asuhan neonatus essensial

14
Asuhan Neonatus Essensial Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir : Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya sesegera mungkin. Segera setelah melahirkan badan bayi lakukan penilaian sepintas : Sambil secara cepat menilai pernapasannya (menangis kuat, bayi bergerak aktif, warna kulit kemerahan) letakkan bayi dengan handuk diatas perut ibu. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah/lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi (sebagian besar bayi akan menangis atau bernapas spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir). Dan nilai APGAR SKORnya, jika bayi bernafas megap-megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir. PENILAIAN APGAR SKOR (tabel 2.1) Nilai Tanda 0 1 2 Denyut jantung(pulse) Tidak ada Lambat < 100 >100

Upload: widya-ayu

Post on 22-Nov-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asuhan neonatus essensial

TRANSCRIPT

Asuhan Neonatus EssensialAspek-aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir : Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat Usahakan adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya sesegera mungkin.Segera setelah melahirkan badan bayi lakukan penilaian sepintas : Sambil secara cepat menilai pernapasannya (menangis kuat, bayi bergerak aktif, warna kulit kemerahan) letakkan bayi dengan handuk diatas perut ibu. Dengan kain bersih dan kering atau kasa lap darah/lendir dari wajah bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang. Periksa ulang pernapasan bayi (sebagian besar bayi akan menangis atau bernapas spontan dalam waktu 30 detik setelah lahir). Dan nilai APGAR SKORnya, jika bayi bernafas megap-megap atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.PENILAIAN APGAR SKOR (tabel 2.1)Nilai

Tanda012

Denyut jantung(pulse)Tidak adaLambat < 100>100

Usaha nafas(respisration)Tidak adaLambat, tidak teraturMenangis dengan keras

Tonus otot(activity)LemahFleksi pada ekstremitasGerakan aktif

Kepekaan reflek(gremace)Tidak adaMerintihMenangis kuat

Warna(apperence)Biru pucatTubuh merah muda, ekstremitas biruSeluruhnya merah muda

Sumber : Saifuddin, 2002Penatalaksanaan awal dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi, dikenal sebagai Asuhan Esensial Neonatal yang meliputi:1. Persalinan bersih dan aman.

2. Memulai/inisiasi pernapasan spontan.

3. Stabilisasi temperatur tubuh bayi/menjaga agar bayi tetap hangat.

4. ASI dini dan eksklusif.

5. Pencegahan infeksi.

6. Pemberian Imunisasi.

Berikut akan dijelaskan asuhan asuhan yang telah disebutkan di atas.

A. Persalinan bersih dan aman

Telah dibicarakan dalam bab-bab terdahulu, yang penting di sini agar selalu menerapkan upaya pencegahan infeksi yang baku (standar) dan ditatalaksana sesuai dengan ketentuan atau indikasi yang tepat.

B. Klem dan potong tali pusata) Klem tali pusat dengan 2 buah klem pada klem pertama kira-kira 2 dan 3 cm dari pangkal pusat bayib) Potonglah tali pusat diantara kedua klem sambil melindungi bayi dari gunting dengan tangan kiri c) Pertahankan kebersihan pada saat memotong tali pusat. Potong tali pusat dengan gunting yang perawatan alat steril atau desinfeksi tingkat tinggid) Periksa tali pusat setiap 15 menit, apabila masih terjadi perdarahan pengikatan ulang yang lebih ketat.perawatan tali pusat , jangan membungkus punting tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke punting tali pusat (JNPK-KR/ POGI,APN, 2007)C. Memulai/inisiasi pernapasan spontan

Begitu bayi lahir segera dilakukan inisiasi pernapasan spontan dengan melakukan penilaian awal, sebaga iberikut :

Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0-30 detik).

Nilai kondisi bayi baru lahir secara cepat dengan mempertimbangkan atau menanyakan 5 pertanyaan sebagai berikut:

a. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?

b. Apakah bayi bernapas spontan?

c. Apakah kulit bayi berwarna kemerahan?

d. Apakah tonus/kekuatan otot bayi cukup?

e. Apakah ini kehainilan cukup bulan?

D. Stabilisasi temperatur tubuh bayi menjaga agar bayi tetap hangatPencegahan kehilangan panas

Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai, dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami kehilangan panas (hipotermia) berisiko tinggi untuk jatuh sakit atau meninggal. Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti, mungkin akan mengalami hipotermia, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat badan lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermia.Mekanisme kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat terjadi melalui mekanisme berikut :

Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh bayi tidak segera dikeringkan. Hal yang sama dapat terjadi setelah bayi dimandikan.

Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Bayi yang diletakkan di atas meja, tempat tidur atau timbangan yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas tubuh akibat proses konduksi.

Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan dalam ruang yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga dapat terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk ruangan. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dan temperatur tubuh bayi. Bayi akan mengalami kehilangan panas melalui cara ini meskipun benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tubuh bayi.

Upaya untuk mencegah kehilangan panas

Kehilangan panas tubuh bayi dapat dihindarkan melalui upaya-upaya berikut ini : Keringkan bayi secara seksama.

Segera setelah lahir, segera keringkan permukaan tubuh sebagai upaya untuk mencegah kehilangan panas akibat evaporasi cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi. Hal ini juga merupakan rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernapasan.

Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.Segera setelah tubuh bayi dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti handuk atau kain yang telah dipakai kemudian selimuti bayi dengan selimut atau kain hangat, kering dan bersih. Kain basah yang diletakkan dekat tubuh bayi akan menyebabkan bayi tersebut mengalami kehilangan panas tubuh. Jika selimut bayi harus dibuka untuk melakukan suatu prosedur, segera selimuti kembali dengan handuk atau selimut kering, segera setelah prosedur tersebut selesai.

Tutupi kepala bayi.

Pastikan bahwa bagian kepala bayi ditutupi setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yang cukup besar sehingga bayi akan dengan cepat kehilangan panas tubuh jika bagian kepalanya tidak tertutup.

Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI.

Memeluk bayi akan membuat bayi tetap hangat dan merupakan upaya pencegahan kehilangan panas yang sangat baik. Anjurkan ibu untuk sesegera mungkin menyusukan bayinya setelah lahir. Pemberian ASI, sebaiknya dimulai dalam waktu satu jam setelah bayi lahir

Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.

Karena bayi baru lahir mudah mengalami kehilangan panas tubuh, (terutama jika tidak berpakaian) sebelum melakukan penimbangan, selimuti tubuh bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Timbang selimut atau kain secara terpisah, kemudian kurangi berat selimut atau kain tersebut dan total berat bayi saat memakai selimut tadi.Jangan memandikan bayi setidak-tidaknya 6 jam setelah lahir. Tunda untuk memandikan bayi hingga sedikitnya enam jam setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama kehidupannya dapat mengarah pada kondisi hipotermia dan sangat membahayakan keselamatan bayi.

Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. Idealnya, segera setelah lahir bayi harus ditempatkan bersama ibunya di tempat tidur yang sama. Menempatkan bayi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga bayi agar tetap hangat, mendorong upaya untuk menyusui dan mencegah bayi terpapar infeksi.

Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit yaitu :1). Apabila telapak bayi terasa dingin, periksa suhu aksila bayi2). Apabila suhu bayi kurang dari 36,5C, segera hangatkan bayiE. Identifikasi bayi Apabila bayi dilahirkan ditempat bersalin yang persalinannya yang mungkin lebih dari satu persalinan maka alat pengenal harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir : a. Alat yang digunakan hendaknya kebal air, tidak mudah melukai, tidak mudah sobek, tidak mudah lepas (gelang bayi)b. Pada alat identifikasi harus tercantum :1) Nama bayi /Nama ibu2) Tanggal lahir dan jam3) Nomor bayi4) Jenis kelamin5) Nama ibu lengkapF. Memulai pemberian ASI (menyusui)

Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan bayinya segera setelah tali pusat di klem dan dipotong. Tenteramkan ibu bahwa penolong akan membantu ibu menyusukan bayi setelah plasenta lahir dan penjahitan laserasi selesai dikerjakan. Anggota keluarga mungkin bisa membantunya untuk memulai pemberian ASI lebih awal. Setelah semua prosedur yang diperlukan diselesaikan, ibu sudah bersih dan mengganti baju, bantu ibu untuk rnenyusukan bayinya.

Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan. Memulai pemberian ASI secara dini akan :

Merangsang produksi air susu ibu (ASI)

Memperkuat refleks menghisap (refleks menghisap awal pada bayi, paling kuat dalarn beberapa jam pertarna setelah lahir).

Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan pengaruh yang positif bagi kesehatan bayi.

Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayinya.

Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui kolostrum.

Merangsang kontraksi uterus.G. Pencegahan infeksi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi. Saat melakukan penanganan bayi baru lahir, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini:

Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak dengan bayi.

Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan.

Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang tali pusat telah didisinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.

Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap dari satu bayi ke bayi yang lain.

Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk bayi, telah dalam keadaan bersih.

Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaininasi, cuci, dan keringkan setiap kali setelah digunakan.H. Perawatan mataMemberikan eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% untuk mencegah penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). Obat mata diberikan pada 1 jam pertama setelah persalinan.I. Pemberian vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir lakukan hal-hal berikut : Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1mg/hari. Bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM dipaha kiri.J. Pemberian Imunisasi Hepatitis BPemberian imunisasi Hepatitis B ini untuk mencegah infeksi Hepatitis B di berikan pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject) di suntik, IM dipaha kanan dan selanjutnya di berikan ulangan sesuai imunisasi dasar lengkap.DAFTAR PUSTAKAMNH, JNPK-KR dan DepKes. 2002. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : DepKes.RIDepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : DepKes.RISaifuddin, abdul bari.2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/materi-lengkap-asuhan-kebidanan-pada.html#ixzz2djZ7AeSJ