askep yap ety
DESCRIPTION
KATARAKTRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BP. S
DENGAN POST OPERASI KATARAK
DI RUANG III A RS. “dr.YAP”
YOGYAKARTA
Disusun Oleh :
ERMELINDA ITU
NIM : 07 - 1364
AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA
YOGYAKARTA
2009
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BP. S
DENGAN POST OPERASI KATARAK
DI RUANG III A RS. “dr.YAP”
YOGYAKARTA
Tanggal Praktik :16 -18 Juli 2008
Nama Mahasiswa : Ermelinda itu
Nim : 07 - 1364
Tingkat/Semester : II / IV
Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik
( ) ( DwiNugroho HS.,S.Kep.Ners. )
Saran Pembimbing :
Baik ( )
Cukup ( )
Dilenkapi ( )
AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA
YOGYAKARTA
2009
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Katarak berasal dari kata yunani Katarrhakies, Inggris cataract, dan Latin cataracta yang
berarti air terjun. Dalam bahasa Indonesia disebut bular, dimana penglihatan seperti
tertutup air terjun akibat lensa yang keruh.
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa terjadi akibat kedua – duanya.
(H. Sidarta I,2004)
Katarak adalah perubahan lensa mata yang sebelumnya jernih dan tembus cahaya
manjadi keruh. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena
dengan lensa yang keruh, cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan bayangan
yang kabur pada retina.
( www. Jakarta_Eye center. Com )
Opasifikasi lensa mata ( katarak ) merupakan penyebab tersering kebutaan yang dapat
diobati di seluruh dunia. Sebagian besar katarak timbul pada usia tua sebagai akibat
pajanan kumulatif terhadap pengaruh lingkungan dan pengaruh lain seperti merokok,
radiasi UV dan peningkatan kadar gula darah.
(Bruce James, Chris Chew, 2003)
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang mengubah gambaran yang
diproyeksikan pada retina. Katarak merupakan penyebab umum kehilangan pandangan
secara bertahap.
(Indriana N, Istiqomah, 2004)
Katarak adalah terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa,
umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun.
(Marilyn E. Doenges. 2000)
Macam – Macam Katarak :
1. Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan
lensa.
2. Katarak Primer
Katarak primer, menurut umur ada tiga golongan yaitu katarak juvenilis umur < 20
tahun), katarak presenilis (umur sampai 50 tahun) dan katarak senilis (umur > 50
tahun).
Katarak primer dibagi menjadi 4 stadium :
a. Stadium Insipien
Jenis katarak ini adalah stadium paling dini.Visus belum terganggu, dengan
koreksi masih bisa 5/5 – 5/6.
b. Stadium Imatur
Kekeruhan belum mengenai seluruh lepisan lensa, terutama terdapat di bagian
posterior dan bagian belakang nucleus lensa
c. Stadium Matur
Pada stadium ini terjadi pengeluaran air sehingga lensa akan berukuran normal
kembali. Saat ini lensa telah keruh seluruhnya sehingga semua sinar yang masuk
pupil dipantulkan kembali
d. Stadium Hipermatur ( Katarak Morgagni )
Korteks lensa yang seperti bubur telah mencair sehingga nucleus lensa turun
karena daya beratnya.
3. Katarak Komplikata
Katarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagai komplikasi dari penyakit lain.
(Indriana N, Istiqomah, 2004)
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Bola Mata
a. Skelra
1. Merupakan jaringan fibrous / kuat
2. Lapisan pelindung luar bola mata
3. Mempertahankan bentuk bola mata
b. Khoroid
1. Lapisan tengah
2. Berpigmen, banyak pembuluh darah
3. Memberi nutrisi pada mata dan badan kaca
2. Iris
a. Membrane sirkuler berwarna
b. Dibelakang kornea dan didepan lensa
c. Bagian tengah berlubang
3. Lensa
a. Lunak, bening, dan bentuknya bikonveks
b. Tersusun dari sel – sel epitel dibungkus oleh membrane elastis
c. Didepan badan kaca, dibelakang iris
4. Orbita : ruangan tempat bola mata dan penyokong
a. Atap orbita : Os Frontalis
b. Dinding lateral : Os Zygomaticum
c. Dasar obita : Os Zygomaticum
Os Maxillaris
d. Dinding Medial : Os Lacramalis
Os. Ethmldalis
Os. Palatina
5. Aparatus
Terletak di superotemporal orbita. Berfungsi menghasilkan air mata
Panctum lakrimalis, canaliculi lakrimalis dan sacus lakrimalis serta duktus
nasolakrimalis merupakan tempat mengeluarnya air mata
6. Kelopak Mata
Terdiri dari kelopak atas dan bawah, berfungsi untuk melindungi mata secara mekanik.
C. ETIOLOGI
Penyebab dari katarak antara lain :
1. Factor keturunan
2. Cacat bawaan
3. Masalah kesehatan, missal : diabetes
4. Penggunaan obat tertentu khususnya steroid.
5. Trauma ( kecelakaan )
6. Infeksi ( rubella congenital )
7. Dermatitis atopik
8. Sindrom sistematis ( down, lowe )
9. Radiasi sinar x
10. Fisik
11. Kimia
12. Penyakit predisposisi
13. Infeksi virus dimasa pertumbuhan janin
14. Usia
(H. Sidarta Ilyas,: 2005 )
D. TANDA DAN GEJALA
1. Penglihatan tidak jelas seperti terdapat kabut menghalangi objek
2. Peka terhadap sinar / cahaya
3. Lensa berubah menjadi buram
4. Tajam penglihatan berkurang
5. Dapat mengubah kelainan refraksi
6. Menyebabkan rasa silau
7. Menyebabkan hilangnya penglihatan tanpa rasa nyeri
( www. Jakarta_Eye center. Com )
E. KOMPLIKASI
1. Komplikasi pembedahan katarak
2. Hilangnya vitreous
3. Prolap iris, terlihat sebagai daerah berwarna gelap pada lokasi insisi
4. Endoftalmitis, jarang terjadi
5. Astigmatisme pasca operasi
6. Edema mokular sistoid
7. Ablasio retina
8. Uveitis, terjadi karena masa lensa merupakan benda asing untuk jaringan uvea,
sehingga menimbulkan reaksi radang atau alergi.
9. Glaukoma, terjadi karena masa lensa menyumbat sudut bilik mata sehingga
mengganggu aliran cairan bilik mata depan
(Indriana N, Istiqomah, James / Chew / Brown ortamologi, 2004)
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Kartu mata snelen atau mesin telebinokular
Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa akueus atau vitreus humor, kesehatan
refraksi, atau penglihatan ke retina atau jalan optik
2. Lapang penglihatan
Penurunan mungkin disebabkan oleh CSV, masa tumor pada hipofisis atau otak, karotis
atau patologis arteri serebral
3. Pengukuran tonografi
Mengkaji TIO ( normal 12 – 25 mmHg )
4. Pemeriksaan oftalmoskopi
Mengkaji instruktur internal okuler, mencatat atrofi lempeng optic, papiledema, perdarahan
retina, dan mikroaneurisme. Dilatasi dan pemriksaan belahan lampu memastikan diagnosa
katarak.
5. Darah lengkap
Menunjukkan anemia sistematik atau infeksi
6. EKG
Dilakukan untuk memastikan aterosklerosis, PAK.
7. Tes toleransi glukosa / FBS
Menentukan adanya atau kontrol diabetes
(Marilynn E. Doenges, 2000 )
G. PENATALAKSANAAN MEDIK
Jenis pembedahan untuk katarak mencakup Ekstrakapsular Cataract Extractie ( ECCE ) dan
Intrakapsular Cataract Extractie ( ICCE ).
1. Ekstrakapsular Cataract Extractie ( ECCE )
Korteks dan nucleus diangkat, kapsul posterior ditinggalkan untuk mencegah prolaps
viterus, untuk melindungi retina dari sinar Ultra Violet dan memberikan sokongan untuk
implantasi lensa intraokuler. ECCE paling sering dilakukan karena memungkinkan
dimasukkannya lensa intraokuler ke dalam kapsul yang tersisa. Setelah pembedahan
diperlukan koreksi virus lebih lanjut. Visus biasanya pulih dalam 3 bulan setelah
pembedahan. Teknik yang sering digunakan dalam ECCE adalah fakoemulsifikasi, jaringan
dihancurkan dan debris diangkat melalui pengisapan ( suction )
2. Intrakapsular Cataract Extractie ( ICCE ).
Pada pembedahan jenis ini lensa diangkat seluruhnya. Keuntungan dari prosedur adalah
kemudahan presedur ini dilakukan, sedangkan kerugiannya, mata beresiko mengalami
retinal detachment dan mengangkat struktur penyokong untuk penanaman lensa
intraokuler. Salah satu teknik ICCE adalah menggunakan cryosurgery, lensa dibekukan
dengan probe superdingin dan kemudian diangkat.
H. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala : Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.
2. Makanan / Cairan
Gejala : Mual / muntah ( glaucoma akut )
3. Neurosensori
Gejala : Gangguan penglihatan ( kabur / tak jelas ), sinar terang menyebabkan silau
dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja
dengan dekat / merasa diruang gelap ( katarak )
Penglihatan berawan / kabur, tampak lingkaran cahaya / pelangi sekitar sinar,
kehilangan penglihatan perifer, fotofobia ( glaucoma akut ).
Perubahan kaca mata / pengobatan tidak memperbaiki penglihatan
Tanda : Tampak kecoklatan atau putih susu pada pupil ( katarak )
Pupil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan (glaucoma
darurat)
Peningkatan air mata
4. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Ketidak nyamanan ringan / mata berair ( glaucoma kronis )
Nyeri tiba – tiba menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala
( glaucoma akut )
5. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga glukoma, diabetes, gangguan system vaskuler.
Riwayat stress, alergi, gangguan, vasomotor ( contoh peningkatan tekanan vena),
ketidak seimbangan endokrin, diabetes ( glaucoma )
Terpajan pada radiasi, steroid / tosisitas fenotiazin.
Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat : 4, 2 hari (biasanya
dilakukan sebagai prosedur pasien rawat jalan).
Rencana pemulangan : memerlukan bantuan dengan transportasi, penyediaan
makanan, perawatan diri, perawatan / pemeliharaan
rumah.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori visual berhubungan dengan kekeruhan lensa mata
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan post
operasi
3. Resiko tinggi cidera berhubungan dengan adannya tameng mata post operasi
4. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan fungsi visual
5. Gangguan rasa nyaman : nyeri akut berhubungan dengan tindakan operasi
6. Cemas berhubungan dengan ancaman perubahan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. dr. H. Sidarta I, SpM,, Ilmu Penyakit Mata, FKUI Edisi Ketiga, tahun 2004
www. Jakarta_Eye center. Com
Bruce James, Chris Chew, Anthony Bron. Oftamologi,. Edisi kesembilan, 2003. penerbit Erlangga,Jakarta
Ns. Indriana N, Istiqomah, S. Kep. Askep Klien Gangguan Mata.. EGC Jakarta : 2004
Marilynn E. Doenges. Rencana Asuhan Keperawatan.. Edisi 3 EGC, Jakarta ; 2000
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tgl pengkajian : 18 juli 2009 jam : 08.00 Oleh : Eremelinda
I. Indentitas
A. klien
Nama : Bp. S
Umur : 59 tahun
Agama : Kristen
Alamat : Palagan tentara pelajar Rejodani – Ngagliksim
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny. Y
Umur : 55 tahun
Hubungan : Suami
Alamat : Palagan tentara pelajar Rejodani – Ngagliksim
II. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : pasien mengatakan “mata saya yang kanan sudah dioperasi kemarin sore jam 16.20 wib dan sekarang saya merasa baikan dan bias melihat sediki demi sedikit.
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : pasien sakit sedang, aktivitas dibantu sebagian ( post op hari ke1).
Kesadaran : GCS : 15 E : 4 ( mata kanan tertutup kasa steril ) V : 5 M : 6
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu:
Respirasi :22x/menit
keadaan Mata
- visus : mata kanan 6/18, mata kiri 6/12
- palpebra : superior dan inferior tidak dijumpai kelainan seperti bleparitis, chalazion.
- Silia superior dan inferior
Mata kanan, silia sudah dicukur, terlihat pada palpebra, mata kiri tumbuh dan ektropion
- Kornea : kornea kedua mata avaskuler, transparan tidak ada kelainan seperti edema atau ulkus.
- Lensa : mata kanan tidak keruh seperti sebelum operasi (diganti IOL 18,5 RP/RE, mata kiri terlihat jernih)
- Sklera : mata kanan terlihat kemerahan, mata kiri terlihat putih, kedua mata lembab skresi air mata
- Iris :kedua mata terlihat coklat tua dan cenderung kehitaman
- Pupil : kedua mata ( 2 mm) isokor dan reflex terhadap cahaya mata kanan positif/kiri positif)
- Pergerakan kedua bola mata simetris
- Tekanan intra okuler (TIO)
Okuler dekstra 14, sinistra 16
1. Respirasi
Terdengar fesikuler di lapang paru, broncho vesikuler di bronchus (ICs 2) dan bronchial di tracheal. Tidak ada kelainan saat bernafas seperti sesak nafas maupun suara tambahan.
2. Kardiovaskuler
Pasien tidak melapor adanya nyeri dada, tidak terjadi pusat maupun edema pada tubuh pasien . TD : 110/80 mmHg. Nadi : 82x/menit teraba teratur.
3. Neurologi
GCS : 15, E : 4,V : 5, M : 6
Tidak dijumpai adanya kelumpuhan maupun tremor pada pasien.
4. Muskoloskeletal
Pasien tidak memakai alat bantu saat bergerak, tidak ada dekor mitos pada tubuh pasien
5. Kulit, rambut dan mukos
Turgor : kulit elastis
Mukosa bibir lembab warna rambut putih dan tumbuh lebat
6. Nutrisi
Pola makan
Pasien mengatakan sehari makan 3x, makan dirumah saat makan selalu mengahabiskan porsi makan. Makanan yang biasa dimakan nasi, sayur lauk.
Pola minum
Dalam sehari saya minum 5-7 gelas,
Eliminasi,
BAB 1x sehari waktu tidak menentu
Frekuensi : dalam sehari warna air besar 1 kali, waktu tidak menentu.
BAK
Frekuensi : dalam satu hari saya BAK 2-4x, saya bisa BAK lancar, warnanya kuning, tidak ada kendala dalam BAk.
7. Istirahat & tidur
Tidur malam : sejak jam 21.00 wib s/d 04.30 wib
Tidak ada gangguan saat tidur.
Tidur siang : tidak menentu
8. Aktivitas
Aktivitas sehari-hari mampu dilakukan sendiri, selama di RS sebagian kecil dibantu keluarga & perawat.
9. Personal hygiene
saya mandi 2x yaitu saat pagi hari setelah bangun tidur dan sehari-hari
10. psikososial
Orang yang paling dekat dengan dengan saya yaitu anak-anak
Komunikasi verbal memakai bahasa jawa denggan lancar, namun pasien tidak tampak tegang
11. spiritual dan cultural
pasien beragama Kristen.
ANALISA OBAT
1. Ulcori 4x ODS
2. Ximol 4x OD
obat tetes tiap 2 jam
In : untuk mencegah infeksi
3. Wiaflox
Obat tablet sesudah makan
Indikasi : mengatasi uretritis gonore dan servisitis gonore,
4.Valium 1 tablet
Indikasi : mengatasi cemas, agitasi tensi, gangguan fungsi otonom, dan kejang otot.
5.Artricom 1 tablet
Indikasi : mengatasi inflamasi ekstra artikular.
6.Quidex 2 x 1
Indikasi : mengatasi demam tifoid dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
7.Adona I tablet
Indikasi : Untuk menghentikan perdarahan.
ANALISA DATA
DATA MASALAH ETIOLOGI
DS : -
DO : - Mata kanan masih tertutup kasa steril.
Resiko infeksi Tindakan Invasif
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko infeksi berhubungan dengan Tindakan Invasif ditandai dengan :
DS : -
DO : - Mata kanan masih tertutup kasa steril.
CATATAN PERKEMBANGAN
NO DX Keperawatan
Tanggal / jam
perkembangan Tanda tangan
1 DX I
DX III
18/07/09
09.00
11.00
12.45
I
1. Memberikan obat tablet sesudah makan.( Wiaflox )
tidak ada keluhan dari pasien
obat masuk
2. Memberikan obat tetes mata
( Ximol dan Ulcori )
tidak ada keluhan dari pasien
Obat masuk
E
Tidak ada tanda-tanda infeksi
3