bab ii kajian pustaka dan landasan teori 1. penelitian...

27
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian Terdahulu Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada subjek yang akan diteliti yaitu anak jalanan yang diasuh oleh rumah singgah. Adapun perbedaan dari penelitian ini adalah teori yang digunakan, lokasi penelitian, serta kajian penelitian. Penelitian sebelumnya menjadi penelitian pembanding dengan penelitian yang sedang dikaji. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan perbandingan adalah sebagai berikut: a. Pengelolaan rumah singgah sejauh ini umumnya masih bersifat parsial sehingga tidak cukup efektif dalam mengurangi persoalan anak jalanan. Perlu ada upaya revitalisasi model penanganan anak jalanan di rumah singgah. Pendekatan dalam meningkatkan efektifitas rumah singgah melalui pembenahan dari aspek input, proses, dan terminasi. Juga menekankan pentingnya membangun sinergi antar stakeholder dalam penanganan anak jalanan. b. Bentuk-bentuk penanganan yang diberikan oleh rumah singgah adalah penangan berupa upaya dalam membantu anak-anak jalanan ini yang dulunya pernah mengemis didampingi agar tidak lagi turun ke jalan menjadi pengemis. Cara yang dilakukan oleh pendamping selama proses pendampingan yaitu dengan mengadakan kegiatan les pelajaran disini anak jalanan didampingi dengan memberi materi pendidikan dan acara aksi kasih yaitu membagikan paket makanan dan pakaian bekas layak pakai. Rumah singgah adalah tempat yang dibuat oleh sekelompok orang untuk membentuk sebuah lembaga sosial

Upload: others

Post on 20-Feb-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

1. Penelitian Terdahulu

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada subjek

yang akan diteliti yaitu anak jalanan yang diasuh oleh rumah singgah. Adapun

perbedaan dari penelitian ini adalah teori yang digunakan, lokasi penelitian, serta

kajian penelitian. Penelitian sebelumnya menjadi penelitian pembanding dengan

penelitian yang sedang dikaji. Adapun beberapa penelitian terdahulu yang menjadi

acuan perbandingan adalah sebagai berikut:

a. Pengelolaan rumah singgah sejauh ini umumnya masih bersifat parsial

sehingga tidak cukup efektif dalam mengurangi persoalan anak jalanan.

Perlu ada upaya revitalisasi model penanganan anak jalanan di rumah

singgah. Pendekatan dalam meningkatkan efektifitas rumah singgah

melalui pembenahan dari aspek input, proses, dan terminasi. Juga

menekankan pentingnya membangun sinergi antar stakeholder dalam

penanganan anak jalanan.

b. Bentuk-bentuk penanganan yang diberikan oleh rumah singgah

adalah penangan berupa upaya dalam membantu anak-anak jalanan ini

yang dulunya pernah mengemis didampingi agar tidak lagi turun ke jalan

menjadi pengemis. Cara yang dilakukan oleh pendamping selama

proses pendampingan yaitu dengan mengadakan kegiatan les

pelajaran disini anak jalanan didampingi dengan memberi materi

pendidikan dan acara aksi kasih yaitu membagikan paket makanan

dan pakaian bekas layak pakai. Rumah singgah adalah tempat yang

dibuat oleh sekelompok orang untuk membentuk sebuah lembaga sosial

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

14

didalamnya sebagai tempat mendampingi anak-anak jalanan. Rumah

berarti tempat dan singgah berarti berhenti atau mampir sebentar

untuk kemudian melanjutkan perjalanan lagi.Penanganan anak jalanan

oleh rumah singgah Kasih Serambi Salomo melalui program

kesejahteraan social anak (PKSA) sudah bersekolah semua dan

menunjukan kondisi anak jalanan setelah didampingi oleh

pendamping/peksos rumah singgah Kasih Serambi Salomo dan tidak

lagi turun kejalan menjadi pengemis

Tabel 1:

No. Judul Penelitian Temuan Relevansi

1. Revitalisasi

Model

Penanganan Anak

Jalanan di Rumah

Singgah

Penelitian yang

dilakukan oleh

Hempri Suyatna

(2011)

Pengelolaan rumah singgah

sejauh ini umumnya masih

bersifat parsial sehingga tidak

cukup efektif dalam

mengurangi persoalan anak

jalanan. Perlu ada upaya

revitalisasi model penanganan

anak jalanan di rumah

singgah. Pendekatan dalam

meningkatkan efektifitas

rumah singgah melalui

pembenahan dari aspek input,

proses, dan terminasi. Juga

menekankan pentingnya

membangun sinergi antar

Relevansi

penelitian saya

dengan penelitian

yang dilakukan

Hempri Suyatnan

memiliki

kesamaan

penelitian saya

tentang anak

jalanan dan

rumah singgah.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

15

stakeholder dalam

penanganan anak jalanan.

2. Penanganan Anak

Jalanan oleh

Rumah Singgah

Salomo

Setia Oktaviani

(2014)

Penanganan anak jalanan oleh

rumah singgah Kasih Serambi

Salomo melalui program

kesejahteraan social anak

(PKSA) sudah bersekolah

semua dan menunjukan

kondisi anak jalanan setelah

didampingi oleh

pendamping/peksos rumah

singgah Kasih Serambi

Salomo dan tidak lagi turun

kejalan menjadi pengemis

Relevansi

penelitian Setia

Oktaviani dengan

penelitian saya

adalah memiliki

kesamaan pokok

pembahasan yang

diteliti yaitu anak

jalanan yang

ditangani atau

diasuh oleh

sebuah rumah

singgah

2. Proses

adalah proses kelompok-kelompok dan individu-individu saling

berhubungan merupakan bentuk antara aksi social, ialah bentuk-bentuk yang

Nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan mengadakan

hubungan satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi bahwa proses adalah

rangkainan human actions yang merupakan aksi dan reaksi atau challenge dan

respons di dalam hubungannya satu sama lain

3. Interaksi

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

16

Interaksi merupakan proses dasar manusia dalam berkehidupan social hal

ini mengacu terhadap interaksi sendiri yang memiliki artian yaitu proses yang

melibatkan 2 orang atau lebih guna menghasilkan informasi dan interaksi social

yang terbentuk juga terdapat komunikasi yang terjalin melalui kontak social.

4. Interaksi Social

Interaksi social adalah hubungan timbal balik antara individu dengan

individu, kelompok dengan kelompok, serta individu dengan kelompok. Proses

tersebut didasar pada adanya berbagai kebutuhan, oleh karena kebutuhan-

kebutuhan tersebut terwujud di dalam tingkah laku manusia apabila hubungan

dengan sesamanya.1 Hubungan antara individu dengan individu terjadi karena

adanya naluri atau keinginan untuk hidup bersama, keinginan untuk menyesuaikan

diri atau beradaptasi dengan orang lain, dan keinginan untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungan tempat tinggalnya.

Interaksi social tidak mungkin terjadi apabila tidak memenuhi kedua syarat

yaitu komunikasi dan adanya kontak social. Kontak social yaitu hubungan antara

individu atau kelompok. Komunikasi adalah bahwa seseorang memberi arti pada

perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang

tersebut, orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan

yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.2

Proses interaksi social berlangsung menurut suatu pola, yang sebenarnnya

berisikan harapan-harpan masyarakat tetntang apa yang sepantasnya dilakukan

dalam hubungan-hubungan social. Harapan tersebut sebenarnya merupakan suatu

atauran permainan dalam pergaulan hidup. Secara konkrit pola interaksi social

1 Ibid hal.65

2 Ibid hal.70

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

17

harus didasarkan pada kebutuahan yang nyata, efisien, efektivitas, penyesuaian diri

pada kebenaran, penyesuaian diri pada kaidah-kaidah yang berlaku dan tidak

memaksakan secara mentaldan fisik.

Selain kontak social dan komunikasi sebagai syarat terbentuknya interaksi

social adapun hal lain yang memengaruhi aspek interaksi social seperti struktur

social dimana struktur-struktur yang ada dalam masyarkat dapat menentukan

tingkah laku atau pembawaan individu dalam berinteraksi karena adanya nilai-nilai

social, norma, peranan, dan status social.

5.Teori Proses Interaksi Sosial

Teori yang digunakan peneliti dalam menganalisa permasalahan mengenai

proses interaksi social anak jalanan di rumah singgah peduli anak foundation

Gillin dan Gillin

Ada dua macam proses social yang timbul akibat adanya interaksi social, yakni:

1. Proses Sosial Asosiatif

a. Kerjasama ( Cooperation)

Kerjasama dimaksudkan sebagai usaha bersama antar orang perorangan atau

kelompok manusia untuk mencapai satu atau tujuan bersama. Bentuk kerjasama

dapat berkembang apabila orang dapat digerakan untuk mencapai tujan bersama

dan harus ada kesadaran bahwa tujan tersebut dikemudian hari mempunyai

manfaat bagi semua. Kerjasama timbul karena orientasi orang-perorangan

terhadap kelompoknya (in-group nya) dan kelompok lainya yang merupakan

(out-group nya).3

3 Ibid hal.66

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

18

Fungsi kerja sama dijelaskan oleh Charles H. Cooley sebagai berikut.

“kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa merek\a mempunyai

kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan

mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri

untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran dan

kepentingan-kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan

fakta-fakta yang penting dalam kerjasama yang berguna”.

Beberapa bentuk kerjasama antara lain;

1. Kerja sama spontan

2. Kerja sama langsung

3. Kerja sama kontrak

4. Kerja sama traditional

b. Akomodasi (Accomodation)

Akomodasi adalah suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk

menggambarkan suatu proses dalam hubungan-hubungan social yang samam artinya

dengan adaptasi yang dipergunakan ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu

proses dimana makhluk hidup menyesuaikan dirinya dengan alam sekitar.4

Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa

menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.

Bentuk-bentuk akomodasi:

a. Coercion

4 Ibid hal.69

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

19

Suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena ada

paksaan. Dimana ada salah satu pihak berasa dalam keadaan yang lema hbila

dibandingkan dengan pihak lawan. Pelaksanaanya dapat dilakukan baik

secara langsung maupun psikologis.

b. Compromise

Suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi

tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.

Sikap dasar untuk dapat melaksanakan compromise adalah bahwa salah satu

pihak bersedia untuk merasakan dan memahami keadaan pihak lainnya

begitu pula sebaliknya.

c. Arbitration

Suatu cara untuk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang

berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Pertentangan diselesaikan oleh

pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh suatu badan yang

berkedudukan lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertentangan.

d. Mediation

Mediasi hampir sama dengan arbitrasi namun pada mediasi pihak ketiga

yang netral dalam soal perselisihan yang ada. Tugas utama pihak ketiga adalah

untuk mengusahakan suatu penyelesaian secara damai dan kedudukannya hanya

sebagai penasehat belaka.

e. Conciliation

Suatu usaha mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang

berselisih agar tercapainya suatu persetujuan bersama. Konsiliasi bersifat lebih

lunak dari coertion dan membuka kesempatan bagi pihak-pihak yang

bersangkutan untuk mengadakan asimilasi.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

20

f. Toleration

Toleransi sering juga disebut sebagai toleran partisipan. Merupakan

suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya. Terkadang

toleran timbul secara tidak sadar dan tanpa direncanakan karena adanya watak

orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia untuk sedapat mungkin

menghindarkan diri dari suatu perselisihan.

g. Stalemate

Merupakan sutu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang

bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada suatu

titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.

h. Adjudication

Yakni penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan.

Hasil-hasil Akomodasi:

Gillin dan Gillin menguraikan hasil suatu proses akomodasi5:

a. Akomodasi dan Integrasi Masyarakat

b. Menekan Oposisi

c. Koordinasi Sebagai Kepribadian yang Berbeda

d. Perubahan Lembaga-Lembaga Kemasyarakatan agar Sesuai dengan Keadaan Baru

atau Keadaan yang Berubah

e. Perubahan-Perubahan dalam Kedudukan

f. Akomodasi Membuka Jalan ke Arah Asimilasi

Akomodasi dipergunakan dalam dua arti yakni sebagai berikut:

5 Ibid hal.72

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

21

a. Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti kenyataan adanya suatu

keseimbangan (equibilirium) dalam interaksi antara individu dan kelompok

sehubungan dengan norma-norma dan nilai-nilai social yang berlaku dimasyarakat.

b. Akomodasi yang menunjuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada usaha-

usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-usaha untuk

mencapai kestabilan.

c. Tujuan akomodsi untuk mengurangi pertentangan antara individu/kelompok, untuk

mencegah meledaknya pertentangan untuk sementara waktu agar terjadi kerja sama.

d. Asimilasi (Assimilation)

Asimilasi merupakan proses social dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya

usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang tedapat antara orang-

perorangan atau kelompok-kelompok manusisa dan juga meliputi usaha-usaha untuk

mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan

memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.6

Factor-faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi:

a. Toleransi

b. Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi

c. Sikap menghargai orang lain dan kebudayaannya

d. Sekap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat

e. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan

f. Perkawinan campuran

g. Adanya musuh bersama diluar

Factor-faktor umum pengahalang terjadinya asimilasi:7

6 Ibid hal.73 7 Ibid hal.78 dan seterusnya

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

22

a. Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat (golongan

minoritas)

b. Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan

dengan itu seringkali menimbulkan factor ke tiga

c. Perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi

d. Perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi

daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainya

e. Dalam batasan-batasan tertentu perbedaan ciri badaniah dapat pula menjadi suatu

penghlang terjadinya asimilasi

f. In-group feeling

g. Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap golongan minoritas lain yang dapat

mengganggu kelancaran proses asimilasi

h. Factor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentanagan-

pertentangan pribadi juga dapat menyebabkan terhalangnya proses asimilasi.

2. Proses Sosial Disosiatif

a. Persaingan (competition)

Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses social, diman aindividu atau

kelompok social yang besaing mencari keuntungan melalui bidang kehidupan yang

pada suatu mas tertentu menjai pusat perhatian umum (baik perorangan maupun

kelompok) dengan cara menarik perhatian publikatau dengan mempertajam

prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.8

8 Ibid hal. 83 dan seterusnya

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

23

Tipe persaingan yang bersifat pribadi dapat disebut rivalry. Tipe persainagn yang

tidak bersifat pribadi menghasilkan beberapa bentuk persaingan sbb: persaingan

ekonomi, persainagn kebudayaan, persaingan kedudukan dan peranan, persaingan ras.

Fungsi-fungsi persaingan:

a. Untuk menyalurkan keinginan-keinginan yang bersifat kompetitif

b. Sebagai jalan dimana keinginan, kepentingan, serta nilai-nilai yang pada suatu masa

menjadi pusat perhatian tersalurkan dengan sebaik-baiknya.

c. Sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas dasar sex dan seleksi social

d. Sebagai alat untuk menyaring warga golongan-golongan karya untuk mengadakan

pembagian kerja

Kontravensi (contravention)

Merupakan bentuk proses social yang berbeda antara persaingan dan pertntangan atau

oertikaian kontraversi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-

orang lain atau terhadap unsure-unsur kebudayaan golongan tertentu.

Bentuk-bentuk kontravensi9

a. Perbuatan penolakan, perlawanan dan lain-lain

b. Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum

c. Melakukan perhasutan

d. Berkhianat

e. Mengejutkan lawan, dan lain-lain

Tipe-tipe Kontravensi

9 Ibid hal.90 dan seterusnya

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

24

a. Kontravensi generasi masyarakat

b. Kontravensi yang menyangkut seks

c. Kontravensi parlementer

Kontravensi yang lainnya

a. Kontravensi antar masyarakat setempat

b. Antagonism keagamaan

c. Kontravensi intelektual

d. Oposisi moral

Pertentangan ( pertikaian atau konflik)10

Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses social dimana individu

atau kelompok berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menentang lawan

dengan ancaman atau kekerasan.

Akar-akar pertentangan

a. Perbedaan individu

b. Perbedaan kebudayaan

c. Perbedaan kepentingan

d. Perbedaan social

Pertentangan yang menyangkut suatu tujuan, nilai atau kepentingan

bersifst positif, sepanjang tidak berlawanan dengan pola-pola hubungan

social di dalam struktur social yang tertentu

Masyarakat biasanya mempunyai alat-alat tertentu untuk menyalurkan

benih-benih permusuhan (safety valve) yang menyediakan objek –objek

10 Ibid hal.96

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

25

tertentu yang dapat mengalihkan perhatian pihak-pihak yang bertikai kea rah

lain.

Bentuk-bentuk pertentangan:

a. Pertentangan pribadi

b. Pertentangan rasial

c. Pertentangan antar kelas social, karena perbedaan kepentingan

d. Pertentangan politik

e. Pertentangan yang bersifat internasional

Akibat-akibat dari bentuk pertentangan:

a. Tambahnya solideritas in-group

b. Terjadi goyah dan retaknya persatuan kelompok

c. Perubahan kepribadian

d. Akomodasi, dominasi, dan takluknya suatu pihak tertentu

6.Anak Jalanan dan Anak Terlantar

a. Anak Jalanan

Anak jalanan dapat disebut juga sebagai gelandangan atau anak miskin

yang berkeliaran di jalan-jalan yang ada di kota besar. Anak gelandangan

sesungguhnya adalah anak yang terasing dari kehidupan social mayarakat, tidak

dianggap sebagai bagian dari masyarakat bahkan ada pula yang menyebutnya

termasuk dalam sampah masyarakat karena menjadi pengganggu bagi masyarkat

sekitar yang melihatnya sebagai anak yang kotor, tidak berpendidikan, tidak sopan,

dan tidak memiliki hidup yang teratur seperti anak-anak pada umumnya. Pada

dasarnya anak jalanan adalah anak-anak yang berusaha memenuhi kebutuhannya

sehari-hari dengan mencari nafkah dijalan sebagai pengamen, pengemis, pemulung,

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

26

pedagang asongan, semir sepatu, dan sebagainya dan cara bertahan hidup yang

demikian itu yang dipandang sebagai cara yang tidak pantas bagi usia mereka oleh

masyarakat secara umum.

Berdasarkan hasil kajian dilapangan, secara garis besar anak jalanan

dibedakan menjadi tiga kelompok (Surbakti dkk. (eds) 1997):

a. Children on the street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi-sebagai

pekerja anak-di jalan, namun masih memiliki hubungan yang kuat dengan orang tua

mereka. Sebagian penghasilan mereka dijalan diberikankepada orang tuanya

(soedijar, 1984; Sanusi 1995) fungsi anak jalanan pada katagori ini adalah uuntuk

membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau tekanan

kemiskinan yang ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh orang tuanya.

b. Children of the street, yakni anak-anak yang berpartisipasi penuh di jalan baik secara

social maupun ekonomi. Beberapa dari mereka masih memiliki hibungan dengan

orang tuanya, tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu . banyak dari mereka

adalah anak-anak yan gkarena suatu sebab-biasanya kekerasan-lari atau pergi dari

rumah. Berbagai penelitian menunjukan bahwa anak-anak pada katagori ini sangat

rawwan terhadap perlakuan salah, baik secara social-emosional, fisik maupun social

(Irwanto dkk. 1995).

c. Children from family of the street, yakni anak-anak yang berasal dari keluarga yang

hidup di jalanan. Walaupun anak-anak ini memiliki hubungan kekeluargaab yang

cukup kuat, tetapi hidup mereka terombang ambing dari suat tempat ke tempat yang

lain. Dengan segala resikonya (Black & Associates. 1990; Irwanto dkk. 1995; Tylor

& Veale. 1966; Bagong Suyanto, 2003). Salah satu cirri penting dari katagori ini

adalah penampangan kehidupan jalanan sejak masih bayi-bahkan sejak masih dalam

kandungan. Di Indonesia katagori ini dapat dengan mudah ditemui di berbagai

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

27

kolong jembatan, rumah-rumah liar sepanjang rel kereta api, dan sebagainany-walau

secara kuantitatif jumlahnya belum diketahui secara pasti.

Menurut Mohammad Farid (1998), tantangan kehidupan yang mereka hadapi

pada umumnya berbeda dengan kehidupan normative yang ada di masyarakat.

Dalam banyak kasus, anak jalanan sering hidup dan berkembang dibawah tekanan

san stigma atau cap sebagai penggangu ketertiban. Perilaku merka sebenarnya

merupakan konsekuensi logis dari stigma social dan keterasingan mereka dalam

masyarakat. Tidak ada yang berpihak kepada mereka, dan justru prilaku mereka

sebenarnya mencerminkan cara masyarakat memperlakukan mereka, serta harapan

masyarakat terhadap perilaku mereka.11

b. Anak Terlantar

Anak terlantar adalah anak yang tidak mendapatkan asuhan secara minimal dari

orang tuanya sebab kondisi keluarganya baik ekonomi, sosial, kesehatan jasmani

maupun psikisnya tidak layak sehingga anak-anak tersebut membutuhkan adanya

bantuan pelayanan dari sumber-sumber yang ada di masyarakat sebagai pengganti

orang tuanya.

7. Masalah Pokok Anak Jalanan

Masalah pokok anak jalanan sebagaimana diungkapkan sebagai berikut:

a. Gaya hidup dan perilaku anak jalan yang acap kali membahayakan dan mengancam

keselamatan dirinya sendiri, seperti perilaku ngelem, seks bebas, kebiasaan

berkelahi dan lain sebagainya.

b. Ancaman gangguan kesehatan berkaitan dengan kondisi lingkungan dan jam kerja

yang acap kali kelewat batas bagi anak-anak yang masih berusia belia.

11 Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak. Jakata: Kencana. 2010. Hal.190

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

28

c. Minat dan kelangsungan pendidikan anak jalanan yang relative rendah dan

kesempatan belajar yang memadai.

d. Kondisi ekonomi dan latar belakang kehidupan social-psikologis orang tua yang

relative miskin dan kurang harmonis, sehingga tidak kondusif bagi proses tumbuh

kembang anak secara layak.

e. Adanya bentuk intervensi dan sikap sewenang-wenang dari pihak luar terhadap

anak jalanan, baik atas nama hokum maupun karena ualah preman yang

mencoba mengambil manfaat dari keberadaan anak jalanan,

f. Adanya kekeliruan perspsi dan sikap prejudice sebagian masyarakat terhadap

anak jalanan.

g. Adanya sebagian anak jalanan yang tengah menghadapi masalah khusus, baik

akibat ulahnya yang terncana, maupun ketidaktahuannya terhadap bahaya dari

sebuah tindakan tertentu, seperti hamil pada usia yang terlalu diniakiabta seks

bebas, prilaku ngelem, dan sebagainaya.

h. Mekanisme koordinasi dan system kelembagaan penanganan anak jalana yang

bekum berkembang secara mantap, baik antara pemerintah dan LSM maupun

persoalan intern antara lembaga itu sendiri.

8. Yayasan ( Panti Asuhan)

Panti Asuhan adalah rumah atau tempat untuk memelihara dan merawat anak

yatim, yatim piatu dan sebagainya (Casmini, 2007:826). Departemen Sosial

Republik Indonesia (2007:4) menjelaskan bahwa : “Panti asuhan adalah suatu

lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk

memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada anak terlantar dengan

melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar, memberikan pelayanan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

29

pengganti fisik, mental dan sosial pada anak asuh, sehingga memperoleh

kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi perkembangan kepribadiannya sesuai

dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita-cita bangsa dan

sebagai insan yang akan turut serta aktif didalam bidang pembangunan nasional”.

9. Landasan Teori

Adapun teori yang digunakan dalam mendeskripsikan permasalahan ini merupakan teori:

Teori Interaksi Sosioal

Bentuk umum proses social adalah interaksi social (yang juga dinamakan proses

social) karena interaksi social merupakan syarat utama terjadinya aktifitas-aktifitas

social. Interaksi social merupakan hubungan-hubungan social yang dinamis yang

menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok,

maupun kelompok dengan kelompok.

Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai factor antara lain:

a. Factor imitasi

Hal positif dalam imitasi dapat berupa tindakan yang dapat mendorong seseorang untuk

mematuhi kaidah-kaidah atau nilai yang berlaku. Namun imitasi dapat pula

mengakibatkan terjadinya hal-hal negative yakni meniru tindakan-tindakan yang

menyimpang. Selain itu imitasu juga dapat melemahkan atau bahkan mematikan daya

kreatif seseorang.

b. Sugesti

Factor sugesti berlangsung apabila seseorang membri suatu pandangan atau sesuatau

sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya

sugesti dapat terjadi karena pihak yang menerima dilanda emosi, yang menghambat daya

berpikirnya secara rasional. Proses sugesti terjadi apabila orang yang memberikan

pandangan adalh orang yang berwibawa atau mungkin karena sifatnya yang otoriter.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

30

Sugesti dapat pula terjadi oleh sebab yang memberikan pandangan atau sikap merupakan

sebagian besar dari kelompok yang bersangkutan, atau masyarakat.

c. Identifikasi

Factor indentifikasi merupakan kecendrungan-kecendrungan atau keinginan-keinginan

dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih

mendalam dari imitasi karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses

ini. Identifikasi didorong oleh keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap

kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati karena mempunyai kelebihan-kelebihan

atau kemampuan tertentu yang patut dijadikan contoh. Proses identiikasi dapat

berlangsung dengan sendirinya atau secara tidak sadar, namun dengan disengajakarena

seringkali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu dalam proses kehidupannya.

Walaupun terjadi dengan sendirinya namun proses identifikasi dalam suatu keadaan

dimana seseorang benar-benar mengenal pihak lain (yang menjadi idealnya)sehingga

pandangan, sikap, maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada pihak tadi dapat melembaga

dan bahkan menjiwainya. Berlangsungnya identifikasi mengakibatkan terjadinya

pengaruh-pengaruh yang lebih mendalam ketimbang proses imitasi dan sugesti walau

ada kemungkinan pada mulanya proses identifikasi diawali oleh imitasi atau sugesti.

d. Simpati

Suatu proses dimana seseorang merasa tertarik kepada pihak lain didalam proses ini

perasaan memegang peranan yang sangat penting walaupun dorongan utama pada

simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama

dengannya. Proses simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan dimana factor

saling mengerti terjamin.

Interaksi social sangat berguna untuk menelaah dan mempelajari banyak alam

masyarakat. Interaksi social merupakan kunci semua kehidupan social karena tanpa

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

31

interaksi social tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Suatu interaksi social tidak

akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu adanya kontak social dan

adanya komunikasi. Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum yang artinya

bersama-sama dan tango yang artinya menyentuh jadi artinya secara harafiah kontak

adalah bersama-sama menyentuh secara fisik, kontak beru terjadi apabila terjadi

hubungan badaniah. Sebagai gejala social itu tidak perlu berarti suatu hubungan badaniah

karena orang dapat mengadakan hubungan tanpa bersentuhan atau hubungan badaniah

seperti halnya menggunakan media masa, elektronik dan lain sebagainya. Komunikasi

adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujid

pembicaraan, gerak badaniah atau sikap).

Berdasarkan pertimbangan focus penelitian serta kajian pustaka tentang proses

interaksi social, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan teori Proses Interaksi

Sosial dari Gillin dan Gillin.

Memperhatiakan teori Proses Interaksi Sosial Gilllin dan Gillin, maka konsep dari

Teori Interaksi social yang akan digunakan adalah:

1. Proses Intraksi Sosial Assosiatif yang meliputi

a. Kerjasama

b. Akomodasi

c. Asimilasi

2. Proses Interaksi Sosial Dissosiatif yang meliputi

a. Persaingan

b. Pertentangan

Adapun pendapat para tokoh terkait Proses Interaksi Sosial Assosiatif dan

Dissosiatif.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

32

Tabel 2:

Gillin dan Gillin Kimbal Young Tomatsu Shibutani

Bentuk Interaksi social:

1. Proses yang

Assosiatif

(akomodsi,

asimilasi, dan

alkulturasi);

2. Proses yang

Disosiatif

(persaingan,

pertentangan).

Bentuk Interaksi

Sosial

1. Oposisi (persaingan

dan pertentangan);

2. Kerjasama yang

menghasilkan

akomodasi;

3. Diferensiasi (tiap

individu

mempunyai hak dan

kewajiaban atas

dasar perbedaan

usia, seks, dan

pekerjaan.

Bentuk Interaksi Sosial

1. Akomodasi dalam

situasi rutin;

2. Ekspresi pertemuan

dan anjuran;

3. Interaksi strategis

dalam pertentangan;

4. Pengembangan

prilaku massa.

10. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan cara tertentu. Empat kata kunci yang harus diperhatikan dalam

metode penelitian yakni cara ilmiah yang mana berarti kegiatan penelitian itu

didasarkan pada cirri-ciri keilmuan yaitu: empiris, cara-cara yang digunakan dapat

diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain dapat mengamati cara-cara yang

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

33

digunakan. Rasional, kegiatan yang dilakukan dengan cara yang amsuk akal sehingga

dapat diterima oleh manusia. Sistematis, proses yang dilakukan dalam penelitian

tersebut menggunakan langkah-langkah yang berurutan atau teratur dan bersifat

logis.12

Jenis penelitian yang digunakan merupakan jenis penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif kualitatif yaitu dengan menggambarkan atau menjelaskan

fenomena social yang terjadi dilokasi penelitian. Tylor dan Bogdan mendefinisikan

penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai

kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamatidari orang-orang

yang telah diteliti.13 Menurut Mayer dan Greenwood, deskriptif kualitatif semata-mata

mengacu pada indentitas sifat-sifat yang membedakan atau karakteristik suatu

kelompok manusia, benda, peristiwa.14

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di rumah singgah Peduli Anak

Foundation yang terletak di Jl. Dharma Bakti, Desa Langko, Lingsar, Lombok-NTB.

Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut adalah berdasarkan film semi

dokumenter yang ditonton dari channel Yutube dimana film tersebut secara garis

besar menggambarkan bagaimana kerasnya kehidupan anak jalanan di Lombok dan

bagaimana usaha Yayasan Peduli Anak dalam mengurangi angka anak jalanan yang

ada. Serta karena yayasan Peduli Anak ini merupan salah satu rumah singgah atau

panti yang didirikan secara terstruktur oleh warga asing dan berperan aktif dimana

12 Sugiono, 2010. Metode Penelitian Kualitatif kuantitatif dan R&D. Alfabeta hal.2 13 Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial, Berbagai alternative Pendekatan. Jakarta. Kencana hal.166 14 Ulber Silalahi, MA.2012. metode Penelitian Sosial. PT Rafika Aditama. Bandung. Hal.27

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

34

anak jalanan yang ada di Lombok yang menjadi anak asuh Yayasan Peduli Anak

memiliki masa depan yang lebih baik.

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah orang atau lembaga yang akan memberikan

informasi berdasarkan fakta dan keadaan yang sebenarnya dari kejadian dalam

penelitian tesebut.

Purposive sampling adalah pengambilan sample secara sengaja dimana

sample informan yang ditunjuk memiliki kecakapan dalam member informasi yang

dibutuhkan oleh peneliti berdasarkan criteria-kriteria yang telah ditentukan. Menurut

Sugiono purposive sampling adalah teknik pengambilan sample sumber data dengan

petimbangan tertentu, misalnya orang tertentu dianggap paling tau tenteng apa yang

diharapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga memudahkan umtuk

menjelajahi obyek atau situasi yang ingin diteliti.15

Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Pihak yang mengatur dan mengelola Peduli Anak Foundation.

b. Pengasuh anak-anak jalanan dari Peduli Anak Foundation,

c. Anak-anak jalanan asuhan dari Peduli Anak Foundatian yang berjumlah 5 anak.

Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana

langkah yang akan ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat diperolehnya.

Ukuran besaran individu atau informan yang mungkin atau tidak mungkin ditunjuk

sudah ditetapkan sebelum pengumpulan data, tergantung dari sumber daya dan waktu

yang tersedia, serta tujuan penelitian. Dengan kata lain besarnya key person yang

digunakan sebagai informan disesuaikan dengan stuktur social saat pengumpulan data

15 Ibid. hal.219

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

35

dilakukan. Kunci dasar penggunaan prosedur ini adalah penguasaan informasi dari

informan dan secara logika bahwa tokoh-tokoh kunci di dalam proses social selalu

langsung menguasai informasiyang terjadi salam proses social itu.16.

4. Sumber Data

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh dari penelitian langsung di

lapangan oleh peneliti dimana data ini bias berasal dari wawancara dengan informan,

obsevasi, dan dokumentasi. Berdasarkan sumber data primer peneliti akan

memperoleh pembahasan dan analisa yang lebih mendalam terkait pola interaksi

social anak jalanan di rumah singgah Peduli Anak Foundation.

b. Sumber Data Skunder

Sumber data skunder adalah data-data yang diperoleh dari luar objek penelitian

seperti arsip-arsip lembaga terkait dengan peneliti, buku, majalah, jurnal, dan

informasi dari internet. Peneliti akan memperoleh data yang sebelumnya telah ada

di rumah singgah Peduli Anak Foundation guna untuk lebih melengkapi data

penelitian yang menjadi pokok bahasan.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dengan

responden untuk mendapatkan informasi tentang isu- isu yang menarik minat

peneliti17. Mashud18 mendifinisikan wawancara (interview) sebagai salah satu cara

pengumpulan data dalam suatu penelitian untuk mendapatkan informasi (data) dari

16 Bungin, Burhan.2007. Penelitian Kualitatif, Jakarta: Kencana Perdana Media Grup 17Ulber Silalahi, MA. Opcit. hal. 312 18Bagong Suyanto dan sutinah, Op.cit, hal.69.

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

36

responden denga cara bertanya langsung secara bertatap muka (face to face).

Namun dalam perkembangannya, wawancara tidak harus dilakukan secara

berhadapan langsung. Melainkan dapat saja dengan memanfaatkan sarana

komunikasi lain, misalnya telepon dan internet.

Penelitian ini menggunakan wawancara semistruktur yaitu dengan kondisi

dimana peneliti sewaktu-waktu dapat membuat, mempersiapkan dan menggunakan

pedoman wawancara ketika kegiatan wawancara berlangsung. Namun juga dapat

melakukan wawancara secara bebas ketika menemukan pokok bahasan baru

selama mengikuti alur wawancara.

b. Observasi

Kartono19 mengemukakan bahwa, observasi ialah studi yang disengaja dan

sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala psikis dengan jalan

pengamatan dan pencatatan.Lebih lanjut Sanafiah Faisal dalam Sugiyono (2010:

226)20 membagi observasi menjadi tiga, salah satunya observasi non partisipan.

Penelitian ini menggunakan observasi non partisipan, dimana peneliti datang

ke tempat kegiatan orang atau subjek yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam

kegiatan tersebut. Objek yang diobservasi nantinya misalnya seperti tetangga

terdekat namun mereka faham akan budaya Sundrang tersebut,meski tidak ikut

melakukan dalam acara pernikahan tersebut.

Peneliti melakukan observasi kembali untuk melihat validitas dari hasil

wawancara yang telah di lakukan. Untuk mendapatkan data yang lengkap dan valid

peneliti mengecek kebenarannya, tidak menutup kemungkinan peneliti akan

19Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial (Bandung : Alumni, 1986), hal.142. 20Sugiyono,Opcit, hal.226.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

37

mendapat data yang baru untuk di dalami kembali terkait Sundrang hingga harus

melakukan observasi kembali.

c. Dokumentasi

Sebagai salah satu alat pengumpul data yang diperoleh peneliti saat

melakukan penelitian langsung di Rumah Singgah Yayasan Peduli Anak baik berupa

tulisan maupun foto-foto. Data dokumentasi tersebut dikumpulkan sebagai

pelengkap dari penelitian yang dilakukan. Maupun dat adokumentasi yang dimiliki

oleh rumah singgah Peduli Anak Foundation dari struktur sampai kegiatan terkait

dengan pola nteraksi social anak jalanan yang menjadi asuhan.

6. Teknik Analisa Data

Menurut Miles dan Huberman21 kegiatan analisa data dalam penelitian ini yaitu

menggunakan data kualitataif dengan model analisa interaktif dengan melalaui

empat tahap, sebagai berikut:

a. Pengumpulan Data

Kegiatan mengumpulkan data yang diperoleh dari subjek penelitian

sebagaimana dalam rumusan masalah tujuan penelitian.

b. Reduksi data

Reduksi dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian dan

penyederhanaa, pengabstaksian dan transformasi dari catatan-catatan di lapangan22.

21 Ulber Silalahi, MA.2012. Metode Penelitian Sosial. PT. Refika Aditama. Bandung: hal.399 22 Sugiono, ibid hal.183

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

38

Kegiatan ini dilakukan sebagai cross check secara terus menerus selama penelitian

dilakukan untuk mendapatkan validitas dan objektif.

Data yang ditemukan di lapangan kemudian diedit, dipilah dan dianalisa

sehingga lebih terfokus dan mendalam pada maksud dan tujuan penelitian sesuai

dengan rumusan masalah yang telah ditentukan.

c. Sajian Data

Sajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang member

kemungkinan adanya penarikan kesimpilan dan pengambilan tindakan23.

Sekumpulan data diorganisi asecara sistematis sehingga dapat memberikan suatu

pendeskripsian menuju proses penarikan kesimpulan. Penyajian data harus memiliki

relevansi yang kuat sesuai dengan apa yang dikaji sebagaimana dalam rumusan

masalah dan tujuan penelitian. Penyajian data dalam penelitian ini nantinya akan

berhubungan dengan rumusan maslah dan tujuannya yaitu untuk mengetahui pola

interaksi social anak jalanan di rumah singgah peduli anak foundation.

d. Penarikan Kesimpulan

Proses penarikan kesimpulan merupakan bagian penting dari penelitian yang

dilakukan karena merupakan suatu bentuk penyelesaian (finishing) dari kegiatan

penelitian. Dalam penelitian penarikan kesimpulan ini, dimaksud untuk menganalisa

berdasarkan teori yang digunakan sehungga mendapatkan keterangan dan makna

dari data-data yang telah didapatkan. Kemudian pemberian kesimpulan yang

analogis sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan optimal dan dapat

memberikan kontribusi.

e. Uji Keabsahan Data

23 Opcit. Hal.340

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1. Penelitian …eprints.umm.ac.id/44194/3/jiptummpp-gdl-dianmutia2-46918... · 2019-02-12 · 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

39

Salah satu cara untuk menguji keabsahan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Umumnya uji validitas dilihat dari tiga hal yaitu:

sumber, data, and metode. Namun dalam penelitian ini uji validitas dilihat dari data

dan sumber. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh nantinya dapat dianalisa

lebih mendalam, sistematis dan tepat sehingga dapat diperanggungjawabkan

keabsahannya.