audit going concern

12
PT Asia Natural Resources Tbk yang didirikan pada tanggal 16 November 1989 bergerak dibidang usaha pabrikan boneka dan aminasi, pada tanggal 20 April 2008 berubah bidang usaha menjadi perdagangan komoditas terutama perdagangan pertambangan, di mana pada tahun 2009-2012 PT Asia Natural Resources menerima audit going concern.

Upload: tantia-candra-dewi

Post on 17-Jan-2016

78 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

going concern

TRANSCRIPT

PT Asia Natural Resources Tbk yang didirikan pada tanggal 16 November 1989 bergerak dibidang usaha pabrikan boneka dan aminasi, pada tanggal 20 April 2008 berubah bidang usaha menjadi perdagangan komoditas terutama perdagangan pertambangan, di mana pada tahun 2009-2012 PT Asia Natural Resources menerima audit going concern.

Sebagai contoh pada tahun 2012 PT Asia Natural Resources yang diaudit oleh auditor independen Asep Rahmansyah & Rekan dengan NIU KAP.: 846/KM/I/2010 yang mengeluarkan laporan audit tentang going concern bahwa bisnis perusahaan dan entitas anak telah terkena dampak secara signifikan oleh kelanjutan dari memburuknya kondisi ekonomi Indonesia pada masa lalu dan pasar batubara yang mengalami penurunan harga yang tidak normal, sehingga mengakibatkan penurunan penjualan, peningkatan beban keuangan usaha serta akumulasi defisit sebesar Rp 355.500.740.304, bahwa akan terus terkena dampak di masa yang akan datang oleh kelanjutan dari memburuknya kondisi ekonomi Indonesia pada masa yang lalu dan perusahaan belum berhasil menemukan proyek tambang yang dapat meningkatkan penjualan.

Dengan demikian terdapat ketidakpastian yang signifikan apakah perusahaan dan anak perusahaan akan dapat menyelesaikan kewajibannya dalam kondisi usaha normal serta pada nilai yang dinyatakan dilaporan keuangan konsolidasi. Laporan keuangan konsolidasi terlampir tidak mencakup penyesuaian yang mungkin timbul jika laporan keuangan entitas anak tersebut dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Berdasarkan grafik 1.1 diatas bahwa kondisi keuangan PT Asia Natural Resources Tbk (ASIA) pada tahun 2009 s.d. 2012 model revisi Z Score Altman adalah -0,61, -0,86, -4,53,- 5,05 menunjukan bahwa pada tahun 2009 s.d 2012 berada di bawah 1,80 maka PT Asia Natural Resources Tbk tersebut beresiko tinggi terhadap kebangkuratan maka dari itu kemungkinan besar untuk menerima opini audit going concern, dikarenakan adanya dampak dari kelanjutan memburuknya kondisi ekonomi Indonesia pada masa lalu yang mengakibatkan penurunan penjualan, peningkatan beban keuangan usaha serta akumulasi defisit. Jadi dapat disimpulkan bahwa PT Asia Natural Reseources Tbk mempunyai pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Bagaimana manajemen membuat rencana agar keluar dari masalah going concern tersebut ?

- melikuidasi aset- meminjam uang uang atau merestrukturisasi utang- mengurangi atau menunda pengeluaran- mereksturisasi operasi, termasuk produk dan jasa- mengupayakan merger atau akuisisi- meningkatkan modal

a) Rencana untuk menjual aktiva :(i) Pembatasan terhadap penjualan aktiva, seperti adanya pasal yang membatasi

transaksi tersebut dalam perjanjian penarikan utang atau perjanjian yang serupa.(ii) Kenyataan dapat dipasarkannya aktiva yang direncanakan akan dijual oleh

manajemen.(iii) Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul dari penjualan

aktiva b) Rencana penarikan utang atau restrukturisasi utang :

(i) Tersedianya pembelanjaan melalui utang, termasuk perjanjian kredit yang telah ada atau telah disanggupi, perjanjian penjualan piutang atau jual-kemudian-sewa aktiva (sale-leaseback of assets)

(ii) Perjanjian yang merestrukturisasi atau menyerahkan utang yang ada maupun yang telah disanggupi atau untuk meminta jaminan utang dari entitas.

(iii) Dampak yang mungkin timbul terhadap rencana manajemen untuk penarikan utang dengan adanya batasan yang ada sekarang dalam menambah pinjaman atau cukup atau tidaknya jaminan yang dimiliki oleh entitas.

c) Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran :

(i) Kelayakan rencana untuk mengurangi biaya overhead atau biaya administrasi, untuk menunda biaya penelitian dan pengembangan, untuk menyewa sebagai alternatif membeli.

(ii) Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul dari pengurangan atau penundaan pengeluaran.

d) Rencana untuk menaikan modal pemilik :

(i) Kelayakan rencana untuk menaikan modal pemilik, termasuk perjanjian yang ada atau yang disanggupi untuk menaikan tambahan modal.

(ii) Perjanjian yang ada atau yang disanggupi untuk mengurangi dividen atau untuk mempercepat distribusi kas dari perusahaan afiliasi atau investor lain.

OPINI AUDITOR BERDASARKAN SPAP :

1.      PENDAPAT WAJAR TANPA PENGECUALIAN (WTP)

Dengan pendapat WTP (dulu dinamakan WTS=Wajar Tanpa Syarat), auditor independent menyatakan, bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas satuan usaha tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yang diterapkan secara konsisten.

Contoh Laporan Auditor Independent

“Kami telah mengaudit neraca perusahaan PT. X tanggal 31 Desember 199y dan 199x serta laporan Rugi/Laba, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk laporan yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami.

Kami melaksankan audit berdasarkan standard auditing yang ditetapkan “Ikatan Akuntansi Indonesia”. Standard tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan, bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemerikasaan, atas dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian

atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara kesuluruhan.

Kami yakin, bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan PT. X tanggal 31 Desember 199y dan 199x dan hasil usaha, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.”

2.      PENDAPAT WAJAR TANPA PENGECUALIAN DENGAN BAHASA PENJELASAN YANG DITAMBAHKAN DALAM LAPORAN AUDIT.

“Keadaan” tertentu mungkin auditor mengharuskan menambahkan suatu paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan yang lain, dalam laporan audit meskipun tidak mempengaruhi pendapat “Wajar Tanpa Pengecualian”.

Tentu pembaca bertanya, mengapa pendapat WTP ini diikuti dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit?

Menurut SPAP/94-SA Seksi 504 junto PSA No. 52 paragraf 11 hal 508.7 pentingnya penjelasan tambahan dalam pendapat WTP adalah bahwa kkeadaan tertentu seringkali mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelas( bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang di nyatakan oleh auditor. Misalnya karena sebagian laporan keuangan diperiksa oleh auditor lain. Dalam hal ini apabila auditor memutuskan untuk membuat referensi ke laporan auditor independen lain sebagai dasar, sebagian pernyataan pendapatnya auditor harus menjelaskan kenyataan ini dalam paragraf pengantar laporannya dan ia harus menunjuk ke laporan auditor independen lain dalam pernyataan peendapatnya. Referensi ini merupakan petunjuk adanya pemisahan tanggungjawab dalam pelaksanaan audit.

Contoh:

“kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT.X dan anak perusahaannya tgl 31 desember 199y dan 199x serta laporan rugi/laba, laporan laba yang ditahan dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab managemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit PT. ABC, suatu anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PT X yang laporan keuangannya menyajikan total aktiva sebesar Rp......dan Rp..... berturut-turut pada tanggal 31 desember 199y dan 199x dan total pendapatan sebesar Rp..... dan Rp...... untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya telah diserahkan kepada kami dan pendapat kami sejauh yang berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk perusahaan PT,ABC, sematamata hanya berdasar atas laporan auditor independen

tersebut. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang telah ditetepkan ikatan akuntan indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit pemeriksaaan bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang buat oleh managemen perusahaan serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen yang lain diatas, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan PT.X tanggal 31 desember 199y dan 199x, hasil usaha, laba yang ditahan, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum..”

3.      PENDAPAT WAJAR DENGAN PENGECUALIAN

Menurut pendapat ini, auditor menyatakan bahwa, laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha dan arus kas satuan usaha tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, kecuali untuk hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan.

Contoh:

..................(sama dengan paragraf pertama bentuk baku)

“kecuali seperti diuraikan dalam paragraf berikut, kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAI. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Audit meliputi pemeriksaan atas dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam llaporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh managemen serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Kami tidak dapat memperoleh laporan keuangan auditan yang diaudit oleh auditor independen lain yang mendukung investasi perusahaan dalam anak perusahaan di luar neeri sebesar Rp.... dan Rp.... berturut-turut pada tanggal 31 desember 199y dan 199x atau atas laba anak perusahaan sebesar Rp.... dan sebesar Rp..... yang dicantumkan dalam laba bersih untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut diatas seperti dijelaskan dalam cacatan X dalam cacatan atas laporan keuangan. Kami juga tidak dapat memperoleh keyakinan atas nilai investasi dalam anak perusahaan diluar negeri tersebut beserta hak atas labanya dengan prosedur audit kami.

Menurut pendapat kami, kecuali untuk dampak penyesuaian tersebut jika ada yang mungkin perlu dilakukan jika kami memeriksa bukti tentang investasi diluar negeri dan labanya tersebut, laporan keuangan yang kami sebut dalam paragraf pertama diatas menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan PT X tanggal 31 desember 199y dan 199x, hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

4.      PENDAPAT TIDAK WAJAR

Dalam hal ini auditor menyatakan, bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas satuan usaha tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

.......................(sama dengan paragraf pertama dan kedua laporan audit bentuk baku)

“sebagaimana telah dijelaskan dalam cacatan X atas laporan keuangan perusahaan mencantumkan akun pabrik dan equipmen pada nilai appraisal dan menghitung depresiasinya berdasarkan nilai tersebut. Prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan penyajian aktiva tetap pada jumlah yang tidak melebihi costnya dikurangi dengan depresiasi yang dihitung berdasarkan cost tersebut.

            Karena peyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum seperti yang diuraikan di atas, pada tanggal 31 desember 199y dan 199x, saldo persediaan lebih tinggi sebesar Rp.... dan Rp.... dengan diperhitungkannya biaya depresiasi ke dalam biaya overhead pabrik berdasarkan nilai revaluasi aktiva yang lebih tinggi/besar dari harga pokok aktiva tetap dan aktiva tetap dikurangi akumulasi depresiasinya disajikan lebih tinggi Rp.... dan Rp.... dibandingkan atas dasar harga pokoknya (at cost)

            Menurut pendapat kami, karena dampak hal yang kami kemukakan dalam faragraf diatas, laporan keuangan yang kami sebut diatas tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan perusahaan PT X tanggal 31 desember 199y dan 199x atau hasil usaha dan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut”.

5.      PERNYATAAN TIDAK MEMBERIKAN PENDAPAT

            Dalam hal ini auditor menyatakan bahwa ia tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diperiksanya. Pernyataan ini diberikan antara lain karena adanya pembatasan terhadap lingkup audit sehingga tidak dapat melaksanakan audit yang cukup untuk memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan dan lain-lain yang tidak memberikan keyakinan kepada auditor atas berbagai akun laporan keuangan.

Contoh :

“ kami telah ditugasi untuk mengaudit neraca PT X tanggal 31 desember 199y serta laporan laba/rugi, laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawa managemen perusahaan...................

Paragraf kedua laporan audit bentuk baku tidak perlu dicantumkan yakni yang dimulai kata-kata kami melaksanakan...... dst).......................

Perusahaan tidak melakukan perhitungan fisik persediaan dalam tahun 199y dan 199x yang dicantumkan dalam laporan keuangan sebesar Rp......................... pada tanggal 31 desember 199x tidak lagi tersedia dalam arsip perusahaan. Cacatan perusahaan tidak memungkinkan dilaksanakannya penerapan prosedur audit lain terhadap persediaan dan aktiva tetap.

            Karena perusahaan tidak melaksanakan perhitungan fisik persediaan, dan kami tidak dapat menerapkan prosedur audit untuk menyakinkan kami atas kuantitas persediaan dan harga perolehan aktiva tetap, lingkup audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami menyatakan pendapat dan kami tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan”.

TUGAS PENGAUDITAN I

KESINAMBUNGAN USAHAPT. Asia Natural Resources Tbk

TANTIA CANDRA DEWI

NIM. 041211333025