bab ii cva

Upload: novia

Post on 07-Jul-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    1/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Sistem Serebrovaskular

    Sistem serebrovaskular memberi otak aliran darah yang banyak 

    mengandung zat makanan yang penting bagi fungsional otak. Terhentinya

    aliran darah serebrum atau Cerebrum Blood Flow (CBF) selama beberapa

    detik saja akan menimbulkan gejala disfungsi serebrum. Apabila berlanjut

    selama beberapa detik, defisiensi CBF menyebabkan kehilangan kesadaran

    dan akhirnya iskemia serebrum. CBF normal adalah sekitar !ml"#!!gram

     jaringan otak"menit. $ada keadaan istirahat otak menerima seperenam %urah

     jantung& dari aspek aspirasi oksigen, otak menggunakan '!( oksigen tubuh

    )*art+ig,'!#'.

    -mpat arteri besar menyalurkan darah ke otak dua arteri karotis interna

    dan dua arteri vertebralis )yang menyatu dengan arteri basilaris untuk 

    membentuk sistem vertebrobasilar . /arah arteri yang menuju ke otak berasal

    dari arkus aorta. Se%ara umum, arteri0arteri serebrum bersifat penetrans atau

    konduktans.  Arteri-arteri konduktans )karotis, serebri media dan anterior,

    vertebralis, basilaris, dan serebri posterior serta %abang0%abangnya

    membentuk suatu jaringan yang ekstensif di permukaan otak. Se%ara umum,

    arteri karotis dan %abang0%abangnya memperdarahi bagian terbesar 

    darihemisfer serebrum, dan arteri vertebralis memperdarahi dasar otak dan

    serebelum. Arteri0arteri  penetrans adalah pembuluh yang menyalurkan

    makanan dan berasal dari arteri0arteri konduktans. $embuluh0pembuluh ini

    masuk ke otak dengan sudut tegak lurus serta menyalurkan darah ke struktur0

    struktur yang terletak di ba+ah korteks )talamus, hipotalamus, kapsula interna,

    dan ganglia basal )*art+ig, '!#'.

    Sirkulasi kolateral dapat terbentuk se%ara perlahan0lahan apabila terjadi

     penurunan aliran darah normal ke suatu bagian. Sebagian besar sirkulasi

    kolateral serebrum antara arteri0arteri besar adalah melalui Sirkulus 1ilisi.

    -fek sirkulasi kolateral ini adalah menjamin terdistribusinya aliran darah ke

    2

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    2/21

    otak. 3olateral0kolateral ini hanya berfungsi bila rute lain terganggu )*art+ig,

    '!#'. Substansia grisea otak memiliki laju metabolisme jauh lebih tinggi

    darpada di substansia alba, maka jumlah kapiler dan aliran darah juga empat

    kali lebih besar )4uyton dan *all, '!#'.

    B. Penyakit Serebrovaskuler

    $enyakit serebrovaskular termasuk di dalamnya beberapa kelainan

    yang paling sering terjadi dan paling fatal yaitu stroke iskemik, stroke

    hemoragik, dan kelainan serebrovaskular seperti aneurisma intrakranial dan

    malformasi arteriovenous. $enyakit0penyakit tersebut menyebabkan sekitar 

    '!!.!!! kematian setiap tahun di Amerika Serikat dan penyebab utama dari

    ke%a%atan. 5nsidensi penyakit serebrovaskular meningkat seiring dengan

     bertambah tua usia, dan jumlah kejadian stroke terpantau meningkat seiring

    dengan bertambahnya penduduk usia tua. 3ebanyakan penyakit

    serebrovaskular bermanifestasi sebagai defisit neurologi fokal dengan onset

    yang sangat %epat )Smith et al., '!#'.

    Stroke atau cerebrovascular accident )C6A didefinisikan sebagai

    defisit neurologis dengan onset yang %epat yang bisa dihubungkan dengan

     penyebab yang terfokus pada vaskular. /efinisi stroke digunakan se%ara

    klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium dan gambaran

     pen%itraan otak untuk penegakan diagnosis. 5skemia serebral disebabkan oleh

     berkurangnya pasokan aliran darah selama lebih dari beberapa detik. Apabila

    hal tersebut terus terjadi selama lebih dari beberapa menit, maka dapat terjadi

    infark atau kematian jaringan otak. Apabila aliran darah dapat kembali

    dengan %epat, jaringan otak dapat kembali pulih sepenuhnya dan gejala yang

    dirasakan pasien hanya sementara saja, hal ini disebut Transient Ischemic

     Attack )T5A )Smith et al.,'!#'.

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    3/21

    C. Definisi Stroke

    Stroke adalah kerusakan dari aliran darah " pembuluh darah ke bagian

    otak yang terjadi se%ara tiba 7 tiba dan memberikan hasil kerusakan yang

     permanen )1illiams and 1ilkins, '!#8.

    Standar rekomendasi dari 1*9 )1orld *ealth 9rganization dari stroke

    adalah kerusakan jaringan saraf dari suatu kejadian se%ara tiba 7 tiba dan lebih

    dari '2 jam )mengarah ke kematian dan berasal dari kerusakan pembuluh

    darah ):erner, '!#.

    Stroke merupakan serangan tiba0tiba dari defi%it sistem saraf pada

     pasien dengan ri+ayat hipertensi, diabetes mellitus, mitral atau stenosis aorta

    dan sterosklerosis yang menyerang di akhir usia 8! tahun )$apadakis, et.al,

    '!#;.

    5stilah stroke atau penyakit serebrovaskular menga%u kepada setiap

    gangguan neurologik mendadak yang terjadi akibat pembatasan atau

    terhentinya aliran darah melalui sistem suplai arteri otak. 5stilah stroke

     biasanya digunakan spesifik untuk menjelaskan infark serebrum

    )*art+ig,'!#'.

    D. Klasifikasi Stroke

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    4/21

    a. 5nfark la%unar 

    /isebabkan oleh lipohialinosis dengan fa%tor resiko hipertensi

    dan diabeter melitus

     b.9bstruksi sirkulasi %arotid

    /isebabkan oleh oklusi arteri serebral anterior dan oklusi arteri

    serebral tengah.

    %. 9bstruksi vertebrobasilaris

    /isebabkan oleh oklusi arteri serebral posterior, oklusi arteri

    vertebral, obstruksi arteri serebelar posterion inferior, oklusi kedua

    arteri vertebral atau arteri basilaris, and oklusi arteri serebelar mayor 

    '.Stroke hemoragik 

    a. *emoragik intraserebral*ipertensi. =ontraumarik kelainan darah )leukemia,

    trombositopenia, hemophilia, koagulasi intravas%ular, anti%oagulant

    therapy, penyakit liver, pengonsumsi al%ohol, tumor otak.

     b.*emoragik subara%hnoid

    *ipertensi, injuri kranial, rupture dari aneurisme arteri sa%ular.

    %. Aneurisme intra%ranial

    Aneurisme sa%%ular, merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia.

    d.A6

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    5/21

    :esi ke%il )@ mm yang terjadi di dalam distribusi arteriol pendek

    di basal ganglia, pons, otak ke%il, dan kapsul internal thalamus. 5nfark

    la%unar biasaya berhubungan dengan hipertensi tak terkontrol, diabetes

    dibeberapa sindrom, termasuk kolateral motori%, atau defi%it sensorik,

    ataksia, dan disatria.

     b. 9bstruksi sirkulasi %arotid

    # Arteri serebral anterior 

    3elemahan dan kehilangan sensory %orti%al dan terkadang

    kelemahan pada lengan proimal, %ontralateral )sisi kepala yang

     berbeda gasp refle, paratoni% rigidity, dan abulia )tidak ada

    inisiatif.

    ' Arteri serebral tengah

    Contalatral hemiplegi, kehilangan hemisensori, kehilangan

    dari separuh pandangan )homonymous hemianopia, dan deviasi

     bagian mata

    %. 9bstruksi vertebrobasilaris

    # Arteri serebral posterior 

    Syndrome thalami%, hemiparesis, involuntary movement dan

    aleia.

    ' Arteri serebelar inferior posterior 

    3ehilangan sensory ipsilateral spinothalami%, ataksia, mati

    rasa, sindrom horner 

    8 9klusi kedua arteri vertebral atau arteri basilaris

    3oma, uadriplegia, gangguan sensorik, kelainan saraf

    %ranial. 9klusi arteri basilar parsial menyebabkan diplopia,

    kehilangan pegelihatan, vertigo, disatria, ataksia, kelemahan di

    anggota tubuh tertentu.

    2 9klusi arteri serebelar mayor 6ertigo, mual, muntah, nystagmus.

    '. Stroke hemoragik 

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    6/21

    %. Aneurisme intra%ranial

    $enurunan kemampuan berbi%ara, kebanyakan tidak terdeteksi

    hingga terjadi rupture

    d. A6

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    7/21

    menghasilkan sejumlah besar asam laktat, yang menyebabkan perubahan

    dalam p*. $roses pergantian ini untuk respirasi anaerob kurang efisien

     juga menjadikan neuron mampu menghasilkan jumlah yang %ukup

    adenosin trifosfat )AT$ untuk bahan bakar proses depolarisasi. $ompa

    membran yang menjaga keseimbangan elektrolit mulai gagal, dan sel0sel

     berhenti berfungsi. $ada a+al kaskade, daerah aliran darah otak yang

    rendah, disebut sebagai +ilayah penumbra, ada di sekitar daerahinfark.

    1ilayah penumbra adalah iskemik jaringan otak yang dapat diselamatkan

    dengan intervensi yang tepat +aktu. 3askade iskemik mengan%am sel di

     penumbra karena motor, sensorik, saraf kranial, kognitif, dan fungsi

    lainnya dapat terganggu.

    '. Stroke *emoragik $atofisiologi stroke hemoragik tergantung pada penyebab dan jenis

    gangguan serebrovaskular. 4ejala yang dihasilkan ketika pendarahan

     primer, aneurisma, atau A6< menekan saraf di dekatnya tengkorak atau

     jaringan otak atau, lebih dramatis, ketika aneurysm atau ruptur A6

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    8/21

    otak& atau dengan iskemia sekunder dari otak akibat tekanan perfusi

     berkurang dan vasospasme yang sering menyertai perdarahan

    subara%hnoid )Brunner > Suddarth, '!#!.

    $. !aktor %isiko Stroke

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    9/21

    Time )A$TT, $hrotrombin Time )$T, 5=G. $emeriksaan laboratorium

    di ruang ga+at antara lain gula darah puasa dan ' jam setelah makan,

     profil lipid, C0Gea%tive $rotein )CG$, laju endap darah, dan

     pemeriksaan atas indikasi seperti enzim jantung )troponin " C3

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    10/21

    Segera panggil ambulans, bila mendapati seseorang yang di%urigai

    terkena serangan stroke. Ambulans sangat berperan penting dalam

     pengiriman pasien ke fasilitas yang tepat untuk penanganan stroke.

    Semua tindakan dalam ambulansi pasien hendaknya berpedoman kepada

     protokol.

    8. Transportasi"ambulans

    Fasilitas ideal yang harus ada dalam ambulans meliputi petugas yang

    terlatih, mesin -34, peralatan dan obat0obatan resusitasi dan ga+at

    darurat, obat0obat neuroprotektan, telemedisin, pemeriksaan glukosa

    )glu%ometer, kadar saturasi !' )pulse oimeter. $etugas ambulans yang

    terlatih harus mampu memeriksa dan menilai gejala dan tanda stroke,

    memasangan kateter intravena, memantau tanda0tanda vital dan keadaan

     jantung, memberikan oksigen untuk menjamin saturasi H D(,

    memeriksa kadar gula darah, menghubungi unit ga+at darurat se%epatnya

    ) stroke is emer!enc", serta transportasi se%epatnya )time is brain. Selain

    itu, petugas ambulans harus memba+a pasien ke rumah sakit tepat +aktu,

    memberikan %airan yang sesuai dengan kebutuhannya, tidak memberikan

    %airan glukosa"dekstrose ke%uali pada pasien hipoglikemia, tidak 

    menurunkan tekanan darah, ke%uali pada kondisi khusus, men%atat +aktu

    onset serangan, menghindari kondisi hipotensi, hipoventilasi, atau

    anoksia.

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    11/21

    endela terapi dalam pengobatan stroke sangat pendek, maka

    evaluasi dan diagnosis harus dilakukan dengan %epat, sistematik, dan

    %ermat. -valuasi gejala dan klinik stroke akut meliputi

    # Anamnesis, terutama mengenai gejala a+al, +aktu a+itan,

    aktivitas penderita saat serangan, gejala seperti nyeri kepala,

    mual, muntah, rasa berputar, kejang, %egukan )hi%%up,

    gangguan visual, penurunan kesadaran, serta faktor risiko stroke

    )hipertensi, diabetes, dan lain0lain.

    ' $emeriksaan fisik, meliputi penilaian respirasi, sirkulasi,

    oksimetri, dan suhu tubuh. $emeriksaan kepala dan leher 

    )misalnya %edera kepala akibat jatuh saat kejang, bruit karotis,

    dan tanda0tanda distensi vena jugular pada gagal jantung

    kongestif. $emeriksaan torak )jantung dan paru, abdomen,

    kulit dan ekstremitas.

    8 $emeriksaan neurologis dan skala stroke. $emeriksaan

    neurologis terutama pemeriksaan saraf kranialis, rangsang

    selaput otak, sistem motorik, sikap dan %ara jalan refleks,

    koordinasi, sensorik dan fungsi kognitif. Skala stroke yang

    dianjurkan saat ini adalah =5*SS ) #ational Institutes o$ %ealth

    troke cale.

     b. Terapi Emum

    # Stabilisasi alan =apas dan $ernapasan

    a $emantauan se%ara terus menerus terhadap status neurologis,

    nadi, tekanan darah, suhu tubuh, dan saturasi oksigen,

    dianjurkan dalam ?' jam.

     b $emberian oksigen dianjurkan pada keadaan dengan saturasi

    oksigen @ D(.

    % $emasangan orofaring pada pasien yang tidak sadar untuk 

    memperbaiki jalan nafas. $emberian bantuan ventilasi pada

     pasien yang mengalami penurunan kesadaran atau disfungsi

     bulbar dengan gangguan jalan napas.

    #2

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    12/21

    d Terapi oksigen diberikan pada pasien hipoksia. $asien stroke

    iskemik akut yang nonhipoksia tidak mernerlukan terapi

    oksigen

    e 5ntubasi -TT ) &ndo Tracheal Tube atau :

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    13/21

    8 $emeriksaan A+al Fisik Emum meliputi tekanan darah,

     pemeriksaan jantung, pemeriksaan neurologi umum berupa

    derajat kesadaran, pemeriksaan pupil dan okulomotor, serta

    keparahan hemiparesis

    2 $engendalian $eninggian Tekanan 5ntrakranial )T53

    a $emantauan ketat terhadap penderita dengan risiko edema

    serebral harus dilakukan dengan memperhatikan perburukan

    gejala dan tanda neurologis pada hari0hari pertama setelah

    serangan stroke.

     b

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    14/21

    ) $aralisis neuromuskular yang dikombinasi dengan

    sedasi yang adekuat dapat mengurangi naiknya T53 

    dengan %ara mengurangi naiknya tekanan intratorakal

    dan tekanan vena akibat batuk  , suction, buckin! 

    ventilator . Agen nondepolarized seperti ven%uronium

    atau pan%uronium yang sedikit berefek pada

    histamine dan blok pada ganglion lebih baik 

    digunakan. $asien dengan kenaikan krtitis T53 

    sebaiknya diberikan relaksan otot sebelum su%tioning

    atau lidokain sebagai alternative.

    )D 3ortikosteroid tidak direkomendasikan untuk 

    mengatasi edema otak dan tekanan tinggi intra%ranial

     pada stroke iskemik, tetapi dapat diberikan kalau

    diyakini tidak ada kontraindikasi.

    )#! /rainase ventri%ular dianjurkan pada

    hidrosefalus akut akibat stroke iskemik serebelar.

    )## Tindakan bedah dekompresif pada keadaan

    iskemik sereberal yang menimbulkan efek masa,

    merupakan tindakan yang dapat menyelamatkan

    nya+a dan memberikan hasil yang baik.

    d $enanganan transformasi hemoragik melalui terapi

    transformasi perdarahan simtomatik sama dengan terapi

    stroke perdarahan, antara lain dengan memperbaiki perfusi

    serebral dengan mengendalikan tekanan darah arterial se%ara

    hati0hati.

    e :akukan pengendalian kejang dengan pemberian diazepam

     bolus lambat intravena 0'!mg dan diikuti oleh fenitoin,

    loading dose #0'! mg"kg bolus dengan ke%epatan

    maksimum ! mg"menit. Bila kejang belum teratasi, maka

     perlu dira+at di 5CE. $emberian antikonvulsan profilaksis

     pada penderita stroke iskemik tanpa kejang tidak dianjurkan.

    #?

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    15/21

    $ada stroke perdarahan intraserebral, obat antikonvulsan

     profilaksis dapat diberikan selama # bulan, kemudian

    diturunkan, dan dihentikan bila tidak ada kejang selama

     pengobatan.

    f $engendalian suhu tubuh dengan antipiretika dan diatasi

     penyebabnya. Berikan Asetaminofen ;! mg bila suhu lebih

    dari 8, oC )A*A"ASA 4uideline atau 8?, oC )-S9

    4uideline. $ada pasien febris atau berisiko terjadi infeksi,

    harus dilakukan kultur dan hapusan )trakea, darah dan urin

    dan diberikan antibiotik. ika memakai kateter ventrikuler,

    analisa %airan serebrospinal harus dilakukan untuk 

    mendeteksi meningitis. ika didapatkan meningitis, maka

    segera diikuti terapi antibioti%.

    g $emeriksaan $enunjang meliputi -34, laboratorium )kimia

    darah, fungsi ginjal, hematologi, faal hemostasis, kadar gula

    darah, analisis urin, analisa gas darah, dan elektrolit, fungsi

    lumbal untuk pemeriksaan %airan serebrospinal jika ada

    ke%urigaan perdarahan subaraknoid, oemeriksaan radiologi

     berupa foto rontgen dada dan CT S%an.

    '. $enatalaksanaan Emum di Guang Ga+at

    a. Cairan

    Berikan %airan isotonis seperti !,D( salin dengan tujuan menjaga

    euvolemi. Tekanan vena sentral dipertahankan antara 0#' mm*g.

    $ada umumnya, kebutuhan %airan 8! ml"kgBB"hari )parenteral

    maupun enteral. Balans %airan diperhitungkan dengan mengukur 

     produksi urin sehari ditambah dengan pengeluaran %airan yang tidak 

    dirasakan )produksi urin sehari ditambah !! ml untuk kehilangan

    %airan yang tidak tampak dan ditambah lagi 8!! ml per derajat Cel%ius

     pada penderita panas. -lektrolit )natrium, kalium, kalsium dan

    magnesium harus selalu diperiksa dan diganti bila terjadi kekurangan

    sampai ter%apai nilai normal. Asidosis dan alkalosis harus dikoreksi

    #

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    16/21

    sesuai dengan hasil analisa gas darah. Cairan yang hipotonik atau

    mengandung glukosa hendaklah dihindari ke%uali pada keadaan

    hipoglikemia.

     b. =utrisi

     =utrisi enteral paling lambat sudah harus diberikan dalam 2

     jam, nutrisi oral hanya boleh diberikan setelah hasil tes fungsi menelan

     baik. Bila terdapat gangguan menelan atau kesadaran menurun

    makanan, nutrisi diberikan melalui pipa nasogastrik. $ada keadaan

    akut, kebutuhan kalori '08! kkal"kg"hari dengan komposisi

    karbohidrat 8!02! ( dari total kalori, lemak '!08 ( )pada gangguan

    nafas dapat lebih tinggi 80 (, protein '!08!( )pada keadaan

    stress kebutuhan protein #.20'.! g"kgBB"hari )pada gangguan fungsi

    ginjal @!. g"kgBB"hari. Apabila kemungkinan pemakaian pipa

    nasogastrik diperkirakan H; minggu, pertimbangkan untuk 

    gastrostomi. $ada keadaan tertentu yaitu pemberian nutrisi enteral

    tidak memungkinkan, dukungan nutrisi boleh diberikan se%ara

     parenteral. $erhatikan diit pasien yang tidak bertentangan dengan obat0

    obatan yang diberikan. Contohnya, hindarkan makanan yang banyak 

    mengandung vitamin 3 pada pasien yang mendapat +arfarin.

    %. $en%egahan dan $enanganan 3omplikasi

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    17/21

    $ada pasien imobilisasi yang tidak bias menerima antikoagulan,

     penggunaan sto%king eksternal atau aspirin direkomendasikan untuk 

    men%egah thrombosis vena dalam.

    d. $enatalaksanaan

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    18/21

    ". Pen)ea*an Stroke

    Stroke dapat di%egah melalui upaya perbaikan gaya hidup dan

     pengendalian berbagai faktor risiko. Berikut merupakan beberapa upaya

     pen%egahan primer pada stroke untuk kelompok orang sehat dan kelompok 

    risiko tinggi yang belum pernah terserang stroke menurut $-G/9SS5 )'!##.

    #.

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    19/21

     bulgur, jagung dan gandum& oat )beta glu%an akan menurunkan kadar 

    kolesterol total dan :/:, menurunkan tekanan darah, dan menekan

    nafsu makan bila dimakan dipagi hari )memperlambat pengosongan

    usus& ka%ang kedelai beserta produk olahannya dapat menurunkan

    lipid serum, menurunkan kolesterol total, kolesterol :/: dan

    trigliserida tetapi tidak mempengaruhi kadar kolesterol */:& ka%ang0

    ka%angan termasuk biji kenari dan ka%ang mede menurunkan

    kolesterol :/: dan men%egah arterrosklerosis.

     b.

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    20/21

    nitrat, sebaiknya dikurangi.

  • 8/18/2019 BAB II CVA.

    21/21

    kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus dengan target *bA#C

    @?(. $engendalian kadar kolesterol pada penderita dislipidemia dengan

    diet dan obat penurun lemak. Target kadar kolesterol :/: @#!! mg"/l

     penderita yang bersiko tinggi stroke sebaiknya target kolesterol :/:

    sebaiknya @?! mg"/l. Terdapat bukti0bukti tentang faktor resiko yang

     bersifat infeksi"inflamasi misalnya infeksi gigi. 3esehatan gigi dan mulut

    sebaiknya diperhatikan se%ara teratur.

    '2