aplikasi evaporator
DESCRIPTION
tentang evaporatorTRANSCRIPT
TUGAS KHUSUSJUANG PRIHANTORO SETIAWAN
03111003040
PRINSIP KERJA DAN PERALATAN EVAPORATOR
Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan larutan yang mengandung zat yang sulit
menguap (non-volatile solute) dan pelarut yang mudah menguap (volatile solvent) dengan
cara menguapkan sebagian pelarutnya. Pelarut yang ditemui dalam sebagian besar sistem larutan
adalah air. Umumnya, dalam evaporasi, larutan pekat merupakan produk yang diinginkan,
sedangkan uapnya diembunkan dan dibuang. Sebagai contoh adalah pemekatan larutan susu,
sebelum dibuat menjadi susu bubuk. Beberapa sistem evaporasi bertujuan untuk mengambil air
pelarutnya, misalnya dalam unit desalinasi air laut untuk mengambil air tawarnya. Evaporasi
berbeda dengan distilasi, dalam hal uap yang dihasilkan biasanya merupakan komponen tunggal
bahkan jika uapnya adalah multikomponen, tidak ada usaha untuk memurnikan uapnya menjadi
fraksi-fraksi komponen penyusunnya.
Tinjau kasus pembuatan susu bubuk dan susu cair encer. Proses ini pada dasarnya
adalah operasi pengurangan kandungan air. Selama proses, sifat larutan mengalami
perubahan drastis, dan larutan susu encer menjadi larutan pekat dan akhirnya menjadi
padat/serbuk. Keseluruhan proses tersebut sulit dilakukan ekonomis dengan hanya
menggunakan satu alat saja, sehingga diperlukan beberapa tahapan proses dengan
menggunakan peralatan yang berbeda.
Pada industri susu bubuk, dua tahapan proses yang umum digunakan adalah
evaporasi dan pengeringan (dying).
Evaporator :
1. Memproses cairan encer sampai menjadi cairan pekat (untuk industri susu sampai kadar
padatan sekitar 50%).
2. Proses ini dibatasi oleh kekentalan cairan ataupun kemungkinan terjadinya
pengendapan karena larutan terlalu pekat.
3. Kebutuhan panas untuk penguapan air relatif lebih sedikit.
Dryer :
1. Bisa memproses sampai kadar air padatan sangat rendah dan produk bisa berupa
padatan, jadi bisa memproses cairan maupun padatan.
2. Kebutuhan panas relatif besar, biaya penguapan air dengan dryer kira-kira 9x
biaya penguapan air dengan evaporator.
Oleh karena itu, pada industri susu bubuk, pada tahap pertama digunakan evaporator
(yang lebih murah biaya penguapannya) sampai dihasilkan larutan pekat. Tahap berikutnya
digunakan dryer memperoleh susu bubuk. Untuk menghemat biaya operasi, perlu
diusahakan, pada tahap pertama (yaitu evaporasi) sebanyak mungkin air diuapkan.
PRINSIP KERJA EVAPORATOR
Prinsip kerja pemekatan larutan dengan evaporasi didasarkan pada perbedaan titik
didih yang sangat besar antara zat-zat yang yang terlarut dengan pelarutnya. Pada industri
susu, titik didih normal air (sebagai pelarut susu) 100°C, sedang padatan susu praktis tidak bisa
menguap. Jadi, dengan menguapnya air dan tidak menguapnya padatan, akan diperoleh
larutan yang makin pekat.
Perlu diperhatikan bahwa titik didih cairan murni dipengaruhi oleh tekanan. Makin tinggi
tekanan, maka titik didih juga semakin tinggi. Hubungan antara titik didih dengan tekanan
uapnya dapat dirumuskan dengan persamaan Antoine :
Untuk air : A = 6,96681; B = 1668,21; C= 228, dimana Po dalam cmHg dan t dalam oC
Titik didih larutan yang mengandung zat yang sulit menguap akan tergantung pada
tekanan dan kadar zat tersebut. Pada tekanan yang sama, makin tinggi kadar zat, makin
tinggi titik didih larutannya. Beda antara titik didih larutan dengan titik didih pelarut
murninya disebut kenaikkan titik didih (boillng point rise).
Dalam evaporator, terjadi 3 proses penting :
1. Transfer panas
2. Penguapan (transfer massa)
3. Pemisahan uap dan cairan
Penguapan umumnya berlangsung cepat, sehingga tidak mengontrol kecepatan
keseluruhan proses. Penguapan cairan pada evaporator ukuran standar sudah dirancang oleh
manufacturer sedemikian rupa sehingga untuk jumlah penguapan dalam evaporator tersebut,
pemisahan uap-cairan sudah bisa berjalan dengan baik. Jadi untuk perhitungan/perancangan
evaporator (bentuk standar), yang perlu diperhatikan hanyalah kecepatan transfer panasnya.
Untuk perhitungan kecepatan transfer panas, diperlukan hitungan neraca massa dan neraca
panas.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan evaporator antara lain:
1. Makin cepat gerakan fluida dalam evaporator, makin besar nilai koefisien transfer
panas, sehingga kecepatan transfer panasnya juga semakin tinggi.
2. Kadar zat terlarut makin tinggi, biasanya viskositas larutan semakin tinggi. Hal ini
mengakibatkan koefisien transfer massa menurun sehingga memperlambat transfer
panas. Disamping itu, jika kekentalan makin tinggi, kadar lokal padatan disuatu
titik dalam evaporator bisa terlalu tinggi sehingga dapat mengakibatkan kerusakan
padatan (jika padatan sensitif terhadap panas), atau pemadatan lokal.
3. Pada evaporator dengan konveksi alami (natural convection) dimana gerak fluida
diakibatkan oleh beda suhu, maka koefisien transfer panas dipengaruhi oleh beda suhu,
semakin tinggi nilai koefisien transfer panas.
4. Gerakan yang baik dari fluida perlu dijaga. Gerakan fluida selain akan
meningkatkan transfer panas, juga dapat mencegah terjadinya konsentrasi atau suhu
lokal yang terlalu tmnggi, yang bisa mengakibatkan kerusakan padatan atau
pemadatan.
5. Faktor-faktor yang mendorong terjadinya endapan perlu dicegah.
6. Untuk bahan yang sensitif terhadap panas (mudah rusak pada suhu tinggi), maka suhu
evaporasi diusahakan rendah dengan cara menurunkan tekanan operasi. Disamping
itu, waktu tinggal bahan dalam evaporator dijaga jangan terlalu lama.
7. Energi terbesar pada evaporator adalah untuk penguapan (panas penguapan nilainya
sangat besar dibandingkan dengan panas sensibelnya, sehingga usaha-usaha
penghematan panas perlu dilakukan. Salah satu caranya adalah dengan
memanfaatkan uap yang timbul sebagai pemanas evaporator.
JENIS-JENIS EVAPORATOR
1. Horizontal Tube Evaporator
Horizontal Tube Evaporator merupakan evaporator yang paling klasik dan sederhana.
Evaporator ini banyak digunakan untuk keperluan-keperluan kecil dengan teknologi sederhana.
Fitur :
1. Tidak memberikan kondisi untuk terjadinya sirkulasi/aliran cairan, sehingga koefisien
transfer panas rendah yang menjadikan perpindahn panas menjadi tidak efisien.
2. Pengendapan kerak terjadi diluar pipa, sehingga sulit untuk dibersihkan. Konstruksi alat
harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bundel pipa bisa dikeluarkan untuk
dibersihkan.
2. Basket Evaporator
Fitur :
1. Sirkulasi/aliran cairan bisa berjalan dengan panas akibat konveksi alami (natural
convection) besar, menjadikan transfer panas cukup efisien.
2. Sirkulasi aliran terjadi secara alami (natural circulation) karena adanya beda antara
cairan yang berada diluar pipa dengan cairan yang ada didalam pipa. Pengendapan
kerak terjadi didalam pipa, sehingga lebih mudah untuk dibersihkan.
3. Standard Vertical-Tube Evaporator
Pada alat ini, cairan mengalir dalam pipa sedangkan steam pemanas mengalir
dalam shell. Cairan dalam tabung mendidih, uap yang timbul bergerak keatas dengan
membawa cairan. Sirkulasi aliran dalam pipa terjadi karena beda rapat massa yang terjadi
karena perbedaan fasa campuran uap-cair dengan yang diluar pipa (cair). Diatas pipa terdapat
ruang uap yang berfungsi untuk memisahkan cairan dengan uap. Uap akan menuju lubang
pengeluaran diatas, sedangkan cairan jatuh kebawah melewati saluran ada ditengah bejana, dan
kembali bersirkulasi masuk pipa (natural convection) berjalan baik sehingga transfer panas
lebih efisien. Kerak dan endapan terbentuk didalam pipa, sehingga lebih mudah untuk
dibersihkan. Adanya sirkulasi menyebabkan cairan berkali-kali kontak dengan permukaan
pemanas. Hal kurang baik untuk bahan-bahan yang tidak tahan terhadap panas, misalnya:
susu, juice dan berbagai dairy product.
4. Long Tube Vertical Evaporator
Untuk memperbesar kecepatan sirkulasi perpindahan panas makin tinggi, pipa aliran
cairan, setelah masuk ruang uap untuk dipisahkan dengan uap yang terbentuk, kembali
kebawah melalui pipa diluar evaporator. Keuntungan evaporator ini koefisien transfer panas
karena sirkulasi alami (natural circulation) lebih besar, sehingga transfer panas bisa lebih
efisien. Kerugiannya, jumlah cairan yang menguap setiap pass sangat besar (karena pipa
panjang) sehingga konsentrasi lokal dimulut pipa cairan dalam evaporator tidak homogen,
karena adanya perbedaan suhu dan konsentrasi padatan local. Hal ini dapat menyebabkan
kristalisasi/pembentukan gel pada pipa, sehingga bisa mengganggu sirkulasi aliran.
5. Stirred, Discontinuous Evaporator
Evaporator jenis ini digunakan untuk menyiapkan larutan dengan viskositas tinggi
atau bahkan pasta atau pulpy. Pemanas dapat dialirkan dalam koil ( internal heating), jaket
pada shell (external heating) (sumber: Sattler and Feindt, 1995, Thermal Separation
Processes).
6. Direct Contact Evaporator
Pada alat ini, cairan berkontak langsung dengan gas pemanas. Koefisien transfer panas
sangat besar. Ruang didalam tabung ditengah berfungsi untuk pembakaran. Evaporator ini
digunakan untuk cairan yang sangat kental, bahkan slurry. Pemakalan panas kembali sulit
dilakukan.
7. Agitated Film Evaporator
Evaporator berbentuk tabung (shell) vertikal atau horizontal, dengan pemanas diluar
tabung. Pada sumbu tabung terdapat batang yang dapat diputar, yang dilengkapi dengan
sirip-sirip. Pada vertical agitated fllm evaporator, saat batang berputar, cairan bergerak
kebawah akan terlempar ketepi tabung (bagian panas) karena putaran sirip. Cairan ditepi
tabung akan terpental kembali ketengah tabung. Pada bagian atas tabung disediakan ruang
untuk pemisahan uap cairan. Transfer panas berjalan dengan sangat efisien. Problem
penyumbatan dankonsentrasi local yang tinggi dapat teratasi. Agitated film evaporator
dirancang untuk larutan yang sangat kental (viskositas tinggi) atau untuk memproduksi
padatan. Meskipun demikian, alat ini mahal, rasinya tinggi (karena perlu tenaga pengadukan).
PEMILIHAN JENIS EVAPORATOR
Pemilihan jenis evaporator setidak-tidaknya harus memperhatikan factor-faktor berikut:
a. Kapasitas produksi yang disyaratkan (throughput requirea)
b. Viskositas umpan dan kenaikkan viskositas selama penguapan
c. Produk yang diinginkan: padatan, slurry atau larutan
d. Sensitivitas bahan/produk terhadap panas
e. Apakah larutan yang diproses
f. Apakah larutan dapat menimbulkan busa (foaming)