakan bagian dari laporan keuangan yang
merupakan alat untuk mengambil keputusan baik oleh bank tersebut maupun oleh para
pemegang saham. Karena itu pengklasifikasian pendapatan, pengukuran pendapatan dan
pengakuan pendapatan harus dilakukan sebaik mungkin untuk memberikan gambaran
yang akurat mengenai kondisi bank tersebut.
Bisnis secara syari’ah adalah akifitas bisnis yang syarat dan berorientasi pada
nilai, ditujukan untuk memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian tujuan sosial
ekonomi masyarakat yang lebih baik dan dijalankan untuk menciptakan iklim bisnis yang
lebih baik dan lepas dari praktik kecurangan. Dengan demikian, pelaporan atas aktifitas
dan hasilnya harus dilaporkan atau dilakukan berdasarkan prinsip-prinsip syari’ah. Untuk
17
mencapai tujuan sasaran tersebut, maka perlu penyiapan sistem akuntansi untuk praktik
bisnis akuntansi di lembaga bisnis berdasarkan prinsip syari’ah, khususnya dengan
berlaku adil dan jujur dalam mencatat suatu transaksi dan ketika membukukannya dalam
laporan keuangan yang tentunya dalam syari’at Islam menyebutkan tentang keadilan dan
kejujuran tersebut, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an maupun Al-Hadits.
Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung resiko karena berhadapan
dengan unsur ketidakpastian sehingga perolehan kembaliannya tidak pasti dan tidak
tetap. Melakukan usaha yang produkif dan dan investasi adalah kegiatan yang sesuai
dengan ajaran Islam (Usman, 2002).
Dalam memproduksi segala bentuk usaha baik yang menhasilkan barang maupun
jasa harus memperhatikan sifat dam manfaat yang akan diperoleh. Barang atau jasa yang
baik adalah barang atau jasa yang tidak membahayakan kehidupan atau dengan kata lain
barang atau jasa tersebut haruslah bermanfaat bagi orang lain dan tidak dilarang oleh
agama (halal). Seperti firman Allah dalam QS. Yunus:59, yang artinya:
“Katakanlah: Terangkanlah kepadaku mengenai rezeki yang diturunkan Allah SWT
kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya halal. Katakanlah : Apakah Allah SWT telah
memberikan izin kepadamu mengenai hal ini ataukah kamu mengada-adakan saja
terhadap Allah SWT?” (Muhammad dan Fauroni, 2002).
Bisnis berdasarkan syari’ah di negeri ini tampak mulai tumbuh. Pertumbuhan ini
tampak jelas pada sektor keuangan khususnya perbankan, di mana telah tercatat beberapa
bank umum syari’ah, lebih dari 50 BPR syari’ah dan lebih dari 2000 unit BMT. Lembaga
ini telah mengelola berjuta bahkan milyaran rupiah dana dai masyarakat sesuai dengan
18
prinsip syari’ah yang tentunya sangat berbeda dengan prinsip yang ditetapkan oleh
lembaga keuangan non syari’ah yang sering kita kenal dengan bank konvensional.
Kemunculan lembaga keuangan yang islami khususnya di Indonesia ditandai
dengan berdirinya bank yang beroperasi sesuai prinsip syari’ah. Sejak saat itu,
perkembangan bank syari’ah di Indonesia terlihat semakin pesat. Dikeluarkannya
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undnag-Undang No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan, bank islam tidak lagi dinamakan bank berdasarkan
prinsip bagi hasil, tetapi dengan nama baru yakni “Bank berdasarkan Prinsip Syari’ah”.
Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 dikatakan bank sekaligus dapat menjalankan
pla pembiayaan dan kegiatan lain bedasarkan prinsip syari’ah.
Perubahan undang –undang tersebut didukung oleh penyempurnaan Undang-
Undang No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun
1999 tentang Bank Indonesia yang memperkenankan Bank Indonesia untuk
mengembangkan instrumen pasar antar bank dengan menggunakan prinsip syari’ah. Dan
kemudian Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 diperbaharui kembali menjadi Undang-
Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Pebankan Syari’ah yang lebih menjelaskan tentang
instrumen-instrumen yang terkait dengan prinsip syari’ah.
Dalam beberapa hal bank syari’ah dan bank konvensional memang memiliki
persamaan terutama dalam teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, penggunaan
teknologi komputer syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP,
proposal, laporan keuangan dan sebagainya (Antonio,1999). Namun terdapat perbedaan
yang mendasar sekaligus memberikan nilai lebih bagi bank syari’ah di bandingkan
dengan bank konvensional.
19
Perbedaan yang paling mendasar adalah meksnisme perhitungan keuntungan yang
digunakan oleh masing-masing jenis bank. Bank Syari’ah melandaskan operasi usahanya
pada konsep pembagian keuntungan dan atau kerugian (profit and losses sharing) yang
biasa disebut dengan konsep bagi hasil, pendapatan bonus dan margin. Sedangkan bank
konvensional menjalankan operasi usahanya dengan menggunakan sistem bunga. Dalm
perhitungan dana masyarakat, bank konvensional akan memberikan bunga kepada para
nasabah sebaliknya dalam penyaluran dana, bank konvensional akan menerima bunga
dari debitur.
Pembahasan mengenai pengakuan pendapatan dan beban semakn banyak diteliti,
hal ini dpat dilihat dari penelitian-penelitian yang sudah dilakukan yang membahas
mengenai pengakuan pendpatan dan beban. Sapto Amal D. (2004) mengatakan dalam
penelitiannya bahwa pencatatan pengakuan pendapatan pada perusahaan asuransi dicatat
pada saat premi diterima yang dibayarkan secara tunai dan dicatat dengan metode akrual
basis. Sedangkan beban diakui pada saat terjadinya klaim dan dicatat menggunakan
metode kas basis yang sesuai dengan PSAK No. 36. PT. Asuransi Jiwasraya tidak
mengakui pendapatan premi berdasarkan premi kontrak jangka pendek dan jangka
panjang tetapi lebih mengutamakan pada cara pembayaran premi secara berkala.
Nani dan Morita (2009) dalam jurnalnya mengungkapkan bahwa pengakuan
pendapatan bagi hasil atas pembiayaan dengan konsep akad mudharabah, ditetapkan
pada kesepakatan dimuka anatara nasabah dengan bank, dimana pembagian bagi hasil
tersebut disesuaikan dengan keuntungan maupun kerugian usaha yang dijalankan oleh
nasabah. Pengakuan pendapatan bunga kredit yang dikategorikan performing ( lancar)
20
pada bank konvensional diakui secara akrual, namun sebaliknya jika kredit dikategorikan
kurang lancer ( non performing) diakui secara kas sesuai dengan PSAK No. 31.
M. Danial dan Triandi (2009) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa PT.
Tunas Mekar Eka Harpedi telah melakukan pengakuan pendapatan dan beban dengan
cukup baik. Keakuratan nilai pendapatan dan biaya yang disajikan dalam laporan laba
rugi telah sesuai dengan nilai kontrak kerja yang telah dilaksanakan oleh perusahaan.
Hasil evaluasi diperoleh kesimpulan bahwa pendapatan perusahaan jasa konstruksi
berupa pendapatan proyek. Pendapatan tersebut diakui oleh perusahaan dengan
menggunakan metode akrual basis dan metode persentase penyelesaian. Begitu pula
dengan pengakuan beban. Kebijakan akuntansi yang ditetapkan terhadap laporan laba
rugi oleh PT. Tunas Mekar Eka Harpedi telah sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 tentang Penyajian Laporan Keuangan.
Dari beberapa penelitian yang di lakukan, tetapi yang lebih menarik untuk
dilalukan penelitian lanjut yaitu penelitian dari Sugianto W. dan Tan Ming Kuang (2011)
menunjukkan bahwa transaksi pada perbankan digolongkan menjadi dua transaksi yaitu
transaksi performing dan transaksi nonperforming. Transaksi dikatakan nonperforming
jika transaksi tersebut diragukan kemampuan untuk pembayarannya. Untuk transaksi
performing, pendapatan bunga dan pendapatan marjin menggunakan dasar pengakuan
pendapatan Akrual Basis. Pendapatan cara akrual ini tidak lain adalah pengakuan
pendapatan selama produksi atau kontrak sesuai dengan pernyataan menurut Hendriksen
(2000,386). Sedangkan untuk pendapatan bagi hasil pada bank syariah, saat pengakuan
pendapatan yang digunakan adalah Cash Basis. Pengakuan pendapatan kas basis ini
dilakukan karena estimasi pendapatan tidak dapat diukur dengan akurat saat kontrak
21
ditandatangani, hal ini juga sesuai dengan pernyataan criteria menurut Hendriksen
(2000,386).
Hal tersebut juga diperkuat pula oleh penelitian yang dilakukan Wahyu dan Elly
(2012) pada penelitiannya mengungkapkan bahwa perusahaan mengakui pendapatan dari
kotrak jangka panjang didasarkan pada saat proyek telah selesai dikerjakan (kontrak
selesai) tanpa memperhatikan tingkat penyelesaian pekerjaan pada tanggal penyusunan
laporan. Metode kontrak selesai yang digunakan perusahaan dalam mengakui pendapatan
dan beban proyek mengakibatkan perusahaan tidak membuat laporan laba rugi setiapa
tahunnya untuk proyek jangka panjang karena pendapatan dan beban proyek hanya
diakui setelah proyek selesai dikerjakan.
Mekanisme atau sistem bagi hasil yang digunakan oleh bank syari’ah, dan sistem
bunga yang digunakan oleh bank konvensional jelas akan memunculkan perlakuan
akuntansi yang berbeda diantaranya dalan hal pengakuan pendapatan dan beban pada
masing-masing bank yang penyusunannya mengacu pada standar akutansi keuangan.
Pada laporan keuangan bank syari’ah yang ada adalah pendapatan dan distribusi bagi
hasil. Masalah akan muncul berkaitan dengan pos baru dalam keuangan bank syari’ah
yaitu bagi hasil, semantara bank konvensional tidak mengenal pos tersebut
Penemuan Research Gap Penelitian
Tabel 1.1
Nama
Peneliti
Judul Penelitian Hasil Penelitian Sumber
Sapto
Amal D.
(2004)
Evaluasi atas
Pengakuan Pendapatan
dan Beban dalam
Kaitannya dengan
PSAK No. 36 tentang
Akuntansi Asuransi
Jiwa Studi Kasus pada
Pendapatan pengakuan pendaptan pada PT.
Asuransi Jiwasraya dicatat pada saat premi
diterima yang dibayarkan secara tunai dan
dicatat dengan metode akrual basis.
Sedangkan beban diakui pada saat terjadinya
klaim dan dicatat menggunakan metode kas
basis yang sesuai dengan PSAK No. 36. PT.
Jurnal Ilmiah
RanggaGading
Volume 4
Nomor 2,
Oktober 2004:
61-66
22
PT. Asuransi Jiwasraya
(Persero) Asuransi Jiwasraya tidak mengakui
pendapatan premi berdasarkan premi kontrak
jangka pendek dan jangka panjang tetapi lebih
mengutamakan pada cara pembayaran premi
secara berkala. Nani
Cahyani
dan Morita
(2009)
Perbedaan Pengakuan
Pendapatan
pada Bank Syariah dan
Bank Konvensional
(Difference of Revenue
Recognition at Shariah
Bank and Conventional
Bank)
Dari hasil penelitian diketahui bahwa
pengakuan pendapatan bunga diakui secara
akrual, maka penyajian pendapatan di laporan
laba rugi konstan baik kondisi untung, rugi,
maupun BEP. Pada Bank Syariah
memperhitungkan bagi hasil diakui secara kas
dan berdasarkan keuntungan yang diperoleh
nasabah, maka pendapatan bagi hasil yang
disajikan dalam laporan laba rugi akan
berfluktuasi.
Jurnal Ilmiah
Kesatuan No. 1
Volume 11,
Januari 2009:
36-40
M. Danial
dan
Triandi
(2009)
Pengaruh Pengakuan
Pendapatan dan Beban
Perusahaan Terhadap
Laporan Laba Rugi (
The Influence of
Revenue and Cost
Recognition to Income
Statement)
Hasil evaluasi diperoleh kesimpulan bahwa
pendapatan perusahaan jasa konstruksi berupa
pendapatan proyek. Pendapatan tersebut
diakui oleh perusahaan dengan menggunakan
metode akrual basis dan metode persentase
penyelesaian. Begitu pula dengan pengakuan
beban. Kebijakan akuntansi yang ditetapkan
terhadap laporan laba rugi oleh PT. Tunas
Mekar Eka Harpedi telah sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) No.1 tentang Penyajian Laporan
Keuangan.
Jurnal Ilmiah
Kesatuan No. 1
Volume 11,
Januari 2009:
43-46
Sugianto
W. dan
Tan Ming
Kuang
(2011)
Analisis Pengukuran,
Pengklasifikasian, dan
Pengakuan Pendapatan
pada Bank
Konvensional dan Bank
Syariah
Kriteria pendapatan pada bank syariah dan
bank konvensional juga berbeda di mana pada
bank konvensional yaitu pendapatan bunga
sedangkan pada bank syariah pendapatan bagi
hasil (transaksi musyarakah) dan pendapatan
margin (transaksi murabahah). Perbedaan
criteria ini juga mengakibatkan adanya
perbedaan pengklasifikasian yang digunakan
pada kedua bank. Dengan perbedaan ini maka
pengukuran dan pengakuan pada PSAK 31
berbeda dengan PSAK 59.
Akurat Jurnal
Ilmiah
Akuntansi
Nomor 06
Tahun ke-2,
September-
Desember 2011
Wahyu
S.R. dan
Elly
(2012)
Analisis Pengakuan
Pendapatan dan Beban
Kontrak pada UD
GUNAWAN STEEL
Metode kontrak selesai yang digunakan
perusahaan untuk mengakui pendapatan dan
beban proyek pada tahun 2010 perusahaan
mengakui pendapatan terlalu tinggi sehingga
laba perusahaan pada tahun 2010 juga tinggi,
akibatnya laporan laba rugi yang dibuat oleh
perusahaan tidak menggambarkan hal yang
sewajarnya.
Jurnal
Manajemen dan
Akuntansi
Volume 13 No.
1, April 2012:
99-106
Sumber : Sapto (2004), Nani dan Morita (2009), M. Danial dan Triandi (2009), Sugianto dan
Tan (2011), Wahyu dan Elly (2012).
23
Dalam penelitian ini penulis semakin tertarik dengan penelitian mengenai
perbandingan pengakuan dan beban (expense) pada bank Syriah dan bank konvensional.
Penelitian ini bersifat replikatif, memang mirip dengan penelitian terdahulu namun tetap
ada perbedaannya dengan penelitian sebelumnya. Selain berbeda dari jumlah sampel dan
objek penelitian yang digunakan, yaitu Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum
Konvensional. Penelitian ini juga berbeda dari segi periode yang digunakan yaitu
Laporan keuangan tahun 2011-2013. Adapun variabel yang digukan antara lain rekening-
rekening yang terkait dengan pendapatan dan beban.
Karena adanya perbedaan pengakuan pendapatan dan beban (expense) pada bank
syari’ah dengan pengakuan pendapatan dan beban (expense) pada bank konvensional,
tentunya hal ini menarik untuk dikaji, khususnya bagi penulis. Maka, berdasarkan latar
belakang masalah penelitian skripsi ini akan diberi judul “ANALISIS
PERBANDINGAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN (EXPENSE)
PADA BANK UMUM SYARI’AH TERHADAP BANK UMUM
KONVENSIONAL”.
B. PerumusanMasalah
Berdasarkan paparan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perbedaan pengakuan pendapatan Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank
Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Pendapatan Operesional Utama
(POU) selama periode 2011-2013?
24
2. Bagaimana perbedaan pengakuan pendapatan Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank
Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Pendapatan Operesional
Lainnya (POL) selama periode 2011-2013?
3. Bagaimana perbedaan pengakuan pendapatan Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank
Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Pendapatan Non Operesional
(PNON) selama periode 2011-2013?
4. Bagaimana perbedaan pengakuan beban (expense) Bank Umum Syariah (BUS) dan
Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Beban Operasional
(BOP) selama periode 2011-2013?
5. Bagaimana perbedaan pengakuan beban (expense) Bank Umum Syariah (BUS) dan
Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Beban Lainnya (BL)
selama periode 2011-2013?
6. Bagaimana perbedaan pengakuan beban (expense)Bank Umum Syariah (BUS) dan
Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Beban Promosi (BPRO)
selama periode 2011-2013?
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini membutuhkan pembatasan masalah agar pembahasan masalah
penelitian ini tidak meluas sesuai dengan perumusan awal latar belakang masalah
di atas maka penelitian ini menggunakan batasan masalah sebagai berikut :
1. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah Bank Umum, Bank Umum adalah bank
yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan
prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
25
pembayaran ( Ismail, 2012). Dalam penelitian ini yang dimaksudkan adalah Bank
Umum Syariah (BUS) dan Bank Umum Konvensional (BUK).
2. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Laporan Keuangan
Perbankan Indonesia periode 2011-2013 yang di peroleh melalui website Bank
Indonesia.
3. Variabel Penelitian
Terdapat enam variabel dalam penelitian ini, tiga variabel pendapatan di
antaranya Pendapatan Operasional Utama, Pendapatan Non Operasional dan
Pendapatan Operasional Lainnya. Dan tiga variabel beban yaitu Beban
Operasional, Beban Lainnya dan Beban Promosi.
D. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui perbedaan pengakuan pendapatan pada Bank Umum Syariah dan Bank
Umum Konvensional jika dilihat dari variabel Pendapatan Operasional Utama (POU)
selama periode 2011-2013.
2. Mengetahui perbedaan pengakuan pendapatan Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank
Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Pendapatan Operesional
Lainnya (POL) selama periode 2011-2013.
3. Mengetahui perbedaan pengakuan pendapatan Bank Umum Syariah (BUS) dan Bank
Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Pendapatan Non Operesional
(PNON) selama periode 2011-2013.
26
4. Mengetahui perbedaan pengakuan beban (expense) Bank Umum Syariah (BUS) dan
Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Beban Operasional
(BOP) selama periode 2011-2013.
5. Mengetahui perbedaan pengakuan beban (expense) Bank Umum Syariah (BUS) dan
Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Beban Lainnya (BL)
selama periode 2011-2013.
6. Mengetahui perbedaan pengakuan beban (expense) Bank Umum Syariah (BUS) dan
Bank Umum Konvensional (BUK) jika dilihat dari variabel Beban Promosi (BPRO)
selama periode 2011-2013.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Bank Umum Syari’ah dan Bank Umum Konvensional :
a. Memberikan informasi kepada Bank Umum Syari’ah dan Bank Umum
Konvensional mengenai pengakuan pendapatan dan beban (expense) pada
Bank Umum Syari’ah dan Bank Umum Konvensional.
b. Sebagai bahan masukan kepada perusahaan sehingga dapat memberikan
kontribusi positif kepada kemajuan perusahaan dalam melakukan praktik
bisnis yang lebih jujur, adil, bebas dari praktik kecurangan, kolusi, kezaliman
dan penipuan serta dapat meningkatkan dan menilai efisiensi kepemimpinan
dengan mngikuti kebijkan-kebijakan yang sesuai dengan syariat Islam.
27
2. Bagi Pihak Lain :
Memberikan informasi bagi siapa saja pihak-pihak yang ingin mengetahui
perbedaan pengakuan pendapatan dan beban (expense) Bank Umum Syari’ah
dan Bank Umum Konvensional.
3. Bagi dunia ilmu pengetahuan :
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan terutama dalam
melahirkan suatu konsep dan praktik akuntansi yang komprehensif, serta
sesuai dengan syari’ah.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada
pembaca mengenai keseluruhan isi penulisan dan menunjukkan konsistensi dari
penulisan dan pembahasannya. Sistematika penulisan laporan penelitian adalah sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan yang menyajikan tentang latar belakang
masalah,penelitian terdahulu, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang telaah pustaka, pengertian dan fungsi perbankan, pengertian
dan fungsi Bank Syari’ah, ciri-ciri dan perbedaan Bank Syari’ah dengan
Bank Konvensional, pengertian dan pengakuian pendapatan, pengertian
beban (expense), matching konsep, produk Bank Syariah,serta ciri dan
perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional.
28
BAB III METODE PENELITIAN
Metode peneliltian yang di gunakan meliputi : jenis dan sumber data,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menyajikan analisis hasil penelitian yaitu analisis variabel-variabel
pendapatan dan beban (expense) pada Bank Umum Syariah (BUS) dan
Bank Umum Konvensional (BUK) serta pembahasannya.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran.
29
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Hasil penelitian yang berkaitan dengan pengakuan pendapatan dan beban telah
banyak dilakukan pada berbagai penelitian terdahulu. Sapto Amal D. (2004) mengatakan
dalam penelitiannya bahwa pencatatan pengakuan pendapatan pada perusahaan asuransi
dicatat pada saat premi diterima yang dibayarkan secara tunai dan dicatat dengan metode
akrual basis. Metode yang dilakukan dalam penelitian tersebut adalah metode
pengumpulan data penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah data primer yaitu wawancara dan observasi
langsung, dan data sekunder terdiri dati studi kepustakaan dan dokumenter.
Nani dan Morita (2009) melakukan penelitian tentang perbedaan pengakuan
pendapatan dengan menggunkan teknik pengumpulan data secara Library Research
(Riset Kepustakaan) dan Field Research (Riset Lapangan). Jenis dan sumber data yang
digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung
dengan pihak-pihak terkait, data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan penelitian
secara tidak langsung terhadap objek yang dibahas. Dalam jurnalnya mengungkapkan
bahwa pengakuan pendapatan bagi hasil atas pembiayaan dengan konsep akad
mudharabah, ditetapkan pada kesepakatan dimuka anatara nasabah dengan bank, dimana
pembagian bagi hasil tersebut disesuaikan dengan keuntungan maupun kerugian usaha
yang dijalankan oleh nasabah.
Penelitian yang dilakukan Danial dan Triandi (2009) metode yang digunakan
adalah deskriptif eksploratif yaitu melakukan penelitian terhadap subjek yang berupa
30
individu maupun divisi yang ada dalam perusahaan, untuk menjelaskan hubungan relevan
terhadap aspek-aspek yang ada di lingkungan perusahaan Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode studi kasus dengan menggunakan teknik penlitian statistic
kualitatif. Dan penelitiannya menunjukkan bahwa PT. Tunas Mekar Eka Harpedi telah
melakukan pengakuan pendapatan dan beban dengan cukup baik. Keakuratan nilai
pendapatan dan biaya yang disajikan dalam laporan laba rugi telah sesuai dengan nilai
kontrak kerja yang telah dilaksanakan oleh perusahaan.
Penelitian dari Sugianto W. dan Tan Ming Kuang (2011) metode yang digunakan
yaitu metode deskriptif analisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
peneltian lapangan dan penelitian kepustakaan. Dan penelitiannya menunjukkan bahwa
transaksi pada perbankan digolongkan menjadi dua transaksi yaitu transaksi performing
dan transaksi nonperforming. Transaksi dikatakan nonperforming jika transaksi tersebut
diragukan kemampuan untuk pembayarannya. Untuk transaksi performing, pendapatan
bunga dan pendapatan marjin menggunakan dasar pengakuan pendapatan Akrual Basis.
Sedangkan untuk pendapatan bagi hasil pada bank syariah, saat pengakuan pendapatan
yang digunakan adalah Cash Basis.
Penelitian yang dilakukan Wahyu dan Elly (2012) dengan metode deskriptif
analisis dan dengan metode studi kasus. Data yang digunakan adalah data primer dan
data sekunder. Pada penelitiannya mengungkapkan bahwa perusahaan mengakui
pendapatan dari kotrak jangka panjang didasarkan pada saat proyek telah selesai
dikerjakan (kontrak selesai) tanpa memperhatikan tingkat penyelesaian pekerjaan pada
tanggal penyusunan laporan.
31
B. Kerangka Teori
1. Konsep Pendapatan
1.1. Pengertian Pendapatan
Kemampuan dari akuntansi memberi suatu informasi yang baik dapat dilihat dari
kemampuannya untuk memberikan konsep pengakuan pendapatan dengan tepat
sehingga membantu pemakai dalam mengambil keputusan. Standar Akuntansi
Keuangan NO.23 mendefinisikan pendapatan sebagai arus masuk bruto dari manfaat
ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus
masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi
penanaman modal.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus
masuk bruto dari manfaat ekonomi yang diterima perusahaan itu sendiri, di luar dari
pernyataan di atas yang tidak memiliki manfaat ekonomi dalam peningkatan ekuitas
bagi perusahaan dikeluarkan dari pendapatan. Saat menentukan pendapatan diakui
dapat ditinjau dari besar kemungkiman manfaat ekonomi masa depan akan mengalir
ke perusahaan dapat diukur dan diprediksikan dengan normal.
Commite on therminology mendefinisikan pendapatan (revenue) sebagai hasil dari
penjualan barang atau pemberian jasa yang dibebankan kepada langganan, atau
mereka yang menerima jasa. Definisi ini menggunakan pendekatan revenue expense
(Harahap, 1996). Accounting Principle Board (APB) mendefinisikan pendapatan
32
adalah kenaikan gross didalam aktiva dan penurunan gross dalam kewajiban yang
dinilai berdasarkan prinsip akuntansi yang berasal dari kegiatan mencari laba. Jadi
semua kegiatan perusahaan, kecuali transfer antar perusahaan dan pemilik merupakan
kegiatan yang menghasilkan pendapatan (Chariri dan Ghazali, 2001).
Dari beberapa pengertian di atas,dapat disimpulkan bahwa pendapatan (revenue)
adalah kenaikan aktiva perusahaan atau penurunan kewajiban perusahaan yang timbul
dari aktivitas normal perusahaan yang bukan berasal dari kontribusi penanaman
modal. Dengan kata lain pendapatan yaitu penghasilan yang timbul dalam
pelaksanaan aktivitas yang biasa, seperti penjualan barang dagangan, penghasilan jasa
(fee), pendapatan bunga, pendapatan dividen, royalti dan sewa (Prastowo, 2002).
1.2. Pengakuan Pendapatan
Pengakuan berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi dicatat atau
tidak. Pengakuan merupakan suatu proses pencatatan atau penggabungan secara
formal suatu item ke dalam perkiraan dan ikhtisar keuanga perusahaan. Jadi suatu
elemen bisa diakui (dicatat) atau tidak diakui (tidak dicatat).
Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi
tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan
secara terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu
untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang
dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan
substansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua
atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa
33
sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian
transaksi tertentu secara keseluruhan.
Suatu pendapatan akan diakui sebagai pendapatan pada periode waktu kegiatan
utama yang perlu menciptakan dan menjual barang dan jasa itu telah selesai. Dalam
hal waktu ada empat alternatif. Pertama, pengakuan pembangunan jangaka panjang.
Yang kedua, pada saat selesainya produksi pengakuian pendapatan dapat diterapkan
pada kegiatan pertanian atau pertambangan. Yang ketiga, pada saat penjualan
penjualan pengakuan pendapatan diterapkan pada kegiatan penjualan barang
dagangan, dan yang keempat, pada saat penagihan pendapatan diterapkan pada
metode penjualan angsuran (Harahap, 2002).
PSAK No. 31 mengatur mengenai pengakuan pendapatan bank. Dasar yang
digunakan dalam pengakuan pendapatan bank merupakan hal yang fundamental
dalam hubungannya dengan pengukuran tingkat rentabilitas (atau keuntungan) suatu
bank.
Kegiatan utama bank adalah memupuk dana yang pada umumnya adalah
berbunga dan menanamkannya dalam aktiva produktif. Seperti pada industri lainnya,
selalu terdapat kemungkinan perbedaan waktu antara perolehan pendapatan dan
terjadinya beban atas penggunaan sumber daya untuk menghasilkan pendapatan
tersebut. Oleh karena itu, pengkaitan (matching) antara pendapatan dan beban bank
tidak mudah dilakukan, sehingga dalam pengakuan pendapatan perlu diperhatikan
sifat dari keunikan usaha bank tersebut.
Pendapatan bunga diakui secara akrual (accrual basis), kecuali pendapatan
bunga dari aktiva produktif non-performing. Pendapatan dari aktiva yang non-
34
performing hanya boleh diakui apabila pendapatan tersebut benar-benar telah
diterima (cash basis).
1.3. Pengukuran Pendapatan
Menurut PSAK 23 (revisi 2010) Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan
yang diterima atau dapat diterima. Jika arus masuk dari kas atau setara kas
ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah
nominal kas yang diterima atau dapat diterima penerimaan antara nilai wajar dan
jumlah nominal dari imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan bunga sesuai dengan
paragraph 28 dan 29 dan sesuai dengan PSAK 55(Revisi 2006) “ lindungi nilai atas
nilai wajar.
Laba atau rugi dari suatu instrument derivative yang diberlakukan dan memenuhi
persyaratan sebagai instrument lindung nilai. Jika nilai wajar dari barang atau jasa
yang diterima tidak dapat diukur secara andala, maka pendapatan tersebut diukur
pada nilai wajar dari barang dan jasa yang diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas
atau setara kas yang dialihkan.
2. Konsep Beban
2.1. Pengertian Beban (Expense)
Pengertian biaya tidak dapat dipisahkan dengan pengertian kos dan aset serta rugi
(loss). APB menjelaskan, biaya timbul hanya dalam kaitannya dengan kegiatan
penciptaan laba yang mengakibatkan perubahan ekuitas. Pengiriman barang
(direpresentasi dengan kos barang terjual) dalam transaksi penjualan merupakan
biaya karena hasil bersih (net result) penjualan tersebut adalah perubahan ekuitas.
35
Di lain pihak, timbulnya kewajiban untuk pembelian aset bukan merupakan biaya
karena ekuitas tidak dapat berubah pada saat pembelian tersebut. Dengan makna yang
hampir sama, IAI (IASC) mendefinisikan biaya dalam Standar Akuntansi Keuangan
(2002) sebagai berikut: Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian
kepada penanam modal.
Beberapa pendapat mengenai pengertian beban (expense) dapat diuraikan sebagai
berikut. Menurut Committee on Therminology beban (expense) adalah semua biaya
yang telah dikenakan dan dapat dikurangkan pada pendapatan.
Sedangkan dirumuskan oleh APB Statement No.4 mendefinisikan beban
(expense) adalah penurunan dalam aktiva dan kenaikan kotor dalam hutang yang
diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima umum sebagai akibat dari
jenis kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan yang mengubah modal
pemilik. Penurunan dalam asset dan kenaikan dalam hutang tersebut berkaitan dengan
perubahan kekayaan dan kewajiban yang tersisa untuk pemilik dari suatu perusahaan.
FSAB mendefinisikan beban (expense) sebagi arus keluar aktiva dan penggunaan
aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode
yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa, atau
pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan. Beban
(expense) biasanya dibagi dalam tiga golongan :
1. Beban (expense) yang dihubungkan dengan pendapatan pada periode itu.
36
2. Beban (expense) yang dihubungkan pada periode tertentu yang tidak dikaitkan
dengan pendapatan.
3. Beban (expense) yang karena alasan praktis tidak dapat dikaitkan dengan periode
manapun (Harahap, 2002).
Atas dasar hubungan langsung beban (expense) diakui dalam laporan keuangan
antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Beban
(expense) segera diakui dlam laporan laba rugi apabila pengeluaran tidak
menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau sepanjang manfaat ekonomi masa
depan tidak memenuhi syarat, atau tidak untuk diakui dalam neraca aktiva.
Ditinjau dari segi syariat Islam beban dapat diartikan sebagai pelaksanaan
aktivitas yang menimbulkan beban yang harus ditanggung yang tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dalam Al-Qur’an dan hadits.
2.2. Pengakuan Beban
Pada dasarnya cost memiliki dua kedudukan penting, yaitu : sebagai aktiva
(potensi jasa) dan sebagai beban pendapatan (biaya). Proses pembebanan cost pada
dasarnya merupakan proses pemisahan cost. Oleh karena itu agar informasi yang
dihasilkan akurat, bagian cost yang telah diakui sebagai biaya pada periode berjalan
dan bagian cost yang akan dilaporkan sebagai aktiva (diakui sebagai biaya periode
mendatang) harus dapat ditentukan dengan jelas. Ada dua masalah yang muncul
sehubungan dengan pemisahan cost tersebut yaitu :
1. Kriteria yang digunakan untuk menentukan cost tertentu yang harus
dibebankan pada pendapatan periode berjalan.
37
2. Kriteria yang digunakan untuk menentukan bahwa cost tertentu
ditangguhkan pembebanannya.
Semua cost dapat ditangguhkan pembebanannya sebagai biaya, apabila cost
tersebut memenuhi kriteria sebagai aktiva yaitu :
Memenuhi definisi aktiva (memiliki manfaat ekonomi masa mendatang,
dikendalikan perusahaan berasal dari transaksi masa lalu).
Ada kemungkinan yang cukup bahwa manfaat ekonomi masamendatang
yang melekat pada aktiva dapat dinikmati oleh entitas yang menguasai.
Besarnya manfaat dapat diukur dengan cukup andal.
Dari uraian di atas, secara umum dapat dirumuskan bahwa berdasarkan konsep
penandingan (matching), pengakuan biaya pada dasarnya sejalan dengan pengakuan
pendapatan. Apabila pengakuan pendapatan ditunda, maka pembebanan biaya juga
ditunda. Untuk mengatasi berbagai perbedaan pendapat tentang pengakuan biaya,
biasanya badan berwenang mengeluarkan aturan tertentu untuk mengakui biaya
IAI (1994), misalnya, dalam Konsep Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan menyataka “Beban diakui dalam laporan rugi laba kalau penurunan
manfaat ekonomi masa datang yang berkaitan dengan penurunan aktiva
atau kenaikan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal”.(paragrap
94).”
2.3. Pengukuran Beban
Pengukuran merupakan penambahan kewajiban dan deplesi aset di periode
berjalan mungkin terlihat sebagai tugas sederhana. Namun, kewajiban mungkin
meningkat karena akuisisi pada periode berjalan, sejumlah keputusan harus dibuat,
38
bagaimana biaya harus dialokasikan ke periode yang akan datang dari pendapatan
yang dihasilkan.
Ada beberapa standar akuntansi yang memberikan panduan mengenai hal-hal
seperti itu, tapi menawarkan pilihan dalam model biaya dan pembagian pendapatan.
Sebagai contoh, IAS 16/AASB 116 aset, dan tetap memungkinkan untuk nilai aset
tetap diukur dalam beberapa cara setelah pengakuan (misalnya model biaya atau
model penilaian) dan beberapa pilihan penyusutan alternatif.
Kriteria keputusan yang dimaksud harus didukung oleh konsep akuntansi
akrual dan biaya yang sesuai terhadap pendapatan pada periode yang bersangkutan.
3. Matching Konsep
3.1. Pengertian Matching Konsep
Matching Concept adalah suatu proses akuntansi yang mengaitkan antara biaya
dengan pendapatan. Menurut konsep ini bahwa beban baru dapat diakui dalam
laporan rugi-laba atas dasar hubungan antara biaya yang timbul dengan pos
penghasilan tertentu yang diperoleh.
Konsep ini melibatkan secara bersamaan atau gabungan antara penghasilan dan
biaya yang dihasilkan secara langsung dari suatu transaksi atau peristiwa lain yang
sama misal pembebanan biaya komisi penjualan terhadap jumlah penjualan yang
diperoleh, sehingga perhitungan laba-rugi yang dilaporkan benar-benar
menggambarkan keaadan yang sebenarnya.
39
3.2. Penerapan Matching Konsep
Diantara banyaknya pekerjaan di wilayah akuntansi, salah satu yang paling sering
dilakukan adalah mengakrualkan biaya tertentu. Bagi sebagian orang, urusan
mengakrualkan biaya mungkin sudah menjadi aktivitas rutin sehingga tidak ada
kesulitan. Tapi bagi sebagian orang lainnya, mungkin sebaliknya.
Ada juga yang mengerti bagaimana caranya mengakrualkan suatu biaya secara
teknis, tetapi belum sungguh-sungguh paham konsep akrual, sehingga penerapannya
dilakukan hanya berdasarkan apa yang dihafalkan saja (entah diperoleh dari masa
kuliah atau apa yang pernah diberi tahu atasannya saat bekerja).
Hasilnya Penerapan akrual menjadi tidak konsisten (beberapa jenis transaksi yang
mestinya diakrualkan tetapi tidak dilakukan).
Ada 2 alasan utama mengapa suatu biaya perlu diakrualkan:
1. Mematuhi Prinsip Kesesuaian (matching principle)
Secara umum penerapan konsep akrual berangkat dari keinginan untuk mematuhi
prinsip kesesuaian (the matching principle), yang mengamanatkan agar: setiap biaya
yang diakui bisa dihubungkan dengan revenue (pendapatan) yang dihasilkan pada
periode yang sama. “Bonus” misalnya, bisa saja diakui sekaligus pada saat
dibayarkan, tetapi cara itu membuat biaya bonus menjadi tidak sesuai (tidak
matching) dengan revenue yang sudah timbul (dan diakui) sejak bulan Januari hingga
Desember.
40
Idealnya, biaya bonus diakui setiap bulan secara proporsional dari Januari
sampai dengan Desember sehingga teralokasi ke revenue di masing-masing bulan,
dengan cara diakrualkan.
2. Mematuhi Prinsip Kehati-hatian (conservatism principle)
Penerapan konsep akrual juga didorong oleh prinsip kehati-hatian, yang
mengamanatkan agar: aktiva (assets) tidak lebih diakui (overstated) di satu sisinya,
dan kewajiban (liability) tidak kurang diakui (understated) di sisi lainnya. Salah satu
wujud dari penerapan prinsip kehati-hatian ini adalah dengan tidak boleh terlambat
mengakui kewajiban (liability).
Sepanjang kemungkinan terjadinya hampir mendekati pasti, kewajiban sudah
harus diakui meskipun nilai nominalnya belum diketahui secara pasti. “Bonus”
misalnya, sudah pasti akan terjadi tahun ini, dan sesungguhnya sudah menjadi hak
pegawai sejak Januari.
Dengan kata lain, perusahaan sudah memiliki kewajiban sejak Januari. Tetapi
karena angka pastinya belum diketahui, maka belum disebut sebagai “Utang Bonus”,
melainkan disebut sebagai “bonus diakrualkan” (accrued bonus).
Secara garis besar, segala bentuk biaya/beban yang sifatnya rutin dan
dibayarkan sekaligus pada suatu bulan dalam setahu sementara memberi manfaat
untuk semua bulan di sepanjang tahun mestinya diakrualkan, sehingga prinsip
kesesuaian dan kehati-hatian selalu terjaga secara konsisten. Kecuali bila nilai
nominalnya samasekali tidak bisa diperkirakan.
Untuk lebih konkretnya, berikut adalah beberapa contoh biaya yang lumrah
diakrualkan antara lain:
41
1. Bonus Diakrualkan
Jika pemberian bonus kepada pegawai sudah menjadi program tetap, berarti
pemberian bonus sudah pasti akan terjadi. Untuk itu perusahaan tidak perlu
menunggu hingga bonus sepenuhnya menjadi hak pegawai baru diakui sebagai biaya
dan kewajiban secara sekaligus menjelang dibagikan. Perusahaan sebaiknya
mengakrualkan bonus tersebut setiap bulan sebesar porsinya, sepanjang nilai
nominalnya bisa diestimasi.
2. Bonus/Komisi Penjualan Diakrualkan
Banyak perusahaan yang memberikan bonus/komisi untuk pegawai salesnya
di akhir tahun. Jika ini sudah pasti akan terjadi, tetapi total nominalnya belum
diketahui secara persis, perusahaan juga perlu mengakrualkan biaya bonus/komisi
ini, sepanjang nilai nominalnya bisa diestimasi. Yang paling lumrah digunakan
sebagai nilai estimasi adalah data tahun sebelumnya. Paling aman, menurut saya:
lihat data sampai beberapa tahun buku sebelumnya, cari nilai total pembayaran yang
paling tinggi, gunakan itu sebagai nilai estimasi.
Bisa jadi komisi/bonus yang diberikan mengandung sayarat tertentu, misalnya:
komisi/bonus dibatalkan jika ada penjualan yang batal. Nah ini juga diperhitungkan
(jadikan pengurang estimasi) dengan melihat data periode-periode sebelumnya.
Mengenai prosedur jurnalnya sama saja. Kecuali nama akunnya yang disesuaikan,
menjadi “Biaya Komisi/Bonus Penjualan” dan “Komisi/Bonus Penjualan
Diakrualkan”.
3. Cuti Diakrualkan
42
Ada perusahaan yang menyediakan penggantian berupa uang untuk setiap hak
cuti yang tidak diambil yang terus diakumulasikan dari tahun ke tahun. Ini juga perlu
diakrualkan, dengan menggunakan estimasi dari data hak cuti yang ditebus dengan
uang di periode-periode sebelumnya. Prosedur penjurnalannya juga sama dengan
yang sebelumnya, kecuali nama akunnya yang disesuaikan.
4. Royalti Diakrualkan
Tidak sedikit perusahaan yang menggunakan royalti yang dimiliki oleh pihak
lain (entah itu perusahaan atau perorangan/designer misalnya). Jika pembayaran
royalti kepada pihak sudah rutin terjadi dan masih akan terus terjadi, maka biaya
royalti juga perlu diakrualkan dengan menggunakan estimasi yang sama. Prosedur
penjurnalannya juga sama, kecuali nama akunnya yang disesuaikan.
5. Pajak Bumi dan Bangunan Diakrualkan
Biasanya pihak perusahaan membayar pajak bumi dan bangunan sekali dalam
setahun dengan nilai nominal yang flutuasinya relatif setabil. Ini juga perlu
diakrualkan setiap bulannya sehingga biaya pajak bumi dan bangunan teralokasi
secara proporsional dari bulan ke bulan (tidak terjadi sekaligus di bulan tertentu).
Prosedur penjurnalannya juga sama, kecuali nama akunnya yang disesuaikan.
4. Arti Penting Laba
4.1.Pengertian Laba
43
Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. yang pertama Laba
dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang
investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang
berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya
kesempatan).
Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga
penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan di antara keduanya adalah dalam hal
pendefinisian biaya.
Kegiatan perusahaan sudah dapat dipastikan berorientasi pada keuntungan
atau laba, menurut Soemarso (2004) Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban
sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode
tertentu. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba sejauh mana suatu
perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai selisih dari
keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang dikeluarkan untuk
proses penjualan selama periode tertentu.
Umumnya peusahaan didirikan untuk mencapai tujuan tertentu yaitu
memperoleh laba yang optimal dengan pengorbanan yang minimal untuk mencapai
hal tertentu perlu adanya perencanaan dan pengendalian dalam setiap aktivitas
usahanya agar perusahaan dapat membiayai seluruh kegiatan yang berlangsung
secara terus menerus.
Pengertian laba menurut Zaky Baridwan (2004) Kenaikan modal (aktiva
bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari
badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan
44
usaha selama satu periode kecuali yang termasuk dari pendapatan (revenue) atau
investasi oleh pemilik.
Sedangkan menurut Henry Simamora (2002) Laba adalah perbandingan
antara pendapatan dengan beban jikalau pendapatan melebihi beban maka hasilnya
adalah laba bersih.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laba berasal dari semua
transaksi atau kejadian yang terjadi pada badan usaha dan akan mempengaruhi
kegiatan perusahaan pada periode tertentu dan laba di dapat dari selisih antara
pendapatan dengan beban, apabila pendapatan lebih besar dari pada beban maka
perusahaan akan mendapatkan laba apabila terjadi sebaliknya maka perusahaan
mendapatkan rugi.
4.2. Penentuan Laba
Secara operasional laba akuntansi dapat didefinisikan sebagai perbedaan
antara pendapatan yang direalisasikan yang timbul dari transaksi periode tersebut
dengan biaya historis yang sepadan dengannya.
Dari definisi diatas jelas bahwa laba akuntansi didasarkan pada prinsip
pendapatan dan membutuhkan konsep, pengukuran dan pengakuan pendapatan.
Prinsip realisasi merupakan pengujian bagi pengakuan pendapatan dan karena itu
penting dalam pengakuan laba. Demikian pula terhadap beban, bahwa akuntansi
membutuhan beban dalam bentuk biaya historis.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, penentuan besarnya laba akuntansi dapat
ditempuh dengan suatu cara yang disebut matching of cost with revenue yang
tercermin dalam laporan laba rugi (income statement).
45
Karena pendapatan dan beban dicatat secara terpisah dan penerimaan atau
pembayaran atas barang dan jasa tidak bersamaan dengan proses penyerahannya dan
penagihan, maka konsep matching sangat diperlukan. Hal yang perlu diperhatikan
dalam konsep matching ini adalah masalah pisah batas (cut off) yang tepat dan
konsisten baik terhadap pendapatan maupun beban.
Laporan laba rugi yang disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
harus dapat memberikan suatu informasi yang berguna untuk berbagai pihak yang
berkepentingan, sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Di Indonesia Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang dipakai saat ini
sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan merupakan penyempurnaan atas PAI
tahun 1984. Perlu diperhatikan, walaupun dalam hal ini SAK telah dijadikan sebagai
pedoman dalam penyusunan perhitungan laba rugi dalam suatu periode dan
penilalain aktiva, kewajiban dan ekuitas suatu perusahaan, telah cukup jelas dan
dapat dipertanggungjawabkan, tetapi bukan berarti laba rugi yang diperhitungkan
benar dan bebas dari kesalahan. Penghitungan laba rugi menurut SAK hanyalah
sampai pada batas yang wajar dengan tingkat kesalahan yang tidak material.
Yang menjadi masalah dalam penyusunan atau perhitungan laba rugi adalah
dalam hal penyajian laba rugi insidentil (extra ordinary atau pos-pos luar biasa).
Menurut All Inclusive Concept of Income, laba rugi insidentil dapat dilaporkan dalam
perhitungan laba-rugi, sedangkan menurut Current Operating of Income, Laba rugi
insidentil dilaporkan pada laba ditahan. Dalam perkembangan praktek akuntansi di
Indonesia dewasa ini, Indonesia menganut konsep All Inclusive concept of income.
46
5. Konsep Perbankan
5.1. Pengertian dan Fungsi Perbankan
Istilah bank (dalam bahasa Arab tersebut mashraf) berasal dari bahasa Italia
yaitu banko. Mulanya kegiatanini dilakukan dengan cara meletakkan uang penukar di
atas meja di tempat-tempat umum. Meja tempat meletekkan uang itulah yang disebut
banko. Dengan demikian, istilah bank merupakan pengembangan lebih lanjut dari
istilah banko, yang sebenarnya dimaksudkan sebagai simbol bagi alat pertukaran
(Lubis, 2000).
Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan yang
dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (pasal 1 angka 1).
Pengertian bank tersebut dilihat dari segi definisi. Sehingga dapat
dikemukakan dari definisi tersebut bahwa bank merupakan perusahaan yang
memperdagangkan utang piutang, baik berupa uang sendiri maupun uang
masyarakat, dan memperedarkan uang tersebut untuk kepentingan umum.
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, yang
dimaksud dengan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
47
Dari pengertian di atas dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank
merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan. Artinya aktifitas
perbankan selalu terkait dengan masalah keuangan.
Menurut M. Amin Aziz (1992) ciri-ciri bank syariah ada lima. Yang pertama,
keuntungan dan beban biaya yang disepakati tidak kaku dan ditentukan berdasarkan
kelayakan tanggungan resiko dan korbanan masing-masing. Yang kedua, beban
biaya dikenakan sampai batas waktu kontrak, maka sisa huatang selelpas kontrak
harus dilakukan kontrak baru. Yang ketiga, penggunaan prosentase untuka
perhitungan keuntungan dan biaya administrasi selalu dihindarkan karena
mengandung potensi melipatgandakan.
Yang keempat, bank syariah tidak mengenal keuntungan pasti ( fixed return)
karena kepastian ditentukan sesudah memperoleh untung bukan sebelumnya. Dan
yang kelima, bank syariah pada dasarnya tidak memberikan pinjaman berupa uang
tunai tetapi berupa pembiayaan atau talangan dan untuk pengadaan barang dan jasa
(Usman, 2002).
Beberapa perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional diuraikan
pada tabel 2.1. sedangkan dari segi operasional perbedaannya dapat dilihat dari
imbalan berupa bagi hasil pada bank syariah dan bunga pada bank konvensional yang
dijelaskan dalam tabel 2.2
48
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syari’ah dengan Bank Konvensional
Bank Syari’ah Bank konvensional
1. Mendasarkan perhitungan pada
margin keuntungan.
2. Tidak saja berorientasi pada
keuntungan (profit oriented)
tetapi juga pada falah oriented.
3. Melakukan hubungan dengan
nasabah dalam bentuk
hubungan kemitraan.
4. Meletakkan penggunaan dana
secara riil (user of real funds).
5. Melakukan investasi-investasi
yang halal saja.
6. Melakukan pengarahan dan
penyaluran dana harus sesuai
pendapat Dewan Pengawas
Syari’ah.
1. Memakai perangkat bunga.
2. Semata-mata berorientasi pada
keuntungan saja (profit
oriented).
3. Melakukan hubungan dengan
nasabah dalam bentuk
hubungan debitur-kreditur.
4. Sebagai creator of money
supplay.
5. Melakukan investasi halal dan
haram.
6. Tidak terdapat dewan
pengawas.
(Sumber: Karnaen P. Dan Antonio, 1992: 2-3 dalam Rachmadi Usman, 2002)
Tabel 2.2
Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga
Bagi Hasil Bunga
49
1. Penentuan besarnya rasio bagi hasil dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi.
2. Besarnya rasio bagi hasil
berdasarkan keuntungan yang
diperoleh.
3. Bagi hasil bergantungan pada
keuntungan proyek yang
dijalankan sekiranya itu tidak
mendapatkan keuntungan maka
kerugian akan ditanggung
bersama oleh kedua pihak.
4. Jumlah pembagian laba
meningkat sesuai peningkatan
jumlah pendapatan.
5. Tidak ada yang meragukan
keabsahan keuntungan bagi
hasil.
1. Penentuan bunga ditentukan pada waktu akad tanpa
berpedoman pada untung rugi.
2. Besarnya prosentase bunga
berdasarkan pada jumlah uang
(modal) yang dipinjamkan.
3. Pembayarn bunga tetap
seperti yang dijanjikan tanpa
pertimbangan apakah proyek
yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi.
4. Jumlah pembayaran bungan
tidak meningkat sekalipun
jumlah keuntungan berlipat.
5. Eksistensi bungan diragukan.
(Sumber : Karnaen P. Dan Antonio, 1992: 52, dalam Rachmadi Usman, 2002)
Bank konvensioanal dalam mekanismenya menggunakan instrumen bunga,
sedangkan dalam bank syari’ah menggunakan sistem bagi hasil. Menurut terminologi
asing (Inggris) bagi hasil dikenal dengan profit sharing yang diartikan dalam kamus
ekonomi sebagi pembagian laba.
Secara definitif profit sharing berarti distribusi beberapa bagian dari laba pada
suatu entitas. Lebih lanjut hal itu dapat berbentuk suatu bonus uang tahunan
berdasarkan laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya atau berbentuk
pembayaran mingguan.
Pada bank syari’ah mekanisme pendapatan bagi hasil berlaku untuk produk-
produk penyertaan, baik menyeluruh maupun sebagian, atau bentuk korporasi
(kerjasama). Keuntungan yang dibagihasilkan harus dibagi secara proporsional antara
mitra dengan bank syari’ah.
5.2. Pengertian dan Fungsi Bank Syariah
50
Banyak pendapat dan tanggapan di kalangan para ahli baik klasik maupun
kontemporer mengenai bunga bank sama dengan riba atau tidak. Berikut ini beberapa
pengertian bunga bank dan riba. Secara leksikal, bungan sebagai terjemahan dari kata
interest.
Secara Istilah sebagaimana dalam suatu kamus dinyatakan bahwa “ interest is a
charge for financial loan, usually a percentage ofthe amount loaned”, bunga adalah
tanggungan pada pinjaman uang, yang biasanya dinyatakan dengan prosentase dari
uang yang dipinjamkan. Sementara pendapat lain menyatakan interest (bunga) yaitu
sejumlah uang yang dibayar atau dikalkulasi untuk penggunaan modal, jumlah tersebut
misalnya dinyatakan dalam satu tingkat atau prosentase modal yang bersangkut paut
dengan itu yang dinamakan suku bunga modal (Muhammad, 2002)
Timbul permasalahan, apakah bunga sama dengan riba. Untuk memberikan
jawaban atas pertanyaan tersebut berikut ini beberapa pengertian riba. Ar-riba atau Al-
Rima makna asalnya ialah tambah, tumbuh, dan subur. Adapun pengertian tambah
dalam konteks riba ialah tambahan uang atas modal yang diperoleh dengan cara yang
tidak dibenarkan syariat Islam, apakah tambahan tersebut berjumlah sedikit maupun
banyak.
Riba sering diterjemahkan dalam bahasa Inggris sebagai “usury” yang artinya
“the act of lending money at an exorbitant or illegal rate of interest”. Sementara para
ahli fiqih mendefinisikan riba dengan kelebihan harta dalam suatu muamalah dengan
tidak ada imbalan / gantinya.
Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syari’ah
yang dimaksud dengan Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan
51
kegiatanusahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurutjenisnya terdiri atas Bank
Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Dengan demikian pendirian bank syari’ah dilatarbelakangi oleh keinginan
umat Islam untuk menhgindari larangan riba dalam kegiatan muamalah, sehingaga
akan diperoleh kesejahteraan lahir dan batin melalui kegiatan muamalah yang sesuai
dengan prinsip syariah. Selain itu, dengan sendirinya uamt Islam mempunyai pilihan
dalam mempergunakan jasa perbankan yang dirasakannya lebih sesuai dengan prinsip
dan kaidah hukum Islam (Usman, 2002).
Istilah lain yang digunakan untuk sebutan bank Islam adalah bank syri’ah.
Secara akademik istilah Islam dan syari’ah memang mempunyai pengertian yang
berbeda. Namun, secara teknis untuk penyebutan bank Islam dan bank syari’ah
mempunyai pengertian yang sama.
Adapun tujuan didirikannya bank syari’ah itu sendiri adalah :
1. Menyediakan lembaga keuangan perbankan sebagai sarana meningkatkan kualitas
kehidupan sosial ekonomi masyarakat banyak.
2. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan, terutama dalam
bidang ekonomi.
3. Mengembangkan lembaga dan sistem perbankan yang sehat berdasarkan efisiensi
dan keadilan yang akan mampu meningkatkan partisipasi masyarakat hingga ke
daerah-daerah terpencil.
4. Mendidik dan membimbing masyarakat secara tidak langsung untuk berpikir
ekonomis dan berperilaku bisnis dalam hidupnya.
52
5. Berusaha membuktikan bahwa konsep perbankan menurut syariat Islam dapat
beroperasi, tumbuh dan berkembang melebihi bank-bank dengan sistem lain (Aziz
, 1992 dalam Usman, 2002).
5.3. Produk Bank Syariah
Secara garis besar produk perbankan syariah dapat dibagi menjadi 3 yaitu Produk
penyaluran dana, produk penghimpunan dana, dan produk jasa yang diberikan bank
kepada nasabahnya.
a) Produk Penyaluran Dana
Prinsip Jual Beli (Ba’i) Jual beli dilaksanakan karena adanya
pemindahan kepemilikan barang. Keuntungan bank disebutkan di
depan dan termasuk harga dari harga yang dijual. Terdapat 3 jenis jual
beli dalam pembiayaan modal kerja dan investasi dalam bank syariah,
yaitu:
Ba’i Al Murabahah Jual beli dengan harga asalditambah
keuntugan yang disepakati antara pihak bank dgn nasabah,
dalam hal ini bank menyebutkan harga barang kepada nasabah
yang kemudian bank memberikan laba dalam jumlah tertentu
sesuai dengan kesepakatan.
Ba’i Assalam Dalam jual beli ini nasabah sebagai pembeli dan
pemesan memberikan uangnya di tempat akad sesuai dengan
harga barang yang dipesan dan sifat barang telah disebutkan
sebelumnya. Uang yang tadi diserahkan menjadi tanggungan
53
bank sebagai penerima pesanan dan pembayaran dilakukan
dengan segera.
Ba’i Al Istishna Merupakan bagian dari Ba’i Asslam namun
ba’i al ishtishna biasa digunakan dalam bidang manufaktur.
Seluruh ketentuan Ba’i Al Ishtishna mengikuti Ba’i Assalam
namun pembayaran dapat dilakukan beberapa kali pembayaran.
Prinsip Sewa (Ijarah) Ijarah adalah kesepakatan pemindahan hak
guna atas barang atau jasa melalui sewa tanpa diikuti pemindahan
kepemilikan atas barang yang disewa. Dalam hal ini bank meyewakan
peralatan kepada nasabah dengan biaya yang telah ditetapkan secara
pasti sebelumnya.
Prinsip Bagi Hasil (Syirkah) Dalam prinsip bagi hasil terdapat 2
macam produk, yaitu:
Musyarakah
Musyarakah adalah salah satu produk bank syariah yang mana
terdapat 2 pihak atau lebih yang bekerjasama untuk meningkatkan
aset yang dimiliki bersama dimana seluruh pihak memadukan sumber
daya yang mereka miliki baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud.
Dalam hal ini seluruh pihak yang bekerjasama memberikan
kontribusi yang dimiliki baik itu dana, barang, skill, ataupun aset-aset
lainnya. Yang menjadi ketentuan dalam musyarakah adalah pemilik
54
modal berhak dalam menetukan kebijakan usaha yang dijalankan
pelaksana proyek.
Mudharabah
Mudharabah adalah kerjasama 2 orang atau lebih dimana pemilik
modal memberikan memepercayakan sejumlah modal kepada
pengelola dengan perjanjian pembagian keuntungan.
Perbedaan yang mendasar antara musyarakah dengan mudharabah
adalah kontribusi atas manajemen dan keuangan pada musyarakah
diberikan dan dimiliki 2 orang atau lebih, sedangkan pada
mudharabah modal hanya dimiliki satu pihak saja.
b) Produk Penghimpuan Dana
Produk penghimpunan dana pada bank syariah meliputi giro,
tabungan, dan deposito. Prinsip yang diterapkan dalam bank syariah
adalah:
Prinsip Wadiah
Penerapan prinsip wadiah yang dilakukan adalah wadiah yad
dhamanah yang diterapkan pada rekaning produk giro. Berbeda
dengan wadiah amanah, dimana pihak yang dititipi (bank)
bertanggung jawab atas keutuhan harta titipan sehingga ia boleh
memanfaatkan harta titipan tersebut. Sedangkan pada wadiah amanah
harta titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh yang dititipi.
Prinsip Mudharabah
55
Dalam prinsip mudharabah, penyimpan atau deposan bertindak
sebagai pemilik modal sedangkan bank bertindak sebagai pengelola.
Dana yang tersimpan kemudian oleh bank digunakan untuk
melakukan pembiayaan, dalam hal ini apabila bank menggunakannya
untuk pembiayaan mudharabah, maka bank bertanggung jawab atas
kerugian yang mungkin terjadi.
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak penyimpan,
maka prinsip mudharabah dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Mudharabah mutlaqah: prinsipnya dapat berupa tabungan dan deposito,
sehingga ada 2 jenis yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah.
Tidak ada pemabatasan bagi bank utk menggunakan dana yang telah
terhimpun.
Mudharabah muqayyadah on balance sheet: jenis ini adalah simpanan
khusus dan pemilik dapat menetapkan syarat-syarat khusus yang harus
dipatuhi oleh bank, sebagai contoh disyaratkan untuk bisnis tertentu, atau
untuk akad tertentu.
Mudharabah muqayyadah off balance sheet: Yaitu penyaluran dana langsung
kepada pelaksana usaha dan bank sebagai perantara pemilik dana dengan
pelaksana usaha. Pelaksana usaha juga dapat mengajukan syarat-syarat
tertentu yang harus dipatuhi bank untuk menentukan jenis usaha dan
pelaksana usahanya.
c) Produk Jasa
56
Selain dapat melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana,
bank juga dapat memberikan jasa kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan
berupa sewa atau keuntungan, jasa tersebut antara lain:
1. Sharf (Jual Beli Valuta Asing) adalah jual beli mata uang yg tdk sejenis
namun harus dilakukan pada waktu yang sama (spot). Bank mengambil
keuntungan untuk jasa jual beli tersebut.
2. Ijarah (Sewa) adalah menyewakan simpanan (safe deposit box) dan jasa
tata-laksana administrasi dokumen (custodian), dalam hal ini bank
mendapatkan imbalan sewa dari jasa tersebut.
5.4. Pengakuan Pendapatan dan Beban Menurut PSAK 23 (revisi 2010)
tentang Perbankan
Secara definisi, pendapatan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Sesuatu dikatakan sebagai pendapatan jika berasal dari:
- Penjualan barang
- Penjualan jasa
- Penggunaan asset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga,
royalty, dan deviden.
Penjualan barang ini meliputi barang yang diproduksi (manufactured) atau
barang yang dibeli dengan tujuan dijual kembali dalam suatu siklus operasi entitas.
57
Untuk pendapatan yang dihasilkan dari aktivitas sewa menyewa tidak dijelaskan dalam
pembahasan ini karena ada PSAK tersendiri yang membahas tentang hal tersebut.
Menurut kriteria pengakuan pendapatan yang terdapat dalam PSAK 23, suatu
entitas dapat mengakui pendapatan jika memenuhi kriteria di bawah ini:
Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli.
Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual.
Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal
Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut
mengalir ke entitas dan,
Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan
tersebut dapat diukur secara handal.
Sedangkan menurut IAS 18, pendapatan dapat diakui oleh entitas ketika risiko
yang melekat pada barang atau jasa telah berpindah ke pembeli atau pengguna jasa. Hal
ini agaknya sedikit lebih longgar dibandingkan dengan ketentuan yang diterapkan oleh
US-GAAP sebelumnya dimana pendapatan diakui ketika sudah memenuhi dua kriteria
yaitu earned dan realized selama kedua kriteria tersebut belum terpenuhi maka entitas
belum dapat mengakui pendapatan, tetapi tetap harus mengakui beban yang timbul dari
usaha memperoleh pendapatan tersebut.
58
IFRS dalam IAS 18 menyebutkan bahwa entitas harus memenuhi dua kriteria
yang tidak boleh dipisahkan dalam mengakui pendapatan yaitu:
a) Risiko yang melekat pada pada barang dan jasa (yang diperjualbelikan) berpindah ke
pembeli
b) Ketentuan a akan tidak berlaku jika barang atau jasa yang diserahkan secara penuh
(dan risiko yang melekat pada barang/jasa tersebut berpindah ke pembeli) namun
kepastian pembayaran dari pembeli tidak dapat di ukur secara handal, maka entitas
belum dapat mengakuinya sebagai pendapatan.
Dalam hal ini ada yang berpendapat bahwa ketentuan IAS 18 tentang kriteria
pengakuan pendapatan lebih mengarah ke cash basis, tapi menurut bijak saya disini
memang bisa diidentifikasikan mengarah ke cash basis, tetapi bisa juga diterapkan untuk
accrual basis karena jika suatu entitas bisa mengidentifikasikan dengan handal
berapakah jumlah pendapatan yang akan di terima dan berapakah jumlah biaya yang
timbul atas transksi tersebut maka entitas bisa mengakui pendapatan tidak terpaku pada
berapakah jumlah yang telah diterima oleh entitas tersebut.
Pada kasus lain, biasanya ketika terjadi penjualan barang disertakan perjanjian
mengenai retur karena barang rusak atau barang tidak sesuai dengan spesifikasi yang
diminta oleh pembeli, dalam hal ini menurut ketentuan PSAK 23 dan IAS 18, penjual
bisa saja mengakui pendapatan atas penjualan barang tersebut selama:
1. Penjual bisa mengestimasi berapakah jumlah retur secara handal
2. Biaya yang menyertai penjualan dan retur tersebut bisa diestimasi
59
Jika kedua kriteria diatas tidak bisa dipenuhi oleh penjual maka penjual belum
bisa mengakui pendapatan, namun biaya yang timbul dalam rangka memperoleh
pendapatan harus diakui sebagai beban berjalan.
Penentuan kapan entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan
secara signifikan kepada pembeli memerlukan pengujian. Pada umumnya, pemindahan
risiko dan manfaat kepemilikan terjadi pada saat yang bersamaan dengan pemindahan
hak milik atau penguasaan atas barang tersebut kepada pembeli. Seperti misalnya pada
transaksi penjualan secara ecer, dalam kasus lain pemindahan risiko dan manfaat
kepemilikan terjadi pada saat yang berbeda dengan pemindahan hak milik atau
penguasaan atas barang tersebut. Jika entitas menahan risiko signifikan dari kepemilikan,
maka transaksi tersebut bukanlah penjualan dan pendapatan tidak diakui. Entitas dapat
menahan risiko dan manfaat kepemilikan secara signifikan dalam berbagai cara,
diantaranya adalah:
a. Jika entitas menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu hal yang
tidak memuaskan yang tidak dijamin oleh ketentuan jaminan normal.
b. Jika penerimaan pendapatan dari penjualan bergantung pada pendapatan
pembeli dari penjualan barang yang bersangkutan.
c. Jika pengiriman barang barang bergantung pada instalasinya dan instalasi
tersebut merupakan bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan
entitas dan
60
d. Jika pembeli berhak membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang
ditentukan dalam kontrak dan entitas tidak dapat memastikan apakah akan terjadi
retur.
Sebaliknya jika entitas yang menjual barang hanya menahan risiko tidak signifikan
atas kepemilikan, maka transaksi tersebut adalah penjualan dan pendapatan dapat diakui.
Misalnya entitas yang hanya menahan risiko yang tidak signifikan dari kepemilikan
dalam hal penjualan eceran dengan syarat dapat dikembalikan jika pelanggan tidak puas
dan penjual dapat mengestimasi secara handal berapakah jumlah penjualan yang kembali
(jumlah retur) berdasarkan data historis yang ada.
Jika dalam suatu transaksi penjual tidak dapat mengestimasi berapakah jumlah
penjualan yang mungkin akan terjadi dan penjual juga tidak bisa mengestimasi
berapakah biaya yang timbul setiap imbalan yang masuk atas penjualan tersebut tidak
boleh diakui sebagai pendapatan tetapi diakui sebagai kewajiban (pendapatan diterima
dimuka, dicatat disisi kewajiban).
Pada penjualan jasa, kriteria yang ditentukan sama dengan penjualan barang
yang telah dijelaskan diatas, namun untuk penjualan jasa konstruksi diatur tersendiri
pada PSAK 34 “Akuntansi Kontrak Konstruksi”.
Diatas disebutkan bahwa PSAK 23 ini juga mengatur pendapatan yang berupa
bunga, royalty, dan dividen. Kriteria pengakuan pendapatan untuk ketiga hal ini secara
garis besar masih sama dengan kriteria pengakuan pendapatan yang telah dijelaskan
diatas, namun secara spesifik bunga, royalty dan dividen bisa diakui sebagai pendapatan
61
jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
mengalir ke entitas;dan Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal.
Pendapatan diakui dengan dasar sebagai berikut:
1. Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif sebagaimana dijelaskan
dalam PSAK 55 (revisi 2006). Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran .
2. Royalti diakui dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan;dan
3. Dividen diakui jika pemegang hak saham pasti akan mendapatkan pembayaran
yang telah ditetapkan sesuai dengan perjanjian.
Ketentuan lain menyebutkan jika pendapatan bunga yang belum dibayar telah
diakru sebelum pembelian investasi yang berbunga, maka penerimaan bunga kemudian
dialokasikan antara periode sebelum dan sesudah pembelian dan hanya bagian setelah
pembelian yang diakui sebagai pendapatan. Royalti diakru sesuai dengan syarat
perjanjian yang relevan dan pendapatan juga diakui umumnya dengan dasar tersebut
kecuali dengan memperhatikan substansi perjanjian akan lebih sesuai untuk mengakui
pendapatan atas dasar sistematis dan rasional lain.
Setalah pembahasan mengenai kapan pendapatan bisa diakui, selanjutnya sebagai
pelengkap akan disampaikan juga mengenai pengungkapan pendapatan. Dalam hal
pengungkapan pendapatan di dalam laporan keuangan, entitas harus mengungkapkan
beberapa hal berikut ini:
62
a. Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk
metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi
penjualan jasa
b. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode
tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari: penjualan barang, penjualan
jasa, bunga, royalti, dan dividen.
c. Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup
dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan.
C. Kerangka Pikir
Ada beberapa faktor persamaan dan perbedaan pada Bank Umum Syariah dan
Bank Umum Konvensional dalam pendapatan dan beban (expense) pada laporan
keuangan antara lain adalah PSAK no. 101-110, PSAK no. 31, pengukuran pendapatan
dan beban (expense), dan pengakuan pendapatan dan beban (expense).
63
Mulai
Kerangka Pikir
Transaksi Pendapatan dan Beban
( Expense ) Usaha
Bank Syariah Bank Konvensional
PSAK No.101 – 110 PSAK No. 31
64
Apakah Sama atau Beda ?
Pengukuran pendapatan Pengakuan Pendapatan
dan Beban ( Expense ) dan Beban ( Expense )
Selesai
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Sumber : Modifikasi dari Penelitian Terdahulu
D. Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang harus di buktikan kebenarannya atau
dapat dikatakan proporsisi tentative tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. (
Masyhuri dan Zainudin, 2009)
Hipotesis berupa pernyataan mengenai konsep yang dapat dinilai benar atau salah
jika menunjukan pada suatu fenomena yang diamati dan diuji secara empiris. Fungsi dari
hipotesis adalag sebagai pedoman untuk dapat mengarahkan penelitian agar sesuai dengan
yang kita harapkan (Kuncoro, 2003) .
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :
65
H01 = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada Pendapatan operasional utama
(POU) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan
Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
Ha1 = Ada perbedaan yang signifikan pada Pendapatan operasional utama (POU)
jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank
Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
H02 = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada Pendapatan operasional lainnya
(POL) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan
Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
Ha2 = Ada perbedaan yang signifikan pada Pendapatan operasional lainnya
(POL) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan
Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
H03 = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada Pendapatan non operasional
(PNON) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah
dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
Ha3 = Ada perbedaan yang signifikan pada Pendapatan non operasional (PNON)
jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank
Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
66
H04 = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada Beban operasional (BOP) jika
dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank
Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
Ha4 = Ada perbedaan yang signifikan pada Beban operasional (BOP) jika dilihat
dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum
Konvensional selama periode 2011-2013.
H05 = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada Beban non operasional
(BNON) jika dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah
dan Bank Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
Ha5 = Ada perbedaan yang signifikan pada Beban non operasional (BNON) jika
dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank
Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
H06 = Tidak ada perbedaan yang signifikan pada Beban promosi (BPRO) jika
dilihat dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank
Umum Konvensional selama periode 2011-2013.
H6 = Ada perbedaan yang signifikan pada Beban promosi (BPRO) jika dilihat
dari Laporan Laba Rugi pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum
Konvensional selama periode 2011-2013.
67
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Adapun variabel-variabel dalam penelitian
ini adalah :
a. Variabel Bebas (Independen)
Variabel ini sering disebut variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam
bahasa indonesia disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat) (Sugiyono, 2009).
b. Variabel terikat (Dependen)
Variabel dependen disebut juga variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam
bahasa indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009).
B. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2009), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan menurut
Bawono (2006), populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek penelitian untuk
dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh peneliti.
68
Menurut Bawono (2006), Sampel adalah objek atau subjek penelitian yang dipilih
guna mewakili keseluruhan dari populasi. Hal ini dilakukan untuk menghemat waktu dan
biaya. Sehingga didalam menentukan sampel harus hati-hati, karena kesimpulan yang
dihasilkan, nantinya merupakan kesimpulan dari populasi.
C. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Arikunto, (2006) teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan
oleh peneliti untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Dalam penggunaan tenik
pengumpulan data, peneliti memerlukan instrumen yaitu alat bantu agar pengerjaan
pengumpulan data menjadi lebih mudah. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
1. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen-dokumen atau arsip-
arsip yang berkaitan dengan objek penelitian. Data juga diperoleh melalui website BI,
data yang diambil berupa informasi mengenai laporan Laba Rugi Bank Syariah dan Bank
konvensional dan beberapa data lain yang menunjang penelitian. Hasil dari dokumentasi
ini berupa data kualitatif dan kuantatif yang bersumber dari data sekunder.
2. Replikasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara mereplika penelitian-penelitian sebelumnya
yang mempunyai konsep dan tujuan yang hampir sama. Penulis mereplikasi dari
beberapa penelitian yang dilakukan oleh Sapto Amal D. (2004), Nani Cahyani dan Morita
(2009), M. Danial dan Triandi (2009), Sugianto W. dan Tan Ming Kuang (2011), dan
Wahyu S.R. dan Elly (2012).
69
3. Kepustakaan
Yaitu suatu metode yang menghasilkan data sekunder dilakukan dengan cara
membaca buku-buku jurnal, majalah, surat kabar, literatur-literatur lain, internet dan
lainnya yang relevan dengan masalah ini sehingga menunjang untuk dijadikan referensi.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:
1. Jenis Data
Dalam penelitian ini, penyusun menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut
Mudrajat kuncoro (2003) dimana pendekatan ini menekankan analisisnya pada data-data
numerik (angka).
Penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang
penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas. Walaupun
populasi penelitian besar, tetapi dengan mudah dapat dianalisis, baik melalui rumus-
rumus statistik maupun komputer. Jadi pemecahan masalahnya didominasi oleh peran
statistik (Masyhuri dan Zainudin, 2009).
Digunakan pendekatan kuantitatif karena dalam penelitian ini ingin mengetahui
perbedaan pengakuan pendapatan dan beban (expense) Bank Syariah dan Bank
Konvensional, dan jenis data yang digunakan adalah studi komparasi karena penelitian ini
ingin mengetahui adakah perbedaan signifikan antara pengakuan pendapatan dan beban
(expense) Bank Syariah dan Bank Konvensional selama periode 2011-2013.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder,
data yang digunakan antara lain tabel laporan Laba Rugi Bank Syariah dan Bank
70
Konvensional selama periode 2011-2013. Serta data lain yang diperoleh dari literature,
seperti buku, jurnal, koran, dan lain sebagainya.
E. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Laporan
Keuangan Laba Rugi. Analisis didasarkan pada data yang bersifat kuantitatif yaitu data yang
berupa Laporan Keuangan Laba Rugi dan yang digunakan adalah rekening-rekening yang
terkait dengan pendapatan dan beban (expense). Laporan Keuangan Laba Rugi bank secera
keseluruhan diketahui dengan cara menjumlahkan seluruh rekening-rekening yang terkait
dengan pendapatan dan beban (expense) yang sebelumnya telah diberi bobot nilai tertentu.
Selanjutnya dengan menggunakan program MS Excel, skor masing-masing variabel tersebut
dijumlahkan.
Setelah itu data diolah menggunakan program SPSS, pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan teknik statistik yang berupa uji beda dua rata-rata (Independent Sample t-Test).
Uji t sample bebas digunakan untuk membandingkan rata-rata dua kelompok kasus
(Sarwono, 2012). Tujuan dari uji hipotesis yang berupa uji beda dua rata-rata pada penelitian
ini adalah untuk menerima atau menolak hipotesis yang telah dibuat. Teknik statistik t-test
merupakan teknik statistic parametris yang digunakan untuk menguji komparasi data rasio
atau interval (Sugiyono, 2003).
Untuk menguji apakah varians populasi kedua sample tersebut sama (equal varians
assumed) dengan melihat nilai levene test. Pengambilan keputusannya adalah jika
71
probabilitas > 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak, artinya varians sama. Sebaliknya jika
probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak artinya varians berbeda ( Ghozali, 2005).
72
BAB IV
ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Laporan Keuangan Bank Umum Syariah (BUS)
Laporan keuangan Bank Umum Syariah terdiri pendapatan dan beban (expense)
yang terdapat pada Laporan Keuangan Perbankan Indonesia yang dipublikasi pada
periode tahun 2011-2013. Variabel laporan keuangannya diketahui dengan cara
menjumlahkan rekening Pendapatan Operasional, Pendapatan Operasional Lainnya,
Pendapatan Non Operasional, Beban Operasional, Beban Lainnya dan Beban Promosi
yang diberi bobot nilai. Selanjutnya dengan menggunakan program MS Excel, nilai
masing-masing variabel tersebut dijumlahkan sebagai berikut :
Tabel 4.1
Laporan keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2011 Keterangan POU POL PNON BOP BNON BPRO
Tahun
2011
Jan 258.098 64.145 1.103 94.299 22.475 2.960
Feb 486.584 105.141 961 186.936 47.527 8.121
Mart 858.492 185.078 1.491 330.265 81.781 14.903
Apr 1.373.246 204.798 1.281 376.525 102.633 16.587
Mei 1.250.870 257.708 1.501 479.971 257.518 20.502
Jun 1.512.310 308.596 3.382 579.442 162.305 26.693
Jul 1.780.581 351.675 3.605 648.892 199.516 32.229
Agt 2.047.733 399.276 5.004 803.565 236.728 37.867
Sep 2.335.408 461.068 5.186 927.142 273.327 44.448
Okt 2.627.587 524.555 5.866 1.050.688 312.677 50.944
Nov 2.926.028 585.913 5.596 1.168.856 350.959 56.922
Des 3.307.562 690.812 5.102 1.360.274 412.475 76.830
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
*Dalam jutaan rupiah
73
Tabel 4.2
Laporan keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2012 Keterangan POU POL PNON BOP BNON BPRO
Tahun
2012
Jan 258.098 64.145 1.103 94.299 22.475 2.960
Feb 486.584 105.141 961 186.936 47.527 8.121
Mart 858.492 185.078 1.491 330.265 81.781 14.903
Apr 1.373.246 204.798 1.281 376.525 102.633 16.587
Mei 1.250.870 257.708 1.501 479.971 257.518 20.502
Jun 1.512.310 308.596 3.382 579.442 162.305 26.693
Jul 1.780.581 351.675 3.605 648.892 199.516 32.229
Agt 2.047.733 399.276 5.004 803.565 236.728 37.867
Sep 2.335.408 461.068 5.186 927.142 273.327 44.448
Okt 2.627.587 524.555 5.866 1.050.688 312.677 50.944
Nov 2.926.028 585.913 5.596 1.168.856 350.959 56.922
Des 3.307.562 690.812 5.102 1.360.274 412.475 76.830
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
*Dalam jutaan rupiah
Tabel 4.3
Laporan keuangan Bank Umum Syariah Tahun 2013 Keterangan POU POL PNON BOP BNON BPRO
Tahun
2013
Jan 322.352 58.216 489 123.291 36.317 965
Feb 631.416 111.943 432 257.562 77.220 5.564
Mart 976.273 189.870 464 403.635 119.520 9.490
Apr 1.310.128 250.560 1.009 544.186 155.932 15.216
Mei 1.634.916 320.298 1.323 689.640 196.048 18.118
Jun 1.999.955 379.989 3.369 857.173 239.725 22.357
Jul 2.351.642 436.281 4.291 1.021.794 289870 29.709
Agt 2.674.903 482.868 5.984 1.185.622 334.036 34.033
Sep 3.057.227 541.603 5.505 1.341.884 378.263 42.679
Okt 3.437.541 603.402 4.619 1.490.580 424.663 47.099
Nov 3.828.007 671.191 5.257 1.645.212 473.791 50.651
Des 4.238.116 749.533 5.124 1.836.487 545.025 64.057
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
*Dalam jutaan rupiah
74
B. Analisis Laporan Keuangan Bank Umum Konvensional (BUK)
Untuk melihat atau mengetahui laporan keuangan Bank Umum Konvensional
diperoleh dari menghitung data masing-masing rekening yang terkait yang terdapat pada
Laporan Keuangan Perbankan Indonesia yang telah dipublikasikan pada periode tahun
2011-2013. Variabel laporan keuangannya diketahui dengan cara menjumlahkan
rekening Pendapatan Operasional, Pendapatan Operasional Lainnya, Pendapatan Non
Operasional, Beban Operasional, Beban Lainnya dan Beban Promosi yang diberi bobot
nilai. Selanjutnya dengan menggunakan program MS Excel, nilai masing-masing variabel
tersebut dijumlahkan sebagai berikut :
Tabel 4.4
Laporan keuangan Bank Umum Konvensional Tahun 2011 Keterangan POU POL PNON BOP BNON BPRO
Tahun
2011
Jan 819.546 138.386 2.241 1.189.057 246.372 25.080
Feb 2.249.854 956.588 2.460 2.606.338 562.321 55.099
Mart 2.403.192 1.189.430 30.778 2.808.779 900.771 98.788
Apr 3.534.829 1.131.764 32.106 4.636.999 1.311.758 147.082
Mei 4.109.103 1.240.559 34.994 5.755.634 1.718.995 197.384
Jun 4.497.522 1.785.341 44.888 6.303.390 2.066.195 251.420
Jul 5.465.428 1.475.159 42.191 8.076.715 2.559.135 309.757
Agt 6.212.766 1.605.863 41.581 9.353.039 2.999.474 411.558
Sep 6.616.755 2.390.946 74.621 9.824.962 3.347.139 433.012
Okt 7.672.302 1.794.700 75.322 11.389.748 3.775.842 507.020
Nov 8.421.191 2.009.769 83.952 12.844.508 4.219.320 579.929
Des 9.201.482 3.227.165 108.829 14.412.747 5.774.903 717.414
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
*Dalam jutaan rupiah
75
Tabel 4.5
Laporan keuangan Bank Umum Konvensional Tahun 2012. Keterangan POU POL PNON BOP BNON BPRO
Tahun
2011
Jan 878.499 137.922 1.183 1.253.870 317.729 32.457
Feb 1.868.383 604.294 739 2.598.895 704.577 75.721
Mart 2.140.942 869.310 51.404 3.173.801 1.091.063 131.830
Apr 3.083.602 817.541 53.509 4.720.245 1.521.238 182.237
Mei 3.808.128 962.723 54.914 5.979.899 2.025.417 243.991
Jun 3.456.936 1.533.993 64.599 6.912.390 2.446.085 298.829
Jul 5.266.190 1.189.108 56.363 8.506.413 2.984.711 365.423
Agt 5.968.273 1.301.185 59.429 9.830.754 3.419.049 450.706
Sep 6.560.424 2.101.503 75.234 10.741.043 3.823.318 496.217
Okt 7.473.894 1.531.795 75.122 12.179.032 4.380.518 568.397
Nov 8.243.804 1.730.798 164.961 13.525.153 4.926.532 633.840
Des 9.240.420 2.474.246 190.812 15.398.600 6.191.129 772.269
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
*Dalam jutaan rupiah
Tabel 4.6
Laporan keuangan Bank Umum Konvensional Tahun 2013 Keterangan POU POL PNON BOP BNON BPRO
Tahun
2013
Jan 1.051.719 290906 1.558 1.802.407 528.911 52.294
Feb 1.695.518 431.383 4.391 3.130.564 1.037.090 109.828
Mart 2.353.074 863.312 11.827 4.131.584 1.608.713 161.446
Apr 3.328.884 766.815 11.160 5.795.476 2.106.261 218.608
Mei 4.147.516 928.105 12.876 7.286.521 2.699.450 298.315
Jun 5.019.948 1602.502 23.706 8.560.983 3.177.567 344.530
Jul 5.890.509 1.200.345 19.383 10.216.734 3.880.606 421.312
Agt 6.773.991 1.321.001 21.475 11.754.161 4.395.275 479.605
Sep 8.003.391 2.197.903 28.202 13.587.479 4.900.381 548.491
Okt 8.591.664 1.589.354 33.779 14.925.239 5.546.296 611.520
Nov 9.388.416 1.760.566 37.175 16.399.713 6.154.148 671.350
Des 10.745.607 2.961.532 75.705 18.567.859 7.313.357 856.685
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
*Dalam jutaan rupiah
76
C. Analisis Hasil Penelitian
1. Hasil Uji Normalitas
Sebelum dilakukan uji beda rata-rata antara Bank Umum Syariah dengan Bank
Umum konvensional terlebih dahulu dilakukan tahapan uji prasyarat yaitu uji
normalitas. Uji normalitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal.
Dikatakan normal jika nilai Kolmogorov-Smirnov Z < Z tabel atau menggukan
Nilai Probability Sig (2 tailed) > α atau sig > 0,05 (Wibowo, 2012). Berdasarkan
pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menggunakan software SPSS versi
16.0, untuk data masing-masing rekening yang terkait dengan pendapatan dan beban
(Expense) diperoleh hasil sebagai berikut:
77
Dari Tabel di atas, dapat dilihat bahwa probability value atau p value pada kolom
Sig. untuk data POU_BUS sebesar 1,000 > 0,05, signifikansi data POL_BUS sebesar
1,000 > 0,05, untuk data PNON_BUS adalah 0,533 > 0,05, data BOP_BUS sebesar
1,000 > 0,05, data BL_BUS adalah 0,998 > 0,05, dan data BPRO_BUS sebesar 0,996
> 0,05. Sedangkan p value pada kolom Sig. untuk POU_BUK sebesar 1,000 > 0,05,
signifikansi data POL_BUK sebesar 0,116 > 0,05, untuk data PNON_BUK adalah
0,328 > 0,05, data BOP_BUK sebesar 1,000 > 0,05, data BL_BUK sebesar 1,000 >
0,05, dan data BPRO_BUK adalah sebesar 1,000 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan
bahwa data semuanya berdistribusi normal karena p > α.
2. Hasil Uji Independent Sample t-test
Berikut ini diuraikan hasil penelitian yang merupakan pengamatan terhadap objek
penelitian, yaitu pendapatan dan beban (expense) Bank Umum Syariah dan Bank
Umum Konvensional periode 2011-2013 dengan menggunakan uji statistic
independent sample t-test, diperoleh hasil perbandingan seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.7
Perbandingan Pendapatan dan Beban (Expense) Bank Umun Syariah dan Bank
Umum Konvensional
Variabel
Bank Umum Syariah Bank Umum Konvensional
Mean Std. Deviation Mean Std. Deviation
POU 1.888706 1.0621606 5.132506 2.8382606
POL 3.631505 2.0328005 280.0833 3.9175602
PNON 3278.6667 2037.38796 54856.1667 4.3510004
BOP 8.085005 4.8100105 8.494406 4.8564706
BL 2.387605 1.4205405 3.083606 1.9107506
BPRO 30372.5833 2.0811504 3.688305 2.3801405
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
78
a. Analisis Variabel Pendapatan Operasional Utama
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa Bank Umum Syariah mempunyai rata-rata
(mean) rekening POU (pendapatan operasional utama) sebesar 1.888706, lebih
kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) POU Bank Umum Konvensional
sebesar 5.132506. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum
Konvensional memiliki pendapatan operasional utama (POU) lebih banyak
dibandingkan dengan Bank Umum Syariah.
b. Analisis Variabel Pendapatan Operasional Lainnya
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa Bank Umum Syariah mempunyai rata-rata
(mean) rekening POL (pendapatan opreasional lainnya) sebesar 3.631505, lebih
kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) POL Bank Umum Konvensional
sebesar 280.0833. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum
Konvensional memiliki pendapatan operasional lainnya (POL) lebih banyak
dibandingkan dengan Bank Umum Syariah.
c. Analisis Variabel Pendapatan Non Operasional
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa Bank Umum Syariah mempunyai rata-rata
(mean) rekening PNON (pendapatan non opreasional) sebesar 3278.6667, lebih
kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) PNON Bank Umum Konvensional
sebesar 54856.1667. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum
Konvensional memiliki pendapatan non operasional (PNON) lebih banyak
dibandingkan dengan Bank Umum Syariah.
79
d. Analisis Variabel Beban Operasional
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa Bank Umum Syariah mempunyai rata-rata
(mean) rekening BOP ( beban opreasional) sebesar 8.085005, lebih kecil
dibandingkan dengan rata-rata (mean) BOP Bank Umum Konvensional sebesar
8.494406. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum
Konvensional memiliki beban operasional (BOP) lebih banyak dibandingkan
dengan Bank Umum Syariah.
e. Analisis Variabel Beban Lainnya
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa Bank Umum Syariah mempunyai rata-rata
(mean) rekening BL ( beban lainnya) sebesar 2.387605, lebih kecil dibandingkan
dengan rata-rata (mean) BL Bank Umum Konvensional sebesar 3.083606. Hal ini
berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum Konvensional memiliki
beban lainnya (BL) lebih banyak dibandingkan dengan Bank Umum Syariah.
f. Analisis Variabel Beban Promosi
Pada tabel 4.5 terlihat bahwa Bank Umum Syariah mempunyai rata-rata
(mean) rekening BPRO (beban promosi) sebesar 30372.5833, lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata (mean) BPRO Bank Umum Konvensional sebesar
3.688305. Hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013 Bank Umum Syariah
memiliki beban promosi (BPRO) lebih banyak dibandingkan dengan Bank Umum
Konvensional.
80
D. Pengujian Hipotesis
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Independent Sample t-Tes
Levenes’s Test For
Equality of Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
POU Equal variances assumed 11.761 .002 -3.708 .001 -3.2438306
Equal variances not assumed -3.708 .002 -3.2438306
POL Equal variances assumed 28.320 .000 6.184 .000 3.6286705
Equal variances not assumed 6.184 .000 3.6286705
PNON Equal variances assumed 9.574 .005 -4.102 .000 -51577.50000
Equal variances not assumed -4.102 .002 -51577.50000
BOP Equal variances assumed 27.875 .000 -5.456 .000 -7.6859206
Equal variances not assumed -5.456 .000 -7.6859206
BL Equal variances assumed 25.413 .000 -5.143 .000 -2.8448706
Equal variances not assumed -5.143 .000 -2.8448706
BPRO Equal variances assumed 25.651 .000 -4.907 .000 -3.3845605
Equal variances not assumed -4.907 .000 -3.3845605
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
1. Variabel Pendapatan Operasional Utama (POU)
Tabel 4.9
Variabel Pendapatan Operasional Utama
Levenes’s Test For
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
POU Equal variances
assumed 11.761 .002 -3.708 .001 -3.2438306
Equal variances
not assumed
-3.708 .002 -3.2438306
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
81
Dari tabel diatas dapat terlihat F hitung untuk POU dengan equal variance assumed
(diasumsi kedua varians sama) adalah 11.761 dengan probabilitas 0.002. Oleh karena
probabilitas data diatas lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan varians pada data perbandingan keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank
Umum Konvensional untuk variabel POU.
Bila kedua varians sama, maka digunakan equal variance not assumed. t hitung
untuk POU dengan menggunakan equal variance not assumed adalah -3.708 dengan
signifikan sebesar 0.002. Oleh karena nilai sig. thitung < ttabel (0.002 < 0.05), maka nilai
tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,002 / 2 = 0,001 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari
0.025 (0.001 < 0.025) maka Ho ditolak. Hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa jika
dilihat dari rekening POU (pendapatan operasional utama) maka pendapatan Bank Umum
Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Dengan demikian H01
ditolak dan Ha1 tidak dapat ditolak, artinya hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan
teori (hipotesis penelitian).
2. Variabel Pendapatan Operasional Lainnya (POL)
Tabel 4.10
Variabel Pendapatan Operasional Lainnya
Levenes’s Test For
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
POL Equal variances
assumed 28.320 .000 6.184 .000 3.6286705
Equal variances
not assumed
6.184 .000 3.6286705
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
82
Dari tabel diatas dapat terlihat F hitung untuk POL dengan equal variance assumed
(diasumsi kedua varians sama) adalah 28.320 dengan probabilitas 0.000. Oleh karena
probabilitas data diatas lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan varians pada data perbandingan keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank
Umum Konvensional untuk variabel POL.
Bila kedua varians sama, maka digunakan equal variance not assumed. t hitung
untuk POL dengan menggunakan equal variance not assumed adalah 6.184 dengan
signifikan sebesar 0.000. Oleh karena nilai sig. thitung < ttabel (0.000 < 0.05), maka nilai
tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 / 2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari
0.025 (0.000 < 0.025) maka Ho ditolak. Hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa jika
dilihat dari rekening POL (pendapatan operasional lainnya) maka pendapatan Bank
Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Dengan demikian
H02 ditolak dan Ha2 tidak dapat ditolak, artinya hasil penelitian yang diperoleh sesuai
dengan teori (hipotesis penelitian).
3. Variabel Pendapatan Non Operasional (PNON)
Tabel 4.11
Variabel Pendapatan Non Operasional
Levenes’s Test For
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
PNON Equal variances
assumed 9.574 .005 -4.102 .000 -51577.50000
Equal variances
not assumed
-4.102 .002 -51577.50000
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
83
Dari tabel diatas dapat terlihat F hitung untuk PNON dengan equal variance
assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 9.574 dengan probabilitas 0.005. Oleh
karena probabilitas data diatas lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan varians pada data perbandingan keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank
Umum Konvensional untuk variabel PNON.
Bila kedua varians sama, maka digunakan equal variance not assumed. t hitung
untuk PNON dengan menggunakan equal variance not assumed adalah -4.102 dengan
signifikan sebesar 0.002. Oleh karena nilai sig. thitung < ttabel (0.002 < 0.05), maka nilai
tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,002 / 2 = 0,001 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari
0.025 (0.001 < 0.025) maka Ho ditolak. Hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa jika
dilihat dari rekening PNON (pendapatan non operasional) maka pendapatan Bank Umum
Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Dengan demikian H03
ditolak dan Ha3 tidak dapat ditolak, artinya hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan
teori (hipotesis penelitian).
4. Variabel Beban Operasional (BOP)
Tabel 4.12
Variabel Beban Operasional
Levenes’s Test For
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
BOP Equal variances
assumed 27.875 .000 -5.456 .000 -7.6859206
Equal variances
not assumed
-5.456 .000 -7.6859206
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
84
Dari tabel diatas dapat terlihat F hitung untuk BOP dengan equal variance assumed
(diasumsi kedua varians sama) adalah 27.875 dengan probabilitas 0.000. Oleh karena
probabilitas data diatas lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan varians pada data perbandingan keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank
Umum Konvensional untuk variabel BOP.
Bila kedua varians sama, maka digunakan equal variance not assumed. t hitung
untuk BOP dengan menggunakan equal variance not assumed adalah -5.456 dengan
signifikan sebesar 0.000. Oleh karena nilai sig. thitung < ttabel (0.000 < 0.05), maka nilai
tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 / 2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari
0.025 (0.000 < 0.025) maka Ho ditolak. Hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa jika
dilihat dari rekening BOP (beban operasional) maka beban (expense) Bank Umum
Syariah dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Dengan demikian H04
ditolak dan Ha4 tidak dapat ditolak, artinya hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan
teori (hipotesis penelitian).
5. Variabel Beban Lainnya (BL)
Tabel 4.13
Variabel Beban Lainnya
Levenes’s Test For
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
BL Equal variances
assumed 25.413 .000 -5.143 .000 -2.8448706
Equal variances
not assumed
-5.143 .000 -2.8448706
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
85
Dari tabel diatas dapat terlihat F hitung untuk BNON dengan equal variance
assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 25.413 dengan probabilitas 0.000. Oleh
karena probabilitas data diatas lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan varians pada data perbandingan keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank
Umum Konvensional untuk variabel BL.
Bila kedua varians sama, maka digunakan equal variance not assumed. t hitung
untuk BL dengan menggunakan equal variance not assumed adalah -5.143 dengan
signifikan sebesar 0.000. Oleh karena nilai sig. thitung < ttabel (0.000 < 0.05), maka nilai
tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 / 2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari
0.025 (0.000 < 0.025) maka Ho ditolak. Hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa jika
dilihat dari rekening BL (beban lainnya) maka beban (expense) Bank Umum Syariah
dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Dengan demikian H05 ditolak
dan Ha5 tidak dapat ditolak, artinya hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan teori
(hipotesis penelitian).
6. Variabel Beban Promosi (BPRO)
Tabel 4.14
Variabel Beban Promosi
Levenes’s Test For
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
Sig.
(2-tailed)
Mean
Difference
BPRO Equal variances
assumed 25.651 .000 -4.907 .000 -3.3845605
Equal variances
not assumed
-4.907 .000 -3.3845605
Sumber : Data SPSS yang telah diolah,2014
86
Dari tabel diatas dapat terlihat F hitung untuk BPRO dengan equal variance
assumed (diasumsi kedua varians sama) adalah 25.651 dengan probabilitas 0.000. Oleh
karena probabilitas data diatas lebih kecil dari 0.05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
perbedaan varians pada data perbandingan keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank
Umum Konvensional untuk variabel BPRO.
Bila kedua varians sama, maka digunakan equal variance not assumed. t hitung
untuk BPRO dengan menggunakan equal variance not assumed adalah -4.907 dengan
signifikan sebesar 0.000. Oleh karena nilai sig. thitung < ttabel (0.000 < 0.05), maka nilai
tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 / 2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari
0.025 (0.000 < 0.025) maka Ho ditolak. Hal tersebut berarti dapat dikatakan bahwa jika
dilihat dari rekening BPRO (beban promosi) maka beban (expense) Bank Umum Syariah
dengan Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Dengan demikian H06 ditolak
dan Ha6 tidak dapat ditolak, artinya hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan teori
(hipotesis penelitian).
E. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka telah diketahui
perbandingan pendapatan dan beban (expense) Bank Umum Syariah dengan Bank
Umum Konvensional melalui penggunaan laporan keuangan yang berupa laporan
laba rugi. Adapun hasil penelitian yang diperoleh semua variabel sesuai dengan
hipotesis penelitian.
87
1. Perbandingan Variabel Pendapatan Operasional Utama (POU)
Hipotesis penelitian yang pertama (Ha1) : ada perbedaan laporan keuangan jika
dilihat dari rekening POU Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional
selama periode 2011-2013.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya, karena
nilai sig. thitung < ttabel (0.002 < 0.05) maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,002 /
2 = 0,001 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,025 ( 0,001 > 0,025). Maka
dapat dikatakan bahwa pendapatan operasional utama Bank Umum Syariah dengan
Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Rata-rata (mean) POU Bank Umum
Syariah sebesar 1.888706, lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) POU
Bank Umum Konvensional sebesar 5.132506. hal ini berarti bahwa selama periode
2011-2013 Bank Umum Konvensional memiliki pendapatan operasional lebih banyak
dibandingkan dengan Bank Umum Syariah.
2. Perbandingan Variabel Pendapatan Operasional Lainnya (POL)
Hipotesis penelitian yang pertama (Ha2) : ada perbedaan laporan keuangan jika
dilihat dari rekening POL Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional
selama periode 2011-2013.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya, karena
nilai sig. thitung < ttabel (0.000 < 0.05) maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 /
2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,025 ( 0,000 > 0,025). Maka
dapat dikatakan bahwa pendapatan operasional lainnya Bank Umum Syariah dengan
Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Rata-rata (mean) POL Bank Umum
Syariah sebesar 3.631505, lebih kecildibandingkan dengan rata-rata (mean) POL
88
Bank Umum Konvensional sebesar 208.0833. Hal ini menunjukkan bahwa selama
periode 2011-2013 Bank Umum Konvensional memiliki pendapatan opersional lebih
banyak dibandingkan dengan Bank Umum Syariah.
3. Perbandingan Variabel Pendapatan Non Operasional (PNON)
Hipotesis penelitian yang pertama (Ha3) : ada perbedaan laporan keuangan jika
dilihat dari rekening PNON Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional
selama periode 2011-2013.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya, karena
nilai sig. thitung < ttabel (0.002 < 0.05) maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,002 /
2 = 0,001 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,025 ( 0,001 > 0,025). Maka
dapat dikatakan bahwa pendapatan non operasional Bank Umum Syariah dengan
Bank Umum Konvensional terdapat perbedaan. Rata-rata (mean) PNON Bank Umum
Syariah sebesar 3278.6667, lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) PNON
Bank Umum Konvensional sebesar 54856.1667. hal ini berarti bahwa selama periode
2011-2013 Bank Umum Konvensional memiliki pendapatan non opersional lebih
banyak dibandingkan dengan Bank Umum Syariah.
4. Perbandingan Variabel Beban Opersional (BOP)
Hipotesis penelitian yang pertama (Ha4) : ada perbedaan laporan keuangan jika
dilihat dari rekening BOP Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional
selama periode 2011-2013.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya, karena
nilai sig. thitung < ttabel (0.000 < 0.05) maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 /
2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,025 ( 0,000 > 0,025). Maka
89
dapat dikatakan bahwa beban operasional Bank Umum Syariah dengan Bank Umum
Konvensional terdapat perbedaan. Rata-rata (mean) BOP Bank Umum Syariah
sebesar 8.085005, lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) BOP Bank
Umum Konvensional sebesar 8.494406. hal ini berarti bahwa selama periode 2011-
2013 Bank Umum Konvensional memiliki beban opersional lebih banyak
dibandingkan dengan Bank Umum Syariah.
5. Perbandingan Variabel Beban Lainnya (BL)
Hipotesis penelitian yang pertama (Ha5) : ada perbedaan laporan keuangan jika dilihat
dari rekening BL Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional selama
periode 2011-2013.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya, karena nilai
sig. thitung < ttabel (0.000 < 0.05) maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 / 2 =
0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,025 ( 0,000 > 0,025). Maka dapat
dikatakan bahwa beban non operasional Bank Umum Syariah dengan Bank Umum
Konvensional terdapat perbedaan. Rata-rata (mean) BL Bank Umum Syariah sebesar
2.387605, lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata (mean) BL Bank Umum
Konvensional sebesar 3.083606. hal ini berarti bahwa selama periode 2011-2013
Bank Umum Konvensional memiliki beban-beban lainnya lebih banyak dibandingkan
dengan Bank Umum Syariah.
6. Perbandingan Variabel Beban Promosi (BPRO)
Hipotesis penelitian yang pertama (Ha6) : ada perbedaan laporan keuangan jika
dilihat dari rekening BPRO Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional
selama periode 2011-2013.
90
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya, karena
nilai sig. thitung < ttabel (0.000 < 0.05) maka nilai tersebut harus dibagi dua, yaitu 0,000 /
2 = 0,000 yang mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,025 ( 0,000 > 0,025). Maka
dapat dikatakan bahwa beban promosi Bank Umum Syariah dengan Bank Umum
Konvensional terdapat perbedaan. Rata-rata (mean) BPRO Bank Umum Syariah
sebesar 30372.5833, lebih besar dibandingkan dengan rata-rata (mean) BPRO Bank
Umum Konvensional sebesar 3.688305. hal ini berarti bahwa selama periode 2011-
2012 Bank Umum Syariah memiliki beban promosi lebih tinggi dibandingkan dengan
Bank Umum Konvensional.
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan memalui tahap pengumpulan
data, pengolahan data, dan hasil analisis data mengenai perbandingan pendapatan dan
beban (expense) Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional maka dapat
dirumuskan kesimpulan penelitian sebagai berikut.
Hasil uji statistic independent t-test antara Bank Umum Syariah dengan Bank
Umum Konvensional menunjukan keempat variabel yaitu POU, PNON, BOP, dan BL
terdapat perbedaan yang signifikan, hanya variabel POL dan BPRO yang tidak terdapat
perbedaan signifikan.
1. Nilai mean POU Bank Umum Konvensional diatas Bank Umum Syariah akan tetapi
selisihnya tidak terlalu berbeda jauh sekali, Bank Umum Syariah masih memiliki
pendapatan yang cukup baik.
2. Nilai mean POL Bank Umum Syariah diatas Bank Umum Konvensional akan tetapi
selisihnya tidak terlalu berbeda jauh sekali, Bank Umum Konvensional juga masih
memiliki pendapatan dalam kondisi yang cukup baik.
3. Nilai mean PNON Bank Umum Konvensional diatas Bank Umum Syariah akan tetapi
selisih yang cukup jauh, tetapi Bank Umum Syariah masih memiliki pendapatan
yang cukup baik.
4. Nilai mean BOP Bank Umum Konvensional diatas Bank Umum Syariah akan tetapi
selisihnya tidak terlalu berbeda jauh sekali, Bank Umum Syariah masih memiliki
beban operasional yang cukup baik.
92
5. Nilai mean BL Bank Umum Konvensional diatas Bank Umum Syariah akan tetapi
selisihnya tidak terlalu berbeda jauh sekali, Bank Umum Syariah masih memiliki
beban-beban lainnya yang cukup baik.
6. Nilai mean BPRO Bank Umum Syariah diatas Bank Umum Konvensional dengan
selisih yang cukup berbeda, karena Bank Umum Syariah masih dalam proses
menarik minat masyarakat untuk bergabung dalam perbankan syariah. Tetapi Bank
Umum Konvensional juga memiliki beban promosi yang cukup baik.
B. Saran
Dari hasil kesimpulan dalam penelitian ini, ada beberapa saran yang hendak
dikemukakan untuk pihak-pihak yang berkepentingan dimasa yang akan datang. Demi
pencapaian manfaat yang optimal, dan pengembangan dari hasil penelitian berikutnya.
Saran bagi penelitian yang akan datang ialah agar menggunakan lebih banyak
variabel untuk membandingkan pendapatan dan beban (expense) BUS dengan BUK.
Penelitian yang akan datang juga harus mencoba memperluas objek penelitian karena
selain Bank Umum yang digunakan dalam penelitian ini, masih ada Bank Perkreditan
Rakyat (BPR) dan Unit Usaha Syariah (UUS) yang termasuk dalam dunia Perbankan
Syariah di Indonesia. Dan yang terakhir penelitian yang akan datang harus selalu
menggunakan periode terbaru agar penelitian tidak ketinggalan jaman.
C. Keterbatasan
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini dan penelitian terdahulu adalah bahwa
penelitian yang dilakukan hanya menggunakan beberapa bank saja dan beberapa rekening
pada laporan keuangan sebagai representasi dari sejumlah rekening yang terdapat pada
laporan keuangan yang ada, dimana rekening tersebut juaga memliki kekurangan dalam
93
hal akurasi. Seperti penelitian yang hanya menggunakan rekening-rekening tertentu saja
seperti beban saja atau pendapatan saja untuk mengevaluasi dan atau mengukur dengan
laporan keuangan terkait.
Pengelompokan Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional dalam
laporan publikasi Bank Indonesia dimulai sejak maret 2010 ini menyebabkan periode
penelitian yang penyusun ambil hanya 3 tahun, 2011-2013 data sampelnya 36 (12 bulan
X 3 tahun) ini sangat minim.
94
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS, Salatiga : STAIN Salatiga
Press.
Baridwan, Zaky. 2004. Intermediate Accounting, Edisi 8. Yogyakarta : BPFE
Yogyakarta.
Chariri, dan Ghazali, 2001. Teori Akuntansi, Semarang : UNDIP.
Ghazali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang :
UNDIP.
Harahap, Sofyan Syafri. 1996. Teori Akuntansi Laporan keuangan, Jakarata : Bumi
Aksara.
Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta : Rajawali Pers.
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis & Ekonomi, Jakarta : Erlangga.
Lubis, Suharwadi K. 2000. Hukum Ekonomi Islam, Jakarta : Sinar Grafika.
Masyhuri dan M. Zainudin. 2009. Metodologi Penelitian : Pendekatan Praktis dan
Aplikatif , Bandung : PT Refika Aditama.
Muhammad. 2002. Kebijakan Fiskal dan Moneter dalam Ekonomi Islam, Jakarta :
Salemba Empat
Muhammad. 2002. Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta : Salemba Empat.
Muhammad. dan R. Lukman Fauroni. 2002. Visi Al-Qur’an tentang Etika danBisnis,
Jakarta: Salemba Diniyah.
Prastowo, Dwi. dan Rifka Julianty. 2002. Analisis Laporan Keuangan Konsep
danAplikasi, Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
PSAK Nomor 23 (Revisi 2010) tentang Perbankan Syariah.
PSAK Nomor 31 Akuntansi Perbankan.
PSAK Nomor 101-110 tentang Perbankan Syariah.
Rifa’i, Drs. H. Moh. 2004, Al Qur’an Terjemahan dan Tafsirnya. Semarang: CV.
Wicaksana
95
Rivai, Veithzal, dan Andria Permata Veithzal. 2008. Islamic Financial Management,
Jakarta : Rajawali Pers
Sarwono, Jonathan. 2012. Mengenal SPSS Statistic 20 : Aplikasi Untuk Riset
Eksperimental. Jakarta : PT Elex Media Komputindo
Simamora, Henry. 2002. Akuntansi : Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jakarta :
Salemba Empat
Soemarso, SR. 2004. Akuntansi Suatu Pengantar, Jilid 2, Jakarta : Rineka cipta
Sugiyono, 2003. Statistika untuk Penelitian, Bandung : CV Alfabeta
Usman, Rachmadi. 2002. Aspek-Aspek Hukum Perbankan Islam di Indonesia, Bandung
: Citra Aditya
UU RI No.10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Terhadap
UU RI No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
UU RI No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syari’ah
B. Jurnal
Cahyani, Nani dan Morita, 2009. “Perbedaan Pengakuan Pendapatan Pada Bank Syariah
Dan Bank Konvensional” (Bogor : STIE Kesatuan : Jurnal Ilmiah Kesatuan, No. 1
Vol. 11 hal. 36-40 Januari 2009)
Damandari, SA, 2004. “Evaluasi Atas Pengakuan Pendapatan Dan Beban Dalam
Kaitannya Dengan PSAK No. 36 Tentang Akuntansi Asuransi Jiwa” (Bogor : STIE
Kesatuan : Jurnal Ilmiah Ranggading, No. 2 Vol. 4 hal. 61-66 Oktober 2004)
Danial, Muhammad dan Triandi, 2009. “Pengaruh Pengakuan Pendapatan Dan Beban
Perusahaan Terhadap Laporan Laba Rugi” (Bogor : STIE Kesatuan : Jurnal Ilmiah
Kesatuan, No. 1 Vol. 11 hal. 43-46 Januari 2009)
Rini, WS dan Elly, 2012. “ Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Kontrak Pada
UD Gunawan Steel” (Banjarmasin : STIE Indonesia : Jurnal Jurnal Manajemen dan
Akuntansi, No. 1 Vol. 13 hal. 99-106 April 2012)
Wangsa, Sugianto dan Tan Ming Kuang, 2011. “ Analisis Pengukuran,
Pengklasifikasian, Dan Pengakuan Pendapatan Pada Bank Konvensional Dan Bank
Syariah” (Bandung : Jurnal Ilmiah Akuntansi, No. 6 Vol. 2 Desember 2011)
96
C. Internet
http://shantycr7.blogspot.com/pengertian-dan-pengakuan-biayabeban.html
diakses pada 23 September 2014.
http://allfheim.com/dasar-akuntansi/beban-expense/ diakses pada 23 September 2014.
http://senyummu13.wordpress.com/beban-expends/ diakses pada 12 November 2014.
http://www.bi.go.id/ publikasi/laporan-keuangan/bank/umum-
konvensional/Default.aspx di akses pada bulan November 2014.
http://www.bi.go.id/ publikasi/laporan-keuangan/bank/umum-syariah/Default.aspx di
akses pada bulan November 2014.
97
Lampiran
98
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK GEDUNG BNI JL.JEND.SUDIRMAN KAV 1 JAKARTA 10220
Telp 021-2511946 per January 2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos
Bank
01-2011
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
A. Pendapatan dan Beban Bunga
1. Pendapatan Bunga 1,595,604
a. Rupiah 1,470,954
b. Valuta Asing 124,650
2. Beban Bunga 648,251
a. Rupiah 589,655
b. Valuta Asing 58,596
Pendapatan (Beban) Bunga bersih 947,353
B. Pendapatan dan Beban Operasional selain Bunga
1. Pendapatan Operasional Selain Bunga 839,967
a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan (mark to market) 8,831
i. Surat berharga 8,831
ii. Kredit
iii. Spot dan derivative
iv. Aset keuangan lainnya
b. Penurunan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market)
c. Keuntungan penjualan aset keuangan 1,245
i. Surat berharga 1,245
ii. Kredit
iii. Aset keuangan lainnya
d. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised) 33,341
e. Dividen, keuntungan dari penyertaan dengan equity method, 197,015
komisi/provisi/fee dan administrasi
99
f. Koreksi atas cadangan kerugian penurunan nilai, penyisihan 578,703
penghapusan aset non produktif, dan penyisihan penghapusan
transaksi rekening administratif.
g. Pendapatan lainnya 20,832
2. Beban Operasional Selain Bunga 1,312,894
a. Penurunan nilai wajar aset keuangan (mark to market) 23,606
i. Surat berharga 23,606
ii. Kredit
iii. Spot dan derivative
iv. Aset keuangan lainnya
b. Peningkatan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market)
c. Kerugian penjualan aset keuangan 8,593
i. Surat berharga 8,593
ii. Kredit
iii. Aset keuangan lainnya
d. Kerugian transaksi spot dan derivatif (realised) 49,059
e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) 696,626
i. Surat berharga
ii. Kredit 681,428
iii. Pembiayaan syariah
iv. Aset keuangan lainnya 15,198
f. Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif 9,761
g. Penyisihan kerugian risiko operasional
h. Kerugian terkait risiko operasional 867
i. Kerugian dari penyertaan dengan equity method, 58,005
komisi/provisi/fee dan administrasi
j. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan)
k. Penyisihan penghapusan aset non produktif
l. Beban tenaga kerja 307,308
m. Beban promosi 11,614
n. Beban lainnya 147,455
Pendapatan (Beban) Operasional Selain Bunga Bersih (472,927)
LABA (RUGI) OPERASIONAL 474,426
100
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL
1. Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris 157
2. Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing
3. Pendapatan (beban) non operasional lainnya 2,799
LABA (RUGI) NON OPERASIONAL 2,956
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 477,382
1. Transfer laba (rugi) ke kantor Pusat
2. Pajak Penghasilan 117,202
a. Taksiran pajak tahun berjalan 95,384
b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan (21,818)
LABA (RUGI) BERSIH 360,180
101
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laba/Rugi
PT BANK BNI SYARIAH
JL. JEND. SUDIRMAN KAVLING 1 JAKARTA PUSAT
per January 2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos
Bank
01-2011
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
I. PENDAPATAN OPERASIONAL 85,656
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana 58,286
1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank 53,536
a.Pendapatan Margin Murabahah 30,235
b.Pendapatan Bersih Salam Paralel
c.Pendapatan Bersih Istishna Paralel
i.Pendapatan Istishna'
ii.Harga Pokok Istishna' -/-
d.Pendapatan Sewa Ijarah 747
e.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 841
f.Pendapatan bagi hasil Musyarakah 6,057
g.Pendapatan dari penyertaan
h.Lainnya 15,656
2.Dari Bank Indonesia
a.Bonus SWBI
b.Lainnya
3.Dari bank-bank lain di Indonesia 4,750
a.Bonus dari Bank Syariah lain
b.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 4,750
i.Tabungan Mudharabah
ii.Deposito Mudharabah 4,750
iii.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
iv.Lainnya
c.Lainnya
B. Pendapatan Operasional Lainnya 27,370
1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah)
2. Jasa layanan 2,807
3. Pendapatan dari transaksi valuta asing 293
102
4. Koreksi PPAP 23,946
5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif
6. Lainnya 324
II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/- 18,754
1.Pihak ketiga bukan bank 18,754
a.Tabungan Mudharabah 4,170
b.Deposito Mudharabah 14,583
c.Lainnya 1
2.Bank Indonesia
a.FPJP Syariah
b.Lainnya
3.Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia
a.Tabungan Mudharabah
b.Deposito Mudharabah
c.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
d.Lainnya
III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat ( I -
II ) 66,902
IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva (5,052)
V. Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi 142
VI. Beban Operasional lainnya (17,394)
A.Beban Bonus titipan wadiah (589)
B.Beban administrasi dan umum (4,596)
C.Biaya personalia (8,603)
D.Beban penurunan nilai surat berharga
E.Beban transaksi valuta asing
F.Beban promosi (265)
G.Beban lainnya (3,341)
VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI)) 44,598
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL
VIII. Pendapatan Non Operasional 2) 559
IX. Beban Non Operasional 3) (124)
X. Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX) 435
XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X) 45,033
XII. Taksiran Pajak Penghasilan
XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4) 45,033
103
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laba/Rugi
PT BANK SYARIAH MANDIRI GD. BANK SYARIAH MANDIRI, JL. MH.THAMRIN NO.5, JKT
Telp (021) 2300509 per January 2012
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos
Bank
01-2012
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
I. PENDAPATAN OPERASIONAL 510,025
A. Pendapatan dari Penyaluran Dana 364,666
1.Dari Pihak Ketiga Bukan Bank 344,238
a.Pendapatan Margin Murabahah 212,656
b.Pendapatan Bersih Salam Paralel
c.Pendapatan Bersih Istishna Paralel 349
i.Pendapatan Istishna' 349
ii.Harga Pokok Istishna' -/-
d.Pendapatan Sewa Ijarah 6,526
e.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 53,413
f.Pendapatan bagi hasil Musyarakah 50,745
g.Pendapatan dari penyertaan
h.Lainnya 20,549
2.Dari Bank Indonesia 20,094
a.Bonus SWBI 984
b.Lainnya 19,110
3.Dari bank-bank lain di Indonesia 334
a.Bonus dari Bank Syariah lain 30
b.Pendapatan bagi hasil Mudharabah 304
i.Tabungan Mudharabah
ii.Deposito Mudharabah 63
iii.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank 241
iv.Lainnya
104
c.Lainnya
B. Pendapatan Operasional Lainnya 145,359
1. Jasa Investasi Terikat (Mudharabah Muqayyadah) 940
2. Jasa layanan 113,838
3. Pendapatan dari transaksi valuta asing 1,128
4. Koreksi PPAP
5. Koreksi Penyisihan Penghapusan Transaksi Rek. Administratif
6. Lainnya 29,453
II. Bagi hasil untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat -/- 178,803
1.Pihak ketiga bukan bank 177,682
a.Tabungan Mudharabah 34,358
b.Deposito Mudharabah 135,132
c.Lainnya 8,192
2.Bank Indonesia
a.FPJP Syariah
b.Lainnya
3.Bank-bank lain di Indonesia dan diluar Indonesia 1,121
a.Tabungan Mudharabah 343
b.Deposito Mudharabah 709
c.Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank 69
d.Lainnya
III. Pendapatan Operasional setelah distribusi bagi hasil untuk Investor Dana Investas
i Tidak Terikat ( I - II ) 331,222
IV. Beban (pendapatan) penyisihan penghapusan aktiva (49,873)
V. Beban (pendapatan) estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi (471)
VI. Beban Operasional lainnya (189,796)
A.Beban Bonus titipan wadiah (3,082)
B.Beban administrasi dan umum (29,201)
C.Biaya personalia (102,135)
D.Beban penurunan nilai surat berharga
E.Beban transaksi valuta asing
F.Beban promosi (3,667)
G.Beban lainnya (51,711)
VII. Laba (Rugi) Operasional (III - (IV+V+VI)) 91,082
105
PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL
VIII. Pendapatan Non Operasional 2) 556
IX. Beban Non Operasional 3) (34)
X. Laba (Rugi) Non Operasional (VIII - IX) 522
XI. Laba (Rugi) Tahun Berjalan (VII + X) 91,604
XII. Taksiran Pajak Penghasilan (23,820)
XIII. Jumlah Laba (Rugi) 4) 67,784
106
Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK. PLAZA MANDIRI, JL. GATOT SUBROTO KAV. 36-38, JAKARTA 12190
Telp (021) 5245006, 5245858, 5245849 per January 2011
(Dalam Jutaan Rupiah)
Pos-pos
Bank
01-2011
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL
A. Pendapatan dan Beban Bunga
1. Pendapatan Bunga 2,541,665
a. Rupiah 2,369,815
b. Valuta Asing 171,850
2. Beban Bunga 1,127,222
a. Rupiah 1,101,371
b. Valuta Asing 25,851
Pendapatan (Beban) Bunga bersih 1,414,443
B. Pendapatan dan Beban Operasional selain Bunga
1. Pendapatan Operasional Selain Bunga 799,125
a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan (mark to market) 52,646
i. Surat berharga 7,069
ii. Kredit
iii. Spot dan derivative 45,577
iv. Aset keuangan lainnya
b. Penurunan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market)
c. Keuntungan penjualan aset keuangan 22,147
i. Surat berharga 22,147
ii. Kredit
iii. Aset keuangan lainnya
d. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised) 11,843
e. Dividen, keuntungan dari penyertaan dengan equity method, 435,735
komisi/provisi/fee dan administrasi
107
f. Koreksi atas cadangan kerugian penurunan nilai, penyisihan 20,814
penghapusan aset non produktif, dan penyisihan penghapusan
transaksi rekening administratif.
g. Pendapatan lainnya 255,940
2. Beban Operasional Selain Bunga 1,065,220
a. Penurunan nilai wajar aset keuangan (mark to market)
i. Surat berharga
ii. Kredit
iii. Spot dan derivative
iv. Aset keuangan lainnya
b. Peningkatan nilai wajar kewajiban keuangan (mark to market)
c. Kerugian penjualan aset keuangan
i. Surat berharga
ii. Kredit
iii. Aset keuangan lainnya
d. Kerugian transaksi spot dan derivatif (realised)
e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) 229,213
i. Surat berharga 3,337
ii. Kredit 243,213
iii. Pembiayaan syariah
iv. Aset keuangan lainnya (17,337)
f. Penyisihan penghapusan transaksi rekening administratif
g. Penyisihan kerugian risiko operasional 37
h. Kerugian terkait risiko operasional
i. Kerugian dari penyertaan dengan equity method, 39,109
komisi/provisi/fee dan administrasi
j. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan)
k. Penyisihan penghapusan aset non produktif 2,817
l. Beban tenaga kerja 410,210
m. Beban promosi 38,546
n. Beban lainnya 345,288
Pendapatan (Beban) Operasional Selain Bunga Bersih (266,095)
LABA (RUGI) OPERASIONAL 1,148,348
108
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL
1. Keuntungan (kerugian) penjualan aset tetap dan inventaris 5,748
2. Keuntungan (kerugian) penjabaran transaksi valuta asing
3. Pendapatan (beban) non operasional lainnya 1,682
LABA (RUGI) NON OPERASIONAL 7,430
LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 1,155,778
1. Transfer laba (rugi) ke kantor Pusat
2. Pajak Penghasilan 274,369
a. Taksiran pajak tahun berjalan 147,267
b. Pendapatan (beban) pajak tangguhan (127,102)
LABA (RUGI) BERSIH 881,409
109
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Difference Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
POU Equal variances assumed
11.761 .002 -
3.708 22 .001 -3.2438306 8.7483005 -5.0581106 -1.4295406
Equal variances not assumed
-
3.708 14.022 .002 -3.2438306 8.7483005 -5.1198806 -1.3677806
POL Equal variances assumed
28.320 .000 6.184 22 .000 3.6286705 58681.93272 2.4116805 4.8456605
Equal variances not assumed
6.184 11.000 .000 3.6286705 58681.93272 2.3370905 4.9202505
PNON Equal variances assumed
9.574 .005 -
4.102 22 .000
-51577.50000
12574.00421 -
77654.38869 -
25500.61131
Equal variances not assumed
-
4.102 11.048 .002
-51577.50000
12574.00421 -
79237.96134 -
23917.03866
BO Equal variances assumed
27.875 .000 -
5.456 22 .000 -7.6859206 1.4088006 -1.0607607 -4.7642406
Equal variances not assumed
-
5.456 11.216 .000 -7.6859206 1.4088006 -1.0779407 -4.5924306
BNON Equal variances assumed
25.413 .000 -
5.143 22 .000 -2.8448706 5.5310705 -3.9919406 -1.6977906
Equal variances not assumed
-
5.143 11.122 .000 -2.8448706 5.5310705 -4.0606306 -1.6291106
BPRO Equal variances assumed
25.651 .000 -
4.907 22 .000 -3.3845605 68970.82322 -4.8149205 -1.9541905
Equal variances not assumed
-
4.907 11.168 .000 -3.3845605 68970.82322 -4.8998105 -1.8693005
110
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
POU_B
US
POL_B
US
PNON_B
US
BOP_B
US
BL_BU
S
BPRO_B
US
POU_B
UK
POL_B
UK
PNON_B
UK
BOP_B
UK
BL_BU
K
BPRO_B
UK
N
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Normal
Paramete
rsa
Mean 1.88870
6
3.63150
5 3278.6667
8.08500
5
2.38760
5
30372.58
33 5.132506
280.083
3
54856.166
7 8.494406
3.08360
6 3.688305
Std.
Deviati
on
1.06216
06
2.03280
05
2037.3879
6
4.81001
05
1.42054
05
2.081150
4
2.838260
6
3.91756
02 4.3510004
4.856470
6
1.91075
06 2.3801405
Most
Extreme
Differenc
es
Absolut
e .101 .093 .233 .099 .113 .119 .098 .344 .274 .098 .096 .102
Positive .101 .093 .233 .099 .113 .119 .098 .344 .274 .098 .096 .102
Negativ
e -.079 -.072 -.232 -.084 -.070 -.086 -.083 -.238 -.184 -.078 -.079 -.083
Kolmogorov-
Smirnov Z .350 .321 .807 .342 .391 .413 .340 1.193 .949 .341 .333 .352
Asymp. Sig. (2-
tailed) 1.000 1.000 .533 1.000 .998 .996 1.000 .116 .328 1.000 1.000 1.000
a. Test distribution
is Normal.
111
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
IDENTITAS DIRI
Nama : KHOEROTUN NISSA
NIM :213 10 043
Tempat, Tgl Lahir : Pemalang, 06 Desember 1991
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Pamutih RT 02 RW 01 Kec. Ulujami Kab. Pemalang, Jawa Tengah
IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : Sohirin
Pekerjaan : Pedagang
Nama Ibu : Murinah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Pamutih RT 02 RW 01 Kec. Ulujami Kab. Pemalang, Jawa Tengah
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD N 3 Pamutih, lulus tahun 2004
2. MTs WALISONGO Ulujami, lulus tahun 2007
3. SMA N 1 Pemalang. Lulus tahun 2010
4. STAIN Salatiga Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Program Studi Perbankan Syariah S1
angkatan 2010
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Salatiga, 5 Februari 2015
Yang membuat
KHOEROTUN NISSA
NIM 213 10 043