bab 2 landasan teorithesis.binus.ac.id/doc/bab2/lbm2005-75-bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak...

21
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum 2.1.1 Sistem informasi 2.1.1.1 Pengertian sistem Menurut Mulyadi (1997, p.2) sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama- sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Hall (2001, p.5) sebuah sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (inter-related) atau subsistem- subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose). Menurut McLeod (2001, pp.9-10) sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Jika suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar, sistem yang lebih besar itu adalah supersistem. Subsistem sebenarnya hanyalah sistem di dalam suatu sistem. Ini berarti bahwa sistem berada pada lebih dari satu tingkat. 2.1.1.2 Pengertian informasi Menurut Wilkinson (1995, p.6) informasi adalah data yang telah diproses sehingga bentuknya berubah dan nilainya semakin tinggi. Menurut Bodnar (2000, p.1) informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat

Upload: vankhuong

Post on 23-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-teori Dasar/Umum

2.1.1 Sistem informasi

2.1.1.1 Pengertian sistem

Menurut Mulyadi (1997, p.2) sistem pada dasarnya adalah sekelompok

unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-

sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Hall (2001, p.5) sebuah sistem adalah sekelompok dua atau

lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (inter-related) atau subsistem-

subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose).

Menurut McLeod (2001, pp.9-10) sistem adalah sekelompok elemen

yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Jika

suatu sistem adalah bagian dari sistem yang lebih besar, sistem yang lebih besar

itu adalah supersistem. Subsistem sebenarnya hanyalah sistem di dalam suatu

sistem. Ini berarti bahwa sistem berada pada lebih dari satu tingkat.

2.1.1.2 Pengertian informasi

Menurut Wilkinson (1995, p.6) informasi adalah data yang telah diproses

sehingga bentuknya berubah dan nilainya semakin tinggi.

Menurut Bodnar (2000, p.1) informasi adalah data yang berguna yang

diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

8

2.1.1.3 Pengertian sistem informasi

Menurut Hall (2001, p.7) sistem informasi adalah sebuah rangkaian

prosedur formal di mana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan

didistribusikan kepada para pemakai.

Menurut Wilkinson (1995, p.9) sistem informasi adalah suatu kerangka

yang menjadi “alat – antara” bagi sumber-sumber daya yang terkoordinasi guna

mengumpulkan, memproses, mengendalikan, dan memanajemeni data dalam

tahapan yang berurutan dengan tujuan untuk menghasilkan informasi yang

disampaikan melalui jaringan komunikasi ke berbagai pemakai untuk satu tujuan

atau lebih.

2.1.2 Analisis sistem dan perancangan sistem

2.1.2.1 Pengertian analisis sistem

Menurut Mulyadi (1997, p.41) dalam tahap analisis sistem, analis sistem

membantu pemakai informasi dalam mengidentifikasi informasi yang diperlukan

oleh pemakai untuk melaksanakan pekerjaannya.

Menurut Bodnar (2000, p. 21) analisis sistem meliputi formulasi dan

evaluasi solusi-solusi masalah sistem. Penekanan dalam analisis sistem adalah

pada tujuan keseluruhan sistem. Dasar dari semua ini adalah analisis untung –

rugi diantara tujuan-tujuan sistem.

Menurut McLeod (2001, p. 128) analisis sistem adalah penelitian atas

sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem baru atau

diperbarui.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

9

2.1.2.2 Pengertian perancangan sistem

Menurut Mulyadi (1997, p.51) desain atau perancangan adalah proses

penterjemahan kebutuhan pemakai informasi ke dalam alternatif rancangan

sistem informasi yang diajukan kepada pemakai informasi untuk

dipertimbangkan.

Menurut Bodnar (2000, p. 21) perancangan sistem adalah proses

menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih oleh proses analisis sistem.

Perancangan sistem termasuk evaluasi efektivitas dan efisiensi relatif dalam

perancangan sistem dalam lingkup kebutuhan keseluruhan sistem.

Menurut McLeod (2001, p. 130) perancangan sistem adalah penentuan

proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru.

2.1.3 Siklus hidup sistem

Menurut McLeod (2001, p.123) siklus hidup sistem (system life cycle –

SLC) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau

subsistem informasi berbasis komputer. Siklus hidup sistem terdiri dari

serangkaian tugas yang erat yang mengikuti langkah-langkah pendekatan sistem.

Karena tugas-tugas tersebut mengikuti suatu pola yang teratur dan dilakukan

secara top-down, siklus hidup sistem sering disebut sebagai pendekatan air terjun

(waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem.

Menurut McLeod (2001, p.19) siklus hidup sistem terdiri dari tahap-tahap

berikut:

1. Tahap perencanaan.

2. Tahap analisis.

3. Tahap rancangan.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

10

4. Tahap penerapan.

5. Tahap penggunaan.

Menurut McLeod (2001, p.123) empat tahap pertama adalah

perencanaan, analisis, rancangan, dan penerapan. Tahap-tahap ini secara

bersama-sama dinamakan siklus hidup pengembangan sistem (system

development life cycle – SDLC). Tahapan kelima adalah tahap penggunaannya,

yang berlangsung sampai tiba waktunya untuk merancang sistem itu kembali.

Proses merancang kembali mengakibatkan siklus tersebut akan berulang.

1.Tahap

perencanaan

2.Tahapanalisis

3.Tahap

rancangan

4.Tahap

penerapan

5.Tahap

penggunaan

Gambar 2.1: Pola Perputaran dari Siklus Hidup Sistem

2.1.4 Rancangan terstruktur

Menurut McLeod (2001, p.130) rancangan terstruktur (structured design)

adalah rancangan yang bergerak dari tingkatan sistem ke tingkat subsistem.

Pendekatan top-down merupakan ciri dari rancangan terstruktur.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

11

2.1.5 Alat-alat perancangan

2.1.5.1 Pengertian diagram arus dokumen

Menurut Mulyadi (1997, p.67) bagan arus dokumen atau diagram arus

dokumen adalah bagan yang menggambarkan aliran dokumen dalam suatu

sistem informasi.

Menurut Hall (2001, p.71) sebuah diagram arus dokumen digunakan

untuk menggambarkan elemen-elemen dari sebuah sistem manual, termasuk

record-record akuntansi (dokumen, jurnal, buku besar, dan file), departemen

organisasional yang terlibat dalam proses, dan kegiatan-kegiatan (baik klerikal

maupun fisikal) yang dilakukan dalam departemen tersebut.

Menurut Wilkinson (1995, pp.116-117) bagan arus dokumen atau

diagram arus dokumen menekankan arus dokumen dalam suatu prosedur. Bagan

arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen

mulai dari tahap penyusunan dokumen melalui berbagai departemen pemroses

sampai pada tujuan akhir.

Menurut Bodnar (2000, p.45) bagan aliran dokumen atau diagram arus

dokumen adalah bagan yang memuat rincian mengenai fungsi-fungsi pemrosesan

dari setiap entitas. Tujuannya adalah untuk melihat setiap dokumen yang

digunakan dalam sistem aplikasi dan mengidentifikasikan titik mulai, distribusi,

dan disposisi.

Menurut Jogiyanto (2001, p.800) bagan alir dokumen (document

flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau paper work

flowchart merupakan bagan alir yang menunjukan arus dari laporan dan formulir

termasuk tembusan-tembusannya.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

12

2.1.5.2 Pengertian diagram arus data

Menurut Mulyadi (1997, p.57) bagan alir data atau diagram arus data

adalah suatu model yang menggambarkan aliran data dan proses untuk mengolah

data dalam suatu sistem.

Menurut Hall (2001, p.69) diagram arus data – DAD (data flow diagram)

menggunakan simbol-simbol untuk mencerminkan proses sumber-sumber data,

arus data, dan entitas dalam sebuah sistem.

Menurut Bodnar (2000, p.41) diagram-diagram aliran data logis atau

diagram-diagram aliran data digunakan oleh analis sistem untuk

mendokumentasikan perancangan logis sistem untuk memenuhi kebutuhan

pemakai.

Menurut McLeod (2001, p.401) diagram arus data adalah suatu gambaran

grafis dari suatu sistem yang menggunakan sejumlah bentuk-bentuk simbol

untuk menggambarkan bagaimana data mengalir melalui suatu proses yang

saling berkaitan. Walaupun nama diagram ini menekankan pada data, situasinya

justru sebaliknya, penekanannya ada pada proses.

2.1.5.3 Pengertian kamus data

Menurut Bodnar (2000, p.366) kamus data mendokumentasikan muatan

khusus basis data. Setiap field didaftarkan dan diuraikan.

Menurut McLeod (2001, p.131) kamus data (data dictionary) adalah

penjelasan formal isi database. Kamus data memberikan suatu bahasa bersama

untuk digunakan oleh semua pembuat sistem dalam menjelaskan sumber daya

data perusahaan.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

13

Menurut Jogiyanto (2001, p.725) kamus data (KD) atau data dictionary

(DD) atau disebut juga dengan istilah system data dictionary adalah katalog fakta

tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.

Dengan menggunakan kamus data, analis sistem dapat mendefinisikan data yang

mengalir di sistem dengan lengkap.

2.1.5.4 Pengertian normalisasi data

Menurut Jogiyanto (2001, p.403) normalisasi adalah suatu proses untuk

mengorganisasikan file untuk menghilangkan grup elemen yang berulang-ulang.

2.1.5.5 Pengertian diagram relasi entitas

Menurut Hall (2001, p.69) suatu diagram relasi entitas – diagram RE

(entity relationship diagram) adalah suatu teknik dokumentasi yang digunakan

untuk menyajikan relasi antara entitas (sumber daya, peristiwa, dan agen) dalam

sebuah sistem.

Menurut McLeod (2001, p.392) diagram hubungan entitas (entitiy

relationship diagram – ERD) atau diagram relasi entitas mendokumentasikan

data perusahaan dengan mengidentifikasi jenis entitas dan hubungannya.

2.1.5.6 Pengertian bagan terstruktur

Menurut Jogiyanto (2001, p.743) bagan terstruktur (structured chart)

adalah bagan yang digunakan untuk mendefinisikan dan mengilustrasikan

organisasi dari sistem informasi secara berjenjang dalam bentuk modul dan

submodul. Dengan demikian bagan terstruktur dapat memberikan penjelasan

yang lengkap dari sistem dipandang dari elemen data, elemen kontrol, modul,

dan hubungan antar modulnya.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

14

2.1.6 Konversi sistem

Menurut McLeod (2001, pp.137-139) ada empat pendekatan dasar

cutover sistem, yaitu:

1. Percontohan (pilot)

Percontohan adalah suatu sistem percobaan yang diterapkan dalam

satu subset dari keseluruhan operasi, seperti pada satu kantor atau

daerah tertentu. Jika percontohan ini sukses, sistem itu akan

diterapkan pada operasi selebihnya, dengan menggunakan salah satu

dari pendekatan lainnya.

2. Serentak (immediate)

Pendekatan yang paling sederhana adalah beralih dari sistem lama ke

sistem baru pada saat yang ditentukan. Namun, pendekatan ini hanya

layak bagi perusahaan kecil atau sistem kecil, karena permasalahan

waktu menjadi makin besar jika skala operasi meningkat.

3. Bertahap (phased)

Dalam cutover bertahap, sistem baru digunakan berdasarkan bagian

per bagian pada suatu waktu. Cutover bertahap lebih populer untuk

sistem berskala besar.

4. Paralel (parallel)

Cutover paralel mengharuskan sistem lama dipertahankan sampai

sistem baru telah diperiksa secara menyeluruh. Pendekatan ini

memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan tetapi

adalah yang paling mahal, karena kedua sumber daya harus

dipertahankan.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

15

Percontohan

Serentak

Bertahap

Paralel

Sistem lama

Sistem baru

Sistem lama

Sistem lama

Sistem baru

Sistem baru

Sistem lama

Sistempercontohan

Cutover serentakCutover bertahapCutover paralel

Waktu

Gambar 2.2: Pendekatan Cutover

2.1.7 Sistem pengendalian internal

2.1.7.1 Pengertian sistem pengendalian internal

Menurut Mulyadi (1997, p.165) sistem pengendalian internal meliputi

struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk

menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,

mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut Bodnar (2000, p.174) sistem pengendalian internal perusahaan

terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur untuk menyediakan jaminan yang

memadai bahwa tujuan-tujuan perusahaan dapat dicapai.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

16

2.1.7.2 Tujuan sistem pengendalian internal

Menurut Mulyadi (1997, p.165) tujuan sistem pengendalian internal

adalah:

1. Menjaga kekayaan organisasi.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

3. Mendorong efisiensi.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut Hall (2001, p.150) sistem kontrol internal atau sistem

pengendalian internal merangkum kebijakan, praktik, dan prosedur yang

digunakan oleh organisasi untuk mencapai empat tujuan utama, yaitu:

1. Untuk menjaga aktiva perusahaan.

2. Untuk memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan

informasi akuntansi.

3. Untuk mempromosikan efisiensi operasi perusahaan.

4. Untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang

telah ditetapkan oleh manajemen.

Menurut Wilkinson (1995, p.101) kerangka pengendalian dan

pengamanan, yang dikenal sebagai sistem pengendalian internal, mempunyai

empat tujuan besar, yaitu:

1. Untuk melindungi aktiva perusahaan.

2. Untuk menjamin keakuratan dan keandalan data dan informasi

akuntansi.

3. Untuk meningkatkan efisiensi dalam seluruh operasi perusahaan.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

17

4. Untuk mendorong kepatuhan pada kebijakan dan prosedur yang telah

digariskan manajemen.

Menurut Gondodiyoto (2003, p.75) sistem pengawasan internal atau

sistem pengendalian internal dijalankan dengan tujuan untuk:

1. Mengamankan asset organisasi.

2. Memperoleh informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

3. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan.

4. Mendorong kepatuhan pelaksanaan terhadap kebijaksanaan

organisasi/pimpinan.

2.1.7.3 Unsur sistem pengendalian internal

Menurut Mulyadi (1997, p.166) unsur pokok sistem pengendalian

internal adalah:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tegas.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan, dan

biaya.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab

dan fungsi setiap unit organisasi.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Menurut Gondodiyoto (2003, p.75) sistem pengawasan internal atau

sistem pengendalian internal merupakan suatu sistem pengawasan yang terdiri

dari beberapa unsur, yaitu:

1. Unsur rencana organisasi.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

18

2. Unsur sistem otorisasi, dan prosedur pencatatan yang mampu

menyelenggarakan pengawasan/administrasi harta benda (asset),

kewajiban, hasil, dan biaya.

3. Unsur praktek yang sehat untuk dilaksanakan dalam penunaian tugas

pada tiap bagian organisasi.

4. Unsur mutu personalia yang memadai sesuai dengan tanggung jawab.

2.1.8 Sistem pengendalian internal berbasis komputer

2.1.8.1 Pengertian sistem pengendalian internal berbasis komputer

Menurut Gondodiyoto (2003, p.123) suatu sistem kontrol atau sistem

pengendalian internal, pada hakekatnya adalah suatu mekanisme yang didesain

untuk menjaga (preventif), menditeksi (detektif), dan memberikan mekanisme

pembetulan (korektif) terhadap potensi/kemungkinan terjadinya kesalahan

(kekeliruan, kelalaian, error) maupun penyalahgunaan (kecurangan, fraud).

Mekanisme tersebut melekat pada (build-in) sistem, dan tercermin di dalam

prosedur, formulir, organisasi (pembagian tugas).

2.1.8.2 Tujuan sistem pengendalian internal berbasis komputer

Menurut Gondodiyoto (2003, p.123) dapat disebutkan bahwa tujuan

disusunnya sistem kontrol atau sistem pengendalian internal komputerisasi

adalah untuk:

1. Meningkatkan pengamanan (improve saveguard) aset dan

data/catatan akuntansi (accounting records).

2. Meningkatkan integritas data (improve data integrity).

3. Meningkatkan efektivitas sistem (improve system effectiveness).

4. Meningkatkan efisiensi sistem (system efficiency).

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

19

2.1.8.3 Pembagian sistem pengendalian internal berbasis komputer

Adapun sistem pengendalian internal yang perlu dilakukan pada sistem

berbasis komputer pada garis besarnya adalah:

1. Menurut Gondodiyoto (2003, p.126) pengendalian umum (general

controls) ialah sistem pengendalian internal komputer yang berlaku

umum meliputi seluruh kegiatan komputerisasi sebuah organisasi

secara menyeluruh.

2. Menurut Gondodiyoto (2003, p.139) pengendalian khusus atau

pengendalian aplikasi (application controls) adalah sistem

pengendalian internal komputer yang berkaitan dengan pekerjaan atau

kegiatan tertentu yang telah ditentukan (setiap aplikasi berbeda

karakteristik dan kebutuhan pengendaliannya).

2.1.9 Jaringan komputer lokal

Menurut Tanenbaum (2000, pp.8-9) local area network, seringkali

disebut LAN, merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau

kampus yang berukuran sampai beberapa kilo meter. LAN sering digunakan

untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam

kantor perusahaan atau pabrik-pabrik untuk pemakaian resource bersama

(misalnya, printer) dan saling bertukar informasi.

Terdapat beberapa macam topologi yang dapat digunakan pada LAN

broadcast. Pada jaringan bus (yaitu kabel linier), pada suatu saat sebuah mesin

bertindak sebagai master dan diizinkan untuk mengirim paket. Mesin-mesin

lainnya perlu menahan diri untuk tidak mengirim apapun. Maka untuk mencegah

terjadinya konflik, ketika dua mesin atau lebih ingin mengirim secara bersamaan,

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

20

maka diperlukan suatu mekanisme pengatur. Mekanisme pengatur dapat

tersentralisasi atau terdistribusi.

Jenis kedua dari sistem broadcast adalah ring. Pada topologi ini, setiap

bit dikirim ke daerah sekitarnya, tanpa menunggu paket lengkap diterima.

Biasanya setiap bit mengelilingi ring sesuai waktu yang dibutuhkan untuk

mengirim beberapa bit, sebelum paket lengkap dikirim seluruhnya. Seperti

sistem broadcast lainnya, beberapa aturan harus dipenuhi untuk mengendalikan

akses simultan ke ring.

2.2 Teori-teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas

2.2.1 Penjualan

Menurut Mulyadi (1997, p.204) kegiatan penjualan terdiri dari transaksi

penjualan barang atau jasa, baik secara tunai maupun secara kredit. Dalam

transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan

kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Kegiatan

penjualan secara tunai ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan

tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi

dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu

perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara

kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit.

2.2.2 Retur penjualan

Menurut Niswonger (1999, p.242) retur penjualan (sales return) adalah

dikembalikannya barang dagangan kepada penjual yang disebabkan karena

adanya kerusakan barang yang terjadi atau sebab lainnya.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

21

Menurut Hall (2001, p.194) retur penjualan adalah kemungkinan

pengembalian barang yang dibeli oleh pelanggan sewaktu-waktu, yang terjadi

karena disebabkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Penjual mengirimkan barang dagangan dengan tidak sesuai.

2. Barang dagangan rusak/cacat.

3. Barang dagangan rusak pada saat pengangkutan.

4. Penjual mengirimkan barang dagangan terlalu lama atau terjadi

penundaan pengangkutan, dan pembeli menolak pengiriman.

Saat retur terjadi, pembeli akan meminta penjual untuk membuat

pengkreditan sebesar sejumlah barang yang dikembalikan pada piutangnya.

2.2.3 Sistem retur penjualan

2.2.3.1 Deskripsi kegiatan

Menurut Mulyadi (1997, p.233) transaksi retur penjualan terjadi jika

perusahaan menerima pengembalian barang dari pelanggan. Pengembalian

barang oleh pelanggan harus diotorisasi oleh fungsi penjualan dan diterima oleh

fungsi penerimaan.

2.2.3.2 Fungsi yang terkait

Menurut Mulyadi (1997, p.233) fungsi yang terkait dalam melaksanakan

transaksi retur penjualan adalah:

1. Fungsi penjualan

Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab atas

penerimaan pemberitahuan mengenai pengembalian barang yang

telah dibeli oleh pembeli. Otorisasi penerimaan kembali barang yang

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

22

telah dijual tersebut dilakukan dengan cara membuat memo kredit

yang dikirimkan kepada fungsi penerimaan.

2. Fungsi penerimaan

Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab atas

penerimaan barang berdasarkan otorisasi yang terdapat dalam memo

kredit yang diterima oleh fungsi penjualan.

3. Fungsi gudang

Fungsi ini bertanggung jawab atas penyimpanan kembali barang yang

diterima dari retur penjualan setelah barang tersebut diperiksa oleh

fungsi penerimaan. Barang yang diterima dari transaksi retur

penjualan ini dicatat oleh fungsi gudang dalam kartu gudang.

4. Fungsi akuntansi

Dalam transaksi retur penjualan, fungsi ini bertanggung jawab atas

pencatatan transaksi retur penjualan ke dalam jurnal umum (atau

jurnal retur penjualan) dan pencatatan berkurangnya piutang dan

bertambahnya persediaan akibat retur penjualan dalam kartu piutang

dan kartu persediaan. Disamping itu fungsi ini juga bertanggung

jawab untuk mengirimkan memo kredit kepada pembeli yang

bersangkutan.

2.2.3.3 Informasi yang diperlukan oleh manajemen

Menurut Mulyadi (1997, pp.233-234) informasi yang diperlukan oleh

manajemen dari transaksi retur penjualan adalah:

1. Jumlah rupiah retur penjualan menurut jenis produk atau kelompok

produk selama jangka waktu tertentu.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

23

2. Jumlah berkurangnya piutang karena retur penjualan.

3. Jumlah harga pokok produk yang dikembalikan oleh pembeli.

4. Nama dan alamat pembeli.

5. Kuantitas produk yang dikembalikan oleh pembeli.

6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan produk yang

dikembalikan oleh pembeli.

7. Otorisasi pejabat yang berwenang.

2.2.3.4 Dokumen yang digunakan

Menurut Mulyadi (1997, p.234) dua dokumen penting yang digunakan

dalam transaksi retur penjualan adalah:

1. Memo kredit

Menurut Niswonger (1999, p.242) memorandum kredit (credit

memorandum) atau memo kredit adalah memorandum yang

memperlihatkan jumlah dan alasan dilakukannya pengkreditan oleh

penjual ke piutang usaha.

Menurut Mulyadi (1997, p.234) dalam pencatatan transaksi retur

penjualan, memo kredit merupakan dokumen sumber (source

document) sebagai dasar pencatatan transaksi tersebut dalam kartu

piutang dan jurnal umum atau jurnal retur penjualan. Dokumen ini

dikeluarkan oleh fungsi penjualan yang memberi perintah kepada

fungsi penerimaan untuk menerima barang yang dikembalikan oleh

pembeli.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

24

2. Laporan penerimaan barang

Dalam transaksi retur penjualan, laporan penerimaan barang

merupakan dokumen pendukung yang melampiri memo kredit.

Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi penerimaan sebagai laporan

telah diterima dan diperiksanya barang yang diterima dari pembeli.

2.2.3.5 Catatan akuntansi yang digunakan

Menurut Mulyadi (1997, pp.234-237) catatan akuntansi yang digunakan

dalam transaksi retur penjualan adalah:

1. Jurnal umum dan/atau jurnal retur penjualan

Berkurangnya pendapatan penjualan dan piutang dagang akibat dari

transaksi retur penjualan dicatat dalam jurnal umum, atau jika

perusahaan menggunakan jurnal khusus, dicatat dalam jurnal retur

penjualan. Berkurangnya harga pokok penjualan dan bertambahnya

harga pokok persediaan produk jadi akibat transaksi retur penjualan

dicatat dalam jurnal umum.

2. Kartu piutang

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu piutang yang dalam

transaksi retur penjualan digunakan untuk mencatat berkurangnya

piutang kepada debitur tertentu akibat dari transaksi tersebut.

3. Kartu persediaan

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu persediaan yang

dalam transaksi retur penjualan digunakan untuk mencatat

bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu akibat dari

transaksi tersebut.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

25

4. Kartu gudang

Catatan ini diselenggarakan oleh fungsi gudang untuk mencatat

bertambahnya jenis persediaan produk jadi tertentu akibat dari

transaksi retur penjualan.

2.2.3.6 Jaringan prosedur dalam sistem retur penjualan

Menurut Mulyadi (1997, p.238) jaringan prosedur dalam sistem retur

penjualan adalah sebagai berikut:

1. Prosedur pembuatan memo kredit

Berdasarkan pemberitahuan retur penjualan dari pembeli, dalam

prosedur ini fungsi penjualan membuat memo kredit yang

memberikan perintah kepada fungsi penerimaan untuk menerima

barang dari pembeli tersebut dan kepada fungsi akuntansi untuk

mencatat pengurangan piutang kepada pembeli yang bersangkutan.

2. Prosedur penerimaan barang

Dalam prosedur ini fungsi penerimaan menerima dari pembeli

berdasarkan perintah dalam memo kredit yang diterima dari fungsi

penjualan. Atas penerimaan barang tersebut fungsi penerimaan

membuat laporan penerimaan barang untuk melampiri memo kredit

yang dikirim ke fungsi akuntansi.

3. Prosedur pencatatan retur penjualan

Dalam prosedur ini transaksi berkurangnya piutang dagang dan

pendapatan penjualan akibat dari transaksi retur penjualan dicatat

oleh fungsi akuntansi ke dalam jurnal umum atau jurnal retur

penjualan dan ke dalam buku pembantu piutang. Dalam prosedur ini

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

26

pula berkurangnya harga pokok penjualan dan bertambahnya harga

pokok persediaan dicatat oleh fungsi akuntansi ke dalam jurnal umum

dan dalam buku pembantu persediaan.

2.2.3.7 Unsur pengendalian internal

Menurut Mulyadi (1997, pp.238-239) unsur-unsur pengendalian internal

yang seharusnya ada dalam sistem penjualan dirancang untuk mencapai tujuan

pokok sistem pengendalian akuntansi berikut ini: menjaga kekayaan perusahaan

(piutang dagang dan persediaan produk jadi) dan menjamin ketelitian dan

keandalan data akuntansi (piutang dagang dan pendapatan penjualan).

Untuk merancang unsur-unsur pengendalian akuntansi yang diterapkan

dalam sistem retur penjualan, unsur pokok sistem pengendalian internal yang

terdiri dari organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, dan praktik yang

sehat dirinci lebih lanjut pada Tabel 2.1.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORIthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/LBM2005-75-Bab 2.pdf · arus semacam itu mengajak kita untuk menjejaki distribusi berbagai dokumen ... flowchart) atau disebut juga

27

Organisasi 1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi penerimaan.

2. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan.

3. Transaksi retur penjualan harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi penerimaan,

dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi retur penjualan yang dilaksanakan secara lengkap

hanya oleh satu fungsi tersebut.

Sistem Otorisasi Dan Prosedur Pencatatan 4. Retur penjualan diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan membubuhkan tanda tangan

otorisasi dalam memo kredit.

5. Pencatatan berkurangnya piutang karena retur penjualan didasarkan pada memo kredit

yang didukung dengan laporan penerimaan barang.

Praktik yang Sehat 6. Memo kredit bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh

fungsi penjualan.

7. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan piutang (account receivable statement)

kepada setiap debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan oleh fungsi tersebut.

oleh fungsi tersebut.

8. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang dengan rekening kontrol piutang

dalam buku besar.

Tabel 2.1: Unsur Pengendalian Internal dalam Sistem Retur Penjualan