apresiasi-sastra-samawa
TRANSCRIPT
PENDEKATAN APRESIASI SASTRA SAMAWA1.1 Pendekatan Apresiasi LawasPendekatan dalam apresiasi sastra dapat ditentukan oleh tujuan terhadap apa yang
akan diapresiasikan dalam teks sastra tersebut. Pendekatan apresiasi sastra terproses lewat kegiatan memahami atau memaknai sebuah karya sastra. Proses memahami atau memaknai suatu karya sastra dapat dilakukan dengan beberapa pendekatan antara lain :
1.1.1. Pendekatan ParafrasePendekatan parafrase adalah proses pendekatan apresiasi karya sastra dengan
menyederhanakan kata atau kalimat dalam karya sastra sehingga dapat lebih mudah dipahami. Pendekatan parafrase dapat juga dilakukan dengan cara mengubah bentuk suatu karya sastra ke dalam bentuk paragraf dengan mengungkapkan kembali gagasan paragraf dengan kata-kata atau kalimat yang berbeda.
Dasar – dasar pendekatan parafrase :a. Gagasan yang sama dapat disampaikan dengan cara yang berbedab. Penggunaan simbol-simbol yang konotatif dalam karya sastrac. Kata-kata dan kalimat dalam karya sastra banyak yang mengalami pelepasanContoh :
Na jina rampak beling noKau kemang tanda balitBiasa gugir no balit
Parafrase :Na jina rampak mu beling no, kudrat kau nan sawai biasa rusak no poka jangka.Kata Konotasi :* Kemang : Bunga ( simbol bunga biasanya diibaratkan dengan wanita)* Tanda balit : Tanda musim panas* Kemang tanda balit : Bunga pada musim panas, dimana masa suburnya hampir sirna atau hilang.* Biasa gugir no balit : Biasanya gugur atau mati sebelum dipetik.Jadi kemang tanda balit dan gugir no balit dapat diartikan seperti seorang wanita (gadis) yang sudah melampaui masa produktifnya.
Makna Lawas : Janganlah terlalu mudah dan cepat menolak cintanya laki-laki karena sesungguhnya kudrat wanita tercipta untuk laki-laki, apalagi usianya yang sudah agak tua ( menjelang masa nonproduktif).
Ku tokal ling boa lawangKu tulang olat saminsiRenung kayu rapang kau
Parafrase : Ku tokal pang boa lawang, ku coba mo samolang mata, ku gita tu sawai balong jenang (rupa).
Kata konotasi : Renung kayu rapang kau* Renung : Pohon kapas yang sangat indah bentuknya* Kayu : Kayu ( pohon )* Renung kau rapang kau : Seorang wanita yang memiliki bentuk fisik yang sangat sempurna.
Makna :Seorang laki-laki yang melihat wanita yang memiliki bentuk fisik sangat indah.
Apa ampo ya mu buyaBuin ada dalam baleBosan mu jarip mu paning
Parafra : Apa ampo ya mu buya, sarea rasate boe mo ada pang ta, kaleng mu guna bae si.
Kata Konotasi : 1. Buin ada dalam bale 2. Bosan mu jarip mu paning
* Buin : Sumur kecil yang melambangkan kemakmuran, kesejahteraan dan kekayaan.
* Bale : Rumah* Buin dalam bale : Menggambarkan kemakmuran, kesejahteraan dan kekayaan yang dimiliki sebuah keluarga.* Bosan mu jarip mu paning : Kekayaan tersebut dapat digunakan atau dimanfaatkan sepuas-puasnya.
Makna : Apalagi yang kita butuhkan atau inginkan, semuanya sudah ada dan terpenuhi, tinggal kita menggunakan sesuai dengan kehendak dan kebutuhan kita.
1.1.2. Pendekatan EmotifPendekatan emotif adalah pendekatan apresiasi karya sastra dengan cara
menemukan unsur- unsur yang mengajuk emosi dan perasaan pembaca.Dasar- dasar pendekatan emotif :1. Karya sastra hadir untuk dinikmati, memberi hiburan dan kesenangan2. Menemukan wujud keindahan dalam karya sastraPendekatan emotif dapat diterapkan untuk mengapresiasi lawas yakni dengan
menemukan kata-kata atau kalimat – kalimat yang dapat membangkitkan emosi dan perasaan pembaca. Pada lawas, kata- kata atau kalimat-kalimat yang mengajuk emosi umumnya berada pada baris kedua dan ketiga dari struktur lawas tersebut.
ContohSai sate nyaman mateLaga mo rembit sambayangLema nyaman nyawa lalo
Dalam lawas di atas, kata atau kalimat yang menggugah emosi berada pada baris kedua dan ketiga yakni “Laga mo rembit sambayang” dan “Lema nyaman nyawa lalo”. Kata atau kalimat “Lema mo rembit sambayang” menggungkapkan makna “mari mendirikan atau melaksanakan sholat”, sedangkan “ Lema nyaman nyawa lalo” bermakna agar nyawa atau roh mudah terlepas dari raga pada saat menghadapi sakratul maut nantinya.
Jadi makna dari lawas di atas adalah siapa saja yang mengharapkan kematian dan ridho Allah swt maka marilah mendirikan dan melaksanakan sholat agar nyawa (roh) kita mudah terlepas dan mendapat tempat yang layak di sisi Allah swt.
Niat ku rabale paraBuya senap nyaman ateAnak sholeh jadi amal
Kalimat yang menggugah emosi pada lawas di atas yakni “Buya senap nyaman ate” yang berarti mencari ketenteraman hati dan “Anak sholeh jadi amal” berarti anak yang sholeh akan menjadi amal bagi kedua orang tuanya. Jadi makna keseluruhan lawas di atas adalah bahwa niat utama orang berkeluarga untuk
mencari kebahagian dan ketentraman hati serta memperoleh keturunan yang sholeh dan soleha dunia dan akhirat.
Ma tu kenang tanang tendrangTurit palajar tu lokaInsyaallah bahagia
Kalimat yang mengajuk emosi pada lawas di atas “ Turit Palajar Tu Loka” yang berarti mengikuti, mendengarkan dan melaksanakan nasihat orang tua, Insyaallah bahagia dunia akhirat. Jadi makna lawas di atas adalah marilah kita berpikir dengan jernih untuk mengikuti, mendengarkan dan melaksanakan nasihat dari orang tua maka insyaallah kita akan hidup bahagia dunia akhirat.
1.1.3. Pendekatan analisisPendekatan analisis adalah pendekatan apresiasi karya sastra demgam cara
membedah dan memahami unsur-unsur atau elemen-elemen yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur yang membangun karya sastra terbagi atas dua yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrensik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membentuk karya sastra dari dalam karya itu sendiri seperti tema, alur, amanat, bahasa, setting dan sebagainya. Unsur Ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar karya karya sastra tersebut seperti latar belakang pengarang, politik, budaya, agama, dan debagainya.
Dasar - dasar pendekatan analisis1. Karya sastra terbentuk dari unsur-unsur2. Setiap elemen mempunyai fungsinya sendiri dalam suatu karya sastra3. Elemen-elemen dalam suatu karya sastra harus disikapi sebagai satu kesatuanContoh :
Ka mu ete anak tau → sebab, tujuanNa rapang kembo parana → akibat, syaratBilu sendi kena mangkar → akibat, syarat
Struktur lawas di atas terdiri atas tiga baris. Umumnya pada lawas baris pertama mengandung makna denotasi dan merupakan sebab sedangkan pada baris kedua dan ketiga mengandung makna konotasi dan merupakan akibat atau syarat (perumpamaan atau simbolis). Namun ketiga baris tersebut merupakan bagian isi dari keseluruhan makna lawas.
Pendekatan analisis merupakan pendekatan apresiasi suatu karya sastra dengan cara memahami, mendalami unsur-unsur yang membentuk karya sastra tersebut seperti :
1. Makna lawas → makna lawas di atas adalah seorang suami yang baik dan bertanggung jawab ialah seorang yang dapat menjaga dan melindunggi istrinya. Janganlah ringan tangan hanya karena kesalahan-kesalahan kecil yang diperbuat oleh istri.
2. Pesan Lawas → pesan dalam lawas umumnya tersirat pada baris kedua dan ketiga yakni sayangi dan hargailah istrimu seperti engkau menghargai dan menyayangi dirimu sendiri atau janganlah kau samakan istrimu seperti kerbau kerapan, salah sedikit langsung dipukul.
3. Tema lawas → tema lawas di atas adalah “ Sikap suami terhadap istri”Sai sate nyaman telas → sebab, tujuanLaga baguru pangeto → akibat, syaratLema salamat parana → akibat, syarat
Lawas di atas mengusung tema yang sangat mendalam yakni pendidikan atau menuntut ilmu. Tema tersebut tersirat pada baris kedua “Laga baguru pangeto” yang berarti marilah menuntut ilmu, kemudian didukung oleh baris pertama dan ketiga yang merupakan dampak dari menuntut ilmu yakni mencapai ketenteraman dan kesejahteraan hidup dunia dan akhirat.
Selain tema, makna yang terkandung dalam lawas di atas juga sangat mendalam. Pengarang dengan kata-katanya yang singkat dan padat dapat menyampaikan makna yang sangat luas. Diantaranya bahwa siapa-siapa yang ingin mendapat kenyamanan, kemakmuran, ketentraman, kesejahteraan dan keselamatan dunia dan akhirat maka tuntutlah ilmu setinggi mungkin.
Penggunaan bahasa yang khas dan lugas pada lawas tersebut juga seolah-olah mempertegas amanat atau pesan kepada pembaca agar dapat menuntut ilmu setinggi mungkin.
1.1.4. Pendekatan sosiopsikologisPendekatan sosiopsikologis merupakan pendekatan :a. Berusaha memahami latar belakang kehidupan sosial budaya pada saat karya
sastra diciptakanb. Berusaha memahami latar belakang kehidupan masyarakat pada saat karya
sastra diciptakanc. Berusaha memahami sikap pengarang terhadap lingkungannya ataupun zaman
saat karya sastra diciptakan.Dasar pendekatan sosiopsikologis adalah karya sastra tidak dapat dipahami secara
lengkap apabila terpisah dari lingkungan atau kebudayaannya.Contoh :
O sarea rama peno Adat sapuan baradatMa tu tutir ka budaya Katawa rena mupakatLuk pola tau samawa Boat rea bau angkat
Sapuan ana gilae Tau sawai batemanPeno ragi peno macam Tau salaki batepongLuk cara saling sakiki Nan cara tu samawa
Boat sapuan samawaRabangkat rena raboatPola we gila tu tani
Lawas merupakan salah satu bentuk karya sastra Sumbawa yang bersifat anonim yang tersebar dan berkembang dari mulut ke mulut masyarakat pemakainya. Melalui lawas masyarakat Sumbawa menyampaikan dan mengungkapkan maksud, tujuan dan sikap terhadap suatu objek atau masalah. rasa sedih, gembira, suka, ataupun duka dapat juga diungkapkan melalui lawas.
Lawas di atas merupakan suatu rangkaian yang menggambarkan tentang budaya masyarakat Sumbawa dalam bidang pertanian dan kemasyarakatan. Bertani merupakan mata pencaharian umunnya masyarakat Sumbawa. Dalam bidang pertanian masyarakat Sumbawa adalah masyarakat yang memilki sikap tolong menolong, gotong royong dan pekerja keras. Hal ini tergambar dalam lawas pertama dan kedua.
Sapuan ana gilae
Peno ragi peno macamLuk cara saling sakiki
Budaya tolong menolong dan gotong royong dari dahulu hingga sekarang sudah terpatri dalam diri masyarakat Sumbawa. Banyak cara dan bentuk masyarakat Sumbawa dalam mengaplikasikan sikap tolong menolong. Dalam bidang pertanian dikenal dengan istilah “Barajak” atau “Basiru” yang dilakukan pada saat membajak sawah, menanam padi maupun pada saat panen atau kegiatan-kegiatan sejenis lainnya.
Boat sapuan anaRabangkat rena raboatPola we gila tu tani
Dalam bidang pertanian, masyarakat Sumbawa adalah pekerja keras, ulet dan tekun. Para petani dapat mengerjakan pekerjaan dalam satu waktu secara bersamaan “ sambil menyelam minum air” seperti tertuang dalam lawas “ Rabangkat rena raboat” membuat pematang sambil membajak sawah.
Adat sapuan baradatKatawa rena mupakatBoat rea bau angkat
Lawas di atas menggambarkan kepada kita bahwa selain tolong menolong, masyarakat Sumbawa juga mengenal azas musyawarah untuk mufakat. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Sumbawa sangat menghargai pendapat dan perbedaan pendapat antar sesama sesuai dengan bunyi lawas “ Katawa rena mufakat”, “Boat rea bau angkat”, berarti sambil bergurau, santai dan tertawa kata mufakat dapat tercapai untuk menyelesaikan masalah sebesar apapun.
Tau sawai batemanTau salaki batepongNan luk carat au Samawa
Lawas tersebut menggambarkan tata cara berpakaian masyarakat Sumbawa yakni bahwa perempuan dan laki-laki menggunakan sarung yang menandakan kesopanan dalam berpakaian.
Basukat tau Samawa Mula ano tama mo boat
Samula kaling bajajak Pangantan maris tu bada
Tendris lalo bakatoan Teris ya satama kengkam
Katoan no ko purang lin Kareng nyorong sia e
Samanta ko tu basempu Lalo antat soan lemar
Lema nyaman saling jatu I mung ke sarea riri
Bendru mole bakatoan Nyorong iring ke rabana
Saleng jatu mo tu loka Kemas kemo tu barantat
Luk sasopo karante Nan nya adat tau Samawa
Benru sopo mo karante Jira nyorong sia e
Kareng lalo mo saputis Pangantan teris tu odak
Saputis luk bowat iwit Bacaya mara bulan les
Bendru jira mo saputis Dapat mo leng ada wajip
Ada mo waya tu boat Penghulu datang basanika
Pangantan kemas kamoyang Nan palajar Rasulullah
Benru waya mo basaiEte tokal bo kawadeImung ke kemas kamoyang
Tata cara upacara perkawinan dalam masyarakat Sumbawa tergambar dalam lawas di atas. Lawas di atas merupakan satu kesatuan utuh yang menggambarkan proses upacara perkawinan masyarakat Sumbawa dimulai dari “ Bajajak” (menjajaki), kemudian “Bakatoan” (melamar), setelah lamaran dari pihak laki-laki diterima, kemudian “basaputis” (bermufakat mengenai biaya upacara perkawinan antar kedua belah pihak), kemudian dilanjutkan dengan “Nyorong” (penyerahan mahar dari pihak laki-laki ke pihak perempuan), “Nikah” (ijab kabul), dan “ Basai” (upacara resepsi).
Berdasarkan lawas – lawas di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Sumbawa adalah masyarakat :
a. Memiliki pola pikir ilmiah dan teliti, hal ini tergambar dari proses-proses perkawinan dimana sebelum mengambil keputusan terlebih dahulu meneliti dan menjajaki objeknya.
b. Masyarakat Sumbawa adalah masyarakat yang menghargai sesama dan menjunjung tinggi sikap kebersamaan dan gotong royong
c. Masyarakat Sumbawa adalah masyarakat yang menjunjung tinggi azas musyawarah untuk mufakat.
1.1.5. Pendekatan didaktisPendekatan didaktis adalah pendekatan apresiasi karya sastra dengan cara
memahami gagasan, tanggapan evaluatif dan sikap pengarang terhadap kehidupan.Sai tu bungkak sakolahJarang jina bakalako
Mara kayu mate manang
Sai no roa sakolah Mara palangan tu butaRoa lantar batu batang
Lawas di atas menggambarkan pandangan masyarakat Sumbawa dalam bidang pendidikan. Masyarakat Sumbawa menganggap bahwa pendidikan sangat penting bagi setiap manusia. Orang-orang yang lalai terhadap sekolah (ilmu) diibaratkan “ Mara kayu mate manang” atau “Mara palangan tu buta”, artinya :
a. Orang yang tidak berpendidikan atau tidak berilmu sama artinya dengan orang yang hidup tetapi seolah-olah sudah mati.
b. Orang yang tidak berilmu adalah orang yang tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun orang lain
c. Orang yang tidak berilmu adalah orang yang tidak akan dapat mencapai kesuksesan hidup dunia dan akhirat
d. Orang yang tidak berilmu adalah orang yang tidak memiliki arah dan tujuan hidup seperti orang buta.
Sesal dosa ka tu boatNa ke angan mu ramalikMuntu ajal no po datang
Nesal rena eneng ampinAku diri rango salaNan po lamin ya tarima
Yatarima si leng NeneLamin benar tutu ateAmpo ajal no po sekat
Adapun pandangan masyarakat Sumbawa yang tertuang dalam lawas tersebut adalah :
a. Mengakui dan bertobatlah atas dosa-dosa yang pernah kita perbuat sebelum ajal datang menjemput.
b. Bertaubatlah dengan sebenar-benarnya taubat maka insaallah Allah swt akan menerima taubat kita.
2.2. Pendekatan Apresiasi Ama SamawaAma adalah perumpamaan yang digunakan masyarakat Sumbawa untuk
menyampaikan perasaan dan isi hatinya dengan menggunakan bahasa-bahasa kias atau simbolik seperti rasa senang, sedih, jengkel, marah atau berkaitan dengan nilai-nilai dan sikap serta sifat manusia lainnya.
Dalam mengapresiasi ama samawa kita dapat menggunakan pendekatan isotopi. Pendekatan isotopi adalah pendekatan apresiasi karya sastra dengan mengelompokkan kata-kata atau kalimat-kalimat ke dalam isotop-isotop sejenis dan menentukan makna yang sebenarnya dari kata-kata kias yang digunakan dalam ama tersebut.
A. Ama yang menggunakan bentuk dan sifat tumbuhanContoh :
1. Rabetis yam rebong katuntangIsotop manusia :* Rabetis = BetisIsotop tumbuhan :* Rebong katuntang = tunas bambu atau anak bambu yang masih mudaMaknanya adalah orang yang memiliki bentuk betis yang indah seperti tunas bambu yang masih muda.
2. Yam kalong ka tu bokekIsotop tumbuhan :* Kalong ka tu bokek artinya batang pisang yang dikupas* Maknanya : seseorang yang memiliki bentuk tubuh yang indah, putih, mulus tanpa cacat sedikitpun seperti patang pohon pisang yang dikupas kulit luarnya.
3. Yam oras air ola potoIsotop : * Air = bambu* Oras ola poto = menarik bambu dari ujung* Makna : Mengajak kerja orang yang sangat malas dan tidak mau bekerja seperti menarik bamboo dari ujungnya.
4. Idung mata yam ara kasepitIsotop manusia :* Idung = hidung * Mata = mataIsotop tumbuhan :* Ara = tumbuhan * Kasepit = terjepit*Maknanya : orang yang memiliki bentuk muka yang sangat jelek.
5. Yam rebu nat ling gulungIsotop Tumbuhan : * Rebu = rumputIsotop benda :* Gulung = benda yang digunakan para petani untuk meratakan tanah ketika
membajak sawah.
B. Ama yang menggunakan bentuk dan sifat hewan/binatang1. Yam bodok sio kuku
Isotop : * Bodok = kucing * Sio kuku = menyembunyikan kemampuannyaMakna : Orang yang menyembunyikan kemampuannya
2. Yam seda ne jaran tupangIsotop : * Seda = Bunyi *Ne = Kaki *Jaran = Kuda
* Tupang = BanyakMakna : Orang yang ketika berbicara sangat rebut dan gaduh kedengarannya.
3. Yam sifat ayam ngaramIsotop : * Ayam = Ayam *Ayam ngaram = Ayam yang sedang mengeram
Makna : Orang yang cepat marah ketika diganggu seperti sifat ayam yang sedang mengeram.
4. Yam kidat semit bariringIsotop : * Kidat = Jidat * Semit bariring = Semut berjejerMakna : Orang yang memiliki alis atau jidat yang sangat indah
5. Yam jaran kakan bokoIsotop : * Jaran = Kuda * Kakan boko = Makan bawaannya sendiriMakna : Orang yang memakan pemberian atau saudakahnya sendiri.
6. Yam palangan ular iwisIsotop : * Ular = Ular * Ular iwis = Ular sawah * Palangan = Cara jalanMakna : Orang yang sangat licik, berbahaya dan berbelit-belit.
C. Ama yang menggunakan bentuk dan sifat bendaContoh :
1. Yam seda guntir balitIsotop : * Seda = Bunyi * Guntir = Guntur * Balit = Musim panasMakna : Orang yang hanya mengeretak saja tetapi tidak berani melakukannya atau orang yang tidak berilmu seperti tong kosong nyaring bunyinya.
2. Yam minyak ulir godongIsotop : * Minyak = Minyak * Godong = Daun Makna : Orang-orang yang hubungannya sangat baik, dekat dan bersahabat.
3. Yam sira ka tu renamIsotop : * Sira = Garam * Sira ka tu renam = Garam yang direndamMakna : Orang yang mencari kabar berita tetapi tidak kembali lagi.
4. Yam api oramIsotop : * Oram = Sapu yang terbut dari jerami atau sejenisnya
* Api oram = Api yang cepat menyala tetapi cepat juga padamMakna : Orang yang memiliki semangat yang membara akan tetapi cepat putus asa.
5. Yam sira dadi diriIsotop : * Sira = Garam * Sira dadi diri = Garam yang terbentuk dengan sendirinya.Makna : Orang yang menyanjung dan memuji dirinya sendiri
D. Ama yang menggunakan bentuk dan sifat bagian-bagian tumbuhContoh :
1. Yam butu lantar kapukIsotop : * Butu = Penis * Kapuk = KapasMakna : Orang yang melakukan pekerjaan dengan tergesa –gesa.
2. Yam tai kalisuIsotop : * Tai = Tinja * Kalisu = Berputar pada tempatnyaMakna : Orang yang tidak pernah berubah atau memperoleh kemajuan dan perkembangan dalam pekerjaannya.
3. Yam tau bolang parangeIsotop : * Tau = Orang * Bolang = Buang * Parange = Sifat
Makna : Seperti orang yang ajalnya sudah dekat4. Yam boa tu sawai
Isotop : * Boa = Mulut * sawai = WanitaMakna : Laki –laki yang sifatnya seperti sifat wanita.
TEORI APRESIASI SASTRA SAMAWA
Teori apresiasi merupakan teknik atau cara meneliti, menelaah, memahami dan memaknai suatu karya sastra. Pemahaman terhadap suatu karya sastra dapat dilakukan dengan beberapa teori yakni teori semiotik, teori struktural dan teori resepsi.
1.1. Teori Apresiasi Lawas1.1.1. Teori semiotik
Kata semiotik berasal dari kata semeion yang berarti tanda. Teori semiotic adalah teori apresiasi karya sastra yang meneliti, memahami dan mempelajari berbagai objek, peristiwa atau seluruh kebudayaan sebagai tanda dan mengartikan tanda tersebut.
ContohNan sia olo panyayangNa mu sayang mara kemangMara me lema no bosan
Dalam lawas tersebut terdapat beberapa kata atau kalimat simbol yang perlu dimaknai untuk membantu kita memaknai maksud dari sebuah lawas yakni
Kemang = Bungga adalah tanaman yang memiliki bau harum yang karena waktu keharuman tersebut akan hilang.
Na mu sayang mara kemang = Janganlah mencintai seorang wanita seperti mencintai bunga sebab setelah harumnya hilang akan dibuang.
Me = Nasi merupakan makanan pokok yang akan tatap dibutuhkan oleh manusia sampai kapanpun
Mara me lema no bosan = Cintailah wanita tersebut seperti nasi, sebab sampai kapanpun kita akan tetap memerlukannya dan menggunakannya.
Makna lawas : Bila engkau mencintai dan menyayanggi wanita janganlah engkau mencintai seperti kembang sebab setelah habis harumnya akan dibuang tetapi cintailah seperti nasi, sampai kapanpun kita tidak akan bosan dan akan tetap membutuhkannya.
Bua ku kamata kauPapar mara tomat BaliBokong mara pona Mantar
Kata atau kalimat simbolik dalam kalimat di atas adalah : Tomat = Tomat adalah buah yang bentuknya padat dan kenyal serta warnanya
skemerah-merahan yang dapat memikat hati. Papar mara tomat Bali = Keindahan pipi seorang wanita yang padat, kenyal
dan berisi seperti buah tomat bali Pona = Buah labu yang bentuknya agak bundar dan berisi Bokong mara pona Mantar = Keindahan pinggul seorang wanita yang padat
dan berisi sepertin buah labu.
Makna lawas : Seorang laki-laki yang tertarik terhadap kemolekan dan keindahan tubuh seorang wanita .
Ku tulang parana kauMara bulan buntar subuhSelam ku kamata rua
Kata dan kalimat simbolik : Bulan buntar = Bulan purnama yang memiliki bentuk yang sangat indah dan
penuh dengan cahaya Mara bulan buntar subuh = Kecantikan seorang wanita yang diibaratkan
seperti bulan buntar subuh.Makna lawas : Kekaguman terhadap keindahan dan kecantikan tubuh seorang
gadis diumpamakan bulan purnama yang memilki bentuk dan cahaya yang indah sehingga tidak bosan untuk dilihat dan dipandang.
1.1.2. Teori strukturalTeori struktural adalah teori apresiasi karya sastra berdasarkan struktur dan unsur-
unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsur yang membangun karya sastra terbagi atas dua yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam karya itu sendiri. Unsur ekstrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar karya sastra.
Dasar- dasar pemikiran teori struktural adalah a. Karya sastra dipahami dalam dirinya sendirib. Pemahaman karya sastra berdasarkan penafsiran struktur suatu karyac. Aturan-aturan dalam karya sastra bersifat universal dan objektifd. Menekankan pada keseluruhan relasi antara berbagai unsur tekse. Unsur-unsur karya sastra memperoleh artinya hanya di dalam relasi, unsur-
unsur secara berdiri sendiri tidaklah penting.
Contoh Panyayang sia ko andiNgamir mara api oramSakejap ilang mo mengas
Lawas tersebut menggambarkan ide dan sikap romantis masyarakat Sumbawa terhadap suatu objek. Penggunaan kata-kata atau kalimat-kalimat singkat yang bersifat klise dan simbolis tidaklah membatasi ungkapan makna lawas tersebut tetapi justeru menambah substansi dan luasnya penggambaran makna yang dikandungnya. Pendeskripsian tema tidaklah diutarakan secara langsung, tetapi diungkapkan melalui perumpamaan yang memiliki kemiripan bentuk dan sifat terhadap masalah atau objek yang diangkat seperti “ Ngamir mara api oram” atau “Sakejap ilang mo mengas”.
Kalimat-kalimat tersebut menggambarkan kepada kita bahwa janganlah menyayanggi dan mencintai seseorang seperti membakar sapu yang terbuat dari bahan jerami atau sejenisnya sebab cahayanya akan cepat hilang dan sirna.
Amanat yang ingin disampaikan melalui lawas tersebut sangatlah mendalam seperti yang tertuang dalan kalimat kedua dan ketiga dari lawas yakni
Cintailah dan sayanggilah pasanganmu seperti engkau mencintai dirimu sendiri
Janganlah engkau mencintai hanya karena kecantikannya saja sebab ketika kecantikannya sirna maka rasa cinta itu pun akan sirna tetapi cintailah dengan sesungguhnya cinta.
Untuk memahami makna yang terungkap dalam lawas tersebut maka diperlukan wawasan yang luas dari seorang pembaca terutama kemampuan memaknai kata-kata simbolik yang terdapat dalam lawas tersebut karena sesungguhnya makna dan pesan dari lawas tersebut tersurat di dalam kata-kata simbol tersebut. Pemaknaan terhadap kata simbol tersebut dapat dilakukan dengan cara memaknai bentuk dan fungsi kata tersebut dan dikaitkan dengan reslitas kehidupan kita sehari-hari.
Adapun nilai yang sangat menonjol dalam lawas tersebut adalah nilai estetika dan nilai kasih sayang. Nilai estetika dapat dilihat dari penggunaan kalimat-kalimat klise atau simbol sebagai sarana penggungkapan ide yang berdanfak pada keluasan dan ambiguitas makna. Nilai kasih saying yang disampaikan adalah bahwa mencintai, dicantai dan kasih saying adalah wujud penghargaan terhadap sesama manusia maupun makhluk hidup lainnya, untuk itu jagalah dan peliharalah rasa tersebut.
Secara umum lawas tersebut cukup baik. Perpaduan unsur-unsur dalam karya sudah dapat diterapkan seperti penggunaan bahasa sebagai pengungkapan ide dan pesan. Lawas tersebut juga memikat dan penuh dengan muatan nilai-nilai yang dapat direnungkan dan diterjemahkan lebih mendalam.
Belo ola belo turetRuris ola ruris turitLema bakompal pangeto
Lamin ada mo pangetoMana mu lalo lempat letPangeto dadi balanya
Pendidikan ta sia eKatokal tu bentuk jiwaLema dadi bangsa balong
Penggambaran pentingnya pendidikan dalam masyarakat Sumawa tercermin dalam tema lawas yakni “ Pendidikan adalah kunci sukses kebahagian hidup dunia dan akhirat”. Penguraian tema terkandung dalam setiap bait lawas seperti “ Lema bakumpul pangeto” ( pentingnya menuntut ilmu), “Pangeto dadi balanya” (ilmu sebagai bekal hidup), “ Lema dadi bangsa balong” (terbentuknya bangsa yang maju dan makmur).
Adapun amanat yangtertuang dalam lawas di atas adalah Tuntutlah ilmu sampai ajal menjemput karena sesungguhnya ilmu dapat
menjadi bekal kebahagian hidup dunia dan akhirat Bangsa yang bermartabat adalah bangsa yang berilmu Kemakmuran suatu bangsa tercermin dari kualitas pendidikan bangsa itu
sendiri
Ditinjau dari struktur penyusunan lawas, masyarakat sumbawa merupakan masyarakat yang berpikir logis dan terstruktur, dimana penerapan penalaran telah terkonsep dengan sistematis yang diawali dari ulasan umum pada baris pertama dan kedua kemudian dipertegas pada baris ketiga.
Muatan nilai yang tertuang dalam lawas tersebut adalah nilai pendidkan dan nilai budaya. Nilai pendidikannya adalah pentingnya ilmu bagi setip individu sebagai modal dasar pencapaian kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Nilai budayanya, secara tidak langsung memberikan gambaran kepada kita bahwa masyarakat Sumbawa sejak dahulu merupakan masyarakat pemikir dan menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.
1.1.3. Teori resepsiTeori resepsi adalah teori apresiasi karya sastra yang menekankan kepada peran
pembaca dalam menginterpretasikan suatu karya sastra.Dasar- dasar pemikiran teori repetisi adalaha. Pembaca adalah subjek yang memberikan makna dan nilai suatu cipta sastra
berdasarkan interpretasinya.b. Tanpa peran pembaca, karya sastra hanya sebuah artefak.c. Kata berbeda dalam interpretasi karya sastra disebabkan pembaca membaca
karya sastra berbeda.d. Pembacalah yang menerapkan kode yang ditulis penyair.e. Karya sastra ibarat orkestra yang selalu memberikan kesempatan kepada
pembaca untuk menghadirkan resonansi yang baru yang membebaskan teks dari belenggu bahasa dan menciptakan konteks yang dapat diterima pembaca masa kini.
Contoh Na jina rampak beling noKau kemang tanda balitBiasa gugir no balit
Lawas di atas mengandung penafsiran makna yang berbeda tergantung pemahaman dan wawasan yang dimiliki pembaca. Penafsiran makna kalimat “ Kemang tanda balit” dan “ Gugir no balit” dapat melebihi satu penafsiran makna diantaranya adalah
1. “Kemang tanda balit” dapat berarti wanita yang sudah agak usur usianya ataupun berkaitan dengan kondisi wanita itu sendiri yang mengalami pembatasan masa subur.
2. “Biasa guger no balit” dapat diartikan Teori repetisi beranggapan bahwa penafsiran terhadap karya sastra tidaklah sing –
masing. mutlak tetapi relative artinya tergantung penafsiran dan wawasan dari pembaca ma
Teori Apresiasi Ama SamawaAma samawa adalah ungkapan yang menggunakan sifat dan bentuk benda,
tumbuhan, manusia, maupun hewan untuk menyampaikan pikiran, ide dan maksud terhadap suatu objek atau masalah. Ama samawa merupakan ungkapan yang menggunakan simbol atau tanda sebagai sarana pengungkapan maksud. Untuk
mempermudah pemahaman terhadap simbol tersebut dapat menggunakan teori semiotika. Teori semiotika adalah teori apresiasi karya sastra dengan mendalami dan memaknai simbo-simbol tersebut.
Contoh1. Yam kalong ka tu bokek
Kata simbol : Kalong = Batang pisang Kalong ka tu bokek = Batang pisang yang dikupas sampai terlihat lapisan
putihnya.Simbol “ kalong ka tu bokek” diumpamakan dengan wanita cantik yang memiliki bentuk fisik yang ramping dan warna kulit yang putih.
2. Yam asu boka otakKata simbolik* Asu = anjing * Asu boka otak = Anjing yang terluka kepalanyaSimbol “ Asu boka otak” diibaratkan dengan sifat manusia yang tidak bisa
diam dan selalu berjalan kesana kemari atau manusia yang tidak memiliki pendirian.3. Yam palangan ular iwis
* Ular iwis = Ular sawah, ular adalah salah satu binatang yang berbahaya, diibaratkan manusia yang jahat
* Palangan ular iwis = Cara jalan ular yang berliku-liku atau berkelok-kelok seperti manusia yang memiliki sifat yang licik dan berbahaya
Makna “ Yam palangan ular iwis” adalah manusia yang memiliki sifat yang licik dan berbahaya.
AMA SAMAWA
A
Ama
Ada sio ada daki
Ajar bote ntek kayu
Ai mata yam ai ka tu bolang
Ada tai tikis
Yam asu boka otak
Yam api oram
Yam asu lela nisung
Arti
= Ada usaha ada hasil.
= Mengajari orang yang sudah mahir.
= Mengeluarkan banyak air mata
= Ada campuran barang yang tidak sah
atau tidak halal.
= Orang yang tidak punya tempat tinggal
yang tetap atau tidak punya pendirian
= Orang yang hanya memiliki hasrat dan
keinginan yang tinggi tetapi hanya
sementara.
= Orang yang tidak memiliki mata
pencaharian yang tetap.
B
Ama
Batili ke silaguri sapuin
Bilin api bao puntuk
Batata bulan satangal
Bakidat semit bariring
Beli tuna dalam ai
Barari lantar tiang langke
Bakarante no gita bungkak angkang
Balengan timung tu porat
Baridung bawang sajulu
Basawal ola anak
Beang sajengkal ete sadepa
Yam berang sala mata
Yam bote lontak ola
Yam bote bau balang
Yam bodok sio kuku
Yam bawi bakat biya mantal
Yam butu lantar kapuk
Arti
= Bersembunyi pada tempat yang mudah
terlihat.
= Orang yang meninggalkan pekerjaannya
yang belum selesai.
= Orang yang memiliki dahi yang sangat
indah.
= Orang yang memiliki dahi yang indah
= Membeli barang yang belum jelas
kualitasnya.
= Berusaha tanpa perhitunggan
= Berbicara tanpa memikirkan perasaan
orang lain.
= Orang yang memiliki lengan yang indah.
= orang yang memiliki hidung yang indah.
= Menjual barang lebih murah dari harga
pasar atau harga beli.
= Diberikan sedikit mengambil banyak atau
diberi kesempatan kesempatan sekali ingin
berkali-kali.
= Orang yang tergesa-gesa.
= Orang yang tergesa-gesa dan ketakutan.
= Orang ingin mendapatkan semua yang
diinginkannya tetapi akhirnya tidak
memperoleh apa-apa.
= Orang yang menyembunyikan
kelebihannya.
= Orang yang selalu mencari lawan
berkelahi atau merasa diri jagoan.
= Orang yang tergesa-gesa dalam
melakukan pekerjaannya.
DAma
Dadi jaran boko lane
Dadi jarum polak mata
Dadi roro buras
Do awan ke tana
Arti
= Lain orang yang bekerja, lain yang
menikmati hasilnya.
= Orang yang menjadi penghubung atau
pereantara yang mendapatkan hasilnyanya.
= Menjadi sampah masyarakat karena ulah
dari perbuatanya yang buruk.
= Terlalu jauh perbedaan dari keduanya
dari segala aspek.
EAma
Ete range teruk mata
Ete sipat jaran belo
Ete sipat ayam ngaram
Arti
= Orang yang mengambil resiko atau beban
karena keinginan sendiri.
= Orang yang tidak dapat setia dengan satu
pasangan.
= Orang yang tidak bisa diganggu dan
cepat marah.
GAma Arti
Yam gagak parari tolang = Orang yang berpenampilan tidak serasi
dengan orangnya.
IAma
Idung mata yam serusu
Idung mata yam asu mate nereng
Idung mata yang ara kasepit
Ingo tu satowe mata
Arti
= Orang yang raut mukanya cemberut
seperti orang yang marah.
= Orang yang memiliki paras yang kurang
cantik.
= Parasnya jelek dan gepeng.
= Orang yang kurang mempedulikan orang
lain.
JAma
Jangka seka ling pangkali
Jual sira lako kuris
Yam jaran kakan boko
Arti
= Hubungan atau perkawinnanya berakhir
hanya oleh kematian.
= Menjual barang ke tempat pruduksi
barang tersebut.
= Orang yang makan pemberiannya
sendiri.
K
Ama
Keru ai mangan pupit
Kakan Palesa bukal
Kareng tolang ke lenong
Kareng tolang ke entit
Ka maong sio daki
Karantenya nan no tu bau amat kerat
Kam mo rik tana tegeng
Kalisu yang tai dalam tiu
Kam mo salampe tali
Kam motong surat
Kam pernah tebok ai lit
Yam kalong ka tu bokek
Kareng bulan kea no, ade nonda pang
dalam bale
Kakan poteng masak sapetang
Arti
= Mengambil kesempatan dalam
kesempitan.
= Memakan makanan sisa orang lain.
= Orang yang bentuk fisiknya sangat kurus.
= Orang yang sangat kurus
= Hasil usahanya sendiri
= Pembicaraannya tidak dapat dipercaya.
= Orang yang sudah berhasil sehingga lupa
akan asal usulnya.
= Orang atau keadaan yang tidak ada
penyelesaiannya karena kembali kepada
keadaan semula.
= Sudah menyerah atau mengalah.
= Orang Yang sudah tidak ada harapan lagi
untuk menikah.
= Orang yang sudah mengarungi samudra
atau orang yang memiliki wawasan yang
luas.
= Wanita yang sangat cantik
= Orang yang sangat kaya.
= Mati mendadak karena minum racun
yang sangat ganas.
L
Ama
Lis uti tama rentek
Luris todo
Lantar turang teba
Lamin karowe kamit no si nyelam
Arti
= Orang yang memilki kemampuan yang
sama.
= Orang yang terlalu jujur.
= Orang yang sangat tergesa-gesa tanpa
perhitungan.
= Yang benar pasti akan menang atau
keturunan orang baik pasti akan baik.
MAma
Mara sengo guntir mole
Mate ular lepang
Mole ko puntuk lading kong
Marasa surit udang
Yam mayung tama desa
Yam mata dangkong
Yam minyak ulir godong
Muntu ntek layang
Arti
= Orang yang sedih saat pulang
= Orang yang meninggala tanpa sebab
musabab dan mayatnya kurang dihargai.
= Orang yang kembali kepada orang yang
semula tidak disukai.
= Orang yang mengalah namun ragu-ragu.
= Seperti orang kampung masuk kota
= Orang yang tatapan matanya sangat
tajam.
= Dua orang atau lebih yang hubungannya
sangat erat.
Sedang mujur atau sedang banyak rejeki
N
Ama
Nonda au sanikan
Nonda adal
No tu beang elar no batisu
No roa tu bakati asu
Nonda bodok no roa jangan
Na empang ai balangan
Ngalugu guntir balit
Ngalugu guntir teri ujan
Ntin yang bage ka tu gerik
No kena ling oram panyapu
Nonda seda sening saneng
No to ling kuku kolo
No to rua rapo katabang
Nonda jeruk masam satowe
Nya sapu nya sarupat
No to sabgka ate
Arti
= Orang yang miskin
= Orang yang melakukan perbuatan atau
pekerjaan seperti mencuri tidak ketahuan
dan kelihatan bekasnya.
= Orang yang kalau tidak diminta berbuat
tidak akan melakukannya atau orang yang
tidak memiliki inisiatif.
= Jangan berguyon atau mencela
berlebihan sebab akan mengakibatkan
perkelahian.
= Tidak ada manusia yang tidak senang
dengan keindahan atau sesuatu yang
bermanfaat bagi dirinya.
= Jangan melawan kekuasaan atau atasan.
= Orang yang banyak bicara ttetapi miskin
ilmu.
= Orang yang perkataannya sesuai dengan
perbuatannya.
= Orang yang sangat takut
= Orang yang tidak masuk dalam hitungan.
= Keadaan atau suasana yang sangat sepi.
= Perbuatannya tidak diketahui oleh orang
lain.
= Orang yang mencintai orang lain tanpa
pandang bulu tanpa mengghiraukan
kekerabatan.
= Tidak ada cinta yang sepihak
= Dia yang memperbaiki, dia juga yang
merusakkannya.
= Orang yang tidak bisa mengambil hati
OAma
Oras air ola poto
Arti
= Mengajak bekerja orang yang scangat
malas.
PAma
Pamuya yam mangan gergaji
Pare ela
Parasa diri pang bao angin
Yam palangan ular iwis
Yam palangan kebo karong
Yam pio adang adal
Arti
= Orang yang sangat rakus dan serakah
= Orang yang perkataannya didengar oleh
orang lain (sangat disegani atau dihormati)
= Orang yang sombong karena merasa
memiliki kekuasaan dan kekayaan.
= Orang yang sangat berbahaya
= Orang yang merasa dirinya kuat dan
berani.
= Penantian yang sangat lama
R
Ama
Rabetis rebong katuntang
Reski bukal no si ete ling gagak
Rempong air sapurang
Rabeang ims kiri no to ling ima kanan
Rowe tau tunung desa
Rabokong tulang sakudi
Roso rempak kita
Yam rebu nat ling gulung
Ramata din kayu bemang kabalik
Arti
= Orang atau wanita yang memiliki betis
yang indah
= Setiap orang sudah memiliki reski
masing-masing.
= Perkawinan antara dua orang laki-laki
atau lebih dengan wanita yang bersaudara.
= Memberikan atau bersedekah dengan
ikhlas tanpa mengharapkan pujian.
= Keturunan orang yang suka membuat
keributan atau perkelahian.
= Waniti yang memiliki pantat yang indah
= Menganggap remeh orang lain atau
kurang ertika.
= Orang yang sudah tidak berdaya lagi.
= Wanita yang memiliki mata yang indah
S
Ama
Sio otak tangkela burit
Sama ke tutama ko boa balo
Sala sat kena samentang
Sala ua sala kena
Sa sai bodok ke rarity
Sameleng macan tunung
Salemat berang beru
Sa sai suir ke buir
Sit cabe padang balolo
Satili ke silaguri sapuin
Sempit rarit ola bodok
Sorong sangkiri betak sangkanan
Sarusak bale para tau
Satama diri ko turang teba
Sowe kere angkang
Yam sira ka tu renam
Arti
= Orang yang tidak dapat lagi
menyembunyikan kesalahannya.
= Sama artinya dengan kita mengantar
nyawa kepada musuh
= Salah satu dapat yang satu atau ditolak
wanita yang pertama mendapat wanita
yang kedua.
= Bepergian tanpa memikirkan waktu yang
tepat.
= Membiarkan laki-laki dan wanita dalam
satu tempat.
= Membangkitkan atau melawan orang
yang memiliki kekuatan dan kekuasaan.
= Mencuba ilmu yang baru dipelajari.
= Mencampuradukkan masalah atau
sesuatu yang sulah jelas perbedaannya.
= Orang yang melakukan perbuatan jahat
langsung mendapatkan balasannya.
= Sembunyi di tempat yang mudah dilihat
orang lain.
= Mengirim barang atau pesan melalui
orang yang tidak dapat dipercaya atau
melaui musuh.
= Ada uang ada barang
= Merusak ketentyraman rumah tangga
orang lain.
= Tinggal dan bergaul dengan orang yang
jahat.
= Membuka aibnya sendiri
= Orang yang tidak ada kabar berita lagi
T
Ama
Tili sira no basa
Turin samuru ntek samuru
Teruk tipar galang
Tekik pa kiri, ngering pa kanan
Tau ramangan bingkung
Telas pang bao otak dengan
Tutit kudung, numpu katumpak
Tekan tonang bureng, yam garosong turis
Yam tai kalisu
Yam tau bolang parange
Yam tu balangan bao berang
Yam tikis sowan oram
Yam tu sakakan kayu basa
Arti
= Orang yang menyembunyikan
kesalahannya atau kekurangannya.
= Perjalanan yang sangat jauh dan
melelahkan.
= Membicarakan wanita yang sudah
berkeluarga.
= Menyakiti atau membuka aib keluarga
sendiri.
= Orang yang hanya mencari keuntunggan
dsirinya sendiri tanta memikirkan orang
lain.
= Orang yang hidup diatas penderitaan
orang lain.
= Mengejar pendapatan/ keuntungan yang
sedikit hilang yang lebih banyak.
= Orang yang memakai perhiasan yang
berlebihan seperti perhiasan pada kerbau
saat kerapan kerbau.
= Orang yang bingung.
= Orang yang bersifat tidak seperti
biasanya seolah –olah akan meninggal.
= Orang yang melalui jalan yang sangat
berbahaya.
= Orang yang tidak bisa merawat diri atau
orang yang ketakutan.
= Orang yang sulit menerima nasihat atau
pelajaran dari orang lain ( bodoh dan
malas)
U
Ama
Usaha nya masih balangan teri
Usaha nya luncup yang anak tulup
Ulat sira nan po bau batemung untung tau
nan
Ungkap batangkap no batumpan ke sanak
salaki
Ujan ano baranak bote
Arti
= Usahanya atau pekerjaannya masih
belum mapan
= Usahanya berkembang dengan cepat dan
lancer.
= Orang tersebut tidak ada kemungkinan
untuk berjodoh.
= Orang yang tidak rukun dengan
keluarganya sendiri.
= Orang yang hanya gertakan atau
bicaranya saja tetapi tidak ada realisasinya
atau kenyataannya.
W
Ama
Waktu turin tawer
Arti
Waktu permulaan turun hujan
Y
Ama
Ya timal umak rampek ban
Arti
Sebagai modal atau bekal memjelak
sakratul maut.