analisis strategi pengelolaan dana zakat dalam …
TRANSCRIPT
ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT DALAM
KEGIATAN WIRAUSAHA UNTUK MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MUSTAHIK
(STUDI KASUS PADA LAZISMU KOTA MAKASSAR)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh GelarSarjana Hukum (S.H)
Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Masnita BT Sabang
NIM : 105251106216
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/ 2020 M
ii
ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT DALAM
KEGIATAN WIRAUSAHA UNTUK MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MUSTAHIK
(STUDI KASUS PADA LAZISMU KOTA MAKASSAR)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Masnita BT Sabang
NIM : 105251106216
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/ 2020 M
iii
iv
v
vi
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Masnita BT Sabang
NIM : 105251106216
Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas : Agama Islam
Kelas : B
Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Saya tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi ini.
3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3 maka
bersedia untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 06 Dzulkaidah 1441 H
27 Juni 2020 M
Yang Membuat Pernyataan
Masnita BT Sabang
NIM 105251106216
vii
ABSTRAK
Masnita BT Sabang. 105251106216. Analisis Strategi Pengelolaan Dana Zakat
dalam Kegiatan Wirausaha untuk Meningkatkan Kesejahteraan Mustahik (Studi
Kasus pada LAZISMU Kota Makassar). Dibimbing oleh H. Muchlis
Mappangaja dan Siti Walida Mustamin.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yang dilakukan diJalan G.
Lompobattang No.201, Kota Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana strategi pengelolaan dana zakat LAZISMU Kota Makassar dalam
mengelola dana zakat kegiatan wirausaha (usaha produktif) untuk meningkatkan
kesejahteraan mustahik LAZISMU Kota Makassar. Dalam penelitian ini terdiri
dari tiga variabel, yaitu X1pengelolaan dana zakat dan X2kegiatan wirausaha
mustahik sebagai variabel independen dan Y kesejahteraan sebagai variabel
dependen.
Total sampel dalam penelitian ini berjumlah 63 orang. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner atau angket. Selanjutnya data yang
diperoleh tersebut kemudian diolah melalui metode Partial Least square (PLS)
yaitu metode berbasis regresi linear.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel pengelolaan dana zakat
memiliki pengaruh karena nilai thitung=2.437 > nilai ttabel=1.99962terhadap variabel
kegiatan wirausaha mustahik, dan variabel kegiatan wirausaha mustahikmemiliki
pengaruh positif dengan nilai thitung=15.07832>nilai ttabel=1.99962 terhadap variabel
kesejahteraan. Sama halnya dengan hubungan antara variabel pengelolaan dana
zakat memiliki pengaruh dengan nilai thitung=3.293175> nilai ttabel =1.99962variabel
kesejahteraan.
Kata Kunci: Pengelolaan Dana Zakat, Kegiatan Wirausaha Mustahik,
Kesejahteraan
viii
ABSTRACT
Masnita BT Sabang. 105251106216. Analysis of Zakat Fund Management
Strategies in Entrepreneurial Activities to Improve Mustahik Welfare (Case Study
at LAZISMU Makassar City). Supervised by H. Muchlis Mappangaja and Siti
Walida Mustamin.
This type of research is a quantitative study, which was conducted in Jalan G.
Lompobattang No.201, Makassar City. This study aims to find out how the
LAZISMU Makassar zakat fund management strategy is in managing zakat funds
entrepreneurial activities (productive business) to improve the welfare of
LAZISMU Makassar‟s mustahik. In this study consisted of three variables,
namely X1 zakat fund management and X2 mustahik entrepreneurship activities
as an independent variable and Y welfare as the dependent variable.
The total sample in this study amounted to 75 people. Data collection was carried
out by distributing questionnaires or questionnaires. Furthermore, the data
obtained are then processed through the Partial Least Square (PLS) method, which
is a linear regression based method.
The results of this study prove that the variable management of zakat funds has an
effect because tcount = 2,437> ttable = 1,99962 on the variable of mustahik
entrepreneurial activity, and the variable of mustahik entrepreneurial activity has a
positive influence with tcount = 15,07832> ttable = 1,99962 on welfare variable.
Similarly, the relationship between zakat fund management variables has an
influence with the value of t count = 3.293175> value of table = 1.99962 welfare
variable.
Keywords: Management of Zakat Funds, Mustahik Entrepreneurship
Activities, Welfare
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi rabbil alamin, puji syukur kita senantiasa teriring dalam
setiap hela nafas atas kehadirat dan junjungan Allah SWT. Bingkisan salam dan
shalawat tercurah kepada kekasih Allah, Nabiullah Muhammad SAW, para
sahabat dan keluarganya serta ummat yang senantiasa istiqomah di jalan-Nya.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada punca tanpa tanjakan, tiada kesuksesan
tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,
akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi. Namun, semua tak lepas dari
uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan
moril dan materil,
Ucapan terima kasih yang tak terhingga, peneliti haturkan kepada:
1. Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, MM, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Agama Islam.
3. Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP, selaku Ketua Prodi Hukum Ekonomi
Syariahdan selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak masukan
demi perbaikan skripsi in dan Sekretaris Prodi Hukum Ekonomi Syariah, dan
para dosen Prodi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar.
4. Siti Walida Mustamin, S.Pd., M.Pd.I, selaku pembimbing II yang telah
memberikan banyak masukan demi perbaikan skripsi ini.
5. Kedua orang tua tercinta Bapak Sabang dan Ibu Mahpiah,yang tiada henti-
hentinya mendoakan, memberikan dorongan moril maupun materil selama
saya menempuh pendidikan.
6. Sahabat saya Haenuri dan Vatma yang selalu mendokan, membantu dan
memberikan dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Teman dan sahabat saya dikelas HES 016 B yang selalu memberikan
dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
x
Penulis senantiasa mengharapkam krtikan dan saran dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persolan tidak akan
berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis. Amin.
Makassar, 06 Dzulkaidah 1441 H
27 Juni 2020 M
Masnita BT Sabang
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH .......................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEBIMBING ............................................. v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................... vii
ABSTRACT ................................................................................................ viii
KATAPENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTARISI ................................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
BABI PENDAHULUAN
A. LatarBelakang ........................................................................... 1
B. RumusanMasalah ......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
BABII TINJAUAN TEORITIS
A. Kajian Teori ............................................................................. 7
a. Pengertian Zakat .................................................................. 7
b. Landasan Hukum Zakat ....................................................... 10
c. Tujuan Zakat ........................................................................ 12
d. Mustahik .............................................................................. 14
xii
e. Wirausaha ............................................................................ 19
f. Kesejahteraan ...................................................................... 23
D. Hipotesis ................................................................................ 28
BABIII METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.................................................................... 29
B. Lokasi dan Objek Penelitian ................................................... 30
C. Variabel Penelitian ................................................................. 30
D. Definisi Operasional Variabel ................................................ 31
E. Populasi dan Sampel .............................................................. 32
F. Instrumen Penelitian ............................................................... 33
G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 33
H. Teknik Analisis Data .............................................................. 35
BABIV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah
Muhammadiyah (LAZISMU) Kota Makassar ......................... 37
B. Pembahasan dan Hasil Penelitian ........................................... 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 64
B. Saran ...................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 66
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ................................................................. 26
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual ....................................................... 27
Gambar 4.1 Struktur Organisasi LAZISMU Kota Makassar ................ 43
Gambar 4.2 Model Specification ......................................................... 51
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Likert ........................................................................................ 42
Tabel 4.1 Pengelolaan Dana Zakat ............................................................................47
Tabel 4.2 Kegiatan Wirausaha Mustahik .................................................................48
Tabel 4.3 Kesejahteraan ............................................................................................49
Tabel 4.4 Overview ..................................................................................................52
Tabel 4.5 Redundancy ...............................................................................................52
Tabel 4.6Chronbachs Alpha .....................................................................................52
Tabel 4.7 Latent Variabel Corelations ................................................................... 52
Tabel 4.8 R Square ....................................................................................................53
Tabel 4.9 AVE ........................................................................................................... 53
Tabel 4.10 Communality ..........................................................................................53
Tabel 4.11 Total Effects ............................................................................................53
Tabel 4.12 Composite Reability ...............................................................................54
Tabel 4.13 Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values) .........................................54
Tabel 4.14 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) ......................................55
Tabel 4.15 Overview .................................................................................................57
Tabel 4.16 Cross Loadings .......................................................................................58
Tabel 4. 17 Latent Variabel Corelations ..................................................................59
Tabel 4.18 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values) ......................................59
Tabel 4.19 R Square ...................................................................................................60
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman modern banyak terjadi ketimpangan-ketimpangan dan
ketidak merataan, terutama dalam masalah sosial ekonomi. Banyak orang-
orang kaya yang semakin kaya dan tidak sedikit pula orang-orang miskin yang
semakin terpuruk dengan kemiskinannya. Dan apabila kita berbicara tentang
ekonomi Islam maka tidak akan lepas dari masalah zakat. Secara demografis,
bangsa Indonesia khususnya masyarakat muslim Indonesia, sebenarnya
memiliki potensi strategis yang layak dikembangkan menjadi salah satu
instrumen pemerataan pendapatan yaitu konsumsi zakat, infak dan sedekah
(ZIS). Karena secara demografis masyarakat Indonesia adalah beragama Islam.
Berdasarkan mayoritas penduduk Indonesia, secara ideal bisa terlibat
dalam mekanisme pengelolaan zakat. Apabila hal itu bisa terlaksana dalam
aktivitas sehari-hari umat Islam maka secara hipotetik, zakat berpotensi
mempengaruhi aktivitas ekonomi nasional. Zakat tidak bermaksud untuk
memiskinkan orang kaya, juga tidak melecehkan jerih payah orang kaya, hal
itu disebabkan zakat diambil dari sebagian kecil hartanya dengan beberapa
kriteria tertentu dari harta yang wajib dizakatinya. Oleh karena itu, alokasi
dana zakat tidak bisa diberikan secara sembarangan dan hanya dapat
disalurkan kepada kelompok tertentu.
2
Secara subtantif, zakat secara bahasa berarti suci, berkembang, berkah,
tumbuh, bersih dan baik.1 Di dalam (UU No. 23 Tahun 2011 Tentang
Pengelolaan Zakat) Pasal 1 ayat 2, pengertian dari zakat adalah harta yang
wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha yang dimiliki oleh
orang muslim untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya sesuai
dengan syariat Islam. Orang yang berhak menerima zakat disebut mustahik.
Dalam al-Qur‟an sering kali muncul kata zakat digabung dengan kata
shalat. Hal ini menegaskan ada kaitan antara ibadah shalat dengan zakat.2 Hal
ini menegaskan ada kaitan antara ibadah shalat dengan zakat.3Zakat
merupakan pengambilan harta dari orang muslim, sebagaimana dikatakan
dalam Qs. At-Taubah (9) ayat 103 yang berbunyi:
Terjemahannya:
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan berdo‟alah untuk mereka.
Sesungguhnya do‟a kamu itu ketenteraman bagi jiwa mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui”.4
Berdasarkan ayat tersebut dijelaskan tentang wujud tobat dan ketaatan
diantaranya dengan menunaikan zakat. Diperintahkan kepada Nabi
Muhammad, Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan jiwa
1 Abdul Aziz Dahlan..(et al.) “ Zakat ” Ensiklopedi Hukum Islam (Jakarta : PT. Ichtiar Baru Van Hoeve 1996), h.1985.
2 Yusuf al-Qardlawy. Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan. (Jakarta : Gema Insani
Pers, 1998), h.105.
3 Muhammad Daud Ali.Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf (Cetakan I; Jakarta: UI
Pers, 1998), h.90.
4 Departemen Agama RI.Al-Quran dan Terjemahannya.
3
mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebihan terhadap harta, menyucikan
hati dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu menumbuhkan
ketenteraman jiwa bagi mereka yang sudah lama gelisah dan cemas akibat
dosa-dosa yang mereka kerjakan. Sampaikan kepada mereka bahwa Allah
Maha Mendengar permohonan ampun dari hamba-Nya, Maha Mengetahui
tulus atau tidaknya tobat mereka. Hanya sebagian kecil potensi dana zakat
yang berhasil dikumpulkan dan didistribusikan kepada yang berhak. Tetapi
bila dilihat pengelolaan dana zakat hanya berlaku sporadik atau kurang
terorganisir (Arif Mufraini, 2006: 123).5
Pengumpulan zakat seharusnya merupakan sesuatu yang terprogram
dan terencana, termasuk ditentukan jadwalnya dengan jelas, dan tetap
berlandaskan untuk beribadah kepada Allah Swt dengan ikhlas. Dalam
pengelolaan zakat perlu diperhatikan bahwa pembayaran zakat hendaknya
mengetahui kemana harta zakatnya itu disalurkan dan dimanfaatkan. Lembaga
amil zakat harus mempunyai dokumen dan data atau pembukuan yang rinci
mengenai jumlah uang zakat yang diterima, orang yang membayarnya, kemana
digunakan, dan semacamnya (A. Qodri Azizi, 2004: 144-145).6
Adapun sifat dari pendayagunaan zakat ada 2, yaitu bersifat konsumtif
danbersifat produktif. Zakat yang bersifat konsumtif adalah zakat yang
diberikanhanya satu kali. Sesuai denganpenjelasan Undang-undang, mustahik
delapan ashnaf ialah fakir, miskin, amil,muallaf, riqab, gharimin, fi sabilillah,
5 Arif Mufraini. Akuntansi Dan Manajemen Zakat; Mengomunikasikan Kesadaran Dan
Membangun Jaringan (JJakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h.123.
6 A. Qodri Azizi. Membangun Fondasi Ekonomi Umat (Cet I; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar. 144-145.
4
dan ibnu sabil. Sedangkan zakat yang bersifatproduktif adalah zakat yang lebih
diprioritaskan kepada mereka yang memerlukan sebagai modal usaha.Zakat
produktif dapat diberikan apabila kebutuhan mustahik delapan ashnafsudah
terpenuhi dan terdapat kelebihan.7 Zakat akan menjadi bagian penting dalam
meningkatkan kesejahteraan sosial ekonomi jika pendistribusian dana zakat
dilakukan dengan secara tepat. Maka sudah selayaknya zakat diletakkan dalam
sebuah kerangka mekanisme investasi sosial dan ekonomi yang harus dapat
menjadikan seseorang yang semula mustahik menjadi seorang muzakki.
Berdasarkan Undang-Undang RI No. 38 Tahun 1999 tentang zakat dan
peraturan pendukungnya, sesungguhnya telah menegaskan fungsi zakat
sebagai instrumen pemberdayaan dan pengelolaan ekonomi atau untuk usaha
produktif. Dalam bab V tentang pendayagunaan zakat Pasal 16 ayat 2
dijelaskan:”Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala
prioritas kebutuhan mustahik dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang
produktif”.8Strategi pengelolaan dana zakat yang baik akan menciptakan
kepercayaan pada masyarakat sehingga masyarakat akan terdorong
menyalurkan dananya pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) dari pada
menyalurkannya langsung pada mustahik zakat.9 Karena itu, peran lembaga-
lembaga amil zakat seperti LAZISMU menjadi fasilitator sangat penting dalam
pengelolaan dana zakat untuk kegiatan wirausaha sebagai instrumen yang
dapat mempengaruhi pemerataan sosial ekonomi dan meningkatkan
7 Didin Hafhifuddin..(et al.).Problematika Zakat Kontemporer :Arikulasi Proses Sosial
Politik Bangsa, (Cet. I; Jakarta : Forum Zakat, 2003), h.95.
8 Institut Manajemen Zakat, Modul Pelatihan dan Manajemen Zakat, (Jakarta : IMZ,
2002), h. 90.
9Ibid. h.90.
5
kesejahetraan mustahik.
Berdasarkan pada pemikiran dan latar belakang masalah diatas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang“ANALISIS STRATEGI
PENGELOLAAN DANA ZAKAT DALAM KEGIATAN WIRAUSAHA
UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIK STUDI
KASUS PADA LAZISMU KOTA MAKASSAR”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal tersebut yang telah dikemukakan diatas, makarumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah vaiabel pengelolaam dana zakat memiki pengaruh terhadap variabel
kegiatan wirausaha mustahik?
2. Apakah variabel kegiatan wirusaha mustahik memiliki pengaruh terhadap
variabelkesejahteraan?
3. Apakah variabelpengelolaan dana zakat memiliki penagaruh terhadap
variabelkesejahteraan?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Guna mengetahui variabel pengelolaan dana zakat memiliki pengaruh
terhadap variabel kegiatan mustahik.
2. Guna mengetahui variabel kegiatan wirausaha mustahik memiki pengaruh
terhadap variabel kesejahteraan.
3. Guna mengetahui variabel pengelolaan dana zakat memiki pengaruh
terhadap variabel kesejahteraan.
6
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan juga
memberikan manfaat pembelajaran dalam bentuk teori.
2. Manfaat Praktis
a. Penulis
Penelitian ini menjadi media bagi penulis untuk menambah
pengalaman dibidang penelitian dan menambah pemahaman mengenai
judul yang menjadi fokus penelitian.
b. Penulis Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya.
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Kajian Teori
1. Zakat
a. Pengertian Zakat
Secara Istilah,zakat berasal dari bahasa Arab (zakah atau zakat), yang
mengandung arti harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh orang yang
beragama Islam dan diberikan kepada golongan yang berhak menerimanya
(fakir miskin dan sebagainya). Dari segi bahasa, zakat berarti bersih, suci,
subur, berkat, dan berkembang. Menurut syariat Islam, zakat merupakan
rukun ketiga dari rukun Islam.10
Menurut Wahbah Al- Zuhayli (1989), zakat adalah pertumbuhan,
pertambahan, dan pembersihan. Sedangkan menurut Yusuf Al-Qardhawi
(2007: 35) menjelaskan bahwa zakat ialah sejumlah harta tertentu yang
diserahkan kepada orang-orang yang berhak mendapatkannya dan
diwajibkan oleh Allah.11
Zakat merupakan keawajiban untuk mengeluarkan sebagiannya harta
yang bersifat mengikat dan bukan anjuran. Kewajiban tersebut berlaku
untuk seluruh umat muslim yang sudah balig atau belum, berakal atau gila.
Di saat mereka sudah memiliki sejumlah harta yang sudah masuk dalam
batas nisabnya, maka wajib dikeluarkan harta dalam jumlahtertentu pula
10Dr. H. Aden Rosadi. Zakat dan Wakaf. (Cet 1: Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2019), h.9.
11 Didiek Ahmad Supardi. Sistem Lembaga Keuangan Ekonomi Islam dalam
Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. (Semarang: PT. Pustaka Rezeki *utra, 2013), h. 37.
8
untuk diberikan kepada para mustahik yang terdiri dari delapan kelompok.
Sebagai salah satu dari rukun Islam yang ke lima, zakat adalah pondasi
Islam yang agung. Kewajibannya pun langsung disampaikan melalui Al-
Quran, As-Sunnah dengan dilengkapi keterangannya berdasarkan Ijma‟
ulama. Allah SWT berfirman dalam Qs. Al-Bayyinah: 5 yang berbunyi:
Terjemahnya :
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan
lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan
yang demikian itulah agama yang lurus”.12
Karena adanya perpecahan di kalangan mereka, maka pada ayat ini
dengan nada mencerca Allah menegaskan bahwa mereka tidak
diperintahkan kecuali untuk menyembah-Nya. Perintah yang ditujukan
kepada mereka adalah untuk kebaikan dunia dan agama mereka, dan untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Mereka juga diperintahkan untuk
mengikhlaskan diri lahir dan batin dalam beribadah kepada Allah dan
membersihkan amal perbuatan dari syirik sebagaimana agama yang dibawa
oleh Nabi Ibrahim yang menjauhkan dirinya dari kekufuran kaumnyakepada
agama tauhid dengan mengikhlaskan ibadah kepada Allah. Ikhlas adalah
salah satu dari dua syarat diterimanya amal, dan itu merupakan pekerjaan
12 Departemen Agama RI, Al-Quran dan terjemahannya.
9
hati. Sedang yang kedua adalah mengikuti sunah Rasulullah. Allah
berfirman: Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah
agama Ibrahim yang lurus." (an-Nahl/16: 123) Firman-Nya yang lain:
Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi
dia adalah seorang yang lurus dan muslim. (Ali 'Imran/3: 67) Mendirikan
salat dalam ayat ini maksudnya adalah mengerjakannya terus-menerus
setiap waktu dengan memusatkan jiwa kepada kebesaran Allah, untuk
membiasakan diri tunduk kepada-Nya. Sedangkan yang dimaksud dengan
mengeluarkan zakat yaitu membagi-bagikannya kepada yang berhak
menerimanya sebagaimana yang telah ditentukan oleh Al-Qur'anul Karim.
Keterangan ayat di atas tentang keikhlasan beribadah, menjauhkan diri dari
syirik, mendirikan salat, dan mengeluarkan zakat, adalah maksud dari
agama yang lurus yang tersebut dalam kitab-kitab suci lainnya.
Mutlaknya kewajiban untuk membayar zakat, Rasulullah SAW
sempat mengutus salah seorang sahabatnya Muadz bin Jabbal ke negeri
Yaman, dan beliau berpesan, “Jelaskanlah kepada mereka (orang-orang
Yaman) bahwa Allah telah mewajibkan kepada mereka untuk mengeluarkan
zakat yang dipungut dari orang-orang kaya di antara mereka untuk
diberikan kepada orang-orang fakir dari mereka”. (HR. Muslim).13
Pemberian zakat juga bukan semata-mata dilakukan secara individual dari
muzakki diserahkan langsung kepada mustahik akan tetapi dilakukan oleh
sebuah lembaga yang khusus menangani zakat yang khususmemenuhi
13 Drs.Syarif Hidayatullah, Ensiklopedia Rukun Islam (Jakarta : Al- Kautsar Prima, 2008),
h. 4-6.
10
syarat tertentu yang disebut dengan amil zakat. Amil zakat inilah yang
memiliki tugas melakukan sosialisasi kepada masyarakat, melakukan
pengambilan barang sertamendistribusikannya secara tepat dan benar.
Oleh karena itu, Lembaga Amil Zakat, infaq dan Sedekah
(LAZISMU) harus dikelola dengan amanah dan jujur, transparan dan
professional. Harta yang terkumpul dari pengumpulan zakat disalurkan
langsung untuk kepentingan mustahiq. Dalam kondisi masyarakat yang
rawan atau tercancam kemiskinan, peran lembaga zakat tentu diharapkan
harus lebih aktif menggulirkan program-program yang responsif terhadap
kebutuhan para mustahiq. Alokasi penyaluran dana zakat, infaq dan sedekah
untuk bantuan bersifat karitas dalam situasi sekarang ini perlu diperbesar
dan diperluas sasarannya dalam rangka proteksi penduduk miskin.
Kesimpulannya adalah bahwa zakat merupakan salah satu rukun Islam
yang wajib dilaksanakan oleh seorang muslim. Sedangkan hikmah dari
kewajiban melaksanaknnya adalah penyucian harta bagi pemiliknya dan
saling memberikan pertolongan antara sesame muslim.14
b. Landasan Hukum Zakat
Zakat itu hukumnya wajib bagi orang yang telah memenuhi syarat
syaratnya, dan merupakan salah satu rukun Islam yang kelima. Adapun
dasar hukumnya itu terdapat dalam Al-qur‟an dan Al-hadits. Diantara dasar-
dasar itu adalah sebagai berikut :
1) Al-qur‟an
14
Kementerian Agama RI. Membangun Peradaban Zakat (Jakarta: KA RI, 2012), h. 30-
31.
11
Dalam al-qur‟an terdapat 32 buah kata zakat. Pengulangan tersebut
mengandung maksud bahwa zakat mempunyai kedudukan, fungsi dan peranan
yang sangat penting. Dari 32 buah kata zakat yang terdapat di dalam Alqur‟an,
29 diantaranya bergandengan dengan kata shalat, di antaranya yaitu firman
Allah dalam surat Al-baqarah (2) ayat 43 yaitu:
Terjemahnya :
“Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang
yang rukuk.”15
Pada ayat ini terdapat tiga macam perintah Allah yang ditujukan kepada
Bani Israil, ialah: 1. Agar mereka melaksanakan salat setiap waktu dengan cara
yang sebaik-baiknya, melengkapi segala syarat dan rukunnya, serta menjaga
waktu-waktunya yang telah ditentukan. 2. Agar mereka menunaikan zakat,
karena zakat merupakan salah satu pernyataan syukur kepada Allah atas
nikmat yang telah dilimpahkan-Nya dan menumbuhkan hubungan yang erat
antar sesama manusia karena zakat itu dapat saling membantu dalam
masyarakat, di mana orang-orang yang miskin memerlukan bantuan dari yang
kaya dan sebaliknya. 3. Agar mereka rukuk bersama orang-orang yang rukuk.
Maksudnya ialah kita telah mengetahui bahwa salat menurut agama Islam
terdiri dari bermacam-macam gerakan jasmaniyah, seperti rukuk, sujud,
iktidal, dan sebagainya. Tetapi pada akhir ayat ini salat tersebut hanya
diungkapkan dengan kata-kata “rukuk”. Hal ini dimaksudkan agar mereka
15 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya.
12
menunaikan salat dengan benar seperti yang diajarkan Rasulullah Saw. Dengan
mengerjakan shalat dan zakat merupakan manifestasi rasa syukur kepada Allah
SWT, yang telah memberikan nikmatnya dan juga merupakan suatu cerminan
hubungan antara manusia. Maka perintah salat dan zakat di dalam ayat tersebut
telah menjadi kewajiban mutlak.
2) Al-hadits
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar r.a. Sesungguhnya Rasulullah Saw.
bersabda :
صلهن علي صلهى الله وا قال قال رصل الله ع عي ابي عوز رضي الله
دا رصل الله أىه هحوه صلم على خوش شادة أى ل إل إله الله بي ال
م رهضاى ص الحج كاة إيتاء الزه لة إقام الصه
Artinya :
“Dari Ibnu Umar r.a berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
Islam itu dibina terhadap lima pilar (dasar); Bersaksi bahwa tiada Tuhan
yang patut disembah kecuali Allah, Muhammad hamba-Nya dan Rasul-Nya;
mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan
melaksanakan haji ke Baitullah (bagi yang mampu).”(HR. Bukhari dan
Muslim).16
c. Tujuan Zakat
Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi, yaitu
hablum minallah dan hablum minannas. Syariat zakat dalam Islam
menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan masalah-masalah
kemasyarakatan, terutama nasib orang yang lemah.17
Tujuan tersebut, antara
lain:
16Dr. H. Aden Rosadi. Zakat dan Wakaf (Cet 1; Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2019), h.69
17 Sofyan Hasan. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf. (Surabaya: Al-Ikhlas,1995), h.26.
13
1) Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan
hidup serta penderitaan.
2) Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para gharim,
ibnu sabil ,dan mustahik lainnya.
3) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesama umat Islam serta
manusia pada umumnya.
4) Menghilangkan sifat kikir pemilik harta kekayaan.
5) Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial)
6) Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dan yang miskin dalam
suatu masyarakat.
7) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama
yang mempunyai harta.
8) Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada pada dirinya.
9) Sarana pemerataan pendapatan untuk mencapai keadilan sosial.18
Tujuan disyariatkan zakat, di antaranya adalah agar harta tidak hanya
beredar dikalangan orang-orang kaya.19
Hal ini sebagaimana disebutkan Allah
dalam Qs. Al-Hasyr (59):7:
نی .. ی يااء ه ی ي الی ل بيی ی ى د ی ... ی ل ي
Terjemahnya :
18 Sofyan Hasan. Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf(Surabaya: Al-Ikhlas,1995), h.26-
27.
19 Amir Syarifuddin. Garis-Garis Besar Fiqh(Jakarta: Kencana, 2003), h.39.
14
“…agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja
di antara kamu…”20
Ayat ini menjelaskan sebagian pengikut Syafi'i berpendapat bahwa bagian
Rasulullah itu diserahkan kepada badan-badan yang mengusahakan
kemaslahatan kaum Muslimin dan untuk menegakkan agama Islam. Ibnus-
sabil yang dimaksud dalam ayat ini ialah orang-orang yang terlantar dalam
perjalanan untuk tujuan baik, karena kehabisan ongkos dan orang-orang yang
terlantar tidak mempunyai tempat tinggal. Kemudian diterangkan bahwa Allah
menetapkan pembagian yang demikian bertujuan agar harta itu tidak jatuh ke
bawah kekuasaan orang-orang kaya dan dibagi-bagi oleh mereka, sehingga
harta itu hanya berputar di kalangan mereka saja seperti yang biasa dilakukan
pada zaman Arab Jahiliah.
Tujuan zakat bukanlah sekedar untuk mengumpulkan harta dan memenuhi
kas saja, dan bukan pula sekedar menolong yang lemah dan mempunyai
kebutuhan serta menolong mereka dari kejatuhan saja, akan tetapi yang utama
adalah agar manusia lebih tinggi nilainya daripada harta, sehinga ia menjadi
tuannya harta bukan menjadi budaj harta.21
d. Mustahik
Orang-orang yang berhak menerima zakat disebut dengan mustahiq
zakat. Kata asal mustahiq yaitu haqqo yahiqqu hiqqon wa hiqqotan yang
artinya kebenaran, hak, dan kemestian. Mustahiq juga berarti berhak atau yang
menuntut hak. Dan orang-orang yang berhak menerima zakat hanya mereka
20 Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahan.
21 Yusuf Qhardawi, Fikhu Zakat, diterjemahkan oleh Salman Harun dkk. Dengan judul
Hukum Zakat. (Cet V; Jakarta: Mizan, 1999), h.848.
15
mereka yang telah ditentukan oleh Allah dalam Al-Quran surah At-Taubah
ayat 60 yang berbunyi :
Terjemahnya:
“Sesungguhnya sedekah-sedekah (zakat) itu hanyalah untuk orang-orang
fakir, Orang-orang miskin, pengurus zakat (amil), orang-orang yang dibujuk
hatinya (muallaf), untuk memerdekakan budak yang telah dijanjikan merdeka,
orang-orang yang berhutang di jalan Allah, dan orang-orang yang sedang
dalam perjalanan (musafir) sebagai sesuatu ketetapan dan yang diwajibkan
Allah”.22
Ayat ini menjelaskan secara terperinci siapa sesungguhnya yang berhak
menerima zakat itu. Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,
yaitu orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap sehingga kebutuhan primernya
tidak terpenuhi, orang miskin, yakni orang yang memiliki penghasilan namun
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak, baik kedua
kelompok itu meminta-minta maupun tidak, amil zakat, orang-orang yang
ditugaskan untuk mengelola dana zakat, yang dilunakkan hatinya atau orang
yang baru masuk Islam, untuk memerdekakan hamba sahaya, untuk
membebaskan orang yang berutang demi memenuhi kebutuhan primernya yang
jumlahnya melebihi penghasilannya, untuk orang yang aktivitasnya berada di
jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan dengan perjalanan
22 Departemen Agama RI. Al-Quran dan Terjemahannya.
16
yang mubah dan kehabisan bekal. Zakat itu sebagai kewajiban dari Allah bagi
setiap muslim yang mampu. Allah Maha Mengetahui apa saja yang terkait
dengan kemaslahatan hambahamba-Nya, Mahabijaksana atas segala aturan dan
kebijakan-Nya.
Pada masa Rasulullah Saw mereka yang serakah tidak dapat menahan air
liurnya ketika melihat harta sedekah. Mereka berharap mendapat percikan harta
dari Rasulullah. Setelah tidak diperhatikan oleh Rasulullah, mereka mulai
menggunjing dan menyerang kedudukan beliau sebagai nabi.23
Berdasarkan ayat tersebut, yang di sebut mustahiq adalah sebagai berikut
berikut :
a. Fakir
Fakir adalah orang yang tidak mempunyai harta atau penghasilan sama
sekali.24
b. Miskin
Miskin adalah orang-orang yang memiliki harta atau penghasilan namun
sama sekali tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
hidupnya.
c. Amil
Amil adalah orang yang bertugas mengurus dan membagikan zakat
kepada yang berhak menerimanya, dengan syarat mengerti tentang zakat
dan bisa dipercaya.
23Elsa Kartika Sari. Pengantar Hukum Zakat dan Waqaf (Jakarta: PT. Grasindo, 2006), h.
37.
24 Muhamad `Ali al-Sayis. Tafsir Ayat al-Ahkam Jilid II (Beirut: Dar al-Kutub al-
`Ilmiyah, t.t), h. 30.
17
d. Mualaf
Mualaf adalah orang yang baru memeluk agama Islam dan bantuan
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.
e. Riqab
Riqab adalah membebaskan atau memerdekakan hamba sahaya dari
perhambaannya sehingga ia lepas dari ikatan dengan tuannya.
f. Ghorimin
Menurut Imam Syafi‟i, ghorimin adalah orang yang berutang karena
mendamaikan dua orang yang berselisih.25
Sedangkan menurut Imam
Hambali, ghorimin adalah orang yang berutang untuk dirinya sendiri pada
pekerjaan yang mubah atau haram, tetapi dia sudah bertobat.26
g. Fii Sabiilillah
Fii sabiilillah adalah orang-orang yang berjuang di jalan Allah,
seperti orang yang berjihad (berperang), berdakwah, dan lain-lain.
h. Ibnu Sabil
Ibnu sabil adalah orang-orang yang berpergian jauh untuk
kepentingan Ibadah (bukan maksiat) dan kehabisan bekal atau mengalami
kesengsaraan dalam perjalannya.
Adapun orang yang tidak berhak menerima zakat karena beberapa
alasan, antara lain :
25 Masifuk Zuhdi, Masailul Fiqiyah (Jakarta: Cv. Haji Masagung,1994), h. 262-263.
26 Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah Jilid 1 (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), h.567.
18
1. Keluarga Rasulullah Saw.
Mereka tidak boleh makan harta zakat sedikit pun berdasarkan pernyataan
tegas dari Rasulullah Saw.
ل لل د ، لوحوه ا ل تحل إه صاخ الهاس، ي أ دقة، إهوا الصه إىه ذ
صلهن د صلهى الل علي هحوه
Artinya :
“Zakat adalah kotoran harta manusia, tidak halal bagi Muhammad, tidak
pula untuk keluarga Muhammad shallallahu „alaihiwa sallam.”
(HR. Muslim, Abu Daud, Nasa‟I, dan Ahmad).27
Hadist ini menjelaskan bahwa keluarga Rasulullah Saw. tidak boleh
menerima zakat karena keluarga Nabi shallallahu „alaihi wa sallam adalah
semua keturunan bani Hasyim dan bani Abdul Muthalib.
2. Orang Kaya
ي ه تض ل ل ، ل ه يا ل يي Artinya :
“ Tidak ada hak zakat untuk orang kaya, maupun yang masih kuat bekerja”
(HR. Abu Daud).28
Hadist tersebut menjelaskan bahwa orang kaya itu tidak berhak
menerima zakat, begitu pula untuk orang yang masih kuat bekerja.
3. Orang Kafir
27Dr. H. Aden Rosadi. Zakat dan Wakaf (Cet; 1: Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2019), h.69
28Dr. H. Aden Rosadi. Zakat dan Wakaf (Cet; 1: Bandung: Simbiosa Rekatama Media,
2019), h.70
19
Ibnul Mundzir menukil adanya ijma‟ kesepakatan ulama bahwa orang kafir
tidak boleh menerima zakat.29
4. Setiap orang yang wajib dinafkahi oleh muzakki (wajib zakat)
Zakat tidak boleh diberikan kepada orang yang wajib dinafkahi
olehmuzakki(wajib zakat), seperti istri, anak, dan seterusnya ke bawah, atau
orang tua danseterusnya ke atas.30
5. Budak
Budak tidak boleh menerima zakat karena zakat yang diterima pada
akhirnya harus diserahkan kepada tuannya, terkecuali budak mukatab.31
e. Wirausaha
1. Pengertian Wirausaha
Secara bahasa, wirausaha atau entrepreneur adalah suatu istilah yang
berasal dari kata „wira‟ yaitu berani, perkasa, dan utama.32
Sedangkan „usaha‟
yaitu kegiatan atau aktifitas yang mengerahkan tenanga, pikiran atau badan
untuk mencapai sesuatu maksud.33
Menurut istilah wirausaha yaitu sebagaimana argumen oleh Taufik
Baharuddin seorang konsultan manajemen dalam ruang lingkup manajemen
sumberdaya manusia dan pengajar di fakultas Ekonomi Universitas Indonesia
bahwa wirausaha yaitu, kemampuan untuk menciptakan,
29 Ammi Nur Baits. 7 Orang Yang tidak Boleh Menerima Zakat. 2013. Diakses pada 15
November 2019. Pukul 10.11 WITA.
30Umrotul Khasanah. Manajemen Zakat Modern: Instrumen Pemberdayaan Umat
(Malang: UIN Maliki Press, 2010), h.41
31 Ahmad Sarwat. Ensiklopedia Fikih Indonesia 4 : Zakat (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2019), h. 442
32 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta; Balai
Pustaka, 1990), h.1023.
33 W.J.S. Powerdarminta. Kamus Umum BI (Jakarta; Balai Pustaka, 1983), h.1136.
20
mencari,memanfaatkan peluang untuk menuju apa yang ingin dicapai sesuai
dengan yang di idealkan.34
Seiring dengan hal tersebut Bukhari Alma mengemukakan bahwa
wirausaha atau entrepreneur adalah orang yang melihat adanya peluang
kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang
tersebut.35
Makna lain dari wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang
membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian
besar pendorong perubahan, inovasi dan kemajuan perkeonomian beasal dari
para wirausaha, orang-orang yang memiliki kemampuan untu mengambil
resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.36
Jadi secara umum pengertian wirausaha atau entrepreneur adalah
mereka yang selalu bekerja keras dan kreatif untuk mencari peluang bisnis,
mendayagunakan peluang yang diperoleh, dan kemudian merekayasa
penciptaan alternatif sebagai peluang bisnis baru dengan faktor keunggulan
(Heflin, 2004).37
Pengertian kewirausahaan adalah seseorang dalam menangani usaha
atau kegiatan yang mengarah ke upaya untuk mencari keuntungan yang lebih
besar. Sedangkan pengertian penguasaha adalah orang yang berusaha mencari
keuntungan dengan mengelola sendiri perusahaannya atau bersama-sama
34 www. We-entrepreneur.Com\artikel\Kewirausahaan. Doc.Diakses pada 02 Maret
2020. Pukul 13.13 WITA.
35 Bukhari Alma.Kewirausahaan. (Cet, VII; Bandung; Al-Fabate, 2004), h.21.
36 Andi Irawan. Kewirausahaan UKM Pemikiran Pengalaman. (Jawa Tmur; Graha
Ilmu, 2007), h. 26-27.
37 Fajarwati, Hasnah Rimiyati, Munjiati Munawaroh. Kewirausahaan (Yogyakarta:
LP3M UMY, 2016), h.6.
21
dengan orang lain.38
Peter Drucker berkata bahwa wirausaha tidak mencari
resiko, mereka mencari peluang.39
Mereka yang menghargai proses adalah cenderung memiliki kesabaran,
dan seorang wirausahawan sejati memiliki kesabaran dalam menjalani setiap
proses menuju keberhasilan tersebut. Sehingga jika ada pendapat bahwa
kegagalan adalah awal dari kesuksesan maka kata-kata ini dipegang teguh oleh
wirausahawan. Tanpa ada kegagalan sulit seseorang mengetahui dimana
kelemahan yang ia miliki. Kadang kala kita perlu belajar dari kesalahan, dan
manusia diajarkan untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama dikemudian
hari, karena jika ia mengulangi kesalahan yang sama dikemudian hari maka
artinya ia tidak belajar dari pengalaman atau menyia-nyiakan pengalaman.
Lebih jauh setiap kesalahan atau kegagalan harus dipelajari apa penyebab itu
terjadi. Kesempurnaan sebuah produk pada saat produk itu diciptakan lebih
baik dari produk sebelumnya. Kata-kata seperti ini menjadi kunci seorang
wirausahawan.
2. Pemanfaatan Zakat Sebagai Modal Wirausaha
Untuk saat sekarang ini, potensi harta zakat ternyata makin
berkembang dalam upaya pemanfaatannya. Tidak saja sebagai harta yang
dikonsumsi, lalu habis seketika itu, tapi lebih kepada pengupayaan agar zakat
itu dimanfaatkan untuk hal-hal yang nilainya produktif dan berkembang biak
secara simultan dalam jangka panjang ke depan.
38 Nurhadi. Ekonomi SMA/MA Kelas XII (Jakarta: Bumi Aksara), h. 108-115.
39 Buchari Alma. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum (Bandung: Alfabeta,
2008), h.24.
22
Salah satu upaya pemanfaatan zakat untuk hal di atas adalah
menggunakannya sebagai modal wirausaha atau menjadikan harta zakat
sebagai modal berwirausaha. Wirausaha sendiri didefinisikan sebagai usaha-
usaha yang mempunyai keunggulan tertentu untuk memodifikasi produk lama
menjadi produk baru, dengan menciptakan lapangan pekerjaan yang
memanfaatkan pemberdayaan manusia dan kekayaan alam lainnya.
Umat Islam memiliki persepsi bahwa ajaran zakat tidak lebih dari
sekedar ibadah ritual yang terpisah dari konteks sosial. Oleh karena itu
dibutuhkan suatu strategi yang mungkin perlu terus-menerus diperbarui dalam
mengaktualisasikan potensi zakat di tengah-tengah masyarakat agar setiap
masyarakat bisa merasakan secara langsung implikasinya dalam kehidupan
sosial ekonomi mereka, baik sekarang dan masa yang akan datang.
Dengan dasar argumen tersebut, cukup memberi gambaran betapa
potensi ekonomi zakat sangat membantu umat dalam pemberdayaan ekonomi
rakyat, terjadinya keadilan pendapatan terutama modal usaha bagi wirausaha.
Apalagi sebagai umat yang mayoritas di negara ini, kaum muslimin memiliki
kewajiban untuk menggali potensi yang kita miliki, yang bersumber pada
kekuatan ajaran Islam dan kekuatan umat itu sendiri. Salah satunya adalah
zakat, infak, dan sedekah. Walaupun tidak mungkin mampu menyelesaikan
masalah kesejahteraan secara tuntas, akan tetapi bila ketiga ajaran Islam itu,
dikelola dengan baik, amanah, dan profesional dalam pengambilan maupun
pendistribusiannya, setidaknya akan dapat meminimalisasi berbagai hal yang
berkaitan dengan kemiskinan.
23
Selain itu, tingkat kesulitan wirausahawan untuk memperoleh pinjaman
dari bank cukup terbantu dengan adanya Lembaga Amil Zakat yang
menyalurkan sebagian dana zakat yang dihimpunnya untuk modal usaha. Oleh
karena itu, amat dibutuhkan satu bentuk lembaga independen yang mengurus
hal ini. Dalam konteks Indonesia, tercatat beberapa lembaga, antara lain:
Badan Amil Zakat, Infak, dan Sedekah (BAZIS), dan Lembaga Amil Zakat,
Infak, dan Sedekah Muhammadiyah (LAZISMU).40
f. Kesejahteraan
1. Pengertian Kesejahteraan
Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki tiga arti yaitu sebagai
berikut:41
a) Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke keadaan yang baik,
kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur,
dalam keadaan sehat dan damai.
b) Dalam ekonomi, sejahtera dihubungkan dengan keuntungan benda.
Sejahtera memliki arti khusus resmi atau teknikal (lihat ekonomi
kesejahteraan), seperti dalam istilah fungsi kesejahteraan sosial.
c) Dalam kebijakan sosial, kesejahteraan sosial menunjuk ke jangkauan
pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ini adalah istilah
yang digunakan dalam ide negara sejahtera.
40 Badiradi, Zen. dkk. Zakat dan Wirausaha (Jakarta: Lintera Antar Nusa,2010), h.5-9.
41 Intan Indra Natalia. Skripsi: “Kajian Tingkat Kesejahteraan Petani Salak Pondok di
Desa Pekandangan”. (Purwokerto, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 2016), h. 6.
24
2. Indikator Kesejahteraan
Kesejahteraan meliputi seluruh bidang kehidupan manusia. Mulai dari
ekonomi, sosial, budaya, iptek dan lain sebagainya. Bidang-bidang kehidupan
tersebut meliputi jumlah dan jangkauan pelayanannya. Pemerintah memiliki
kewajiban utama dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Untuk
mendapatkan kesejahteraan itu memang tidak gampang. Tetapi bukan berarti
mustahil didapatkan. Kita hanya perlu memperhatikan indikator kesejahteraan
itu. Adapun indikator tersebut diantaranya adalah :42
a) Jumlah dan pemerataan pendapatan.
Hal ini berhubungan dengan masalah ekonomi. Pendapatan
berhubungan dengan lapangan kerja, kondisi usaha, dan faktor ekonomi
lainnya. Penyediaan lapangan kerja mutlak dilakukan oleh semua pihak
agar masyarakat memiliki pendapat tetap untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tanpa itu semua, mustahil manusia dapat mencapai
kesejahteraan.
b) Pendidikan yang semakin mudah untuk dijangkau.
Pengertian mudah disini dalam arti jarak dan nilai yang harus
dibayarkan oleh masyarakat. Dengan pendidikan yang murah dan mudah
itu, semua orang dapat dengan mudah mengakses pendidikan setinggi-
tingginya. Dengan pendidikan yang tinggi itu, kualitas sumberdaya
manusianya semakin meningkat. Dengan demikian kesempatan untuk
mendapatkan pekerjaan yang layak semakin terbuka.
42Icai. Indikator Kesejahteraan. https://www.kompasiana.com/icai,(diakses pada 16
Maret 2020, pukul 13.55).
25
c) Kualitas kesehatan yang semakin meningkat dan merata.
Kesehatan merupakan faktor untuk mendapatkan pendapatan dan
pendidikan. Karena itu, faktor kesehatan ini harus ditempatkan sebagai
hal yang utama dilakukan oleh pemerintah. Masyarakat yang
membutuhkan layanan kesehatan tidak dibatasi oleh jarak dan waktu.
Setiap saat mereka dapat mengakses layanan kesehatan yang murah dan
berkualitas. Apabila masih banyak keluhan masyarakat tentang layanan
kesehatan, maka itu pertanda bahwa suatu Negara masih belum mampu
mencapai taraf kesejahteraan yang diinginkan oleh rakyatnya.
Selain indikator kesejahteraan diatas, menurut BPS (Badan Pusat
Statistik)dalam penelitian Eko Sugiharto (2007) indikator yang digunakan
untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ada 8 yaitu :43
a. Pendapatan
b. Konsumsi atau pengeluaran keluarga
c. Keadaan tempat tinggal
d. Fasilitas tempat tinggal
e. Kesehatan anggota keluarga
f. Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan
g. Kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan
h. Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi
43
Eko Sugiharto. Skripsi: Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Desa Benua Baru
Ilir Berdasarkan Indikator BPS. (Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, 2007), h.15-18.
26
B. Kerangka Pikir
Al- Quran
QS. Al-Baqarah : 60
QS. Al-Bayyinah : 5
As-Sunnah
HR. Bukhari dan Muslim tentang zakat
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Studi Teoritik 1. Yusuf Al-Qardhawi menjelaskan
bahwa zakat ialah sejumlah harta
tertentu yang diserahkan kepada
orang-orang yang berhak
mendapatkannya dan diwajibkan
oleh Allah.
2. Dalam bab V tentang
pendayagunaan zakat Pasal 16
ayat 2 dijelaskan:”Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat
berdasarkan skala prioritas
kebutuhan mustahik dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha yang
produktif”.
Studi Empirik
1. Menurut Wahbah Al- Zuhayli, zakat adalah
pertumbuhan,
pertambahan, dan pembersihan.
2. Menurut syariat Islam,
zakat merupakan rukun
ketiga dari rukun Islam.
Studi
Rumusan Masalah
Hipotesis
Skripsi
1. Pengembangan Ilmu
2. Manfaat karya ilmiah
3. Motifasi penelitian
lanjutan
4. Kesimpulan dan
rekomendasi
Analisis
Kuantitatif
27
C. Kerangka Konseptual
Keterangan :
= Variabel = Garis Korelasi
= Indikator = Garis Indikator
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Proses (X1)
Kesejahteraan (𝛾)
Pengelolaan
Dana Zakat(α)
Kegiatan
Wirausaha
Mustahik (β)
Dana Zakat (X2) Pengaturan (X3)
Kebutuhan
Mencukupi (Y1)
Tingkat Pendidikan
(Y2)
Pendapatan (Y3)
Modal usaha (X4) Pendampingan
Usaha (X6) Jenis Usaha (X5)
28
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara atas
permasalahan penelitian yang memerlukan data untuk menguji kebenaran
dugaan tersebut.44
Dari permasalahan sebelumnya, penulis mengemukakan
hipotesis dari penelitian ini, yaitu :
1. Diduga, variabel pengelolaan dana zakat memiki pengaruh terhadap
variabel kegiatan wirausaha mustahik.
2. Diduga, variabel kegiatan wirausaha mustahik memiki pengaruhterhadap
variabel kesejahteraan.
3. Diduga, variabel pengelolaan dana zakat memiliki pengaruh terhadap
variabel kesejahteraan.
44 Kountur, Roni. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Edisi Revisi 2
(Jakarta : PPM, 2007), h.89.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari hasil
pengamatan langsung di LAZISMU Kota Makassar dengan menggunakan
skala Likert dengan 1 sampai 5 skor berddasarkan data-data yang diperoleh
dari LAZISMU Kota Makassar.
Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif. Penelitian
kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif
adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis dan
teori-teori serta hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses
pengukuran adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatifkarena
hal ini memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan
empiris dan ekspresi matematis serta hubungan-hubungan kuantitatif.45
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, yaitu
pendekatan yang ditunjukkan untuk melakukan pengkajian terhadap
suatu peristiwa, orang atau konteks tertentu secara mendalam dan
intensif.46
45 Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), h. 23.
46 Irwan Tarmiwi. Metode Penelitian. (Cet 1; Surabaya : UIN SA Press, 2014), h. 172.
30
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di LAZISMU Kota Makassar, Jalan G.
Lompobattang No.201, Kota Makassar. Objek dalam penelitian ini adalah
mustahik yang menerima bantuan pinjaman dana zakat dari LAZISMU Kota
Makassar. Alasan mengapa Lembaga ini menjadi lokasi penelitian karena
lembaga ini merupakan salah satu amil zakat yang bagian dari naungan
Muhammadiyah serta LAZISMU Kota Makasar merupakan cabang terbesar di
Kota Makassar.
Selanjutnya penelitian didasari pertimbangan bahwa Kota Makassar
merupakan wilayah yang tempat berdirinya kantor cabang utama LAZISMU di
Provinsi Sulawesi Selatan, disamping itu juga karakteristik mustahik dengan
berbagai latar belakang sosial sehingga memungkinkan memperoleh data dan
informasi yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Kemudian waktu yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah kurang lebih 2 bulan.
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi penyebab perubahan pada variabel lain. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel bebas diantaranya Pengelolaan Dana Zakat(𝛽) dan
Kesejahteraan(𝛾). Variabel ini dikatakan variabel bebas dikarenakan
keberadaan variabel ini tidak bergantung pada adanya variabel lain atau
bebas dari ada atau tidaknya variabel lain.
31
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi
atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.Variabel terikat dalam
penelitian ini adalah Kegiatan Wirausaha Mustahik(𝜗). Dinamakan
variabel terikat karena kondisi atau variasinya terikat atau dipengaruhi
oleh variasi variabel lain, yaitu dipengaruhi oleh variabel bebas.
D. Definisi Operasional Variabel
Berikut ini adalah pengertian tentang defenisi operasional variabel:
1) Pengelolaan dana zakat adalah suatu kegiatan perencanaan,
pengorgansasian, pelaksanaan, pengawasan terhadap pengumpulan dan
pendistribusian, serta pendayagunaan zakat. Pengelolaan zakat dilakukan
oleh badan amil zakat yang dibentuk oleh pemerintah yang
diorganisasikan dalam bentuk suatu badan atau lembaga.
2) Kegiatan wirausaha mustahik adalah orang yang selalu mengupayakan
berbagai hal kreatif dan inovatif dengan cara pengembangan ide dan
memanfaatkan setiap sumber daya yang ada, guna mendapatkan peluang
untuk memperbaiki hidup.
3) Kesejaheraan adalah istilah umum yang menunjuk ke keadaan yang baik,
kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, dalam
keadaan sehat dan damai.
32
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Suhasimi Arikunto adalah “keseluruhan objek yang
diteliti”.47
Berdasarkan pendapat tersebut populasi dalam penelitian ini
adalah mustahik yang tinggal di Kota Makassar. Dalam penelitian ini,
populasi yang dipilih sebanyak 75 orang yang menjadi mustahik pada
LAZSIMU Kota Makassar.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya
hendak diteliti (Djarwanto, 1994:43). Sampel yang baik, yang
kesimpulannya dapat dikenakan pada populasi, adalah sampel yang
bersifat representatif atau yang dapat menggambarkan karakteristik
populasi atau sampel yang merupakan bagian dari suatu populasi.48
Adapun sampel dari penelitian ini adalah sebagian mustahik pada
LAZISMU Kota Makassar sebanyak 63 Orang. Pada saat penelitian
berlangsung menggunakan Rumus sloving, sebagai berikut :
Rumus Sloving : n = N
(1+N e2)
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat error (5%)
47SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian(Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 102. 48 Umar, Husain, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis(Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada , 2001), h. 136.
33
Diketahui : n = 75
1+(0,05)(75)2
= 75
1,1875
= 63 Responden
F. Instrumen Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Data primer, yaitu data yang diperoleh dan dikumpulkan secara
langsung objek yang diteliti, yang berupa angket. Sedangkan data sekunder,
yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang
memuat peristiwa masa lalu yang dapat dapat diperoleh dari jurnal, majalah,
buku, data statisitik maupun dari internet. Selain itu, data juga dapat diperoleh
dalam bentuk yang sudah dipublikasikan yang tersedia di lembaga seperti
literatur, company profile, jurnal, dan sebagainya. Selanjutnya dalam kegiatan
penelitian ini penulis menggunakan bebarapa alat yang mendukung dalam
melakukan penelitian ini, yaitu: handphone dan alat tulis.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipergunakan dalam proses pengumpulan data dalam
penelitian ini terdiri atas metode :49
1. Wawancara
Dalam wawancara peneliti akan mencatat opini dan hal lain yang
berkaitan dengan penelitian yang ada didalam lembaga dengan demikian
49 Ejournal.uinsamata.ac.id diakses November 2019. Pukul 20. 13 WITA.
34
ada banyak informasi yang akan didapat dari hasil wawancara tersebut.
Dalam melakukan penelitian ini akan dilakukan dengan Wawancara
langsung (Direct Interview). Metode pengumpulan data yang digunakan
oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara langsung dengan
informan dari LAZISMU Kota Makassar.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung atau peninjauan secara
cermat di lapangan atau lokasi penelitian yang sedang dilakukan.Observasi
dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data-data kongkret di tempat
penelitian.
3. Kuesioner (Angket)
Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan
memberikan suatu daftar pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab oleh
para responden. Dalam hal ini, jumlah maupun kualifikasi para responden
ditentukan berdasarkan dengan metode pengambilan sampel.
Angket diberikan langsung kepada responden dengan tujuan agar
lebih efektif dan efesien menjangkau jumlah sampel dan mudah
memberikan penjelasan berkenaan dengan pengisian angket tersebut.
Instrument yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini
menggunakan skala Likert dengan skor 1-5, Jawaban responden berupa
pilihan 5 (lima) alternatif yang ada yaitu :
35
Table 3.1 Skala Likert
ALTERNATIF JAWABAN
JAWABAN SKOR
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data melalui metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan dan sebagainya.50
Dokumentasi ini
digunakan untuk mendapatkan keterangan dan bukti.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara analisis kuantitatif dengan
menggunakan metode Smart PLS 2.0. M3. Partial Least Square (PLS) adalah
suatu metode yang berbasis regresi yang dikenalkam oleh Herman O.A Word
untuk menciptakan dan pembagunan model dan metode untuk ilmu-ilmu
sosial dengan pendekatan yang berorientasi pada prediksi.PLS memiliki
asumsi data penelitian bebas distribusi (Distriburion- Free), artinya data
penelitian tidak mengacuh pada salah satu distribusi tertentu (misalnya
distribusi normal).PLS merupakan pengembangan metode alternatif dari
Structural Equation Modeling (SEM) yang dapat digunakan untuk mengatasi
50 Suharsimi Arikunto, op. cit., h.149.
36
permasalahan hubungan diantara variabel yang kompleksitas namun ukuran
sampel datanya yang kompleks datanya kecil (30 sampai 100), mengingat
SEM memiliki ukuran sampel data maksimal 100.
PLS digunakan untuk mengetahui kompleksitas hubungan suatu konstrak
dan konstrak yang lain, serta hubungan suatu konstrak dan indikator-
indikatornya. PLS didefinisikan oleh dua persamaan, yaitu inner model dan
outer model.Inner model menentukan spesifikasi hubungan antara konstrak
dan konstrak yang lain, sedangkan outer model menentukan spesifikasi
hubungan antara konstrak dan indikator- indikatornya. Konstrak terbagi
menjadi dua yaitu konstrakeksogen dan konstrak endogen.Konstrak endogen
merupakan konstrak penyebab,konstrak yang tidak dipengaruhi oleh konstrak
sedangkan konstrak endogen merupakan konstrak yang dijelaskan oleh
konstrakeksogen. Konstrak endogen adalah efek dari konstrakeksogen.PLS
dapat bekerja untuk model hubungan konstrak dan indikator-indikatornya
yang bersifat reflektif dan formatif, sedangkan SEM hanya bekerja pada
model hubungan yang bersifat reflektif saja.
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Sedekah
Muhammadiyah (LAZISMU) Kota Makassar
1. Latar Belakang
LAZISMU adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam
pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat,
infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga,
perusahaan dan instansi lainnya.
Didirikan oleh PP. Muhammadiyah pada tanggal 17 Juli 2002, selanjutnya
dikukuhkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia sebagai Lembaga Amil
Zakat Nasional melalui SK No. 457/21 November 2002. Dengan telah
berlakunya Undang-undang Zakat nomor 23 tahun 2011, Peraturan Pemerintah
nomor 14 tahun 2014, dan Keputusan Mentri Agama Republik Indonesia
nomor 333 tahun 2015. LAZISMU sebagai lembaga amil zakat nasional telah
dikukuhkan kembali melalui SK Mentri Agama Republik Indonesia nomor 730
tahun 2016.
LAZISMU adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam
pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat,
infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga,
perusahaan dan instansi lainnya. Latar belakang berdirinya LAZISMU terdiri
atas dua faktor. Pertama, fakta Indonesia yang berselimut dengan kemiskinan
yang masih meluas, kebodohan dan indeks pembangunan manusia yang sangat
38
rendah. Semuanya berakibat dan sekaligus disebabkan tatanan keadilan sosial
yang lemah.
Kedua, zakat diyakini mampu bersumbangsih dalam mendorong keadilan
sosial, pembangunan manusia dan mampu mengentaskan kemiskinan. Sebagai
negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi
zakat, infaq dan wakaf yang terbilang cukup tinggi. Namun, potensi yang ada
belum dapat dikelola dan didayagunakan secara maksimal sehingga tidak
memberi dampak yang signifikan bagi penyelesaian persoalan yang ada.
Berdirinya LAZISMU dimaksudkan sebagai institusi pengelola zakat
dengan manajemen modern yang dapat menghantarkan zakat menjadi bagian
dari penyelesai masalah (problem solver) sosial masyarakat yang terus
berkembang. Dengan budaya kerja amanah, professional dan transparan,
LAZISMU berusaha mengembangkan diri menjadi Lembaga Zakat terpercaya
dan seiring waktu, kepercayaan publik semakin menguat.51
Salah satu cabang
LAZISMU yaitu yang berada di Jalan G. Lompobattang No.201, Kota
Makassar. Di mana, LAZISMU Makassar memiliki program-program yang
sangat menarik seperti satu hari satu mustahiq dan kotak infaq keluarga, yang
tentunya dengan adanya program-program ini bisa membantu para mustahik.
2. Perkembangan LAZISMU Kota Makassar
Di Kota Makassar Lembaga Amil Zakat Muhammadiyah (LAZISMU)
sebagai lembaga otonom sudah ada sejak tahun 2003, namun hanya beroperasi
di kalangan terbatas khususnya di cabang Makassar dan cabang Karunrung.
51
www.lazismumakassar.org. Diakses pada 19 November 2019. Pukul 13.15 WITA.
39
Setelah Muktamar Muhammadiyah ke-45 di Malang bulan Juli tahun 2005,
maka struktur pimpinan mengalami perkembangan diantaranya “Majelis
Wakaf” dikembangkan menjadi “Majelis Wakaf dan ZIS”, Lazismu
diintegrasikan ke dalam persyarikatan dengan nama “Tim Pengelola Zakat
Muhammadiyah” yang dibentuk pada bulan September 2008. Tim ini
melakukan kegiatan membentuk Unit Pengumpulan Zakat disingkat menjadi
“UPZ” di cabang-cabang Muhammadiyah dan amal usaha Muhammadiyah,
untuk melakukan pendataan Muzakki dan Mustahik, mengumpul dan
mendistribusikan ZIS tahun 1429 H-2009 M dan menyusun Pedoman
Pengelolaan ZIS.
Perkembangan terakhir, dalam lokakarya Nasional Lembaga Pengelola
ZIS Muhammadiyah yang berlangsung tanggal 28 Januari 2009 di Jakarta
disepakati semua lembaga pengelola ZIS di lingkungan Muhammadiyah harus
terintegrasi dalam satu payung hukum Lazismu dengan model "JEJARING".
Karena itu Tim Pengelola Zakat Muhammadiyah Makassar menyesuaikan diri
menjadi LAZISMU MAKASSAR JEJARING LAZISMU PUSAT JAKARTA.
3. Visi dan Misi52
1) Visi
Menjadi Lembaga Amil Zakat Terpercaya
2) Misi
a) Optimalisasi pengelolaan IS yang amanah, profesional dan
transparan;
52
www.lazismumakassar.org. Diakses pada 19 November 2019. Pukul 14. 21 WITA
40
b) Optimalisasi pendayagunaan ZIS yang kreatif, inovatif dan
produktif;
c) Optimalisasi pelayanan donator.
4. Tujuan
Sementara itu, Pengelolaan dana ZISKA (Zakat, Infaq, Sedekah dan Dana
Sosial Keagamaan) bertujuan:
a) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan dana
ZISKA dalam rangka mencapai maksud dan tujuan persyarikatan;
b) Meningkatkan manfaat dana ZISKA untuk mewujudkan kesejahteraan
masyarakat dan penanggulangan kemiskinan dalam rangka mencapai
maksud dan tujuan persyarikatan;
c) Meningkatkan kemampuan ekonomi umat melalui pemberdayaan usaha-
usaha produktif.53
5. Sistem Pengelolaan Zakat LAZISMU Kota Makassar
Berdasarkan hasil rapat kerja pimpinan pusat Muhammadiyah pada tahun
2015, pengelolaan zakat dalam persyarikatan Muhammadiyah mencakup
beberapa hal sebagai berikut:54
1) Sistem Gerakan.
Mengimplementasikan sistem kebijakan Muhammadiyah dalam
meningkatkan kesadaran berzakat dan berderma serta meningkatkan
sistem administrasi dan pengelolaan ZIS dengan akuntabilitas dan
transparansi ke publik sehingga nilai produktivitas lembaga amil zakat
53 Rencana Strategis LAZISMU Kota Makassar 2015-2020, h 26-27.
54 Tahfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 47, h. 44-45.
41
sesuai dengan prinsip-prinsip dasar hukum Islam sebagai komitmen untuk
memberantas kemiskinan, keterbelakangan dan kebodohan di dalam
masyarakat.
a. Menyebarluaskan pedoman ZIS Muhammadiyah.
b. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan ZIS.
c. Meningkat sosialisasi melalui berbagai media.
2) Organisasi Kepemimpinan
Membangun dan meningkatkan budaya organisasi dan tata kelola
ZIS melalui Sistem Informasi dan Manajemen (SIM) yang terintegrasi di
semua tingkat kepemimpinan.
a. Membentuk Kantor Layanan Lazismu (KLL) di semua Pimpinan
Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Amal Usaha Muhammadiyah
(AUM).
b. Memenggunakan SIM dalam pengelolaan ZIS.
c. Membentuk Badan Pelaksana (Eksekutif) yang profesional.
3) Sumber Daya
Meningkatkan mutu dan profesionalisme sumber daya pengelola
ZIS melalui pelatihan di bidang fundraising (penggalangan dana),
pendistribusian dan pemanfaatan dana ZIS yang memberdayakan.
4) Aksi Pelayan
Meningkat produktivitas pemanfaat dana ZIS dalam program
pendidikan, ekonomi, dakwah sosial dan peningkatan SDM untuk
kalangan dhuafa‟- mustad‟afin.
42
6. Struktur Organisasi
Setiap lembaga pada umumnya mempunyai struktur organisasi. Penyusunan
struktur organisasi merupakan langkah awal dalam memulai pelaksanaan
kegiatan organisasi, dengan kata lain penyusunan struktur organisasi adalah
langkah terencana dalam suatu lembaga untuk melaksanakan fungsi
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Struktur
organisasi sering disebut dengan bagan atau skema organisasi dengan cara
memberikan gambaran secara skematis tentang hubungan pekerjaan antara
orang yang satu dengan lainnya yang terdapat dalam satu organisasi untuk
mencapai tujuan bersama. Demikian pula halnya dengan LAZISMU Kota
Makassar, stafnya melakukan pekerjaan sesuai dengan tanggungjawab dan
wewenangnya masing-masing , dan satu sama lainnya saling berhubungan
dalam usaha menciptakan tujuan lembaga yang akan dicapai.55
Untuk lebih jelasnya, akan digambarkan struktur organisasi LAZISMU
Kota Makassar, sebagai berikut;
55
Sintha Dwi Wulansari, Skripsi: “Analisis Peranan Dana Zakat Produktif Terhadap
Perkembangan Usaha Mikro Mustahik(Studi Kasus Rumah Zakat Kota Semarang)” (Semarang,
Universitas Diponegoro,2013), h.58
43
DEWAN SYARIAH
BADAN PENGURUS
EKSEKUTIF
KANTOR LAYANAN
KANTOR LAYANAN
KANTOR LAYANAN
KANTOR LAYANAN
KANTOR LAYANAN
KANTOR LAYANAN
KANTOR LAYANAN
KANTOR LAYANAN
KANTOR LAYANAN
STRUKTUR ORGANISASI LEMBAGA AMIL, ZAKAT, INFAQ
DAN SHADAQAHAH (LAZISMU) KOTA MAKASSAR
Gambar 4.1 Sumber : Struktur OrganisasiLAZISMU Kota Makassar
BADAN PENGAWAS
44
Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai tugas setiap
bagian pada LAZISMU Kota Makassar.56
a) Dewan Syariah
Bertugas memberikan fatwa dan menilai kesesuaian dengan syariat
Islam atas seluruh ketentuan, program dan kegiatan pengumpulan,
pengelolaan dan pendayagunaan ZIS oleh badan pengurus dan badan
pelaksana.
b) Badan Pengawas Bertugas :
1. Mengawasi pelaksanaan program kerja yang telah disahkan;
2. Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang diambil badan
pengurus;
3. Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan Badan Pengurus dan
BadanPelaksana mencakup pengumpulan, pengelolaan dan
pendayagunaan;
4. Melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala dan melaporkan
hasilnya kepada Wali Amanah dan Dewan Syariah yang ditembuskan
kepada Badan Pengurus dan Badan Pelaksana.
5. Menunjuk akuntan publik, bila diperlukan;
6. Memberikan saran kepada Badan Pengurus dan Badan Pelaksana.
c) Badan Pengurus Bertugas :
1. Merencanakan, mengorganisasikan, mengontrol dan mengevaluasi
pelaksanaan program, pengelolaan dan pendayagunaan ZIS;
56 PP ZIS (Pedoman Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah) Lazismu Kota Makassar, h.
59.
45
2. Membuat kebijakan pengumpulan, pengelolaan dan pendayagunaan ZIS;
3. Memperdayakan badan pelaksana dan UPZ;
4. Membuat laporan secara berkala;
5. Melakukan pengelolaan dan pendistribusian ZIS;
6. Menerbitkan NPWZ (Nomor Pokok Wajib Zakat)
d) Eksekutif
1. Bertanggung jawab kepada badan pengurus Lazismu di masing-masing
tingkatan.
2. Bertugas membantu pengurus Lazismu dalam pengelolaan dana
ZISKA.
e) Kantor layanan
1. Menghimpun dana ZISKA
2. Kantor layanan lazismu memiliki wewenang mengusulkan penyaluran
dana ziska kepada LAZISMU yang membentuk.
7. Prosedur Dana Zakat untuk Wirausaha
Adapun prosedur untuk mendapatkan dana zakat untuk wirausaha adalah
sebagai berikut :
a. Dana bergulir diperuntukkan bagi fakir miskin.
b. Mengajukan permohonan pinjaman dana bergulir.
c. Melampirkan KK dan KTP.
d. Rencana usaha yang akan dikembangkan (proposal)
e. Dilakukan survey lokasi.
46
f. Modal usaha yang diberikan 1-5 juta dan dikembalikan secara
beransur dalam jangka waktu 10 bulan atau lebih dari itu sesuai
dengan kemapuan peminjam.
g. Membayar cicilan pinjaman minimal 50.000/bulan.
h. Mengisi pernyataan setelah dinyatakan layak diberi modal usaha.
8. Pengawasan dan Bimbingan kepada Mustahik
Setiap bulan, staf LAZISMU Kota Makassar akan melakukan monitoring
(pemantauan) secara berkala kepada mustahik dan staf akan melakukan tagihan
jika lewat dari waktu perjanjian yaitu dengan cara salah satu staf akan
mendatangi rumah atau tempat usaha mustahik. Adapun bimbingan yang
diberikan seperti :
a. Melakukan pendampingan pada saat pengembalian ansuran.
b. Sewaktu-waktu tukar pendapat tentang langkah-langkah pengembangan
usaha (sharing). Biasanya, mustahik mulai sharing pada saat setiap kali
melakukan pembayaran.
c. Mustahik juga diberikan bimbingan bagaimana cara untuk menjadi
muzakki, dari yang awalnya hanya peminjam dana zakat bergulir berubah
menjadi muzakki.
9. Jenis-Jenis Kegiatan Wirausaha yang dilakukan oleh Mustahik
Adapun beberapa jenis-jenis usaha mustahik yang terdapat di
LAZISMU Kota Makassar yaitu seperti :
a. Usaha Sembako
b. Usaha Asongan (penjual keliling)
47
c. Usaha Warung Makan
d. Usaha jual ATK dan percetakan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis yang
diperoleh dari Analisis Strategi Pengelolaan Dana Zakat dalam Kegiatan
Wirausaha untuk Meningkatkan Kesejahteraan Mustahik (Studi Kasus pada
LAZISMU Kota Makassar) dan diolah dengan menggunakan model SmartPLS
2.0.
a) Deskripsi Hasil Penelitian
1) Pengelolaan Dana Zakat(β)
Tabel 4.1Pengelolaan Dana Zakat
No
Indikator Pernyataan Responden
5 4 3 2 1
1 X1 (Proses) 15 47 1 - -
2 X2 (Dana Zakat) 5 48 10 - -
3 X3 (Pengaturan) 4 45 14 - -
Kesimpulan:
X1= Untuk indikator (Proses) yang memiliki kategori setuju sebanyak
47 responden atau 75%. Indikator ini mampu memengaruhi
variabel Pengelolaan Dana Zakat.
X2= Untuk indikator (Dana Zakat) yang memiliki kategori setuju
sebanyak 48 responden atau 76,19%. Indikator ini mampu
memengaruhi variabel Pengelolaan Dana Zakat.
48
X3= Untuk indikator (Pengaturan) yang memiliki kategori setuju
sebanyak 45 responden atau 71,42%. Indikator ini mampu
memengaruhi variabel Pengelolaan Dana Zakat.
2) Kegiatan Wirausaha Mustahik(γ)
Tabel 4.2Kegiatan Wirausaha Mustahik
No
Indikator
Pernyataan Responden
5 4 3 2 1
1 X4 (Modal Usaha) 7 40 16 -
2 X5 (Jenis Usaha) 14 44 5 7 -
3 X6(Pendampingan Usaha) 1 39 22 1 -
Kesimpulan:
X4= Untuk indikator (Modal Usaha) yang memiliki kategori setuju
sebanyak 40 responden atau 63,49%. Indikator ini mampu
memengaruhi variabel Kegiatan Wirausaha Mustahik.
X5= Untuk indikator (Jenis Usaha) yang memiliki kategori setuju
sebanyak 44 responden atau 69,84%. Indikator ini mampu
memengaruhi variabel Kegiatan Wirausaha Mustahik.
X6= Untuk indikator (Pendampingan Usaha) yang memiliki kategori
setuju sebanyak 39 responden atau 61,9%. Indikator ini mampu
memengaruhi variabel Kegiatan Wirausaha Mustahik.
49
3) Kesejahteraan (ϑ)
Tabel 4.3Kesejahteraan
No
Indikator
Pernyataan Responden
5 4 3 2 1
1 Y1 (Kebutuhan Mencukupi) 8 44 11 -
2 Y2 (Tingkat Pendidikan) 1 45 16 1 -
3 Y3 (Pendapatan) 4 50 9 -
Kesimpulan:
Y1= Untuk indikator (Kebutuhan Mencukupi) yang memiliki kategori
setuju sebanyak 44 responden atau 69,84%. Indikator ini mampu
memengaruhi variabel Kesejahteraan.
Y2= Untuk indikator (Tingkat Pendidikan) yang memiliki kategori setuju
sebanyak 45 responden atau 71,42%. Indikator ini mampu
memengaruhi variabel Kesejahteraan.
Y3= Untuk indikator (Pendapatan) yang memiliki kategori setuju sebanyak
50 responden atau 79,63%. Indikator ini mampu memengaruhi
variabel Kesejahteraan.
b) Uji Validasi Dan Realibility
Diperoleh nilai validasi dan reliability digunakan composite reliability
dengan nilai diatas 0,70 (>0,70) Pengelolaan Dana Zakat 0,65 > 0.70 jadi data
tersebutreliability untuk nilai validasi digunakan Cronbach Alpha dengan nilai
(0,05) digunakan 0,21 >0,05 sangat valid. Kegiatan Wirausaha Mustahik 0,71
>0,70 jadi data tersebut reliability. Untuk nilai validasi digunakan
50
CronbackAlphadengan nilai (0,05) digunakan 0,42 >0,05 sangat valid.
Kesejahteraan 0,61 < 0,70 jadi data tersebut reliability. Untuk Nilai validasi
digunakan Cronback Alpha dengan (0,05) digunakan 0,08 > 0,05 Sangat valid.
c) Uji Model Spesification
Measurement Model Specification
Manifest Variabel Scores (Original)
Struktural Model Specification
1) Measurement Model Specification
Measurement Model Specification adalah pengukuran Mean (rata2)
hasil idification yang terdiri dari X1 sampai dengan X3.Untuk variabel
Pengelolaan Dana Zakat, X4 sampai dengan X6 untuk variabel Pengelolaan
Dana Zakat adalah terlihat dari olah data menunjukkan pada veriabel
Pengelolaan Dana Zakat adalah X1 rata2>4, X2rata
2>4 X3rata
2>4. Pada
variabel Kegiatan Wirausaha Mustahik X4rata2>4, X5rata
2 >4,X6rata
2>4.
Pada variabel Kesejahteraan adalah Y1 rata2 >4, Y2 rata
2>4, Y3 rata
2>4.
2) Manifest Variabel Score
Variabel Pengelolaan Dana Zakat(α)
Variabel Kegiatan Wirausaha Mustahik(β)
Variabel Kesejahteraan(γ)
Manifest di variabel Pengelolaan Dana Zakat telah diukur dari (X1 sampai
dengan X3) dan variabel Kegiatan WIrausaha Mustahik telah diukur dari
(X4 sampai dengan X6) serat variabel Kesejahteraan telah diukur dari (Y1
sampai dengan Y3).
51
3) Model Specification adalah sebagai berikut :
Gambar 4.2Model Specification
Ini adalah struktur (Path Model) model jalur pengaruh Variabel (α)
terhadapVariabel (β), Variabel (β) terhadap Variabel (𝛾) dan vaiabel (α)
terhadap Variabel (𝛾). Partial Lear Square untuk diiketahui Kriteria
quality, dapat dilihat dari :
Overview
Redudancy
Cronbachs Alpha
Laten Variable Correlations
R Square
AVE
Communality
Total Effects
Composite Reliability
Struktur Model Specification Hasil olah data diperoleh melalui :
Pengelolaan
Dana Zakat (α)
Kesejahteraan (𝛾)
Kegiatan
Wirausaha
Mustahik (β)
H1
H3
H2
52
Smart Partial Least Square (Smart-PLS M3)
Tabel 4.4Overview
AVE Composite
Reliability R Square
Cronbachs
Alpha
Communalit
y
Redunda
ncy
Kegiatan
Wirausaha
Mustahik
0.461781 0.718211 0.673052 0.424003 0.461781 0.30788
Kesejahteraan 0.35333 0.617893 0.808892 0.081364 0.35333 0.186311
Pengelolaan
Dana Zakat 0.391605 0.650195 0.212716 0.391605
Tabel 4.5Redundancy
redundancy
Kegiatan Wirausaha Mustahik 0.30788
Kesejahteraan 0.186311
Pengelolaan Dana Zakat
Tabel 4.6Chronbachs Alpha
Cronbachs Alpha
Kegiatan Wirausaha Mustahik 0.424003
Kesejahteraan 0.081364
Pengelolaan Dana Zakat 0.212716
Tabel 4.7 Latent Variabel Corelations
KEGIATAN
WIRAUSAHA
MUSTAHIK
KESEJAHTERAAN
PENGELOL
AAN DANA
ZAKAT
Kegiatan Wirausaha
Mustahik 1
Kesejahteraan 0.846626 1
Pengelolaan Dana Zakat 0.846626 0.868114 1
53
Tabel 4.8R Square
R Square
Kegiatan Wirausaha Mustahik 0.673052
Kesejahteraan 0.808892
Pengelolaan Dana Zakat
Tabel 4.9AVE
AVE
Kegiatan Wirausaha Mustahik 0.461781
Kesejahteraan 0.35333
Pengelolaan Dana Zakat 0.391605
Tabel 4.10 Communality
communality
Kegiatan Wirausaha Mustahik 0.461781
Kesejahteraan 0.35333
Pengelolaan Dana Zakat 0.391605
Tabel 4.11Total Effects
KEGIATAN
WIRAUSAHA
MUSTAHIK
KESEJAHTERAAN
PENGELOLAA
N DANA
ZAKAT
Kegiatan
Wirausaha
Mustahik
0.411159
Kesejahteraan
Pengelolaan Dana
Zakat 0.820398 0.868114
54
Tabel 4.12 Composite Reability
Composite Reliability
Kegiatan Wirausaha
Mustahik 0.718211
Kesejahteraan 0.617893
Pengelolaan Dana Zakat 0.650195
4.13Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean (M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
X1 -> PENGELOLAAN
DANA ZAKAT 0.512336 0.41966 0.425186 0.425186 1.204967
X2 -> PENGELOLAAN
DANA ZAKAT 0.545448 0.452764 0.383315 0.383315 1.422978
X3 -> PENGELOLAAN
DANA ZAKAT 0.784101 0.66047 0.296775 0.296775 2.642071
X4 -> KEGIATAN
WIRAUSAHA
MUSTAHIK
0.599824 0.490746 0.399434 0.399434 1.501684
X5 -> KEGIATAN
WIRAUSAHA
MUSTAHIK
0.665383 0.558968 0.330495 0.330495 2.013292
X6 -> KEGIATAN
WIRAUSAHA
MUSTAHIK
0.763428 0.659623 0.28713 0.28713 2.658824
Y1 ->
KESEJAHTERAAN 0.593011 0.461888 0.431029 0.431029 1.375802
Y2 ->
KESEJAHTERAAN 0.504625 0.427533 0.391668 0.391668 1.288399
Y3 ->
KESEJAHTERAAN 0.67356 0.558234 0.327391 0.327391 2.057356
55
Tabel 4.14 Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T Statistics
(|O/STERR|)
KEGIATAN
WIRAUSAHA
MUSTAHIK ->
KESEJAHTERAAN
0.411159 0.344459 0.168715 0.168715 2.437
PENGELOLAAN DANA
ZAKAT -> KEGIATAN
WIRAUSAHA
MUSTAHIK
0.820398 0.869972 0.054409 0.054409 15.07832
PENGELOLAAN DANA
ZAKAT ->
KESEJAHTERAAN
0.5308 0.593365 0.161182 0.161182 3.293175
2. Evaluasi Model Pengukuran
Evaluasi model pengukuran adalah evaluasi hubungan antar konstrak
dengan indikatornya. Evaluasi ini meliputi dua tahap, yaitu evaluasi terhadap
convergent validity dan discriminant validity. Convergent validity dapat
dievaluasi dalam tiga tahap, yaitu indikator validasi, reliabilitas konstrak, dan
nilai average variance axtracted (AVE). Indikator validitas dapat dapat dilihat
dari nilai faktor loading. Bila nilai faktor loading suatu indikator lebih dari 0,5
dan nilai t statistik lebih dari 2,0 maka dapat dikatakan valid. Sebaliknya, bila
nilai loading faktor kurang dari 0,5 dan memiliki nilai t statistik kurang dari 2,0
maka dikeluarkan dari model.
Semua loading faktor memiliki nilai t statistik lebih dari 2.0 sehingga
jelas memiliki validitas yang signifikan. Nilai t statistik untuk loading variabel
pengelolaan dana zakat X1 sampai dengan X3 dan untuk variabel kegiatan
wirausaha mustahik X3 sampai dengan X6, berikut variable kesejahteraan Y1
sampai dengan Y3 adalah valid.
56
Syarat jika faktor loading > 0,5 dan nilai t statistik < 2,0 maka
dikeluarkan dari model. Dan untuk model penelitian tersebut yang dimana:
1. Variabel Pengelolaan Dana Zakat (β) yang dimana :
X1 (4.098)>0,5
X2 (3.814)>0,5
X3 (3.822)>0,5
Artinya nilai faktor loading > 0,5. Ini menunjukkan bahwa data
ini benar-benar valid.
2. Variabel Kegiatan Wirausaha Mustahik (γ) yang dimana:
X5 (4.143)>0,5
X6 (3.867)>0,5
X7 (3.903)>0,5
Artinya nilai faktor loading > 0,5. Ini menunjukkan bahwa data
ini benar-benar valid.
3. Variabel Kesejahteraan (ϑ) yang dimana:
Y1 (4.1)>0,5
Y2 (3.873)>0,5
Y3 (3.882)>0,5
Olah data tersebut menunjukkan faktor loading > 0,5 yang
diartikan data sangat akurat (valid).
Semua loading faktor memiliki nilai t statistic lebih dari 2.0
sehingga jelas memiiki validasi yang siqnifikan. Nilai t statistic untuk
loading indikator adala ( >2,0).
57
Tabel 4.15 Overview
AVE Composite
Reliability
R
Square
Cronbac
hs Alpha Communality Redundancy
KEGIATAN
WIRAUSAHA
MUSTAHIK
0.461781 0.718211 0.67305
2 0.424003 0.461781 0.30788
KESEJAHTERAAN 0.35333 0.617893 0.80889
2 0.081364 0.35333 0.186311
PENGELOLAAN
DANA ZAKAT 0.391605 0.650195 0.212716 0.391605
Pemeriksaan selanjutnya dari convergent validity adalah reliabilitas
konsrtak dengan melihat output composite reliability atau cronbach‟s alpha.
Kriteria dikatakan reliable adalah nilai composite reability atau cronbach alpha
lebih dari 0.70. Dari output berikut menunjukkan konstrak kegiatan wirausaha
mustahik, kesejahteraan dan pengelolaan dana zakat memiliki nilai cronbach‟s
alpha 0.424003, 0.081364, dan 0.212716 dari nilai 0.70. Tetapi, bila dilihat
dari nilai composite reability, nilai kegiatan wirausaha mustahik 0.718211
(>0.70) sehingga tetap dikatakan reliable. Konstrak lainnya memiliki nilai
composite reability lebih dari nilai 0.70. Pemeriksaan terakhir dari convergent
validity yang baik adalah nilai AVE lebih dari 0.5. Berdasarkan table berikut,
semua nilai AVE konstruk kegiatan wirausaha mustahik, kesejahteraan dan
pengelolaan dana zakat memiliki nilai AVE diatas 0.5.
Evaluasi discrimiant validity dilakukan dalam dua tahap, yaitu melihat
nilai cross loading dan membandingkan antara nilai kuadrat korelasi antara
konstrak dengan nilai AVE atau antara korelasi antara konstrak dengan akar
AVE. Kriteria dalam cross loading adalah bahwa setiap indikator yang
mengukur konstraknya haruslah berkolerasi lebih tinggi dengan konstraknya
58
dibandingkan dengan konstrak lainnya. Hasil output cross loading adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.16 Cross Loadings
KEGIATAN
WIRAUSAHA
MUSTAHIK
KESEJAHTERAAN PENGELOLAAN
DANA ZAKAT
X1 0.416853 0.44697 0.512336
X2 0.453149 0.44912 0.545448
X3 0.641696 0.6957 0.784101
X4 0.599824 0.481283 0.451017
X5 0.665383 0.522427 0.521085
X6 0.763428 0.695597 0.673197
Y1 0.52249 0.593011 0.46433
Y2 0.448254 0.504625 0.451114
Y3 0.536812 0.67356 0.617109
Korelasi X1,X2,dan X3, konstrak kesejahteraan adalah 0.44697,
0.44912, 0.6957 lebih rendah dari 0.70. Sama halnya dengan X4,X5, X6.
Berdasarkan table cross loading diatas, setiap indicator berkorelasi lebih
rendah dengan konstraknya masing-masing dibandingkan dengan konstrak
lainnya, sehingga dikatakan memiliki discriminant validity yang baik.
Pemeriksaan selanjutnya adalah membandingkan antara korelasi dengan
konstrak akar AVE konstrak. Hasilnya sebagai berikut :
59
Tabel 4. 17Latent Variabel Corelations
KEGIATAN
WIRAUSAHA
MUSTAHIK
KESEJAHTERAAN PENGELOLAAN
DANA ZAKAT
KEGIATAN
WIRAUSAHA
MUSTAHIK
1
KESEJAHTERAAN 0.846626 1
PENGELOLAAN
DANA ZAKAT 0.846626 0.868114 1
3. Evaluasi Model Struktural
Setelah pemeriksaan model pengukuran terpenuhi, maka selanjutnya
adalah pemeriksaan terhadap model struktural. Pemeriksaan ini meliputi
signifikan hubungan jalur dan nilai R2 (RSquare).
Tabel 4.18Path Coefficients (Mean, STDEV, T-Values)
Original
Sample
(O)
Sample
Mean
(M)
Standard
Deviation
(STDEV)
Standard
Error
(STERR)
T
Statistics
(|O/STE
RR|)
KEGIATAN
WIRAUSAHA
MUSTAHIK ->
KESEJAHTERAAN
0.411159 0.344459 0.168715 0.168715 2.437
PENGELOLAAN
DANA ZAKAT ->
KEGIATAN
WIRAUSAHA
MUSTAHIK
0.820398 0.869972 0.054409 0.054409 15.07832
PENGELOLAAN
DANA ZAKAT ->
KESEJAHTERAAN
0.5308 0.593365 0.161182 0.161182 3.293175
Berdasarkan tabel di atas, hubungan jalur yang signifikan adalah
pengelolaan dana zakat terhadap kegiatan wirausaha mustahik (Hipotesis 1),
kegiatan wirausaha mustahik terhadap kesejahteraan (Hipotesis 2), dan
pengelolaan dana zakat terhadap kesejahteraan (Hipotesis 3), karena memiliki
60
nilai t statistik lebih besar dari 2,0. Nilai akhir R Square adalah sebagai berikut:
Tabel 4.19 R Square
R Square
KEGIATAN WIRAUSAHA
MUSTAHIK 0.673052
KESEJAHTERAAN 0.808892
PENGELOLAAN DANA ZAKAT
Nilai R Square Kegiatan Wirausaha Mustahikadalah
0.673052.Artinya, kegiatan wirausaha mustahik mampu menjelaskanvariability
konstraksebesar 60%.
Nilai R Square Kesejahteraan adalah 0.808892.Artinya, kesejahteraan
secara simultan mampu menjelaskan variability konstrak sebesar 80%.
4. Jawaban Hasil Penelitian
1) Hipotesis 1 : Variabel Pengelolaan Dana Zakat memiliki
pengaruh terhadap Variabel Kegiatan Wirausaha Mustahik
Hasil pengujian outher model yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel pengelolaan dana zakat
memiliki pengaruh terhadap variabel wirausaha mustahik sebesar
2.437. Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t menunjukkan bahwa
thitung=2.437 lebih besar dari ttabel=1,99962dengan taraf signifikan
0,05 yang menunjukkan bahwa pada hipotesis 1 di terima karena
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel pengelolaan dan
zakat terhadap variabel wirausaha mustahik.
61
2) Hipotesis 2 : Variabel Kegiatan Wirausaha Mustahik memiliki
pengaruh terhadap Variabel Kesejahteraan
Hasil Pengujian outher model yang telah dilakukan,
menunjukkan bahwa hubungan antara kegiatan wirausaha mustahik
memiliki pengaruh terhadap variabel kesejahteraan di sebesar
15.07832. Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t menunjukkan
bahwa thitung=15.07832 lebih besar dari ttabel=1,99962 dengan taraf
signifikan 0,05 yang menunjukkan bahwa pada hipotesis 2 di terima
karena terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kegiatan
wirausaha mustahik berpengaruh terhadap variabel kesejahteraan.
3) Hipotesis 3 : Variabel Pengelolaan Dana Zakat memiliki
pengaruh terhadap Variabel
Hasil pengujian outher model yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa hubungan antara variabel pengelolaan dana zakat
memiliki pengaruh terhadap variable kesejahteraan sebesar 3.293175.
Sedangkan berdasarkan tabel distribusi t menunjukkan bahwa thitung=
3.293175 lebih besar dari ttabel= 1.99962 dengan taraf signifikan 0,05
yang menunjukkan bahwa pada hipotesis 3 di terima karena terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel pengelolaan dana zakat
berpengaruh terhadap variabel kesejahteraan di Lazismu Kota
Makassar.
5. Anaslisis Teori
a) Yusuf Al-Qardhawi menjelaskan bahwa zakat ialah sejumlah harta
62
tertentu yang diserahkan kepada orang-orang yang berhak
mendapatkannya dan diwajibkan oleh Allah.
Dari pendapat Yusuf Al-Qardhawi yang dikemukakan diatas
dengan hasil penelitian yang saya dapatkan di lapangan sudah sesuai atau
valid karena berdasarkan hasil wawancara saya dengan Ketua Lazismu
Kota Makassar yang mengatakan bahwa LAZISMU benar-benar
memberikan zakat hanya kepada yang berhak menerimanya yaitu (8
ashnaf) fakir, miskin, gharimin, mualaf, riqab, fi sabilillah dan ibnu sabil.
Tetapi Ketua LAZISMU juga mengatakan bahwa sampai saat ini
sebagian orang kaya masih tidak mengeluarkan sejumlah hartanya untuk
berzakat. Oleh sebab itu, perlunya meningkatkan sosialisasi tentang zakat
kepada masyarakat agar masyarakat sadar akan kewajibannya.
b) Dalam bab V tentang pendayagunaan zakat Pasal 16 ayat 2
dijelaskan:”Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala
prioritas kebutuhan mustahik dan dapat dimanfaatkan untuk usaha yang
produktif”
Berdasarkan pernyataan diatas dengan hasil penelitian yang saya
dapatkan dilapangan adalah valid secara signifikan. Karena pada
dasarnya zakat itu bersifat konsumtif dan produktif yaitu artinya dana
zakat bisa diberikan kepada mereka yang membutuhkan uang sebagai
modal usaha. Begitu pula yang saya dapatkan dari hasil wawancara
Ketua dan Staff LAZISMU Kota Makssar. Beliau berkata bahwa zakat
itu bisa diberikan kepada mustahik sebagai modal usaha dengan syarat
63
mustahik tersebut membawa proposal ke LAZISMU untuk dilihat apa
saja yang mustahik tersebut butuhkan. Setelah itu, pegawai akan
membacanya terlebih dahulu, dan akan diputuskan apakah mustahik
tersebut layak untuk mendapatkan bantuan pinjaman dana zakat itu atau
tidak. Apabila proposal mustahik tersebut diterima, maka mustahik
tersebut akan dibimbing hingga usahanya menjadi sukses dan dari yang
awalnya mustahik dibantu menjadi muzakki.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Variabel pengelolaan dana zakat berpengaruh terhadap variabel kegiatan
wirausaha mustahik LAZISMU Kota Makassar. Hal ini menunjukkan
bahwa hubungan antara pengelolaan dana zakat dapat mempengaruhi
variabel kegiatan wirausaha mustahik secara signifikan.
2. Variabel kegiatan wirausaha mustahik berpengaruh terhadap variabel
kesejahteraan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara kegiatan
wirausaha mustahik dapat mempengaruhi kesejahteran secara signifikan.
3. Variabel pengelolaan dana zakat berpengaruh terhadap kesejaheraan. Hal
ini menunjukkan bahwa hubungan antara pengelolaan dana zakat dapat
mempengaruhi kesejahteraan secara signifikan.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis sampaikan secara rinci,
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan
adalah sebagai berikut:
1. Lebih memperhatikan lagi kepada LAZISMU Kota Makassar untuk
melakukan pelatihan-pelatihan tentang wirausaha kepada mustahik agar
mereka lebih paham dan tidak salah menggunakan dana zakat produktif
yang dipinjamkan.
65
2. LAZISMU Kota Makassar diharapkan menambah alokasi dana untuk
program pemberdayaan ekonomi yang bersifat produktif, agar para
mustahik kedepannya bisa menjadi muzakki.
3. Harapan yang tinggi kepada lembaga zakat seperti Lembaga Amil Zakat,
Infaq dan Sedekah Muhammadiyah (LAZISMU) sebagai pemberi solusi
bagi masyarakat yang membutuhkan bantuan selaku mustahik harus kita
respon dengan peningkatan pelayanan.
66
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahan, Departemen Agama RI.
Aden, Rosadi,2019. Zakat dan Wakaff. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Alial-Sayis, Muhammad, t.t.Tafsir Ayatal-Ahkam.Jilid.II. Beirut:Daral-Kutubal-`
Ilmiyah.
Ali, Muhammad Daud, 1998. Sistem Ekonomi. Islam Zakat dan Wakaf. Jakarta:
UI Pers.
Alma, Bukhari, 2004. Kewirausahaan. Bandung: Al Fabate.
2008. Kewirausahaan untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Al
Fabate.
Arikunto, Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Azizi, A. Qodri,2004,Membangun Fondasi Ekonomi Umat. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Baits, Nur Ammi,2013. 7 Orang yang Tidak Boleh Menerima Zakat. Diakses pada
15 November 2019.
Dahlan, Abdul Azis. (etal.), 1996. “Zakat”Ensiklopedia Hukum Islam. Jakarta:
PT.Ichtiar Baru VanHoeve.
Departemen Pendidikan dan Budaya RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996.
Jakarta: Balai Pustaka.
Ejournal.uinsamata.ac.id. Diakses pada 13 November 2019. Pukul 10.11 WITA.
Fajarwati, dkk, Kewirausahaan. Yogyakarta: LP3M UMY.
Ghozali, Imam dan HengkyLatan, 2015. Partial Least Squares, Konsep, Teknik
dan Aplikasi Menggunakan Program Smart Pls 3.0 untuk penelitian
empiris. Semarang.
Hafhifuddin, Didin..(etal.), 2003. Problematika Zakat Kontemporer: Arikulasi
Proses Sosial Politik Bangsa. Jakarta: Forum Zakat.
Hasan, Iqbal,2007. Pokok-Pokok Materi Statistik 1, 2002. Jakarta, PT. Bumi
Aksara. Kountur, Roni. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan
Tesis. Edisi Revisi2.Jakarta: PPM.
67
Hasan, Sofyan, 1995.Pengantar Hukum Zakat dan Wakaf.Surabaya:Al-Ikhlas.
Hidayatullah, Syarif,2008. Ensiklopedia Rukun Islam.Jakarta: Al-Kautsar Prima.
Husain, Umar, 2001. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Icai. Indikator Kesejahteraan. https://www.kompasiana.com/icai, (diakses pada
16 Maret 2020, pukul 13.55).
Institut Manajemen Zakat, 2002.Modul Pelatihan dan Manajemen Zakat.Jakarta:
IMZ.
Kementrian Agama RI, 2012. Membangun Peradaban Zakat. Jakarta: KA RI.
Khasanah, Umrotul. 2010. Manajemen Zakat Modern: Instrumen Pemberdayaan
Umat. Malang: UIN Maliki Press.
Mufraini, Arif, 2006. Akuntansi Dan Manajemen Zakat; Mengomunikasikan
Kesadaran Dan Membangun Jaringan. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Natalia,Intan Indra. 2016. Kajian Tingkat Kesejahteraan Petani Salak Pondok di
Desa Pekandangan. Skripsi: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Nurhadi, Ekonomi SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Bumi Aksara.
Powerdarminta, W.J.S, 1983. Kamus Umum BI. Jakarta: Balai Pustaka.
PP ZIS (Pedoman Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah) Lazismu Kota
Makassar.
Qhardawy, Yusuf. 1999. Fiqhu al-Zakah. Beirut: Muassasah al-Risaalah.
1999. Hukum Zakat. Jakarta: Mizan.
1998.Kiat Islam Mengentaskan Kemiskinan. Jakarta: Gema
Insani.
Sabiq, Sayyid, 2006. Fiqh Sunnah Jilid 1. Jakarta: Pena Pundi Aksara.
Sari, Elsa Kartika, 2006. Pengantar Hukum Zakat dan Waqaf. Jakarta:PT.
Grasindo.
Sarwat, Ahmad, 2019. Ensklopedia fikih Indonesia 4: Zakat. Jakarta. Gramedia
68
Pustaka Utama.
Sugiharto, Eko. 2007. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Desa Benua
Baru Ilir Berdasarkan Indikator BPS. Skripsi: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Universitas Gadjah Mada.
Supadie dan Didiek Ahmad. 2013. Sistem Lembaga Keuangan Ekonomi Islam
dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat. Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra.
Suryana, 2008. Kewirausaan Pedoman Praktis Kiat dan Proses Menuju Sukses.
Jakarta: Salemba Empat
Syarifuddin, Amir, 2003. Garis-Garis Besar Fiqh. Jakarta: Kencana.
Tahfidz Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke 47.
Tamwivi, Irwan, 2014. Metode Penelitian. Surabaya: UIN SAP.
Wulansari, Sintha Dwi. 2013. Analisis Peranan Dana Zakat Produktif terhadap
Perkembangan Usaha Mikro Mustahik(Studi Kasus Rumah Zakat Kota
Semarang. Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas
Diponegoro.
Www.lazismumakassar.org. Diakses pada 19 November 2019. Pukul 20.13
WITA.
Www. We-entrepreneur.Com\artikel\Kewirausahaan.Doc. Diakses pada 02 Maret
2020. Pukul 13.13 WITA.
W.zimmer, Thomas dan Norman Scarbrough, 2005.Kewirausahaan dan
Manajemen Bisnis Kecil. Jakarta: Erlangga.
Zuhdi, Masifuk, 1994. Masailul Fiqiyah. Jakarta: Cv. Haji Masagung.
RIWAYAT HIDUP
Masnita BT Sabang, lahir di Kabupaten Nunukan
Kecamatan Sebuku Desa Harapan tepatnya di SP 3 pada
tanggal 29 September 1996. Anak pertama dari dua
bersaudara dari Pasangan Sabang dan Mahpiah.
Penulis memasuki jenjang Pendidikan formal
Sekolah Dasar di Sekolah Rendah Islamiah Tawau, Sabah,
Malaysia pada tahun 2003 dan lulus pada tahun 2009,
kemudian pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan kejenjang SLTP
tepatnya di Pusat Tuisyen / Bimbingan Wawasan Intelek, Tawau dan pada tahun
2011 penulis pindah disalah satu sekolah yang berada di Kecamatan Sebuku,
Kabupaten Nunukan yaitu SMPN 1 Sebuku dan lulus pada tahun 2012. Setelah
lulus, pada tahun tersebut penulis melanjutkan pendidikan kejenjang SLTA
tepatnya SMAN 1 Sebuku dan lulus pada tahun 2015.
Dan atas Ridho Allah SWT dan restu kedua orang tua, pada tahun 2016
penulis melanjutkan pendidikan pada jenjang perkuliahan di salah satu kampus
swasta di Makassar tepatnya di Universitas Muhammadiyah Makassar Fakultas
Agama Islam Prodi Hukum Ekonomi Syariah pada tahun 2016.
Selama penulis berstatus sebagai mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi
Syariah di Universitas Muhammadiyah Makassar, selain aktif mengikuti kegiatan
akademik, penulis juga pernah aktif pada kegiatan organisasi kampus yakni
Himpunan Mahasiswa Jurusan Hukum Ekonomi Syariah pada periode 2018/2019.
Adapun amanah yang sempat dijalankan adalah sebagai anggota dari bidang
Keperempuanan.
L
A
M
P
I
R
A
N
Kuesioner Penelitian
Kepada Yth :
Bapak/Ibu/Sdr/i/Mustahik
Lazismu Kota Makassar
Dengan Hormat,
Assalamualaikum Wr, Wb.
Yang mengajukan permohonan untuk pengisian kuesioner ini :
Nama : Masnita BT Sabang
Nim : 105251106216
Status : Mahasiswa program sarjana (S1) Fakultas Agama Islam dan program
studi Hukum Ekonomi Syariah, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Memohon dengan kerendahan hati, agar Bapak/Ibu/Saudara/i dapat mengisi kuesioner
penelitian ini yang berjudul “ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT
DALAM KEGIATAN WIRAUSAHA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MUSTAHIK (STUDI KASUS PADA LAZISMU KOTA MAKASSAR)”.
Mengingat kuesioner ini digunakan untuk penelitian ilmiah (skripsi), sebagai salah
satu syarat untuk mengakhiri studi di Fakultas Agama Islam Program Studi Hukum Ekonomi
Syariah, Universitas Muhammadiyah Makassar, saya mengharap jawaban yang diberikan
dengan sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Kerahasiaan identitas
bapak/ibu/Saudara/i akan tetap terjaga sesuai dengan kode etik yang berlaku.
Bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i merupakan hal yang sangat berharga bagi peneliti oleh
karena itu atas bantuannya penulis ucapkan terima kasih.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hormat Penulis,
Masnita BT Sabang
NIM : 105251106216
KUESIONER ANALISIS STRATEGI PENGELOLAAN DANA ZAKAT DALAM
KEGIATAN WIRAUSAHA UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MUSTAHIK (STUDI KASUS PADA LAZISMU KOTA MAKASSAR)
Identitas Mustahik
Nama Lengkap :
Umur :
Nama Usaha dan Jenis Usaha :
Jenis Kelamin : L/ P
Petunjuk Pengisian Kuesioner
Berikan respon anda sebenar-benarnya untuk setiap indikator yang ada pada kolom
sebelah kiri dengan memberikan tanda centang () pada salah satu angka yang tersedia pada
kolom alternatif jawaban.
Keterangan pilihan jawaban :
1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
No
Daftar Pernyataan
Alternatif Jawaban
1 2 3 4 5
STS TS N S SS
Proses (X1)
1 Mustahik menerima langsung dana zakat untuk
kegiatan wirausaha.
2 Jumlah dana zakat yang diberikan diatur oleh
LAZISMU.
3 Mengajukan proposal untuk mendapatkan
bantuan dana zakat wirausaha.
Dana Zakat (X2)
4 Dana zakat yang diberikan oleh LAZISMU bisa
lebih dari satu kali.
5 Dana zakat yang diberikan lebih dari satu juta.
6 Anda bisa meminta berapa jumlah dana zakat
yang dibutuhkan.
Pengaturan (X3)
7 Mustahik diberikan bimbingan dalam mengelola
dana zakat yang diberikan.
8 Anda diberikan kebebasan dalam mengelola dana
zakat.
9 LAZISMU mengatur mustahik dalam mengelola
dana zakat yang diberikan.
No
Daftar Pernyataan
Alternatif Jawaban
1 2 3 4 5
STS TS N S SS
Modal Usaha (X4)
1 Bantuan modal usaha dari LAZISMU sangat
membantu.
2 Bantuan modal usaha bersifat pinjaman.
3 Bantuan modal usaha dari LAZISMU merupakan
bentuk pemberian.
Jenis Usaha(X5)
4 Jenis usaha yang dikelola saat ini sesuai dengan
minat dan keinginan mustahik.
5 Produktif dalam menjalankan wirausaha.
6 Jenis usaha yang dikelola saat ini merupakan
usaha sendiri milik mustahik.
Pendampingan Usaha (X6)
7 Pendampingan usaha dilakukan hingga mustahik
betul-betul mampu dan mapan dalam mengelola
usaha.
8 Anda diberikan pelatihan kewirausahaan.
9 Karyawan dan mustahik bisa saling tukar
pendapat tentang langkah-langkah pengembangan
usaha.
No
Daftar Pernyataan
Alternatif Jawaban
1 2 3 4 5
STS TS N S SS
Kebutuhan Mencukupi (Y1)
1 Mampu menyediakan kebutuhan bahan-bahan
pokok.
2 Memiliki kendaraan pribadi.
3 Tempat tinggal layak.
Tingkat Pendidikan (Y2)
4 Anak sekolah ditempat yang bagus.
5 Mampu menyekolahkan anak-anak ke jenjang
yang lebih tinggi.
6 Pendidikan sangat penting untuk menambah
wawasan lebih luas.
Pendapatan (Y3)
7 Pendapatan tetap.
8 Memiliki pekerjaan tetap.
9 Mampu berbabagi kepada orang lain.
No. Nama 1 2 3 X1 4 5 6 X2 7 8 9 X3 1 2 3 X4 4 5 6 X5 7 8 9 X6 1 2 3 Y1 4 5 6 Y2 7 8 9 Y3 Skor
1 Armin 4 5 4 4.333 3 4.0 5 4 5 5.0 3 4.333 5 3.0 2 3.3333 2 5.0 2 3 2 2.0 5 3 2 2.0 5 3 4 5.0 5 4.667 5 3.0 5 4.333 131.6667
2 khairan 3 4 3 3.333 3 5.0 3 3.667 4 4.0 3 3.667 2 3.0 1 2 3 2.0 3 2.667 4 4.0 3 3.667 2 3.0 4 3 4 4.0 4 4 5 5.0 3 4.333 117
3 Tajuddin 4 4 3 3.667 3 4.0 3 3.333 4 5.0 4 4.333 4 4.0 3 3.6667 3 4.0 3 3.333 4 5.0 4 4.333 4 2.0 4 3.333 4 4.0 4 4 4 4.0 4 4 132
4 Ramadhan 4 4 4 4 5 5.0 5 5 5 3.0 3 3.667 4 4.0 4 4 5 5.0 5 5 5 3.0 3 3.667 4 4.0 4 4 5 5.0 5 5 5 3.0 3 3.667 148.3333
5 Hafiza 4 2 2 2.667 3 4.0 4 3.667 2 3.0 2 2.333 4 2.0 2 2.6667 3 4.0 4 3.667 2 3.0 2 2.333 4 2.0 2 2.667 3 4.0 4 3.667 2 3.0 2 2.333 101.6667
6 Amran 4 3 3 3.333 4 4.0 2 3.333 2 3.0 3 2.667 4 3.0 3 3.3333 4 4.0 2 3.333 2 3.0 3 2.667 4 5.0 5 4.667 4 4.0 2 3.333 2 3.0 3 2.667 114.6667
7 H. Amrin 3 5 5 4.333 2 5.0 2 3 3 3.0 3 3 3 5.0 5 4.3333 2 5.0 2 3 3 3.0 3 3 5 5.0 4 4.667 3 4.0 2 3 5 3.0 4 4 125.3333
8 Darma 5 5 5 5 5 5.0 5 5 5 5.0 5 5 5 5.0 5 5 5 5.0 5 5 5 5.0 5 5 5 5.0 5 5 5 5.0 5 5 4 3.0 4 3.667 171
9 G. Ramdhan 5 5 5 5 3 5.0 3 3.667 3 3.0 5 3.667 5 5.0 5 5 3 5.0 3 3.667 3 3.0 5 3.667 5 5.0 5 5 3 5.0 3 3.667 3 3.0 5 3.667 144.3333
10 Musrajab 4 5 5 4.667 4 3.0 3 3.333 5 5.0 5 5 4 5.0 5 4.6667 4 4.0 3 3.667 5 5.0 5 5 4 5.0 5 4.667 4 3.0 3 3.333 5 5.0 5 5 152.3333
11 Imaduddin 4 4 4 4 4 4.0 3 3.667 5 3.0 4 4 4 4.0 4 4 4 4.0 3 3.667 5 3.0 4 4 4 4.0 4 4 4 4.0 3 3.667 5 3.0 4 4 136
12 Mursalim 5 5 5 5 3 3.0 3 3 4 4.0 4 4 5 5.0 5 5 3 3.0 3 3 4 4.0 4 4 5 4.0 5 4.667 3 3.0 3 3 4 4.0 4 4 138.6667
13 Suparman 5 5 4 4.667 3 3.0 3 3 4 4.0 4 4 5 5.0 4 4.6667 3 3.0 3 3 4 4.0 4 4 5 2.0 4 3.667 3 3.0 3 3 4 4.0 4 4 132
14 Muh. Ismail 5 5 5 5 5 5.0 5 5 4 3.0 3 3.333 5 5.0 5 5 5 5.0 5 5 4 3.0 3 3.333 5 5.0 5 5 5 5.0 5 5 4 3.0 3 3.333 156.6667
15 Abdullah 5 5 5 5 5 5.0 5 5 3 3.0 4 3.333 5 5.0 5 5 5 5.0 5 5 3 3.0 4 3.333 5 5.0 5 5 5 5.0 5 5 3 3.0 4 3.333 156.6667
16 Sinarni 4 2 2 2.667 2 4.0 5 3.667 5 5.0 4 4.667 4 3.0 3 3.3333 3 4.0 5 4 5 5.0 4 4.667 4 4.0 4 4 2 4.0 5 3.667 5 5.0 4 4.667 136.6667
17 H. Rahman 4 4 4 4 4 4.0 4 4 4 4.0 4 4 4 4.0 4 4 4 4.0 4 4 4 4.0 4 4 4 4.0 4 4 4 4.0 4 4 4 4.0 4 4 140
18 Syahrir 5 5 5 5 3 3.0 3 3 4 4.0 4 4 5 5.0 5 5 3 3.0 3 3 4 4.0 4 4 5 5.0 5 5 3 3.0 3 3 4 4.0 4 4 140
19 Anita 4 4 4 4 4 4.0 4 4 3 3.0 4 3.333 4 4.0 4 4 4 4.0 4 4 3 3.0 4 3.333 4 3.0 4 3.667 4 4.0 4 4 3 3.0 4 3.333 131.3333
20 Idrus 3 4 4 3.667 2 2.0 5 3 3 4.0 5 4 3 4.0 4 3.6667 2 2.0 5 3 3 4.0 5 4 3 4.0 3 3.333 2 2.0 5 3 3 4.0 5 4 122.6667
21 Aidil 3 4 4 3.667 4 4.0 4 4 5 1.0 1 2.333 3 4.0 4 3.6667 4 4.0 4 4 5 3.0 3 3.667 3 4.0 4 3.667 4 4.0 4 4 5 1.0 1 2.333 123
22 Khairan 4 4 4 4 5 5.0 5 5 4 4.0 1 3 4 4.0 4 4 5 5.0 5 5 4 4.0 3 3.667 4 4.0 5 4.333 5 4.0 4 4.333 4 4.0 1 3 142.3333
23 Sukarni 4 4 5 4.333 3 4.0 4 3.667 5 5.0 5 5 4 4.0 5 4.3333 3 4.0 4 3.667 5 5.0 5 5 4 4.0 5 4.333 3 4.0 4 3.667 5 5.0 5 5 151
24 Rijal 4 4 5 4.333 5 3.0 4 4 3 5.0 4 4 4 4.0 5 4.3333 5 3.0 4 4 3 5.0 4 4 4 5.0 5 4.667 5 3.0 4 4 3 5.0 4 4 145.3333
25 Rinawati 4 4 4 4 4 2.0 4 3.333 3 3.0 4 3.333 4 4.0 4 4 4 2.0 4 3.333 3 3.0 4 3.333 4 4.0 4 4 5 4.0 4 4.333 4 4.0 4 4 130.6667
26 Hamzah 5 4 4 4.333 4 4.0 4 4 4 2.0 4 3.333 5 4.0 4 4.3333 4 4.0 4 4 4 2.0 4 3.333 5 4.0 4 4.333 4 4.0 4 4 4 2.0 4 3.333 136.6667
27 Tamrin 5 4 3 4 4 4.0 3 3.667 5 3.0 3 3.667 5 4.0 3 4 4 4.0 3 3.667 5 3.0 3 3.667 5 4.0 3 4 4 4.0 3 3.667 5 3.0 3 3.667 132.3333
28 Amirah 5 5 3 4.333 4 4.0 5 4.333 5 4.0 5 4.667 5 5.0 3 4.3333 4 4.0 5 4.333 5 4.0 5 4.667 5 5.0 3 4.333 4 4.0 5 4.333 5 4.0 5 4.667 155.3333
29 Dandi 4 3 3 3.333 5 4.0 5 4.667 5 3.0 5 4.333 4 3.0 3 3.3333 5 4.0 5 4.667 5 3.0 5 4.333 4 3.0 3 3.333 5 4.0 5 4.667 5 3.0 5 4.333 143.6667
30 Hj. Aminah 4 4 3 3.667 5 3.0 5 4.333 5 5.0 5 5 4 4.0 3 3.6667 5 3.0 5 4.333 5 5.0 5 5 4 4.0 3 3.667 5 3.0 5 4.333 5 5.0 5 5 151
31 Ramzi 4 5 4 4.333 5 2.0 5 4 4 5.0 5 4.667 4 5.0 4 4.3333 5 3.0 5 4.333 4 5.0 5 4.667 4 5.0 4 4.333 5 2.0 5 4 4 5.0 5 4.667 152.6667
32 Muh. Faisal 5 2 4 3.667 3 4.0 5 4 4 5.0 5 4.667 5 2.0 4 3.6667 3 4.0 5 4 4 5.0 5 4.667 5 2.0 4 3.667 3 4.0 5 4 4 5.0 5 4.667 143.3333
33 Hermansyah 4 1 1 2 3 3.0 5 3.667 2 5.0 5 4 4 2.0 2 2.6667 3 3.0 5 3.667 2 5.0 5 4 4 4.0 3 3.667 3 3.0 5 3.667 2 5.0 5 4 121.3333
34 Daeng Nambung 4 4 5 4.333 1 4.0 3 2.667 2 5.0 3 3.333 4 4.0 5 4.3333 3 4.0 3 3.333 2 5.0 3 3.333 4 4.0 5 4.333 3 4.0 3 3.333 2 5.0 3 3.333 126
35 Uti' 5 5 5 5 2 4.0 3 3 5 5.0 3 4.333 5 5.0 5 5 2 4.0 3 3 5 5.0 3 4.333 5 5.0 5 5 2 4.0 3 3 5 5.0 3 4.333 143.6667
36 Supardi 4 5 4 4.333 4 4.0 3 3.667 2 4.0 3 3 4 5.0 4 4.3333 4 4.0 3 3.667 2 4.0 3 3 4 5.0 4 4.333 4 4.0 3 3.667 2 4.0 3 3 129
37 Muriadi 5 5 5 5 5 4.0 2 3.667 5 3.0 2 3.333 5 5.0 5 5 5 4.0 2 3.667 5 3.0 2 3.333 5 5.0 5 5 5 4.0 2 3.667 5 3.0 2 3.333 140.6667
38 Riska 5 5 5 5 5 4.0 1 3.333 3 3.0 1 2.333 5 5.0 5 5 5 4.0 1 3.333 3 3.0 3 3 5 5.0 5 5 5 4.0 1 3.333 3 3.0 1 2.333 128.3333
39 Siti Amalia 4 4 4 4 4 4.0 4 4 4 3.0 4 3.667 4 5.0 4 4.3333 4 5.0 4 4.333 4 3.0 4 3.667 4 4.0 4 4 4 4.0 4 4 4 3.0 4 3.667 139
40 Minarni 4 4 4 4 3 5.0 3 3.667 5 3.0 3 3.667 4 4.0 4 4 3 5.0 3 3.667 5 3.0 3 3.667 4 4.0 4 4 3 5.0 3 3.667 5 3.0 3 3.667 132.3333
41 Hasram 4 4 4 4 4 3.0 5 4 5 4.0 5 4.667 4 4.0 4 4 4 3.0 5 4 5 4.0 5 4.667 4 4.0 4 4 4 3.0 5 4 5 4.0 5 4.667 147.3333
42 H. Pratama 4 4 4 4 4 4.0 4 4 3 4.0 4 3.667 4 4.0 4 4 4 4.0 4 4 3 4.0 4 3.667 4 4.0 4 4 4 4.0 4 4 3 4.0 4 3.667 136.3333
43 Nurul Hidayah 3 3 4 3.333 4 5.0 3 4 4 3.0 3 3.333 5 4.0 4 4.3333 4 5.0 3 4 4 3.0 3 3.333 3 3.0 4 3.333 4 5.0 3 4 4 3.0 3 3.333 128.6667
44 Nur Akila 4 4 4 4 4 2.0 2 2.667 5 5.0 2 4 5 5.0 4 4.6667 4 3.0 3 3.333 5 5.0 3 4.333 4 4.0 4 4 4 4.0 2 3.333 5 5.0 2 4 133.3333
45 Anto 3 4 5 4 5 4.0 3 4 5 5.0 3 4.333 3 4.0 5 4 5 4.0 3 4 5 5.0 3 4.333 3 4.0 5 4 5 4.0 3 4 5 5.0 3 4.333 143.6667
46 Awaluddin 4 4 4 4 4 5.0 4 4.333 3 2.0 4 3 4 4.0 4 4 4 5.0 4 4.333 3 2.0 4 3 4 4.0 4 4 4 5.0 4 4.333 3 2.0 4 3 133
47 Asdar 4 4 4 4 4 5.0 2 3.667 4 3.0 2 3 4 4.0 4 4 4 5.0 2 3.667 4 3.0 2 3 4 4.0 4 4 4 5.0 2 3.667 4 3.0 2 3 125
48 Nita 4 4 4 4 4 3.0 4 3.667 5 3.0 4 4 4 4.0 4 4 4 3.0 4 3.667 5 3.0 4 4 4 4.0 4 4 4 3.0 4 3.667 5 3.0 4 4 136
49 Nurlia 5 4 5 4.667 5 3.0 4 4 3 5.0 4 4 5 4.0 5 4.6667 5 3.0 4 4 3 5.0 4 4 5 4.0 5 4.667 5 3.0 4 4 3 5.0 4 4 148
50 Aizizah 4 4 3 3.667 1 5.0 4 3.333 4 4.0 4 4 4 4.0 3 3.6667 1 5.0 4 3.333 4 4.0 4 4 4 4.0 3 3.667 3 5.0 4 4 4 4.0 4 4 130.6667
51 H. Mursalim 4 4 3 3.667 5 5.0 4 4.667 5 3.0 4 4 4 4.0 3 3.6667 5 5.0 4 4.667 5 3.0 4 4 4 4.0 3 3.667 5 5.0 4 4.667 5 3.0 4 4 144
52 Banang 3 4 3 3.333 5 5.0 5 5 3 4.0 5 4 3 4.0 3 3.3333 5 5.0 5 5 3 4.0 5 4 3 4.0 3 3.333 5 5.0 5 5 3 4.0 5 4 144
53 Sinta 4 4 3 3.667 4 5.0 1 3.333 5 4.0 1 3.333 4 4.0 3 3.6667 4 5.0 1 3.333 5 4.0 3 4 4 4.0 3 3.667 4 5.0 1 3.333 5 4.0 3 4 125.3333
54 Nurana 4 4 3 3.667 4 4.0 1 3 4 4.0 1 3 4 4.0 3 3.6667 4 4.0 1 3 4 4.0 3 3.667 4 4.0 3 3.667 4 4.0 3 3.667 4 4.0 3 3.667 120.3333
55 Herman 4 3 3 3.333 4 4.0 2 3.333 2 5.0 2 3 4 3.0 3 3.3333 4 4.0 2 3.333 2 5.0 3 3.333 4 3.0 3 3.333 4 4.0 2 3.333 2 5.0 2 3 114.3333
56 Afikah 4 5 4 4.333 5 4.0 3 4 5 5.0 3 4.333 4 5.0 4 4.3333 5 4.0 3 4 5 5.0 3 4.333 4 5.0 4 4.333 5 4.0 3 4 5 5.0 3 4.333 147.6667
57 Daeng Mina 5 5 4 4.667 4 4.0 3 3.667 5 5.0 3 4.333 5 5.0 4 4.6667 4 4.0 3 3.667 5 5.0 3 4.333 5 5.0 4 4.667 4 4.0 3 3.667 5 5.0 3 4.333 147.6667
58 Nia 4 5 5 4.667 4 4.0 1 3 5 5.0 1 3.667 4 5.0 5 4.6667 4 4.0 3 3.667 5 5.0 3 4.333 4 5.0 5 4.667 4 4.0 1 3 5 5.0 3 4.333 139.6667
59 Amri 4 5 4 4.333 4 5.0 4 4.333 4 5.0 4 4.333 4 5.0 4 4.3333 4 5.0 4 4.333 4 5.0 4 4.333 4 5.0 4 4.333 4 5.0 4 4.333 4 5.0 4 4.333 151.6667
60 Anta 5 5 5 5 5 5.0 4 4.667 3 5.0 4 4 5 5.0 5 5 5 5.0 4 4.667 3 5.0 4 4 5 5.0 5 5 5 5.0 4 4.667 3 5.0 4 4 160
61 Ningsih 5 5 5 5 5 3.0 4 4 3 5.0 4 4 5 5.0 5 5 5 3.0 4 4 3 5.0 4 4 5 5.0 5 5 5 3.0 4 4 3 5.0 4 4 152
62 Wahyu 5 4 4 4.333 4 3.0 4 3.667 4 5.0 4 4.333 5 4.0 4 4.3333 4 5.0 5 4.667 4 5.0 4 4.333 5 4.0 4 4.333 4 3.0 4 3.667 4 5.0 4 4.333 147.6667
63 Alif Armin 4 4 4 4 4 2.0 3 3 4 5.0 3 4 4 4.0 4 4 4 3.0 3 3.333 4 5.0 3 4 4 4.0 4 4 4 2.0 3 3 4 5.0 3 4 129.3333
DATA MUSTAHIK UNTUK KEGIATAN WIRAUSAHA PADA LAZISMU KOTA MAKASSAR
Dokumentasi
Ketua LAZISMU Kota Makassar Staff LAZISMU Kota Makassar
Manager LAZISMU Kota Makassar
Tabel Strategi LAZISMU
Sistem
Gerakan
1. Meningkatkan pemahaman tentang zakat di kalangan warga
Muhammadiyah dan masyarakat umum.
2. Meningkatkan kesadaran berzakat melalui lembaga di
kalangan warga Muhammadiyah maupun masyarakat umum.
3. Penataan keselmagaan LAZISMU dengan membangun sistem
administrasi dan sistem keuangan yang berbasis manajemen
risiko dalam rangka meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan ZISKA (Zakat, Infaq,
Sedekah, dan Dana Soasial Keagamaan).
4. Memperkuat program-program Muhammadiyah di dalam
pemberantasan kemiskinan.
5. Merumuskan panduan dan pedoman organisasi LAZISMU.
Organisasi
dan
Kepemimpinan
1. Menata struktur kepengurusan.
Merumus fungsi, tujuan dan job deskripsi Dewan Pengurus,
Badan Pengawas dan Dewan Syariah LAZISMU.
2. Membangun sistem informasi manajemen berbasis digital.
3. Melakukan dan mendorong proses kaderisasi di bidang
pengelolaan ZISKA.
Jaringan
1. Meningkatkan kerjasama dan sinergi dengan majelis, lembaga
dan amal usaha dalam persyarikatan Muhammadiyah.
2. Mempererat kerjasama dengan lembaga-lembaga pemerintah
dan swasta.
3. Meningkat kerjasama dengan Amil Zakat lainnya ditingkat
nasional.
4. Memperluas kerjasama dengan mitra-mitra internasional yang
memiliki kesamaan tujuan dengan LAZISMU.
Sumber Daya
1. Melakukan pembinaan sumberdaya Amil secara terpadu
melalui kegiatan kegiatan pelatihan dan peningkatan
keterampilan.
2. Memiliki materi induk sistem kaderisasi dan pelatihan serta
peningkatan keterampilan.
3. Memperluas penggalangan sumber daya finansial di dalam dan
di luar Muhammadiyah.
4. Menyusun kepegawaian kepegawaian, penggajian dan
pengembangan karir sebagai Amil di lingkungan persyarikatan
Muhammadiyah.
5. Meningkatkan partisipasi lazismu dalam forum-forum
Konferensi, workshop dan pelatihan di bidang filantropi Islam
tingkat nasional dan internasional.
Aksi Layanan
1. Melaksanakan kegiatan unggulan LAZISMU di bidang
pendidikan dakwah sosial dan pemberdayaan masyarakat.
2. Merumuskan target dan capaian program-program layanan
LAZISMU yang terkait dengan pemberdayaan, pengembangan
dan pelayanan.
3. Meningkatkan layanan terhadap muzakki.
4. Meningkatkan layanan terhadap mustahik.
Rancangan analisis SWOT Strategi Zakat
IFAS
External Factors
Analysis Summary)
Analisis dari
berbagai Faktor
internal dalam
sebuah lembaga
EFAS
(Internal Factors
Analysis Summary)
Analisis dari berbagai
faktor eketernal dalam
sebuah lembaga
STRENGHTS
(KEKUATAN)
WEAKNESSES
(KELEMAHAN)
1. Konsep panduan
yang jelas tentang
pelaksanaan
program
pemberdayaan
masyarakat.
2. SDM (Amil) yang
berkualitas.
3. Loyalitas
pendampingan.
4. Memiliki muzakki
dan mustahik tetap
5. Banyaknya jaringan
1. Kurangnya SDM (Amil)
2. Kurangnya pemahaman
tentang zakat dikalangan
warga Muhmmadiyah dan
masyarakat umum.
3. Kurangnya kesadaran
masayarakat untuk
membayar zakat.
OPPORTUNITIES
(PENDUKUNG) STRATEGI S+O W+O
1. Potensi zakat yang cukup
besar dapat membantu
mustahik.
2. Banyaknya lembaga yang
mempunyai program
pemberdayaan yang serupa.
3. Memiliki UU yang
mendukung.
1. Meningkatkan
sosialisasi serta
pemahaman
tentang zakat
kemasyarakat.
2. Memperluas
kerjasama dengan
lembaga
pemerintah dan
swasta
3. Meningkatkan
kerjasama dengan
Amil Zakat lainnya
ditingkat nasional.
1. Menambah pegawai.
2. Menjalin kerjasama
dengan lembaga-lembaga
lain.
3. Mengadakan pelatihan
dan peningkatan
keterampilan.
THREATHS
(PENGHAMBAT) STRATEGI S+T STRATEGI W+T
1. Banyaknya lembaga
konfensional yang
menawarkan pinjaman
usaha dengan pengembalian
secara kredit berbunga.
2. Kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang
LAZISMU.
3. Lemahnya pengawasan.
1. Meningkatkan
layanan terhadap
muzakki dan
mustahik.
2. Memaksimalkan
sosialisasi yang
diadakan.
1. Meningkatkan sosialisasi.
2. Meningkatkan
pengawasan secara
berkala.