bab 2 landasan teori “business: its nature and , dianggap...
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Bisnis
2.1.1 Definisi Bisnis
Para ahli mendefinisikan bisnis dengan cara berbeda. Definisi Raymond E. Glos
yang dikutip oleh Umar (2005:p3) dalam bukunya “Business: Its nature and
Environment: An Introduction”, dianggap memiliki cakupan yang paling luas yakni:
“Bisnis merupakan seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan jasa
untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup
mereka”
Menurut Griffin dan Ebert (2007:p4) bisnis adalah organisasi yang menyediakan
barang atau jasa dengan maksud mendapatkan laba.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012,p7), bisnis adalah usaha yang dijalankan yang
tujuan utamanya adalah keuntungan.
2.1.2 Pemengang kepentingan Utama dalam bisnis
Berdasarkan Madura (2007,p2) Pemegang kepentingan (Stakeholders), orang –
orang yang mempunyai kepentingan dalam bisnis adalah :
1. Pemilik
Pengertian pemilik disini adalah individu atau sekelompok orang yang
memiliki ide untuk memulai suatu bisnis dengan mengorganisasikan, mengelola,
dan mengesumsikan risiko suatu bisnis yang dihadapi mulai dari permulaan
bisnis.
8
2. Karyawan
Dalam hal ini yang dimaksud dengan karyaawan adalah manajer yang
berperan sebagai pengelola dan pembuat keputusan penting dalam perusahaan.
Madura (2007:2) mengartikan bahwa manajer adalah karyawan yang mempunyai
tanggung jawab mengelola pekerjaan yang ditugaskan pada karyawan lain dan
membuat keputusan penting dalam perusahaan.
3. Kreditor
Disebut sebagai salah satu pemegang kepentingan dalam bisnis, karena
berkaitan dengan bagaimana perusahaan mendapatkan tambahan dana daripihak
ke tiga (Contoh : bank sebagai kreditor). Madura (2007:3) megatakan bahwa
kreditor adalah individu, institusi atau lembaga keuangan yang memberika
pinjaman.
4. Pemasok
Setiap perusahaan membutuhkan bahan baku untuk menjalankan
produksi dan menghasilkan produk, oleh karena itu kinerja perusahaan sebagian
ditentukan juga dengan kemampuan pemasok dalam mengantarka dan memenuhi
bahan baku tepat pada waktunya.
5. Pelanggan
Dikatakan sebagai pemegang kepentingan karena keuntungan yang
diperoleh perusahaan berasal dari produk perusahaan yang dibeli oleh
pelanggan.Oleh karena itu, untuk menarik pelanggan perusahaan harus
memberikan barang dengan kualitas dan harga yang sesuai. Apabila perusahaan
tidak dapat memberikan barang dan jasa yang berkualitas, maka pelanggan akan
beralih ke produk perusahaan pesaing yang dapat menimbulkan ancaman
berkurangnya profit (keuntungan) yang diperoleh perusahaan.
9
2.1..3 Fungsi Utama Bisnis
Berdasarkan Madura (2007,p12) Jenis – jenis utama dari keputusan yang terlibat
dalam menjalankan bisnis dapat diklasifikasikan sebagai keputusan:
• Manajemen (management)
Cara bagaimana karyawan dan sumber daya lainnya (seperti mesin) digunakan
oleh perusahaan.
• Pemasaran (marketing)
Cara bagaimana produk (atau jasa) dikembangkan, ditetapkan harganya,
didistribusikan dan dipromosikan ke pelanggan.
• Keuangan (finance)
Cara bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan dana operasi
bisnisnya.
• Akuntansi (accounting)
Ikhtisar dan analisis atas kondisi keuangan perusahaan dan digunakan untuk
membuat beragam keputusan bisnis.
• Sistem informasi (information system)
Meliputi teknologi informasi, orang, dan prosedur yang menyediakan informasi
yang sesuai sehingga karyawan perusahaan dapat membuat keputusan bisnis.
2.2 Investasi
Menurut G. Sugiyarso dan F. Winarni (2005:p3) investasi merupakan suatu
aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil
investasi seperti bunga, deviden, royalti dan uang sewa. Dan dalam kata lain investasi
adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk sumber-sumber yang diharapkan
untuk bisa membawakan keuntungan untuk masa depan.
Jenis investasi yang dapat diukur labanya ada 2, dimana antara lain adalah:
1. Pengenalan proyek baru atau perluasan usaha.
Dengan menilai dari proyek baru yang akan dijalankan maka diharapkan
memberikan laba terhadap dana yang telah diinvestasikan untuk proyek baru atau
perluasan usaha.
10
2. Pergantian mesin dan peralatan.
Investasi penggantian dan peralatan mesin ini untuk bisa mengoptimalkan
kemampuan mesin baru daripada menggunakan mesin lama yang lebih bisa
menghemat waktu serta masa operasional dan dana biaya yang ditanamkan.
2.3 Studi kelayakan Bisnis
2.3.1 Definisi Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012,p7), Studi kelayakan bisnis adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis yang akan
dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha tersebut dijalankan.
Menurut Yacob Ibrahim (2009,p1), studi kelayakan bisnis adalah kegiatan untuk
menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan
usaha/proyek.
Menurut Subagyo (2008,p6), Studi kelayakan bisnis adalah studi kelayakan yang
dilakukan untuk menilai kelayakan dalam pengembangan sebuah usaha.
Menurut Umar (2005,p8), Studi kelayakan bisnis adalah penelitian terhadap
rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya suatu bisnis dibangun,
tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan.
2.3.2 Tujuan studi kelayakan Bisnis
Ada lima tujuan perlunya melakukan studi kelayakan menurut Kasmir dan Jakfar
(2003:p13), yaitu:
1) Menghindari Resiko Kerugian
Untuk mengatasi resiko kerugian di masa yang akan datang ada semacam kondisi
kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang
dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi
kelayakan adalah untuk meminimalkan resiko yang tidak kita inginkan, baik
resiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.
11
2) Memudahkan Perencanaan
Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan
datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-
hal apa saja yang perlu direncanakan. Perencanaan tersebut meliputi:
- Berapa jumlah dana yang diperlukan
- Kapan usaha akan dijalankan
- Dimana lokasi usaha akan dibangun
- Siapa yang akan melaksanakan
- Bagaimana cara melaksanakannya
- Berapa besar keuntungan yang akan diperoleh
- Bagaimana cara mengatasinya jika terjadi penyimpangan
3) Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan
pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah
memiliki pedoman yang harus diikuti. Pedoman tersebut telah tersusun secara
sistematis, sehingga usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai
dengan rencana yang sudah disusun.
4) Memudahkan Pengawasan
Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan rencana yang sudah
disusun, maka akan memudahkan kita untuk melakukan pengwasan terhadap
jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari
rencana yang telah disusun.
5) Memudahkan Pengendalian
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka jika
terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat dilakukan
pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk
mengendalikan pelaksanaan agar tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya,
sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.
12
2.3.3 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Sebuah studi kelayakan sebuah bisnis akan memiliki manfaat yang
berguna bagi beberapa pihak menurut Suliyanto(2010,p6), yaitu
1. Pihak Pelaku Bisnis/ Manajemen perusahaan
Pihak pelaku bisnis/manajemen perusahaan juga memerlukan
studi kelayakan bisnis untuk mengetahui dana yang dibutuhkan,
berapa yang dialokasikan dari modal sendiri, rencana pendanaan dari
investor dan kreditor. studi kelayakan sebagai dasar dalam
mengambil keputusan untuk melanjutkan ide bisnis atau tidak .Jika
ber dasarkan hasil kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan layak
dilaksanakan maka pelaku bisnis/manajemen akan menjalankan ide
bisnis tersebut untuk mengembangkan usahanya .
2. Pihak investor
sebelum menanamkan modalnya di perusahaan yang akan
dijalankan investor akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis
yang telah dibuat, karena investor memilikikepentingan langsung
tentang keuntungan yang akan diperoleh dan jaminan modal yang
akan ditanamkan.
3. Pihak kreditor
Pihak kreditor memerlukan studi kelayakan sebagai salah satu
dasar dalam mengambil keputusan, apakah akan memberikan kredit
pada suatu bisnis yang diusulkan atau tidak .Jika berdasarkan hasil
studi kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan layak dilaksanakan maka
kreditor akan memberikan kredit dengan harapanakan memperoleh
keuntunganberupa bunga ,demikian sebaliknya.
13
4. Pihak pemerintah
Pemerintah memerlukan studikelayakan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan apakah memberikan izin terhadap suatu ide
bisnis atau tidak .Jika berdasarkan hasi studi kelayakansuatu ide
bisnis dinyatakan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat
memberikan kesempatan kerja , mengoptimalkan sumberdaya yang
ada , dan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah ( PAD ) maka
pemerintahakan memberikan izin sebaliknya , jika suatu bisnis
memiliki dampak negative yang lebih besar dibandingkan manfaatnya
maka pemerintah tidak akanmemberikan izin atas ide bisnis yang
diajukan .
5. Masyarakat
Masyarakat memerlukan studi kelayakan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan apakah mendukung suatu bisnis atau tidak .Jika
berdasarkan hasil studi kelayakan suatu ide bisnis dinyatakan akan
memberikan dampak positif yang lebih besar terhadap masyarakat
dibandingkan dampak negatifnya maka masyarakat akanmendukung
ide bisnis tersebut .Namun jika studi kelayakan menyatakan bahwa
suatu ide bisnis akan memberikan dampak negative yang lebih besar
terhadap masyarakat dibandingkan dampak positivenya maka
masyarakat akan menolak ide bisnis tersebut.
2.3.4 Tahapan Studi Kelayakan Bisnis
Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis atau usaha, ada beberapa tahapan
studi yang dikerjakan berdasarkan Umar (2005,p21), yaitu:
1. Penemuan Ide
Agar dapat menghasilkan ide proyek yang dapat menghasilakan produk laku
untuk dijual dan menguntungkan diperlukan penelitian yang terorganisasi dengan
14
baik serta dukungan sumber daya yang memadai. Karena itu, penelitian terhadap
kebutuhan pasar dan jenis produk atau jasa dari usaha harus dilakukan. Penelitian
jenis produk dapat dilakukan dengan kriteria-kriteria bahwa suatu produk atau
jasa dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar yang masih belum terpenuhi,
memenuhi kebutuhan manusia tetapi produk atau jasa tersebut belum ada. .
2. Tahap penelitian
Setelah ide proyek terpilih selanjutnya penelitian yang lebih mendalam
dengan metode ilmiah :
• Mengumpulkan data
• Mengolah data
• Menganalisis dan menginterprestasikan hasil pengolahan data
• Menyimpulkan hasil
• Membuat laporan hasil
3. Tahap evaluasi
yaitu membandingkan sesuatu dengan satu atau lebih standar atau kriteria
yang bersifat kuantitatif atau kualitatif.hal yang dibandingkan dalam evaluasi
bisnis adalah seluruh ongkos yang akan ditimbulkan oleh usulan bisnis serta
manfaat atau benefit yang diperkirakan akan diperoleh.
Ada 3 macam evaluasi :
• Mengevaluasi usaha produk yang akan didirikan
• Mengevaluasi produk yang akan dibangun
• Mengevaluasi bisnis yang sudah dioperasikan secara rutin
4. Tahap pengurutan usulan yang layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap layak,
perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang mempunyai skor tertinggi jika
dibanding usulan lain berdasar kriteria penilaian yang telah ditentukan.
15
5. Tahap rencana pelaksanaan
Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja pelaksanaan
pembangunan proyek. Mulai dari penentuan jenis pekerjaan, jumlah dan
kualifikasi tenaga perencana,ketersediaan dana dan sumber daya lain serta
kesiapan manajemen.
6. Tahap pelaksanaan
Dalam realisasi pembangunan proyek diperlukan manajemen proyek.
Setelah proyek selesai dikerjakan tahap selanjutnya adalah melaksanakan
operasional bisnis secara rutin.
Agar selalu bekerja secara efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan
laba perusahaan, dalam operasional perlu kajian-kajian untuk mengevaluasi
bisnis dari fungsikeuangan, pemasaran, produksi dan operasi.Hasil evaluasi
dapat dijadikan sebagai feedback bagi perusahaan untuk mengkaji ulang
proses bisnis ini secara terus-menerus.
2.3.5. Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:p24) tujuan dari aspek hukum adalah
untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-
dokumen yang dimiliki. Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai
dengan lembaga yang mengeluarkan dan yang mengesahkan dokumen yang
bersangkutan. Penelitian ini sangat penting mengingat sebelum usaha tersebut
dijalankan, maka segala prosedur yang berkaitan dengan izin-izin atau
berbagai persyaratan harus terlebih dahulu sudah terpenuhi.
Menurut Ahmad Subagyo (2007:p167) usaha dalam bentuk apapun
memerlukan keabsahan legalitas karena faktor ini yang menentukan
keberlanjutan hidupnya. Sebelum melakukan investasi di suatu
daerah/wilayah, pada saat menganalisis aspek-aspek studi kelayakan, maka
terlebih dahulu dilakukan evaluasi dan pra-penelitian yang berlaku di
16
daerah/wilayah tersebut, agar tidak terjadi kerugian dikemudian hari, apabila
ternyata di daerah/wilayah tersebut melarang bentuk usaha yang dimaksud.
2.3.5.1. Aspek pasar dan pemasaran
Menurut Husein Umar (2005, p35), kutub pertama dari model lingkungan bisnis
adalah aspek pasar. Pengkajian Aspek Pasar sangat penting dilakukan karena tidak ada
proyek atau bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang
dihasilkan proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertuuan antara lain
untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan market share
dari produk bersangkutan
2.3.5.1.1 Pengertian pasar
Menurut Gilarso (2007,p109) pasar merupakan mata rantai yang menghubunkan
antara produsen dan konsumen, ajang pertemuan antara penjual dan pembeli, antara
dunia usaha dan masyarakat.
Menurut Subagyo (2008,p63) pasar adalah titik pertemuan antara permintaan dan
penawaran jenis produk dan jasa sehingga tercapainya kesepatakan dalam transaksi.
Menurut Umar (2005,p35) pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dan
pembeli atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dan penawaran untuk
membentuk suatu harga.
Menurut Stanton yang dikutip oleh Umar (2005,p35) pasar merupakan temat
kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk belanja dan
kemauan untuk membelanjankannya. Jadi ada tiga faktor utama yang menunjang
terjadinya pasar, yaitu orang denga keinginannya, daya belinya, serta tingkahlakunya
dalam pembeliannya.
Dari beberapa sumber diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pasar adalah suatu
tempat terjadinya pertemuaan antara kekuatan penawaran dan permintaan yang memiliki
kebutuhan masing-masing yaitu antara pembeli dan penjual, sehingga terjadi
kesepakatan jual beli antara keduanya.
17
Agar investasi atau bisnis yang akan dijalankan dapat berhasil dengan baik, maka
sebelumnya perlu melakukan strategi bersaing yang tepat. Unsur strategi persaingan ini
adalah menentukan segmentasi pasar (segmentation), menetapkan pasar sasaran
(targeting), dan menentukan posisi pasar (positioning) atau sering disebut dengan STP.
1. Segmenting
Menurut Amstrong dan Kotler (2008, p225), melalui segmentasi
pasar perusahaan membagi pasar yang besar dan heterogen menjadi segmen
yang lebih kecil yang dapat dicapai secara lebih efisien dan efektif dengan
produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan unik mereka. Ada empat
topik segmentasi yang penting antara lain :
1.) Segmentasi Pasar Konsumen
Dibagi menjadi empat variabel, yakni :
- Segmentasi Geografis. Segementasi ini membutuhkan pembagian pasar
menjadi unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, daerah, kota
atau bahkan lingkungan sekitar.
- Segmentasi Demografis. Segmentasi ini membagi pasar menjadi klompok
berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus
hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, dan
kebangsaan. Faktor demografis adalah dasar paling umum yang digunakan
untuk menetapkan segmentasi kelompok pelanggan.
- Segmentasi Psikografis. Segmentasi ini membagi membeli menjadi
kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau juga
karakteristik kepribadian dalam suatu kelompok demografis yang sama.
- Segmentasi Prilaku. Segmentasi ini membagi pembeli menjadi kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon terhadap sebuah
produk.
2.) Segmentasi Pasar Bisnis
Konsumen dan pemasar bisnis menggunakan banyak variabel yang sama
untuk menetapkan segmen pasar mereka. Pembeli bisnis dapat
18
disegmentasikan secara Geografis, Demografis, atau lewat pencarian
manfaat. tetapi pemasar bisnis juga menggunakan variabel tambahan seperti
karakteristik operasi, pendekatan pembelian, faktor situasional dan
karakteristik pribadi pelanggan. Dengan mengejar segmen dan bukannya
seluruh pasar, perusahaan dapat menghantarkan proposisi nilai yang tepat
bagi masing-masing segmen yang dilayani.
3.) Segmentasi Pasar International
Perusahaan dapat melakukan segmentasi pasar international dengan suatu
kombinasi variabel. Perusahaan dapat menetapkan segmen berdasarkan letak
Geografis, Pasar dunia juga bisa disegmentasikan berdasarkan faktor
ekonomi. Selain itu faktor politik, hukum, dan budaya juga bisa dijadikan
kombinasi variabel untuk segmentasi pasar secara international.
2. Targeting
Secara umum pengertian menetapkan pasar sasaran adalah mengevaluasi
keaktifan setiap segmen, kemudian memilih salah satu dari segmen pasar atau
lebih untuk dilayani.
3. Positioning
Menurut Fanggidae (2006), positioning adalah suatu strategi dalam
kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan
(Differents), keuntungan (Advantages), manfaat (Benefits) yang membuat
konsumen selalu ingat dengan suatu produk. Dengan kata lain sebagai usaha
menempatkan sesuatu dalam pikiran orang dengan terlebih dahulu
memberikan informasi tentang segala sesuatu seperti fasilitas, program yang
diberikan, Dosen yang dimiliki dengan cara penyuguhan kualitas pelayanan
dan bagaimana mempresentasikanya.
19
2.3.5.1.2 Pengertian pemasaran
Pengertian pemasaran menurut Kotler yang dikutip oleh Kasmir dan
Jakfar dalam buku Studi Kelayakan Bisnis (2003:p47) “ Pemasaran adalah suatu
proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta
mempertukarkan produk dan nilai dengan pihak lain.
Marketing Mix
Menurut Amstrong dan Kotler (2008, p62), Bauran pemasaran atau
marketing mix adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan
perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkanya dipasar sasaran.
Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat
dikelompokan menjadi empat kelompok variabel yang disebut ’4P’ yakni :
1.) Product (produk). Produk berarti suatu kombinasi barang atau jasa yang
ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Beberapa faktor yang patut
diperhatikan adalah Kualitas, Ragam, Desain, Fitur, Kemasan, Nama merek, dan
Layanan.
2.) Price (harga). Adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk yang diinginkan. Faktor yang diperhatikan biasanya adalah
Daftar harga, Diskon, Potongan harga, Periode pembayaran, atau Persyaratan
kredit.
3.) Place (tempat). Yang dimaksud dengan tempat ini adalah meliputi kegiatan
perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Faktor-faktor
yang patut diperhatikan adalah Lokasi, Logistik, dan Transportasi.
4.) Promotion (promosi). Promosi berarti aktivitas perusahaan yang
menyampaikan manfaat produk dan pada dasarnya bertujuan untuk membujuk
pelanggan membelinya. Faktor-faktor yang diperhatikan adalah seperti Iklan,
Penjualan pribadi, Promosi penjualan, Hubungan masyarakat.
20
Program pemasaran yang efektif memadukan semua element bauran pemasaran
tadi kedalam suatu program pemasaran terintegrasi yang dirancang untuk
mencapai tujuan pemasaran perusahaan dengan menghantarkan nilai bagi
konsumen
2.3.5.2 Aspek lingkungan industri
Umar (2005, p268) dalam bukunya mengutip competitive strategy yang
dikemukakan oleh Michael E Porter, dimana konsep tersebut menganalisis
persaingan bisnis berdasarkan 5 aspek utama yang disebut sebagai Lima
Kekuatan Bersaing.
1. Persaingan di Antara Perusahaan Sejenis
Persaingan antara perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar
dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu
perusahaan dapat berhasil jika mereka memberikan keunggulan kompetitif
dibandingkan strategi yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan
strategi oleh satu perusahaan mungkin akan mendapatkan serangan balasan
seperti menurunkan harga, meningkatkan kualitas, menambahkan fitur,
menyediakan jasa, memperpanjang garansi, meningkatkan iklan, dan
pembaharuan kemasan. Menurut Porter yang dikutip Umar (2005,p270),
tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
• Jumlah Kompetitor
• Tingkat Pertumbuhan Industri
• Karakteristik Produk
• Biaya Tetap yang Besar
• Kapasitas
• Hambatan Keluar
2. Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
Pendatang baru dalam suatu industri akan membawa kapasitas baru, inovasi
baru, modal baru, pemasaran yang baru, keinginan mendapatkan pangsa
21
pasar. Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya membengkak
sehingga mengurangi profitabilitas. Ancaman masuknya pendatang baru
bergantung pada rintangan masuk dan reaksi pesaing yang sudah ada dalam
mengantisipasi pendatang baru. Jika hambatan besar atau pendatang dan
pendatang baru merasakan kesulitan bersaing terhadap pesaing yang telah
ada maka ancaman dari pendatang baru akan rendah. Menurut Umar
(2005,p268) terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat masuknya
pendatang baru ke dalam industri, sebagai berikut:
• Skala Ekonomi
• Diferensiasi Produk
• Kecukupan Modal
• Biaya Peralihan
• Akses ke Saluran Distribusi
• Ketidakunggulan Biaya Independen
• Peraturan Pemerintah
3. Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Persaingan tidak hanya terjadi di perusahaan yang menghasilkan produk
sejenis namun perusahaan juga bersaing dengan perusahaan yang
menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial
dari industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat diberikan oleh
perusahaan dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang
ditawarkan oleh produk pengganti, semakin ketat pembatasan laba industri.
Produk pengganti seringkali timbul dengan cepat ketika suatu perkembangan
meningkatkan persaingan di industri mereka, dan menyebabkan penurunan
harga atau perbaikan kinerja.
4. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawarnya terhadap para peserta
industri, dengan menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk yang
ditawarkan, hal ini memberikan kekuatan pada pemasok untuk menaikan
22
harga. Namun bila banyak pemasok untuk suatu jenis barang, maka biasanya
daya tawar pemasok semakin kecil. Menurut Umar (2005,p272), pemasok
akan kuat apabila beberapa kondisi berikut :
• Jumlah pemasok sedikit
• Produk/pelayanan yang ada adalah unk dan mampu menciptakan
switching cost yang besar.
• Tidak tersedia produk subtitusi.
• Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk
yang dihasilkan menjadi produk yang sama dihasilkan perusahaan.
• Perusahaan hanya membeli dalm jumlah yang kecil dari pemasok.
5. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan memaksa harga turun, tawar-menawar
terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta berperan sebagai
pesaing. Kekuatan dari tiap-tiap pembeli yang penting dalam indsutri tergantung pada
sejumlah karakteristik situasi pasarnya pada kepentingan relatif pembeliannya dari
industri yang bersangkutan dibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut.
Menurut Umar (2005, p272), ada beberapa kondisi yang dapat memperkuat tawar
menawar pembeli, yaitu :
• Pembeli membeli dengan jumlah besar
• Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan
• Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
• Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehinga sensitif
terhadap harga dan diferensiasi servis.
• Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembel, sehingga pembeli
dengan mudah mencari subsitusinya
2.5.3.3 Aspek Hukum
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012,p24), untuk memulai studi kelayakan suatu
usaha pada umumnya dimulai dari aspek hukum, walaupun banyak pula yang melakukan
23
aspek lain. Tujuan dari aspek hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan,
dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki.
Penelitian keabsahan dokumen dapat dilakukan sesuai dengan prosedur lembaga
yang mengeluarkan dan mengesahkan dokumen yang bersangkutan. Aspek ini penting
karena sebelum usaha tersebut dijalankan, semua prosedur berkaitan dengan izin-izin
atau berbagai persyaratan telah dipenuhi terlebih dahulu.
Secara umum dokumen-dokumen yang akan diteliti sehubungan dengan aspek
hukum ini sebagai berikut (Kasmir dan Jakfar, 2012, p34)
1. Bentuk Badan Usaha
Ada beberapa jenis badan hukum yang lazim di Indonesia, misalnya
Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), koperasi yayasan,
Firma (Fa), dan lain-lainnya. Kebanyakan perusahaan yang akan
melakukan suatu investasi merupakan perusahaan besar, baik dari segi
modal maupun jangkauan usahanya.
2. Bukti Diri
Kartu identitas diri para pemilik usaha yang dikeluarkan oleh kelurahan
setempat yang dikenal dengan nama Kartu Tanda Penduduk (KTP)
3. Tanda Daftar Perusahaan
Setiap perusahaan yang beroperasi di Indonesia, haruslah membuat surat
Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang usahanya masing-
masing.
4. Nomor Pokok Wajib Pajak
Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan hal yang penting diteliti.
Pengurusan NPWP juga dilakukan bersamaan dengan pengajuan akta
notaries ke Departemen Kehakiman. Pentingnya NPWP adar setiap usaha
yang dijalankan nantinya akan memberikan penghasilan kepada pemerintah
sesuai dengan Undang Undang Dasar negara Indonesia.
5. Izin-izin Perusahaan
Izin-izin perdagangan meliputi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat
Izin Tempat Usaha (SITU).
24
2.5.3.4 Aspek manajemen
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003, p168), Aspek Manajemen dan Organisasi
merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Karena
walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan
manajamen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalamai kegagalan.
Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1.) Perencanaan (Planning). Adalah proses menentukan arah yang akan ditempuh
dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.) Pengorganisasian (Organizing). Adalah proses mengelompokan kegiatan-
kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit.
3.) Pelaksanaan (Actuating). Adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau
ekerjaan dalam organisasi.
4. Pengawasan (Controlling). Adalah proses untuk mengukur dan menilai
pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana.
Menurut Griffin dan Edbert manajemen merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya financial, manusia serta
informasi suatu perusahaan untuk mencapai sasarannya.
Analisis aspek manajemen dan sumber daya manusia dapat digambarkan
sebagai berikut Job Analysis, yaitu menganalisis jabatan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan tertentu.
1. Job specification, yaitu menentukan persyaratan dan kualifikasi yang
diperlukan untuk mengisi suatu jabatan.
2. Mendesain struktur organisasi, yaitu menyusun struktur organisasi yang
menggambarkan jenjang manajemen, kedudukan jabatan dan struktur
pertanggungjawaban.
3. Job Descripion, yaitu uraian pekerjaan yang menjelaskan tentang pekerjaan
teknis anggota organisasi yang menjabat pekerjaan tertentu.
25
4. Mendesain sistem kompensasi, yaitu menguraikan struktur penggajian
secara lengkap untuk semua jabatan dalam pekerjaan berdasarkan garis
structural dan fungsional.
5. Sistem pengembangan karyawan, yaitu menyusun rencana pendidikan dan
pelatihan untuk mengembangkan ketrampilan, pengetahuan, produktifitas
dan kinerja karyawan secara keseluruhan.
2.3.5.5 Aspek Ekonomi dan Sosial
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003, p200), Setiap usaha yang dijalankan, tentunya
akan memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif dan negatif ini akan dapat
dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi perusahaan itu sendiri, pemerintah ataupun
masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak positif yang diberikan dengan
adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerintah
umumnya.
Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan
memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Dampak negatif pun tidak
akan terlepas dari aspek ekonomi, misalnya eksplorasi sumber daya alam yang
berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi
masyarakat sekitar.
Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah
tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan,
jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah dampak negatif dari
aspek sosial adanya perubahan demografi di suatu wilayah, perubahan budaya dan
kesehatan masyarakat.
Jadi, dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah apakah usaha atau
proyek dijalankan akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai
pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu
dipertimbangkan, karena dampak yang akan ditimbulkan nantinya sangat luas apabila
salah dalam melakukan penilaian.
26
2.3.5.6 Aspek Teknis dan Operasi
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003:p151) secara umum ada beberapa hal yang
harus dicapai dalam penilaian aspek teknis/operasi yaitu:
1. Agar perusahaan dapat menentukan lokasi yang tepat, baik untuk lokasi
pabrik, gudang, cabang, maupun kantor pusat.
2. Agar perusahaan dapat menentukan layout yang sesuai dengan proses
produksi yang dipilih, sehingga dapat memberikan efisiensi.
3. Agar perusahaan bisa menentukan teknologi yang paling tepat dalam
menjalankan produksinya.
4. Agar perusahaan bisa menentukan metode persediaan yang paling baik
untuk dijalankan sesuai dengan bidang usahanya.
5. Agar dapat menentukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang
dan di masa yang akan datang.
2.3.5.7 Aspek Amdal
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), Lingkungan hidup merupakan salah
satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi suatu
usaha dijalankan. Dampak yang timbul ada yang langsung mempengaruhi pada
saat kegiatan usaha atau proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa
waktu kemudian dimasa yang akan datang.
Dampak lingkungan hidup yang terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari
bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, biologi, atu sosial. Perubahan
lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tataan yang sudah
ada, baik terhadap fauna, flora, maupun manusia sendiri. Oleh karena itu,
sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan maka sebaiknya dilakukan terlebih
dahulu studi tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik dampak
sekarang maupun yang akan datang. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya
lingkungan yang sehat, baik terhadap manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
Jika aspek lingkungan dinyatakan tidak layak untuk dijalankan, maka sebaiknya
dibatalkan karena akan memperoleh kerugian lebih besar dari manfaatnya.
27
2.3.5.8 Aspek keuangan
Menurut Fuad, Christine. Nurlela, Sugiarto dan Paulus (2006,p222), Manajemen
keuangan adalah aktivitas yang terkait dengan perencanaan dan pengendalian perolehan
serta pendistribusian asset-asset keuangan perusahaan.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2012, pb90), penilaian dalam aspek keuangan
meliputi hal-hal seperti:
1. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh
2. Kebutuhan biaya investasi
3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk
jenis-jenis dan jumlah biaya yang akan dikeluarkan selama umur investasi.
4. Proyeksi neraca dan laporan laba rugi untuk beberapa periode ke depan.
5. Kriteria penilai investasi.
6. Rasio keungan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.
Tujuan menganalisis aspek keuangan dari studi kelayakan bisnis adalah untuk
menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan,
dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana,
biaya modal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu
yang telah ditentukan dan menilai apakah proyek dapat berkembang terus.
Terdapat empat metode sebagai bahan pertimbangan untuk dipakai dalam
penilaian arus kas dari investasi, yaitu:
1. Nilai tunai netto (NPV)
2. Internal Rate of Return (IRR)
3. Profitability Indeks (PI)
4. Payback period (PP)
28
2,4 kerangka pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran
Strategi Pengembangan Bisnis Pada CV CITRA JAYADI
Tidak Layak
Analisis Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan :
- Net present value - Internal Rate of
Return - Probability Index - Payback period
Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Non Keuangan :
- Aspek Pasar dan Pemasaran - Aspek Lingkungan Industri - Aspek Hukum - Aspek Manajemen - Aspek Ekonomi & Sosial - Aspek teknis dan operasi - Analisis Dampak lingkungan
Layak
Pembukaan Cabang Pada CV CITRA JAYADI di Tangerang dapat direalisasikan
Pembukaan Cabang Pada CV CITRA JAYADI di Tangerang tidak dapat direalisasikan