bab i pendahuluan a. latar belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4....

71
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan dasar dari interaksi sesama manusia. Tanpa komunikasi baik interaksi antar individu, kelompok, maupun organisasi tidak akan terjadi. Pada dasarnya komunikasi ini betujuan untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang sekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa berpikir atau berperilaku seperti yang kita lakukan (Mulyana, 2005:4). Disadari atau tidak komunikasi telah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Dimulai dari komunikasi yang ditanamkan pada lingkungan keluarga, sekolah, kerja ataupun lingkungan yang lain. Sebagai mahluk sosial manusia selalu membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka serta menjalin hubungan (pergaulan) dengan sesamanya. Hal ini bisa dilihat dari hubungan dengan keluarga, lingkungan tetangga, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial dan lain-lain. Interaksi yang baik antar individu dalam suatu organisasi atau perusahaan merupakan suatu dasar tercipatanya hubungan dan kerja sama yang baik. Untuk menciptakan hubungan dan kerja sama yang baik maka dibutuhkan sebuah alat yaitu komunikasi

Upload: others

Post on 10-Dec-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan dasar dari interaksi sesama manusia.

Tanpa komunikasi baik interaksi antar individu, kelompok, maupun

organisasi tidak akan terjadi. Pada dasarnya komunikasi ini betujuan untuk

menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak

sosial dengan orang sekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain untuk

merasa berpikir atau berperilaku seperti yang kita lakukan (Mulyana,

2005:4). Disadari atau tidak komunikasi telah menjadi bagian dalam

kehidupan sehari-hari. Dimulai dari komunikasi yang ditanamkan pada

lingkungan keluarga, sekolah, kerja ataupun lingkungan yang lain.

Sebagai mahluk sosial manusia selalu membutuhkan dan

senantiasa berusaha membuka serta menjalin hubungan (pergaulan)

dengan sesamanya. Hal ini bisa dilihat dari hubungan dengan keluarga,

lingkungan tetangga, sekolah, tempat kerja, organisasi sosial dan lain-lain.

Interaksi yang baik antar individu dalam suatu organisasi atau perusahaan

merupakan suatu dasar tercipatanya hubungan dan kerja sama yang baik.

Untuk menciptakan hubungan dan kerja sama yang baik maka dibutuhkan

sebuah alat yaitu komunikasi

Page 2: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

2

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seorang

komunikator kepada komunikan. Komunikasi dibutuhkan oleh setiap

individu untuk berinteraksi dengan individu lain. Dalam sebuah

perusahaan atau organisasi peranan manusia sangat penting. Dengan

adanya sumber daya manusia yang berkualitas maka tujuan dari

perusahaan atau organisasi tersebut akan tercapai.

Namun untuk meningkatkan sumber daya manusia dibutuhkan

sebuah motivasi (dorongan) dari setiap individu untuk bekerja secara lebih

bersemangat. Untuk menggerakkan semangat individu dalam bekerja

maka dibutuhkan sebuah interaksi yang baik antar individu untuk

menciptakan hubungan dan kerja sama yang baik pula. Untuk menciptakan

hubungan yang baik maka dibutuhkan komunikasi yang baik antar semua

unsur yang ada dalam organisasi atau perusahaan.

Komunikasi yang baik akan menimbulkan kenyamanan dan saling

pengertian dalam segala hal. Namun komunikasi sering kali dilupakan dan

dianggap mudah dilakukan oleh beberapa individu. Pada kenyataannya

bahwa komunikasi sangat susah dilakukan dan tidak mudah seperti

membalikkan telapak tangan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya konflik

yang terjadi karena tidak adanya komunikasi yang baik. Contohnya seperti

peristiwa penggusuran makam mbah priok oleh gubernur DKI Jakarta.

Peristiwa ini terjadi karena adanya kesalahan komunikasi dan sosialisasi

antara pemerintah DKI Jakarta dan warga sekitar makam. Sebenarnya

lahan tersebut akan dibangun dan dijadikan monumen cagar budaya

Page 3: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

3

supaya tetap terpelihara. Tetapi karena tidak adanya komunikasi dalam

memberian informasi dan sosialisasi yang baik antara pemerintah, aparat

kepolisian, satpol pp dan masyarakat maka terjadilah bentrokan yang

mengakibatkan kerugian materiil, puluhan orang luka-luka dan meninggal

dunia. Menurut Jusuf Kalla Dalam kasus ini seharusnya pihak pemerintah

melakukan komunikasi dan sosialisasi dengan warga sekitar supaya tidak

ada kesalah pahaman. Peran komunikasi dalam kasus ini sangat penting

yaitu sebagai informasi tentang suatu kebijakan yang berhubungan

dengan masyarakat agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas

terhadap kondisi lingkungan dan individu lain, sehingga dapat mengambil

keputusan yang tepat.

(http://www.antaranews.com/berita/1273837392/kalla-kerusuhan-mbah-

priok-karena-kesalahan-komunikasi)

Contoh yang lainnya yaitu demo yang dilakukan oleh 5 ribu buruh

PT. Metro Garmin dijalan Mochamad Toha. Para buruh melakukan demo

karena mereka diliburkan oleh pabrik secara sepihak tanpa adanya

pemberitahuan terlebih dahulu oleh pimpinan. Hal ini terjadi pada saat

adanya seseorang yang mengaku sebagai pimpinan baru dan meliburkan

para buruh tanpa ada kordinasi dan komunikasi terlebih dahulu. Para

buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya apakah mereka di PHK atau

hanya diliburkan sementara. Sehingga hal ini menyebabkan terjadinya

demo.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

4

Aksi demo yang dilakukan oleh buruh PT. Metro Garmin ini

dilakukan sejak jam 6.00 dan berakhir jam 10.00. Walaupun sempat

terhalang oleh aparat polisi yang menjaga pintu pabrik akhinya para buruh

berhasil menghancurkan pabrik dan alat perkantoran. permasalahan ini

terjadi karena adanya perselisihan yang terjadi antar para pemegang saham

yang membuat nasib para karyawannya tidak jelas

(http://bandung.detik.com › News Bandung).

Jadi dalam hal ini komunikasi sangat penting sekali. Apalagi dalam

lingkungan kerja. Komunikasi digunakan untuk berinteraksi dengan

sesama individu yang mempunyai latar belakang yang berbeda-beda.

Dimana interaksi ini dilakukan untuk menciptakan hubungan kerja yang

nyaman. Sehingga dapat menimbulkan semangat dalam bekerja untuk

meningkatkan kualitas dan prestasi kerja.

Semangat kerja sering kali diartikan sebagai sikap individu atau

sekelompok orang terhadap kesukarelaannya untuk bekerja sama agar

dapat mencurahkan kemampuannya secara menyeluruh. Semangat kerja

mempunyai peran yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan

organisasi, karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

produktivitas kerja karyawan. Dengan demikian semangat kerja

merupakan suatu keadaan yang harus selalu diperhatikan dalam

pencapaian tujuan organisasi.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

5

Banyak sekali akibat yang merugikan organisasi karena disebabkan

karyawannya tidak memiliki sernangat kerja yang tinggi. Akibat ini dapat

terjadi dalam berbagai bentuk tindakan atau perbuatan yang merugikan

perusahaan, sebagai contoh adalah pemogokan kerja, kecelakaan kerja,

kelalaian kerja dan tidak disiplin kerja. Semangat kerja yang dimiliki oleh

individu dalam bekerja bisa terjadi karena adanya komunikasi yang baik

diantar para individu. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa setiap individu

membutuhkan interaksi dan berhubungan dengan orang lain.

Dengan banyaknya komunikasi yang dilakukan maka dapat

menciptakan semangat individu dalam bekerja. Menurut Yullidya (2001)

dalam Runie (2005) bahwa dalam perusahaan atau organisasi komunikasi

yang efektif mempengaruhi adanya produktivitas kerja karyawan. Dengan

komunikasi yang efektif maka karyawan dengan cepat dan tepat

mengartikan maksud tentang apa yang diinginkan oleh individu lain.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak di jumpai individu yang

kurang semangat dalam berkerja. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa

hal diantaranya yaitu kurangnya perhatian antar individu untuk saling

berbagi informasi mengenai lingkungan kerjanya. Semangat kerja dapat

terjadi apabila kebutuhan yang diinginkan oleh individu tercapai salah

satunya yaitu kebutuhan akan informasi mengenai lingkungan kerja.

Individu dapat lebih respon dan bekerjasama dengan informasi yang

dimilikinya. Individu dapat lebih tanggap ketika lingkungannya

mendukung akan kebutuhan dasar informasi. Individu membutuhkan

Page 6: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

6

informasi untuk mencapai tujuan yang diingkannya. Informasi selalu di

ikuti oleh proses komunikasi yaitu berbagi informasi antara dua orang atau

lebih dan adanya proses pemahaman serta berbagi makna.

Begitupun juga dengan seorang guru. Guru merupakan ujung

tombak yang melakukan proses pembelajaran disekolah. Sehingga kualitas

pendidikan dan lulusan sekolah sering kali tergantung pada peran seorang

guru dalam pengelolaan komponen-komponen pengajaran yang digunakan

dalam proses belajar mengajar, yang menjadi tanggung jawab sekolah.

Apabila seorang guru yang merupakan faktor penting dalam meningkatkan

prestasi siswa tidak mempunyai semangat dalam proses belajar mengajar

maka banyak prestasi siswa yang turun dan kualitas pendidikan akan

menurun. Semangat guru dalam proses belajar mengajar bisa timbul

apabila ada perhatian, kesesuaian, kepercayaan dan kepuasan yang

diberikan kepala sekolah, serta komunikasi yang lancar antara guru dan

kepala sekolah dan guru dengan guru.

Dengan adanya komunikasi yang lancar antar semua unsur yang

terlibat maka dengan begitu individu tersebut merasa diperhatikan dan

dihargai keberadaannya. Sehingga hal ini akan membuat individu

melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru yang baik adalah guru yang

professional. Seperti yang tercantum dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang

tenaga kependidikan disebutkan dalam pasal 39(2) bahwa pendidik

merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan

melaksanakan proses pembelajaran, memiliki hasil pembelajaran,

Page 7: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

7

melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan

pengabdian kepada masyarakat terutama bagi pendidikan pada perguruan

tinggi

Menurut Uzer Usman guru professional adalah orang yang

memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan

sehingga dia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan

kemampuan maksimal. Seorang guru yang profesional sangat berperan

dalam mencetak generasi bangga yang baik dan juga kualitas pendidikan

yang unggul. Perwujudan tersebut tercermin dalam keunggulannya dalam

mengajar, hubungan dengan siswa, hubungan dengan sesama guru dan

hubungan dengan pihak lain. (http://www.pdf-finder.com/PENGARUH-

PROFESIONALISME-DAN-GAJI-TERHADAP-SEMANGAT-KERJA-

GURU.html).

Pada saat ini banyak sekali sekolah-sekolah, baik negeri maupun

swasta yang menawarkan kualitas dan pelayanan terbaik untuk para siswa.

Hal ini dilakukan supaya banyak anak-anak yang berminat masuk

kesekolah tersebut. Tidak hanya sekolah swasta yang menawarkan

pendidikan yang berlandaskan agama islam, tetapi sekolah negeripun ada

yang menawarkan pendidikan yang berlandaskan agama islam. Salah

satunya yaitu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Malang yang merupakan

sekolah negeri tetapi berlandaskan agama islam.

MAN 3 Malang merupakan sekolah menengah setara SMU yang

berlandaskan Agama Islam. Madrasah yang berlokasi dijalan Bandung 7

Page 8: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

8

Malang ini telah ditetapkan sebagai salah satu dari beberapa MAN

unggulan di Indonesia. Madrasah unggulan ini secara berkesinambungan

terus berpacu dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan pelaksanaan

pendidikan. Sehingga saat ini telah menjadi salah satu sekolah yang favorit

di kota Malang.

Hal ini tampak melalui berbagai prestasi yang telah dicapai oleh

MAN 3 Malang baik dalam bidang akademik maupun non akademik.

Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir ini, grafik prestasi MAN 3 Malang

baik akademik maupun non akademik terus meningkat. Dalam bidang

akademik, tahun 2004/2005 lalu sekitar 75 persen alumninya berhasil

diterima dibeberapa Perguruan Tinggi Negeri Favorit di Indonesia. Selain

itu, dalam bidang non akademik pun selama ini MAN 3 Malang telah

menunjukkan prestasi yang luar biasa. Sukses MAN 3 Malang ini bukan

saja di tentukan kualitas siswanya, tetapi keberhasilan MAN 3 Malang

diperoleh melalui proses pembelajaran yang tidak lepas dari peran

pendidik yang giat mengadakan work shop, seminar dan pelatihan-

pelatihan. Sekolah dengan penataan lingkungan penuh warna islami dan

asri ini telah pula berhasil mengembangkan PSBB (Pusat Sumber Belajar

Bersama) yang merupakan tempat yang multifungsi yaitu untuk seminar

atau pelatihan, penginapan dan kegiatan belajar mengajar. Selain itu

terdapat beberapa fasilitas penunjang yang lengkap seperti laboratorium,

perpus, internet center, kebun tanaman obat dan lain sebagainya

(www.man3malang.ac.id).

Page 9: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

9

Untuk menjadikan sekolah favorit pastilah ada sebuah komitmen

dan kerja sama yang baik antar semua unsur yang terlibat sehingga

sekolahnya tetap dikenal dan diterima oleh masyarakat dan untuk

menjalankan aktivitas tersebut pasti dibutuhkan komunikasi agar tercipta

hubungan dan kerja sama yang baik antar semua unsur yang terlibat dalam

organisasi tersebut. Kondisi inilah yang menjadi alasan penulis untuk

melakukan penelitian di MAN 3 Malang khususnya dalam hal komunikasi

yang berlangsung dan kaitannya dengan semangat kerja yang dimiliki oleh

para guru. Sebab tidak dapat dipungkiri bahwa semangat kerja yang tinggi

dapat mempengaruhi proses berlangsungnya komunikasi dikalangan guru.

B. Rumusan Masalah

1. Adakah pengaruh antara frekwensi komunikasi organisasi terhadap

semangat kerja guru MAN 3 Malang?

2. Adakah pengaruh antara intensitas komunikasi organisasi terhadap

semangat kerja guru MAN 3 Malang?

3. Adakah pengaruh antara frekwensi dan intensitas komunikasi organisasi

terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang?

C. Tujuan Penelitian

Berdasar pada rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh antara frekwensi komunikasi organisasi

terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

10

2. Untuk mengetahui pengaruh antara intensitas komunikasi organisasi

terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang.

3. Untuk mengetahui pengaruh antara frekwensi dan intensitas komunikasi

organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademis:

a) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan masukan bagi

penelitian lebih lanjut, khususnya, yang berhubungan dengan

pengaruh frekwensi dan intensitas komunikasi organisasi terhadap

semangat kerja guru.

b) Penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan sumbangan pada

kajian ilmu komunikasi, terutama kajian yang berkaitan dengan

komunikasi organisasi dan semangat kerja.

2. Manfaat Praktis:

Hasi penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi

atau masukan kepala sekolah untuk lebih memperhatikan bagaimana

meningkatkan semangat kerja guru supaya merasa nyaman dan lebih

bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang

pengajar. Selain itu bisa juga digunakan sebagai bahan evaluasi

terhadap interaksi yang berkaitan dengan frekwensi dan intensitas

komunikasi dikalangan guru dalam organisasi (sekolah). Apakah

komunikasi tersebut sudah berjalan dengan baik sehingga dapat

menimbulkan gairah dan semangat dalam bekerja.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

11

TINJAUAN PUSTAKA

A. KOMUNIKASI

1. Pengertian Komunikasi

Menurut Efendi (2000:28) komunikasi merupakan proses

pernyataan pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan

menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.

Sedangkan menurut Arni (2005:4) komunikasi adalah

pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan

si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.

Selanjutnya Schramm mengartikan komunikasi sebagai

pertukaran informasi yang bertujuan mencari kesamaan makna

diantara para peserta komunikasi (Praktikto, 1987:17).

Komunikasi menurut Harold Lasswell adalah dengan cara

menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut who says what (siapa

mengatakan apa) in which channel (dengan saluran apa) to whom

(kepada siapa) with what effect (dengan pengaruh bagaimana)

(Mulyana, 2005:62).

Jadi yang dimaksud komunikasi adalah proses penyampaian

pesan atau informasi oleh seorang komunikator kepada komunikan

baik secara verbal maupun non verbal melalui media dengan maksud

untuk mengubah perilaku dan mencari kesamaan makna diantara

keduanya.

Page 12: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

12

2. Komponen Komunikasi

Menurut Pratikto (1987:22) ada beberapa komponen

komunikasi yang paling pokok adalah:

a. Komunikator, adalah individu atau orang yang mengirim pesan-

pesan atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si

pengirim pesan (Arni, 2005:17).

b. Komunikan, yaitu orang yang menerima, menganalisis,

menginterpretasikan isi pesan yang diterimanya (Arni, 2005:18).

c. Pesan, berupa gagasan, pendapat, dan sebagainya yang sudah

dituangkan dalam bentuk dan melalui lambang komunikasi

kemudian diteruskan kepada individu lain atau komunikan. Pesan

bisa disampaikan dalam bentuk verbal maupun non verbal.

d. Media, merupakan sarana atau alat-alat atau saluran-saluran yang

dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang akan

dikomunikasikan. Pada saat berkomunikasi setiap individu

membutuhkan sebuah media sebagai penyalur pesan. Dalam

berkomunikasi jarang sekali individu hanya menggunakan satu

media atau saluran. Mereka biasanya menggunakan lebih dari satu

saluran yang berbeda secara simultan.

e. Umpan balik, adalah informasi yang dikirim balik ke sumbernya

(Devito, 1997:28). Umpan balik dapat berasal dari diri individu

sendiri atau dari individu lain. Umpan balik yang berasal dari diri

individu sendiri seperti pada saat individu sedang berbicara dengan

Page 13: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

13

individu lain pada saat bersamaan si komunikator mendengar apa

yang dikatakan kepada komunikan. Sedangkan umpan balik dari

individu lain saat si komunikan memberikan respon terhadap pesan

yang ada.

f. Gangguan, gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan.

gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan

sumber dalam penyampaikan pesan (Devito, 1997:28). Ada

beberapa macam ganguan dalam komunikasi yaitu gangguan fisik

(adanya orang yang berbicara pada saat penyampaian pesan),

gangguan psikologi (individu yang tidak bisa menerima pesan yang

disampaikan karena berbeda dengan pemahaman komunikan),

gangguan semantik (kesalah pahaman komunikan dalam penafsiran

makna dari pesan yang disampaikan)

g. Efek, komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu

atau lebih individu yang terlibat dalam tindakan komunikasi

(Devito, 1997:29). Pada setiap tindak komunikasi selalu ada

konsekuensi.

3. Fungsi Komunikasi

Menurut Widjaja (1988:60) dalam arti yang lebih luas

komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai pertukaran pesan dan berita

tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar

menukar data, fakta dan ide. Maka fungsi komunikasi dalam sistem

sosial adalah sebagai berikut:

Page 14: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

14

a. Informasi

Komunikasi berfungsi sebagai pengumpul, penyimpan,

pemproses dan penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini

dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan bereaksi

secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan individu lain,

sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat.

b. Sosialisasi

Komunikasi sebagai sumber penyedia ilmu pengetahuan

yang memungkinkan individu bersikap dan bertindak sebagai

anggota masyarakat yang efektif, sehingga individu sadar akan

fungsi sosialnya dan bisa aktif dalam lingkungan masyarakat.

c. Motivasi

Menjelaskan tujuan jangka pendek maupun panjang setiap

masyrakat yang bisa mendorong individu untuk menentukan

pilihan dan keinginannya berdasarkan keinginan bersama yang

akan di capai.

d. Perdebatan dan Diskusi

Yaitu untuk saling tukar menukar fakta yang diperlukan

untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan

pendapat mengenai masalah publik dengan menyediakan bukti-

bukti yang relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum

supaya masyarakat lebih melibatkan diri dalam masalah yang

menyangkut kepentingan bersama.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

15

e. Pendidikan

Untuk menggali ilmu pengetahuan sehingga mendorong

perkembangan intelektual yang diperlukan pada semua bidang

kehidupan.

f. Memajukan Kehidupan

Yaitu dengan penyebaran hasil kebudayaan dan seni untuk

melestarikan warisan masa lalu dengan memperluas wawasan

individu, membangun imajinasi, mendorong kreativitas dan

kebutuhan estetikanya.

g. Hiburan

Penyebaran sinyal, symbol, suara dan image dari drama,

tari kesenian, kesusastraan, musik, olah raga merupakan

kesenangan individu dan kelompok.

h. Integrasi

Adalah menyediakan bagi kelompok setiap bangsa dan

individu untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan

agar mereka dapat saling kenal, mengerti dan menghargai kondisi,

pandangan dan keinginan individu lain.

4. Komunikasi Sebagai Interaksi Sosial

a. Komunikasi sebagai interaksi

Komunikasi sebagai interaksi disetarakan dengan

komunikasi sebab-akibat atau aksi-reaksi yang arahnya

bergantian. Hal ini bisa dilihat dari seorang komunikator

Page 16: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

16

menyampaikan pesan baik berupa verbal maupun non verbal

kemudian direspon oleh komunikan baik berupa lisan atau

isyarat tubuh, kemudian di komunikator merespon lemabali

dan hal ini berlangsung selama komunikasi berlangsung.

Dalam komunikasi ini antara komunikator dan komunikan

mempunyai fungsi dan peran yang berbeda.

Dalam komunikasi ini komponen atau unsur yang

penting adalah umpan balik (feed back) yakni apa yang

disampaikan oleh komunikan kepada komunikator, dimana

pesan tersebut digunakan sebagai petunjuk mengenai

efektivitas terhadap pesan yang disampaikan sebelunmya.

Suatu pesan dapat dikatakan sebagai umpan balik apabila yang

disampaikan merupakan respon terhadap pesan pengirim dan

dapat mempengaruhi perilaku komunikator (pengirim). Umpan

balik dapat berasal dari saluran komunikasi atau dari

lingkungan yang digunakan oleh komunikator.

b. Komunikasi sosial

Komunikasi sosial ini mengisyarakat bahwa komunikasi

itu penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri,

untuk kelangsungan hidup, untuk memperolah kebahagian dan

untuk terhindar dari tekanan dan ketegangan. (Mulyana,

2005:5). Melalui komunikasi individu bisa berhubungan dan

bekerja sama dengan individu lain. Dengan komunikasi

Page 17: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

17

individu dapat membangun kerangka rujukan dan

mengunakannya sebagai panduan untuk menafsirka situasi

yang dihadapi.

Komunikasi juga berguna untuk menerapkan strategi-

strategi adaptasi untuk mengatasi problematik yang dimasuki

oleh individu. Seseorang yang tidak memasuki komunikasi

untuk berinteraksi dengan individu lain maka individu tersebut

tidaka akan bisa beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini

terbukti dengan ditemukannya Victor, manusia liar asal

Aveyron yang dibesarkan oleh seekor serigala yang hidup

akhir abad ke-18. Dalam melakukan kegiatan sehari-hari

seperti makan, minum, berperilaku dan berkomunikasi Victor

meniru gaya hidup serigala. Tapi sayang Victor akhirnya

meninggal muda setelah ditemunakan oleh manusia yang

beradab dan dicoba untuk menjadi manusia normal seperti

kebanyakan individu lain.

c. Komunikasi sebagai interaksi sosial

Komunikasi merupakan dasar dari interaksi antar

individu, dimana komunikasi itu digunakan sebagai alat untuk

membangun suatu hubungan sosial yang baik diantara ke

duanya. Tidak ada individu yang tidak membutuhkan

komunikasi. Apalagi sebagai mahkluk sosial, mereka

membutuhkan komunikasi untuk berinteraksi dengan

Page 18: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

18

lingkuangan sosial karena setiap individu pasti membutuhkan

individu lain dalam memenuhi kebutuhannya.

Selain itu komunikasi juga diguanakan oleh individu

untuk beradaptasi dalam interaksi dilingkuan sosialnya supaya

tidak ada salah paham diantara mereka. Dalam menjalin

hubungan dengan lingkuannya setiap individu harus

memperhatikan aturan dan batasan yang ada dimasyarakat.

Menurut Stewart dan Sylvia (2005:3) ada beberapa atuaran

yang berlaku dalam masyarakat yang harus diperhatikan dalam

menjalin hubungan sosial, diantaranya yaitu:

1. Norma

Adalah aturan, implisit maupun eksplisit mengenai

perilaku. Dari aturan-aturan ini diharapkan supaya tahu

bagaimana individu akan bersikap. Seperti halnya pada

saat individu bertemu pertama kali dengan individu lain

maka harus mengikuti norma-norma yang berlaku dalam

berkomunikasi dengan lain yaitu bagaiman memulai dan

mengakhiri pembicaraan, bagaiman cara memandang

seseorang pada saat berkomunikasi dan bagaimana

mengawali dan mengakhiri suatu pertemuan.

Norma-norma muncul dalam beberapa tingkat sosial

dan sering kali dialihkan dari satu hubungan ke hubungan

yang lainnya dengan ukuran keberhasilan yang tidak

Page 19: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

19

selalu sama. Penting untuk disadari bahwa persetujuan

normatif harus dan diubah mengikuti perubahan orang-

orang yang membuatnya. Beberapa perjanjian sebenarnya

menetapkan kondisi untuk merundingkan istialah baru

atau memperbaruhi istilah yang lama.

Dengan demikian norma merupakan suatu petunjuk

yang membatasi dan mengarahkan perilaku. Individu

menerima norma-norma itu karena norma-norma tersebut

memberi kesempatan kepada individu untuk menetapkan

prosedur operasi yang baku dan aturan yang dasar yang

membuat perilaku orang lain lebih mudah di perkirakan

dan mengurangi kebutuhan untuk mengkomunikasikan

perilaku tersebut. Menurut Tribaut dan Kelley (Stewart

dan Sylvia, 2005:3) bahwa norma-norma efektif dapat

mengurangi risiko interaksi dan menghilangkan kegiatan

yang kurang menyenangkan dalam suatu hubungan.

2. Peranan

Peranan merupakan seperangkat norma yang

berlaku bagi subkelas tertentu dalam masyarakat.

Contohnnya seperti Nancy dia dilukiskan sebagai gadis

muda, seorang teman, seorang mitra, seorang pembeli dan

seorang istri. Dalam mengangsumsikan perana-peranan itu

individu tidak menjadi orang yang bergerak secara

Page 20: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

20

otomatis juga individu tidak perlu mengorbankan

individualismenya.

Dalam banyak situasi peranan yang diharapkan dan

yang dimainkan seseorang bisa sangat berbeda. Seperti

halny orang tua yang diharapkan dapat menenuhi

kebutuhan anaknya. Akan tetapi peranan yang dimainkan

orang tua pada kenyataannya bisa sangat berbeda. Bahkan

tanpa disadari bisa terjadi perubahan peranan menjadi

sebaliknya. Tanpa diminta kita semua memainkan suatu

peranan. Apabila individu memainkan suatu peranan

dengan intensitas tertentu maka individu tersebut

berkomunikasi melalui peranan tersebut, dimana individu

tersebut memerankan peranan tertentu.

5. Pengertian Komunikasi Organisasi

Menurut Redding dan Sanbon (Abdullah Masmuh, 2008:5)

komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi

dalam organisasi yang komplek. Yang termasuk dalam bidang ini

adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan

pengelola, komunikasi donward atau komunikasi dari atasan kepada

bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan dan komunikasi

dari orang-orang yang sama level/ tingkatnya dalam organisasi.

Sedangkan menurut Zelko dan Dance (Arni Muhammad,

2005:66) komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling

Page 21: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

21

tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi

eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu

sendiri, seperti komunikasi atasan ke bawahan, bawahan keatasan dan

komunikasi antar karyawan. Sedangkan komuniaksi eksternal yaitu

komunikasi yang dilakukan dengan lingkungan luarnya.

Selanjutnya komunikasi organisasi menurut Joseph A. Devito

(Abdullah Masmuh, 2008:6) merupakan pengiriman dan penerimaan

berbagai pesan dalam organisasi formal maupun informal. Komunikasi

formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri

dan sifatnya berorientasi pada organisasi yang berisi tentang cara-cara

kerja didalam organisasi, produktifitas dan berbagai pekerjaan yang

harus dilakukan dalam organisasi. Sedangkan komunikasi informal

adalah komunikasi yang disetujui secara sosial yang berorientasi pada

para anggotanya secara individual.

Katz dan Kahn (Arni Muhammad, 2005:65) mengatakan bahwa

komunikasi organisasi adalah arus informasi, pertukaran informasi,

dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi.

Jadi komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan

informasi dalam suatu organisasi yang kompleks yang terdiri dari

komunikasi internal yaitu komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu

sendiri dan di setujui oleh para anggota organisasi yang berisi tentang

cara-cara kerja didalam organisasi, produktifitas dan berbagai

Page 22: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

22

pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi dan komunikasi

eksternal komunikasi yang dilakukan dengan lingkungan luarnya.

6. Elemen Organisasi

Menurut Arni (2005: 25) bahwa ada beberapa elemen dasar

dari organisasi yang saling keterkaitan satu dengan yang lain, yaitu

sebagai berikut:

a. Struktur Sosial

Struktru sosial adalah pola atau aspek aturan

hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu

organisasi. Menurut Davis (Arni, 2005: 26) bahwa struktur

sosial dapat dipisah menjadi dua komponen yaitu struktur

normatif dan struktur tingkah laku.

Struktur normatif mencakup nilai, norma dan

peranan yang diharapkan. Nilai adalah kriteria yang

digunakan dalam memilih tujuan dari tingkah laku. Norma

adalah aturan umum mengenai tingkah laku yang dapat

digunakan sebagai pedoman dalam mengejar tujuan.

Sedangkan peranan digunakan sebagai standar penilaian

tingkah laku karyawan yang sesuai dengan posisinya.

Komponen yang kedua adalah struktur tingkah laku.

Komponen ini berfokus pada tingkah laku bukan pada

bagaimana melakukan tingkah laku itu sendiri. Tingkah

laku dalam organisasi ini mempunyai karakteristik yang

Page 23: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

23

merupakan jaringan atau pola tingkah laku. Seperti siapa

orang yang mempengaruhi orang lain atau siapa orang yang

suka mengasingkan diri dari orang lain.

b. Partisipan

Partisipan organisasi adalah individu-individu yang

memberikan kontribusi kepada organisasi. Seperti seorang

karyawan dalam perusahaan merupakan anggota organisasi

dalam perusahaanya, anggota dari perkumpulan agamanya,

anggota dari perkumpulan masyarakat dan lainnya.

Tingkat keterampilan yang dibawa partisipan

kedalam organisasi adalah sangat berbeda-beda. Sehingga

susunan struktural dalam organisasi harusnya dirancang

untuk menyesuaikan dengan tingkat keterampilan

anggotanya.

c. Tujuan

Ahli analisis mengatakan bahwa tujuan sangat

diperlukan dalam memahami organisasi. Banyak orang

mempertanyakan apakah tujuan membentuk suatu fungsi

dari pada membenarkan tindakan yang lalu. Tetapi ahli

tingkah laku menjelaskan bahwa individulah yang

mempunyai tujuan bukan organisasi.

Tujuan merupakan suatu titik sentral petunjuk

dalam menganalisis organisasi. Tujuan dibatasi sebagai

Page 24: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

24

suatu konsepsi akhir yang di ingini atau kondisi yang

partisipan usahakan mempengaruhinya melalui penampilan

aktivitas tugas-tugas mereka.

d. Teknologi

Penggunaan mesin-mesin atau perlengkapan mesin

dan juga pengetahuan teknik dan keterampilan partisipan.

Semua organisasi mempunyai teknologi, tetapi bervariasi

dalam teknik untuk kemajuan dalam memproduksi hasil

yang diinginkan. Beberpa organisasi memproses materi

input atau masukan dan membangun perlengkapan

perangkat keras dan ada juga organisasi yang memproses

orang yang hasil produksinya adalah individu-individu

yang berpengetahuan dan terampil.

e. Lingkungan

Setiap organisasi harus bisa beradaptasi dengan

budaya dan lingkungan sosial yang ditempati. Tidak ada

organisasi yang sangkup mencukupi kepentingan dirinya

sendiri. Semua tergantung pada lingkungan untuk dapat

terus hidup. Sangat sedikit organisasi yang mengira bahwa

mereka bertanggung jawab penuh terhadap sosialisasi dan

latihan partisipan karyawan.

Karyawan merupakan individu yang datang ke

organisasi dengan membawa kebudayaan dan keadaan

Page 25: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

25

sosial yang mereka peroleh dari interaksi dalam lingkungan

sosial yang lain. Hambatan suatu organisasi bisa datang

dari minat yang berbeda setiap individu yang tidak dapat

dihindarkan dalam tingkah laku individu.

7. Penggolongan Komunikasi Dalam Organisasi

Komunikasi merupakan unsur pengikat berbagai bagian yang

saling bergantung dari sistem. Tanpa komunikasi tidak akan ada

aktivitas yang terorganisir. Komunikasi memungkinkan struktur

organisasi berkembang dengan memberikan alat-alat kepada individu-

individu yang terpisah untuk mengkoordinir aktivitas mereka sehingga

tercapai sasaran bersama.

Dalam kenyataannya masalah komunikasi senantiasa muncul

dalam proses organisasi. Dengan komunikasi orang bisa

mengkoordinir kegiatan mereka untuk mencapai tujuan bersama.

Komunikasi tidak hanya digunakan untuk menyampaikan informasi

atau mentransfer makna saja tetapi komunikasi juga digunakan untuk

membentuk makna dan mengembangkan harapan mengenai sesuatu

yang terjadi disekitar mereka. Menurut Redi Panuju (Abdullah,

2008:7) bahwa connection komunikasi merupakan sistem aliran yang

menghubungkan dan membangkitkan kinerja antar anggota dalam

organisasi sehingga menghasilkan sinergi.

Page 26: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

26

Menurut Abdullah Masmuh (2008:8) terdapat lima bentuk dan

jenis komunikasi yang dapat digolongkan dan diklasifikasikan dalam

berbagai kategori, yaitu:

1. Komunikasi Lisan dan Tertulis

Komunikasi ini sering kali digunakan untuk komunikasi

antar pribadi. Hal ini dikarenakan sebagian besar interaksi manusia

terjadi secara bertatap muka. Komunikasi lisan banyak disukai oleh

banyak orang karena terjadi secara langsung sehingga umpan balik

yang diharapakan bisa segera diketahui oleh si komunikator. Selain

itu komunikasi lisan juga lebih mudah dan cepat dikirim sehingga

tidak membutuhkan biaya yang besar.

Sedangkan untuk komunikasi tulisan kebanyakan dilakukan

orang yang saling berjauhan sehingga tidak bisa berkomunikasi

secara langsung, sehingga membutuhkan waktu untuk

mendapatkan umpan balik yang diharapkan dan juga mengeluarkan

biaya yang besar.

2. Komunikasi Verbal dan Non Verbal

Komunikasi bisa dilakukan dengan cara verbal (bahasa)

atau non verbal (simbol). Komunikasi non verbal digunakan untuk

menyatakan perasaan seseorang melalui berbagai isyarat-isyarat

atau signal-signal yaitu melalui ekspresi wajah, posisi dan gerakan

tubuh, kontak mata dan lain sebagainya. Komunikasi non verbal

sering kali dilakukan karena komunikasi verbal dirasa kurang

Page 27: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

27

untuk menjelaskan sesuatu hal. Sedangkan komunikasi verbal itu

sendiri bisa dilihat dari tinggi rendahnya suara, peruabahan nada

suara (keras atau tidak) dan lain-lain.

3. Komunikasi Kebawah, Keatas dan Kesamping

Penggolongan komuniaksi ini didasarkan pada aliran pesan

dan informasi dalan suatu organisasi.

Komunikasi kebawah

Berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan

berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih

rendah (Wayne Pace, 2001:184). Seorang manajer mempunyai

tugas yang sulit dalam menentukan informasi yang harus

disampaikan atau tidak kepada bawahannya. Komunikasi

kebawah pada umumnya sangat cocok digunakan jika

manajemen hanya ingin menyampaikan informasi faktual dan

non-komersial dan juga tujuannya hanya semata-mata

memberikan informasi bukan membujuk.

Komunikasi kebawah mempunyai fungsi pengarahan,

perintah, indoktrinasi, inspirasi dan evaluasi. Selain itu

komunikasi kebawah juga berisi informasi mengenai tujuan

organisasi, kebijaksanaan perusahaan, peraturan, pembatasan,

insetif, tunjangan dan hak-hak karyawan.

Page 28: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

28

Komunikasi keatas

Komunikasi keatas adalah informasi yang ada mengalir

dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ketingkat yang lebih

tinggi (atasan). Dalam organisasi setiap bawahan dapat

meminta informasi atau memberi informasi kepada atasan

(Wayne Pace, 2001:184).

Komunikasi keatas berfungsi untuk memperoleh

informasi mengenai kegiatan, keputusan dan pelaksanaan

pekerjaan karyawan pada tingkat yang lebih rendah.

Komunikasi ini dapat berupa laporan prestasi kerja, saran-

saran, rekomendasi, usulan anggaran dan lain-lain.

Komunikasi kesamping

Komunikasi kesamping terjadi antara dua orang yang

berada dalam tingkatan hirarki wewenang yang sama atau

seseorang yang pada tingkatan yang berbeda yang tidak

mempunyai wewenang langsung terhadap pihak lain.

Komunikasi ini terjadi secara teratur diantara karyawan yang

bekerjasama dalam suatu team diantara para anggota kelompok

karyawan yang berbeda secara fungsional. Jadi komunikasi

kesamping sangat berkaitan erat dengan aliran kerja dalam

organisasi.

Pertukaran informasi antar karyawan didalam

perusahaan sangat membantu dalam menjalin dan mengikat

Page 29: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

29

suatu organisasi menjadi satu kesatuan yang utuh dan juga

sebagai alat utama untuk mengkoordinasikan dan

mempersatukan semua bagian yang ada dalam struktur

organisasi perusahaan. Dalam hal ini fungsi utama komunikasi

kesamping adalah pengordinasian dan pemecahan masalah.

4. Komunikasi Formal dan Informal

Dasar penggolongan ini adalah terletak pada gaya, tata

karma dan pola aliran informasi didalam perusahaan.

Komunikasi Formal

Menurut Miftah Thoha (Abdullah, 2008:14) komunikasi

organisasi merupakan proses komunikasi yang mengikuti jalur

hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau struktur

organisasi. Komunikasi ini terjadi diantara karyawan melalui

garis kewenangan yang telah ditetapkan oleh manajemen.

Saluran yang digunakan dalam komunikasi formal yaitu

melalui komunikasi keatas dan komunikasi kesamping. Dalam

menggunakan komunikasi ini manajemen harus bisa

menciptakan kondisi yang menyenangkan. Menurut Abdullah

Masmuh (2008:15) bahwa proses komunikasi formal pada

hakekatnya dapat dibedakan atas tiga dimensi, yaitu:

Page 30: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

30

a. Dimensi Vertikal

Adalah dimensi komunikasi yang mengalir dari atas

kebawah dan sebaliknya dari bawah keatas, seperti

hubungan kerja antara atasan dan bawahan.

b. Dimensi Horizontal

Yakni pengiriman dan penerimaan berita atau informasi

yang dilakukan antar berbagai karyawan yang

mempunyai kedudukan yang sama. Tujuan dari

komunikasi ini adalah untuk melakukan koordinasi.

c. Dimensi Luar Organisasi

Dimensi ini timbul sebagai akibat dari kenyataan bahwa

suatu organisasi tidak bisa hidup sendirian, karena itu

organisasi membutuhkan komunikasi dengan pihak luar

yang berada dalam lingkungannya tersebut. Dalam

dimensi ini informasi masuk ke dalam suatu organisasi

yang berasal dari luar, demikian pula sebaliknya suatu

informasi dikirim dari organisasi kepihak luar.

Komunikasi Informal

Menurut Abdullah Masmuh (2008:14) komunikasi

informal adalah proses komunikasi dimana arus informasinya

sesuai dengan kepentingan dan kehendak masing-masing

pribadi yang ada dalam organisasi tersebut. Komunikasi ini

juga bisa disebut dengan “grapevine (selentingan, gossip atau

Page 31: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

31

desas-desus). Hal ini dikarekan pertumbuhan dan

penyebarannya yang nampak serampangan dan tanpa

direncanakan terlebih dahulu.

Komunikasi informal terjadi diantara karyawan dalam

suatu oraganisasi yang dapat berinteraksi secara bebas terlepas

dari kewenangan dan fungsi jabatan mereka. Selain itu

komunikasi ini terjadi sebagai perwujudan dari keinginan

manusia untuk bergaul dan keinginan untuk menyampaikan

informasi yang dipunyainya dan dianggap tidak dipunyai oleh

rekan sekerjanya.

5. Komunikasi Satu Arah dan Dua Arah

Setiap komunikasi bisa digolongkan menjadi komunikasi

satu arah dan dua arah dalam proses komunikasi lisan-tertulis,

nerbal-non verbal, formal-informal dan komunikasi keatas-

kebawah-kesamping.

Komunikasi satu arah

Jenis komunikasi satu arah ini menghilangkan seorang

komunikan untuk menyampaikan umpan balik dari pesan yang

disampaikan oleh komunikator. Seperti halnya perintah atau

instruksi dari atasan kepada bawahan dalam organisasi militer.

Komunikasi satu arah ini hanya menekankan pada pesan.

Komunikasi ini memiliki keuntungan dan kelebihan.

Keuntungan dari komunikasi ini adalah cepat penyampaiannya

Page 32: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

32

dan menghemat biaya dan waktu. Komunikator merasa puas

karena tidak ada kesempatan untuk komunikan untuk bertanya

tentang informasi yang telah disampaikan. Kemudian kerugian

dari komunikasi ini adalah penerima pesan merasa tidak diberi

kesempatan untuk menanggapi tentang pesan yang

diterimanya. Sehingga komunikan dibiarkan dalam keadaan

tidak jelas.

Komunikasi dua arah

Komunikasi dua arah menekankan adanya komunikasi

timbal balik diantara keduanya. Unsur yang utama dalam

komunikasi dua arah adalah adanya umpan balik yang diterima

oleh keduanya. Contoh komunikasi ini adalah seminar, kuliah

dalam kelas dan lain sebagainya.

Komunikasi ini juga mempunyai keuntungan dan

kerugian. Keuntungan dalam komunikasi ini adalah

komunikator dapat memperolah umpan balik mengenai pesan

yang telah disampaikan. Selain itu komunikator juga dapat

mengevaluasi pesan yang disampaikan, apakah komunikan bisa

menerimanya atau tidak. Kemudian untuk kerugiannya yaitu

komunikasinya lambat, memakan banyak waktu sehingga tidak

efisien.

Page 33: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

33

8. Pola Aliran Informasi Dalam Organisasi

Katz dan Khan (Wayne Pace, 2001:174) menunjukkan bahwa

pola atau keadaan urusan yang teratur mensyaratkan bahwa

komunikasi diantara para anggota organisasi tersebut dibatasi. Dalam

hal ini pola-pola komunikasi menyatakan bahwa pengaturan tertentu

mengenai “siapa berbicara kepada siapa” yang mempunyai kosekuensi

besar dalam berfungsinya organisasi. Ada dua pola komunikasi dalam

organisasi yaitu pola roda dan lingkaran yang menggambarkan aliran

pengaruh dalam organisasi yang dibatasi.

Pola roda adalah pola yang mengarahkan seluruh informasi

kepada individu yang menduduki posisi sentral. Dalam pola ini orang

yang menduduki posisi sentral adalah orang yang menerima kontak

dan informasi yang disediakan oleh anggota organisasi lainnya dan

juga memecahkan masalah dengan persetujuan anggota lainnya.

Sedangkan pola lingkaran adalah pola yang memungkinkan semua

anggota berkomunikasi satu dengan yang lainnya hanya melalui

sejenis sistem pengulangan pesan. Dalam pola ini semua anggota tidak

bisa berhubungan secara langsung dan juga tidak memiliki akses

langsung terhadap seluruh informasi yang diperlukan untuk

memecahkan persoalan.

Pola lingkaran meliputi kombinasi orang-orang penyampaian

pesan cenderung lebih baik. Dalam pola ini komunikasi dapat diakses

oleh semua anggota organisasi dan aksesbilitas anggota antara satu

Page 34: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

34

dengan yang lainnya, kepuasan terhadap proses komunikasi dan

kemampuan beradaptasi dalam perubahan-perubahan tugas. Kemudian

untuk pola roda memungkinkan pengawasan yang lebih baik atas

aliran pesan. Kemunculan seorang pemimpin bisa lebih cepat, lebih

stabil cermat dalam meyelesaikan masalah, tetapi cenderung

mengalami kelebihan beban pesan dan pekerjaan.

9. Pendekatan Komunikasi Organisasi

Menurut Arni (2005:74) untuk melihat komunikasi yang terjadi

dalam suatu organisasi dapat digunakan tiga pendekatan yaitu

pendekatan makro, mikro dan individual sebagai berikut:

1. Pendekatan Makro

Dalam pendekatan ini organisasi dipandang sebagai suatu

struktur global yang berinteraksi dengan lingkungannya. Aktivitas

organisasi dalam hal ini yaitu:

Memproses Informasi Dari Lingkungan

Setiap oragnisasi membutuhkan informasi dari

lingkuang luar untuk mempertahankan hidup dan sebagai cara

untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri. Hal ini dilakukan

dengan mentrasfer informasi yang relevan dengan keadaan

organisasi, kemudian merumuskan suatu respon yang tepat

terhadap input informasi tersebut. Informasi ini digunakan

untuk menentukan tujuan dari organisasi.

Page 35: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

35

Mengadakan Identifikasi

Identifikasi adalah proses penyesuaian diri. Informasi

yang telah diproses oleh organisasi digunakan untuk negosiasi

dan persetujuan dengan relasi-relasi yang potensial dari

pelanggan. Berdasarkan informasi ini organisasi berusaha

untuk mengkoordinasi segala kegiatan supaya dapat memenuhi

keinginan dari para pelanggan. Dalam hal ini komunikasi

mempunyai peran penting yaitu untuk mengkomunikasikan

suatu kebijakan baru yang dibuat oleh organisasi supaya para

pelanggan mengetahuinya

Melakukan Integrasi Dengan Organisasi Lain

Setiap organisasi dipengaruhi oleh aktivitas organisasi

lain dalam lingkungannya. Dalam hal ini organisasi bergerak

sebagai monitor untuk mengawasi pengaruh organisasi lain

kepadanya. Seperti halnya ada organisasi lain yang

memproduksi sama tetapi kualitasnya lebih baik dan harganya

lebih murah maka ini bisa membahayakan organisasi kita.

Untuk mengatasi saingan dari organisasi lain ada

beberapa cara yang dilakukan oleh organisasi seperti membaca

brosur, pamflet mengenai organisasi lain dan berkonsultasi

dengan para ahli dalam bidangnya.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

36

Penentuan Tujuan

Tujuan organisasi merupakan komponen utama yang

sangat penting. Setiap organisasi menentukan tujuannya setelah

mendapatkan informasi mengenai lingkungannya,

mengidentifikasi dengan pelanggan dan melakukan integrasi

yang cukup dengan organisasi lain untuk memperjelas

tujuannya.

Menurut Arni (2005:76) tujuan adalah tempat yang

diinginkan organisasi sesudah diberikan periode waktu tertentu.

Untuk menentukan tujuan, organisasi harus bisa

mengembangkan informasi dari internal dan eksternal

organisasi. Kekuatan eksternal ini bisa berasal dari sikap

pelanggan, tersedianya bahan mentah dan tingkah laku dari

saingan.

2. Pendekatan Mikro

Pendekatan ini memfokuskan pada komunikasi dalam unit

dan sub unit pada organisasi. Komunikasi ini terjadi antar anggota

kelompok. Terdapat beberapa kelompok sosial didalam organisasi

dan masing-masing kelompok ini mempunyai tujuan yang berbeda.

Ada beberapa unsur yang berkaitan dengan pendekatan mikro

menurut Arni (2005:77), diantaranya yaitu:

Page 37: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

37

Orientasi dan Latihan

Terkadang suatu organisasi perlu memberikan orientasi

dan latihan untuk orang-orang dalam suatu organisasi agar

dapat melakukan suatu pekerjaan tertentu dan untuk melakukan

semua itu maka dibutuhkan komunikasi. Seperti untuk

menjelaskan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh

anggota organisasi maka diperlukan komunikasi.

Orientasi adalah proses yang terus menerus

menghendaki komunikasi untuk membawa orang lain melihat

apa yang sedang berlangsung dalam suatu organisasi. Tugas

memberi orientasi ini bisa dilakukan oleh pimpinan maupun

oleh anggota organisasi yang lain.

Keterlibatan anggota

Dalam organisasi keterlibatan anggota sangat penting

yaitu untuk menjaga kelancaran tugas organisasi. Sebab apabila

suatu bagian kerja organisasi macet maka akan mempengaruhi

seluruh tugas organisasi yang lain. Untuk mengajak anggota

supaya bisa melakasankan tugasnya maka dibutuhkan

komunikasi. Setiap pimpinan mempunyai cara untuk membuat

anggotanya supaya terlibat dalam organisasi secara baik dan

benar.

Page 38: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

38

Penentuan Iklim Organisasi

Iklim organisasi ditentukan oleh bermacam-macam

faktor diantaranya yaitu tingkah laku pimpinan, tingkah laku

teman sekerja dan tingkah laku dari organisasi sendiri. Tetapi

yang paling utama iklim organisasi ditentukan oleh komunikasi

pimpinan kepada kelompoknya.

Supervisi dan Pengarahan

Setiap anggota organisasi membutuhkan pengarahan

dari atasan atau anggota lain untuk menunjukkan tentang suatu

pekerjaan dalam organisasi, karena apabila tidak ada arahan

maka pekerjaan tersebut bisa tidak terkontrol. Supervisor

bertanggung jawab terhadap orang-orang yang dibawahnya dan

membantu orang-orang tersebut supaya melakukan

pekerjaannya dengan baik.

Kepuasan Kerja

Menurut Arni (2005:78) ada dua hal yang membuat

orang tidak puas dengan pekerjaannya, yaitu tidak mendapat

informasi yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan dan

hubungan dengan teman kerja kurang baik. Dengan kata lain

bahwa ketidak puasan kerja ini karena adanya masalah

komunikasi.

Untuk mengatasi masalah kuranganya informasi maka

organisasi harus memberikan informasi yang cukup bagi para

Page 39: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

39

karyawan, sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan dengan

baik dan merasa puas terhadap hasil yang dikerjakan. Selain itu

untuk mengatasi hubungan yang kurang baik antar sesama

teman maka di adakan silaturrahmi secara rutin diantara

sesama anggota organisasi, sehingga diantara anggota bisa

saling kenal dan bergaul secara baik.

3. Pendekatan Individual

Pendekatan individual ini berpusat pada tingkah laku

komunikasi individu dalam organisasi. Komunikasi individual ini

ada beberapa bentuk, diantaranya yaitu:

Berbicara Pada Kelompok Kerja

Kerja kelompok adalah pusat efektifnya kerja

organisasi. Maka dari itu seseorang harus mempunyai

keterampilan berkomunikasi dengan orang lain untuk

mendapatkan dan memberikan informasi yang diperlukan

dalam melakukan tugas kelompok.

Menghadiri dan Berinteraksi Dalam Rapat-rapat

Rapat adalah satu cara kehidupan organisasi yang

umum. Jadi seorang anggota organisasi harus terampil

berinteraksi dalam rapat yang mencakup memberikan informasi

atau membujuk anggota lain untuk menerima usulannya.

Page 40: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

40

Menulis

Setiap anggota organisasi harus mampu menulis yaitu

memberikan masukan atau usulan berupa materi yang

diperlukan oleh organisasi. Mengkonsep materi juga

dibutuhkan keterampilan komunikasi tertentu.

Berdebat Untuk Suatu Usulan

Debat merupakan suatu yang penting untuk masukan

dalam rapat. Setiap orang dalam organisasi harus membuat

suatu usalan atau program baru mengenai aktivitas yang akan

dilakukan. Dibutuhkan komunikasi yang baik supaya bisa

membujuk anggota yang lain untuk menerima usulan yang

disampaikan.

10. Efek dan Efektifitas Komunikasi

Efek komunikasi adalah pengaruh yang ditimbulkan pesan

komunikator dalam komunikan atau bisa juga dikatakan sebagai salah

satu elemen komunikasi yang penting untuk mengetahui berhasil atau

tidaknya komunikasi yang disampaikan komunikator. Efek komunikasi

dapat dibedakan atas efek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan

konatif (tingkah laku). Komunikasi dilakukan karena adanya motif

individu untuk menyampaikan pesan kepada individu lain. Pesan yang

sampai pada komunikan akan menimbulakan efek yang mempengaruhi

sikap komunikan dan komunikator. Seperti halnya pada saat kita

mendengar berita duka bahwa salah satu keluarga teman kita ada yang

Page 41: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

41

meninggal dunia, pastilah kita akan ikut merasakan kesedihan seperti

yang dialami teman kita dan kemudian kita memberikan umpan balik

dari pesan tersebut dengan cara mengucapkan turut prihatin dan

mencoba menguatkan teman kita baik dengan kata-kata atau sentuhan.

Sedangkan komunikasi efektif adalah sejauh mana motif atau

maksud dari pesan komunikator terwujud pada komunikan. Apabila

hasil yang didapat sesuai dengan apa yang diharapkan komunikator

maka komunikasi yang berlangsung dikatakan efektif. Tetapi apabila

hasil yang didapatkan kecil atau tidak sesuai dengan yang diharapkan

maka komunikasi yang berlangsung tidak efektif. Dalam komunikasi

tatap muka ada beberapa hal yang bisa menjadikan komunikasi supaya

efektif. Seperti yang dikatakan oleh Josep A. Devito (1997:259)

tentang komunikasi tatap muka (guru dengan guru). Komunikasi bisa

efektif apabila terdapat beberapa dalam pandangan humanistik, yaitu:

a. Keterbukaan

Sikap terbuka sangat besar pengaruhnya dalam

menumbuhkan komunikasi tatap muka yang efektif antar

anggota organisasi. Sesama guru harus bisa memfasilitasi

munculnya kondisi keterbukaan. Kondisi keterbukaan dapat

diwujudkan apabila antar sesama guru dapat berinteraksi

dengan jujur terhadap stimulus yang datang, sehingga terjadi

komunikasi tatap muka yang efektif antar sesama guru.

Komunikasi tatap muka penting karena setiap guru dapat

Page 42: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

42

mengetahui tanggapan dari guru yang lain secara langsung.

Selain itu komunikasi tatap muka juga bisa digunakan untuk

mengubah sikap, pendapat dan perilaku individu. Sikap

keterbukaan mengisyaratkan bahwa setiap guru bersedia

menerima kritikan dan saran yang disampaikan oleh sesama

guru.

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga

aspek dari komunikasi tatap muka, pertama seorang

komunikator yang efektif harus terbuka kepada individu yang

diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa individu

harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya

kepada individu lain. Kedua mengacu pada kesediaan

komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus

yang datang. Individu yang diam, tidak kritis dan tidak tanggap

pada umumnya akan membuat percakapan menjadi

menjemukan. Semua individu ingin individu lain bereaksi

secara terbuka terhadap apa yang diucapkan dan juga setiap

individu berhak mengharapkan hal ini. Aspek ketiga

menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran. Keterbukaan

dalam hal ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran

yang dilontarkan adalah milik kita dan bertanggung jawab

atasnya.

Page 43: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

43

b. Empati

Dalam komunikasi sesama guru perlu ditumbuhkan

sikap empati. Kondisi ini dapat terwujud apabila adanya

kebersediaan sesama guru dalam memberikan perhatian kepada

guru yang lain. Dengan adanya rasa empati maka setiap guru

dapat merasakan apa yang dialami oleh guru lain. Selain itu,

setiap guru bisa menghindari evaluasi, kritik, menilai guru lain

menurut pandangan atau pendapatnya sendiri.

Empati merupakan kemampuan seseorang untuk

mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat

tertentu dari sudut pandang orang lain melalui kaca mata orang

lain.

c. Sikap Mendukung

Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat

berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Sikap

mendukung dapat diperlihatkan dengan sikap deskriptif bukan

evaluatif, spontan bukan strategik dan provisional bukan sangat

yakin. Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor

personal (ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah) atau

faktor-faktor situasional yang berupa perilaku komunikasi

individu lain.

Dalam komunikasi tatap muka antar sesama guru, sikap

mendukung berperan dalam menumbuhkan motivasi dan

Page 44: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

44

kegairahan kerja guru. Sikap mendukung dapat terwujud dalam

organisasi apabila sesama guru bersedia menghargai ide-ide,

pendapat sesama guru dan memberikan perhatian yang

sungguh-sungguh ketika berkomunikasi dengan sesama guru.

Sikap mendukung dapat dilihat dari sikap deskriptif bukan

evaluatif.

d. Sikap Positif

Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari

komunikasi tatap muka. Pertama komunikasi antar guru terbina

jika dua individu memiliki sikap positif terhadap diri sendiri.

Guru yang merasa negatif terhadap diri sendiri selalu

mengkomunikasikan perasaan negatif kepada guru yang lain

yang selanjutnya barangkali akan mengembangkan perasaan

negatif pula dan begitupun sebaliknya.

Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada

umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif. Tidak

ada yang tidak menyenangkan apabila berkomunikasi dengan

sesama guru yang tidak menikmati dan bereaksi secara

menyenangkan terhadap situasi dan suasana interaksi.

e. Kesetaraan

Dalam setiap situasi pasti ada ketidak – setaraan. Tidak

pernah ada dua individu yang benar-benar setara dalam segala

hal. Terlepas dari itu, komunikasi tatap muka akan sangat

Page 45: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

45

efektif apabila setara, artinya harus ada pengakuan secara

diam-diam bahwa kedua belah pihak sama-sama bernilai dan

berharga.

Dalam suatu hubungan sesama guru yang ditandai oleh

kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dilihat

sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada dari

pada untuk menjatuhkan guru yang lain. Kesetaraan tidak

berarti kita menerima dan menyetujui begitu saja semua

perilaku verbal dan nonverbal guru lain. Menurut istilah Carl

Rogers, kesetaraan meminta individu untuk memberikan

“penghargaan positif tak bersyarat” kepada individu lain.

Inti dari komunikai dalam penelitian ini sesungguhnya

adalah bagaimana memberikan informasi, teguran, kritikan dan

saran tentang suatu pekerjaan yang mudah dipahami oleh

individu lain, bagaimana mengkomunikasikan kebijakan

organisasi atau instansi (sekolah) kepada semua unsur

didalamnya, bagaimana frekwensi komunikasi sesama guru dan

bagamana memberikan semangat kerja dan menggugah gairah

kerja seorang guru untuk bekerja lebih giat lagi.

B. Semangat Kerja

Menurut Alfred (1985:55) semangat adalah iklim, suasana yang

setiap saat berada dalam perusahaan atau organisasi. Sedangkan semangat

kerja menurut Alexander Leighten (Moekijat, 1989:130) adalah

Page 46: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

46

kemampuan sekelompok orang untuk bekerja sama dengan giat dan

konsekuen dalam mengejar tujuan bersama. Jadi dalam hal ini semangat

kerja guru adalah suasana dan kemampuan seorang guru untuk bekerja

sama dan melakukan pekerjaan (proses belajar mengajar) dengan giat

supaya tujuan yang diinginkan oleh sekolah tecapai. Semangat sangat

dibutuhkan oleh setiap individu tidak hanya oleh seorang karyawan tetapi

guru juga memperlukannya. Dimana semangat dibutuhkan untuk membuat

seseorang untuk lebih giat mengerjakan pekerjaannya.

Menurut Alfred (1985:55) bahwa semangat tidak dapat dilepaskan

dari soal-soal yang bersangkutan dengan disiplin, kerja sama, keamanan

cara kerja dan hal-hal lain, karena semangat adalah hasil dari itu semua.

Semangat kerja berkaitan dengan suasana atau keadaan dimana sikap dan

perasaan dari individu atau sekelompok orang yang merasa terikat untuk

melakukan pekerjaannya dengan cara bekerja sama, berdisiplin,

mempunyai kepuasan, dan jaminan keamanan sehingga dapat

meningkatkan hasil kerja lebih banyak, lebih baik, dan lebih cepat dalam

rangka mencapai tujuan organisasi atau instansi secara efektif dan efisien

(http://pontianakpost.com/index.php?mib=berita.detail&id=43156 ).

1. Faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi Semangat

Kerja.

Faktor internal adalah faktor yang terdapat dalam diri individu

sendiri supaya bersemangat dalam bekerja

Page 47: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

47

1. Kebanggaan pekerja atas pekerjaannya dan kepuasannyadalam

menjalankan pekerjaan yang baik.

2. Sikapnya terhadap pimpinan.

3. Hasratnya untuk maju.

4. Perasaannya telah diperlakukan secara baik.

5. Kemampuannya untuk bergaul dengan kawan sekerjanya.

6. Kesadarannya akan tanggung jawab terhadap suatu pekerjaan.

Semangat kerja yang dimiliki oleh individu terdapat pada rasa

kepuasaan akan hasil suatu pekerjaan yang dikerjakannya. Semangat kerja

juga bisa timbul dengan adanya rasa saling menghargai antar semua unsur

yang terlibat dan tidak menganggap bahwa individu tersebut hanya

sebagai manusia tenaga upah.

Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar individu atau

datang dari lingkungan kerja individu. Semangat kerja individu

dipengaruhi 2 faktor yaitu faktor positif yang dapat meningkatkan

semangat kerja dan faktor negatif yang dapat menurunkan semangat kerja.

Oleh sebab itu berhasil atau tidaknya suatu organisasi atau instansi

(sekolah) untuk mencapai tujuannnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

ada, yaitu:

Menurut Nitisemito dalam Fidiah terdapat beberapa faktor yang

menurunkan semangat kerja karyawan, diantaranya yaitu:

a. Rendahnya Produktivitas kerja.

b. Tingkat absensi yang naik atau tinggi.

Page 48: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

48

c. Tingkat perpindahan karyawan yang tinggi.

d. Tingkat kerusakan yang meningkat.

e. Kegelisahan dimana-mana.

f. Tuntutan yang sering terjadi.

g. Pemogokan kerja.

Menurut Nitisemito dalam Fidiah terdapat beberapa faktor

yang meningkatkan semangat kerja karyawan, diantaranya yaitu:

a. Gaji yang cukup.

b. Memperhatikan kebutuhan sehari-hari karyawan.

c. Terciptannya suasana santai.

d. Harga diri karyawan perlu mendapat perhatian.

e. Tempatkan karyawan pada posisi yang tepat.

f. Berikan kesempatan pada mereka untuk maju.

g. Perasaan aman menghadapi masa depan perlu di perhatikan.

h. Usahakan karyawan mempunyai loyalitas.

i. Sekali-kali karyawan perlu diajak berunding.

j. Pemberian insentif yang terarah.

k. Fasilitas yang menyenangkan.

Dengan adanya pemenuhan faktor-faktor diatas maka semangat

kerja yang ada pada diri individu akan muncul karena adanya rasa

kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan sesuai dengan yang diharapkan.

Page 49: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

49

Di dalam dunia kerja peranan semangat sangat penting, individu akan

bekerja lebih giat dan tekun apabila memiliki semangat yang tinggi

dalam dirinya.

2. Semangat Kerja Guru

Guru merupakan kelompok profesional yang penting dalam

proses belajar disekolah. Aktivitas guru disekolah sangat menentukan

keefektifan proses belajar mengajar dan pencapaian tujuan pendidikan

disekolah. Menurut Sonhadji (2009:4) bahwa guru merupakan faktor

penting untuk menentukan pencapaian tujuan proses belajar mengajar.

Bahkan dapat dikatakan bahwa tinggi rendanya kualitas

pendidikan sekolah sebagian besar ditentukan oleh guru. Hal ini berarti

bahwa apabila guru memiliki semangat kerja tinggi dan terlibat secara

penuh dalam proses belajar mengajar disekolah, maka tujuan

pendidikan akan dapat tercapai secara efektif dan kualitas peserta

didiknya pun akan meningkat. Tetapi sebaliknya apabila semangat

guru rendah dalam melakukan tugasnya, maka pencapaian tujuan

sekolah tersebut juga kurang efektif dan peningkatan peserta didiknya

pun tidak mencapai maksimal.

Seorang guru diakui sebagai professional berdasarkan UU No.

14/2005 adalah perlu adanya keterlibatan secara total dalam

pelaksanaan tugas dan tanggung jawab terhadap tugas-tugas

profesionalnya. Tugas sebagai guru tidak boleh dilakukan sambil lalu

Page 50: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

50

atau sebagai pekerjaan sambilan. Guru harus mengutaman pelayanan

kepada peserta didik yang membutuhkan.

Semangat kerja guru menurut Ahmad Sonhadji (2009:27)

diartikan sebagai dorongan yang ada pada guru untuk melakukan

tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar dan

tugas-tugas lain yang berhubungan dengan profesinya sebagai guru.

Semangat kerja guru bisa dilihat dari, yaitu:

Kedisiplinan dalam menjalankan tugas.

Tanggung jawab dalam penyelesaian tugas.

Kesungguhan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Meningkatkan usaha dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar.

Mengembangkan alat pelajaran.

Adanya inovasi dan kreativitas, kesungguhan melaksanakan

evaluasi hasil belajar.

Melakukan pengajaran remedial serta moral kerja dan kehadiran.

Menurut Arikunto (Ahmad, 2009:33) didalam semangat kerja

guru terdapat kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan

sesuatu. Kata semangat kerja mengandung makna adanya dorongan

atau motivasi. Sedangkan menurut Gibson (Ahmad, 2009:33)

semangat kerja merupakan suatu konsep yang digunakan jika

seseorang memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang bekerja didalam diri

individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku.

Page 51: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

51

Semangat kerja merupakan awal dari pencapaian suatu tujuan

yang telah ditetapkan. Hasil yang dicapai sebagai pencapaian tujuan

merupakan kepuasan setelah individu yang bersangkutan memiliki

bekal kemampuan dan kehendak yang selanjutnya untuk menerapkan

kemampuan tersebut.

3. Faktor-faktor Pembentuk Semangat Kerja Guru

Menurut Ahmad Sonhadji (2009:38) semangat kerja guru bisa

meningkat dan bisa menurun. Hal ini di duga karena dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain yaitu:

a. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah mempunyai pengaruh

untuk membentuk semangat kerja guru. Apabila perilaku

kepemimpinan kepala sekolah baik dan efektif maka akan

menimbulkan semangat kerja yang tinggi dan begitupun

sebaliknya. Selain itu perilaku kepemimpinan juga berkaitan erat

dengan kualitas pendidikan, sebab kepemimpinan yang efektif

akan meningkatkan semangat kerja guru dan semangat kerja guru

yang baik akan menyebabkan pekerjaan guru menjadi produktif

dan kemudian kualitas pendidikan akan meningkat.

b. Perilaku supervisi pendidikan kepalah sekolah. Menurut Clikman

(Ahmad, 2009:40) bahwa ada tiga orientasi supervisi, yaitu: non

directive, collaborative dan directive. Perilaku tersebut bercirikan

mulai dari keterlibatan guru yang lebih aktif dari pada

supervisiornya. Karakteristik supervisi diatas dapat membentuk

Page 52: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

52

semangat kerja guru, artinya apabila guru dilibatkan secara aktif

dalam supervisi pendidikan, maka hal ini dapat meningkatkan

semangat kerja mereka. Sebaliknya apabila supervisor yang

dominan dan guru hanya diberi ruang gerak sedikit maka semangat

kerja mereka bisa melemah.

c. Kadar keterlibatan atau memperdayaan para guru dalam

pengambilan keputusan yang menentukan jalannya sekolah.

Menuru Nash (Ahmad, 2009:41) pengambialn keputusan yang

partisipatif yaitu pengambilan keputusan yang melibatkan guru

sepenuhnya. Sebab pengambilan keputusan yang partisipatif dapat

meningkatkan moral dan tanggung jawaban anggota dalam

pelaksanaan keputusan yang diambil.

d. Kondisi iklim organisasii, artinya menyenangkan atau tidak. Iklim

organisasi merupakan suatu impresi atau kesan seseorang yang

sulit dirumuskan secara tepat. Iklim sekolah yang baik, kondusif

dan penuh kekeluargaan akan membuat semangat kerja guru tinggi.

Oleh karena itu, para kepala sekolah diharapkan hendaknya dapat

menciptakan iklim organisasi sekolah yang baik, yang

menyenangkan agar meningkatkan semangat kerja guru.

4. Komponen-komponen Iklim Organiasi

Menurut Owens (Ahmad, 2009:177) ada beberapa komponen

dari iklim organisasi yaitu:

Page 53: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

53

o Keintiman antar individu.

o Pelibatan mereka dalam kegiatan dan pengambilan keputusan.

o Persepsi guru terhadap guru lain sebagai anggota kelompok.

o Kelancaran komunikasi antar anggota organisasi.

o Keterbukaan pada saat berhubungan dan bekerja sama (interaksi).

o Peraturan yang telah ditetapkan oleh sekolah.

o Beban tugas yang ada pada setiap guru.

o Perlakuan secara manusia antar sesama guru.

o Kesejawatan dan kesetiawanan antar semua unsur yang terlibat.

o Keakraban atau kehangatan.

o Penghargaan terhadap prestasi yang telah dicapai.

5. Mengukur Semangat Kerja guru

Menurut Ahmad Sonhadji (2009:45) pengukuran semangat

kerja guru dapat dilakukan melalui berbagai cara, baik secara langsung

atau tidak. Secara langsung artinya pengukura semangat kerja guru

dilakukan secara langsung artinya pengukuran semangat kerja guru

dilakukan secara langsung terhadap para guru melalui wawancara

maupun angket. Sedangkan untuk mengukuran tidak langsung maka

dapat dilakukan melalui pengataman terhadap dampak dari semangat

kerja yang ada, antara lain yaitu: kerajinan, ketekunan, ketepatan

waktu, kegaiaran bekerja, tanggung jawab dan suasana batin yaitu

bahagia atau tidanya dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya.

Page 54: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

54

C. Landasan Teori

Teori Hubungan Manusai

Teori ini diperkenalkan oleh Elton Mayo pada tahun 1880-1949

(Arni, 2005:39). Teori hubungan manusia ini lebih menekankan pada

pentingnya individu dan hubungan sosial dalam kehidupan organisasi

karena manusia merupakan inti organisasi sosial. Manusia terlibat dalam

tingkah laku organisasi. Tanpa manusia organisasi tidak akan ada. Oleh

karena itu faktor manusia dalam organisasi tidak dapat diabaikan.

Teori ini memberi saran kepada organisasi untuk melakukan

strategi bagi peningkatan dan penyempurnaan organisasi dengan cara

meningkatkan kepuasan anggota organisasi dan menciptakan organisasi

yang dapat membantu individu mengembangkan potensinya. Dengan

meningkatkan kepuasan kerja dan mengarahkan aktualisasi diri pekerja,

maka akan mempertinggi motivasi bekerja sehingga dapat berdampak

pada meningkatnya produksi.

Teori ini dipandang sebagai teori yang hanya menyenangkan

pekerja tetapi kurang memperhatikan kesejahteraan organisasi. Teori ini

dipandang tidak baik oleh teori klasik karena hanya pekerja saja yang

diperhatikan, tetapi keuntungan organisasi dilupakan. Sedangkan teori

klasik berpandangan bahwa mengutaman keuntungan atau kesejahteraan

organisasi dibandingkan dengan kesejahteraan pekerja. Teori ini

memandang bagaiman organisasi mendapatkan keuntungan yang banyak.

Page 55: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

55

Teori ini banyak digunakan oleh organisasi seperti sekolah. Dalam

semua sekolah terdapat beberapa unsur yang terlibat didalanya. Dimana

unsur-unsur tersebut mempunyai peranan masing-masing yang sama-sama

penting. Dengan adanya teori hubungan manusia maka semua

kesejahteraan anggota sangat diperhatikan, karena tidak dapat dipungkiri

bahwa tanpa adanya perhatian dari pihak sekolah terhadap anggota

organisasinya, maka akan berdampak pada semangat kerja.

Dalam buku semangat kerja guru milikinya Ahmad Sonhadji

mengatakan bahwa salah salah faktor pembentuk semangat kerja guru

adalah adanya keterlibatan guru secara langsung maupun tidak langsung

dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan sekolah. Disinilah bukti

bahwa peranan anggota organisasi (guru) sangat penting, karena apabila

tidak ada perhatian dari sekolah untuk melibatkan guru dalam

pengambilan keputusan, maka guru tersebut akan merasa tidak

diperhatikan dan tidak dihargai kehadirannya dalam organisasi tersebut.

Apabila hal tersebut terjadi maka semangat guru akan menjadi lemah dan

ini akan berdampak pada rendahnya kualitas pendidikan karena rendahnya

minat guru untuk mengerjakan pekerjaannya yaitu mengajar.

D. Definisi Konseptual

1. Komunikasi Organisasi

Selanjutnya komunikasi organisasi menurut Joseph A. Devito

(Abdullah Masmuh, 2008:6) merupakan pengiriman dan penerimaan

berbagai pesan dalam organisasi formal maupun informal. Komunikasi

Page 56: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

56

formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri

dan sifatnya berorientasi pada organisasi yang berisi tentang cara-cara

kerja didalam organisasi, produktifitas dan berbagi pekerjaan yang

harus dilakukan dalam organisasi. Sedangkan komunikasi informal

adalah komunikasi yang disetujui secara sosial yang berorientasi pada

para anggotanya secara individual.

Menurut Redding dan Sanbon (Abdullah Masmuh, 2008:5)

komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi

dalam organisasi yang komplek. Yang termasuk dalam bidang ini

adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan

pengelola, komunikasi donward atau komunikasi dari atasan kepada

bawahan, komunikasi dari bawahan kepada atasan dan komunikasi

dari orang-orang yang sama level/ tingkatnya dalam organisasi.

2. Semangat kerja

Setiap individu memerlukan semangat dalam menjalankan

suatu hal, apalagi dalam dunia kerja. Seorang individu membutuhkan

semangat dalam bekerja supaya dapat meningkat produktivitas dan

prestasinya sehingga tujuan yang diingin oleh perusahaan atau

organisasi dapat mencapai. Semangat kerja menurut Alexander

Leighten (Moekijat, 1989:130) adalah kemampuan sekelompok orang

untuk bekerja sama dengan giat dan konsekuen dalam mengejar

tujuan bersama.

Page 57: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

57

Semangat kerja guru menurut Ahmad Sonhadji (2009:27)

diartikan sebagai dorongan yang ada pada guru untuk melakukan

tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar dan

tugas-tugas lain yang berhubungan dengan profesinya sebagai guru.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional menurut Suryabrata adalah pernyataan yang

sangat jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman penafsiran

karena dapat di observasi dan dibuktikan perilakunya atau dengan kata lain

definisi operasional adalah batasan fenomena yang dapat diamati dan

diukur (Purwanto, 2007:157-158). Dalam definisi ini dibahas bagaimana

mengukur variabel. Adapun definisi dari penelitian ini meliputi tiga

variabel yaitu:

Sebagai variabel bebas:

Variabel : frekwensi komunikasi organisasi

Variabel : intensitas komunikasi organisasi.

Sebagai variabel terikat:

Variabel Y : semangat kerja guru.

Dengan demikian frekwensi dan intensitas komunikasi organisasi

merupakan penyebab terjadinya perubahan semangat kerja guru:

Berikut rincian indikator yang digunakan dalam penelitian ini:

Frekwensi komunikasi organisasi pada penelitian ini menggunakan

indikator:

Page 58: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

58

a. Frekwensi komunikasi dikalangan guru

1. Memberi tahu tentang cara-cara kerja didalam organisasi

Frekwensi memberi petunjuk, kritik positif, saran dan

informasi kepada sesama guru.

2. Menciptakan hubungan dan kerja sama dengan sesama guru

Frekwensi kedekatan, memberi semangat, menyampaikan

pendapat dan bertanya kepada sesama guru.

3. Untuk meningkatkan produktifitas organisasi

Frekwensi memberi teguran atau peringatan kepada sesama

guru.

b. Intensitas komunikasi dikalangan guru

1. Penerimaan informasi dari anggota organisasi

Mendengarkan dengan serius pendapat, keluhan, masalah

yang dihadapi oleh sesama guru.

2. pemberian

Memberi bimbingan atau nasehat dengan penuh perhatian.

berisi tentang cara-cara kerja didalam organisasi

3. Pengiriman informasi penting mengenai organisasi

Memberi saran dan kritikan yang positif dengan sungguh-

sungguh.

4. Untuk meningkatkan produktifitas organisasi

Memberi dukungan dan menghargai pekerjaan sesama

guru.

Page 59: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

59

Semangat kerja guru pada penelitian ini menggunakan indikator:

1. Kerajinan dan tanggung jawab terhadap pekerjaan

Percaya diri dalam menjalankan suatu pekerjaan.

2. Ketepatan waktu dalam bekerja

Tidak suka membuang waktu.

3. Ketekunan dalam melakukan pekerjaan

Senantiasa teguh dan ulet dalam bekerja.

4. Perasaan bahagia dalam menjalankan tugas.

Selalu melakukan pekerjaan dengan perasaan senang dan

antusias.

F. Hipotesis

Dalam penelitian ini mengunakan hipotesis asosiatif, yaitu jawaban

sementara terhadap rumusan masalah asosiatif yang menanyakan

hubungan antara dua variable atau lebih (Sugiyono, 2009:77). Hipotesis

penelitian ini adalah:

: Tidak ada pengaruh antara frekwensi komunikasi organisasi terhadap

semangat kerja guru MAN 3.

Hi₁: Ada pengaruh antara frekwensi komunikasi organisasi terhadap

semangat kerja guru MAN 3.

: Tidak ada pengaruh antara intensitas komunikasi organisasi terhadap

semangat kerja guru MAN 3.

Page 60: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

60

Hi₂: Ada pengaruh antara intensitas komunikasi organisasi terhadap

semangat kerja guru MAN 3.

: Tidak ada pengaruh antara frekwensi dan intensitas komunikasi

organisasi terhadap semangat kerja guru MAN 3 Malang.

Hi₃: Ada pengaruh antara frekwensi dan intensitas komunikasi organisasi

terhadap semangat kerja guru di MAN 3 Malang.

Page 61: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

61

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe

penelitian eksplanatori dengan menggunakan metode survey. Menurut

Singarimbun (1986:3) penelitian eksplanatori adalah penelitian penjelasan

yang mayoritas hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji

hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya. Walaupun uraiannya juga

mengandung deskripsi, tetapi sebagai penelitian relasioanal fokusnya

terletak pada penjelasan hubungan-hubungan antar variabel.

Metode yang digunakan adalah metode survey, yaitu meneliti

populasi yang relatif luas dengan cara menentukan sampel yang mewakili

populasi yang diteliti. Metode survey ini dilakukan dengan cara

menyebarkan kuesioner atau angket yang berisi beberapa pertanyaan-

pertanyaan (Masri Singarimbun, 1986).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di MAN 3 Malang (Madrasah Aliyah

Negeri 3 Malang) yang berada dijalan bandung 7 malang. Pemilihan lokasi

tersebut dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut telah memenuhi

ktiteria dari populasi. perencanaan waktu penelitian adalah kurang lebih 1

bulan.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang

Page 62: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

62

ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi populasi tidak hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alami yang lain (Sugiono, 2002:72).

Menurut Arikunto (2006:134) bahwa apabila subjek yang diambil

kurang dari 100, lebih baik diambil semua tetapi apabila subjek yang

diambil jumlahnya besar maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah guru yang berstatus PNS di

MAN (Madrasah Aliyah Negeri) 3 Malang, dengan jumlah populasi 60

orang. Karena jumlah populasinya kurang dari 100 maka yang menjadi

sampel dalam penelitian ini ditemukan sejumlah 60 orang.

D. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel (Sugiono,

2002:73). Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah total sampling, yaitu pengambilan sampel secara keseluruhan dari

jumlah anggota populasi . Hal ini dikarenakan populasi responden ≤100.

Maka sampel yang representik adalah diambil semuanya.

E. Sumber Data

Sumber data adalah subjek dari mana data dapat di peroleh

(Arikunto, 2006:129). Dalam penelitian ini sumber datanya menggunakan

data sebagai berikut:

1. Data Primer

Merupakan data yang diperolah langsung dari subyek

penelitian dengan menggunakan alat pengukur/alat pengambilan data

Page 63: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

63

langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari. Data

primer ini berupa:

a. Frekwensi komunikasi organisasi

b. Intensitas komunikasi organisasi

c. Semangat Kerja Guru

2. Data Sekunder

Merupakan data hasil dokumentasi internal sekolah yang

dibuat, seperti data tentang sejarah, visi misi, struktur organisasi,

jumlah guru dll.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiono, 2002:135).

Pada umumnya metode angket ini digunakan untuk memperoleh

informasi dari responden tentang dirinya sendiri. Metode ini

dilakukan untuk menggali keterangan, tanggapan, keyakinan,

pendapat, serta keinginan responden tentang sesuatu hal.

Sedangkan untuk perhitungan, menggunakan skala likert.

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan

presepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

(Sugiono, 2002:86). Data berupa pertayaan tersebut disebarkan

kepada responden yang telah ditentukan dalam kriteria populasi

Page 64: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

64

yaitu guru yang berstatus PNS yang ada di MAN 3 Malang, dengan

ketentuan sebagai berikut:

Jawaban Skor

A 4

B 3

C 2

D 1

2. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikunto,

2006:230). Pendokumentasian dalam penelitian ini, bertujuan

untuk menguji, menafsirkan dan dapat pula dimungkinkan untuk

meramalkan tujuan penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan

setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Kegiatan dalam analisis data ini adalah mengelompokkan data berdasarkan

variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari

seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan

perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan

perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiono,

2009:147).

Page 65: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

65

a. Uji Koefisien Korelasi

Uji koefisien korelasi digunakan untuk mengatahui

hubungan antara variabel (Frekwensi Komunikasi Organisasi),

(Intensitas Komunikasi Organisasi) terhadap variabel Y

(Semangat Kerja Guru). Rumus yang digunakan adalah korelasi

ganda dilanjutkan dengan regresi ganda: (Sugiyono, 2002; 190-

192). Namun, sebelumnya harus dicari terlebih dahulu nilai

koefisien korelasi product moment (Frekwensi Komunikasi

Organisasi), dengan Y (Semangat Kerja Guru), (Intensitas

Komunikasi Organisasi) dengan Y (Semangat Kerja Guru) dan

(Frekwensi Komunikasi Organisasi), (Intensitas Komunikasi

Organisasi) melalui rumus:

=

=

=

Selanjutnya, untuk mengetahui hubungan antara frekwensi

dan intensitas komunikasi organisasi dengan Semangat kerja guru,

maka digunakan rumus korelasi ganda sebagai berikut:

Page 66: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

66

Keterangan:

= korelasi antara variabel dengan secara bersama-

sama dengan variabel Y

= korelasi produk moment antara dengan Y

= korelasi produk moment antara dengan Y

= korelasi produk moment antara dan

Selanjutnya, untuk mengetahui apakah koefisien korelasi

dapat digeneralisasikan atau tidak, maka diuji signifikansinya

dengan rumus:

=

Keterangan:

= Koefisien korelasi ganda

Jumlah variabel independen

jumlah anggota sampel

Pada korelasi ganda dapat dilanjutkan dengan regresi

ganda. Untuk memprediksi kualitas semangat kerja guru, maka

digunakan analisis regresi ganda dengan persamaan:

∑Y = a + +

∑ Y = a ∑ + ∑ + ∑

∑ Y = a ∑ + ∑ + ∑

Page 67: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

67

di mana :

Y = prediksi (Y duga)

a = harga Y bila X = 0 (harga konstan)

bj ( ; ) = koefisien-koefisien regresi

Nilai koefisien a dan bj ( ; ) ditaksir dari data sampel

dengan menggunakan metode kuadrat terkecil melalui program

“minitab for windows.”

Korelasi parsial digunakan untuk analisis atau pengujian

hipotesis bila peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh atau

hubungan variabel independen dengan variabel dependen, dimana

salah satu variabel independentnya dikendalikan (dibuat tetap).

Untuk mencari korelasi parsial antara (frekwensi

komunikasi organisasi), (intensitas komunikasi organisasi)

terhadap variabel Y (semangat kerja guru), digunakan rumus:

1. Jika sebagai variabel kontrol, korelasi antara

dengan Y bila tetap

=

2. Jika sebagai variabel kontrol, korelasi antara dengan Y bila

tetap

Ry. x₂ x₁ =

Page 68: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

68

Sedang uji koefisiensi korelasi parsial dapat dihitung menggunakan

rumus:

Keterangan:

t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel.

r = Nilai koefisien korelasi

n = Jumlah sample

Pearson’s Correlation (Product Moment) dimana analisis

hubungan menggunkan uji statistik dinferensial dengan tujuan

untuk melihat hubungan diantara dua atau lebih dari dua variabel.

Kekuatan hubungan yang digunakan menunjukkan derajat

hubungan ini disebut koefisien asosiasi (korelasi). Nilai koefisien

korelasi ini adalah:

Kategorisasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

Page 69: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

69

b. Uji Hipotesis

Untuk pembuktian atas hipotesis yang diajukan selanjutnya

dengan ketentuan:

Ketentuan bila r hitung lebih kecil dari r tabel

(rhitung<rtabel), maka Ho diterima dan Hi ditolak. Tetapi

sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rhitung > r tabel),

makaHi diterima (Sugiono, 2002:185).

H. Uji Instrument Penelitian

a. Validitas instrumen

Pengujian validitas menurut Arikunto (2006:168) menjelaskan

bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur.

Instrumen penelitian kuantitatif (kuisioner) yang valid adalah kuisioner

yang sesuai dengan variabel yang hendak diukur. Validitas instrumen

ditentukan dengan cara mengkorelasikan skor yang diperoleh dari

masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan dengan scor total.

Validitas yang diperoleh dengan cara tersebut dikenal dengan validitas

konstruk. Rumus yang digunakan untuk mencari hubungan korelasi

adalah korelasi pearson product moment yang dirumuskan sebagai

berikut:

2222 yynxxn

yxxynrxy

Keterangan:

Page 70: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

70

rxy = Koefisien korelasi antara variable X terhadap variable Y

n = Jumlah sampel

∑X= Jumlah skor butir

∑Y=Jumlah skor total

b. Reliabilitas instrumen

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa setiap sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang

baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk

memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat

dipercaya maka akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga

(Arikunto, 2006:178). Sedangkan teknik yang digunakan adalah teknik

realibitas internal yang diperoleh dengan cara menganalisis data dari

satu kali pengetesan. Metode yang dilakukan adalah dengan

menggunakan rumus alpha, dimana suatu kuisioner dikatakan reliabel

jika nilai cronbach Alpha lebih besar 0,6.

Rumus alpha

Page 71: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/28637/2/jiptummpp-gdl-s1-2011... · 2016. 4. 29. · organisasi tidak akan terjadi. ... buruh pada saat itu di buat bertanya-tanya

71

Keterangan:

= nilai reliabilitas

= jumlah varians skor tiap-tiap item

= variabel total

K = jumlah item