bab ii tinjauan pustaka a. lingkungan fisik rumah 1. pengertian lingkungan...

33
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan Fisik Rumah Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Ruang lingkup kesehatan tersebut antara lain mencakup : perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor (limbah), rumah hewan ternak, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2011). Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygene yang baik.ebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri seperti mandi, gosok gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih.Kebersihan lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan tempat awam. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap tingkap dan perabot rumah, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak dan peralatan makan, membersihkan bilik mandi dan jamban, dan membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulakan dengan menjaga kebersihan halaman dan membersihkan jalan di depan rumah daripada sampah (Chandra, 2012). Manfaat menjaga kebersihan lingkungan antara lain: 1. Terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat. 2. Lingkungan menjadi lebih sejuk.

Upload: others

Post on 02-Sep-2020

6 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Lingkungan Fisik Rumah

1. Pengertian Lingkungan Fisik Rumah

Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau

keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap

terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Ruang lingkup kesehatan

tersebut antara lain mencakup : perumahan, pembuangan kotoran manusia

(tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan air kotor

(limbah), rumah hewan ternak, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2011).

Kebersihan adalah salah satu tanda dari keadaan hygene yang

baik.ebersihan badan meliputi kebersihan diri sendiri seperti mandi, gosok

gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang bersih.Kebersihan

lingkungan adalah kebersihan tempat tinggal, tempat bekerja, dan tempat

awam. Kebersihan tempat tinggal dilakukan dengan cara mengelap tingkap

dan perabot rumah, menyapu dan mengepel lantai, mencuci peralatan masak

dan peralatan makan, membersihkan bilik mandi dan jamban, dan

membuang sampah. Kebersihan lingkungan dimulakan dengan menjaga

kebersihan halaman dan membersihkan jalan di depan rumah daripada

sampah (Chandra, 2012).

Manfaat menjaga kebersihan lingkungan antara lain:

1. Terhindar dari penyakit yang disebabkan lingkungan yang tidak sehat.

2. Lingkungan menjadi lebih sejuk.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

10

3. Bebas dari polusi udara.

4. Air menjadi lebih bersih dan aman untuk di minum.

5. Lebih tenang dalam menjalankan aktivitas sehari-hari.

Kesimpulan dari pembahasan di atas yaitu pemahaman kebersihan

lingkungan adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami

untuk menciptakan lingkungan yang sehat, aman, bersih, dan sejuk sehingga

tidak mudah terserang berbagai penyakit.

2. Kesehatan Lingkungan Rumah

Sanitasi adalah usaha individu atau masyarakat untuk mengontrol

dan mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi

kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia

(Chandra, 2012).Menurut WHO rumah adalah struktur fisik atau bangunan

untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan

jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga

dan individu.Perumahan sehat merupakan konsep dari perumahan sebagai

faktor yang dapat meningkatkan standar kesehatan penghuninya.Konsep

tersebut melibatkan pendekatan sosiologis dan teknis pengelolaan faktor

risiko dan berorientasi pada lokasi, bangunan, kualifikasi, adaptasi,

manajemen, penggunaan dan pemeliharaan rumah di lingkungan sekitarnya.

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk

penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan

budaya.Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan

yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat berfungsi sebagaimana

mestinya.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat adalah

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

11

bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan

keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan

sosial, sehingga seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara

produktif.Oleh karena itu keberadaan perumahan yang sehat, aman, serasi,

teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan rumah dapat terpenuhi

dengan baik.Jadi sanitasi perumahan adalah menciptakan keadaan

lingkungan perumahan yang baik atau bersih untuk kesehatan(Notoatmodjo,

2011).

3 Syarat-Syarat Lingkungan Fisik Rumah Yang Sehat

Persyaratan kesehatan perumahan adalah ketentuan teknis

kesehatan yang wajib dipenuhi dalam rangka melindungi penghuni dan

masyarakat yang bermukim di perumahan dan masyarakat sekitar dari

bahaya atau gangguan kesehatan.Persyaratan kesehatan perumahan yang

meliputi persyaratan lingkungan perumahan dan pemukiman serta

persyaratan rumah itu sendiri, sangat diperlukan karena pembangunan

perumahan berpengaruh sangat besar terhadap peningkatan derajat

kesehatan individu, keluarga dan masyrakat(Notoatmodjo, 2011).

Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman meliputi

parameter sebagai berikut:

1. Lokasi

a. Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran

sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah

gempa dan sebagainya.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

12

b. Tidak terletak pada daerah bekas tempat pembuangan akhir (TPA)

sampah atau bekas tambang.

c. Tidak terletak pada daerah rawan kecelakaan dan daerah

kebakaran seperti jalur pendaratan penerbangan.

2. Kualitas Udara

Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari

gangguan gas beradun dan memenuhi syarat baik mutu lingkungan

sebagai berikut:

a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi

b. Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3

c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm

Debu maksimum 350 mm3/m

2 per hari

3. Kebisingan dan Getaran

a. Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A

b. Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik

4. Kualitas Tanah di Daerah Perumahan dan Pemukiman

a. Kandungan timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg

b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg

c. Kandungan Cadmium (Cd) maksimum 20 mg/kg

d. Kandungan Benzo(a)pyrene maksimum 1mg/kg

5. Prasarana dan Sarana Lingkungan

a. Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga

dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

13

b. Memiliki sarana drainase yang tidak menjadi tempat perindukan

vektor penyakit

c. Memiliki sarana jalan lingkungan dengan ketentuan konstruksi jalan

tidak mengganggu kesehatan, konstruksi trotoar tidak

membahayakan pejalan kaki dan penyandang cacat, jembatan harus

memiliki pagar pengaman, lampu penerangan jalan tidak

menyilaukan mata.

d. Tersedia cukup air bersih sepanjang waktu dengan kualitas yang

memenuhi persyaratan kesehatan

e. Pengelolaan pembuangan tinja dan limbah rumah tangga harus

memenuhi syarat kesehatan

f. Memiliki akses terhadap sarana pelayanan kesehatan, komunikasi,

tempat kerja, tempat hiburan, tempat pendidikan, kesenian dan lain

sebagainya.

g. Pengaturan instalasi listrik harus menjamin keamanan penghuninya

h. Tempat pengelolaan makanan (TPM) harus menjamin tidak terjadi

kontaminasi makanan yang dapat menimbulkan keracunan.

6. Vektor Penyakit

a. Indeks lalat harus memenuhi syarat

b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

7. Penghijauan

a. Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan

pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan

kelestarian alam.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

14

Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai

berikut:

1) Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan,

penghawaan dan ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan

yang mengganggu.

2) Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup,

komunikasi yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.

3) Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar

penghuni rumah dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan

limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan tikus, kepadatan

hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi,

terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping

pencahayaan dan penghawaan yang cukup.

4) Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang

timbul karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain

persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak mudah

roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat

penghuninya jatuh tergelincir.

4) Faktor Risiko Lingkungan yang Berpengaruh

Menurut Purnama (2016), Lingkungan adalah segala sesuatu yang

ada di luar diri host benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang

terbentuk akibat interaksi semuaelemen-elemen termasuk host yang lain.

Faktor lingkungan memegang peranan pentingdalam penularan, terutama

lingkungan rumah yang tidak memenuhi syarat. Lingkunganrumah

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

15

merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar terhadap

statuskesehatan penghuninya. Adapun syarat-syarat yang dipenuhi oleh

rumah sehat secarafisiologis yang berpengaruh terhadap kejadian

tuberkulosis paru antara lain :

a. Kepadatan Penghuni Rumah

Ukuran luas ruangan suatu rumah erat kaitannya dengan kejadian

tuberculosis paru. Disamping itu Asosiasi Pencegahan Tuberkulosis Paru

Bradbury mendapatkesimpulan secara statistik bahwa kejadian

tuberkulosis paru paling besar diakibatkanoleh keadaan rumah yang

tidak memenuhi syarat pada luas ruangannya.Semakin padat penghuni

rumah akan semakin cepat pula udara di dalam rumahtersebut

mengalami pencemaran. Karena jumlah penghuni yang semakin banyak

akanberpengaruh terhadap kadar oksigen dalam ruangan tersebut, begitu

juga kadar uap airdan suhu udaranya. Dengan meningkatnya kadar

CO2di udara dalam rumah, maka akanmemberi kesempatan tumbuh dan

berkembang biak lebih bagi Mycobacteriumtuberculosis. Dengan

demikian akan semakin banyak kuman yang terhisap olehpenghuni

rumah melalui saluran pernafasan. Menurut Departemen Kesehatan

RepublikIndonesia kepadatan penghuni diketahui dengan

membandingkan luas lantai rumahdengan jumlah penghuni, dengan

ketentuan untuk daerah perkotaan 6 m² per orangdaerah pedesaan 10 m²

per orang.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

16

b. Kelembaban Rumah

Kelembaban udara dalam rumah minimal 40% – 70 % dan suhu

ruangan yang idealantara 180C – 300C. Bila kondisi suhu ruangan tidak

optimal, misalnya terlalu panasakan berdampak pada cepat lelahnya saat

bekerja dan tidak cocoknya untuk istirahat.Sebaliknya, bila kondisinya

terlalu dingin akan tidak menyenangkan dan pada orangorangtertentu

dapat menimbulkan alergi. Hal ini perlu diperhatikan karena

kelembabandalam rumah akan mempermudah berkembangbiaknya

mikroorganisme antara lainbakteri spiroket, ricketsia dan virus.

Mikroorganisme tersebut dapat masuk ke dalam tubuh melalui

udara ,selain itu kelembaban yang tinggi dapat menyebabkan membran

mukosa hidung menjadi kering sehingga kurang efektif dalam

menghadang mikroorganisme. Kelembaban udara yang meningkat

merupakan media yang baik untuk Bakteri-Baktri termasuk bakteri

tuberkulosis. Kelembaban di dalam rumah menurut Depatemen

Pekerjaan Umum (1986) dapat disebabkan oleh 3 faktor yaitu :

1) Kelembaban yang naik dari tanah (rising damp)

2) Merembes melalui dinding (percolating damp)

3) Bocor melalui atap (roof leaks)

Untuk mengatasi kelembaban, maka perhatikan kondisi drainase

atau saluran air disekeliling rumah, lantai harus kedap air, sambungan

pondasi dengan dinding haruskedap air, atap tidak bocor dan tersedia

ventilasi yang cukup.

c. Ventilasi

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

17

Jendela dan lubang ventilasi selain sebagai tempat keluar

masuknya udara jugasebagai lubang pencahayaan dari luar, menjaga

aliran udara di dalam rumah tersebuttetap segar. Menurut indikator

pengawasan rumah , luas ventilasi yang memenuhisyarat kesehatan

adalah = 10% luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidakmemenuhi

syarat kesehatan adalah < 10%luas lantai rumah. Luas ventilasi rumah

yang< 10% dari luas lantai Tidak adanya ventilasi yang baik pada suatu

ruangan makin membahayakankesehatan atau kehidupan, jika dalam

ruangan tersebut terjadi pencemaran oleh bakteriseperti oleh penderita

tuberkulosis atau berbagai zat kimia organik atau anorganik.Ventilasi

berfungsi juga untuk membebaskan uadar ruangan dari

bakteribakteri,terutama bakteri patogen seperti tuberkulosis, karena di

situ selalu terjadi aliran udarayang terus menerus. Bakteri yang terbawa

oleh udara akan selalu mengalir. Selain itu,luas ventilasi yang tidak

memenuhi syarat kesehatan akan mengakibatkan terhalangnya proses

pertukaran udara dan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah,

akibatnyakuman tuberkulosis yang ada di dalam rumah tidak dapat

keluar dan ikut terhisapbersama udara pernafasan.

d. Pencahayaan Sinar Matahari

Cahaya matahari selain berguna untuk menerangi ruang juga

mempunyai daya untuk membunuh bakteri. Hal ini telah dibuktikan oleh

Robert Koch. Darihasil penelitian dengan melewatkan cahaya matahari

pada berbagai warna kacaterhadap kuman Mycobacterium tuberculosis

didapatkan data sebagaimana pada table berikut

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

18

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Dengan melewatkan Cahaya Matahari Pada

Berbagai Warna Kaca Terhadap Kuman Tuberkulosis Paru

Warna Kaca Waktu Mematikan (Menit)

Hijau

Merah

Biru

Tak Berwarna

45

20-30

10-20

5-10

Sumber : (Azwar (1995) dalam Purnama (2016))

Sinar matahari dapat dimanfaatkan untuk pencegahan penyakit

tuberkulosis paru,dengan mengusahakan masuknya sinar matahari pagi

ke dalam rumah. Cahaya mataharimasuk ke dalam rumah melalui

jendela atau genteng kaca. Diutamakan sinar mataharipagi mengandung

sinar ultraviolet yang dapat mematikan kuman.

e. Lantai rumah

Komponen yang harus dipenuhi rumah sehat memiliki lantai kedap

air dan tidaklembab. Jenis lantai tanah memiliki peran terhadap proses

kejadian Tuberkulosis paru,melalui kelembaban dalam ruangan. Lantai

tanah cenderung menimbulkan kelembaban, pada musim panas lantai

menjadi kering sehingga dapat menimbulkandebu yang berbahaya bagi

penghuninya.

f. Dinding

tembok adalah baik, namun disamping mahal, tembok sebenarnya

kurang cocok untuk daerah tropis, lebih-lebih bila ventilasinya tidak

cukup. Dinding rumah di daerah tropis khususnya di pedesaan, lebih

baik dinding atau papan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

19

Dinding berfungsi sebagai pelindung, baik dari gangguan hujan

maupun angin sertamelindungi dari pengaruh panas dan debu dari luar

serta menjaga kerahasiaan penghuninya. Beberapa bahan pembuat

dinding adalah dari kayu, bambu, pasangan batu bata atau batu dan

sebagainya. Tetapi dari beberapa bahan tersebut yang paling baik adalah

pasangan batu bata atau tembok (permanen) yang tidak mudah terbakar

dan kedap air sehingga mudah dibersihkan.

5) Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan

Pengelolaan dan pelesatarian lingkungan hidup adalah upaya untuk

melestarikan dan memelihara fungsi lingkungan hidup untuk kelangsungan

daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup meliputi kebijaksanaan

penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan,

pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.Salah satu upaya untuk

meningkatkan peran masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam

dan wilayah pesisir dan laut adalah dengan meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan kesadaran masyarakat untuk berbuat sesuatu demi

melindungi sumberdaya alam(Chandra, 2012).

Pengetahuan dan keterampilan tersebut tidak harus berkaitan

langsung dengan upaya-upaya penanggulangan masalah kerusakan sumber

daya alam tetapi juga hal-hal yang berkaitan dengan usaha ekonomi,

terutama dalam rangka membekali masyarakat dengan usaha ekonomi

alternatif sehingga tidak merusak lingkungan yaitu peningkatan pengetahuan

dan wawasan lingkungan, pengembangan keterampilan

masyarakat,pengembangan kapasitas masyarakat, pengembangan kualitas

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

20

diri, peningkatan motivasi masyarakat untuk berperan serta dan penggalian,

dan pengembangan nilai tradisional masyarakat(Chandra, 2012).

Kesimpulan dari pembahasan di atas yaitu perilaku hidup bersih

dan sehat adalah kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat

mempraktekkan PHBS dengan tujuan derajat kesehatannya meningkat, tidak

mudah sakit, meningkatnya produktivitas kerja setiap anggota keluarga yang

tinggal dalam lingkungan sehat dalam rangka mencegah dan menanggulangi

timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan, memanfaatkan

pelayanan kesehatan, mengembangkan, dan menyelenggarakan upaya

kesehatan bersumber masyarakat. Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan

penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan

hidup manusia seperti memperhatikan ketersediaan air bersih, kepemilikan

jamban, dan ketersediaan SPAL.Tempat pembuangan sampah juga perlu

diperhatikan. Peran masyarakat sangat penting dengan meningkatkan

pengetahuan, keterampilan,dan kesadaran masyarakat untuk berbuat sesuatu

demi menjaga dan melindungi sumber daya alam.

B. Tuberkulosis Paru

1. Pengertian

Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar

disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut

biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara yang dihirup kedalam

paru, kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh

lain melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfa, melalui saluran

pernapasan, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

21

(Notoatmodjo, 2011). Kuman tuberkulosis pertama kali ditemukan oleh

Robert Koch pada tahun 1882. Jenis kuman tersebut adalah Mycobacterium

tuberculosis, Mycobacterium africanum dan Mycobacterium bovis. Basil

tuberkulosis termasuk dalam genus Mycobacterium, suatu anggota dari

family dan termasuk ke dalam ordo Actinomycetales. Mycobacterium

tuberculosis menyebabkan sejumlah penyakit berat pada manusia dan juga

penyebab terjadinya infeksi tersering. Basil–basil tuberkel di dalam jaringan

tampak sebagai mikroorganisme berbentuk batang, dengan panjang

berfariasi antara 1 – 4 mikron dan diameter 0,3 – 0,6 mikron. Bentuknya

sering agak melengkung dan kelihatan seperti manik–manik atau bersegmen.

(Purnama, 2016).

Tuberkulosis disebabkan oleh kuman dan karena itu tuberkulosis

bukanlah disebabkan oleh keturunan. Karena disebabkan oleh kuman, maka

tuberkulosis dapat ditularkan dari seseorang ke orang lain. Bila seorang

penderita tuberkulosis batuk-batuk, maka kuman tuberkulosis yang ada di

dalam paruparunya tersebut akan ikut dibatukkan keluar atau ikut

dikeluarkan, dan bila kemudian terisap ataupun terhirup orang lain maka

kuman tuberkulosis itu akan ikut pula terhirup dan mungkin menimbulkan

penyakit. Sekali batuk dapat menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak dan

umumnya penularan terjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada

dalam waktu yang lama (Depkes RI, 2017).

Kuman penyebab TBC (mycobacterium tuberculosis) ditemukan

pertama kali pada tahun 1882 oleh Robert Koch, sedangkan vaksin BCG

ditemukan pada tahun 1994 ditemukan streptomisin sebagai obat pertama

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

22

anti TBC, kemudian disusul INH pada tahun 1949. Penyakit TBC muncul

kembali ke permukaan dengan meningkatnya kasus TBC di Negara-negara

maju atau industry pada tahun 1990.

Tuberculosis adalah suatu penyakit menular yang sebagian besar

disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Kuman tersebut

biasanya masuk kedalam tubuh manusia melalui udara yang dihirup kedalam

paru-paru, kemudian kuman tersebut dapat menyebar dari paru kebagian

tubuh lain melalui system peredaran darah, system saluran limfa, melalui

saluran pernafasan (bronkus) atau penyebaran secara langsung kebagian-

bagian tubuh lainnya. (Notoatmodjo, 2011).

TBC pada manusia dapat ditemui berbagai bentuk, yaitu:

a) Tuberkulosis primer : bila penyakit terjadi pada infeksi pertama

kali

b) Tuberkulosis pascaprimer : bila penyakit timbul setelah

beberapa waktu seseorang terkena infeksi dan sembuh. TBC ini

merupakan salah satu bentuk yang sering dijumpai oleh setiap

manusia. Dengan terdapatnya kuman dalam dahak, penderita

merupakan sumber penularnya.

Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan

terhadap asam pewarnaan.Oleh karena itu disebut juga sebagai Basil Tahan

Asam (BTA).Kuman Tuberkulosis cepat mati dengan sinar matahari

langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

23

dan lembab.Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama

selama beberapa tahun (Depkes RI, 2017).

Basil penyebab tuberkulosis ini ditemukan oleh seorang ilmuwan

Jerman yang bernama Robert Koch pada tahun 1882. Hasil penemuannya ini

dilaporkan kepada masyarakat ilmiah pada tanggal 24 Maret pada tahun

1882 juga, oleh karena itu setiap tanggal 24 Maret setiap tahunnya

diperinagti sebagai TB Day (Hari Tuberkulosis) (Notoatmodjo, 2011).

2. Etiologi

Penyebab tuberculosis paru adalah kuman tahan asam

mycobacterium tuberculosis, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam

bentuk droplet (percikan dahak).Droplet yang mengandung kuman dapat

bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam.Orang dapat

terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup ke dalam saluran

pernafasan.Penyakit Tb paru dapat menyerang siapa saja, dimana saja, dan

kapan saja tanpa mengenal waktu. Apabila kuman telah masuk ke dalam

tubuhpada saat itu kuman akan berkembang biak dan berpotensi untuk

terjadinya Tb paru.Setelah kuman tuberkulosis masuk ke dalam tubuh

manusia melalui pernafasan, kuman tuberkulosis tersebut dapat menyebar

dari paru kebagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah, saluran

nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.Daya

penularan dari seorang penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang

dikeluarkan dari parunya.Makin tinggi derajat positif hasil pemeriksaan

dahak, makin menular penderita tersebut.Bila hasil pemeriksaan dahak

negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

24

menular.Seseorang terinfeksi tuberkulosis ditentukan oleh konsentrasi

droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tersebut(Notoatmodjo,

2011).

1. Manifestasi Klinis dan Cara Penularan

Menurut Notoatmodjo (2011), beberapa manifestasi klinis dan cara

penularan TBC antara lain sebagai berikut:

Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang pada umunya

menimbulkan tanda-tanda dan gejala yang sangat bervariasi pada masing-

masing penderita, mulai dari yang tanpa gejala hingga sampai mengalami

gejala akut dan hanya beberapa bulan setelah diketahui sehat hingga

beberapa tahun sering tidak ada hubungan antara lama sakit maupun luas

penyakitnya. Secara klinis memanifestasikan TBC dapat terjadi dalam

beberapa fase, antara lain sebagai berikut:

a) Dimulai dengan fase asimtomfatik dengan lesi yang hanya dapat

dideteksi secara radiologic

b) Berkembang menjadi plinis yang jelas kemudian mengalami stagnasi

atau regresi

c) Eksaserbasi memburuk

d) Dapat berulang kemudian menjadi menahun

Tanda-tanda dan gejala penderita TBC adalah sebagai berikut:

a) Sistemik : malaise, anoreksia, berat badan menurut, keringat malam.

Akut: demam tinggi, seperti flu, menggigil milier, demam akut, sesak

nafas dan sianosis.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

25

b) Respiratorik: batuk batuk lama lebih dari 2 minggu, riak yang mukoid,

nyeri dada, batuk darah, dan gejala-gejala lain, yaitu bila ada tanda-tanda

penyebaran ke organ-organ lain seperti pleura: nyeri plueritik, sesak

nafas, ataupun gejala minengeal, yaitu nyeri kepala, kaku kuduk, dan

lain-lain.

Cara penularan: daya penularan dari seorang penderita TBC ditentukan

oleh:

a. Banyaknya kuman yang terdapat dalam paru penderita.

b. Penyebaran kuman diudara

2. Penyebaran kuman bersama dahak berupa droplet dan berada

disekitar penderita TBC.

4. Gejala Klinis

Menurut Nizar (2017), akan memaparkan berbagai metode

diagnosis yang pernah dilakukan uji diagnostic terutama dalam penelitian

kesehatan dengan berbagai desain metodologi, prinsip diagnostic TB paru

pada orang dewasa ditegakkan dengan ditemukan mycobacterium

tuberculosis atau kuman TB. Pada program TB Nasional, untuk mengakkan

diagnosis TB dengan metode mikroskopis sebagai diagnostic utama atau

gold standard. Selain itu dengan rontgen, biakan dan uji kepekaan lainnya

sebagai penentu diagnosis TB maupun diagnosis alternative.

Untuk mendiagnosis TB pada anak belum diperoleh metode

diagnostik yang lebih efektif, efisien, karena kesulitan untuk memperoleh

media atau sampel pemeriksaan. Menurt WHO untuk mendeteksi TB anak

terutama pada usia 6-8 tahun kesulitan mengeluarkan sputum sementara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

26

tindakan bilas lambung (larynx) hanya diperuntuk bagi rumah sakit yang

mempunyai metode biakan. Oleh karena itu diagnosis TB anak hanya

bersifat presumptive.

Gejala klinis TB dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala

klinik dan gejala umum.Bila organ yang terkena adalah paru maka gejala

klinik ialah gejala respiratorik (Purnama, 2016).

a) Gejala Respiratorik

Gejala respiratorik sangat bervariasi dari mulai tidak bergejala

sampai gejala yang cukup berat bergantung dari luas lesi. Gejala

respiratorik terdiri dari:

1) Batuk ≥ 3 minggu

Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan

bronkus. Batuk mula-mula terjadi oleh karena iritasi bronkus;

selanjutnya akibat adanya peradangan pada bronkus, batuk akan

menjadi produktif dengan kata lain sifat batuk dimulai dari batuk

kering (non produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi

batuk produktif (sputum).

2) Batuk darah

Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembuluh darah.Berat

dan ringannya batuk darah yang timbul, tergantung dari besar

kecilnya pembuluh darah yang pecah.

3) Sesak napas

Gejala ini ditemukan pada penyakit yang lanjut dengan

kerusakan paru yang cukup luas.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

27

4) Nyeri dada

Nyeri dadaGejala ini jarang ditemukan, gejala ini timbul

apabilasistem persyarafan yang terdapat di pleura (selaput paru)

terkena sehingga menimbulkan pleuritis. Gejala ini bersifat lokal.

b) Gejala Umum

1) Demam

Demam merupakan gejala pertama dari tuberkulosis paru,

biasanya timbul pada sore dan malam hari disertai dengan keringat

mirip demam influenza yang segera mereda.Tergantung dari daya

tahan tubuh penderita dan virulensi kuman.Serangan demam yang

berikut dapat terjadi setelah 3 bulan, 6 bulan, dan 9 bulan.Demam

seperti influenza ini hilang timbul dan semakin lama makin panjang

masa serangannya.Demam dapat mencapai suhu tinggi yaitu

40°−41°C.

2) Malaise

Karena tuberkulosis bersifat radang menahun. maka dapat

terjadi rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan berkurang,

badan makin kurus, sakit kepala, mudah lelah dan pada wanita

kadang-kadang dapat terjadi gangguan siklus haid.

3. Komplikasi

Komplikasi Tb paru apabila tidak ditangani dengan baik akan

menimbulkan komplikasi.Komplikasi-komplikasi yang terjadi pada

penderita Tb paru dibedakan menjadi dua, yaitu:

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

28

a) Komplikasi dini

1) Pleuritis

2) efusi pleura

3) empyema

4) laryngitis, usus

b) Komplikasi pada stadium lanjut

Komplikasi-komplikasi yang sering terjadi pada penderita

stadium lanjut adalah:

1) Hemoptisis masif (pendarahan dari saluran nafas bawah) yang

dapat mengakibatkan kematian karena sumbatan jalan nafas atau

syok hipovolemik.

2) Kolaps lobus akibat sumbatan duktus.

3) Bronkietaksis (pelebaran bronkus setempat) dan fibrosis

(pembentukan jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif)

pada paru.

4) Pnemotoraks spontan, yaitu kolaps spontan karena bula/blep yang

pecah.

5) Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, sendi,

ginjal, dan sebagainya(Purnama, 2016).

4. Penyebab Terjadinya

MenurutHeriana(2018), faktor-faktor yang menentukan terjadinya

penyakit adalah sebagai berikut:

a. Agent (bibit penyakit)

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

29

Penyakit Tb paru adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan

oleh bakteri. Mycobakterium tuberculosis, akteri ini berbentuk batang

dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan

Asam (BTA).Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis BTA

positif pada waktu batuk atau bersin.

b. Host

1) Umur

Tb Paru Menyerang siapa saja tua, muda bahkan anak-

anak.Sebagian besar penderita Tb Paru di Negara berkembang

berumur dibawah 50 tahun.Data WHO menunjukkan bahwa kasus

Tb paru di negara berkembang banyak terdapat pada umur produktif

15-29 tahun. Penelitian Rizkiyani pada tahun 2008 menunjukkan

jumlah penderita baru Tb Paru positif 87,6% berasal dari usia

produktif (15-54 tahun) sedangkan 12,4 % terjadi pada usia lanjut (≤

55 tahun).

2) Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Penyakit Tb Paru menyerang orang dewasa

dan anak-anak, lakilaki dan perempuan.Tb paru menyerang sebagian

besar laki-laki usia produktif.

3) Tingkat Pendidikan

Merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh dalam

kesehatan, karena lemahnya manajemen kasus oleh petugas

kesehatan serta pengetahuan yang kurang dimasyarakat terhadap

gejala dan upaya penanggulangannya, sehingga banyak kasus TB

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

30

Paru yang datang ke pelayanan kesehatan sudah dalam keadaan

berat. Hal tersebut disebabkan oleh kurang mengerti cara serta

pencegahan agar tidak mudah terserang penyakit TB Paru.

4) Kebiasaan Merokok

Merokok diketahui mempunyai hubungan dengan

meningkatkan risiko untuk menyebabkan kanker paru-paru, penyakit

jantung koroner, bronchitis kronik dan kanker kandung kemih.

Kebiasaan merokok meningkatkan risiko untuk terkena TB Paru

sebanyak 2,2 kali. Prevalensi merokok pada hamper semua Negara

berkembang lebih dari 50%. Dengan adanya kebiasaan merokok

akan mempermudah untuk terjadinya infeksi TB Paru (Nizar, 2017)

5) Perilaku

Perlu diketahui kuman tuberkulosis dari dalam paru tidak

hanya keluar ketika penderitanya batuk saja, namun dapat juga

keluar bila penderita bersin,berbicara, bahkan bernyanyi ataupun

bersiul misalnya, yang keluar dalam bentuk percikan dahak (droplet

nuclei). Hanya saja perlu diketahui bahwa tidak semua penderita

tuberkulosis paru berpotensi menularkan penyakitnya kepada orang

lain. Banyak faktor yang berperan dalam penularan penyakit

tergantung dari jumlah kuman yang ada, tingkat keganasan kuman

tersebut, sertadaya tahan tubuh seseorang yang ditulari.

6) Status Gizi

Status nutrisi merupakan salah satu faktor yang menetukan

fungsi seluruh sistem tubuh termasuk sistem imun.Sistem kekebalan

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

31

dibutuhkan manusia untuk memproteksi tubuh terutama mencegah

terjadinya infeksi yang disebabkan oleh `mikroorganisme.Bila daya

tahan tubuh sedang rendah, kuman Tb paru akan mudah masuk ke

dalam tubuh. Kuman ini akan berkumpul dalam paruparu kemudian

berkembang biak.Tetapi, orang yang terinfeksikuman TB Paru belum

tentu menderita Tb paru.Hal ini bergantung pada daya tahan tubuh

orang tersebut. Apabila, daya tahan tubuh kuat maka kuman akan

terus tertidur di dalam tubuh (dormant) dan tidak berkembang

menjadi penyakt namun apabila daya tahan tubuh lemah makan

kuman Tb akan berkembang menjadi penyakit. Penyakit Tb paru

Lebih dominan terjadi pada masyarakat yang status gizi rendah

karena sistem imun yang lemah sehingga memudahkan kuman Tb

Masuk dan berkembang biak.

c. Lingkungan (environment)

TB paru merupakan salah satu penyakit berbasis lingkungan

yang ditularkan melalui udara. Keadaan berbagai lingkungan yang dapat

mempengaruhi penyebaran Tb paru salah satunya adalah lingkungan

yang kumuh,kotor. Penderita Tb Paru lebih banyak terdapat pada

masyarakat yang menetap pada lingkungan yang kumuh dan kotor.

C. Perilaku

1. Pengertian

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme

(makhlukhidup) yang bersangkutan.Oleh sebab itu, dari sudut pandang

biologissemua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, binatang

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

32

sampaidengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai

aktifitasmasing-masing. Dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang

dikerjakan oleh organisme tersebut, baik yang dapat diamati secara langsung

atau secara tidak langsung (Notoatmodjo, 2011)

Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2011) seorang ahli

psikologi, mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara

perangsang (stimulus) dan tanggapan dan respon.

Dalam teori Skiner dibedakan adanya dua respon, yakni :

1) Respondent respons atau flexi, yakni respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam

inidisebut eleciting stimulalation karena menimbulkan respon-

responyang relatif tetap.

2) Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang

timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau

perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer,

karena mencakup respon.

Menurut Notoatmodjo (2011) dilihat dari bentuk respon stimulus

inimaka perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:

1) Perilaku tertutup (covert behavior)

Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada

perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada

orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara

jelas oleh orang lain.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

33

2) Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam atau praktik

(practice) yang dengan mudah diamati atau dilihat orang lain.

2. Domain Perilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap

stimulusatau rangsangan dari luar organisme (orang), namun

dalammemberikan respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-

faktorlain dari orang yang bersangkutan.Faktor-faktor yangmembedakan

respon terhadap stimulus yang berbeda yang disebutdeterminan perilaku.

Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadidua, yakni:

a) Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang

yangbersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya

tingkatkecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.

b) Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor

lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang

mewarnai perilaku seseorang (Notoatmodjo, 2007, p. 139).

Benyamin Bloom (1908) yang dikutip Notoatmodjo (2011),

membagi perilaku manusia kedalam 3 domain ranah atau kawasan

yakni: kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor

(psychomotor). Dalam perkembangannya, teori ini dimodifikasi

untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni: pengetahuan,

sikap, dan praktik atau tindakan (Notoatmodjo, 2011).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

34

3. Pengukuran Perilaku

Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan

melaluidua cara, secara langsung, yakni dengan pengamatan (obsevasi),

yaitumengamati tindakan dari subyek dalam rangka

memeliharakesehatannya. Sedangkan secara tidak langsung menggunakan

metodemengingat kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui

pertanyaan-pertanyaanterhadap subyek tentang apa yang telah

dilakukanberhubungan dengan obyek tertentu (Notoatmodjo, 2011).

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut Lawrence Green (2005) dalam Notoatmodjo

(2011),perilaku diperilaku oleh 3 faktor utama, yaitu:

a) Faktor predisposisi (predisposing factors)

Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal

yang berkaitan dengan kepercayaan keyakinan, persepsi nilai-nilai,

pengetahuan dan sikap.

b) Faktor pendukung (enabling factors)

Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana

atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat, misalnya: air bersih, tempat

pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja, ketersediaan makanan

bergizi, dsb. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti

puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, pos obat desa,

dokter atau bidan praktek swasta, dsb. Termasuk juga perilaku tokok

masyarakat, perundang-undangan dan peraturan lain.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

35

c) Faktor penguat (reinforcing factors)

Faktor-faktor ini meliputi faktor dukungan dan perilaku tokoh

masyarakat (toma), tokoh agama (toma), sikap dan perilaku pada

petugaskesehatan. Termasuk juga disini dukungan petugas

kesehatan,dukungan keluarga dan dukungan masyarakat.

5. Perilaku Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2011), perilaku kesehatan adalahsesuatu

respon (organisme) terhadap stimulus atau obyek yangberkaitan dengan

sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,makanan dan minuman, serta

lingkungan. Dari batasan ini, perilakupemeliharaan kesehatan ini terjadi dari

3 aspek:

a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bilasakit,

serta pemulihan kesehatan bilamana telah senbuh dari sakit.

b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan

sehat.

c) Perilaku gizi (makanan) dan minuman.

Sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru

didalam diri seseorang terjadi proses yang berurutan), yakni :

a) Awareness (kesadaran)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus (objek).

b) Interest (merasa tertarik)

Terhadap stimulus atau objek tersebut.Disini sikap subjek sudah

mulai timbul.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

36

c) Evaluation (menimbang-menimbang)

Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

d) Trial

Sikap dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e) Adaption

Dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila

penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini,

dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif,

maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (longlasting). Sebaliknya,

apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan

tidak berlangsung lama. Jadi, Pentingnya pengetahuan disini adalah

dapat menjadi dasar dalam merubah perilaku sehingga perilaku itu

langgeng.

D. Penelitian Terkait

1 Penelitian Agustian Deny, Abdul Salam, Virhan Novianry tentang

Hubungan Kondisi Fisik Lingkungan Rumah Dengan Kejadian

Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas I Dan II

Kecamatan Pontianak Barat, menyebutkan bahwa Hasil analisis

multivariat menunjukkan bahwa probabilitas seseorang menderita TB

paru bila tinggal di sebuah rumah dengan kepadatan hunian dan ventilasi

alami kamar tidur yang tidak memenuhi syarat kesehatan adalah sebesar

93%. Kondisi fisik lingkungan rumah yang berhubungan dengan

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

37

kejadian TB paru adalah kepadatan hunian, ventilasi alami dan

pencahayaan alami, baik di ruangan yang dominan digunakan maupun di

kamar tidur responden.

2 Penelitian Sumarmi, Artha Budi Susila Duarsa tentang Hasil analsis

bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian TB Paru

BTA positif dengan kondisi fisik rumah (OR = 3,72), umur (OR = 2,32),

pendidikan (OR = 2,55), pekerjaan (OR = 2,75) dan kepadatan hunian

(OR = 3,13). Sedangkan hasil analisis multivariat ternyata ada hubungan

bermakna antara kejadian TB Paru BTA positif dengan kondisi fisik

rumah (OR = 7,033), umur (OR = 3,06), jenis kelamin (OR = 2,22),

pendidikan (OR = 2,33), kondisi fisik rumah dengan pendidikan (OR =

0,12) dan interaksi antara pekerjaan dengan kepadatan hunian (OR =

6,08).

3 Penelitian Greis Dawile, Ricky C. Sondakh, Franckie R. R. Maramis

tentangHubungan antara kondisi fisik rumah dengan kejadian

tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Tobelo Kabupaten

Halmahera Utara, menyebutkan bahwahasil uji statistik menunjukkan

bahwa hubungan dari setiap variabel yang diteliti dengan kejadian

Tuberkulosis paru yaitu kepadatan hunian kamar (p = 0,010, OR=

7,000),suhu ruang tidur, (p = 0,001, OR = 7,500), pencahayaan alami

ruang tidur (p = 0,004, OR = 7,500), jenis lantai rumah (p = 0,000,

OR=21,000). Variabel yang tidak berhubungan dengan Tuberkulosis

paru adalah kelembaban ruang tidur (p = 0,347) dan jenis dinding rumah

(p = 0, 196).

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

38

E. KerangkaTeori

Kerangka teori merupakan suatu model yang menerangkan

bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah

diketahui dalam suatu masalah tertentu.Kerangka teori disusun berdasarkan

tinjauan pustaka (Notoatmodjo, 2014).

Gambar 2.1

Kerangka Teori

Sumber:(Kustjadi,2001) dalam Nizar (2017)

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visiualisasi hubungan

atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara

variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti.

(Notoatmodjo, 2014). Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Lingkungan Fisik Rumah:

1) Ventilasi

2) Pecahayaan

3) Lantai

4) Kelembapan

5) Kepadatan Hunian

6) Dinding

Kejadian TBC

Perilaku:

- Kebiasaan Merokok

- Membuang Sputum

Sembarangan

Sosial Ekonomi:

1) Pendidikan

2) Status Pekerjaan

3) Pendapatan

Personal:

1) Umur

2) Jenis Kelamin

3) Status Gizi

Agent:

Mycobacterium

tuberculosis

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

39

Gambar 2.2

Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

G. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau

dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian

tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini

benar atau salah, dapat diterima atau ditolak.Hipotesis berfungsi untuk

menentukan ke arah pembuktian, artinya hipotesis ini merupakan

pernyataan yang harus dibuktikan (Sulistyaningsih, 2016).

Hipotesis dalam penelitian adalah:

Ha Ada hubungan ventilasi rumah dengan kejadian tuberkulosis paru Di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung Utara

2019.

Lingkungan Fisik Rumah:

1) Ventilasi

2) Pecahayaan

3) Lantai

4) Kelembapan

5) Kepadatan Hunian

6) Dinding

Kejadian TBC

Perilaku:

1) Kebiasaan Merokok

2) Membuang Sputum

Sembarangan

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

40

Ho Tidak ada hubungan ventilasi rumah dengan kejadian tuberkulosis paru

Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung Utara

2019.

Ha Adahubungan pencahayaan rumah dengan kejadian tuberkulosis paru

Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung Utara

2019.

Ho Tidak adahubungan pencahayaan rumah dengan kejadian tuberkulosis

paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung

Utara 2019.

Ha Ada hubungan lantai rumah dengan kejadian tuberkulosis paru Di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung Utara

2019.

Ho Tidak ada hubungan lantai rumah dengan kejadian tuberkulosis paru Di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung Utara

2019.

Ha Ada hubungan kelembapan rumah dengan kejadian tuberkulosis paru

Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung Utara

2019.

Ho Tidak ada hubungan kelembapan rumah dengan kejadian tuberkulosis

paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung

Utara 2019.

Ha Adahubungan kepadatan hunian rumah dengan kejadian tuberkulosis

paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung

Utara 2019.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lingkungan Fisik Rumah 1. Pengertian Lingkungan …repository.poltekkes-tjk.ac.id/498/5/BAB II.pdf · 2019. 12. 5. · Kesimpulan dari pembahasan di atas

41

Ho Tidak adahubungan kepadatan hunian rumah dengan kejadian

tuberkulosis paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten

Lampung Utara 2019.

Ha Adahubungan dinding rumah dengan kejadian tuberkulosis paru Di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung Utara

2019.

Ho Tidak adahubungan dinding rumah dengan kejadian tuberkulosis paru

Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung Utara

2019.

Ha Ada hubungan prilaku kesehatan dengan kejadian tuberkulosis paru Di

Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung Utara

2019.

Ho Tidak ada hubungan prilaku kesehatan dengan kejadian tuberkulosis

paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabumi II Kabupaten Lampung

Utara 2019.