bab 3 analisis perusahaan dan sistem berjalan 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2009-1-00361-mnsi...
TRANSCRIPT
87
BAB 3
ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN
3.1 Sejarah Perusahaan
PT Sinka Dinamika yang berdiri pada tahun 1995 dengan akte pendirian oleh
notaris Frans Elsius Muliawan, S.H. dengan akte pendirian No.8 (17/6/1988) dan No
SIUP 01408/1.824.271, merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Perfekta Nusa
Group. PT Perfekta Nusa sendiri didirikan pada tahun 1977 oleh Bapak Hu Wen Fu
dengan seorang rekannya. Akan tetapi, di kemudian hari Bapak Hu Wen Fu membeli
seluruh saham PT Perfekta Nusa dan menjadi pemilik tunggal hingga saat ini. Seiring
dengan perkembangan bisnisnya, PT Perfekta Nusa Group mendirikan beberapa anak
perusahaan yang salah satunya adalah PT Sinka Dinamika. Kantor Pusat PT Sinka
Dinamika terletak di Jl. Jati Baru Raya No. 4. Jakarta Pusat. Sedangkan, pabrik untuk
kegiatan produksinya sendiri terletak di Jl. Raya Serang Km 13, Cikupa, Tangerang.
PT Sinka Dinamika bergerak dalam industri kayu olahan yang memproduksi
furniture dengan merk ”SINKA”. Pada awal berdirinya berperan sebagai produsen
furniture kayu jenis solid. Seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan merasa bahwa
target pasar untuk furniture kayu jenis solid sangat terbatas karena harganya yang mahal
dan khusus ditujukan untuk pasar menengah ke atas. Selain itu, perusahaan juga melihat
ada peluang dari banyaknya permintaan pasar akan furniture dengan harga terjangkau.
Maka pada tahun 1999 PT Sinka Dinamika memutuskan untuk beralih menjadi produsen
furniture kayu knock down dan mulai membidik pasar menengah kebawah. Saat ini,
furniture-furniture yang diproduksi oleh PT Sinka Dinamika menggunakan bahan baku
88
utama dari kayu olahan seperti kayu lapis (plywood), kayu partikel (particle board), dan
MDF (Medium Density Fiberboard).
Produk furniture yang diproduksi PT Sinka Dinamika sendiri beragam, mulai
dari jenis-jenis furniture kantor hingga furniture rumah tangga. Dalam kegiatan
bisnisnya saat ini, PT Sinka Dinamika secara tetap memproduksi stock sebanyak 700 -
800 unit furniture setiap bulannya, kebanyakan produk furniturenya berupa rak, lemari,
dan meja dan terbagi-bagi lagi kedalam 11 varian rancangan. Selain produksi tetap, PT
Sinka Dinamika juga menangani pesanan khusus dari berbagai pihak untuk
memproduksi furniture yang disesuaikan dengan keinginan dan hasil rancangan mereka
sendiri, baik untuk digunakan pribadi maupun untuk dijual kembali. Pesanan seperti ini
biasanya datang dari proyek pengembangan bangunan seperti apartemen, perkantoran,
atau rumah hunian untuk memenuhi kebutuhan furniturenya. Selain itu juga pesanan dari
luar negeri, dimana furniture-furniture yang dipesan ini akan dijual kembali dengan
menggunakan merk mereka sendiri.
PT Sinka Dinamika telah bekerja sama dengan retail-retail besar seperti Makro
dan Giant untuk memasok stock penjualan furniture mereka. Untuk pendistribusian
produk-produk furniturenya ditangani sendiri oleh perusahaan retail tersebut. PT Sinka
Dinamika hanya mengirimkan barang pesanan ke gudang pusat masing-masing retailer
dan nantinya retailer tersebut akan mendistribusikan furniture-furniture ini ke cabang-
cabangnya diseluruh Indonesia berdasarkan kebijakan perusahaan retail itu. Area
distribusinya sendiri saat ini masih terfokus pada beberapa kota-kota besar di wilayah
Pulau Jawa saja dan sebagian kecil kota lainnya di luar Pulau Jawa. Sedangkan untuk
pasar luar negri, PT Sinka Dinamika juga mengekspor produknya ke beberapa negara di
wilayah Timur Tengah.
89
Promosi dan pemasaran produk-produk PT Sinka Dinamika saat ini hanya
dilakukan melalui mulut ke mulut dan berbagai acara pameran furniture. Belum ada
tindakan promosi dan pemasaran yang agresif dan dapat menjangkau masyarakat luas.
3.2 Struktur Organisasi
President DIrector
General ManagerHead Office
General ManagerFactory
Managing Director
PurchasingManager
FinanceManager
Human ResourceManager
Sales & MarketingManager
AccountingManager
ProductionManager
PPICSection Head
WarehouseSection Head
TransportSection HeadTax
Section HeadAccount Receivable
Section HeadProduction Accounting
Section Head
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Sinka Dinamika (Sumber : Human Resource Manager, 2008)
3.3 Wewenang dan Tanggung Jawab
1. President Director
Tugas :
Mengorganisir dan mengevaluasi perkembangan dan operasional
perusahaan secara umum (PT Perfecta Nusa Group).
90
Wewenang :
Merumuskan kebijakan, menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan
secara umum.
Mengambil keputusan bersifat strategis bagi perusahaan secara umum.
Menetapkan rencana strategi jangka panjang dan jangka pendek
perusahaan secara umum.
2. Managing Director
Tugas :
Mengorganisir dan mengevaluasi perkembangan dan operasional
perusahaan secara khusus (PT Sinka Dinamika).
Memberikan laporan garis besar keseluruhan kegiatan perusahaan kepada
President Director.
Wewenang :
Merumuskan kebijakan, menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan
secara khusus.
Mengambil keputusan atas kegiatan operasional proses bisnis perusahaan
secara khusus.
Menetapkan rencana strategi jangka panjang dan jangka pendek
perusahaan.
3. General Manager Head Office
Tugas :
Membawahi semua divisi dan mengontrol jalannya keseluruhan divisi
tersebut.
91
Mengkoordinasi semua bagian yang terkait dengan operasional
perusahaan.
Membuat rencana kerja berdasarkan kebijakan, tujuan, dan sasaran
diberikan oleh Managing Director.
Memberikan laporan atas divisi dibawahnya kepada Managing Director.
Wewenang :
Mengambil keputusan atas operasional yang berkaitan dengan kerja
divisi yang dibawahinya.
4. Purchasing Manager
Tugas :
Mencari supplier.
Mengumpulkan informasi penawaran harga barang dari supplier.
Mengkoordinasikan proses pengadaan barang dengan bagian terkait
lainnya.
Mengatur dan melaksanakan proses pengadaan bahan baku maupun
perlengkapan kebutuhan kantor.
Membuat laporan pembelian untuk General Manager Head Office.
Wewenang :
Memilih supplier.
Mengotorisasi dokumen-dokumen dalam proses pengadaan barang.
Memberikan keputusan terkait proses pengadaan barang.
5. Finance Manager
Tugas :
Mengatur dan mengawasi keluar masuk kas perusahaan.
92
Mengevaluasi performa keuangan dan investasi perusahaan.
Membuat analisis keuangan dan investasi perusahaan untuk masa yang
akan datang.
Wewenang :
Mengajukan strategi perencanaan keuangan dan investasi perusahaan.
Mengotorisasi dokumen-dokumen dalam penerimaan dan pengeluaran
kas.
Memberikan keputusan terkait aliran keuangan perusahaan.
6. Accounting Manager
Tugas :
Memantau tanggal jatuh tempo hutang perusahaan kepada supplier.
Menghitung sisa pembayaran yang harus dilakukan.
Membuat laporan pembayaran hutang.
Mencatat transaksi-transaksi lainnya yang berpengaruh terhadap
keuangan perusahaan.
Membuat laporan keuangan secara keseluruhan untuk General Manager
Head Office.
Wewenang :
Meminta dokumen-dokumen transaksi untuk pencatatan akuntansi.
Meminta pertanggungjawaban bagian terkait atas keabsahan data
transaksi.
7. Tax Section Head
Tugas :
Membuat perencanaan dan strategi perpajakan
93
Menganalisis potensi pajak perusahaan di masa yang akan datang
Membuat perhitungan dan pencatatan akuntansi atas perpajakan
perusahaan dan operasional bisnisnya.
Membuat laporan pajak untuk Accounting Manager dan departemen
pajak pemerintah.
Wewenang :
Menerima dan mengotorisasi dokumen-dokumen pajak perusahaan
maupun pajak atas operasional bisnis.
Berkomunikasi dan mengambil keputusan sehubungan pembayaran pajak
dengan departemen pemerintahan.
8. Account Receivable Section Head
Tugas :
Memantau tanggal jatuh tempo dan sisa pembayaran piutang customer.
Membuat surat penagihan dan melakukan penagihan piutang kepada
customer.
Membuat laporan penagihan piutang untuk Accounting Manager.
Wewenang :
Mengotorisasi dokumen-dokumen penagihan kepada customer.
Menjatuhkan sangsi atas keterlambatan pembayaran.
9. Production Accounting Section Head
Tugas :
Membuat perhitungan dan pencatatan akuntansi atas serangkaian
kegiatan produksi di pabrik.
94
Membuat laporan keuangan atas kegiatan produksi untuk Accounting
Manager.
Wewenang :
Meminta dokumen-dokumen transaksi produksi kepada Production
Manager.
Meminta pertanggungjawaban atas data-data transaksi produksi kepada
bagian terkait.
10. Sales And Marketing Manager
Tugas :
Melakukan riset pasar
Merencanakan dan mengatur pelaksanaan kegiatan promosi.
Membuat perjanjian kerjasama dengan customer.
Mengkoordinasikan penjualan dan distribusi produk perusahaan dengan
customer dan distributor.
Membuat laporan pemasaran dan penjualan untuk General Manager
Head Office.
Wewenang :
Mengajukan strategi pemasaran dan penjualan.
Memilih distributor.
Mengotorisasi dokumen-dokumen terkait dalam proses pemasaran dan
penjualan.
95
11. Human Resource Manager
Tugas :
Mengatur dan melaksanakan proses perekrutan, pengangkatan, dan
pemberhentian karyawan.
Mengawasi terpenuhinya hak dan kewajiban karyawan.
Mengatur dan melaksanakan administrasi tata usaha karyawan.
Membuat perhitungan dan rekapitulasi gaji/upah karyawan.
Membuat laporan personalia untuk General Manager Head Office.
Wewenang :
Memilih karyawan baru sesuai kualifikasi yang ditentukan.
Mengajukan hal-hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
karyawan.
Mengajukan konsep kebijakan yang berkaitan dengan karyawan.
12. General Manager Factory
Tugas :
Membuat rencana kerja berdasarkan kebijakan, tujuan, dan sasaran
diberikan oleh Managing Director.
Mengkoordinasikan operasional pabrik dengan head office secara
keseluruhan.
Memberikan laporan kegiatan produksi dan operasional pabrik kepada
Managing Director.
Wewenang :
Menetapkan kebijakan kerja dalam kegiatan operasional pabrik.
Mengajukan rencana pengembangan produk dan kegiatan produksi.
96
13. Production Manager
Tugas :
Mengkoordinasikan kegiatan produksi, penyimpanan, dan pengiriman
antar bagian yang dibawahinya.
Wewenang :
Mengotorisasi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan bagian-bagian
yang dibawahinya.
14. PPIC Section Head
Tugas :
Menganalisis dan merancang pengembangan produk baru.
Menentukan kebutuhan produksi akan bahan baku, mesin, dan
perlengkapan lainnya.
Merencanakan tahapan produksi dan membaginya kedalam kelompok-
kelompok kerja.
Mengecek kualitas bahan baku dan produk jadi sesuai spesifikasi.
Wewenang :
Menentukan spesifikasi bahan baku dan produk jadi yang dibutuhkan.
15. Warehouse Section Head
Tugas :
Memantau kuantitas stok persediaan.
Mengkoordinasikan distribusi barang kepada bagian produksi yang
membutuhkan.
Wewenang :
Meminta pembelian barang atas item dan jumlah tertentu.
97
16. Transportation Section Head
Tugas :
Mengirimkan barang produk jadi ke lokasi pihak ketiga (customer atau
distributor).
Mengkoordinasikan wilayah pengiriman dengan armada dan personel
yang dimiliki.
Memastikan barang sampai ke tangan pihak ketiga.
Wewenang :
Memilih jalur transportasi.
Memilih perusahaan ekspedisi jika dibutuhkan.
Mengotorisasi dokumen-dokumen pengiriman terkait.
3.4 Analisis Strategi Perusahaan
3.4.1 Analisis Value Chain
Dalam menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan, dibutuhkan analisis nilai
dari setiap aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan. Arahan strategi yang dirancang
nantinya harus dapat meningkatkan nilai dari aktifitas perusahaan tersebut. Untuk dapat
menganalisis nilai-nilai pada setiap aktifitas PT Sinka Dinamika yang merupakan
perusahaan manufaktur, maka digunakan analisis value chain seperti ditunjukkan pada
gambar 3.2.
98
Firm Infrastructure(kebijakan dan manajemen umum, urusan legal dan pajak, pengelolaan keuangan)
Human Resource Management(perekrutan dan pemberhentian karyawan, perhitungan gaji, pengawasan absensi)
Technology Department(PC, internet)Procurement
(Pemesanan ke supplier, pemeliharaan persediaan material)
Inbound Logistics(permintaan material,pemesanan material,penerimaan materialdari supplier)
Operations(produksi,pengecekankualitas produkjadi, pengepakan)
OutboundLogistics(penyimpananpersediaan,distribusi produk)
Marketing andSales(promosi melaluipameran daniklan, mencariorder)
Service(retur barang,delivery ontime)
ProfitMargin
SUPPORT
ACTIVITIES
PRIMARY ACTIVITIES
Gambar 3.2 Value Chain PT Sinka Dinamika
3.4.1.1 Primary Activities
Sebagai perusahaan manufaktur kegiatan utama PT Sinka Dinamika adalah
melakukan produksi dan menghasilkan barang yang berkualitas untuk memenuhi
permintaan pelanggan dan tetap menjaga kepuasan pelanggan terhadap barang yang
dihasilkan. Berikut ini adalah aktifitas-aktifitas utama pada PT Sinka Dinamika :
1. Inbound Logistics
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap aktifitas ini adalah :
1. Menerima permintaan pembelian barang dari bagian gudang.
2. Memesan bahan baku yang dibutuhkan kepada supplier.
3. Supplier yang bersangkutan memberikan surat penawaran harga kepada
perusahaan.
4. Divisi purchasing memilih supplier yang sesuai berdasarkan penawaran yang
masuk.
5. Melakukan pemesanan berdasarkan permintaan bagian gudang.
99
6. Bagian gudang menerima produk yang dikirimkan supplier dan menyimpan
sampai saat dibutuhkan.
7. Jika ditemukan ada barang yang tidak sesuai atau cacat maka akan dilakukan
retur barang kepada supplier.
2. Operations
PT Sinka Dinamika memproduksi beberapa macam furniture, sehingga pada tahap
ini kegiatan yang akan dilakukan adalah :
1. Mendistribusikan bahan baku ke lini produksi jenis produk yang akan dihasilkan.
2. Memproses lebih lanjut. Proses dibagi kedalam beberapa tahap, yaitu edging,
boring, pemotongan, finishing, dan assembling.
3. Mengecek kualitas barang jadi yang dihasilkan oleh bagian PPIC.
4. Mengemas barang jadi.
3. Outbound Logistics
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap aktifitas ini adalah :
1. Menyimpan produk ke gudang barang jadi sebelum didistribusikan.
2. Mendistribusikan produk kepada pelanggan. Untuk barang-barang stok tetap
biasanya akan didistribusikan kepada retailer rekanan seperti Giant dan Makro
melalui sistem cross docking. Perusahaan hanya mendistribusikan seluruh
produknya ke gudang pusat masing-masing retailer dan distribusi ke toko-toko
cabang akan diurus oleh pihak retailer. Jika barang tersebut merupakan barang
yang dipesan secara khusus maka pendistribusian sampai ke tangan pelanggan
disesuaikan menurut perjanjian kedua belah pihak.
100
4. Sales and Marketing
Untuk barang-barang yang disalurkan kepada retailer, andil dalam kegiatan promosi
dan pemasaran juga dilakukan oleh retailer. Pemasaran yang dilakukan perusahaan
dengan mengikuti pameran furniture dan promosi melalui media cetak. Sedangkan
untuk barang-barang pesanan khusus, marketing perusahaan cenderung untuk
mendapatkan order melalui presentasi dan memberikan penawaran. Umumnya order
yang dibidik adalah order-order dalam jumlah besar seperti pembuatan furniture
untuk apartemen atau gedung perkantoran. PT Sinka Dinamika juga menerima
pemesanan furniture untuk dijual kembali, biasanya permintaan seperti ini datang
dari luar negri.
5. Service
PT Sinka Dinamika berusaha memuaskan para pelanggannya dengan mengirimkan
pesanan tepat waktu. Selain itu diperbolehkan melakukan retur apabila terbukti ada
produk PT Sinka Dinamika yang tidak sesuai pesanan pembeli atau dalam keadaan
cacat.
Dari aktifitas utama, perusahaan akan mendapatkan nilai-nilai sebagai berikut :
1. Memastikan siklus bisnis perusahaan dapat berjalan lancar.
2. Memberikan kepuasan kepada pelanggan.
3. Memaksimalkan angka penjualan dan profit.
3.4.1.2 Support Activities
Untuk menjalankan aktifitas utama perusahaan, PT Sinka Dinamika
membutuhkan aktifitas-aktifitas yang mendukung terlaksananya proses bisnis
perusahaan yang meliputi :
101
1. Infrastructure
Infrastruktur yang mendukung proses bisnis PT Sinka Dinamika secara keseluruhan
adalah :
1. Manajemen umum proses bisnis yang dilakukan secara terstruktur. Kebijakan
perusahaan ditetapkan oleh President Director dan pelaksanaannya diawasi oleh
Managing Director dibantu oleh General Manager. Pengawasan setiap bagian
dilakukan oleh manager masing-masing divisi, setiap perencanaan yang dibuat
per divisi akan melalui persetujuan Managing Director.
2. Urusan legal dan pembayaran pajak, yaitu pajak perusahaan dan pajak atas
transaksi jual beli yang ditangani oleh departemen tax dibawah divisi accounting.
3. Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh divisi keuangan dengan autorisasi
dari General Manager Head Office dan Managing Director. Laporan keuangan
dibuat oleh divisi finance setiap triwulan dan diaudit oleh divisi accounting.
Setelah audit disetujui oleh General Manager Head Office akan diberikan
kepada Managing Director.
Dari aktifitas ini, perusahaan akan mendapatkan nilai-nilai sebagai berikut :
1. Menjamin kelancaran proses bisnis
2. Mencegah penyelewengan tanggung jawab.
2. Human Resource Management
Bagian Human Resource bertanggung jawab pada proses pengaturan sumber daya
manusia pada PT Sinka Dinamika, aktifitas yang mereka lakukan adalah :
1. Melaksanakan perekrutan dan pemberhentian karyawan. Dilakukan oleh manajer
Human Resource berdasarkan rekomendasi manager divisi.
2. Mengawasi terpenuhinya hak dan kewajiban karyawan.
102
3. Mengawasi absensi dan membuat perhitungan gaji.
Dari aktifitas ini, perusahaan akan mendapatkan nilai-nilai sebagai berikut :
1. Memperoleh karyawan yang sesuai kualifikasi perusahaan dan kompeten
dibidangnya.
2. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
3. Technology Development
Untuk mendukung proses bisnisnya, PT Sinka Dinamika menggunakan teknologi
seperti sistem berbasis komputer dan jaringan internet untuk memudahkan kegiatan
internal perusahaan maupun untuk berkomunikasi dengan pihak luar.
Dari aktifitas ini, perusahaan akan mendapatkan nilai-nilai sebagai berikut :
1. Mempercepat kerja karyawan.
2. Manajemen data dan informasi yang lebih baik.
4. Procurement
Sebagai perusahaan manufaktur, aktifitas pengadaan barang untuk menyediakan
kebutuhan bahan baku merupakan aktifitas utama yang menunjang kelancaran proses
produksi. Selain itu, pengadaan barang juga dilakukan untuk kebutuhan operasional
perusahaan. Kegiatan yang dilakukan untuk pengadaan barang antara lain :
1. Memantau kebutuhan barang dari pihak gudang.
2. Mengumpulkan penawaran harga dari supplier.
3. Memilih supplier terbaik untuk menjamin kesesuaian kualitas dan dapat diterima
tepat waktu.
4. Memelihara persediaan barang dan mendistribusikannya sampai siap diproduksi.
103
Dari aktifitas ini, perusahaan akan mendapatkan nilai-nilai sebagai berikut :
1. Memastikan kelancaran proses produksi dan operasional perusahaan.
2. Menjamin kualitas barang hasil produksi.
3.4.2 Analisis Porter
Dalam menganalisis lingkungan bisnis perusahaan, dapat dilakukan analisis
menggunakan model lima kekuatan Porter yang terdiri dari ancaman masuk pendatang
baru, kekuatan tawar-menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, ancaman
barang substitusi, persaingan diantara para anggota industri. Model lima kekuatan Porter
PT Sinka Dinamika ditunjukkan pada gambar 3.3
3.4.2.1 Ancaman Masuk Pendatang Baru
Hambatan masuk bagi pendatang baru di industri furniture kayu knock down
dapat dikatakan tinggi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Olympic Furniture, sebagai market leader di industri ini sudah menciptakan brand
image yang kuat di kalangan masyarakat. Pendatang baru akan cukup kesulitan
membangun kepercayaan masyarakat terhadap produknya yang tergolong baru.
2. Modal awal cukup besar terutama untuk perizinan pemerintah, tanah dan bangunan
untuk pabrik maupun kantor, mesin-mesin produksi, bahan baku, dan dana untuk
menutupi kerugian awal sebelum tercapainya return on investment.
3. Untuk memiliki jaringan distribusi yang kuat perusahaan harus memiliki modal yang
besar untuk membuka outlet di berbagai tempat atau membangun kerjasama yang
luas dengan distributor luar.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ancaman masuk pendatang baru cenderung
lemah.
104
Gambar 3.3 Model Analisis Lima Kekuatan Porter Pada PT Sinka Dinamika
3.4.2.2 Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Dapat dikatakan bahwa kekuatan tawar menawar pemasok cenderung lemah
karena sifat hubungan antara perusahaan dan supplier adalah partnership, untuk
kepentingan jangka panjang. Perusahaan membeli dalam jumlah besar kepada supplier
dan perusahaan berada pada industri yang akan dilindungi oleh supplier. Supplier perlu
menjaga transaksi dengan perusahaan karena juga akan mempengaruhi pendapatan
supplier secara signifikan. Bagi para supplier bahan baku utama, seperti particle board
dan lainnya, industri furniture merupakan industri yang paling banyak menyerap barang
105
pasokannya. Sehingga kelangsungan industri furniture berarti juga kelangsungan usaha
pada industri yang digeluti supplier.
3.4.2.3 Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli
Kekuatan tawar-menawar pembeli bersifat kuat karena produk furniture kayu
knock-down yang ada dipasaran umumnya bersifat standar dan tidak berbeda jauh satu
sama lain dari sisi model, kualitas, maupun harganya. Dari sisi model, antar merk
pesaing dapat dengan mudah mencontoh model satu sama lain dengan cepat. Dari sisi
kualitas, antar furniture kayu dikelas yang sama (knock down dengan bahan kayu non
solid) tidak ada perbedaan kualitas yang terlalu signifikan. Dari sisi harga, umumnya
harga yang ada dipasaran juga tidak berbeda terlalu jauh. Para produsen biasa
memainkan harga, misalnya untuk furniture merk X dengan model A harganya lebih
murah dibanding furniture merk Y dengan model A, tetapi di model lainnya furniture X
memasang harga lebih tinggi dibanding merk Y. Umumnya pembeli akan memilih
furniture dengan harga yang lebih murah, tetapi dengan perbedaan harga yang tidak
jauh, faktor selera akan model furniture juga dapat menentukan. Jadi dapat disimpulkan
bahwa pembeli dapat dengan bebas berpindah ke merk lain dan memilih furniture mana
yang disukainya, kembali lagi ke selera masing-masing.
3.4.2.4 Ancaman Barang Substitusi
Untuk produk furniture dengan target pasar yang sama dengan PT Sinka
Dinamika, dapat dikatakan barang substitusinya adalah furniture berbahan plastik.
Namun ancaman barang substitusi ini bersifat lemah, hal ini disebabkan oleh :
106
1. Furniture plastik umumnya tidak tahan lama dan lebih mudah rusak dibandingkan
kayu.
2. Keterbatasan furniture plastik yang tidak bisa memenuhi beberapa bentuk kebutuhan
seperti meja belajar, lemari, dll.
3. Kesan elegan, mewah, dan kokoh yang didapat dari furniture kayu. Nilai estetikanya
lebih tinggi dibandingkan furniture plastik.
3.4.2.5 Persaingan Diantara Para Anggota Industri
Persaingan di industri furniture sangat kompetitif. Bahkan menurut data, terdapat
100 merk yang bersaing, belum termasuk produk tidak bermerk (Sumber :
http://www.harian-global.com/news.php?item.16798.28). Diantara banyak pesaing itu,
PT Cahaya Sakti Furintraco yang memproduksi Olympic Furniture merupakan saingan
terbesar sebagai market leader di industri furniture knock down. Olympic Furniture telah
menerima cukup banyak penghargaan dan sertifikat mutu seperti ISO 9001-2000.
Kelompok produk yang dihasilkan beragam mulai dari bed room set, living room set,
children set, kitchen set, sampai office set. Selain itu, Olympic juga telah membuka 50
cabang di seluruh Indonesia dan mendistribusikan produksi ke lebih dari 3000 toko.
Selain Olympic furniture, persaingan juga datang dari Diana Furniture, Melody
Furniture, dan Expo Furniture. Daftar beberapa pesaing kuat bagi PT Sinka Dinamika
dapat dilihat pada table 3.1 :
107
Tabel 3.1 Tabel Nama-Nama Perusahaan Pesaing PT Sinka Dinamika Nama Alamat
PT Cahaya Sakti Furintraco (Olympic Furiture)
Jl. Kaum Sari No 1 Kedung Halang Talang, Bogor, Jawa Barat
PT Mitradana Putra Irian (Diana Furniture)
Jl. Raya Karang Ketug No. 9, Pasuruan, Jawa Timur
PT Gatra Mapan (Melody Furniture)
Jl Raya Tunjung Tirto 1 Singosari, Malang, Jawa Timur
CV Expo Furniture (Expo Furniture)
Jl. Satria Raya I No. 8-B, Bandung, Jawa Barat
Sumber : Penelitian (2008)
3.4.3 Analisis SWOT
Perumusan strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan dapat ditentukan
dengan memperhatikan kombinasi faktor internal dan eksternal perusahaan. Berikut ini
adalah faktor-faktor internal dan eksternal pada PT Sinka Dinamika :
3.4.3.1 Faktor Internal
Komponen kekuatan (strengths) :
1. Berpengalaman selama 13 tahun di industri furniture.
PT Sinka Dinamika telah menjalankan usaha pembuatan furniture sejak tahun 1995.
Pengalaman selama 13 tahun ini menjadikan PT Sinka Dinamika sebagai salah satu
perusahaan furniture yang berhasil menanamkan eksistensinya secara stabil dan
diakui dikalangan industri, supplier, dan pelanggan. Melalui perjalanan 13 tahun ini,
PT Sinka Dinamika juga telah membangun keahlian dan ilmu yang diperlukan untuk
memantapkan kualitas produk yang dihasilkannya. Saat ini PT Sinka Dinamika telah
berhasil menjalin kerjasama yang baik dengan para mitra usahanya dan mendapatkan
kepercayaan atas kualitas produk maupun pelayanan yang dihasilkan.
108
2. Mendapatkan dukungan finansial yang kuat dari Perfekta Nusa Group.
PT Sinka Dinamika merupakan bagian dari PT Perfekta Nusa Group. Setiap
perusahaan memiliki kemungkinan untuk mengalami gejolak finansial dalam
menjalankan bisnis. Dalam hal ini, PT Sinka Dinamika didukung oleh PT Perfekta
Nusa Group. Oleh karena itu usaha yang dijalankan oleh PT Sinka Dinamika akan
lebih stabil. Kekuatan finansial juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
bisnis secara keseluruhan dan kualitas produk, misalnya dengan menerapkan
teknologi yang memadai untuk mendukung proses bisnis dan memperbaiki mutu
hasil produksi.
3. Memiliki mesin berteknologi modern dan mampu berproduksi dalam kapasitas
besar.
Dalam kegiatan produksinya saat ini PT Sinka Dinamika sudah menggunakan
mesin-mesin dengan teknologi baru sehingga proses produksi dapat berjalan lebih
mudah dan cepat dibanding jika dikerjakan tanpa bantuan mesin yang memadai.
Produk yang dihasilkan pun lebih berkualitas dan rapih dalam pengerjaannya.
Dengan adanya bantuan mesin ini, PT Sinka Dinamika juga mampu berproduksi
dalam kapasitas yang lebih besar.
4. Kualitas mutu yang terjaga.
PT Sinka Dinamika tetap mengutamakan kualitas dalam memproduksi furniturenya,
baik dari pemilihan bahan baku utama, bahan baku pelengkap, sampai mesin-mesin,
dan peralatan lainnya. Setiap proses pengerjaan yang dilakukan juga diperhatikan
agar produk yang dihasilkan rapih, kuat, dan tahan lama. Perusahaan berusaha
menjaga kepuasan pelanggan melalui kualitas produk yang dihasilkan
109
5. Harga jual yang kompetitif.
PT Sinka Dinamika menetapkan harga jual yang dapat bersaing dengan produk-
produk pesaing, sehingga pelanggan akan lebih diringankan dalam hal biaya dan
perusahaan dapat menjaga angka penjualannya.
Komponen kelemahan (weaknesses) :
1. Posisi brand yang kurang kuat dipasaran.
Saat ini merk SINKA FURNITURE belum familiar di tengah masyarakat awam. PT
Sinka Dinamika belum banyak melakukan kegiatan promosi. Promosi yang selama
ini dijalankan umumnya hanya dengan mengikuti pameran-pameran furniture atau
promosi mulut ke mulut. Sehingga SINKA FURNITURE hanya familiar bagi
kalangan tertentu saja. Minim sekali kegiatan promosi dilakukan melalui media yang
dapat menjangkau masyarakat luas.
2. Kurangnya kontrol kualitas mengakibatkan pemborosan sumber daya dan
menurunnya produktifitas.
Rendahnya kontrol kualitas dalam kegiatan produksi di PT Sinka Dinamika dapat
dilihat dari banyaknya furniture hampir jadi yang harus diperbaiki di bagian repair.
Seharusnya perbaikan merupakan langkah darurat, dengan kinerja produksi yang
baik kegiatan di bagian repair harusnya minim. Setiap upaya perbaikan akan
memperpanjang rantai produksi, pemborosan sumber daya, dan menyusutnya
produktifitas. Kontrol kualitas harus dimulai dari hulu hingga hilir, mulai dari
material produksi (bahan baku, mesin, dan perlengkapan lainnya) hingga packaging
barang jadi. Selain itu penatalaksanaan proses produksi juga harus diperhatikan
supaya setiap langkah proses berjalan dengan sempurna.
110
3. Kurangnya inovasi produk.
PT Sinka Dinamika tidak memiliki tim Research and Development sehingga upaya
untuk mengembangkan inovasi produk masih sangat kurang. Kecenderungan dalam
merancang produknya saat ini adalah dengan mencontoh produk merk pesaing. Hal
ini sangat berbahaya untuk jangka panjang apabila tidak segera diperbaiki karena
inovasi produk pada industri furniture ini penting sebagai salah satu unsur yang
dapat menghasilkan keunggulan persaingan dan dapat menarik minat pelanggan.
4. Tidak memelihara hubungan jangka panjang dengan pelanggan.
PT Sinka Dinamika saat ini masih menjalankan sistem jual lepas dimana kontak
antara perusahaan dengan pelanggan hanya terjadi pada saat transaksi. Kepuasan
pelanggan adalah salah satu faktor penentu keberhasilan bisnis perusahaan, hal ini
terbukti dengan konsep Customer Relationship Management yang sudah banyak
diadaptasi perusahaan-perusahaan besar. Jadi perusahaan perlu mengembangkan
after sales service sehingga dapat memaintain pelanggan untuk tidak pindah ke merk
lain.
5. Jaringan distribusi yang kurang luas.
Area jangkauan distribusi produk-produk furniture PT Sinka Dinamika saat ini
masih sangat terbatas pada beberapa kota-kota besar di Pulau Jawa saja. Selain itu,
perusahaan juga masih tergantung dengan perusahaan-perusahaan retail rekanannya
untuk mendistribusikan produknya ke daerah-daerah lain sehingga hal ini
menghambat potensi penjualan yang dapat ditingkatkan seandainya perusahaan
membangun jaringan distribusi yang luas dan kuat.
111
3.4.3.2 Faktor Eksternal
Komponen peluang (opportunities) :
1. Perkembangan teknologi informasi memudahkan akses ke jalur supply chain.
Perkembangan teknologi informasi terutama komputer dan internet membantu
membuka akses-akses perusahaan ke jalur supply chain yang lebih baik. Perusahaan
mempunyai pilihan yang lebih banyak untuk rantai supplynya. Rantai supply dalam
proses bisnis dapat berjalan lebih cepat dan mudah, begitu juga dengan akses
komunikasi untuk permintaan dan penawaran. Lebih jauh lagi, teknologi informasi
juga akan menurunkan biaya operasional perusahaan secara keseluruhan.
2. Maraknya pembangunan rumah hunian dan perkantoran, terutama yang bertingkat,
sehingga meningkatkan demand atas produk-produk furniture.
Beberapa tahun belakangan ini industri properti menunjukkan perkembangan yang
sangat signifikan, bukan hanya di kota-kota besar tetapi juga di berbagai daerah.
Bisa dilihat banyaknya pembanguan rumah hunian, baik yang berupa apartemen,
rumah susun (apartemen kelas menengah), maupun kompleks perumahan, gedung
perkantoran, ruko, kost, dan mall. Dampak lanjutannya adalah permintaan terhadap
furniture pengisi ruang-ruang kosong juga semakin meningkat.
”Pembangunan itu merupakan bagian dari program rumah susun 1.000 tower. Rumah susun sederhana tersebut akan menjadi proyek percontohan pembangunan rumah susun di Indonesia. Tahap pertama akan dibangun lima tower dari 10 tower yang direncanakan. Rumah susun sejenis juga akan dibangun di Klender, Cipayung, dan Cawang. Selain di Jakarta, rumah susun diprioritaskan dibangun di kota lainnya yang padat penduduk yaitu Medan, Batam, Pelembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banjamasin, dan Makasar.” (Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/04/05/brk,2007040 5-97191,id.html)
112
”Meski daya beli masyarakat masih belum pulih, pasar properti di Tanah Air cukup menggembirakan, terutama sektor hunian seperti apartemen. Sebuah data menyebutkan pada kuartal kedua tahun ini, pasokan hunian kondominium naik 238 persen menjadi 40.677 unit. Realisasi penyerapannya juga naik 49,9 persen atau setara 584 unit. Di hunian apartemen, pasokannya juga bertambah 123 unit sehingga totalnya menjadi 10.827 unit. Minat terhadap apartemen kelas atas atau upper makin melambat, tapi menengah atas midle up makin bagus. Kelas atas harganya rata-rata lebih dari Rp 10 juta per meter persegi, sedangkan menengah atas Rp 7-10 juta per meter persegi. Kemudian, kelas menengah bawah harganya di bawah Rp 4 juta dan menengah antara Rp 4-7 juta.” (Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/08/23/brk,20060823-82387,id.html)
”Pembangunan dan pertumbuhan tingkat hunian maupun perkantoran melaju seperti anak panah. Menjamurnya hunian dan perkantoran baru memang bak cendawan di musim hujan. Seiring sejalan dengan industri properti tersebut, industri pendukungnyapun turut terpompa mengikuti laju pertumbuhan. Hunian dan perkantoran tidak mungkin terlepas dari interior dan furnitur pelengkapnya.” (Sumber : www.artterio.ucoz.com)
3. Dukungan terhadap industri olahan kayu sebagai alternatif dari industri kayu solid
yang melemah akibat kelangkaan bahan baku.
Beberapa tahun belakangan ini, di industri perkayuan dalam negeri tengah marak isu
illegal logging dan penggundulan hutan. Lahan hutan dalam negeri semakin minim
karena penebangan liar dan hasilnya dilarikan ke luar negeri dengan illegal. Industri
furniture dalam negeri mulai kesulitan mendapatkan pasokan kayu. Langkanya
pasokan kayu membuat harga kayu meningkat tajam dan produsen-produsen
furniture merasa kesulitan mempertahakan usahanya. Bahkan tidak sedikit yang
tutup atau beralih. Harga furniture solid juga semakin menjulang dipasaran. Dampak
lanjutannya adalah banyak pengusaha maupun pelanggan furniture yang mulai
mencari furniture berbahan dasar olahan kayu. Permintaan furniture ini meningkat
bukan hanya dari dalam negeri melainkan juga dari luar negeri. Bahkan pemerintah
113
sendiri mendukung berkembangnya industri olahan kayu untuk mengatasi lemahnya
industri kayu solid.
”Setelah sempat terseok-seok, akibat minimnya bahan baku kayu sebagai dampak dari operasi penertiban illegal logging, kini industri kayu mengalihkan produknya dari kayu lapis ke kayu olahan. Ini karena, kayu olahan memiliki nilai jual dan permintaan pasar yang cukup besar, dibandingkan harus mengolah kayu lapis.” (Sumber : http://klipinghutan.blogspot.com/2007/07/kayu-olahan-gantikan-plywood-antisipasi.html) “Upaya itu merupakan wujud dukungan pemerintah terhadap sector industri furnitur dan kerajinan dalam negeri yang berbahan baku kayu olahan. Sejalan dengan tren pasar, sudah saatnya kalangan pebisnis mengarah pada pengembangan industri perkayuan berbasis ligno-selulosa (serat kayu) melalui teknologi biokomposit. Pasar saat ini sudah memperlihatkan kecenderungan ke arah ini sehingga potensi industri pengolahan kayu berbasis teknologi mutakhir itu dinilai cukup menjanjikan.” (Sumber : http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/03/08/16186/genjot-revitalisasi-kayu-olahan/)
4. Pangsa pasar yang besar di Indonesia.
PT Sinka Dinamika menargetkan pangsa pasar menengah ke bawah, hal ini sejalan
dengan kondisi masyarakat Indonesia dimana sebagian besar penduduknya
merupakan kelompok masyarakat menengah kebawah. Sehingga pangsa pasarnya
sangat besar dan lebih potensial untuk berkembang.
”Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia mencapai 1.500 dolar AS. Sehingga Indonesia masuk ke negara dengan golongan pendapatan per kapita menengah bawah.” (Sumber : http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id= 2006080200553455) “Industri yang memiliki pangsa pasar menengah ke bawah akan lebih kuat menahan gejolak financial di banding menengah ke atas.“ (Sumber : http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/29/277/ 158821/industri-berpangsa-menengah-ke-bawah-tahan-krisis)
114
”Biarpun untungnya kecil tapi kalau faktor pengalinya besar maka bisnis itu adalah bisnis yang menarik. Jika rakyat Indonesia dikelompokkan berdasarkan jumlah penghasilan dan belanjanya kemudian disusun dalam sebuah piramida, maka piramida terbawah dengan jumlah paling banyak adalah rakyat dengan jumlah penghasilan dan belanja yang rendah. Rakyat yang berada di dasar piramida ini bagaimana pun merupakan pasar yang potensial. Ukuran dasar piramida di Indonesia begitu besar, jauh lebih besar dari bagian di atasnya. Hal yang sama juga terjadi di negara-negara berkembang lainnya.” (Sumber : http://mazworld.wordpress.com/2008/07/24/bisnis-besar-di-kecil-menengah/)
5. Selera masyarakat terhadap furniture kayu lebih tinggi daripada furniture jenis lain.
Saat ini preferensi pilihan masyarakat akan furniture-furniture pengisi ruang-ruang
kosong di rumah hunian, perkantoran, maupun gedung-gedung lainnya masih
didominasi oleh furniture jenis kayu. Furniture kayu memiliki beberapa keunggulan
yang tidak dimiliki oleh furniture jenis lain. Furniture yang terbuat dari kayu lebih
awet, kuat, dan tahan lama. Selain itu, furniture kayu juga memiliki nilai estetika
yang lebih tinggi dibandingkan furniture kayu, bambu, rotan, atau jenis furniture
lainnya. Furniture kayu juga dapat memberikan kesan mewah.
“Tren furniture kayu tetap diminati karena kayu memiliki keindahan dari ragam motif serta warna. Bahan kayu juga kuat dan tahan lama. Berbagai keunggulan itulah yang akhirnya membuat kayu selalu memikat untuk dihadirkan sebagai elemen pelengkap hunian. Jika dilihat dari tampilannya, mebel berbahan baku kayu memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki material lain. Sebut saja tampilannya yang lebih berkelas serta memiliki citra tersendiri dibandingkan furniture lain. Kayu juga relatif lebih awet dan tahan lama jika dirawat secara benar.” (Sumber : http://neisha-diva.blogspot.com/2008/06/lebih-awet-dan-berkelas-dengan.html)
“Tren furniture kayu tetap diminati karena kayu memiliki keindahan dari ragam motif serta warna. Bahan kayu juga kuat dan tahan lama. Berbagai keunggulan itulah yang akhirnya membuat kayu selalu memikat untuk dihadirkan sebagai elemen pelengkap hunian. Selain itu kesan furniture bahan kayu yang bermutu juga menghadirkan kesan elegan. Selain bahan, model dan desain furniture menjadi salah satu pertimbangan konsumen. Menurutnya, saat ini konsumen
115
banyak memilih mebel berbahan kayu dengan konsep minimalis. Sebab, konsep dan desain minimalis ini menampilkan sisi klasik sekaligus modern. Klasik karena bahannya dari kayu, modern karena desainnya yang simple.”
(Sumber : http://batampos.co.id/Pro_Bisnis/Pro_Bisnis/Kayu_Jati_Diminati Warga_Asing.html)
Komponen ancaman (threats) :
1. Persaingan dengan produk-produk furniture murah yang diimport dari China dan
Vietnam.
Belakangan ini dominasi furniture dari China dan Vietnam mulai kuat baik di luar
maupun dalam negri. China menawarkan produk dengan kualitas yang hampir
seimbang dan dengan harga yang lebih murah sehingga banyak menarik minat
pelanggan. Faktor penyebabnya adalah karena China dan Vietnam mampu
mengadaptasi teknologi sehingga mereka bisa berproduksi lebih banyak dan lebih
cepat.
2. Krisis ekonomi global menurunkan daya beli masyarakat.
Krisis ekonomi global membawa dampak yang cukup besar bagi masyarakat
Indonesia, harga-harga kebutuhan pokok meningkat sehingga menurunkan daya beli
masyarakat secara keseluruhan.
3. Pengaruh negatif dari perdagangan bebas.
Era globalisasi dan perdagangan bebas memberikan dampak negatif khususnya bagi
pengusaha-pengusaha furniture asal Indonesia karena saat ini Indonesia belum cukup
kuat untuk menjadi pelaku dalam perdagangan bebas. Posisi Indonesia saat ini lebih
kepada pangsa pasar.
”Perdagangan bebas merupakan sebuah keniscayaan. Bagi negara yang sudah siap menghadapinya, perdagangan bebas bisa menjadi sebuah keuntungan karena
116
produknya bisa mendapatkan pasar baru tanpa sekat batas negara. Namun, bagi yang belum siap, ini bisa menjadi mimpi buruk. Sebab, produk lokal di negara tersebut harus menghadapi serbuan produk negara lain yang mungkin lebih berkualitas. Ketika produk lokal satu negara tidak bernilai tambah, konsekuensinya akan tergilas produk asing tersebut. Kondisi semacam inilah yang dicemaskan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Itu sebabnya, pada pertengahan September lalu, dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kadin Indonesia Bidang Perdagangan dan Distribusi 2008, lembaga ini mencoba mengusung kembali isu nasionalisme yang dikaitkan dalam era perdagangan bebas. Bagi Kadin, hal itu sangat penting agar Indonesia bisa menghadapi tantangan aktual yang ada saat ini, termasuk di masa depan. Sejatinya, slogan "cinta produk dalam negeri" sudah sejak lama dikampanyekan. Namun, slogan itu hingga kini masih sebatas "kata manis di bibir" saja. Isu ini pun dianggap penting karena untuk wilayah ASEAN saja, produk Indonesia dianggap belum mampu bersaing.”
(Sumber : http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/06/217/ 151274/ perdagangan-bebas-dan-nasionalisme)
4. Meningkatnya biaya operasional dan produksi akibat tingginya nilai dollar.
Saat ini, nilai tukar dollar melambung tinggi sementara nilai tukar rupiah melemah.
Tingginya dollar menyebabkan biaya-biaya kebutuhan operasional dan produksi
perusahaan juga semakin meninggi. Hal ini lebih jauh lagi akan berdampak pada
peningkatan harga jual. Jika perusahaan tidak dapat menyikapi kenaikan ini dengan
baik maka perusahaan dapat terancam karena menurunnya angka penjualan dan
ketidakmampuan dalam menutupi biaya operasional dan produksi sehari-hari
”Analis Valuta Asing PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Kamis, mengatakan nilai tukar rupiah saat ini tengah mencari titik equilibrium baru. Dengan kurs saat ini yang di atas Rp12.000 per dollar AS, pasar uang domestik cenderung melesu.”
(Sumber : http://kurs-rupiah-hari-ini.blogspot.com/2008/11/rupiah-terus-melemah-permintaan-dollar.html)
117
”Menurut Frans Darwin Sinurat, dealer valas PT Bank Century Tbk, penguatan kembali mata uang dolar Amerika Serikat terhadap sebagian besar mata uang regional seperti yen Jepang, euro Eropa, dan dolar Singapura turut mendorong rupiah melemah lagi pagi ini.”
(Sumber : http://bisnis.vivanews.com/news/read/35823-rupiah_melemah_kembali_1)
.
5. Kurangnya perlindungan pemerintah terhadap industri furniture dalam negri.
Tarif bea masuk impor yang ditetapkan pemerintah saat ini masih lebih kecil
dibandingkan bea masuk impor yang ditetapkan pemerintah negara-negara lain,
sehingga barang impor dapat dengan mudah masuk ke Indonesia, sedangkan produk-
produk Indonesia lebih sulit memasuki pasaran luar negri. Hal ini menyulitkan para
pengusaha furniture dalam negri.
3.4.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)
Berdasarkan data yang didapat dari kuesioner yang telah dikumpulkan
sebelumnya dan hasil dari perhitungan bobot yang dilakukan, maka dapat dilihat analisis
terhadap faktor ekternal perusahaan pada tabel 3.2
118
Tabel 3.2 Tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) PT Sinka Dinamika
Key External Factors Weight Rating Weighted Score
Opportunities : 1. Perkembangan teknologi informasi
memudahkan akses ke jalur supply chain. 0,046 2 0,092
2. Maraknya pembangunan rumah hunian dan perkantoran, terutama yang bertingkat, sehingga meningkatkan demand atas produk-produk furniture.
0,269 3 0,807
3. Dukungan terhadap industri olahan kayu sebagai alternatif dari industri kayu solid yang melemah akibat kelangkaan bahan baku.
0,024 2 0,048
4. Pangsa pasar yang besar karena target pasar yang dituju mendominasi penduduk Indonesia. 0,116 1 0,116
5. Selera masyarakat terhadap furniture kayu lebih tinggi daripada furniture jenis lain. 0,054 3 0,162
Total Opportunities 0,509 1,225 Threats : 1. Persaingan dengan produk-produk furniture
murah yang diimport dari China dan Vietnam. 0,205 3 0,615
2. Krisis ekonomi global menurunkan daya beli masyarakat. 0,148 2 0,296
3. Pengaruh negatif dari perdagangan bebas. 0,018 2 0,036 4. Meningkatnya biaya operasional dan produksi
akibat tingginya nilai dollar. 0,071 3 0,213
5. Kurangnya perlindungan pemerintah terhadap industri furniture dalam negri. 0,049 1 0,049
Total Threat 0,491 1,209 Total EFE 1 2,434
Total rata-rata tertimbang (Weighted Score) 2,434 atau dibawah 2,5 menunjukkan bahwa
PT Sinka Dinamika belum dapat memanfaatkan peluang (opportunities) yang ada
dengan efektif dan meminimalkan dampak yang dapat ditimbulkan dari ancaman
external.
119
Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)
Berdasarkan data yang didapat dari kuesioner yang telah dikumpulkan
sebelumnya dan hasil dari perhitungan bobot yang dilakukan, maka dapat dilihat analisis
terhadap faktor internal perusahaan pada tabel 3.3
Tabel 3.3 Tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) PT Sinka Dinamika
Key Internal Factors Weight Rating Weighted Score
Strength : 1. Berpengalaman selama 13 tahun di industri
furniture. 0,014 3 0,042
2. Mendapatkan dukungan finansial yang kuat dari Perfecta Nusa Group. 0,209 4 0,836
3. Memiliki mesin berteknologi modern dan mampu berproduksi dalam kapasitas besar. 0,143 4 0,572
4. Kualitas mutu yang terjaga. 0,143 4 0,572 5. Harga jual yang kompetitif. 0,043 3 0,129 Total Strength 0,552 2,151 Weakness : 1. Posisi brand yang kurang kuat dipasaran. 0,061 1 0,061 2. Kurangnya kontrol kualitas mengakibatkan
pemborosan sumber daya dan menurunnya produktifitas.
0,226 1 0,226
3. Kurangnya inovasi dan pengembangan produk. 0,110 2 0,220
4. Tidak memelihara hubungan jangka panjang dengan pelanggan. 0,021 2 0,042
5. Jaringan distribusi yang kurang luas. 0,030 1 0,030 Total Weakness 0,448 0,579 Total IFE 1 2,73
Total rata-rata tertimbang (Weighted Score) 2,73 atau diatas 2,5 menunjukkan bahwa PT
Sinka Dinamika memiliki internal yang relatif kuat.
120
3.4.6 Matriks TOWS
Pada tahap pencocokan pertama akan digunakan matriks TOWS untuk
memperoleh detail strategi yang akan dikembangkan. Tabel 3.4 menunjukkan matriks
TOWS PT Sinka Dinamika.
121
Tabel 3.4 Tabel Matriks TOWS PT Sinka Dinamika IFAS EFAS
Strength (S) Weakness (W) 1. Berpengalaman selama 13 tahun di industri
furniture. 2. Mendapatkan dukungan finansial yang kuat dari
Perfecta Nusa Group. 3. Memiliki mesin berteknologi modern dan
mampu berproduksi dalam kapasitas besar. 4. Kualitas mutu yang terjaga. 5. Harga jual yang kompetitif.
1. Posisi brand yang kurang kuat dipasaran. 2. Kurangnya kontrol kualitas mengakibatkan
pemborosan sumber daya dan menurunnya produktifitas.
3. Kurangnya inovasi produk. 4. Tidak memelihara hubungan jangka panjang
dengan pelanggan. 5. Jaringan distribusi yang kurang luas.
Opportunities (O) SO Strategies WO Strategies 1. Perkembangan teknologi informasi
memudahkan akses ke jalur supply chain. 2. Maraknya pembangunan rumah hunian dan
perkantoran, terutama yang bertingkat, sehingga meningkatkan demand atas produk-produk furniture.
3. Dukungan terhadap industri olahan kayu sebagai alternatif dari industri kayu solid yang melemah akibat kelangkaan bahan baku.
4. Pangsa pasar yang besar di Indonesia. 5. Selera masyarakat terhadap furniture kayu lebih
tinggi daripada furniture jenis lain.
1. Strategi Concentric Diversification : Memproduksi dan menjual varian produk baru yang berpotensi meningkatkan penjualan dan profit. (S2, S3, S4, S5, O2, O3, O4)
2. Strategi Market Development : Memperluas daerah pemasaran dan jalur distribusi ke area geografis yang baru. (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O4, O5)
3. Strategi Joint Venture : Bekerjasama dengan distributor di luar negeri, utamanya Eropa, Jepang, Afrika, dan Timur Tengah. (S2, S3, S4, S5, O1, O3, O5)
1. Strategi Product Development : Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas produk dengan memperketat kontrol kualitas dari hulu ke hilir. (W1, W2, O1, O2, O4)
2. Strategi Product Development : Membentuk tim Research And Development untuk merancang dan mengembangkan produk-produk yang lebih inovatif. (W1, W3, O2, O4)
3. Strategi Market Penetration : Meningkatkan kegiatan promosi melalui berbagai channel terutama media TV dan meningkatkan pelayanan untuk kepuasan pelanggan. (W1, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5)
Threats (T) ST Strategies WT Strategies 1. Persaingan dengan produk-produk furniture
murah yang diimport dari China dan Vietnam. 2. Krisis ekonomi global menurunkan daya beli
masyarakat. 3. Pengaruh negatif dari perdagangan bebas. 4. Meningkatnya biaya operasional dan produksi
akibat tingginya nilai dollar. 5. Kurangnya perlindungan pemerintah terhadap
industri furniture dalam negri.
1. Strategi Concentric Diversification : Menambah competitive advantage, misalnya dengan menyediakan jasa perbaikan furniture atau jasa konsultasi desain interior. (S2, S3, S4, T1, T2, T5)
2. Strategi Market Penetration : Menjaga angka penjualan dengan memberikan promosi berupa keringanan dalam pembelian produk, seperti diskon atau kredit. (S2, S4, S5, T1, T2, T3, T4)
1. Strategi Retrenchment : Memangkas biaya-biaya produksi yang tidak perlu dan meningkatkan produktifitas. (W2, T1, T2, T3, T4)
2. Strategi Divestiture : Fokus pada produk-produk dengan nilai jual tinggi. (W3, T1, T2, T5)
122
3.4.7 Matriks Internal Eksternal (IE)
Selanjutnya, pada pencocokan berikutnya digunakan matriks IE untuk membantu
menemukan alternatif strategi yang tepat bagi PT Sinka Dinamika. Matriks IE PT Sinka
Dinamika berada pada sel V seperti ditunjukkan pada tabel 3.5
Sel I, II, dan IV pada matriks IE menunjukkan perusahaan berada pada posisi
grow and build. Strategi yang paling tepat untuk bagian ini adalah strategi intensif
(Market Penetration, Market Development, dan Product Development) dan strategi
integratif (Backward Integration, Forward Integration, dan Horizontal Integration).
Pada PT Sinka Dinamika, strategi yang mengarah pada arahan strategi tersebut, yaitu :
1. Strategi Market Development : Memperluas daerah pemasaran dan jalur distribusi ke
area geografis yang baru. (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O4, O5)
2. Strategi Product Development : Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui
peningkatan kualitas produk dengan memperketat kontrol kualitas dari hulu ke hilir.
(W1, W2, O1, O2, O4)
3. Strategi Product Development : Membentuk tim Research And Development untuk
merancang dan mengembangkan produk-produk yang lebih inovatif. (W1, W3, O2,
O4)
4. Strategi Market Penetration : Meningkatkan kegiatan promosi melalui berbagai
channel terutama media TV dan meningkatkan pelayanan untuk kepuasan
pelanggan. (W1, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5)
5. Strategi Market Penetration : Menjaga angka penjualan dengan memberikan
promosi berupa keringanan dalam pembelian produk, seperti diskon atau kredit. (S2,
S4, S5, T1, T2, T3, T4)
123
Tabel 3.5 Tabel Matriks Internal Eksternal (IE) PT Sinka Dinamika
Strong3.0 to 4.0
Average2.0 to 2.99
Weak1.0 to 1.99
High3.0 to 4.0
Medium2.0 to 2.99
Low1.0 to 1.99
1.02.03.04.0
1.0
2.0
3.0
I II III
IV VI
VII VIII IX
V
THE IFE TOTAL WEIGHTED SCORES
THE EFETOTAL
WEIGHTEDSCORES
Sel III, V, dan VIII menunjukkan perusahaan sedang berada pada posisi hold and
maintain. Strategi yang paling tepat untuk bagian ini adalah Market Penetration dan
Product Development. Pada PT Sinka Dinamika, strategi yang mengarah pada arahan
strategi tersebut, yaitu :
1. Strategi Product Development : Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui
peningkatan kualitas produk dengan memperketat kontrol kualitas dari hulu ke hilir.
(W1, W2, O1, O2, O4)
2. Strategi Product Development : Membentuk tim Research And Development untuk
merancang dan mengembangkan produk-produk yang lebih inovatif. (W1, W3, O2,
O4)
3. Strategi Market Penetration : Meningkatkan kegiatan promosi melalui berbagai
channel terutama media TV dan meningkatkan pelayanan untuk kepuasan
pelanggan. (W1, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5)
124
4. Strategi Market Penetration : Menjaga angka penjualan dengan memberikan
promosi berupa keringanan dalam pembelian produk, seperti diskon atau kredit. (S2,
S4, S5, T1, T2, T3, T4)
Sedangkan, pada sel VI, VIII, dan IX menunjukkan perusahaan sedang berada
pada posisi harvest or divest sehingga strategi yang dijalankanpun mengarah pada
strategi tuai atau divestasi. Pada PT Sinka Dinamika, strategi yang mengarah pada
arahan strategi tersebut, yaitu :
1. Strategi Retrenchment : Memangkas biaya-biaya produksi yang tidak perlu dan
meningkatkan produktifitas. (W2, T1, T2, T3, T4)
2. Strategi Divestiture : Fokus pada produk-produk dengan nilai jual tinggi. (W3, T1,
T2, T5)
Berdasarkan perhitungan IFE-EFE, analisis matriks TOWS, dan analisis matriks IE,
maka arahan strategi untuk PT Sinka Dinamika adalah strategi Market Penetration atau
strategi Product Development.
3.4.8 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)
Berdasarkan analisis sebelumnya, didapat dua alternatif strategi yang menarik
bagi PT Sinka Dinamika. Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi alternatif strategi untuk
menentukan strategi yang paling menarik bagi PT Sinka Dinamika dengan
menggunakan matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) seperti ditunjukkan pada
tabel 3.6
Dari hasil perhitungan pada tabel 3.6 dapat dilihat bahwa bagi PT Sinka
Dinamika strategi yang paling menarik untuk dijalankan adalah strategi Product
125
Development. Berdasarkan strategi yang dirumuskan dari matriks TOWS terdapat dua
strategi Product Development, yaitu :
1. Strategi Product Development : Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui
peningkatan kualitas produk dengan memperketat kontrol kualitas dari hulu ke hilir.
(W1, W2, O1, O2, O4)
2. Strategi Product Development : Membentuk tim Research And Development untuk
merancang dan mengembangkan produk-produk yang lebih inovatif. (W1, W3, O2,
O4)
Kedua strategi ini akan dibahas lebih lanjut pada tahap berikutnya.
126
Tabel 3.6 Tabel Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) PT Sinka Dinamika Strategic Alternatives
Key Factors WeightMarket
Penetration Product
Development AS TAS AS TAS
Opportunities 1. Perkembangan teknologi informasi memudahkan
akses ke jalur supply chain. 0,046 3 0,138 4 0,184
2. Maraknya pembangunan rumah hunian dan perkantoran, terutama yang bertingkat, sehingga meningkatkan demand atas produk-produk furniture.
0,269 4 1,076 2 0,538
3. Dukungan terhadap industri olahan kayu sebagai alternatif dari industri kayu solid yang melemah akibat kelangkaan bahan baku.
0,024 - - - -
4. Pangsa pasar yang besar karena target pasar yang dituju mendominasi penduduk Indonesia. 0,116 4 0,464 1 0,116
5. Selera masyarakat terhadap furniture kayu lebih tinggi daripada furniture jenis lain. 0,054 4 0,216 3 0,162
Threat 1. Persaingan dengan produk-produk furniture murah
yang diimport dari China dan Vietnam. 0,205 1 0,205 4 0,820
2. Krisis ekonomi global menurunkan daya beli masyarakat. 0,148 2 0,296 4 0,592
3. Pengaruh negatif dari perdagangan bebas. 0,018 - - - - 4. Meningkatnya biaya operasional dan produksi
akibat tingginya nilai dollar. 0,071 2 0,142 4 0,284
5. Kurangnya perlindungan pemerintah terhadap industri furniture dalam negri. 0,049 2 0,098 1 0,049
1 Strength 1. Berpengalaman selama 13 tahun di industri
furniture. 0,014 - - - -
2. Mendapatkan dukungan finansial yang kuat dari Perfecta Nusa Group. 0,209 4 0,836 3 0,627
3. Memiliki mesin berteknologi modern dan mampu berproduksi dalam kapasitas besar. 0,143 1 0,143 4 0,572
4. Kualitas mutu yang terjaga. 0,143 2 0,286 4 0,5725. Harga jual yang kompetitif. 0,043 3 0,129 2 0,086Weakness 1. Posisi brand yang kurang kuat dipasaran. 0,061 3 0,183 1 0,0612. Kurangnya kontrol kualitas mengakibatkan
pemborosan sumber daya dan menurunnya produktifitas.
0,226 1 0,226 4 0,904
3. Kurangnya inovasi dan pengembangan produk. 0,110 2 0,220 4 0,4404. Tidak memelihara hubungan jangka panjang
dengan pelanggan. 0,021 2 0,042 1 0,021
5. Jaringan distribusi yang kurang luas. 0,030 4 0,120 2 0,060Sum Total Attractiveness Score 1 4,820 6,088
127
3.5 Analisis Critical Success Factor (CSF)
Berdasarkan hasil analisis matriks perencanaan strategi kuanitatif (QSPM), telah
didapat dua strategi Product Development yang akan dijalankan. Pada tabel 3.11 dapat
dilihat penjabaran critical success factor, masalah, serta kebutuhan informasi untuk
melaksanankan strategi tersebut.
Pada kolom strategi, terdapat dua buah strategi yang didapat dari hasil analisis
matriks QSPM pada tahap sebelumnya. Kolom tujuan menunjukkan tujuan yang hendak
dicapai dengan menjalankan strategi yang ada. Dari masing-masing strategi terdapat
faktor-faktor kunci yang harus ada untuk menjamin strategi tersebut akan berhasil.
Faktor-faktor kunci ini dijelaskan pada kolom critical success factor. Kemudian, dari
critical success factor, dilakukan analisis masalah yang saat ini dihadapi perusahaan
untuk mencapai critical success factor tersebut. Dan berdasarkan masalah-masalah yang
ditemui maka dirumuskanlah kebutuhan informasi sebagai solusi dari masalah tersebut.
Dalam menjalankan strategi pada tabel 3.11, strategi kedua dapat dilakukan
dengan mengoutsource jasa dan informasi dari lembaga-lembaga riset independen
seperti Frontier, AC Nielsen, atau BPS. Strategi pertama dipilih untuk dilaksanakan
secara internal. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan
pelaksanaan strategi pertama :
1. Bahan baku yang berkualitas pada tingkat harga yang sesuai.
Produk jadi tidak terlepas dari bahan baku yang membuat produk itu ada.
Komponen-komponen bahan baku yang digunakan itulah yang membentuk produk
akhir. Oleh karena ini kualitas produk yang dihasilkan berbanding lurus dengan
kualitas bahan baku.
128
2. Sumber daya manusia yang kompeten.
Meskipun saat ini sebagian besar proses produksi sudah ditangani mesin, peran
manusia masih memegang peranan penting untuk menjaga kualitas produk. Mesin-
mesin itu tetap harus dioperasikan oleh operator dengan keterampilan prima. Kerja
operator disini tidak sekedar menyalakan atau mematikan mesin tapi ia harus
mengerti komposisi yang pas pada mesin dan material yang masuk. Karyawan perlu
memiliki pemahaman yang tepat akan cara kerja baik bagi proses produksi dengan
mesin maupun yang manual.
3. Penatalaksanaan proses produksi yang terintegrasi dengan baik.
Beberapa hal yang termasuk dalam prosedur dan penatalaksanaan produksi adalah
layout pabrik, ketersediaan material dan alat-alat penunjang produksi, serta mata
rantai produksi dari satu tahap ke tahap lainnya yang saling berhubungan. Semua
unsur-unsur ini sangat terkait dengan kualitas produk yang dihasilkan. Layout pabrik
yang tepat membantu meminimalkan jeda waktu kosong antar satu tahap ke tahap
lainnya lalu meminimalkan juga resiko kerusakan selama dalam perjalanan dan
meningkatkan kinerja produktifitas karyawan sehingga produksi dapat dilakukan
lebih rapih dan teliti. Ketersediaan material dan alat-alat penunjang produksi yang
baik secara langsung menghasilkan produk yang berkualitas baik, misalnya mesin-
mesin yang terus dimaintain akan bekerja lebih baik ketika dioperasikan atau adanya
meja kerja atau rak-rak penyimpanan yang sesuai akan meminimalkan barang
tergores atas menjadi cacat selama penyimpanan. Alur produksi yang jelas dan
dilaksanakan dengan tepat juga menjaga kualitas barang, misalnya pengamplasan
tidak lagi dilakukan jika produk sudah melewati sandler machine. Seandainya proses
129
pengamplasan dilakukan lagi setelahnya, hal ini malah akan merusak produk yang
sudah jadi.
3.6 Analisis Sistem Berjalan
Proses procurement yang berjalan pada PT Sinka Dinamika dapat dilihat pada
gambar 3.5. Proses procurement dimulai dari staff Warehouse yang meminta material
yang dibutuhkannya dengan mengirimkan Bon Minta Barang kepada staff Purchasing.
Setelah menerima Bon Minta Barang, staff Purchasing kemudian akan mencari
informasi harga terkini dari barang yang akan dibeli kepada para supplier. Jika
penawaran harga dari supplier ternyata lebih tinggi dari penawaran terdahulu atau ada
penawaran dari supplier baru, maka staff Purchasing akan meminta surat penawaran
harga dari supplier dan dikirimkan melalui fax. Surat penawaran harga tersebut
kemudian akan dilampirkan bersama Bon Minta Barang dan diserahkan kepada
Managing Director untuk diapprove.
Setelah Bon Minta Barang diapprove, staff Purchasing akan membuat Purchase
Order berisikan daftar barang-barang yang dipesan dan dikirimkan kepada supplier
melalui fax. Kemudian supplier akan mengkonfirmasi bahwa Purchase Order telah
diterima. Setelah jumlah pesanan dapat dipenuhi, maka supplier akan membuat Surat
Jalan dan mengirimkan barang yang dipesan ke ke gudang persediaan. Staff Warehouse
kemudian akan memeriksa jumlah, kualitas, dan jenis barang yang diterimanya apakah
sesuai dengan yang dipesan. Jika ada yang tidak sesuai maka akan ditangguhkan
penerimaannya dan supplier diminta mengirimkan kembali barang yang sesuai.
Berdasarkan Surat Jalan yang diterimanya, staff Warehouse membuat Tanda Penerimaan
Barang. Tanda Penerimaan Barang kemudian diberikan kepada staff Puchasing sebagai
130
pemberitahuan bahwa pesanan atas Purchase Order tersebut telah dipenuhi. Setelah
barang diterima jika ditemukan ada barang yang cacat atau tidak sesuai, maka staff
Warehouse dapat membuat Retur Pembelian dan mengembalikan barang kepada
supplier dengan menyertakan Retur Pembelian.
Kemudian supplier akan menyerahkan faktur penjualan kepada staff Purchasing
untuk menagih pembayaran atas pembelian barang. Setelah itu staff Purchasing
membuat Tanda Terima untuk supplier, sebagai bukti yang dapat dibawa supplier pada
saat jatuh tempo penagihan.
131
Gambar 3.4 Rich Picture Pada Sistem Berjalan
132
3.7 Analisis Masalah
Berdasarkan tabel 3.11, masalah yang dihadapi PT Sinka Dinamika untuk
menjalankan strategi pertama adalah :
1. Sulit memilih supplier terbaik secara objektif karena banyaknya jumlah supplier dan
kurangnya informasi evaluasi kinerja supplier.
Untuk memperoleh bahan baku dengan kualitas yang tepat, harus dipilih juga
sumber yang tepat. Karena banyaknya supplier untuk masing-masing item material,
staff purchasing mengalami kesulitan dalam memberikan penilaian objektif kepada
masing-masing supplier. Sehingga sulit menentukan pilihan dan prosesnya memakan
waktu lama.
2. Sering terjadi maverick buying karena tidak ada kontrak kerjasama dengan supplier.
Saat ini antara PT Sinka Dinamika dengan suppliernya belum ada kontrak
kerjasama. Perusahaan masih bebas memilih supplier. Dengan sistem seperti ini,
perusahaan merasa kesulitan dalam menjaga hubungan dengan supplier. Sementara
hubungan baik dengan supplier akan memudahkan perusahaan dalam melakukan
negosiasi dan bisa mendapat keringanan dari supplier. Selain itu karena belum ada
kontrak kerjasama, sering terjadi maverick buying waktu ada permintaan bahan baku
yang mendadak, dimana perusahaan membeli bukan dari supplier pilihan terbaik.
3. Banyak buruh bekerja berdasarkan kebiasaan tanpa pemahaman produksi yang
benar.
Para buruh yang terlibat langsung dalam proses produksi masih memerlukan banyak
pelatihan. Pemahaman mereka terhadap proses produksi furniture, pengenalan
karakteristik bahan baku, cara kerja mesin dan peralatan produksi masih kurang.
133
Kebanyakan mereka hanya belajar sambil bekerja dan melakukan berdasarkan
kebiasaan sehingga hasil produksi masih ada kekurangan di sana sini.
4. Kurangnya maintenance bahan baku, mesin dan peralatan produksi sehingga
mempengaruhi kinerja produksi dan hasilnya.
Banyaknya kegiatan dibagian repair menunjukkan pemeliharaan bahan baku, mesin
dan peralatan produksi masih kurang diperhatikan sehingga hasil dari setiap tahapan
produksi masih memerlukan perbaikan.
3.8 Usulan Pemecahan Masalah
Berdasarkan analisis masalah diatas, masalah ketiga dan keempat dapat
diselesaikan dengan memberikan training kepada karyawan. Masalah keempat juga
dapat diselesaikan dengan outsource teknisi mesin untuk tune up mesin dan perawatan
regular. Untuk masalah pertama dan kedua, PT Sinka memerlukan sistem untuk
mengelola data procurement, sistem tersebut harus dapat :
1. Memudahkan pertukaran informasi antar pihak-pihak yang berkepentingan dalam
pengadaan bahan baku.
2. Menentukan reorder point material dan menampilkan informasi bahan baku yang
sudah mencapai titik reorder point.
3. Mengusulkan jumlah pembelian material yang paling ekonomis (production order
quantity).
4. Membuat penilaian kinerja masing-masing supplier secara objektif dan memberikan
usulan supplier terbaik untuk staff purchasing.
5. Menjembatani persetujuan perjanjian kontrak kerjasama antara supplier dan
perusahaan.
134
Berdasarkan usulan pemecahan masalah diatas, maka dalam pelaksanaannya
dibutuhkan analisis penilaian supplier untuk menunjang usulan nomor empat dan
analisis production order quantity (POQ), reorder point (ROP), dan safety stock untuk
menunjang usulan nomor dua dan tiga.
3.8.1 Analisis Penilaian Supplier
Dalam proses pengadaan bahan baku, pembelian material harus dilakukan dari
sumber yang tepat agar kualitas material yang didapat tepat, pada waktu dan tingkat
harga yang juga tepat. PT Sinka Dinamika memiliki beberapa pilihan supplier untuk satu
item material. Untuk bisa memilih supplier terbaik maka dibutuhkan penilaian yang
objektif terhadap masing-masing supplier. Pada sistem yang digunakan, kinerja supplier
akan dinilai berdasarkan tiga kriteria, yaitu : On Time Delivery, Quality, dan Total Cost.
Bobot yang diberikan untuk masing-masing kriteria adalah 40%, 40%, dan 20%.
Berdasarkan data-data yang didapat dari history pembelian dari masing-masing
supplier, maka perhitungan kinerja supplier akan dilakukan sebagai berikut :
1. On Time Delivery
Tabel 3.7 Tabel Data Sampel Penerimaan Material No PO Promised Date No MRF MRF Date Qty Status PO0001 5 January MRF0001 10 January 800 On Time PO0001 5 January MRF0002 12 January 200 Late PO0002 8 January MRF0003 10 January 500 On Time PO0002 8 January MRF0004 13 January 300 On Time PO0002 8 January MRF0005 15 January 50 Late PO0003 10 January MRF0006 15 January 200 On Time
Sumber : PT Sinka Dinamika (2008)
135
Pada table 3.7 dapat dilihat data-data penerimaan barang yang dibuat
berdasarkan purchase order (PO). Untuk 1 purchase order, supplier dapat mengirimkan
barang lebih dari 1x sampai semua jumlah yang dipesan terpenuhi. Promised Date
merupakan tanggal perjanjian antara supplier dengan perusahaan, dimana seluruh
pesanan akan dipenuhi paling lambat pada tanggal tersebut. Perusahaan memberikan
tenggang waktu 5 hari dari tanggal yang dijanjikan. Jadi penerimaan barang untuk
masing-masing purchase order masing dianggap valid jika diterima sebelum tanggal :
PO0001 : 10 January, total jumlah 1000 unit.
PO0002 : 13 January, total jumlah 850 unit.
PO0003 : 15 January, total jumlah 200 unit.
Berdasarkan data di tabel 3.7, maka penilaian supplier untuk kriteria yang
pertama adalah sbb :
PO001 :
OTD PO0001 = Jumlah Barang Yang Diterima Tepat Waktu x 100% Jumlah Barang Yang Dijanjikan
OTD PO0001 = 800 x 100% 1000
OTD PO0001 = 80%
PO0002 :
OTD PO0002 = Jumlah Barang Yang Diterima Tepat Waktu x 100% Jumlah Barang Yang Dijanjikan
OTD PO0002 = 800 x 100% 850
OTD PO0002 = 94,12%
136
PO0003 :
OTD PO0003 = Jumlah Barang Yang Diterima Tepat Waktu x 100% Jumlah Barang Yang Dijanjikan OTD PO0003 = 200 x 100% 200 OTD PO0003 = 100% Rata-rata nilai supplier untuk kriteria On Time Delivery, adalah :
OTD = OTD PO0001 + OTD PO0002 + OTD PO0003 3
OTD = 80% + 94,11% + 100% 3 OTD = 91,37%
2. Quality
Tabel 3.8 Tabel Data Sampel Penerimaan dan Retur Material No PO No MRF Received Qty No Purchase Return ReturnQtyPO0001 MRF0001 800 PRT0001 20 PO0001 MRF0002 200 PRT0002 8 PO0002 MRF0003 500 PRT0003 12 PO0002 MRF0004 300 - - PO0002 MRF0005 50 PRT0004 2 PO0003 MRF0006 200 - -
Sumber : PT Sinka Dinamika (2008)
Penilaian kualitas dilakukan berdasarkan data pada Tabel 3.8 yang merupakan
data sample penerimaan dan retur material. Jumlah barang yang diterima akan
dibandingkan dengan jumlah barang yang diretur. Hasilnya dilaporkan dalam bentuk
part per million (PPM), yaitu nilai rata-rata kerusakan per unit material yang
dikonversikan ke dalam 1 juta. Perhitungannya dilakukan sebagai berikut :
PO0001 :
PPM PO0001 = 1.000.000 x Jumlah barang dikembalikan Jumlah barang diterima
137
PPM PO0001 = 1.000.000 x (20+8) (800+200)
PPM PO0001 = 1.000.000 x 28 1000 PPM PO0001 = 28000
PO0002 :
PPM PO0002 = 1.000.000 x Jumlah barang dikembalikan Jumlah barang diterima
PPM PO0002 = 1.000.000 x (12+2) (500+300+50)
PPM PO0002 = 1.000.000 x 14 850
PPM PO0002 = 16470,59
Angka tersebut kemudian dikonversikan ke dalam tabel PPM (tabel 2.1). Point
dalam tabel tersebut sudah dikonversikan kedalam hitungan bobot 40%.
Berdasarkan table PPM, PO0001 dengan angka 28000 mendapat point 4 dan
PO0002 dengan angka 16470,59 mendapat point 6. Sedangkan, dari PO0003 tidak ada
retur, hal ini menunjukkan bahwa semua barang yang diterima sesuai atau tidak ada
barang cacat. Dengan retur 0, berarti PO0003 mendapatkan point tertinggi dari tabel
PPM, yaitu 40. Nilai rata-rata supplier untuk kriteria Quality, adalah :
PPM = PPM PO0001 + PPM PO0002 + PPM PO0003 3
PPM = 4 + 6 + 40 3
PPM = 16,67
138
3. Total Cost
Tabel 3.9 Tabel Data Sampel Pembelian Material No PO Material ID Negotiated Price Max Reasonable Price PO0001 BB0007 Rp 120.000 Rp 150.000 PO0001 BB00010 Rp 75.000 Rp 110.000 PO0002 BB0005 Rp 145.000 Rp 150.000 PO0002 BB00021 Rp 115.000 Rp 130.000 PO0002 BB00016 Rp 45.000 Rp 70.000 PO0003 BB0003 Rp 165.000 Rp 200.000 PO0003 BB00019 Rp 150.000 Rp 180.000
Sumber : PT Sinka Dinamika (2008)
Penilaian dari segi biaya dilakukan dengan membandingkan tingkat harga yang
dapat diterima perusahaan dengan harga penawaran supplier. Berdasarkan data pada
tabel 3.9, perhitungannya adalah sebagai berikut :
PO0001 :
TC PO0001 = 1 - Total Biaya Yang Dikeluarkan x 100% Maximum Reasonable Price
TC PO0001 = 1 - (120.000 + 75.000) x 100% (150.000 + 110.000)
TC PO0001 = 1 – 195.000 x 100% 260.000
TC PO0001 = 0,25 x 100%
TC PO0001 = 25%
PO0002 :
TC PO0002 = 1 - Total Biaya Yang Dikeluarkan x 100% Maximum Reasonable Price
TC PO0002 = 1 - (145.000 + 115.000 + 45.000) x 100% (150.000 + 130.000 + 70.000)
TC PO0002 = 1 – 305.000 x 100% 350.000
139
TC PO0002 = 0,13 x 100%
TC PO0002 = 13%
PO0003 :
TC PO0003 = 1 - Total Biaya Yang Dikeluarkan x 100% Maximum Reasonable Price
TC PO0003 = 1 - (165.000 + 150.000) x 100% (200.000 + 180.000)
TC PO0003 = 1 – 315.000 x 100% 380.000
TC PO0003 = 0,17 x 100%
TC PO0003 = 17%
Rata-rata nilai supplier untuk kriteria Total Cost, adalah :
TC = TC PO0001 + TC PO0002 + TC PO0003 3
TC = 25% + 13% + 17% 3
TC = 18.33%
Total nilai supplier berdasarkan bobot masing-masing kriteria adalah :
Total = (OTD x 40%) + Quality + (TC x 20%)
Total = (91,37% x 40%) + 16,67 + (18.33% x 20%)
Total = 36,55 + 16,67 + 3.67
Total = 56,89
Jadi total point yang didapat supplier tersebut adalah 56,89. Total akhir ini adalah nilai
yang akan diperbandingkan antar supplier dan dibuat peringkat dari yang tertinggi
sampai terendah. Supplier dengan total point tertinggi adalah supplier pilihan terbaik.
140
3.8.2 Analisis Production Order Quantity (POQ), Reorder Point (ROP), dan Safety Stock
Model Production Order Quantity (POQ) merupakan model persediaan yang
lebih cocok digunakan oleh perusahaan dalam menentukan jumlah barang optimal dalam
setiap kali pemesanan karena PT Sinka Dinamika bergerak dalam lingkungan produksi
yang persediaannya mengalir sepanjang waktu bersamaan ketika produk diproduksi dan
dijual.
Tabel 3.10 Tabel Data Sample Material Nama Barang Particle Board 1.220 x 2.440 x 9 mm Harga Barang Rp.1.375.000 Permintaan Per Tahun 4300 unit Biaya Pemesanan (1% dari harga) Rp 13.750 Biaya Penyimpanan Per Unit Per Tahun (0.5% dari harga)
Rp 6.875
Permintaan Produksi Per Hari 20 unit Permintaan Rata-Rata Per Hari 14 unit Lead Time 4 hari Jumlah Hari Kerja Per Tahun 300 hari Sumber : PT Sinka Dinamika (2008)
Berdasarkan data pada table 3.10, maka jumlah pemesanan yang paling
ekonomis untuk material tersebut dapat dihitung sebagai berikut :
POQ = √ 2DS S H [1-(d / p)]
POQ = √ 2 (4.300) (13.750) 6.875 [1-(14/20)]
POQ = 239 unit
N = D D POQ
N = 4.300 239
141
N = 18 kali per tahun
Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa perusahaan sebaiknya melakukan
18 kali pesanan per tahun dengan jumlah 239 unit setiap kali pesanan.
Safety Stock dibutuhkan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan kekurangan bahan
baku akibat permintaan lebih besar dibandingkan perkiraan semula atau karena
keterlambatan pengiriman bahan baku yang dipesan. Sedangkan Reorder Point perlu
diketahui untuk menghindari keterlambatan pemesanan kembali agar tidak terjadi
kekurangan persediaan.
Safety Stock = (Permintaan max per hari - Permintaan rata-rata per hari) x Lead Time
= (20-14) x 4
= 24 unit
Reorder Point = (d x L) + Safety Stock
= (14 x 4) + 24
= 80 unit
Perhitungan diatas menunjukkan bahwa pemesanan kembali harus dilakukan pada saat
persediaan di gudang berjumlah 80 unit dengan jumlah stok pengaman 24 unit.
3.9 Analisis Kebutuhan Informasi
Informasi yang dibutuhkan PT Sinka Dinamika untuk memecahkan masalah
pada tabel 3.11 adalah informasi bahan baku yang sudah mencapai titik pemesanan
kembali supaya mencegah maverick buying, informasi yang dibutuhkan untuk
menghitung evaluasi kinerja supplier seperti penawaran harga, kualitas barang,
ketepatan pengiriman dan informasi supplier terbaik berdasarkan peringkat hasil
142
evaluasi supaya membantu pengambilan keputusan staff purchasing dalam melakukan
pemesanan.
143
Tabel 3.11 Tabel Analisis Masalah, CSF, dan Kebutuhan Informasi Tujuan Strategi Critical Success Factor Analisis Masalah Kebutuhan Informasi
Meningkatkan angka penjualan dan memaksimalkan nilai profit.
Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas produk dengan memperketat kontrol kualitas dari hulu ke hilir.
Bahan baku yang berkualitas pada tingkat harga yang sesuai.
Sulit memilih supplier terbaik secara objektif karena banyaknya jumlah supplier dan kurangnya informasi evaluasi kinerja supplier.
Informasi bahan baku yang dibutuhkan, penawaran harga supplier, kualitas, ketepatan pengiriman, evaluasi kinerja supplier.
Sering terjadi maverick buying karena tidak ada kontrak kerjasama dengan supplier.
Sumber daya manusia yang kompeten.
Banyak buruh bekerja berdasarkan kebiasaan tanpa pemahaman produksi yang benar.
Informasi tentang karakteristik setiap bahan baku, mesin, peralatan produksi, dan proses produksi yang benar.
Penatalaksanaan proses produksi yang terintegrasi dengan baik.
Kurangnya maintenance bahan baku, mesin dan peralatan produksi sehingga mempengaruhi kinerja produksi dan hasilnya.
Informasi cara penggunaan dan prosedur perawatan yang benar untuk bahan baku sampai barang jadi, mesin dan peralatan produksi.
Membentuk tim Research And Development untuk merancang dan mengembangkan produk-produk yang lebih inovatif.
Peramalan trend kebutuhan konsumen dan selera pasar yang tepat.
Kurang informasi mengenai jenis-jenis produk yang laku dipasaran.
Informasi tentang pola konsumsi customer, seperti model produk yang paling diminati, jenis furniture yang paling dibutuhkan, kecenderungan pembelian dari waktu ke waktu, dsb.
Sulit mengetahui perilaku konsumsi end customer dari customer perusahaan.