bab ii kajian pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) teori...

94
38 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Perdagangan Internasional 2.1.1.a Pengertian Perdagangan Internasional Perdagangan internasional merupakan faktor penting guna merangsang pertumbuhan ekonomi. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan suatu negara dengan negara lain atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan. Perdagangan internasional tidak hanya dilakukan oleh negara maju saja, namun juga negara berkembang. Perdagangan internasional ini dilakukan melalui kegiatan ekspor impor. Ekspor adalah kegiatan menjual barang dan jasa dari dalam negeri ke luar negeri. Adapun impor adalah kegiatan membeli barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri. Dengan melakukan perdagangan internasional melalui kegiatan ekspor impor, negara maju akan memperoleh bahan-bahan baku yang dibutuhkan industrinya sekaligus dapat menjual produknya ke negara-negara berkembang. Sementara itu, negara berkembang dapat mengekspor hasil-hasil produksi dalam negeri sehingga memperoleh devisa. Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara. Terjadinya perekonomian dalam negeri dan luar negari akan menciptakan suatu hubungan yang saling mempengaruhi antara satu negara dengan negara lainnya, salah satunya adalah berupa pertukaran barang dan jasa antarnegara. Perdagangan Internasional dapat

Upload: others

Post on 16-Aug-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

38

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Perdagangan Internasional

2.1.1.a Pengertian Perdagangan Internasional

Perdagangan internasional merupakan faktor penting guna merangsang

pertumbuhan ekonomi. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang

dilakukan suatu negara dengan negara lain atas dasar saling percaya dan saling

menguntungkan. Perdagangan internasional tidak hanya dilakukan oleh negara

maju saja, namun juga negara berkembang. Perdagangan internasional ini

dilakukan melalui kegiatan ekspor impor. Ekspor adalah kegiatan menjual barang

dan jasa dari dalam negeri ke luar negeri. Adapun impor adalah kegiatan membeli

barang dan jasa dari luar negeri ke dalam negeri. Dengan melakukan perdagangan

internasional melalui kegiatan ekspor impor, negara maju akan memperoleh

bahan-bahan baku yang dibutuhkan industrinya sekaligus dapat menjual

produknya ke negara-negara berkembang. Sementara itu, negara berkembang

dapat mengekspor hasil-hasil produksi dalam negeri sehingga memperoleh devisa.

Perdagangan internasional merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat suatu negara. Terjadinya perekonomian

dalam negeri dan luar negari akan menciptakan suatu hubungan yang saling

mempengaruhi antara satu negara dengan negara lainnya, salah satunya adalah

berupa pertukaran barang dan jasa antarnegara. Perdagangan Internasional dapat

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

39

diartikan sebagai transaksi dagang antara subyek ekonomi negara yang satu

dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang ataupun jasa-

jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud adalah penduduk yang terdiri dari

warga negara biasa, perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri,

perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat dilihat dari neraca

perdagangan (Sobri, 2001; Bishop et al., 2014).

2.1.1.b Teori Perdagangan Internasional

Teori perdagangan internasional dikemukakan oleh Adam Smith dan

David Ricardo (Gerber, 2011) yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas

pertukaran internasional hanya berlangsung antara dua negara dengan tidak

adanya tembok pabean dan kedua negara tersebut hanya beredar dengan acuan

uang emas. Ricardo memanfaatkan hukum pemasaran bersama-sama dengan teori

kuantitas uang untuk mengembangkan teori perdagangan internasional. Walaupun

suatu negara memiliki keunggulan absolut, tetapi apabila terjadi perdagangan

akan menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan perdagangan.

Teori comparative advantage telah berkembang menjadi dynamic

comparative advantage yang menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat

diciptakan. Oleh karena itu penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor

keberhasilan suatu negara. Bagi negara yang menguasai teknologi akan semakin

diuntungkan dengan adanya perdagangan bebas ini, sedangkan negara yang hanya

mengandalkan kepada kekayaan alam akan kalah dalam persaingan internasional

(Gerber, 2011). Teori ini mencakup, antara lain sebagai berikut.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

40

(1) Cost Comparative Advantage (Labor Efficiency)

Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu negara

akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan

spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara tersebut dapat

berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut

berproduksi relatif kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh hipotetis di bawah ini

maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage dari David Ricardo

adalah cost comparative advantage.

(2) Production Comperative Advantage (Labor productifity)

Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional

jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana negara

tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor barang dimana

negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak produktif. Sedangkan

kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua negara tetap dapat

terjadi walaupun hanya satu negara yang memiliki keunggulan absolut asalkan

masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam Cost Comparative

Advantage atau Production Comparative Advantage. Teori ini mencoba melihat

kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada

asumsi Labor Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh

jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut,

dimana nilai barang yang ditukar seimbang dengan jumlah tenaga kerja yang

dipergunakan untuk memproduksinya.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

41

a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory

Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia

yaitu Eli Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) atau disebut dengan Teori

Hecskher-Ohlin Samuelson atau juga Factor Proporsion Theory mengemukakan

penjelasan mengenai perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan

dalam teori keunggulan komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori

H-O, tulisan ini sedikit akan mengemukakan kelemahan teori klasik yang

mendorong munculnya teori H-O. Teori Klasik Comparative Advantage

menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat terjadi karena adanya

perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara eksplisit

dinyatakan) antar negara. Namun teori ini tidak memberikan penjelasan mengenai

penyebab perbedaan produktivitas tersebut.

Teori H-O kemudian mencoba memberikan penjelasan mengenai

penyebab terjadinya perbedaan produktivitas tersebut. Teori H-O menyatakan

penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah atau proporsi faktor

produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing negara, sehingga

selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang dihasilkan.

Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai The Proportional Factor

Theory. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak

atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk

kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan

mengimpor barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang

relatif langka atau mahal dalam memproduksinya.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

42

Teori Heckscher-Ohlin (H-O) ini menjelaskan beberapa pola perdagangan

dengan baik dimana negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang

yang menggunakan faktor produksi yang relatif melimpah secara intensif.

Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan

negara lain disebabkan karena negara tersebut memiliki keunggulan komparatif

yaitu keunggulan dalam teknologi dan keunggulan faktor produksi. Basis dari

keunggulan komparatif, adalah sebagai berikut.

(1) Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi di dalam suatu

negara.

(2) Faktor intensity, yaitu teknologi yang digunakan di dalam proses produksi,

apakah labor atau capital intensity.

Teori modern Heckescher-Ohlin atau teori H-O dijelaskan dengan dua

kurva: (1) kurva isocost yaitu kurva yang menggambarkan total biaya produksi

yang sama dan (2) kurva isoquant yaitu kurva yang menggambarkan total

kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan

bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan biaya

tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya minimal

diperoleh dari sejumlah produk tertentu. Analisis hipotesis H-O dapat

dirangkumkan, sebagai berikut.

(1) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau

proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

43

(2) Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing

negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang

dimilikinya.

(3) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan

mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi

yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya.

(4) Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu

karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal

untuk memproduksinya.

(5) Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang

dimiliki masing-masing negara relatif sama, maka harga barang yang sejenis

akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.

Hipotesis yang telah dihasilkan oleh Teori H-O, antara lain sebagai berikut.

(1) Produksi barang ekspor di tiap negara naik, sedangkan produksi barang impor

di tiap negara turun.

(2) Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau

proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara.

(3) Harga labor di kedua negara cenderung sama, harga barang A di kedua negara

cenderung sama demikian pula harga barang B di kedua negara cenderung

sama.

(4) Perdagangan akan terjadi antara negara yang kaya Kapital dengan negara yang

kaya labor.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

44

(5) Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan

mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memiliki faktor produksi

yang relatif banyak dan murah untuk melakukan produksi. Sehingga negara

yang kaya kapital maka ekspornya padat kapital dan impornya padat karya,

sedangkan negara kaya labor ekspornya padat karya dan impornya padat

kapital.

Kemudian untuk lebih memahami kelemahan teori H-O dalam

menjelaskan perdagangan internasional akan dikemukan beberapa asumsi yang

kurang valid (mendukung), yaitu sebagai berikut.

(1) Asumsi bahwa kedua negara menggunakan teknologi yang sama dalam

memproduksi adalah tidak valid. Fakta yang ada di lapangan negara sering

menggunakan teknologi yang berbeda.

(2) Asumsi persaingan sempurna dalam semua pasar produk dan faktor produksi

lebih menjadi masalah. Hal ini karena sebagian besar perdagangan adalah

produk negara industri yang bertumpu pada diferensiasi produk dan skala

ekonomi yang belum bisa dijelaskan dengan model faktor endowment H-O.

(3) Asumsi tidak ada mobilitas faktor internasional. Adanya mobilitas faktor

secara internasional mampu mensubstitusikan perdagangan internasional yang

menghasilkan kesamaan relatif harga produk dan faktor antar negara.

Karenanya hal ini merupakan modifikasi H-O tetapi tidak mengurangi

validitas model H-O.

(4) Asumsi spesialisasi penuh suatu negara dalam memproduksi suatu komoditi,

dimana perdagangan tidak sepenuhnya berlaku karena banyak negara yang

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

45

masih memproduksi komoditi yang sebagian besar adalah dari impor

(Salvatore, 1997, Gerber, 2011).

2.1.1.c Faktor Pendorong Perdagangan Internasional

Menurut Salvatore dan Krugman (2006), ada beberapa faktor yang

mendorong semua negara di dunia melakukan perdagangan luar negeri. Faktor-

faktor pendorong tersebut terdiri atas, hal-hal berikut (1) Perbedaan sumberdaya

alam yang dimiliki, (2) Teknologi, (3) Penghematan biaya produksi dan

(4) Perbedaan selera.

2.1.1.d Manfaat Perdagangan Internasional

Berikut beberapa manfaat dari perdagangan internasional yaitu:

(1) Meningkatkan hubungan persahabatan antar negara, (2) Kebutuhan setiap

negara dapat tercukupi, (3) Mendorong kegiatan produksi barang secara

maksimal, (4) Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, (5) Setiap

negara dapat mengadakan spesialisasi produksi dan (6) Memperluas lapangan

kerja.

2.1.1.e Hambatan Perdagangan Internasional

Setiap negara selalu menginginkan perdagangan yang dilakukan antar

negara agar berjalan dengan lancar. Namun, jika dihadapi kegiatan perdagangan

antar negara juga mengalami beberapa hambatan. Berikut beberapa hambatan

yang sering muncul dalam perdagangan internasional, yaitu (1) Perbedaan mata

uang antarnegara, (2) Kualitas sumberdaya yang rendah, (3) Pembayaran antar

negara sulit dan risikonya besar, (4) Adanya kebijaksanaan impor dari suatu

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

46

negara, (5) Terjadinya perang dan (6) Adanya keberadaan organisasi-organisasi

ekonomi regional.

2.1.1.f Kebijakan Perdagangan Internasional

Kebijakan yang diberlakukan pada perdagangan internasional bertujuan

untuk melindungi industri dalam negeri. Kebijakan untuk melindungi barang-

barang dalam negeri dari persaingan barang-barang impor disebut proteksi.

Proteksi dalam perdagangan internasional terdiri atas kebijakan tarif, kuota,

larangan impor, subsidi dan dumping.

1) Tarif: adalah hambatan perdagangan berupa penetapan pajak atas barang-

barang impor.

2) Kuota: adalah bentuk hambatan perdagangan yang menentukan jumlah

maksimum suatu jenis barang yang dapat diimpor dalam suatu periode

tertentu.

3) Larangan Impor: adalah kebijakan pemerintah yang melarang masuknya

barang-barang tertentu ke dalam negeri.

4) Subsidi: adalah kebijakan pemerintah dengan memberikan bantuan kepada

produk dalam negeri.

5) Dumping: adalah kebijakan yang dilakukan oleh suatu negara dengan cara

menjual barang ke luar negeri lebih murah daripada dijual di dalam negeri.

2.1.1.g Dampak Perdagangan Internasional Terhadap Perekonomian

Para ekonom mengatakan keuntungan-keuntungan yang dapat diperoleh

dari perdagangan internasional, di antaranya sebagai berikut.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

47

1) Perdagangan dapat meningkatkan pendayagunaan sumberdaya domestik di

suatu negara berkembang.

2) Perdagangan internasional dapat menciptakan pembagian kerja dan skala

ekonomi (economies of scale) yang lebih tinggi melalui peningkatan ukuran

pasar.

3) Perdagangan internasional juga berfungsi sebagai wahana transmisi gagasan-

gagasan baru, teknologi yang lebih baik dan kecakapan manajerial serta

bidang-bidang keahlian lainnya yang diperlukan bagi kegiatan bisnis.

4) Perdagangan antar negara juga merangsang dan memudahkan mengalirnya

arus modal internasional dari negara maju ke negara berkembang.

5) Impor produk-produk baru dapat merangsang permintaan domestik yang dapat

memberikan inspirasi dan membuka lahan bisnis baru yang menguntungkan

bagi para produsen setempat.

6) Perdagangan internasional merupakan instrumen yang efektif untuk mencegah

monopoli karena perdagangan pada dasarnya dapat merangsang peningkatan

efisiensi setiap produsen domestik agar mampu menghadapi persaingan dari

negara lain.

Berikut dampak yang ditimbulkan dari pedagangan internasional.

1) Dampak positif perdagangan internasional: a) Saling membantu memenuhi

kebutuhan antarnegara, b) Meningkatkan produktivitas usaha, c) Mengurangi

pengangguran, d) Menambah pendapatan devisa bagi negara.

2) Dampak negatif perdagangan internasional: a) Terpengaruhnya perekonomian

nasional oleh situasi dan kondisi pasar dunia, b) Berpengaruh pada perubahan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

48

terhadap kebijakan pembangunan nasional yang telah ditetapkan apabila

pengaruh global tersebut berdampak buruk terhadap kehidupan masyarakat,

c) Menciptakan ketergantungan produk terhadap suatu negara, d) Eksploitasi

terhadap sumberdaya karena untuk memenuhi permintaan pasar dunia dan

e) Terbentuknya proteksi non-tarif yang dapat menghambat produk ekspor.

3) Berikut ini beberapa dampak negatif yang lain dari perdagangan

internasional. a) Adanya ketergantungan dengan negara-negara pengimpor,

b) Masyarakat menjadi konsumtif dan c) Mematikan usaha-usaha kecil.

2.1.2 Impor

2.1.2.a Pengertian Impor

Impor diasumsikan sebagai fungsi permintaan negara terhadap komoditi

dari pasar internasional. Impor merupakan aliran barang dan jasa ke pasar sebuah

negara untuk dikonsumsi. Negara meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan

mengimpor aneka ragam barang dan jasa yang bermutu dengan harga yang lebih

rendah daripada yang dapat dihasilkan di dalam negeri (Smith dan Blakeslee,

1995). Permintaan impor merupakan selisih antara konsumsi domestik dikurangi

produksi domestik dan dikurangi stok pada akhir tahun lalu. Secara matematis,

impor dapat digambarkan sebagai berikut (Labys, 1973).

Mt = Ct – Qt – St-1 ............................................................................................... (2.1)

Dimana :

Mt = jumlah impor pada tahun ke t

Qt = jumlah produksi domestik tahun ke t

Ct = jumlah kosumsi domestik tahun ke t

St-1 = sisa stok pada tahun ke t-1

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

49

Selain faktor-faktor domestik di atas, fungsi impor suatu negara juga dipengaruhi

oleh faktor-faktor dari luar negeri, yaitu nilai tukar atau Exchange Rate (ER) dan

harga impor (PM). Dengan demikian, secara teoritis fungsi impor komoditas suatu

negara dapat ditulis, sebagai berikut.

Mt = f (Qt, Ct, St-1, ERt, PMt) ........................................................................... (2.2)

Dimana :

Qt = jumlah produksi domestik tahun ke t

St-1 = sisa stok pada tahun ke t-1

Ct = jumlah konsumsi domestik tahun ke t

ERt = nilai tukar atau exchange rate tahun ke t

PMt = harga impor tahun ke t

Terdapat beberapa variabel yang akan mempengaruhi permintaan impor suatu

negara seperti biaya transportasi (TC), tarif (T), selera konsumen (PC), distribusi

pendapatan (Y) dan populasi (P) yang dapat memberikan hasil yang lebih akurat.

2.1.2.b Produk Impor Indonesia

Indonesia mengimpor barang-barang konsumsi bahan baku dan bahan

penolong serta bahan modal. Barang-barang konsumsi merupakan barang-barang

yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makanan,

minuman, susu, mentega, beras dan daging. Bahan baku dan bahan penolong

merupakan barang- barang yang diperlukan untuk kegiatan industri baik sebagai

bahan baku ataupun bahan pendukung, seperti kertas, bahan-bahan kimia, obat-

obatan dan kendaraan bermotor.

Barang modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti

mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang dan alat-alat berat. Produk impor

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

50

Indonesia yang berupa hasil pertanian, antara lain, beras, terigu, kacang kedelai

dan buah-buahan. Produk impor indonesia yang berupa hasil peternakan antara

lain daging dan susu. Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan

antara lain adalah minyak bumi dan gas, produk impor Indonesia yang berupa

barng industri antara lain adalah barang-barang elektronik, bahan kimia,

kendaraan dalam bidang jasa indonesia mendatangkan tenaga ahli dari luar negeri.

2.1.2.c Kebijakan Impor

1) Tarif Impor

Tarif adalah pajak atau cukai yang dikenakan kepada suatu komoditi yang

diperdagangkan lintas batas teritorial. Berdasarkan mekanisme perhitungannya,

tarif terbagi menjadi tiga jenis (Hady, 2004), di antaranya sebagai berikut.

a) Tarif Ad Valorem (Ad Valorem Tariff): Tarif ad valorem adalah pajak yang

dikenakan berdasarkan persentase tertentu dari nilai barang-barang yang

diimpor.

b) Tarif Spesifik (Spesific Tariff): Tarif spesifik dikenakan sebagai beban tetap

unit barang yang diimpor.

c) Tarif Campuran: Tarif campuran adalah gabungan dari tarif ad valorem dan

tarif spesifik, dimana barang yang diimpor dikenakan pungutan dalam jumlah

tertentu dan dikenakan pungutan dalam bentuk persentase.

2) Subsidi: Subsidi adalah kebijakan pemerintah untuk memberikan

perlindungan atau bantuan kepada industri dalam negeri berupa keringanan

pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit dan subsidi harga. Subsidi

bertujuan untuk: a) Menambah produksi dalam negeri, b) Mempertahankan

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

51

jumlah konsumsi dalam negeri, c) Menjual dengan harga yang lebih murah

daripada produk impor.

2.1.2.d Pendapatan Nasional dan Perdagangan

Pendapatan nasional adalah jumlah seluruh keluaran produksi atau barang

dan jasa yang dihasilkan di suatu negara. Perhitungan pendapatan nasional dapat

dilakukan berdasarkan tiga cara, yaitu konsep nilai tambah, pendapatan dan

pengeluaran. Konsep nilai tambah digunakan untuk menghitung pendapatan

dengan menjumlahkan nilai pasar yang diproduksi perusahaan. Pendapatan yang

dilihat dari sisi pendapatan merupakan jumlah berbagai pendapatan faktor yang

dihasilkan pada proses memproduksi keluaran akhir ditambah pajak tak langsung

neto subsidi ditambah penyusutan. Sedangkan dilihat dari sisi pengeluaran,

pendapatan nasional merupakan jumlah dari pengeluaran konsumsi, investasi

pemerintah dan ekspor neto (Lipsey et al., 1995). Dalam perdagangan

internasional, pendapatan nasional mempengaruhi jumlah impor suatu negara

(Deliarnov, 1995).

Pendapatan nasional mencerminkan kemampuan masyarakat dalam

membeli barang-barang hasil buatan luar negeri. Semakin tinggi tingkat

pendapatan nasional serta semakin rendah kemampuan dalam menghasilkan

barang-barang tersebut, maka impor semakin tinggi. Hubungan langsung antara

impor dan pendapatan nasional ditentukan oleh nilai kecenderungan mengimpor

atau Marginal Propencity to Import (MPM). MPM merupakan perbandingan atau

rasio antara pertambahan impor dengan pertambahan dalam pendapatan nasional.

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

m = ΔM/ΔY .......................................................................................... (2.3)

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

52

Hubungan antara impor dan pendapatan nasional ditulis sebagai berikut.

M = Mo + mY ....................................................................................... (2.4)

Dimana :

M = Jumlah impor

m = marginal propencity to import

Mo = Jumlah impor yang nilainya tidak ditentukan oleh Y,

Y = pendapatan nasional

2.1.3 Ekspor

Istilah ekspor berarti pengiriman barang dan jasa dari pelabuhan suatu

negara. Penjual barang dan jasa tersebut disebut sebagai eksportir dan berbasis di

negara pengekspor sedangkan pembeli berbasis di luar negeri disebut sebagai

importir. Dalam perdagangan internasional, ekspor mengacu pada menjual barang

dan jasa yang diproduksi di dalam negeri ke pasar lain (Joshi, 2005, Jhingan,

2010, Bishop et al., 2014).

Teori perdagangan internasional dan kebijakan komersial adalah salah satu

cabang tertua pemikiran ekonomi. Mengekspor merupakan komponen utama dari

perdagangan internasional dan risiko makroekonomi serta manfaat mengekspor

secara teratur dibahas dan diperdebatkan oleh para ekonom. Dua pandangan

tentang perspektif yang berbeda pada perdagangan internasional saat ini. Yang

pertama mengakui manfaat dari perdagangan internasional. Kekhawatiran kedua

yaitu dengan kemungkinan terjadinya industri dalam negeri tertentu (atau buruh

atau budaya) bisa dirugikan oleh kompetisi asing.

2.1.3a Pengertian Ekspor

Ekspor adalah berbagai macam barang dan jasa yang diproduksi di dalam

negeri lalu dijual di luar negeri. Ditinjau dari sudut pengeluaran, ekspor

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

53

merupakan salah satu faktor terpenting dari Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross

Nasional Product (GNP), sehingga dengan berubahnya nilai ekspor maka

pendapatan masyarakat secara langsung juga akan mengalami perubahan. Di lain

pihak, tingginya ekspor suatu negara akan menyebabkan perekonomian tersebut

akan sangat sensitif terhadap keguncangan-keguncangan atau fluktuasi yang

terjadi di pasaran internasional ataupun di perekonomian dunia.

Berbagai faktor yang dapat mempengaruhi ekspor, impor dan ekspor neto

suatu negara, antara lain meliputi: 1) Selera konsumen terhadap barang-barang

produksi dalam negeri dan luar negeri, 2) Harga barang-barang di dalam dan di

luar negeri, 3) Kurs yang menentukan jumlah mata uang domestik yang

dibutuhkan untuk membeli mata uang asing, 4) Pendapatan konsumen di dalam

negeri dan luar negeri, 5) Ongkos angkutan barang antarnegara, dan 6) Kebijakan

pemerintah mengenai perdagangan internasional.

2.1.3.b Fungsi Ekspor

Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri adalah

negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik, yang pada

gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan ekonomi. Dengan

tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan kemiskinan dapat dipatahkan dan

pembangunan ekonomi dapat ditingkatkan (Jhingan, 2000).

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

54

2.1.3.c Komoditas Ekspor Utama di Indonesia

Tabel 2.1

Sepuluh Jenis Komoditas Ekspor Utama di Indonesia

No. Komoditas Negara Tujuan

1. TPT Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Turki, Korea Selatan, Inggris, Uni Emirat Arab, Rep.Rakyat Tiongkok, Brasilia, Malaysia, Belgia, Italia, Belanda, Spanyol, Kanada, Saudi Arabia, Thailand, Perancis, Vietnam, Taiwan.

2. Elektronik Singapura, Amerika Serikat, Jepang, Hongkong, Rep.Rakyat Tiongkok, Jerman, Malaysia, Belanda, Korea Selatan, Pilipina, Perancis, Thailand, India, Australia, Uni Emirat Arab, Inggris, Taiwan, Vietnam, Belgia, Italia.

3. Karet dan

produk karet

Amerika Serikat, Jepang, Rep.Rakyat Tiongkok, Korea Selatan, Singapura, Brasilia, Jerman, Kanada, Belanda, Turki, Perancis, India, Spanyol, Italia, Inggris, Belgia, Taiwan, Rep.Afrika Selatan, Australia, Argentina.

4. Sawit Hongkong, India, Vietnam, Rep.Rakyat Tiongkok, Jerman, Singapura, Korea Utara, Italia, Malaysia, Thailand, Spanyol, Taiwan, Jepang, Kamboja, Sri Langka, Rep.Afrika Selatan, Perancis, Pilipina, Amerika Serikat, Meksiko.

5. Produk hasil

hutan

India, Rep.Rakyat Tiongkok, Malaysia, Bangla Desh, Belanda, Mesir, Singapura, Italia, Spanyol, Ukraine, Iran, Federasi Rusia, Pakistan, Jerman, Tanzania, Brasilia, Rep.Afrika Selatan, Vietnam, Myanmar, Kenya.

6. Alas kaki Jepang, Rep.Rakyat Tiongkok, Amerika Serikat, Korea Selatan, Australia, Malaysia, Taiwan, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, India, Jerman, Belanda, Inggris, Vietnam, Singapura, Belgia, Italia, Perancis, Bangla Desh, Thailand.

7. Otomotif Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Inggris, Belanda, Italia, Jepang, Meksiko, Perancis, Brasilia, Rep.Rakyat Tiongkok, Denmark, Panama, Korea Selatan, Singapura, Spanyol,Australia, Federasi Rusia, Chili, Rep.Afrika Selatan.

8. Udang Thailand, Jepang, Saudi Arabia, Pilipina, Malaysia, Singapura, Uni Emirat Arab, Rep.Afrika Selatan, Brasilia, Vietnam, Rep.Rakyat Tiongkok, Meksiko, Oman, Kamerun, Taiwan, Inggris, Myanmar, Jerman, India, Kuwait.

9. Kakao Amerika Serikat, Jepang, Rep.Rakyat Tiongkok, Inggris, Belgia, Hongkong, Vietnam, Singapura, Perancis, Kanada, Australia, Malaysia, Taiwan, Federasi Rusia, Belanda, Italia, Jerman, Korea Selatan, Denmark.

10. Kopi Malaysia, Amerika Serikat, Singapura, Korea Utara, Spanyol, Jerman, Perancis, Belanda, Inggris, Australia, Pilipina, India, Kanada, Thailand, Jepang, Brasilia, Uni Emirat Arab, Estonia, Federasi Rusia, Selandia Baru.

(Sumber: www.kemendag.go.id, diakses 14 Februari 2015)

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

55

2.1.3.d Tarif

Tarif adalah pajak yang dikenakan untuk barang ekspor ke suatu negara

dan atau impor dari negara lain. Tarif ini menciptakan penghalang dalam

ekonomi perdagangan. Biasanya taktik yang digunakan ketika output domestik

suatu negara jatuh dan impor dari pesaing asing meningkat, terutama jika terdapat

alasan strategis untuk mempertahankan kemampuan produksi dalam negeri. Tarif

tersebut biasanya menyebabkan keluhan dari Organisasi Perdagangan Dunia

(World Trade Organization/WTO) dan jika itu gagal, akhirnya dapat menuju ke

arah negara menempatkan tarif terhadap negara lain.

2.1.4 Perbankan

2.1.4.a Pengertian Bank

Pengertian Bank ditinjau dari asal mula terjadinya Bank maka pengertian

Bank adalah meja atau tempat menukarkan uang. Bank adalah lembaga keuangan

yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa

lain (Kasmir, 2003).

Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya

memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Agar pengertian bank menjadi

jelas, penulis mengutip definisi atau rumusan yang dikemukakan menurut

Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang

telah dirubah dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998.

Pengertian Bank, adalah sebagai berikut.

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

56

1) Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

banyak.

2) Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank mencakup

kelembagaan, kegiatan usaha dan cara serta proses dalam melaksanakan

kegiatan usahanya.

3) Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara

konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Berdasarkan pengertian tersebut maka bank umum meliputi tiga kegiatan

utama, yaitu 1) Menghimpun dana dari masyarakat (funding), misalnya dalam

bentuk simpanan giro, simpanan tabungan dan simpanan deposito, 2)

Menyalurkan dana ke masyarakat (lending) dalam bentuk kredit, seperti kredit

investasi, kredit modal kerja dan kredit konsumtif dan 3) Memberikan jasa-jasa

bank lainnya (services), seperti transfer, inkaso, kliring, safe deposit box, giralisasi

listrik/telpon, payroll services,pick up services, ATM (Automatic Teller Machine)

phone banking dan E-banking.

Pengawasan perbankan nasional di Indonesia dilakukan oleh OJK

(Otoritas Jasa Keuangan) Indonesia yang didirikan setahun setelah dikeluarkannya

Undang-Undang No. 21/2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan yang diterbitkan

pada 22 November 2011. Setelah OJK dibentuk, secara bertahap otoritas baru ini

mendapatkan pelimpahan tugas dan kewenangan pengaturan dan pengawasan

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

57

sektor jasa keuangan. Itu dimulai dari sektor pasar modal dan Lembaga Keuangan

Non Bank (LKNB) pada 31 Desember 2012. Sebelumnya, pasar modal dan

LKNB diawasi oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

(Bapepam-LK). Bapepam-LK dilikuidasi seiring dengan lahirnya OJK, tugasnya

dilimpahkan kepada OJK. Setahun kemudian, OJK beroperasi dengan

kewenangan penuh sebagai otoritas yang mengatur dan mengawasi seluruh sektor

jasa keuangan. Per 31 Desember 2013, Bank Indonesia melimpahkan tugas dan

kewenangan mengatur dan mengawasi sektor perbankan kepada OJK (UU No. 21,

2011).

2.1.4.b Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan di Indonesias

1) Asas Perbankan

Asas, fungsi dan tujuan lembaga perbankan di Indonesia diatur

berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998. Dalam

pasal 2 dinyatakan bahwa Perbankan Indonesia dalam melakukan usaha

berasaskan Demokrasi Ekonomi dengan mengunakan Prinsip Kehati-hatian/PK

(Prudential Principal). Demokrasi Ekonomi adalah asas yang digunakan oleh

perbankan Indonesia, dimana dalam operasionalnya membutuhkan kehati-hatian

karena terdapat banyak sekali risiko yang secara umum dapat dikatakan sebagai

kemungkinan terdapatnya dampak yang tidak diharapkan dari kondisi yang tidak

pasti. Adapula definisi yang lain, yaitu definisi yang digunakan pada Statement on

Internal Auditing Standards dari The Institute of Internal Auditors adalah peluang

munculnya kejadian atau tindakan tertentu yang merugikan sehingga memberikan

dampak negatif pada organisasi.

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

58

2) Fungsi Perbankan

Pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia No. 10/1998 tentang

perbankan menjelaskan bahwa fungsi perbankan Indonesia adalah menghimpun

dana dan kemudian menyalurkan dana itu kepada masyarakat. Fungsi tersebut

dikenal sebagai intermediasi keuangan (financial intermediary). Maksud dari

fungsi intermediasi (perantara) adalah bahwa perbankan memberikan kemudahan

untuk mengalirkan dana dari nasabah yang memiliki kelebihan dana (Savers/Unit

Surplus) dengan kedudukan sebagai penabung ke nasabah yang memerlukan dana

(Borrowers/Unit Defisit) untuk berbagai kepentingan. Dengan demikian nasabah

penyimpan dana (savers) disebut juga dengan pemberi pinjaman (lenders). Posisi

bank adalah sebagai perantara untuk menerima dan memindahkan/menyalurkan

dana antara kedua belah pihak itu tidak saling mengenal satu sama lainnya. Fungsi

perbankan lebih spesifik dijelaskan, sebagai berikut.

a) Fungsi Pembangunan (Development)

Tugas bank sebagai penghimpun dan penyalur dana sangat menunjang

pertumbuhan perekonomian negara. Jika sistem dan kelembagaan industri

perbankan baik, dunia usaha akan sangat membutuhkan dana yang disediakan

bank sebagai perantara untuk menggerakkan sektor riil. Pembangunan negara

akan berjalan baik apabila perbankan turut terlibat dalam bentuk pembiayaan yang

diperlukan khususnya pembiayaan yang digunakan untuk keperluan

produktif/investasi.

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

59

b) Fungsi Pelayanan (Services)

Perbankan adalah jenis perusahaan dengan kegiatan utama berupa

pemberian semua jasa yang dibutuhkan nasabah baik nasabah penyimpan dana

ataupun nasabah peminjam dana. Pelayanan ini pada dasarnya adalah memberikan

semua kegiatan keuangan yang dibutuhkan dan diinginkan oleh nasabah, sehingga

nasabah memperoleh kemudahan dalam melakukan kegiatan transaksi

keuangannya.

c) Fungsi Transmisi

Fungsi transmisi merupakan kegiatan perbankan yang berkaitan dengan

lalu lintas pembayaran dan peredaran uang dengan menciptakan instrumen

keuangan yang disebut dengan uang giral. Maksud uang giral adalah jenis

simpanan dana di bank yang dapat ditarik setiap saat dengan mengunakan cek

atau bilyet giro dan jenis simpanan uang tersebut umumnya dikenal dengan

simpanan giro. Seringkali simpanan giro ini digunakan sebagai pembayaran

tertunda dengan menggunakan bilyet giro.

2.1.4.c Tujuan Perbankan

Tujuan perbankan dijelaskan dalam Pasal 3 Undang-undang Republik

Indonesia No. 10/1998 adalah sebagai menunjang pelaksanaan pembangunan

nasional. Lengkapnya tujuan tersebut adalah sebagai berikut. Tujuan Perbankan

Indonesia menurut Pasal 3 Undang-undang Republik Indonesia No. 10/1998

tentang Perbankan dimana Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

60

ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak

(Arthesa dan Handiman, 2006).

Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992,

pelaksanaan prinsip kehati-hatian perbankan didasarkan pada fungsi utama

perbankan sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Sebagai lembaga

perantara, falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan

masyarakat. Oleh karena itu, bank juga disebut sebagai lembaga kepercayaan

masyarakat yang dicirikan, sebagai berikut.

1) Dalam menerima simpanan dari Surplus Spending Unit (SSU), bank hanya

memberikan pernyataan tertulis yang menjelaskan bahwa Bank telah

menerima simpanan dalam jumlah dan untuk jangka waktu tertentu.

2) Dalam menyalurkan dana kepada Defisit Spending Unit (DSU) bank tidak

selalu meminta jaminan berupa barang sebagai agunan atas pemberian kredit

yang memiliki reputasi baik.

3) Dalam melakukan kegiatannya, bank lebih banyak menggunakan dana

masyarakat yang terkumpul dalam banknya dibandingkan dengan modal dari

pemilik atau pemegang saham bank.

2.1.4.d Struktur Sistem Perbankan

Struktur perbankan suatu negara dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu

faktor ekonomi dan faktor hukum. Sistem perbankan merupakan subsistem dari

lembaga keuangan. Setiap Negara memiliki keunikan dalam sistem perbankan,

karena sistem itu diatur berdasarkan undang-undang dan peraturan pemerintah

setiap negara. Dalam perjalanan menuju globalisasi di bidang perdagangan dan

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

61

keuangan telah mendorong diadakannya deregulasi dalam pasar keuangan untuk

menyesuaikannya dengan perkembangan yang telah terjadi pasar keuangan

internasional.

2.1.4.e Usaha Perbankan

Secara garis besar jenis-jenis risiko usaha bank dapat dibagi sebagai

berikut.

1) Kredit: Kegiatan utama bank adalah memberikan kredit kepada nasabahnya.

2) Ekonomi: Kondisi perekonomian dunia ataupun nasional dan daerah yang

secara langsung akan mempengaruhi iklim usaha perbankan baik dalam

perkreditan, pengumpulan dana dan nasabah yang telah dibiayai.

3) Perubahan kebijakan pemerintah: sebagai akibat kebijakan pemerintah di

bidang fiskal, moneter dan perbankan yang dapat berubah setiap waktu sesuai

dengan perkembangan perekonomian.

4) Likuiditas: hal ini selalu mendapat perhatian khusus dalam usaha perbankan.

Risiko likuiditas ini dapat terjadi akibat penarikan dana yang cukup besar

(Rush) oleh nasabah diluar perhitungan bank.

5) Operasional: Sesuai bidang usahanya dalam bidang perbankan, bank juga

menghadapi risiko dalam operasionalnya, antara lain kelangkaan sumber

dana, pengendalian biaya dan kesalahan manajemen. Kondisi ini sangat

berpengaruh pula pada kinerja bank.

6) Persaingan: Setelah dikeluarkan paket Oktober 1998 jumlah bank di dalam

negeri (keadaan pada Juni 1997) diperkirakan telah mencapai 27 Bank

Pembangunan Daerah, 166 Bank Umum Nasional dan 40 Bank Asing atau

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

62

Bank Patungan (joint venture). Kondisi ini mengharuskan setiap bank

meningkatkan kualitas pelayanannya dan selalu kreatif mengembangkan

produk dan jasanya yang aman, bersaing dan menguntungkan guna

mempertahankan serta meningkatkan pangsa pasarnya. Ketidak mampuan

untuk mengantisipasi persaingan akan berakibat menurunnya pangsa pasar

(market share) yang telah dimiliki sehingga mengurangi pendapatan bank.

7) Tidak Kecukupan Modal: Bank Indonesia menetapkan bahwa setiap bank

wajib menjaga kecukupan modalnya, dimana rasio kecukupan modal (Capital

Adequacy Ratio atau CAR) minimum 4 persen sampai dengan 7 September

1997, minimum 8 persen sampai dengan 7 September 2001. Apabila terjadi

peningkatan aktiva dan pembelian aktiva tetap dengan produktivitas aktiva

berkurang. Hal ini mempengaruhi laba bank yang merupakan komponen dari

modal sendiri. Apabila ketentuan kecukupan modal tidak terpenuhi, akan

mengurangi kemampuan ekspansi kredit dan memengaruhi tingkat kesehatan

serta kinerja bank (Bank Indonesia 2013, Peraturan Bank Indonesia tentang

kewajiban penyediaan modal minimum bank umum).

8) Valuta Asing: Khususnya bagi bank devisa, bank yang mengadakan transaksi

dalam mata uang asing, dimana nilai tukar mata uang asing dapat berfluktuasi

karena berbagai faktor. Kesalahan dalam memprediksi fluktuasi nilai tukar

mata uang asing dapat mengakibatkan kerugian pada bank.

9) Teknologi: Dalam era globalisasi saat ini, teknologi memegang peranan yang

sangat penting dalam mempermudah dan mempercepat kegiatan serta

transaksi dalam melindungi aset perusahaan (Bishop et al., 2014).

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

63

Keterlambatan dalam mengantisipasi kemajuan teknologi akan mengurangi

kemampuan bank untuk bersaing dalam pelayanan terhadap nasabah. Akan

tetapi penggunaan teknologi pun sangat rentan kejahatan apabila tidak

didukung sistem pengamanan dengan teknologi informasi yang baik.

2.1.4.f Penilaian dan Tingkat Kesehatan Bank

1) Penilaian Kesehatan Bank

Untuk menilai suatu kesehatan bank dapat dilihat dari berbagai segi.

Penilaian ini bertujuan untuk menentukan apakah bank tersebut dalam kondisi

yang sehat, cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat, sehingga Bank Indonesia

(BI) sebagai pengawas dan pembina bank-bank dapat memberikan arahan atau

petunjuk bagaimana bank tersebut harus dijalankan atau bahkan dihentikan

kegiatan operasinya.

Ukuran untuk melakukan penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh

Bank Indonesia. Penilaian kesehatan bank dilakukan setiap tahun, apakah ada

peningkatan atau penurunan. Bagi bank yang tingkat kesehatannya terus

meningkat tidak jadi masalah, karena itulah yang diharapkan dan supaya

dipertahankan terus tingkat kesehatannya. Akan tetapi bank yang terus menerus

tidak sehat, mungkin harus mendapat pengarahan dan sangsi dari Bank Indonesia

sebagai pengawas dan pembina bank-bank. Bank Indonesia dapat saja

menyarankan untuk melakukan perubahan manajemen, merger, konsolidasi,

akuisisi atau bahkan dilikuidiasi keberadaannya jika memang sudah parah kondisi

bank tersebut (Kasmir, 2010).

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

64

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 6/10/PBI/2004

tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum

mencakup penilaian terhadap faktor-faktor Camels (Capital, Asset, Management,

Earnings, Liquidity, Sensitivity) yang terdiri dari:

a) Aspek permodalan (Capital)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara

lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut.

1) Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)

terhadap ketentuan yang berlaku, 2) Komposisi permodalan, 3) Tren ke

depan/proyeksi KPMM, 4) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan

dengan modal bank, 5) Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan

modal yang berasal dari keuntungan (laba ditahan), 6) Rencana permodalan bank

untuk mendukung pertumbuhan usaha, 7) Akses kepada sumber permodalan dan

8) Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank.

b) Aspek Kualitas Aset (Asset Quality)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara

lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut.

1) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dan dibandingkan dengan total aktiva

produktif, 2) Debitur inti kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total

kredit, 3) Perkembangan aktiva produktif bermasalah/non performing asset

dibandingkan dengan aktiva produktif, 4) Tingkat kecukupan pembentukan

Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), 5) Kecukupan kebijakan dan

prosedur aktiva produktif, 6) Sistem kaji ulang (review) internal terhadap aktiva

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

65

produktif, 7) Dokumentasi aktiva produktif, dan 8) Kinerja penanganaan aktiva

produktif bermasalah.

c) Aspek Kualitas Manajemen (Management)

Penilaian terhadap faktor manajemen antara lain dilakukan melalui

penilaian terhadap komponen-komponen, sebagai berikut 1) Manajemen umum,

2) Penerapan sistem manajemen, 3) Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang

berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia dan atau pihak lainnya.

d) Aspek Rentabilitas (Earnings)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara

lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut.

1) Return on Assets (ROA), 2) Return on Equity (ROE), 3) Net Interest Margin

(NIM), 4) Biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional

(BOPO), 5) Perkembangan laba operasional, 6) Komposisi portofolio aktiva

produktif dan diversifikasi pendapatan, 7) Penerapan prinsip akuntansi dalam

pengakuan pendapatan dan biaya, dan 8) Prospek laba operasional.

e) Aspek Likuiditas (Liquidity)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain

dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut.

1) Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang

dari 1 bulan, 2) 1-month maturity mismatch ratio, 3) Loan to Deposit Ratio

(LDR), 4) Proyeksi cash flow 3 bulan mendatang, 5) Ketergantungan pada dana

antar bank dan deposan inti, 6) Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (Assets and

Liabilities Management/ALMA), 7) Kemampuan bank untuk memperoleh akses

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

66

ke pasar uang, pasar modal atau sumber-sumber pendanaan lainnya dan

8) Stabilitas Dana Pihak Ketiga (DPK).

f) Sensitivitas Terhadap Pasar (Sensitivity to Market Risk)

Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap

pasar antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap komponen-komponen

sebagai berikut. 1) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mencakup fluktuasi

suku bunga dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi (adverse

movement) suku bunga, 2) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mencakup

fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potential loss sebagai akibat fluktuasi

(adverse movement) nilai tukar, 3) Kecukupan penerapan sistem manajemen

pasar.

2) Tingkat Kesehatan Bank

Dalam rangka penerapan ketentuan yang memerlukan persyaratan tingkat

kesehatan bank maka predikat tingkat kesehatan bank disesuaikan dengan

ketentuan dalam surat edaran Bank Indonesia ini, sebagai berikut.

a) Untuk predikat tingkat kesehatan bank Sehat dipersamakan dengan Peringkat

Komposit 1 (PK-1) atau Peringkat Komposit 2 (PK-2).

b) Untuk predikat tingkat kesehatan bank Cukup Sehat dipersamakan dengan

Peringkat Komposit 3 (PK-3).

c) Untuk predikat tingkat kesehatan bank Kurang Sehat dipersamakan dengan

peringkat komposit 4 (PK-4).

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

67

d) Untuk predikat tingkat kesehatan Tidak Sehat dipersamakan dengan peringkat

komposit 5/PK-5 (Bank Indonesia 2013; tentang Penetapan Status dan Tindak

Lanjut Pengawasan Bank Umum Konvensional, Nomor 15/2/PBI/2013).

3) Laba

a) Konsep-Konsep Laba Untuk Pelaporan Keuangan

Menyadari bahwa pengukuran laba mengandung masalah konseptual dan

praktis yang besar, maka beberapa saran pemecahan telah diajukan. Lima

pendapat utama berikut merupakan saran-saran yang representatif mengenai

masalah pengukuran laba, yaitu sebagai berikut.

(1) Banyak pembahasan sekarang ini berpusat pada usaha untuk memperbaiki

pelaporan apa yang disebut laba akuntasi dengan menitikberatkan pada

data transaksi dan proses aktual.

(2) Pembahasan lain mendukung konsep laba tunggal operasional yang dapat

digunakan sebagai indikasi kemampuan perusahaan untuk membayar

deviden.

(3) Salah satu permasalahan ekonomi bahwa kemajuan di masa yang akan

datang dalam teori akuntasi tergantung pada persetujuan atas konsep laba

tunggal yang lebih sesuai dengan apa yang dimaksud sebagai laba

ekonomi.

(4) Beberapa ekonom mengemukakan ide bahwa beberapa konsep laba harus

diukur dan dilaporkan untuk tujuan yang berbeda.

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

68

(5) Akhir-akhir ini, beberapa saran telah diajukan untuk menegaskan bahwa

semua pengukuran laba kurang tepat dan dengan demikian harus diganti

dengan ukuran lainnya dari kegiatan ekonomi (Eldon, 1995).

b) Pengertian Laba

Laba umumnya dipandang sebagai dasar bagi pengenaan pajak,

determinan bagi kebijakan pembayaran dividen dan pedoman investasi dalam

pengambilan keputusan. Mengingat banyaknya pihak-pihak yang berkepentingan

atas perhitungan laba rugi, dengan tujuan beraneka ragam. Dalam memahami

pengertian laba atau rugi akan berbeda tergantung pada masing-masing dari sudut

kepentingan dan tujuan pengertian laba. Untuk lebih jelasnya, berikut diuraikan

pengertian laba ditinjau dari dua sudut pandang ilmu ekonomi dan ilmu akuntansi,

sebagai berikut.

(1) Pengertian laba ditinjau dari sudut ilmu ekonomi mencakup tiga tahap:

(a) Physical Icome yaitu konsumen barang dan jasa pribadi yang sebenarnya

memberikan kesejahteraan fisik dan pemenuhan kebutuhan.

(b) Real Income adalah ungkapan kejadian yang memberikan peningkatan

terhadap kesejahteraan fisik. Ukuran yang dapat digunakan untuk real

income ini adalah biaya hidup. Dengan kata lain kepuasan timbul karena

kesejahteraan fisik yang timbul dari keuntungan yang diukur dengan

pembayaran uang yang dilakukan untuk membeli barang dan jasa sebelum

atau sesudah mengkonsumsi.

(c) Money Income merupakan hasil uang yang diterima dan yang

dimaksudkan untuk konsumsi dalam memenuhi kebutuhan hidup.

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

69

(2) Pengertian Laba ditinjau dari sudut ilmu akuntansi

Perhatian para akuntan mengenai konsep laba sangatlah berbeda dengan

pandangan yang dikemukakan para ekonom, dimana konsep laba tersebut bukan

saja menekan pada kesejahteraan yang dicapai, namun mereka lebih menitik

beratkan pada segi teknik, bagaimana menetapkan, mengukur dan melaporkan

laba di dalam perhitungan laba rugi. Konsep laba dalam ilmu akuntasi dapat

menentukan kuantitas sekaligus menyajikan informasi yang terinci mengenai

penentuan jumlah besarnya laba periodik. Laba akuntasi secara operasional

didefinisikan sebagai: perbedaan antara pendapatan yang direalisasi yang timbul

dari periode transaksi tersebut dan biaya historis sepadan dengannya. Definisi laba

akuntansi sebagai perbedaan realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi

perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk

mendapatkan penghasilan (Kurniawan dan Budhi, 2015).

Definisi laba tersebut memberikan gambaran sifat khas mengenai laba

dalam ilmu akuntansi, meliputi: (1) Laba akuntansi didasarkan pada transaksi

yang benar terjadi yang dilakukan perusahaan, baik transaksi eksternal ataupun

internal, (2) Laba akuntasi didasarkan pada postulat periodik yang berhubungan

dengan laba itu yang merupakan prestasi perusahaan pada periode tertentu, (3)

Laba akuntansi didasarkan pada prinsip revenue yang memerlukan batasan

tersendiri baik itu yang berhubungan dengan definisi pengukuran dan pengakuan

pendapatan, (4) Laba akuntansi memerlukan perhitungan terhadap beban dalam

bentuk beban historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan hasil

tertentu dan (5) Laba akuntasi didasarkan pada prinsip matching artinya

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

70

pendapatan yang direalisasi dari periode itu dikaitkan pada beban relevan yang

tepat dan sepadan.

2.1.4g. Kredit

a. Pengertian Kredit

Menurut UUD No.7 Tahun 1992 tentang perbankan adalah: Penyediaan

uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan

kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Pengertian kredit menurut Sigit Triandaru dan Totok Budisantoso (2006)

adalah pemberian fasilitas pinjaman kepada nasabah, baik berupa fasilitas

pinjaman tunai (cash loan) ataupun pinjaman non tunai (non-cash loan). Dalam

arti luas kredit diartikan sebagai sebagai kepercayaan. Begitu pula dengan bahasa

latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari percaya bagi

pemberi kredit adalah percaya kepada penerima kredit dimana kredit yang

disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi

penerima kredit merupakan penerimaan kepercayaan sehingga mempunyai

kewajiban untuk membayar sesuai dengan jangka waktu yang disepakati.

Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (pasal 21 ayat 11) kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan

pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah

jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Dapat diartikan bahwa peranan

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

71

bank adalah lembaga yang membantu masyarakat dalam hal permodalan atau

keuangan. Mayarakat memiliki kebutuhan yang beragam, akan tetapi kebutuhan

tersebut tidak selalu berbanding lurus dengan jumlah ketersediaan alat untuk

memenuhi kebutuhan tersebut. Oleh karena itu, bantuan permodalan atau

keuangan dari bank atau lembaga keuangan lainnya dapat membantu untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kredit dapat berupa uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang.

Kemudian adanya kesepakatan antara bank (kreditur) dengan nasabah penerima

kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai dengan perjanjian yang telah dibuat

sebelumnya. Dalam perjanjian kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing

pihak, termasuk jangka waktu dan bunga yang ditetapkan bersama. Demikian pula

dengan masalah sangsi apabila debitur ingkar janji terhadap perjanjian yang telah

dibuat bersama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kredit adalah

kegiatan usaha atau usaha pemberian bantuan permodalan atau keuangan berupa

barang, jasa atau uang dari pihak pemberi kredit (kreditur) kepada pihak penerima

kredit (debitur) atas dasar kepercayaan yang diberikan oleh kreditur dimana

penerima kredit (debitur) harus mengembalikan kredit sejumlah nilai ekonomi

yang telah diberikan oleh pemberi kredit (kreditur) pada waktu yang telah

ditentukan dengan balas jasa berupa bunga sesuai dengan perjanjian yang telah

disepakati sebelumnya oleh kedua belah pihak.

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

72

b. Fungsi dan Manfaat Kredit

1) Bagi dunia usaha atau debitur

a) Sebagai sumber pemodalan untuk menjaga kelangsungan atau

meningkatkan usaha.

b) Pengembalian kredit wajib dilakukan tepat waktu, diharapkan dapat

diperoleh dari keuntungan usahanya.

c) Memberi keuntungan usaha dengan adanya tambahan modal dan

berkembangnya usaha.

2) Bagi lembaga keuangan atau kreditur

a) Menyalurkan dana masyarakat (deposito, tabungan, giro). Dalam bentuk

kredit kepada dunia usaha.

b) Memberi keuntungan dari selisih bunga pemberian kredit atau jasa-jasa

lainnya.

c. Jenis Kredit

Berdasarkan jangka waktu dan penggunaanya menurut Sigit Triandaru dan

Totok Budisantoso (2006) kredit dapat digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu

sebagai berikut.

1) Kredit investasi

Kredit investasi adalah kredit jangka menengah atau panjang yang diberikan

kepada nasabah/calon debitur untuk membiayai barang-barang modal dalam

rangka rehabilitasi, moderenisasi, perluasan ataupun pendirian proyek baru.

Misalnya untuk pembelian mesin-mesin, bangunan dan tanah untuk pabrik,

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

73

yang pelunasanya dari hasil usaha dengan barang-barang modal yang di

biayai.

2) Kredit Modal Kerja (KMK)

Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan baik dalam rupiah ataupun

valuta asing untuk memenuhi kebutuhan modal kerja yang habis dalam satu

siklus usaha dengan jangka waktu maksimal 1 (satu) tahun dan dapat

diperpanjang.

3) Kredit konsumsi

Kredit konsumsi adalah kredit jangka pendek atau panjang yang diberikan

kepada (calon) debitur untuk membiayai barang-barang kebutuhan konsumsi

bukan barang modal dalam kegiatan usaha. Penggunaan kredit ini misalnya

untuk pembelian mobil, rumah dan barang-barang konsumsi yang lain.

Menurut Kasmir (2002), secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari

berbagai segi, antara lain sebagai berikut.

1) Dilihat dari segi kegunaan terdiri dari:

a) Kredit investasi

Kredit yang dugunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun

proyek atau guna keperluan rehabilitasi, misalnya kredit investasi adalah kredit

guna membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.

b) Kredit Modal Kerja

Kredit guna meningkatkan produksi dalam operasionalnya, misalnya kredit

modal kerja yang diberikan untuk membeli bahan baku atau membayar gaji

pegawai atau biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

74

2) Dilihat dari tujuan kredit terdiri dari:

a) Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi.

Dimana kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Contohnya

adalah kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan menghasilkan

barang, sedangkan kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian.

b) Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk keperluan konsumsi secara pribadi, dalam Kredit

ini tidak terdapat pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena telah

digunakan oleh seseorang atau badan usaha. Contohnya kredit mobil pribadi,

kredit untuk perumahan.

c) Kredit Perdagangan

Kedit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang

dagangan yang pembayarannya diharapakan dari hasil penjualan barang

dagangan tersebut. Contohnya adalah kredit ekspor dan impor.

3) Dilihat dari jangka waktu terdiri dari:

a) Kredit jangka Pendek

Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama

satu tahun dan biasanya guna keperluan modal kerja.

b) Kredit Jangka Menengah

Kredit dengan jangka waktu kredit berkisar antara satu tahun hingga tiga tahun,

biasanya guna keperluan investasi. Sebagai contohnya adalah kredit untuk

pertanian atau peternakan.

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

75

c) Kredit Jangka Panjang

Kredit dengan masa pengembaliannya di atas tiga tahun atau lima tahun.

Biasanya kredit ini guna keperluan investasi jangka panjang seperti perkebunan

karet, manufaktur dan kredit konsumtif lainnya.

4) Dilihat dari segi jaminan terdiri dari:

a) Kredit dengan jaminan

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, dapat berbentuk barang atau tidak

berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan

dilindungi senilai jaminan yang diberikan oleh calon debitur.

b) Kredit tanpa jaminan

Kredit yang diberikan tanpa disertai dengan jaminan barang atau orang

tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter dan

loyalitas atau nama baik calon debitur selama berhubungan dengan bank atau

pihak lain.

5) Dilihat dari segi sektor usaha terdiri dari:

a) Kredit Pertanian

Merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian.

Sektor utama pertanian dapat berupa jangka pendek atau panjang.

b) Kredit Perternakan

Kredit yang diberikan untuk sektor peternakan baik jangka pendek ataupun

jangka panjang. Untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka

panjang ternak kambing atau ternak sapi.

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

76

c) Kredit Industri

Kredit yang diberikan untuk membiayai industri, baik industri kecil, industri

menengah atau industri besar.

d) Kredit Pertambangan

Kredit yang membiayai jenis usaha tambang yang biasanya bersifat jangka

panjang. Seperti tambang emas, minyak atau timah.

e) Kredit Pendidikan

Kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan atau

dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

f) Kredit Profesi

Kredit yang diberikan kepada para profesional. Seperti dosen, dokter dan

pengacara.

g) Kredit Perumahan

Kredit yang diberikan untuk membiayai pembangunan atau pembelian

perumahan.

h) Dan sektor-sektor lainnya.

d. Pertimbangan Penyaluran Dana

Menurut Triandaru dan Budisantoso (2006), dalam memberikan kredit

atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank umum wajib mempunyai

keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikat dan kemampuan serta

kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi hutangnya atau mengembalikan

pembiayaan dimaksud sesuai dengan perjanjian. Mengingat hal tersebut dan

Page 40: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

77

adanya prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan bank serta adanya risiko yang

selalu melekat dalam penyaluran dana, maka sebelum kredit atau pembiayaan

disalurkan, pihak bank selalu ingin mengetahui segala sesuatu tentang

kemampuan dan kemauan nasabah debitornya untuk mengembalikan dana

yang telah diberikan oleh bank. Dalam melakukan analisis kredit sangat penting

melakukan penilaian terhadap beberapa aspek yang menyangkut kegiatan usaha

calon debitur, yaitu sebagai berikut (Siamat, 2005).

a) Aspek pemasaran

Penilaian yang perlu ditekankan di sini adalah menyangkut kemampuan daya

beli masyarakat (purchasing power), kompetisi, pangsa pasar, kualitas

produksi dan sebagainya. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi

perkembangan usaha debitur. Analisis pemasaran perlu dilakukan untuk

melihat kondisi pasar saat ini, meliputi jumlah penawaran yang sudah ada

untuk jenis produk yang direncanakan peminjam dan kemampuan pasar

menyerap produk debitur. Demikian pula prospek pemasaran perlu

diperhatikan perkembangannya dan permintaannya di masa yang akan datang.

b) Aspek teknis

Penilaian terhadap aspek teknis meliputi kelancaran produksi, kapasitas

produksi, mesin-mesin, peralatan, ketersediaan dan kontinuitas bahan baku. Di

samping itu, kualitas tenaga kerja yang dimiliki dan fasilitas teknis yang ada

cukup untuk mempengaruhi penilaian aspek teknis.

Page 41: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

78

c) Aspek manajemen

Dalam penilaian aspek manajemen, perlu diperhatikan struktur organisasi dan

anggota-anggota manajemen, termasuk kemampuan dan pengalamannya, serta

pola kemimpinan yang diterapkan oleh manajemen puncak.

d) Aspek yuridis

Penilaian aspek yuridis ini antara lain meliputi status hukum badan usaha,

misalnya akte pendirian yang telah dipisahkan oleh yang berwenang, legalitas

usaha, meliputi kelengkapan izin usaha dan yang cukup penting adalah

bagaimana legalitas barang-barang jaminan yaitu kepemilikannya harus

didukung dengan dokumen yang sah dan penguasaan calon debitur.

e) Aspek sosial ekonomi

Penilaian aspek ini pada dasarnya untuk mengetahui apakah usaha yang akan

dibiayai dengan kredit bank tersebut diterima atau memnberikan dampak

positif atau negatif terhadap lingkungan masyarakat setempat. Sehubungan itu,

perlu diperhatikan apakah proyek tersebut mendorong pertumbuhan

perekonomian masyarakat atau mungkin bertentangan dengan nilai-nilai sosial

dan agama masyarakat setempat.

f) Aspek finansial

Penilaian aspek keuangan ini meliputi keadaan keuangan perusahaan debitur

yang akan dibiyai. Untuk melakukan penilaian keadaan keuangannya, perlu

diperoleh data-data mengenai laporan keuangan, arus dana, realisasi produksi,

pembelian dan penjualan.

Page 42: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

79

e. Tujuan Kredit

Setiap usaha dalam suatu sistem ekonomi tidak pernah lepas dari tujuan

mencari keuntungan, dengan demikian halnya dalam pemberian kredit. Namun

karena di dalam kredit terdapat unsur risiko, maka mencari keuntungan tersebut

harus memperhatikan prinsip kehati-hatian, karena dana yang dialirkan dalam

bentuk kredit adalah untuk memperoleh keuntungan yang aman, sehingga pada

saatnya masyarakat pinjaman dana di bank dapat memperoleh kembali

simpanannya berikut bunga tanpa dikuatirkan oleh kredit macet. Selain

probability dan safety bank, khususnya bank pemerintah, mengemban tugas

sebagai agent of devolopment, yaitu dalam hal berikut (Judisenno, 2005).

1) Mensukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan

karena dengan semakin bnayak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan,

maka semakin baik, mengingat semakin banyaknya kredit berarti peningkatan

pembangunan di berbagai sektor.

2) Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna

menjamin kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini bank dapat membantu usaha

nasabah yang memerlukan dana, baik dana untuk investasi ataupun untuk

modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan mampu

mengembangkan dan memperluas usahanya.

3) Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat

memperluas usahanya. Keuntungan ini sangat penting bagi kelangsungan

Page 43: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

80

hidup bank. Jika bank terus menerus mengalami kerugian, maka

kemungkinan bank tersebut akan dilikuidasi (dibubarkan).

Dalam prakteknya tujuan pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut.

1) Kredit bertujuan untuk mencari keuntungan

Tujuan utama dari pemberian kredit adalah memperoleh keuntungan. Hasil

keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima bank sebagai

balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2) Kredit bertujuan untuk membantu nasabah

Tujuan selajutnya atas pemberian kredit adalah membantu usaha nasabah

yang memerlukan, baik dana investasi ataupun dana untuk modal kerja.

3) Kredit bertujuan untuk membantu pemerintah

Tujuan lainnya dari pemberian kredit adalah membantu pemerintah dalam

berbagai bidang, semakin banyak kredit yang disalurkan berarti adanya

kucuran dana dalam rangka meningkatkan pembangunan diberbagai sektor,

terutama sektor riil. Secara garis besar keuntungan yang didapat oleh

pemerintah adalah bertambahnya penerimaan pajak, membuka lapangan

kerja, menghemat dan meningkatkan devisa.

Di samping memiliki tujuan pemberian suatu fasilitas kredit juga memiliki fungsi

yang sangat luas. Fungsi kredit yang secara luas tersebut, antara lain sebagai

berikut.

Page 44: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

81

1) Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang. Maksudnya

adalah jika uang hanya disimpan saja dirumah maka tidak akan menghasilkan

sesuatu yang berguna. Dengan diberikan kredit, uang tersebut menjadi

berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerima kredit.

2) Untuk meningkatkan peredaran dan lalu-lintas uang

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu

wilayah kewilayah lainnya. Sehingga suatu daerah yang kekurangan uang

dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan

uang dari daerah lainnya.

3) Untuk meningkatkan daya guna barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk

mengolah barang yang semula tidak berguna menjadi berguna.

4) Meningkatkan peredaran uang

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus uang disuatu wilayah

ke wilayah lainnya, sehingga jumlah uang berbeda dari suatu wilayah lainnya

bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah uang beredar.

5) Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai alat stabilitas ekonomi.

Karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang

yang diperlukan masyarakat. Kredit dapat pula membantu mengekspor barang

dari dalam negeri keluar negeri sehingga dapat membantu devisa negara.

Page 45: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

82

6) Untuk meningkatkan kegairahan produksi

Bagi penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha,

apalagi bagi nasabah yang memang modalnya terbatas. Dengan memperoleh

kredit, nasabah bergairah untuk dapat memperbesar atau memperluas

usahanya.

7) Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang diberikan dalam suatu perekonomian maka akan

semakin baik terutama dalam hal meningkatkan pendapatan.

8) Untuk meningkatkan hubungan internasional

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling

membutuhkan antara penerima kredit dengan pemberi kredit. Pemberian

kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerjasama dibidang lainnya.

2.1.4h. Inflasi non Inti

Inflasi non Inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi

volatilitasnya karena dipengaruhi oleh faktor fundamental.

Komponen inflasi non inti, terdiri dari sebagai berikut.

1) Inflasi Komponen Bergejolak (Volatile Food)

Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan

makanan seperti panen, gangguan alam atau faktor perkembangan harga

komoditas pangan domestik ataupun perkembangan harga komoditas pangan

internasional.

Page 46: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

83

2) Inflasi Komponen Harga yang diatur Pemerintah (Administered Prices)

Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan harga

pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan dan lain-

lain.

Inflasi memiliki dampak yang cukup besar bagi perekonomian suatu

negara karena dengan tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan penurunan

daya beli masyarakat dengan demikian, produk yang dihasilkan oleh perusahaan

tidak dapat dibeli oleh masyarakat dan akhirnya ekonomi akan terganggu. Bila

tingkat inflasi yang tinggi maka Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki

tugas untuk mengendalikannya, langkah yang dapat diambil adalah meningkatkan

BI rate, dengan meningkatkan BI rate maka suku bunga deposito akan meningkat

maka akan menarik perhatian masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank.

Peningkatan suku bunga deposito akan diikuti dengan peningkatan suku bunga

kredit sehingga dapat menyebabkan penurunan volume kredit.

2.1.4i. Suku Bunga Kredit

Suku bunga merupakan biaya yang harus dibayarkan oleh debitur kepada

kreditur yang merupakan balas jasa atas pinjaman yang diterima. Suku bunga

dapat menjadi faktor yang berpengaruh terhadap volume kredit karena bila suku

bunga tinggi maka peminjam harus membayar bunga yang tinggi pula, dengan

demikian suku bunga menjadi pertimbangan peminjam. Dalam penelitian ini suku

bunga yang digunakan adalah suku bunga kredit karena suku bunga kredit dapat

Page 47: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

84

mempengaruhi keputusan pengambilan kredit. Suku bunga kredit yang rendah

dapat mendorong minat debitur untuk meminjam di bank.

Tingkat suku bunga dapat berbeda hal ini ditentukan oleh jangka waktudan

risiko. Jangka waktu merupakan batas waktu maksimal yang disepakati oleh pihak

bank dengan pihak debitur untuk melunasi hutang, semakin lama jangka waktunya

maka akan semakin tinggi tingkat bunga yang harus dibayarkan. Risiko

selalu ada di dalam pemberian pinjaman salah satunya adalah risiko kredit macet,

semakin tinggi risiko maka tingkat bunga juga akan semakin tinggi. Besar

kecilnya risiko dipengaruhi oleh nominal kredit yang diberikan, semakin besar

nominal kredit maka akan semakin besar risikonya, sehingga tingkat suku bunga

akan lebih tinggi.

Sistem bunga dapat digunakan sebagai alat promosi untuk meningkatkan

volume kredit karena dengan sistem bunga tertentu pihak debitur mempunyai

pertimbangan keuntungan yang akan diperoleh apabila melunasi pinjamannya

sebelum jatuh tempo. Sistem bunga yang digunakan di Indonesia ada beberapa

jenis, yaitu sebagai berikut.

1) Sistem Bunga Flat

Bunga flat adalah sistem perhitungan suku bunga yang besarannya mengacu

pada pokok hutang awal. Biasanya diterapkan untuk kredit barang konsumsi

seperti handphone, home appliances, mobil atau Kredit Tanpa Agunan

(KTA). Dengan menggunakan sistem bunga flat ini maka porsi bunga dan

pokok dalam angsuran bulanan akan tetap sama.

Page 48: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

85

2) Sistem Bunga Floating

Bunga floating adalah sistem perhitungan suku bunga yang besarnya dapat

berubah mengikuti perubahan kondisi perekonomian.

3) Sistem Bunga Anuitas

Bunga anuitas adalah sistem perhitungan suku bunga yang besarnya berubah,

pada awal angsuran perbandingan bunga lebih besar dari nilai pokok

angsuran.

2.1.4.j Nilai Tukar

Nilai tukar dapat menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

volume kredit konsumsi, ketika nilai tukar mata uang domestik melemah maka

harga barang impor akan meningkat, dengan demikian harga barang domestik

mengalami peningkatan akhirnya berpengaruh terhadap pengeluaran konsumsi.

Kebijakan nilai tukar di Indonesia ada dua macam yaitu kebijakan nilai tukar fixed

dan kebijakan nilai tukar fleksibel. Nilai tukar fixed akan digunakan bila suatu

negara tidak ingin nilai mata uangnya fluktuatif, sebagai contoh China. Kebijakan

ini dapat diambil apabila cadangan devisa yang dimiliki suatu negara sangat besar

karena selisih nilai tukar mata uang ditanggung oleh negara. Sedangkan untuk

nilai tukar fleksibel, nilai tukar mata uang suatu negara dibiarkan berfluktuasi

mengikuti perubahan kondisi ekonomi.

Page 49: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

86

2.1.4k. Tabungan Masyarakat

Menurut UU No. 10 Pasal 1 Ayat 9 tahun 1998, tabungan adalah simpanan

yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang

disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan/atau alat lainnya

yang dipersamakan dengan itu.

Terkait dengan fungsi utama bank yaitu sebagai penghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman,

maka jumlah tabungan masyarakat memiliki pengaruh terhadap volume kredit

baik kredit investasi, modal kerja ataupun kredit konsumsi. Bila tabungan

masyarakat mengalami peningkatan maka harus diimbangi dengan jumlah kredit

yang disalurkan, bila jumlah tabungan masyarakat meningkat namun volume

kredit yang disalurkan tidak seimbang maka akan mengganggu operasional bank

karena bank memiliki kewajiban untuk membayarkan bunga simpanan kepada

nasabah namun pendapatan bunga pinjaman yang diperoleh tidak sesuai.

2.1.4.l Keberadaan Bank Indonesia

Bank Indonesia, sebagai salah satu institusi negara yang memiliki otoritas

untuk melaksanakan kebijakan moneter, berada dalam posisi yang dilematis.

Kebijakan moneter konstraktif memang dapat dilakukan untuk mengendalikan

tingkat inflasi, namun kebijakan ini memiliki konsekuensi naiknya suku bunga. Di

sisi lain, Bank Indonesia diharapkan melakukan kebijakan moneter ekspansif

untuk lebih mendorong pertumbuhan, namun dengan kebijakan ini, target inflasi

akan terlampaui. Dilema yang dihadapi BI ini cukup beralasan karena studi

Page 50: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

87

empiris juga telah membuktikan demikian, paling tidak seperti yang ditemukan

oleh Fischer (1983), Cardoso dan Fishlow (1991) serta Barro (1997). Oleh karena

itu, dengan dilema tersebut di atas, sebagai institusi moneter tertinggi di Indonesia

adalah BI telah memiliki model untuk mendapatkan dampak yang paling baik bagi

kestabilan perekonomian dan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan, sebagai

berikut.

Gambar 2.1

Model Stabilitas Perekonomian BI (Sumber: Bank Indonesia, SEKI, 2014; http://www.bi.go.id, olahan)

Suku bunga

deposito dan

kredit

Kredit yang

disalurkan

Harga aset

(saham,

obligasi)

Nilai tukar

Ekspektasi

inflasi

Konsumsi

investasi

Ekspor

PRODUK DOMESTIK

BRUTO

INFLASI

BI

RATE

FEEDBACK

Page 51: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

88

Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui besarnya

inflasi adalah: 1) Indek Biaya Hidup (Cost of Living), 2) Indek Harga

Konsumen/IHK (Cosumer Prices Index/CPI), 3) Indek Implisit Produk Domestik

Bruto (PDB Deflator), 4) Indek Harga Perdagangan Besar (Whole Sale Prices

Index). Di Indonesia, formulasi untuk mendapatkan nilai Indek Harga Konsumen

telah ditetapkan oleh BPS dengan menggunakan rumusan Laspeyres yang

dimodifikasi, yaitu sebagai berikut.

......................................................................... (2.5)

Dimana :

IHKn : IHK bulan ke-n

Pn – 1 : Nilai konsumsi pada bulan ke n – 1

Pn : Harga pada bulan ke-n

Po . Qo : Nilai konsumsi pada tahun dasar.

Setelah nilai IHK diketahui, maka laju inflasi dapat dicari dengan rumusan :

.............................................................................. (2.6)

Dimana :

It : Tingkat Inflasi pada Periode t

IHKt : Indek Harga Konsumen pada Periode t

IHK t - 1 : Indek Harga Konsumen pada Periode t-1

Menghitung Laju Inflasi

1) GNP (Gross National Product) Deflator GNP Deflator adalah rasio GNP

nominal pada tahun tertentu terhadap GNP riil pada tahun tersebut. Hal ini

merupakan ukuran inflasi dari periode dimana harga dasar untuk perhitungan

00

1n

01nn

nQ.P

P

Q.P.P

IHK

1t

1ttt

IHK

IHKIHKI

Page 52: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

89

GNP riil digunakan sampai GNP sekarang. Perhitungan cara ini melibatkan

semua barang yang diproduksi.

GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100% …………….(2.7)

2) Indeks Harga Konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI)

Indeks Harga Konsumen berfungsi mengukur biaya pembelian kelompok

barang dan jasa yang dianggap mewakili belanja konsumen. Biasanya, kelompok

barang yang digunakan masyarakat dapat berubah. Hal ini disesuaikan dengan

pola konsumsi yang ada.

2.1.4.m Risiko Perbankan

Lembaga perbankan dalam melakukan kegiatannya menghadapi berbagai

kemungkinan, dimana kegiatan yang dilakukan tersebut dapat berdampak negatif

atau tidak seperti yang diharapkan. Dengan kata lain perbankan harus menghadapi

berbagai risiko sehubungan dengan kegiatan yang dilakukannya, dimana risiko-

risiko tersebut digolongkan sesuai dengan hakekat masing-masing. Basel Accord

(a set of recommendations for regulations in the banking industry)

mengklasifikasikan risiko, sebagai berikut. 1) Risiko pasar, 2) Risiko kredit, 3)

Risiko operasional, 4) Risiko lainnya, risiko usaha, risiko strategis dan risiko

reputasi.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang

Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 Pasal 1 ayat

(2), bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat

Page 53: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

90

banyak. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya

bank sangat tergantung dengan risiko kredit, dimana pada kondisi perbankan di

Indonesia saat ini, komponen pinjaman yang diberikan merupakan pos aktiva

yang terbesar pada neraca bank. Pengelolaan risiko kredit merupakan bagian

integral dari manajemen risiko perusahaan termasuk bank. Risiko-risiko yang

terkait dengan aktivitas bisnis harus diidentifikasi, diukur, dinilai, dimitigasi dan

dikendalikan oleh pengurus bank. Pengelolaan risiko-risiko tersebut ditunjukan

untuk meminimalkan kemungkinan kerugian dan potensi yang mengancam

reputasi bank. Dengan semakin meningkatnya risiko kredit yang dihadapi, maka

bank harus memiliki sarana yang memadai untuk mengidentifikasi, mengukur,

memantau dan mengendalikan risiko kredit serta menentukan bahwa semua risiko

yang ada telah diperhitungkan dengan baik dan pada akhirnya mengalokasikan

modal yang memadai untuk menutup risiko ini.

Kegiatan perbankan secara terus menerus selalu berhubungan dengan

berbagai bentuk risiko. Risiko bank didefinisikan: the potential for the

occurrences of an event that may incur losses for the bank atau potensi terjadinya

suatu kejadian yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Cepatnya

perkembangan lingkungan eksternal ataupun internal pada sistem perbankan telah

meningkatkan komplesitas risiko bagi bank. Peraturan Bank Indonesia

No. 5/8/2003 mengidentifikasi delapan jenis risiko yang secara inherent melekat

pada industri perbankan, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan

risiko operasional, risiko hukum (legal), risiko reputasi, risiko strategik serta

risiko kepatuhan/compliance (Ghozali, 2007).

Page 54: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

91

2.1.5 Risiko Kredit

a. Pengertian Risiko Kredit

Risiko Kredit (credit risk) yaitu risiko yang timbul dalam hal debitur gagal

memenuhi kewajiban untuk membayar angsuran pokok ataupun bunga

sebagaimana telah disepakati dalam perjanjian kredit. Di samping risiko suku

bunga, risiko kredit merupakan salah satu risiko utama dalam pelaksanaan

pemberian kredit bank dan hal ini juga akan berpengaruh terhadap kolektibilitas

kredit. Risiko kredit dalam perbankan didefinisikan sebagai risiko kerugian yang

dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan debitur membayar kewajibannya atau

tidak dapat melunasi hutangnya (Ghozali, 2007). Risiko kredit dapat timbul

karena beberapa hal, sebagai berikut.

1) Adanya kemungkinan pinjaman yang diberikan oleh bank atau obligasi (surat

hutang) yang dibeli oleh bank tidak terbayar.

2) Tidak dipenuhinya kewajiban dimana bank terlibat di dalamnya bisa melalui

pihak lain, misalnya kegagalan memenuhi kewajiban pada kontrak derivatif.

3) Penyelesaian (settlement) dengan nilai tukar, suku bunga dan produk derivatif.

Kerugian dari risiko kredit dapat timbul sebelum terjadinya default,

sehingga secara umum risiko kredit harus didefinisikan sebagai potensi kerugian

nilai market to market yang mungkin timbul karena pemberian kredit oleh bank.

Risiko kredit dapat berupa sovereign risk (risiko kekuasaan), dimana risiko ini

muncul ketika suatu negara memberlakukan pengawasan devisa (foreign

exchange control), sehingga menjadi tidak mungkin bagi pihak lain melunasi

kewajibannya. Risiko default merupakan risiko perusahaan, sedangkan risiko

Page 55: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

92

sovereign merupakan risiko negara. Selain sovereign risk, settlement risk

merupakan bagian dari risiko kredit. Risiko ini timbul ketika dua pembayaran

dengan valuta asing dilakukan pada hari yang sama. Settlemen risk dapat terjadi

pada transaksi dengan nilai mata uang yang berbeda karena perbedaan waktu di

dunia. Sumber risiko kredit menurut Ghozali (2007), antara lain sebagai berikut.

1) Lending risk yaitu risiko akibat debitur atau nasabah tidak mampu melunasi

fasilitas yang telah disediakan oleh bank. Baik fasilitas kredit langsung

ataupun tidak langsung (cash loan ataupun non cash loan).

2) Counterparty Risk yaitu risiko yang timbul karena pasangan usaha tidak dapat

melunasi kewajibannya, baik sebelum ataupun pada tanggal kesepakatan.

3) Issuer Risk yaitu yang timbul karena penerbit suatu surat berharga tidak dapat

melunasi sejumlah nilai surat berharga yang dimiliki bank.

Risiko kredit adalah risiko kerugian yang diderita bank terkait dengan

kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo counterparty gagal memenuhi

kewajiban-kewajibannya kepada bank. Bagi bank risiko kerugian karena

terjadinya kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya tersebut merupakan

risiko yang wajar, mengingat hal tersebut terkait dengan bisnis inti bank yaitu

lending-based business. Hakekat bank sebagai lembaga dengan tingkat leverage

atau debt-equity ratio yang tinggi, menyebabkan permodalan bank dapat tergerus

habis bila para debiturnya memiliki default rate yang tinggi.

Menurut Basel II, bank dalam memperhitungkan probability of default

debitur, harus mempertimbangkan seberapa jauh hal tersebut dapat berpengaruh

terhadap permodalan bank. Probability of default tersebut adalah ketika debitur

Page 56: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

93

tidak membayar bunga dan melunasi pokok pinjaman. Oleh karena itu, di satu sisi

bank harus membuat cadangan dari penyisihan gross margin. Jika pencadangan

tersebut tidak dapat mencukupi, kekurangan pencadangan tersebut harus

diperhitungkan sebagai unsur pengurang modal bank. Di sisi lain, bank juga dapat

membandingkan berapa return atau penerimaan yang dapat diperoleh dari

kegiatan lending bila debitur tidak mengalami default.

Gejala yang harus diwaspadai terkait dengan credit risk adalah jika

terdapat gejala credit risk yang meluas dan berantai sehingga memicu terjadinya

liquidity risk pada bank. Credit risk yang berupa probability of default tersebut

mengakibatkan cash-inflow bank dari penerimaan bunga dan pelunasan pokok

pinjaman tidak cukup untuk memenui cash outflow penarikan dana oleh

masyarakat dari bank. Masalah likuiditas yang pada awalnya bersifat temporer

dapat berubah menjadi struktural bila turunnya cash inflow bank disebabkan pula

oleh merosotnya nilai aktiva produktif yang dikelola bank.

Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan atau ketidakmampuan

nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank dan bunganya

sesuai jangka waktu yang telah ditentukan atau dijadwalkan. Di dalam penyaluran

kredit kepada masyarakat, maka bank akan berhadapan dengan suatu risiko, yaitu

risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko yang paling signifikan yang dihadapi

bank dan keberhasilan bisnis mereka tergantung pada pengukuran yang akurat dan

tingkat efisiensi yang lebih tinggi terhadap pengelolaan risiko ini daripada risiko

lainnya. Risiko kredit akan dihadapi oleh bank ketika nasabah (customer) gagal

dalam membayar hutang atau kredit yang diterimanya pada saat jatuh tempo.

Page 57: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

94

Risiko kredit merupakan risiko yang mungkin diderita bank akibat dari tidak

dilunasinya kredit yang telah diberikan bank kepada debitur. Pengertian risiko

kredit berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/11/PBI/2015, adalah

risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban

kepada bank. Rasio keuangan yang digunakan dalam mengukur risiko kredit

adalah Non Performing Loan (NPL) yang merupakan perbandingan total kredit

bermasalah dengan total kredit yang diberikan.

Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah merupakan salah satu

indikator kunci untuk menilai kinerja fungsi bank. Semakin tinggi nilai NPL,

maka bank tersebut tidak sehat. NPL yang tinggi menyebabkan menurunnya laba

yang diterima oleh bank. Keberadaan NPL yang cukup banyak menimbulkan

kesulitan sekaligus menurunkan tingkat kesehatan bank yang bersangkutan. Oleh

sebab itu bank dituntut untuk menjaga kreditnya agar tidak berada dalam kategori

kredit bermasalah (NPL). Menurut PBI nomor 17/11/PBI/2015, rasio nilai NPL

bruto yang normal adalah maksimum 5%. Apabila nilai NPL melebihi batas

tersebut maka kredit bank tersebut tergolong dalam status kredit bermasalah.

Bank yang telah berhasil dalam pengelolaan kreditnya adalah bank yang

mampu mengelola NPL dalam tingkat yang wajar dan tidak merugikan bank.

Dengan meningkatnya NPL maka akibatnya bank harus menyediakan cadangan

penghapusan piutang yang cukup besar sehingga kemampuan memberikan kredit

menjadi terbatas. Besarnya kredit yang disalurkan ke masyarakat (nasabah)

tercermin dari besarnya Loan to Deposit Ratio (LDR). Jika LDR melampaui batas

yang ditetapkan regulasi sebesar 100 persen, berarti risiko kredit meningkat.

Page 58: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

95

b. Pengukuran Risiko Kredit

Komite Basel (The Basel Committee) pada tahun 1998 telah

mempublikasikan Kesepakatan Basel Pertama (The First Basel Committee Accord

- Basel I) yang hanya mencakup risiko kredit. Dalam hal ini, modal yang harus

disediakan hanya dikaitkan dengan risiko kredit sesuai dengan perkembangan dan

pertimbangan pemikiran pada saat kesepakatan tersebut dibuat. Pengukuran

kecukupan modal menurut risiko kredit berdasarkan pada beberapa perhitungan

yang terdiri dari bobot risiko aktif, penyetaraan dengan risiko kredit, target rasio

modal dan kalkulasi konsumsi modal yang memenuhi syarat, kecukupan hasil

pada modal yang memenuhi syarat serta struktur modal. Dengan perkembangan

hingga dekade 1990-an dimana risiko pasar merupakan salah satu faktor penting

dalam kehancuran bank-bank, kemudian Basel merumuskan suatu perhitungan

risiko pasar dalam perhitungan modal, yang dipublikasikan dalam The Market

Risk Amandment to the Original Accord pada Januari 1996.

Dengan adanya kelemahan tersebut, kemudian Basel Committee

mengembangkan metode perhitungan risiko dan menambahkan risiko operasional

dalam perhitungan risiko yang selanjutnya dikenal dengan Basel II. Secara garis

besar Basel II lebih fokus pada model internal, memiliki tingat sensitivitas risiko

yang lebih tinggi, lebih fleksibel untuk disesuaikan terhadap kebutuhan bank yang

berbeda-beda, serta mencakup risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional.

Untuk risiko kredit, pada Basel II terdapat 2 (dua) pilihan untuk menentukan

model perhitungan penyediaan modal minimum, yaitu sebagai berikut.

Page 59: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

96

1) Model portofolio penuh (full portofolio models), yaitu dengan penerapan

teknik option pricing. Model ini merupakan karya Robert Merton pada

penetapan harga dan pengukuran risiko pada option portofolio.

2) Model pemeringkatan (grading models) dimana kalkulasi risiko dilakukan

berdasarkan individual obligor dan risiko portofolio secara sederhana didapat

dari penjumlahan total risiko individual. Model ini digunakan secara luas oleh

lembaga pemeringkat rating seperti Standard & Poor’s dan Moody’s Investor

Services Rating.

Selain itu untuk kewajiban penyediaan modal minimum yaitu pada Pilar 1 Basel

II, risiko kredit pada bank dihitung dengan:

1) The standardized approach.

2) The internal rating based (IRB) approach, yang terdiri dari The IRB model

foundation approach dan The advanced IRB model approach.

Untuk the standardized approach bank dapat menggunakan external

credit rating yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat. Sedangkan untuk the

internal rating based approach baik foundation model ataupun advanced model,

bank diminta untuk mengembangkan credit rating system sendiri (internal credit

rating). Dengan adanya credit rating assessment ini, bobot risiko yang akan

dibebankan pada masing-masing eksposure kredit disesuaikan dengan kondisi

rating masing-masing debitur. Debitur dengan kualitas rating tinggi akan

dikenakan bobot risiko yang rendah, sedangkan capital charge yang harus

disediakan oleh bank untuk menyerap risiko kredit tersebut akan rendah pula.

Demikian pula sebaliknya jika debitur dengan kualitas rating rendah akan

Page 60: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

97

dikenakan bobot risiko yang tinggi, sehingga capital charge yang harus

disediakan oleh bank juga tinggi.

2.1.6 Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas yaitu risiko bank tidak memiliki uang tunai atau aktiva

jangka pendek yang dapat diuangkan segera dalam jumlah yang cukup untuk

memenuhi permintaan deposan atau debitur. Risiko ini terjadi sebagai akibat

kegagalan pengelolaan antara sumber dana dan penanaman dana (mismatch) atau

kekurangan likuiditas/dana (shortage) yang mengakibatkan bank tidak mampu

memenuhi kewajiban keuangan pada waktu yang telah ditetapkan. Besar kecilnya

risiko likuiditas ditentukan, antara lain sebagai berikut.

1) Melaksanakan monitoring secara harian atas besarnya penarikan dana yang

dilakukan oleh nasabah baik berupa penarikan melalui kliring ataupun

penarikan tunai.

2) Melaksanakan monitoring secara harian atas semua dana masuk baik melalui

incoming transfer ataupun setoran tunai nasabah.

3) Membuat analisa sensitivitas likuiditas Bank terhadap skenario penarikan

dana berdasarkan pengalaman masa lalu atas penarikan dana bersih terbesar

yang pernah terjadi dan membandingkannya dengan penarikan dana bersih

rata-rata saat ini. Dari analisa tersebut dapat diketahui tingkat ketahanan

likuiditas Bank.

4) Selanjutnya Bank menetapkan secondary reserve untuk menjaga posisi

likuiditas Bank, antara lain dengan menempatkan kelebihan dana ke dalam

instrumen keuangan yang likuid.

Page 61: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

98

5) Menetapkan kebijakan Cash Holding Limit pada kantor-kantor cabang Bank.

Melaksanakan fungsi ALCO (Asset & Liability Committee) untuk mengatur

tingkat bunga dalam usahanya dan meningkatkan/menurunkan sumber dana

tertentu.

Oleh karena itu, bank wajib menyediakan likuiditas tersebut dengan cukup

dan mengelolanya dengan baik, karena apabila likuiditas tersebut terlalu kecil

maka akan mengganggu kegiatan operasional bank. Namun demikian, likuiditas

juga tidak boleh terlalu besar, karena apabila jumlah likuiditas terlalu besar akan

menurunkan efisiensi bank sehingga berdampak pada rendahnya tingkat

keuntungan bank tersebut. Jenis-jenis risiko likuiditas, antara lain sebagai berikut.

1) Risiko likuiditas pasar, dimana risiko yang timbul karena bank tidak mampu

melakukan offsetting tertentu dengan harga karena kondisi likuditas pasar

yang tidak memadai atau terjadi gangguan dipasar. Contohnya Bank XXX

memberikan bagi hasil yang tidak wajar misalkan 80 persen (eq. rate 12

persen) agar nasabah dana mau menyimpan dananya padahal pada saat yang

bersamaan pasar hanya eq. rate (equivalent rate/tingkat setara) 8,5 persen.

2) Risiko likuditas pendanaan, dimana risiko yang timbul karena bank tidak

mampu mencairkan asetnya atau memperoleh pendanaan dari sumber dana

lain. Contohnya Bank xxx pada saat membutuhkan likuditas, Bank AAA tidak

mampu menjual obligasi yang dimilikinya walaupun sudah diberikan

pemotongan cukup besar.

Selain itu, peristiwa risiko likuiditas yang sering kali terjadi, meliputi (1)

Tingkat dimana dibutuhkan penambahan dana dengan biaya tinggi dan atau

Page 62: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

99

menjual aset dengan harga diskon dan (2) Ketidaksesuaian jatuh tempo (maturing

mismatch) antara eraning asset dan pendanaan. Pinjaman jangka pendek (borrow

short) dan pembiayaan jangka panjang (lend long) dengan spread yang lebar serta

kontrak mengizinkan nasabah untuk menarik dananya setiap saat tanpa

pemberitahuan. Selain peristiwa tersebut, juga terdapat faktor atau penyebab

meningkatnya risiko likuiditas, yaitu penurunan kepercayaan terhadap sistem

perbankan, penurunan kepercayaan terhadap suatu bank, ketergantungan kepada

deposan inti, berlebihnya dana jangka pendek atau long term asset, keterbatasan

pada asset securization karena pembatasan untuk menjual utang (sale of debt).

Secara umum, risiko perbankan terbagi dalam tiga kategori, yaitu risiko

keuangan, operasional dan lingkungan. Risiko keuangan terdiri atas dua jenis

risiko. Risiko perbankan tradisional termasuk neraca dan struktur laporan

pendapatan, kredit dan solvabilitas, dapat mengakibatkan kerugian bagi bank jika

tidak dikelola dengan baik. Risiko kas, berdasarkan arbitrase keuangan, dapat

menghasilkan keuntungan jika arbitrase sudah benar atau kerugian jika itu salah.

Kategori utama risiko kas adalah risiko likuiditas, risiko tingkat bunga, risiko

mata uang dan risiko pasar.

Menurut PBI No.17/11/2015, pengertian risiko likuiditas adalah risiko

bank akibat ketidakmampuan bank memenuhi kewajiban bank yang telah jatuh

tempo dari pendanaan arus kas dan atau aset yang likuid tanpa menggangu aktivas

bank sehari-hari. Berdasarkan pengertian tersebut berarti bank harus mampu

menyediakan dana cadangan bilamana ada penarikan dana nasabah yang bersifat

mendadak dan aktiva yang diinvestasikan bank juga cukup likuid bilamana harus

Page 63: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

100

mencairkan untuk menutupi kebutuhan dana. Nilai LDR maksimum adalah 110

persen, dimana nilai yang ideal adalah berkisar di angka 75 persen sampai 80

persen. Semakin kecil nilai LDR berarti bank tersebut kurang menyalurkan

kreditnya. Sementara bila LDR di atas 110 persen akan berakibat menekan nilai

CAR

Menyikapi perubahan sistem keuangan secara struktural dan belajar dari

krisis keuangan yang melatarbelakangi jatuhnya pasar keuangan, Basel Committee

on Banking Supervision (BCBS) dari Bank for International Settlements (BIS)

mengkaji kembali rekomendasi dalam dokumen mengenai Sound Liquidity Risk

Management Practices yang dikeluarkan pada tahun 2000 dinilai kurang

memadai. Selanjutnya, pada September 2008 BCBS telah mengeluarkan revisi

dokumen tersebut dengan memperluas beberapa hal penting, yaitu sebagai berikut.

1) Penetapan level toleransi terhadap risiko likuiditas (liquidity risk tolerance).

2) Pemeliharaan tingkat likuiditas yang memadai, termasuk pencadangan aset

likuid.

3) Perlunya alokasi biaya, manfaat, risiko likuiditas pada aktivitas usaha yang

signifikan.

4) Identifikasi dan pengukuran berbagai spektrum risiko likuiditas, termasuk

risiko likuiditas yang bersumber dari transaksi off balance sheet (contingent

liquidity risks).

5) Disain dan penggunaan skenario stress test yang bersifat worst case.

6) Perlunya rencana pendanaan darurat (contingency funding plan) yang

memadai.

Page 64: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

101

7) Pengelolaan likuiditas intra hari (intraday liquidity risk) dan agunan.

8) Pengungkapan publik untuk mendorong disiplin pasar (market discipline)

(http://www.bis.org/bcbs/history.htm).

2.1.7 Risiko Pasar

Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu perusahaan yang

disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di luar dari kendali

perusahaan. Risiko pasar sering disebut juga sebagai risiko yang menyeluruh,

karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan di alami oleh seluruh

perusahaan. Contohnya krisis ekonomi dunia tahun 1930-an, krisis ekonomi di

Indonesia 1997 dan 1998.

Risiko pasar secara umum ada 2 (dua) bentuk, yaitu sebagai berikut.

1) Risiko Pasar (General Market Risk)

General market risk (risiko pasar secara umum) ini dialami oleh seluruh

perusahaan yang disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga

terkait yang mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh

sektor bisnis. Contohnya, pada saat bank sentral suatu negara melakukan

kebijakan tight money policy (kebijakan uang ketat) dengan berbagai

instrumennya seperti menaikkan suku bunga BI rate.

Ada beberapa sebab yang menimbulkan terjadinya general market risk

(risiko pasar secara umum), yaitu sebagai berikut.

a) Risiko pertukaran mata uang asing (Foreign Exchange Risk)

Page 65: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

102

Secara umum dalam ilmu keuangan dikenal dua bentuk pasar yaitu pasar

modal (capital market) dan pasar uang (money market).

b) Risiko suku bunga (Interest Rate Risk)

Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku

bunga yang terjadi di pasaran yang mampu memberi pengaruh bagi

pendapatan perusahaan.

c) Risiko posisi komuditas(Commodity Position Risk)

Commodity position risk (risiko perubahan nilai komoditi) adalah suatu situasi

dan kondisi dimana terjadinya kerugian akibat perubahan harga barang

komoditi di pasar yang disebabkan faktor-faktor tertentu, dimana kondisi ini

akan semakin parah pada saat barang komoditi tersebut telah terikat kontrak

dalam suatu kontrak perjanjian serta informasi tersebut telah sampai ke pasar.

Perbankan adalah lembaga mediasi yang bertugas menjembatani pihak-pihak

yang membutuhkan bantuan dengan tujuan mengefektifikan dan

mengefisienkan berbagai urusan. Dalam konteks ini perbankan bisa saja

terseret dalam ruang risiko pada saat pihak-pihak tersebut tidak dapat

melaksanakan tugasnya secara efektif.

d) Risiko Posisi Ekuitas (Equity Position Risk)

Equity position risk (risiko perubahan kekayaan) adalah suatu kondisi dimana

kekayaan perusahaan (stock and share) mengalami perubahan dari biasanya

sehingga perubahan tersebut memberi dampak pada keuntungan dan kerugian

perusahaan.

e) Risiko Politik (Politic Risk)

Page 66: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

103

Stabilitas politik adalah sesuatu sangat penting bagi suatu negara dimana

stabilitas politik menjanjikan terciptanya pembangunan yang berkelanjutan.

2) Risiko Pasar Khusus (Spesific Market Risk)

Specific market risk (risiko pasar secara spesifik) adalah suatu bentuk

risiko yang hanya dialami secara khusus pada sektor atau sebagian bisnis saja

tanpa bersifat menyeluruh. Contohnya, pengumuman yang dikeluarkan oleh suatu

lembaga penilai dimana lembaga penilai tersebut memiliki reputasi yang baik dan

diakui oleh publik. Bahwa dengan mengumumkan PT (Perseroan Terbatas) ABC

memiliki kinerja yang rendah dan memiliki utang yang besar serta laporan yang

dipublikasikan selama ini kepada publik sesuai dengan yang sebenarnya.

Sehingga atas berita tersebut saham dan obligasi perusahaan tersebut langsung

jatuh dan jatuhnya saham serta obligasi perusahaan tersebut tidak diikuti oleh

perusahaan lain. Salah satu proksi dari risiko pasar adalah suku bunga, yang

diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan dengan suku bunga pinjaman

yang diberikan atau dalam bentuk absolut adalah selisih antara total biaya bunga

pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman dimana dalam istilah perbankan

disebut Net Interest Margin (NIM). Semakin tinggi NIM maka pendapatan bunga

atas aktiva produktif meningkat, yang berarti kinerja keuangan bank semakin

meningkat. Standar nilai NIM tidak ditetapkan oleh Bank Indonesia kepada bank-

bank di Indonesia. Namun nilai NIM ideal yang diharapkan adalah minimum 5

persen dan nilai tersebut dapat bervariasi bergantung pada nilai BOPO yang

berbeda-beda pada setiap bank.

Page 67: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

104

2.1.8 Inflasi

Inflasi sering diartikan sebagai kecenderungan naiknya harga secara umum

dan terus menerus, dalam waktu dan tempat tertentu (Korteweg, 1973; Ackley,

1978; Nopirin, 1997; Boediono, 2001; Kurniawan dan Budhi, 2015).

Keberadaannya sering diartikan sebagai salah satu masalah utama dalam

perekonomian negara, selain pengangguran dan ketidakseimbangan neraca

pembayaran. Namun demikian, meskipun menjadi salah satu masalah besar dalam

perekonomian, sebagian ahli sepakat bahwa dampak positif inflasi akan maksimal

dengan tingkat inflasi yang agak rendah, berkisar antara 5 persen-6 persen per

tahun (Glassburner, Chandra, 1981). Dengan kata lain, tingkat inflasi yang kurang

atau lebih dari angka tersebut, akan memiliki kecenderungan memberi dampak

negatif bagi perekonomian.

Inflasi adalah kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa dalam suatu

periode. Umumnya inflasi diukur dengan perubahan harga sekelompok barang

dan jasa yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat, seperti yang tercermin

pada perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK). Inflasi yang tinggi biasanya

dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas, artinya kondisi ekonomi

mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produk

tersebut. Kondisi seperti ini juga disebut sebagai kondisi ekonomi over heated.

Kondisi seperti ini akan menurunkan daya beli uang (purchasing power of money)

dan mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya

(Tandelilin, 2001).

Page 68: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

105

Banyak pengertian inflasi yang dapat dijumpai pada beberapa sumber. Di

antaranya: a) Inflasi adalah kenaikan harga secara umum. Dimana inflasi

dikatakan sebagai suatu proses kenaikan harga, yaitu adanya kecenderungan

bahwa harga barang meningkat secara terus-menerus, b) Inflasi juga merupakan

proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Dimana inflasi adalah proses

dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga

yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi, c) Inflasi adalah suatu

proses atau peristiwa kenaikan tingkat harga barang-barang secara umum.

Dikatakan tingkat harga secara umum karena barang dan jasa itu banyak sekali

jumlah dan jenisnya. Ada kemungkinan harga sejumlah barang turun banyak

barang lainnya yang justru naik harganya. Kenaikan satu dua barang saja bukan

merupakan inflasi, kecuali bila kenaikan harga barang tersebut meluas pada

sebagian besar harga barang-barang lainya.

Menurut Samuelson dan Nordhaus (2005), inflasi dinyatakan sebagai

kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga

secara umum yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut. Rate of

inflation (year t) = [Price level (year t)- price level (year t-l)]/price level (year t-l)

Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi,

antara lain 1) Kenaikan harga: Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi

lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya, 2) Bersifat umum: dimana

kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan

tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik, 3) Berlangsung terus

menerus: dimana kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan

Page 69: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

106

memunculkan inflasi, jika terjadi sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan

dalam rentang waktu minimal bulanan (Prathama dan Mandala, 2001).

2.1.8.a Dampak Negatif Dari Inflasi

Dampak negatif dari inflasi, antara lain sebagai berikut.

1) Inflasi akan menyebabkan turunnya pendapatan riil masyarakat yang memiliki

pendapatan tetap. Karena dengan penghasilan yang relatif tetap, pelaku

ekonomi tidak dapat menyesuaikan pendapatannya dengan kenaikan harga

yang disebabkan karena inflasi. Sebaliknya, bagi mereka yang memiliki

penghasilan yang dinamis (pedagang dan pengusaha misalnya), seringkali

mendapat manfaat dari adanya kenaikan harga tersebut, dengan cara

menyesuaikan harga jual produknya. Dengan demikian pendapatan yang

mereka peroleh secara otomatis akan tersesuaikan dan tidak jarang dengan

persentase yang lebih besar.

2) Inflasi dapat menyebabkan turunnya nilai riil kekayaan masyarakat yang

berbentuk kas, dengan kata lain nilai tukar kas tersebut menjadi lebih kecil,

karena secara nominal harus menghadapi harga komoditi per satuan yang

lebih tinggi dari sebelumnya. Sebaliknya, masyarakat yang banyak memiliki

kekayaan dalam bentuk aktiva tetap/aset non-likuid (golongan menengah ke

atas), justru diuntungkan dengan kenaikan harga tersebut. Dengan demikian

inflasi akan membuat jurang kesenjangan yang semakin lebar.

3) Inflasi dapat menurunkan nilai tabungan masyarakat, sehingga masyarakat

akan cenderung memilih menginvestasikan dananya dalam aktiva yang lebih

baik. Dengan kecenderungan ini, dunia perbankan akan mengalami kesulitan

Page 70: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

107

likuiditas dan sebagai salah satu sumber perolehan dana bagi sektor riil yang

berakibat tidak menguntungkan.

4) Inflasi akan menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi

terhambat. Sebagai contoh, di sektor pedagangan luar negeri, komoditi ekspor

Indonesia menjadi kurang dapat bersaing dengan komoditi sejenis di pasar

dunia. Dengan kata lain, kemerosotan produksi akan terjadi, baik untuk

produk yang berorientasi ekspor ataupun produk untuk pasar domestik. Hal ini

sangat berbahaya karena dapat memicu meningkatnya pengangguran di suatu

negara (Korteweg, 1973; Khalwaty, 2000).

Pada kurs valuta asing, rupiah akan semakin terdepresiasi terhadap mata

uang asing, yang pada gilirannya akan menimbulkan masalah lain yang tidak

kalah seriusnya, seperti membengkaknya kewajiban pemerintah terhadap kreditur

luar negeri. Menurut Harvey (1988), inflasi akan mempengaruhi kinerja

perdagangan suatu negara yang tercermin dalam neraca perdagangannya.

Terakhir, inflasi yang tidak terkendali dapat mendorong terjadinya capital outflow

ke luar negeri. Pemilik modal akan lebih memilih menginvestasikan dananya di

negara yang lebih menguntungkan. Begitu pula akan terjadi relokasi sektor

manufaktur/riil ke negara yang memiliki cost production yang lebih rendah.

Inflasi dapat menyebabkan prekonomian tidak berkembang secara normal. Dalam

kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi dapat membawa pengaruh,

sebagai berikut. 1) Inflasi mendorong penanaman modal spekulatif, 2) Inflasi

menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan, 3) Inflasi

menimbulkan masalah neraca pembayaran.

Page 71: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

108

2.1.8.b Penyebab terjadinya Inflasi

Secara teori, timbulnya inflasi dapat dikarenakan oleh beberapa hal. Dari

sebab-musababnya inflasi dapat timbul karena adanya peningkatan permintaan

masyarakat (demand pull inflation) dan karena desakan naiknya biaya produksi

(cost push inflation) serta karena keduanya (Soediyono, 1992).

1) Demand Pull Inflation: Untuk mendapatkan gambaran bagaimana inflasi

terjadi akibat dari dorongan peningkatan permintaan ini.

2) Cost Push Inflation: Sementara itu, proses terjadinya inflasi karena dorongan

biaya produksi.

Inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar. Ada beberapa teori

yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya inflasi.

1) Teori Kuantitas

Teori ini adalah teori yang tertua yang membahas tentang inflasi, tetapi

dalam perkembangannya teori ini mengalami penyempurnaan oleh para ahli

ekonomi Universitas Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum

moneteris (monetarist models). Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang

beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga terhadap

timbulnya inflasi. Inti dari teori ini, adalah sebagai berikut.

a) Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik

uang kartal ataupun giral.

b) Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan

oleh harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa

mendatang.

Page 72: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

109

Teori ini hampir sama dengan teori kuantitas dimana keduanya

berpendapat bahwa tingkat harga terutama ditentukan oleh jumlah uang yang

beredar. Hal ini terlihat karena hubungan antara jumlah uang dan nilai uang, bila

jumlah uang bertambah maka harga-harga akan naik. Ini berarti nilai uang

menurun karena daya belinya menjadi rendah. Menurut teori kuantitas harga-

harga adalah proporsi langsung dari jumlah uang yang beredar atau sering di tulis

sebagai berikut.

P = k . M ............................................................................................... (2.8)

Dimana:

P : Tingkat harga

k : Proporsi tertentu

M : Jumlah uang

Tokoh yang sependapat dengan teori kuantitas adalah Irving Fisher yaitu yang

dikenal Teori Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money). Irving Fisher

mengemukakan rumus untuk membuktikan bahwa jumlah uang yang dibayarkan

oleh pembeli akan sama dengan jumlah uang diterima oleh penjual, yaitu sebagai

berikut.

MV = PT ............................................................................................... (2.9)

Dimana:

M : Jumlah uang yang beredar

V : Kecepatan perputaran uang

P : Tingkat harga

T : Banyaknya transaksi

2) Teori Keynes (1933)

Teori Keynes memiliki pandangan bahwa yang paling menentukan

kestabilan kehidupan ekonomi nasional adalah permintaan masyarakat (effective

Page 73: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

110

demand). Hal ini terkait dengan produksi dan kapasitas produksi yang tersedia.

Rendahnya kapasitas barang yang diproduksi berakibat harga barang menjadi

naik, akibatnya timbul lagi inflasi.

3) Teori Strukturalis

Teori ini menitikberatkan pada negara-negara yang sedang berkembang.

Menurut teori ini yang mempengaruhi perekonomian ada dua hal penting yang

dapat menimbulkan inflasi, yaitu sebagai berikut.

a) Ketidakelastisan penerimaan ekspor: Nilai ekspor tumbuh secara lamban di

banding pertumbuhan sektor-sektor lain.

b) Ketidakelastisan penawaran atau produksi bahan makanan di dalam negeri:

Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan

penduduk dan pendapatan per kapita.

2.1.9 Kurs

Kurs adalah harga nilai mata uang dari suatu negara yang diukur atau

dinyatakan dalam mata uang lainnya (Krugman dan Maurice, 1994). Menurut

Nopirin (1997), kurs adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka

akan mendapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut.

Kurs atau nilai tukar mata uang adalah harga suatu mata uang terhadap mata uang

lainnya (Salvatore, 1997).

Valuta asing atau mata uang asing adalah alat pembayaran luar

negeri. Perbandingan nilai mata uang asing dengan mata uang dalam negeri

(rupiah) disebut kurs. Adapun macam-macam kurs yang sering ditransaksikan

Page 74: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

111

di bank atau tempat penukaran uang asing (money changer), di antaranya

sebagai berikut.

1) Kurs beli yaitu kurs yang digunakan apabila bank atau money changer

melakukan pembelian mata uang valuta asing.

2) Kurs jual yaitu kurs yang digunakan sebagai harga jual mata uang valuta

asing oleh bank atau money changer.

3) Kurs tengah yaitu kurs antara kurs jual dan kurs beli.

Kurs riil adalah nilai tukar harga pasar barang di dua negara (Erlat dan Arslaner,

1997). Sejalan dengan tujuan kebijakan nilai tukar, maka dikenal berbagai jenis

sistem nilai tukar yang digunakan oleh suatu negara (Nellis, 2000), yaitu sebagai

berikut.

1) Nilai tukar mengambang (floating exchange rate system)

Dalam sistem nilai tukar mengambang, nilai tukar mata uang suatu negara

semata-mata ditentukan dari adanya permintaan dan penawaran mata uangnya

dalam bursa pertukaran mata uang internasional. Sistem nilai tukar

mengambang didefenisikan sebagai hasil keseimbangan yang terus menerus

berubah sesuai dengan berubahnya permintaan dan penawaran di pasar valuta

asing.

2) Nilai tukar tetap (fixed exchange rate system)

Pemerintah dapat mempertahankan suatu kebijakan yang menjaga agar nilai

mata uangnya tetap pada tingkat yang stabil dengan menginterfensi di pasar

devisa. Pada sistem nilai tukar tetap ini mata uang suatu negara ditetapkan

secara tetap dengan mata uang asing tertentu.

Page 75: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

112

3) Nilai tukar terkendali (managed floating exchange rate system)

Sistem ini berlaku pada situasi dimana nilai tukar ditentukan berdasarkan

permintaan dan penawaran, tetapi Bank Central dari waktu ke waktu ikut

campur tangan guna menstabilkan nilainya.

Menurut Sukirno (2003), terdapat lima faktor yang mempengaruhi kurs

yaitu (1) Perubahan dalam cita rasa masyarakat, (2) Perubahan harga dari barang-

barang ekspor, (3) Kenaikan harga-harga umum (inflasi), (4) Perubahan dalam

tingkat bunga dan tingkat pengembalian investasi dan (5) Perkembangan

ekonomi.

Sejak tahun 1970, negara Indonesia telah menerapkan tiga sistem nilai

tukar, yaitu:

1) Sistem kurs tetap (1970 - 1978) sesuai dengan Undang-Undang No. 32 Tahun

1964, Indonesia menganut sistem nilai tukar tetap kurs resmi Rp 250/US$,

sementara kurs uang lainnya dihitung berdasarkan nilai tukar rupiah terhadap

US$. Untuk menjaga kestabilan nilai tukar pada tingkat yang ditetapkan, Bank

Indonesia melakukan intervensi aktif di pasar valuta asing.

2) Sistem mengambang terkendali (1978 - Juli 1997) pada masa ini, nilai tukar

rupiah didasarkan pada sistem sekeranjang mata uang (basket of currencies).

Kebijakan ini diterapkan bersama dengan dilakukannya devaluasi rupiah pada

tahun 1978. Dengan sistem ini, pemerintah menetapkan kurs indikasi

(pembatas) dan membiarkan kurs bergerak di pasar dengan spread tertentu.

Pemerintah hanya melakukan intervensi bila kurs bergejolak melebihi batas

atas atau bawah dari spread.

Page 76: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

113

3) Sistem kurs mengambang (14 Agustus 1997 - sekarang). Sejak pertengahan

Juli 1997, nilai tukar rupiah terhadap US$ semakin melemah. Sehubungan

dengan hal tersebut dan dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang

terus berkurang maka pemerintah memutuskan untukmenghapus rentang

intervensi (sistem nilai tukar mengambang terkendali) dan mulai menganut

sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate) pada

tanggal 14 Agustus 1997. Penghapusan rentang intervensi ini juga

dimaksudkan untuk mengurangi kegiatan intervensi pemerintah terhadap

rupiah dan memantapkan pelaksanaan kebijakan moneter dalam negeri.

2.1.10 Teori Crowding Out

Teori crowding out adalah teori yang menjelaskan terjadinya fenomena

ekonomi akibat keterlibatan langsung pemerintah suatu negara dalam struktur

ekonomi pasar secra substansial yang mempengaruhi pasar baik pada sisi pasokan

atau permintaan (Blanchard, 2008).

Kondisi crowding out terjadi ketika diberlakukan kebijakan fiskal

ekspansif dengan peminjaman pemerintah secara ekspansif, sehingga suku bunga

bank naik, penurunan penerimaan pajak dan berakibat pengurangan peran

investasi oleh swasta (Frey dan Jegen, 2001; olahan).

Istilah crowding out diawali sejak abad ke-18 dan ramai dibahas dan

dikembangkan oleh Tomlinson (2010). Faktor penentu terjadinya crowding out

adalah sejauh mana penyesuaian tingkat suku bunga untuk ekspansi output yang

disebabkan oleh pengeluaran pemerintah yang meningkat, dimana dalam setiap

kasus, tingkat crowding out lebih besar dengan efek kenaikan suku bunga ketika

Page 77: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

114

belanja pemerintah naik. Teori ini relevan diterapkan pada kondisi saat ini (Tyson,

2012).

Kondisi crowding out ini di AS terjadi pada tahun 2008 di saat krisis

terjadi peminjaman secara besar-besaran (stimulus), dimana Fed (Bank Sentral)

AS menetapkan titik terendah suku bunga hingga 0,25 basis point ketika

permintaan agregat rendah. Crowding out dapat terjadi pada bidang supply

(misalnya keterlibatan pemerintah pada modal ventura) dan demand (misalnya

keterlibatan pemerintah dalam program asuransi kesehatan dan anak negeri/chip).

Contoh nyata dalam bisnis di Indonesia dimana debitur sebagai importir karena

intervensi pemerintah dalam menaikkan suku bunga tinggi walaupun importir

mendapatkan plafon kredit dari suatu bank tidak menggunakan fasilitas tersebut

karena tidak layak dalam bisnis atau penurunan permintaan agregat

(Congressional Budget Office, 2014; Eckel et al., 2015; Cumming et al., 2006).

Crowding out dari jenis lain (disebut crowding international out) dapat

terjadi karena prevalensi kurs (nilai tukar mata uang asing) yang mengambang

yang dikenal dengan model Mundell-Fleming. Dengan adanya penerapan suku

bunga tinggi dapat menarik money capital in. Akibat dari apresisasi nilai tukar

mata uang yang mengambang. Di satu sisi, apabila bunga tinggi akan

menyebabkan crowding out dari ekspor domestik yang menggunakan bahan baku

impor (Blanchard, 2008; Tomlinson, 2010; olahan). Crowding out pada

prinsipnya harus dihindari apabila defisit anggaran yang terjadi dengan dilakukan

hanya mencetak uang (Krugman, 2011).

Page 78: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

115

2.2 Penelitian Empiris di Indonesia

Suyono (2005) melakukan penelitian tentang Analisis Rasio-Rasio Bank

yang berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dua rasio keuangan perbankan yaitu CAR (Capital Adequacy

Ratio), BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional) dan LDR

(Loan to Deposit Ratio) berpengaruh signifikan positif terhadap laba satu tahun

kedepan. Sedangkan NIM (Net Interest Margin), NPL (Non Performing Loan),

PLO (Pertumbuhan Laba Operasi) dan PK (Pertumbuhan Kredit) tidak

berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Mawardi (2005) melakukan penelitian mengenai Analisis Faktor-Faktor

yang mempengaruhi kinerja bank umum di Indonesia. Hasil penelitiannya yang

menunjukkan bahwa NPL, NIM dan BOPO memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap ROA, sedangkan variabel CAR (Capital Adequacy Ratio) mempunyai

pengaruh yang tidak signifikan terhadap ROA.

Yuliani (2007) melakukan penelitian mengenai hubungan efisiensi

operasional dengan kinerja keuangan pada sektor perbankan yang go publik di

Bursa Efek Jakarta.Penelitian tersebut menyatakan bahwa efisiensi operasional

MSDN (Total Dana Pihak Ketiga), efisiensi operasional LDR tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja perbankan. Sedangkan efisiensi operasional BOPO

berpengaruh signifikan negatif.

Mahardian (2008) melakukan penelitian pada Bank Umum di Indonesia

Periode Juni 2002-Juni 2007, tentang Analisis Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM

dan LDR terhadap ROA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, NIM dan

Page 79: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

116

LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan BOPO

berpengaruh signifikan negatif serta NPL berpengaruh negatif tidak signifikan

terhadap ROA.

Tri Widyastuti dan Mandagie (2010) melakukan penelitian tentang

Pengaruh CAR, NIM dan LDR terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 2004-2008. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa rasio kinerja keuangan pada perbankan korporasi yaitu NIM

CAR memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sementara LDR

memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA dalam bisnis perbankan.

Lilis Erna (2010) melakukan analisis mengenai pengaruh CAR, NIM,

LDR, BOPO, ROA dan Kualitas Aktiva produktif terhadap perubahan laba pada

Bank Umum di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan hanya variabel Loan

to Deposit Ratio (LDR) yang mampu memprediksi perubahan laba pada bank di

Indonesia periode 2004–2008. Variabel LDR berpengaruh positif terhadap

perubahan laba.

Asmira Suri (2006) menggunakan rasio-rasio keuangan dan NPL (Non

Performing Loan), hasil penelitian pada Bank Permata, penyaluran kredit dapat

mempengaruhi perkembangan modal karena hasil dari penyaluran kredit bank

memperoleh pendapatan bunga yang cukup tinggi.

Syafri (2012) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan

bank komersial di Indonesia. Hasil empiris menunjukkan bahwa pinjaman

terhadap total aktiva, total ekuitas terhadap total aset, penyisihan kerugian kredit

terhadap total kredit berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perbankan.

Page 80: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

117

Sementara tingkat inflasi, ukuran bank dan ratio (BOPO) cost-to-income

berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan bank tersebut. Pertumbuhan

ekonomi dan pendapatan non-bunga terhadap total aktiva tidak berpengaruh pada

kinerja keuangan bank.

2.3 Penelitian Empiris di Negara Lain

Pengujian terhadap hipotesis export-led growth (Perkembangan ekonomi

suatu negara dikarenakan ekspansi tingkat ekspor) dikemukakan beberapa penulis,

di antaranya Jaime de Melo dan Robinson (1995), Giles dan Williams (2000),

Bernard dan Jensen (2001) serta Dimkpah (2002). Dikatakan, ekspor merupakan

motor penggerak bagi pertumbuhan ekonomi (engine of growth), karena beberapa

alasan. Pertama, ekspor menyebabkan penggunaan penuh sumber-sumber

domestik sesuai keunggulan komparatif (comparative advantage) Negara. Kedua,

ekspor memperluas pasar baik di dalam negeri ataupun di luar negeri. Ketiga,

ekspor merupakan sarana mengadopsi idea dan teknologi baru. Keempat, ekspor

mendorong mengalirnya modal dari negara maju ke negara sedang berkembang.

Kelima, ekspor merupakan cara efektif untuk menghilangkan perilaku monopoli.

Keenam, ekspor meghasilkan devisa untuk memberi kesempatan mengimpor

barang-barang modal dan barang-barang antara.

Penelitian Cashin dan McDermott (2002), menunjukkan bahwa

ketergantungan komoditas primer dikaitkan dengan berbagai dimensi tata kelola

yang buruk dan risiko konflik sangat berkaitan dengan tingkat dan pertumbuhan

Page 81: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

118

pendapatan serta strukturnya seperti tercermin dalam ketergantungan pada ekspor

komoditas primer yang relatif sedikit.

Mehrara dan Firouzjaee (2011), menyatakan bahwa berbagai studi empiris

telah banyak meneliti hubungan antara keterbukaan bisnis dan pertumbuhan

ekonomi dan diperoleh hasil yang berbeda. Antara lain Frankel dan Romer (1999),

menunjukkan bahwa meskipun banyak upaya yang dilakukan untuk mempelajari

masalah ini, ada bukti kecil yang meyakinkan yang sangat mengkonfirmasi

dampak perdagangan terhadap pertumbuhan. Oleh karena itu, ada derajat yang

berbeda dari ketidakpastian tentang masalah ini. Dengan kata lain, isu bahwa

perdagangan selalu berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi. Bahkan,

beberapa ekonom telah mengkritik masalah ini dan tidak setuju bahwa

perdagangan internasional benar-benar dapat mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi jangka panjang.

Beberapa penelitian antar negara menekankan pada hubungan positif

antara kedua elemen atau dampak positif keterbukaan bisnis pada pertumbuhan

ekonomi. Barro (1991), Frankel dan Romer (1999), Bolaky dan Freund (2004)

menunjukkan bahwa perdagangan merupakan fasilitator dan katalisator

pertumbuhan ekonomi. Beberapa ekonom menyimpulkan bahwa hubungan positif

antara keterbukaan bisnis dan pertumbuhan tidak hanya jelas tetapi pada beberapa

kasus menunjukkan hubungan negatif (Levin et al., 2002; Harrison, 1996;

Harrison dan Hanson, 1999).

Falvey et al. (2004) menggunakan data tingkat perusahaan, menunjukkan

bahwa ekspor memiliki dampak yang besar pada pertumbuhan produktivitas

Page 82: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

119

industri. Mendukung pandangan ini, Lall (2000) menegaskan bahwa ekspor

merupakan sumber utama valuta asing, saluran untuk memaksimalkan skala

ekonomi dan spesialisasi serta saluran untuk teknologi baru dan spillovers

pengetahuan di negara-negara berkembang. Pandangan ini menunjukkan peran

signifikan yang dimainkan oleh ekspor di sebagian besar negara. Misalnya di

Nigeria, daerah kinerja ekspor telah menarik baik manajerial pemerintah,

akademis dan lebih khusus perhatian pada kecepatan yang meningkat. Perhatian

khusus diberikan terutama kinerja ekspor non-minyak dari ukuran keberhasilan

atau kegagalan upaya sebuah perusahaan atau negara dalam menjual barang

produksi dalam negeri dan jasa di negara-negara lain. Ekspor non migas adalah

setiap bisnis ekspor selain minyak mentah (Owofemi, 2008). Dalam hal ini

termasuk produk dan jasa asal Nigeria tidak berhubungan dengan minyak bumi

dan produk minyak bumi ke pengecualian item pada daftar larangan seperti yang

didefinisikan oleh Nigeria custom service (Borodo, 2008). Dimana negara dan

perusahaan memperhatikan kinerja ekspor sebagai alat untuk meningkatkan

pertumbuhan perusahaan, memperkuat keunggulan kompetitif dan menjamin

kelangsungan hidup perusahaan di pasar yang sangat kompetitif (Terpstra dan

Sarathy, 2000).

Setelah analisis komponen portofolio ekspor Nigeria dengan dalam dekade

terakhir (Idowu, 2005), terungkap bahwa sektor ekspor didominasi oleh minyak.

Sebagai contoh, kontribusi non-minyak untuk pendapatan ekspor total adalah

kurang dari 20 persen antara tahun 2003 dan 2006. Hal ini tidak hanya

menggambarkan perekonomian negara sebagai salah satu mono-budaya tetapi

Page 83: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

120

juga mengekspos ekonomi untuk keanehan aktivitas di sektor minyak. Krisis di

Niger Delta telah mempengaruhi produksi minyak mentah dari Nigeria. Harga

minyak mentah di pasar stabil baru-baru ini dan dicari oleh negara-negara maju

(yang merupakan pembeli utama minyak mentah Nigeria) untuk alternatif energi

minyak dan bahkan takut cadangan minyak yang tidak akan selamanya ada telah

memaksa pemerintah untuk mulai meneliti komposisi ekspor Nigeria. Hal ini

penting, bahwa Nigeria perlu diversifikasi basis ekspornya, tidak hanya sebagai

pelindung terhadap faktor-faktor tersebut tetapi juga sebagai sarana meningkatkan

pendapatan ekspor dan memperkuat nilai Naira. Tindakan ini menunjukkan perlu

untuk penelitian yang hanya dapat secara efektif diwujudkan melalui revitalisasi

dan promosi ekspor non-minyak. Hal ini dalam realisasi yang Babalola (2008)

menyatakan bahwa, pemerintah berkomitmen penuh untuk diversifikasi ekonomi

untuk mengurangi over dependence (sangat ketergantungan) hanya pada satu

komoditas minyak non-terbarukan. Reformasi di sektor perbankan merupakan

bagian dari upaya untuk memperkuat ekonomi dan memposisikan sektor

perbankan untuk memenuhi tantangan ekonomi berkembang seperti Nigeria. Hal

ini menunjukkan bahwa kekhawatiran untuk pembenahan dan pengembangan

sektor ekspor non-minyak telah mengakibatkan dorongan pemerintah untuk

menarik perhatian pada pembiayaan sebagai katalis untuk merevitalisasi sektor

ekspor non-minyak di Nigeria (Aworemi et al., 2011).

Temuan Molina dan Roa (2014) menunjukkan bahwa pembiayaan bank

memiliki pengaruh yang signifikan dan positif pada produsen total volume ekspor.

Peneliti menemukan bahwa produsen menggunakan pembiayaan bank untuk

Page 84: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

121

meningkatkan pasar ekspor untuk tujuan ekspor ke sejumlah negara. Namun,

pembiayaan bank tampaknya tidak memiliki dampak yang sama pada hasil ekspor

semua produsen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berpengaruh positif

pembiayaan bank untuk ekspor yang bervariasi berdasarkan ukuran manufaktur.

Pembiayaan bank tampaknya memiliki dampak yang signifikan lebih tinggi pada

produsen menengah, yang beroperasi pada semua ekspor. Eksportir menengah

menggunakan pembiayaan bank untuk meningkatkan jangkauan pasar, penetrasi

pasar dan bauran produk.

Sejalan dengan literatur perdagangan baru-baru ini dan adanya studi

tentang efek nyata kendala kredit pada kinerja ekspor dari produsen, hasil awal

menunjukkan bahwa akses ke pendanaan eksternal dalam bentuk kredit perbankan

memiliki efek positif dan signifikan terhadap kinerja ekspor dari produsen.

Meskipun literatur teoritis dan empiris terbaru oleh Feenstra et al. (2014)

mendukung gagasan bahwa akses ke pendanaan eksternal memiliki pengaruh

positif secara signifikan terhadap kinerja ekspor dari produsen.

Temuan Molina dan Roa (2014) menunjukkan bahwa meskipun produsen

dapat memperoleh pembiayaan eksternal dari sumber yang berbeda, (misalnya

utang standar pinjaman, utang dagang pemasok, ekuitas dan sumber pembiayaan

lainnya) bukti empiris untuk eksportir Kolombia mengungkapkan konsentrasi

pada jenis sumber pembiayaan. Hampir 61 persen dari total produsen

berkewajiban dibiayai dengan menggunakan kredit perbankan dan utang dagang

pemasok. Pembiayaan bank untuk 33 persen dari total kewajiban produsen,

sementara utang dagang pemasok rekening sampai dengan 28 persen dari total

Page 85: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

122

produsen yang ada. Struktur waktu pembiayaan eksternal kepada produsen

mendukung bahwa produsen menggunakan pendanaan eksternal untuk membiayai

kebutuhan arus kas untuk biaya produksi sebesar 52 persen dari total kewajiban

produsen yang bersifat jangka pendek. Sementara 50 persen pembiayaan jangka

pendek ini disediakan oleh lembaga pembiayaan dalam negeri, 37 persen

disediakan oleh pemasok dalam negeri.

Yibing Chen et al. (2013) menyelidiki secara empiris bagaimana

diversifikasi portofolio kredit mempengaruhi return dan risiko bank dalam sistem

perbankan Cina dari aspek sektor. Dalam dunia nyata, dapat diamati baik

diversifikasi dan strategi konsentrasi. Di satu sisi, beberapa negara memiliki

aturan yang membatasi eksposur bank terhadap peminjam (Basel, 1991). Di sisi

lain, bagaimanapun, beberapa bank memutuskan untuk terlibat dalam sektor-

sektor yang memiliki keahlian dan yang memiliki keunggulan komparatif. Krisis

subprime, pada tahun 2008 menyebabkan krisis keuangan global disebabkan oleh

terlalu banyak eksposur ke industri real estate yang sangat berkaitan dengan

ekonomi makro (Demyanyk dan Van Hemert, 2011). Krisis ini disebabkan oleh

konsentrasi portofolio kredit, imbalan, memukul industri perbankan secara

keseluruhan di AS. Dalam krisis keuangan, diversifikasi terhadap konsentrasi

menjadi salah satu isu yang paling penting untuk dibahas dalam stabilitas

keuangan. Haruskah bank melakukan diversifikasi kredit atau berkonsentrasi pada

perusahaan-perusahaan yang akrab dengan bank?

Ada beberapa penelitian tentang hubungan antara diversifikasi dan kinerja

bank, namun tidak ada konsensus sejauh ini, karena temuan berbagai negara

Page 86: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

123

bervariasi dengan bukti-bukti yang mendukung pendapat tersebut. Di satu sisi,

teori perbankan tradisional menunjukkan bahwa bank harus diversifikasi kredit

untuk mengurangi kredit risiko, yang juga sesuai dengan teori portofolio

(Markowitz, 1959). Pandangan ini disebabkan informasi asimetris, diversifikasi

mengurangi biaya intermediasi keuangan (Diamond, 1984). Dalam prakteknya,

Komite Basel (1991) menghasilkan krisis perbankan dalam tiga dekade terakhir

disebabkan oleh konsentrasi, menunjukkan bahwa risiko sangat terkait dengan

diversifikasi. Studi empiris di Argentina dan Austria ini mendukung pandangan

pendapat ini (Bebczuk, R. dan A. Galindo, 2008).

Temuan utama Yibing Chen et al. (2013) dari studi empiris

mengemukakan bahwa diversifikasi sektoral terkait dengan penurunan kembali

dan juga mengurangi risiko pada saat yang sama bertentangan dengan temuan

yang ada di negara-negara maju seperti Italia dan Jerman serta di negara-negara

berkembang seperti Brasil dan Argentina. Alasan untuk menjelaskan bahwa

diversifikasi dapat menimbulkan biaya monitoring ke arah lebih tinggi yang

mengurangi keuntungan keseluruhan. Pada saat yang sama, diversifikasi

membantu mengimbangi risiko tertentu untuk mencapai risiko yang lebih rendah.

Efek keseluruhan sektoral diversifikasi di Cina terhadap konsentrasi pada bank

tampaknya ambigu dan tidak efisien pada risk-return trade-off.

Di Macau, studi Wong dan Cheung (1997) adalah salah satu pokok

bahasan yang menyimpulkan bahwa industri perbankan di Macau agak

terkonsentrasi, dengan satu kelompok bank tunggal menghasilkan keuntungan

tingkat tertinggi. Namun, faktor-faktor yang menjelaskan seperti kinerja yang baik

Page 87: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

124

tidak secara empiris dieksplorasi dalam penelitian ini. Pertumbuhan ekonomi

dalam makroekonomi merupakan salah satu variabel yang digunakan untuk

menentukan kinerja bank.

Penelitian sebelumnya telah menyarankan bahwa pertumbuhan ekonomi

memainkan peran penting dalam menstabilkan perekonomian dan dengan

demikian akan memiliki dampak positif pada kinerja bank. Bashir (2000)

menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi berhubungan positif dengan kinerja

bank di negara-negara Timur Tengah negara-negara dengan tingkat pendapatan

menengah dan rendah yang membuat kesempatan pasar kurang bersaing lebih luas

bagi bank untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan.

Namun Pasiouras dan Kosmidou (2007), menemukan hubungan negatif

antara tingkat pertumbuhan dan Return On Asset (ROA) bank asing yang

beroperasi di Uni Eropa. Mengingat fakta bahwa bank-bank asing mengalami

kerugian dibandingkan dengan bank-bank lokal di negara-negara maju, bank yang

beroperasi di Negara dengan PDB lebih tinggi cenderung memiliki lingkungan

lebih matang yang menghasilkan margin keuntungan yang lebih kompetitif. Selain

itu, juga karena pengetahuan yang berbeda pada kondisi makro ekonomi suatu

negara dan juga berbeda segmen pelanggan yang dapat memberikan respon yang

berbeda di bawah kondisi yang sama. Hasil serupa juga ditemukan oleh Khrawish

(2011) pada bank umum di Yordania. Namun pertumbuhan ekonomi, tidak

signifikan dengan kinerja keuangan bank di Turki (Alper dan Anbar, 2011),

Negara-negara Eropa Timur Selatan (Athanasoglu et al., 2006), Taiwan (Ramlall,

2009) dan Macau (Vong dan Hoi, 2009) karena kegagalan bank untuk mengambil

Page 88: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

125

manfaat dari pertumbuhan ekonomi dan peluang bisnis untuk meningkatkan

keuntungan. Pertumbuhan ekonomi dinilai sebagai tingkat pertumbuhan PDB riil

(Ramadhan et al., 2011).

Seperti yang disebutkan oleh Vong dan Hoi (2009), risiko kredit bank

dapat dikurangi jika tingkat pertumbuhan nasional di atas batas yang selanjutnya

dapat meningkatkan efisiensi perbankan dan meningkatkan kemampuan pelunasan

hutang peminjam dalam negeri. Sementara kondisi makro ekonomi yang buruk

bisa menimbulkan krisis dalam perbankan, dengan peningkatan Non Performing

Loan (NPL) dan penurunan pendapatan. Athanasoglou et al. (2008) meneliti bank

di Yunani antara 1985-2001 dan menemukan bahwa risiko kredit dan biaya

operasional berdampak negatif terhadap kinerja keuangan, sedangkan

produktivitas tenaga kerja dan inflasi berkorelasi positif dengan kinerja keuangan.

Literatur akademik memuat banyak studi teoritis pada biaya inflasi, seperti

diulas terakhir dengan Briault (1995). Analisis ini memberikan anggapan bahwa

inflasi adalah ide yang buruk. Meskipun beberapa hasil empiris menunjukkan

bahwa inflasi berbahaya, bukti tersebut tidak luar biasa. Oleh karena itu penting

untuk melakukan tambahan penelitian empiris tentang hubungan antara inflasi dan

kinerja ekonomi. Temuan utama dari analisis empiris Barro (2013) adalah bahwa

efek perkiraan inflasi terhadap pertumbuhan dan investasi yang signifikan negatif.

Dengan demikian, ada beberapa alasan untuk percaya bahwa hubungan sebab-

akibat dari mencerminkan inflasi lebih tinggi jangka panjang untuk mengurangi

pertumbuhan dan investasi. Perlu ditekankan bahwa bukti yang jelas untuk efek

samping inflasi berasal dari pengalaman inflasi yang tinggi. Besarnya efek yang

Page 89: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

126

juga tidak besar; misalnya, kenaikan tingkat inflasi rata-rata sekitar 1,0 persen per

tahun diperkirakan menurunkan tingkat pertumbuhan PDB per kapita riil (pada

dampak) sebesar 0,2-0,3 persen per tahun.

Jiang et al. (2003) menganalisis industri perbankan di Hongkong antara

1990 dan 2002, hasil empiris menunjukkan bahwa kedua bank tertentu serta

faktor-faktor ekonomi makro merupakan penentu penting dalam kinerja keuangan

bank. Berkenaan dengan faktor ekonomi makro, pertumbuhan PDB riil, inflasi

dan suku bunga riil memiliki dampak positif. Di sisi lain, variabel ukuran,

diwakili oleh pinjaman atau deposito, memiliki hubungan negatif dengan kinerja

keuangan bank. Rata-rata bank yang lebih besar mencapai ROA lebih rendah

daripada yang lebih kecil. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa sektor

perbankan yang menguntungkan lebih mampu menahan guncangan negatif dan

berkontribusi pada stabilitas sistem keuangan. Hal ini karena perusahaan berhasil

mengantisipasi inflasi dan menyesuaikan tingkat suku bunga sesuai dan

memperoleh lebih banyak keuntungan biaya. Selain itu, Perry (1992)

menyebutkan bahwa kedua variabel mungkin memiliki hubungan yang positif

atau negatif tergantung apakah inflasi diantisipasi atau tidak. Jika diantisipasi,

maka akan memungkinkan perusahaan untuk cepat bereaksi dan menyesuaikan

tingkat suku bunga mengakibatkan peningkatan pesat dalam pendapatan dan biaya

serta dengan demikian memberikan dampak positif terhadap laba bank. Namun,

perusahaan tidak akan dapat dengan cepat bereaksi dan menyesuaikan tingkat

suku bunga yang akibatnya lebih lanjut dapat meningkatkan biaya pendapatan ke

depan dan memberikan dampak negatif terhadap laba bank.

Page 90: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

127

Sebaliknya, inflasi ditemukan tidak signifikan dengan kinerja keuangan

bank di negara-negara Eropa (Abreu dan Mendes, 2000) dan di Yordania

(Khrawish, 2011). Temuan serupa juga diperoleh Sufian dan Chong (2008) di

Filipina yang menunjukkan bahwa inflasi tidak bisa diantisipasi oleh bank selama

periode penelitian dilakukan. Namun hasilnya, tidak signifikan di negara-negara

lain seperti Turki (Alper dan Anbar, 2011) dan Jordan (Ramadhan et al., 2011)

karena kegagalan bank untuk memprediksi inflasi secara akurat dari lingkungan

inflasi dengan demikian, tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan

keuntungan.

Gul et al. (2011) menguji hubungan secara spesifik rasio bank (rasio

modal, ekuitas terhadap total aset) dan karakteristik ekonomi makro (pertumbuhan

riil PDB, inflasi dan kapitalisasi pasar) terhadap kinerja keuangan bank (ROA,

ROE, Net Interest Margin) dengan menggunakan data dari lima belas bank

komersial di Pakistan selama periode 2005-2009. Kesimpulannya adalah bahwa

antara total kredit, deposito, inflasi, PDB di satu sisi dan ROA di sisi lain adalah

menunjukkan hubungan yang positif, sedangkan kapitalisasi pasar dan ROA

berkorelasi negatif.

Abuzar (2013) mengeksplorasi faktor-faktor penentu kinerja keuangan

bank syariah di Sudan, dimana studi ini menemukan bahwa hanya faktor internal

bank ini memiliki dampak yang signifikan, yang diukur dengan Return On Asset

(ROA), Return On Equity (ROE) dan marjin pembiayaan bersih (MARG). Lebih

khusus, biaya, likuiditas dan ukuran bank yang ditemukan memiliki efek positif

dan signifikan terhadap kinerja keuangan perbankan. Namun, faktor makro

Page 91: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

128

ekonomi eksternal diklasifikasikan sebagai berlebihan dan tidak memiliki efek

signifikan terhadap kinerja keuangan.

Yilmaz (2013) menganalisis faktor penentu dalam keungan perbankan

untuk sembilan negara-negara berkembang termasuk Turki. Hasil menunjukkan

bahwa manajemen biaya operasi, kapitalisasi, risiko kredit, ukuran bank dan

inflasi merupakan penentu penting bagi kedua, return on asset dan net interest

marjin dari variabel dependen.

Ani et al. (2012) meneliti faktor-faktor penentu laba deposito di bank

Nigeria. Hasil utama dari penelitian ini meliputi bahwa peningkatan ukuran (total

aset lebih tinggi) belum tentu menyebabkan keuntungan yang lebih tinggi karena

diseconomies of scale; rasio dan kredit yang diberikan modal-aset yang lebih

tinggi sangat besar terhadap keuntungan bank.

Uremandu (2012) mengajukan bukti empiris pengaruh struktur

permodalan bank dan likuiditas terhadap kinerja perbankan menggunakan data

Nigeria untuk periode 1980-2006. Studi ini menemukan pengaruh positif dari

rasio cadangan kas, rasio likuiditas dan pajak penghasilan badan serta pengaruh

negatif dari kredit perbankan terhadap perekonomian domestik, suku bunga

deposito tabungan, tabungan nasional bruto (proksi untuk deposito dengan bank

sentral), saldo dengan bank sentral, tingkat inflasi dan investasi swasta asing, pada

keuntungan sistem perbankan.

Ramadhan, Kilani dan Kaddumi (2011) meneliti sifat hubungan antara

kinerja bank dan karakteristik faktor internal dan eksternal. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa karakteristik bank di Yordania itu menjelaskan bagian

Page 92: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

129

penting dari variasi dalam kinerja keuangan bank. Tingginya laba bank di

Yordania cenderung berhubungan dengan bank yang dikapitalisasi, kegiatan

pemberian kredit yang tinggi, risiko kredit yang rendah dan efisiensi manajemen

biaya.

Alper dan Anbar (2011) meneliti faktor-faktor penentu kinerja perbankan

bank di Turki selama periode waktu 2002-2010. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ukuran aset dan pendapatan non bunga memiliki efek positif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan bank. Namun, ukuran portofolio kredit dan pinjaman

berdampak negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan bank. Berkenaan

dengan variabel makroekonomi, pada tingkat bunga riil mempengaruhi kinerja

bank secara positif. Hasil ini menunjukkan bahwa bank dapat meningkatkan

keuntungan melalui peningkatan ukuran bank dan pendapatan non bunga,

penurunan rasio kredit/aset. Selain itu, suku bunga riil yang lebih tinggi dapat

menyebabkan keuntungan bank yang lebih tinggi.

Javai, dan Gafoor (2011) yang bertujuan untuk memberikan analisis

faktor-faktor penentu kinerja keuangan perbankan kepada 10 bank terbaik di

Pakistan selama periode 2004-2008. Penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor

internal saja. Hasil empiris telah menemukan bukti kuat bahwa variabel ini

memiliki pengaruh yang kuat pada keuntungan bank. Namun, hasil akhir

menunjukkan bahwa total aset yang lebih tinggi belum tentu menyebabkan

keuntungan yang lebih tinggi karena skala diseconomies. Selain itu, pinjaman

yang lebih tinggi berkontribusi terhadap laba tetapi dampaknya tidak signifikan.

Ekuitas dan deposit memiliki dampak yang signifikan terhadap keuntungan.

Page 93: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

130

Ferda Halicioglu (2008) meneliti dengan melihat J-curve untuk kasus

Turki dengan 13 mitra dagangnya. Dengan menggunakan data secara kuartalan

dari tahun Q1 1985-Q4 2005 menunjukkan bahwa penelitian mengenai J-curve

dengan kasus Turki dengan 13 mitra dagangnya yang memakai data secara

aggregate dan menghasilkan hasil yang tidak dapat meyakinkan. Menggunakan

data aggregate dapat menyembunyikan pergerakan dari nilai tukar. Studi ini untuk

menguji keberadaan fenomena J-curve pada kasus turki dan 13 mitra dagangnya.

Efek jangka pendek dan jangka panjang dari depresiasi mata uang lira pada neraca

perdagangannya diperkirakan dengan pendekatan kointegrasi dengan menentukan

efek J-curve. Secara empiris hasil yang disarankan bahwa tidak terjadi hubungan

positif J-curve terhadap neraca perdagangan bilateral Turki. Namun dapat

dikatakan bahwa depresiasi riil pada nilai mata uang Turki telah memberikan

pengaruh yang kuat terhadap neraca perdagangan dengan USA pada jangka

panjang, yang mendukung untuk kondisi Marshal-Lerner (ML).

Wilson dan Tat (2001) menganalisis hubungan antara neraca perdagangan

riil dan nilai tukar riil dalam kasus hubungan perdagangan antara Singapura dan

Amerika Serikat. Penelitian tersebut menggunakan data time series dari tahun

1970-1996 dengan basis kuartalan. Model yang digunakan oleh kedua peneliti ini

adalah model yang dikembangkan oleh Rose dan Yellen (1989). Hasil analisis

menunjukkan bahwa nilai tukar (kurs) riil tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap neraca perdagangan riil dalam kasus perdagangan antara Singapura dan

Amerika Serikat.

Page 94: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori … · 2017. 8. 26. · 41 a) Teori Heckscher-Ohlin (H-O) atau Factor Proporsion Theory Teori Perdagangan Internasional modern

131

Minetti, Raoul dan Chun Zhu, Susan (2011) dalam tulisan ini,

menggunakan data survei rinci tentang 4680 perusahaan Italia untuk

memperkirakan dampak penjatahan kredit pada keputusan ekspor perusahaan dan

penjualan asing. Ukuran penjatahan datang langsung dari perusahaan, tanggapan

terhadap survei bukannya berasal dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan.

Mengendalikan produktivitas dan karakteristik bisnis lainnya dan akuntansi untuk

endogeneitas penjatahan, penelitian menemukan bahwa probabilitas ekspor adalah

39 persen lebih rendah untuk perusahaan dijatah dan bahwa penjatahan kredit

mengurangi penjualan asing lebih dari 38 persen. Juga mengungkap bukti bahwa

dampak dari penjatahan kredit pada penjualan asing secara signifikan lebih besar

dari efek negatif pada penjualan domestik. selain itu juga menyelidiki respon

heterogen lebih lanjut untuk penjatahan kredit seluruh perusahaan dan industri.

Diperoleh penjatahan yang mengurangi ekspor perusahaan terutama di industri

dengan ketergantungan keuangan eksternal yang tinggi. Selain itu, friksi kredit

muncul untuk menghambat perusahaan ekspor khususnya di sektor teknologi

tinggi, yaitu, setidaknya sektor yang diduga terkena kompetisi ekonomi yang

berkembang cepat.