artikel fixx

21
ARTIKEL TEORI PEMBENTUKAN BUMI DAN LEMPENGAN BENUA “Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evolusi” Disusun Oleh : Kelompok 6 1. Alfat Agustian 2. Shofwatu Nabila 3. Yopi Haryandi JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Upload: alfat-agustian

Post on 01-Feb-2016

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas evolusi

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Fixx

ARTIKEL TEORI PEMBENTUKAN BUMI DAN

LEMPENGAN BENUA

“Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evolusi”

Disusun Oleh :

Kelompok 6

1. Alfat Agustian

2. Shofwatu Nabila

3. Yopi Haryandi

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2015

Page 2: Artikel Fixx

PENDAHULUAN

Agar kita dapat lebih menghayati dan mendalami sifat sifat yang terkandung dalam bumi, maka perlu disimak juga sedikit perihal bagaimana terjadinya bumi ini. Untuk tujuan itu kita akan mengawalinya dengan melihat kedudukan bumi ini dari sudut yang lebih luas dan besar; yakni dengan menempatkan bumi ini sebagai bagian dari Tata Surya. Kemudian beralih ke bagian-bagian yang lebih kecil dan rinci, yaitu bahan-bahan pembentuknya, dan dari sini kita melangkah mengungkapkan bentuk dan bangunnya, proses dan peristiwa-peristiwa besar yang terjadi dan menimpa bumi seperti pembentukan batuan, pengikisan permukaan bumi, pembentukan pegunungan dan lain sebagainya.

SEJARAH PEMBENTUKAN BUMI

1. Masa Prakambrium

Bumi berdasarkan pengetahuan terbaru dibentuk pada 4560 Ma (million years ago)

Kambrium dimulai pada 542 Ma (Geologic Time Scale 2004 – Gradstein et al., 2004). Maka,

pra-Kambrium berlangsung dari 4560542 Ma, atau meliputi sekitar 7/8 sejarah Bumi.

Sungguhpun demikian, betapa sedikitnya pengetahuan kita tentangnya. Kurun Fanerozoikum

(Phanerozoic) 542 Ma-sekarang adalah kurun biostratigrafi, dimulai dengan melimpahnya

fosil akibat Cambrian Explosion terus sampai ke zaman Kenozoikum. Pembagiannya ke

dalam masa, zaman, kala, dan tingkat (stage, pembagian internasional) adalah didasarkan

kepada biostratigrafi. Sementara itu, pembagian waktu pra-Kambrium didasarkan kepada

geokronometri isotop-isotop radioaktif pada mineral, batuan, dan kerak yang ditemui. Bisa

dipahami sebab kehidupan pada pra-Kambrium sangat minimal dan baru berkembang. Zaman

pra-kambrium terbagi dua masa yaitu :

1.1 Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)

Masa Arkeozoikum (Arkean) artinya Masa Kehidupan Purba, yang terjadi antara 4500

- 2500 juta tahun yang lalu. Arkeozoikum adalah suatu eon geologi sebelum Proterozoikum

yang berakhir 2500 juta tahun yang lalu. Bersama dengan masa Proterozoikum, masa

Arkeozoikum dikenal sebagai masa pra-kambrium.

Batas ini tidak ditentukan secara stratigrafi melainkan secara kronometri. Titik awal

masa ini tidak secara resmi diakui oleh International Commission on Stratigraphy, tapi

biasanya dianggap berlangsung sejak 3800 juta tahun yang lalu, di akhir eon Hadean.

Arkeozoikum (Arkean) terdiri dari empat era, berturut-turut dari yang paling awal: Eoarkean,

Paleoarkean, Mesoarkean, dan Neoarkean.

Zaman Arkeozoikum merupakan masa awal pembentukan batuan kerak bumi yang

kemudian berkembang menjadi protokontinen. Jadi kerak bumi terbentuk setelah pendinginan

bagian tepi dari “balon bumi” (bakal calon bumi). Plate tectonic / Lempeng tektonik yang

menyebabkan gempa itu terbentuk pada masa ini. Lingkungan hidup masa itu tentunya mirip

dengan lingkungan disekitar mata-air panas.

Batuan masa ini ditemukan di beberapa bagian dunia yang lazim disebut kraton /

perisai benua. Batuan tertua tercatat berumur kira-kira 3.800.000.000 tahun. Masa ini juga

merupakan awal terbentuknya Indrorfer dan Atmosfer serta awal muncul kehidupan primitif

Page 3: Artikel Fixx

di dalam samudera berupa mikro-organisma (bakteri dan ganggang). Fosil tertua yang telah

ditemukan adalah fosil Stromatolit dan Cyanobacteria dengan umur kira-kira 3.500.000.000

tahun.

1.2 Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 290 juta tahun lalu)

Proterozoikum artinya masa kehidupan awal. Masa Proterozoikum merupakan awal

terbentuknya hidrosfer dan atmosfer. Pada masa ini kehidupan mulai berkembang dari

organisme bersel tunggal menjadi bersel banyak (enkaryotes dan prokaryotes). Menjelang

akhir masa ini organisme lebih kompleks, jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur,

cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai

fosil sejati pertama.Prakambrium adalah nama informal untuk eon-eon pada skala waktu geologi yang

terjadi sebelum eon Fanerozoikum saat ini. Periodenya dimulai dari pembentukan Bumi sekitar 4500 juta tahun yang lalu hingga evolusi hewan makroskopik bercangkang keras, yang menandai dimulainya Kambrium, periode pertama dari era pertama (Paleozoikum) eon Fanerozoikum, sekitar 542 juta tahun yang lalu. Umumnya Prakambrium dianggap terdiri dari eon Hadean, Arkean, dan Proterozoikum.

Sifat Batuan Pra-Kambrium

Batuan yang berumur Pra-Kambrium terutama terdiri dari batuan hablur, baik yng

merupakan magma maupun yang merupakan peleburan dan penghabluran kembali batuan

jenis lain akibat peristiwa metamorfisme. Pada batuan Pra-Kambrium strukturnya sudah

sangat komplek sehingga sangat sulit mengenal kembali peristiwa-peristiwa mana yang telah

berlangsung padanya.

Umur Batuan Pra-Kambrium

Alas batuan yang tertua yang mengandung fosil yang nyata yaitu batuan Kambrium

lebih kurang berumur 600-500 juta tahun. Karena kerak bumi menurut perhitungan berumur

4.500 juta tahun, maka batuan Pra-Kambrium telah mengalami sejarah selama kurang lebih

4.000 juta tahun atau 8 kali lebih tua dibandingkan dengan waktu pembentukan batuan yang

berfosil. Apabila batuan Kambrium telah banyak mengalami perubahan maka dapat

dibayangkan bagaimana hebatnya pengaruh perubahan yang telah dialami oleh batuan Pra-

Kambrium.

Pelamparan Batuan Pra-Kambrium

Batuan Pra-Kambrium tampak di muka bumi, di beberapa tempat yang sangat

terbatas. Pada umumnya daerah-daerah tersebut merupakan bagian pusat dari benua dengan

bentuk yang agak melingkar dengan permukaan sedikit cembung. Karena bentuk yang

demikian ini, maka inti Pra-Kambrium disebut pula sebagai perisai benua atau Kraton.

Makin jauh dari inti benua batuan Pra-Kambrium ini ditutupi oleh batuan yang lebih muda.

Akibat adanya torehan oleh sungai maka akan dapat dilihat dengan jelas susunan dan

hubungannya dengan batuan yang lebih muda.

Tempat-tempat di mana batuan yang berumur Pra-Kambrium dapat dilihat antara lain :

Page 4: Artikel Fixx

1. Grand Canyon, di daerah Arizona di Sungai Colorado di Amerika.

2. Perisai Kanada, di daerah Kanada sekitar Teluk Hudson.

3. Perisai Brasilia, di daerah Guyana sekitar Venezuela.

4. Perisai Afrika Pusat, di daerah pusat Benua Afrika.

5. Perisai Fenoskandia (Perisai Baltik), di daerah Finlandia, Swedia, negara-negara

Baltik.

6. Perisai Angara, di daerah Siberia dan Tiongkok Utara.

7. Perisai Gondwana, di daerah India yang meliputi hampir seluruh daerah selatan

lembah Indus-Gangga.

8. Perisai Sjan, di derah Tiongkok Tenggara dan Indocina.

9. Perisai Australia, di Benua Australia.

2. Masa Paleozoikum

Masa Paleozoikum terbagi menjadi 6 zaman, dan tiap-tiap zaman tersebut memiliki

ciri-ciri atau karakteristik, berikut uraiannya.

2.1 Zaman Kambrium (590-500 juta tahun yang lalu)

Munculnya hewan unvetebrata pertama kali

Seluruh kehidupan berada di lautan

Hewan zaman ini memiliki kerangka atau cangkang yang berfungsi sebagai

pelindung tubuhnya

Hewan yang hidup pada zaman ini yaitu coral, mollusca, brachiopoda, dan

trilobita

2.2 Zaman Ordovisium (500-440 juta tahun yang lalu)

Munculnya ikan tanpa rahang (vertebrata paling tua)

Dan hewan vertebrata yang lain seerti tetrakoral, graptholith, dan landak laut

Koral dan Alga membentuk gugusan batu karang dan tanaman laut sehingga

trilobit dan brachiopoda tumbuh dengan baik

Meluapnya samudera dari zaman es

2.3 Zaman Silur (440-410 juta tahun yang lalu)

Peralihan kehidupan dari kehidupan laut ke kehidupan darat

Muncul pertama kali Pterodophyta (tumbuhan paku)

Ikan berahang juga muncul pada zaman ini

Pembentukan deretan pegunungan mulai terbentuk dari skandinavia,

scotlandia dhingga pantai Amerika Utara

2.4 Zaman Devon (410-360 juta tahun yang lalu)

Page 5: Artikel Fixx

Perkembangan besar-besaran terhadap jenis ikan dan tumbuhan darat

Hewan amfibi berkembang menuju daratan

Tumbuhan darat tumbuh secara umum

Muncul serangga pertama kalinya

Samudera menyempit sementara, Benua Gondwana menutup Eropa, Amerika

Utara, dan Green Land

2.5 Zaman Karbon (360-290 juta tahun yang lalu)

Reptil muncul pertama kali, dan mampu bertelur di luar lingkungan air

Pohon pertama kalinya muncul, jamur, tumbuhan fern, tumbuh di rawa-rawa,

dan membentuk batu-bara seperti saat ini

Pada masa ini bumi terdiri dari satu super kontinen yaitu Pangea

Dibelahan utara bumi terjadi iklim tropis besar-besaran sehingga membentuk

daerah rawa sebagai tempat hidup tumbuhan, sekarang tersimpan sebagai

batubara

2.6 Zaman Permian (290-250 juta tahun yang lalu)

Jumlah reptil meningkat dan serangga modern muncul

Benua Pangea bergabung menjadi satu massa daratan

Lapisan Es menutup Amerika Selatan, Antartika, Australia, dan Afrika

membendung air dan menurunkan muka air laut

Zaman permian diakhiri dengan kepunahan massal

Trilobit, koral, dan ikan banyak yang punah

3. Masa Mesozoikum

Menurut pendapat para ahli, mesozoikum dapat diartikan sebagain berikut :1. M.K Tadjudin : Mesozoa / Mesozoikum adalah suatu masa yang dikaitkan

dengan  umur bumi. Masa ini berlangsung antara 205 – 135 juta tahun yang lalu. Secara harfiah mesozoikum berarti “umur pertengahan”. Masa ini disebut sebagai zaman “Gymnospermae” karena banyak dijumpai tumbuhan gymnospermae yang hidup pada masa ini.

2. Teuku Jacob : Masa mesozoikum berlangsung pada 225 – 65 juta tahun yang lalu. Masa ini terbagi menjadi zaman Trias, Jura, Creta. Masa ini disebut sebagai zaman “Gemilang Reptilia”. Mamalia, Aves, dan ikan mulai berkembang di masa ini, terutama ikan bertulang sejati (osteichthyes)

3. Dermawan Sumardi : Masa ini berlangsung pada 225 – 70 juta tahun yang lalu. Peran invertebrata mulai tergantikan oleh reptile. Pada masa itu laut banyak menggenangi daratan.

Page 6: Artikel Fixx

Berdasarkan pendapat para ahli tadi, dapat disimpulkan bahwa masa mesozoikum berlangsung dari 65 – 245 juta tahun yang lalu. Pada masa mesozoikum ini terbagi menjadi 3 zaman. Yaitu zaman Trias, Jura, Kapur. Kehidupan yang terjadi pada masa mesozoikum ini didominasi oleh reptil, baik itu dari darat, laut, maupun udara. Masing – masing zaman pada masa mesozoikum ini dicirikan dengan adanya kehidupan tertentu maupun peristiwa – peristiwa geologis khusus.

3.1 Zaman Trias          Zaman Trias berlangsung sejak 245 – 208 juta tahun yang lalu. Nama Trias diusulkan oleh F. von Alberti, seorang ahli geologi berkebangsaan jerman. Nama Trias diambil dari perkembangan endapan Mesozoikum yang didapat di cekungan Jerman, yang kemudian dianggap sebagai wilayah tipe untuk Sistem Trias, walaupun singkapan yang relatif lengkap dan banyak mengandung fosil justru didapatkan di Amerika bagian barat, Amerika bagian timur dan Kanada. Sistem Trias terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Trias Bawah, Trias Tengah, Trias Atas. Adapun pengertian dari 3 bagian tersebut adalah :

1.)    Trias Bawah :Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Buntsandsteinmerupakan seni sedimentasi yang terjadi di darat dan terdiri dari batu pasir, batu lempung, konglomerat dengan beberapa bagian terdapat sisipan endapan laguna. Warna seri sedimen tersebut dari merah cerah hingga lembayung.

2.)    Trias Tengah :

Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Muschelkamerupakan seni sedimentasi yang terjadi di laut yang mencapai ketebalan kurang lebih 200 m.

3.)    Trias Atas :Yang dikenal dengan nama setempat sebagai Keuper merupakan seni sedimen yang seluruhnya diendapkan di darat. Pada bagian alasnya terdiri dari dolomit dan gipsum yang merupakan endapan penguapan, yang diakhiri dengan batu pasir yang diendapkan di sungai dengan fosil tumbuh – tumbuhan yang menyerupai ekor kuda yang dikenal dengan nama setempat sebagai Schlifsandstein.

Perkembangan kehidupan pada zaman Trias menunjukkan banyak terjadi perubahan baik untuk jenis Fauna terutama untuk golongan Vertebrata maupun golongan Invertebrata. Golongan Invertebrata Pilum Brachiopoda dan Pilum Mollusca serta Pilum Arthropoda. Untuk Pilum Mollusca termasuk di antaranya dari Kelas Pelecypoda dan Kelas Cephalopoda sedang untuk Pilum Arthropoda khususnya yang termasuk Kelas Crustacea. Demikian pula untuk jenis flora menunjukan adanya perkembangan yang pesat. Untuk jenis Vertebrata khususnya yang termasuk Reptilia sudah mulai dikenalRutiodon (sebangsa Phytosaurus) yang mulai muncul semula hidup dalam lingkungan air kemudian mengadaptasikan diri hidup dalam lingkungan darat yang kemudian punah pada zaman ini. Selain itu yang mulai muncul pada zaman ini pula antara lain yang termasuk dinosaurus ialah Anchiasaurus,Cynognathus, Thrinacodon, placerias gigas, Inchtyosurus yang berkembang pada Zaman Trias dan punah pula pada akhir Zaman Trias.

Didasarkan atas fasiesnya Sistem Trias di Indonesia dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

Page 7: Artikel Fixx

1.)    Indonesia bagian barat : dengan macam fasies bermula dari fasies paralas, volkanik, laut, terutama berkembang sebagai batu gamping. Perkembanganya meliputi beberapa bagian dari Sumatra, Kalimantan (serta Malaya) dan pulau – pulau kecil di antara ketiga daerah tersebut.

2.) Indonesia bagian timur : dengan macam fasies seperti perkembangan di Indonesia bagian barat, hanya di tempat ini tidak dijumpai fasies volkanik, terutama berkembang sebagai batu gamping. Perkembanganya meliputi Sulawesi timur dan tenggara, pulau – pulau kecil di kepulauan Nusa Tenggara antara lain Pulau Roti, Pulau Timor, Pulau Leti, Pulau Tanimbar, Pulau Kei, Pulau Seram, Pulau Buru dan Pulau Buton.

Di Indonesia bagian timur pada zaman Trias terjadi peristiwa genang laut di bagian bawah umumnya terdiri dari batuan klastik yang berbutir kasar antara lain breksi, konglomerat yang kemudian diikuti dengan batu pasir, serpih yang mengandung bitumina yang kemudian diakhiri dengan napai dan batu gamping.

Dari Kesamaan Fasies batuan Trias di pulau – pulau Indonesia timur dapat ditarik kesimpulan bahwa pulau – pulau tersebut setidak – tidaknya pada Zaman Trias Atas termasuk dalam satu lingkungan sedientasi yang selalu mengalami penurunan atau dikatakan merupakan daerah pelamparan Geosinklin Banda. Geosinklin ini memanjang ke arah barat daya yang kemudian bersambung dengan Geosinklin Westralia sedang kea rah barat bersambung dengan Geosinklin danau.

3.2 Zaman JuraZaman Jura berlangsung sejak 208 – 145 juta tahun yang lalu. Nama Jura pertama kali

dipakai pada tahun 1799 oleh A. von. Humboldt seorang ahli geologi berkebangsaan Jerman. Penelitian secara intensif pada saat itu dilakukan di Inggris, walupun demikian maka nama sistem ini diambilkan dari nama Pegunungan Yura yang membentang dari Perancis sampai Swiss. Tempat inilah yang kemudian digunakan sebagai daerah tipe untuk sistem Yura.

Endapan Jura baik yang terjadi di laut mupun yang di darat banyak mengandung fosil. Untuk golongan Invertebrata diwakili oleh Pilum Coelenterata, Porifera, Echinodermata dan Mollusca.

Brontosaurus merupakan salah satu anggota dari Dinosaurus yang terbesar yang hidup dan pernah dijumpai dalam bentuk fosil di Amerika dan berkembang baik hingga zaman Jura. Dari kerangka yang telah berhasil direkontruksi jenis Brontosaurus mempunyai tubuh hingga 18 feet dengan panjang hingga 67 feet.

Archaeopteryx meruapakan burung yang pertama kali dikenal dalam sejarah. Burung ini memiliki ukuran sebesar burung gagak, fosilnya dijumpai pada batu gamping litographhi di daerah Solenhoven, Bavaria. Ichtyosaurusmerupakan reptile laut yang memiliki panjang tubuh 10 feet.

Endapan jura didapatkan baik di Indonesia barat maupun Indonesia Timur. Di Indonesia barat tidak banyak dijumpai endapan Jura. Adakemungkinan bahwa sebagian besar

Page 8: Artikel Fixx

daerah Indonesia barat pada zaman itu merupakan daratan sehingga tidak dimungkinkan terbentuknya endapan. Di Indonesia timur perkembangan endapan Jura relatif baik. Endapannya berkembang sebagai batu gamping dengan fosil Arnioceras.

Dengan memperhatikan tempat – tempat terdapatnya endapan Jura maka dapat diamnbil kesimpulan bahwa terdapat genang laut selama zaman Jura sehingga mengakibatkan seolah - olah Indonesia terbagi menjadi 3 bagian oleh palung Anambas, geosnklin Banda dan geosinklin Papua.

3.3 Zaman Kapur          Zaman kapur berlangsung semenjak 145-65 juta tahun yang lalu. Zaman kapur dicirikan oleh suatu daur pengendapan “susut laut – genang laut – susut laut”. Selama zaman kapur berkembang bermacam – macam kehidupan. Beberapa diantaranya merupakan kelanjutan dari zaman Jura disamping terdapat pengembangan kehidupan yang baru. Diantara jenis – jens yang mencirikan untuk jaman Kapur antara lain anggota dari Pilum Protozoa khususnya dari ordo Foraminifera, Pilum Coelenterata, Pilum Mollusca, dan pilum Arthropoda. Disamping itu terdapat pula perkembangan dari golongan vertebrata maupun jenis flora.

Tyrannosaurus Rex merupakan jenis dinosaurus pemangsa terbesar yang hidup pada jaman kapur, dinosaurus ini dapat berkembang dengan panjang tubuh mencapai 45 feet dan tinggi 20 feet. Elasmosaurusmerupakan golongan mamalia yang hidup di laut dan memiliki panjang antara 40 sampai 50 feet. Pterodon merupakan golongan reptil terbang yang memiliki bentang sayap 23 sampai 25 feet. Fosil dari Elasmosaurus danPterodon ditemukan di daerah Niobrara, Kansas, Amerika pada batu gamping.

Di Indonesia terdapta endapan-endapan yang jelas termasuk zaan kapur hanya terdapat di berbagai tempat yang terpencar. Di Indonesia bagian barat system kapur dicirikan oleh endapan klastik dengan fosil Orbitolina, meskipun fosil ini juga dijumpai pada sistem kapur yang ada di Indonesiabagian timur. Di Sumatera, di Bukit Garba, dimana di bagian bawah terdiri dari napal tufan, tufa, pilit dan marmer. Bagian atasnya terdiri dari batu rijang yang mengandung fosil Radiolaria.

Di jawa endapan yang berumur kapur telah diketahui dalam bentuk lensa-lensa batu gamping yang mengandung fosil Orbitolina terapit diantara lempung dan serpih. Endapan tersebut dijumpai di Lok Ulo, Karangsambung, selatan Banjarnegara, Jawa Tengah. Batu guling dengan fosil Orbitolina telah dijumpai dalam konglomerat Eose di Pegunungan Jiwo, selatan Klaten. Di tempat ini endapan kapur bertalian erat dengan batuan metamorf dan mungkin selaan-selaan di dalamnya.

Apabila ditinjau secara menyeluruh, karena genang laut yang terjadi pada Cenomanian mengakibatkan lautan di Indonesia menjadi lebih luas daripada zaman Jura. Daratan Philipina yang masih menjadi satu dengan daratan Papua pada waktu zaman Jura, sekarang .Sekarang oleh genang laut tersebut terbagi menjadi 2 daratan, yaitu daratan Philipina dan daratan Papua. Di bagian tenggara Indonesia, lautan menggenangi daratan bagian utara daratan Australia sehingga terjadi teluk-teluk. Pada waktu yang bersamaan maka Geosinklin Tasmania meluas ke arah utara jika dibandingkan dengan luas wilayahnya di zaman Jura.

Page 9: Artikel Fixx

4. Masa Konozoikum 1. Kala Paleosin (67 juta – 56,7 juta tahun yang lalu)

Awal munculnya pemakan rumput, primata, burung dan sebagian reptil. Kala ini ditandai dengan kegiatan magma secara intensif, busur lava yang besar dan hujan meteroid.

2. Kala Eosen (56,7 juta – 35,5 juta tahun yang lalu) Daerah Afrika menabrak daerah Eropa dan daerah India masih bergerak

menuju daerah Asia, mengangkat pegunungan Alpen dan pegunungan Himalaya. Tekanan antara benua membentuk cekungan samudra melebar yang menyebabkan permukaan air laut merendah.

3. Kala Oligasen (35,5 juta – 24 juta tahun yang lalu) Daratan kian lua, lautan menyempit, pergerakan kerak benua terjadi secara

luas di daerah Amerika dan daerah Eropa mulailah terbentuk pada kala Oligosen ini.

4. Kala Miosen (24 juta – 5 juta tahun yang lalu)Pada kala ini padang rumput semakin meluas, hutan semakin berkurang.

5. Kala Pliosen (5 juta – 1,8 juta tahun yang lalu) Sejumlah besar tumbuhan habis karena cuaca yang semakin dingin.

6. Kala Plestosen (1,8 juta – 0,01 juta tahun yang lalu) Kala ini dikenal sebagai zaman es karena pada zaman ini terjadi beberapa kali

Glasisasi. Pada zaman ini sebagian besar daerah Eropa, Amerika, Utara, Asia Utara ditutupi oleh es, begitu pula pegunungan Alpen, Himalaya dan Cherpathia, iklim bumi benar-benar lebih hangat.

TEORI PEMBENTUKAN BUMI

1. Hipotesa Nebula

Proses bagaimana terjadinya Bumi dan Tata Surya kita ini telah lama menjadi bahan

perdebatan diantara para ilmuwan. Banyak pemikiran-pemikiran yang telah dikemukakan

untuk menjelaskan terjadinya planit-planit yang menghuni Tata Surya kita ini. Salah satu

diantaranya yang merupakan gagasan bersama antara tiga orang ilmuwan yaitu, Immanuel

Kant, Pierre Marquis de Laplace. Agar kita dapat lebih menghayati dan memahami sifat-

sifat yang terkandung dan Helmholtz, adalah yang beranggapan adanya suatu bintang yang

berbentuk kabut raksasa dengan suhu yang tidak terlalu panas karena penyebarannya yang

sangat terpencar. Benda tersebut yang kemudian disebutnya sebagai awal-mula dari

MATAHARI, digambarkannya sebagai suatu benda (masa) yang bergaris tengah 2 bilyun mil

yang berada dalam keadaan berputar.

2. Hipotesa Planetisimal

Page 10: Artikel Fixx

Karena ternyata masih ada beberapa masalah yang berkaitan dengan kejadian-

kejadian didalam Tata Surya yang tidak berhasil dijelaskan dengan teori ini, maka muncul

teori-teori baru lainnya yang mencoba untuk memberikan gambaran yang lebih sempurna.

Salah satu nya adalah yang disebut dan dikenal sebagai teori Planetisimal yang dicetuskan

oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton. Teori ini mengemukakan adanya

suatu Bintang yang besar yang menyusup dan mendekati Matahari. Akibat dari gejala ini,

maka sebagian dari bahan yang membentuk Matahari akan terkoyak dan direnggut dari

peredarannya. Mereka berpendapat bahwa bumi kita ini terbentuk dari bahan-bahan yang

direnggut tersebut yang kemudian memisahkan diri dari Matahari. Sesudah itu masih ada

bermunculan teori-teori lainnya yang juga mencoba menjelaskan terjadinya planit-planit yang

mengitari Matahari. Tetapi rupanya kesemuanya itu lebih memfokuskan terhadap

pembentukan planit-planit itu sendiri saja tanpa mempedulikan bagaimana sebenarnya

Matahari itu sendiri terbentuk.

3. Hipotesa Pasang Surut Bintang

Hipotesa pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada

tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena mendekatnya bintang lain kepada matahari.

Keadaan yang hampir bertabrakan menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari

matahari dan bintang lain tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian

terkondensasi menjadi planet. Namun astronom Harold Jeffreys tahun 1929 membantah

bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak mungkin terjadi. Demikian pula astronom

Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesa tersebut.

4. Hipotesa Kondensasi

Hipotesa kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P.

Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesa kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya

terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.

5. Hipotesa Bintang Kembar

Hipotesa bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada

tahun 1956. Hipotesa mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang

yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan

serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi bintang yang tidak meledak

dan mulai mengelilinginya.

Sistem Tata Surya

Page 11: Artikel Fixx

Astronomi adalah ilmu yang mempelajari keadaan Tata Surya, dan mungkin merupakan ilmu

yang tertua di Bumi. Kaitannya terhadap bumi hanya terbatas kepada aspek bahwa bumi

merupakan bagian dari Tata Surya. Dari segi ilmu Astronomi, bumi kita ini hanya merupakan

suatu titik yang tidak penting dalam Tata surya dibandingkan dengan benda-benda lainnya.

Hasil pengamatan manusia mengenai Tata Surya ini yang terpenting adalah bahwasanya

gerak-gerik dari benda yang didalam Tata Surya itu mempunyai suatu keteraturan sehingga

daripadanya dapat digunakan untuk merekam waktu yang telah berlalu.

Sudah sejak lama orang percaya bahwa ia berada dalam suatu benda yang merupakan

inti daripada segala sesuatu yang diciptakan TUHAN. Namun sejak 3 ½ abad yang lalu kita

baru menyadari bahwa Bumi ini ternyata hanya merupakan sebagian kecil saja dari

KOSMOS, dan jauh sekali dari anggapan sebagai pusat dari segalanya. Sebenarnya bahwa

sejak 300 tahun terakhir ini kita memang telah banyak mendapatkan fakta-fakta tentang

bagaimana pola Tata Surya kita ini. Beberapa dari padanya adalah yang berhubungan dengan

ukuran-ukurannya, sedangkan keteraturan yang dapat diamati.

Susunan Interior Bumi

Susunan interior bumi dapat diketahui berdasarkan dari sifat sifat fisika bumi

(geofisika). Sebagaimana kita ketahui bahwa bumi mempunyai sifat-sifat fisik seperti

misalnya gaya tarik (gravitasi), kemagnetan, kelistrikan, merambatkan gelombang (seismik),

dan sifat fisika lainnya. Melalui sifat fisika bumi inilah para akhli geofisika mempelajari

susunan bumi, yaitu misalnya dengan metoda pengukuran gravitasi bumi (gaya tarik bumi),

sifat kemagnetan bumi, sifat penghantarkan arus listrik, dan sifat menghantarkan gelombang

seismik. Metoda seismik adalah salah satu metoda dalam ilmu geofisika yang mengukur sifat

rambat gelombang seismik yang menjalar di dalam bumi. Pada dasarnya gelombang seismik

dapat diurai menjadi gelombang Primer (P) atau gelombang Longitudinal dan gelombang

Sekunder (S) atau gelombang Transversal. Sifat rambat kedua jenis gelombang ini sangat

dipengaruhi oleh sifat dari material yang dilaluinya. Gelombang P dapat menjalar pada

material berfasa padat maupun cair, sedangkan gelombang S tidak dapat menjalar pada

materi yang berfasa cair. Perpedaan sifat rambat kedua jenis gelombang inilah yang dipakai

untuk mengetahui jenis material dari interior bumi.

Material dan Susunan Kulit Bumi

1. Selaput Batuan (Litosfir)

Litosfir atau bagian yang padat dari Bumi, berada dibawah Atmosfir dan Samudra.

Sebagian besar dari apa yang kita pelajari dan ketahui tentang bagian yang padat dari Bumi

Page 12: Artikel Fixx

ini, berasal dari apa yang dapat kita lihat dan raba diatas permukaan Bumi. Para ilmuwan

Ilmu Kebumian, umumnya berpendapat bahwa Bumi ini lahir pada saat yang bersamaan

dengan lahirnya MATAHARI beserta planit-planit lainnya, berasal dari awan yang berpusing

yang terdiri dari bahan-bahan berukuran debu, dan terjadi pada kurang lebih 5 hingga 6

milyar tahun yang lalu. Bahan-bahan tersebut kemudian saling mengikat diri, menyatu dan

membentuk Litosfir. Beberapa saat setelah Bumi kita ini terbentuk, terjadilah proses

pembentukan lelehan yang menempati bagian intinya. Lelehan tersebut kemudian mengalami

proses pemisahan, dimana unsur-unsur yang berat yang terutama terdiri dari besi dan nikel

akan mengendap, sedangkan yang ringan akan mengapung diatasnya. Sebagai akibat dari

proses pemisahan tersebut, maka Bumi ini menjadi tidak bersifat homogen, tetapi terdiri dari

beberapa lapisan konsentris yang mempunyai sifat-sifat fisik yang berbeda.

2. Selaput udara (Atmosfir)

Selaput atau lapisan udara ini sepintas nampaknya tidak mempunyai peranan yang

berarti terhadap lingkungan geologi. Sebenarnya fungsi dari Atmosfera adalah: (1).

merupakan media perantara untuk memindahkan air dari lautan melalui proses penguapan ke

daratan yang kemudian jatuh kembali sebagai hujan dan salju; (2). merupakan salah satu gaya

utama dalam proses pelapukan, dan ketiga bertindak sebagai pengatur khasanah kehidupan

dan suhu di atas permukaan bumi. Atmosfera disini berfungsi sebagai pelindung dari

permukaan bumi terhadap pancaran sinar ultra-violet yang tiba di atas permukaan bumi

dalam jumlah yang berlebihan.

3 Selaput air (Hidrosfir)

Menempati ruang mulai dari bagian atas atmosfir hingga menembus ke kedalaman 10

Km dibawah permukaan Bumi, yang terdiri dari samudra, gletser, sungai dan danau, uap air

dalam atmosfir dan air-tanah. Termasuk kedalam selaput ini adalah semua bentuk air yang

berada diatas dan didekat permukaan bumi, 97,2% air di bumi berada di laut dan samudra.

Tetapi mereka ini mudah untuk menguap dalam jumlah yang cukup besar utnuk selanjutnya

masuk kedalam atmosfera dan kemudian dijatuhkan kembali ke Bumi sebagai hujan dan

salju.

TEKTONIK LEMPENG

Page 13: Artikel Fixx

Sudah sejak lama para ahli kebumian meyakini bahwa benua-benua yang ada di muka

bumi ini sebenarnya tidaklah tetap di tempatnya, akan tetapi secara berlahan benua benua

tersebut bermigrasi di sepanjang bola bumi. Terpisahnya bagian daratan dari daratan asalnya

dapat membentuk suatu lautan yang baru dan dapat juga berakibat pada terjadinya proses

daur ulang lantai samudra kedalam interior bumi. Sifat mobilitas dari kerak bumi diketahui

dengan adanya gempabumi, aktifitas gunungapi dan pembentukan pegunungan (orogenesa).

Berdasarkan ilmu pengetahuan kebumian, teori yang menjelaskan mengenai bumi yang

dinamis (mobil) dikenal dengan Tektonik Lempeng.

1 Hipotesa Pengapungan Benua (Continental Drift)

Revolusi dalam ilmu pengetahuan kebumian sudah dimulai sejak awal abad ke 19,

yaitu ketika munculnya suatu pemikiran yang bersifat radikal pada kala itu dengan

mengajukan hipotesa tentang benua benua yang bersifat mobil yang ada di permukaan bumi.

Sebenarnya teori tektonik lempeng sudah muncul ketika gagasan mengenai hipotesa

Pengapungan Benua (Continental Drift).

Pada hakekatnya hipotesa pengapungan benua adalah suatu hipotesa yang

menganggap bahwa benua-benua yang ada saat ini dahulunya bersatu yang dikenal sebagai

super-kontinen yang bernama Pangaea. Super-kontinen Pangea ini diduga terbentuk pada 200

juta tahun yang lalu yang kemudian terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil

yang kemudian bermigrasi (drifted) ke posisi seperti saat ini. Bukti bukti tentang adanya

super-kontinen Pangaea pada 200 juta tahun yang lalu didukung oleh fakta fakta sebagai

berikut:

1. Kecocokan / kesamaan Garis Pantai

Adanya kecocokan garis pantai yang ada di benua Amerika Selatan bagian timur

dengan garis pantai benua Afrika bagian barat, dimana kedua garis pantai ini cocok dan

dapat dihimpitkan satu dengan lainnya (gambar 2.8). Wegener menduga bahwa benua

benua tersebut diatas pada awalnya adalah satu atas dasar kesamaan garis pantai. Atas

dasar inilah kemudian Wegener mencoba untuk mencocokan semua benua benua yang

ada di muka bumi.

Persebaran Fosil :

Diketemukannya fosil-fosil yang berasal dari binatang dan tumbuhan yang tersebar luas

dan terpisah di beberapa benua, seperti (gambar 2.9):

Page 14: Artikel Fixx

Fosil Cynognathus, suatu reptil yang hidup sekitar 240 juta tahun yang lalu dan

ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua Afrika.

Fosil Mesosaurus, suatu reptil yang hidup di danau air tawar dan sungai yang hidup

sekitar 260 juta tahun yang lalu, ditemukan di benua Amerika Selatan dan benua

Afrika.

Fosil Lystrosaurus, suatu reptil yang hidup di daratan sekitar 240 juta tahun yang lalu,

ditemukan di benua benua Afrika, India, dan Antartika.

Fosil Clossopteris, suatu tanaman yang hidup 260 juta tahun yang lalu, dijumpai di

benua benua Afrika, Amerika Selatan, India, Australia, dan Antartika.

2. Kesamaan Jenis Batuan :

Jalur pegunungan Appalachian yang berada di bagian timur benua Amerika Utara

dengan sebaran berarah timurlaut dan secara tiba-tiba menghilang di pantai

Newfoundlands. Pegunungan yang umurnya sama dengan pegunungan Appalachian juga

dijumpai di British Isles dan Scandinavia. Kedua pegunungan tersebut apabila diletakkan

pada lokasi sebelum terjadinya pemisahan / pengapungan, kedua pegunungan ini akan

membentuk suatu jalur pegunungan yang menerus.

Dengan cara mempersatukan kenampakan bentuk-bentuk geologi yang dipisahkan

oleh suatu lautan memang diperlukan, akan tetapi data data tersebut belum cukup untuk

membuktikan hipotesa pengapungan benua (continental drift). Dengan kata lain, jika

suatu benua telah mengalami pemisahan satu dan lainnya, maka mutlak diperlukan bukti-

bukti bahwa struktur geologi dan jenis batuan yang cocok/sesuai. Meskipun bukti-bukti

dari kenampakan geologinya cocok antara benua benua yang dipisahkan oleh lautan,

namun belum cukup untuk membuktikan bahwa daratan/benua tersebut telah mengalami

pengapungan.

3. Bukti Iklim Purba (Paleoclimatic) :

Para ahli kebumian juga telah mempelajari mengenai ilklim purba, dimana pada 250 juta

tahun yang lalu diketahui bahwa belahan bumi bagian selatan pada zaman itu terjadi iklim

dingin, dimana belahan bumi bagian selatan ditutupi oleh lapisan es yang sangat tebal, seperti

benua Antartika, Australia, Amerika Selatan, Afrika, dan India (gambar 2.10). Wilayah yang

terkena glasiasi di daratan Afrika ternyata menerus hingga ke wilayah ekuator.

Page 15: Artikel Fixx

4. Pengapungan Benua dan Paleomagnetisme :

Ketika pertama kali hipotesa Pengapungan Benua dikemukakan oleh Wegener, yaitu

pada periode 1930 hingga awal tahun 1950-an, bukti-bukti yang mendukung hipotesa ini

sangat minim sekali. Adapun perhatian terhadap hipotesa ini baru terjadi ketika penelitian

mengenai penentuan Intensitas dan Arah medan magnet bumi. Setiap orang yang pernah

menggunakan kompas tahu bahwa medan magnet bumi mempunyai kutub, yaitu kutub utara

dan kutub selatan yang arahnya hampir berimpit dengan arah kutub geografis bumi. Medan

magnet bumi juga mempunyai kesamaan dengan yang dihasilkan oleh suatu batang magnet,

yaitu menghasilkan garis-garis imaginer yang berasal dari gaya magnet bumi yang bergerak

melalui bumi dan menerus dari satu kutub ke kutub lainnya. Jarum kompas itu sendiri

berfungsi sebagai suatu magnet kecil yang bebas bergerak di dalam medan magnet bumi dan

akan ditarik ke arah kutub-kutub magnet bumi.

Teori Tektonik Lempeng

Teori tektonik lempeng adalah suatu teori yang menjelaskan mengenai sifat-sifat bumi

yang mobil/dinamis yang disebabkan oleh gaya endogen yang berasal dari dalam bumi.

Dalam teori tektonik lempeng dinyatakan bahwa pada dasarnya kerak-bumi (litosfir) terbagi

dalam 13 lempeng besar dan kecil. Adapun lempeng-lempeng tersebut terlihat pada gambar

2.18 sebagai berikut:

1). Lempeng Pasific (Pasific plate),

2). Lempeng Euroasia (Eurasian plate),

3). Lempeng India-Australia (Indian-Australian plate),

4). Lempeng Afrika (African plate),

5). Lempeng Amerika Utara (North American plate),

6). Lempeng Amerika Selatan (South American plate),

7). Lempeng Antartika (Antartic plate)

serta beberapa lempeng kecil seperti :

1). Lempeng Nasca (Nasca plate),

2). Lempeng Arab (Arabian plate), dan

3). Lempeng Karibia (Caribian plate).

4). Lempeng Philippines (Phillippines plate)

5). Lempeng Scotia (Scotia plate)

6). Lempeng Cocos (Cocos plate)