annual report bri 2010 - laporan akuisisi agro (page 95)
TRANSCRIPT
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
1/74
Yoyo dimainkan dengan mengaitkan ujung bebastali pada jari tengah. Pemain memegang yoyo danmelemparkannya ke bawah dengan gerakan-gerakanyang kreatif dan variatif, kemudian dengan cekatanmenangkapnya kembali.
Di tengah lingkungan usaha yang selalu berubah, BRIterus mengembangkan produk dan fitur baru serta
menyempurnakan proses bisnis dan operasional untukdapat memenangkan persaingan.
Analisis dan Pembahasan Manajemen
Bab
3
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
2/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.74
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
Tinjauan Umum
Pada tahun 2010, total aset BRI meningkat lebih tinggi
dibandingkan total aset perbankan nasional, sehingga BRI
berhasil memperbesar pangsa pasar dari sisi total aset.
BRI juga berhasil mempertahankan predikat sebagai bank
dengan perolehan laba bersih terbesar di Indonesia, sejak
tahun 2005. Dari sisi pinjaman BRI tetap sebagai bank
dengan penyaluran kredit terbesar.
Perbandingan kinerja keuangan BRI dan perbankan
nasional adalah sebagai berikut (data BRI merupakan
data di luar anak perusahaan, data perbankan nasional
merupakan data bank umum):
Total AsetBRI
Total aset BRI tumbuh sebesar 26,58% selama tahun
2010, meningkat dari Rp314,75 triliun pada tahun 2009
menjadi Rp398,39 triliun pada tahun 2010. Sehingga
pangsa pasar aset BRI di tahun 2010 meningkat menjadi
13,14% dari 12,42% pada tahun sebelumnya.
Perbankan Nasional
Total aset perbankan nasional meningkat sebesar 18,73%
selama tahun 2010, dari Rp2.534,11 triliun pada tahun
2009 menjadi Rp3.008,85 triliun pada akhir tahun 2010.
KreditBRI
Kredit BRI tumbuh sebesar 20,16% selama tahun 2010
dari Rp205,52 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp246,96
triliun pada tahun 2010. Pertumbuhan kredit BRI pada
tahun 2010 lebih rendah dibandingkan pertumbuhan
kredit perbankan nasional karena upaya BRI untuk
menjaga kualitas kredit yang sehat.
Perbankan Nasional
Penyaluran kredit perbankan nasional mengalami kenaikan
22,80% selama tahun 2010, meningkat dari Rp1.437,93
triliun pada tahun 2009 menjadi Rp1.765,85 triliun pada
tahun 2010.
Total Aset(Rp triliun)
BRI
Perbankan Nasional
% terhadap Perbankan Nasional
203,60
154,73
246,03 3
14
,75
398,39
1.986,5
0
1.693,8
5
2.31
0,56
2.534,11
3.008,85
0706 08 09 10
9,1
3%
10,2
5%
10,6
5%
12,4
2%
13,2
4%CAGR*:26.67%
BRI
Perbankan Nasional
% terhadap Perbankan Nasional
Kredit(Rp triliun)
113,85
90,28
161,06
205,52
246,961
.002,01
792,30
1.307,69
1.437,93
1.765,85
0706 08 09 10
11,4
0%
11,3
6%
12,3
2%
14,2
9%
13,9
9%
CAGR* :28,61%
sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI
sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI
*) CAGR (Compound Annual Growth Rate): Pertumbuhan Rata-rata per tahun
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
3/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 75
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
Dana Pihak Ketiga (DPK)BRI
DPK yang berhasil dihimpun BRI tumbuh secara signifikan
29,29%, dari Rp254,12 triliun pada tahun 2009 menjadi
Rp328,56 triliun pada tahun 2010. Pangsa pasar DPK BRI
berhasil meningkat dari 13.03% di tahun 2009 menjadi
14,05% di tahun 2010. Pertumbuhan DPK pada tahun
2010 bersumber dari dana murah baik yang berasal dari
nasabah ritel maupun nasabah institusi.
Perbankan Nasional
DPK perbankan nasional meningkat 19,90% pada tahun
2010, dari Rp1.950,71 triliun pada tahun 2009 menjadi
Rp2.338,82 triliun pada tahun 2010.
Rasio Kredit terhadap DPK(Loan to Deposit Ratio/LDR)BRI
LDR BRI mengalami penurunan dari 80,88% pada tahun
2009 menjadi 75,17% pada tahun 2010. Hal ini disebabkan
oleh tingkat pertumbuhan DPK yang melampaui tingkat
pertumbuhan kredit.
Perbankan Nasional
Tingkat LDR perbankan nasional mengalami kenaikan dari
72,88% pada tahun 2009 menjadi 75,21% pada tahun2010.
BRI
Perbankan Nasional
% terhadap Perbankan Nasional
Dana Pihak Ketiga(Rp triliun)
165,48
124,47
201,50
254,12
328,56
1.510,83
1.287,10
1.753,29
1.950,71
2.338,82
0706 08 09 10
9,6
7%
10,9
5%
11,4
9%
13,0
3%
14,0
5%CAGR* :27.46%
Loan to Deposit Ratio
72,54%68,80%
79,93% 80,88%
75,21%
75,17%72,88%74,58%
66,92%
61,56%
2006 2007 2008 2009 2010
BRI Perbankan Nasional
sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI
sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
4/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.76
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
Return on Assets (ROA)BRIROA BRI tahun 2010 sebesar 4,64 % meningkat dari 3,73% pada tahun 2009 seiring dengan peningkatan laba bersih yang
signifikan. ROA BRI lebih tinggi dibanding rata-rata ROA perbankan nasional sebesar 2,86% dan telah memenuhi dibanding
persyaratan minimum ROA yang ditetapkan oleh BI sebesar 1,5%.
Perbankan Nasional
ROA perbankan nasional meningkat dari 2,60% pada tahun 2009 menjadi 2,86% pada tahun 2010.
Net Interest Margin (NIM)BRI
Selama 6 tahun terakhir, BRI mampu menjaga NIM di atas rata-rata perbankan nasional. NIM BRI ditahun 2010 adalah 10,77%
sedikit meningkat dibandingkan tahun 2009 sebesar 9,14%. Hal ini sejalan dengan meningkatnya produktifitas pinjaman dan
juga pengaruh penerapan PSAK 50/55, dimana perhitungan pendapatan bunga pinjaman dengan suku bunga flat dikonfersi
menggunakan suku bunga efektif.
Perbankan Nasional
NIM perbankan nasional cukup stabil dari tahun ke tahun, dan sedikit meningkat pada tahun 2010 menjadi sebesar 5,73%.
Net Interest Margin
11,16% 10,86%
5,80% 5,70% 5,66% 5,56% 5,73%
10,18%
9,14%
10,77%
2006 2007 2008 2009 2010
BRI Perbankan Nasional
Return on Assets
2006 2007 2008 2009 2010
4,36%
2,64% 2,78%2,33% 2,60%
2,86%
4,61%
4,18%
3,73%
4,64%
BRI Perbankan Nasional
sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI
sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
5/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 77
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR)BRI
CAR BRI pada tahun 2010 sebesar 13,76% mengalami peningkatan dari 13,20% pada tahun 2009. Kenaikan ini disebabkan oleh
meningkatnya laba bersih yang signifikan pada tahun 2010 hingga memperkuat permodalan BRI.
Perbankan Nasional
Sejalan dengan tingginya pertumbuhan kredit, CAR perbankan nasional mengalami penurunan dari 17,42% pada tahun 2009
menjadi 17,18% pada tahun 2010.
Capital Adequacy Ratio
21,27%
19,30%
16,76%17,42% 17,18%
18,82%
15,84%
13,18% 13,20%13,76%
2006 2007 2008 2009 2010
BRI Perbankan Nasional
sumber: BI-Statistik Perbankan Indonesia, Desember 2010; Laporan Keuangan BRI
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
6/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.78
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
Tinjauan Keuangan
2006 2007 2008 2009 2010
(Rp miliar)
Pendapatan Bunga 21.070,54 23.240,63 28.096,63 35.334,13 44.615,16
Beban Bunga (7.281,49) (6.544,06) (8.445,58) (12.284,64) (11.726,56)
Pendapatan Bunga Bersih 13.789,05 16.696,57 19.651,05 23.049,50 32.888,60
Pendapatan Operasional Lainnya 1.509,05 1.821,70 2.535,24 3.269,59 5.544,53
Beban Operasional lainnya (7.665,65) (9.019,61) (10.996,55) (11.959,52) (16.113,69)
Beban Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai (1.848,00) (1.942,66) (2.843,63) (5.798,92) (7.917,44)
Pendapatan/Beban Non Operasional 122,10 224,07 475,90 1.330,57 506,23
Laba Sebelum Pajak dan Minority Interest 5.906,55 7.780,07 8.822,01 9.891,23 14.908,23
Laba Bersih 4.257,57 4.838,00 5.958,37 7.308,29 11.472,39
BRI berhasil mencatat kinerja yang memuaskan di tahun 2010 didukung oleh kemampuan BRI dalam mempertahankan
pertumbuhan bisnis yang berkesinambungan serta peningkatan fundamental keuangan. Perolehan laba BRI setelah pajak
mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 56,98%. Pada tahun 2010
laba bersih Bank BRI tercatat sebesar Rp11,47 triliun. Peningkatan laba tersebut didukung oleh aset BRI yang berhasil
tumbuh secara signifikan sebesar 27,56%, yaitu dari Rp316,95 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp 404,29 triliun pada
tahun 2010.
sebagai dampak dari penerapan PSAK 50&55.
Kontribusi pendapatan bunga pinjaman terhadaptotal pendapatan bunga adalah 88,73% dari total
pendapatan bunga, mengalami peningkatan dari
tahun 2009 yang tercatat sebesar 82,90% dari
total pendapatan bunga. Secara nominal total
pendapatan bunga kredit meningkat 35,15% dari
Rp29,29 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp39,59
triliun pada tahun 2010.
Pendapatan bunga dari obligasi pemerintah
sebesar Rp1,51 triliun, menurun 16,58% dari
tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,81
triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah yang jatuh tempo
pada tahun 2010 sebesar Rp1,4 triliun. Penurunan
tersebut diikuti dengan turunnya porsi pendapatan
bunga dari obligasi pemerintah, dimana porsi
pendapatan bunga dari obligasi pemerintah tahun
2009 sebesar 5,11% menjadi 3,38% dari total
pendapatan bunga pada tahun 2010.
Perubahan Kebijakan AkuntansiBRI telah menerapkan PSAK 50 dan 55 pada
Laporan Keuangan Tahun Buku 2010. Penerapan iniantara lain berdampak pada perhitungan pendapatan
bunga, pencatatan nilai buku dari pinjaman serta
pembentukan penyisihan kerugian penurunan nilai
dari aset (CKPN). Pembahasan lebih lengkap dapat
ditemukan pada bagian-bagian selanjutnya pada
bab ini.
Laporan Laba / RugiPendapatan Bunga
Pendapatan Bunga selama tahun 2010 tercatatsebesar Rp44,62 triliun atau meningkat 26,27% dari
tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp35,33
triliun. Pertumbuhan Pendapatan Bunga antara lain
berasal dari meningkatnya jumlah penyaluran kredit
sebesar Rp44,37 triliun dari Desember 2009 atau
sebesar 21,32% dengan rasio NPL yang terjaga di
level 2,78% serta dari pendapatan bunga pinjaman
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
7/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 79
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
Pendapatan bunga dari aktiva produktif selain kredit dan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp3,52 triliun,
mengalami penurunan 16,88% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp4,24 triliun, sehingga proporsinya
juga menurun dibandingkan tahun sebelumnya dari 11,99% menjadi 7,89% dari total pendapatan bunga.
Mengacu pada ketentuan PSAK 50 & 55 (R.2006), pendapatan bunga diakui dengan menggunakan
metode suku bunga efektif (effective interest rate), yakni suku bunga yang mendiskontokan estimasi
penerimaan kas di masa datang untuk memperoleh nilai tercatat bersih saat pengakuan awal (initial
measurement). Seperti halnya dengan PSAK sebelumnya, pendapatan provisi dan komisi yang jumlahnya
tidak material diperhitungkan secara langsung di dalam Laporan Laba Rugi sebagai pendapatan pada
periode yang bersangkutan, sedangkan yang jumlahnya material pengakuan dicatat terlebih dulu sebagai
pendapatan yang ditangguhkan untuk selanjutnya di amortisasi selama jangka waktunya. Jika di dalam
PSAK sebelumnya (PSAK 31), amortisasi dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus, makasesuai PSAK 50 & 55 (R.2006) yang saat ini berlaku, pendapatan provisi dan komisi yang jumlahnya
material dan berkaitan langsung dengan kegiatan pinjaman, diamortisasi sesuai dengan jangka waktu
kontrak menggunakan suku bunga efektif dan diklasifikasikan sebagai bagian dari pendapatan bunga.
Komposisi Pendapatan Bunga BRI
Pendapatan Bunga Kredit
Pendapatan Bunga dari Aktiva Produktif Lainnya
Pendapatan Bunga Obligasi Pemerintah
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
8/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.80
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
Pendapatan BungaDalam miliar Rupiah
06 07 08 09 10
21.071
15.763
2.968 3.264 3.823 4.237 3.522
2.339 2.020 1.930 1.806 1.506
17.957
22.343
29.292
39.587
23.241
28.097
35.334
44.615
Pendapatan Bunga Obligasi pemerintah
Pendapatan Bunga Kredit
Pendapatan Bunga dari Aktiva Produktif Lainnya
Total Pendapatan Bunga
Beban BungaBeban bunga mengalami penurunan sebesar 4,54% dari Rp12,29 triliun pada tahun
2009 menjadi Rp11,73 triliun pada tahun 2010. Penurunan beban bunga disebabkankarena penurunan suku bunga simpanan, khususnya suku bunga deposito berjangka.
2009 2010
Komposisi Beban Bunga
Tabungan Deposito Giro Lainnya
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
9/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 81
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
Pendapatan Bunga BersihPer 31 Desember 2010, pendapatan bunga bersih BRI tercatat sebesar Rp32,89
triliun, meningkat 42,69% dari Rp23,05 triliun pada tahun 2009. Peningkatan ini antara
lain disumbang oleh peningkatan outstandingkredit karena ekspansi yang dilakukan,
membaiknya kualitas kredit serta adanya penerapan PSAK 50 dan 55 (R.2006) yang
menyesuaikan pengakuan pendapatan bunga kredit dengan suku bunga flat. Marjin
bunga meningkat ke level 10,77% dari 9,14% di tahun 2009.
Pendapatan Bunga Bersih (NII)
0706 08 09 10
13,789
16,697
19,651 2
3,049 3
2,889
10,86%
11,16%
10,18%
9,14%
10,77%
21,071
23,241
28,097
35,334
44,615
7,281
6,544
8,446
12,285
11,727
Total Pendapatan Bunga
Total Beban Bunga
NII
NIM
Pendapatan Operasional LainnyaPendapatan operasional lainnya pada tahun 2010 meningkat dari sebesar Rp3,27
triliun pada tahun 2009 menjadi sebesar Rp5,54 triliun. Fee-based incomememberikan
kontribusi terbesar, yaitu 50,73% dari total pendapatan operasional lainnya.
Fee-based incomeper 31 Desember 2010 tercatat sebesar Rp2,81 triliun, mengalami
peningkatan 32,81% dari Rp2,12 triliun pada tahun 2009. Fee-based incometerdiridari jasa simpanan, jasa ATM, jasa perkreditan, jasa trade finance, jasa kartu kredit, jasa
treasury, jasamanagementpembayaran, jasa kerjasama asuransi, jasa pengawasan,
jasa penjaminan, dan jasa sewa deposit box. Kenaikan sebesar 32,79% itu antara lain
berasal dari peningkatan jasa simpanan sebesar 38,41%, jasa trade financeekspor
naik sebesar 69,02%, jasa ATM meningkat 101,67%, dan jasa sindikasi meningkat
228%.
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
10/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.82
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
Sesuai dengan PSAK 50 dan 55 (R.2006), pada tahun 2010 BRI mencatat penerimaankembaliassetyang telah dihapusbukukan sebagai pendapatan operasional lainnya
sebesar Rp1,53 triliun. Keuntungan untuk pengakuan atas marked to market dari
posisi surat berharga sebesar Rp156,21 miliar, sedikit menurun dari tahun sebelumnya
yang sebesar Rp270,15 miliar. Pendapatan dari transaksi valas tercatat sebesar
Rp773,02 miliar, mengalami kenaikan sebesar Rp59,59 miliar dari tahun sebelumnya
yang sebesar Rp713,43 miliar yang disebabkan karena perubahan nilai tukar.
Sedangkan pendapatan lain-lain yang terdiri dari pendapatan denda, pendapatan
pelunasan maju kredit, penerimaan biaya tolakan kliring dll tercatat sebesar Rp277,65
miliar pada Desember 2010, meningkat 65,01% dari tahun sebelumnya yang sebesar
Rp168,26 miliar.
2006 2007 2008 2009 2010
Fee Based Income 838 1.456 1.767 2.118 2.813
Penerimaan kembali aset yang telah dihapusbukukan 0 1.525
Keuntungan Marked to market 484 48 51 270 156
Keuntungan selisih kurs - bersih 0 176 614 713 773
Lain-lain 187 142 103 168 278
Total Pendapatan Operasional Lainnya 1.509 1.822 2.535 3.270 5.545
Beban Operasional LainnyaBeban operasional lainnya meningkat sebesar 34,74% dari Rp11,96 triliun pada
tahun 2009 menjadi sebesar Rp16,11 triliun pada tahun 2010. Kenaikan biaya ini
dapat ditutupi oleh kenaikan pendapatan sehingga BRI dapat menjaga rasio CER(Cost Effeciency Ratio) pada level 42,23%.
Beban tenaga kerja dan tunjangan meningkat signifikan 29,96% dari Rp6,68 triliun
pada tahun 2009 menjadi Rp8,68 triliun pada tahun 2010, hal ini disebabkan antara
lain karena peningkatan jumlah SDM di tahun 2010 sebagai konsekuensi dari ekspansi
jaringan kerja yang dilakukan BRI.
Demikian juga dengan biaya umum dan administrasi, dengan bertambahnya jumlah
jaringan dan layanan (unit kerja operasional, outlet dan e-channel) biaya umum dan
administrasi ini juga meningkat dari Rp3,72 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp4,71
triliun di tahun 2010. BRI terus menerus mengoptimalkan pengembangan, perluasan,
dan kualitas jaringan kantor cabang, KCP, unit, ATM, dan electronic delivery channel
lainnya. Sepanjang tahun 2010, BRI menambah 1 kantor wilayah, 4 kantor cabang,36 KCP, 94 kantor kas, 111 BRI unit, 400 Teras, 2.307 ATM, dan 7.233 EDC baru.
2006 2007 2008 2009 2010
Tenaga kerja dan tunjangan 4.831 5.274 6.329 6.676 8.676
Umum dan administrasi 2.054 2.405 3.088 3.718 4.711
Provisi dan komisi lainnya 3 3 1 0 0
Kerugian dari penurunan/penjualan nilai efek & obligasi
rekap0 46 150 0 0
Premi Program Penjaminan Pemerintah 206 267 349 424 524
Kerugian selisih kurs - bersih 5 0 0 0 0
Lain-lain 567 1.024 1.079 1.142 2.203
Total Beban Operasional Lainnya 7.666 9.020 10.997 11.960 16.114
(Rp miliar)
(Rp miliar)
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
11/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 83
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
Beban Penyisihan Kerugian PenurunanNilaiSelama tahun 2010, jumlah beban penyisihan
penghapusan aktiva produktif mengalami
peningkatan sebesar 36,53% dari Rp5,79 triliun
pada tahun 2009 menjadi Rp7,92 triliun pada
tahun 2010. Peningkatan pembentukan beban
penyisihan tersebut antara lain untuk mengantisipasi
meningkatnya risiko kredit macet sejalan dengan
kenaikan outstandingkredit serta antisipasi dampak
dan potensi bencana alam di beberapa daerah di
Indonesia.
Beban Pajak PenghasilanSalah satu kontribusi yang diberikan BRI kepada
pemerintah selain pemberian dividen adalah pajak.
Pajak penghasilan yang dibayarkan BRI meningkat
48,91% dari Rp2,63 triliun di tahun 2009 menjadi
sebesar Rp3,92 triliun di tahun 2010, kontribusipajak tersebut telah memperhitungkan manfaat
pajak tangguhan sebesar Rp486,20 miliar.
Beban Operasional Lainnya
Dalam triliun Rupiah
06 07 08 09 10
7.666
9.020
10.99711.960
16.114
Umum dan Administrasi
Kerugian dan Penurunan atau Penjualan Nilai Efek dan Obligasi Rekap
Kerugian Selisih Kurs -Bersih
Total Beban Operasional Lainnya
Tenaga Kerja dan Tunjangan
Provisi dan Komisi Lainnya
Premi Program Penjaminan Pemerintah
Lain-Lain
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
12/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.84
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN Neraca Keuangan
Di tengah kondisi makro ekonomi dan perbankan nasional yang masih dihadapkan pada beberapa tantangan, BRI
mengambil langkah cermat dalam pengelolaanassetdanliabilitiessehingga mampu mempertahankan kinerja keuangan
dan tetap menekankan pada kebijakan pengembangan aktiva produktif yang berkesinambungan.
Ringkasan Neraca2006 2007 2008 2009 2010
Rp miliar
Total Aktiva 154.725 203.735 246.077 316.947 404.286
Kas 3.459 5.041 6.750 8.139 9.976
Giro pada Bank Indonesia 14.021 31.048 9.946 12.893 19.990Giro & Penempatan pd bank lain - netto 13.796 15.543 25.622 49.485 88.930
Surat Berharga yang dimiliki - netto 16.044 20.482 24.322 25.528 23.750
Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah 18.445 18.223 16.352 15.027 13.626
Kredit yang Diberikan 90.283 113.973 161.108 208.123 252.489
CKPN -/- (6.718) (6.958) (8.005) (11.368) (14.103)
Penyertaan - netto 69 77 90 111,46 133,89
Asset tetap - netto 1.822 1.644 1.350 1.366 1.569
Aktiva lain-lain 3.505 4.663 8.542 7.642 7.924
Tagihan Derivatif - netto 11 24 0 143 88
Tagihan Akseptasi - netto 323 654 479 348 660
Aktiva Pajak Tangguhan 865 1.270 2.000 1.915 2.295Aktiva lain 2.306 2.714 6.063 5.235 4.881
Total Pasiva 154.725 203.735 246.077 316.947 404.286
Kewajiban 137.847 184.297 223.720 289.690 367.612
Simpanan nasabah 124.468 165.600 201.537 255.928 333.652
Giro 27.864 37.162 39.923 50.094 77.364
Tabungan 58.308 72.300 88.077 104.463 125.990
Deposito 38.297 56.138 73.538 101.371 130.298
Kewajiban segera 2.357 3.956 5.621 4.333 4.124
Simpanan dari bank lain 1.868 1.611 3.428 4.450 5.160
Efek yang di jual dengan janji dibeli kembali 103 103 103 544 526
Pinjaman diterima 1.765 2.382 3.356 13.611 9.455Pinjaman Subordinasi 2.231 2.140 711 2.678 2.156
Kewajiban Lainnya 5.055 8.505 8.964 8.144 12.539
Ekuitas 16.879 19.438 22.357 27.257 36.673
Modal disetor 6.143 6.159 6.163 6.165 6.167
Modal lainnya 3.296 3.301 2.869 3.258 3.383
Laba Rugi Ditahan 7.439 9.978 13.325 17.835 27.123
Posisi Keuangan
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
13/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 85
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
bencana alam, total CKPN yang dibentuk per 31
Desember 2010 adalah sebesar Rp14,12 triliun.
Jumlah ini meningkat 21,05% dari posisi Desember
2009 yang sebesar Rp11,67 triliun.
Kas dan Giro pada BI
Posisi kas per 31 Desember mengalami kenaikan
22,56% dari Rp8,14 triliun pada Desember 2009
menjadi sebesar Rp9,98 triliun pada Desember
2010. Giro pada BI juga mengalami peningkatan
55,04% dari Rp12,89 triliun pada tahun 2009
menjadi Rp19,99 triliun pada tahun 2010, kenaikan
tersebut terutama disebabkan adanya peraturanBI mengenai kenaikan Giro Wajib Minimum, jumlah
tersebut merepresentasikan GWM untuk Rupiah
BRI yang tercatat di Bank Indonesia adalah sebesar
8,05%.
Giro dan Penempatan pada Bank Lain
Giro dan Penempatan pada bank lain mengalami
kenaikan sebesar 79,71% dari Rp49,49 triliun pada
tahun 2009 menjadi Rp88,93 triliun pada Desember
2010. Peningkatan tersebut merupakan salah satu
strategi untuk mengoptimalkan penerimaan atas
kenaikan dana pada akhir tahun.
Efek-efek
Efek-efek mengalami penurunan sebesar 6,96%
dari Rp25,53 triliun pada 31 Desember 2009
menjadi sebesar Rp23,75 triliun pada 31 Desember
2010.
Obligasi Rekap Pemerintah
Per 31 Desember 2010 BRI memiliki Obligasi Rekap
Pemerintah sebesar Rp13,63 triliun mengalami
penurunan 9,32% dari tahun 2009 yang sebesar
Rp15,03 triliun. Penurunan ini disebabkan terdapat
obligasi rekap pemerintah yang telah jatuh tempo
pada tahun 2010 sebesar Rp1,4 triliun sehingga
menyebabkan kontribusi obligasi rekap pemerintah
terhadap total asset mengalami penurunan dari
4,74% menjadi 3,40%.
AktivaTotal aktiva BRI per 31 Desember 2010 mengalami
kenaikan sebesar 27,56% dari Rp316,95 triliun pada
Desember 2009 menjadi sebesar Rp404,29 triliun
pada Desember 2010, penyumbang terbesar dari
kenaikan aset berasal dari aktiva produktif dimana
selama 2010 mengalami peningkatan Rp80,63 triliun
dari Rp299,06 triliun pada Desember 2009 menjadi
Rp379,70 triliun pada Desember 2010.
Komposisi Aktiva Produktif pada Desember 2010
sebesar Rp379,70 triliun masih didominasi oleh
Kredit dan piutang sebesar Rp 252,49 triliun atau
66,50% dari Total Aktiva Produktif. Komposisiobligasi rekap pemerintah sebesar 3,59% dan aktiva
produktif lainnya termasuk SBI dan efek-efek lainnya
sebesar 29,91% dari total aktiva produktif.
Mulai tahun buku 2010, yakni awal penerapan
PSAK 50 & 55 (R.2006), perhitungan pencadangan
atas aset keuangan tidak lagi menggunakan pola
PPAP berdasarkan matriks perhitungan sesuai
kolektibilitas. Perhitungan pencadangan selanjutnya
menggunakan dasar penurunan nilai (impairment)
yang diases secara individual atau secara kolektif.
Aset keuangan tersebut mengalami penurunan
nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa terjadiperistiwa merugikan setelah pengakuan awal
aset keuangan dan peristiwa merugikan tersebut
berdampak pada pembayaran debitur di masa
yang akan datang. Secara indvidu, debitur diases
kemampuan bayarnya setelah diidentifikasi terdapat
bukti obyektif adanya penurunan nilai dan besarnya
nilai CKPN adalah sebesar selisih kurang dari nilai
kini estimasi jumlah pembayaran debitur terhadap
nilai tercatat pada tanggal laporan. Untuk CKPN
secara kolektif, maka untuk tahun 2010, perhitungan
masih mengacu pada ketentuan transisi yakni
menggunakan dasar kolektibilitas.
Seiring dengan pertumbuhan aktiva produktif dan
dalam beberapa kondisi terdapat bukti obyektif
adanya penurunan nilai akibat kondisi usaha debitur
yang menurun yang antara lain karena dampak dari
Komposisi Obligasi Rekap Pemerintah (Rp miliar)
Jenis Suku Bunga 2006 2007 2008 2009 2010
Suku Bunga Tetap 11.906 11.683 11.083 11.427 10.026
Suku Bunga Mengambang 6.539 6.539 5.270 3.600 3.600
Total 18.445 18.223 16.352 15.027 13.626
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
14/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.86
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
Kredit
Pada tahun 2010 BRI berhasil meningkatkan jumlah
kredit dan pembiayaan syariah yang diberikan dari
Rp208,12 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp252,49
triliun pada tahun 2010 atau meningkat 21,32%.
Sebagai bank yang memiliki fokus bisnis pada Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), BRI memiliki
proporsi Kredit kepada UMKM yang dominan yaitu
82,24% dari total portofolio kredit. Sisanya sebesar
17,76% disalurkan pada sektor korporasi yang
meliputi BUMN maupun diluar BUMN. Peningkatan
penyaluran kredit terbesar berasal dari penyaluran
kredit mikro yang tumbuh sebesar 39,78%.
Berbeda dengan tahun 2009 (sesuai PSAK 31)
dimana kredit dicatat sebesar harga pokoknya, maka
di tahun 2010, pencatatan kredit harus mengikuti
PSAK 50/55 (Revisi 2006). Dalam hal ini, Kredit Yang
Diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar yaitu
sebesar harga transaksi dan selanjutnya dicatat
sebesar nilai tercatat (amortised cost) yakni sisa
pokok setelah diperhitungkan dengan amortisasi
atas Provisi dan Biaya Transaksi (beban BRI) selama
biaya transaksi tersebut dapat diatribusikan secara
langsung dan merupakan biaya tambahan untuk
merealisasi kredit tersebut. Amortisasi tersebut
menggunakan metode suku bunga efektif (effectiveinterest rate).
Kualitas Kredit
Kredit BRI dengan kualitas lancar meningkat 22,91%
dari Rp189,53 triliun pada Desember 2009 menjadi
Rp232,95 triliun pada Desember 2010. Kredit
dengan kolektibilitas Dalam Perhatian Khusus sedikit
meningkat dari Rp11,08 triliun pada Desember 2009
menjadi Rp12,32 triliun pada Desember 2010.
Sedangkannon performing loan gross (NPL gross)
BRI mengalami perbaikan, yaitu dari sebesar Rp7,31triliun pada Desember 2009 menjadi Rp7,04 triliun
pada Desember 2010, sehingga rasio NPL gross
BRI pada Desember 2010 menjadi sebesar 2,79%
membaik dari tahun 2009 yang sebesar 3,51%.
Perbaikan kualitas kredit tersebut didukung oleh
perbaikan NPL di segmen mikro yang turun dari
1,40% pada Desember 2009 menjadi 1,22%
pada Desember 2010, NPL menengah mengalami
perbaikan dari sebesar 12,31% menjadi 6,84%
Kredit yang diberikanDalam miliar Rupiah
dan NPL korporasi turun dari 4,38% menjadi
2,43%. Sedangkan NPL ritel sedikit meningkat dari
3,02% pada Desember 2009 menjadi 3,45% pada
Desember 2010.
NPL nett juga mengalami perbaikan dari 1,08% pada
Desember 2009 menjadi 0,74% pada Desember
2010.
Penghapusbukuan Kredit
Pada tahun 2010, BRI menghapusbukukan kredit
yang diberikan sebesar Rp4,96 triliun dan menerima
kembali kredit yang telah dihapusbukukan sebesar
Rp1,14 triliun. Peningkatan penghapusbukuan di
tahun 2010 antara lain disebabkan kredit macet
pada segmen ritel akibat faktor bencana alam yang
terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dan segmen
menengah akibat krisis ekonomi global.
06 07 08 09 10
90.283
11.999
19.809
30.800
38.295
44.850
7.424
8.352
12.453
14.908
13.957
43.57653.210
75.099
100.843
118.097
27.284 32.602 42.756 54.076 75.585
113.973
161.108
208.120
252.490
TotalMikro Ritel Menengah Korporasi
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
15/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 87
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
Penghapusbukuan Kredit2009 2010
(Rp miliar)
Penghapusbukuan kredit 2.506,10 4.964,08
Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbuku 771,74 1.136,73
Penyertaan Saham
Penyertaan Saham BRI per 31 Desember 2010 (nett) adalah sebesar Rp133,89
miliar, meningkat 20,12% dari Desember 2009 yang sebesar Rp111,46
miliar.Peningkatan ini disebabkan adanya keuntungan dari penyertaan yang
ditanamkan kembali sebagai penyertaan pada perusahaan tersebut.
Rincian penyertaan yang telah dimiliki BRI per 31 Desember 2010 adalah
sebagai berikut:
a. PT.BTMU-BRI Finance (dahulu PT UFJ BRI Finance) : Rp134,13 miliar
b. PT.Kustodian Sentral Efek Indonesia : Rp900 juta
c. PT.Sarana Bersama Pembiayaan Indonesia : Rp536 juta
d. PT.Pemeringkat Efek Indonesia : Rp210 juta
Aktiva Tetap dan Belanja Modal
Seiring dengan ekspansi jaringan kerja BRI, terdapat kenaikan investasi aktiva
tetap di tahun 2010. Posisi aktiva tetap tercatat sebesar Rp5,41 triliun, naik
9,30% dari tahun 2009 yang sebesar Rp4,95 triliun.
Aktiva Tetap2006 2007 2008 2009 2010
(Rp miliar)
Tanah & Bangunan 1.223 1.340 1.436 1.582 1.811
Meubelair & Inventaris 528 627 635 665 754
Kendaraan 255 306 500 536 550
Komputer dan perangkat lunak 1.939 1.884 2.025 2.159 2.289
Leasing 384 328 59 3 1
Total 4.330 4.486 4.655 4.945 5.405
Aktiva Lain-Lain
Pada 31 Desember 2010, aktiva lain-lain tercatat sebesar Rp7,92 triliunmeningkat 3,69% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp7,64 triliun. Pos
ini terdiri dari tagihan derivatif, tagihan akseptasi, aktiva pajak tangguhan dan
aktiva lainnya.
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
16/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.88
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
KewajibanPosisi kewajiban BRI per 31 Desember 2010
mengalami kenaikan 26,90% dari Rp289,69 triliun
pada Desember 2009 menjadi Rp367,61 triliun.
Penyumbang terbesar kenaikan pos kewajiban
(liabilities) berasal dari pos Dana Pihak Ketiga yang
mengalami peningkatan 30,37% dibanding tahun
2009. Kenaikan yang signifikan ini merupakan bukti
keberhasilan strategi pemasaran BRI, semakin
luasnya jaringan kerja BRI, serta meningkatnya
kepercayaan masyarakat dan investor kepada BRI.
Dana Pihak Ketiga (DPK)DPK merupakan dana yang dihimpun dari pihak
ketiga dalam bentuk giro, tabungan dan deposito
termasuk produk syariah seperti Giro wadiah,
Tabungan Mudharabah, dan Deposito Berjangka
Mudharabah.
Pada tahun 2010 BRI berhasil meningkatkan DPK
secara signifikan yaitu dari Rp255,93 triliun pada
tahun 2009 menjadi sebesar Rp333,65 triliun atau
naik 30,37% dengan perbandingan komposisi dana
murah dan dana mahal yang terjaga pada level 61%:
39%. Kontribusi DPK terhadap total kewajiban BRI
mencapai 90,76%.
Posisi tabungan pada Desember 2010 mencapaisebesar Rp125,99 triliun, naik 20,61% dari tahun
2009 yang tercatat sebesar Rp104,46 triliun.
Komposisi tabungan terhadap total Dana Pihak
Ketiga mencapai 37,76%. Peningkatan posisi
tabungan ini merupakan dampak dari keberhasilan
sejumlah program promosi tabungan serta
semakin beragam dan berkembangnya fitur-fitur
produk tabungan yang menarik masyarakat untuk
menabung di Bank BRI.
Deposito pada posisi 2010 tercatat sebesar
Rp130,30 triliun, mengalami kenaikan 28,54%
dibanding tahun 2009 yang sebesar Rp101,37triliun. Peningkatan Deposito antara lain berasal
dari beberapa institusi pemerintah dan perusahaan
asuransi.
Giro BRI mengalami pertumbuhan tertinggi
dibanding dengan komponen DPK lainnya. Pada
tahun 2010 Giro naik 54,44% dari Rp50,09 triliun
pada Desember 2009 menjadi Rp77,36 triliun pada
Desember 2010. Pertumbuhan tersebut antara
lain disebabkan karena keberhasilan BRI dalam
menjalin kerjasama dengan institusi pemerintah
maupun swasta serta masuknya dana Treasury
Single Account (TSA) pada akhir tahun 2010 yangmerupakan salah satu cara optimalisasi peran BRI
dalam pelaksanaan TSA.
Kewajiban Segera
Pos ini merupakan kewajiban BRI kepada pihak
lain yang harus segera dibayarkan sesuai perintah
pemberi amanat perjanjian yang telah ditetapkan
sebelumnya. Beberapa transaksi yang masuk ke
dalam pos ini adalah titipan pengiriman uang, titipan
setoran pajak, titipan ATM dan kartu kredit, titipan
setoran kliring dan titipanadvance payment.
Per 31 Desember 2010, BRI mencatat kewajiban
segera sebesar Rp4,12 triliun, turun 4,84% dibanding
posisi Desember 2009 yang sebesar Rp4,33 triliun.
Simpanan dari bank lain dan lembaga lainnya
Simpanan dari bank lain dan lembaga lainnya terdiri
dari giro, tabungan, deposito, interbank call money
maupun deposit on call. Pos ini digunakan untuk
transaksi antar bank dalam rangka operasional
dan manajemen likuiditas. Posisi simpanan dari
bank lain dan lembaga lainnya pada tahun 2010
Dana Pihak Ketiga BRIDalam miliar Rupiah
06 07 08 09 10
124.469
36.297
56.136
73.538101.351
130.296
58.306 72.30088.077
104.463
125.990
27.864 37.162 39.923 50.094 77.364
165.600
201.537
255.928
333.652
Total DPKGiro Tabungan Deposito
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
17/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 89
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
peningkatan cadangan jasa produksi (bonus),seiring dengan peningkatan jumlah SDM di BRI.
EkuitasTotal ekuitas mengalami peningkatan 34,54% dari
Rp27,26 triliun pada Desember 2009 menjadi
Rp36,67 triliun pada Desember 2010.
Kenaikan ini terutama disebabkan kenaikan saldo
laba dari Rp17,83 triliun menjadi Rp27,12 triliun
pada 31 Desember 2010 karena adanya penurunan
dividenpayout ratiountuk tahun buku 2009 menjadi
sebesar 30%. Secara rinci, pembagian laba bersihtahun buku 2009 yang dilaksanakan di tahun 2010
adalah 30% untuk pembayaran dividen, 13%
untuk cadangan umum dan 3% untuk dana PKBL
(Program Kemitraan dan Bina Lingkungan) serta
sisanya 54% untuk memperkuat modal BRI.
tercatat sebesar Rp5,16 triliun, meningkat Rp710,41miliar dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
Rp4,45 triliun.
Pinjaman yang diterima
Pinjaman yang diterima antara lain digunakan untuk
membiayai kegiatan umum BRI dan kebutuhan
trade finance.Pos ini terdiri atas pinjaman dari Bank
Indonesia (pinjaman likuiditas dan pinjaman untuk
investasi aktiva tetap), pinjaman dari pemerintah
Republik Indonesia, pinjaman bilateral dan pinjaman
lainnya. Total pinjaman yang diterima pada 31
Desember 2010 tercatat sebesar Rp9,46 triliun
mengalami penurunan Rp4,16 triliun dibandingposisi 31 Desember 2009 yang sebesar Rp13,61
triliun. Penurunan pinjaman diterima terutama
disebabkan karena penurunan pinjaman bankers
acceptance dan karena jatuh temponya pinjaman
bilateral yang digunakan untuk membiayai kegiatan
umum BRI dan kebutuhan trade finance.
Pinjaman Subordinasi
Pada 31 Desember 2010, pinjaman Subordinasi
BRI terdiri dari Obligasi Subordinasi II sebesar
Rp2 triliun dan pinjaman subordinasi lainnya
sebesar Rp155,21 miliar. BRI menerbitkan ObligasiSubordinasi II yang terdaftar di BEI pada tanggal
22 Desember 2009 dengan jangka waktu 5 tahun
dan bunga tetap sebesar 10,95%. Penerimaan
bersih dari penerbitan obligasi tersebut seluruhnya
akan diperlakukan sebagai modal pelengkap (tier II
capital) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia
yang akan dimanfaatkan seluruhnya untuk ekspansi
kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian. Jika
dibandingkan dengan tahun 2009, pinjaman
subordinasi mengalami penurunan sebesar
Rp522,24 miliar yang disebabkan BRI melakukan
buy backatas Obligasi Subordinasi I senilai Rp500
miliar pada tanggal 9 Januari 2010 dan juga terdapat
pembayaran cicilan atas pinjaman Two Step Loan
selama tahun 2010.
Kewajiban Lainnya
Kewajiban ini antara lain terdiri dari kewajiban
derivatif dan kewajiban akseptasi. Per 31 Desember
2010 kewajiban lainnya tercatat sebesar Rp12,54
triliun atau meningkat 53,97% dibandingkan
tahun sebelumnya yang sebesar Rp8,14 triliun.
Peningkatan ini antara lain disebabkan karena
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
18/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.90
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
Informasi Arus KasJumlah kas dan setara kas pada akhir tahun 2010
tercatat sebesar Rp118,89 triliun, meningkat 45,57%
dari Rp81,67 triliun pada tahun 2009. Selama tahun
2010 BRI mencatat penambahan kas dari kegiatan
operasional sebesar Rp46,52 triliun, pengeluaran
kas bersih untuk kegiatan investasi Rp2,19 triliun
dan kas bersih yang digunakan untuk kegiatan
pendanaan sebesar Rp7,07 triliun.
ARUS KAS2009 2010
(Rp miliar)
Kas Bersih yang Diperolehdari Kegiatan Operasi 20.774 46.518
Kas Bersih yang Digunakan
untuk Kegiatan Investasi(637) (2.192)
Kas Bersih yang
(Digunakan unuk) Diperoleh
dari Kegiatan Pendanaan
9.376 (7.068)
Arus Kas dari Kegiatan OperasiArus kas bersih yang diperoleh dari kegiatan operasi
adalah sebesar Rp46,52 triliun. Arus kas tersebut
berasal dari penerimaan bunga, hasil investasi,
provisi dan komisi serta pendapatan syariah sebesar
Rp46,64 triliun. Arus kas bersih juga berasal darikenaikan kewajiban operasi BRI dan BRI Syariah
yaitu kenaikan giro, tabungan dan deposito
berjangka, masing-masing sebesar Rp27,27 triliun,
Rp21,53 triliun dan Rp28,93 triliun.
Arus kas keluar untuk kegiatan operasi berasal dari
pembayaran bunga, beban syariah dan pembiayaan
lainnya sebesar Rp11,72 triliun, beban operasional
lainnya Rp25,25 triliun serta kenaikan pada asset
operasi BRI seperti penempatan pada BI dan bank
lain sebesar Rp816,71 miliar serta jumlah kredit
dan pembiayaan syariah yang diberikan sejumlah
Rp44,37 triliun.
Pada tahun 2009, arus kas bersih yang diperoleh
dari kegiatan operasi sebesar Rp20,77 triliun,
arus kas keluar berasal dari pembayaran bunga,
beban syariah dan pembiayaan lainnya sebesar
Rp12,30 triliun, beban operasional lainnya Rp17,45
triliun serta kenaikan serta jumlah kredit, piutang
dan pembiayaan syariah yang diberikan sejumlah
Rp47,01 triliun.
Arus Kas dari Kegiatan InvestasiArus kas bersih yang digunakan untuk kegiatan
investasi di tahun 2010 sebesar Rp2,19 triliun
digunakan untuk memperoleh aktiva tetap.
Sementara di tahun 2009, arus kas bersih yang
digunakan untuk kegiatan investasi sebesar
Rp637,40 miliar digunakan untuk investasi
aktiva tetap serta penambahan efek dan obligasi
pemerintah.
Arus Kas dari Kegiatan PendanaanSelama tahun 2010, arus kas bersih yang digunakan
untuk kegiatan pendanaan adalah Rp7,07 triliun,yang digunakan untuk pembayaran pinjaman yang
diterima sebesar Rp4,16 triliun serta pembagian
laba untuk dividen dan Program Kemitraan dan Bina
Lingkungan (PKBL) total Rp2,41 triliun.
Sedangkan di tahun 2009, arus kas bersih dari
kegiatan pendanaan sebesar Rp9,38 triliun, yang
berasal dari penerimaan pinjaman yang diterima
sebesar Rp10,25 triliun serta penerimaan pinjaman
subordinasi Rp1,97 triliun. Sedangkan arus kas
keluar untuk kegiatan pendanaan adalah pembagian
laba & PKBL sebesar Rp2,80 triliun.
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
19/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 91
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
Rasio Keuangan yang Berkaitan dengan Transparansi
URAIAN 2009 2010
Rasio Kinerja
1. Kewajiban Penyedian Modal Minimum (KPMM) 13,20% 13,76%
2. Aset produktif bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap
total aset produktif dan aset non produktif
2,59% 2,19%
3. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif 2,68% 2,24%
4. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset
produktif
4,29% 4,58%
5. NPL gross 3,52% 2,78%
6. NPL net 1,08% 0,74%7. Return on Asset (ROA) 3,73% 4,64%
8. Return on Equity (ROE) 35,22% 43,83%
9. Net Interset Margin (NIM) 9,14% 10,77%
10. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 77,66% 70,86%
11. Loan to Deposit Ratio (LDR) 80,88% 75,17%
Kepatuhan (Complience)
1. a. Persentase pelanggaran BMPK
i. Pihak terkait 0,00% 0,00%
ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00%
b. Persentase pelampauan BMPK
i. Pihak terkait 0,00% 0,00%ii. Pihak tidak terkait 0,00% 0,00%
2. Giro Wajib Minimum
a. GWM Utama Rupiah 5,90% 8,05%
b. GWM Valuta Asing 1,00% 1,00%
3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan 5,22% 4,45%
Kecukupan ModalBerdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September
2008, Bank wajib menghitung rasio Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum/
Capital Adequacy Ratio (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit, pasar dan
operasional. CAR BRI untuk risiko kredit dan pasar adalah sebesar 15,71% di tahun
2010, mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 13,20%
Peningkatan ini disebabkan karena kebijakan manajemen BRI yang cermat dalam
pengelolaan modal dan kebijakan dalam melakukan ekspansi kredit yang diberikan
kepada kredit yang memiliki bobot risiko rendah. Sedangkan CAR untuk risiko kredit,
pasar dan operasional pada Desember 2010 tercatat sebesar 13,76%.
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
20/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.92
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
Posisi kecukupan modal BRI dapat dilihat dalamtabel berikut :
URAIAN2006 2007 2008 2009 2010
Rp miliar
Modal Inti 13.104 15.448 17.796 20.846 27.673
Modal Pelengkap 1.881 1.819 1.945 1.993 4.037
Penyertaan 70 209 553 - -
Total Modal Tersedia 14.915 17.059 19.188 22.839 31.711
Total ATMR kredit dan pasar 79.261 107.711 145.581 171.737 201.883
Total ATMR kredit dan operasional - 27.131
Total ATMR kredit, pasar dan operasional 1.331 1.433
Rasio Kecukupan Modal untuk risiko kredit dan risiko pasar 18,82% 15,84% 13,18% 13,20% 15,71%
Rasio Kecukupan Modal untuk risiko kredit dan risikooperasional
13,85%
Rasio Kecukupan Modal untuk risiko kredit, risiko pasar danririko operasional
13,76%
Imbal HasilImbal hasil terhadap ekuitas (Return on Equity)
yang merupakan cerminan dari imbal hasil kepada
pemegang saham mengalami peningkatan dari
35,22% pada tahun 2009 menjadi 43,83% pada
tahun 2010. Imbal hasil terhadap aktiva sebelum
pajak (Return on Asset before tax) mengalami
kenaikan dari 3,73% pada Desember 2009 menjadisebesar 4,64% pada Desember 2010. Kedua rasio
tersebut masih diatas rata-rata industri, yang pada
tahun 2009 dan 2010 masing-masing tercatat
sebesar 2,60% dan 2,86%.
Giro Wajib MinimumBerdasarkan kebijakan Bank Indonesia, Bank BRI
wajib memelihara Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah
dan GWM valas. Pada Desember 2010 posisi GWM
rupiah BRI adalah sebesar 8,05% dan posisi GWM
valas sebesar 1%.
Posisi Devisa NetoSesuai dengan peraturan Bank Indonesia, Posisi
Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan merupakan
penjumlahan nilai absolut atas selisih bersih aktiva
dan kewajiban dan selisih bersih atas tagihan dan
kewajiban rekening administratif dari masing-masing
mata uang asing yang dinyatakan dalam mata uang
Rupiah.
Pada tanggal 1 Juli 2010, Bank Indonesia
mengeluarkan peraturan No. 12/10/PBI/2010
tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Bank
Indonesia No. 5/13/PBI/2003 tentang Posisi Devisa
Neto Bank Umum. Berdasarkan peraturan tersebut,
BRI wajib memelihara Posisi Devisa Neto secara
keseluruhan setinggi-tingginya 20% dari modal.Pada tahun 2010, rasio PDN BRI adalah sebesar
4,45%, lebih rendah dibanding rasio PDN pada
tahun 2009 yang sebesar 5,22%.
Pada tanggal 31 Desember 2010, BRI telah
memenuhi seluruh rasio wajib (statutory ratio)
yang ditentukan oleh Bank Indonesia maupun oleh
perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
Selain itu, sebagian besar dari rasio-rasio keuangan
penting yang disajikan dalam tabel di atas,
menunjukkan landasan atau fundamental keuangan
Bank BRI yang kokoh, kinerja Bank BRI yang patutdibanggakan, dan fungsi intermediasi perbankan
yang benar-benar dilakukan oleh Bank BRI secara
professional, transparan dan bertanggung jawab.
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
21/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 93
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
Kebijakan Pembayaran DividenBesarnya dividen yang dibayarkan setiap tahunnya diputuskan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham BRI. Pada tanggal 23 Juli 2004, BRI membagikan dividen untuk
pertama kalinya yaitu sebesar Rp990,47 miliar atau Rp84,19 per lembar saham dengan
rasio pembayaran (dividend pay out ratio) dividen sebesar 75,01%. Untuk Tahun Buku
2009, BRI telah membayarkan dividen sebesar Rp2,19 triliun atau Rp132,08 per lembar
saham pada tanggal 1 Juli 2010 dengan dividend pay out ratio sebesar 30%. Hal ini
menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun, besarnya dividend pay out ratioyang dibayarkan
BRI mengalami penurunan. Dengan semakin menurunnya dividend pay out ratioyang harus
dibayarkan, BRI dapat lebih ekspansif dalam mengembangkan bisnisnya.
Tahun
Dividen
Laba Bersih
(Rp Miliar)
Dividen
(Rp miliar)
Dividen per
Lembar Saham
(Rp)
Rasio
Pembayaran
Dividen (%)
Tanggal
Pembayaran
2003 2.579 990,47 84,19 75,01 23 Juli 2004
2004 3.633 1.816,61 152,93 50,00 5 Juli 2005
2005 3.608 1.904,29 156,18 50,00 10 Juli 2006
2006 4.257 2.128,78 173,04 50,00 2 Juli 2007
2007 4.838 2.419,00 196,34 50,00 7 Juli 2008
2008 5.958 2.085,43 168,82 35,00 3 Juli 2009
2009 7.308 2.192,48 132,08 30,00 1 Juli 2010
Kejadian Luar BiasaTidak terdapat informasi keuangan yang telah dilaporkan yang mengandung kejadian
bersifat luar biasa dan jarang terjadi selama tahun 2010.
Informasi Mengenai Investasi/DivestasiBRI melakukan tambahan penyertaan modal sebesar Rp500 miliar ke BRISyariah (Anak
Perusahaan) untuk mendukung ekspansi usahanya pada bulan September 2010.
Penggunaan Dana Initial Public Offering (IPO)Sampai dengan akhir Desember 2009, seluruh dana hasi IPO tersebut telah dimanfaatkan
sesuai rencana penggunaan dana dengan rincian sebagai berikut:
No Rencana PenggunaanAnggaran
PenggunaanRealisasi
Penggunaan Pencapaian
Rp miliar
1.
Up-grade sistem pelaporan
informasi dan penerapan sistem
perbankan inti (60%)
883,27 883,27 100%
2.Memperluas jaringan kantor
cabang dan unit (30%)147,21 147,21 100%
3.
Mendanai pertumbuhan,
penelitian, dan pengembangan,
pemberian kredit dan
pembiayaan lainnya (10%)
441,63 441,63 100%
TOTAL 3.982 3.982 100%
Informasi Keuangan Lainnya
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
22/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.94
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
Penggunaan Dana Penerbitan Obligasi Sub Ordinasi Rupiah IIPada tanggal 22 Desember 2009, BRI telah menerbitkan Obligasi Subordinasi II Bank
BRI Tahun 2009 sebesar Rp2 triliun, dengan jangka waktu 5 tahun dan suku bunga tetap
10,95%. Sesuai dengan Prospektus penerbitan Obligasi Subordinasi tersebut, maka dana
yang diperoleh dari penerbitan obligasi tersebut seluruhnya akan diperlakukan sebagai
modal pelengkap sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia yang akan dimanfaatkan
seluruhnya untuk ekspansi kredit sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
BRI telah mempergunakan seluruh dana Obligasi Subordinasi II Bank BRI Tahun 2009
untuk ekspansi kredit. Hal ini berdasarkan data posisi 31 Maret 2010, jumlah total
penyaluran kredit BRI telah mencapai Rp208.691.268.354.650, dan bila dibandingkan
dengan pencapaian realisasi kredit Desember 2009 maka pertumbuhan kredit BRI telah
melebihi jumlah penerbitan Obligasi Subordinasi II Bank BRI Tahun 2009 yakni sebesarRp3.168.874.741.123.51.
Prospek UsahaSejalan dengan pemulihan ekonomi global, pertumbuhan PDB Indonsia yang mencapai 6.1%
diproyeksikan akan terus menguat di tahun 2011. Indikator-indikator makro ekonomi lainnya seperti
inflasi, nilai tukar, cadangan devisa juga menunjukkan perkembangan positif. BI memproyeksikan
pertumbuhan kredit dapat mencapai 24% pada tahun 2011. Berbagai hal tersebut secara umum
mencerminkan semakin membaiknya prospek usaha BRI di masa yang akan datang, mengingat
model bisnis BRI yang fokus pada pembiayaan UMKM sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan
perekonomian nasional.
Aspek PemasaranUntuk terus meningkatkan pangsa pasar, BRI melakukan berbagai upaya baik dari sisi penyediaan
infrastrukturseperti pembukaan unit kerja baru, penambahan SDM khususnya dibidang
pemasaranseperti perekrutanaccount officer, funding officer, mantri BRI Unit, dan peningkatan
kualitas layanan dan produk.
Komunikasi pemasaran untuk setiap produk dan jasa dilakukan untuk meningkatkan corporate
imagedanbrand awarnessserta dilakukan secara terintegrasi, seperti Untung Beliung Britama dan
Pesta Rakyat Simpedes. Uraian lebih lengkap mengenai komunikasi pemasaran dapat dilihat pada
Bab Tinjauan Usaha bagian Bisnis KonsumerMarketing Communication, Hal 111.
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
23/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 95
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
Kejadian Sesudah TanggalLaporan KeuanganPemecahan Nilai Nominal SahamMenindaklanjuti amanat pemegang saham BRI pada Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa yang dilaksanakan pada tanggal 24 November 2010, maka pada tanggal
11 Januari 2011, BRI telah melaksanakan pemecahan nilai nominal saham (stock split)
dengan perbandingan 1:2 sehingga 1 lembar saham yang semula bernilai nominal
Rp500,- dipecah menjadi 2 lembar saham dengan nilai nominal masing-masing
Rp250,-.
Pemecahan nilai nominal saham ini tidak mengakibatkan perubahan pada nilai saham
yang ditempatkan dan disetorkan penuh BRI, sehingga total saham yang ditempatkan
dan disetorkan penuh BRI adalah:
KeteranganSebelum Stock Split Sesudah Stock Split
Jumlah Nominal Jumlah Nominal
Negara Republik I ndonesia 7.000.000.000 3.500.000.000.000 14.000.000.000 3.500.000.000.000
Saham Seri A Dwiwarna 1 500 1 250
Saham Seri B 6.999.999.999 3.499.999.999.500 13.999.999.999 3.499.999.999.750
Masyarakat 5.334.581.000 2.667.290.500.000 10.669.162.000 2.667.290.500.000
Saham Seri B 5.334.581.000 2.667.290.500.000 10.669.162.000 2.667.290.500.000
Saham dalam Portepel 17.664.419.000 8.832.709.500.000 35.330.838.000 8.832.709.500.000Total 30.000.0000 15.000.000.000.000 60.000.000.000 15.000.000.000.000
Tujuan Pemecahan Nilai Nominal Saham adalah untuk meningkatkan likuiditas
perdagangan saham dan memperluas penyebaran kepemilikan serta distribusi saham
Perseroan di Bursa Efek Indonesia.
Akuisisi Bank AgroPada tanggal 3 Maret 2011, telah dilakukan penandatanganan akta akuisisi saham
PT Bank Agroniaga Tbk. (Bank Agro) antara BRI dengan Dana Pensiun Perkebunan
(Dapenbun) atas 3.030.239.023 saham Bank Agro atau 88,65% dari seluruh modal
yang telah ditempatkan dan disetor penuh sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan
Rapat Bank Agro No. 38 tanggal 29 Desember 2009 yang ditandatangani dihadapan
Notaris Rusnaldy, SH di Jakarta dengan harga Rp 109 per saham. Sejak tanggal 3
Maret 2011 tersebut, BRI secara efektif telah menjadi Pemegang Saham Pengendali
Bank Agro. Pembelian saham Bank Agro sebesar 3.030.239.023 saham dilakukan
dengan mempertimbangkan pelaksanaan Waran Seri I, pengalihan kembali saham
Bank Agro terkait pelaksanaan penawaran tender dan pemenuhan persentase minimal
kepemilikan saham publik. Sehingga apabila keseluruhan proses akuisisi saham Bank
Agro telah selesai, maka kepemilikan BRI minimal akan menjadi 76%, Dapenbun 14%
dan masyarakat 10%.
BRI juga telah melakukan pra-notifikasi kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha
pada tanggal 3 Oktober 2010. Hal ini untuk memenuhi ketentuan PP No. 57 Tahun
2010 mengenai Penggabungan/Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
24/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.96
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
Perusahaan yang Dapat Mengakibatkan Terjadinya Praktek Monopoli Dan PersainganUsaha Tidak Sehat dan KPPU telah memberikan rekomendasi bahwa tindakan
pengambilalihan ini tidak akan menimbulkan monopoli di industri Perbankan.
Penandatanganan akta akuisisi ini, merupakan kelanjutan dari penandatanganan Perjanjian
Pengikatan Jual Beli (PPJB) saham Bank Agro antara BRI dan Dapenbun yang telah
dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2010 dan tindak lanjut dari keputusan pemegang
saham BRI pada RUPSLB tanggal 24 November 2010. Bank Indonesia telah menyetujui
proses akuisisi ini melalui surat Bank Indonesia tanggal 16 Februari 2011.
Dengan melihat potensi pertumbuhan sektor agribisnis masih sangat besar di Indonesia,
BRI meyakini bahwa pengambilalihan Bank Agro dapat menciptakan sinergi yang
berujung pada peningkatanshareholders value. Pengambilalihan Bank Agro dimaksudkan
untuk memperkuat posisi BRI di sektor agribisnis. Fokus bisnis Bank Agro di sektoragribisnis dan dukungan parastakeholdersBank Agro diharapkan mampu mempercepat
penetrasi Bank BRI ke sektor Agribisnis. Hal ini sebagai bukti keberpihakan BRI pada
pengembangan sektor pertanian dalam arti luas yang pada gilirannya akan memperkuat
posisi BRI di segmen UMKM khususnya sektor ekonomi pertanian.
Bank BRI selaku pemegang saham pengendali akan mengarahkan Bank Agro menjadi
bank komersial terkemuka yang fokus pada sektor pertanian dalam mendukung
pengembangan agribisnis di Indonesia. Bank Agro pasca akuisisi diupayakan mampu
menyediakan produk dan jasa perbankan pada seluruh lapisan masyarakat dan
pembiayaan akan difokuskan pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM) khususnya
sektor agribisnis. Arah pengembangan Bank Agro pasca akuisisi tidak dapat dilepaskan
dari arah pengembangan Bank BRI secara keseluruhan.
Dalam pelaksanaan akusisi ini, BRI selalu mengikuti seluruh ketentuan yang terdapat
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam rangka memenuhi Peraturan
Bapepam-LK No. IX.H.1, Peraturan Bapepam-LK No. IX.F.1 dan Peraturan Bapepam-LK
No. IX.F.2, maka BRI akan melaksanakan Penawaran Tender (Tender offer) atas saham
Bank Agro yang dimiliki oleh para pemegang saham lainnya yang berhak.
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
25/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 97
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
26/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.98
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
Dalam rangka meningkatkanbrand awarenessdi segmen
ritel dan menengah, BRI terus membuka Kantor Cabang,
Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas di pusat-pusat
perekonomian di seluruh Indonesia sehingga BRI menjadi
semakin dekat dengan pelaku bisnis usaha kecil dan
menengah.
Sebagai upaya memenuhi kebutuhan dan aspirasi nasabah,
BRI secara aktif mengadakanbusiness gatheringdengan
beberapa asosiasi dan komunitas bisnis. BRI juga secara
berkala melakukan kegiatan akuisisi nasabah melalui
berbagai eventdan pameran. Selain itu, BRI melakukankampanye yang bersifat masal melalui media komunikasi,
antara lain dalam bentuk brosur/flyer,x-banner, spanduk,
iklan advertorial, iklan display, print ad dan expomatic.
Seluruh kegiatan ini ditujukan agar nasabah dan calon
nasabah semakin mengenal produk dan jasa BRI.
Pengembangan produk dan fitur produk bisnis UMKM
yang ditawarkan BRI senantiasa disesuaikan dengan
kebutuhan bisnis nasabah. Hal ini ditujukan agar produk
dan jasa bisnis UMKM BRI tetap kompetitif serta memiliki
keunggulan dibandingkan dengan produk pesaing.
Selain pengembangan fitur produk, BRI selalu melakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap produk unggulanyang telah ada baik produk pinjaman seperti Kupedes,
kredit Briguna, kredit program, kredit ritel dan menengah
maupun produk simpanan seperti Simpedes, sehingga
kualitas produk-produk tersebut tetap terjaga.
Disamping fokus pada pengembangan bisnis UMKM, BRI
ditunjuk oleh Pemerintah sebagai salah satu bank untuk
menyalurkan kredit Program. Penunjukkan ini didasari oleh
pengalaman dan kemampuan BRI dalam menyalurkan
pinjaman di segmen mikro dan kecil dengan didukung
oleh jaringan kerja yang luas. BRI berkeyakinan bahwa
dengan berpartisipasi dalam penyaluran kredit program,
akan memberikan keuntungan antara lain: pertama,melalui penyaluran kredit program, BRI akan memperoleh
pendapatan bunga kredit dan fee-based income atas
penyaluran kredit kelolaan; kedua, BRI dapat berfungsi
sebagai inkubator untuk mentransformasikan nasabah
kredit program menjadi nasabah kredit komersial.
BISNIS MIKRO, KECIL DAN MENENGAH
Sejak berdiri, BRI memiliki komitmen untuk
mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) yang merupakan fokus bisnis BRI. Komitmen
tersebut diwujudkan dengan menyalurkan sebagian besar
portofolio pinjaman ke segmen UMKM serta menjaga
portofolio pinjaman ke segmen korporasi maksimal
sebesar 20%.
Strategi bisnis BRI di segmen UMKM adalah dengan
terus-menerus memperluas jangkauan pelayanan ke
seluruh pelosok Indonesia sekaligus melakukan penetrasi
yang lebih dalam ke daerah padat penduduk agar dapatmelayani hinggagrass-root customers.
Optimalisasi pelayanan dan pengembangan bisnis serta
pembiayaan usaha mikro dilakukan melalui 4.649 BRI Unit
dan 617 Teras BRI yang jumlahnya akan terus bertambah
dan tersebar di seluruh pelosok Indonesia. Sedangkan,
pembiayaan usaha kecil dan menengah dilayani melalui
Kantor Wilayah, Kantor Cabang, dan Kantor Cabang
Pembantu.
Segmen usaha mikro merupakan pilar perekonomian
nasional Indonesia. Segmen usaha ini terbukti lebih
resisten terhadap krisis atau gejolak ekonomi globaldibandingkan sektor lainnya. Hal ini merupakan salah satu
alasan bagi BRI untuk menjadikan segmen mikro sebagai
salah satu core business. Melalui pengembangan segmen
mikro tersebut, BRI diharapkan dapat berperan aktif
dalam menopang perekonomian nasional meskipun krisis
ekonomi global masih belum selesai.
Bisnis UMKM tidak semata-mata hanya
mempertimbangkan perolehan pendapatan bunga kredit
namun juga mempertimbangkan potensi perolehan fee-
based incomeyang bersumber dari produk dan jasa BRI.
Sebagai contoh, seiring dengan meningkatnya penyaluran
kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dankredit bagi nasabah berpenghasilan tetap, perolehan fee-
based incomejuga mengalami peningkatan.
BRI terus berupaya mempertahankan posisinya sebagai
market leaderdi bisnis mikro yang diakui prestasinya di
tingkat internasional. Untuk mempertahankan posisinya,
BRI terus melakukan pengembangan dan inovasi produk
bisnis mikro serta melakukan ekspansi usaha melalui
pembukaan unit kerja baru yaitu BRI Unit dan Teras BRI,
yang didukung pula dengan keberadaan Teras Keliling.
Tinjauan Usaha
Bisnis Mikro, Kecil dan Menengah
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
27/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 99
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
Produk & Kinerja Bisnis UMKM
Produk Kredit
Kupedes dan KUR Mikro
Produk pinjaman mikro BRI terdiri dari Kupedes dan Kredit
Usaha Rakyat (KUR) Mikro. Kupedes adalah kredit mikro
BRI dengan plafon pinjaman sampai dengan Rp100 juta
yang dilayani BRI Unit dan Teras BRI. Kupedes terbagi
atas kredit modal kerja, kredit investasi, dan Kupedes
untuk nasabah berpenghasilan tetap serta Kupedes untuk
berbagai tujuan lainnya. Perbaikan dan pengembangan
fitur produk Kupedes terus dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan nasabah. Saat ini fitur Kupedes semakin
berkembang sesuai dengan tuntutan pasar antara lainKupedes dengan fitur angsuran harian, Kupedes dengan
jaminan emas, Kupedes kepada individu yang terikat
dalam kelompok, serta Kupedes untuk berbagai tujuan
yang dapat digunakan antara lain untuk membangun atau
merenovasi rumah, membeli kendaraan, dan lain-lain.
Penyaluran Kupedes meningkat 39,78% dari Rp54,08
triliun pada tahun 2009 menjadi Rp75,58 triliun pada
tahun 2010.
KUR Mikro adalah kredit komersial yang diberikan kepadamereka yang memiliki usaha mikro dan koperasi yang
memiliki kelayakan usaha (feasible) namun mempunyai
keterbatasan dalam memenuhi persyaratan yang
ditetapkan perbankan atau belumbankable.
Sampai dengan tahun 2010, total realisasi penyaluran
KUR Mikro BRI mencapai Rp16,23 triliun atau tumbuh
sebesar 72,48% dari Rp9,41 triliun pada tahun 2009,
dengan jumlah debitur sebanyak 2,3 juta pada tahun 2009
dan sebanyak 3,6 juta pada tahun 2010.
Kredit Ritel Komersial
Kredit ritel komersial yang dipasarkan oleh BRI berorientasi
pada pemenuhan kebutuhan pelaku bisnis usaha kecil
di semua sektor ekonomi. Selain produk kredit investasi
dan kredit modal kerja, BRI memiliki alternatif skema
kredit sesuai kebutuhan dan karakteristik usaha nasabah,
diantaranya adalah kredit waralaba, kredit SPBU (Stasiun
Pengisian Bahan Bakar Umum), kredit untuk PPTKIS
(Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta),
kredit untuk PIHK (Pemberangkatan Ibadah Haji Khusus),
Kredit Ekspres, Kredit Resi Gudang, Kredit dengan
Agunan Kas dan Kredit Konstruksi dan kredit kemitraan.
Terkait Kredit Konstruksi, BRI menawarkan beberapa
alternatif pilihan kredit seperti kredit modal kerja konstruksi
untuk kontraktor umum dan pengembang, kredit modal
kerja dengan sumber pembayaran proyek dari dana
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN),
kredit pemilikan gudang di kawasan bisnis, serta kredit
konstruksi untuk BTS (Base Transceiver Station).
Dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah, selama
tahun 2010 BRI melakukan pengembangan skim kredit
antara lain pemberian kredit bagi Pegawai Negeri Sipil,
Anggota Polri dan TNI, Pegawai BUMN, Pegawai BUMD
dan Pegawai Perusahaan Swasta terkemuka, kredit
kepemilikan gudang, dan pola pembiayaan kredit modal
kerja berdasarkan tagihan piutang (invoice) khususnya
untuk vendor(kontraktor, sub-kontraktor dan supplier).
Kupedes
Total Penyaluran KUR Mikro
Dalam triliun Rupiah
CAGR: 29,02%
Dalam triliun Rupiah
06 07 08 09 10
75,58
54,08
47,25
32,6
27,28
08 09 10
16,23
9,41
6,53
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
28/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.100
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
Kredit Ritel Komersial meningkat menjadi Rp57,85 triliun pada tahun 2010 atau tumbuh sebesar 5,76% dibandingkan tahun2009. Konsolidasi di segmen ritel komersial di tahun 2010 menyebabkan pertumbuhan kredit melambat.
2006 2007 2008 2009 2010 Pertumbuhan
(yoy)(Rp triliun)
Kredit Ritel
Komersial24,42 30,85 42,12 54,70 57,85 5,76%
Kredit Briguna
Kredit Briguna adalah kredit yang diciptakan khusus untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang bersifat konsumtif bagi
pegawai atau pensiunan yang memiliki penghasilan tetap.
Kredit Briguna terus mengalami peningkatan baik karena akuisisi maupun peningkatan plafon kredit seiring dengan kenaikan gaji.
Total penyaluran kredit Briguna mencapai Rp39,09 triliun atau tumbuh 23,04% selama tahun 2010.
2006 2007 2008 2009 2010 Pertumbuhan
(yoy)(Rp triliun)
Kredit Briguna 15,06 17,59 23,99 31,77 39,09 23,04%
Kredit Program
Kredit Program BRI dibedakan menjadi Kredit Program Komersial (Commercial Program Loan), Kredit Program Bersubsidi
(Subsidized Program Loan), dan Kredit Kelolaan (Channeling Loan). Kredit program komersial dan kredit program bersubsidi
dicatat secara on-balance sheet, sedangkan kredit channelingdicatat secara off-balance sheetkarena BRI hanya memberikan
jasa sebagai penyalur kredit yang bersumber dari dana Pemerintah dan tidak memiliki risiko kredit.
Kredit Program Komersial ditujukan untuk debitur usaha mikro, kecil dan koperasi yang layak dibiayai (feasible) namun tidak bisa
mendapatkan pembiayaan skema kredit program bersubsidi atau kredit komersial (belumbankable). Salah satu Kredit Program
Komersial adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang mengalami pertumbuhan sangat pesat sejak pertama kali diluncurkan pada
November 2007.
2006 2007 2008 2009 Des 2010 Pertumbuhan
(yoy)(Rp triliun)
Kredit Usaha
Rakyat (KUR)- 0,28 9,58 13,59 22,72 67,13%
Selama tahun 2010, realisasi kumulatif KUR mengalami peningkatan 67,13% dari Rp13,60 triliun pada tahun 2009 menjadi
Rp22,72 triliun pada tahun 2010.
2006 2007 2008 2009 Des 2010 Pertumbuhan
(yoy)(Rp triliun)
Kredit Usaha
Rakyat (KUR)- 0,24 6,87 5,82 8,97 54,08%
Selama tahun 2010, outstandingKUR mengalami peningkatan 54,08% dari Rp5,82 triliun pada tahun 2009 menjadi Rp8,97 triliun
pada tahun 2010.
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
29/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 101
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
Produk Simpanan
Simpedes
Produk simpanan utama yang dimiliki oleh BRI untuk
segmen mikro adalah Tabungan Simpedes. Target market
utama dari produk ini adalah kalangan menengah ke
bawah di wilayah pedesaan dan sub-urban. Tabungan
Simpedes telah diakui dunia sebagai pelopor tabungan di
sektor microfinance. Tabungan Simpedes memiliki posisiyang vital bagi bisnis mikro, karena menjadi sumber dana
utama untuk penyaluran Kupedes.
BRI secara terus-menerus mengembangkan dan
melakukan inovasi terhadap produk Tabungan Simpedes,
salah satunya adalah melalui pemberian kartu Simpedes
kepada seluruh pemilik rekening Tabungan Simpedes
sehingga para nasabah dapat menikmati layanan
e-banking yang dimiliki oleh BRI.
Selama lima tahun terakhir, Simpedes tumbuh rata-rata
18,76% per tahun (CAGR), dari Rp 38,34 triliun pada tahun
2006 menjadi Rp76,26 triliun pada tahun 2010. Sampaidengan tahun 2010, jumlah penabung Simpedes telah
mencapai lebih dari 22 juta nasabah. Jumlah nasabah
yang besar ini tentunya juga memberikan sumbanganfee-
based income yang signifikan bagi BRI.
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada nasabah,
BRI mengaplikasikan real-time online system di seluruh
unit kerja BRI, termasuk BRI Unit dan Teras BRI, sehingga
dapat melayani lebih banyak produk dan jasa perbankan.
Denganreal-time online systemini, BRI Unit dan Teras BRImampu menghimpun lebih banyak dana dari masyarakat
melalui berbagai produk simpanan yang dimiliki oleh BRI,
seperti Deposito, Giro, Tabungan Haji, dan Britama.
Kredit Program Bersubsidi diberikan untuk mendukung program Pemerintah dalam bidang ketahanan pangan dan energi, sertapengembangan energi nabati dan revitalisasi perkebunan. Kredit Program yang termasuk dalam kategori ini adalah skim Kredit
Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dan Kredit Pengembangan Energi Nabati-Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RP) pola non
kemitraan.
Sampai tahun 2010, BRI tetap sebagai market leaderdalam penyaluran KKP-E dengan market share mencapai 56% dari total
outstandingKKP-E di Indonesia.
Outstanding KKP-E BRI
2007 2008 2009 2010 Pertumbuhan
(yoy)(Rp triliun)
KKP-E 0,58 0,90 1,21 1,53 26,58%
Selama tahun 2010, KKP-E mengalami peningkatan 26,58% menjadi Rp1,35 triliun dari tahun sebelumnya Rp1,21
triliun. Skim KKP-E terdiri dari KKP-E Tebu Rakyat, KKP-E Pengembangan Tanaman Pangan, KKP-E Peternakan,
KKP-E Pengadaan Pangan, KKP-E Pengembangan Tanaman Hortikultura, KKP-E Alat dan Mesin Pertanian serta
KKP-E Perikanan. Penyaluran KKP-E dilakukan melalui kelompok petani, pembudidaya, atau nelayan.
SimpedesDalam triliun Rupiah
06 07 08 09 10
76,26
64,39
55,14
45,97
38,34
CAGR:18,76%
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
30/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.102
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
Sahayak Foundation) Bangladesh, ACSI (Amhara Creditand Savings Institution) Ethiopia, Postal Savings Bank of
China (PSBC), AMRET Cambodia, dan lain-lain.
Selain mengikuti Microfinance Training and Study Visit
(MTSV) melalui program IVP di BRI, sebagian dari mereka
juga meminta jasa technical assistancedan consultancy
dari BRI. Oleh karena itu, MIC BRI akan terus memperluas
kegiatannya dengan menyediakan consultancy service
di bidang microfinance kepada pihak-pihak yang
membutuhkan.
Rencana PengembanganSumber Daya Manusia
Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya manusia
yang profesional dan handal akan dilakukan untuk
mendukung pertumbuhan bisnis mikro yang memfokuskan
pada pengembangan fitur produk sesuai dengan potensi
dan peluang pasar serta pengoptimalan jaringan layanan
BRI Unit dan Teras BRI yang telah ada.
Produk
Dari sisi pinjaman, produk dan fitur pinjaman mikro akan
dikembangkan agar lebih kompetitif dan sesuai dengan
kebutuhan pasar seperti Kupedes dengan Agunan Emas,
Kupedes dengan Bunga Harian, dan Kupedes denganPengikatan Kelompok. Untuk lebih mendorong ekspansi
Kupedes, BRI akan melakukan kerja sama dengan institusi
lain baik Pemerintah maupun swasta.
Dari sisi simpanan, BRI akan berinovasi dalam
mengembangkan produk dan fitur Simpedes agar
semakin kompetitif di pasar seperti Simpedes Usaha dan
Simpedes Impian.
Pemasaran
Acara Mudik Bersama Kupedes Simpedes BRI sebagai
kegiatan dalam rangka promosi pemasaran produk
Kupedes dan Simpedes juga akan terus diadakan tiap
tahunnya. Acara ini selain merupakan bentuk apresiasi
BRI kepada debitur Kupedes dan nasabah Simpedes
yang selama ini loyal kepada BRI juga sebagai salah satu
kegiatan Corporate Social Responsibility(CSR) BRI.
Untuk mendukung pemasaran dan penambahan jumlah
nasabah Simpedes dan Kupedes serta KUR Mikro,
BRI mengadakan Pesta Rakyat Simpedes (PRS) dan
BRI Peduli Pasar Rakyat serta Program Panen Bulanan
Simpedes .
Microfinance International Cooperation
Kesuksesan BRI dalam mengembangkan commercial
microfinance telah mendapatkan banyak penghargaan
dan pengakuan secara internasional. Hingga saat ini
lebih dari 6.000 VVIP (Very Very Important Person) dari
55 negara telah berkunjung ke BRI dalam bentuk study
visitdan trainingdi bidang microfinance. Mereka adalah
para VVIP yang terdiri daripolicy makers, central bankers,
commercial bankers, donor agency, akademisi, maupun
praktisimicrofinance.
Pembentukan BRI MIC (Microfinance International
Cooperation) adalah salah satu bentuk global corporatesocial responsibilityBRI dalam rangka mengembangkan
microfinancedi dunia. Untuk itulah pada awal berdirinya
MIC yang sebelumnya dikenal sebagai International Visitor
Program (IVP) mendapat dukungan penuh dalam bentuk
grant dari USAID dan World Bank/CGAP (Consultative
Group to Assist the Poor).
Fungsi MIC bagi BRI selama ini selain sebagai public
relations dalam bidang microfinance, juga menjalankan
Microfinance Training and Study Visit (MTSV), business
captures, serta technical assistance di bidang
microfinance. Melalui MIC, BRI telah menjalin kerjasama
dengan Asia-Pacific Rural and Agricultural CreditAssociation (APRACA), Microfinance Network (MFN),
Microcredit Summit, Banking With The Poor (BWTP),
Woman World Banking, APEC, dan lainnya.
Selama tahun 2010, BRI melalui MIC ikut berpartisipasi
dalam The Second Financial Inclusion Advisors Program
(Malaysia), 57th APRACA Executive Committee Meeting
(Thailand), Financial Inclusion Advisor Program (Uganda),
16th WSBI Asia Pacific Group Meeting (Indonesia),
World Saving Bank Conference (Indonesia), World Bank
Workshop on Access to Finance (Indonesia), 27th ASEAN
SME Working Group Meeting (Indonesia), Microfinance
Network 17th Annual Conference (Mexico), dan SECO-
SBV Bank Restructuring Workshop (Vietnam). Di tahun
2010, BRI juga ditunjuk oleh APRACA sebagai salah satu
APRACA Centers of Excellence (ACEs) khususnya di
bidangretail and unit banking (microfinance).
Di tahun 2010, sekurangnya 185 VVIP dari 23 institusi luar
negeri telah mengikuti kegiatan IVP yang dilaksanakan
oleh MIC BRI. Institusi tersebut antara lain Churchill
Foundation, Ford Foundation, ADB Consultant,
Yale University, National Bank of Ethiopia, Nigerian
Investment Promotion Commission, RUFIP (Rural Finance
Intermediation Program) Ethiopia, PKSF (Palli Karma
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
31/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. 103
PRAKATA
PROFILPERUSA
HAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
A
NAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANA
JEMEN
Dalam rangka mendukung berbagai program pemasaran di atas serta memotivasi setiappekerja jajaran Bisnis Mikro untuk berprestasi dan memberikan hasil kerja terbaik bagi BRI,
manajemen BRI menetapkan rewardprogram yang bernama Program Penghargaan BRI
Unit (PPBU). PPBU disusun agar pemberian penghargaan bersifat komprehensif dan dapat
mengakomodasi berbagai kategori yang akan dikembangkan dalam rangka pemberian
penghargaan tersebut, sehingga aktifitas bisnis dan operasional BRI Unit akan dapat
dikembangkan dengan baik dan berkelanjutan.
Saya pribadi sebagai nasabah Bank BRImengucapkan terima kasih banyak atas bantuan
yang diberikan Bank BRI dalam promosi usaha dengan mengajak saya untuk mengikuti
pameran di luar negeri. Hal tersebut memotivasi saya ke depannya menjadi yang lebih baik di
era global ini, dimana Bank BRIdengan motonya Melayani Dengan Setulus Hati sudah saya
rasakan dimana Bank BRItelah melayani saya dengan setulus hati,jaya terusBank BRI,terima kasih...
I Kadek Septariana, pengrajin perhiasan perak Metro Silver
-
5/25/2018 Annual Report BRI 2010 - Laporan Akuisisi Agro (Page 95)
32/74
LAPORAN TAHUNAN 2010 | PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.104
PRAKATA
PROF
ILPERUSAHAAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
TATAKELOLAPERUSAHAAN
TANGGUNGJAWABSOSIALPERUSAHAAN
ANAKPERUSAHAAN
BRI2011
LAPORANKEUANGAN
ANALISISDANPEMBAHASANMANAJEMEN
BRI meraih Consumer Banking Excellence Award dalam 2
kategori produk simpanan, yaitu kategori The Best Saving
Account dan The Most Creative Consumer Banking
With Asset Up To 50 Trillion Rupiah dalam survey yang
diadakan oleh Majalah SWA & Synovate pada tahun 2010.
Tabungan BritAma JunioBritAma Junio adalah tabungan yang memiliki target pasar
khusus anak-anak yang berusia 17 tahun ke bawah,
namun seiring dengan meningkatnya permintaan akan
BritAma Junio, nasabah yang berusia di atas 17 tahunjuga dapat memiliki produk ini. Tujuan dari tabungan ini
adalah untuk memperkenalkan perbankan sejak dini
dan menanamkan rasa gemar menabung kepada anak.
BritAma Junio sangat menarik karena nasabah diberikan
BRI Card Private Label Limited Edition bergambar
karakter tokoh kartun idola anak-anak, yaitu Superman,
Tweety dan Tom and Jerry. Selain itu, nasabah BritAma
Junio mendapatkan fasilitas asuransi kecelakaan diri dan
diikutsertakan dalam program undian Untung Beliung
BritAma.
Untung Beliung BritAma
Undian berhadiah Untung Beliung BritAma (UBB)merupakan program customer retention/loyalty dan
acquisition Tabungan BritAma dalam rangka strategi
penghimpunan dana dan meningkatkan saldo Tabungan
BritAma. Program UBB ini telah dilaksanakan sebanyak
5 (lima) periode sejak tahun 2007 dan telah berhasil
meningkatkan awareness masyara