anggaran responsif gender dalam apbdesa bangunjiwo, bantul...

21
Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul, Tahun Anggaran 2017-2019 Bab I. Pendahuluan Perencanaan dan penganggaran yang Responsif Gender (PPRG), partisipatif, dan pro poor merupakan pendekatan yang memastikan adanya pelibatan warga (perempuan, anak, kelompok difabel, lansia, laki-laki) dalam mengidentifikasi apa yang menjadi prioritas pembangunan, kebijakan, program dan kegiatan yang membutuhkan alokasi anggaran atau sumber daya. Peluang penerapan perencanaan dan penganggaran responsif gender sangat terbuka dengan otonomi desa yang diatur berdasarkan UU 6 tahun 2014 tentang Desa. UU Desa memberi amanah bahwa Pemerintah Desa mempunyai kewenangan memberi perhatian khusus bagi pelaksanaan pelayanan publik di desa. Desa juga mesti memenuhi kebutuhan khusus perempuan, anak dan orang miskin terutama terkait pendidikan dan kesehatan. Landasan hukumnya sudah cukup kuat, diatur dalam pasal 18 hingga pasal 22 UU Desa. Pada peraturan pelaksanaan tentang desa sebagaimana PP 47 tahun 2015 perubahan atas PP 43 tahun 2014 khususnya pasal 33 hingga pasal 39, juga memberikan jaminan terkait kewenangan desa tersebut. Bahkan pedoman kewenangan desa diatur secara khusus dalam Peraturan Menteri Desa dan Transmigrasi yakni Permendes Nomor 1 tahun 2015. Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan diatas maka menjadi sebuah keharusan bagi desa untuk melibatkan kelompok perempuan, laki-laki, anak, kelompok difabel, lansia dalam proses perencanaan penganggaran desa. Dengan melibatkan mereka maka potret APBDesa yang disusun akan responsif gender. Potret APBDesa yang responsif gender dapat dilihat dari alokasi anggaran responsif gender yang menjawab kebutuhan dan memberikan layanan bagi kelompok masyarakat tanpa terkecuali. Besarnya alokasi anggaran responsif gender yang dialokasikan oleh sebuah desa tidak terkecuali Desa Bangunjiwo menjadi satu penanda bahwa desa tersebut telah responsif gender ataupun menjalankan PPRG. Melalui kajian APBDesa Bangunjiwo tahun 2017 – 2019, tim akan mengkaji seberapa banyak program-kegiatan dan seberapa besar alokasi anggaran responsif gender yang telah dialokasikan oleh Pemerintah Desa Bangunjiwo. Hasil kajian ini akan dapat digunakan oleh Pemerintah Desa Bangunjiwo untuk merefleksikan kebijakan anggaran yang telah diterapkan. Selain itu, sebagai tindak lanjut kedepan, hasil kajian ini juga dapat digunakan sebagai acuan untuk mengelola kebijakan anggaran yang responsif gender di Desa Bangunjiwo. Bab II. Selayang Pandang Desa Bangunjiwo a) Gambaran Umum Desa Bangunjiwo Desa Bangunjiwo terletak di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah kawasan kecil yang memiliki segudang potensi. Mulai dari seni, tradisi, kerajinan, industri kreatif, hingga pertanian. Desa Bangunjiwo punya beberapa pusat kerajinan, termasuk di antaranya Kampung Kasongan yang dikenal sebagai pusat keramik

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul, Tahun Anggaran 2017-2019

Bab I. Pendahuluan

Perencanaan dan penganggaran yang Responsif Gender (PPRG), partisipatif, dan pro poor

merupakan pendekatan yang memastikan adanya pelibatan warga (perempuan, anak, kelompok

difabel, lansia, laki-laki) dalam mengidentifikasi apa yang menjadi prioritas pembangunan, kebijakan,

program dan kegiatan yang membutuhkan alokasi anggaran atau sumber daya.

Peluang penerapan perencanaan dan penganggaran responsif gender sangat terbuka dengan

otonomi desa yang diatur berdasarkan UU 6 tahun 2014 tentang Desa. UU Desa memberi amanah

bahwa Pemerintah Desa mempunyai kewenangan memberi perhatian khusus bagi pelaksanaan

pelayanan publik di desa. Desa juga mesti memenuhi kebutuhan khusus perempuan, anak dan orang

miskin terutama terkait pendidikan dan kesehatan. Landasan hukumnya sudah cukup kuat, diatur

dalam pasal 18 hingga pasal 22 UU Desa. Pada peraturan pelaksanaan tentang desa sebagaimana PP

47 tahun 2015 perubahan atas PP 43 tahun 2014 khususnya pasal 33 hingga pasal 39, juga

memberikan jaminan terkait kewenangan desa tersebut. Bahkan pedoman kewenangan desa diatur

secara khusus dalam Peraturan Menteri Desa dan Transmigrasi yakni Permendes Nomor 1 tahun

2015.

Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan diatas maka menjadi sebuah keharusan bagi

desa untuk melibatkan kelompok perempuan, laki-laki, anak, kelompok difabel, lansia dalam proses

perencanaan penganggaran desa. Dengan melibatkan mereka maka potret APBDesa yang disusun

akan responsif gender. Potret APBDesa yang responsif gender dapat dilihat dari alokasi anggaran

responsif gender yang menjawab kebutuhan dan memberikan layanan bagi kelompok masyarakat

tanpa terkecuali. Besarnya alokasi anggaran responsif gender yang dialokasikan oleh sebuah desa

tidak terkecuali Desa Bangunjiwo menjadi satu penanda bahwa desa tersebut telah responsif gender

ataupun menjalankan PPRG.

Melalui kajian APBDesa Bangunjiwo tahun 2017 – 2019, tim akan mengkaji seberapa banyak

program-kegiatan dan seberapa besar alokasi anggaran responsif gender yang telah dialokasikan

oleh Pemerintah Desa Bangunjiwo. Hasil kajian ini akan dapat digunakan oleh Pemerintah Desa

Bangunjiwo untuk merefleksikan kebijakan anggaran yang telah diterapkan. Selain itu, sebagai

tindak lanjut kedepan, hasil kajian ini juga dapat digunakan sebagai acuan untuk mengelola

kebijakan anggaran yang responsif gender di Desa Bangunjiwo.

Bab II. Selayang Pandang Desa Bangunjiwo

a) Gambaran Umum Desa Bangunjiwo

Desa Bangunjiwo terletak di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, adalah kawasan kecil yang memiliki segudang potensi. Mulai dari seni,

tradisi, kerajinan, industri kreatif, hingga pertanian. Desa Bangunjiwo punya beberapa pusat

kerajinan, termasuk di antaranya Kampung Kasongan yang dikenal sebagai pusat keramik

Page 2: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

dan gerabah, Dusun Jipangan yang dikenal dengan kawasan sentra kerajinan berbahan

bambu seperti kipas dan hiasan rumah serta masih banyak lagi.

Secara geografis, Desa Bangunjiwo berbatasan dengan Desa Tamantirto disisi Utara, Desa

Guwosari disebelah Selatan, Desa Triwidadi disebelah Barat dan Desa Tirtonirmolo disebelah

Timur. Desa dengan luas wilayah 1543.432 Ha ini merupakan desa yang terluas di

Kecamatan Kasihan kurang lebih sekitar 47% dari luas wilayah kecamatan. Desa Bangunjiwo

memiliki 19 pedukuhan, 146 RT dan dikelola oleh 34 orang aparat pemerintahan desa. Dari

total 34 orang aparat pemerintahan desa Bangunjiwo terdapat 2 orang perempuan dan 32

orang laki-laki. Sedangkan anggota Badan Permusyawarata Desa (BPD) sebanyak 9 orang

yang terdiri dari laki-laki 8 orang dan perempuan 1 orang. Tentunya ini menjadi satu

tantangan ke depan untuk membuka peluang affirmative action bagi perempuan didalam

kelembagaan desa Bangunjiwo.

Berdasarkan data Disdukcapil Bantul pada semester 1 tahun 2019, Desa Bangunjiwo

memiliki jumlah penduduk sebanyak 26.784 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki lebih

besar dari jumlah penduduk perempuan. Penduduk laki-laki di Desa Bangunjiwo sebanyak

13.456 jiwa sedangkan perempuan sebanyak 13.328 jiwa. Dengan kepadatan penduduk rata-

rata 1.858 jiwa/Km2. Dilihat sisi jenjang pendidikan terakhir, mengacu pada data dalam

website desa Bangunjiwo menunjukkan bahwa rata-rata warganya mengenyam pendidikan

sampai level SMA yaitu sebanyak 26,7 % atau 7.142 jiwa. Selain itu, sebanyak 20,7% atau

5.557 warga mengenyam pendidikan sampai level SD, 20% atau sebanyak 5.366 penduduk

belum atau tidak sekolah, tamat SMP sebanyak 15 % atau 4.030 jiwa, sebanyak 8% atau

2.159 belum tamat SD, sedangkan sisanya sekitar 11% mengenyam pendidikan di jenjang

diploma 1 sampai strata 3.

Jenis pekerjaan yang dimiliki oleh masyarakat desa Bangunjiwo sangatlah beragam, mulai

dari PNS, Swasta, Petani sampai buruh lepas. Delapan besar jenis pekerjaan yang banyak

ditekuni oleh warga Bangunjiwo adalah buruh harian lepas sebanyak 6.541 jiwa atau sekitar

24,4% dari jumlah penduduk, pelajar atau mahasiswa sebanyak 19,3 % atau 5.182 jiwa,

sebanyak 4008 jiwa atau 15% belum atau tidak bekerja, wiraswata sebanyak 2.639 jiwa atau

sekitar 9,9%, sebanyak 9,8% atau sekitar 2.628 sebagai karyawan swasta, sekitar 1.595 jiwa

atau 6% bekerja sebagai buruh tani/perkebunan dan sebanyak 5,8% atau 1.584 jiwa bekerja

mengurus rumah tangga. Potret ini menunjukkan bahwa pekerjaan warga Bangunjiwo masih

didominasi pada sektor pekerja informal. Dengan potensi yang dimiliki oleh desa

Bangunjiwo, tentunya ini menjadi satu pekerjaan rumah bagi pemerintah desa untuk

menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat untuk bisa meningkatkan kesejahteraan

mereka.

Desa Bangunjiwo berjarak kurang lebih 4 km dari ibukota Kecamatan Kasihan serta 8 km dari

Ibukota Kabupaten Bantul membuatnya masuk dalam kategori desa urban. Meskipun begitu

secara topografi desa Bangunjiwo didominasi oleh dataran tinggi/pegunungan. Tata guna

lahan di desa Bangunjiwo didominasi oleh wilayah tegal, perkebunan dan hutan sebanyak

52%, disusul dengan permukiman 35 %, dan sawah sebesar 13%.

Page 3: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

b) Gambaran Kebijakan Gender Desa Bangunjiwo

Desa Bangunjiwo mempunyai Visi “Bangunjiwo yang maju dalam bingkai nilai-nilai tradisi

yang kuat”. Visi ini merupakan cita-cita dari masyarakat Bangunjiwo yang ingin maju dalam

segala hal baik dalam Tata Pemerintahan, Perekonomian, Pendidikan, Pembangunan dan

kesejahteraan masyarakat tanpa melupakan budaya dan tradisi yang ada. Visi ini kemudian

diturunkan kedalam lima misi untuk memudahkan pencapaian visi. Kelima misi tersebut

meliputi 1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat; 2) mengoptimalkan pelayanan kepada

masyarakat; 3) menumbuh kembangkan peran masyarakat dalam pembangunan fisik

maupun non fisik; 4) memasyarakatkan nilai demokrasi; dan 5) melestarikan budaya dan

nilai tradisi yang ada. Visi dan misi ini dituangkan dalam dokumen perencanaan desa

(RPJMDesa) yang menjadi acuan dalam pembangunan didesa Bangunjiwo.

Jika ditilik dari kebijakan umum diatas maka belum terlihat secara spesifik arah kebijakan

responsif Gender di Desa Bangunjiwo. Akan tetapi melalui misi ke pertama dan kedua dapat

menjadi pintu masuk dalam pengelolaan kebijakan yang responsif gender di Desa ini.

Berdasarkan kajian yang dilakukan melalui website desa, Kepala Desa Bangunjiwo telah

menunjukkan komitmen positif dalam mendorong kebijakan yang responsif gender.

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan antara lain bekerjasama dengan pemerintah

Kabupaten dalam sosialisasi

Selain itu, komitmen ini juga terlihat dari pengelolaan database desa khususnya data-data

terkait dengan gender. Beberapa data gender telah tersedia, ada beberapa data yang

terkelola sudah secara terpilah dan timeseries, akan tetapi ada juga data yang belum terpilah

secara detail. Tentunya data yang belum detail inilah yang kedepan perlu diperbaiki. Dari

database gender yang dimiliki tersebut dapat dilihat persoalan yang perlu segera

diselesaikan oleh pemerintah desa. Data-data gender yang dimiliki meliputi:

Sumber : diolah dari data gender desa Bangunjiwo

Sumber : diolah dari data gender desa Bangunjiwo

Masyarakat selalu mengidentikkan persoalan gender dengan persoalan perempuan, salah

satunya adalah persoalan kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan terhadap

perempuan. Meskipun hal ini tidak sepenuhnya salah, akan tetapi membincangkan

persoalan gender sebenarnya tidak sebatas pada persoalan kekerasan terhadap perempuan,

anak dan kekerasan dalam rumah tangga. Akan tetapi membincangkan persoalan gender

2 2

02017 2018 2019

Data Kekerasan Dalam Rumah Tangga

012345

0 0 0 0

5

0

0 0 0 0

2

0

0 0 0 0

2

0

Data Kekerasan Terhadap Perempuan

2017 2018 2019

Page 4: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

yang lebih luas mengacu pada kelompok gender minoritas yang meliputi perempuan, anak,

lansia, difabel, masyarakat adat terpencil, kelompok agama lokal dan minoritas, kelompok

restorasi sosial dan marginal lainnya.

Data kekerasan perempuan dan kekerasan dalam rumah tangga di Desa Bangunjiwo

menunjukkan adanya indikasi kasus meski tidak dalam jumlah yang besar. Grafik diatas

menunjukkan adanya kasus kekerasan dalam rumah tangga sebanyak 2 kasus pada tahun

2017 dan 2018, sedangkan tahun 2019 tidak ada kasus. Berkaitan dengan hal tersebut, data

kekerasan terhadap perempuan tahun 2017 sebesar 5 kasus kekerasan psikis dan turun

menjadi 2 kasus kekerasan psikis di tahun 2018 dan 2019. Mengacu fakta tersebut maka

penting bagi pemerintah desa untuk menyusun program dan kegiatan yang arahnya dapat

menurunkan dan/atau mencegah munculnya kasus lainnya. Catatan lain adalah banyak

korban kekerasan yang belum berani membuka kasus yang dialami karena seringkali mereka

menanggung stigma dari masyarakat. Oleh karenanya, data ini menjadi satu peringatan bagi

desa untuk menjangkau masyarakat terkait dengan persoalan ini. Mengingat data yang kecil

ini bisa menjadi indikasi bahwa masih ada persoalan kekerasan yang dialami oleh

masyarakat di desa Bangunjiwo.

Sumber : diolah dari data gender desa Bangunjiwo

Grafis diatas menunjukkan bahwa ada indikasi munculnya problem angka pernikahan dini di

Desa Bangunjiwo. Meski angka pernikahan dini usia di bawah 17 tahun masih di bawah 5

kasus per tahun (2017 dan 2018 sebanyak 4 kasus; 2019 sebanyak 2 kasus), akan tetapi

indikasi ini tidak bisa diabaikan karena kasus ini menunjukkan adanya gejala negatif di

tingkat masyarakat khususnya anak muda dan remaja. Sedangkan untuk kasus angka

pernikahan dini di atas usia 17 tahun terlihat cukup fluktuatif. Pada tahun 2017, terdapat 11

kasus dan meningkat signifikan menjadi 18 kasus di tahun 2018 dan pada tahun 2019 turun

menjadi 11 kasus. Jika kasus ini tidak diatasi akan bisa bertambah dan berdampak buruk bagi

generasi muda. Tentunya ini menjadi satu tantangan yang perlu diatasi oleh pemerintah

desa Bangunjiwo. Persoalan pernikahan dini juga menjadi fokus dari pemerintah Indonesia

untuk menekan tingginya angka ini. Untuk menekan angka ini, sangat dibutuhkan partisipasi

dari seluruh masyarakat dan juga pemerintah desa sebagai ujung tombak pemerintahan.

11

18

10

4

4

2

2017

2018

2019

Data Pernikahan Dini

Pernikahan Dini Usia < 17 tahun di Desa Pernikahan Dini Usia >17 tahun di Desa

Page 5: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

Sumber : diolah dari data gender desa Bangunjiwo

Selain data pernikahan dini, pemerintah desa Bangunjiwo juga memiliki data terkait dengan

akses ekonomi bagi perempuan. Di desa Bangunjiwo terdapat sejumlah UMKM yang dikelola

oleh perempuan. Jika ditilik dari grafik diatas, data UMKM yang dikelola oleh perempuan

meningkat dari tahun 2017 sebanyak 55 UMKM menjadi 63 UMKM ditahun 2018 dan 2019.

Sejalan dengan hal itu, terdapat data jumlah perempuan yang pernah mengikuti pelatihan

UMKM. Melalui pelatihan ini, perempuan ditingkatkan keahliannya dalam pengelolaan

UMKM. Data yang ada menyebutkan bahwa sebanyak 22 orang perempuan mengikuti

pelatihan pada tahun 2017 dan meningkat menjadi 45 orang perempuan pada tahun 2018.

Sedangkan untuk tahun 2019 tidak terdapat pelatihan UMKM untuk perempuan.

Desa Bangunjiwo yang memiliki banyak potensi terkait dengan industri rumahan dan

kerajinan tentunya menjadi peluang bagi kelompok perempuan dalam berkiprah di sektor

ekonomi. Melalui data ini, pemerintah desa dapat memastikan intervensi program

peningkatan ekonomi berbasis potensi lokal bagi kelompok perempuan yang tujuan akhirnya

dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan keluarga.

Sumber : diolah dari data gender desa Bangunjiwo

2017 2018 2019

22

45

0

55

63 63

Data Akses Ekonomi Bagi Perempuan

Jumlah Perempuan yg pernah mengikuti Pelatihan UMKM Jumlah UMKM yg dikelola oleh Perempuan

197

188 188

182

184

186

188

190

192

194

196

198

2017 2018 2019

Data Gender Rawan Sosial Ekonomi

Jumlah Terdata

Page 6: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

Data gender rawan sosial ekonomi di desa Bangunjiwo mengalami penurunan dari tahun

2017 ke 2018 dan 2019. Pada tahun 2017 jumlah yang terdata sebanyak 197 orang dan

turun menjadi 188 orang pada tahun 2018 dan 2019. Sayangnya data ini belum

mencantumkan detail jenis data rawan sosial ekonomi ini, apakah perempuan rawan sosial

ekonomi, lansia, anak dan lain sebagainya. Kedepan data ini perlu didetailkan indikator dan

ditampilkan secara terpilah (usia, jenis kelamin, lokasi dll) sehingga akan memudahkan

pemerintah desa melakukan intervensi terhadap masalah ini.

Ragam data gender lain yang dikelola oleh Pemdes Bangunjiwo adalah data kesejahteraan ibu dan anak. Dari grafik di samping ini tampak bahwa terjadi gizi buruk pada Balita di Bangunjiwo. Ditemukan 3 kasus balita gizi buruk selama kurun waktu tiga tahun terakhir dari 2017 sampai 2019. Tentunya ini menjadi tantangan bagi pemdes Bangunjiwo untuk mengatasi persoalan gizi buruk ini melalui intervensi program dan kegiatan desa.

Sumber : diolah dari data gender desa Bangunjiwo

Di sektor kesehatan, selain data kesejahteraan ibu dan anak, pemdes Bangunjiwo juga

memilik database terkait dengan data partisipasi KB selama kurun waktu tiga tahun terakhir.

Data partisipasi KB ini terbagi dalam 5 kategori yang meliputi peserta KB perempuan, peserta

KB laki-laki, data wanita usia subur, data pasangan usia subur perempuan dan data pasangan

usia subur laki-laki. Dilihat dari grafik di bawah, peserta KB perempuan menurun dari tahun

2107 sebanyak 3.131 orang menjadi 3.023 orang pada tahun 2018 dan turun lagi menjadi

2.966 orang. Sedangkan tren peserta KB laki-laki jumlahnya terus meningkat dari tahun ke

tahun, tahun 2017 sebesar 502 orang meningkat menjadi 602 orang pada tahun 2018 dan

menjadi 670 orang di tahun 2019. Data tersebut menunjukkan adanya tren positif dalam

implementasi program KB. Jika selama ini perempuan selalu menjadi obyek dari program KB,

saat ini kesadaran laki-laki untuk menjadi peserta KB aktif sudah meningkat. Meski angkanya

belum signifikan dan masih jauh lebih banyak peserta KB perempuan, akan tetapi apa yang

terjadi di Bangunjiwo ini menjadi satu inovasi baik yang harapannya dapat direplikasi di desa

yang lain.

0

1

2

3

2017 2018 2019

0 0 0

3 3 3

Data Kesejahteraan Ibu dan Anak

Angka Kematian Ibu Gizi Buruk pada Balita

Page 7: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

Sumber : diolah dari data gender desa Bangunjiwo

Dari grafik diatas juga dapat dilihat bahwa data wanita usia subur di desa Bangunjiwo

mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Tahun 2017 terdapat 4.369 orang turun menjadi

4.311 orang pada 2018 dan turun lagi menjadi 4.303 orang di tahun 2019. Hal ini

mengindikasikan bahwa jumlah perempuan di desa Bangunjiwo mulai didominasi oleh

perempuan usia 50 tahun ke atas. Disisi lain, data pasangan usia subur perempuan

mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2017, terdapat 4.871 orang

meningkat menjadi 4.913 orang tahun 2018 dan meningkat lagi menjadi 4.973 orang. Hal

yang sama juga terjadi pada data pasangan usia subur laki-laki, jumlahnya terus mengalami

peningkatan setiap tahunnya dengan jumlah per tahun sama dengan jumlah pasangan usia

subur laki-laki.

Sumber : diolah dari data gender desa Bangunjiwo

Beranjak pada persoalan partisipasi perempuan di ranah publik, di level pengambilan

keputusan, partisipasi perempuan terus mengalami peningkatan selama kurun waktu tiga

tahun terakhir. Meski peningkatan belum menunjukkan data yang cukup signifikan akan

Data Pasangan Usia Subur Laki-laki

Data Pasangan Usia Subur Perempuan

Data Wanita Usia Subur

Peserta KB Laki-laki

Peserta KB Perempuan

4871

4871

4369

502

3131

4913

4913

4311

602

3023

4973

4973

4303

670

2966

Data Partisipasi KB2019 2018 2017

BadanPerwakilan Desa(BPD) Laki-laki

BadanPerwakilan Desa(BPD) Prempuan

Musdes Laki-laki MusdesPerempuan

MusrenbangdesLaki-laki

MusrenbangdesPerempuan

Perangkat DesaLaki-laki

Perangkat DesaPerempuan

11

0

72

8

65

5

35

28

1

72

10

64

7

34

28

1

80

15

34

2

Data Partisipasi Perempuan Dalam Pengambilan Keputusan

2017 2018 2019

Page 8: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

tetapi dari yang sebelumnya tidak ada partisipasi menjadi ada partisipasi sudah bisa menjadi

pijakan dan peluang yang cukup baik bagi perempuan di desa Bangunjiwo.

Grafik di atas menunjukkan anggota BPD perempuan di desa Bangunjiwo tahun 2018 dan

2019 terdapat 1 orang anggota perempuan, dari yang sebelumnya (tahun 2017) tidak ada

perwakilan perempuan dalam BPD. Sedangkan pada tataran kelembagaan desa, terdapat

sebanyak 35 orang perangkat desa laki-laki pada tahun 2017 dan turun menjadi 34 orang

pada tahun 2018 dan 2019. Disisi jumlah perangkat desa perempuan sejak tahun 2017

sampai 2019 terdapat 2 orang perangkat desa yang ada di pemerintahan desa Bangunjiwo.

Melihat potret pada dua kelembagaan desa ini maka perlu dilakukan tindakan afirmatif

untuk memberikan peluang bagi perempuan pada proses rekruitment perangkat desa dan

BPD selanjutnya. Selain itu, proses rekruitmen ke depan juga bisa menimbang unsur difabel

dan atau perwakilan kelompok minoritas lainnya sebagai pengejawantahan kebijakan

responsif gender.

Sejalan dengan hal tersebut, partisipasi perempuan dalam musdes mengalami peningkatan

dari tahun 2017 sebanyak 8 orang menjadi 10 orang di tahun 2018 dan 15 orang pada tahun

2019. Meski masih jauh di bawah data partisipasi laki-laki dalam musdes yaitu 72 orang di

tahun 2017 dan 2018 meningkat menjadi 80 orang ditahun 2019. Akan tetapi tren

peningkatan partisipasi perempuan ini patut diapresiasi dan ditingkatkan terus dengan

mengundang dan memberikan kuota yang lebih banyak bagi perempuan. Sedangkan pada

proses Musrenbangdesa tahun 2017, partisipasi perempuan sebanyak 5 orang dan

meningkat menjadi 7 orang pada tahun 2018. Untuk partisipasi laki-laki, sebanyak 65 orang

pada tahun 2017 dan turun menjadi 64 orang pada tahun 2018. Sedangkan untuk tahun

2019 karena belum dilakukan sehingga belum ada data yang dapat disajikan.

Selain partisipasi dalam pengambilan keputusan, dapat juga dilihat data partisipasi perempuan dalam ranah ekonomi. Di desa Bangunjiwo terdapat data perempuan dalam industri rumah tangga yang menunjukkan peningkatan dari tahun 2017 sebesar 619 menjadi 628 pada tahun 2018 dan 2019. Partisipasi perempuan dalam industri rumah tangga ini berada pada kategori sektor informal.

Sumber : diolah dari data gender desa Bangunjiwo

Mengacu pada data tersebut penting untuk pemerintah desa memberikan perlindungan bagi

perempuan pekerja industri rumah tangga sektor informal ini supaya mendapatkan

kepastian hak dan kewajiban bagi pekerja. Hal ini telah dilakukan oleh pemerintah desa

Bangunjiwo dengan memberikan dukungan kepada kelompok Serikat Perempuan Pekerja

Rumahan (SPPR Kasih Bunda) yang beranggotakan 26 orang perempuan khususnya ibu- ibu

Pedukuhan Jipangan. Mereka mendapatkan pelatihan batik dan pelatihan sablon dari

Pemerintah Desa. Melalui pelatihan ini diharapkan para anggora SPPR Kasih Bunda memiliki

619

628 628

610

615

620

625

630

2017 2018 2019

Data Perempuan Dalam Industri Rumah Tangga

Sektor Informal

Page 9: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

kompentensi untuk mengembangkan usahanya. Komitmen baik ini perlu dilanjutkan dan

ditingkatkan untuk dapat menjangkau semakin banyak kelompok perempuan.

Sumber : diolah dari data gender desa Bangunjiwo

Mengacu pada grafik disamping ini terdapat peningkatan data kepala keluarga perempuan di Desa Bangunjiwo. Data tahun 2017 sebanyak 883 orang meningkat menjadi 918 pada tahun 2018 dan 942 orang di tahun 2019. Mereka didominasi lansia dan menjadi kepala keluarga perempuan karena cerai mati. Meski begitu, mereka adalah kelompok yang perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah desa.

Sumber : diolah dari data gender desa Bangunjiwo

Jumlah warga difabel di Bangunjiwo sebanyak 147 orang yang terdiri dari 88 orang laki-laki dan 59 orang perempuan. Data yang dimiliki oleh Pemerintah Desa Bangunjiwo sudah cukup baik dengan menunjukkan data pilah berdasarkan jenis kelamin, tentunya ini akan menjadi satu peluang ketika pemerintah desa akan melakukan intervensi kepada mereka. Akan tetapi, data ini akan semakin baik jika dilengkapi dengan data usia dan jenis atau ragam difabel yang dialami oleh warga tersebut.

Hal ini, mengacu pada pendekatan yang harus dilakukan kepada difabel akan sangat

bergantung pada kebutuhan dari setiap jenis atau ragam difabel yang dialami. Selain itu,

pemenuhan kebutuhan untuk difabel juga sangat dipengaruhi oleh usia dari difabel itu

sendiri, misalnya difabel daksa yang menggunakan kursi roda akan membutuhkan kursi roda

sesuai dengan usia dan jenis penyebab difabelnya. Oleh karenanya, semakin detail data

yang dimiliki akan semakin mudah bagi pemerintah baik daerah maupun desa untuk

melakukan intervensi program/kegiatan.

883

918

942

2017 2018 2019

Data Kepala Keluarga Perempuan

KK Perempuan

2017

2018

2019

88

88

88

59

59

59

Data Difabel Desa Bangunjiwo

Perempuan Laki-laki

Page 10: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

Sumber : diolah dari data gender desa Bangunjiwo

Di desa Bangunjiwo terdapat penduduk terlantar yaitu lansia. Data tahun 2017 sebanyak 3 orang lansia turun menjadi 2 orang dan tahun 2019 turun menjadi 1 orang lansia. Mereka sudah tidak bisa melakukan aktivitas produktif sehingga kehadiran pemerintah menjadi wajib untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

Data-data yang telah dijabarkan di atas menjadi potret tren persoalan gender di desa

Bangunjiwo. Data dan persoalan tersebut harus menjadi rujukan bagi pemerintah desa

Bangunjiwo dalam proses perencanaan penganggaran. Dengan mengacu pada data dan

persoalan tersebut serta melibatkan partisipasi aktif dari kelompok gender yang

termarginalkan maka desa akan mewujudkan pengarusutamaan gender di desa. Untuk

melihat sejauh mana anggaran Desa Bangunjiwo menjawab persoalan gender yang telah

dijabarkan diatas maka dilakukan kajian atas dokumen APBDesa yang responsif gender

dalam kurun waktu tiga tahun dari 2017 - 2019.

Bab III. Analisis Anggaran Desa Bangunjiwo

A. Analisis Umum APBDesa Bangunjiwo

APBDesa Bangunjiwo Kabupaten Bantul tahun 2017 sampai tahun 2019 menunjukkan

trend peningkatan yang cukup signifikan. Pada tahun 2017 APBDesa Bangunjiwo sebesar

4,2 M meningkat menjadi 4,4 M ditahun 2018 dan meningkat cukup tajam di tahun 2019

menjadi 6,4 M. Hal ini dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Sumber : diolah dari APBDesa Bangunjiwo Tahun 2017 – 2019

20172018

2019

00

0

3

2

1

Data Penduduk Terlantar

Anak-anak Lansia

4.256.716.785,00 4.463.798.960,00

6.410.052.600,00

-

1.000.000.000,00

2.000.000.000,00

3.000.000.000,00

4.000.000.000,00

5.000.000.000,00

6.000.000.000,00

7.000.000.000,00

2017 2018 2019

Trend APBDesa Bangunjiwo Tahun 2017 - 2019

Series1

Page 11: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

Secara umum, perbandingan antara pendapatan dan belanja Desa Bangunjiwo dapat

dilihat pada grafik dibawah ini yang menunjukkan bahwa belanja desa selalu melebihi

pendapatan desa. Hal ini mengindikasikan bahwa posisi APBDesa Bangunjiwo selalu

berada pada kondisi defisit di akhir tahun anggaran. Kondisi seperti ini tetap

menunjukkan sebagai indikator pengelolaan keuangan desa yang kurang baik. Mengacu

pada hal tersebut maka pemerintah Desa Bangunjiwo perlu mengoptimalkan proses

perencanaan dengan mengacu pada database yang dimiliki oleh desa. Selain itu, perlu

menerapkan prinsip pengelolaan keuangan yang efektif, efisien dan terukur.

Sumber : diolah dari APBDesa Bangunjiwo Tahun 2017 – 2019

B. Analisis Tren Pendapatan Desa Bangunjiwo

Sesuai dengan Permendagri No 20 Tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan Desa,

Pendapatan desa adalah semua penerimaan Desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang

menjadi hak Desa dan tidak perlu dikembalikan oleh Desa. Ada 3 sumber pendapatan

desa yang meliputi :

1) Pendapatan Asli Desa (PADesa) adalah semua penerimaan dari hasil usaha desa

(seperti BUMDesa), hasil aset desa (seperti tanah kas Desa, tambatan perahu,

pasar Desa, tempat pemandian umum, jaringan irigasi), swadaya, partisipasi dan

gotong royong sebagai sumbangan warga masyarakat desa, dan bisa juga

berupa Pendapatan Asli Desa lain (seperti hasil pungutan Desa).

2) Pendapatan Transfer adalah penerimaan yang berasal dari anggaran

pendapatan dan belanja Pemerintah Pusat, Provinsi, atau Kabupaten/Kota yakni

berupa Dana Desa (DD), Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota,

Alokasi Dana Desa, bantuan keuangan dari APBD Provinsi, dan bantuan

keuangan dari APBD Kabupaten/Kota.

3) Pendapatan Lain-lain adalah penerimaan dari hasil kerja sama Desa,

penerimaan dari bantuan perusahaan yang berlokasi di Desa, penerimaan dari

- 2.000.000.000,00 4.000.000.000,00 6.000.000.000,00 8.000.000.000,00

2017

2018

2019

4.256.716.785,00

4.463.798.960,00

6.410.052.600,00

4.665.086.285,00

6.276.498.960,00

6.924.768.639,00

Perbandingan Pendapatan dan Belanja Desa

Belanja

Pendapatan

Page 12: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

hibah dan sumbangan dari pihak ketiga, koreksi kesalahan belanja tahun

anggaran sebelumnya yang mengakibatkan penerimaan di kas Desa pada tahun

anggaran berjalan, bunga bank, dan pendapatan lain Desa yang sah.

Mengacu pada kategori sumber pendapatan diatas maka pendapatan desa Bangunjiwo

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Keterangan 2017 % 2018 % 2019 %

Pendapatan

Asli Desa

99.846.825,00

2,35%

110.900.000,00

2,48%

118.400.000,00

1,85%

Pendapatan

Transfer

4.155.869.960,00

97,6%

4.342.898.960,00

97,29%

6.271.652.600,00

97,84%

Pendapatan

Lain-lain

1.000.000,00

0,02%

10.000.000,00

0,22%

20.000.000,00

0,31%

Total

Pendapatan

4.256.716.785,00 100% 4.463.798.960,00 100% 6.410.052.600,00 100%

Sumber : diolah dari APBDesa Bangunjiwo Tahun 2017 – 2019

Secara umum, pendapatan desa Bangunjiwo selama tiga tahun terakhir mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Dengan begitu, pemerintah desa Bangunjiwo dari

tahun ke tahun memiliki alokasi anggaran yang lebih besar untuk dapat dialokasikan

dalam program dan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan dan layanan warga

masyarakat.

Ditilik lebih jauh dari tabel diatas, pendapatan APBDesa paling besar dikontribusi oleh

dana transfer rata-rata sebesar 97% per tahun dari total APBDesa Bangunjiwo. Tahun

2017 pendapatan transfer sebesar 4,1 M meningkat menjadi 4,3 M ditahun 2018 dan

meningkat tajam di tahun 2019 sebesar 6,2 M. Hal ini mengindikasikan ketergantungan

desa Bangunjiwo terhadap alokasi dana daerah dan pemerintah pusat masih sangat

tinggi. Pendapatan asli desa hanya menyumbang sekitar 1 – 2 % setiap tahunnya dengan

besaran 99,8 juta di tahun 2017 menjadi 110,9 juta di tahun 2018 dan meningkat

menjadi 118,4 juta di tahun 2019.

Komponen dana transfer ke desa terdiri dari Dana Desa (DD), Dana Bagi Hasil Pajak dan

Retribusi, Alokasi Dana Desa (ADD) dan bantuan keuanan kabupaten/kota. Jika mengacu

pada grafik di bawah ini menunjukkan bahwa kontribusi paling besar dari unsur dana

transfer masih didominasi oleh alokasi dana desa berkisar 36 – 56 % dari total dana

transfer ke desa Bangunjiwo.

Page 13: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

Sumber : diolah dari APBDesa Bangunjiwo Tahun 2017 – 2019

Grafik tren pendapatan desa Bangunjiwo dari dana transfer di atas menunjukkan bahwa

ada peningkatan signifikan dari setiap komponen kecuali pada komponen Alokasi Dana

Desa (ADD). Meski ADD menjadi penyumbang pendapatan desa terbesar bagi

Bangunjiwo, akan tetapi komponen ini mengalami penurunan di tahun 2019.

Jika ditilik dari komponen Pendapatan Asli Desa terdapat dua sumber yang berkontribusi

selama kurun waktu tiga tahun terakhir yaitu Hasil usaha desa dan Hasil Aset Desa. Pada,

tahun 2017, pendapatan asli desa yang bersumber dari hasil usaha desa sebesar 92,8

juta dan hasil aset desa sebesar 7 juta. Sedangkan tahun 2018 pendapatan asli desa

hanya disumbang dari hasil aset desa sebesar 110,9 juta dan di tahun 2019 disumbang

dari hasil usaha desa sebesar 118,4 juta. Tentunya ini jadi hal yang menarik mengingat

pada tahun 2017 terdapat dua sumber PADes sedangkan tahun 2018 dan 2019 hanya

ada satu sumber PAD itupun dari komponen yang berbeda yaitu hasil aset desa di tahun

2018 dan hasil usaha desa ditahun 2019. Padahal di tahun 2016 sudah terdapat inisiasi

usaha desa yang memberikan kontribusi lumayan baik bagi sektor PADesa pada APBdesa

2017 sedangkan hasil aset desa tidak terlalu signifikant. Apakah ini mengindikasikan

adanya kerugian usaha desa di tahun 2017 sehhingga tidak memberikan kontribusi pada

APBdesa tahun 2018 dan mulai dibangun kembali di tahun 2018 sehingga menghasilkan

PADesa pada APBDesa tahun 2019. Tetunya hal ini masih perlu kajian yang lebih

mendalam, mengingat analisis ini masih terbatas pada kajian atas dokumen APBDesa.

Untuk detail kontribusi komponen PADesa dapat dilihat pada grafik dibawah ini:

-

500.000.000,00

1.000.000.000,00

1.500.000.000,00

2.000.000.000,00

2.500.000.000,00

Dana Desa (DD) DBH Pajak dan retribusi Alokasi Dana Desa (ADD) Bantuan KeuanganKabupaten/Kota

2017 1.350.607.000,00 392.714.960,00 2.382.548.000,00 30.000.000,00

2018 1.553.786.000,00 392.714.960,00 2.396.398.000,00

2019 1.910.441.000,00 482.613.600,00 2.278.598.000,00 1.600.000.000,00

Tren Pendapatan Transfer APBDesa Bangunjiwo Tahun 2017 - 2019

Page 14: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

Sumber : diolah dari APBDesa Bangunjiwo Tahun 2017 – 2019

Mengacu pada beberapa potret di atas maka pemerintah desa Bangunjiwo kedepan

perlu mengoptimalkan potensi yang dimiliki untuk dapat dioptimalkan sebagai

pendapatan asli desa. Beberapa potensi yang menjadi sektor unggulan kabupaten Bantul

berada di desa Bangunjiwo seperti kerajinan gerabah kasongan yang telah dikenal dunia

internasional. Tentunya jika ini dioptimalkan sebagai sumber pendapatan asli desa maka

akan dapat menambah pendapatan desa dari sektor usaha desa dan menjadikan desa

Bangunjiwo semakin berdikari dalam pengelolaan keuangan desa.

C. Analisis Tren Belanja Desa Bangunjiwo

Belanja Desa adalah semua pengeluaran yang merupakan kewajiban Desa dalam 1

(satu) tahun anggaran yang tidak akan diterima kembali oleh Desa, hal ini sesuai dengan

Permendagri No 20 Tahun 2018 tentang pengelolaan keuangan Desa. Terdapat lima

klasifikasi belanja desa yaitu bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa; bidang

pelaksanaan pembangunan Desa; bidang pembinaan kemasyarakatan Desa; bidang

pemberdayaan masyarakat Desa; dan bidang penanggulangan bencana, keadaan

darurat dan mendesak Desa.

Belanja Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa adalah pengeluaran yang terdiri

atas belanja sub-bidang dan kegiatan yang digunakan untuk mendukung

terselenggaranya fungsi pemerintahan Desa, diantaranya operasional desa, tunjangan

perangkat desa, penghasilan tetap perangkat desa. Belanja Bidang Pelaksanaan

Pembangunan Desa adalah pengeluaran yang terdiri atas belanja sub-bidang dan

kegiatan dalam pembangunan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, dan lain-lain.

Bidang pelaksanaan pembangunan yang dimaksud tidak berarti hanya pembangunan

secara fisik tetapi juga terkait dengan pembangunan non fisik seperti pengembangan

dan pembinaan. Belanja Bidang pembinaan kemasyarakatan adalah pengeluaran yang

terdiri atas belanja sub-bidang dan kegiatan untuk meningkatkan peran serta dan

kesadaran masyarakat/lembaga kemasyarakatan desa yang mendukung proses

pembangunan desa. Belanja Bidang Pemberdayaan Masyarakat mencakup sub-bidang

dan kegiatan yang diarahkan untuk meningkatkan pemahaman, kapasitas masyarakat

2017 2018 2019

92.846.825,00

118.400.000,00

7.000.000,00

110.900.000,00

Tren Sumber Pendapatan Asli Desa (PADesa)

Hasil Usaha Desa Hasil Aset Desa

Page 15: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dan belanja Bidang Penanggulangan

Bencana, Keadaan Darurat dan Mendesak Desa digunakan untuk kegiatan

penanggulangan bencana, keadaan darurat dan mendesak. Jika mengacu pada regulasi

lama tahun 2017 - 2018, bidang yang terakhir ini sering disebut dengan bidang tidak

terduga.

Berdasarkan dokumen APBDesa Bangunjiwo tahun 2017 – 2019, alokasi belanja desa

menunjukkan tren yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sangat berkaitan

erat dengan pendapatan desa yang juga terus meningkat. Tahun 2017 belanja desa

Bangunjiwo sebesar 4,6 M meningkat cukup tajam menjadi 6,2 M ditahun 2018 dan

meningkat menjadi 6,9 M pada tahun 2019. Laju peningkatan belanja desa ini dapat

dilihat pada grafik dibawah ini.

Sumber : diolah dari APBDesa Bangunjiwo Tahun 2017 – 2019

Dari tren alokasi belanja yang terus meningkat tersebut diatas, kita dapat melihat lebih

dalam terkait dengan pembagian alokasi per bidang sesuai dengan amanat Permendagri No

20 Tahun 2018. Dari data yang ada, alokasi bidang penyelenggaraan pemerintahan desa

pada tahun 2017 sebesar 1,5 M meningkat menjadi 1,8 M di tahun 2018 dan bertambah lagi

menjadi 2,1 M di tahun 2019. Peningkatan di tahun 2019 dikontribusikan dari alokasi

kegiatan penyediaan sarpras desa, aset tetap desa dan rehabilitasi bangunan kantor desa.

Untuk alokasi bidang pelaksanaan pembangunan desa tahun 2017 sebesar 1,9 M meningkat

tajam di tahun 2018 menjadi 2,8 M dan menjadi 3,1 M pada tahun 2019. Sedangkan untuk

bidang pembinaan kemasyarakatan mendapatkan alokasi sebesar 855,2 juta tahun 2017,

turun menjadi 731,9 juta pada tahun 2018 dan meningkat menjadi 1,08 M pada tahun 2019.

Sementara itu, alokasi belanja bidang pemberdayaan masyarakat tahun 2017 sebesar 198,4

juta meningkat drastis menjadi 842,2 juta ditahun 2018 dan turun menjadi 501,9 juta pada

tahun 2019. Tentunya ini menjadi catatan khusus ketika alokasi anggaran untuk

pemberdayaan masyarakat masih dibawah angka satu milyar. Padahal diketahui bersama

bahwa anggaran merupakan bentuk afirmative dari visi dan misi pemerintah desa untuk

4.665.086.285,00

6.276.498.960,00

6.924.768.639,00

-

1.000.000.000,00

2.000.000.000,00

3.000.000.000,00

4.000.000.000,00

5.000.000.000,00

6.000.000.000,00

7.000.000.000,00

8.000.000.000,00

2017 2018 2019

Tren Alokasi Belanja Desa

Page 16: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

mewujudkan kesejahteraan warga. Tentunya alokasi ini ke depan harus ditingkatkan

sehingga alokasi anggaran bisa lebih banyak dinikmati oleh masyarakat Bangunjiwo sehingga

bisa berdaya dan sejahtera. Di sisi lain, alokasi bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan

Darurat dan Mendesak Desa hanya berkisar dibawah enam puluh juta rupiah. Tahun 2017,

alokasi anggaran bidang ini hanya 21,3 juta dan meningkat menjadi 51,7 juta pada tahun

2018 selanjutnya turun menjadi 31,9 juta di tahun 2019. Tentunya alokasi anggaran ini juga

perlu ditingkatkan mengingat pentingnya kesiapsigaan terhadap bencana desa seiring

dengan meningkatnya dampak perubahan iklim, tak terkecuali di Kabupaten Bantul.

Sumber : diolah dari APBDesa Bangunjiwo Tahun 2017 – 2019

Mengacu pada grafik di bawah ini dapat ditarik kesimpulan bahwa bidang pelaksanaan

pembangunan desa selalu mendapatkan alokasi yuang lebih besar dari total belanja desa.

Setiap tahunnya alokasi belanja bidang pelaksanaan pembangunan desa mendapatkan porsi

di atas 42% bahkan tahun 2019 mendapatkan alokasi sebesar 46,14% dari total belanja desa.

Meskipun dalam Permendagri 20 Tahun 2018 telah diatur bahwa alokasi ini tidak selalu

berbentuk pembangunan fisik tetapi juga pembangunan non fisik, akan tetapi pada

kenyataannya bidang ini masih didominasi dengan kegiatan-kegiatan fisik seperti

pembangunan dan rehabilitasi bangunan, peningkatan dan pengadaan sarpras. Tentunya ini

menjadi pekerjaan rumah bagi semua pihak dalam rangka memastikan bidang yang

menyerap alokasi belanja paling besar ini dapat dipastikan tepat sasaran dan mulai bergeser

memperbanyak kegiatan pembangunan yang sifatnya non fisik.

-

500.000.000,00

1.000.000.000,00

1.500.000.000,00

2.000.000.000,00

2.500.000.000,00

3.000.000.000,00

3.500.000.000,00

BidangPenyelenggaraanPemerintah Desa

BidangPelaksanaan

PembangunanDesa

Bidang PembinaanKemasyarakatan

BidangPemberdayaan

Masyarakat

BidangPenanggulanganBencana,Darurat&Me

ndesakDesa/TdkTerduga

2017 1.599.583.210,00 1.990.487.000,00 855.222.250,00 198.456.325,00 21.337.500,00

2018 1.810.695.000,00 2.839.827.000,00 731.970.500,00 842.264.960,00 51.741.500,00

2019 2.109.971.712,00 3.195.297.300,00 1.085.595.500,00 501.958.942,00 31.945.185,00

Tren Belanja Per Bidang Tahun 2017 - 2019

Page 17: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

Sumber : diolah dari APBDesa Bangunjiwo Tahun 2017 – 2019

D. Potret Anggaran Responsif Gender di Desa Bangunjiwo

Anggaran responsif gender, menurut Permendagri No.15/2008 adalah penggunaan atau

pemanfaatan anggaran yang berasal dari berbagai sumber pendanaan untuk mencapai

kesetaraan dan keadilan gender. Anggaran responsif gender bukan anggaran yang terpisah

bagi laki-laki dan perempuan akan tetapi merupakan seperangkat instrument untuk melihat

dampak belanja dan penerimaan pemerintah terhadap gender. Kelompok gender yang

dimaksud dalam proses penganggaran ini adalah kelompok rentan yang selama ini masih

terpinggirkan dari intervensi proses pembangunan. Kelompok rentan tersebut adalah

Perempuan, Anak, Difabel, Masyarakat miskin, Lansia dan Perempuan kepala rumah tangga

(janda).

Anggaran responsif gender penting dilakukan oleh pemerintah baik pemerintah pusat,

daerah dan desa karena :

1. Berkontribusi pada pengurangan kemiskinan dan tujuan pembangunan

2. Mengakomodasi kelompok rentan

3. Berkontribusi pada pertumbuhan dan pemerataan

4. Berkontribusi pada pemberdayaan perempuan dan kelompok rentan lainnya.

5. Meningkatkan dukungan perempuan dan kelompok rentan lainnya pada kebijakan

Untuk melihat sejauh mana anggaran pemerintah telah responsif gender dapat dilihat

melalui tiga kategori anggaran reponsive gender yang meliputi:

a. Anggaran Spesifik Gender: Anggaran yang khusus dialokasikan untuk kelompok

marginal atau kelompok gender tertentu,menyasar kebutuhan khusus dan

perlindungan kelompok rentan. Misal: alokasi anggaran untuk lansia perempuan,

anak dan difabel.

b. Anggaran Afirmatif Gender: Anggaran yang dialokasikan untuk upaya-upaya

peningkatan kapasitas kelompok gender atau kelompok marginal tertentu.

Bidang PenyelenggaraanPemerintah Desa

Bidang PelaksanaanPembangunan Desa

Bidang PembinaanKemasyarakatan

Bidang PemberdayaanMasyarakat

Bidang TidakTerduga/Penanggulangan

Bencana, Darurat danMendesak Desa

2017 34,29% 42,67% 18,33% 4,25% 0,50%

2018 28,85% 45,25% 11,66% 13,42% 1%

2019 30,47% 46,14% 15,68% 7,25% 0,50%

0,00%

5,00%

10,00%

15,00%

20,00%

25,00%

30,00%

35,00%

40,00%

45,00%

50,00%

Tren Persentase Belanja per Bidang Dibandingkan Belanja Desa

Page 18: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

Fungsinya adalah memperkuat kapasitas staf perempuan, kelompok perempuan

yang memiliki posisi strategis,missal di DPRD,parpol, BPD, staff pemerintahan.

c. Anggaran Mainstreaming/Pengarusutamaan Gender: Anggaran yang dialokasikan

untuk kegiatan yang dampaknya dirasakan secara langsung kepada kelompok

marginal. Fungsinya adalah memastikan manfaat pembangunan di semua sector

bisa diakses baik oleh laki-laki dan perempuan, dan memperbaiki kualitas layanan

public bagi laki-laki dan perempuan.

Dengan mengacu pada tiga kategori diatas, potret anggaran responsif gender di Desa

Bangunjiwo selama kurun waktu tiga tahun terakhir menunjukkan tren yang terus menurun.

Alokasi tertinggi untuk anggaran responsif gender terjadi pada tahun 2017 sebesar 17% dari

total belanja desa. Di tahun 2018 turun menjadi 9% dari total belanja desa dan terus turun

menjadi 8% di tahun 2019.

Jika ditilik dari dokumen APBDesa Bangunjiwo selama tiga tahun terakhir, untuk besaran

alokasi anggaran responsif gender di tahun 2017 sebesar 795,4 juta dan turun menjadi 581,9

juta di tahun 2018, sedangkan tahun 2019 turun menjadi 564,9 juta. Meskipun penurunan di

tahun 2019 tidak terlalu signifikan akan tetapi jika ini masih berlanjut tentunya akan

berdampak buruk bagi pemenuhan kebutuhan kelompok rentan dan marginal.

Sumber : diolah dari APBDesa Bangunjiwo Tahun 2017 – 2019

Jika dikaji lebih dalam dari besaran alokasi anggaran responsif gender yang telah dijabarkan

diatas maka terdapat tiga kategori anggaran responsif gender di desa Bangunjiwo. Alokasi

anggaran paling besar ada pada kategori anggaran mainstreaming gender kemudian

anggaran afirmative gender dan yang terakhir adalah anggaran spesifik gender. Meskipun

mendapatkan alokasi paling tinggi ternyata setelah ditilik lebih dalam, alokasi anggaran

maistreaming gender mengalami tren yang terus menurun setiap tahunnya. Alokasi

anggaran mainstreaming gender tahun 2017 sebesar Rp. 669.932.000,- turun menjadi Rp.

434.345.500,- di tahun 2018 dan mengalami penurunan lagi di tahun 2019 menjadi sebesar

Rp. 398.273.000,-.

2017

2018

2019

4.665.086.285,00

6.276.498.960,00

6.924.768.639,00

795.491.575,00

581.982.500,00

564.964.062,00

17%

9%

8%

Perbandingan Total Belanja Anggaran Responsif Gender dengan Total Belanja Daerah

Belanja Desa Belanja Anggaran Responsif Gender Persentase

Page 19: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

Hal ini berbeda dengan alokasi anggaran afirmatif gender yang setelah dikaji lebih dalam

ternyata alokasi anggarannya menunjukkan tren yang terus meningkat dari tahun ke tahun.

Tahun 2017, alikasi anggaran afirmatif gender di desa Bangunjiwo sebesar Rp. 78.524.575,-

dan naik menjadi Rp. 99.152.000,- di tahun 2018, sedangkan tahun 2019 meningkat lagi

menjadi Rp. 143.497.062,-.

Tren yang berbeda di tunjukkan pada kategori alokasi anggaran spesifik gender yang

menunjukkan pergerakan yang fluktuatif, sayangnya pada tahun 2019 alokasi ini mengalami

penurunan yang drastis. Tahun 2017 alokasi anggaran untuk kategori ini sebesar Rp.

47.035.000,- dan meningkat ditahun 2018 menjadi Rp. 48.485.000,- terakhir turun menjadi

Rp. 23.194.000,-. Tentunya hal ini sangat disayangkan, mengingat saat ini banyak daerah dan

desa menjadikan isu gender sebagai isu arus utama yang harus dipenuhi oleh anggaran yang

dikelola oleh pemerintah sebagai perwujudan pemenuhan hak dasar warga khususnya

kelompok marginal dan rentan.

Sumber : diolah dari APBDesa Bangunjiwo Tahun 2017 – 2019

Detail alokasi anggaran dan kegiatan yang reponsif gender di Desa Bangunjiwo dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

URAIAN Tahun Anggaran

2017 % 2018 % 2019 %

BELANJA DESA

4.665.086.285,00

6.276.498.960,00

6.924.768.639,00

Anggaran Spesifik Gender

47.035.000,00 1,01%

48.485.000,00 0,77%

23.194.000,00 0,33%

Pembinaan PKK Desa, Dusun dan

Dasa Wisma

27.565.000,00

29.015.000,00

23.194.000,00

Fasilitasi Kegiatan KP Ibu

4.415.000,00

4.415.000,00

-

100.000.000,00

200.000.000,00

300.000.000,00

400.000.000,00

500.000.000,00

600.000.000,00

700.000.000,00

2017 2018 2019

Anggaran Responsif Gender di Desa Bangunjiwo

Anggaran Spesifik Gender Anggaran Affirmative Gender Anggaran Mainstreaming Gender

Page 20: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

Pembinaan dan Pengembangan

Forum Anak

15.055.000,00

15.055.000,00

Anggaran Afirmatif Gender

78.524.575,00 1,68%

99.152.000,00 1,58%

143.497.062,00 2,07%

Pendataan Keluarga Miskin dan

Pengklasifikasian Kemiskinan

10.337.500,00

11.202.000,00

Pendataan warga putus sekolah

dan buta huruh/aksara

3.075.000,00

Pemetaan dan Analisis

Kemiskinan Desa secara

Partisipatif

34.983.562,00

Penyelenggaraan Pelatihan

Kepemudaan Tingkat Desa

7.200.000,00

Peningkatan Kapasitas

Aparatur/Pamong Pemerintahan

Desa

65.112.075,00

87.950.000,00

83.775.000,00

Peningkatan Kapasitas BPD 11.614.500,00

Fasilitasi/penyuluhan/sosialialisasi

KDRT, bina keluarga sakinah

5.924.000,00

Anggaran

Mainstreaming/Pengarusutamaan

Gender

669.932.000,00 14,36%

434.345.500,00 6,92%

398.273.000,00 5,75%

Pembangunan Jamban bagi

Keluarga Miskin

41.795.500,00

Pembangunan Rumah Tidak Layak

Huni

297.351.500,00

192.080.500,00

190.554.000,00

Dukungan Pendidikan bagi Siswa

Miskin/Berprestasi

32.000.000,00

Penyelenggaraan Posyandu (Mkn

Tambahan, Kls Bumil, Lansia,

Insentif)

78.000.000,00

81.000.000,00

173.295.000,00

Penyuluhan dan Pembinaan

Kesehatan Lanjut Usia

4.900.000,00

6.800.000,00

Pemberian Makanan Tambahan

untuk Balita, anak PAUD dan

78.000.000,00

Pembinaan dan Pengembangan

Forum Anak

15.055.000,00

15.055.000,00

Monitoring BALITA Penderita

Kurang Gizi

11.825.000,00

11.825.000,00

Pengelolaan Posyandu Balita dan

Lansia

97.990.000,00

84.600.000,00

Pembinaan Kelompok Bina

Keluarga (Balita, Lansia, dll)

8.985.000,00

8.985.000,00

Pengasuhan Bersama atau Bina

Keluarga Balita (BKB)

2.424.000,00

Peningkatan Fasilitas Pendidikan

Page 21: Anggaran Responsif Gender dalam APBDesa Bangunjiwo, Bantul ...opendatagender.perkumpulanidea.com/.../file_analisa/...desa-bangunj… · Dengan adanya landasan hukum yang telah disebutkan

bagi anak Yatim/Yatim Piatu 36.030.000,00 34.000.000,00

Sumber : diolah dari APBDesa Bangunjiwo Tahun 2017 – 2019

Dari potret detail kegiatan yang terdapat pada tabel diatas, tentunya masih banyak pekerjaan rumah

yang harus dilakukan oleh jajaran pemerintah desa di Bangunjiwo dalam mendorong alokasi

anggaran responsif gender. Mengacu pada database gender telah dimiliki dan indikasi persoalan

gender yang harus diselesaikan oleh Pemerintah Desa Bangunjiwo maka sudah ada beberapa

kegiatan yang menjawab persoalan gender yang dihadapi antara lain kasus gizi buruk pada balita

telah ada alokasi anggaran kegiatan monitoring Balita penderita kurang gizi selama dua tahun

berturut-turut yaitu 2017 – 2018. Sayangnya, kegiatan ini tidak dialokasikan kembali pada tahun

2019. Selain kegiatan tersebut, masih ada dua kegiatan lagi yang intervensinya pada persoalan gizi

buruk pada balita yaitu pembinaan kelompok bina keluarga (Balita, lansia dll) dan pengasuhan

bersama atau bina keluarga Balita.

Sejalan dengan upaya baik di atas, masih ada persoalan gender yang mulai muncul di Desa

Bangunjiwo tetapi belum diintervensi, seperti kasus pernikahan dini. Data gender yang dimiliki oleh

Desa Bangunjiwo menunjukkan bahwa ada gejala kasus pernikahan dini, tentunya ini juga harus

menjadi fokus bersama semua stakeholder desa dalam mengatasinya. Kegiatan-kegiatan yang

arahnya pada peningkatan pemahaman dan pengetahuan anak muda dan remaja terkait pernikahan

dini dan kesehatan reproduksi menjadi hal penting yang kedepan perlu dialokasikan oleh pemdes

Bangunjiwo.

Selain itu, data persoalan kekerasan terhadap perempuan juga muncul di desa Bangunjiwo terlihat

dari data gender meskipun masih dibawah angka 5 kasus dan tren yang terus menurun selama kurun

tiga tahun terakhir. Akan tetapi data yang telah masuk kedesa ini perlu menjadi perhatian khusus

oleh pemerintah desa, jangan sampai kedepan angka kekerasan terhadap perempuan meningkat

karena indikasi data kasus tidak diperhatikan.

Selanjutnya, jika ditilik dari data gender, di desa Bangunjiwo terdapat warga difabel sebanyak 147

orang yang ternyata dari hasil analisis anggaran desa ternyata belum ada kegiatan dan anggaran

yang diarahkan kepada warga difabel ini. Tentunya kedepan penting untuk memastikan bahwa

warga difabel juga mendapatkan intervensi dari program dan kegiatan yang bersumber dari

APBDesa.

Mengacu pada beberapa hal yang telah disebutkan diatas, maka penting untuk pemerintah desa

Bangunjiwo ke depannya dapat menggunakan database yang telah dimiliki sebagai data dasar dalam

perencanaan desa. Database yang dimiliki sudah cukup lengkap sehingga ketika perencanaan

didasarkan pada database yang ada maka diharapkan program dan kegiatan yang telah dianggarkan

dari APBDesa dapat tepat sasaran dan memenuhi kebutuhan.