bab i- bab 6 ca mamae

77
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia dan di Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan saja dan menyerang wanita umur 40-50 tahun, tapi saat ini sudah mulai ditemukan pada usia 18 tahun (American Cancer Society, 2011). Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Dari total 58 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2005, kanker menyumbang 7,6 juta (atau 13%) dari seluruh kematian. Kanker Payudara menyebabkan 502.000 kematian per tahun. Lebih dari 70% dari semua kematian akibat kanker pada tahun 2005 terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kematian akibat kanker terus meningkat, dengan 9 juta orang 1

Upload: arifatun-nisaa-skm-mph

Post on 19-Oct-2015

156 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Skripsiku bab 1-6

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama di dunia dan di Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan saja dan menyerang wanita umur 40-50 tahun, tapi saat ini sudah mulai ditemukan pada usia 18 tahun (American Cancer Society, 2011). Kanker adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Dari total 58 juta kematian di seluruh dunia pada tahun 2005, kanker menyumbang 7,6 juta (atau 13%) dari seluruh kematian. Kanker Payudara menyebabkan 502.000 kematian per tahun.Lebih dari 70% dari semua kematian akibat kanker pada tahun 2005 terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Kematian akibat kanker terus meningkat, dengan 9 juta orang diperkirakan meninggal karena kanker pada tahun 2015 dan 11,4 juta meninggal pada tahun 2030 (Parkway Cancer Centre, 2011).

Data WHO (World Health Organization) menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 6% diantaranya kurang dari 40 tahun. Pada tahun 2008, 48.034 orang di Inggris didiagnosis dengan kanker payudara dan 11.728 orang meninggal karena kanker payudara pada 2009 (Cancer Research UK, 2011). Kasus tertinggi di dunia pada tahun 2008 terdapat di Perancis dengan tingkat kejadian sebesar 99,7% atau sebanyak 51.012 kasus (ChartBin, 2011). Pada tahun 2008 di Indonesia, jumlah kasus kanker payudara sebesar 36,2% atau sebanyak 39.831 kasus, dengan jumlah kematian 18,6 per 100.000 penduduk (ChartBin, 2011). Pada tahun 2010 menurut data WHO terakhir yang dipublikasikan pada bulan April 2011, kematian akibat kanker payudara di Indonesia mencapai 20.052 atau sebesar 1,41%, dengan tingkat kejadian sebesar 20,25 per 100.000 penduduk Indonesia dan menempati urutan 45 di dunia (Indonesia Health Profile, 2011). Jumlah kasus kanker payudara pada tahun 2005 di Provinsi Jawa Tengah, sebanyak 3.884 atau (36,83%) dari 10.546 kasus kanker. Kasus penyakit kanker yang ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 24.204 kasus lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak 27.125 kasus, terdiri dari Ca. servik 9.113 kasus (37,65%), Ca. mamae 12.281 kasus (50,74%), Ca. hepar 2.026 (8,37%), dan Ca. paru 784 kasus (3,24%). Prevalensi kanker payudara di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 0,037% dan tertinggi di Kota Surakarta sebesar 0,637% (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2010). Jumlah yang diperkirakan 50% penderita kanker payudara di Indonesia datang memeriksakan penyakit kanker yang dideritanya sudah pada stadium lanjut. Deteksi dini kanker payudara merupakan langkah awal yang baik untuk mengetahui adanya penyakit kanker payudara sedini mungkin, yaitu dengan Periksa payudara Sendiri (SADARI). Keterlambatan deteksi dini ini kemungkinan disebabkan karena kurangnya pengetahuan wanita tentang deteksi dini kanker payudara (Indonesian Cancer Fondation, 2011) Hasil penelitian Elsie dkk (2010) di Rumah Sakit Mulago, Uganda, terkait pengetahuan peserta tentang insiden dan faktor risiko kanker payudara, dari 100 wanita, 71% tidak mengetahui tentang mamografi dan lebih dari 50% mereka tidak tahu faktor resiko dari kanker payudara. Kurangnya pengetahuan dan fakta tentang kanker payudara karena rendahnya tingkat pendidikan. Wanita tidak tahu cara mengakses informasi yang akurat tentang kanker payudara. Mayoritas perempuan tidak tahu rentang usia saat mamografi sebaiknya dilakukan juga tidak tahu potensinya dalam mendeteksi kanker payudara dini (Aylin dkk, 2005).

Dalam jurnal Oxford Annals of Oncology (2010), ketika seseorang dinyatakan menderita kanker, maka akan terjadi beberapa tahapan reaksi emosional dan salah satunya yang sering terjadi adalah depresi. Menyediakan informasi bagi pasien merupakan faktor penentu penting bagi kepuasan pasien dan juga dapat mempengaruhi kualitas kesehatan, tingkat kecemasan dan tingkat depresi penderita kanker. Depresi sering kurang terdiagnosis karena banyak faktor, termasuk kurangnya penyediaan pengetahuan tentang penilaian teknik dan pilihan pengobatan (Schwartz dkk, 2009). Menurut Miller (2008), sebanyak 16%-25% pasien menderita kanker sekaligus depresi. Setelah pasien terdiagnosa kanker payudara pada tahun pertama, 48% wanita mengalami kecemasan dan depresi. Dampak depresi pada penderita kanker tidak hanya pada penderitanya saja, tetapi juga bisa berakibat pada keluarganya, yang pada akhirnya akan menurunkan kualitas hidup penderita bila penanganannya tidak adekuat. Konginan A (2008) menyebutkan, faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya depresi pada pasien kanker diantaranya stadium lanjut, pengendalian nyeri dan keluhan yang tidak baik, riwayat depresi sebelumnya, alkoholik, gangguan endokrin, gangguan neurologik, dan obat-obatan salah satunya kemoterapi. Sedangkan Miller, (2008), mengungkapkan faktor risiko terjadinya depresi diantaranya adalah pernah mengalami depresi atau gangguan pikiran sebelumnya, sulit dalam menerima atau menyesuaikan diri dengan diagnosa kanker, usia masih muda, memiliki masalah dengan alkohol dan narkoba, kanker terjadi ketika sedang mengalami kejadian lain yang menimbulkan stres, tidak mendapatkan dukungan keluarga atau dukungan sosial, sebelumnya pernah mengalami pengalaman buruk ketika anggota keluarga yang lain atau teman dekatnya mengidap kanker, tidak memiliki keyakinan terhadap efektifitas dari perawatan, perubahan fisik atau cacat fisik, perawatan yang bisa menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan.

Berdasarkan survey pendahuluan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi tahun 2010 dari bulan Januari-Desember jumlah penderita kanker payudara sebanyak 1.441 kasus. Sedangkan tahun 2011, jumlah penderita kanker payudara rawat inap dan rawat jalan sebanyak 1.228 kasus. Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tentang Hubungan Antara Pengetahuan dengan Kejadian Depresi Pada Penderita Kanker Payudara di RSUD Dr. Moewardi.B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian depresi pada penderita kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi?

C. Tujuan Penelitian1. Mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan dengan kejadian depresi pada penderita kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi.2. Mengetahui tingkat depresi penderita kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi.3. Mengetahui kejadian depresi penderita kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi. 4. Mengetahui tingkat pengetahuan penderita kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi.5. Mengetahui karakteristik responden penderita kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi.

D. Manfaat Penelitian1. Bagi Instansi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi instansi Rumah Sakit untuk lebih meningkatkan strategi penyuluhan tentang kanker dan bimbingan konseling, sehingga kejadian depresi dapat tertangani dengan baik.2. Bagi Pasien

Diharapkan pasien mendapatkan perawatan psikologis dan sosialisasi tentang kanker payudara untuk mencegah terjadinya depresi yang dapat memperparah kondisi fisik dan mental pasien.3. Bagi Keluarga

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada keluarga, berkaitan dengan kejadian kanker, dan upaya yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga guna mengurangi beban mental pada penderita. 4. Bagi Peneliti

Dapat memberikan gambaran nyata tentang depresi yang dialami pasien kanker payudara.

5. Bagi Instansi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat terus dikembangkan dan dijadikan acuan bagi penelitian selanjutnya tentang kesehatan masyarakat dan penelitian pada pasien kanker payudara, baik pasien yang mengalami gangguan fisik maupun gangguan mental.BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Kanker 1. Pengertian Kanker

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian (Direktorat P2PL, 2009). Kanker sering dikenal oleh masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah segala benjolan tidak normal atau abnormal. Tumor dibagi dalam 2 golongan, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Kanker adalah istilah umum untuk semua jenis tumor ganas. Umumnya sebelum kanker meluas atau merusak jaringan di sekitarnya, penderita tidak merasakan adanya keluhan ataupun gejala. Bila sudah ada keluhan atau gejala, biasanya penyakitnya sudah lanjut (Chyntia E, 2009).2. Gejala gejala kanker

Gejala kanker secara umum yang timbul tergantung dari jenis atau organ tubuh yang terserang menurut Chyntia E (2009), yaitu:

a. Nyeri dapat terjadi akibat tumor yang meluas, menekan syaraf dan pembuluh darah sekitarnya, reaksi kekebalan dan peradangan terhadap kanker yang sedang tumbuh, dan nyeri juga disebabkan karena ketakutan atau kecemasan.

b. Pendarahan atau pengeluaran cairan yang tidak wajar, misalnya ludah, batuk atau muntah yang berdarah, mimisan yag terus-menerus, cairan putting susu yang mengandung darah, cairan liang senggama yang berdarah (diantara menstruasi/menopause) darah dalam tinja, darah dalam air kemih.

c. Perubahan kebiasaan buang air besar. Penurunan berat badan dengan cepat akibat kurang lemak dan protein.

d. Benjolan pada payudara. Gangguan pencernaan, misalnya sukar menelan yang terus-menerus. Tuli atau adanya suara-suara dalam telinga yang menetap. Luka yang tidak sembuh-sembuh. Perubahan tahi lalat atau kulit yang mencolok.3. Faktor risiko kanker Faktor risiko kanker menurut Chyntia E (2009), meliputi:

a. Faktor keturunan Faktor genetik menyebabkan beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker tertentu bila dibandingkan dengan keluarga lainnya. Jenis kanker yang cenderung diturunkan dalam keluarga adalah kanker payudara, kanker indung telur, kanker kulit, dan kanker usus besar. Sebagai contoh, risiko wanita untuk menderita kanker meningkat 1,5-3 kali jika ibunya atau saudara perempuannya menderita kanker payudara.b. Faktor lingkungan1) Merokok meningkatkan resiko terjadinya kanker paru-paru, mulut, laring (pita suara), dan kandung kemih.

2) Sinar ultraviolet dari matahari.

3) Radiasi ionisasi yang merupakan karsinogenik, digunakan dalam sinar rontgen dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir dan ledakan bom atom yang bisa menjangkau jarak yang sangat jauh.c. Faktor makanan yang mengandung bahan kimia Makanan juga dapat menjadi faktor risiko penting lain penyebab kanker, terutama kanker pada saluran pencernaaan. Jenis makanan yang dapat menyebabkan kanker adalah:

1) Makanan yang diasap maupun diasamkan (dalam bentuk acar), meningkatkan resiko terjadinya kanker lambung.2) Minuman yang mengandung alkohol menyebabkan berisiko lebih tinggi terhadap kanker kerongkongan.3) Zat pewarna makanan.4) Logam berat seperti merkuri yang sering terdapat dalam makanan laut yang tercemar, seperti kerang dan ikan. Serta merkuri ini seringkali terdapat dalam produk-produk kecantikan. Zat atau bahan kimia yang terdapat pada makanan tertentu dapat menyebabkan timbulnya kanker misalnya makanan yang lama tersimpan dan berjamur dapat tercemar oleh aflatoxin. Aflatoxin adalah zat yang dihasilkan jamur Aspergillus Flavus yang dapat meningkatkan resiko terkena kanker hati.d. VirusVirus yang dapat dan dicurigai menyebabkan kanker, antara lain:

1) Virus Papilloma, menyebabkan kutil kelamin, merupakan salah satu penyebab kanker leher rahim pada wanita.2) Virus Sitomegalo, menyebabkan Sarkoma Kaposi yaitu kanker system pembuluh darah yang ditandai oleh lesi kulit berwarna merah.

3) Virus Hepatitis B dapat menyebabkan kanker hati.

4) Virus Epstein-Bar (di Afrika) menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di China virus ini menyebabkan kanker hidung dan tenggorokan. Ini terjadi karena faktor lingkungan dan genetik.5) Virus Retro pada manusia misalnya virus HIV menyebabkan limfoma dan kanke darah lainnya.e. Infeksi1) Parasit Shistosoma (bilharzia) dapat menyebabkan kanker kandung kemih karena terjadinya iritasi menahun pada kandung kemih. Namun penyebab iritasi menahun lainnya tidak menyebabkan kanker.2) Infeksi oleh Clonorchis yang menyebabkan kanker pancreas dan saluran empedu.

3) Helicobacter Pylori adalah suatu bakteri yang merupakan penyebab kanker lambung, bakteri ini menyebabkan cedera dan peradangan lambung kronis sehingg terjadi peningkatan kecepatan siklus sel.f. Faktor perilaku1) Perilaku yang dimaksud adalah merokok dan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung lemak dan daging yang diawetkan, serta peminum minuman beralkohol.2) Perilaku seksual berganti-ganti pasangan.g. Gangguan keseimbangan hormonal Hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang cenderung mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron melindungi terjadinya pertumbuhan sel berlebihan. Ada kecenderungan bahwa kelebihan hormone estrogen dan kekurangan progesteron menyebabkan meningkatkan risiko kanker payudara, kanker leher rahim, kanker rahim dan kanker prostat.h. Faktor kejiwaan, emosional Stres yang berat dapat menyebabkan gangguan keseimbangan seluler tubuh. Keadaan tegang yang terus menerus dapat memperbaharui sel, dimana sel jadi hiperaktif dan berubah sifat menjadi ganas sehingga menyebabkan kanker.i. Radikal bebas Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul electron bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber radikal bebas yaitu:1) Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses metabolisme.

2) Radikal bebas masuk kedalam tubuh dalam bentuk racun kimiawi dari makanan, minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari.

3) Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan (berdampak pada proses metabolism) atau bila kita dalam keadaan stress berlebihan, baik stress secara fisik, psikologis maupun biologis.4. Jenis Kanker Menurut Chyntia E (2009), jenis-jenis kanker yang telah dikenal saat ini meliputi:a. Karsinoma Yaitu jenis kanker yang berasal dari sel yang melapisi permukaan tubuh atau permukaan saluran tubuh, misalnya jaringan seperti sel kulit, testis, ovarium, kelenjar mucus, payudara, leher rahim, kolon, rectum, lambung, pancreas dan esophagus.b. Limfoma Yaitu jenis kanker yang berasal dari jaringan yang membentuk darah, misalnya jaringan limfe, lacteal, limfa, berbagai kelenjar limfe, timus, dan sumsum tulang. Limfoma spesifik antara lain adalah penyakit Hodgkin (kanker kelenjar limfe dan limfa).c. Leukemia Kanker jenis ini tidak membentuk massa tumor, tetapi memenuhi pembuluh darah dan mengganggu fungsi sel darah normal.d. Sarkoma Yaitu jenis kanker dimana jaringan penunjang yang berada dipermukaan tubuh seperti jaringan ikat, termasuk sel-sel yang ditemukan diotot dan tulang.e. Glikoma Yaitu kanker susunan syaraf, misalnya sel-sel glia (jaringan penunjang) disusunan saraf pusat.f. Karsinoma in situ Yaitu istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi prainvasif (kelainan/luka yang belum menyebar).

B. Kanker Payudara1. Pengertian Kanker Payudara Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Bila sudah sampai stadium lanjut, pengangkatan payudara kadang-kadang dilakukan untuk keselamatan pasien. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang menakutkan bagi seorang wanita (Direktorat P2PL, 2009). Hampir semua jenis kanker memiliki penyebab spesifik. Misalnya sebagian besar kasus kanker kulit disebabkan oleh sinar ultraviolet matahari. Sedangkan kanker paru-paru disebabkan karena rokok. Namun, tidak ada penyebab tunggal yang pasti untuk kanker payudara. Beberapa faktor bisa menjadi penyebab kanker payudara. Misalnya faktor genetika, lingkungan, dan hormon kemungkinan turut berperan dalam kanker payudara. Wanita yang rentan terhadap faktor-faktor tadi bisa jadi memiliki risiko yang lebih tinggi (Chyntia E, 2009).2. Epidemiologi Penyakit Kanker Payudara

Menurut WHO (2010), angka kematian akibat kanker payudara sebesar 482.362 kasus. Kasus kematian tertinggi berada di Negara St. Kitts dengan angka kematian 36,1 per 100.000 penduduk, kemudian Antigua dan Uruguay 29,8 dan 29,5 per 100.000 perduduk. Angka kematian akibat kanker payudara terendah berada di Negara Samoa, sebesar 1,5 per 100.000 penduduk. Di Amerika total kematian akibat kanker payudara sebesar 2,28%. Indonesia menempati urutan ke-45 dengan jumlah kasus kematian 20,2 per 100.000 penduduk. 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 tahun ke atas, sedangkan 6% diantaranya kurang dari 40 tahun.3. Faktor risiko kanker payudara

Menurut Direktorat P2PL (2009), Sebagian besar kanker payudara berhubungan dengan faktor hormonal dan genetik, yang berkaitan dengan: 1. Faktor yang berhubungan dengan diet yang berdampak negative, seperti:

a. Peningkatan berat badan yang berlebihan terutama setelah menopause.

b. Peningkatan tinggi badan yang cepat pada masa pubertas.

c. Makanan cepat saji yang banyak mengandung lemak jenuh dan makanan terlalu manis.

d. Minuman beralkol.

2. Hormon dan faktor reproduksia. Menarche atau haid pertama pada usia muda (kurang dari 12 tahun)b. Melahirkan anak pertama pada usia lebih tua (diatas 35 tahun)c. Menopouse pada usia yang kebih tua (diatas 50 tahun)d. Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama (> 7tahun)e. Terpapar radiasi pengion pada saat pertumbuhan payudaraf. Adanya faktor genetik atau keturunan

g. Pernah menderita penyakit tumor jinak payudara atau pernah menderita kanker payudara.h. Wanita yang pernah mendapat radiasi sebelumnya pada payudara atau dinding dada, misalnya untuk pengobatan keloid (Endang Purwoastuti, 2008). Gaya hidup sering mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan kimia atau bersifat karsinogen, alkohol, atau merokok merupakan faktor risiko kanker payudara (Tim Penanggulangan dan Pelayanan Kanker payudara, 2003).4. Gejala Kanker Payudara Menurut Endang Purwoastuti (2008) gejala kanker payudara antara lain:a. Adanya benjolan pada payudara yang tidak dapat digerakkan dari dasar/jaringan sekitar, pada awalnya tidak terasa sakit atau nyeri, sehingga kurang mendapat perhatian dari penderita.

b. Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.

c. Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.

d. Payudara mengalami prubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul pembengkakan.

e. Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta putting susu seperti koreng/ eksim dan tertarik ke dalam.

f. Kulit payudara berkerut seperti kulit jeruk.

g. Terkadang keluar cairan, darah merah kehitaman atau nanah dari puting, atau keluar air susu pada wanita yang tidak sedang hamil atau sedang tidak menyusui.

h. Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah berdarah

i. Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain.

5. Pencegahan kanker payudara Terdapat 5 pencegahan kanker payudara menurut Yellia Mangan (2009), meliputi:

1) Menghindari makanan berlemak tinggi.

2) Menjaga kesehatan dan memperbanyak makan buah dan sayuran segar.

3) Bagi wanita berisiko tinggi lebih baik menghindari penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung hormone, seperti pil dan suntik KB.

4) Konsultasikan dengan dokter jika akan mengkonsumsi obat-obatan hormonal.

5) Lakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan teratur.6. Pengobatan Kanker Payudara Menurut Chyntia E (2009), terdapat beberapa jenis pengobatan standar untuk kanker payudara, yaitu:

a. Operasi

Kebanyakan pasien dengan kanker payudara memiliki operasi untuk mengangkat kanker dari payudara. Beberapa kelenjar getah bening di bawah lengan biasanya diambil dan melihat di bawah mikroskop untuk melihat adanya sel kanker. Operasi konservasi payudara tersebut meliputi:

1) Lumpectomy: Pembedahan untuk mengangkat sebuah tumor (benjolan) dan sejumlah kecil dari normal jaringan di sekitarnya.

2) Mastektomi parsial: Pembedahan untuk mengangkat bagian payudara yang menderita kanker dan beberapa jaringan normal di sekitarnya. 3) Mastektomi total: Pembedahan untuk mengangkat seluruh payudara yang memiliki kanker. b. Terapi radiasi Terapi radiasi adalah perawatan kanker yang menggunakan energi tinggi sinar-X atau jenis radiasi lain untuk membunuh sel kanker atau mencegah mereka tumbuh. Cara terapi radiasi diberikan tergantung pada jenis dan tahap dari kanker dirawat. Radioterapi menggunakan radiasi dosis terkontrol untuk membunuh sel kanker. Hal ini umumnya diberikan setelah operasi dan kemoterapi untuk membunuh sel kanker yang tersisa. Efek samping dari radioterapi meliputi: 1) Iritasi dan penggelapan kulit pada payudara, yang dapat menyebabkan sakit dan kulit memerah.2) Kelelahan.

3) Limfedema (kelebihan cairan di lengan yang disebabkan oleh penyumbatan kelenjar getah bening di bawah lengan).

c. Kemoterapi

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair, kapsul atau melalui infuse yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar kebagian tubuh lainnya. Efek samping meliputi: 1) Kehilangan nafsu makan

2) Mual dan muntah

3) Kelelahan

4) Rambut rontok

Obat kemoterapi juga dapat menghentikan produksi estrogen dalam tubuh. Estrogen dikenal untuk mendorong pertumbuhan beberapa kanker payudara. Jika belum mengalami menopause, menstruasi dapat berhenti ketika sedang menjalani pengobatan kemoterapi. d. Terapi hormon Terapi hormon dikenal sebagai therapy anti-estrogen yang sistem kerjanya memblok kemampuan hormone estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.

C. Depresi

1. Pengertian Depresi Menurut Kaplan (2010), depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan berat. Mood adalah keadaan emosional internal yang meresap dari seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu. Depresi pada penderita kanker secara substansial tidak jauh berbeda dengan kondisi medis lainnya, tetapi penanganannya membutuhkan penyesuaian atau pemilihan metode yang tepat pada penderita kanker karena depresi pada penderita kanker bisa hanya merupakan reaksi normal yang terjadi ketika seseorang menghadapi saat kritis, maupun sudah merupakan gangguan pasikiatri derajat yang ringan sampai berat. 2. Faktor Penyebab Depresi Menurut Konginan A (2008), Ketakutan akan kematian, tidak bisa meneruskan rencana-rencana hidupnya, perubahan citra diri dan percaya diri, perubahan peran sosial dan gaya hidup merupakan hal-hal yang mempengaruhi kehidupan penderita kanker sehingga bisa menyebabkan depresi. Faktor penyebab terjadinya depresi pada penderita kanker:a. Stadium lanjutb. Pengendalian nyeri c. Riwayat depresi sebelumnyad. Gangguan endokrine. Gangguan neurologik, seperti stroke.Sedangkan menurut Schwartz L (2009) bahwa kurangnya penyediaan pengetahuan juga merupakan faktor penyebab depresi penderita kanker.3. Dampak Akibat Depresi Pada Penderita Kanker Menurut Konginan A (2008), dampak akibat depresi yang terjadi pada penderita kanker, antara lain:a. Bunuh diri Percobaan bunuh diri dijumpai pada hampir 1/3 dari penderita kanker yang mengalami depresi major dan lebih dari 50% dengan gangguan penyesuaian. Dalam hal ini sering kali kesulitan mengevaluasi pernyataan bunuh diri. Diperlukan penanganan yang hati-hati, apakah pikiran bunuh diri yang muncul adalah gejala dari depresi ataukah merupakan suatu cara penderita mengekspresikan keinginannya mengakhiri hidup karena tidak kuat menahan gejala-gejala penyakitnya terutama rasa nyeri. b. Penelantaran diri Penderita menjadi tidak kooperatif, baik dalam hal pengobatan maupun menjaga stamina. Kondisi ini tentu akan semakin memperparah penyakitnya dan pada akhirnya akan menurunkan kualitas hidup penderita.c. Distress pada keluarga Depresi pada penderita kanker tidak hanya mempengaruhi penderitanya tetapi juga berdampak pada keluarga mereka, yaitu menimbulkan masalah perilaku dan emosional pada anak mereka.4. Skala Pengukuran Depresi Menurut Beck dkk (2000), Penilaian berat ringannya depresi diukur dengan Beck Depression Inventory (BDI). Beck Depression Inventory dibuat pada tahun 1961 oleh Dr. Aaron T Beck, dan dikembangkan untuk menilai manifestasi depresi pada tingkah laku remaja dan orang dewasa. Dirancang untuk menstrandarisasi penilaian keparahan depresi serta menggambarkan secara sederhana gejala depresi. Beck Depression Inventory adalah suatu skala pengukuran depresi terdiri dari 21 items pernyataan, dikembangkan untuk mengukur manifestasi perilaku depresi pada remaja dan dewasa. Alat ukurnya di desain untuk menstandarisasi penilaian keparahan depresi agar pemonitoran perubahan sepanjang waktu atau untuk menjelaskan gangguannya secara sederhana. Tingkat depresi dibagi menjadi empat tingkatan:1. Skor 0-9 = Normal/Tidak ada depresi

2. Skor 10-16 = Depresi ringan

1. Skor 17-29 = Depresi sedang

2. Skor 30-63= Depresi berat

D. Konsep Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

2. Tingkatan Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2007) pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu :a. Tahu (know)

Tahu dapat diperhatikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali suatu spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari meliputi pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar, rumus, teori dan kesimpulan. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, mendatakan dan lain sebagainya.b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.c. Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, prinsip dan sebagainya dalam konteks lain.d. Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.e. Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan dan dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian didasarkan pada kriteria tertentu.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Mubarak (2007), ada 7 faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : a. Pendidikan, pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.b. Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.c. Umur, dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis dan mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.d. Minat, sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.e. Pengalaman, adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akn timbul kesan yang membekasa dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.f. Kebudayaan lingkungan sekitar, apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan.g. Informasi, kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.E. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori PenelitianF. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

G. HipotesisAda hubungan antara pengetahuan dengan kejadian depresi penderita kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi.BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional, yaitu suatu penelitian dimana variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel yang termasuk efek diobservasi dalam waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Agustus 2012. Tempat penelitian di RSUD Dr. Moewardi.C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah penderita kanker payudara di RSUD Dr. Moewardi sampai bulan mei sebanyak 452 orang.

2. Sampel

a. Jumlah sampel

Besarnya sampel diperoleh dengan menggunakan rumus Lemeshow et al dalam Murti (2010) sebagai berikut: Z2 1- /2 P.Q n = d2 Keterangan:

n = besar sampel

P= perkiraan proporsi (prevalensi) variabel bebas pada

populasi 0,95 (Okolie dan Uchenna Virginia, 2011)

Q= (1-P) = 1-0,95 = 0,05

Z2 1- /2 = statistik Z (Z=1,96 dan =0,05)

d= delta, presisi absolut atau margin of error yang

diinginkan dikedua sisi presisi (5%)

1,962. 0,95. 0,05 0,052 n = 72,96 = 73Jadi, sampel yang diambil sebanyak 73 responden.b. Teknik pengambilan sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat oleh peneliti sampai jumlah sampel terpenuhi. Kriteria tersebut meliputi:1. Penderita kanker payudara yang masih di rawat sesuai dalam daftar pasien rawat inap yang berada di ruang perawat.2. Penderita kanker payudara yang menjalani rawat jalan sesuai dalam catatan pendaftaran di Poli Bedah dan Poli Obgyn.

3. Penderita kanker payudara kooperatif dan bersedia menjadi responden.D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel1. Jenis Variabela. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan tentang kankerb. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian depresi penderita kanker payudara.2. Definisi Operasional Variabel

a. Kanker payudara adalah suatu penyakit yang keganasannya bermula dari sel-sel di payudara, terutama menyerang wanita, tetapi tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada pria. b. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui pasien tentang definisi, gejala, penyebab, faktor resiko, pencegahan dan penanganan/ pengobatan kanker payudara.Alat ukur :

Skala pengukuran :Kuesioner

Nominal

Skala analisis : Nominal

Kategori :1) Baik: rata-rata2) Tidak baik : < rata-rata

c. Kejadian Depresi adalah gangguan psikis yang dapat menurunkan kesadaran seseorang serta dapat menganggu aktifitasnya

Alat ukur :

Skala pengukuran :Kuesioner

Nominal

Skala analisis :

Kategori :1) Depresi, apabila berdasarkan hasil tingkat depresi responden mengalami depresi ringan, sedang dan berat2) Tidak, apabila responden tidak depresi/ normal

d. Tingkat depresi adalah tahapan gangguan psikis yang dapat menurunkan kesadaran seseorang dan dapat mengganggu aktifitasnya.Alat Ukur :

Skala pengukuran :Kuesioner Interval

Skala analisis : Ordinal

Kategori :1) Tidak depresi/ Normal, apabila skor responden 0-92) Ringan, apabila skor responden 10-163) Sedang, apabila skor responden 17-294) Berat, apabila skor responden 30-63

(Beck, 2000)E. Pengumpulan Data1. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang meliputi data skor hasil kuesioner pengetahuan tentang kanker dan tingkat depresi. 2. Sumber dataa. Data primer diperoleh langsung dari responden dengan mengisi kuesioner dan wawancara tentang pengetahuan kanker payudara dan kuesioner beck depression inventory tentang kondisi psikologis pasien.

b. Data sekunder diperoleh dari RSUD Dr. Moewardi meliputi data jumlah penderita kanker payudara rawat inap dan rawat jalan dari tahun 2010-2011, buku, dan jurnal.3. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Dataa. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terstruktur yang terdiri dari 20 poin pertanyaan untuk pengetahuan kanker dan 21 pertanyaan untuk tingkat depresi, alat tulis dan kamera. Dalam pengukuran menggunakan kuesioner harus diuji agar alat ukur benar-benar mengukur apa yang hendak diukur. Dalam hal ini kuesioner diuji dengan uji validitas dan reliabilitas. Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden tentang kanker payudara dan tingkat depresi. b. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menyerahkan daftar pertanyaan untuk diiisi sendiri oleh responden dengan terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian. Bila responden bersedia untuk berpartisipasi, maka dilanjutkan dengan menyampaikan petunjuk pengisian kuesioner, kemudian responden dipersilahkan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti berdasarkan kuesiner. Responden diminta untuk mengisi kuesioner kemudian langsung dikembalikan pada peneliti.c. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian1) Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Untuk mengetahui kuesioner yang disusun mampu mengukur apa yang akan diukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor tiap-tiap item dengan skor total kuesioner tersebut (Saryono, 2009). Rumus korelasi yang digunakan untuk menguji validitas adalah dengan Korelasi Pearson Product Moment (Notoatmodjo, 2002) sebagai berikut: N ( XY) (X Y)

{N X - ( X)}. {N Y - (Y)}Keterangan:

R: Koefisien validitas

X: Skor pertanyaan tiap nomor

Y: Skor total subyek

N: Banyaknya subyek

Hasil Uji Validitas

Dari uji validitas yang dilakukan, seluruh item pertanyaan dinyatakan valid, dengan N = 10, tingkat signifikan = 0,05 dan nilai korelasinya > r tabel (0,632). 2) Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Kestabilan pengukuran alat dikatakan reliabel jika digunakan berulang-ulang menghasilkan nilai yang sama. Sedangkan pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu kuesioner dinyatakan reliabel jika nilai koefisien alphanya lebih besar dari 0,7. Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode KR-20 (Kuder Richardson) (Purwanto, 2009), yaitu: n

n - 1Keterangan: ri: Koefisien reliabilitas instrumen

n: Banyaknya butir pertanyaan

Si: Varians total skor

p q: Proporsi skor yang diperoleh: Proporsi skor maksimum dikurangi skor yang diperoleh

Hasil Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas yang dilakukan pada masing-masing instrumen, diketahui bahwa nilai alfa instrumen pengetahuan (0,993) dan instrumen tingkat depresi (0,978), lebih besar dari nilai standard (0,7), sehingga instrumen dinyatakan reliabel.4. Langkah-langkah Penelitian

a. Persiapan Penelitian Sebelum mengadakan penelitian, langkah awal yang perlu dilakukan adalah persiapan penelitian agar tidak terdapat kendala dalam pelaksanaan penelitian di lapangan. Persiapan penelitian meliputi mengurus perijinan bahwa peneliti akan melakukan penelitian di ruang diklat RSUD Dr. Moewardi. Kemudian melakukan survey pendahuluan di bagian instalasi rekam medis, penyusunan alat ukur (kuesioner), serta persiapan administrasi. b. Pelaksanaan Penelitian Peneliti datang ke Rumah Sakit, menuju diklat untuk perijinan penelitian. Lalu peneliti datang ke ruang perawat untuk melihat daftar pasien kanker payudara yang dirawat inap. Kemudian mendatangi pasien tersebut ke setiap bangsal. Peneliti juga melihat daftar pasien kanker payudara yang menjalani rawat jalan rutin dalam buku pendaftaran di Poli bedah dan mendatangi mereka. Setelah jumlah sampel terpenuhi, peneliti melakukan rekapitulasi data untuk mempersiapkan pelaksanaan analisis secara statistik sehingga dapat diketahui apakah hipotesis penelitian terjawab atau tidak. Analisis statistik juga di lakukan untuk mengetahui sejauh mana validitas dan reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian. F. Pengolahan Data

1. Editing data, yaitu memeriksa data yang telah dikumpulkan untuk diteliti kelengkapan, kejelasan dan kebenaran data yang berupa kuesioner.2. Skoring, yaitu memberikan skor terhadap setiap item jawaban responden. Adapun skor yang digunakan yaitu:a. Pengetahuan tentang penyakit kanker payudaraSkor 1 : Jika benar

Skor 0 : Jika salahb. Tingkat depresi

1) Normal : apabila skor responden 0-9

2) Ringan : apabila skor responden 10-163) Sedang : apabila skor responden 17-294) Berat : apabila skor responden 30-633. Coding, yaitu pemberian kode dari setiap variabel untuk memudahkan dalam pengolahan data. Data yang telah diperiksa ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode peneliti sebelum diolah dengan komputer. Adapun kode yang digunakan yaitu:1) Pengetahuan tentang kanker payudara

1)Baik: 1

2)Tidak baik: 2

2) Kejadian Depresi1)Depresi: 1

2)Tidak depresi: 2

4. Entry data, yaitu memasukkan data-data yang telah diperoleh untuk diolah memakai program komputer.5. Tabulasi data, yaitu mengelompokkan data dalam bentuk tabel-tabel guna mengelompokkan data sesuai variabel yang diteliti, meliputi data tingkat pengetahuan, tingkat depresi dan stadium klinis kanker payudara.G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Analisis univariat

Analisis ini digunakan untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti baik variabel bebas maupun variabel terikat yang dapat dilihat dari ukuran sentral (mean, median atau proporsi) dan ukuran variasi sebarannya (standar deviasi sebaran atau kisaran). Data akan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.2. Analisis bivariat Pengolahan dan analisis statistik dari data dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan alat bantu perangkat lunak. Uji hipotesis menggunakan uji Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95%. Namun, jika data tersebut tidak terpenuhi atau nilai harapan (expected count) kurang dari 50% maka memakai uji alternatif yaitu Fisher exact. Dasar pengambilan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:a. Jika nilai p > 0,05 maka Ho diterima

b. Jika nilai p 0,05 maka Ho ditolakBAB IVHASIL PENELITIANA. Gambaran Umum Gambaran umum RSUD Dr Moewardi Surakarta adalah sebagai berikut:1. Sejarah RSUD Dr Moewardi Surakarta adalah gabungan dari tiga rumah sakit yaitu rumah sakit Pusat Surakarta (Mangkubumen), rumah sakit Surakarta (Jebres), rumah sakit Kadipolo (Kadipolo). Pada tahun 1996 menempati gedung baru di Jebres dan tahun 1999 menjadi rumah sakit Unit Swadaya. RSUD Dr Moewardi Surakarta adalah milik pemerintah Propinsi Jawa Tengah, Tipe B Pendidikan. Merupakan rumah sakit rujukan (untuk wilayah Jawa Tengah bagian Selatan dan Jawa Timur bagian Barat) dan sekaligus sebagai rumah sakit pendidikan utama Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.2. Keadaan Geografis

RSUD Dr Moewardi Surakarta memiliki luas lahan keseluruhan 39.915 m2, luas bangunan 37.756 m2, luas halaman parkir 4.000 m2.3. Poliklinik Rawat Jalan

RSUD Dr Moewardi Surakarta mempunyai 14 poli rawat jalan yang meliputi :1. Klinik Penyakit Dalam8. Klinik Paru

2. Klinik Bedah dan Bedah Syaraf9. Klinik Mata

3. Klinik Kesehatan Anak10. Klinik Saraf

4. Klinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan11. Klinik Jiwa

5. Klinik THT12. Klinik Gigi dan Mulut

6. Klinik Jantung13. Klinik Nyeri

7. Klinik Kulit dan Kelamin14. Klinik Konsultasi Gizi

4. Jenis layananRSUD Dr Moewardi Surakarta mempunyai berbagai macam pelayanan diantaranya:

a. Gawat Darurat

b. Rawat Jalan 15 Poli

c. Rawat Inap 473 TT

d. IPI (ICU/ICCU/PICCU/NICU)

e. Bedah sentral 9 kamar Operasi

f. Penunjang : Laboratorium, Farmasi, Radiologi, Gizi, dsb.B. Analisis UnivariatTabel 1. Karakteristik Responden Penderita Kanker Payudara di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2012KarakteristikFrekuensiPersentase (%)

1. Pengetahuan

Baik2838,36%

Tidak baik4561,64%

Jumlah73100%

2. Kelompok Umur

30-39810,96%

40-493547,94%

50-592230,14%

60-6968,22%

7022,74%

Jumlah73100%

3. Tingkat Pendidikan

Tidak Sekolah1115,07%

SD/ Sederajat5169,86%

SMP/ Sederajat22,74%

SMA/ Sederajat56,85%

PT/ Sederajat45,48%

Jumlah73100%

4. Pekerjaan

Wiraswasta5372,60%

Ibu Rumah Tangga1216,44%

Buruh68,22%

PNS22,74%

Jumlah73100%

5. Tingkat Depresi

Normal1216,44%

Ringan1621,92%

Sedang1419,18%

Berat3142,46%

Jumlah73100%

6. Kejadian Depresi

Depresi6183,56%

Tidak depresi1216,44%

Jumlah73100%

Sumber data: Data Primer Tahun 2012 Berdasarkan tingkat pengetahuan tentang kanker payudara, diketahui bahwa responden yang berpengetahuan tidak baik tentang kanker payudara sebanyak 45 orang (61,64%). Sedangkan responden berpengetahuan baik sebanyak 28 orang (38,36%). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpengetahuan tidak baik.

Karakteristik responden berdasarkan usia paling banyak yaitu usia 40-49 tahun (47,94%). Responden yang paling sedikit dengan usia 70 tahun (2,74%). Rata-rata usia responden adalah 49 tahun, dengan usia terendah 36 tahun dan tertinggi 72 tahun. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang ikut menentukan status pengetahuan responden. Dari 73 responden paling banyak memiliki tingkat pendidikan SD yaitu 69,86% sedangkan 15,07% diantaranya tidak pernah mendapatkan pendidikan sekolah. Sedangkan dilihat berdasarkan status pekerjaan, diketahui 53 responden (72,60%) bekerja sebagai wiraswasta, 12 responden (16,44%) sebagai ibu rumah tangga dan 2 responden (2,74%) sebagai PNS. Berdasarkan tingkat depresi, responden yang mengalami tingkat depresi berat sebanyak 31 responden (42,46%), 16 responden (21,92%) mengalami depresi ringan, 14 responden (19,18%) mengalami depresi sedang dan responden yang dalam kondisi normal (tidak depresi) sebanyak 16,44%. Sehingga responden yang mengalami depresi sebanyak 61 responden (83,56%) dan yang mengalami depresi (normal) sebanyak 12 responden (16,44%).C. Analisis Bivariat

Hubungan antara pengetahuan dan depresi pada responden penderita kanker payudara

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa responden yang berpengetahuan tidak baik tentang kanker payudara dan mengalami depresi ada 42 orang (88,9%). Meskipun pengetahuan mereka baik, tetapi ada 19 orang (75%) yang mengalami depesi. Sedangkan responden dengan pengetahuan baik dan tidak depresi sebanyak 9 orang (25,0%). seperti yang ditampilkan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Depresi Penderita Kanker Payudara di RSUD Dr. MoewardiKejadian DepresiTotal

Tingkat PengetahuanDepresiTidak Depresin% p value CI

F%F%

Baik1975,0925,0281000,0080,037-0,620

Tidak baik4288,9312,045100

Total6183,61216,473100

Hasil uji Chi square menunjukkan ada cells yang nilai ekspektasinya kurang dari 5, maka dilakukan dengan uji alternatif yaitu uji Fisher exact diperoleh nilai (p = 0,00835 tahun, dengan tingkat pendidikan SD dan bekerja sebagai wiraswasta. Berdasarkan uji statistik diketahui ada hubungan antara pengetahuan kurang dengan kejadian depresi pada responden penderita kanker payudara. Dari hasil penelitian terhadap 73 responden pasien kanker payudara yang berada di rawat inap dan rawat jalan, pasien baru maupun lama, dapat diketahui 45 (61,64%) responden berpengetahuan tidak baik, diantaranya 42 (88,9%) berpengetahuan tidak baik disertai depresi dan 3 (12,0%) responden berpengetahuan tidak baik dengan tidak depresi. Terdapat 28 (38,36%) responden berpengetahuan baik, yang meliputi 19 (75,0%) responden dengan tingkat pengetahuan baik disertai depresi dan 9 (25,0%) diantaranya tidak disertai depresi. Hal tersebut berhubungan dengan tingkat pendidikan responden yang sebagian besar SD (69,86%) dan terbukti dalam beberapa pertanyaan tidak dapat terjawab dengan baik. Tingkat pengetahuan responden terhadap kanker payudara dinilai dari jawaban yang diberikan oleh responden terhadap 20 pertanyaan yang tersedia. Pada pertanyaan tentang pengertian kanker payudara terdapat 63 (86,30%) responden yang menjawab benar. Pada pertanyaan tentang faktor risiko, gejala dan pengobatan kanker payudara sebagian besar jawaban responden kurang tepat. Dapat diketahui 67 (91,78%) responden menjawab salah/tidak tahu tentang pertanyaan wanita yang melahirkan anak pertama kali di usia 35 tahun risikonya sangat besar untuk terkena kanker payudara. Pada pertanyaan wanita yang belum/tidak punya anak, risiko terkena kanker payudara lebih tinggi daripada wanita yang mempunyai anak, terdapat 64 (87,67%) yang menjawab salah/tidak tahu. Sedangkan pada pertanyaan menghindari makanan yang dibakar merupakan pencegahan kanker payudara, terdapat 61 (83,56%) responden yang menjawab salah/tidak tahu.

Kurangnya pengetahuan responden inilah yang menyebabkan deteksi kanker setelah stadium lanjut, karena responden hanya melakukan pengobatan alternatif dengan mengkonsumsi makanan dan minuman tertentu dalam jangka waktu yang cukup lama. Responden menjawab salah/tidak tahu pada pertanyaan tentang pencegahan kanker payudara yang paling mudah adalah SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) setiap bulan dengan rutin, ada 55 (75,34%), Responden yang menjawab salah/tidak tahu apa dan manfaat mamografi ada 60 (82,19%).

Depresi paling banyak terjadi pada usia 40-49 tahun yaitu 27 (36,99%) dan depresi paling sedikit terjadi pada usia diatas 70 tahun sebesar 2,74%. Diantara mereka sudah pasrah dengan kondisi penyakit yang dialami selama bertahun-tahun. Namun, pada usia 40-49 tahun ada beban lain yaitu kondisi ekonomi, karena 72,60% diantara mereka adalah wiraswasta, 16,44% hanya menjadi ibu rumah tangga, telah mengeluarkan banyak biaya untuk pengobatan penyakit dan membiayai sekolah anaknya.

Hasil test depresi yang dilakukan pada 73 responden pada poli rawat jalan maupun rawat inap, sebagian besar responden mengalami gangguan yang sama, antara lain: 1. Perasaan malu, pasrah, putus asa dan sedih yang sering dialami bahkan hampir setiap hari serta perasaan takut dan tegang sebelum dan pasca kemoterapi. Karena rata-rata rambut mereka rontok bahkan habis, yang membuat daya tarik mereka berkurang. 2. Perasaan terganggu karena ada benjolan dan rasa nyeri yang hampir setiap hari mereka rasakan. Namun, hal tersebut dibiarkan dalam jangka waktu tertentu sehingga stadium kanker meningkat menjadi stadium lanjut.3. Sulit tidur dan sering terbangun di malam hari hampir mereka rasakan setiap hari. Hal tersebut dapat mengganggu aktivitas kerja dan membuat mereka mudah lelah.Beberapa hal lain juga responden alami seperti mual, muntah, berkurangnya nafsu makan bahkan nafsu makan hilang pasca kemoterapi hingga berat badan cenderung menurun.BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan kejadian depresi pada responden penderita kanker payudara.2. Tingkat depresi ringan terjadi 16 responden (21,92%), 14 responden (19,18%) depresi sedang, 31 responden (42,46%) depresi berat dan 12 (16,44%) responden dalam kondisi normal (tidak depresi).3. Kejadian depresi terjadi pada 61 (83,56%) responden dan 12 (16,44%) responden tidak mengalami depresi.

4. Pengetahuan responden terhadap pengertian, gejala, faktor risiko dan pengobatan kanker payudara termasuk dalam kategori baik yaitu 28 (38,36%) dan tidak baik 45 (61,64%)5. Usia responden rata-rata 49 tahun dengan usia terendah 36 tahun dan tertinggi 72 tahun, 51 (69,86%) responden berpendidikan SD dengan bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 53 (72,60%).B. Saran1. Bagi Instansi Rumah Sakit

a. Perlu peningkatan peran tenaga kesehatan dalam memberikan sosialisasi mengenai kanker payudara kepada masyarakat, sehingga kasus stadium lanjut kanker payudara dapat berkurang dan tertangani secara dini.b. Melihat tingkat depresi pada pasien kanker payudara, maka perlu dipertimbangkan kerjasama dengan psikiatri untuk penanganan yang bersifat menyeluruh dalam dampak psikologis. 2. Bagi Pasien

Melakukan aktivitas positif dan menyenangkan, berdoa untuk mendapatkan ketenangan dan peningkatan kualitas hidup, serta berkumpul bersama orang lain atau anggota keluarga untuk berbagi rasa. 3. Bagi KeluargaMemberi dukungan moril agar mental pasien lebih tegar dalam menghadapi penyakitnya. 4. Bagi Peneliti lainDapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai depresi pada kanker. Misalnya penelitian terkait 6 tingkatan pengetahuan dengan tingkat depresi serta lebih detail dalam menggambarkan karakteristik responden terhadap stadium kankernya.5. Bagi Instansi Pendidikana. Mengembangkan penelitian kualitatif untuk mengetahui persepsi dari para wanita tentang gangguan depresi selama menderita kanker payudara. b. Mengembangkan penelitian terkait penyakit non menular lainnya dengan kejadian depresi.Variabel Bebas

Kanker Payudara

Depresi

Depresi

Umur

Pendidikan

Pekerjaan

Stadium kanker

Dukungan sosial

Kondisi ekonomi

Pengetahuan

Pengendalian nyeri

Gejala kanker

Faktor risiko kanker

Pencegahan kanker

Pengobatan kanker

n =

ri =

Variabel Terikat

Pengetahuan penyakit kanker

Si - pq

Si

Pendidikan

Pekerjaan

Usia

Minat

Pengalaman

Kebudayaan lingkungan sekitar

Informasi

R =

Genetik

Usia

Tidak memiliki anak

Kehamilan pertama diatas 30 tahun

Periode menstruasi

Hormonal

Pengetahuan

8