bab ii
DESCRIPTION
BAB II HDTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Penyakit Hirschsprung
Penyakit Hirschsprung”s (PH) adalah suatu penyakit akibat obstruksi fungsional
yang berupa aganglionis usus, dimulai dari sfingter anal internal ke arah proximal
dengan panjang segmen tertentu, setidak –tidaknya melibatkan sebagian rectum
(Kartono, 2004).
Penyakit hirschprung di karakteristikan sebagai tidak adanya sel ganglion di
pleksus myenterikus (auerbach’s) dan submukosa (meissner’s) (Warner.B, 2004).
2.2 Epidemiologi
Insidensi penyakit hirschprung pada bayi aterm dan cukup bulan dapat terjadi
dalam 1:5000 kelahiran. Risiko tertinggi terjadinya Penyakit hirschprung biasanya pada
pasien yang mempunyai riwayat keluarga Penyakit hirschprung dan pada pasien
penderita Down Syndrome. Rectosigmoid paling sering terkena sekitar 75% kasus,
flexura lienalis atau colon transversum pada 17% kasus (Warner.B, 2004).
Anak kembar dan adanya riwayat keturunan meningkatkan resiko terjadinya
penyakit hirschsprung. Laporan insidensi tersebut bervariasi sebesar 1.5 sampai 17,6%
dengan 130 kali lebih tinggi pada anak laki dan 360 kali lebih tinggi pada anak
perempuan. Penyakit hirschsprung lebih sering terjadi secara diturunkan oleh ibu
aganglionosis dibanding oleh ayah. Sebanyak 12.5% dari kembaran pasien mengalami
aganglionosis total pada colon (sindroma Zuelzer-Wilson). Salah satu laporan
menyebutkan empat keluarga dengan 22 pasangan kembar yang terkena yang
kebanyakan mengalami long segment aganglionosis (Holschneider A,2000).
2.3 Etiologi
Ada berbagai teori penyebab dari penyakit hirschsprung, dari berbagai penyebab
tersebut yang banyak dianut adalah teori karena kegagalan sel-sel krista neuralis untuk
bermigrasi ke dalam dinding suatu bagian saluran cerna bagian bawah termasuk kolon
dan rectum (Pasumarthy L., 2008). Akibatnya tidak ada ganglion parasimpatis
(aganglion) di daerah tersebut. sehingga menyebabkan peristaltik usus menghilang
sehingga profulsi feses dalam lumen terlambat serta dapat menimbulkan terjadinya
distensi dan penebalan dinding kolon di bagian proksimal sehingga timbul gejala
obstruktif usus akut, atau kronis tergantung panjang usus yang mengalami aganglion
(Nurko SMD, 2007).
Sedangkan menurut (Amiel, 2001) penyebab hisprung tidak diketahui, tetapi ada
hubungan dengan kondisi genetic Mutasi pada Ret proto-onkogen telah dikaitkan
dengan neoplasia endokrin 2A atau 2B pada penyakit Hirschsprung familiar (Edery,
1994). Gen lain yang berhubungan dengan penyakit Hirschsprung termasuk sel
neurotrofik glial yang diturunkan dari factor gen, dari factor gen endhotelin-B, dan gen
endothelin -3 (Marches, 2008). Penyakit Hirschprung juga terkait dengan Down
syndrome, sekitar 5-15% dari pasien dengan penyakit Hirschprung juga memiliki
trisomi 21 (Rogers, 2001).