bab i referat alhmdu
TRANSCRIPT
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
1/28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asfiksia saat lahir (birth asphyxia) adalah keterlambatan respirasi spontan
pada bayi yang baru lahir. Beratnya asfiksia berhubungan dengan skor apgar. Asfiksia
juga berhubungan dengan adanya kelainan pada elektroensefalografi, asidosis tali
pusat, dan tanda-tanda klinis iskemik post-asphyxia.1
Hypoxic ischemic encephalopathy (HI) merupakan kerusakan otak yang
disebabkan karna kurangnya oksigen atau aliran darah ke jaringan otak, yang ditandai
dengan klinis dan bukti laboratorium yang berhubungan dengan !edera otak akibat
asfiksia. HI merupakan penyebab utama mortilitas dan morbiditas pada neonatus. "
HI ( Hypoxic Ischemic Encephalopaty) merupakan penyebab morbiditas
utama pada neonatus. #ebanyakan kematian terjadi pada minggu pertama kehidupan
karena kegagalan fungsi organ. Beberapa bayi yang terkena !a!at neurologis berat
meninggal pada masa pertumbuhannya karena pneumonia aspirasi atau penyakit
infeksi.$
#arena kontraksi rahim selama proses persalinan normal, bayi akan
mengalami beberapa gejala asfiksia. %emua bayi yang mengalami gejala-gejala
tersebut terus menerus, beresiko untuk terkena HI. Asfiksia dapat berkembang
menjadi HI tergantung dari tingkat kerusakan otak, yang dapat dipantau dari klinis.
#riteria %arnat umumnya digunakan untuk memantau perkembangan ini, yang terdiri
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
2/28
dari& hipotonia, penurunan kesadaran (pingsan'koma) dengan gejala 1'lebih hipotonia,
refle abnormal (okulomotor atau kelainan papiler), refle mengisap lemah'tidak ada,
dan ada tidaknya kejang.,*
Hypoxic Ischemic Encephalopathy Score (+enilaian krteria HI), merupakan
salah satu !ara untuk mendeteksi gejala-gejala yang berhubungan dengan gangguan
system saraf pusat. Scoring tersebut umumnya digunakan untuk menilai kondisi bayi
asfiksia saat lahir.1
Hampir kematian pada anak dibaah usia * tahun terjadi pada neonatus
periode ke /. 0unia melaporkan, total kematian neonatal akibat HI berariasi dari
,2 juta hingga 1,/ juta per tahun.$
1*-" kasus HI meninggal selama periode neonatal, dan $ kasus HI
yang dapat bertahan hidup, rata-rata mengalami gangguan perkembangan saraf.
0iperkirakan "$ dari juta kematian neonatus, dan 3 dari seluruh kematian pada
bayi usia 4* tahun di dunia, setiap tahunnya berhubungan dengan tanda-tanda asfiksia
saat lahir. Bahkan, pada negara pusat rujukan dinegara-negara maju, kematian atau
ke!a!atan dari sedang hingga berat terjadi pada *$-/1 bayi dengan diagnosa
HI."
+erinatal hypoxic ischemic encephalopaty (HI) merupakan salah satu
penyebab penting dari !edera otak pada bayi baru lahir. HI dapat menyebabkan
berbagai sequeles neurologis jangka panjang yang berbeda5 defisit perilaku
neurologis ringan, keterbelakangan mental dan cerebral palsy (6+).
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
3/28
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan suatu
permasalahan bagaimana hubungan asfiksia dan kejadian Hypoxic Ischemic
Encephalopaty pada bayi.
1.3 Tujuan
7injauan pustaka ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara asfiksia
dengan kejadian HI pada bayi.
1. Man!aat
" 8ntuk pembuat kebijakan, diharapkan dapat menjadi a!uan untuk membuat
kebijakan baru terkait asfiksia dan HI agar dapat menurunkan morbiditas dan
mortalitas pada bayi.
- 8ntuk +etugas +elayanan #esehatan, ulasan ini diharapkan dapat menjadi a!uan
utnuk lebih memperhatikan tampilan klinis dari afiksia dan HI
- 8ntuk 9asyarakat, diharapkan dapat menjadi pembelajaran dan lebih aspada dan
mampu mengenali tanda-tanda asfiksia dan HI pada bayi.
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
4/28
BAB II
A#$I%#IA DAN HIPOXIC-ISCHEMIC ENCEPHALOPATY
2.1 As!&ks&a
2.1.1 De!&n&s&
Asfiksia adalah keterlambatan pernafasan spontan pada saat proses kelahiran
bayi baru lahir. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan pertukaran gas yang pada
akhirnya mengakibatkan hipoksemia dan hiperkapnea dengan asidosis metabolik.
Asfiksia menyebabkan asokonstriksi perifer, hipoksia jaringan, asidosis, penurunan
kontraktilitas otot jantung, bradikardi, bahkan cardiac arrest . Asfiksia saat lahir
merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas utama pada neonatus di negara-
negara berkembang. 0i seluruh dunia, sekitar 1 juta bayi baru lahir terkena asfiksia
saat lahir./
Istilah asfiksia perinatal sebenarnya lebih !o!ok digunakan, karna asfiksia bisa
terjadi pada masa antepartum, saat proses kelahiran, dan saat periode postnatal.
9enurut :H;, asfiksia perinatal adalah kegagalan pernafasan spontan saat lahir.2
The National Neonatal Perinatal Database (
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
5/28
Beratnya derajat asfiksia saat lahir pada dasarnya berhubungan dengan
rendahnya skor Apgar. 0isamping itu, asfiksia saat lahir juga dihubungkan dengan
adanya kelainan pada elektroensefalografi, asidosis pembuluh darah plasenta, dan
mun!ulnya tanda-tanda klinis bayi iskemik post-asfiksia.1
2.1.2 E'&(em&)l)g&
0iperkirakan kurang lebih "$ dari juta kematian neonatus, dan 3
kematian pada bayi dengan usia kura dari * tahun di seluruh dunia berhubungan
dengan gejala-gejala asfiksia saat lahir."
6edera otak akut karena asfiksia pada bayi fase antepartum terjadi sebanyak
* kasus, intrapartum sebanyak , dan postpartum sebanyak 1 kasus.3
2.1.3 Et&)l)g&
1. =aktor resiko antepartum& Ibu preeklamsia'eklamsia, penggunaan obat-
obatan, oligo'polihidramnion, perdarahan, infeksi, usia ibu lebih dari $*
tahun, dan penyakit diabetes, hipertensi, anemia.
". =aktor resiko intrapartum& ;perasi %ae!ar, bayi prematur, pemanjangan
aktu lahir, ketuban pe!ah dini, presentasi janin abnormal,
korioamnionitis, plasenta preia, trauma jalan lahir, dan besar masa
kehamilan.
$. =aktor resiko postpartum& sindrom gaat nafas, sindrom aspirasi
mekonium, dan kelainan jantung kongenital.3
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
6/28
2.1. Man&!estas& %l&n&s
#riteria diagnosis asfiksia adalah& pH arteri plasenta kurang dari 2, +ersisten
skor Apgar dengan nilai antara -$ lebih dari * menit, adanya tanda-tanda defisit
neurologis (seperti kejang atau koma), dan adanya 9;0 ( ultisystemic !rgan
Dis"unction) pada ginjal, hati, jantung, ataupun saluran pen!ernaan.2
Beberapa gejala lain yang umum ditemui adalah&
1. sindrom gaat nafas (respiratory distress syndrome) dan hipertensi pulmonal.
". 6edera otak dan kelainan neurologis tingkat lanjut (hipoksia otak)& kejang,
!erebral palsy.
%ebanyak -/* kejang pada neonatus disebabkan oleh asfiksia.
#ejang pada neonatus umumnya terjadi pada 1" jam atau "-3 jam setelah
lahir. 9enurut rke et al, adanya kejang merupakan prognosis buruk pada
asfiksia.>
$. asodilatasi serebral dan perdarahan, (hiperkarbia)
. Iskemik miokard dan gangguan kontraktilitas jantung.
*. ?angguan dan perdarahan gastrointestinal. @A6
/. ?angguan metabolik (hipoglikemi, hipokalemi, mioglobinuria, dan
hiponatremi)
2. 7onus otot abnormal
3. ?angguan ?injal
%uatu penelitian menyatakan, angka mortalitas dan kelainan neurologis pada
bayi pada dengan output urin yang baik adalah masing masing sekitar * dan
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
7/28
1. %edangkan bayi asfiksia yang mengalami oliguria lebih dari " jam
mengalami peningkatan angka mortalitas dan kelainan neurologis, masing-
masing sekitar $$ dan /2. 1,*
2.1.* Penatalaksanaan
7atalaksana utama pada asfiksia adalah AB6 (air#ay$ breathing$ circulation).
7indakan ini dapat dilakukan dengan pemasangan masker oksigen ataupun intubasi.
6ir!ulation berarti mempertahankan sirkulasi oksigen dengan !ara kompresi dada
ataupun dengan obat-obatan.*
7atalaksana suportif untuk asfiksia, diantaranya&
1. +emantauan suhu, perfusi jaringan, entilasi, dan status metabolik (glukosa,
dan keseimbangan asam basa)
". +emantauan klinis dan pen!egahan komplikasi5 rehidrasi (infuse 01
/ml'kg'hari).>
pinefrin diberikan jika denyut jantung janin kurang dari / kali'menit. pinefrin
meningkatkan aliran darah dan asupan oksigen ke otot jantung. #urangnya asupan
oksigen menyebabkan kematian otot jantung. pinefrin harus diberikan melalui
endotracheal tube atau ena umbilikalis untuk mengenai target sasaran otot jantung.
%odium bi!arbonat diberikan untuk memperbaiki asidosis metabolik. >
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
8/28
2.2 H+'),&- Is-hem&- En-e'hal)'at+
2.2.1 De!&n&s&
Hipoxic-Ischemic Encephalopaty adalah suatu kerusakan otak karena
berkurangnya aliran darah (oksigen) ke jaringan otak yang ditandai dengan gejala
klinis dan bukti laboratorium dari !edera otak akut'subakut akibat hipoksia."
2.2.2 E'&(em&)l)g&
Hasil statistik menunjukkan baha resiko kematian adalah 1*-"* pada bayi
baru lahir dengan HI. %ebesar "*-$ dari jumlah tersebut mengalami kelainan
perkembangan saraf permanen. Insidensi HI pada bayi lahir dengan asfiksia adalah
1,'1 kelahiran di I!e @and.1
HI merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas utama pada
neonatus. %ekitar 1*-" bayi dengan HI meninggal selama periode neonatal,
sedangkan $ dari bayi HI yang mampu bertahan hidup, mengalami gangguan
perkembangan saraf. 0iperkirakan "$ dari juta kematian neonatus, dan 3
kematian bayi pada usia kurang dari * tahun diseluruh dunia berkaitan dengan tanda-
tanda asfiksia saat lahir. %elain itu, pada rumah sakit pusat rujukan di negara- negara
maju, dilaporkan *$-/1 kematian atau !a!at sedang hingga berat terjadi pada bayi
yang terdagnosis HI."
%ebanyak 1*-" bayi dengan HI meninggal pada periode neonatal,
sedangkan "*-$ diantaranya berkembang menjadi gangguan neurologis dan
keterbelakangan mental. 6I HI merupakan salah satu penyebab umum dari
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
9/28
serebral palsy dan defisit neurologis berat pada anak-anak, yang terjadi pada "->'1
kelahiran hidup di negara-negara berkembang."
2.2.3 Et&)l)g&
+enyakit ibu, faktor resiko fetal dan uteroplasental, merupakan salah satu
penyebab tersering HI. Beberapa penelitian mengkategorikan faktor resiko menjadi
antepartum dan intrapartum. 9enurut penelitian-penelitian terbaru, beberapa faktor
resiko sangat berhubungan dengan HI. Beberapa faktor resiko tersebut diantaranya&
Bayi berat badan lahir rendah, skor Apgar rendah, rendahnya kadar hemoglobin,
aktu persalinan memanjang, peraatan antenatal rendah, penggunaan akum
ekstraksi, dan bayi laki-laki.1
9enurut beberapa penelitian sebelumnya, asfiksia lebih sering terjadi pada
bayi laki-laki dibanding dengan bayi perempuan.
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
10/28
matang. Beberapa hal tersebut membuat otak pada bayi premature lebih mudah
mengalami kerusakan.1"
Beberapa faktor resiko antepartum diantaranya& I8? ( Intra %terine &ro#th
'estriction), pre-eklamsia berat, letak abnormal plasenta, penyakit tiroid maternal,
dan riayat kejang atau kelainan neurologis keluarga. 0iantara faktor-faktor resiko
tersebut, I8? merupakan faktor resiko terbesar. =aktor faktor lain seperti& anemia
paa ibu ketuban pe!ah dini, dan kurangnya pemeriksaan antenatal juga memberikan
kontribusi penting terhadap perkembangan kasus HI.$
=aktor resiko HI menurut :H;&
1. Hipotensi Akut pada Ibu maternal
". +enyakit paru pada Ibu maternal
$. #ompresi dan prolaps tali pusat
. 0isproporsi sealopelik 11
2.2. Pat)!&s&)l)g&
9ekanisme utama penyebab kerusakan otak pada HI dikarenakan gagalnya
suplai oksigen dan glukosa ke otak, yang menyebabkan gagalnya pembentukan energi
untuk otak sehingga pada akhirnya memi!u suatu mekanisme kompensasi biokimia
yang berakibat pada disfungsi dan kematian sel. #erusakan otak karena HI pada
dasarnya dibagi kedalam " fase. =ase pertama merupakan fase early energy "ailure,
dimana terjadi penurunan metabolisme energi oksidatif sel yang menginisiasi
terjadinya nekrosis pada sel. =ase kedua terdiri dari fase kematian sel dan disebut
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
11/28
sebagai fase late energetic "ailure (kegagalan energi). =ase ini terjadi selama proses
reperfusi dan reoksigenasi, beberapa jam setelah fase aal (inisial). =ase Ckegagalan
energiD ini memi!u terjadinya suatu respon biokimia yang pada akhirnya
menyebabkan kematian sel. 1"
%elama fase late energetic "ailure, gangguan reperfusi otak akan peningkatan
stress oksidatif yang nantinya akan mengganggu proses metabolism otak. +ada fase
ini juga terjadi beberapa mekanisme kerusakan sel, antara lain& peningkatan glutamat
ekstraselular, aktiasi berlebihan reseptor glutamat, akumulasi kalsium, dan
peningkatan produksi radikal bebas. 1"
Hilangnya potensial membran mitokondria pada HI dapat menyebabkan
terbukanya kanal kalsium
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
12/28
9ekanisme inflamasi juga memiliki peran penting dalam kerusakan otak pada
HI. +eningkatan produksi radikal bebas dan akumulasi glutamat akan memi!u suatu
respon inflamasi (reperfusi dan reoksigenasi). $-1" jam setelahnya akan terjadi
aktiasi sitokin pro dan anti-inflamasi5 7
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
13/28
". Asidosis metabolik berat pada janin, dengan pH darah janin 42
$. %kor A+?A -$ lebih dari * menit dengan resusitasi
. Adanya sequele neurologis pada neonatus, misalnya kejang, koma, dan hipotoni.
*. 7erdapat kelainan neurologis dari hasil ?.
/. +enge!ualian untuk penyebab-penyebab lain yang dapat menyebabkan
ensefalopati pada neonatus.1
9enurut %arnat, tingkat keparahan HI dibagi menjadi $ derajat yang
diklasifikasikan berdasarkan neuromuskular bayi (tonus otot, postur tubuh, refleks
tendon dalam), fungsi otonom, kesadaran, ada'tidaknya kejang, lamanya gejala, dan
tampilan ?. ?ejala-gejala neurologis umumnya mun!ul pada 2"jam pertama >,1
%tage I %tage II %tage III
#esadaran Baik letargis %tupor
#ontrol neuromuskular
7onus otot
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
14/28
proses fisiologis utama yang mengarah pada hypoxic Ischemic Encephalopaty*
+emeriksaan gold standard dalam penegakkan asfiksia ditentukan berdasarkan
diagnose klinis dari kelainan neurologis bayi baru lahir pada peiode aal postnatal . $,>
+emeriksaan neuroimaging dan ? dapat membantu memperkirakan
prognosis untuk bayi prematur dan !ukup bulan. +engobatan suportif seperti&
pengaasan sirkulasi oksigen, pemantauan metabolik (glukosa, !airan, status giEi)
pengendalian kejang, dan pengaasan adanya edem pada otak." HIE Score, analisa
gas darah, lab urin laktat'kreatinin, dan pemeriksaan 8%? kepala merupakan
pemeriksaan penunjang penting untuk menentukan derajt dan prognosis penyakit.
+emeriksaan @ab 6# (!reatinin kinase), laktat, dan ureum, merupakan
penanda hipoksia non-spesifik. 9enurut penelitian Ayub et al , spesifisitas dans
ensitifitas dari tes tes tersebut juga tergatung dari derajat HI. ika keempat tes
tersebut dikerjakan bersamaan, spesifiitas men!apai 32, sensitifitas >, dan
prediksi positif dapat men!apai >. 7es-tes tersebut umumnya dilakukan rutin,
untuk mengikuti derajat klinis HI. 9enurut %arnat, selain memiiki spesifisitas dan
sensitifitas yang !ukup tinggi jika digunakan bersaman, tes tersebut juga dapat
menentukan derajat HI lebih dini, sehingga pen!egahan dan penanganan aal dapat
segera dilakukan. >
2.2./ Penatalaksanaan
" 7erapi farmakologis&
1. Allopurinol dan oypurinol
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
15/28
Allopurinol dan oypurinol berperan sebagai neuroprotektif dengan
menghambat xanthine o(sidase pada endotel pembuluh darah. +antine o(sidase
berperan dalam meningkatkan produk radikal bebas ;% ,reactive oxygen species)
saat terjadi kerusakan otak. %elain itu, allopurinol dalam konsentrasi tinggi mampu
menghambat radikal bebas (se!ara langsung) dan akumulasi neutrofil. Allopurinol
juga dapat meringankan edema serebral.
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
16/28
*. Antioksidan
Antioksidan berperan sebagai neuroprotektor melalui efek antiapoptosis dan
penangkap radikal bebas. 6ontoh antioksidan yang umum digunakan adalah
Gitamin . 1"
- +engobatan suportif&
1. I68 (intensive care units)
+emantauan ketat dan perbaikan perfusi adekuat ke otak dapat
memperthankan tekanan darah sehingga dapat men!egah !edera iskemik lanjutan. 1$
". Gentilasi adekuat
$. +emantauan tekanan darah
. +emantauan status metabolik (gula darah, !airan, nutrisi)
*. +emantauan kejang dan edema otak
#ejang yang mun!ul pada satu jam pertama periode HI umumnya
berhubungan dengan prognosis yang buruk pada HI. Hiperaktiitas neuron saat
kejang meningkatkan metabolisme energi pada otak. ;bat antiepilepsi umumnya
diperlukan untuk pen!egahan kejang dan untuk menstabilkan kebutuhan metabolisme
energi. +henobarbital merupakan salah satu A0 (antiepilepti! drugs) yang umum
digunakan untuk mengobati kejang pada neonatus dengan HI. ",1$
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
17/28
BAB III
HUBUN0AN A#$I%#IA DEN0AN %EADIAN HIE
3.1 Huungan As!&ks&a (engan %eja(&an HIE
Asfiksia didefinisikan sebagai gangguan pertukaran gas yang mengarah pada
$ gejala komponen biokimia& hipoksemia, hiperkapnia, dan asidosis metabolik.
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
18/28
#arena kontraksi rahim selama proses persalinan normal, bayi akan mengalami
beberapa gejala asfiksia. %emua bayi yang mengalami gejala-gejala tersebut terus
menerus, beresiko untuk berkembang menjadi HI. *
%istem saraf pusat merupakan hal utama yang menjadi masalah pada bayi
dengan asfiksia. 6edera otak dapat dikarenakan perdarahan intra!ranial, ataupun HI.
#riteria diagnosis HI adalah& terdapat temuan klinis ensefalopati, seperti
defisit neurologis ataupun kejang, dan sesak nafas. +enegakkan diagnosis untuk
asfiksia disini harus terdapat bukti adanya gangguan suplai oksigen atau aliran darah
ke janin. ?angguan suplai oksigen tersebut umumnya bersifat multifaktorial dari ibu,
(seperti& hipotensi, toksemia, tatenus uterin, dan ruptus uterus), plasenta (seperti&
infeksi, abruptio plasenta, dan kompresi tali pusat), atau bayi (seperti& depresi %%+,
anomali !ongenital, dan infeksi). *
3.2 Pat)!&s&)l)g&
;ksigenasi jaringan yang buruk pada neonatus akan menyebabkan
hipoksemia. %aturasi oksigen dalam darah umumnya akan menurun, namun fungsi sel
dan organ biasanya belum tepengaruh. ika penurunan suplai oksigen terus berlanjut,
terjadilah hipoksia. Hipoksia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan tekanan
oksigen dan mun!ulnya metabolisme anaerob yang utamanya terjadi pada jaringan-
jaringan perifer. Hal tersebut juga terjadi pada bayi prematur. Bayi prematur atau pun
bayi kurang bulan memiliki paru dan organ ital lain yang masih immatur dan
keterbatasan otot-otot pernafasan. 11,1/
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
19/28
Bayi post-matur memiliki resiko asfiksia $.3 kali lebih besar dibandingkan
dengan bayi prematur. Hal itu dikarenakan kondisi bayi post matur5 resiko infeksi
bayi post-matur, dan fibrosis plasenta (terjadi penurunan aliran darah dari plasenta ke
janin).12
#etika jaringan kekurangan pasokan oksigen, maka ia juga akan kehilangan
kemampuannya untuk melakukan fosforilasi oksidatif. Akibatnya, sebagai
kompensasi, terjadilah metabolisme anaerob. 9etabolisme anaerob menyebabkan
hilangnya !adangan energi (A7+), akumulasi asam laktat dan ion hidrogen (asidosis),
dan berkurangnya fungsi sel. ika proses tersebut terus berlanjut, pompa
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
20/28
menyebabkan penurunan !urah jantung dan iskemia pada otak. +rognosis umumnya
bisa dinilai dari derajat kelainan neurologis, ada atau tidaknya kejang, dan
durasi'lamanya kelainan neurologis tersebut terjadi. *
Hipoksia dan kerusakan organ-organ, seperti hepar, dapat meningkatkan
enEim hati. Beberapa penelitian menyatakan, tes fungsi hati dan ginjal dapat
dilakukan untuk menilai tingkat keparahan HI.>
3.3 Tera'& H&')term&
Therapeutic Hypotermia (H7) telah menjadi standar dalam pengobatan untuk
bayi baru lahir dengan ensefalopati karena asfiksia. Hasil meta-analisis dengan
metode randomied controlled cooling trials (67-s) menunjukkan, terapi hipotermi
se!ara signifikan menghasilkan prognosis yang baik untuk perkembangan saraf bayi
pada usia 13-" bulan. 1/
9enurut penelitian terdahulu, pengobatan neuroprotektif pada HI untuk
mengurangi !edera otak paling efektif dilakukan seteah tindakan resusitasi, sebelum
terjadi kegagalan suplai energi pada otak. 12
7erapi hipotermia digunakan sebagai salah satu terapi neuroprotektif pada negara
negara maju. 9enurut penelitian sebelumnya dengan menggunakan model, terapi
hipotermia ringan se!ara efektif dapat menghambat kerusakan otak dan kematian
neuron pada HI. 12
Hipotermi dapat menghambat kerusakan otak melalui beberapa mekanisme
biologis, diantaranya&
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
21/28
1. Hipotermi mengurangi edema asogenik, infiltrasi neutrofil, dan perdarahan.
". Hipotermi membatasi pelepasan neurotransmitter dan akumulasi kalsium
intraselular.
$. Hipotermi menghambat produksi radikal bebas, sehingga sel dapat
terlindungi dari stres oksidatif selama proses resusitasi (reperfusi).
. Hipotermia menurunkan aktiasi sitokin anti-inflamasi dan 7
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
22/28
analisa gas darah dan pH plasenta, dan asidosis juga merupakan prediktor penting
untuk menilai asfiksia pada neonatus.*
%kor Apgar membantu mengealuasi kondisi bayi baru lahir berdasarkan *
karaktersitik, yaitu& denyut jantung, usaha nafas, tonus otot, iritabilitas refle, dan
arna kulit. +ada dasarnya, skor Apgar ditentukan pada menit pertama dan kelima
pada bayi baru lahir./
+ada kasus asfiksia perinatal, nilai Apgar biasanya menurun se!ara bertahap,
yang dimulai dari arna kulit, usaha nafas, tonus otot, iritabilitas refleks, dan yan
terakhir denyut jantung. +emulihan yang !epat * karakteristik skor Apgar untuk
kondisi tersebut tidak selalu terjadi dalam urutan yang sama./
3.* IL" Markers
9enurut penelitian terdahulu, sitokin pada reaksi inflamasi memainkan peran
penting dalam HI. Interleukin di sintesis dan disekresi sebagai respon dari stimulasi
limfosit, makrofag, dan monosit. Interleukin-/ (I@-/) merupakan sitokin yang
memi!u respon selular dan reaksi fisiologis, termasuk respon imun, reaksi inflamasi,
hematopoesis, dan aktiasi gen. 1>
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
23/28
I@-/ dapat digunakan sebagai deteksi aal dari kerusakan otak karna HI.
+eningkatan serum I@-/ dalam " jam merupakan bukti adanya peran penting
interleukin dalam mekanisme HI. +eningkatan seru I@-/ pada hari pertama
kehidupan, berhubungan dengan derajat keparahan asfiksia. 1>
3. %)m'l&kas&
+eriode perinatal adalah periode kritis terjadinya gangguan otak pada bayi.
Asfiksia umumnya terjadi pada bayi dari ibu yang tidak menerima peraatan
antenatal yang tepat, ibu primipara dan ibu dengan anemia. Asfiksia dapat
menyebabkan berbagai gangguan fungsi organ karena residistribusi aliran darah
jantung lebih diutamakan ke organ ital seperti& otak, jantung, dan ginjal, sehingga
berpotensi mengorbankan saluran pen!ernaan (gastrointestinal) dan kulit. ?angguan
?injal Akut (??A) merupakan komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus
asfiksia'HI. 11,"
+enanganan pertama bayi baru lahir asfiksia pada jam pertama kehidupan
menentukan prognosis Hipoxic-Ischemic Encephalopaty. isiko kematian pada bayi
asfiksia lipat lebih tinggi pada malam hari dibanding siang hari, terkait dengan
faktor kelalaian dan kelelahan petugas kesehatan."1
?injal merupakan salah satu organ yang sensiif terhadap penurunan oksigen.
?agal ginjal dapat terjadi dalam " jam setelah periode asfiksia, yang jika
berlangsung se!ara terus- menerus dapat menyebabkan nekrosis kortikal. +ada orang
sehat, umumnya glomerulogenesis terjadi pada minggu ke * masa gestasi dan
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
24/28
berkembang pada trimester " kehidupan. +ada neonatus, ?= (glomerular filtration
rate) berhubungan dengan usia gestasi dan berat badan.11
0ibandingkan dengan anak-anak, bayi baru lahir lebih rentan untuk
mengalami gangguan ginjal karena memiliki ?= yang rendah. tingginya resistansi
askular ginjal, tingginya aktiitas renin dalam darah, dan penurunan resorbsi sodium
pada tubulus proksimal ginjal.11
9enurut safaa et al , gangguan ginjal akut merupakan komplikasi yang umum
terjadi pada bayi dengan asfiksia (*). ??A umumnya terjadi pada HI derajat II
(/$). 9enurut penelitian sebelumnya, asfiksia pada bayi baru lahir yang
mendapatkan pengobatan suportif memiliki prognosis yang baik, >1.$ bayi
mengalami perbaikan sempurna, dan kematian terjadi pada 3.2 bayi. 11
BAB I
PENUTUP
.1 %es&m'ulan
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
25/28
Asfiksia didefinisikan sebagai gangguan pertukaran gas yang
mengarah pada $ gejala komponen biokimia& hipoksemia, hiperkapnia, dan
asidosis metabolik. #arena kontraksi rahim selama proses persalinan normal,
bayi akan mengalami beberapa gejala asfiksia. %emua bayi yang mengalami
gejala-gejala tersebut terus menerus, beresiko untuk berkembang menjadi
HI. Hipoxic-Ischemic Encephalopaty adalah suatu kerusakan otak karena
berkurangnya aliran darah (oksigen) ke jaringan otak yang ditandai dengan
gejala klinis dan bukti laboratorium dari !edera otak akut'subakut akibat
hipoksia.
DA$TAR PU#TA%A
1. %ekela, 9akyusa, 9anji #, and 9assae A. :. 7he is!haemi! en!ephalopathy
s!ore in predi!ting neurodeelopmental out!omes among infants ith birth
asphyia at the muhimbili national hospital, dar-es salaam, 7anEania. ournal of 7ropi!al +ediatri!s "35**(1)&3-1.
". ghbalian =. =reuen!y of hypoi!-is!haemi! en!ephalopathy among
hospitali!ed neonates in est iran. Iran ournal of +ediatri!s "151(")&"-*.
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
26/28
$. ureshi A.9, ehman A, and %addii 7.%. Hypoi! is!hemi! en!ephalopathy in
neonates. ournal Ayub 9edi!al 6oll Abbotabad "15""()&1>-$.
. Abdulai #, Al-Eohairy J, and #aram #. arly predi!tors of neurodeelopmental aderse out!ome in term infants ith postasphyial hypoi!
is!hemi! en!ephalopathy. International ournal of 6ollaboratie esear!h on
Internal 9edi!ine and +ubli! Health "115$(11)&3"1-$2.
*. @euthner % , and 8tpala ?. @o apgar s!ores and the definition of birthasphyia. +ediatri! 6lini!s of
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
27/28
1". 6erio = ?, 6elador I, AlareE A, and Hilario . -*.
13. 7horesen 9, 7hooley , @iu M, ary %, =leming +, dkk. 7ime is brain& starting
therapeuti! hypothermia ithin three hours after birth improes motor out!ome
in asphyiated neborns.
-
8/20/2019 BAB I Referat Alhmdu
28/28