bab ii cva
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 BAB II CVA.
1/21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistem Serebrovaskular
Sistem serebrovaskular memberi otak aliran darah yang banyak
mengandung zat makanan yang penting bagi fungsional otak. Terhentinya
aliran darah serebrum atau Cerebrum Blood Flow (CBF) selama beberapa
detik saja akan menimbulkan gejala disfungsi serebrum. Apabila berlanjut
selama beberapa detik, defisiensi CBF menyebabkan kehilangan kesadaran
dan akhirnya iskemia serebrum. CBF normal adalah sekitar !ml"#!!gram
jaringan otak"menit. $ada keadaan istirahat otak menerima seperenam %urah
jantung& dari aspek aspirasi oksigen, otak menggunakan '!( oksigen tubuh
)*art+ig,'!#'.
-mpat arteri besar menyalurkan darah ke otak dua arteri karotis interna
dan dua arteri vertebralis )yang menyatu dengan arteri basilaris untuk
membentuk sistem vertebrobasilar . /arah arteri yang menuju ke otak berasal
dari arkus aorta. Se%ara umum, arteri0arteri serebrum bersifat penetrans atau
konduktans. Arteri-arteri konduktans )karotis, serebri media dan anterior,
vertebralis, basilaris, dan serebri posterior serta %abang0%abangnya
membentuk suatu jaringan yang ekstensif di permukaan otak. Se%ara umum,
arteri karotis dan %abang0%abangnya memperdarahi bagian terbesar
darihemisfer serebrum, dan arteri vertebralis memperdarahi dasar otak dan
serebelum. Arteri0arteri penetrans adalah pembuluh yang menyalurkan
makanan dan berasal dari arteri0arteri konduktans. $embuluh0pembuluh ini
masuk ke otak dengan sudut tegak lurus serta menyalurkan darah ke struktur0
struktur yang terletak di ba+ah korteks )talamus, hipotalamus, kapsula interna,
dan ganglia basal )*art+ig, '!#'.
Sirkulasi kolateral dapat terbentuk se%ara perlahan0lahan apabila terjadi
penurunan aliran darah normal ke suatu bagian. Sebagian besar sirkulasi
kolateral serebrum antara arteri0arteri besar adalah melalui Sirkulus 1ilisi.
-fek sirkulasi kolateral ini adalah menjamin terdistribusinya aliran darah ke
2
-
8/18/2019 BAB II CVA.
2/21
otak. 3olateral0kolateral ini hanya berfungsi bila rute lain terganggu )*art+ig,
'!#'. Substansia grisea otak memiliki laju metabolisme jauh lebih tinggi
darpada di substansia alba, maka jumlah kapiler dan aliran darah juga empat
kali lebih besar )4uyton dan *all, '!#'.
B. Penyakit Serebrovaskuler
$enyakit serebrovaskular termasuk di dalamnya beberapa kelainan
yang paling sering terjadi dan paling fatal yaitu stroke iskemik, stroke
hemoragik, dan kelainan serebrovaskular seperti aneurisma intrakranial dan
malformasi arteriovenous. $enyakit0penyakit tersebut menyebabkan sekitar
'!!.!!! kematian setiap tahun di Amerika Serikat dan penyebab utama dari
ke%a%atan. 5nsidensi penyakit serebrovaskular meningkat seiring dengan
bertambah tua usia, dan jumlah kejadian stroke terpantau meningkat seiring
dengan bertambahnya penduduk usia tua. 3ebanyakan penyakit
serebrovaskular bermanifestasi sebagai defisit neurologi fokal dengan onset
yang sangat %epat )Smith et al., '!#'.
Stroke atau cerebrovascular accident )C6A didefinisikan sebagai
defisit neurologis dengan onset yang %epat yang bisa dihubungkan dengan
penyebab yang terfokus pada vaskular. /efinisi stroke digunakan se%ara
klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium dan gambaran
pen%itraan otak untuk penegakan diagnosis. 5skemia serebral disebabkan oleh
berkurangnya pasokan aliran darah selama lebih dari beberapa detik. Apabila
hal tersebut terus terjadi selama lebih dari beberapa menit, maka dapat terjadi
infark atau kematian jaringan otak. Apabila aliran darah dapat kembali
dengan %epat, jaringan otak dapat kembali pulih sepenuhnya dan gejala yang
dirasakan pasien hanya sementara saja, hal ini disebut Transient Ischemic
Attack )T5A )Smith et al.,'!#'.
-
8/18/2019 BAB II CVA.
3/21
C. Definisi Stroke
Stroke adalah kerusakan dari aliran darah " pembuluh darah ke bagian
otak yang terjadi se%ara tiba 7 tiba dan memberikan hasil kerusakan yang
permanen )1illiams and 1ilkins, '!#8.
Standar rekomendasi dari 1*9 )1orld *ealth 9rganization dari stroke
adalah kerusakan jaringan saraf dari suatu kejadian se%ara tiba 7 tiba dan lebih
dari '2 jam )mengarah ke kematian dan berasal dari kerusakan pembuluh
darah ):erner, '!#.
Stroke merupakan serangan tiba0tiba dari defi%it sistem saraf pada
pasien dengan ri+ayat hipertensi, diabetes mellitus, mitral atau stenosis aorta
dan sterosklerosis yang menyerang di akhir usia 8! tahun )$apadakis, et.al,
'!#;.
5stilah stroke atau penyakit serebrovaskular menga%u kepada setiap
gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau
terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. 5stilah stroke
biasanya digunakan spesifik untuk menjelaskan infark serebrum
)*art+ig,'!#'.
D. Klasifikasi Stroke
-
8/18/2019 BAB II CVA.
4/21
a. 5nfark la%unar
/isebabkan oleh lipohialinosis dengan fa%tor resiko hipertensi
dan diabeter melitus
b.9bstruksi sirkulasi %arotid
/isebabkan oleh oklusi arteri serebral anterior dan oklusi arteri
serebral tengah.
%. 9bstruksi vertebrobasilaris
/isebabkan oleh oklusi arteri serebral posterior, oklusi arteri
vertebral, obstruksi arteri serebelar posterion inferior, oklusi kedua
arteri vertebral atau arteri basilaris, and oklusi arteri serebelar mayor
'.Stroke hemoragik
a. *emoragik intraserebral*ipertensi. =ontraumarik kelainan darah )leukemia,
trombositopenia, hemophilia, koagulasi intravas%ular, anti%oagulant
therapy, penyakit liver, pengonsumsi al%ohol, tumor otak.
b.*emoragik subara%hnoid
*ipertensi, injuri kranial, rupture dari aneurisme arteri sa%ular.
%. Aneurisme intra%ranial
Aneurisme sa%%ular, merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia.
d.A6
-
8/18/2019 BAB II CVA.
5/21
:esi ke%il )@ mm yang terjadi di dalam distribusi arteriol pendek
di basal ganglia, pons, otak ke%il, dan kapsul internal thalamus. 5nfark
la%unar biasaya berhubungan dengan hipertensi tak terkontrol, diabetes
dibeberapa sindrom, termasuk kolateral motori%, atau defi%it sensorik,
ataksia, dan disatria.
b. 9bstruksi sirkulasi %arotid
# Arteri serebral anterior
3elemahan dan kehilangan sensory %orti%al dan terkadang
kelemahan pada lengan proimal, %ontralateral )sisi kepala yang
berbeda gasp refle, paratoni% rigidity, dan abulia )tidak ada
inisiatif.
' Arteri serebral tengah
Contalatral hemiplegi, kehilangan hemisensori, kehilangan
dari separuh pandangan )homonymous hemianopia, dan deviasi
bagian mata
%. 9bstruksi vertebrobasilaris
# Arteri serebral posterior
Syndrome thalami%, hemiparesis, involuntary movement dan
aleia.
' Arteri serebelar inferior posterior
3ehilangan sensory ipsilateral spinothalami%, ataksia, mati
rasa, sindrom horner
8 9klusi kedua arteri vertebral atau arteri basilaris
3oma, uadriplegia, gangguan sensorik, kelainan saraf
%ranial. 9klusi arteri basilar parsial menyebabkan diplopia,
kehilangan pegelihatan, vertigo, disatria, ataksia, kelemahan di
anggota tubuh tertentu.
2 9klusi arteri serebelar mayor 6ertigo, mual, muntah, nystagmus.
'. Stroke hemoragik
-
8/18/2019 BAB II CVA.
6/21
%. Aneurisme intra%ranial
$enurunan kemampuan berbi%ara, kebanyakan tidak terdeteksi
hingga terjadi rupture
d. A6
-
8/18/2019 BAB II CVA.
7/21
menghasilkan sejumlah besar asam laktat, yang menyebabkan perubahan
dalam p*. $roses pergantian ini untuk respirasi anaerob kurang efisien
juga menjadikan neuron mampu menghasilkan jumlah yang %ukup
adenosin trifosfat )AT$ untuk bahan bakar proses depolarisasi. $ompa
membran yang menjaga keseimbangan elektrolit mulai gagal, dan sel0sel
berhenti berfungsi. $ada a+al kaskade, daerah aliran darah otak yang
rendah, disebut sebagai +ilayah penumbra, ada di sekitar daerahinfark.
1ilayah penumbra adalah iskemik jaringan otak yang dapat diselamatkan
dengan intervensi yang tepat +aktu. 3askade iskemik mengan%am sel di
penumbra karena motor, sensorik, saraf kranial, kognitif, dan fungsi
lainnya dapat terganggu.
'. Stroke *emoragik $atofisiologi stroke hemoragik tergantung pada penyebab dan jenis
gangguan serebrovaskular. 4ejala yang dihasilkan ketika pendarahan
primer, aneurisma, atau A6< menekan saraf di dekatnya tengkorak atau
jaringan otak atau, lebih dramatis, ketika aneurysm atau ruptur A6
-
8/18/2019 BAB II CVA.
8/21
otak& atau dengan iskemia sekunder dari otak akibat tekanan perfusi
berkurang dan vasospasme yang sering menyertai perdarahan
subara%hnoid )Brunner > Suddarth, '!#!.
$. !aktor %isiko Stroke
-
8/18/2019 BAB II CVA.
9/21
Time )A$TT, $hrotrombin Time )$T, 5=G. $emeriksaan laboratorium
di ruang ga+at antara lain gula darah puasa dan ' jam setelah makan,
profil lipid, C0Gea%tive $rotein )CG$, laju endap darah, dan
pemeriksaan atas indikasi seperti enzim jantung )troponin " C3
-
8/18/2019 BAB II CVA.
10/21
Segera panggil ambulans, bila mendapati seseorang yang di%urigai
terkena serangan stroke. Ambulans sangat berperan penting dalam
pengiriman pasien ke fasilitas yang tepat untuk penanganan stroke.
Semua tindakan dalam ambulansi pasien hendaknya berpedoman kepada
protokol.
8. Transportasi"ambulans
Fasilitas ideal yang harus ada dalam ambulans meliputi petugas yang
terlatih, mesin -34, peralatan dan obat0obatan resusitasi dan ga+at
darurat, obat0obat neuroprotektan, telemedisin, pemeriksaan glukosa
)glu%ometer, kadar saturasi !' )pulse oimeter. $etugas ambulans yang
terlatih harus mampu memeriksa dan menilai gejala dan tanda stroke,
memasangan kateter intravena, memantau tanda0tanda vital dan keadaan
jantung, memberikan oksigen untuk menjamin saturasi H D(,
memeriksa kadar gula darah, menghubungi unit ga+at darurat se%epatnya
) stroke is emer!enc", serta transportasi se%epatnya )time is brain. Selain
itu, petugas ambulans harus memba+a pasien ke rumah sakit tepat +aktu,
memberikan %airan yang sesuai dengan kebutuhannya, tidak memberikan
%airan glukosa"dekstrose ke%uali pada pasien hipoglikemia, tidak
menurunkan tekanan darah, ke%uali pada kondisi khusus, men%atat +aktu
onset serangan, menghindari kondisi hipotensi, hipoventilasi, atau
anoksia.
-
8/18/2019 BAB II CVA.
11/21
endela terapi dalam pengobatan stroke sangat pendek, maka
evaluasi dan diagnosis harus dilakukan dengan %epat, sistematik, dan
%ermat. -valuasi gejala dan klinik stroke akut meliputi
# Anamnesis, terutama mengenai gejala a+al, +aktu a+itan,
aktivitas penderita saat serangan, gejala seperti nyeri kepala,
mual, muntah, rasa berputar, kejang, %egukan )hi%%up,
gangguan visual, penurunan kesadaran, serta faktor risiko stroke
)hipertensi, diabetes, dan lain0lain.
' $emeriksaan fisik, meliputi penilaian respirasi, sirkulasi,
oksimetri, dan suhu tubuh. $emeriksaan kepala dan leher
)misalnya %edera kepala akibat jatuh saat kejang, bruit karotis,
dan tanda0tanda distensi vena jugular pada gagal jantung
kongestif. $emeriksaan torak )jantung dan paru, abdomen,
kulit dan ekstremitas.
8 $emeriksaan neurologis dan skala stroke. $emeriksaan
neurologis terutama pemeriksaan saraf kranialis, rangsang
selaput otak, sistem motorik, sikap dan %ara jalan refleks,
koordinasi, sensorik dan fungsi kognitif. Skala stroke yang
dianjurkan saat ini adalah =5*SS ) #ational Institutes o$ %ealth
troke cale.
b. Terapi Emum
# Stabilisasi alan =apas dan $ernapasan
a $emantauan se%ara terus menerus terhadap status neurologis,
nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dan saturasi oksigen,
dianjurkan dalam ?' jam.
b $emberian oksigen dianjurkan pada keadaan dengan saturasi
oksigen @ D(.
% $emasangan orofaring pada pasien yang tidak sadar untuk
memperbaiki jalan nafas. $emberian bantuan ventilasi pada
pasien yang mengalami penurunan kesadaran atau disfungsi
bulbar dengan gangguan jalan napas.
#2
-
8/18/2019 BAB II CVA.
12/21
d Terapi oksigen diberikan pada pasien hipoksia. $asien stroke
iskemik akut yang nonhipoksia tidak mernerlukan terapi
oksigen
e 5ntubasi -TT ) &ndo Tracheal Tube atau :
-
8/18/2019 BAB II CVA.
13/21
8 $emeriksaan A+al Fisik Emum meliputi tekanan darah,
pemeriksaan jantung, pemeriksaan neurologi umum berupa
derajat kesadaran, pemeriksaan pupil dan okulomotor, serta
keparahan hemiparesis
2 $engendalian $eninggian Tekanan 5ntrakranial )T53
a $emantauan ketat terhadap penderita dengan risiko edema
serebral harus dilakukan dengan memperhatikan perburukan
gejala dan tanda neurologis pada hari0hari pertama setelah
serangan stroke.
b
-
8/18/2019 BAB II CVA.
14/21
) $aralisis neuromuskular yang dikombinasi dengan
sedasi yang adekuat dapat mengurangi naiknya T53
dengan %ara mengurangi naiknya tekanan intratorakal
dan tekanan vena akibat batuk , suction, buckin!
ventilator . Agen nondepolarized seperti ven%uronium
atau pan%uronium yang sedikit berefek pada
histamine dan blok pada ganglion lebih baik
digunakan. $asien dengan kenaikan krtitis T53
sebaiknya diberikan relaksan otot sebelum su%tioning
atau lidokain sebagai alternative.
)D 3ortikosteroid tidak direkomendasikan untuk
mengatasi edema otak dan tekanan tinggi intra%ranial
pada stroke iskemik, tetapi dapat diberikan kalau
diyakini tidak ada kontraindikasi.
)#! /rainase ventri%ular dianjurkan pada
hidrosefalus akut akibat stroke iskemik serebelar.
)## Tindakan bedah dekompresif pada keadaan
iskemik sereberal yang menimbulkan efek masa,
merupakan tindakan yang dapat menyelamatkan
nya+a dan memberikan hasil yang baik.
d $enanganan transformasi hemoragik melalui terapi
transformasi perdarahan simtomatik sama dengan terapi
stroke perdarahan, antara lain dengan memperbaiki perfusi
serebral dengan mengendalikan tekanan darah arterial se%ara
hati0hati.
e :akukan pengendalian kejang dengan pemberian diazepam
bolus lambat intravena 0'!mg dan diikuti oleh fenitoin,
loading dose #0'! mg"kg bolus dengan ke%epatan
maksimum ! mg"menit. Bila kejang belum teratasi, maka
perlu dira+at di 5CE. $emberian antikonvulsan profilaksis
pada penderita stroke iskemik tanpa kejang tidak dianjurkan.
#?
-
8/18/2019 BAB II CVA.
15/21
$ada stroke perdarahan intraserebral, obat antikonvulsan
profilaksis dapat diberikan selama # bulan, kemudian
diturunkan, dan dihentikan bila tidak ada kejang selama
pengobatan.
f $engendalian suhu tubuh dengan antipiretika dan diatasi
penyebabnya. Berikan Asetaminofen ;! mg bila suhu lebih
dari 8, oC )A*A"ASA 4uideline atau 8?, oC )-S9
4uideline. $ada pasien febris atau berisiko terjadi infeksi,
harus dilakukan kultur dan hapusan )trakea, darah dan urin
dan diberikan antibiotik. ika memakai kateter ventrikuler,
analisa %airan serebrospinal harus dilakukan untuk
mendeteksi meningitis. ika didapatkan meningitis, maka
segera diikuti terapi antibioti%.
g $emeriksaan $enunjang meliputi -34, laboratorium )kimia
darah, fungsi ginjal, hematologi, faal hemostasis, kadar gula
darah, analisis urin, analisa gas darah, dan elektrolit, fungsi
lumbal untuk pemeriksaan %airan serebrospinal jika ada
ke%urigaan perdarahan subaraknoid, oemeriksaan radiologi
berupa foto rontgen dada dan CT S%an.
'. $enatalaksanaan Emum di Guang Ga+at
a. Cairan
Berikan %airan isotonis seperti !,D( salin dengan tujuan menjaga
euvolemi. Tekanan vena sentral dipertahankan antara 0#' mm*g.
$ada umumnya, kebutuhan %airan 8! ml"kgBB"hari )parenteral
maupun enteral. Balans %airan diperhitungkan dengan mengukur
produksi urin sehari ditambah dengan pengeluaran %airan yang tidak
dirasakan )produksi urin sehari ditambah !! ml untuk kehilangan
%airan yang tidak tampak dan ditambah lagi 8!! ml per derajat Cel%ius
pada penderita panas. -lektrolit )natrium, kalium, kalsium dan
magnesium harus selalu diperiksa dan diganti bila terjadi kekurangan
sampai ter%apai nilai normal. Asidosis dan alkalosis harus dikoreksi
#
-
8/18/2019 BAB II CVA.
16/21
sesuai dengan hasil analisa gas darah. Cairan yang hipotonik atau
mengandung glukosa hendaklah dihindari ke%uali pada keadaan
hipoglikemia.
b. =utrisi
=utrisi enteral paling lambat sudah harus diberikan dalam 2
jam, nutrisi oral hanya boleh diberikan setelah hasil tes fungsi menelan
baik. Bila terdapat gangguan menelan atau kesadaran menurun
makanan, nutrisi diberikan melalui pipa nasogastrik. $ada keadaan
akut, kebutuhan kalori '08! kkal"kg"hari dengan komposisi
karbohidrat 8!02! ( dari total kalori, lemak '!08 ( )pada gangguan
nafas dapat lebih tinggi 80 (, protein '!08!( )pada keadaan
stress kebutuhan protein #.20'.! g"kgBB"hari )pada gangguan fungsi
ginjal @!. g"kgBB"hari. Apabila kemungkinan pemakaian pipa
nasogastrik diperkirakan H; minggu, pertimbangkan untuk
gastrostomi. $ada keadaan tertentu yaitu pemberian nutrisi enteral
tidak memungkinkan, dukungan nutrisi boleh diberikan se%ara
parenteral. $erhatikan diit pasien yang tidak bertentangan dengan obat0
obatan yang diberikan. Contohnya, hindarkan makanan yang banyak
mengandung vitamin 3 pada pasien yang mendapat +arfarin.
%. $en%egahan dan $enanganan 3omplikasi
-
8/18/2019 BAB II CVA.
17/21
$ada pasien imobilisasi yang tidak bias menerima antikoagulan,
penggunaan sto%king eksternal atau aspirin direkomendasikan untuk
men%egah thrombosis vena dalam.
d. $enatalaksanaan
-
8/18/2019 BAB II CVA.
18/21
". Pen)ea*an Stroke
Stroke dapat di%egah melalui upaya perbaikan gaya hidup dan
pengendalian berbagai faktor risiko. Berikut merupakan beberapa upaya
pen%egahan primer pada stroke untuk kelompok orang sehat dan kelompok
risiko tinggi yang belum pernah terserang stroke menurut $-G/9SS5 )'!##.
#.
-
8/18/2019 BAB II CVA.
19/21
bulgur, jagung dan gandum& oat )beta glu%an akan menurunkan kadar
kolesterol total dan :/:, menurunkan tekanan darah, dan menekan
nafsu makan bila dimakan dipagi hari )memperlambat pengosongan
usus& ka%ang kedelai beserta produk olahannya dapat menurunkan
lipid serum, menurunkan kolesterol total, kolesterol :/: dan
trigliserida tetapi tidak mempengaruhi kadar kolesterol */:& ka%ang0
ka%angan termasuk biji kenari dan ka%ang mede menurunkan
kolesterol :/: dan men%egah arterrosklerosis.
b.
-
8/18/2019 BAB II CVA.
20/21
nitrat, sebaiknya dikurangi.
-
8/18/2019 BAB II CVA.
21/21
kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus dengan target *bA#C
@?(. $engendalian kadar kolesterol pada penderita dislipidemia dengan
diet dan obat penurun lemak. Target kadar kolesterol :/: @#!! mg"/l
penderita yang bersiko tinggi stroke sebaiknya target kolesterol :/:
sebaiknya @?! mg"/l. Terdapat bukti0bukti tentang faktor resiko yang
bersifat infeksi"inflamasi misalnya infeksi gigi. 3esehatan gigi dan mulut
sebaiknya diperhatikan se%ara teratur.
'2