bab 3 analisis perusahaan dan sistem berjalan 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2009-1-00361-mnsi...

57
BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT Sinka Dinamika yang berdiri pada tahun 1995 dengan akte pendirian oleh notaris Frans Elsius Muliawan, S.H. dengan akte pendirian No.8 (17/6/1988) dan No SIUP 01408/1.824.271, merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Perfekta Nusa Group. PT Perfekta Nusa sendiri didirikan pada tahun 1977 oleh Bapak Hu Wen Fu dengan seorang rekannya. Akan tetapi, di kemudian hari Bapak Hu Wen Fu membeli seluruh saham PT Perfekta Nusa dan menjadi pemilik tunggal hingga saat ini. Seiring dengan perkembangan bisnisnya, PT Perfekta Nusa Group mendirikan beberapa anak perusahaan yang salah satunya adalah PT Sinka Dinamika. Kantor Pusat PT Sinka Dinamika terletak di Jl. Jati Baru Raya No. 4. Jakarta Pusat. Sedangkan, pabrik untuk kegiatan produksinya sendiri terletak di Jl. Raya Serang Km 13, Cikupa, Tangerang. PT Sinka Dinamika bergerak dalam industri kayu olahan yang memproduksi furniture dengan merk ”SINKA”. Pada awal berdirinya berperan sebagai produsen furniture kayu jenis solid. Seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan merasa bahwa target pasar untuk furniture kayu jenis solid sangat terbatas karena harganya yang mahal dan khusus ditujukan untuk pasar menengah ke atas. Selain itu, perusahaan juga melihat ada peluang dari banyaknya permintaan pasar akan furniture dengan harga terjangkau. Maka pada tahun 1999 PT Sinka Dinamika memutuskan untuk beralih menjadi produsen furniture kayu knock down dan mulai membidik pasar menengah kebawah. Saat ini, furniture-furniture yang diproduksi oleh PT Sinka Dinamika menggunakan bahan baku

Upload: nguyendien

Post on 15-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

87

BAB 3

ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN

3.1 Sejarah Perusahaan

PT Sinka Dinamika yang berdiri pada tahun 1995 dengan akte pendirian oleh

notaris Frans Elsius Muliawan, S.H. dengan akte pendirian No.8 (17/6/1988) dan No

SIUP 01408/1.824.271, merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Perfekta Nusa

Group. PT Perfekta Nusa sendiri didirikan pada tahun 1977 oleh Bapak Hu Wen Fu

dengan seorang rekannya. Akan tetapi, di kemudian hari Bapak Hu Wen Fu membeli

seluruh saham PT Perfekta Nusa dan menjadi pemilik tunggal hingga saat ini. Seiring

dengan perkembangan bisnisnya, PT Perfekta Nusa Group mendirikan beberapa anak

perusahaan yang salah satunya adalah PT Sinka Dinamika. Kantor Pusat PT Sinka

Dinamika terletak di Jl. Jati Baru Raya No. 4. Jakarta Pusat. Sedangkan, pabrik untuk

kegiatan produksinya sendiri terletak di Jl. Raya Serang Km 13, Cikupa, Tangerang.

PT Sinka Dinamika bergerak dalam industri kayu olahan yang memproduksi

furniture dengan merk ”SINKA”. Pada awal berdirinya berperan sebagai produsen

furniture kayu jenis solid. Seiring dengan berjalannya waktu, perusahaan merasa bahwa

target pasar untuk furniture kayu jenis solid sangat terbatas karena harganya yang mahal

dan khusus ditujukan untuk pasar menengah ke atas. Selain itu, perusahaan juga melihat

ada peluang dari banyaknya permintaan pasar akan furniture dengan harga terjangkau.

Maka pada tahun 1999 PT Sinka Dinamika memutuskan untuk beralih menjadi produsen

furniture kayu knock down dan mulai membidik pasar menengah kebawah. Saat ini,

furniture-furniture yang diproduksi oleh PT Sinka Dinamika menggunakan bahan baku

Page 2: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

88

utama dari kayu olahan seperti kayu lapis (plywood), kayu partikel (particle board), dan

MDF (Medium Density Fiberboard).

Produk furniture yang diproduksi PT Sinka Dinamika sendiri beragam, mulai

dari jenis-jenis furniture kantor hingga furniture rumah tangga. Dalam kegiatan

bisnisnya saat ini, PT Sinka Dinamika secara tetap memproduksi stock sebanyak 700 -

800 unit furniture setiap bulannya, kebanyakan produk furniturenya berupa rak, lemari,

dan meja dan terbagi-bagi lagi kedalam 11 varian rancangan. Selain produksi tetap, PT

Sinka Dinamika juga menangani pesanan khusus dari berbagai pihak untuk

memproduksi furniture yang disesuaikan dengan keinginan dan hasil rancangan mereka

sendiri, baik untuk digunakan pribadi maupun untuk dijual kembali. Pesanan seperti ini

biasanya datang dari proyek pengembangan bangunan seperti apartemen, perkantoran,

atau rumah hunian untuk memenuhi kebutuhan furniturenya. Selain itu juga pesanan dari

luar negeri, dimana furniture-furniture yang dipesan ini akan dijual kembali dengan

menggunakan merk mereka sendiri.

PT Sinka Dinamika telah bekerja sama dengan retail-retail besar seperti Makro

dan Giant untuk memasok stock penjualan furniture mereka. Untuk pendistribusian

produk-produk furniturenya ditangani sendiri oleh perusahaan retail tersebut. PT Sinka

Dinamika hanya mengirimkan barang pesanan ke gudang pusat masing-masing retailer

dan nantinya retailer tersebut akan mendistribusikan furniture-furniture ini ke cabang-

cabangnya diseluruh Indonesia berdasarkan kebijakan perusahaan retail itu. Area

distribusinya sendiri saat ini masih terfokus pada beberapa kota-kota besar di wilayah

Pulau Jawa saja dan sebagian kecil kota lainnya di luar Pulau Jawa. Sedangkan untuk

pasar luar negri, PT Sinka Dinamika juga mengekspor produknya ke beberapa negara di

wilayah Timur Tengah.

Page 3: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

89

Promosi dan pemasaran produk-produk PT Sinka Dinamika saat ini hanya

dilakukan melalui mulut ke mulut dan berbagai acara pameran furniture. Belum ada

tindakan promosi dan pemasaran yang agresif dan dapat menjangkau masyarakat luas.

3.2 Struktur Organisasi

President DIrector

General ManagerHead Office

General ManagerFactory

Managing Director

PurchasingManager

FinanceManager

Human ResourceManager

Sales & MarketingManager

AccountingManager

ProductionManager

PPICSection Head

WarehouseSection Head

TransportSection HeadTax

Section HeadAccount Receivable

Section HeadProduction Accounting

Section Head

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT Sinka Dinamika (Sumber : Human Resource Manager, 2008)

3.3 Wewenang dan Tanggung Jawab

1. President Director

Tugas :

Mengorganisir dan mengevaluasi perkembangan dan operasional

perusahaan secara umum (PT Perfecta Nusa Group).

Page 4: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

90

Wewenang :

Merumuskan kebijakan, menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan

secara umum.

Mengambil keputusan bersifat strategis bagi perusahaan secara umum.

Menetapkan rencana strategi jangka panjang dan jangka pendek

perusahaan secara umum.

2. Managing Director

Tugas :

Mengorganisir dan mengevaluasi perkembangan dan operasional

perusahaan secara khusus (PT Sinka Dinamika).

Memberikan laporan garis besar keseluruhan kegiatan perusahaan kepada

President Director.

Wewenang :

Merumuskan kebijakan, menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan

secara khusus.

Mengambil keputusan atas kegiatan operasional proses bisnis perusahaan

secara khusus.

Menetapkan rencana strategi jangka panjang dan jangka pendek

perusahaan.

3. General Manager Head Office

Tugas :

Membawahi semua divisi dan mengontrol jalannya keseluruhan divisi

tersebut.

Page 5: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

91

Mengkoordinasi semua bagian yang terkait dengan operasional

perusahaan.

Membuat rencana kerja berdasarkan kebijakan, tujuan, dan sasaran

diberikan oleh Managing Director.

Memberikan laporan atas divisi dibawahnya kepada Managing Director.

Wewenang :

Mengambil keputusan atas operasional yang berkaitan dengan kerja

divisi yang dibawahinya.

4. Purchasing Manager

Tugas :

Mencari supplier.

Mengumpulkan informasi penawaran harga barang dari supplier.

Mengkoordinasikan proses pengadaan barang dengan bagian terkait

lainnya.

Mengatur dan melaksanakan proses pengadaan bahan baku maupun

perlengkapan kebutuhan kantor.

Membuat laporan pembelian untuk General Manager Head Office.

Wewenang :

Memilih supplier.

Mengotorisasi dokumen-dokumen dalam proses pengadaan barang.

Memberikan keputusan terkait proses pengadaan barang.

5. Finance Manager

Tugas :

Mengatur dan mengawasi keluar masuk kas perusahaan.

Page 6: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

92

Mengevaluasi performa keuangan dan investasi perusahaan.

Membuat analisis keuangan dan investasi perusahaan untuk masa yang

akan datang.

Wewenang :

Mengajukan strategi perencanaan keuangan dan investasi perusahaan.

Mengotorisasi dokumen-dokumen dalam penerimaan dan pengeluaran

kas.

Memberikan keputusan terkait aliran keuangan perusahaan.

6. Accounting Manager

Tugas :

Memantau tanggal jatuh tempo hutang perusahaan kepada supplier.

Menghitung sisa pembayaran yang harus dilakukan.

Membuat laporan pembayaran hutang.

Mencatat transaksi-transaksi lainnya yang berpengaruh terhadap

keuangan perusahaan.

Membuat laporan keuangan secara keseluruhan untuk General Manager

Head Office.

Wewenang :

Meminta dokumen-dokumen transaksi untuk pencatatan akuntansi.

Meminta pertanggungjawaban bagian terkait atas keabsahan data

transaksi.

7. Tax Section Head

Tugas :

Membuat perencanaan dan strategi perpajakan

Page 7: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

93

Menganalisis potensi pajak perusahaan di masa yang akan datang

Membuat perhitungan dan pencatatan akuntansi atas perpajakan

perusahaan dan operasional bisnisnya.

Membuat laporan pajak untuk Accounting Manager dan departemen

pajak pemerintah.

Wewenang :

Menerima dan mengotorisasi dokumen-dokumen pajak perusahaan

maupun pajak atas operasional bisnis.

Berkomunikasi dan mengambil keputusan sehubungan pembayaran pajak

dengan departemen pemerintahan.

8. Account Receivable Section Head

Tugas :

Memantau tanggal jatuh tempo dan sisa pembayaran piutang customer.

Membuat surat penagihan dan melakukan penagihan piutang kepada

customer.

Membuat laporan penagihan piutang untuk Accounting Manager.

Wewenang :

Mengotorisasi dokumen-dokumen penagihan kepada customer.

Menjatuhkan sangsi atas keterlambatan pembayaran.

9. Production Accounting Section Head

Tugas :

Membuat perhitungan dan pencatatan akuntansi atas serangkaian

kegiatan produksi di pabrik.

Page 8: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

94

Membuat laporan keuangan atas kegiatan produksi untuk Accounting

Manager.

Wewenang :

Meminta dokumen-dokumen transaksi produksi kepada Production

Manager.

Meminta pertanggungjawaban atas data-data transaksi produksi kepada

bagian terkait.

10. Sales And Marketing Manager

Tugas :

Melakukan riset pasar

Merencanakan dan mengatur pelaksanaan kegiatan promosi.

Membuat perjanjian kerjasama dengan customer.

Mengkoordinasikan penjualan dan distribusi produk perusahaan dengan

customer dan distributor.

Membuat laporan pemasaran dan penjualan untuk General Manager

Head Office.

Wewenang :

Mengajukan strategi pemasaran dan penjualan.

Memilih distributor.

Mengotorisasi dokumen-dokumen terkait dalam proses pemasaran dan

penjualan.

Page 9: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

95

11. Human Resource Manager

Tugas :

Mengatur dan melaksanakan proses perekrutan, pengangkatan, dan

pemberhentian karyawan.

Mengawasi terpenuhinya hak dan kewajiban karyawan.

Mengatur dan melaksanakan administrasi tata usaha karyawan.

Membuat perhitungan dan rekapitulasi gaji/upah karyawan.

Membuat laporan personalia untuk General Manager Head Office.

Wewenang :

Memilih karyawan baru sesuai kualifikasi yang ditentukan.

Mengajukan hal-hal yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan

karyawan.

Mengajukan konsep kebijakan yang berkaitan dengan karyawan.

12. General Manager Factory

Tugas :

Membuat rencana kerja berdasarkan kebijakan, tujuan, dan sasaran

diberikan oleh Managing Director.

Mengkoordinasikan operasional pabrik dengan head office secara

keseluruhan.

Memberikan laporan kegiatan produksi dan operasional pabrik kepada

Managing Director.

Wewenang :

Menetapkan kebijakan kerja dalam kegiatan operasional pabrik.

Mengajukan rencana pengembangan produk dan kegiatan produksi.

Page 10: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

96

13. Production Manager

Tugas :

Mengkoordinasikan kegiatan produksi, penyimpanan, dan pengiriman

antar bagian yang dibawahinya.

Wewenang :

Mengotorisasi dokumen-dokumen yang berkaitan dengan bagian-bagian

yang dibawahinya.

14. PPIC Section Head

Tugas :

Menganalisis dan merancang pengembangan produk baru.

Menentukan kebutuhan produksi akan bahan baku, mesin, dan

perlengkapan lainnya.

Merencanakan tahapan produksi dan membaginya kedalam kelompok-

kelompok kerja.

Mengecek kualitas bahan baku dan produk jadi sesuai spesifikasi.

Wewenang :

Menentukan spesifikasi bahan baku dan produk jadi yang dibutuhkan.

15. Warehouse Section Head

Tugas :

Memantau kuantitas stok persediaan.

Mengkoordinasikan distribusi barang kepada bagian produksi yang

membutuhkan.

Wewenang :

Meminta pembelian barang atas item dan jumlah tertentu.

Page 11: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

97

16. Transportation Section Head

Tugas :

Mengirimkan barang produk jadi ke lokasi pihak ketiga (customer atau

distributor).

Mengkoordinasikan wilayah pengiriman dengan armada dan personel

yang dimiliki.

Memastikan barang sampai ke tangan pihak ketiga.

Wewenang :

Memilih jalur transportasi.

Memilih perusahaan ekspedisi jika dibutuhkan.

Mengotorisasi dokumen-dokumen pengiriman terkait.

3.4 Analisis Strategi Perusahaan

3.4.1 Analisis Value Chain

Dalam menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan, dibutuhkan analisis nilai

dari setiap aktifitas yang dilakukan oleh perusahaan. Arahan strategi yang dirancang

nantinya harus dapat meningkatkan nilai dari aktifitas perusahaan tersebut. Untuk dapat

menganalisis nilai-nilai pada setiap aktifitas PT Sinka Dinamika yang merupakan

perusahaan manufaktur, maka digunakan analisis value chain seperti ditunjukkan pada

gambar 3.2.

Page 12: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

98

Firm Infrastructure(kebijakan dan manajemen umum, urusan legal dan pajak, pengelolaan keuangan)

Human Resource Management(perekrutan dan pemberhentian karyawan, perhitungan gaji, pengawasan absensi)

Technology Department(PC, internet)Procurement

(Pemesanan ke supplier, pemeliharaan persediaan material)

Inbound Logistics(permintaan material,pemesanan material,penerimaan materialdari supplier)

Operations(produksi,pengecekankualitas produkjadi, pengepakan)

OutboundLogistics(penyimpananpersediaan,distribusi produk)

Marketing andSales(promosi melaluipameran daniklan, mencariorder)

Service(retur barang,delivery ontime)

ProfitMargin

SUPPORT

ACTIVITIES

PRIMARY ACTIVITIES

Gambar 3.2 Value Chain PT Sinka Dinamika

3.4.1.1 Primary Activities

Sebagai perusahaan manufaktur kegiatan utama PT Sinka Dinamika adalah

melakukan produksi dan menghasilkan barang yang berkualitas untuk memenuhi

permintaan pelanggan dan tetap menjaga kepuasan pelanggan terhadap barang yang

dihasilkan. Berikut ini adalah aktifitas-aktifitas utama pada PT Sinka Dinamika :

1. Inbound Logistics

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap aktifitas ini adalah :

1. Menerima permintaan pembelian barang dari bagian gudang.

2. Memesan bahan baku yang dibutuhkan kepada supplier.

3. Supplier yang bersangkutan memberikan surat penawaran harga kepada

perusahaan.

4. Divisi purchasing memilih supplier yang sesuai berdasarkan penawaran yang

masuk.

5. Melakukan pemesanan berdasarkan permintaan bagian gudang.

Page 13: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

99

6. Bagian gudang menerima produk yang dikirimkan supplier dan menyimpan

sampai saat dibutuhkan.

7. Jika ditemukan ada barang yang tidak sesuai atau cacat maka akan dilakukan

retur barang kepada supplier.

2. Operations

PT Sinka Dinamika memproduksi beberapa macam furniture, sehingga pada tahap

ini kegiatan yang akan dilakukan adalah :

1. Mendistribusikan bahan baku ke lini produksi jenis produk yang akan dihasilkan.

2. Memproses lebih lanjut. Proses dibagi kedalam beberapa tahap, yaitu edging,

boring, pemotongan, finishing, dan assembling.

3. Mengecek kualitas barang jadi yang dihasilkan oleh bagian PPIC.

4. Mengemas barang jadi.

3. Outbound Logistics

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap aktifitas ini adalah :

1. Menyimpan produk ke gudang barang jadi sebelum didistribusikan.

2. Mendistribusikan produk kepada pelanggan. Untuk barang-barang stok tetap

biasanya akan didistribusikan kepada retailer rekanan seperti Giant dan Makro

melalui sistem cross docking. Perusahaan hanya mendistribusikan seluruh

produknya ke gudang pusat masing-masing retailer dan distribusi ke toko-toko

cabang akan diurus oleh pihak retailer. Jika barang tersebut merupakan barang

yang dipesan secara khusus maka pendistribusian sampai ke tangan pelanggan

disesuaikan menurut perjanjian kedua belah pihak.

Page 14: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

100

4. Sales and Marketing

Untuk barang-barang yang disalurkan kepada retailer, andil dalam kegiatan promosi

dan pemasaran juga dilakukan oleh retailer. Pemasaran yang dilakukan perusahaan

dengan mengikuti pameran furniture dan promosi melalui media cetak. Sedangkan

untuk barang-barang pesanan khusus, marketing perusahaan cenderung untuk

mendapatkan order melalui presentasi dan memberikan penawaran. Umumnya order

yang dibidik adalah order-order dalam jumlah besar seperti pembuatan furniture

untuk apartemen atau gedung perkantoran. PT Sinka Dinamika juga menerima

pemesanan furniture untuk dijual kembali, biasanya permintaan seperti ini datang

dari luar negri.

5. Service

PT Sinka Dinamika berusaha memuaskan para pelanggannya dengan mengirimkan

pesanan tepat waktu. Selain itu diperbolehkan melakukan retur apabila terbukti ada

produk PT Sinka Dinamika yang tidak sesuai pesanan pembeli atau dalam keadaan

cacat.

Dari aktifitas utama, perusahaan akan mendapatkan nilai-nilai sebagai berikut :

1. Memastikan siklus bisnis perusahaan dapat berjalan lancar.

2. Memberikan kepuasan kepada pelanggan.

3. Memaksimalkan angka penjualan dan profit.

3.4.1.2 Support Activities

Untuk menjalankan aktifitas utama perusahaan, PT Sinka Dinamika

membutuhkan aktifitas-aktifitas yang mendukung terlaksananya proses bisnis

perusahaan yang meliputi :

Page 15: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

101

1. Infrastructure

Infrastruktur yang mendukung proses bisnis PT Sinka Dinamika secara keseluruhan

adalah :

1. Manajemen umum proses bisnis yang dilakukan secara terstruktur. Kebijakan

perusahaan ditetapkan oleh President Director dan pelaksanaannya diawasi oleh

Managing Director dibantu oleh General Manager. Pengawasan setiap bagian

dilakukan oleh manager masing-masing divisi, setiap perencanaan yang dibuat

per divisi akan melalui persetujuan Managing Director.

2. Urusan legal dan pembayaran pajak, yaitu pajak perusahaan dan pajak atas

transaksi jual beli yang ditangani oleh departemen tax dibawah divisi accounting.

3. Pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh divisi keuangan dengan autorisasi

dari General Manager Head Office dan Managing Director. Laporan keuangan

dibuat oleh divisi finance setiap triwulan dan diaudit oleh divisi accounting.

Setelah audit disetujui oleh General Manager Head Office akan diberikan

kepada Managing Director.

Dari aktifitas ini, perusahaan akan mendapatkan nilai-nilai sebagai berikut :

1. Menjamin kelancaran proses bisnis

2. Mencegah penyelewengan tanggung jawab.

2. Human Resource Management

Bagian Human Resource bertanggung jawab pada proses pengaturan sumber daya

manusia pada PT Sinka Dinamika, aktifitas yang mereka lakukan adalah :

1. Melaksanakan perekrutan dan pemberhentian karyawan. Dilakukan oleh manajer

Human Resource berdasarkan rekomendasi manager divisi.

2. Mengawasi terpenuhinya hak dan kewajiban karyawan.

Page 16: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

102

3. Mengawasi absensi dan membuat perhitungan gaji.

Dari aktifitas ini, perusahaan akan mendapatkan nilai-nilai sebagai berikut :

1. Memperoleh karyawan yang sesuai kualifikasi perusahaan dan kompeten

dibidangnya.

2. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan.

3. Technology Development

Untuk mendukung proses bisnisnya, PT Sinka Dinamika menggunakan teknologi

seperti sistem berbasis komputer dan jaringan internet untuk memudahkan kegiatan

internal perusahaan maupun untuk berkomunikasi dengan pihak luar.

Dari aktifitas ini, perusahaan akan mendapatkan nilai-nilai sebagai berikut :

1. Mempercepat kerja karyawan.

2. Manajemen data dan informasi yang lebih baik.

4. Procurement

Sebagai perusahaan manufaktur, aktifitas pengadaan barang untuk menyediakan

kebutuhan bahan baku merupakan aktifitas utama yang menunjang kelancaran proses

produksi. Selain itu, pengadaan barang juga dilakukan untuk kebutuhan operasional

perusahaan. Kegiatan yang dilakukan untuk pengadaan barang antara lain :

1. Memantau kebutuhan barang dari pihak gudang.

2. Mengumpulkan penawaran harga dari supplier.

3. Memilih supplier terbaik untuk menjamin kesesuaian kualitas dan dapat diterima

tepat waktu.

4. Memelihara persediaan barang dan mendistribusikannya sampai siap diproduksi.

Page 17: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

103

Dari aktifitas ini, perusahaan akan mendapatkan nilai-nilai sebagai berikut :

1. Memastikan kelancaran proses produksi dan operasional perusahaan.

2. Menjamin kualitas barang hasil produksi.

3.4.2 Analisis Porter

Dalam menganalisis lingkungan bisnis perusahaan, dapat dilakukan analisis

menggunakan model lima kekuatan Porter yang terdiri dari ancaman masuk pendatang

baru, kekuatan tawar-menawar pemasok, kekuatan tawar menawar pembeli, ancaman

barang substitusi, persaingan diantara para anggota industri. Model lima kekuatan Porter

PT Sinka Dinamika ditunjukkan pada gambar 3.3

3.4.2.1 Ancaman Masuk Pendatang Baru

Hambatan masuk bagi pendatang baru di industri furniture kayu knock down

dapat dikatakan tinggi, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Olympic Furniture, sebagai market leader di industri ini sudah menciptakan brand

image yang kuat di kalangan masyarakat. Pendatang baru akan cukup kesulitan

membangun kepercayaan masyarakat terhadap produknya yang tergolong baru.

2. Modal awal cukup besar terutama untuk perizinan pemerintah, tanah dan bangunan

untuk pabrik maupun kantor, mesin-mesin produksi, bahan baku, dan dana untuk

menutupi kerugian awal sebelum tercapainya return on investment.

3. Untuk memiliki jaringan distribusi yang kuat perusahaan harus memiliki modal yang

besar untuk membuka outlet di berbagai tempat atau membangun kerjasama yang

luas dengan distributor luar.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ancaman masuk pendatang baru cenderung

lemah.

Page 18: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

104

 

Gambar 3.3 Model Analisis Lima Kekuatan Porter Pada PT Sinka Dinamika

3.4.2.2 Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

Dapat dikatakan bahwa kekuatan tawar menawar pemasok cenderung lemah

karena sifat hubungan antara perusahaan dan supplier adalah partnership, untuk

kepentingan jangka panjang. Perusahaan membeli dalam jumlah besar kepada supplier

dan perusahaan berada pada industri yang akan dilindungi oleh supplier. Supplier perlu

menjaga transaksi dengan perusahaan karena juga akan mempengaruhi pendapatan

supplier secara signifikan. Bagi para supplier bahan baku utama, seperti particle board

dan lainnya, industri furniture merupakan industri yang paling banyak menyerap barang

Page 19: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

105

pasokannya. Sehingga kelangsungan industri furniture berarti juga kelangsungan usaha

pada industri yang digeluti supplier.

3.4.2.3 Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli

Kekuatan tawar-menawar pembeli bersifat kuat karena produk furniture kayu

knock-down yang ada dipasaran umumnya bersifat standar dan tidak berbeda jauh satu

sama lain dari sisi model, kualitas, maupun harganya. Dari sisi model, antar merk

pesaing dapat dengan mudah mencontoh model satu sama lain dengan cepat. Dari sisi

kualitas, antar furniture kayu dikelas yang sama (knock down dengan bahan kayu non

solid) tidak ada perbedaan kualitas yang terlalu signifikan. Dari sisi harga, umumnya

harga yang ada dipasaran juga tidak berbeda terlalu jauh. Para produsen biasa

memainkan harga, misalnya untuk furniture merk X dengan model A harganya lebih

murah dibanding furniture merk Y dengan model A, tetapi di model lainnya furniture X

memasang harga lebih tinggi dibanding merk Y. Umumnya pembeli akan memilih

furniture dengan harga yang lebih murah, tetapi dengan perbedaan harga yang tidak

jauh, faktor selera akan model furniture juga dapat menentukan. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pembeli dapat dengan bebas berpindah ke merk lain dan memilih furniture mana

yang disukainya, kembali lagi ke selera masing-masing.

3.4.2.4 Ancaman Barang Substitusi

Untuk produk furniture dengan target pasar yang sama dengan PT Sinka

Dinamika, dapat dikatakan barang substitusinya adalah furniture berbahan plastik.

Namun ancaman barang substitusi ini bersifat lemah, hal ini disebabkan oleh :

Page 20: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

106

1. Furniture plastik umumnya tidak tahan lama dan lebih mudah rusak dibandingkan

kayu.

2. Keterbatasan furniture plastik yang tidak bisa memenuhi beberapa bentuk kebutuhan

seperti meja belajar, lemari, dll.

3. Kesan elegan, mewah, dan kokoh yang didapat dari furniture kayu. Nilai estetikanya

lebih tinggi dibandingkan furniture plastik.

3.4.2.5 Persaingan Diantara Para Anggota Industri

Persaingan di industri furniture sangat kompetitif. Bahkan menurut data, terdapat

100 merk yang bersaing, belum termasuk produk tidak bermerk (Sumber :

http://www.harian-global.com/news.php?item.16798.28). Diantara banyak pesaing itu,

PT Cahaya Sakti Furintraco yang memproduksi Olympic Furniture merupakan saingan

terbesar sebagai market leader di industri furniture knock down. Olympic Furniture telah

menerima cukup banyak penghargaan dan sertifikat mutu seperti ISO 9001-2000.

Kelompok produk yang dihasilkan beragam mulai dari bed room set, living room set,

children set, kitchen set, sampai office set. Selain itu, Olympic juga telah membuka 50

cabang di seluruh Indonesia dan mendistribusikan produksi ke lebih dari 3000 toko.

Selain Olympic furniture, persaingan juga datang dari Diana Furniture, Melody

Furniture, dan Expo Furniture. Daftar beberapa pesaing kuat bagi PT Sinka Dinamika

dapat dilihat pada table 3.1 :

Page 21: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

107

Tabel 3.1 Tabel Nama-Nama Perusahaan Pesaing PT Sinka Dinamika Nama Alamat

PT Cahaya Sakti Furintraco (Olympic Furiture)

Jl. Kaum Sari No 1 Kedung Halang Talang, Bogor, Jawa Barat

PT Mitradana Putra Irian (Diana Furniture)

Jl. Raya Karang Ketug No. 9, Pasuruan, Jawa Timur

PT Gatra Mapan (Melody Furniture)

Jl Raya Tunjung Tirto 1 Singosari, Malang, Jawa Timur

CV Expo Furniture (Expo Furniture)

Jl. Satria Raya I No. 8-B, Bandung, Jawa Barat

Sumber : Penelitian (2008)

3.4.3 Analisis SWOT

Perumusan strategi yang sesuai dengan kondisi perusahaan dapat ditentukan

dengan memperhatikan kombinasi faktor internal dan eksternal perusahaan. Berikut ini

adalah faktor-faktor internal dan eksternal pada PT Sinka Dinamika :

3.4.3.1 Faktor Internal

Komponen kekuatan (strengths) :

1. Berpengalaman selama 13 tahun di industri furniture.

PT Sinka Dinamika telah menjalankan usaha pembuatan furniture sejak tahun 1995.

Pengalaman selama 13 tahun ini menjadikan PT Sinka Dinamika sebagai salah satu

perusahaan furniture yang berhasil menanamkan eksistensinya secara stabil dan

diakui dikalangan industri, supplier, dan pelanggan. Melalui perjalanan 13 tahun ini,

PT Sinka Dinamika juga telah membangun keahlian dan ilmu yang diperlukan untuk

memantapkan kualitas produk yang dihasilkannya. Saat ini PT Sinka Dinamika telah

berhasil menjalin kerjasama yang baik dengan para mitra usahanya dan mendapatkan

kepercayaan atas kualitas produk maupun pelayanan yang dihasilkan.

Page 22: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

108

2. Mendapatkan dukungan finansial yang kuat dari Perfekta Nusa Group.

PT Sinka Dinamika merupakan bagian dari PT Perfekta Nusa Group. Setiap

perusahaan memiliki kemungkinan untuk mengalami gejolak finansial dalam

menjalankan bisnis. Dalam hal ini, PT Sinka Dinamika didukung oleh PT Perfekta

Nusa Group. Oleh karena itu usaha yang dijalankan oleh PT Sinka Dinamika akan

lebih stabil. Kekuatan finansial juga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas

bisnis secara keseluruhan dan kualitas produk, misalnya dengan menerapkan

teknologi yang memadai untuk mendukung proses bisnis dan memperbaiki mutu

hasil produksi.

3. Memiliki mesin berteknologi modern dan mampu berproduksi dalam kapasitas

besar.

Dalam kegiatan produksinya saat ini PT Sinka Dinamika sudah menggunakan

mesin-mesin dengan teknologi baru sehingga proses produksi dapat berjalan lebih

mudah dan cepat dibanding jika dikerjakan tanpa bantuan mesin yang memadai.

Produk yang dihasilkan pun lebih berkualitas dan rapih dalam pengerjaannya.

Dengan adanya bantuan mesin ini, PT Sinka Dinamika juga mampu berproduksi

dalam kapasitas yang lebih besar.

4. Kualitas mutu yang terjaga.

PT Sinka Dinamika tetap mengutamakan kualitas dalam memproduksi furniturenya,

baik dari pemilihan bahan baku utama, bahan baku pelengkap, sampai mesin-mesin,

dan peralatan lainnya. Setiap proses pengerjaan yang dilakukan juga diperhatikan

agar produk yang dihasilkan rapih, kuat, dan tahan lama. Perusahaan berusaha

menjaga kepuasan pelanggan melalui kualitas produk yang dihasilkan

Page 23: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

109

5. Harga jual yang kompetitif.

PT Sinka Dinamika menetapkan harga jual yang dapat bersaing dengan produk-

produk pesaing, sehingga pelanggan akan lebih diringankan dalam hal biaya dan

perusahaan dapat menjaga angka penjualannya.

Komponen kelemahan (weaknesses) :

1. Posisi brand yang kurang kuat dipasaran.

Saat ini merk SINKA FURNITURE belum familiar di tengah masyarakat awam. PT

Sinka Dinamika belum banyak melakukan kegiatan promosi. Promosi yang selama

ini dijalankan umumnya hanya dengan mengikuti pameran-pameran furniture atau

promosi mulut ke mulut. Sehingga SINKA FURNITURE hanya familiar bagi

kalangan tertentu saja. Minim sekali kegiatan promosi dilakukan melalui media yang

dapat menjangkau masyarakat luas.

2. Kurangnya kontrol kualitas mengakibatkan pemborosan sumber daya dan

menurunnya produktifitas.

Rendahnya kontrol kualitas dalam kegiatan produksi di PT Sinka Dinamika dapat

dilihat dari banyaknya furniture hampir jadi yang harus diperbaiki di bagian repair.

Seharusnya perbaikan merupakan langkah darurat, dengan kinerja produksi yang

baik kegiatan di bagian repair harusnya minim. Setiap upaya perbaikan akan

memperpanjang rantai produksi, pemborosan sumber daya, dan menyusutnya

produktifitas. Kontrol kualitas harus dimulai dari hulu hingga hilir, mulai dari

material produksi (bahan baku, mesin, dan perlengkapan lainnya) hingga packaging

barang jadi. Selain itu penatalaksanaan proses produksi juga harus diperhatikan

supaya setiap langkah proses berjalan dengan sempurna.

Page 24: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

110

3. Kurangnya inovasi produk.

PT Sinka Dinamika tidak memiliki tim Research and Development sehingga upaya

untuk mengembangkan inovasi produk masih sangat kurang. Kecenderungan dalam

merancang produknya saat ini adalah dengan mencontoh produk merk pesaing. Hal

ini sangat berbahaya untuk jangka panjang apabila tidak segera diperbaiki karena

inovasi produk pada industri furniture ini penting sebagai salah satu unsur yang

dapat menghasilkan keunggulan persaingan dan dapat menarik minat pelanggan.

4. Tidak memelihara hubungan jangka panjang dengan pelanggan.

PT Sinka Dinamika saat ini masih menjalankan sistem jual lepas dimana kontak

antara perusahaan dengan pelanggan hanya terjadi pada saat transaksi. Kepuasan

pelanggan adalah salah satu faktor penentu keberhasilan bisnis perusahaan, hal ini

terbukti dengan konsep Customer Relationship Management yang sudah banyak

diadaptasi perusahaan-perusahaan besar. Jadi perusahaan perlu mengembangkan

after sales service sehingga dapat memaintain pelanggan untuk tidak pindah ke merk

lain.

5. Jaringan distribusi yang kurang luas.

Area jangkauan distribusi produk-produk furniture PT Sinka Dinamika saat ini

masih sangat terbatas pada beberapa kota-kota besar di Pulau Jawa saja. Selain itu,

perusahaan juga masih tergantung dengan perusahaan-perusahaan retail rekanannya

untuk mendistribusikan produknya ke daerah-daerah lain sehingga hal ini

menghambat potensi penjualan yang dapat ditingkatkan seandainya perusahaan

membangun jaringan distribusi yang luas dan kuat.

Page 25: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

111

3.4.3.2 Faktor Eksternal

Komponen peluang (opportunities) :

1. Perkembangan teknologi informasi memudahkan akses ke jalur supply chain.

Perkembangan teknologi informasi terutama komputer dan internet membantu

membuka akses-akses perusahaan ke jalur supply chain yang lebih baik. Perusahaan

mempunyai pilihan yang lebih banyak untuk rantai supplynya. Rantai supply dalam

proses bisnis dapat berjalan lebih cepat dan mudah, begitu juga dengan akses

komunikasi untuk permintaan dan penawaran. Lebih jauh lagi, teknologi informasi

juga akan menurunkan biaya operasional perusahaan secara keseluruhan.

2. Maraknya pembangunan rumah hunian dan perkantoran, terutama yang bertingkat,

sehingga meningkatkan demand atas produk-produk furniture.

Beberapa tahun belakangan ini industri properti menunjukkan perkembangan yang

sangat signifikan, bukan hanya di kota-kota besar tetapi juga di berbagai daerah.

Bisa dilihat banyaknya pembanguan rumah hunian, baik yang berupa apartemen,

rumah susun (apartemen kelas menengah), maupun kompleks perumahan, gedung

perkantoran, ruko, kost, dan mall. Dampak lanjutannya adalah permintaan terhadap

furniture pengisi ruang-ruang kosong juga semakin meningkat.

”Pembangunan itu merupakan bagian dari program rumah susun 1.000 tower. Rumah susun sederhana tersebut akan menjadi proyek percontohan pembangunan rumah susun di Indonesia. Tahap pertama akan dibangun lima tower dari 10 tower yang direncanakan. Rumah susun sejenis juga akan dibangun di Klender, Cipayung, dan Cawang. Selain di Jakarta, rumah susun diprioritaskan dibangun di kota lainnya yang padat penduduk yaitu Medan, Batam, Pelembang, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banjamasin, dan Makasar.” (Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2007/04/05/brk,2007040 5-97191,id.html)

Page 26: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

112

”Meski daya beli masyarakat masih belum pulih, pasar properti di Tanah Air cukup menggembirakan, terutama sektor hunian seperti apartemen. Sebuah data menyebutkan pada kuartal kedua tahun ini, pasokan hunian kondominium naik 238 persen menjadi 40.677 unit. Realisasi penyerapannya juga naik 49,9 persen atau setara 584 unit. Di hunian apartemen, pasokannya juga bertambah 123 unit sehingga totalnya menjadi 10.827 unit. Minat terhadap apartemen kelas atas atau upper makin melambat, tapi menengah atas midle up makin bagus. Kelas atas harganya rata-rata lebih dari Rp 10 juta per meter persegi, sedangkan menengah atas Rp 7-10 juta per meter persegi. Kemudian, kelas menengah bawah harganya di bawah Rp 4 juta dan menengah antara Rp 4-7 juta.” (Sumber : http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2006/08/23/brk,20060823-82387,id.html)

”Pembangunan dan pertumbuhan tingkat hunian maupun perkantoran melaju seperti anak panah. Menjamurnya hunian dan perkantoran baru memang bak cendawan di musim hujan. Seiring sejalan dengan industri properti tersebut, industri pendukungnyapun turut terpompa mengikuti laju pertumbuhan. Hunian dan perkantoran tidak mungkin terlepas dari interior dan furnitur pelengkapnya.” (Sumber : www.artterio.ucoz.com)

3. Dukungan terhadap industri olahan kayu sebagai alternatif dari industri kayu solid

yang melemah akibat kelangkaan bahan baku.

Beberapa tahun belakangan ini, di industri perkayuan dalam negeri tengah marak isu

illegal logging dan penggundulan hutan. Lahan hutan dalam negeri semakin minim

karena penebangan liar dan hasilnya dilarikan ke luar negeri dengan illegal. Industri

furniture dalam negeri mulai kesulitan mendapatkan pasokan kayu. Langkanya

pasokan kayu membuat harga kayu meningkat tajam dan produsen-produsen

furniture merasa kesulitan mempertahakan usahanya. Bahkan tidak sedikit yang

tutup atau beralih. Harga furniture solid juga semakin menjulang dipasaran. Dampak

lanjutannya adalah banyak pengusaha maupun pelanggan furniture yang mulai

mencari furniture berbahan dasar olahan kayu. Permintaan furniture ini meningkat

bukan hanya dari dalam negeri melainkan juga dari luar negeri. Bahkan pemerintah

Page 27: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

113

sendiri mendukung berkembangnya industri olahan kayu untuk mengatasi lemahnya

industri kayu solid.

”Setelah sempat terseok-seok, akibat minimnya bahan baku kayu sebagai dampak dari operasi penertiban illegal logging, kini industri kayu mengalihkan produknya dari kayu lapis ke kayu olahan. Ini karena, kayu olahan memiliki nilai jual dan permintaan pasar yang cukup besar, dibandingkan harus mengolah kayu lapis.” (Sumber : http://klipinghutan.blogspot.com/2007/07/kayu-olahan-gantikan-plywood-antisipasi.html) “Upaya itu merupakan wujud dukungan pemerintah terhadap sector industri furnitur dan kerajinan dalam negeri yang berbahan baku kayu olahan. Sejalan dengan tren pasar, sudah saatnya kalangan pebisnis mengarah pada pengembangan industri perkayuan berbasis ligno-selulosa (serat kayu) melalui teknologi biokomposit. Pasar saat ini sudah memperlihatkan kecenderungan ke arah ini sehingga potensi industri pengolahan kayu berbasis teknologi mutakhir itu dinilai cukup menjanjikan.” (Sumber : http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2008/03/08/16186/genjot-revitalisasi-kayu-olahan/)

4. Pangsa pasar yang besar di Indonesia.

PT Sinka Dinamika menargetkan pangsa pasar menengah ke bawah, hal ini sejalan

dengan kondisi masyarakat Indonesia dimana sebagian besar penduduknya

merupakan kelompok masyarakat menengah kebawah. Sehingga pangsa pasarnya

sangat besar dan lebih potensial untuk berkembang.

”Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita Indonesia mencapai 1.500 dolar AS. Sehingga Indonesia masuk ke negara dengan golongan pendapatan per kapita menengah bawah.” (Sumber : http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id= 2006080200553455) “Industri yang memiliki pangsa pasar menengah ke bawah akan lebih kuat menahan gejolak financial di banding menengah ke atas.“ (Sumber : http://economy.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/29/277/ 158821/industri-berpangsa-menengah-ke-bawah-tahan-krisis)

Page 28: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

114

”Biarpun untungnya kecil tapi kalau faktor pengalinya besar maka bisnis itu adalah bisnis yang menarik. Jika rakyat Indonesia dikelompokkan berdasarkan jumlah penghasilan dan belanjanya kemudian disusun dalam sebuah piramida, maka piramida terbawah dengan jumlah paling banyak adalah rakyat dengan jumlah penghasilan dan belanja yang rendah. Rakyat yang berada di dasar piramida ini bagaimana pun merupakan pasar yang potensial. Ukuran dasar piramida di Indonesia begitu besar, jauh lebih besar dari bagian di atasnya. Hal yang sama juga terjadi di negara-negara berkembang lainnya.” (Sumber : http://mazworld.wordpress.com/2008/07/24/bisnis-besar-di-kecil-menengah/)

5. Selera masyarakat terhadap furniture kayu lebih tinggi daripada furniture jenis lain.

Saat ini preferensi pilihan masyarakat akan furniture-furniture pengisi ruang-ruang

kosong di rumah hunian, perkantoran, maupun gedung-gedung lainnya masih

didominasi oleh furniture jenis kayu. Furniture kayu memiliki beberapa keunggulan

yang tidak dimiliki oleh furniture jenis lain. Furniture yang terbuat dari kayu lebih

awet, kuat, dan tahan lama. Selain itu, furniture kayu juga memiliki nilai estetika

yang lebih tinggi dibandingkan furniture kayu, bambu, rotan, atau jenis furniture

lainnya. Furniture kayu juga dapat memberikan kesan mewah.

“Tren furniture kayu tetap diminati karena kayu memiliki keindahan dari ragam motif serta warna. Bahan kayu juga kuat dan tahan lama. Berbagai keunggulan itulah yang akhirnya membuat kayu selalu memikat untuk dihadirkan sebagai elemen pelengkap hunian. Jika dilihat dari tampilannya, mebel berbahan baku kayu memiliki sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki material lain. Sebut saja tampilannya yang lebih berkelas serta memiliki citra tersendiri dibandingkan furniture lain. Kayu juga relatif lebih awet dan tahan lama jika dirawat secara benar.” (Sumber : http://neisha-diva.blogspot.com/2008/06/lebih-awet-dan-berkelas-dengan.html)

“Tren furniture kayu tetap diminati karena kayu memiliki keindahan dari ragam motif serta warna. Bahan kayu juga kuat dan tahan lama. Berbagai keunggulan itulah yang akhirnya membuat kayu selalu memikat untuk dihadirkan sebagai elemen pelengkap hunian. Selain itu kesan furniture bahan kayu yang bermutu juga menghadirkan kesan elegan. Selain bahan, model dan desain furniture menjadi salah satu pertimbangan konsumen. Menurutnya, saat ini konsumen

Page 29: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

115

banyak memilih mebel berbahan kayu dengan konsep minimalis. Sebab, konsep dan desain minimalis ini menampilkan sisi klasik sekaligus modern. Klasik karena bahannya dari kayu, modern karena desainnya yang simple.”

(Sumber : http://batampos.co.id/Pro_Bisnis/Pro_Bisnis/Kayu_Jati_Diminati Warga_Asing.html)

Komponen ancaman (threats) :

1. Persaingan dengan produk-produk furniture murah yang diimport dari China dan

Vietnam.

Belakangan ini dominasi furniture dari China dan Vietnam mulai kuat baik di luar

maupun dalam negri. China menawarkan produk dengan kualitas yang hampir

seimbang dan dengan harga yang lebih murah sehingga banyak menarik minat

pelanggan. Faktor penyebabnya adalah karena China dan Vietnam mampu

mengadaptasi teknologi sehingga mereka bisa berproduksi lebih banyak dan lebih

cepat.

2. Krisis ekonomi global menurunkan daya beli masyarakat.

Krisis ekonomi global membawa dampak yang cukup besar bagi masyarakat

Indonesia, harga-harga kebutuhan pokok meningkat sehingga menurunkan daya beli

masyarakat secara keseluruhan.

3. Pengaruh negatif dari perdagangan bebas.

Era globalisasi dan perdagangan bebas memberikan dampak negatif khususnya bagi

pengusaha-pengusaha furniture asal Indonesia karena saat ini Indonesia belum cukup

kuat untuk menjadi pelaku dalam perdagangan bebas. Posisi Indonesia saat ini lebih

kepada pangsa pasar.

”Perdagangan bebas merupakan sebuah keniscayaan. Bagi negara yang sudah siap menghadapinya, perdagangan bebas bisa menjadi sebuah keuntungan karena

Page 30: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

116

produknya bisa mendapatkan pasar baru tanpa sekat batas negara. Namun, bagi yang belum siap, ini bisa menjadi mimpi buruk. Sebab, produk lokal di negara tersebut harus menghadapi serbuan produk negara lain yang mungkin lebih berkualitas. Ketika produk lokal satu negara tidak bernilai tambah, konsekuensinya akan tergilas produk asing tersebut. Kondisi semacam inilah yang dicemaskan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Itu sebabnya, pada pertengahan September lalu, dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kadin Indonesia Bidang Perdagangan dan Distribusi 2008, lembaga ini mencoba mengusung kembali isu nasionalisme yang dikaitkan dalam era perdagangan bebas. Bagi Kadin, hal itu sangat penting agar Indonesia bisa menghadapi tantangan aktual yang ada saat ini, termasuk di masa depan. Sejatinya, slogan "cinta produk dalam negeri" sudah sejak lama dikampanyekan. Namun, slogan itu hingga kini masih sebatas "kata manis di bibir" saja. Isu ini pun dianggap penting karena untuk wilayah ASEAN saja, produk Indonesia dianggap belum mampu bersaing.”

(Sumber : http://news.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/10/06/217/ 151274/ perdagangan-bebas-dan-nasionalisme)

4. Meningkatnya biaya operasional dan produksi akibat tingginya nilai dollar.

Saat ini, nilai tukar dollar melambung tinggi sementara nilai tukar rupiah melemah.

Tingginya dollar menyebabkan biaya-biaya kebutuhan operasional dan produksi

perusahaan juga semakin meninggi. Hal ini lebih jauh lagi akan berdampak pada

peningkatan harga jual. Jika perusahaan tidak dapat menyikapi kenaikan ini dengan

baik maka perusahaan dapat terancam karena menurunnya angka penjualan dan

ketidakmampuan dalam menutupi biaya operasional dan produksi sehari-hari

”Analis Valuta Asing PT Bank Himpunan Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Kamis, mengatakan nilai tukar rupiah saat ini tengah mencari titik equilibrium baru. Dengan kurs saat ini yang di atas Rp12.000 per dollar AS, pasar uang domestik cenderung melesu.”

(Sumber : http://kurs-rupiah-hari-ini.blogspot.com/2008/11/rupiah-terus-melemah-permintaan-dollar.html)

Page 31: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

117

”Menurut Frans Darwin Sinurat, dealer valas PT Bank Century Tbk, penguatan kembali mata uang dolar Amerika Serikat terhadap sebagian besar mata uang regional seperti yen Jepang, euro Eropa, dan dolar Singapura turut mendorong rupiah melemah lagi pagi ini.”

(Sumber : http://bisnis.vivanews.com/news/read/35823-rupiah_melemah_kembali_1)

.

5. Kurangnya perlindungan pemerintah terhadap industri furniture dalam negri.

Tarif bea masuk impor yang ditetapkan pemerintah saat ini masih lebih kecil

dibandingkan bea masuk impor yang ditetapkan pemerintah negara-negara lain,

sehingga barang impor dapat dengan mudah masuk ke Indonesia, sedangkan produk-

produk Indonesia lebih sulit memasuki pasaran luar negri. Hal ini menyulitkan para

pengusaha furniture dalam negri.

3.4.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Berdasarkan data yang didapat dari kuesioner yang telah dikumpulkan

sebelumnya dan hasil dari perhitungan bobot yang dilakukan, maka dapat dilihat analisis

terhadap faktor ekternal perusahaan pada tabel 3.2

Page 32: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

118

Tabel 3.2 Tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) PT Sinka Dinamika

Key External Factors Weight Rating Weighted Score

Opportunities : 1. Perkembangan teknologi informasi

memudahkan akses ke jalur supply chain. 0,046 2 0,092

2. Maraknya pembangunan rumah hunian dan perkantoran, terutama yang bertingkat, sehingga meningkatkan demand atas produk-produk furniture.

0,269 3 0,807

3. Dukungan terhadap industri olahan kayu sebagai alternatif dari industri kayu solid yang melemah akibat kelangkaan bahan baku.

0,024 2 0,048

4. Pangsa pasar yang besar karena target pasar yang dituju mendominasi penduduk Indonesia. 0,116 1 0,116

5. Selera masyarakat terhadap furniture kayu lebih tinggi daripada furniture jenis lain. 0,054 3 0,162

Total Opportunities 0,509 1,225 Threats : 1. Persaingan dengan produk-produk furniture

murah yang diimport dari China dan Vietnam. 0,205 3 0,615

2. Krisis ekonomi global menurunkan daya beli masyarakat. 0,148 2 0,296

3. Pengaruh negatif dari perdagangan bebas. 0,018 2 0,036 4. Meningkatnya biaya operasional dan produksi

akibat tingginya nilai dollar. 0,071 3 0,213

5. Kurangnya perlindungan pemerintah terhadap industri furniture dalam negri. 0,049 1 0,049

Total Threat 0,491 1,209 Total EFE 1 2,434

Total rata-rata tertimbang (Weighted Score) 2,434 atau dibawah 2,5 menunjukkan bahwa

PT Sinka Dinamika belum dapat memanfaatkan peluang (opportunities) yang ada

dengan efektif dan meminimalkan dampak yang dapat ditimbulkan dari ancaman

external.

Page 33: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

119

Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Berdasarkan data yang didapat dari kuesioner yang telah dikumpulkan

sebelumnya dan hasil dari perhitungan bobot yang dilakukan, maka dapat dilihat analisis

terhadap faktor internal perusahaan pada tabel 3.3

Tabel 3.3 Tabel Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) PT Sinka Dinamika

Key Internal Factors Weight Rating Weighted Score

Strength : 1. Berpengalaman selama 13 tahun di industri

furniture. 0,014 3 0,042

2. Mendapatkan dukungan finansial yang kuat dari Perfecta Nusa Group. 0,209 4 0,836

3. Memiliki mesin berteknologi modern dan mampu berproduksi dalam kapasitas besar. 0,143 4 0,572

4. Kualitas mutu yang terjaga. 0,143 4 0,572 5. Harga jual yang kompetitif. 0,043 3 0,129 Total Strength 0,552 2,151 Weakness : 1. Posisi brand yang kurang kuat dipasaran. 0,061 1 0,061 2. Kurangnya kontrol kualitas mengakibatkan

pemborosan sumber daya dan menurunnya produktifitas.

0,226 1 0,226

3. Kurangnya inovasi dan pengembangan produk. 0,110 2 0,220

4. Tidak memelihara hubungan jangka panjang dengan pelanggan. 0,021 2 0,042

5. Jaringan distribusi yang kurang luas. 0,030 1 0,030 Total Weakness 0,448 0,579 Total IFE 1 2,73

Total rata-rata tertimbang (Weighted Score) 2,73 atau diatas 2,5 menunjukkan bahwa PT

Sinka Dinamika memiliki internal yang relatif kuat.

Page 34: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

120

3.4.6 Matriks TOWS

Pada tahap pencocokan pertama akan digunakan matriks TOWS untuk

memperoleh detail strategi yang akan dikembangkan. Tabel 3.4 menunjukkan matriks

TOWS PT Sinka Dinamika.

Page 35: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

121

Tabel 3.4 Tabel Matriks TOWS PT Sinka Dinamika IFAS EFAS

Strength (S) Weakness (W) 1. Berpengalaman selama 13 tahun di industri

furniture. 2. Mendapatkan dukungan finansial yang kuat dari

Perfecta Nusa Group. 3. Memiliki mesin berteknologi modern dan

mampu berproduksi dalam kapasitas besar. 4. Kualitas mutu yang terjaga. 5. Harga jual yang kompetitif.

1. Posisi brand yang kurang kuat dipasaran. 2. Kurangnya kontrol kualitas mengakibatkan

pemborosan sumber daya dan menurunnya produktifitas.

3. Kurangnya inovasi produk. 4. Tidak memelihara hubungan jangka panjang

dengan pelanggan. 5. Jaringan distribusi yang kurang luas.

Opportunities (O) SO Strategies WO Strategies 1. Perkembangan teknologi informasi

memudahkan akses ke jalur supply chain. 2. Maraknya pembangunan rumah hunian dan

perkantoran, terutama yang bertingkat, sehingga meningkatkan demand atas produk-produk furniture.

3. Dukungan terhadap industri olahan kayu sebagai alternatif dari industri kayu solid yang melemah akibat kelangkaan bahan baku.

4. Pangsa pasar yang besar di Indonesia. 5. Selera masyarakat terhadap furniture kayu lebih

tinggi daripada furniture jenis lain.

1. Strategi Concentric Diversification : Memproduksi dan menjual varian produk baru yang berpotensi meningkatkan penjualan dan profit. (S2, S3, S4, S5, O2, O3, O4)

2. Strategi Market Development : Memperluas daerah pemasaran dan jalur distribusi ke area geografis yang baru. (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O4, O5)

3. Strategi Joint Venture : Bekerjasama dengan distributor di luar negeri, utamanya Eropa, Jepang, Afrika, dan Timur Tengah. (S2, S3, S4, S5, O1, O3, O5)

1. Strategi Product Development : Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas produk dengan memperketat kontrol kualitas dari hulu ke hilir. (W1, W2, O1, O2, O4)

2. Strategi Product Development : Membentuk tim Research And Development untuk merancang dan mengembangkan produk-produk yang lebih inovatif. (W1, W3, O2, O4)

3. Strategi Market Penetration : Meningkatkan kegiatan promosi melalui berbagai channel terutama media TV dan meningkatkan pelayanan untuk kepuasan pelanggan. (W1, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5)

Threats (T) ST Strategies WT Strategies 1. Persaingan dengan produk-produk furniture

murah yang diimport dari China dan Vietnam. 2. Krisis ekonomi global menurunkan daya beli

masyarakat. 3. Pengaruh negatif dari perdagangan bebas. 4. Meningkatnya biaya operasional dan produksi

akibat tingginya nilai dollar. 5. Kurangnya perlindungan pemerintah terhadap

industri furniture dalam negri.

1. Strategi Concentric Diversification : Menambah competitive advantage, misalnya dengan menyediakan jasa perbaikan furniture atau jasa konsultasi desain interior. (S2, S3, S4, T1, T2, T5)

2. Strategi Market Penetration : Menjaga angka penjualan dengan memberikan promosi berupa keringanan dalam pembelian produk, seperti diskon atau kredit. (S2, S4, S5, T1, T2, T3, T4)

1. Strategi Retrenchment : Memangkas biaya-biaya produksi yang tidak perlu dan meningkatkan produktifitas. (W2, T1, T2, T3, T4)

2. Strategi Divestiture : Fokus pada produk-produk dengan nilai jual tinggi. (W3, T1, T2, T5)

Page 36: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

122

3.4.7 Matriks Internal Eksternal (IE)

Selanjutnya, pada pencocokan berikutnya digunakan matriks IE untuk membantu

menemukan alternatif strategi yang tepat bagi PT Sinka Dinamika. Matriks IE PT Sinka

Dinamika berada pada sel V seperti ditunjukkan pada tabel 3.5

Sel I, II, dan IV pada matriks IE menunjukkan perusahaan berada pada posisi

grow and build. Strategi yang paling tepat untuk bagian ini adalah strategi intensif

(Market Penetration, Market Development, dan Product Development) dan strategi

integratif (Backward Integration, Forward Integration, dan Horizontal Integration).

Pada PT Sinka Dinamika, strategi yang mengarah pada arahan strategi tersebut, yaitu :

1. Strategi Market Development : Memperluas daerah pemasaran dan jalur distribusi ke

area geografis yang baru. (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O4, O5)

2. Strategi Product Development : Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui

peningkatan kualitas produk dengan memperketat kontrol kualitas dari hulu ke hilir.

(W1, W2, O1, O2, O4)

3. Strategi Product Development : Membentuk tim Research And Development untuk

merancang dan mengembangkan produk-produk yang lebih inovatif. (W1, W3, O2,

O4)

4. Strategi Market Penetration : Meningkatkan kegiatan promosi melalui berbagai

channel terutama media TV dan meningkatkan pelayanan untuk kepuasan

pelanggan. (W1, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5)

5. Strategi Market Penetration : Menjaga angka penjualan dengan memberikan

promosi berupa keringanan dalam pembelian produk, seperti diskon atau kredit. (S2,

S4, S5, T1, T2, T3, T4)

Page 37: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

123

Tabel 3.5 Tabel Matriks Internal Eksternal (IE) PT Sinka Dinamika

Strong3.0 to 4.0

Average2.0 to 2.99

Weak1.0 to 1.99

High3.0 to 4.0

Medium2.0 to 2.99

Low1.0 to 1.99

1.02.03.04.0

1.0

2.0

3.0

I II III

IV VI

VII VIII IX

V

THE IFE TOTAL WEIGHTED SCORES

THE EFETOTAL

WEIGHTEDSCORES

Sel III, V, dan VIII menunjukkan perusahaan sedang berada pada posisi hold and

maintain. Strategi yang paling tepat untuk bagian ini adalah Market Penetration dan

Product Development. Pada PT Sinka Dinamika, strategi yang mengarah pada arahan

strategi tersebut, yaitu :

1. Strategi Product Development : Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui

peningkatan kualitas produk dengan memperketat kontrol kualitas dari hulu ke hilir.

(W1, W2, O1, O2, O4)

2. Strategi Product Development : Membentuk tim Research And Development untuk

merancang dan mengembangkan produk-produk yang lebih inovatif. (W1, W3, O2,

O4)

3. Strategi Market Penetration : Meningkatkan kegiatan promosi melalui berbagai

channel terutama media TV dan meningkatkan pelayanan untuk kepuasan

pelanggan. (W1, W4, W5, O1, O2, O3, O4, O5)

Page 38: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

124

4. Strategi Market Penetration : Menjaga angka penjualan dengan memberikan

promosi berupa keringanan dalam pembelian produk, seperti diskon atau kredit. (S2,

S4, S5, T1, T2, T3, T4)

Sedangkan, pada sel VI, VIII, dan IX menunjukkan perusahaan sedang berada

pada posisi harvest or divest sehingga strategi yang dijalankanpun mengarah pada

strategi tuai atau divestasi. Pada PT Sinka Dinamika, strategi yang mengarah pada

arahan strategi tersebut, yaitu :

1. Strategi Retrenchment : Memangkas biaya-biaya produksi yang tidak perlu dan

meningkatkan produktifitas. (W2, T1, T2, T3, T4)

2. Strategi Divestiture : Fokus pada produk-produk dengan nilai jual tinggi. (W3, T1,

T2, T5)

Berdasarkan perhitungan IFE-EFE, analisis matriks TOWS, dan analisis matriks IE,

maka arahan strategi untuk PT Sinka Dinamika adalah strategi Market Penetration atau

strategi Product Development.

3.4.8 Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM)

Berdasarkan analisis sebelumnya, didapat dua alternatif strategi yang menarik

bagi PT Sinka Dinamika. Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi alternatif strategi untuk

menentukan strategi yang paling menarik bagi PT Sinka Dinamika dengan

menggunakan matriks perencanaan strategi kuantitatif (QSPM) seperti ditunjukkan pada

tabel 3.6

Dari hasil perhitungan pada tabel 3.6 dapat dilihat bahwa bagi PT Sinka

Dinamika strategi yang paling menarik untuk dijalankan adalah strategi Product

Page 39: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

125

Development. Berdasarkan strategi yang dirumuskan dari matriks TOWS terdapat dua

strategi Product Development, yaitu :

1. Strategi Product Development : Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui

peningkatan kualitas produk dengan memperketat kontrol kualitas dari hulu ke hilir.

(W1, W2, O1, O2, O4)

2. Strategi Product Development : Membentuk tim Research And Development untuk

merancang dan mengembangkan produk-produk yang lebih inovatif. (W1, W3, O2,

O4)

Kedua strategi ini akan dibahas lebih lanjut pada tahap berikutnya.

Page 40: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

126

Tabel 3.6 Tabel Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) PT Sinka Dinamika Strategic Alternatives

Key Factors WeightMarket

Penetration Product

Development AS TAS AS TAS

Opportunities 1. Perkembangan teknologi informasi memudahkan

akses ke jalur supply chain. 0,046 3 0,138 4 0,184

2. Maraknya pembangunan rumah hunian dan perkantoran, terutama yang bertingkat, sehingga meningkatkan demand atas produk-produk furniture.

0,269 4 1,076 2 0,538

3. Dukungan terhadap industri olahan kayu sebagai alternatif dari industri kayu solid yang melemah akibat kelangkaan bahan baku.

0,024 - - - -

4. Pangsa pasar yang besar karena target pasar yang dituju mendominasi penduduk Indonesia. 0,116 4 0,464 1 0,116

5. Selera masyarakat terhadap furniture kayu lebih tinggi daripada furniture jenis lain. 0,054 4 0,216 3 0,162

Threat 1. Persaingan dengan produk-produk furniture murah

yang diimport dari China dan Vietnam. 0,205 1 0,205 4 0,820

2. Krisis ekonomi global menurunkan daya beli masyarakat. 0,148 2 0,296 4 0,592

3. Pengaruh negatif dari perdagangan bebas. 0,018 - - - - 4. Meningkatnya biaya operasional dan produksi

akibat tingginya nilai dollar. 0,071 2 0,142 4 0,284

5. Kurangnya perlindungan pemerintah terhadap industri furniture dalam negri. 0,049 2 0,098 1 0,049

1 Strength 1. Berpengalaman selama 13 tahun di industri

furniture. 0,014 - - - -

2. Mendapatkan dukungan finansial yang kuat dari Perfecta Nusa Group. 0,209 4 0,836 3 0,627

3. Memiliki mesin berteknologi modern dan mampu berproduksi dalam kapasitas besar. 0,143 1 0,143 4 0,572

4. Kualitas mutu yang terjaga. 0,143 2 0,286 4 0,5725. Harga jual yang kompetitif. 0,043 3 0,129 2 0,086Weakness 1. Posisi brand yang kurang kuat dipasaran. 0,061 3 0,183 1 0,0612. Kurangnya kontrol kualitas mengakibatkan

pemborosan sumber daya dan menurunnya produktifitas.

0,226 1 0,226 4 0,904

3. Kurangnya inovasi dan pengembangan produk. 0,110 2 0,220 4 0,4404. Tidak memelihara hubungan jangka panjang

dengan pelanggan. 0,021 2 0,042 1 0,021

5. Jaringan distribusi yang kurang luas. 0,030 4 0,120 2 0,060Sum Total Attractiveness Score 1 4,820 6,088

Page 41: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

127

3.5 Analisis Critical Success Factor (CSF)

Berdasarkan hasil analisis matriks perencanaan strategi kuanitatif (QSPM), telah

didapat dua strategi Product Development yang akan dijalankan. Pada tabel 3.11 dapat

dilihat penjabaran critical success factor, masalah, serta kebutuhan informasi untuk

melaksanankan strategi tersebut.

Pada kolom strategi, terdapat dua buah strategi yang didapat dari hasil analisis

matriks QSPM pada tahap sebelumnya. Kolom tujuan menunjukkan tujuan yang hendak

dicapai dengan menjalankan strategi yang ada. Dari masing-masing strategi terdapat

faktor-faktor kunci yang harus ada untuk menjamin strategi tersebut akan berhasil.

Faktor-faktor kunci ini dijelaskan pada kolom critical success factor. Kemudian, dari

critical success factor, dilakukan analisis masalah yang saat ini dihadapi perusahaan

untuk mencapai critical success factor tersebut. Dan berdasarkan masalah-masalah yang

ditemui maka dirumuskanlah kebutuhan informasi sebagai solusi dari masalah tersebut.

Dalam menjalankan strategi pada tabel 3.11, strategi kedua dapat dilakukan

dengan mengoutsource jasa dan informasi dari lembaga-lembaga riset independen

seperti Frontier, AC Nielsen, atau BPS. Strategi pertama dipilih untuk dilaksanakan

secara internal. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan

pelaksanaan strategi pertama :

1. Bahan baku yang berkualitas pada tingkat harga yang sesuai.

Produk jadi tidak terlepas dari bahan baku yang membuat produk itu ada.

Komponen-komponen bahan baku yang digunakan itulah yang membentuk produk

akhir. Oleh karena ini kualitas produk yang dihasilkan berbanding lurus dengan

kualitas bahan baku.

Page 42: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

128

2. Sumber daya manusia yang kompeten.

Meskipun saat ini sebagian besar proses produksi sudah ditangani mesin, peran

manusia masih memegang peranan penting untuk menjaga kualitas produk. Mesin-

mesin itu tetap harus dioperasikan oleh operator dengan keterampilan prima. Kerja

operator disini tidak sekedar menyalakan atau mematikan mesin tapi ia harus

mengerti komposisi yang pas pada mesin dan material yang masuk. Karyawan perlu

memiliki pemahaman yang tepat akan cara kerja baik bagi proses produksi dengan

mesin maupun yang manual.

3. Penatalaksanaan proses produksi yang terintegrasi dengan baik.

Beberapa hal yang termasuk dalam prosedur dan penatalaksanaan produksi adalah

layout pabrik, ketersediaan material dan alat-alat penunjang produksi, serta mata

rantai produksi dari satu tahap ke tahap lainnya yang saling berhubungan. Semua

unsur-unsur ini sangat terkait dengan kualitas produk yang dihasilkan. Layout pabrik

yang tepat membantu meminimalkan jeda waktu kosong antar satu tahap ke tahap

lainnya lalu meminimalkan juga resiko kerusakan selama dalam perjalanan dan

meningkatkan kinerja produktifitas karyawan sehingga produksi dapat dilakukan

lebih rapih dan teliti. Ketersediaan material dan alat-alat penunjang produksi yang

baik secara langsung menghasilkan produk yang berkualitas baik, misalnya mesin-

mesin yang terus dimaintain akan bekerja lebih baik ketika dioperasikan atau adanya

meja kerja atau rak-rak penyimpanan yang sesuai akan meminimalkan barang

tergores atas menjadi cacat selama penyimpanan. Alur produksi yang jelas dan

dilaksanakan dengan tepat juga menjaga kualitas barang, misalnya pengamplasan

tidak lagi dilakukan jika produk sudah melewati sandler machine. Seandainya proses

Page 43: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

129

pengamplasan dilakukan lagi setelahnya, hal ini malah akan merusak produk yang

sudah jadi.

3.6 Analisis Sistem Berjalan

Proses procurement yang berjalan pada PT Sinka Dinamika dapat dilihat pada

gambar 3.5. Proses procurement dimulai dari staff Warehouse yang meminta material

yang dibutuhkannya dengan mengirimkan Bon Minta Barang kepada staff Purchasing.

Setelah menerima Bon Minta Barang, staff Purchasing kemudian akan mencari

informasi harga terkini dari barang yang akan dibeli kepada para supplier. Jika

penawaran harga dari supplier ternyata lebih tinggi dari penawaran terdahulu atau ada

penawaran dari supplier baru, maka staff Purchasing akan meminta surat penawaran

harga dari supplier dan dikirimkan melalui fax. Surat penawaran harga tersebut

kemudian akan dilampirkan bersama Bon Minta Barang dan diserahkan kepada

Managing Director untuk diapprove.

Setelah Bon Minta Barang diapprove, staff Purchasing akan membuat Purchase

Order berisikan daftar barang-barang yang dipesan dan dikirimkan kepada supplier

melalui fax. Kemudian supplier akan mengkonfirmasi bahwa Purchase Order telah

diterima. Setelah jumlah pesanan dapat dipenuhi, maka supplier akan membuat Surat

Jalan dan mengirimkan barang yang dipesan ke ke gudang persediaan. Staff Warehouse

kemudian akan memeriksa jumlah, kualitas, dan jenis barang yang diterimanya apakah

sesuai dengan yang dipesan. Jika ada yang tidak sesuai maka akan ditangguhkan

penerimaannya dan supplier diminta mengirimkan kembali barang yang sesuai.

Berdasarkan Surat Jalan yang diterimanya, staff Warehouse membuat Tanda Penerimaan

Barang. Tanda Penerimaan Barang kemudian diberikan kepada staff Puchasing sebagai

Page 44: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

130

pemberitahuan bahwa pesanan atas Purchase Order tersebut telah dipenuhi. Setelah

barang diterima jika ditemukan ada barang yang cacat atau tidak sesuai, maka staff

Warehouse dapat membuat Retur Pembelian dan mengembalikan barang kepada

supplier dengan menyertakan Retur Pembelian.

Kemudian supplier akan menyerahkan faktur penjualan kepada staff Purchasing

untuk menagih pembayaran atas pembelian barang. Setelah itu staff Purchasing

membuat Tanda Terima untuk supplier, sebagai bukti yang dapat dibawa supplier pada

saat jatuh tempo penagihan.

Page 45: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

131

Gambar 3.4 Rich Picture Pada Sistem Berjalan

Page 46: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

132

3.7 Analisis Masalah

Berdasarkan tabel 3.11, masalah yang dihadapi PT Sinka Dinamika untuk

menjalankan strategi pertama adalah :

1. Sulit memilih supplier terbaik secara objektif karena banyaknya jumlah supplier dan

kurangnya informasi evaluasi kinerja supplier.

Untuk memperoleh bahan baku dengan kualitas yang tepat, harus dipilih juga

sumber yang tepat. Karena banyaknya supplier untuk masing-masing item material,

staff purchasing mengalami kesulitan dalam memberikan penilaian objektif kepada

masing-masing supplier. Sehingga sulit menentukan pilihan dan prosesnya memakan

waktu lama.

2. Sering terjadi maverick buying karena tidak ada kontrak kerjasama dengan supplier.

Saat ini antara PT Sinka Dinamika dengan suppliernya belum ada kontrak

kerjasama. Perusahaan masih bebas memilih supplier. Dengan sistem seperti ini,

perusahaan merasa kesulitan dalam menjaga hubungan dengan supplier. Sementara

hubungan baik dengan supplier akan memudahkan perusahaan dalam melakukan

negosiasi dan bisa mendapat keringanan dari supplier. Selain itu karena belum ada

kontrak kerjasama, sering terjadi maverick buying waktu ada permintaan bahan baku

yang mendadak, dimana perusahaan membeli bukan dari supplier pilihan terbaik.

3. Banyak buruh bekerja berdasarkan kebiasaan tanpa pemahaman produksi yang

benar.

Para buruh yang terlibat langsung dalam proses produksi masih memerlukan banyak

pelatihan. Pemahaman mereka terhadap proses produksi furniture, pengenalan

karakteristik bahan baku, cara kerja mesin dan peralatan produksi masih kurang.

Page 47: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

133

Kebanyakan mereka hanya belajar sambil bekerja dan melakukan berdasarkan

kebiasaan sehingga hasil produksi masih ada kekurangan di sana sini.

4. Kurangnya maintenance bahan baku, mesin dan peralatan produksi sehingga

mempengaruhi kinerja produksi dan hasilnya.

Banyaknya kegiatan dibagian repair menunjukkan pemeliharaan bahan baku, mesin

dan peralatan produksi masih kurang diperhatikan sehingga hasil dari setiap tahapan

produksi masih memerlukan perbaikan.

3.8 Usulan Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisis masalah diatas, masalah ketiga dan keempat dapat

diselesaikan dengan memberikan training kepada karyawan. Masalah keempat juga

dapat diselesaikan dengan outsource teknisi mesin untuk tune up mesin dan perawatan

regular. Untuk masalah pertama dan kedua, PT Sinka memerlukan sistem untuk

mengelola data procurement, sistem tersebut harus dapat :

1. Memudahkan pertukaran informasi antar pihak-pihak yang berkepentingan dalam

pengadaan bahan baku.

2. Menentukan reorder point material dan menampilkan informasi bahan baku yang

sudah mencapai titik reorder point.

3. Mengusulkan jumlah pembelian material yang paling ekonomis (production order

quantity).

4. Membuat penilaian kinerja masing-masing supplier secara objektif dan memberikan

usulan supplier terbaik untuk staff purchasing.

5. Menjembatani persetujuan perjanjian kontrak kerjasama antara supplier dan

perusahaan.

Page 48: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

134

Berdasarkan usulan pemecahan masalah diatas, maka dalam pelaksanaannya

dibutuhkan analisis penilaian supplier untuk menunjang usulan nomor empat dan

analisis production order quantity (POQ), reorder point (ROP), dan safety stock untuk

menunjang usulan nomor dua dan tiga.

3.8.1 Analisis Penilaian Supplier

Dalam proses pengadaan bahan baku, pembelian material harus dilakukan dari

sumber yang tepat agar kualitas material yang didapat tepat, pada waktu dan tingkat

harga yang juga tepat. PT Sinka Dinamika memiliki beberapa pilihan supplier untuk satu

item material. Untuk bisa memilih supplier terbaik maka dibutuhkan penilaian yang

objektif terhadap masing-masing supplier. Pada sistem yang digunakan, kinerja supplier

akan dinilai berdasarkan tiga kriteria, yaitu : On Time Delivery, Quality, dan Total Cost.

Bobot yang diberikan untuk masing-masing kriteria adalah 40%, 40%, dan 20%.

Berdasarkan data-data yang didapat dari history pembelian dari masing-masing

supplier, maka perhitungan kinerja supplier akan dilakukan sebagai berikut :

1. On Time Delivery

Tabel 3.7 Tabel Data Sampel Penerimaan Material No PO Promised Date No MRF MRF Date Qty Status PO0001 5 January MRF0001 10 January 800 On Time PO0001 5 January MRF0002 12 January 200 Late PO0002 8 January MRF0003 10 January 500 On Time PO0002 8 January MRF0004 13 January 300 On Time PO0002 8 January MRF0005 15 January 50 Late PO0003 10 January MRF0006 15 January 200 On Time

Sumber : PT Sinka Dinamika (2008)

Page 49: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

135

Pada table 3.7 dapat dilihat data-data penerimaan barang yang dibuat

berdasarkan purchase order (PO). Untuk 1 purchase order, supplier dapat mengirimkan

barang lebih dari 1x sampai semua jumlah yang dipesan terpenuhi. Promised Date

merupakan tanggal perjanjian antara supplier dengan perusahaan, dimana seluruh

pesanan akan dipenuhi paling lambat pada tanggal tersebut. Perusahaan memberikan

tenggang waktu 5 hari dari tanggal yang dijanjikan. Jadi penerimaan barang untuk

masing-masing purchase order masing dianggap valid jika diterima sebelum tanggal :

PO0001 : 10 January, total jumlah 1000 unit.

PO0002 : 13 January, total jumlah 850 unit.

PO0003 : 15 January, total jumlah 200 unit.

Berdasarkan data di tabel 3.7, maka penilaian supplier untuk kriteria yang

pertama adalah sbb :

PO001 :

OTD PO0001 = Jumlah Barang Yang Diterima Tepat Waktu x 100% Jumlah Barang Yang Dijanjikan

OTD PO0001 = 800 x 100% 1000

OTD PO0001 = 80%

PO0002 :

OTD PO0002 = Jumlah Barang Yang Diterima Tepat Waktu x 100% Jumlah Barang Yang Dijanjikan

OTD PO0002 = 800 x 100% 850

OTD PO0002 = 94,12%

Page 50: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

136

PO0003 :

OTD PO0003 = Jumlah Barang Yang Diterima Tepat Waktu x 100% Jumlah Barang Yang Dijanjikan OTD PO0003 = 200 x 100% 200 OTD PO0003 = 100% Rata-rata nilai supplier untuk kriteria On Time Delivery, adalah :

OTD = OTD PO0001 + OTD PO0002 + OTD PO0003 3

OTD = 80% + 94,11% + 100% 3 OTD = 91,37%

2. Quality

Tabel 3.8 Tabel Data Sampel Penerimaan dan Retur Material No PO No MRF Received Qty No Purchase Return ReturnQtyPO0001 MRF0001 800 PRT0001 20 PO0001 MRF0002 200 PRT0002 8 PO0002 MRF0003 500 PRT0003 12 PO0002 MRF0004 300 - - PO0002 MRF0005 50 PRT0004 2 PO0003 MRF0006 200 - -

Sumber : PT Sinka Dinamika (2008)

Penilaian kualitas dilakukan berdasarkan data pada Tabel 3.8 yang merupakan

data sample penerimaan dan retur material. Jumlah barang yang diterima akan

dibandingkan dengan jumlah barang yang diretur. Hasilnya dilaporkan dalam bentuk

part per million (PPM), yaitu nilai rata-rata kerusakan per unit material yang

dikonversikan ke dalam 1 juta. Perhitungannya dilakukan sebagai berikut :

PO0001 :

PPM PO0001 = 1.000.000 x Jumlah barang dikembalikan Jumlah barang diterima

Page 51: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

137

PPM PO0001 = 1.000.000 x (20+8) (800+200)

PPM PO0001 = 1.000.000 x 28 1000 PPM PO0001 = 28000

PO0002 :

PPM PO0002 = 1.000.000 x Jumlah barang dikembalikan Jumlah barang diterima

PPM PO0002 = 1.000.000 x (12+2) (500+300+50)

PPM PO0002 = 1.000.000 x 14 850

PPM PO0002 = 16470,59

Angka tersebut kemudian dikonversikan ke dalam tabel PPM (tabel 2.1). Point

dalam tabel tersebut sudah dikonversikan kedalam hitungan bobot 40%.

Berdasarkan table PPM, PO0001 dengan angka 28000 mendapat point 4 dan

PO0002 dengan angka 16470,59 mendapat point 6. Sedangkan, dari PO0003 tidak ada

retur, hal ini menunjukkan bahwa semua barang yang diterima sesuai atau tidak ada

barang cacat. Dengan retur 0, berarti PO0003 mendapatkan point tertinggi dari tabel

PPM, yaitu 40. Nilai rata-rata supplier untuk kriteria Quality, adalah :

PPM = PPM PO0001 + PPM PO0002 + PPM PO0003 3

PPM = 4 + 6 + 40 3

PPM = 16,67

Page 52: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

138

3. Total Cost

Tabel 3.9 Tabel Data Sampel Pembelian Material No PO Material ID Negotiated Price Max Reasonable Price PO0001 BB0007 Rp 120.000 Rp 150.000 PO0001 BB00010 Rp 75.000 Rp 110.000 PO0002 BB0005 Rp 145.000 Rp 150.000 PO0002 BB00021 Rp 115.000 Rp 130.000 PO0002 BB00016 Rp 45.000 Rp 70.000 PO0003 BB0003 Rp 165.000 Rp 200.000 PO0003 BB00019 Rp 150.000 Rp 180.000

Sumber : PT Sinka Dinamika (2008)

Penilaian dari segi biaya dilakukan dengan membandingkan tingkat harga yang

dapat diterima perusahaan dengan harga penawaran supplier. Berdasarkan data pada

tabel 3.9, perhitungannya adalah sebagai berikut :

PO0001 :

TC PO0001 = 1 - Total Biaya Yang Dikeluarkan x 100% Maximum Reasonable Price

TC PO0001 = 1 - (120.000 + 75.000) x 100% (150.000 + 110.000)

TC PO0001 = 1 – 195.000 x 100% 260.000

TC PO0001 = 0,25 x 100%

TC PO0001 = 25%

PO0002 :

TC PO0002 = 1 - Total Biaya Yang Dikeluarkan x 100% Maximum Reasonable Price

TC PO0002 = 1 - (145.000 + 115.000 + 45.000) x 100% (150.000 + 130.000 + 70.000)

TC PO0002 = 1 – 305.000 x 100% 350.000

Page 53: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

139

TC PO0002 = 0,13 x 100%

TC PO0002 = 13%

PO0003 :

TC PO0003 = 1 - Total Biaya Yang Dikeluarkan x 100% Maximum Reasonable Price

TC PO0003 = 1 - (165.000 + 150.000) x 100% (200.000 + 180.000)

TC PO0003 = 1 – 315.000 x 100% 380.000

TC PO0003 = 0,17 x 100%

TC PO0003 = 17%

Rata-rata nilai supplier untuk kriteria Total Cost, adalah :

TC = TC PO0001 + TC PO0002 + TC PO0003 3

TC = 25% + 13% + 17% 3

TC = 18.33%

Total nilai supplier berdasarkan bobot masing-masing kriteria adalah :

Total = (OTD x 40%) + Quality + (TC x 20%)

Total = (91,37% x 40%) + 16,67 + (18.33% x 20%)

Total = 36,55 + 16,67 + 3.67

Total = 56,89

Jadi total point yang didapat supplier tersebut adalah 56,89. Total akhir ini adalah nilai

yang akan diperbandingkan antar supplier dan dibuat peringkat dari yang tertinggi

sampai terendah. Supplier dengan total point tertinggi adalah supplier pilihan terbaik.

Page 54: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

140

3.8.2 Analisis Production Order Quantity (POQ), Reorder Point (ROP), dan Safety Stock

Model Production Order Quantity (POQ) merupakan model persediaan yang

lebih cocok digunakan oleh perusahaan dalam menentukan jumlah barang optimal dalam

setiap kali pemesanan karena PT Sinka Dinamika bergerak dalam lingkungan produksi

yang persediaannya mengalir sepanjang waktu bersamaan ketika produk diproduksi dan

dijual.

Tabel 3.10 Tabel Data Sample Material Nama Barang Particle Board 1.220 x 2.440 x 9 mm Harga Barang Rp.1.375.000 Permintaan Per Tahun 4300 unit Biaya Pemesanan (1% dari harga) Rp 13.750 Biaya Penyimpanan Per Unit Per Tahun (0.5% dari harga)

Rp 6.875

Permintaan Produksi Per Hari 20 unit Permintaan Rata-Rata Per Hari 14 unit Lead Time 4 hari Jumlah Hari Kerja Per Tahun 300 hari Sumber : PT Sinka Dinamika (2008)

Berdasarkan data pada table 3.10, maka jumlah pemesanan yang paling

ekonomis untuk material tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

POQ = √ 2DS S H [1-(d / p)]

POQ = √ 2 (4.300) (13.750) 6.875 [1-(14/20)]

POQ = 239 unit

N = D D POQ

N = 4.300 239

Page 55: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

141

N = 18 kali per tahun

Hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa perusahaan sebaiknya melakukan

18 kali pesanan per tahun dengan jumlah 239 unit setiap kali pesanan.

Safety Stock dibutuhkan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan kekurangan bahan

baku akibat permintaan lebih besar dibandingkan perkiraan semula atau karena

keterlambatan pengiriman bahan baku yang dipesan. Sedangkan Reorder Point perlu

diketahui untuk menghindari keterlambatan pemesanan kembali agar tidak terjadi

kekurangan persediaan.

Safety Stock = (Permintaan max per hari - Permintaan rata-rata per hari) x Lead Time

= (20-14) x 4

= 24 unit

Reorder Point = (d x L) + Safety Stock

= (14 x 4) + 24

= 80 unit

Perhitungan diatas menunjukkan bahwa pemesanan kembali harus dilakukan pada saat

persediaan di gudang berjumlah 80 unit dengan jumlah stok pengaman 24 unit.

3.9 Analisis Kebutuhan Informasi

Informasi yang dibutuhkan PT Sinka Dinamika untuk memecahkan masalah

pada tabel 3.11 adalah informasi bahan baku yang sudah mencapai titik pemesanan

kembali supaya mencegah maverick buying, informasi yang dibutuhkan untuk

menghitung evaluasi kinerja supplier seperti penawaran harga, kualitas barang,

ketepatan pengiriman dan informasi supplier terbaik berdasarkan peringkat hasil

Page 56: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

142

evaluasi supaya membantu pengambilan keputusan staff purchasing dalam melakukan

pemesanan.

Page 57: BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-1-00361-MNSI bab 3.pdf · ANALISIS PERUSAHAAN DAN SISTEM ... PT Sinka Dinamika juga mengekspor

143

Tabel 3.11 Tabel Analisis Masalah, CSF, dan Kebutuhan Informasi Tujuan Strategi Critical Success Factor Analisis Masalah Kebutuhan Informasi

Meningkatkan angka penjualan dan memaksimalkan nilai profit.

Meningkatkan kepuasan pelanggan melalui peningkatan kualitas produk dengan memperketat kontrol kualitas dari hulu ke hilir.

Bahan baku yang berkualitas pada tingkat harga yang sesuai.

Sulit memilih supplier terbaik secara objektif karena banyaknya jumlah supplier dan kurangnya informasi evaluasi kinerja supplier.

Informasi bahan baku yang dibutuhkan, penawaran harga supplier, kualitas, ketepatan pengiriman, evaluasi kinerja supplier.

Sering terjadi maverick buying karena tidak ada kontrak kerjasama dengan supplier.

Sumber daya manusia yang kompeten.

Banyak buruh bekerja berdasarkan kebiasaan tanpa pemahaman produksi yang benar.

Informasi tentang karakteristik setiap bahan baku, mesin, peralatan produksi, dan proses produksi yang benar.

Penatalaksanaan proses produksi yang terintegrasi dengan baik.

Kurangnya maintenance bahan baku, mesin dan peralatan produksi sehingga mempengaruhi kinerja produksi dan hasilnya.

Informasi cara penggunaan dan prosedur perawatan yang benar untuk bahan baku sampai barang jadi, mesin dan peralatan produksi.

Membentuk tim Research And Development untuk merancang dan mengembangkan produk-produk yang lebih inovatif.

Peramalan trend kebutuhan konsumen dan selera pasar yang tepat.

Kurang informasi mengenai jenis-jenis produk yang laku dipasaran.

Informasi tentang pola konsumsi customer, seperti model produk yang paling diminati, jenis furniture yang paling dibutuhkan, kecenderungan pembelian dari waktu ke waktu, dsb.

Sulit mengetahui perilaku konsumsi end customer dari customer perusahaan.