bab ii

15
BAB II PEMBAHASAN 1. Pendaftaran Paten Paten diberikan berdasarkan atas permohonan dan setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk satu invensi atau beberapa invensi yang merupakan satu kesatuan invensi. Satu kesatuan invensi adalah beberapa invensi yang baru dan masih memiliki keterkaitan langkah inventif yang erat. Permohonan paten diatur dalam Pasal 20 sampai dengan 41 UU No.14 Tahun 2001. 1 Hal –hal yang harus dimuat dalam pendaftaran Paten yaitu; 1) Tanggal, bulan, dan permohonan 2) Alamat lengkap, dan alamat jenis pemohon 3) Nama lengkap dan kewarganegaraan inventor 4) Nama dan alamat lengkap kuasa, apabila permohonan diajukan melalui kuasa 5) Surat kuasa khusu, dalam hal permohonan diajukan oleh kuasa. 6) Pernyataan permohonan untuk dapat diberi paten 7) Judul invensi 8) Klain yang terkandung dalam invensi 1 Abdul R Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan, (Jakarta; Kencana, 2005) hal 93 2

Upload: andre-vb

Post on 11-Jul-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

paten haki

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II

BAB II

PEMBAHASAN

1. Pendaftaran Paten

Paten diberikan berdasarkan atas permohonan dan setiap permohonan

hanya dapat diajukan untuk satu invensi atau beberapa invensi yang

merupakan satu kesatuan invensi. Satu kesatuan invensi adalah beberapa

invensi yang baru dan masih memiliki keterkaitan langkah inventif yang

erat. Permohonan paten diatur dalam Pasal 20 sampai dengan 41 UU

No.14 Tahun 2001.1 Hal –hal yang harus dimuat dalam pendaftaran Paten

yaitu;

1) Tanggal, bulan, dan permohonan

2) Alamat lengkap, dan alamat jenis pemohon

3) Nama lengkap dan kewarganegaraan inventor

4) Nama dan alamat lengkap kuasa, apabila permohonan diajukan

melalui kuasa

5) Surat kuasa khusu, dalam hal permohonan diajukan oleh kuasa.

6) Pernyataan permohonan untuk dapat diberi paten

7) Judul invensi

8) Klain yang terkandung dalam invensi

9) Deskripsi tentang invensi, yang secara lengkap meuat keterangan

tentang cara melaksanakan invensi

10) Gambar yang disebutkan dalam deskripsi yang diperluhkan untuk

memperjelas invensi

11) Abstrak invensi

Kuasa sebagaimana dimaksud di atas adalah konsultan hak

kekayaan intelektual yang telah terdaftar di Direktorat Jenderal Hak

Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) yang berada di bawah Departemen

Kehakiman dan Hak Asasi Manusi. Apabila permohonan diajukan oleh

investor yang tidak bertempat tinggal atau tidak berkedudukan tetap di 1 Abdul R Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan, (Jakarta; Kencana, 2005) hal 93

2

Page 2: BAB II

Indonesia, permohonan harus diajukan melalui kuasanya di Indonesia, dan

inventor harus menyatakan dan memilih tempat tinggal atau kedudukan

hukum di Indonesia untuk kepentingan permohonan tersebut.

Atas permohonan paten akan diumumkan oleh pemerintah yang

dilakukan dengan menempatkannya dalam berita resmi paten yang

diterbitkan secara berkala oleh Dirjen HKI dan atau menempatkannya

pada sarana khusus yang disediakan yang dengan mudah serta jelas dapat

dilihat oleh masyarakat. Dengan adanya pengumuman ini, maka setiap

pihak dapat melihat pengumuman tersebut dan dapat mengajukan secara

tertulis pandangan atau keberatannya atas permohonan yang bersangkutan

dengan mencantumkan alasannya. yang dimaksud pandangan adalah

mencakup informasi yang disampaikan oleh pihak lain tanpa disertai

permintaan apapun, sedangkan keberatan merupakan informasi yang

disampaikan pihak lain disertai dengan permintaan untuk tidak

memberikan paten terhadap invensi yang diumumkan tersebut.

Atas permohonan yang diajukan dirjen HKI akan memberikan

keputusan untuk menyetujui atau menolak permohonan. Untuk paten, akan

dikeluarkan keputusan paling lama 36 bulan terhitung sejak tanggal

diterimanya surat permohonan pemeriksaan substantif dan untuk paten

sederhana paling lama 24 bulan sejak tanggal penerimaan. Atas paten yang

diberikan, akan diterbitkan sertifikat paten yang merupakan bukti atas

paten dan berlaku pada tanggal diberikannya sertifikat dan berlaku surut

sejak tanggal penerimaan.

Terhadap permohonan paten yang ditolak dapat diajukan

permohonan banding ke komisi banding paten paling lama 3 bulan

terhitung sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuan penolakan

permohonan. Komisi banding paten merupakan badan khusus yang

independen dan berada di lingkungan departemen kehakiman.2

2. Dokumen Spesifikasi Paten

2 Farida Hasyim, Hukum Dagang (Jakarta ; Sinar Grafika, 2009) hal 202-203

3

Page 3: BAB II

Secara mendasar, suatu dokumen spesifikasi paten memiliki dua

aspek yaitu aspek perlindungan dan aspek informasi. Spesifikasi paten

harus menjelaskan dalam bentuk kata-kata mengenai batasan perlindungan

yang didefinisikan dalam klaim invensi yang dimintakan patennya dimana.

Untuk mendukung batasan perlindungan sebagaimana yang dinyatakan

dalam klaim, penjelasan dari invensi yang ingin dilindungi harus

menjelaskan secara lengkap mengenai invensi tersebut sehingga batasan

yang disebutkan dalam klaim tersebut dapat dipahami. Strategi

penulisannya sangat menentukan apakah suatu invensi dapat diberi atau

ditolak patennya. Selain itu, penulisan yang benar dan tepat juga

menentukan lingkup perlindungan patennya, dan mempengaruhi lamanya

waktu pemeriksaan terutama pada saat pemeriksaan substantif karena tidak

ada waktu terbuang hanya untuk memperbaiki spesifikasi dokumen

permohonan tersebut.

Spesifikasi paten juga harus menjelaskan secara lengkap

invensinya sehingga memungkinkan seseorang dengan keahlian biasa di

bidangnya (skilled in the art) dapat memahami dan melaksanakan atau

mempraktekkan invensi tersebut. Prinsip dasar dari sistem paten adalah

perlunya pengungkapan pada publik bagaimana suatu invensi

dilaksanakan atau dipraktekkan sebagai persyaratan atas hak monopoli

paten yang diperolehnya. Perlu diingat bahwa apabila spesifikasi telah

didaftarkan ke Ditjend HKI, spesifikasi tersebut tidak dapat diperluas lagi

atau ditambah dengan hal-hal yang baru. Jika pengungkapan atau

informasi dari invensi tersebut tidak lengkap, dapat mengakibatkan

hilangnya kesempatan memperoleh paten.3

Berkenaan dengan penilaian langkah inventif untuk suatu invensi

tentang suatu senyawa baru yang digunakan baik dalam bidang pertanian,

farmasi maupun proses kimia organik dan lain-lain, biasanya apabila

senyawa tersebut mempunyai indikasi berguna dalam suatu bidang

3 Mhd. Hendra Wibowo, Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademika IPB (Bogor ; IPB Press, 2012) hal 30

4

Page 4: BAB II

tertentu, invensi ini tetap dapat dianggap memiliki langkah inventif

walaupun bukan merupakan perbaikan/pengembangan dari invensi

sebelumnya.

Struktur penyajian dokumen paten meliputi:

1) Judul Invensi, yaitu susunan kata-kata yang dipilih untuk menjadi

topik invensi. Judul harus dapat mewakili Esensi atau inti invensi,

tidak menggunakan kata-kata singkatan atau menggunakan istilah

merek dagang;

2) Bidang Teknik Invensi, yaitu pernyataan bidang teknik yang

berkaitan dengan invensi. Ditulis secara ringkas inti invensi yang

dimintakan perlindungan patennya;

3) Latar Belakang Invensi, yaitu penjelasan tentang invensi sejenis

terdahulu beserta kelemahannya dan bagaimana cara mengatasi

kelemahan tersebut yang merupakan tujuan dari invensi;

4) Ringkasan Invensi, yaitu uraian secara umum dari invensi yang

berfungsi untuk mengindikasikan ciri-ciri penting dari invensi;

5) Uraian Singkat Gambar (bila ada), yaitu penjelasan ringkas

keadaan seluruh gambar/skema/diagram alir yang disertakan;

6) Uraian Lengkap Invensi, yaitu uraian yang mengungkapkan isi

invensi sejelas-jelasnya terutama fitur yang terdapat pada invensi

dan gambar yang disertakan yang berguna untuk memperjelas

invensi;

7) Klaim, yaitu bagian dari permohonan yang menggambarkan inti

invensi yang dimintakan perlindungan hukum, yang harus

diuraikan secara jelas dan harus didukung oleh deskripsi. Klaim

tersebut mengungkapkan tentang semua keistimewaan teknik yang

terdapat dalam invensi. Penulisan klaim harus menggunakan

kaidah bahasa Indonesia dan lazimnya bahasa teknik yang baik dan

benar serta ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Beberapa hal

yang perlu diperhatikan dalam penulisan klaim diantaranya adalah:

5

Page 5: BAB II

Gambar yang disebutkan dalam deskripsi yang diperlukan untuk

memperjelas invensi (jika ada); dan Abstrak invensi; Gambar dan

grafik tidak diperbolehkan, dan hindari kata-kata atau kalimat yang

meragukan (multitafsir).

8) Abstrak, yaitu bagian dari spesifikasi paten yang akan disertakan

dalam lembaran pengumuman yang merupakan ringkasan uraian

lengkap, ditulis secara terpisah dari uraian invensi. Abstrak

tersebut ditulis tidak lebih dari 200 (dua ratus) kata, yang dimulai

dengan judul invensi sesuai dengan judul yang ada pada deskripsi

invensi. Isi abstrak invensi merupakan intisari dari deskripsi dan

klaim-klaim invensi, paling tidak sama dengan klaim mandirinya.

Rumus kimia atau matematika yang benar-benar diperlukan, dapat

dimasukkan kedalam abstrak. Dalam abstrak, tidak boleh kata-kata

di luar lingkup invensi, terdapat kata-kata sanjungan, reklame atau

bersifat subyektivitas orang yang mengajukan permohonan paten.

Jika dalam abstrak menunjuk beberapa keterangan bagian-bagian

dari gambar maka harus mencantumkan indikasi penomoran dari

bagian gambar yang ditunjuk dan diberikan dalam tanda kurung.

Disamping itu, jika diperlukan gambar secara penuh disertakan

dalam abstrak, maka gambar yang dimaksud harus dicantumkan

nomor gambarnya.

9) Gambar, yaitu gambar teknik dari invensi yang menggambarkan

secara jelas bagian-bagian dari invensi yang dimintakan

perlindungan patennya. Gambar tersebut merupakan gambar teknik

tanpa skala, dan jumlahnya dapat lebih dari satu. Pada gambar

invensi hanya diperbolehkan memuat tanda-tanda dengan huruf

atau angka, tidak dengan tulisan kecuali kata-kata yang sederhana.

Gambar invensi dapat berupa diagram atau skema;

10) Uraian invensi tersebut harus secara lengkap dan jelas

mengungkapkan suatu invensi sehingga dapat dimengerti oleh

seseorang yang ahli di bidangnya.

6

Page 6: BAB II

Uraian invensi harus ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan

benar. Semua kata atau kalimat dalam deskripsi harus menggunakan

bahasa dan istilah yang lazim digunakan dalam bidang teknologi.4

3. Pemeriksaan Paten

Pemeriksaan paten adalah tahapan yang menentukan keputusan dapat

atau tidaknya diberikan paten oleh Direktorat Jendral . hal-hal dan

langkah-langkah pemeriksaan telah ditetapkan dalam peraturan-peraturan

paten, sedangkan pelaksanaannya dilakukan oleh Direktorat Jendral

1) Prosedur Pemeriksaan Formalitas

Pemeriksaan formalitas bertujuan untuk memeriksa apakah

persyaratan forrnalitas dan persyaratan administrative sudah

dipenuhi. Jika persyaratan administrative belum terpenuhi maka

tanggal penerimaan (filing date) dianggap sama dengan tanggal

ketika persyaratan tersebut terpenuhi. Kekurangan persyaratan ini

akan diberitahukan lewat surat kepada pemohon paten. Batas

waktu untuk melengkapi kekurangan persyaratan formalitas dan

Pengumuman administratif maksimum enam bulan. Jika persyaratan

tersebut belum dilengkapi juga dalam batas waktu enam bulan, maka

permintaan paten tersebut akan ditolak dan biaya yang telah disetorkan

tidak dapat ditarik kembali.

2) Pemeriksaan Subtantif

Pemeriksaan Subtantif bertujuan untuk menetukan apakah

permintaan paten untuk suatu penemuan dapat dikabulkan atau

ditolak. Tetapi untuk dialakukan pemeriksaan tersebut, harus

diajukan permintaan secara tertulis yang diajukan ke Kntor

Direktoral Jendral HAKI. Oleh karenanya, bila orang yang

mengajukan permintaan paten tidak meminta diadakannya

pemeriksaan subtantif, pada prinsipnya tidak akan dilakukan

4 Mhd. Hendra Wibowo, Buku Panduan Permohonan PATEN & PVT bagi Sivitas Akademika IPB (Bogor ; IPB Press, 2012) hal 32

7

Page 7: BAB II

pemeriksaan tersebut. Dengan begitu, tidak akan ada pemberian

paten. Permintaan pemeriksaan harus disertai pembayaran biaya

yang dikeluarkan.

Pemeriksaan subtantif atas permintaan inventor hanya

dilakukan oleh pemeriksa paten. Mereka adalah tenaga ahli yang

secara khusus dididik untuk itu, dan khusus diangkat untuk itu

pula. Pada umumnya mereka adalah pejabat lingkungan Kantor

Ditjen HAKI. 5Direkrorat Jendral berkewajiban memberi

keputusan untuk menyetujui atau menolak permohonan;

a. Paten, paling lama 36 bulan sejak tanggal diterimanya surat

permohonan pemeriksaan, subtantif sebagaimana dimaksud

pasal 48 atau terhitung sejak berakhirnya jangka waktu

pengumuman sebagimana dimaksud pada pasal 44 ayat (1)

apabila permohonan pemeriksaan itu diajukan sebelum

berakhirnya jangka waktu pengumuman tersebut.

b. Paten sederhana, paling lama 24 bulan sejak tanggal

penerimaan.

Apabila penemuan yang dimintakan paten itu diterima, maka

kantor paten memberi secara resmi surat paten untuk penemuan

yang bersangkutan kepada orang yang mengajukan permintaan

paten atau yang berhak atas penemuan tersebut. Paten yang telah

diberikan dicatat dalam daftar umum paten dan diumumkan dalam

berita resmi paten.

Apabial hasil pemeriksaan subtantif yang dialporkan oleh

pemeriksa paten menyimpulakn bahwa invensi yang dimohonkan

paten tidak memenuhi ketentaun, maka Direktorat Jendaral

menolak permohonan tersebut dan memberitahukan penolakan itu

secara tertulis kepada pemohon atau kuasanya.

5 OK Saidin , Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2010), hal 277

8

Page 8: BAB II

Sertifikat paten merupakan bukti atas paten oleh kantor paten

dicatat dalam Buku Daftar Umum Paten. Sedangkan yang

berisikan penolakan permintaan paten dicatat dalam Buku Resmi

Paten yang mencatat pemeriksaan paten yang bersangkutan.

Pemberian surat paten dan penolakan paten diumumkan oleh

Kantor Paten dengan cara yang sama seperti halnya pengumuman

permintaan paten. Paten mulai berlaku pada tanggal diberikan

Sertifikat Paten dan berlaku surut sejak tanggal penerimaan.6

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Paten diberikan berdasarkan atas permohonan dan setiap permohonan

hanya dapat diajukan untuk satu invensi atau beberapa invensi yang merupakan 6 OK Saidin , Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual, (Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2010), hal 280

9

Page 9: BAB II

satu kesatuan invensi. Permohonan paten diatur dalam Pasal 20 sampai dengan 41

UU No.14 Tahun 2001.

Atas permohonan yang diajukan dirjen HKI untuk paten, akan dikeluarkan

keputusan paling lama 36 bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat

permohonan pemeriksaan substantif dan untuk paten sederhana paling lama 24

bulan sejak tanggal penerimaan. Terhadap permohonan paten yang ditolak dapat

diajukan permohonan banding ke komisi banding paten paling lama 3 bulan

terhitung sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuan penolakan permohonan.

Tahapan selanjutnya yaitu pemeriksaan paten. Pemeriksaan paten adalah

tahapan yang menentukan keputusan dapat atau tidaknya diberikan paten oleh

Direktorat Jendral. Pemeriksaan paten terbagi menjadi dua; 1) pemeriksaan

formalitas bertujuan untuk memeriksa kebenaran dan kelengkapan administratif

dan fisik dari permohonan paten yang diajukan sebelum dilakukannya

pengumuman permohonan paten, dan 2) pemeriksaan subtantif bertujuan untuk

menetukan apakah permintaan paten untuk suatu penemuan dapat dikabulkan atau

ditolak. Tetapi untuk dialakukan pemeriksaan tersebut, harus diajukan permintaan

secara tertulis yang diajukan ke Kantor Direktoral Jendral HAKI.

DAFTAR PUSTAKA

Hasyim Farida, 2009, Hukum Dagang, Jakarta; Sinar Grafiak

Hendra Wibowo Mhd, 2012, Buku Panduan Permohonan Paten & PVT Bagi

Sivitas Akademik IPB, Bogor ; IPB Press

10

Page 10: BAB II

Saidin OK,2010, Aspek Hukum dan Keakayaan Intelektual, Jakarta; Raja

Grafindo Persada

Saliman R Abdul, 2005, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, Jakarta ; Kencana

11