bab ii

8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI Impetigo bulosa adalah suatu penyakit infeksi piogenik pada kulit yang superfisial dan menular disebabkan oleh staphylococcus aureus. Ditandai oleh lepuh-lupuh berisi cairan kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion. SINONIM Impetigo vesiko-bulosa, dan cacar monyet. EPIDEMIOLOGI Dapat terjadi pada semua umur terutama mengenai bayi dan anak-anak, sering terdapat pada anak-anak usia 4-5 tahun, terjadi 20 dari 1000 anak pertahunnya. Mengenai kedua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan sama banyak,. Lebih banyak terjadi pada daerah tropis dengan udara panas, musim panas dengan debu, hygiene yang jelek dan malnutrisi. ETIOLOGI

Upload: neti-ardiani

Post on 10-Feb-2016

222 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

kulit

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

            Impetigo bulosa adalah suatu penyakit infeksi piogenik pada kulit yang superfisial dan

menular disebabkan oleh staphylococcus aureus. Ditandai oleh lepuh-lupuh berisi cairan

kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion.

SINONIM

Impetigo vesiko-bulosa, dan cacar monyet. 

EPIDEMIOLOGI

            Dapat terjadi pada semua umur terutama mengenai  bayi dan anak-anak, sering terdapat

pada anak-anak usia 4-5 tahun, terjadi 20 dari 1000 anak pertahunnya. Mengenai kedua jenis

kelamin, laki-laki dan perempuan sama banyak,. 

            Lebih banyak terjadi pada daerah tropis dengan udara panas, musim panas dengan debu,

hygiene yang jelek dan malnutrisi.

ETIOLOGI

            Penyakit ini disebabkan oleh staphylococcus aureus. Group II strain 77 dan 55 yang

memproduksi toksin epidermolisis. 

PATOGENESIS

            Bakteri staphylococcus aureus masuk melalui kulit yang terluka melalui transmisi kontak

langsung. Kemudian bakteri staphylococcus aureus ini memproduksi toksin (exfoliatin)

menyebabkan kerusakan dibawah stratum korenum sehingga menimbulkan vesikel.

Page 2: BAB II

Mula-mula berupa vesikel, kemudian lama-kelamaan membesar menjadi bula yang

sifatnya tidak mudah pecah, karena dindingnya relative lebih tebal dari impetigo krustosa. Isinya

berupa cairan yang lama-kelamaan akan berubah menjadi keruh karena invasi leukosit dan akan

mengendap. 

FAKTOR PREDISPOSISI

1.      Hygiene yang kurang

2.      Malnutrisi

3.      Lingkungan yang kotor

4.      Musim panas dengan banyak debu

GAMBARAN KLINIS

            Impetigo bulosa biasanya muncul pada bayi baru lahir, dan dikarakteristik dengan

pertumbuhan cepat dari vesikel ke bula yang tegang. Beberapa dekade yang baru impetigo yang

intersif (pemfigus neonatorum)/ ritter disease mengalami epidemic pada tempat-tempat

perawatan bayi lahir.

                Bula biasa muncul pada kulit normal, tanda nikolsky (perpindahan dari epidermis

lembaran akibat tekanan) tidak dijumpai. Bula berisi cairan kuning yang menjadi kuning pekat

dan perbatasannya berbatas tegas tanpa adanya halo eritematosa.

            Bula bersifat superfisial dan berlangsung dalam 1-2 hari bula, jika bula tersebut pecah

dan kolaps, kemudian membentuk lapisan yang tipis, krusta yang berwarna coklat muda dan

kuning keemasan yang tepinya masih menunjukkan adanya lepuh dan tengahnya menyembuh

sehingga tampak lesi sisner.

            Kadang-kadang waktu penderita datang berobat, vesikel atau bula sudah pecah sehingga

yang nampak hanya koleret yang dasarnya masih eritematos. Bula yang utuh mengandung

staphylococcus.

            Tempat predileksi impetigo bulosa ini biasa pada muka sekitar hidung dan mulut,

anggota gerak, ketiak, dada, punggung.

Page 3: BAB II

DIAGNOSIS

            Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis yang khas berupa

bula-bula berisi cairan kuning yang disertai kulit yang eritem disekitarnya. Pemeriksaan

penunjang yang dapat mendukung diagnosis impetigo bulosa adalah berupa pewarnaan gram,

pemeriksaan histopatologi, dan kultur cairan. 

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada impetigo bulosa dapat dilakukan pemeriksaan untuk menunjang diagnosis yaitu:

Page 4: BAB II

1.         Pewarnaan gram, untuk mencari staphylococcus aureus. Biasa ditemukan adanya

neutropil dengan kuman coccus gram positif berbentuk rantai atau kelompok

2.         Pemeriksaan histopatologi menunjukkan vesikel formasi pada lapisan sub korneum atau

daerah formasi pada lapisan sub korneum atau daerah stratum granulosum, terdapat sel

akantolisis, edema dari papila dermis dan infiltrat yang terdiri dari limfosit dan neutrofil disekitar

pembuluh darah pada plexus superficial

3.         Kultur cairan, menunjukkan adanya staphylococcus aureus atau dikombinasi dengan

staphylococcus beta hemolyticus grup A (GBHS) atau kadang dapat berdiri sendiri.

DIAGNOSIS BANDING

1.    Impetigo Krustosa

2.    Pemfigus

3.    Varicela 

PENATALAKSANAAN

            Pengobatan pada impetigo ini terdiri dari pengobatan umum dan khusus. Untuk

pengobatan khusus, dengan pengobatan lokal dengan salep mupirocin atau krim, penghapusan

kerak, dan kebersihan yang baik adalah cukup untuk menyembuhkan yang paling ringan sampai

kasus moderat.

            Antibiotik sistemik mungkin diperlukan pada kasus ekstensif inisial. Frekuensi isolasi

kelompok staphylococcus yang membuat terapi seperti pendekatan resonable pada kebanyakan

pasien memiliki tingkat signifikan yang tinggi. Desinfektan umum atau bacitracin tidak berperan

dalam terapi ini.

Penatalaksanaan pada impetigo bulosa adalah meliputi:

1.         Umum

Menghindari dan mencegah faktor predisposisi

 Memperbaiki keadaan hygiene diri dan lingkungan

Page 5: BAB II

 Meningkatkan daya tahan tubuh

2.      Khusus

a.       Topikal

Jika bula besar dan banyak, sebaiknya dipecahkan selanjutnya dibersihkan dengan

betadine dan dioleskan dengan salep antibiotic, seperti kloramfenikol 2 % atau eritromisin 3 %

b.    Sistemik

Staphylococcus impetigo merespon cukup cepat untuk perawatan yang tepat. Dalam

orang dewasa dengan lesi luas atau bulous, diberikan dicloxacillin (atau penisilin serupa) 250-

500 mg per oral (PO) empat kali sehari, atau erithromycin (pada pasien alergi penisilin) 250-500

PO 4 x/hari.

Perawatan harus dilanjutkan selama 5 sampai 7 hari (10 hari jika streptococci terisolasi)

juga.

Khusus single azitromisin oral (pada orang dewasa 500 mg pada hari pertama, 250 mg

setiap hari pada 4 hari berikutnya) telah terbukti menjadi sama seefektif dicloxacillin untuk

infeksi kulit pada orang dewasa dan anak-anak. Untuk impetigo yang disebabkan oleh

erythromycin-resistant Staphylococcus aureus, yang biasanya diisolasi dari lesi impetigo anak-

anak, amoxicillin ditambah clavucanis acid (25 mg / kg / hari) 3 x /hari.cephalexin (40-50 mg /

kg / hari) cefaclor (20 mg / kg / hari).

PROGNOSIS

            Pada umumnya baik apabila menghindari dan mencegah faktor predisposisi dan

mendapat terapi yang tepat.

.

Page 6: BAB II

BAB III

KESIMPULAN

            Impetigo bulosa adalah suatu penyakit infeksi piogenik pada kulit yang superfisial dan

menular disebabkan oleh staphylococcus aureus. Ditandai oleh lepuh-lupuh berisi cairan

kekuningan dengan dinding tegang, terkadang tampak hipopion. Dapat terjadi pada semua umur

terutama mengenai  bayi dan anak-anak, sering terdapat pada anak-anak usia 4-5 tahun. Bula

bersifat superfisial dan berlangsung dalam 1-2 hari bula, jika bula tersebut pecah dan kolaps,

kemudian membentuk lapisan yang tipis, krusta yang berwarna coklat muda dan kuning

keemasan yang tepinya masih menunjukkan adanya lepuh dan tengahnya menyembuh sehingga

tampak lesi sisner.  Kadang-kadang waktu penderita datang berobat, vesikel atau bula sudah

pecah sehingga yang nampak hanya koleret yang dasarnya masih eritematos. Bula yang utuh

mengandung staphylococcus.Tempat predileksi impetigo bulosa ini biasa pada muka sekitar

hidung dan mulut, anggota gerak, ketiak, dada, punggung. Pemeriksaan penunjang yang dapat

mendukung diagnosis impetigo bulosa adalah berupa pewarnaan gram, pemeriksaan

histopatologi, dan kultur cairan. Jika terdapat hanya beberapa vesikel/bula, dipecahkan lalu

diberi salap antibiotik atau cairan antiseptik. Kalau banyak diberi pula antibiotik sistemik.