bab ii

Upload: citra-latika-agustia

Post on 12-Oct-2015

22 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

IKM

TRANSCRIPT

5

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana (KB)1. Definisi KBUndang-undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Pasal 1 menyebutkan bahwa KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak-hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Disebutkan pula bahwa suami dan isteri mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dalam melaksanakan KB dan bahwa dalam menentukan cara KB pemerintah wajib menyediakan bantuan pelayanan kontrasepsi bagi suami dan isteri.4

2. Jenis Metode KBJenis metode KB yang ada di Indonesia: 3 Tabel 1. Jenis Metode KBNon HormonalHormonal

1. Metode Amenore Laktasi (MAL)2. Kondom3. Alat Kontrasepsi dalam Rahim4. Kontrasepsi Mantap (Vasektomi, Tubektomi)1. Progestin : pil, injeksi, implant2. Kombinasi : pil dan injeksi

B. Konsep Pelayanan Keluarga BerencanaUndang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada Pasal 78 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan dalam KB dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas dan pemerintah bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan pelayanan KB yang aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat.4Pelayanan KB adalah bagian dari implementasi pendekatan siklus hidup dan prinsip continuum of care dalam upaya peningkatan derajat Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Peningkatan akses dan kualitas Pelayanan KIA dimulai sejak remaja, wanita usia subur hingga masa pra-hamil, kehamilan, persalinan dan nifas, bayi, dan balita. 4Pelayanan KB adalah salah satu bentuk upaya kesehatan promotif dan preventif perorangan. Implementasi pendekatan life cycle dan prinsip continuum of care dalam Pelayanan KB terlihat dari jenis pelayanan dan sasaran yang dituju. Pelayanan KB mulai diberikan kepada remaja berupa pemberian informasi tentang Kesehatan Reproduksi yang terintegrasi dalam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Untuk calon pengantin, pelayanan KB diberikan dalam bentuk pemberian informasi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi. 4Pelayanan KB kepada ibu hamil diberikan terintegrasi dengan pelayanan antenatal dalam bentuk konseling KB pasca-persalinan, penggunaan Buku KIA, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), maupun pemberian informasi dalam Kelas Ibu Hamil. Apabila setelah melahirkan seorang ibu belum menggunakan kontrasepsi, maka pada saat memberikan pelayanan nifas petugas kesehatan dapat melakukan konseling KB pasca-persalinan dan pelayanan KB pasca-persalinan. Untuk PUS yang tidak sedang hamil Pelayanan KB diberikan dalam bentuk konseling dan pelayanan KB dengan tujuan merencanakan dan menjarangkan atau membatasi kehamilan.4 C. Peran Puskesmas dalam Program KBPusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang tersedia di setiap kecamatan di Indonesia. Implementasi dari strategi Kementerian Kesehatan tersebut adalah dengan ditetapkannya 6 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas yang meliputi Upaya Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat, Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Upaya Pengobatan. Dengan demikian, jelas bahwa pelayanan KB termasuk upaya kesehatan wajib di Puskesmas. 4

D. Peran Penyuluh atau Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB)Bila ditinjau dari aspek pengelolaaan program, keberhasilan program KB tidak lepas dari berbagai kondisi di lapangan yang menunjang proses operasional pelayanan program KB nasional. Hal tersebut didukung oleh keberadaan penyuluh atau petugas lapangan KB (PLKB) dan institusi masyarakat pedesaan (IMP). Keberadaan mereka sangat mendukung usaha perluasaan jangkauan pelayanan program , baik dalam memotivasi serta memfasilitasi masyarakat untuk mengakses pelayanan.4PLKB bertugas memberikan penyuluhan, pendataan dan pendampingan Keluarga berencana, sebelumnya para PLKB diberi orientasi dan pembekalan dengan tugas awalnya adalah melakukan pendataan, Dari pendataan tersebut dapat diketahui persoalan yang dihadapi dilapangan, kemudian akan dilakukan evaluasi apa saja yang sudah dilaksanakan oleh PLKB dalam mengatasi persoalan tersebut. Setelah itu tenaga PLKB tersebut akan dibekali lagi mengenai pengetahuan latihan dasar umum (LDU) mengenai tugas dan fungsi PLKB secara khusus lagi. Idealnya seorang PLKB hanya melayani 3 desa. PLKB sebagai ujung tombak program KB didaerah harus langsung berhadapan dengan masyarakat sampai tingkatan terbawah , termasuk di Rukun Tetangga. Berdasarkan penguasaan lapangan tersebut, seorang PLKB juga harus memberikan laporan kepada atasannya tentang hasil dan prediksi hasil yang akan dicapai dalam program KB di wilayah binaannya. Dengan demikian, keberhasilan program era kebangkitan KB di tengah-tengah masyarakat sangat tergantung pada efektivitas PLKB.4

E. Urutan Dalam Pemecahan Masalah.Untuk memecahkan masalah dapat menggunakan siklus pemecahan masalah seperti gambar berikut 1 :

Gambar 1. Siklus Pemecahan Masalah

1. Identifikasi MasalahDalam menganalisis masalah digunakan metode poendekatan system untuk mencari kemungkina penyebab dan menyusun pendekatan-pendekatan masalah, dari pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal-hal yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan. System yang diutarakan disini adalah system terbuka pelayanan kesehatan yang dijabarkan sebagai berikut :

Process:Fungsi Manajemen (P1,P2,P3)Input :ManMoneyMethodMaterialMachineOuput :Cakupan Kegiatan dan Mutu

Outcome

LingkunganFisik, Kependudukan, Sosial Budaya

Gambar 2. Analisia Penyebab Masalah dengan Pendekatan Sistem

2. Penentuan Penyebab Masalah Digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah pendapat. Untuk mewmbantu menentukan penyebab kemungkinan masalah dapat dipergunakan diagram Fish Bone.

Gambar 3. Diagram Fish Bone3. Penentuan Penyebab Masalah yang Paling MungkinDipilih dari sebab-sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi dan survei lapangan.4. Menentukan alternatif pemecahan masalahSeringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika masalah sudah jelas maka dapat langsung pada alternative pemecahan masalah.5. Penetapan Pemecahan Masalah terpilihSetelah alternatif pemecahan masalah terpilih ditentukan, maka dilakukan pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternative maka digunakan metode kriteria Matrix untuk menentukan atau memilih pemecahan terbaik.6. Penyusunan Rencana PenerapanRencana penerapan pemecahan masalah dapat dibuat dalam bentuk POA (Plan Of Action) atau rencana kegiatan.

7. Monitoring dan EvaluasiAda dua segi pemantauan yaitu, apakah kegiatan penerapan pemecahan masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat dipecahkan.

F. Prioritas Pemecahan MasalahSetelah menentukan alternatif masalah, maka selanjutnya dilakukan penetuan prioritas alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria Matrix: 1

M x I x VC

Berikut ini proses penentuan prioritas alternative pemecahan masalah dengan menggunakan Kriteria Matrix :1. Magnitude (M): besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah yang dapat di selesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat diselsaikan dengan pemecahan masalah makin efektif2. Importancy (I) : pentingnya cara pemecahan masalah. Makin pentinga cara penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah makin efektif3. Vulnerability (V) : sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitif bentuk penyelesaian masalah makin efektif4. Cost (C) : Perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan pemecahan masalah. Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-5. cara memberi nilai : Dengan Nilai 1 adalah biaya yang dikeluarkan kecil nilai 3 biaya menengah dan nilai 5 biaya yang dikeluarkan besar.

G. Pembuatan Plan Of Action dan Gann ChartSetelah melakuakn penentuan pemecahan masalah maka selanjutnya dilakukan pembuatan Plan Of Action serta Gann Chart, hal ini bertujuan untuk menentukan perencanaan kegiatan.14