bab ii
DESCRIPTION
okTRANSCRIPT
7/18/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 1/12
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Belajar
Belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Belajar adalah perubahan
yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi sebagai hasil dari pengalaman
atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon (Wikipedia, 2014). Belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa-
raga, psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang
berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik (Sardiman 2011:21). Belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
dalam dirinya, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang
bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang
menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Sadiman, 2010). Dari beberapa pengertian
belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua aktivitas mental maupun
psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah
laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar. Tidak semua
perubahan tingkah laku dapat disebut sebagai belajar. Perubahan tersebut bersifat
permanen, tahan lama, dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja.
7/18/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 2/12
9
B. Media Pembelajaran
Media adalah kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya
perantara (between). Makna umumnya adalah apa saja yang dapat menyalurkan
informasi dari sumber informasi ke penerima informasi (Prastati, dkk, 2001).
Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi
(Sadiman, 201) . Media dapat diartikan sebagai alat yang dapat merangsang
peserta didik untuk belajar karena media merupakan salah satu komponen
komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan,
komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, dikemukakan bahwa pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar. Setiap guru penting untuk memahami sistem pembelajaran, karena dengan
pemahaman sistem ini, setiap guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran
atau hasil yang diharapkan, proses kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan,
pemanfaatan setiap komponen dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai dan bagaimana mengetahui keberhasilan pencapaian tersebut. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna pembelajaran merupakan proses, cara
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran adalah
kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu siswa mempelajari suatu
kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis, melalui
tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi (Sagala, 2010). Berdasarkan uraian di
7/18/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 3/12
10
atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses penyampaian
segala informasi berupa ilmu yang disampaikan oleh guru kepada siswanya secara
sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi, yang bertujuan
untuk memberikan manfaat baik berupa perubahan tingkah laku, penambahan
pengetahuan, serta dapat memberikan keterampilan, yang melibatkan berbagai
komponen, yaitu peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, sehingga siswa tertarik minat dan
perhatiannya, terangsang pikiran dan perasaannya pada kegiatan belajar dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran (Kustiawan, 2013). Media pembelajaran
merupakan alat yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan
informasi yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Manfaat penggunaan media
pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1) media
pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, 2) media
pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga
menimbulkan motivasi belajar, 3) media pembelajaran dapat mengatasi
keterbatasan indera, ruang dan waktu.
C. Media Pembelajaran Berbantuan Komputer
Pada zaman serba modern ini, komputer tidak lagi hanya digunakan oleh
orang-orang yang bergerak dalam dunia kerja, melainkan komputer juga
7/18/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 4/12
11
dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Menurut Ibrahim, dkk (dalam
Kusumawardhani, 2013) komputer sebagai media pembelajaran memiliki dua
fungsi utama yaitu alat bantu pengelola pembelajaran (Computer Managed
Instruction) dan sebagai alat bantu pembelajaran (Computer Assisted Instruction).
Komputer digunakan sebagai pengelola pembelajaran menjalankan fungsi
administratif yang meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi siswa, database
buku/ e-library, dan kegiatan administratif sekolah lainnya. Penggunaan komputer
sebagai alat bantu pembelajaran adalah untuk menyampaikan isi pelajaran,
memberikan latihan dan mengetes kemampuan belajar siswa. CAI dapat sebagai
tutor yang menggantikan guru dalam kelas. Bentuk CAI juga beragam bergantung
pada kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya, bisa dalam bentuk
permainan ( games), mengajarkan konsep abstrak yang dikonkritkan dalam bentuk
audio-visual yang dianimasikan.
Media pembelajaran berbantuan komputer dapat digunakan sebagai alat
bantu pembelajaran, bahkan media pembelajaran berbantuan komputer dapat
menggantikan peran guru dalam pembelajaran. Potensi media komputer yang
dimanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran antara lain
sebagai berikut: 1) memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan
materi pelajaran, 2) proses belajar dapat berlangsung secara individual sesuai
dengan kemampuan belajar siswa, 3) mampu menampilkan unsur audio visual
untuk meningkatkan minat belajar (multimedia), 4) dapat memberikan umpan
balik terhadap respon siswa dengan segera, 5) mampu menciptakan proses belajar
secara berkesinambungan (Pradipta, 2012).
7/18/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 5/12
12
D. Pendekatan Scientific (Scientif ic Approach ) dalam Kurikulum 2013
Sesuai dengan Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran Kurikulum 2013 mengembangkan dua
modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses
pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses
pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan
berfikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber
belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan
pembelajaran. Dalam kegiatan langsung tersebut siswa melakukan kegiatan
belajara mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau
menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam
kegiatan analisis. Proses tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi
selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan
khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan
sikap.
Dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, proses pembelajaran terdiri
atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Kelimanya dirinci dalam berbagai
kegiatan belajar sebagaimana dijabarkan oleh Tabel 2.1.
7/18/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 6/12
13
Tabel 2.1 : Rincian Kegiatan Belajar dalam Pendekatan Saintifik.
Langkah
Pembelajaran
Kegiatan Belajar Kompetensi yang
DikembangkanMengamati Membaca, mendengar, menyimak,
melihat (tanpa atau dengan alat)Melatih kesungguhan,ketelitian, mencari informasi.
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang
informasi yang tidak dipahami dari apa
yang diamati atau pertanyaan untuk
mendapatkan informasi tambahan
tentang apa yang diamati (dimulai dari
pertanyaan faktual sampai ke
pertanyaan yang bersifat hipotetik)
Mengembangkan kreativitas,
rasa ingin tahu, kemampuan
merumuskan pertanyaan untuk
membentuk pikiran kritis yang
perlu untuk hidup cerdas dan
belajar sepanjang hayat.
Mengumpulkan
informasi/
eksperimen
- Melakukan eksperimen
- Membaca sumber lain selain buku
teks
-
Mengamati objek/ kejadian/aktivitas
- Wawancara dengan nara sumber
Mengembangkan sikap teliti,
jujur, sopan, menghargai
pendapat orang lain,
kemampuan berkomunikasi,menerapkan kemampuan
mengumpulkan informasi
melalui berbagai cara yang
dipelajari, mengembangkan
kebiasaan belajar dan belajar
sepanjang haya.
Mengasosiasikan/
mengolahinformasi
- Mengolah informasi yang sudah
dikumpulkan baik terbatas darihasil kegiatan mengumpulkan/
eksperimen mau pun hasil dari
kegiatan mengamati dan kegiatan
mengumpulkan informasi.
-
Pengolahan informasi yangdikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan
kedalaman sampai kepada
pengolahan informasi yang bersifat
mencari solusi dari berbagai
sumber yang memiliki pendapat
yang berbeda sampai kepada yang
bertentangan.
Mengembangkan sikap jujur,
teliti, disiplin, taat aturan, kerjakeras, kemampuan menerapkan
prosedur dan kemampuan
berfikir induktif serta deduktif
dalam menyimpulkan.
Mengkomunikasi
kan
Menyampaikan hasil pengamatan,
kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media
lainnya.
Mengembangkan sikap jujur,
teliti, toleransi, kemampuan
berfikir sistematis,
mengungkapkan pendapat
dengan singkat dan jelas, danmengembangkan kemampuan
berbahasa yang baik dan benar.
Sumber: Permendikbud. (2013). Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.
7/18/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 7/12
14
Terdapat lima pengalaman belajar pada pendekatan ilmiah yaitu
mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata
pelajaran.
Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu
siswa, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan tinggi (Fauziah, dkk,
2013). Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran.
Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara
nyata, siswa senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dengan metode
mengamati siswa menemukan fakta-fakta menarik tentang obyek yang diamati
yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari.
Pengalaman belajar menanya, guru membuka kesempatan secara luas
kepada siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca
atau dilihat (Permendikbud, 2013). Siswa tidak mudah menanya apabila tidak
dihadapkan dengan media yang menarik (Fauziah, dkk, 2013). Disinilah peran
guru untuk mampu menginspirasi siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan.
Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu siswa
M e n g a m a t i
M e n a n y a
M e n a l a r
M e n c o b a
M e n g k o m u
n i k a s i k a n
Gambar 2.1. Pendekatan saintifik ( scientific approach)
(Sumber: Atsnan, dkk, 2013)
7/18/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 8/12
15
belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan siswanya, ketika itu pula
dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.
Melalui proses tanya jawab yang dilakukan berkembanglah rasa ingin tahu siswa.
Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata
empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.
Penalaran dimaksud yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan
satu informasi dengan informasi lainnya (Permendikbud, 2013). Istilah menalar di
sini merujuk pada teori belajar asosiasi yang dikemukakan oleh Thorndike.
Asosiasi berdasarkan teori belajar Thorndike merupakan penggabungan antara
satu peristiwa dengan peristiwa yang lainnya. Sehingga dapat dikatakan pada
proses menalar ini siswa dituntut untuk mampu memasukkan peristiwa-peristiwa
atau beragam ide ke dalam otak dan menggabungkannya dengan pengalaman atau
peristiwa sebelumnya.
Mencoba merupakan keterampilan proses untuk mengembangkan
pengetahuan alam sekitar dengan menggunakan metode ilmiah dan sikap ilmiah
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Untuk
memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, siswa harus mencoba atau
melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai dan
aplikasi dari kegiatan mencobapun dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai
ranah tujuan belajar (sikap, keterampilan, pengetahuan) (Fauziah, dkk, 2013).
Pada mata pelajaran Fisika siswa dituntut untuk mampu memahami konsep-
konsep Fisika dan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Pada tahap
mencoba siswa akan mengalami pengalaman secara langsung melakukan
7/18/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 9/12
16
percobaan untuk memperoleh ilmu secara nyata untuk memecahkan masalah-
masalah yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Membentuk jejaring terdiri dari tiga langkah yaitu: menyimpulkan,
menyajika dan mengkomunikasikan. Menyimpulkan dapat dilakukan bersama-
sama dalam kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah
mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi. Menyajikan dapat disajikan
dalam bentuk laporan tertulis. Pada kegiatan akhir diharapkan siswa dapat
mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun secara bersama-sama
dalam kelompok dan/ atau secara individu (Fauziah, dkk, 2013). Pada tahap ini
siswa dan guru saling bertukar informasi, siswa bisa mengakses informasi dari
mana saja termasuk internet. Guru dapat memberikan penguatan terhadap apa
yang sudah dikemukakan atau dikerjakan oleh peserta didik jika sudah benar, dan
memberikan klarifikasi terhadap pekerjaan peserta didik yang kurang benar dan
perlu diperbaiki.
Berdasarkan sosialisasi kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, proses pembelajaran ilmiah
harus memenuhi 7 kriteria yaitu: 1) materi pembelajaran berbasis pada fakta atau
fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan
sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata; 2) penjelasan guru,
respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang
serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur
berpikir logis; 3) mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,
analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah,
dan mengaplikasikan materi pembelajaran; 4) mendorong dan menginspirasi
7/18/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 10/12
17
siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan
satu sama lain dari materi pembelajaran; 5) mendorong dan menginspirasi siswa
mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang
rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran; 6) berbasis pada
konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan; 7) tujuan
pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem
penyajiannya.
Beberapa model pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip-
prinsip pendekatan saintifik, antara lain metode: (1) Problem Based Learning; (2)
Project Based Learning; (3) Inkuiri/Inkuiri Sosial; dan (4) Group Investigation.
Metode-metode ini berusaha membelajarkan siswa untuk mengenal masalah,
merumuskan masalah, mencari solusi atau menguji jawaban sementara atas suatu
masalah/pertanyaan dengan melalukan penyelidikan (menemukan fakta-fakta
melalui penginderaan), pada akhirnya dapat menarik kesimpulan dan
menyajikannya secara lisan maupun tulisan.
E. Fluida Statis dalam Kurikulum 2013
Materi fluida statis yang digunakan dalam pengembangan media
pembelajaran berbasis komputer ini sesuai dengan Kompetensi dasar yang sesuai
dengan kurikulum 2013 untuk kelas X SMA. Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar materi dapat dilihat pada Tabel 2.2.
7/18/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 11/12
18
Tabel 2.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
1.1 Menyadari kebesaran Tuhan yang
menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan
fenomena alam fisis dan
pengukurannya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara eektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri
sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu;objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung
jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan)
dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
sikap dalam melakukan
percobaan dan berdiskusi.3. Memahami, menerapkan, menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, danhumaniora dengan wawasan kemanusian,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
3.1 Menerapkan hukum-hukum pada
fluida statik dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranahkonkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang diperlajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan
menggunakan peralatan dan
teknik yang tepat untuk
penyelidikan ilmiah.
4.7 Merencanakan dan melaksanakan
percobaan yang memanfaatkan
sifat-sifat fluida untuk
mempermudah suatu pekerjaan.
Penerapan tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari ditunjukkan
oleh tekanan pada dasar laut atau danau berbeda dengan tekanan yang ada
dipermukaan laut atau danau. Selain itu juga bentuk bendungan yang dibuat tebal
bagian bawah. Tekanan hidrostatis dipengaruhi oleh ketinggian atau kedalaman
zat cair. Semakin tinggi atau dalam zat cair semakin besar tekanan yang
dihasilkan.
7/18/2019 BAB II
http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 12/12
19
Penerapan hukum Pascal digunakan dalam mesin hidrolik pada bengkel
maupun tempat cuci mobil. Pada kedalaman yang sama, zat cair dalam suatu
wadah akan memiliki besar tekanan yang sama. Jika diberi tekanan, zat cair yang
diam akan meneruskannya ke bagian yang lain. Tekanan itu diteruskan ke segala
arah sama besar.
Penerapan Hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat
pada kapal laut yang massanya berton-ton dapat terapung dipermukaan air laut,
kapal selam yang bisa tenggelam dan terapung, balon udara yang bisa melayang
diudara serta hidrometer alat untuk mengukur massa jenis suatu zat cair. Hukum
Archimedes dinyatakan sebagai berikut : “Gaya apung yang bekerja pada suatu
benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama
dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”.
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair
untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan
elastis. Manfaat dari tegangan permukaan ini kemampuan air untuk membasahi
benda. Semakin kecil tegangan permukaan air, makin baik kemampuan air untuk
membasahi benda, dan ini berarti kotoran-kotoran pada benda lebih mudah larut
dalam air.
Kapilaritas yaitu gejala naik atau turunnya permukaan zat cair pada celah-
celah sempit atau pipa kapiler. Gejala kapiler atau kapilaritas disebabkan oleh
gaya kohesi dari tegangan permukaan dan gaya adhesi antara zat cair dan tabung
kaca. Manfaat dari gejala kapilaritas antara lain naiknya minyak tanah dalam
sumbu kompor, merembesnya air pada dinding-dinding kamar mandi dan
peristiwa kapilaritas pada tumbuhan.