bab ii

12
 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar Belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi se bagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respo n (Wikipedia, 2014 ). Belajar adalah rang kaian kegiatan jiwa- raga, psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang  berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan k arsa, ranah kognitif, afektif, dan  psikomotorik (Sardiman 2011:2 1). Belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang  bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Sadiman, 2010). Dari beberapa pengertian  belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua aktivitas mental maupun  psikis yang dilakukan o leh seseorang sehingga menimbulkan perubahan ting kah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belaj ar. Tidak semua  perubahan tingkah laku dapat d isebut sebagai belajar. Perubahan tersebut bersifat  permanen, tahan lama, dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja.

Upload: aprilyati-susanti

Post on 10-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ok

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

7/18/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 1/12

 

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.  Belajar

Belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Belajar adalah perubahan

yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi sebagai hasil dari pengalaman

atau latihan yang diperkuat. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara

stimulus dan respon (Wikipedia, 2014). Belajar adalah rangkaian kegiatan jiwa-

raga, psikofisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang

 berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan

 psikomotorik (Sardiman 2011:21). Belajar adalah adanya perubahan tingkah laku

dalam dirinya, perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang

 bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang

menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Sadiman, 2010). Dari beberapa pengertian

 belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa semua aktivitas mental maupun

 psikis yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah

laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar. Tidak semua

 perubahan tingkah laku dapat disebut sebagai belajar. Perubahan tersebut bersifat

 permanen, tahan lama, dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja.

Page 2: BAB II

7/18/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 2/12

9

B.  Media Pembelajaran

Media adalah kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya

 perantara (between). Makna umumnya adalah apa saja yang dapat menyalurkan

informasi dari sumber informasi ke penerima informasi (Prastati, dkk, 2001).

Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari

 pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi

(Sadiman, 201) . Media dapat diartikan sebagai alat yang dapat merangsang

 peserta didik untuk belajar karena media merupakan salah satu komponen

komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan,

komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, dikemukakan bahwa pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

 belajar. Setiap guru penting untuk memahami sistem pembelajaran, karena dengan

 pemahaman sistem ini, setiap guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran

atau hasil yang diharapkan, proses kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan,

 pemanfaatan setiap komponen dalam proses kegiatan untuk mencapai tujuan yang

ingin dicapai dan bagaimana mengetahui keberhasilan pencapaian tersebut. Dalam

Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna pembelajaran merupakan proses, cara

 perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Pembelajaran adalah

kegiatan yang dirancang oleh guru untuk membantu siswa mempelajari suatu

kemampuan dan atau nilai yang baru dalam suatu proses yang sistematis, melalui

tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi (Sagala, 2010). Berdasarkan uraian di

Page 3: BAB II

7/18/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 3/12

10

atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses penyampaian

segala informasi berupa ilmu yang disampaikan oleh guru kepada siswanya secara

sistematis melalui tahap rancangan, pelaksanaan, dan evaluasi, yang bertujuan

untuk memberikan manfaat baik berupa perubahan tingkah laku, penambahan

 pengetahuan, serta dapat memberikan keterampilan, yang melibatkan berbagai

komponen, yaitu peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan oleh guru untuk

menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, sehingga siswa tertarik minat dan

 perhatiannya, terangsang pikiran dan perasaannya pada kegiatan belajar dalam

rangka mencapai tujuan pembelajaran (Kustiawan, 2013). Media pembelajaran

merupakan alat yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan

informasi yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar dalam rangka

mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Manfaat penggunaan media

 pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1) media

 pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, 2) media

 pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga

menimbulkan motivasi belajar, 3) media pembelajaran dapat mengatasi

keterbatasan indera, ruang dan waktu.

C.  Media Pembelajaran Berbantuan Komputer 

Pada zaman serba modern ini, komputer tidak lagi hanya digunakan oleh

orang-orang yang bergerak dalam dunia kerja, melainkan komputer juga

Page 4: BAB II

7/18/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 4/12

11

dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Menurut Ibrahim, dkk (dalam

Kusumawardhani, 2013) komputer sebagai media pembelajaran memiliki dua

fungsi utama yaitu alat bantu pengelola pembelajaran (Computer Managed

 Instruction) dan sebagai alat bantu pembelajaran (Computer Assisted Instruction).

Komputer digunakan sebagai pengelola pembelajaran menjalankan fungsi

administratif yang meningkat, seperti rekapitulasi data prestasi siswa, database

 buku/ e-library, dan kegiatan administratif sekolah lainnya. Penggunaan komputer

sebagai alat bantu pembelajaran adalah untuk menyampaikan isi pelajaran,

memberikan latihan dan mengetes kemampuan belajar siswa. CAI dapat sebagai

tutor yang menggantikan guru dalam kelas. Bentuk CAI juga beragam bergantung

 pada kecakapan pendesain dan pengembang pembelajarannya, bisa dalam bentuk

 permainan ( games), mengajarkan konsep abstrak yang dikonkritkan dalam bentuk

audio-visual yang dianimasikan.

Media pembelajaran berbantuan komputer dapat digunakan sebagai alat

 bantu pembelajaran, bahkan media pembelajaran berbantuan komputer dapat

menggantikan peran guru dalam pembelajaran. Potensi media komputer yang

dimanfaatkan untuk meningkatkan efektifitas proses pembelajaran antara lain

sebagai berikut: 1) memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara siswa dan

materi pelajaran, 2) proses belajar dapat berlangsung secara individual sesuai

dengan kemampuan belajar siswa, 3) mampu menampilkan unsur audio visual

untuk meningkatkan minat belajar (multimedia), 4) dapat memberikan umpan

 balik terhadap respon siswa dengan segera, 5) mampu menciptakan proses belajar

secara berkesinambungan (Pradipta, 2012).

Page 5: BAB II

7/18/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 5/12

12

D.  Pendekatan Scientific (Scientif ic Approach ) dalam Kurikulum 2013

Sesuai dengan Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi

Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran Kurikulum 2013 mengembangkan dua

modus proses pembelajaran yaitu proses pembelajaran langsung dan proses

 pembelajaran tidak langsung. Proses pembelajaran langsung adalah proses

 pendidikan di mana peserta didik mengembangkan pengetahuan, kemampuan

 berfikir dan keterampilan psikomotorik melalui interaksi langsung dengan sumber

 belajar yang dirancang dalam silabus dan RPP berupa kegiatan-kegiatan

 pembelajaran. Dalam kegiatan langsung tersebut siswa melakukan kegiatan

 belajara mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi atau

menganalisis, dan mengkomunikasikan apa yang sudah ditemukannya dalam

kegiatan analisis. Proses tidak langsung adalah proses pendidikan yang terjadi

selama proses pembelajaran langsung tetapi tidak dirancang dalam kegiatan

khusus. Pembelajaran tidak langsung berkenaan dengan pengembangan nilai dan

sikap.

Dalam proses pembelajaran Kurikulum 2013, proses pembelajaran terdiri

atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, mengasosiasi, mengkomunikasikan. Kelimanya dirinci dalam berbagai

kegiatan belajar sebagaimana dijabarkan oleh Tabel 2.1.

Page 6: BAB II

7/18/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 6/12

13

Tabel 2.1 : Rincian Kegiatan Belajar dalam Pendekatan Saintifik.

Langkah

Pembelajaran

Kegiatan Belajar Kompetensi yang

DikembangkanMengamati Membaca, mendengar, menyimak,

melihat (tanpa atau dengan alat)Melatih kesungguhan,ketelitian, mencari informasi.

Menanya Mengajukan pertanyaan tentang

informasi yang tidak dipahami dari apa

yang diamati atau pertanyaan untuk

mendapatkan informasi tambahan

tentang apa yang diamati (dimulai dari

 pertanyaan faktual sampai ke

 pertanyaan yang bersifat hipotetik)

Mengembangkan kreativitas,

rasa ingin tahu, kemampuan

merumuskan pertanyaan untuk

membentuk pikiran kritis yang

 perlu untuk hidup cerdas dan

 belajar sepanjang hayat.

Mengumpulkan

informasi/

eksperimen

-  Melakukan eksperimen

-  Membaca sumber lain selain buku

teks

Mengamati objek/ kejadian/aktivitas

-  Wawancara dengan nara sumber

Mengembangkan sikap teliti,

 jujur, sopan, menghargai

 pendapat orang lain,

kemampuan berkomunikasi,menerapkan kemampuan

mengumpulkan informasi

melalui berbagai cara yang

dipelajari, mengembangkan

kebiasaan belajar dan belajar

sepanjang haya.

Mengasosiasikan/

mengolahinformasi

-  Mengolah informasi yang sudah

dikumpulkan baik terbatas darihasil kegiatan mengumpulkan/

eksperimen mau pun hasil dari

kegiatan mengamati dan kegiatan

mengumpulkan informasi.

Pengolahan informasi yangdikumpulkan dari yang bersifat

menambah keluasan dan

kedalaman sampai kepada

 pengolahan informasi yang bersifat

mencari solusi dari berbagai

sumber yang memiliki pendapat

yang berbeda sampai kepada yang

 bertentangan.

Mengembangkan sikap jujur,

teliti, disiplin, taat aturan, kerjakeras, kemampuan menerapkan

 prosedur dan kemampuan

 berfikir induktif serta deduktif

dalam menyimpulkan.

Mengkomunikasi

kan

Menyampaikan hasil pengamatan,

kesimpulan berdasarkan hasil analisis

secara lisan, tertulis, atau media

lainnya.

Mengembangkan sikap jujur,

teliti, toleransi, kemampuan

 berfikir sistematis,

mengungkapkan pendapat

dengan singkat dan jelas, danmengembangkan kemampuan

 berbahasa yang baik dan benar.

Sumber: Permendikbud. (2013). Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.

Page 7: BAB II

7/18/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 7/12

14

Terdapat lima pengalaman belajar pada pendekatan ilmiah yaitu

mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata

 pelajaran.

Metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu

siswa, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan tinggi (Fauziah, dkk,

2013). Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran.

Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara

nyata, siswa senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Dengan metode

mengamati siswa menemukan fakta-fakta menarik tentang obyek yang diamati

yang ada hubungannya dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari.

Pengalaman belajar menanya, guru membuka kesempatan secara luas

kepada siswa untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca

atau dilihat (Permendikbud, 2013). Siswa tidak mudah menanya apabila tidak

dihadapkan dengan media yang menarik (Fauziah, dkk, 2013). Disinilah peran

guru untuk mampu menginspirasi siswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu siswa

   M  e  n  g  a  m  a   t   i

   M  e  n  a  n  y  a

   M  e  n  a   l  a  r

   M  e  n  c  o   b  a

   M  e  n  g   k  o  m  u

  n   i   k  a  s   i   k  a  n

Gambar 2.1. Pendekatan saintifik ( scientific approach)

(Sumber: Atsnan, dkk, 2013)

Page 8: BAB II

7/18/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 8/12

15

 belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan siswanya, ketika itu pula

dia mendorong asuhannya itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

Melalui proses tanya jawab yang dilakukan berkembanglah rasa ingin tahu siswa.

Penalaran adalah proses berfikir yang logis dan sistematis atas fakta-kata

empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa pengetahuan.

Penalaran dimaksud yaitu memeroses informasi untuk menemukan keterkaitan

satu informasi dengan informasi lainnya (Permendikbud, 2013). Istilah menalar di

sini merujuk pada teori belajar asosiasi yang dikemukakan oleh Thorndike.

Asosiasi berdasarkan teori belajar Thorndike merupakan penggabungan antara

satu peristiwa dengan peristiwa yang lainnya. Sehingga dapat dikatakan pada

 proses menalar ini siswa dituntut untuk mampu memasukkan peristiwa-peristiwa

atau beragam ide ke dalam otak dan menggabungkannya dengan pengalaman atau

 peristiwa sebelumnya.

Mencoba merupakan keterampilan proses untuk mengembangkan

 pengetahuan alam sekitar dengan menggunakan metode ilmiah dan sikap ilmiah

dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari. Untuk

memperoleh hasil belajar yang nyata atau autentik, siswa harus mencoba atau

melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai dan

aplikasi dari kegiatan mencobapun dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai

ranah tujuan belajar (sikap, keterampilan, pengetahuan) (Fauziah, dkk, 2013).

Pada mata pelajaran Fisika siswa dituntut untuk mampu memahami konsep-

konsep Fisika dan mengkaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Pada tahap

mencoba siswa akan mengalami pengalaman secara langsung melakukan

Page 9: BAB II

7/18/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 9/12

16

 percobaan untuk memperoleh ilmu secara nyata untuk memecahkan masalah-

masalah yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Membentuk jejaring terdiri dari tiga langkah yaitu: menyimpulkan,

menyajika dan mengkomunikasikan. Menyimpulkan dapat dilakukan bersama-

sama dalam kesatuan kelompok, atau bisa juga dengan dikerjakan sendiri setelah

mendengarkan hasil kegiatan mengolah informasi. Menyajikan dapat disajikan

dalam bentuk laporan tertulis. Pada kegiatan akhir diharapkan siswa dapat

mengkomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun secara bersama-sama

dalam kelompok dan/ atau secara individu (Fauziah, dkk, 2013). Pada tahap ini

siswa dan guru saling bertukar informasi, siswa bisa mengakses informasi dari

mana saja termasuk internet. Guru dapat memberikan penguatan terhadap apa

yang sudah dikemukakan atau dikerjakan oleh peserta didik jika sudah benar, dan

memberikan klarifikasi terhadap pekerjaan peserta didik yang kurang benar dan

 perlu diperbaiki.

Berdasarkan sosialisasi kurikulum 2013 yang dikeluarkan oleh Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, proses pembelajaran ilmiah

harus memenuhi 7 kriteria yaitu: 1) materi pembelajaran berbasis pada fakta atau

fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan

sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata; 2) penjelasan guru,

respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang

serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur

 berpikir logis; 3) mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis,

analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah,

dan mengaplikasikan materi pembelajaran; 4) mendorong dan menginspirasi

Page 10: BAB II

7/18/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 10/12

17

siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan

satu sama lain dari materi pembelajaran; 5) mendorong dan menginspirasi siswa

mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang

rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran; 6) berbasis pada

konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan; 7) tujuan

 pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem

 penyajiannya.

Beberapa model pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip-

 prinsip pendekatan saintifik, antara lain metode: (1) Problem Based Learning; (2)

Project Based Learning; (3) Inkuiri/Inkuiri Sosial; dan (4) Group Investigation.

Metode-metode ini berusaha membelajarkan siswa untuk mengenal masalah,

merumuskan masalah, mencari solusi atau menguji jawaban sementara atas suatu

masalah/pertanyaan dengan melalukan penyelidikan (menemukan fakta-fakta

melalui penginderaan), pada akhirnya dapat menarik kesimpulan dan

menyajikannya secara lisan maupun tulisan.

E.  Fluida Statis dalam Kurikulum 2013 

Materi fluida statis yang digunakan dalam pengembangan media

 pembelajaran berbasis komputer ini sesuai dengan Kompetensi dasar yang sesuai

dengan kurikulum 2013 untuk kelas X SMA. Kompetensi Inti dan Kompetensi

Dasar materi dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Page 11: BAB II

7/18/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 11/12

18

Tabel 2.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1.  Menghayati dan mengamalkan ajaran agama

yang dianutnya.

1.1  Menyadari kebesaran Tuhan yang

menciptakan dan mengatur alam jagad raya melalui pengamatan

fenomena alam fisis dan

 pengukurannya.

2.  Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,

disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong,kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan

 proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian

dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

 berinteraksi secara eektif dengan lingkungan

sosial dan alam serta dalam menempatkan diri

sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah

(memiliki rasa ingin tahu;objektif; jujur; teliti; cermat;

tekun; hati-hati; bertanggung

 jawab; terbuka; kritis; kreatif;

inovatif dan peduli lingkungan)

dalam aktivitas sehari-hari

sebagai wujud implementasi

sikap dalam melakukan

 percobaan dan berdiskusi.3.  Memahami, menerapkan, menganalisis

 pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

 berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu

 pengetahuan, teknologi, seni, budaya, danhumaniora dengan wawasan kemanusian,

kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait

 penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan

minatnya untuk memecahkan masalah.

3.1 Menerapkan hukum-hukum pada

fluida statik dalam kehidupan

sehari-hari.

4.  Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranahkonkret dan ranah abstrak terkait dengan

 pengembangan dari yang diperlajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu

menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan

menggunakan peralatan dan

teknik yang tepat untuk

 penyelidikan ilmiah.

4.7 Merencanakan dan melaksanakan

 percobaan yang memanfaatkan

sifat-sifat fluida untuk

mempermudah suatu pekerjaan.

Penerapan tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari ditunjukkan

oleh tekanan pada dasar laut atau danau berbeda dengan tekanan yang ada

dipermukaan laut atau danau. Selain itu juga bentuk bendungan yang dibuat tebal

 bagian bawah. Tekanan hidrostatis dipengaruhi oleh ketinggian atau kedalaman

zat cair. Semakin tinggi atau dalam zat cair semakin besar tekanan yang

dihasilkan.

Page 12: BAB II

7/18/2019 BAB II

http://slidepdf.com/reader/full/bab-ii-569270f066a64 12/12

19

Penerapan hukum Pascal digunakan dalam mesin hidrolik pada bengkel

maupun tempat cuci mobil. Pada kedalaman yang sama, zat cair dalam suatu

wadah akan memiliki besar tekanan yang sama. Jika diberi tekanan, zat cair yang

diam akan meneruskannya ke bagian yang lain. Tekanan itu diteruskan ke segala

arah sama besar.

Penerapan Hukum Archimedes dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat

 pada kapal laut yang massanya berton-ton dapat terapung dipermukaan air laut,

kapal selam yang bisa tenggelam dan terapung, balon udara yang bisa melayang

diudara serta hidrometer alat untuk mengukur massa jenis suatu zat cair. Hukum

Archimedes dinyatakan sebagai berikut : “Gaya apung yang bekerja pada suatu

 benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam suatu fluida sama

dengan berat fluida yang dipindahkan oleh benda tersebut”.

Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair

untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan

elastis. Manfaat dari tegangan permukaan ini kemampuan air untuk membasahi

 benda. Semakin kecil tegangan permukaan air, makin baik kemampuan air untuk

membasahi benda, dan ini berarti kotoran-kotoran pada benda lebih mudah larut

dalam air.

Kapilaritas yaitu gejala naik atau turunnya permukaan zat cair pada celah-

celah sempit atau pipa kapiler. Gejala kapiler atau kapilaritas disebabkan oleh

gaya kohesi dari tegangan permukaan dan gaya adhesi antara zat cair dan tabung

kaca. Manfaat dari gejala kapilaritas antara lain naiknya minyak tanah dalam

sumbu kompor, merembesnya air pada dinding-dinding kamar mandi dan

 peristiwa kapilaritas pada tumbuhan.