asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. m p a umur 24...
TRANSCRIPT
i
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. M P3A0
UMUR 24 TAHUN DENGAN HIPERTENSI
DI RSU ASSALAM GEMOLONG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Faridha Dwi Hidayati
NIM B12017
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADANY. M P3A0
UMUR 24 TAHUN DENGAN HIPERTENSI
DI RSU ASSALAM GEMOLONG
Diajukan Oleh :
Faridha Dwi Hidayati
NIM B12017
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juli 2015
Pembimbing
Riadini Wahyu Utami, S.ST
NIK. 201189094
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. M P3A0
UMUR 24 TAHUN DENGAN HIPERTENSI
DI RSU ASSALAM GEMOLONG
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh:
Faridha Dwi Hidayati
NIM B12017
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program D III Kebidanan
Pada Tanggal
PENGUJI I PENGUJI II
Ernawati, S.ST.,M.Kes Riadini Wahyu U, S.ST.
NIK. 200886033 NIK. 201189094
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : ”Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny, M
P3A0 Umur 24 Tahun dengan Hipertensi di RSU Assalam Gemolong”. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai
salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta
3. Ibu Riadini Wahyu Utami, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis
4. Ibu Ririn Hestiana Dewi, Amd. Keb yang telah bersedia memberi ijin pada
penulis dalam pengambilan data
5. Ny. M yang telah bersedia menjadi responden
6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, juni 2014
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2015
Faridha Dwi Hidayati
B.12017
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. M P3A0
UMUR 24 TAHUN DENGAN HIPERTENSI
DI RSU ASSALAM GEMOLONG
Xii + 78 halaman + 14 lampiran + 1 tabel + 1 gambar
INTISARI
Latar Belakang : Komplikasi yang terjadi pada masa nifas adalah pre eklamsia
yang biasanya ditandai dengan adanya hipertensi, edema dan proteinuria.
Hipertensi biasanya timbul terlebih dahulu dari pada tanda-tanda lain untuk
menegakkan diagnosis pre eklamsia. Berdasarkan studi pendahuluan yang
dilakukan di RSU Assalam Gemolong pada tanggal 14 Oktober 2014, diperoleh
data dari rekam medik bulan Januari 2013 sampai bulan Juli 2014, ibu nifas
dengan Hipertensi 34 orang.
Tujuan : Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24
tahun dengan hipertensi sesuai dengan teori manajemen kebidanan menurut 7
langkah varney sehingga dapat memberikan pemecahan masalah yang terjadi.
Metode Penelitian : Pada jenis laporan studi kasus ini dengan menggunakan
metode deskriptif. Lokasi di RSU Assalam Gemolong. Subyek studi kasus ibu
nifas dengan hipertensi. Waktu pelaksanaan tanggal 12 sampai 14 April 2015.
Teknik pengambilan data antara lain data primer meliputi pemeriksaan fisik,
wawancara, observasi dan data sekunder meliputi studi dokumentasi, studi
kepustakaan.
Hasil Penelitian : Hasil asuhan yang diberikan pada ibu nifas Ny. M P3A0 umur
24 tahun dengan hipertensi selama 3 hari didapatkan hasil tekanan darah ibu bisa
kembali normal yaitu 120/80 mmHg, suhu 366o
C, nadi 80x/menit, pernafasan
24x/menit dan ibu sudah bisa menyusui.
Kesimpulan : Kesimpulan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24
tahun dengan hipertensi terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dalam
pemberian terapi obat oral saat menjalani perawatan di Rumah Sakit selama 3
hari. Ny. M P3A0 umur 24 tahun tidak mengalami komplikasi sehingga
kesenjangan dalam pemberian obat dan oksigen dalam kasus ini bisa tertangani.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, ibu nifas, hipertensi.
Kepustakaan : 21 literatur (Tahun 2005 s/d 2015)
vi
MOTTO
1. Hanya seorang yang memiliki setitik harapan yang bisa merubah mimpi
menjadi kenyataan.
2. Bisa karena terbiasa dan mampu karna ada usaha.
3. Bukan hanya usaha dan kerja keras yang akan membawa menuju kesuksesan,
tapi karna ada doa serta harapan orang tua disetiap langkahmu.
4. Tingkatkan kualitas diri dengan ilmu pengetahuan, tingkatkan iman dengan
ibadah, jangan ragu untuk menjadi wanita yang sukses dan shaleha.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.
2. Bapak dan Ibu tercinta serta Kakak dan Adikku tersayang terima kasih atas
doa dan restunya, dukungan serta semangat yang diberikan selama ini.
3. Ibu Riadini Wahyu Utami, SS.T dan Ibu Ernawati, SS.T,.M.Kes terima kasih
karena sudah dengan sabar membimbing dan memberikan arahan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga dapat terselesaikan.
4. Sahabatku Evy anjani dan Ika yuliana terima kasih yang selalu ada,
mendukung, dan teman seperjuangan terima kasih untuk dukungannya.
5. Terima kasih almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama : Faridha Dwi Hidayati
Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 11 Februari 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jengglong RT 18 RW 08 Sambiduwur, Tanon,
Sragen
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 2 Sambiduwur Sragen Lulus Tahun 2006
2. SMP Negeri 2 Gemolong Sragen Lulus Tahun 2009
3. SMA Negeri 2 Sukoharjo Lulus Tahun 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ..........................................................................iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................iv
INTISARI ..........................................................................................................v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN . ..................................................................vi
CURICULUN VITAE . .....................................................................................vii
DAFTAR ISI .....................................................................................................viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................1
B. Perumusan Masalah .........................................................................2
C. Tujuan Studi Kasus ..........................................................................3
D. Manfaat Studi Kasus ........................................................................4
E. Keaslian Studi Kasus .......................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ......................................................................................7
1. Teori Nifas .................................................................................7
2. Teori Hipertensi ....................................................................... . 15
B. Teori Manajemen Kebidanan ...........................................................19
1. Pengertian teori manajemen kebidanan .......................................19
2. Langkah-langkah manajemen kebidanan ....................................19
3. Data perkembangan SOAP ..........................................................36
C. Landasan Hukum .............................................................................37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus ..............................................................................40
B. Lokasi Studi Kasus ............................................................................40
ix
C. Subjek Studi Kasus ..........................................................................40
D. Waktu Studi Kasus ..........................................................................41
E. Instrumen Studi Kasus .....................................................................41
F. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................41
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan .............................................................44
H. Jadwal Penelitian ..............................................................................45
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan kasus ..................................................................................46
B. Pembahasan ......................................................................................68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................76
B. Saran ................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perubahan-perubahan normal pada uterus selama post partum ........25
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Menjadi Pasien
Lampiran 7. Surat Persetujuan Pasien (Inform Consent)
Lampiran 8. Lembar Observasi
Lampiran 9. Satuan Acara Perawatan Payudara (Breast Care)
Lampiran 10. Leaflet
Lampiran 11. Satuan Acara Tehnik Menyusui Yang Benar
Lampiran 12. Leaflet
Lampiran 13. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmih
Lampiran 14. Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium adalah
masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim,
sampai 6 minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ
yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti
perlukaan dan lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2008).
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Komplikasi yang terjadi pada masa nifas adalah pre eklamsia yang
biasanya ditandai dengan adanya hipertensi, edema dan proteinuria.
Hipertensi biasanya timbul terlebih dahulu dari pada tanda-tanda lain untuk
menegakkan diagnosis pre eklamsia (Prawirohardjo, 2006).
Dampak hipertensi pada ibu nifas, dilihat dari adaptasi psikologi
adalah pada periode taking hold. Ibu nifas merasa belum mampu merawat
bayinya sendiri dan masih memerlukan bantuan dari keluarga atau orang lain
untuk merawat bayinya (Suherni, 2008).
Anggraini (2014), mengatakan bahwa data dari rekam medik RSUD
Moewardi Surakarta pada bulan Januari 2013 sampai November 2013
terdapat ibu nifas normal sebanyak 2327 orang, perdarahan setelah persalinan
2
126 orang, preeklamsi berat 406 orang, eklamsi 102 orang, mastitis 648
orang, anemia 648 orang, dan hipertensi 29 orang.
Asuhan yang diberikan oleh bidan adalah mengajarkan cara merawat
bayi, menyusui yang benar, cara merawat luka jahitan, senam nifas,
memberikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan ibu seperti gizi, istirahat,
kebersihan diri dan lain-lain (Suherni, 2008).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSU Assalam
Gemolong pada tanggal 14 Oktober 2014, diperoleh data dari rekam medik
bulan Januari 2013 sampai bulan Juli 2014, ibu nifas normal 987 orang,
perdarahan setelah persalinan 158 orang, preeklamsi berat 29 orang, eklamsi
85 orang, mastitis 127 orang, anemia 201 orang dan hipertensi34orang, dari
uraian masalah diatas penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah
dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. M P3A0 Umur 24
Tahun dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong”
B. Perumusan masalah
“Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. M
P3A0 umur 24 tahun dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong tahun
2015 dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan menurut 7
langkah Varney?”
3
C. Tujuan studi kasus
1. Tujuan Umum
Penulis mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. M P3A0
umur 24 tahun dengan hipertensi di RSU Assalam Gemolong melalui
manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney.
2. Tujuan khusus
a. Penulis mampu :
1) Melakukan pengkajian pada ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24
tahun dengan hipertensi.
2) Menginterpretasikan data, merumuskan diagnose kebidanan,
masalah dan kebutuhan pada ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24
tahun dengan hipertensi.
3) Menentukan diagnosa masalah potensial pada ibu nifas Ny. M
P3A0 umur 24 tahun dengan hipertensi.
4) Mengidentifikasi tindakan segera pada ibu nifas Ny. M P3A0
umur 24 tahun dengan hipertensi.
5) Merencanakan asuhan kebidanan pada Ny. M P3A0 umur 24
tahun dengan hipertensi.
6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan Ny. M P3A0 umur 24
tahun dengan hipertensi.
7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan Ny. M P3A0 umur 24
tahun dengan hipertensi.
4
b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus
nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada
ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24 tahun dengan hipertensi.
c. Penulis mampu memberi alternatif pemecahan masalah pada Ibu
nifas Ny. M P3A0 umur 24 tahun dengan Hipertensi.
D. Manfaat studi kasus
1. Bagi penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulis dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan hipertensi.
2. Bagi profesi
Dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama pelayanan
kebidanan pada ibu nifas dengan hipertensi.
3. Bagi institusi
a. Bagi Rumah Sakit
Hasil studi kasus diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
instansi untuk dapat mengoptimalkan mulu pelayanan kebidanan
tentang asuhan kebidanan ibu nifas dengan hipertensi dari
pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera,
perencanaan pelaksanaan dan evaluasi mengenai manajemen
kebidanan.
5
b. Bagi pendidikan
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan khusunya tentang ibu
nifas dengan hipertensi dan sebagai referensi mengenai asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan hipertensi.
E. Keaslian studi kasus
Dari penelusuran pustaka, penulis menemukan penelitian dengan judul
yang serupa, yaitu:
1. Angraini (2014), dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Pada Ny. H
P3A0 Umur 32 Tahun Dengan Hipertensi Di RSUD Dr Moewardi
Surakarta”. Studi kasus ini bertujuan untuk melaksanakan asuhan
kebidanan ibu nifas pada Ny. H P3A0 umur 32 tahun dengan hipertensi
sesuai dengan teori manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney
sehingga dapat memberikan pemecahan masalah yang terjadi. Metode
penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Lokasi di RSU Assalam
Gemolong. Subyek studi kasus ibu nifas dengan hipertensi. Teknik
pengambilan data antara lain primer meliputi pemeriksaan fisik,
wawancara, observasi dan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan
data kepustakaan. Setelah dalam perawatan selama 3 hari dan dilakukan
kolaborasi dengan dr.SpOG dalam pemberian terpai Vitamin A 1 x 1
dosis 200.000 IU, Metildopamine 3 x 1 250 mg , nifedipin 3 x 1 dosis 10
mg, amoxilin 3 x 1 dosis 500 mg, SF 1 x 300 mg dan vitamin C 1 x 1
dosis 100 mg serta pemantauan tanda vital dan hasilnya tekanan darah
stabil. Ny. M pulang dalam keadaan sembuh pada tanggal 24 April 2014.
6
2. Ihsani (2014), dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. S P2
A0 Umur 42 Tahun dengan Hipertensi”. Studi kasus ini bertujuan untuk
untuk mempelajari dan memahami asuhan kebidanan pada kasus
hipertensi di RSUD Pandan Arang secara komprehensif. Metode
penelitian yang digunakan adalah observasional deskriptif dengan
pendekatan studi kasus. Subjek penelitian ibu nifas dengan hipertensi.
Tempat RSUD Pandan Arang. Cara pengambilan data melalui
wawancara, observasi langsung dan studi dokumen rekam medik.
Analisis data dilakukan secara deskriptif berdasar 7 langkah Varney.
Setelah dalam perawatan selama 4 hari dan dilakukan kolaborasi dengan
dr.SpOG dalam pemberian terpai nifedipin 3 x 1 dosis 10 mg dan
amoxilin 1 x 1 dosis 500 mg serta pemantauan tanda vital dan hasilnya
tekanan darah stabil. Ny. M pulang dalam keadaan sembuh pada tanggal
20 April 2014.
Persamaan studi kasus ini dengan peneliti sebelumnya adalah metode
penelitian, subjek studi kasus, cara pengambilan data dengan wawancara,
observasi, dan studi dokumentasi rekam medik. Perbedaan studi kasus ini
dengan penenlitian sebelumnya adalah pada tempat, waktu, responden
penelitian.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori medis
1. Teori nifas
a. Pengertian
1) Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira selama 6
minggu (Saleha, 2009).
2) Masa nifas disebut juga masa post partum atau puerperium
adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai 6 minggu berikutnya, disertai
dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan
kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan
lain sebagainya berkaitan saat melahirkan (Suherni, 2008).
b. Tujuan asuhan masa nifas
Asuhan yang diberikan pada ibu nifas menurut Sulistyawati (2009),
bertujuan untuk :
1) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu dan
bayi.
2) Mencegah, diagnosa dini dan pengobatan komplikasi pada ibu.
3) Merujuk ibu ke asuhan tenaga ahli bila diperlukan.
8
4) Mendukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta
memungkinkan ibu untuk mampu melaksanakan perannya
dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
c. Tahap masa nifas
Rukiyah, dkk (2013), mengatakan tahap masa nifas dibagi menjadi 3
yaitu :
1) Puerperium dini
Pemulihan dimana ibutelah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan.
2) Puerperium intermedinal
Pemulihan menyeluruh dari alat-alat genital yang lamanya 6-8
minggu.
3) Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat terutama bila
selama hamil atau bersalin memiliki komplikasi.
d. Kunjungan masa nifas
Pada masa nifas diperlukan paling sedikit empat kali kunjungan
masa nifas menurut Marmi (2012),yaitu :
1) Kunjungan I, 6-8 jam setelah persalinan, bertujuan :
a) Mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri.
b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, rujuk
jika perdarahan berlanjut.
9
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga, bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal.
e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah terjadi
hipotermi.
g) Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan
stabil.
2) Kunjungan II, 6 hari setelah persalinan, bertujuan :
a) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi dengan baik, fundus dibawah umbilicus, tidak
ada perubahan abnormal atau tidak ada bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abdomen.
c) Memastikan ibu cukup mendapatkan makanan, cairan dan
istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
10
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayiagar tetap hangat dan merawat
bayi sehari-hari.
3) Kunjungan III, 2 minggu setelah persalinan, bertujuan :
Sama dengan kunjungan ke-2
4) Kunjungan IV, 6 minggu setelah persalinan, bertujuan :
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ia atau bayi
alami.
b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
e. Perubahan-perubahan pada masa nifas
Perubahan-perubahan pada masa nifas menurut Marmi (2012),
antara lain :
1) Involusi uterus atau pengerutan rahim
Involusi merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke
kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram.
Tabel 2.1 : Perubahan-perubahan normal uterus pada
postpartum.
Involusio TFU Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1.000 gram
Plasenta lahir Dua jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simpisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas simpisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 50 gram
Sumber : Suherni, dkk (2008)
11
2) Bagian bekas implantasi plasenta
Bekas implementasi plasenta segera setelah plasenta lahir seluas
12x5 cm, permukaan kasar, dimana pembuluh darah besar
bermuara, pada minggu ke-2 sebesar 6-8 cm dan pada akhir
masa nifas sebesar 2 cm. (Ambarwati & Wulandari, 2010)
3) Luka-luka
Luka sembuh sempurna pada 6-8 minggu postpartum.
(Ambarwati & Wulandari, 2010)
4) Lochea
Lochea adalah cairan secret yang keluar dari cavum uteri selama
masa nifas.
Suherni, dkk (2008), berpendapat bahwa lochea dapat
dibedakan menjadi :
a) Lochea rubra (cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua,verniks, lanugo, mekonium selama 2 hari pasca
postpartum.
b) Lochea sanguinolenta
Warnanya merah kuning berisi darah dan lendir.Ini terjadi
pada hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochea serosa
Berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada
hari ke 7-14 pasca persalinan.
12
d) Lochea alba
Cairan putih yang terjadinya pada hari setelah 2 minggu.
e) Lochea purulenta
Ini karena terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
f) Lochiotosis
Lochea tidak lancer keluarnya.
5) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus.
Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu persalinan,
menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa
masuk rongga rahim, setelah 2 jam dapat dimasuki 2-3 jari,
pada minggu ke 6 postpartum serviks menutup (Ambarwati &
Wulandari, 2010)
6) Vagina
Vulva dan lubang vagina pada permulaaan puerperium
merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis.Secara
berangsur-angsur luasnya berkurang, Tetapi jarang sekali
kembali seperti ukuran seorang nulipara.Rugae timbul kembali
pada minggu ke tiga.Hymen tampak sebagai tonjolan jaringan
yang kecil (Jannah, 2009).
13
7) Abdomen
Dinding abdomen akan kendor untuk sementara waktu. Hal ini
disebabkan karena sebagai konsekuensi dari putusnya serat-serat
elastis kulit dan distensi yang berlangsung lama akibat
pembesaran uterus selama hamil. Pemulihannya harus dibantu
dengan cara berlatih (Suherni dkk, 2008)
8) Payudara
Payudara yang membesar selama hamil dan menyusui akan
kembali normal setelah masa menyusui berakhir. Untuk
menjaga bentuknya diperlukan perawatan payudara
(breastcare).
9) Ligamen-ligamen
Ligament-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir,
berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala (Marmi,
2012)
f. Kebutuhan dasar masa nifas
1) Nutrisi
a) Konsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b) Makan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
dan vitamin yang cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui).
14
d) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca persalinan.
e) Minum vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bayinya melalui ASI (Marmi, 2012)
2) Istirahat dan tidur
Anjurkan ibu untuk :
a) Istirahat cukup untuk mengurangi kelelahan.
b) Tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
c) Kembali ke kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan.
d) Mengatur kegiatan rumahnya sehingga dapat menyediakan
waktu untuk istirahat pada siang kira-kira 2 jam dan malam
7-8 jam.
Kurang istirahat pada ibu nifas dapat berakibat ;
a) Mengurangi jumlah ASI.
b) Memperlambat involasi, yang akhirnya bisa menyebabkan
perdarahan.
c) Depresi (Suherni dkk, 2008)
3) Seksual
Secara fisik aman untuk memulai melakukan hubungan suami
istri begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan
satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa nyeri, aman
untuk melakukan hubungan suami istri (Ambarwati dan
Wulandari, 2010)
15
4) Kebersihan diri
a) Menjaga kebersihan seluruh tubuh.
b) Mengajarkan ibu cara membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air.
c) Menyarankan ibu mengganti pembalut setiap kali mandi,
BAB/BAK, paling tidak dalam waktu 3-4 jam supaya ganti
pembalut.
d) Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan
air sebelum menyentuh daerah kelamin.
e) Anjurkan ibu untuk tidak sering menyentuh luka episiotomi
dan laserasi.
f) Pada ibu post section caesaria (SC), luka tetap dijaga agar
tetap bersih dan kering, tiap hari ganti balutan (Suherni dkk,
2008).
5) Latihan atau senam nifas
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama
melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari
sederetan gerakan tubuh yang dilakukan untuk mempercepat
pemulihan keadaan ibu (Suherni dkk, 2008).
2. HIPERTENSI
a. Pengertian hipertensi
1) Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit
darah tinggi adalah keadaan dimana tekanan darah seseorang
16
berada diatas batas normal atau optimal yaitu 120 mmHg untuk
sistolik dan 80 mmHg untuk diastolik. Penderita yang
mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang
melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan memiliki
tekanan darah tinggi (Herlambang, 2013)
2) Tekanan darah tinggi atau hipertensi tekanan darah tinggi dalam
arteri-arteri. Arteri-arteri adalah pembuluh-pembuluh yang
mengangkut darah dari jantung yang memompa ke seluruh
jaringan dan organ-organ. Tekanan darah normal adalah
dibawah 120/80 dan 139/89 disebut “pra-hipertensi” (“pre-
hypertension”), dan suatu tekanan darah dari 140/90 atau
diatasnya dianggap tinggi (Yuliarti, 2011).
b. Jenis hipertensi
Gunawan (2013), berpendapat bahwa hipertensi dibagi mrnjadi dua,
yaitu :
1) Hipertensi esensial (primer)
Hipertensi ini masih belum diketahui secara pasti penyebabnya.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain seperti kerusakan
ginjal,diabetes, kerusakan vaskuler.
c. Gejala hipertensi
Gejala hipertensi yang akan timbul menutut Yuliarti (2011), adalah
1) Sakit kepala
17
2) Pusing-pusing
3) Kehabisan nafas
4) Penglihatan kabur
d. Penyebab hipertensi
Berhubung lebih dari 90% penderita hipertensi disebabkan oleh
hipertensi primer, maka secara umum yang disebut hipertensi adalah
hipertensi primer karena belum diketahui dengan pasti penyebabnya,
data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan hipertensi antara lain :
1) Riwayat hipertensi dalam keluarga
Adanya keterkaitan genetik (hipertensi lebih sering ditemukan
pada keluarga yang orang tuanya menderita hipertensi)
2) Kebiasaan hidup
Adanya keterkaitan (misal hipertensi lebih lazim di jumpai jika
garam dapat diperoleh lebih leluasa) (Townsen, 2010).
e. Tanda hipertensi
Keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas batas normal
atau optimal yaitu 120/80 mmHg dan jika mempunyai sekurang-
kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg
saat istirahat diperkirakan mempunyai tekanan darah tinggi
(Herlambang, 2013)
f. Klasifikasi penyakit hipertensi
Klasifikasi penyakit hipertensi menurut Mirzanie (2005), yaitu :
18
1) Normal <120/<80 mmHg
2) Prehipertensi 120/80 mmHg sampai 139/89 mmHg
3) Kategori I (hipertensi ringan)
140/90 mmHg sampai 159/99 mmHg
4) Kategori II (hipertensi sedang)
>160/>100 mmHg
g. Pencegahan hipertensi
Yuliarti (2011), berpendapat bahwa pencegahan hipertensi antara
lain :
1) Diet rendah garam, kolestrol, dan lemak jenuh. Pengurangan
asupan garam secara drastis akan sulit dilaksanakan, jadi
sebaiknya dilakukan secara bertahap dan tidak dipakai sebagai
pengobatan tunggal.
2) Menghindari stres
3) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
h. Penatalaksanaan ibu nifas dengan hipertensi
Penatalaksanaan ibu nifas dengan hipertensi antara lain :
1) Lakukan observasi meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda-
tanda vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
2) Beritahu ibu tentang keadaan yang di alami bahwa ibu sedang
mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.
3) Anjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene.
4) Anjurkan ibu untuk banyak istirahat.
19
5) Anjurkan ibu untuk mengurangi makan yang banyak
mengandung garam dan perbanyak makan buah dan sayur.
6) Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri dan
ginekologi dalam pemberian terapi obat oral anti hipertensi
(Ambarwati & Wulandari, 2010; Yuliarti, 2011).
B. Teori Asuhan Kebidanan Menurut Varney
1. Pengertian
Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk
pendekatan yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan
sehingga dalam langkah-langkah dalam manajemen kebidanan
merupakan alur piker bidan dalam pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan klinis (Astuti, 2012).
2. Proses Asuhan Manajemen Kebidanan
Manajemen menurut Varney terdiri dari 7 langkah yaitu
pengkajian, interpretasi data, identifikasi diagnose potensial, tindakan
segera atau antisipasi, penyusunan rencana, pelaksanaan rencana asuhan,
evaluasi.
Langkah I : Pengkajian Data
Pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.Merupakan langkah
pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
20
sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
a. Identitas
Adapun data subyektif menurut Ambarwati dan Wulandari, (2010),
meliputi:
1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari
agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
umur kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang,
mental dan psikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35
tahun rentan sekali untuk terjadi perdarahan dalam masa nifas.
3) Agama
Untuk megetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing
atau mengarahkan pasien untuk berdoa.
4) Suku bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari.
5) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
21
6) Pekerjaan
Guna untuk memngetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien
tersebut.
7) Alamat
Ditanya untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan.
b. Anamnesa (Data subyektif)
Informasi yang di catat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh
dari hasil wawancara langsung kepada pasien/klien (anamnesis)
atau dari keluarga dan tenaga kesehatan (allo anamnesis) (Alimul,
2006).
1) Keluhan utama
Untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan
dengan masa nifas (Ambarwati dan Wulandari, 2010).Ibu
mengatakan pandangan mata kabur, terasa sakit kepala, pusing
dan sulit bernafas (Yuliarti, 2011).
2) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya penyakit yang diderita pada saat ini yang ada
hubunganya dengan masa nifas dan bayinya (Ambarwati
dan Wulandari, 2010).
22
b) Riwayat penyakit sistemik
Data ini diperlukanuntuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti : jantung,
DM, hipertensi, dan asma yang dapat mempengaruhi pada
masa nifas ini. (Ambarwati dan Wulandari, 2010)
c) Riwayat penyakit keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan
kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada penyakit
keluarga yang menyertainya (Ambarwati dan Wulandari,
2010).
d) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui ada tidaknya keturunan kembar dalam
keluarga.
e) Riwayat operasi
Untuk mengetahui riwayat operasi yang pernah di jalani.
3) Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklus teratur atau tidak, lama
haid, banyaknya darah waktu haid, di sertai nyeri atau tidak
(Prawirohardjo, 2011).
4) Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status menikah
syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa status yang jelas
23
akan berkaitan dengan psikologisnya sehingga akan
mempengaruhi proses nifas (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
5) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi serta rencana KB setelah masa nifas
ini dan beralih ke kontrasepsi apa (Ambarwati dan Wulandari,
2010).
6) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Jumlah kehamilan, jumlah anak hidup, jumlah keguguran,
jumlah aborsi, perdarahan pada kehamilan dan persalinan serta
nifas terdahulu (Bartini, 2012).
7) Riwayat hamil ini
a) Hari pertama haid terakhir (HPHT)
Untuk mengetahui tanggal hari pertama dari menstruasi
terakhir klien untuk memperkirakan kapan kira-kira bayi
akan dilahirkan (Astuti, 2012)
b) Hari perkiraan lahir (HPL)
Untuk mengetahui riwayat menstruasi klien yang akurat
biasanya membantu penetapan tanggal perkiraan kelahiran
(Astuti, 20112).
24
c) Keluhan-keluahan
Untuk mengetahui apakah ada keluhan pada trimerter I, II,
II.
d) Antenatal care (ANC)
Pemeriksaan ANC meliputi anamnesis dan pemeriksaan
fisik dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan
kehamilan berlangsung normal (Bartini, 2012).
e) Penyuluhan yang pernah didapat
Penyuluhan apa yang pernah didapat klien perlu
ditanyakan untuk mengetahui pengetahuan apa saja yang
kira-kira telah didapat klien telah didapat klien dan
berguna bagi kehamilannya (Astuti, 2012).
f) Imunisati TT
Tanyakan pada klien apakah sudah pernah mendapatkan
imunisasi TT (Astuti, 2012).
g) Pergerakan janin
Untuk mengetahui pergerakan janin pertama kali di rasa
saat umur kehamilan berapa.
8) Pola kebiasaan saat nifas
a) Nutrisi
Menggambarkan pola tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenin makanan, pantangan makanan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
25
b) Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan
buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan
bau serta kebiasaa buang air kecil meliputi frekuensi,
warna, jumlah (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
c) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa
jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur misalnya
membaca, mendengarkan music, kebiasaan mengkonsumsi
obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan waktu luang
(Ambarwati dan Wulandari, 2010)
d) Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia, karena
pada masa nifas masih mengeluarkan lochea (Ambarwati
dan Wulandari, 2010)
e) Keadaan psikologis
Untuk mengetahui respon ibu dan keluarga mengenai
kelahiran bayinya. Wanita mengalami banyak perubahan
emosi atau psikologis selama nifas sementara yang
menyesuaikan diri menjadi seorang ibu (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
26
f) Riwayat sosial budaya
Hubungan ibu dengan keluarga dan masyarakat,
tanggapan ibu dan keluarga tentang kehamilan ini,
pengetahuan ibu tentang kehamilan, rencana persalinan
(tempat, penolong, persiapan persalinan) (Bartini, 2012)
g) Penggunaan obat-obatan/rokok
Hal ini perlu ditanyakan karena dapat mempengaruhi
pertumbuhan, perkembangan janin, dan menimbulkan
kelahiran dengan berat badan lahir rendah bahkan dapat
menimbulkan cacat bawaan atau kelainan pertumbuhan
dan perkembangan mental (Astuti, 2012).
c. Pemeriksaan fisik (data obyektif)
1) Status generalis
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan ibu secara umum nifas normal
biasanya baik (Marmi, 2012).
b) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,
bidan dapat melakukan pengkajian derajad kesadaran
pasien dari keadaan composmentis(kesadaran maksimal)
sampai dengan coma(pasien tidak dalam keadaan sadar)
(Sulistyawati, 2009).
27
c) Pemeriksaan vital sign
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan
kondisi yang dialaminya (Ambarwati dan Wulandari,
2010).
(1) Tekanan darah
Tekanan darah diukur dengan menggunakan alat
tensimeter dan stetoskop. Tekanan darah normal,
sistolik antara 110-140 mmHg dan diastolik antara
70-90 mmHg. Pada ibu nifas dengan hipertensi jika
tekanan sistolik sama dengan atau lebih 140 mmHg
(Astuti, 2010).
(2) Suhu
Suhu badan wanita in partu tidak lebih dari 37,2oC.
Sesudah partus dapat naik 0,5oC dari keadaan normal,
tetapi tidak melebihi 38oC (Prawirohardjo, 2006).
(3) Nadi
Umumnya antara 60-80 denyutan per menit. Segera
setelah partus dapat dapat terjadi bradikardi
(Prawirohardjo, 2006).
(4) Pernafasan
Pernafasan harus berada dalam rentan yang normal,
yaitu sekitar 20-30x/menit (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
28
d) Tinggi badan
Seorang wanita hamil yang terlalu pendek, yang tinggi
badannya kurang dari 145 cm tergolong resiko tinggi
karena kemungkinan besar persalinan berlangsung kurang
lancer (Astuti,2012)
e) Berat badan
Peambahan berat badan rata-rata 2 kg tiap bulan sesudah
kehamilan 20 minggu dan adanya penurunan berat badan
dalam bulan terakhir dianggap sebagai tanda yang baik.
f) Lingkar lengan atas (LLA)
Standar minimal untuk lengan atas pada wanita dewasa
adalah atau usia reproduksi adalah 23,5 cm. jika ukuran
LLA kurang dari 23,5 cm maka interpretasinya adalah
kurang energi kronis. (Astuti, 2012).
2) Pemeriksaan sistematis.
a) Inspeksi
Melakukan pemeriksaan pandang terhadap pasien mulai
dari kepala sampai kaki (Varney, 2007).
(1) Kepala
Untuk mengetahui warna rambut, kebersihan rambut
dan rambut mudah rontok atau tidak (Sulistyawati,
2009).
29
(2) Muka
Untuk mengetahui oedema dan cloasmagravidarum
(Astuti, 2012).
(3) Mata
Ada oedema atau tidak, conjungtiva merah muda
atau pucat, sclera putih atau tidak (Marmi, 2012).
(4) Hidung
Untuk mengetahui secret dan polip (Astuti, 2012).
(5) Telinga
Untuk mengetahui tanda infeksi, serumen dan
kesimetrisan (Astuti, 2012).
(6) Mulut/gigi/gusi
Untuk mengetahui keadaan bibir, stomatitis, caries
dan lidah (Astuti, 2012)
(7) Leher
Meliputi pemeriksaan pembesaran kelenjar limfe,
pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena
jugularis dan tumor (Astuti, 2012).
(8) Dada dan axilla
Untuk mengetahui bentuk payudara, pigmentasi
putting susu, keadaan putting susu, keluarnya
colostrums (Bartini, 2012).
30
(9) Ekstermitas
Meliputi pemeriksaan oedema, varices, kuku jari dan
reflek patella (Astuti, 2012).
(10) Abdomen
Untuk mengetahui pembesaran, keadaan pusat, linea
alba, kontraksi rahim, bekas luka operasi (Bartini,
2012).
(11) Genital
Untuk mengetahui kebersihan, pengeluaran
pervaginam, keadaan luka jahitan, dan tanda-tanda
infeksi vagina (Sulistyawati, 2009).
Pada kasus ibu nifas dengan hipertensi tidak ada data
spesifik yang didapat melalui pemeriksaan inspeksi.
b) Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera
peraba, tangan dan jari-jari adalah suatu instrumen yang
sensitive dan digunakan untuk mengumpulkan data
tentang temperatur, turgor, bentuk kelembaban, vibrasi
dan ukuran (Nursalam, 2008). Pada kasus ibu nifas dengan
hipertensi dilakukan palpasi untuk menentukan tinggi
fundus uteri (Astuti, 2013).
31
c) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan
menggunakan stetoskop. Pada kasus ibu nifas dengan
hipertensi pemeriksaan auskultasi dilakukan pada saat
pemeriksaan tekanan darah (Nursalam, 2008).
d) Perkusi
Perkusi adalah suatu pemeriksaan denganjalan mengetuk
dengan alat reflek hummer atau membandingkan kiri
kanan pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan
menghasilkan suara (Alimul, 2006). Pada kasus ibu nifas
dengan hipertensi tidak ada data spesifik yang didapat
melalui pemeriksaan perkusi.
e) Pemeriksaan penunjang
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa,
apabila diperlukan misalnya pemeriksaan laboratorium
(Romauli, 2011). Pada kasus ibu nifas dengan hipertensi
dilakukan pemeriksaan test proteinuria (Prawirohardja,
2006).
Langkah II Interpretasi Data
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
(Ambarwati dan Wulandari, 2010)
32
a. Diagnosa kebidanan
Diagnosa dapat ditegakkan yang berkaitan dengan para,
abortus, anak hidup, umur ibu, dan keadaan nifas (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
Diagnosa kebidanan : Ny…P..A.. umur …Tahun post partum hari
ke… dengan hipertensi
Data dasar
Data subyektif
Pernyataan ibu tentang jumlah persalinan, apakah pernah abortus
atau tidak, keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang
keluhannya. (Ambarwati dan Wulandari, 2010; Yuliarti, 2011).
Data obyektif
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tekanan darah : lebih dari 140/90 mmHg
(Ambarwati & Wulandari, 2010; Yuliarti, 2011).
b. Masalah
Permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien
(Sulistyawati, 2009).Masalah yang muncul pada ibu nifas dengan
hipertensi yaitu ibu mengatakan pandangan mata kabur, pusing, sakit
kepata, sulit bernafas (Yuliarti, 2011).
33
c. Kebutuhan
Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan klien dan
belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah. Kebutuhan yang
diberikan pada ibu nifas dengan hipertensi yaitu diet rendah garam,
kolesterol, dan lemak jenuh, menghindari stress, perbaikan gaya
hidup (Yuliarti, 2011).
Langkah III : Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang
mungkin akan terjadi (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Diagnosa yang
mungkin terjadi pada ibu nifas dengan hipertensi adalah terjadi
preeklamsia.
Langkah IV : Tindakan Segera
Langkah ini memerlukan kesinambugan dari manajemen
kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Antisipasi yang dilaklukan yaitu
pemberian terapi oral, pantau tensi tiap 2 jam, cek kadar proteinuria
setiap 2 hari, anjurkan pasien untuk banyak istirahat (Sulistyawati, 2009).
Langkah V : Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnose yang
telah diidentifikasikan atau di antisipasi (Ambarwati dan Wulandari,
34
2010). Asuhan kebidanan yang di rencanakan pada ibu dengan
hipertensi:
1. Lakukan observasi meliputi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda
vital, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
2. Beritahu ibu tentang keadaan yang di alami bahwa ibu sedang
mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.
3. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene.
4. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat.
5. Anjurkan ibu untuk mengurangi makan yang banyak mengandung
garam dan perbanyak makan buah dan sayur
6. Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetrik dan ginekologi
dalam pemberian terapi obat oral anti hipertensi yaitu nifedipin 3 x
10 mg.
(Ambarwati & Wulandari, 2010; Yuliarti, 2011).
Langkah IV : Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan
pada klien dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana
asuhan secara efisien dan aman. (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Asuhan kebidanan dalam pelaksanaan pada ibu dengan hipertensi :
1. Mengobservasi meliputi
Keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus
35
2. Memberitahu ibu tentang keadaan yang di alami bahwa ibu sedang
mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene.
4. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat.
5. Menganjurkan ibu untuk mengurangi makan yang banyak
mengandung garam dan perbanyak makan buah dan sayur
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetrik dan
ginekologi dalam pemberian terapi obat oral anti hipertensi yaitu
nifedipin 3 x 10 mg.
(Ambarwati & Wulandari, 2010; Yuliarti, 2011)
Langkah VII : Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa
yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasikan keefektifan dari asuhan
yang diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap
setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana (Ambarwati dan
Wulandari, 2010). Evaluasi pada ibu nifas dengan hipertensi yaitu
1. Sudah diobservasi meliputi
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Vital sign : <140/90 mmHg
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi : Baik, keras
36
2. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya.
3. Ibu bersedia untuk tetap menjaga personal hygiene.
4. Ibu bersedia untuk istirahat.
5. Ibu bersedia untuk mengurangi makan yang banyak mengandung
garam dan perbanyak makan buah dan sayur.
6. Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetrik dan
ginekologi dalam pemberian terapi obat oral anti hipertensi yaitu
nifedipin 3 x 10 mg.
(Ambarwati & Wulandari, 2010; Yuliarti, 2011).
3. Data Perkembangan
Berdasarkan evaluasi, selanjutnya rencana asuhan kebidanan
dituliskan dalam catatan perkembangatn yang menggunakan SOAP
menurut Alimaul, (2006).
S (subyektif)
Berisi data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang merupakan
ungkapan langsung.
O (obyektif)
Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik.
A (assessment)
Berdasarkan data yang terkumpul kemudian dibuat kesimpulan yang
meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau masalah potensial, serta
perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.
37
P (planning)
Merupakan rencana dari tindakan yang akan di berikan termasuk asuhan
mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta konseling
untuk tindak lanjut.
C. LANDASAN HUKUM
Standar merupakan landasan berpijak secara normal dan parameter
atau alat ukur untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi
kebutuhan klien dan menjamin mutu asuhan yang diberikan.Landasan hukum
dalam melakukan asuhan kebidanan adalah Permenkes Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010
1. Pasal 9 Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu.
b. Pelayanan kesehatan anak.
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
2. Pasal 10
a. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 9
Berikan pada masa pra hamil,kehamilan,masa persalinan,masa nifas,
masa menyusui dan masa antara dua kehamilan.
b. Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
1) Pelayanan konseling pada masa pra hamil
38
2) Pelayanan ante natal pada kehamilan normal
3) Pelayanan persalinan normal
4) Pelayanan ibu nifas normal
5) Pelayanan ibu menyusui
3. Pelayanan konseling pada masa nifas antara dua kehamilan
a. Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana yang dimaksud
pada ayat (2) berwenang untuk :
1) Episiotomi
2) Penjahitan luka jalan lahir tingkat satu dan dua.
3) Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan.
4) Berikan tablet fe pada ibu hamil.
5) Pemberiaan vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.
6) Fasilitas/bimbingan inisiassi menyusui dini dan promosi air susu
ibu ekslusif.
7) Pemberiaan uterotinika pada manajemen aktif kala III dan post
partum
8) Penyuluhan dan konseling
(PERMENKES, 2010).
39
BAB III
METODOLOGI LAPORAN KASUS
A. Jenis studi kasus
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan
metode observasional diskriptif dengan tipe studi kasus. Metode penelitian
deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat. Laporan
studi kasus adalah dilakukan dengan meneliti suatu permasalahan melalui
suatu proses yang terdiri dari unit tuggal (Notoatmodjo, 2010). Jenis studi
kasus pada kasus ini adalah laporan kasus pada ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24
tahun dengan hipertensi.
B. Lokasi studi kasus
Lokasi studi kasus adalah tempat atau lokasi tersebut dilakukan,
(Notoatmodjo, 2010). Pada kasus ini lokasi pengambilan studi kasus
dilakukan di RSU Assalam Gemolong.
C. Subjek studi kasus
Subjek studi kasus adalah siapa atau golongan mana yang menjadi
sasaran pengambilan kasus tersebut (Notoatmodjo, 2010). Subyek studi kasus
ini adalah pada ibu nifas dengan hipertensi.
40
D. Waktu pelaksanaan studi kasus
Waktu studi kasus adalah batas waktu dimana pengambilan kasus
diambil (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan studi kasus dilakukan pada
tanggal 12-14 April 2015.
E. Instrumen yang digunakan
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen yang digunakan dalam
pengambilan data studi kasus adalah format asuhan kebidanan (Askeb) ibu
nifas serta SOAP, lembar dokumentasi untuk mencatat hasil pengkajian dan
pemeriksaan.
F. Teknik pengumpulan data
1. Data primer
Data primer adalah secara langsung diambil dari objek/ objek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Riwidikdo,
2013). Data primer dapat diperoleh dari :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik merupakan pendekatan per sistem yang
dimulai dari kepala ke ujung kaki dapat lebih mudah dilakukan pada
kondisi klinik (Muttaqin, 2010).Empat keterampilan dasar yang
diutamakan selama pemeriksaan fisik menurut Hidayat, (2006) yaitu:
41
1) Inspeksi
Inspeksi adalah melakukan pemeriksaan pandang
terhadap pasien mulai dari kepala sampai kaki (Varney, 2007).
Pada kasus ibu nifas dengan hipertensi tidak ada data spesifik
yang didapat melalui pemeriksaan inspeksi.
2) Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera
peraba, tangan dan jari-jari adalah suatu instrumen yang
sensitive dan digunakan untuk mengumpulkan data tentang
temperatur, turgor, bentuk kelembaban, vibrasi dan ukuran
(Nursalam, 2008). Pada kasus ibu nifas dengan hipertensi
dilakukan palpasi untuk menentukan tinggi fundus uteri (Astuti,
2013)
3) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan
mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh dengan
menggunakan stetoskop (Nursalam, 2008).Pada kasus ibu nifas
dengan hipertensi pemeriksaan auskultasi dilakukan pada saat
pemeriksaan tekanan darah.
4) Perkusi
Perkusi adalah suatu pemeriksaan denganjalan mengetuk
dengan alat reflek hummer atau membandingkan kiri kanan
pada setiap daerah permukaan tubuh dengan tujuan
42
menghasilkan suara (Alimul, 2006). Pada kasus ibu nifas dengan
hipertensi tidak ada data spesifik yang didapat melalui
pemeriksaan perkusi.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
pendirian secara lisan dari seseorang sasaran peneliti (responden),
atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut atau
face to face (Notoatmodjo, 2010). Pada kasusu ini wawancara
dilakukan pada ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24 tahun dengan
hipertensi di RS Assalam Gemolong.
c. Observasi
Observasi adalah prosedur yang berencana, antara lain
meliputi: melihat, mencatat jumlah dan taraf aktifitas tentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo,
2010).Pada observas yang dilakukan pada kasusibu nifas dengan
hipertensi adalah keadaan umum dan vital sign terutama tekanan
darah, tinggi fundus uteri dan kontraksi (Ambarwati & Wulandari,
2010).
2. Data sekunder
Adalah data yang diperoleh dari lingkungan studi kasus, yang
meliputi :
43
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah semua bentuk informasi yang
berhubungan dengan dokumen, baik dokumen resmi maupun tidak
resmi. (Notoatmodjo, 2010). Dokumen ini didapat dengan melihat
catatan rekam medis (RM) pasien ibu nifas dengan hipertensi di RS
Assalam Gemolong tahun 2015.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah semua literatur atau bacaan yang
digunakan untuk mendukung dalam menyusun proposal
tersebut.Literatur ini umumnya terdiri dari buku-buku teks, majalah
atau jurnal ilmiah, makalah ilmiah, skripsi, tesis atau disertasi
(Notoatmodjo, 2010).Bahan pustaka dalam kasus inipenulis
mengambil dari buku-buku yang berhubungan dengan ibu nifas
dengan hipertensi bahan referensi pengambilan dari buku kesehatan
terbitan tahun 2005 sampai 2014.
G. Alat-alat yang dibutuhkan
Dalam melaksanakan studi kasus dengan judul asuhan kebidanan ibu
nifas dengan hipertensi, penulis menggunakan alat-alat sebagai berikut :
1. Wawancara
a. Format asuhan kebidanan pada ibu nifas
b. Alat tulis (buku, bolpoin, penggaris)
44
2. Observasi
a. Lembar panduan observasi
b. Spigmomanometer
c. Stetoskop
d. Thermometer
e. Jam tangan
3. Dokumentasi
a. Status catatan pada ibu nifas
b. Lembar observasi
H. Jadwal penelitian
Merupakan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta
waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo,
2010).
Jadwal terlampir
45
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
Ruang : Namiroh 3
Tanggal masuk : 12 April 2015
No Register : 85785
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI
Nama : Ny. M Nama : Tn. L
Umur : 24 Tahun Umur : 27 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Ngasem RT:17, Kwangen, Gemolong, Sragen
B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
Tanggal : 12 April 2015 Pukul : 08.30 WIB
1. Alasan utama pada waktu masuk
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ketiga pada
tanggal 12 April 2015 Pukul 06.20 WIB
46
2. Keluhan
Ibu mengatakan padangan mata kabur, sakit kepala, pusing, sulit
bernafas dan perutnya mules.
3. Riwayat penyakit
a. Riwayat penyakit sekarang
1) Ibu mengatakan mulai umur kehamilan 7 bulan tekanan
darahnya tinggi 160/90 mmHg.
2) Ibu mengatakan sekarang tekanan darahnya tinggi
180/110 mmHg.
b. Riwayat penyakit sistemik
1) Jantung : Ibu mengatakan mengatakan tidak
pernah berdebar-debar pada dada
bagian kiri tidak mudah lelah saat
beraktivitas.
2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri
punggung kanan dan kiri.
3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah sesak
nafas
4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk
lebih dari 2 minggu disertai darah.
5) Hepatitis : Ibu mengatak tidak pernah terlihat
kuning pada mata, kulit dan kuku.
47
6) DM : Ibu mengatakan tidak mudah lapar
dan haus pada malam hari, tidak
sering BAK lebih dari 5 kali
dimalam hari.
7) Hipertensi : Ibu mengatakan tekanan darahnya
tinggi 160/90 mmHg sejak umur
kehamilan 7 bulan dan pada
kehamilan sebelumnya tidak
mengalami hipertensi.
8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang
sampai keluar busa dari mulutnya.
9) Lain- lain : Ibu mengatakan tidak pernah
mengalami penyakit lain seperti
HIV/AIDS atau PMS.
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengattakan dari keluarganya maupun keluarga suami
tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti :
Hipertensi, Jantung, DM dan menular seperti : Hepatitis,
TBC.
d. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan keluarganya maupun keluarga suami tidak
ada riwayat keturunan kembar.
48
e. Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi apapun
4. Riwayat menstruasi
a. Menarche : Ibu mengatakan pertama kali menstruasi
umur 13 tahun.
b. Siklus : Ibu mengatakan jarak menstruasi tiap
bulan 28 hari.
c. Lama : Ibu mengatakan lama menstruasi 5-7
hari.
d. Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 2-3 kali
sehari.
e. Teratur/tidak : Ibu mengatakan menstruasi teratur.
f. Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya encer dan
berwarna merah kecoklatan.
g. Dismenorhoe : Ibu mengatakan tidak pernah nyeri perut
saat menstruasi.
5. Riwayat keluarga berencana
Ibu mengatakan pernah menggunakan kontrasepsi suntik 3
bulan.
6. Riwayat perkawinan
a. Status perkawinan : Sah, kawin : 1kali
b. Kawin I : Umur 19 tahun, dengan suami
umur 22 tahun.
49
Lamanya : 5 tahun, anak 1 orang.
7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tgl/thn
Partus
Tempat
Partus
UK Jenis
Partus
Penol
ong
Anak Nifas Keadaan
anak
sekarang JK BB PB Keada
an
Laktasi
1 2011 BPS 40+2
Spontan Bidan L 3100 49 Baik Lancar Hidup
2 2013 BPS 37+4
Spontan Bidan P 1300 47 - - Meningg
al
3 2015 RS 41
Spontan Bidan L 2700 50 Baik Lncar Hidup
8. Riwayat hamil
a. HPHT : Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir
tanggal 28 juni 2014.
b. HPL : Ibu mengatakan Hari Perkiraan Lahir tanggal 5
April 2015.
c. Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan sering mual dan muntah.
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.
Trimester III : Ibu mengatakan sering BAK
d. ANC : 11 kali teratur
Trimester I : UK 4+2
minggu, 7+1
minggu, 9+4
minggu
Trimester II : UK 12+5
minggu, 15 minggu, 19+1
minggu,
22 minggu
Trimester III : UK 25+2
minggu, 29+2
minggu, 34 minggu,
37+4
minggu
50
e. Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang
tablet fe, gizi ibu hamil dan tanda bahaya kehamilan
trimester III
f. Imunisasi TT
TT1 :Ibu mwngatakan mendapat imunisasi TT
saat akan menikah umur 19 tahun.
g. Gerakan janin :Ibu mengatakan
mulai merasakan gerakan janin saat usia
kehamilan 20 minggu.
9. Riwayat Persalinan Ini
a. Tempat Persalinan : RSU Assalam gemolong
Penolong : Bidan
b. Tanggal/Jam Persalinan : 12 April 2015/ 06.20 WIB
Umur Kehamilan :41 minggu
c. Jenis Persalinan : Spontan
d. Tindakan Lain :Tidak ada
e. Komlikasi/Kelainan Dalam Persalinan: Hipertensi
f. Perineum
- Ruptur : Ruptur Derajad II
- Dijahit : Dijahit
51
10. Pola Kebiasaan Saat Nifas
a. Nutrisi
Selama Hamil : Ibu mengatakan makan 3-4x sehari, porsi
sedikit tapi sering jenis nasi setengah
piring, sayur bayam kangkung, sop 1
Mangkok, buah pisang, minum susu 1
gelas, air putih 7-8 gelas, tidak ada
pantangan makanan.
Selama Nifas : Ibu mengatakan makan 1x setelah
persalinan porsi sedang 1 piring nasi,
sayur sop 1 mangkok, telur 1 butir, ayam
1 potong, buah apel, minum teh hangat 1
gelas, air putih 2 gelas, tidak ada
pantangan makanan.
b. Eliminasi
Selama Hamil : BAB : Ibu mengatakan BAB 1x sehari
BAK : Ibu mengatakan BAK 7-8x
sehari, konsistensi kuning
jernih, bau khas urine.
Selama NIfas : BAB : Ibu mengatakan belum BAB.
BAK : Ibu mengatakan sudah BAK 2x
konsistensi kuning jernih , bau
khas urine, tidak ada keluhan,
52
dan dengan bantuan keluarga
menggunakan pispot.
c. Personal Higiene
Selama Hamil : Ibu mengatakan mandi, gosok gigi dan
mengganti pakaian 2x sehari.
Selama Nifas : Ibu mengatakan belum mandi tetapi
sudah ganti pakaian dan disibin.
d. Istirahat/Tidur
Selama Hamil : Ibu mengatakan tidur siang 2 jam dam
malam 8 jam.
Selama Nifas : Ibu mengatakan belum bisa tidur.
e. Keadaan Psikologis
Ibu mengatakan sangat senang dengan kelahiran anaknya
yang ketiga tetapi ibu mengatakan khawatir dengan keadaan
tekanan darah tingginya.
f. Riwayat Sosial Budaya
1) Dukungan keluarga
Ibu mengatakan semua keluarganya senang dengan
kelahiran anaknya.
2) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan tinggal bersama suami dan anaknya.
3) Pantangan makanan
Ibu mengatakan tidak ada pantangan makanan.
53
4) Kebiasaan adat istiadat
Ibu mengatakan ari-ari bayinya akan dikubur dan akan
dilakukan acara selamatan 5 harian.
g. Penggunaan obat-obatan/rokok
Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi obat apapun kecuali
dari Bidan dan tidak merokok.
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
1. Status generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 180/110 mmHg N : 80x/menit
S : 367o
C R : 22x/menit
TB : 155 cm
BB sebelum hamil : 51 kg
BB sekarang : 58 kg
LLA : 27,5 cm
2. Pemeriksaan Sistematis
a. Kepala
1) Rambut : Warna hitam, tidak berketombe,
tidak mudah rontok.
2) Muka : Pucat, tidak ada oedema, tidak ada
cloasma gravidarum.
54
3) Mata
(1) Oedema : Tidak ada oedema.
(2) Conjungtiva : Warna merah muda
(3) Sklera : Warna putih.
4) Hidung : Simetris, tidak ada benjolan, tidak
ada sekret.
5) Telinga : Simetris, tidak ada serumen.
6) Mulut/Gigi/Gusi : Mulut tidak ada stomatitis, gigi tidak
ada caries, gusi tidak mudah
berdarah.
b. Leher
1) Kelenjar Gondok : Tidak ada pembesaran
kelenjar gondok.
2) Tumor : Tidak ada benjolan.
3) Pembesaran Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran
kelenjar limfe.
c. Dada Dan Axilla
1) Mammae
a) Pembengkakan : Tidak ada .
b) Tumor : Tidak ada benjolan.
c) Simetris : Simetris kanan kiri.
d) Aerola : Hiperpigmentasi.
e) Putting susu : Menonjol.
55
f) Kolostru/ASI : Sudah keluar.
2) Axilla
a) Benjolan : Tidak ada benjolan.
b) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.
d. Ekstermitas
1) Varices : Tidak ada varices.
2) Oedema : Tidak ada oedema.
3) Reflek patella : Positif kanan dan kiri.
4) Betis merah/ lembek/ keras :Betis tidak merah, tidak
lembek dan tidak keras.
3. Pemeriksaan khusus obstetri (lokalis)
a. Abdomen
1) Inspeksi
a) Pembesaran perut : Tidak ada pembesaran,
normal.
b) Linea alba/ nigra : Linea nigra.
c) Strie albican/ livide : Striea albican.
d) Kelainan : Tidak ada kelainan.
2) Palpasi
a) Kontraksi :Keras.
b) TFU :2 jari dibawah pusat.
c) Kandung kencing :Kosong.
56
b. Anogenital
1) Vulva vagina
a) Varices : Tidak ada varices.
b) Kemerahan : Tidak ada kemerahan.
c) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan.
d) Lochea : Lochea rubra.
2) Perineum
a) Keadaan luka : Masih basah, terdapat
jahitan, tidak ada
perdarahan, tidak
berbau.
b) Bengkak/ kemerahan :Tidak bengkak, tidak
ada kemerahan.
3) Anus
a) Haemoroid :Tidak ada haemoroid.
b) Lain-lain :Tidak ada.
4) Inspekulo
a) Vagina : Tidak dilakukan.
b) Portio : Tidak dilakukan.
c) Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan.
4. Pemeriksaan penunjang
Tanggal : 12 April 2015 Pukul : 06.00 WIB
a) Pemeriksaan laboratorium
57
Hb : 12,5 gram/dl
Golongan darah : B
b) Pemeriksaan penunjang lain : Proteine urine negatif.
II. INTERPRETASI DATA
Tanggal :12 April 2015 pukul : 08.45 WIB
A. DIAGNOSA KEBIDANAN
Ny. M P3A0 Umur 24 tahun 2 jam post partum dengan Hipertensi.
Data dasar
Data Subyektif :
1. Ibu mengatakan bernama Ny. M dan berumur 24 tahun.
2. Ibu mengatakan telah melahirkan anak ketiga pada tanggal 12
April 2015 pukul 06.20 WIB, ingin mendapatkan perawatan
selama pemulihan dan belum pernah keguguran.
3. Ibu mengatakan pandangan matanya kabur, sakit kepala, pusing,
sulit bernafas.
Data Obyektif :
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis.
3. TTV : TD : 180/110 mmHg
N : 80x/menit
S : 367o
C
R : 22x/menit
58
4. TFU : 2 jari dibawah pusat.
5. Kontraksi : Keras
6. Lochea : Rubra
B. MASALAH
Sakit kepala dan sulit bernafas.
Data dasar : Ibu mengatakan pandangan matanya kabur, sakit kepala,
pusing, sulit bernafas.
C. KEBUTUHAN
Memberikan informasi tentang kondisi ibu dan menganjurkan untuk
istirahat.
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Preeklamsia
IV. TINDAKAN SEGERA
Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG, yaitu :
1. Memberikan antihipertensi Nifedipin 1 x 10 mg per oral.
2. Memberikan terapi vicillin 3 x 1 gram.
3. Memberikan oksigen 4L/menit.
4. Melakukan pemeriksaan protein urine.
59
V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 12 April 2015 Pukul : 09.00 WIB
1. Beritahu ibu tentang keadaan yang dialami bahwa ibu mengalami
hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan observasi vital sign terutama
tekanan darah setiap 4 jam sekali.
3. Lakukan pemasangan oksigen 4L/menit
4. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat.
5. Anjurkan ibu untuk mengurangi makan yang mengandung garam,
perbanyak makan buah dan sayur segar dan kolaborasi dengan ahli
gizi.
6. Jelaskan pada ibu bahwa mules yang dirasakan adalah normal.
7. Beri konseling pada ibu tentang perawatan payudara (Breast Care).
8. Beri konseling pada ibu cara menyusui yang benar.
9. Observasi pengeluaran pervaginam tiap 4 jam sekali.
10. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene.
11. Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetrik dan ginekologi
dalam pemberian obat terapi oral.
Metildopamine 1 x 1 dosis 250 mg / oral
Vitamin C 1 x 1 dosis 100 mg / oral
Nifedipin 3 x 1 dosis 10 mg / oral
Amoxilin 3 x 1 dosis 500 mg / oral
60
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 12 April 2015
1. Pukul 09.05 WIB Memberitahu ibu tentang keadaan yang dialami
bahwa ibu mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2. Pukul 09.10 WIB Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan observasi
vital sign terutama tekanan darah setiap 4 jam sekali
3. Pukul 09.15 WIB Melakukan pemasangan oksigen 4L/menit
4. Pukul 09.20 WIB Menganjurkan ibu untuk istirahat atau tidur saat
anaknya sedang tidur.
5. Pukul 09.25 WIB Menganjurkan ibu untuk mengurangi makanan
yang mengandung banyak garam seperti kue kering, dan
menganjurkan banyak makan buah serta sayuran dan kolaborasi
dengan ahli gizi untuk pemberian diet makanan.
6. Pukul 09.30 WIB Menjelaskan pada ibu tentang mules yang
dirasakan adalah normal karena disebabkan oleh kontraksi rahim agar
rahim kembali ke bentuk semula seperti sebelum hamil.
7. Pukul 09.50 WIB Memberi konseling pada ibu tentang perawatan
payudara (Breast Care).
8. Pukul 10.10 WIB Memberi konseling pada ibu cara menyusui yang
benar.
9. Pukul 10.15 WIB Mengobservasi pengeluaran pervaginam tiap 4 jam
sekali.
61
10. Pukul 10.20 WIB Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal
hygiene, dengan cara cebok dari depan kearah belakang dan
mengeringkan dengan tisu. Kemudian mencuci tangan sebelum dan
setelah cebok, dan mengganti pembalut jika sudah penuh.
11. Pukul 10.25 WIB Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis
obstetrik dan ginekologi dalam pemberian obat terapi oral.
Amoxilin 1 x 1 dosis 10 mg / oral
Nifedipin 1 x 1 dosis 500 mg / oral
VII. EVALUASI
Tanggal : 12 April 2015
1. Pukul 09.45 WIB Ibu sudah mengetahui tentang keadaan yang
dialami bahwa ibu mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2. Pukul 09.50 WIB Ibu sudah mengetahui akan dilakukan observasi
vital sign terutama tekanan darah tiap 4 jam sekali.
3. Pukul 09.55 WIB Telah dilakukan pemasangan oksigen 4L/menit.
4. Pukul 10.00 WIB Ibu bersedia untuk istirahat.
5. Pukul 10.05 WIB Ibu bersedia untuk mengurangi makanan yang
mengandung banyak garam, banyak makan buah serta sayuran dan
makan-makanan dari rumah sakit.
6. Pukul 10.10 WIB Ibu sudah mengerti tentang mules yang dirasakan
adalah normal karena disebabkan oleh kontraksi rahim atau rahim
kembali ke bentuk semula seperti sebelum hamil
62
7. Pukul 10.30 WIB Memberi konseling pada ibu tentang perawatan
payudara (Breast Care)
8. Pukul 10.50 WIB Memberi konseling pada ibu tentang cara menyusui
yang benar.
9. Pukul 10.55 WIB Telah dilakukan observasi pengeluaran pervaginam
dengan hasil perdarahan normal.
10. Pukul 11.00 WIB Ibu bersedia untuk tetap menjaga personal hygiene.
11. Pukul 11.05 WIB Ibu bersedia dan sudah meminum obat oral yang
sudah diberikan dokter.
Amoxilin 1 x 1 dosis 10 mg / oral
Nifedipin 1 x 1 dosis 500 mg / oral
63
DATA PERKEMBANGAN I
S : Subyektif Tanggal : 13 April 2015 Pukul : 08.40 WIB
1. Ibu mengatakan masih merasa mules dan pusing
2. Ibu mengatakan anaknya rewel terus
3. Ibu mengatakan susah tidur
O : Obyektif Tanggal : 13 April 2015 Pukul : 08.45 WIB
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 150/100 mmHg N : 82x/menit
S : 366o
C R : 24x/menit
4. Kontraksi : Keras
5. TFU : 2 jari dibawah pusat
6. Lochea : Rubra
A : Assasement
Ny. M P3A0 umur 24 tahun post partum hari kedua dengan hipertensi.
P : Planning Tanggal : 13 April 2015
1. Pukul 08.55 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan Vital sign,
kontraksi dan perdarahan pervaginam.
64
2. Pukul 09.05 WIB Mengajarkan pada ibu tentang cara perawatan
perineum dengan cara setelah BAK ibu dianjurkan untuk
membersihkan perineum dan mengeringkan dengan tisu.
3. Pukul 09.15 WIB Menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya
secara on demand.
4. Pukul 09.25 WIB Memberikan advis dokter untuk pemberian terapi
obat oral
Metildopamine 1 x 1 dosis 250 mg / oral
Vitamin C 1 x 1 dosis 100 mg / oral
Nifedipin 1 x 1 dosis 10 mg / oral
Amoxilin 1 x 1 dosis 500 mg / oral
EVALUASI Tanggal : 13 April 2015
1. Pukul 09.00 WIB Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa
tekanan darah ibu sudah turun 150/100 mmHg, kontraksi keras dan
perdarahan normal.
2. Pukul 09.10 WIB Ibu bersedia untuk merawat perineumnya sendiri
dengan cara mengeringkan dengan tisu setelah BAK.
3. Pukul 09.20 WIB Ibu bersedia untuk menyusui bayinya.
4. Pukul 09.30 WIB Advis dokter sudah diberikan dan ibu sudah
meminumnya.
Metildopamine 1 x 1 dosis 250 mg / oral
Vitamin C 1 x 1 dosis 100 mg / oral
65
Nifedipin 1 x 1 dosis 10 mg / oral
Amoxilin 1 x 1 dosis 500 mg / oral
66
DATA PERKEMBANGAN II
S : Subyektif Tanggal : 14 April 2015 Pukul : 08.40 WIB
1. Ibu mengatakan rasa pusingnya sudah berkurang
2. Ibu mengatakan sudah melakukan perawatan perineum dengan
mengeringkan dengan menggunakan tisu.
3. Ibu mengatakan sudah bisa tidur nyenyak.
O : Obyektif Tanggal : 14 April 2015 Pukul : 08.45 WIB
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 120/80 mmHg N : 80x/menit
S : 366o
C R : 24x/menit
4. Kontraksi : Keras
5. TFU : 2 jari dibawah pusat
6. Lochea : Sanguenolenta
A : Assasement
Ny. M P3A0 umur 24 tahun post partum hari ketiga
67
P : Planning Tanggal : 14 April 2015
1. Pukul 09.00 WIB Memberi informasi tentang hasil pemeriksaan Vital
sign, kontraksi dan perdarahan pervaginam ibu, bahwa keadaan ibu
sudah membaik.
2. Pukul 09.10 WIB Melanjutkan advis dokter untuk pemberian terapi
obat oral
- Metildopamine 1 x 1 dosis 250 mg / oral
- Vitamin C 1 x 1 dosis 100 mg / oral
- Nifedipin 1 x 1 dosis 10 mg / oral
- Amoxilin 1 x 1 dosis 500 mg / oral
3. Pukul 09.30 WIB Memberitahu ibu untuk kembali kontrol jahitan 3
hari lagi atau jika ada keluhan.
4. Pukul 09.40 WIB Memberitahukan pada ibu bahwa sudah boleh
pulang.
EVALUASI Tanggal : 14 April 2015
1. Pukul 09.05 WIB Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan tekanan
darahnya 120/80 mmHg, kontraksi keras dan perdarahan normal.
2. Pukul 09.15 WIB ibu sudah meminum obat yang diberikan secara
teratur.
- Metildopamine 1 x 1 dosis 250 mg / oral
- Vitamin C 1 x 1 dosis 100 mg / oral
- Nifedipin 1 x 1 dosis 10 mg / oral
68
- Amoxilin 1 x 1 dosis 500 mg / oral
3. Pukul 09.35 WIB Ibu bersedia untuk kontrol jahitan 3 hari lagi atau
jika ada keluahan tekanan darah tinggi lagi.
4. Pukul 10.00 WIB Ibu pulang dengan diberi obat oral
Amoxillin 3 x 1 dosis 500 mg (IX) / oral
Vitamin C 1 x 1 dosis 100 mg (V) / oral
Asam mefenamat 3 x 1 dosis 500 mg (IX) / oral
Nifedipin 1 x 1 dosis 10 mg (V) / oral (diminum jika
tekanan darah ibu tinggi lagi)
B. PEMBAHASAN
Setelah penulis melaksanakan studi kasus pada ibu nifas Ny. M P3A0
dengan hipertensi dan pengelolaannya dengan menerapkan manajemen
kebidanan serta mengaitkan dengan teori-teori sebagai landasan dalam
melaksanakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney yang meliputi :
1. Pengkajian data
Pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan semua data yang
dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien. Merupakan langkah
pertama untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien. (Ambarwati dan
Wulandari, 2010).
Data subyektif pada ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24 tahun dengan
hipertensi ibu mengatakan pandangan mata kabur, pusing dan sakit
kepala. Data obyektif pada ibu nifas Ny.M P3A0 umur 24 tahun dengan
69
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 180/110
mmHg, suhu 367o
C, nadi 80x/menis, respirasi 22x/menit dan protein
urine negatif. Jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara
teori dan kasus dilapangan.
2. Interpretasi data
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan.
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Diagnosa dapat ditegakkan yang
berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu, dan keadaan nifas
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Diagnose kebidanan : Ny. M P3A0
umur 24 tahun 2 jam post partum dengan hipertensi. Permasalahan yang
muncul berdasarkan pernyataan pasien (Sulistyawati, 2009). Masalah
yang muncul pada ibu nifas dengan hipertensi yaitu ibu mengatakan
pandangan mata kabur, pusing, sakit kepala, sulit bernafas (Yuliarti,
2011). Kebutuhan merupakan hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah. Kebutuhan yang diberikan
pada ibu nifas dengan hipertensi yaitu diet rendah garam, kolesterol, dan
lemak jenuh, menghindari stress, perbaikan gaya hidup (Yuliarti, 2011).
Pada kasus ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24 tahun 2 jam post
partum dengan hipertensi. Masalah yang muncul pada Ny. M P3A0
dengan hipertensi adalah sakit kepala dan pusing, ibu mengatakan
pandangan mata kabur, pusing, sakit kepala dan sulit bernafas.
Kebutuhan yang diberikan pada Ny. M adalah memberikan informasi
70
tentang kondisi ibu dan menganjurkan untuk istirahat. Jadi pada langkah
ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus dilapangan.
3. Diagnosa potensial
Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial yang mungkin
akan terjadi (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Diagnosa yang
mungkin terjadi pada ibu nifas dengan hipertensi adalah terjadi
preeklamsia.
Pada kasus ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24 tahun dengan hipertensi
ini tidak terjadi diagnosa potensial karena ibu sudah mendapatkan
antisipasi dan penanganan secara tepat. Jadi pada langkah diagnosa
potensial ini tidak terdapat adanya kesenjangan antara teori dan kasus
dilapangan.
4. Tindakan segera
Langkah ini memerlukan kesinambugan dari manajemen
kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Antisipasi yang dilaklukan yaitu
pemberian terapi oral, pantau tensi tiap 2 jam, cek kadar proteinuria
setiap 2 hari, anjurkan pasien untuk banyak istirahat (Sulistyawati, 2009).
Pada langkah antisipasi ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24 tahun
dengan hipertens ini adalah mengobservasi keadaan umum dan vital sign
setiap 2 jam, melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dalam
71
memberikan anti hipertensi nifedipin 1 x 10 mg per oral, pemberian
terapi vicillin 3 x 1 gr, dan oksigen 4L/menit. Jadi pada langkah
antisipasi atau tindakan segera ini tidak terdapat adanya kesenjangan
antara teori dan kasus dilapangan.
5. Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya
yang merupakan lanjutan dari masalah atau diagnose yang telah
diidentifikasikan atau di antisipasi (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Asuhan kebidanan yang di rencanakan pada ibu dengan hipertensi:
1. Lakukan pemeriksaan vital sign terurama tekanan darah setiap 4 jam
sekali.
2. Beritahu ibu tentang keadaan yang dialami bahwa ibu mengalami
hipertensi atau tekanan darah tinggi.
3. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene.
4. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat.
5. Anjurkan ibu untuk mengurangi makan yang mengandung garam,
perbanyak makan buah dan sayur segar dan kolaborasi dengan ahli
gizi.
6. Observasi pengeluaran pervaginam.
7. Jelaskan pada ibu bahwa mules yang dirasakan adalah normal.
8. Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetrik dan ginekologi
dalam pemberian obat terapi oral anti hipertensi yaitu nifedipin 3 x
10 mg.
72
Sedangkan asuhan yang diberikan ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24
tahun dengan hipertensi dilapangan antara lain : pemberian obat oral
amoxilin 3 x 500 mg, nifedipin 3 x 10 mg, vitamin C 1 x 100 mg,
metildopamine 1 x 250 mg.
Pada langkah perencanaan ini terdapat kesenjangan dalam
pemberian terapi obat dan oksigen antara teori dan kasus dilahan. Hal ini
tidak menjadi masalah karena metildopamine adalah salah satu obat
penurun tekanan darah dan nifedipin adalah obat tambahan pada
penderita hipertensi yang bertujuan untuk mencegah angina pektoris
(Jordan,2006).
6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan
pada klien dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana
asuhan secara efisien dan aman. (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), asuhan kebidanan dalam
pelaksanaan pada pasien dengan hipertensi antara lain :
a. Memberitahu ibu tentang keadaan yang di alami bahwa ibu sedang
mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.
b. Mengobservasi meliputi
Keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri,
kontraksi uterus
c. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat.
73
d. Menganjurkan ibu untuk mengurangi makan yang mengandung
garam, perbanyak makan buah dan sayur segar.
e. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene.
f. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetrik dan
ginekologi dalam pemberian terapi obat oral anti hipertensi.
g. Sedangkan asuhan yang diberikan pada ibu nifas Ny. M P3A0 umur
24 tahun dengan hipertensi dilapangan antara lain :
1) Memberitahu ibu tentang keadaan yang dialami bahwa ibu
mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi.
2) Melakukan pemeriksaan vital sign terutama tekanan darah.
3) Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat.
4) Menganjurkan ibu untuk mengurangi makanan yang
mengandung garam, perbanyak makan buah dan sayuran segar
serta kolaborasi dengan ahli gizi.
5) Menjelaskan pada ibu tentang mules yang dirasakan adalah
normal karena disebabkan oleh kontraksi uterus atau rahim agar
rahim kembali ke bentuk semula seperti sebelum hamil.
6) Mengobservasi pengeluaran pervaginam
7) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene.
8) Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetrik dan
ginekologi dalam pemberian obat terapi oral yaitu amoxilin 3 x
500 mg, nifedipin 3 x 10 mg, vitamin C 1 x 100 mg,
metildopamine 1 x 250 mg.
74
Jadi pada langkah pelaksanaan ini terdapat adanya kesenjangan antara
teori dan kasus dilapangan yaitu dalam pemberian terapi obat oral.
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses asuhan kebidanan
dari pengkajian sampai pelaksanaan, setelah dilakukan perawatan selama
3 hari hasi akhir yang didapat adalah : ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24
tahun dengan hipertensi yaitu dengan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tekanan darah 120/80 mmhg, suhu 366o
C, nadi 80x/menit,
respirasi 24x/menit, sakit kepala yang dirasakan ibu sudah berkurang dan
ibu mau menyusui bayinya sehingga pada evaluasi ini sudah sesuai
dengan perencanaan.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan observasi dengan memberikan
manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. M Umur 24 Tahun dengan
Hipertensi di RSU Assalam Gemolong dengan menggunakan pendekatan
tujuh langkah varney, dapat diambil kesimpulan:
1. Dari pengkajian pada Ny. M didapatkan data subyektif yang didapatkan
dari keluhan ibu yaitu ibu mengatakan pandangan mata kabur, pusing,
sakit kepala dan susah bernafas. Sedangkan data obyektif diperoleh
keadaan umum baik, kesadaran composmentis dan tekanan darah
180/110 mmHg, suhu 367o
C, nadi 80x/menit, respirasi 22x/menit dan
protein urine negatif.
2. Dari interpretasikan pada kasus Ny. M P3A0 umur 24 tahun 2 jam post
partum dengan hipertensi dengan masalah yang timbul adalah sakit
kepala dan sulit bernafas, data dasar : ibu mengatakan pandangan mata
kabur, pusing, sakit kepala dan sulit bernafas. Kebutuhan yang diberikan
yaitu memberi informasi tentang kondisi ibu dan menganjurkan untuk
istirahat.
3. Diagnosa potensial pada kasus ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24 tahun
dengan hipertensi adalah potensi terjadi preeklamsia.
76
4. Antisipasi pada ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24 tahun dengan hipertensi
yaitu kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi.
5. Rencana asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. M P3A0umur 24 tahun
dengan hipertensi dilakukan secara menyeluruh yaitu
a. Beritahu ibu tentang keadaan yang dialami bahwa ibu mengalami
hipertensi atau tekanan darah tinggi.
b. Observasi vital sign terurama tekanan darah setiap 4 jam sekali.
c. Anjurkan ibu untuk banyak istirahat.
d. Anjurkan ibu untuk mengurangi makan yang mengandung garam,
perbanyak makan buah dan sayur segar dan kolaborasi dengan ahli
gizi.
e. Jelaskan pada ibu bahwa mules yang dirasakan adalah normal.
f. Observasi pengeluaran pervaginam.
g. Anjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene.
h. Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetrik dan ginekologi
dalam pemberian obat terapi oral anti hipertensi yaitu nifedipin 3 x
10 mg.
6. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24
tahun dengan hipertensi tidak sesuai dengan rencana yang dibuat dalam
pemberian terapi obat.
b. Memritahu ibu tentang keadaan yang dialami bahwa ibu mengalami
hipertensi atau tekanan darah tinggi.
c. Mengobservasi vital sign terurama tekanan darah setiap 4 jam sekali.
77
d. Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat atau tidur saat anaknya
sedang tidur.
e. Menganjurkan ibu untuk mengurangi makan yang mengandung
garam, perbanyak makan buah dan sayur segar dan kolaborasi dengan
ahli gizi.
f. Menjelaskan pada ibu bahwa mules yang dirasakan adalah normal.
g. Mengobservasi pengeluaran pervaginam.
h. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene.
i. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis obstetrik dan
ginekologi dalam pemberian obat terapi oral anti hipertensi yaitu
nifedipin 3 x 10 mg.
7. Setelah dilakukan pemeriksaan pada ibu nifas Ny. M P3A0 umur 24 tahun
dengan hipertensi dapat teratasi dengan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, tekanan darah 120/80 mmhg, suhu 366o
C, nadi 80x/menit,
respirasi 24x/menit, sakit kepala yang dirasakan ibu sudah berkurang dan
ibu mau menyusui bayinya sehingga pada evaluasi ini tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dan kasus dilahan.
8. Berdasarkan hasil pembahasan pada kasus ibu nifas Ny. M dari
pengkajian sampai evaluasi didapatkan kesenjangan antara teori dan kasus
dilapangan pada langkah perencanaan dan pelaksanaan dalam pemberian
terapi obat dan oksigen. Pemecah masalah pada kasus ibu nifas Ny. M
yaitu terdapat pada pemberian terapi obat oral metil dopamine dan
78
oksigen 4L/menit sehingga ibu nifas Ny. M tidak mengalami komplikasi
sehingga kesenjangan dalam kasus ini bisa tertangani.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan untuk kasus ibu nifas
dengan hipertensi tetap dipertahankan dan lebih dioptimalkan dalam
pelayanan
2. Bagi Klien
Diharapkan klien perlu memahami tentang gejala hipertensi dan jika ibu
mengalami hipertensibisa segera mendatangi tempat pelayanan
kesehatan.
3. Bagi Pendidikan
Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan acuan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan khususnya tentang ibu nifas dengan
hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, R. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. H dengan Hipertensi
di RSUD Moewardi Surakarta. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta: STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
Ambarwati, E.R, Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Nuha
Medika.
Astuti, H.P. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu I (Kehamilan). Yogyakarta :
Rohima Press.
Bartini, I. 2012. ANC : Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Normal (Askeb I)
Dilengkapin Panduan Praktikum dan Senam Hamil. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Herlambang. 2013. Menaklukkan Hipertensi dan Diabetes. Jakarta : Tugu
Publisher.
Ihsani, A. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. S dengan Hipertensi di
RSUD Pandan Arang Boyolali. Karya Tulis Ilmiah. Surakarta :
Universitas Sebelas Maret
Jordan, Sue. 2006. Farmakologi Kebidanan. Jakarta : ECG
Kepmenkes, RI. 2010. Permenkes Indonesia tentang Penyelenggaraan Praktik
Bidan.http://www.scribd.com/doc/185296177/PERMENKES-1464-
MENKES-PER-X-2010TENTANG-IZIN-DAN-
PENYELENGGARAAN-PRAKTIK-BIDAN.Diakses tanggal 12
Desember 2014.
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas “Puerperium Care”.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mirzanie, H, dkk, 2005. Internoid. Jakarta : Tosca Enterprise.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Prawirohardjo, S. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pusataka
Sarwono Prawirohardjo.
2011. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pusataka
Sarwono Prawirohardjo.
Riwidikdo, H. 2013. Statistika untuk Penelitian Kesehatan Dengan Aplikasi
Program R Dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Rukiyah, dkk. 2013. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta : Trans Info Media.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidana pada Masa Nifas.Jakarta : Salemba Medika.
Suherni, dkk. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya.
Sulistyawati, A.2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
C.V andi Offset.
Uliyah, M, Alimul, A.A. 2008. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Bidan.
Jakarta : Salemba Medika.
Wildan, M, Alimul, A.A. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba
Medika.
Yuliarti, N. 2011. Libas Hipertensi dengan Herbal. Magelang : Gajayana
Publisher.